Variabilitas Senyawa Logam Berat
-
Upload
muhammad-sita-mustofa -
Category
Documents
-
view
241 -
download
0
Transcript of Variabilitas Senyawa Logam Berat
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
1/64
VARIABILITAS SENYAWA LOGAM BERAT(Pb, Cd, Cu, Ni dan Zn) TERLARUT DAN SEDIMEN DI
PERAIRAN TELUK JAKARTA
ANMA HARI KUSUMA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
2/64
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
3/64
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Variabilitas Senyawa
Logam Berat (Pb, Cd, Cu, Ni dan Zn) Terlarut dan Sedimen di Perairan Teluk
Jakarta adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2015
Anma Hari Kusuma
NIM C551130061
* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerjasama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerjasama yang terkait.
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
4/64
RINGKASAN
ANMA HARI KUSUMA. Variabilitas Senyawa Logam Berat (Pb, Cd, Cu, Ni dan
Zn) Terlarut dan Sedimen di Perairan Teluk Jakarta. Dibimbing oleh TRI
PRARTONO, AGUS SALEH ATMADIPOERA dan TASLIM ARIFIN.
Teluk Jakarta telah mengalami degradasi lingkungan yang diakibatkan
oleh masukan dari berbagai kegiatan didaratan yang semakin tinggi dari waktu ke
waktu. Teluk Jakarta termasuk ke dalam wilayah yang relatif tertutup sebagai
tempat bermuara 13 sungai yang mengalir melalui kawasan padat industri dan
pemukiman. Hal ini mengakibatkan perairan Teluk Jakarta sangat rentan terhadap
berbagai tekanan ekologis dan membahayakan bagi kehidupan masyarakat yang
ada disekitarnya. Salah satu materi yang dapat membahayakan adalah logam
berat. Di suatu perairan logam berat sangat bervariasi baik secara spasial dan
temporal maupun mengalami spesiasi membentuk senyawa yang komplek. Oleh
karena itu sangat penting untuk mengetahui kondisi profil distribusi dari logam
berat di suatu perairan khususnya Teluk Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menjelaskan proses dan sumber logam berat terlarut dan sedimen di
perairan Teluk Jakarta. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan April hingga
September 2014 di perairan Teluk Jakarta dengan menggunakan metode APHA
(2012).
Pola arus saat pasang, arus pasut masuk ke dalam teluk dari mulut teluk
bagian Timur menuju daerah pantai Teluk Jakarta dan akhirnya keluar melalui
mulut teluk bagian Barat. Pola distribusi salinitas dan derajat keasaman (pH)
mengindikasikan kondisi hidro-oseanografi Teluk Jakarta sebagian besar
dipengaruhi oleh aktivitas dari daratan. Pola distribusi logam berat sedimen lebihmampu mengindikasikan sumber dari logam berat dibandingkan dengan yang ada
di kolom air. Hal ini karena kolom air bersifat dinamis akibat variasi sirkulasi arus
laut sedangkan sedimen bersifat relatif stabil. Pola logam berat terlarut yang
diperkuat dengan pola logam berat sedimen menunjukkan sumber dari logam
berat Pb, Cu dan Zn berasal dari daratan sedangkan Cd dan Ni sudah ada dari laut
itu sendiri..
Kata kunci : Teluk Jakarta, sirkulasi laut, logam berat terlarut dan logam berat
sedimen
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
5/64
SUMMARY
ANMA HARI KUSUMA. Variability of Heavy Metal Compound (Pb, Cd, Cu, Ni
and Zn) Dissolved and Sediment in Jakarta Bay. Supervised by TRI PRARTONO,
AGUS SALEH ATMADIPOERA and TASLIM ARIFIN.
Jakarta Bay have experience environmental degradation result from input
from a variety of activities from terrestrial which excelsior over time. Jakarta Bay
is included in region relatively closed as the place empties 13 rivers flowing
through region over industrial and settlement areas. In this case effected Jakarta
Bay very susceptible about a variety of ecological pressure and endangered for the
scocety life around. One of material that may be harmful is heavy metal. In waters
heavy metal is very have variation in spatial and temporal although experience
speciation make complex compound. Therefore,it is very important to know
condition profile ditribution of heavy metal in Jakarta Bay. The purpose of this
research is to explain the process and the source of heavy metal through patterndissolved heavy metals and sediment in the Jakarta Bay. This research has been
conducted from April to September 2014 in the Jakarta Bay by using a method of
APHA ( 2012).
The pattern of tidal current in the Jakarta Bay included mouth bay from
east and exit from west. The distribution of salinity and acidity (pH) to indicate
condition of hydro-oceanography in the Jakarta Bay a considerable part
influenced input supply from the terrestrial. The distribution of heavy metals in
the sediments more than capable of indicated the source heavy metals than in the
water column. It is because in the water column is dynamic effetct hidro-
oceanography while in the sediment is relatively stable. The distribution ofdissolved heavy metals were support with distribution heavy metals in sediment to
indicate the source of heavy metals for Pb, Cu and Zn are from the terrestrial,
while for Cd and Ni from the sea.
Keywords : Jakarta Bay, sea circulation, disolved heavy metal and heavy metal in
sediment
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
6/64
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
7/64
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
padaProgram Studi Ilmu Kelautan
ANMA HARI KUSUMA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
VARIABILITAS SENYAWA LOGAM BERAT
(Pb, Cd, Cu, Ni dan Zn) TERLARUT DAN SEDIMEN DI
PERAIRAN TELUK JAKARTA
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
8/64
Penguji luar komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Sigid Haryadi, MSc
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
9/64
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
10/64
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa t a’ala atas
segala karunia-Nya berupa kesehatan dan keluangan waktu sehingga penelitiantesis mengenai Variabilitas Senyawa Logam Berat (Pb, Cd, Cu, Ni dan Zn)
Terlarut dan Sedimen di Perairan Teluk Jakarta berhasil diselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Tri Prartono MSc, Bapak
Dr Ir Agus Saleh Atmadipoera DESS dan Bapak Dr Ir Taslim Arifin selaku
pembimbing, serta Bapak Tri Hartanto MSi yang telah banyak memberi saran. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Muhammad Ramdan
dan Bapak Lesmana Hadi Wijaya, Dewa Adyatama yang telah membantu selama
pengumpulan data penelitian. Penelitian ini dibiayai oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir (P3SDLP)-Badan Penelitian dan
Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP). Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dankasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
perbaikan dimasa mendatang.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2015
Anma Hari Kusuma
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
11/64
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Kerangka Pemikiran 2
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
Hipotesis Penelitian 3
2 METODE 5
Waktu dan Lokasi 5
Alat dan Bahan 6
Sumber Data 7
Pengukuran Parameter Hidro-Oseanografi 7
Pengambilan Contoh Air Laut 7
Pengambilan Contoh Sedimen 8
Analisis Partikel Tersuspensi (TSS) 8
Analisis Logam Berat Terlarut 8
Analisis Logam Berat Sedimen 8
Analisis Data 93 HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Kondisi Hidro-Oseanografi di Perairan Teluk Jakarta pada Bulan April
dan Bulan September 9
Konsentrasi Logam Berat Terlarut di Perairan Teluk Jakarta pada Bulan
April dan Bulan September 23
Hubungan Logam Berat Terlarut dengan Salinitas pada Bulan
April dan Bulan September 29
Konsentrasi Logam Berat Sedimen di Perairan Teluk Jakarta pada Bulan
April dan Bulan September 31
4 SIMPULAN DAN SARAN 40Simpulan 40
Saran 40
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN 46
RIWAYAT HIDUP 50
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
12/64
DAFTAR TABEL
1 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian 6
2 Sumber data yang digunakan dalam penelitian 7
DAFTAR GAMBAR
1 Skema kerangka pemikiran 4
2
Peta lokasi penelitian 5
3 Kondisi pasang surut pada saat (a) pengambilan sampel pada bulan
April (b) pengambilan sampel pada bulan September di perairan Teluk
Jakarta 10
4
Validasi data arus simulasi (a) dengan data arus pengukuran lapang (b)
pada bulan April di perairan Teluk Jakarta 11
5
Validasi data arus dengan data tinggi muka laut (SSH) pada bulanSeptember di perairan Teluk Jakarta 12
6 Validasi arus rata-rata pada bulan April (a) dan bulan September (b)
di perairan Teluk Jakarta 13
7 Hasil simulasi pola arus pada saat muka air (mean sea level ) menuju
pasang tertinggi (a) dan pasang tertinggi (b) di perairan Teluk Jakarta
pada bulan April 15
8 Hasil simulasi pola arus pada saat muka air (mean sea level ) menuju
surut terendah (a) dan surut terendah (b) di perairan Teluk Jakarta pada
bulan April 17
9
Hasil simulasi pola arus rata-rata pada bulan April (a) dan bulan
September (b) di perairan Teluk Jakarta 19 10
Kondisi suhu permukaan bulan (a) April dan (b) September, salinitas
permukaan bulan (c) April dan (d) September, derajat keasaman (pH)
permukaan bulan (e) April dan (f) September 21
11 Kondisi partikel tersuspensi (TSS) permukan bulan (a) April dan (b)
September serta kekeruhan permukaan bulan (c) April dan (f)
September 22
12 Pb terlarut pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta 24
13 Cd terlarut pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta 25
14
Cu terlarut pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairanTeluk Jakarta 26
15 Ni terlarut pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta 27
16 Zn terlarut pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta 28
17
Hubungan (a) Pb, (b) Cd, (c) Cu, (d) Ni dan (e) Zn terlarut dengan
salinitas permukaan pada bulan April dan bulan September 31
18 Pb sedimen pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta 33
19 Cd sedimen pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta 34
http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc330897740http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Tesis-DisertasiCustom.dotx%23_Toc331485165http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Tesis-DisertasiCustom.dotx%23_Toc331485165http://e/PPKI/CD%20PPKI/CD/Templat/Skripsi-Custom.dotx%23_Toc330897740
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
13/64
20 Cu sedimen pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta 36
21 Ni sedimen pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta 37
22
Zn sedimen pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairanTeluk Jakarta 38
DAFTAR LAMPIRAN
1 Data suhu, salinitas, derajat keasaman (pH), dan partikel tersuspensi
(TSS) bulan April 2014 di perairan Teluk Jakarta 46
2
Data Pb, Cd, Cu, Ni dan Zn terlarut bulan April 2014
di perairan Teluk Jakarta 46
3 Data Pb, Cd, Cu, Ni dan Zn sedimen bulan April 2014
di perairan Teluk Jakarta 47 4 Data suhu, salinitas, derajat keasaman (pH), dan partikel tersuspensi
(TSS) bulan September 2014 di perairan Teluk Jakarta 47
5 Data Pb, Cd, Cu, Ni dan Zn terlarut bulan September 2014 di
perairan Teluk Jakarta 48
6 Data Pb, Cd, Cu, Ni dan Zn sedimen bulan September 2014
di perairan Teluk Jakarta 48
7 Dokumentasi penelitian 49
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
14/64
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
15/64
1
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teluk Jakarta telah mengalami degradasi lingkungan yang diakibatkan
oleh masukan dari berbagai kegiatan di daratan yang semakin tinggi dari waktu ke
waktu. Berbagai penelitian mengenai Teluk Jakarta telah dilakukan cukup lama
mulai dari Yatim et al . (1979) diikuti dengan berbagai penelitian lain hingga saat
ini seperti Hutagalung (1996), Williams et al . (2000), Lestari dan Edward (2004),
Sanusi et al . (2005), Sutisna (2007) Arifin dan Fadlina (2009), Hamzah dan
Setiawan (2010) dan Mustarudin (2013). Degradasi Teluk Jakarta diindikasikan
dengan berbagai peristiwa seperti semakin sering terjadinya peristiwa blooming
fitoplankton (Wardiatno et al . 2004), penurunan kualitas hidup pada kerang hijau
(Jalius et al . 2008) dan kerusakan ekosistem terumbu karang (Estradivarti et al .
2007). Teluk Jakarta termasuk ke dalam wilayah yang relatif tertutup sebagaitempat bermuara 13 sungai yang mengalir dengan melalui berbagai kawasan padat
industri dan pemukiman. Hal ini mengakibatkan perairan Teluk Jakarta sangat
rentan terhadap berbagai tekanan ekologis dan membahayakan bagi kehidupan
masyarakat yang ada disekitarnya.
Salah satu materi yang dapat membahayakan adalah logam berat (logam
dengan berat massa atom lebih dari 5 gr/cm3) (Buffle dan Vitre 1994). Logam
berat sangat berbahaya karena bersifat toksik dan akumulatif. Logam berat
mampu membentuk ikatan komplek yang sulit terlepas saat masuk ke dalam tubuh
organisme (Palar 1994). Di suatu perairan logam berat sangat bervariasi baik
secara spasial dan temporal maupun mengalami spesiasi membentuk senyawa
yang komplek. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui kondisi profildistribusi dari logam berat di suatu perairan khususnya Teluk Jakarta. Berbagai
penelitian mengenai logam berat telah banyak dilakukan, mulai dari logam berat
dalam bentuk terlarut (Lestari dan Edward 2004), dalam organisme (Riyani 2010)
dan dalam sedimen (Rochyatun dan Razak 2007) namun masih bersifat
menggambarkan konsentrasi logam berat masih sangat bervariasi dari waktu ke
waktu. Penelitian ini memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap logam berat
baik terlarut maupun sedimen seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), tembaga (Cu),
nikel (Ni) dan seng (Zn) yang berkaitan dengan pasokan input materi dan
pengaruhnya terhadap kondisi perairan Teluk Jakarta.
Perumusan Masalah
Teluk Jakarta merupakan perairan yang terletak pada posisi 5º 56’ 15’’-6º 55’30’’ LS dan 106º 43’ 00’’-106º 59’ 30’’ BT di sebelah utara kawasan metropolisIbukota Jakarta yang padat dengan berbagai aktivitas. Perairan Teluk Jakarta
dibatasi oleh dua Tanjung, yaitu Tanjung Pasir di sebelah barat dan Tanjung
Karawang di sebelah timur yang memiliki panjang teluk sekitar 40 km dengan
luas sekitar 490 km2 (Ilahude 1995). Terdapat tiga sistem sungai besar yang
mengontrol wilayah perairan Teluk Jakarta yaitu Sungai Cisadane di bagian Barat,
Sungai Ciliwung di bagian Tengah dan Sungai Citarum di bagian Timur dengan
luas area tangkapan 6000 km
2
. Hal yang membuat Teluk Jakarta menarik untuk
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
16/64
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
17/64
3
aloton (allothoneous) dan autoton (autothoneous) (Sanusi 2006). Sumber aloton
merupakan sumber yang berasal dari luar sistem perairan melalui sungai maupun
atmosfer seperti proses pelapukan, erupsi gunung berapi dan presipitasi sedangkan
sumber autoton merupakan sumber yang berasal dari laut itu sendiri seperti proses
adveksi, pengadukan, biodegradasi bahan organik dan disolusi. Kondisi perairanyang masih alami tidak tercermin dari perairan Teluk Jakarta karena sumber
logam berat yang masuk ke dalam perairan Teluk Jakarta bukan saja berasal dari
sumber alami namun juga dari antropogenik yang berasal dari aktivitas industri
dan pelabuhan yang membuang limbahnya secara langsung maupun melalui
sungai menuju kawasan dekat daratan Teluk Jakarta (Gambar 1). Pada penelitian
ini dilakukan analisa sampel air dan sedimen untuk dianalisa logam berat (Pb, Cd,
Cu, Ni dan Zn) terlarut dan sedimen pada bulan April dan September. Perbedaanwaktu dan lokasi penelitian diperkirakan akan memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap proses dan sumber dari logam di perairan Teluk Jakarta. Informasi mengenai
proses dan sumber logam berat terlarut dan sedimen ini diharapkan mampu untuk
menggambarkan kondisi terkini sehingga mampu memberikan solusi dalammenyelesaikan permasalahan lingkungan dekat daratan khususnya perairan Teluk
Jakarta.
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan proses dan sumber logam berat melalui perbandingan pola
distribusi logam berat terlarut dan sedimen pada bulan April dan bulan
September di Perairan Teluk Jakarta.
2.
Menentukan distribusi dan pola konsentrasi logam berat Pb, Cd, Cu, Ni dan Zn
terlarut ditinjau dari salinitas pada bulan April dan bulan September di Perairan
Teluk Jakarta.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
informasi mengenai sebaran logam berat Pb, Cd, Cu, Ni dan Zn terlarut dan
sedimen pada bulan April dan September di perairan Teluk Jakarta, sehingga
dapat digunakan bagi perencanaan, pengelolaan dan pengkajian wilayah dekat
daratan secara berkelanjutan oleh pihak yang berkepentingan.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1.
Pola distribusi logam berat terlarut pada bulan April dan bulan September
sangat dipengaruhi oleh pola arus di wilayah perairan Teluk Jakarta.
2.
Sumber logam berat terlarut dan sedimen di wilayah perairan Teluk Jakarta
berasal dari daratan.
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
18/64
4
Gambar 1 Skema kerangka pemikiran
4
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
19/64
5
2 METODE
Waktu dan Lokasi
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Desember 2014. Waktudan lokasi pengambilan sampel pada bulan April dilakukan pada tanggal 1-3 April
2014 sedangkan pada bulan September dilakukan pada tanggal 10-12 September
2014 di perairan Teluk Jakarta. Analisis logam berat terlarut dan sedimen pada
bulan April dilakukan pada tanggal 4 April 2014 sedangkan pada bulan
September dilakukan pada tanggal dilakukan pada tanggal 13 September 2014 di
Laboratorium Produktivitas Lingkungan Departemen MSP-IPB sedangkan untuk
pengolahan data dilakukan di Laboratorium Oseanografi Kimiawi Departemen
ITK-IPB. Peta Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Peta lokasi penelitian
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
20/64
6
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Van Dorn, Van Veen,
Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) dan Atomic Absorbtion
Spectofotometer (AAS) sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian iniantara lain akuades, HNO3, MIBK dan APDC. Alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian ini secara spesifik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
Keterangan : PA = Jenis prinsip analisis
Alat Bahan
Nama Spesifikasi Nama Spesifikasi
GPS Garmin Map 76 Kertas Saring Whatman 41
Van Dorn Philip BL 1516 Akuades (PA)
Van Veen Precisa XT 220 A Alumium Foil Klinpak 8 m X 30 cm
TOAA U 50 Series Larutan Buffer (PA)
ADCP AWAC Nortek NH4Cl (PA)
Refraktometer XY-8765 MIBK (PA)
pH meter Stabech AT- 9533 HCl (PA)
Turbidimeter D-600 APDC (PA)
Oven EYELA NDO-400 NaNO3 (PA)
Penangas Sanken 562221 H2O2 (PA)
Pompa Vakum Model VE115N HNO3 (PA)
Desikator Thermolyne MAXI Kertas Label Mariko 18 mm X 38 mm
Pipet Volumetrik Pyrex Tissue PaseoPerangkat Lunak Surfer 8
Perangkat Lunak Microsoft Excel
2007
Perangkat Lunak MATLAB 2010
Perangkat Lunak LINUX
Laptop Acer Aspire 4736
Atomic Absorbtion
Spectofotometer (AAS)
Pin Aacle 900 H
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
21/64
7
Sumber Data
Data arus, pasang surut, suhu, salinitas, kekeruhan, derajat keasaman (pH),
partikel tersuspensi (TSS), logam berat baik terlarut maupun sedimen
menggunakan data primer atau data hasil pengukuran lapang sedangkan untukdata model arus digunakan data sekunder P3SDLP Balitbang-KP. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Sumber data yang digunakan dalam penelitian
Jenis Data Sifat Data Sumber Data Satuan
Primer Sekunder
Arus √ Survei Lapang2014
m/s
Model Arus √ P3SDLPBalitbang-KP dan
Regional Ocean Modeling
Simulation
(ROMS)
cm/s
Pasang Surut √ P3SDLPBalitbang-KP
m
Suhu Survei Lapang
2014⁰C
Kekeruhan Survei Lapang
2014
NTU
Salinitas √ Survei Lapang2014
psu
Derajat
Keasaman (pH)
√ Survei Lapang2014
-
Partikel
Tersuspensi(TSS)
√ Survei Lapang2014
mg/l
Logam Berat
Terlarut
√ Survei Lapang2014
mg/l
Logam Berat
Sedimen√ Survei Lapang
2014
mg/kg
Pengukuran Parameter Hidro-Oseanografi
Parameter hidro-oseanografi untuk fisika perairan meliputi suhu, arus dan
pasang surut menggunakan data lapang dan sekunder tahun 2014 dari P3SDLP
Balitbang-KP. Untuk kimia perairan yang dilakukan pengukuran di lapangan
meliputi salinitas, kekeruhan dan derajat keasaman (pH) dilakukan menggunakan
alat TOAAU 50 Series sedangkan logam berat dilakukan pengambilan contoh air
dan sedimen untuk dianalisis di laboratorium melalui penjelasan sebagai berikut.
Pengambilan Contoh Air Laut
Contoh air laut diambil menggunakan Van Dorn Water Sampler dengan
volume 2 liter yang terbuat dari bahan Poly Vinyl Clorida (PVC). Contoh air laut
dimasukkan ke dalam botol polyetilen bersih sesuai standar APHA (2012) dengan
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
22/64
8
volume 1 liter dan disimpan di dalam kotak es selama proses transportasi menuju
laboratorium untuk dilakukan analisis.
Pengambilan Contoh Sedimen
Contoh sedimen diambil menggunakan Van Veen Grab. Contoh sedimen
dimasukkan ke dalam botol polyetilen bersih sesuai standar APHA (2012) dengan
volume 250 ml dan disimpan di dalam kotak es selama proses transportasi menuju
laboratorium untuk dilakukan analisis.
Analisis Partikel Tersuspensi (TSS)
Analisis partikel tersuspensi mengikuti prosedur APHA (2012) yang
secara singkat diuraikan sebagai berikut. Contoh air laut sebanyak 100 ml disaring
menggunakan filter selulosa dengan ukuran 0.45 (bersih, kering dan ditimbang
berat awal). Filter selulosa hasil penyaringan selanjutnya dikeringkan dalam oven103 °C sampai 105 °C selama 1 jam. Filter selulosa didinginkan dalam desikator
dan ditimbang untuk didapatkan berat akhir.
Analisis Logam Berat Terlarut
Analisis logam berat terlarut mengikuti prosedur APHA (2012) yang
secara singkat diuraikan sebagai berikut. Contoh air laut sebanyak 250 ml disaring
menggunakan filter selulosa dengan ukuran 0.45 µm dan selanjutnya ditambahkan
asam nitrat (HNO3) pekat sampai pH < 2 lalu diekstraksi dengan 5 ml APDC dan
25 ml MIBK. Hasil ekstraksi dalam fase organik selanjutnya dilarutkan kembali
dengan menambahkan 2 ml asam nitat (HNO3) pekat sehingga terbentuk ion
logam yang larut dalam fase air. Konsentrasi logam berat diukur nilainya dengan
mengguankan AAS Pin Aacle 900 H dengan deteksi limit 0.001 ppm.
Analisis Logam Berat Sedimen
Analisis logam berat dalam sedimen mengikuti prosedur APHA (2012)
yang secara singkat diuraikan sebagai berikut. Contoh sedimen sebanyak 50 gr
dikeringkan terlebih dahulu dalam oven pada suhu 103-105 °C selama 1 hari.
Contoh sedimen didinginkan pada desikator dan ditimbang sebanyak 1 gr. Contoh
sedimen dimasukkan ke dalam gelas beker kemudian ditambahkan 5 ml HNO3dan dipanaskan diatas penangas hingga volume berkurang menjadi 1 ml. Contoh
sedimen ditambahkan lagi 10 ml HNO3 dan 10 ml HClO4 hingga menjadi larutan.Larutan dipanaskan kembali hingga volume berkurang menjadi 5 ml sampai tidak
ada asap putih yang muncul. Larutan didinginkan dan disaring dengan filter
selulosa dengan ukuran 0.45 µm kemudian dibilas dengan akuades sampai volume
100 ml. Larutan dimasukkan ke dalam botol sampel dan diinjeksi dengan
menggunakan AAS Pin Aacle 900 H dengan deteksi limit 0.001 ppm.
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
23/64
9
Analisis Data
Analisis data arus dan pasang surut dilakukan dengan melihat arah,
kecepatan dan tinggi elevasi menggunakan Matlab 9, sedangkan suhu, salinitas,
derajat keasaman (pH), partikel tersuspensi (TSS), kekeruhan, logam berat terlarutdan sedimen dilakukan dengan melihat pola distribusi konsentrasi menggunakan
Microsoft Excel .
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Hidro-Oseanografi di Perairan Teluk Jakarta pada Bulan April dan
Bulan September
Perairan Teluk Jakarta merupakan perairan yang relatif dangkal sehingga
sangat dipengaruhi oleh kondisi hidro-oseanografi (Hadikusumah 2007). Nilai
elevasi pasang surut pada saat pengambilan sampel pada bulan Aprilmenunjukkan tunggang pasang surut (pasut) mencapai 0.5 m dengan pasang
tertinggi 0.9 m dan surut terendah 0.4 m (Gambar 3a) sedangkan pada saat
pengambilan sampel pada bulan September menunjukkan tunggang pasut juga
mencapai 0.3 m dengan pasang tertinggi 0.7 m dan surut terendah 0.4 m (Gambar
3b). Pasang surut di Teluk Jakarta bersifat tunggal dengan kisaran pasang tertinggi
0.4-1.54 m dan surut terendah 0.02-0.86 m (Ilahude dan Lisaputra 1980; Indriani
et al . 2010; Lubis dan Yosi 2012 dan Newyeara et al . 2014). Pengambilan sampel
pada tanggal 1 April 2014 untuk stasiun 13 pada jam 11:01 pada saat surut,
stasiun 10 pada jam 12:45 pada saat surut, stasiun 7 pada jam 15:50 pada saat
surut menuju pasang, stasiun 4 pada jam 16:20 pada saat surut menuju pasang dan
satsiun 1 pada jam 16:57 pada saat surut menuju pasang. Titik pengambilan
sampel tanggal 2 April 2014 untuk stasiun 14 pada jam 11:52 pada saat surut,
stasiun 11 pada jam 12:28 pada saat surut, stasiun 8 pada jam 14:01 pada saat
surut, stasiun 5 pada jam 14:32 pada saat surut menuju pasang dan stasiun 2 pada
jam 15:01 pada saat surut menuju pasang. Untuk titik pengambilan sammpel pada
3 April 2014 untuk stasiun 15 pada jam 11:27 pada saat surut, stasiun 12 pada jam
11:57 pada saat surut, stasiun 9 pada jam 12:25 pada saat surut, stasiun 6 pada jam
12:53 pada saat surut dan stasiun 3 pada jam 13:25 pada saat surut. Kondisi
pasang surut pada saat pengambilan sampel yang dilakukan pada bulan April
sebagian besar berada dalam kondisi muka air surut.
Pada bulan September titik pengambilan sampel yang dilakukan padatanggal 10 September 2014 untuk stasiun 15 pada jam 10:07 pada saat pasang,
stasiun 12 pada jam 11:40 pada saat pasang, stasiun 9 pada jam 13:14 pada saat
pasang, stasiun 6 pada jam 13:51 pada saat pasang dan stasiun 3 pada jam 14:24
pada saat pasang. Titik pengambilan sampel tanggal 11 September 2014 untuk
stasiun 14 pada jam 09:45 pada saat pasang, stasiun 11 pada jam 10:23 pada saat
pasang, stasiun 8 pada jam 11:40 pada saat pasang, stasiun 5 pada jam 13:55 pada
saat pasang dan stasiun 2 pada jam 14:14 pada saat pasang. Untuk titik
pengambilan sampel pada 12 September 2014 untuk staisun 13 pada jam 09:13
pada saat pasang, stasiun 10 pada jam 09:47 pada saat pasang, stasiun 7 pada jam
10:39 pada saat pasang, stasiun 4 pada jam 11:15 pada saat pasang dan stasiun 1
pada jam 11:50 pada saat pasang. Kondisi pasang surut pada saat pengambilan
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
24/64
10
sampel yang dilakukan pada bulan September sebagian besar berada dalam
kondisi muka air pasang. Pengambilan sampel yang dilakukan pada bulan April
pada saat kondisi surut dan pengambilan sampel yang dilakukan pada bulan
September pada saat kondisi pasang berkaitan dengan perbedaan pola sirkulasi
arus pasang surut di perairan Teluk Jakarta. Hal ini diduga yang menyebabkan perbedaan variasi konsentrasi logam berat di perairan Teluk Jakarta. Kondisi
pasang surut perairan Teluk Jakarta saat penelitian pada bulan April dan bulan
September dapat dilihat pada Gambar 3a dan 3b.
(a)
(b)
Gambar 3 Kondisi pasang surut pada saat kondisi (a) pengambilan sampel pada
bulan April (b) pengambilan sampel pada bulan September di perairan
Teluk Jakarta.
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
25/64
11
Validasi arus hasil simulasi perlu dilakukan agar dapat diketahui sejauh
mana penyimpangan dari hasil simulasi yang telah dilakukan. Suatu hasil simulasi
dapat dikatakan valid jika hasil simulasi memiliki pola yang konsisten dengan
data lapangan. Validasi arus pasang surut pada bulan April dilakukan dengan
membandingkan arus hasil simulasi pada grid yang terpilih dengan data pengukuran lapangan pada tanggal 15-18 April 2014 dengan koordinat 6.0853 LS
dan 106.7701 BT. Kecepatan minimum, rata-rata dan maksimum arus hasil
simulasi adalah sebesar 0 cm/s, 1.6 cm/s dan 5.2 cm/s, sedangkan kecepatan
minimum, rata-rata dan maksimum arus total hasil pengukuran lapang sebesar 0
cm/s, 7.6 cm/s dan 18 cm/s. Hasil validasi data arus hasil simulasi dengan arus
total pengukuran lapang untuk arah arus sebagian besar dominan sama namun
untuk kecepatan arus terdapat perbedaan. Kecepatan arus hasil pengukuran lapang
jauh lebih besar dibandingkan kecepatan arus hasil simulasi. Perbedaan hasil
kecepatan arus pengukuran lapang dibandingkan kecepatan arus dari hasil
simulasi disebabkan karena simulasi arus yang dilakukan hanya menggunakan
pasang surut dan angin saja sebagai gaya pembangkit arus sedangkan di alamgaya pembangkit arus sangat komplek sehingga terdapat perbedaan pola antara
data yang dihasilkan simulasi model arus dengan data pengukuran lapang. Secara
umum arah arus hasil simulasi dapat digunakan untuk melihat kondisi sirkulasi
arus di perairan Teluk Jakarta pada bulan April. Validasi data arus pasang surut
pada bulan April di perairan Teluk Jakarta dapat dilihat pada Gambar 4a dan 4b.
(a)
(b)
Gambar 4 Validasi data arus pasang surut simulasi (a) dengan data arus
pengukuran lapang (b) pada bulan April di perairan Teluk Jakarta.
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
26/64
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
27/64
13
rata-rata pada bulan April dan September di perairan Teluk Jakarta dapat dilihat
pada Gambar 6a dan 6b.
(a)
(b)
Gambar 6 Validasi arus rata-rata pada bulan April (a) dan bulan September (b)
di perairan Teluk Jakarta (Atmadipoera AS 11 Juni 2015,
komunikasi pribadi).
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
28/64
14
Simulasi sirkulasi arus pasang surut pada bulan April dan September di
perairan Teluk Jakarta dilakukan berdasarkan pada kondisi pasang dan surut. Pada
kondisi pasang terdapat dua tinjauan terhadap muka air, yaitu pada saat muka air
(mean sea level ) menuju pasang tertinggi dan pada saat muka air berada pada
pasang tertinggi. Pada saat surut terdapat dua tinjauan terhadap muka air, yaitu pada saat muka air (mean sea level ) menuju surut terendah dan pada saat muka air
berada pada surut terendah. Data arus hasil simulasi yang dihasilkan merupakan
nilai kecepatan arus rata-rata untuk seluruh kolom perairan yang telah
diintegrasikan terhadap kedalaman dari dasar sampai ke permukaaan bebas. Pola
arus bulan April pada saat kondisi muka air (mean sea level ) menuju pasang
tertingi arus masuk ke dalam teluk dari bagian mulut teluk sebelah Timur dan
selanjutnya bergerak ke dalam teluk melewati daerah pantai Teluk Jakarta yang
akhirnya keluar teluk melalui mulut teluk bagian Barat (Gambar 7a). Pada daerah
tengah teluk terlihat kecepatan arus lebih besar dibandingkan dengan dekat pantai.
Hal ini terjadi akibat adanya perubahan kedalaman dari arah mulut teluk ke arah
pantai yang semakin dangkal sehingga kecepatan arus akan semakin kecil akibatadanya pengaruh gesekan dasar perairan yang akan mengurangi kecepatan arus.
Pola arus bulan September yang dihasilkan dari Regional Ocean Modelling
System (ROMS) pada saat kondisi muka air (mean sea level ) menuju pasang
tertingi menunjukkan hasil yang konsisten dengan bulan April dimana arus masuk
ke dalam teluk dari bagian mulut teluk sebelah Timur dan selanjutnya bergerak ke
dalam teluk melewati daerah pantai Teluk Jakarta yang akhirnya keluar teluk
melalui mulut teluk bagian Barat (Atmadipoera AS 11 Juni 2015, komunikasi
pribadi). Pola arus pada saat kondisi muka air (mean sea level ) menuju pasang
tertinggi di perairan Teluk Jakarta arus masuk ke dalam teluk dari Timur melewati
pantai dan akhirnya keluar melalui bagian Barat dengan kecepatan rata-rata
sebesar 0.098-18 cm/s (Putri dan Mihardja 1999; Suriwati et al . 2004; Sanusi et
al . 2005 dan Newyeara et al . 2014). Pola arus pada saat kondisi muka air pasang
tertinggi telihat pola arus tidak beraturan dan kecepatan arus mulai berkurang
(Gambar 7b). Pola arus bulan September yang dihasilkan dari Regional Ocean
Modelling System (ROMS) pada saat kondisi muka air (mean sea level ) pasang
tertingi menunjukkan hasil yang konsisten dengan bulan April dimana telihat pola
arus tidak beraturan dan kecepatan arus mulai berkurang (Atmadipoera AS 11
Juni 2015, komunikasi pribadi). Pola arus pada saat kondisi muka air pasang
tertinggi telihat pola arus tidak beraturan dengan kecepatan sebesar 7.7 cm/s
(Suriwati et al . 2004). Besarnya kecepatan arus pada saat kondisi muka air saat
pasang tertinggi berbeda dengan saat muka air (mean sea level ) menuju pasangtertinggi. Kecepatan arus pada saat muka air (mean sea level ) menuju pasang
tertinggi lebih besar dengan pola yang lebih teratur dibandingkan dengan muka air
pada saat pasang tertinggi yang tidak teratur. Hal ini karena pada saat kondisi
muka air pasang tertinggi terdapat keadaan yang hampir setimbang atau sama rata
di atas posisi duduk tengah (mean sea level ) terhadap muka air sehingga
perbedaan gradien tekanan sangat kecil atau hampir tidak ada perbedaan gradien
terhadap muka air. Kecilnya perbedaan gradien tekanan membuat pergerakan
masa air juga menjadi semakin kecil sehingga pada kondisi ini kecepatan arus
sangat kecil sekali dengan arah arus yang tidak beraturan. Kondisi sebaliknya
terjadi pada saat muka air (mean sea level ) menuju pasang tertinggi. Pada kondisi
ini terdapat perbedaan gradien tekanan yang cukup besar sehingga membuat
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
29/64
15
pergerakan massa air semakin besar juga sehingga pada kondisi ini kecepatan arus
sangat besar dengan arah yang beraturan bergerak dari Timur masuk ke dalam
teluk melewati pantai dan keluar melalui Barat. Hasil simulasi pola arus pada saat
muka air (mean sea level ) menuju pasang tertinggi dan pada saat muka air berada
pada pasang tertinggi pada bulan April dapat dilihat pada Gambar 7a dan 7b.
(a)
(b)
Gambar 7 Hasil simulasi pola arus pada saat muka air (mean sea level ) menuju
pasang tertinggi (a) dan pasang tertinggi (b) di perairan Teluk
Jakarta pada bulan April (Pranowo et al . 2014).
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
30/64
16
Pola arus pada saat kondisi muka air (mean sea level ) menuju surut
terendah terlihat arus bergerak masuk ke dalam teluk melalui mulut teluk bagian
Barat dan bergerak ke daerah pantai Teluk Jakarta yang akhirnya keluar teluk
melalui mulut teluk bagian Timur (Gambar 8a). Pola arus bulan September yang
dihasilkan dari Regional Ocean Modelling System (ROMS) pada saat kondisimuka air (mean sea level ) menuju surut terendah menunjukkan hasil yang
konsisten dengan bulan April dimana arus terlihat arus bergerak masuk ke dalam
teluk melalui mulut teluk bagian Barat dan bergerak ke daerah pantai Teluk
Jakarta yang akhirnya keluar teluk melalui mulut teluk bagian Timur
(Atmadipoera AS 11 Juni 2015, komunikasi pribadi). Pada saat kondisi muka air
(mean sea level ) menuju surut terendah di perairan Teluk Jakarta arus bergerak
masuk ke dalam teluk dari Barat melewati pantai dan akhirnya keluar melalui
bagian Timur dengan kecepatan rata-rata sebesar 0.12-15 cm/s (Putri dan
Mihardja 1999; Suriwati et al . 2004; Sanusi et al . 2005 dan Newyeara et al .
2014). Pada saat muka air surut terendah pola arus kembali terlihat tidak beraturan
dan kecepatan arus juga semakin berkurang (Gambar 8b). Pola arus bulanSeptember yang dihasilkan dari Regional Ocean Modelling System (ROMS) pada
saat kondisi muka air (mean sea level ) surut terendah menunjukkan hasil yang
konsisten dengan bulan April dimana arus arus kembali terlihat tidak beraturan
dan kecepatan arus juga semakin berkurang (Atmadipoera AS 11 Juni 2015,
komunikasi pribadi). Pola arus pada saat kondisi muka air pasang tertinggi telihat
pola arus tidak beraturan dengan kecepatan sebesar 3.4 cm/s (Suriwati et al .
2004). Besarnya kecepatan dan arus rata-rata pada saat muka air saat surut
terendah juga berbeda dengan saat muka air (mean sea level ) menuju surut
terendah. Kecepatan arus pada saat muka air (mean sea level ) menuju surut
terendah lebih besar dengan pola teratur dibandingkan dengan muka air pada saat
surut terendah yang tidak teratur. Hal ini karena pada saat kondisi muka air pada
saat surut terendah terdapat keadaan yang hampir setimbang atau sama rata di
bawah posisi duduk tengah (mean sea level ) terhadap muka air sehingga terdapat
perbedaan gradien tekanan sangat kecil atau hampir tidak ada perbedaan gradien
terhadap muka air. Kecilnya perbedaan gradien tekanan membuat pergerakan
masa air juga menjadi semakin kecil sehingga pada kondisi ini kecepatan arus
sangat kecil dengan arah yang tidak beraturan. Kondisi sebaliknya terjadi pada
saat muka air (mean sea level ) menuju surut terendah. Pada kondisi ini terdapat
perbedaan gradien tekanan yang cukup besar sehingga membuat pergerakan
massa air juga semakin besar. Pada kondisi ini kecepatan arus sangat besar
dengan arah yang beraturan bergerak dari Barat masuk ke dalam teluk melewati pantai dan keluar melalui Timur. Hasil simulasi pola arus pada saat muka air surut
(mean sea level ) menuju surut terendah dan muka air surut terendah pada bulan
April dapat dilihat pada Gambar 8a dan 8b.
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
31/64
17
(a)
(b)
Gambar 8 Hasil simulasi pola arus pada saat muka air (mean sea level ) menuju
surut terendah (a) dan surut terendah (b) di perairan Teluk Jakarta
pada bulan April (Pranowo et al . 2014)
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
32/64
18
Pola sirkulasi arus di perairan teluk dan dekat daratan biasanya
dipengaruhi oleh rambatan pasang surut. Koropitan dan Ikeda (2008) mengatakan
rambatan pasang surut di Laut Jawa didominasi oleh komponen K1 yang
merambat dari Laut Flores dibagian timur dan berakhir di Laut Jawa yang
menghasilkan resonansi yang menguatkan amplitudo pasang surut di bagiantengah sebagai akibat dari batas tertutup Pulau Sumatera di bagian barat.
Hatayama (1996) menambahkan komponen pasang surut K1 merambat dari
Samudera Pasifik menuju Laut Jawa melalui 3 jalur yaitu melewati Laut Cina
Selatan menuju Laut Jawa, melewati Laut Sulawesi menuju Selat Makasar
kemudian berbelok ke Laut Jawa dan melewati Laut Halmahera melewati Laut
Flores menuju Laut Jawa. Fatoni (2011) menjelaskan rambatan passing surut
dengan komponen K1 di Laut Jawa merambat dari Timur ke Barat dengan
perubahan jam 20 menuju jam 24 dengan amplitudo yang rapat di sekitar Laut
Jawa sebesar 15 cm sampai 50 cm. Pasang surut di Teluk Jakarta dominan besar
dipengaruhi komponen K1 karena berbatasan langsung dengan Laut Jawa yang
merambat berasal dari Laut Flores. Pada kondisi pasang dan surut pada wilayahteluk ditandai arah arus yang bolak-balik. Di perairan Teluk Jakarta pada saat arah
gelombang pasang ditandai dengan arah Timur menuju ke Barat sedangkan pada
saat surut ditandai dengan arah yang berkebalikan dari Barat menuju ke Timur.
Pola sirkulasi arus rata-rata pada bulan April yang masih berada dalam
kisaran Musim Peralihan I terlihat pengaruh dari Musim Barat sudah mulai hilang
namun pengaruh dari Musim Timur sudah mulai muncul yang terlihat pola arus
yang melemah menuju ke arah Barat dengan kecepatan sekitar 1-4 cm/s (Gambar
9a). Pola arus di perairan Teluk Jakarta pada Musim Peralihan I bergerak dominan
ke arah Timur dan Barat Daya dengan kecepatan sebesar 0.05-2.3 cm/s
(Hadikusumah 2007 dan Simanjuntak 2007). Lubis dan Yosi (2012)
menambahkan pola arus pada bulan April di perairan Teluk Jakarta dominan ke
arah Utara dan Timur Laut dengan kecepatan sebesar 0.3-7.78 cm/s. Pola arus
sirkulasi rata-rata pada bulan September yang masih berada dalam kisaran Musim
Peralihan II terlihat pengaruh dari Musim Timur masih sangat kuat dimana pola
arus terlihat dominan menuju ke arah Barat dengan kecepatan sekitar 1-6 cm/s
(Gambar 9b). Simanjuntak (2007) menyatakan pola arus di perairan Teluk Jakarta
pada Musim Peralihan II bergerak dominan ke arah Barat, Barat dan Tenggara
dengan kecepatan sebesar 0.07-3.8 cm/s. Pola arus pada bulan September di
perairan Teluk Jakarta dominan ke arah Barat, Utara dan Timur Laut dengan
kecepatan sebesar 0.8-3.4 cm/s (Hadikusumah 2007 dan Newyeara et al . 2012).
Kecepatan arus bulan September lebih besar dibandingkan dengan kecepatan arus bulan April. Wyrtki (1996) menjelaskan bahwa pola arus di Laut Jawa pada bulan
April-September bergerak ke arah Barat. Perbedaan kecepatan arus rata-rata ini
diduga mempengaruhi perbedaan profil logam berat pada bulan April dan
September di perairan Teluk Jakarta. Simulasi pola arus rata-rata pada bulan April
dan September di perairan Teluk Jakarta dapat dilihat pada Gambar 9a dan 9b.
.
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
33/64
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
34/64
20
Suhu perairan pada bulan April berkisar antara 30-31.3 °C dengan rata-
rata sebesar 30.6 °C (Gambar 10a) sedangkan pada bulan September berkisar
antara 28.9-30.2 °C dengan rata-rata sebesar 29.3 °C (Gambar 10b). Hasil
penelitian sebelumnya mengatakan suhu perairan Teluk Jakarta berkisar 28.9-31.2
°C (Illahude 1995; Wiliam et al . 2000; Paonganan et al . 2005; Hadikusumah 2008dan Kusuma et al . 2014). Kondisi suhu di perairan Teluk Jakarta tidak lepas dari
pengaruh Laut Jawa yang mengalami pengingkatan yang mencapai puncaknya
pada Musim Peralihan I dan Musim Peralihan II karena pada ke dua musim ini
tiupan angin relatif lemah dan memiliki konsistensi arah yang labil sehingga
pemanasan lebih maksimal (Syahdan 2015). Illahude (1995) menambahkan suhu
di Teluk Jakarta secara normal mengalami dua kali nilai minimum dan dua kali
nilai maksimum setiap tahunnya. Nilai minimum pada bulan Februari karena
angin Musim Barat yang cukup keras dan minimum bulan Agustus yang
disebabkan oleh penguapan yang relatif tinggi oleh pengaruh angin Musim Timur.
Salinitas perairan pada bulan April berkisar 23.1-29.4 psu dengan rata-rata
sebesar 27.75 psu (Gambar 10c) sedangkan pada bulan September berkisar antara29.5-30.6 psu dengan rata-rata sebesar 30.2 psu (Gambar 10d). Hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan salinitas perairan Teluk Jakarta berkisar 22-32.4 psu
(Praseno dan Kastoro 1979; Illahude 1995; Mezuan 2007; Sutisna 2007;
Hadikusumah 2008 dan Kusuma et al . 2014). Salinitas di perairan Teluk Jakarta
juga tidak lepas dari pengaruh Laut Jawa yang mengalami dua kali minimum pada
bulan Februari dan September dan dua kali nilai maksimum sekitar bulan Mei dan
November (Illahude 1995). Minimum pada bulan Februari lebih rendah dari
mimimum bulan September disebabkan tambahan pengenceran oleh curah hujan
dan maksimum bulan November lebih besar dari bulan Mei disebabkan karena
massa air Laut Pasifik yang masuk dari bagian Timur tidak mengalami
pengenceran oleh sungai-sungai di bagian Timur. Derajat keasaman (pH) perairan
pada bulan April berkisar 6.98-7.48 dengan rata-rata sebesar 7.23 (Gambar 10e)
sedangkan pada bulan September berkisar antara 7.80-8.17 dengan rata-rata
sebesar 8.02 (Gambar 10f). Hasil penelitian sebelumnya menyatakan derajat
keasaman (pH) perairan Teluk Jakarta berkisar 6.5-8.1 (Praseno dan Kastoro
1979; Wiliam et al . 2000; Paonganan et al . 2005; Sutisna 2007; BPLHD 2010 dan
Kusuma et al . 2014). Kondisi suhu dan salinitas perairan Teluk Jakarta pada bulan
April dan bulan September dapat dilihat pada Gambar 10.
(a)
(b)
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
35/64
21
(c) (d)
(e) (f)
Gambar 10 Kondisi suhu permukaan bulan (a) April dan (b) September, salinitas
permukaan bulan (c) April dan (d) September, derajat keasaman (pH)
permukaan bulan (e) April dan (f) September.
Partikel tersuspensi (TSS) perairan pada bulan April berkisar 27-54 mg/ldengan rata-rata sebesar 37.26 mg/l (Gambar 11a) sedangkan pada bulan
September berkisar antara 25-68 mg/l dengan rata-rata sebesar 54.26 mg/l
(Gambar 11b). Hasil penelitian sebelumnya menjelaskan partikel tersuspensi
(TSS) perairan Teluk Jakarta berkisar 5-45.2 mg/l (Pemda DKI 1999; Mezuan
2007; Sutisna 2007 dan Kusuma et al . 2014). Kekeruhan perairan pada bulan
April berkisar antara 0.49-4.64 NTU dengan rata-rata sebesar 1.04 NTU (Gambar
11c) sedangkan pada bulan September berkisar berkisar antara 0.52-3.42 NTU
dengan rata-rata sebesar 1.32 NTU (Gambar 11d). Hasil penelitian sebelumnya
mengatakan kekeruhan perairan Teluk Jakarta berkisar antara 1.58-85.05 NTU
(Dahlia 2009; Sutisna 2007 dan Madubun 2008).
Secara umum hasil penelitian
menunjukkan bahwa kontribusi input masukan dari daratan yang dibawa dari
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
36/64
22
melalui sungai atau drainase yang masuk ke wilayah dekat daratan sangat
mempengaruhi kondisi hidro-oseanografi perairan Teluk Jakarta Teluk Jakarta
baik pada bulan April maupun bulan September terutama suhu, salinitas, derajat
keasaman (pH) dan partikel tersuspensi (TSS) serta kekeruhan. Kondisi salinitas
dan derajat keasaman (pH) yang terlihat rendah sedangkan suhu, kekeruhan dan partikel tersuspensi (TSS) yang terlihat tinggi di wilayah dekat daratan
membuktikan bahwa kondisi hidro-oseanografi perairan Teluk Jakarta baik pada
bulan April maupun bulan September sebagian sangat besar dipengaruhi oleh
aktivitas dari daratan. Kondisi derajat keasaman (pH), partikel tersuspensi (TSS)
dan kekeruhan perairan Teluk Jakarta pada bulan April dan bulan September
dapat dilihat pada Gambar 11.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 11 Kondisi partikel tersuspensi (TSS) permukan bulan (a) April dan (b)
September serta kekeruhan permukaan bulan (c) April dan (f)
September.
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
37/64
23
Konsentrasi Logam Berat Terlarut di Perairan Teluk Jakarta pada bulan
April dan Bulan September
Sifat yang membedakan polutan logam berat dibandingakan dengan
polutan lainya seperti polutan partikel tersuspensi (TSS) dan polutan organikadalah logam berat sulit terdegradasi sedangkan partikel tersuspensi (TSS) dan
organik mudah untuk didegradasi (Palar 1994). Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat perbedaan pola sirkulasi arus dimana
kondisi pengambilan sampel yang dilakukan pada bulan April pada saat surut
dimana arus pasang surut di perairan Teluk Jakarta bergerak dari arah bagian
Barat teluk menyusuri pantai kemudian keluar melalui bagian Timur teluk
sedangkan kondisi pengambilan sampel yang dilakukan pada bulan September
pada saat pasang dimana arus pasang surut bergerak dari arah bagian Timur teluk
menyusuri pantai kemudian keluar melalui bagian Barat teluk. Perbedaan pola
sirkulasi arus ini yang menyebabkan perbedaan pola distribusi dan pola
konsentrasi logam berat terlarut antara bulan April dan bulan September.Pb terlarut perairan pada bulan April berkisar antara 0.001-0.005 mg/l
dengan rata-rata sebesar 0.001 mg/l (Gambar 12a) sedangkan pada bulan
September berkisar antara 0.006-0.016 mg/l dengan rata-rata sebesar 0.011 mg/l
(Gambar 12b). Hasil penelitian sebelumnya menyatakan Pb terlarut perairan
Teluk Jakarta berkisar 0.001-0.012 mg/l (Arifin et al . 2003; Arifin 2004; Lestari
dan Edward 2004; Razak 2004; Razak dan Muchtar 2004; Mulyawan 2005;
Sanusi et al . 2005 dan Kusuma et al . 2014). Pb terlarut pada bulan April di bagian
Timur berkisar 0.001-0.003 mg/l dengan rata-rata 0.0022 mg/l lebih rendah
dibandingkan bagian Barat yang berkisar 0.002-0.004 mg/l dengan rata-rata
0.0028 mg/l dan bagian Tengah yang berkisar 0.002-0.005 mg/l dengan rata-rata
0.0028 mg/l. Kondisi ini berbeda dengan pola sirkulasi arus yang sebagian besar
berada saat kondisi menuju surut pada pengambilan sampel pada bulan April yang
bergerak dari Barat menuju ke Timur sehingga Pb terlarut pada bulan April
seharusnya terlihat tinggi di bagian Timur teluk. Hal ini karena waktu
pengambilan sampel pada bulan April terdapat beberapa titik yang sudah ada pada
kondisi menuju pasang dimana arah arus di teluk bergerak dari Timur menuju ke
Barat sehingga membuat konsentrasi Pb terlarut pada bulan April terlihat tinggi di
bagian Barat dan rendah di bagian Timur.
Kondisi yang sama terlihat pada Pb terlarut pada bulan September dimana
bagian Timur berkisar 0.006-0.016 mg/l dengan rata-rata 0.0118 mg/l lebih tinggi
dibandingkan bagian Barat yang berkisar 0.007-0.016 mg/l dengan rata-rata 0.016mg/l dan bagian Tengah yang berkisar 0.008-0.016 mg/l dengan rata-rata 0.0110
mg/l. Kondisi ini berbeda dengan pola sirkulasi arus pada yang sebagian besar
berada saat kondisi menuju pasang pada pengambilan sampel pada bulan
September yang bergerak dari Timur menuju ke Barat Pb terlarut pada bulan
September seharusnya terlihat tinggi di bagian Barat teluk. Hal ini karena waktu
pengambilan sampel pada bulan September terdapat beberapa titik yang sudah ada
pada kondisi menuju surut dimana arah arus di teluk bergerak dari Barat menuju
ke Timur sehingga membuat konsentrasi Pb terlarut pada bulan September terlihat
tinggi di bagian Barat dan rendah di bagian Timur. Pb terlarut pada bulan April
dan September yang terlihat tinggi di wilayah dekat daratan kemudian semakin
rendah seiring menuju ke laut mengindikasikan sumber dari Pb terlarut berasal
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
38/64
24
dari daratan. Pb terlarut pada bulan April dan September di perairan Teluk Jakarta
dapat dilihat pada Gambar 12.
(a) (b)
Gambar 12 Pb terlarut pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta.
Cd terlarut perairan pada bulan April berkisar antara 0.018-0.026 mg/l
dengan rata-rata sebesar 0.021 mg/l (Gambar 13a) sedangkan pada bulan
September berkisar antara 0.001-0.003 mg/l dengan rata-rata sebesar 0.002 mg/l
(Gambar 13b). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan Cd terlarut perairan
Teluk Jakarta berkisar 0.018-0.080 mg/l (BAPEDAL 1993; Mulyawan 2005;Sanusi et al . 2005; Sutisna 2007 dan Kusuma et al . 2014). Kondisi berbeda
ditunjukkan oleh Cd terlarut dimana pada bulan April di bagian Timur berkisar
0.021-0.023 mg/l dengan rata-rata 0.022 mg/l lebih tinggi dibandingkan bagian
Barat yang berkisar 0.018-0.025 mg/l dengan rata-rata 0.012 mg/l dan bagian
Tengah yang berkisar 0.021-0.026 mg/l dengan rata-rata 0.021 mg/l. Kondisi ini
sesuai dengan pola sirkulasi arus pada yang sebagian besar berada saat kondisi
menuju surut pada pengambilan sampel pada bulan April yang bergerak dari Barat
menuju ke Timur sehingga mengakibatkan Cd terlarut pada bulan April terbawa
arus menuju Timur sehingga konsentrasi menjadi tinggi di bagian Timur teluk.
Cd terlarut pada bulan September di bagian Barat berkisar 0.001-0.003mg/l dengan rata-rata 0.0224 mg/l lebih tinggi dibandingkan bagian Timur yang
berkisar 0.002-0.003 mg/l dengan rata-rata 0.0022 mg/l dan bagian Tengah yang
berkisar 0.002-0.002 mg/l dengan rata-rata 0.0020 mg/l. Kondisi ini juga sesuai
dengan pola sirkulasi arus pada yang sebagian besar berada saat kondisi menuju
pasang pada pengambilan sampel pada bulan September dimana arus bergerak
dari Timur menuju ke Barat sehingga mengakibatkan Cd terlarut pada bulan
September terbawa arus menuju Barat sehingga konsentrasi menjadi tinggi di
bagian Barat teluk. Cd terlarut pada bulan April dan September yang terlihat
konsentrasi hampir sama dari wilayah dekat daratan hingga menuju ke laut
sehingga tidak terlalu jelas atau untuk mengatakan indikasi sumber dari Cd
terlarut berasal dari daratan atau dapat dikatakan konsentrasi dari Cd terlarut
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
39/64
25
sudah ada memang dari perairan itu sendiri dan mengalami pengenceran (disolusi)
di wilayah dekat daratan. Cd terlarut pada bulan April dan September di perairan
Teluk Jakarta dapat dilihat pada Gambar 13.
(a) (b)
Gambar 13 Cd terlarut pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta.
Cu terlarut perairan pada bulan April berkisar antara 0.005-0.007 mg/l
dengan rata-rata sebesar 0.006 mg/l (Gambar 14a) sedangkan pada bulan
September berkisar antara 0.001-0.005 mg/l dengan rata-rata sebesar 0.002 mg/l
(Gambar 14b). Hasil penelitian sebelumnya menjelaskan Cu terlarut perairan
Teluk Jakarta berkisar 0.001-0.036 mg/l (Ismail dan Wasilun 1986; Arifin et al .2003; Arifin 2004; Razak 2004 dan Kusuma et al . 2014). Cu terlarut pada bulan
April di bagian Timur berkisar 0.005-0.007 mg/l dengan rata-rata 0.0064 mg/l
lebih tinggi dibandingkan bagian Barat yang berkisar 0.005-0.007 mg/l dengan
rata-rata 0.0060 mg/l dan bagian Tengah yang berkisar 0.005-0.007 mg/l dengan
rata-rata 0.0060 mg/l. Sama seperti Cd terlarut, kondisi Cu terlarut sesuai dengan
pola sirkulasi arus pada yang sebagian besar berada saat kondisi menuju surut
pada pengambilan sampel pada bulan April yang bergerak dari Barat menuju ke
Timur sehingga mengakibatkan Cu terlarut pada bulan April terbawa arus menuju
Timur sehingga konsentrasi menjadi tinggi di bagian Timur teluk.
Cu terlarut pada bulan September di bagian Barat berkisar 0.001-0.005
mg/l dengan rata-rata 0.0028 mg/l lebih tinggi dibandingkan bagian Timur yang berkisar 0.001-0.005 mg/l dengan rata-rata 0.0024 mg/l dan bagian Tengah yang
berkisar 0.001-0.004 mg/l dengan rata-rata 0.0024 mg/l. Kondisi ini juga sesuai
dengan pola sirkulasi arus pada yang sebagian besar berada saat kondisi menuju
pasang pada pengambilan sampel pada bulan September yang bergerak dari Timur
menuju ke Barat sehingga mengakibatkan Cu terlarut pada bulan September
terbawa arus menuju Barat sehingga konsentrasi menjadi tinggi di bagian Barat
teluk. Cu terlarut pada bulan April dan September yang terlihat tinggi di wilayah
dekat daratan kemudian semakin rendah seiring menuju ke laut mengindikasikan
sumber dari Cu terlarut juga berasal dari daratan. Cu terlarut pada bulan April dan
September di perairan Teluk Jakarta dapat dilihat pada Gambar 14.
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
40/64
26
(a) (b)
Gambar 14 Cu terlarut pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta.
Ni terlarut perairan pada bulan April berkisar antara 0.111-0.119 mg/l
dengan rata-rata sebesar 0.011 mg/l (Gambar 15a) sedangkan pada bulan
September berkisar antara 0.001-0.016 mg/l dengan rata-rata sebesar 0.006 mg/l
(Gambar 15b). Hasil penelitian sebelumnya mengatakan Ni terlarut perairan Teluk
Jakarta berkisar 0.001-0.119 mg/l (Arifin et al . 2003; Arifin 2004; Lestari dan
Edward 2004 dan Kusuma et al . 2014). Ni terlarut pada bulan April di bagian
Timur berkisar 0.117-0.119 mg/l dengan rata-rata 0.1178 mg/l lebih tinggi
dibandingkan bagian Barat yang berkisar 0.110-0.119 mg/l dengan rata-rata
0.1158 mg/l dan bagian Tengah yang berkisar 0.116-0.119 mg/l dengan rata-rata
0.1172 mg/l. Sama seperti Cd dan Cu terlarut, pola distribusi konsentrasi Ni
terlarut juga sesuai dengan pola sirkulasi arus pada yang sebagian besar berada
saat kondisi menuju surut pada pengambilan sampel pada bulan April yang
bergerak dari Barat menuju ke Timur sehingga mengakibatkan Ni terlarut pada
bulan April terbawa arus menuju Timur sehingga konsentrasi menjadi tinggi di
bagian Timur teluk.
Ni terlarut pada bulan September di bagian Barat berkisar 0.002-0.016
ppm dengan rata-rata 0.0074 mg/l lebih tinggi dibandingkan bagian Timur yang
berkisar 0.003-0.013 mg/l dengan rata-rata 0.0064 mg/l dan bagian Tengah yang berkisar 0.001-0.012 mg/l dengan rata-rata 0.0066 mg/l. Kondisi ini juga sesuai
dengan pola sirkulasi arus pada yang sebagian besar berada saat kondisi menuju
pasang pada pengambilan sampel pada bulan September yang bergerak dari Timur
menuju ke Barat sehingga mengakibatkan Ni terlarut pada bulan September
terbawa arus menuju Barat sehingga konsentrasi menjadi tinggi di bagian Barat
teluk. Sama seperti Cd terlarut, Ni terlarut pada bulan April dan September yang
terlihat konsentrasi hampir sama dari wilayah dekat daratan hingga menuju ke laut
tidak terlalu jelas atau untuk mengatakan indikasi sumber dari Ni terlarut berasal
dari daratan atau dapat dikatakan konsentrasi dari Ni terlarut sudah ada memang
di perairan itu sendiri yang mengalami pengenceran (disolusi) di wilayah dekat
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
41/64
27
daratan. Ni terlarut pada bulan April dan September di perairan Teluk Jakarta
dapat dilihat pada Gambar 15.
(a) (b)
Gambar 15 Ni terlarut pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta.
Zn terlarut perairan pada bulan April berkisar antara 0.021-0.026 mg/l
dengan rata-rata sebesar 0.022 mg/l (Gambar 16a) sedangkan pada bulan
September berkisar antara 0.003-0.097 mg/l dengan rata-rata sebesar 0.044 mg/l
(Gambar 16b). Hasil penelitian sebelumnya mengatakan Zn terlarut perairan
Teluk Jakarta berkisar 0.001-0.097 mg/l (Ismail dan Wasilun 1986; Wiliam et al .
2000; Arifin et al . 2003; Arifin 2004; Razak 2004; Hamzah dan Setiawan 2010
dan Kusuma et al . 2014). Zn terlarut pada bulan April di bagian Timur berkisar
0.022-0.024 mg/l dengan rata-rata 0.0226 mg/l lebih rendah dibandingkan bagian
Barat yang berkisar 0.021-0.024 mg/l dengan rata-rata 0.0228 mg/l namun lebih
tinggi dibandingkan bagian Tengah yang berkisar 0.022-0.023 mg/l dengan rata-
rata 0.0224 mg/l. Sama seperti Pb terlarut, kondisi Zn terlarut ini berbeda dengan
pola sirkulasi arus pada yang sebagian besar berada saat kondisi menuju surut
pada pengambilan sampel pada bulan April yang bergerak dari Barat menuju ke
Timur sehingga Zn terlarut pada bulan April seharusnya terlihat tinggi di bagianTimur teluk. Hal ini karena waktu pengambilan sampel pada bulan April terdapat
beberapa titik yang sudah ada pada kondisi menuju pasang dimana arah arus di
teluk bergerak dari Timur menuju ke Barat sehingga membuat konsentrasi Pb
terlarut pada bulan April terlihat tinggi di bagian Barat dan rendah di bagian
Timur.
Kondisi yang sama terlihat pada Zn terlarut pada bulan September dimana
Timur berkisar 0.008-0.097 mg/l dengan rata-rata 0.047 mg/l lebih tinggi
dibandingkan bagian Barat yang berkisar 0.011-0.049 mg/l dengan rata-rata 0.036
mg/l dan bagian Tengah yang berkisar 0.012-0.091 mg/l dengan rata-rata 0.046
mg/l. Kondisi ini juga berbeda dengan pola sirkulasi arus pada yang sebagian
besar berada saat kondisi menuju pasang pada pengambilan sampel pada bulan
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
42/64
28
September yang bergerak dari Timur menuju ke Barat Zn terlarut pada bulan
September seharusnya terlihat tinggi di bagian Barat teluk. Hal ini karena waktu
pengambilan sampel pada bulan September terdapat beberapa titik yang sudah ada
pada kondisi menuju surut dimana arah arus di teluk bergerak dari Barat menuju
ke Timur sehingga membuat konsentrasi Zn terlarut pada bulan September terlihattinggi di bagian Barat dan rendah di bagian Timur. Sama seperti Pb dan Cu
terlarut, Zn terlarut pada bulan April dan September yang terlihat tinggi di
wilayah dekat daratan kemudian semakin rendah seiring menuju ke laut
mengindikasikan sumber dari Zn terlarut berasal dari daratan. Zn terlarut pada
bulan April dan September di perairan Teluk Jakarta dapat dilihat pada Gambar
16.
Gambar 16 Zn terlarut pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta.
Secara umum sebagaian besar hasil peneletian menunjukkan bahwa pola
sirkulasi arus pasang surut sangat mempengaruhi pola distribusi logam berat
terlarut baik pada bulan April maupun September. Pola sirkulasi arus pada saat
surut yang bergerak dari Barat menuju ke Timur pada saat pengambilan sampel
bulan April menyebabkan sebagian besar logam berat terlarut terbawa oleh arus
sehingga terkonsentrasi di bagian Timur teluk sedangkan pola sirkulasi arus pada
saat pasang yang bergerak dari Timur menuju ke Barat pada saat pengambilansampel bulan September menyebabkan sebagian besar logam berat terlarut
terbawa arus sehingga terkonsentrasi di bagian Barat Teluk Jakarta.
Konsentrasi Pb, Cu dan Zn terlarut perairan pada bulan April dan bulan
September terlihat tinggi di wilayah dekat daratan dan semakin rendah menuju ke
arah laut namun kondisi sebaliknya terlihat dari profil Cd dan Ni terlarut terlihat
konsentrasi hampir sama dari wilayah dekat daratan menuju ke arah laut. Hal ini
diduga bahwa sumber logam berat Pb, Cu dan Zn sebagian besar berasal dari
daratan sedangkan sumber logam berat Cd dan Ni memang sudah ada dari laut itu
sendiri yang mengalami pengenceran (disolusi) di wilayah dekat daratan namun
kondisi logam berat Pb, Cd, Cu, Ni dan Zn terlarut belum mampu menjelaskan
secara rinci mengenai sumber dari logam berat di perairan Teluk Jakarta karena
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
43/64
29
permukaan laut bersifat dinamis akibat dari kondisi hidro-oseanografi. Variasi
pola distribusi dari logam berat terlarut baik pada bulan April dan September ini
karena pengaruh dari hidro-oseanografi perairan. Hal ini membuktikan bahwa
pola distribusi logam berat Pb, Cd, Cu, Ni dan Zn terlarut sangat dipengaruhi oleh
kondisi hidro-oseanografi.
Hubungan Logam Berat Terlarut dengan Salinitas pada bulan April dan
bulan September
Logam berat merupakan merupakan element yang bersifat non-konservatif
yang dapat dilihat kelimpahan relatifnya dengan cara dihubungkan dengan elemen
yang bersifat konservatif seperti salinitas (Chester 1990). Salinitas dapat
digunakan karena tidak dipengaruhi oleh reaksi kimia dan biologi namun lebih
banyak dikontrol oleh proses percampuran antara massa air sungai dan laut. Pola
sebaran Pb terlarut dengan salinitas menunjukkan konsentrasi Pb terlarut tinggi di
dekat daratan dan semakin rendah menuju laut pada bulan April dan bulanSeptember (Gambar 17a). Hasil penelitian sebelumnya menyatakan konsentrasi
Pb terlarut mengalami peningkatan di wilayah dekat daratan pada salinitas 5-10
psu namun kemudian mengalami penurunan seiring menuju laut pada kisaran
salinitas 10-30 psu (Danielsson et al . 1983; Window et al . 1988; Elbaz-Poulichet
et al . 1991; Benoit et al . 1994; Cenci dan Martin 2004 dan Beayens et al . 2005).
Kondisi sebaliknya diperlihatkan oleh pola sebran Cd terlarut dimana konsentrasi
rendah di wilayah dekat daratan dan semakin tinggi menuju laut pada bulan April
dan bulan September (Gambar 17b). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan
terdapat pola sebaran logam berat pada umumnya, konsentrasi Cd terlarut
mengalami penurunan di wilayah dekat daratan pada salinitas 0.5-10 psu namun
kemudian mengalami peningkatan seiring menuju laut pada kisaran salinitas 10-
38 psu (Elbaz-Poulichetet al . 1987; Elbaz-Poulichet et al . 1991; Morelyet al . 1991
dan Hatjeet al . 2003). Pola sebaran Cu terlarut dengan salinitas terlihat
konsentrasi Cu terlarut tinggi di dekat daratan dan semakin rendah menuju laut
pada bulan April dan bulan September (Gambar 17c). Hasil penelitian
sebelumnya menjelaskan konsentrasi Cu terlarut mengalami peningkatan di
wilayah dekat daratan pada salinitas 5-10 psu namun kemudian mengalami
penurunan seiring menuju laut pada kisaran salinitas 10-36 psu (Balls 1985;
Kremling 1985; Ackroyd et al . 1986; Kuwahara et al . 1989; Nimmo et al . 1989
dan Lastleet 1995). Pola sebaran Ni terlarut sama seperti Cd terlarut dimana
konsentrasi rendah di wilayah dekat daratan dan semakin tinggi menuju laut pada bulan April dan bulan September (Gambar 17d). Hasil penelitian sebelumnya
mengatakan konsentrasi Ni terlarut mengalami penurunan di wilayah dekat
daratan pada salinitas 5-17 psu namun kemudian mengalami peningkatan seiring
menuju laut pada kisaran salinitas 17-35 psu (Danielsson et al . 1985; Elbaz-
Poulichet et al . 1991dan Hatje et al . 2003). Pola sebaran Zn terlarut dengan
salinitas terlihat konsentrasi Zn terlarut tinggi di dekat daratan dan semakin
rendah menuju laut pada bulan April dan bulan September (Gambar 17e). Hasil
penelitian sebelumnya menyatakan konsentrasi Zn terlarut mengalami
peningkatan di wilayah dekat daratan pada salinitas 5-10 psu namun kemudian
mengalami penurunan seiring menuju laut pada kisaran salinitas 10-30 psu
(Danielsson et al . 1983; Ackoyd et al . 1986; Window et al . 1988; Kuwahara et
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
44/64
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
45/64
31
(c) (d)
(e)
Gambar 17 Hubungan (a) Pb, (b) Cd, (c) Cu, (d) Ni dan (e) Zn terlarut dengan
salinitas permukaan pada bulan April dan bulan September
Konsentrasi Logam Berat Sedimen di Perairan Teluk Jakarta pada Bulan
April dan Bulan September
Sedimen dapat digunakan sebagai suatu indikator pencemaran karena
menjadi tempat akumulasi logam (Sakellari et al . 2011). Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pola sirkulasi arus rata-rata
pada bulan April dan bulan September dipengaruhi oleh Musim Timur dimana
arus bergerak dari Timur menuju ke Barat namun terdapat perbedaan kecepatan pola sirkulasi arus pada bulan April dan bulan September. Hal ini diduga yang
mempengaruhi pola distribusi logam berat sedimen di Teluk Jakarta. Perbedaan
kecepatan arus rata-rata dimana pada bulan September lebih tinggi dibandingkan
dengan kecepatan arus rata-rata pada bulan April juga diduga menyebabkan
perbedaan besarnya konsentrasi logam berat dalam sedimen antara bulan April
dan bulan September.
Pb sedimen perairan pada bulan April berkisar antara 38.62-99.43 mg/kg
dengan rata-rata sebesar 69.94 mg/kg (Gambar 18a) sedangkan pada bulan
September berkisar antara 24.86-59.56 mg/kg dengan rata-rata sebesar 38.53
mg/kg (Gambar 18b). Hasil penelitian sebelumnya mengatakan Pb sedimen
perairan Teluk Jakarta berkisar 10.9-176.5 mg/kg (Hutagalung 1994; Hutagalung
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
46/64
32
1996; Wiliam et al . 2000; Arifin et al. 2003; Arifin 2004; Razak 2004; Muhajir et
al. 2004; Sutisna 2007; Rochyatun dan Rozak 2007 dan Arifin dan Fadlina 2009,
Hamzah dan Setiawan 2010; Hosono et al. 2011 dan Kusuma et al . 2014). Pb
sedimen pada bulan April di bagian Barat yang berkisar 56.61-87.60 mg/kg
dengan rata-rata 70.46 mg/kg lebih tinggi dibandingkan bagian Timur yang berkisar 38.62-86.48 mg/kg dengan rata-rata 68.21 mg/kg dan bagian Tengah
yang berkisar 57.38-99.43 mg/kg dengan rata-rata 70.34 mg/kg. Kondisi ini sesuai
dengan pola sirkulasi arus rata-rata pada bulan April yang sudah dipengaruhi
Musim Timur dimana arus bergerak dari Timur menuju ke Barat sehingga Pb
sedimen pada bulan April mengakibatkan logam dalam sedimen terbawa arus
menuju ke Barat sehingga konsentrasinya menjadi tinggi di bagian Barat teluk.
Kondisi yang sama terlihat pada Pb sedimen pada bulan September di
bagian Barat yang berkisar 25.59-59.56 mg/kg dengan rata-rata 40.11 mg/kg lebih
tinggi dibandingkan bagian Timur yang berkisar 35.41-47.32 mg/kg dengan rata-
rata 39.97 mg/kg dan bagian Tengah yang berkisar 24.86-56.90 mg/kg dengan
rata-rata 33.51 mg/kg. Kondisi ini sesuai dengan pola sirkulasi arus rata-rata pada bulan September yang masih dipengaruhi Musim Timur dimana arus bergerak
dari Timur menuju ke Barat sehingga Pb sedimen pada bulan September
mengakibatkan logam dalam sedimen terbawa arus menuju ke Barat sehingga
konsentrasinya menjadi tinggi di bagian Barat teluk. Pola distribusi Pb sedimen
baik pada bulan April maupun bulan September yang masih dipengaruhi oleh
Musim Timur pada penelitian ini sama seperti yang dilakukan oleh Muhajir et al.
(2004) yang menunjukkan bahwa konsentrasi Pb sedimen pada bulan Juli yang
dipengaruhi oleh Musim Timur di bagian Barat yang berkisar 16.62-37.88 mg/kg
dengan rata-rata 23.76 mg/kg lebih tinggi dibandingkan bagian Tengah yang
berkisar 14.41-25.49 mg/kg dengan rata-rata 18.38 mg/kg dan Timur yang
berkisar 10.14-19.64 mg/kg dengan rata-rata 14.15 mg/kg di perairan Teluk
Jakarta. Rochyatun dan Rozak (2007) menambahkan Pb sedimen pada bulan Juni
yang dipengaruhi oleh Musim Timur di bagian Barat yang berkisar 8.49-31.22
mg/kg lebih tinggi dibandingkan bagian Timur yang berkisar 4.42-29.43 mg/kg di
perairan Teluk Jakarta. Konsentrasi Pb sedimen pada bulan April pada penelitian
ini terlihat lebih tinggi dibandingkan Pb sedimen pada bulan September. Hal ini
diduga karena kecepatan arus rata-rata pada bulan September yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kecepatan arus rata-rata pada bulan April menyebabkan
konsentrasi Pb sedimen pada bulan September lebih rendah dibandingkan bulan
April. Pb sedimen pada bulan April dan September yang terlihat tinggi di wilayah
dekat daratan kemudian semakin rendah seiring menuju ke laut mengindikasikansumber dari Pb sedimen berasal dari daratan. Pb sedimen pada bulan April dan
September di perairan Teluk Jakarta dapat dilihat pada Gambar 18.
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
47/64
33
(a)
(b)
Gambar 18 Pb sedimen pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta.
Cd sedimen perairan pada bulan April berkisar antara 5.96-14.69 mg/kg
dengan rata-rata sebesar 7.77 mg/kg (Gambar 19a) sedangkan pada bulan
September berkisar antara 0.32-3.49 mg/kg dengan rata-rata sebesar 1.37 mg/kg
(Gambar 19b). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan Cd sedimen perairan
Teluk Jakarta berkisar 0.12-14.69 mg/kg (Hutagalung 1994; Hutagalung 1996;
Arifin et al. 2003 ; Mulyawan 2005 dan Kusuma et al . 2014). Cd sedimen pada
bulan April di bagian Barat yang berkisar 6.59-14.69 mg/kg dengan rata-rata 9.60mg/kg lebih tinggi dibandingkan bagian Timur yang berkisar 5.96-6.97 mg/kg
dengan rata-rata 6.58 mg/kg dan bagian Tengah yang berkisar 6.74-7.96 mg/kg
dengan rata-rata 7.12 mg/kg. Kondisi ini sesuai dengan pola sirkulasi arus rata-
rata pada bulan April yang sudah dipengaruhi Musim Timur dimana arus bergerak
dari Timur menuju ke Barat sehingga Cd sedimen pada bulan April
mengakibatkan logam dalam sedimen terbawa arus menuju ke Barat sehingga
konsentrasinya menjadi tinggi di bagian Barat teluk.
Kondisi yang sama terlihat pada Cd sedimen pada bulan September di
bagian Barat yang berkisar 0.80-3.49 mg/kg dengan rata-rata 1.81 mg/kg lebih
tinggi dibandingkan bagian Timur yang berkisar 0.32-2.06 mg/kg dengan rata-rata
0.89 mg/kg dan bagian Tengah yang berkisar 0.93-2.06 mg/kg dengan rata-rata1.41 mg/kg. Kondisi ini sesuai dengan pola sirkulasi arus rata-rata pada bulan
September yang masih dipengaruhi Musim Timur dimana arus bergerak dari
Timur menuju ke Barat sehingga Cd sedimen pada bulan September
mengakibatkan logam dalam sedimen terbawa arus menuju ke Barat sehingga
konsentrasinya menjadi tinggi di bagian Barat teluk. Pola distribusi Cd sedimen
baik pada bulan April maupun bulan September yang masih dipengaruhi oleh
Musim Timur pada penelitian ini sama seperti yang dilakukan oleh Muhajir et al.
(2004) yang menjelaskan bahwa konsentrasi Cd sedimen pada bulan Juli yang
dipengaruhi oleh Musim Timur di bagian Barat yang berkisar 0.01-0.08 mg/kg
dengan rata-rata 0.04 mg/kg lebih tinggi dibandingkan bagian Tengah yang
berkisar 0.01-0.07 mg/kg dengan rata-rata 0.04 mg/kg dan Timur yang berkisar
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
48/64
34
0.01-0.06 mg/kg dengan rata-rata 0.03 mg/kg di perairan Teluk Jakarta.
Konsentrasi Cd sedimen pada bulan April pada penelitian terlihat lebih tinggi
dibandingkan Cd sedimen pada bulan September. Hal ini diduga karena kecepatan
arus rata-rata pada bulan September yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kecepatan arus rata-rata pada bulan April menyebabkan konsentrasi Pb sedimen pada bulan September lebih rendah dibandingkan bulan April. Cd sedimen pada
bulan April dan September yang terlihat konsentrasi hampir sama dari wilayah
dekat daratan hingga menuju ke laut sehinga tidak terlalu jelas atau untuk
mengatakan indikasi sumber dari Cd sedimen berasal dari daratan atau dapat
dikatakan konsentrasi dari Cd sedimen sudah ada memang dari perairan itu sendiri
yang mengalami pengenceran (disolusi) sedimen di wilayah dekat daratan. Cd
sedimen pada bulan April dan September di perairan Teluk Jakarta dapat dilihat
pada Gambar 19.
(a) (b)
Gambar 19 Cd sedimen pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta.
Cu sedimen pada bulan April berkisar antara 13.54-71.12 mg/kg dengan
rata-rata sebesar 30.96 mg/kg (Gambar 20a) sedangkan pada bulan September
berkisar antara 11.42-67 mg/kg dengan rata-rata sebesar 30.13 mg/kg (Gambar
20b). Hasil penelitian sebelumnya menyatakan Cu sedimen perairan Teluk Jakarta
berkisar 7.2-186.8 mg/kg (Hutagalung 1994; Hutagalung 1996; Arifin et al. 2003;
Arifin dan Fadlina 2009, Hamzah dan Setiawan 2010; Hosono et al. 2011 dan
Kusuma et al . 2014). Kondisi Cu sedimen tidak terlihat sama dengan Pb dan Cd
sedimen dimana Cu sedimen pada bulan April di bagian Timur yang berkisar
27.29-48.78 mg/kg dengan rata-rata 37.51 mg/kg lebih tinggi dibandingkan
bagian Barat yang berkisar 13.54-71.12 mg/kg dengan rata-rata 31.75 mg/kg dan
bagian Tengah yang berkisar 17.69-31.44 mg/kg dengan rata-rata 23.60 mg/kg.
Kondisi ini tidak sesuai dengan pola sirkulasi arus rata-rata pada bulan April yang
sudah dipengaruhi Musim Timur dimana arus bergerak dari Timur menuju ke
Barat dimana seharusnya Cu sedimen pada bulan April mengakibatkan logam
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
49/64
35
dalam sedimen terbawa arus menuju ke Barat sehingga seharusnya terkonsentrasi
di bagian Barat teluk.
Kondisi yang sama terlihat pada Cu sedimen pada bulan September di
bagian Timur yang berkisar 30.37-67 mg/kg dengan rata-rata 44.55 mg/kg lebih
tinggi dibandingkan bagian Barat yang berkisar 11.42-40.17 mg/kg dengan rata-rata 26.48 mg/kg dan bagian Tengah yang berkisar 14.28-57.53 mg/kg dengan
rata-rata 28.36 mg/kg. Kondisi ini tidak sesuai dengan pola sirkulasi arus rata-rata
pada bulan April yang sudah dipengaruhi Musim Timur dimana arus bergerak dari
Timur menuju ke Barat dimana seharusnya Cu sedimen pada bulan April
mengakibatkan logam dalam sedimen terbawa arus menuju ke Barat sehingga
seharusnya terkonsentrasi di bagian Barat teluk. Kondisi pola distribusi Cu
sedimen pada bulan April dan September yang terlihat berbeda dengan pola arus
rata-rata bulanan disebabkan karena pengambilan sedimen hanya dilakukan sesaat
pada bulan April mapun bulan September. Pola distribusi Cu sedimen baik pada
bulan April maupun bulan September yang masih dipengaruhi oleh Musim Timur
pada penelitian ini berbeda seperti yang dilakukan oleh Muhajir et al. (2004) yangmenunjukkan bahwa konsentrasi Cu sedimen pada bulan Juli yang dipengaruhi
oleh Musim Timur di bagian Barat yang berkisar 12.40-26.88 mg/kg dengan rata-
rata 19.02 mg/kg lebih tinggi dibandingkan bagian Tengah yang berkisar 9.75-
25.18 mg/kg dengan rata-rata 16.68 mg/kg dan Timur yang berkisar 5.60-31.88
mg/kg dengan rata-rata 15.34 mg/kg di perairan Teluk Jakarta. Rochyatun dan
Rozak (2007) menambahkan Cu sedimen pada bulan Juni yang dipengaruhi oleh
Musim Timur di bagian Barat yang berkisar 15.81-193.75 mg/kg lebih tinggi
dibandingkan bagian Timur yang berkisar 7.46-44.94 mg/kg di perairan Teluk
Jakarta. Konsentrasi Cu sedimen pada bulan April pada penelitian ini terlihat lebih
tinggi dibandingkan Cu sedimen pada bulan September. Hal ini diduga karena
kecepatan arus rata-rata pada bulan September yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kecepatan arus rata-rata pada bulan April menyebabkan konsentrasi Cu
sedimen pada bulan September lebih rendah dibandingkan bulan April. Cu
sedimen pada bulan April dan September yang terlihat tinggi di wilayah dekat
daratan kemudian semakin rendah seiring menuju ke laut mengindikasikan
sumber dari Cu sedimen berasal dari daratan. Cu sedimen pada bulan April dan
September di perairan Teluk Jakarta dapat dilihat pada Gambar 20.
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
50/64
36
(a) (b)
Gambar 20 Cu sedimen pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta.
Ni sedimen perairan pada bulan April berkisar antara 33.18-49.39 mg/kg
dengan rata-rata sebesar 43.31 mg/kg (Gambar 21a) sedangkan pada bulan
September berkisar antara 19.80-39.85 mg/kg dengan rata-rata sebesar 26.72
mg/kg (Gambar 21b). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan Ni sedimen
perairan Teluk Jakarta berkisar 2.94-49.39 mg/kg (Hutagalung 1996; Muhajir et
al. 2004; Rochyatun dan Rozak 2007 dan Kusuma et al . 2014). Ni sedimen pada
bulan April di bagian Barat yang berkisar 33.81-48.65 mg/kg dengan rata-rata43.53 mg/kg lebih tinggi dibandingkan bagian Timur yang berkisar 42.39-49.39
mg/kg dengan rata-rata 43.01 mg/kg dan bagian Tengah yang berkisar 33.18-
44.97 mg/kg dengan rata-rata 41.96 mg/kg. Kondisi ini sesuai dengan pola
sirkulasi arus rata-rata pada bulan April yang sudah dipengaruhi Musim Timur
dimana arus bergerak dari Timur menuju ke Barat sehingga Ni sedimen pada
bulan April mengakibatkan logam dalam sedimen terbawa arus menuju ke Barat
sehingga konsentrasinya menjadi tinggi di bagian Barat teluk.
Kondisi yang sama terlihat pada Ni sedimen pada bulan September di
bagian Barat yang berkisar 19.80-35.63 mg/kg dengan rata-rata 28.03 mg/kg lebih
tinggi dibandingkan bagian Timur yang berkisar 22.24-33.95 mg/kg dengan rata-
rata 25.93 mg/kg dan bagian Tengah yang berkisar 22.97-39.85 mg/kg denganrata-rata 27.62 mg/kg. Kondisi ini sesuai dengan pola sirkulasi arus rata-rata pada
bulan September yang masih dipengaruhi Musim Timur dimana arus bergerak
dari Timur menuju ke Barat sehingga Ni sedimen pada bulan September
mengakibatkan logam dalam sedimen terbawa arus menuju ke Barat sehingga
konsentrasinya menjadi tinggi di bagian Barat teluk. Pola distribusi Ni sedimen
baik pada bulan April maupun bulan September yang masih dipengaruhi oleh
Musim Timur pada penelitian ini sama seperti yang dilakukan oleh Rochyatun
dan Rozak (2007) yang mengatakan bahwa konsentrasi Ni sedimen pada bulan
Juni yang dipengaruhi oleh Musim Timur di bagian Barat yang berkisar 5.95-
35.38 mg/kg bagian Timur yang berkisar 8.25-14.18 mg/kg di perairan Teluk
Jakarta. Konsentrasi Ni sedimen pada bulan April terlihat lebih tinggi dan lebih
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
51/64
37
jelas dibandingkan Ni sedimen pada bulan September. Hal ini diduga karena
kecepatan arus rata-rata pada bulan September yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kecepatan arus rata-rata pada bulan April menyebabkan konsentrasi Ni
sedimen pada bulan September lebih rendah dibandingkan bulan April. Ni
sedimen pada bulan April dan September yang terlihat konsentrasi hampir samadari wilayah dekat daratan hingga menuju ke laut sehingga tidak terlalu jelas atau
untuk mengatakan indikasi sumber dari Ni sedimen berasal dari daratan atau dapat
dikatakan konsentrasi dari Ni sedimen sudah ada memang dari perairan itu sendiri
yang mengalami pengenceran (disolusi) sedimen di wilayah dekat daratan. Ni
sedimen pada bulan April dan September di perairan Teluk Jakarta dapat dilihat
pada Gambar 21.
(a)
(b)
Gambar 21 Ni sedimen pada (a) bulan April dan (b) bulan September di perairan
Teluk Jakarta.
Zn sedimen perairan pada bulan April berkisar antara 42.8-257.61 mg/kg
dengan rata-rata sebesar 130.70 mg/kg (Gambar 22a) sedangkan pada bulan
September berkisar antara 26.14-241.01 mg/kg dengan rata-rata sebesar 109.01
mg/kg (Gambar 22b). Hasil penelitian sebelumnya menjelaskan Zn sedimen
perairan Teluk Jakarta berkisar 26.14-533.5 mg/kg (Arifin et al. 2003; Razak
2004; Rochyatun dan Rozak 2007, Hamzah dan Setiawan 2010; Hosono et al.
2011 dan Kusuma et al . 2014). Kondisi Zn sedimen terlihat sama dengan Cu
sedimen dimana Zn sedimen pada bulan April di bagian Timur yang berkisar
117.12-257.61 mg/kg dengan rata-rata 168.09 mg/kg lebih tinggi dibandingkan
bagian Barat yang berkisar 42.80-111.87 mg/kg dengan rata-rata 107.88 mg/kg
dan bagian Tengah yang berkisar 77.77-165.34 mg/kg dengan rata-rata 116.132
mg/kg. Kondisi ini tidak sesuai dengan pola sirkulasi arus rata-rata pada bulan
April yang sudah dipengaruhi Musim Timur dimana arus bergerak dari Timur
menuju ke Barat dimana seharusnya Zn sedimen pada bulan April mengakibatkan
logam dalam sedimen terbawa arus menuju ke Barat sehingga seharusnya
terkonsentrasi di bagian Barat teluk.
-
8/16/2019 Variabilitas Senyawa Logam Berat
52/64
38
Kondisi yang sama terlihat pada Zn sedimen pada bulan September di
bagian Timur yang berkisar 84.13-241.01 mg/kg dengan rata-rata 148.22 mg/kg
lebih tinggi dibandingkan bagian Barat yang berkisar 37.84-236.20 mg/kg dengan
rata-rata 100.95 mg/kg dan bagian Tengah yang berkisar 26.14-116.62 mg/kg
dengan rata-r