WAWANCARA SUPERSEMAR.doc

7
1. Apa pendapat dan komenter Anda mengenai kejadian Supermar itu sendiri? Dan apa tujuan dari Supersemar itu sendiri? Dalam sejarah bangsa Indonesia, tidak ada secarik ker (konon awalnya berupa dua lembar, kemudian menurut Sudharmono dijadikan selembarkarena alasan efisiensi) yang mampu bertahan menjadi kontroversi selama hampir 5 dekade (! tahun) selain Supersemar" Dan dalam sejarah bangsa Indone pula, tidak ada kisah yang melahirkan sebuah kertas yang sanggup bertahan menjadi kontroversi selama hamper setengahabad lamanya selain Supersemar" #enapa sangat controversial$ Saya dapat memberikan % (dua) alasan& Pertama , sampai sekarang naskah asli dari Supersemar tidak pernah diketemukan" Dari analisa teknis Supersemar (yang menghasilkansetidaknya %' poin kejanggalan dari ambang aruda hingga tanda tangan Sukarno) dapat diketahui secara jelas bahwa arsip negara malah menyimpan *Supersemar #+ -." Ini artinya, /egara menyimpan surat penting yang tidak asli " Dalam buku *-0 1ahun Indonesia 2erdeka. jilid ketiga yang diterbitkan Sekretariat /egara 3epublik Indonesia, setidaknya ada % ( versi Supersemar" /amun sejarawan banyak yang dapat membuktikan ada - (tiga) versi Supersemar" 4elum lagi asumsi beberapa poin Supersemar yang (sengaja$) dihilangkan, dan tebakan naskah Supersemar (sengaja$) dilenyapkan" 1entunya kita akan tertawa mendengar alasan kenapa Supersemar harus disembunyikan (atau dilenyapkan$)ketika 4en nderson menyimpulkan wawancara narasumbernya& *2ereka (para kurir Supersemar$) lupa bahwa surat yang harus diteken Sukarno diketik di atas kertas berkop 2abes D" 6adi, (Supersemar) perlu dihilangkan karena letter head nya". Kedua , saksilangsung dari peristiwa Supersemar sudah meninggal, begitupun orang orang yang namanya disebutkan dalam sejarah Supersemar yang masih hidup memberikan pengakuan berbeda beda sehingga sulit ditebak(saya bilang ditebak, bukan disimpulkan) manakah yang benar" Saya beri gambaran sedikit& 7al yang perlu disepakati sebelumnya adalah penerima (baca& kurir) Supersemar ada - (tiga) jenderal, yaitu& 2 mirmachmud, 2ayjen" 4asuki 3achmat, dan 4igjen" 2" 6usuf yang ketiganya kemudian disebut dalam sejarah sebagai*1he #ingmakers." 2ereka bertiga ke Istana4ogor untuk menemui 8residen Sukarno membawa pesan dari Suharto" 7al yang an mirmachmud mengaku mereka bertiga menuju 4ogor menggunakan 7elicopter,sementara 2" 6usuf bilang menggunakan 6eep" Siapa yang benar$

Transcript of WAWANCARA SUPERSEMAR.doc

1. Apa pendapat dan komenter Anda mengenai kejadian Supermar itu sendiri? Dan apa tujuan dari Supersemar itu sendiri?Dalam sejarah bangsa Indonesia, tidak ada secarik kertas (konon awalnya berupa dua lembar, kemudian menurut Sudharmono dijadikan selembar karena alasan efisiensi) yang mampu bertahan menjadi kontroversi selama hampir 5 dekade (49 tahun) selain Supersemar. Dan dalam sejarah bangsa Indonesia pula, tidak ada kisah yang melahirkan sebuah kertas yang sanggup bertahan menjadi kontroversi selama hamper setengah abad lamanya selain Supersemar.Kenapa sangat controversial? Saya dapat memberikan 2 (dua) alasan: Pertama, sampai sekarang naskah asli dari Supersemar tidak pernah diketemukan. Dari analisa teknis Supersemar (yang bisa menghasilkan setidaknya 21 poin kejanggalan dari Lambang Garuda hingga tanda tangan Sukarno) dapat diketahui secara jelas bahwa arsip negara malah menyimpan Supersemar KW-3. Ini artinya, Negara menyimpan surat penting yang tidak asli. Dalam buku 30 Tahun Indonesia Merdeka jilid ketiga yang diterbitkan Sekretariat Negara Republik Indonesia, setidaknya ada 2 (dua) versi Supersemar. Namun sejarawan banyak yang dapat membuktikan ada 3 (tiga) versi Supersemar. Belum lagi asumsi beberapa poin Supersemar yang (sengaja?) dihilangkan, dan tebakan naskah Supersemar (sengaja?) dilenyapkan. Tentunya kita akan tertawa mendengar alasan kenapa Supersemar harus disembunyikan (atau dilenyapkan?) ketika Ben Anderson menyimpulkan wawancara narasumbernya: Mereka (para kurir Supersemar?) lupa bahwa surat yang harus diteken Sukarno itu diketik di atas kertas berkop Mabes AD. Jadi, (Supersemar) perlu dihilangkan karena letter head-nya.Kedua, saksi langsung dari peristiwa Supersemar sudah meninggal, begitupun orang-orang yang namanya disebutkan dalam sejarah Supersemar yang masih hidup memberikan pengakuan berbeda-beda sehingga sulit ditebak (saya bilang ditebak, bukan disimpulkan) manakah yang benar.Saya beri gambaran sedikit: Hal yang perlu disepakati sebelumnya adalah penerima (baca: kurir) Supersemar ada 3 (tiga) jenderal, yaitu: Mayjen. Amirmachmud, Mayjen. Basuki Rachmat, dan Bigjen. M. Jusuf, yang ketiganya kemudian disebut dalam sejarah sebagai The Kingmakers. Mereka bertiga ke Istana Bogor untuk menemui Presiden Sukarno membawa pesan dari Suharto. Hal yang aneh, Amirmachmud mengaku mereka bertiga menuju Bogor menggunakan Helicopter, sementara M. Jusuf bilang menggunakan Jeep. Siapa yang benar?Pengakuan mereka benar bahwa obrolan dengan Sukarno berlangsung alot, namun tidak berlebihan. Tahun 1998 anggota Cakrabiwara, Soekardjo Wilardjito, memberikan keterangan bahwa Sukarno sempat ditodong pistol. Oleh siapa? Jenderal M. Panggabean. Pengakuan Wilardjito dikuatkan Kaswadi dan Serka (Purn.) Rian Ismail, serta dicatat LBH Yogyakarta. Dan menambah keanehan lagi bahwa yang mendatangi Sukarno ternyata bukan 3 (tiga) Jenderal, namun 4 (empat) jika Jenderal M. Panggabean ikut dimasukkan. Siapa yang benar? (untuk hal satu ini saya dapat membenarkan jika penandatanganan Supersemar oleh Sukarno memang di bawah tekanan, dengan atau tanpa adegan penodongan)Kaswadi menerangkan waktu kejadian Sukarno didatangi para Jenderal adalah sekitar jam 01.00 pagi. Mereka (para Jenderal) datang ke Istana bogor menaiki Jeep. Ini artinya tanggal sudah berganti 12 Maret 1966. Dari otobiografi M. Jusuf (salah satu Jenderal tadi), ditemukan waktu kejadian sekitar 20.30 Supersemar telah diberikan kepada Suharto.

Apakah benar sudah diterima Suharto?

Amirmachmud mengatakan setelah Supersemar ditandatangani Presiden Sukarno, ketiganya mengantarkannya kepada Suharto di rumahnya. Setelah sampai di Jl. Agus Salim (rumah Suharto), ternyata dia tidak ada. Laporan mengatakan Suharto sedang berada di Markas Kostrad. Sesampainya di Markas Kostrad, Basuki Rachmat menyerahkan Supersemar kepada Suharto. Apakah benar berakhir di tangan Suharto? Nampaknya akan panjang jika diuraikan. Begitupun seterusnya sampai Supersemar yang jejaknya mulai kabur pada malam yang sama Sukarno menandatanganinya. Hanyasaja, Supersemar sudah kadung lebih besar dampaknya daripada naskah Supersemar itu sendiri.Hal ini cukup merepotkan. Jadi sampai kapan pun Supersemar akan terus jadi controversial, bahkan sejauh pengetahuan saya para sejarawan tidak cukup berhasil menemukan fakta yang ada. Alih-alih memberikan gambaran utuh tentang Supersemar, mereka hanya sebatas berhipotesa. Hipotesa tidak lebih dari tebakan dan rabaan. Dan jika saya diperkenankan beropini, maka perbedaan-perbedaan hipotesa sejarawan tadi dapat saya masukkan sebagai alasan ketiga kenapa Supersemar begitu controversial. Karena tidak dipungkiri terkaan para sejarawan (tentunya dengan metodologi ilmiahnya masing-masing) melahirkan kontroversi-kontroversi Supersemar yang lain lagi.Namun, terlepas dari hilangnya naskah asli, perbedaan kesaksian para pelaku sejarah, dan varian hipotesa sejarawan, tidak dapat menghilangkan substansi dari Supersemar yang sifatnya memberi cek kosong transfer of authority dari Sukarno ke Suharto.

2. Bagaimana kejadian Anda yakini mengenai Supersemar? (mengingat banyak sekali versi-versi surat dan cerita dari kejadian tersebut)Saya termasuk sebagian orang yang percaya bahwa peristiwa Supersemar tidak dibangun dari satu cerita. Jika membahas Supersemar, sebenarnya harus dibahas utuh daripada peristiwa-peristiwa sebelum 11 Maret 1966 itu. Atau setidaknya menuju 6 (enam) bulan sebelumnya, yaitu malam simalakama yang dikenal dengan Gestok (penyebutan Sukarno) atau Gestapu (penyebutan Suharto); 30 September 1965; malam penanaman jasad 6 Jenderal dan 1 ajudan (Jenderal Nasution yang luput dari pembunuhan) terjadi di Lubang Buaya. Stroke ringan yang dialami Presiden Sukarno, dokumen Gilchrist, ditambah isu coup Dewan Djenderal 5 Oktober 1965, membuat Letkol. Untung (Cakrabirawa) terpanggil untuk menyelamatkan Pemimpin Besar Revolusi dengan mengamankan 7 jenderal yang disebutkan dalam Dewan Djenderal tadi. Untung yang keblinger dengan isu itu akhirnya berakhir dengan eksekusi mati. PKI yang jadi kambing hitam Tragedi Lubang Buaya ini harus menerima nasib pahit pembantaian (konon) 3 juta simpatisannya. Selama 6 (enam) bulan RPKAD yang dipimpin Sarwo Edhie (mertua mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) dibantu Anshor menyisir nyawa anggota PKI (atau yang di-PKI-kan) dimana-mana. Tragedi Lubang Buaya memberi legitimasi RPKAD untuk menghacurkan PKI dan seluruh simpatisannya.Itu yang terjadi di lapis bawah. Sementara di kalangan elit terjadi perang dingin antara Istana (termasuk AU, KKO, dan Pro-Sukarno) dan Markas Kostrad (RPKAD, AD, dan pro-Suharto); Suharto (berpangkat Mayor Jenderal), yang dikenal tidak terlalu pandai namun secara mengejutkan mampu mengambil langkah yang efektif-efisien di tengah kejadian yang sangat membingungkan ini mampu mematahkan Gestok/Gestapu dalam waktu beberapa jam saja, lewat prestasinya yang tidak masuk akal ini telah berhasil mengancam Istana. Letnan Jenderal Ahmad Yani tewas, dan Sukarno menolak memberikan pangkat Menteri/Panglima Angkatan Darat yang sebelumnya disandang Yani kepada Suharto. Suharto yang menuntut pembubaran PKI ditolak mentah-mentah oleh Sukarno, lebih-lebih pembersihan cabinet dari unsur-unsur PKI (khususnya Subandrio, Waperdam I, biang kerok tersebarnya isu Dewan Djenderal).NASAKOM tidak bergeser dari niat Sukarno, dan Suharto kian geram. Dualism kepemimpinan kian meruncing. Hingga awal 1966 PKI sudah tidak menyisakan apa-apa. Rakyat bersama mahasiswa secara sepakat menghabisi PKI jika masih ada yang tersisa. Dari CC hingga kader sipil PKI dibantai tanpa belas kasihan, dan PKI secara resmi menjadi common enemy yang diduga hasil provokasi tentara.Secara tidak langsung, Presiden Sukarno sedang benar-benar dalam tekanan yang luar biasa; kewibawaan Panglima Tertinggi harus dihadapkan pada peradilan masyarakat yang sudah tidak mempercayai kepemimpinannya, dus, MPRS sudah terlanjut menobatkan Sukarno sebagai presiden seumur hidup. Terjadilah penawaran dari AD untuk Istana jika bersikukuh mempertahankan PKI, maka alternative paling logis adalah transfer of authority yang kita kenal dengan Supersemar ini.2 (dua) hari sebelum Supersemar lahir, tanggal 9 Maret 1966, 2 (dua) orang pengusaha kepercayaan Sukarno, Hasjim Ning dan M. Dasaad, diundang Asisten VII Men/Pangad Mayjen Alamsjah Ratu Perwiranegara untuk membujuk Sukarno agar memberikan kekuasaannya kepada Suharto. Pada malamnya, 2 (dua) orang ini membawa surat Suharto yang menjelaskan bahwa mereka adalah penghubung antar keduanya. Gagal bertemu Sukarno, pagi harinya, tanggal 10 Maret 1966 mereka bertemu Sukarno di Istana Bogor. Hasjim Ning yang berani menyampaikan maksud Suharto, dihardik Sukarno: Kau pun sudah pro Suharto!. Negosiasi gagal.Pagi harinya, Juamt 11 Maret 1966, ribuan mahasiswa turun ke jalan. Mereka beramai-ramai menuju Istana. Tujuan mereka adalah membubarkan sidang cabinet yang akan digelar beberapa jam kemudian, serta membawa Tritura (Tri Tuntutan Rakjat). Sementara di Monas sudah beredar pasukan liar yang menghambur bersama mahasiswa (nanti, saat sidang cabinet berjalan, pasukan liar ini akan berperan signifikan membuat sidang kacau hingga Sukarno perlu dilarikan dari Istana). Tidak jelas atas komando siapa pasukan liar ini bergerak, namun sejarah sudah sangat kuat menuding Kostrad adalah actor di belakang mereka, dan kesaksian Kemal Idris membenarkannya: Saya disuruh Pak Harto. Lalu memerintahkan Sarwo Edhie untuk menggerakkan pasukannya ke Istana untuk menangkap Bandrio.Pengerahan pasukan liar ini pun sudah direncakan setelah 4 Maret sebelumnya dalam rapat SUAD (Staf Umum Angkatan Darat), setelah keinginan Men/Pangad Letjen Suharto menangkap menteri-menteri yang terlibat G30S/PKI ditolak Presiden Sukarno. Oleh karenanya Kemal Idris menyuruh RPKAD membikin rusuh sidang cabinet yang akan berjalan.Pukul 09.00 Presiden Sukarno turun dari helicopter bersama Waperdam Subandri, Leimena, dan Chairul Saleh. Protocol istana, Amirmachmud, yang seharusnya berjaga-jaga di luar istana, diminta Sukarno untuk mengikuti sidang. Saat sidang berjalan 10 menit, Amirmachmud menerima nota dari Ajudan Senior Presiden, Brigjen Sabur, bahwa kondisi tidak aman bagi presiden. Lambaian tangan Amirmachmud sebagai kode tidak apa-apa kepada Sabur tidak cukup membuat puas, hingga 5 menit kemudian Sabut melayangkan nota lagi dengan penambahan kata sangat. Amirmachmud tidak lantas keluar Istana, sampai akhirnya Sabur menginterupsi dan menyampaikan nota itu kepada Presiden Sukarno yang waktu itu sedang berbicara. Presiden menyerahkan pimpinan sidang kepada Leimena, didampingi Subandrio dan Chairul Saleh, beliau pun dibawa ke Istana Bogor menaiki helicopter. Ada kesan Negara sedang genting di sini.Setelah sidang cabinet bubar, Basuki Rachmat berbincang-bincang dengan M. Jusuf di tangga sebelah kanan Istana Negara. Disusul kemudian Amirmachmud yang datang belakangan. Ketiganya sepakat untuk bertandang ke Jl. Agus Salim 98 (tempat dimana Suharto tinggal, yang tidak mengikuti sidang cabinet karena beralasan sakit tenggorokan) untuk mengetahui kejadian apa yang membikin presiden harus dilarikan dari sidang, lantas mereka ke Istana Bogor untuk memenuhi permintaan Suharto. Dari sini, kisah Supersemar baru dimulai.3. Menurut Anda, apakah kejadian supersemar ini sangat berpengaruh terhadap keadaan Indonesia saat ini?Sewaktu kita merdeka, lembar proklamasi yang dibacakan Sukarno pada 17 Agustus 1945 masih dapat kita lihat. Karena lembar ini begitu penting bagi sejarah bangsa. Namun tidak berlaku pada Supersemar. Surat Perintah yang hakikinya tidak bermuatan apa-apa selain surat perintah biasa dari Presiden kepada bawahannya, yang dari surat perintah itu dinasti Suharto akan langgeng selama 30 tahun lamanya, ternyata sampai sekarang tidak jelas dimana rimbanya.

Bagi saya pribadi, pencarian naskah asli dari Supersemar sudah tidak relevan. Karena Suharto ternyata lebih maju dalam menaikkanya ke level yang lebih tinggi (ada peran Adnan Buyung Nasution pula di sini). Dalam hukum Negara, hanya Presiden yang sah membubarkan suatu partai. Surat Perintah tidak memiliki power sekuat presiden. Dan karena sukarno sudah dinobatkan sebagai presiden seumur hidup oleh MPRS, langkah paling strategis yang dilakukan Suharto adalah mengukuhkan Supersemar itu sebagai Tap MPRS, lembaga yang direpresentasikan sebagai rakyat, yang levelnya lebih tinggi dari presiden. Langkah pertama Suharto, dengan legitimasi Supersemar itu, pada tanggal 18 Maret 1966 adalah mengamankan 15 menteri dari Subandrio, hingga Ir. Surachman yang harus diamankan (baca: mati) oleh Operasi Trisula karena kabur dari penangkapan dan bergabung dengan pemberontakan PKI di Blitar, Jawa Timur, termasuk Ketua MPRS, Chaerul Saleh, yang harus ditangkap pada tanggal 18 Maret 1966. Chaerul Saleh hendak digantikan Sukarno dengan Letjen Wilujo Puspojudo, namun oleh Suharto jabatan Ketua MPRS itu diberikan kepada AH. Nasution, yang pernah dipecar Sukarno. Ini artinya, Sukarno sudah tidak memiliki kawan.20 Juni-6 Juli 1966 digelar Sidang Umum MPRS IV di Istora Senayan. Tujuan Suharto untuk menggelar Sidang Umum, yang sebelumnya pernah ditolak Sukarno ini, adalah mengukuhkan Supersemar sebagai Ketetapan MPRS. Sukarno pun dipaksa untuk bertanggung jawab atas peradilan rakyat terhadapnya, dan pidato pembelaan itu dikenal dengan Nawaksara. Hasilnya: MPRS mencabut gelar presiden seumur hidup Sukarno, dan Supersemar secara hukum telah diangkat sebagai Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966, dan mengantarkan Suharto menjadi presiden pada tahun 1968.Saya tidak akan terlalu ikut campur dalam perdebatan bisakah secara hukum Supersemar naik level menjadi Tap MPRS?, karena ketetapan Tuhan sudah terlanjur tertoreh atas berkuasanya Suharto selama 3 dekade atas dasar Supersemar yang menjadi Tap MPRS ini. Jika pertanyaan Anda memiliki maksud demikian, maka saya dapat mantap menjawab bahwa Supersemar adalah pengaruh besar bagi Indonesia.4. Kejadian ini merupakan sejarah penting walaupun masih banyak terdapat kontroversi, apa sebenarnya yang harus kita lakukan sebagai masyarakat Indonesia, khususnya mahasiswa, agar tidak melupakan begitu saja mengenai peristiwa ini?Ada satu hikmah yang (semoga) dapat diambil manfaat dari kisah Supersemar: Rekonstruksi sejarah di pelajaran sekolah. Kita harus sangat bersyukur, karena sejak lengsernya Orde Baru muncul kritik masyarakat terhadap sejarah resmi Orde Baru. Masyarakat yang bingung manakah yang benar dari hakikat Supersemar mulai terbantu oleh pengungkapan fakta-fakta sejarah yang telah lama disembunyikan. Tahun 1999 telah dilakukan revisi terhadap terhadap kurikulum 1994. Hal ini berari perubahan pelajaran tentang sejarah mulai berada pada fase kejujuran, meskipun tidak ada yang signifikan terkait Pemberontakan G30S yang masih ditambahi /PKI di sana (sekali lagi harus diingatkan, Supersemar memakai legitimasi pembubaran PKI untuk mengikis kekuatan Sukarno, hingga melahirkan Tap MPRS dari Supersemar ini). Namun sialnya, ketidakjujuran ini ternyata masih ada dalam Kurikulum 2013.Dalam penjelasan materi kelas XII Suharto Nampak sebagai orang yang tidak memiliki kepentingan dalam Supersemar, dan actor penuh dalam kericuhan Monas jelang Sidang Kabinet 11 Maret 1966 adalah mahasiswa dan rakyat yang tidak puas dengan cabinet gemuk buatan Sukarno, serta membubarkan PKI yang sampai detik mereka mengempesi ban-ban tidak akan melakukannya karena berpegang teguh pada prinsip NASAKOM yang dia bangun. Sukarno terkesan memiliki dosa besar terhadap rakyat, sehingga penandatanganan Supersemar yang menggunakan Kop Mabes AD itu seakan-akan penebusan dosa beliau yang aplikasinya diserahkan kepada Suharto.

AH. Nasution pernah memberikan keterangan tentang Supersemar: Surat itu) dipakai untuk membunuh siapa saja. Memang seharusnya ada kejujuran bahwa Supersemar bukan inisiatif Sukarno, dan proses penandatangannya pun berlangsung atas tekanan yang luar biasa.