VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar...

74
VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN DENGAN PERBANDINGAN 7:4 MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET (UV) APLIKASI METODE DERIVATIF SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Tony Handoyo NIM : 068114056 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Transcript of VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar...

Page 1: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR CAMPURAN

PARASETAMOL DAN IBUPROFEN DENGAN PERBANDINGAN 7:4

MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET (UV)

APLIKASI METODE DERIVATIF

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Tony Handoyo

NIM : 068114056

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

ii

VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR CAMPURAN

PARASETAMOL DAN IBUPROFEN DENGAN PERBANDINGAN 7:4

MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET (UV)

APLIKASI METODE DERIVATIF

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Tony Handoyo

NIM : 068114056

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri
Page 4: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri
Page 5: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

You are my rock, on You i stand

Safe from the storm that surrounds me

You are my only rock, in You i can

Don’t have to rely on my own strength

(Hillsong London)

Kupersembahkan karyaku ini kepada

Orang yang tak pernah berhenti mengasihi aku

mamiku, ciciku,

dan alm. Papiku

Engkong dan Mak yang banyak mensupport

Almamaterku

Page 6: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri
Page 7: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah dan penyertaan yang

telah Dia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:

“Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen

dengan Perbandingan 7:4 Menggunakan Metode Spektrofotometri Ultraviolet (UV)

Aplikasi Metode Derivatif” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah mungkin dapat terselesaikan dengan

baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Bapak Ipang Djunarko,

M.Sc., Apt. yang telah memperlancar jalannya penelitian.

2. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt. yang telah bersedia menjadi dosen

pembimbing yang begitu perhatian dalam memberikan bimbingan dan juga

banyak masukan selama proses pembuatan skripsi ini.

3. Bapak Jeffry Julianus, M.Si. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan

banyak kritik dan saran yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Ibu Dra. M.M. Yetty Tjandrawati, M.Si. selaku dosen penguji skripsi yang telah

memberikan banyak kritik dan saran yang sangat berarti bagi penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Tim dosen fakultas farmasi Universitas Sanata Dharma, untuk semua ilmu yang

telah diajarkan kepada saya.

Page 8: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

viii

6. Penolong kecilku, Citra Dewi Ariani, terima kasih atas tiap pertolongan yang

sadar atau tidak sadar banyak sekali membantuku.

7. Rekan seperjuanganku Andreas Wilasto Anggit “Boim”, terima kasih buat setiap

proses skripsi ini yang kita lalui.

8. Teman-teman satu bimbingan, Pungki, Micell, Angel, Yoki, dan Aang, terima

kasih buat supportnya.

9. Mas Bimo, Pak Parlan, Mas Kunto, Mas Ottok, Pak Timbul ,dan bapak-ibu

karyawan yang telah membantu saya selama proses skripsi ini berlangsung.

10. Teman-teman “Bocah Rolas” buat tawa dan tawa dan tawa lagi yang membuat

semangat itu kembali ada.

11. Teman-teman Squadra viola dari yang tua sampai muda, semoga pertemanan kita

tetap terjalin sampai tua.

12. Teman-teman farmasi yang tidak saya bisa sebut satu persatu, terima kasih buat

segalanya.

13. Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebut satu per satu.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya masukan saran dan kritik

tentang skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu

kefarmasian dan bagi semua pembaca.

Penulis

(Tony Handoyo)

Page 9: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri
Page 10: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

x

VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR CAMPURAN

PARASETAMOL DAN IBUPROFEN DENGAN PERBANDINGAN 7:4

MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET (UV)

APLIKASI METODE DERIVATIF

INTISARI

Parasetamol dan ibuprofen sebagai zat tunggal dapat ditetapkan kadarnya dengan menggunakan spektrofotometri ultraviolet (UV). Namun, jika parasetamol dan ibuprofen dijadikan sebuah campuran dengan perbandingan 7:4, maka akan menghasilkan spektrum normal yang saling overlapping. Hal ini menyebabkan kadar dari masing-masing senyawa sukar ditetapkan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan pengembangan spektrofotometri uv aplikasi metode derivatif dimana kadar parasetamol dan ibuprofen dapat ditetapkan meskipun dalam bentuk campuran.

Penelitian ini penelitian noneksperimental dengan rancangan deskriptif. Pada penelitian ini, dilakukan dengan membuat spektrum serapan normal dan derivatif masing-masing senyawa, kemudian ditentukan daerah zero crossing kedua senyawa yang dilihat dari spektrum derivatifnya. Spektrum derivatif merupakan plot dA/dλ terhadap λ. Untuk menentukan kevalidan metode, digunakan parameter seperti, akurasi, presisi, linearitas, dan spesifisitas.

Hasil penilitian didapatkan panjang gelombang zero crossing untuk parasetamol di 261,5 nm dan ibuprofen di 227 nm. Nilai koefisien korelasi (r) dari kurva baku parasetamol sebesar -0,9996 sedangkan ibuprofen sebesar –0,9979. Rentang nilai recovery dari parasetamol adalah 99,14-100,86% sedangkan untuk ibuprofen adalah 97,98-103,53%. Nilai CV dari parasetamol sebesar 0,575% dan untuk nilai CV dari ibuprofen sebesar 0,995%. Maka dapat disimpulkan metode ini memiliki akurasi, presisi, linearitas, dan spesifisitas yang baik.

Kata kunci : parasetamol, ibuprofen, spektrum serapan derivatif

Page 11: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

xi

VALIDATION OF QUANTITATIVE ANALYSIS FROM PARACETAMOL

AND IBUPROFEN COMBINE WITH 7:4 RATIO USING

SPECTROPHOTOMETRY ULTRAVIOLET (UV) THE

APPLICATION DERIVATIVE OF METHODS

Abstract

Paracetamol and ibuprofen as a single substance can be set levels by using ultraviolet (UV). However, if paracetamol and ibuprofen are used as a mixture with a ratio of 7:4, it will produce the normal spectrum are overlapping each other. This causes the concentration of each compound is difficult to determine. Therefore, in this research is to develop methods of application of derivative UV spectrophotometry where the concentration of paracetamol and ibuprofen may be set even in mixture.

This research is descriptive research design noneksperimental. In this study, done by making the normal and derivative absorption spectra of each compound, later determined the second zero crossing is seen from the spectrum of compound derivatives. Derivative spectrum is a plot of dA / dλ for λ. To determine the validity of the method, used parameters such as accuracy, precision, linearity, and specificity.

Research results obtained zero crossing wavelengths of 261.5 nm for paracetamol and ibuprofen at 227 nm respectively. Correlation coefficient (r) of standard curves for paracetamol ibuprofen while registration -0.9979 -0.9996. The range of recovery values were 99.14-100.86%, whereas paracetamol to ibuprofen is 97.98-103.53%. CV values of 0575% of paracetamol and ibuprofen for the value of CV of 0995%. So we can conclude this method has an accuracy, precision, linearity, and good specificity.

Keywords: paracetamol, ibuprofen, a derivative absorption spectrum

Page 12: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... ix

INTISARI ............................................................................................................... x

ABSTRACT............................................................. ................................................ xi

DAFTAR ISI.............................................................................. ........................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN. .................................................................................... xvii

BAB I. PENGANTAR ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1. Permasalahan .................................................................................. 3

2. Keaslian Penelitian ......................................................................... 3

3. Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

B. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...................................................................... 5

A. Parasetamol ........................................................................................... 5

Page 13: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

xiii

B. Ibuprofen .............................................................................................. 6

C.Spektrofotometri Ultraviolet (UV) ......................................................... 6

D. Metode Derivatif Zero crossing .......................................................... 11

E. Validasi Metode ................................................................................... 13

1. Spesifisitas ................................................................................... 13

2. Linearitas ..................................................................................... 14

3. Akurasi ......................................................................................... 14

4. Presisi ............................................................................................ 14

5. LOD dan LOQ ............................................................................ 15

F. Landasan Teori ................................................................................... 16

G. Hipotesis ............................................................................................. 17

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 18

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 18

B. Variabel .............................................................................................. 18

C. Definisi Operasional ........................................................................... 18

D. Bahan Penelitian ................................................................................ 19

E. Alat yang Digunakan .......................................................................... 19

F. Tata Cara Penelitian ............................................................................ 19

1. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol ........................................ 19

2. Pembuatan Larutan Baku Ibuprofen ............................................ 20

3. Penentuan Spektrum Masing-masing Senyawa ........................... 20

4. Penentuan Panjang Gelombang Zero Crossing ........................... 20

5. Pembuatan Kurva Baku ............................................................... 21

Page 14: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

xiv

6. Penetapan Kadar Parasetamol dan Ibuprofen dalam Campuran ... 21

G. Analisis Hasil ..................................................................................... 22

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 24

A. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol dan Ibuprofen ....................... 24

B. Penentuan Spektrum Senyawa ........................................................... 25

C. Penentuan Panjang Gelombang Zero Crossing .................................. 29

D. Pembuatan Kurva Baku ..................................................................... 31

E. Penetapan Kadar Sampel .................................................................... 33

F. Analisis Parameter Validasi ................................................................ 37

1. Spesifisitas .................................................................................... 37

2. Linearitas ..................................................................................... 38

3. Akurasi ......................................................................................... 39

4. Presisi ........................................................................................... 39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 40

A. Kesimpulan ........................................................................................ 40

B. Saran ................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

LAMPIRAN .......................................................................................................... 43

BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 57

Page 15: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Kriteria Rentang Recovery yang dapat diterima ...................................... 14

Tabel II. Kriteria KV yang dapat diterima ........................................................... 15

Tabel III. Parameter Validasi Metode .................................................................. 16

Tabel IV. Data Kurva Baku Parasetamol ............................................................ 32

Tabel V. Data Kurva Baku Ibuprofen ................................................................. 32

Tabel VI. Data Parasetamol dan Ibuprofen dalam Campuran .............................. 37

Page 16: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rumus Bangun Parasetamol ................................................................ 5

Gambar 2. Rumus Bangun Ibuprofen .................................................................... 6

Gambar 3. Diagram Tingkat Energi Elektronik .................................................... 8

Gambar 4. Gugus Kromofor dan Auksokrom pada Parasetamol ........................ 26

Gambar 5. Gugus Kromofor pada Ibuprofen....................................................... 26

Gambar 6. Spektrum Serapan Normal Ibuprofen ................................................. 27

Gambar 7. Spektrum Serapan Normal Parasetamol ............................................. 27

Gambar 8. Spektrum Serapan normal Ibuprofen dan Parasetamol ...................... 28

Gambar 9. Spektrum Derivatif Pertama dari Parasetamol dan Ibuprofen ............ 30

Gambar 10. Spektrum Derivatif Kedua dari Ibuprofen dan Parasetamol ............. 31

Gambar 11. Spektrum Normal Senyawa Campuran ........................................... 33

Gambar 12. Spektrum Gabungan Sampel dan Baku pada Serapan Normal ....... 34

Gambar 13. Spektrum Gabungan Sampel dan Baku pada Derivate Pertama ...... 36

Gambar 14. Spektrum Gabungan Sampel dan Baku pada Derivate Kedua ........ 36

Page 17: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sertifikat Bahan .............................................................................. 43

Lampiran 2. Sertifikat Bahan .............................................................................. 44

Lampiran 3. Data Penimbangan Bahan ............................................................... 45

Lampiran 4. Contoh Perhitungan Kadar Larutan Baku Parasetamol .................. 46

Lampiran 5. Contoh Perhitungan Kadar Larutan Baku Ibuprofen ...................... 48

Lampiran 6. Contoh Perhitungan Derivatif ......................................................... 50

Lampiran 7. Data Perhitungan Kadar Parasetamol dan Ibuprofen ....................... 54

Lampiran 8. Perhitungan Recovery ...................................................................... 55

Page 18: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Penelitian

Obat-obat yang beredar di pasaran pada saat ini, tersedia dengan berbagai

bentuk sediaan antara lain berupa tablet, kaplet, kapsul, dan larutan. Beberapa

produk obat yang beredar di pasaran tersebut ada yang mengandung satu macam

zat aktif tapi ada juga yang mengandung lebih dari satu macam zat aktif. Tujuan

dipakainya lebih dari satu macam zat aktif diharapkan antar zat aktif saling

mendukung untuk memberikan efek terapetik yang lebih baik. Salah satu contoh

obat yang memiliki dua macam zat aktif sekaligus adalah tablet obat analgesik-

antipiretik yang mengandung parasetamol dan ibuprofen dengan komposisi

parasetamol (350 mg) dan ibuprofen (200 mg). Dari segi efek terapetik sediaan

obat dengan dua macam zat aktif akan lebih menguntungkan. Tetapi dari segi

penetapan kadarnya justru akan lebih susah dikarenakan zat aktif yang diteliti

tidak hanya satu. Padahal untuk menjamin kualitas obat perlu diketahui

kesesuaian komposisi dari kandungan-kandungan yang ada di dalam obat.

Komposisi yang ada di dalam obat harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku

misalnya ketentuan dari farmakope. Oleh karena itu diperlukan sebuah metode

penetapan kadar yang dapat menetapkan beberapa macam zat aktif sekaligus.

Parasetamol dan ibuprofen dapat ditetapkan dengan menggunakan

metode spektrofotometri ultraviolet (UV) (Anonim, 1995). Spektrofotometri UV

memiliki kekurangan dimana metode ini lebih cocok utuk menetapkan kadar

Page 19: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

2

senyawa tunggal. Namun telah dikembangkan analisis spektrofotometri

multikomponen yaitu spektrofotometri UV derivatif. Pada metode

spektrofotometri UV derivatif, spektrum didapatkan dengan membuat kurva

hubungan antara derivatif serapan (dnA/dλn) terhadap panjang gelombang (λ). Hal

ini dimaksudkan supaya mendapatkan spektrum yang lebih tajam dari spektrum

normalnya, sehingga diharapkan ditemukan panjang gelombang yang nilai

absorbansinya spesifik untuk satu analit saja dan nilai absorbansi analit lainnya

bernilai nol, atau biasa disebut panjang gelombang zero crossing. Dengan

pengembangan metode spektrofotmetri UV ini, maka penetapan kadar campuran

parasetamol dan ibuprofen dapat ditetapkan secara bersamaan dan lebih cepat.

Metode ini belum pernah digunakan untuk penetapan kadar parasetamol

dan ibuprofen maka diperlukan validasi metode terlebih dahulu sebelum

dilakukan penetapan kadar untuk sediaan tablet yang mengandung parasetamol

dan ibuprofen.

Validasi metode bertujuan untuk mengetahui apakah metode yang

digunakan untuk penetapan kadar parasetamol dan ibuprofen dalam tablet ini

sahih atau valid dilihat dari parameter-parameter tertentu. Parameter yang

digunakan untuk menentukan validitas dari metode penetapan kadar ini adalah

akurasi, presisi, spesifisitas dan linearitas. Parameter tersebut merupakan syarat

parameter analisis yang harus dipenuhi untuk prosedur analisis kategori I.

Kategori I mencakup prosedur analisis kuantitatif, untuk menetapkan kadar

komponen utama bahan obat atau zat aktif dalam sediaan farmasi (Anonim, 2007).

Page 20: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

3

1. Permasalahan

Apakah penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan

perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri UV aplikasi metode

derivatif memenuhi parameter akurasi, presisi, spesifisitas, dan linearitas yang

baik ?

2. Keaslian Penelitian

Sebelum penulis, sudah ada beberapa peneliti yang menetapkan kadar

campuran parasetamol dan ibuprofen. Penelitian yang telah ada mengenai

penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen antara lain Optimasi

Pemisahan Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dengan Metode Kromatografi

Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik (Prabowo, 2010), Validasi Metode Penetapan

Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dengan Perbandingan 7:4

Menggunakan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik (Micell,

2010), Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dalam Tablet

Merk ”X” dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase terbalik

(Kumalasari, 2010), Validasi Metode Penetapan Kadar Campuran Parasetamol

dan Ibuprofen secara Spektrofotometri UV dengan Metode Panjang Gelombang

Berganda (Andrianto, 2010), dan Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan

Ibuprofen dalam Tablet merk ”X” secara Spektrofotometri UV dengan Aplikasi

Metode Panjang Gelombang Berganda (Setiawan, 2010).

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat metodologis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang kefarmasian tentang metode

Page 21: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

4

spektrofotometri UV aplikasi metode derivatif, secara khusus terhadap campuran

paraseramol dan ibuprofen.

b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

metode yang praktis dan valid untuk menetapkan kadar campuran parasetamol

dan ibuprofen dengan metode spektofotometri ultraviolet dengan aplikasi metode

derivatif.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi, presisi, linearitas, dan

spesifisitas dari metode penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen

dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri ultraviolet

dengan aplikasi metode derivatif.

Page 22: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

5

BAB II

PENELAAH PUSTAKA

A. Parasetamol

Sinonim dari parasetamol adalah asetaminofen; p-Hidroksiasetanilida; p-

asetamidofenol; N-asetil-p-aminofenol; C6H9NO2, dengan berat molekul 151,16

g/mol (Anonim, 1995). Rumus bangun dari parasetamol adalah sebagai berikut

Gambar 1. Rumus Bangun Parasetamol (Anonim, 1995)

Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari

101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian: serbuk hablur, putih,

tidak berbau, rasa sedikit pahit. Kelarutan: larut dalam air mendidih dan dalam

natrium hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol. Parasetamol yang terlarut

memiliki serapan maksimum pada panjang gelombang 243 nm (Anonim, 1995).

Parasetamol adalah N-(4-hidroksifenil) asetamida dan merupakan agen

analgesik maupun antipiretik. Parasetamol efektif dalam mengobati sakit kepala,

neuralgia dan sakit pada otot dan persendian (Battu and Reddy, 2009).

Page 23: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

6

B. Ibuprofen

Sinonim lain dari ibuprofen adalah 2-(p-isobutilfenil) asam propionat,

C13H18O2, dengan berat molekul 206,28 g/mol. Rumus bangun dari ibuprofen

sebagai berikut:

Gambar 2. Rumus Bangun Ibuprofen (Anonim,1995)

Ibuprofen mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari

103,0% C13H18O2, dihitung terhadap zat anhidrat. Pemeriaan: serbuk hablur, putih

hingga hampir putih, berbau khas lemah. Kelarutan: praktis tidak larut dalam air,

sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton dan dalam

kloroform, sukar larut dalam etil asetat. Ibuprofen terlarut memiliki serapan

maksimum pada panjang gelombang 221 nm (Anonim, 1995).

Ibuprofen mempunyai berat molekul 206 g/mol. Ibuprofen termasuk

NSAID (non-steroidal anti inflammantory drug), biasa digunakan untuk gejala

arthritis, primary dysmenorrheal, demam dan sebagai analgesik (Battu and Reddy,

2009).

C. Spektrofotometri Ultraviolet (UV)

Spektrofotometri UV merupakan suatu teknik analisis spektroskopi yang

memakai sumber radiasi elektromagnetik (190-380 nm) dengan instrumen

spektrofotometer. Hasil interaksi molekul yang dianalisis dengan radiasi

Page 24: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

7

elektromagnetik dapat digambarkan oleh suatu grafik yang menghubungkan

banyaknya radiasi elektromagnetik yang diserap dengan panjang gelombangnya,

yang disebut dengan spektrum absorpsi (Mulja dan Suharman, 1995).

Teknik spektroskopi adalah salah satu teknik analisis fisiko-kimia yang

mengamati interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik. Setiap

spesies molekul mempunyai keadaan energi yang unik dan keadaan terendah

elektron disebut ground state. Apabila pada molekul tersebut dikenakan foton

yang sesuai dengan perbedaan energi elektron dari keadaan ground state ke

tingkat energi yang lebih tinggi dari suatu radiasi elektromagnetik, maka akan

terjadi absorbsi energi. Tingkat energi yang lebih tinggi ini dikenal sebagai orbital

elekron antibonding. Energi yang dibutuhkan tersebut sesuai dengan pesamaan:

E = h. υ = (1)

Keterangan: E = tenaga foton dalam erg υ = frekuensi radiasi elektromagnetik dalam hertz h = tetapan planck (6.624 X 10-34 J/det) λ = panjang gelombang (cm) c = tetapan cahaya (3.1010 cm/s)

(Christian, 2004)

Karena elektron dalam molekul memiliki tenaga yang tak sama, maka

tenaga yang diserap dalam proses eksitasi dapat mengakibatkan terjadinya satu

atau lebih transisi tergantung pada jenis elektron yang terlihat (Sastrohamidjojo,

2001).

Ada empat tipe transisi elektronik yang mungkin terjadi σ→σ*, n→σ*,

n→π*, dan π→π*. Diagram tingkat energi elektron pada tingkat dasar dan

keadaan tereksitasi ditunjukkan pada gambar.

Page 25: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

8

σ* Anti bonding

π* Anti bonding

E n Non bonding

π Bonding

σ Bonding Gambar 3. Diagram tingkat energi elektronik (Mulja dan Suharman, 1995)

Eksitasi elektron (σ→σ*) memberikan energi yang terbesar dan terjadi

pada daerah ultraviolet jauh yang diberikan oleh ikatan tunggal, sebagai contoh

pada alkana. Sedangkan eksitasi elektron (π→π*) diberikan oleh ikatan rangkap

dua dan tiga (alkena dan alkuna) juga terjadi pada daerah ultraviolet jauh. Transisi

ini menunjukkan pergeseran merah (batokromik) dengan adanya substitusi gugus-

gugus yang memberi atau menarik elektron. Pada gugus karbonil (dimetil keton

dan asetaldehid) akan terjadi eksitasi elektron (n→ σ*) yang terjadi pada daerah

ultraviolet jauh. Eksitasi elektron (n→ σ*) ditunjukkan oleh senyawa jenuh yang

mengandung heteroatom (oksigen, nitrogen, belerang, atau halogen) memiliki

elektron-elektron tak berikatan dan menunjukkan jalur serapan yang disebabkan

oleh transisi elektron-elektron dari orbital tak berikatan heteroatom ke orbital anti

ikatan σ* (Sastrohamidjojo, 2001). Di samping itu gugus karbonil juga

memberikan eksitasi elektron (n→π*) menunjukkan pergeseran biru (hipsokromik)

yang terjadi pada panjang gelombang 280-290 nm, tetapi eksitasi elektron (n→π*)

adalah forbidden transition karena memberikan harga εmaks kurang dari 1000,

yaitu εmaks = 12-16 (Mulja dan Suharman, 1995).

Page 26: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

9

Gugus atom yang mengabsorpsi radiasi UV-Vis disebut sebagai

kromofor (Mulja dan Suharman, 1995). Kromofor menyatakan gugus tak jenuh

kovalen yang dapat menyerap radiasi dalam daerah-daerah ultraviolet dan terlihat.

Senyawa yang mengandung kromofor disebut dengan kromogen. Auksokrom

adalah heteroatom yang langsung terikat pada kromofor, misal: -OCH3, -Cl, -OH,

dan –NH2 dan memberikan transisi (n→σ*). Auksokrom tidak mengabsorpsi

radiasi tetapi jika terdapat dalam molekul, auksokrom dapat meningkatkan

absorpsi kromofor atau merubah panjang gelombang absorpsi jika terikat dengan

kromofor. Auksokrom mempunyai elektron n yang akan berinteraksi dengan

elektron π pada kromofor. Perubahan spektra dapat dikelompokkan menjadi:

a. Bathocromic shift, panjang gelombang absorpsi maksimum berubah ke

panjang gelombang yang lebih panjang. Pergeseran ini juga disebut

pergeseran merah.

b. Hipsochromic shift, panjang gelombang absorpsi maksimum berubah ke

panjang gelombang yang lebih pendek. Pergeseran ini juga disebut pergeseran

biru.

c. Hyperchromis, peningkatan daya serap molar (ε).

d. Hypochromism, penurunan daya serap molar (ε).

(Christian, 2004)

Analisis dengan spektrofotometri UV-Vis selalu melibatkan pembacaan

absorban radiasi elektromagnetik oleh molekul atau radiasi elektromagnetik yang

diteruskan. Keduanya dikenal sebagai absorban (A) tanpa satuan dan transmittan

(T) dengan satuan %T.

Page 27: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

10

T = = 10 -ε.b.c (2)

Keterangan : It = Intensitas radiasi yang ditransmisikan I0 = Intensitas radiasi mula-mula ε = daya serap molar b = tebal kuvet c = konsentrasi larutan dalam (Molar) Intensitas dari suatu berkas radiasi akan berkurang sehubungan dengan jarak yang

ditempuhnya melalui medium penyerap. Intensitas tersebut akan berkurang

sehubungan dengan kadar molekul atau ion yang terserap dalam medium tersebut.

Kedua faktor tersebut menentukan proporsi dari kejadian total energi yang timbul.

Penurunan daya radiasi monokromatis yang melalui medium penyerap yang

homogen dinyatakan secara kuantitatif oleh hukum Lambert-Beer (Anonim,

1995).

A = log10 ( )= ε.b.c (3)

Keterangan : A = absorbansi ε = daya serap b = tebal kuvet c = konsentrasi sampel (Molar)

Harga ε didefinisikan sebagai daya serap molar atau koefisien ekstingsi

molar. Harga ε adalah karakteristik untuk molekul atau ion penyerap dalam

pelarut tertentu, pada panjang gelombang tertentu dan tidak bergantung pada

konsentrasi dan panjang gelombang lintasan radiasi (Sastrohamidjojo, 2001).

Harga ε dapat diganti dengan a yang disebut sebagai daya serap, bila konsentrasi

larutan dalam gram/liter hubungan ε dan a adalah sebagai berikut:

ε = a M (4)

Di mana M adalah berat molekul larutan (Silverstein, 1991). Harga ε bergantung

pada luas penampang senyawa yang terkena radiasi (A) dan probabilitas

Page 28: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

11

terjadinya transisi energi yang diserap (P). Hubungan ε dan variabel tersebut

adalah sebagai berikut:

ε = 8,7 x 1019 PA (5)

Keterangan: P = probabilitas terjadinya transisi energi yang diserap A = luas penampang senyawa yang terkena radiasi

Nilai harga P adalah 0,1 sampai 1 yang menunjukkan kekuatan pita absorbansi

akibat transisi elektronik yang diperbolehkan dengan memberikan nilai ε > 104 .

Sedangkan untuk harga ε < 103 atau harga P< 0,01 forbidden transition. Secara

umum dapat dikatakan bahwa harga sangat mempengaruhi puncak spektrum suatu

zat. Rincian harga ε terhadap puncak spektrum adalah sebagai berikut:

1-10: sangat lemah; 10-102: lemah; 102 -103: sedang; 103-104: kuat; 104-105:

sangat kuat (Mulja dan Suharman, 1995).

Untuk pelaksanaan teknik analisis spektroskopi dipakai instrumen

sebagai pengukur dan perekam sinyal hasil interaksi molekul dengan radiasi

elektromagnetik (Mulja dan Suharman, 1995).

D. Metode derivatif zero crossing

Spektrofotometri derivatif merupakan metode manipulatif terhadap

spektra pada spektrofotometri ultraviolet dan tampak (Connor, 1982). Pada

metode derivatif, plot A vs λ, ini ditrasformasikan menjadi plot dA/d λ vs λ untuk

derivatif pertama, dan d2A/d λ2 vs λ untuk derivatif kedua (Willard et al.,1988).

Dalam spektra derivatif, spektra mudah untuk dideteksi dan diukur. Bentuk

spektra yang karakteristik ini mampu membedakan antara spektra yang sangat

mirip dengan sebuah spektrogram.

Page 29: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

12

Derivat pertama atau yang lebih tinggi dari transmitan atau serapan,

seringkali dimaksudkan untuk mendapatkan spektra yang lebih spesifik yang tidak

diperoleh dengan spektra biasa. Dengan alasan ini, penggunaan spektra derivatif

dapat meningkatkan sensitivitas deteksi pada bentuk spektra minor dan

mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh tumpang tindih pita spektra analit

yang terganggu spesies lain dalam sampel (Aberasturi et al., 2001; Skoog, 1985).

Lebih jauh, spektra ini dapat digunakan untuk analisis kuantitatif, untuk mengukur

konsentrasi dari analit yang mempunyai konsentrasi tersembunyi, misalnya

bertumpang tindih dengan puncak analit lain dalam sampel (Willard et al., 1988).

Untuk analisis kuantitatif, jika serapan sesuai hukum Lambert-Beer maka derivatif

pada panjang gelombang tertentu terkait dengan persamaan:

b c (6)

Dimana: A = serapan pada panjang gelombang tertentu �

= serapan jenis pada panjang gelombang tertentu b = tebal lapisan penyerap c = kadar zat terlarut yang menyerap

(Anonim, 1995) Panjang gelombang maksimum suatu senyawa akan menjadi panjang

gelombang zero crossing pada spektrum derivatif pertama, panjang gelombang

tersebut tidak mempunyai serapan atau dA/dλ = 0. Pada prinsipnya, tinggi puncak

(dnA/dλn ) proporsional terhadap konsentrasi analit. Hal inilah yang menjadi dasar

analisis kuantitatif pada spektrofotometri derivatif (Aberasturi et al., 2001).

Analisis kuantitatif campuran yang mengandung lebih dari satu

komponen (A dan B) dan mereka tidak saling tergantung maka amplitudo

derivatif campuran (M) adalah aditif, menurut persamaan:

Page 30: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

13

(7)

Nilai absolut spektrum derivatif salah satu senyawa dapat diukur jika

senyawa lain bernilai nol. Teknik analisis ini disebut teknik zero crossing yaitu

pengukuran amplitudo spektrum pada titik zero crossing. Titik zero crossing

adalah titik dimana salah satu komponen bernilai nol sehingga pengukuran

komponen tidak terpengaruh senyawa lain. Panjang gelombang yang mempunyai

titik zero crossing disebut panjang gelombang zero crossing. Kurva baku dibuat

pada panjang gelombang zero crossing ini (Aberastuari et al., 2001)

E. Validasi Metode

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap

parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan

bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita,

2004). Untuk itu diperlukan suatu pedoman mengenai kesahihan metode analisis

yang didukung oleh parameter-parameter yaitu spesifisitas, linearitas, akurasi,

presisi, LOD dan LOQ.

1. Spesifisitas

Spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur

zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang

mungkin ada dalam matriks sampel. Spesifisitas metode ditentukan dengan

membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai,

senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau pembawa plasebo dengan hasil

analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi (Harmita, 2004).

Page 31: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

14

2. Linearitas

Linearitas merupakan kemampuan suatu metode (pada rentang tertentu)

untuk mendapatkan hasil uji yang secara langsung proporsional dengan

konsentrasi (jumlah) analit di dalam sampel (Anonim, 2007). Persyaratan data

linearitas yang bisa diterima jika memenuhi nilai koefisien korelasi (r) > 0,99 atau

r2 ≥ 0,997 (Chan et al, 2004). Hubungan linier yang baik ditunjukkan dengan nilai

r =1 atau r = -1 tergantung arah garis (Harmita, 2004).

3. Akurasi

Akurasi atau kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat

kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi dinyatakan

sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan (Harmita,

2004).

Tabel I. Kriteria rentang recovery yang dapat diterima

Analit pada matriks sampel (%)

Rentang recovery yang diperoleh

100 > 10 > 1 > 0,1 0,01 0,001 0,0001 (1 ppm) 0,00001 (100 ppb) 0,000001 (10 ppb) 0,0000001 (1 ppb)

98-102 % 98-102 % 97-103 % 95-105 % 90-107 % 90-107 % 80-110 % 80-110 % 60-115 % 40-120 %

4. Presisi

Presisi atau keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat

kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual

dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang

Page 32: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

15

diambil dari campuran yang homogen. Presisi biasanya dinyatakan dalam

koefisien variasi (KV) atau persen Relative Standard Deviation (RSD) (Harmita,

2004).

Tabel II. Kriteria KV yang dapat diterima

Kadar Analit KV (%) ≥ 1 % 0,1 % 1 ppm 1 ppb

2,5 5 16 32

5. LOD (limit of detection) dan LOQ (limit of quantitation)

LOD adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi

dan masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko. LOQ

merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi

kriteria akurasi dan presisi. LOD dan LOQ dapat dihitung secara statistik melalui

garis regresi linier dari kurva kalibrasi (Harmita, 2004).

Menurut The United States Pharmacopeia 30 The National Formulary

28 tahun 2007, metode/prosedur analisis dapat dibedakan menjadi 4 kategori,

yaitu:

a. Kategori I. Mencakup prosedur analisis kuantitatif, untuk menetapkan

kadar komponen utama bahan obat atau zat aktif dalam sediaan farmasi.

b. Kategori II. Mencakup prosedur analisis kualitatif dan kuantitatif yang

digunakan untuk menganalisis impurities ataupun degradation compounds dalam

sediaan farmasi.

Page 33: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

16

c. Kategori III. Mencakup prosedur analisis yang digunakan untuk

menentukan karakteristik penampilan suatu sediaan farmasi, misalnya disolusi

dan pelepasan obat.

d. Kategori IV (tes identifikasi).

Tabel III. Parameter analisis yang harus dipenuhi untuk syarat validasi metode (Anonim, 2007)

Parameter analisis

Kategori I

Kategori II Kategori

III Kategori

IV Kuantitatif Batas Tes

Akurasi Presisi Spesifisitas LOD LOQ Linieritas Range

Ya Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya

Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Ya

* Tidak Ya Ya Tidak Tidak *

* Ya * * * * *

Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

* = Mungkin diperlukan (tergantung sifat spesifik tes)

F. Landasan Teori

Parasetamol merupakan obat antipiretik- analgesik yang diindikasikan

untuk menyembuhkan demam dan nyeri. Ibuprofen merupakan obat antiinflamasi

(NSAID) dan obat analgesik yang diindikasikan untuk meredakan demam dan

gejala arhtritis (Anonim, 1995).

Parasetamol mempunyai panjang gelombang serapan maksimum 243 nm

dan Ibuprofen mempunyai panjang gelombang serapan maksimum 221 nm

(Anonim, 1995). Parasetamol dan ibuprofen memiliki satu inti benzene aromatis

dan gugus substituen dalam struktur molekulnya yang memberikan serapan pada

panjang gelombang daerah ultraviolet, dan spektrum serapan kedua senyawa

tersebut saling tumpang tindih. Sehingga, sulit dilakukan penetapan kadar

Page 34: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

17

campuran parasetamol dan ibuprofen dengan spektrofotometri UV tanpa melalui

pemisahan terlebih dahulu. Oleh karena itu, perlu pengembangan metode

spektrofotometri untuk analisis multikomponen, salah satu contohnya adalah

dengan menggunakan aplikasi metode derivatif. Aplikasi metode derivatif, akan

mengubah penampilan spektrum normal menjadi spektrum derivatifnya. Spektrum

derivatif ini akan memperuncing puncak-puncak spektrum yang normal untuk

masing-masing senyawa.

Validasi metode merupakan ukuran pembuktian bahwa metode yang

digunakan memenuhi akurasi, presisi, linearitas, dan spesifisitas yang memenuhi

persyaratan untuk penggunaannya sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya.

G. Hipotesis

Metode spektrofotometri UV aplikasi derivatif memenuhi parameter

akurasi, presisi, linearitas, dan spesifisitas yang baik untuk penetapan kadar

campuran parasetamol dan ibuprofen sehingga data yang diperoleh dapat

dipercaya.

Page 35: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat noneksperimental deskriptif karena

tidak adanya perlakuan terhadap subjek uji.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah panjang gelombang yang digunakan

(variable continuous). 

2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar parasetamol dan

ibuprofen yang digunakan untuk analisis hasil validasi (variable continuous)  

3. Variabel pengacau terkendali adalah pelarut yang digunakan

C. Definisi Operasional

1. Spektrofotometri derivatif merupakan metode manipulatif terhadap spektra

pada spektrofotometri metode spektrofotometri UV aplikasi metode derivatif

ultraviolet dan tampak (Connors, 1982) dengan mentransformasikan plot A vs

λ, menjadi dA/dλ vs λ, untuk derivatif pertama, dan d2A/dλ2 vs λ, untuk

derivatif kedua.

2. Panjang gelombang zero-crossing adalah panjang gelombang yang

mempunyai nilai spektrum nol pada spektrum derivatif.

3. Kadar parasetamol dan ibuprofen dinyatakan dalam satuan mg/100ml .

Page 36: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

19

4. Parameter validasi yang digunakan adalah akurasi, presisi, spesifisitas dan

linearitas.

5. Campuran parasetamol dan ibuprofen adalah campuran antara parasetamol

dan ibuprofen dengan perbandingan (7:4).

6. Nilai serapan derivatif adalah nilai serapan normal yang diderivatif (dnA/dλn).

D. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu baku

parasetamol working standar (No. COA 0920032), ibuprofen mutu working

standar (No.COA 50909135) dari PT. KONIMEX, dan pelarut yang digunakan

adalah metanol pro analisis.

E. Alat yang Digunakan

Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer

(OPTIMA SP3000F), neraca analitik (SARTORIUS), pipet gondok, pipet tetes,

pipet volume, labu takar, beker glass, pengaduk, sendok, gelas ukur, pipet tetes,

corong, flakon, kuvet, dan oven.

F. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol

Lebih kurang 10 mg parasetamol ditimbang seksama dan dilarutkan

dalam metanol hingga 10,0 ml. Kemudian 2,5 ml larutan tersebut diencerkan

dengan aquadest hingga 25,0 ml. Setelah itu, dibuat larutan dengan seri kadar 1;

Page 37: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

20

1,5; 2; 2,5; 3; 3,5 mg/100ml, yakni dengan mengencerkan 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5 ml

dalam aquadest hingga 10,0 ml.

2. Pembuatan Larutan Baku Ibuprofen

Lebih kurang 10 mg ibuprofen ditimbang seksama dan dilarutkan dalam

metanol hingga 10,0 ml. Kemudian 2,5 ml larutan tersebut diencerkan dengan

aquadest hingga 25,0 ml. Setelah itu, dibuat larutan dengan seri kadar 1,5; 2; 2,5;

3; 3,5; 4 mg/100ml, yakni dengan mengencerkan 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4 ml dalam

metanol hingga 10,0 ml.

3. Penentuan Spektrum Masing-masing Senyawa

Dari seri kadar yang telah diperoleh pada penetapan rentang kadar

parasetamol-ibuprofen, masing-masing diambil salah satu konsentrasi

(parasetamol konsentrasi 3,5 mg/100ml dan ibuprofen konsentrasi 2 mg/100ml)

dan dilakukan pengukuran absorbansi kedua larutan pada rentang panjang

gelombang 220-280 nm, sehingga dapat diketahui absorbansi dari parasetamol

konsentrasi 3,5 mg/100ml dan ibuprofen konsentrasi 2 mg/100ml pada berbagai

panjang gelombang.

4. Penentuan Panjang Gelombang Zero-crossing

Spektrum serapan pada serapan normal dari parasetamol konsentrasi 3,5

mg/100ml dan ibuprofen konsentrasi 2 mg/100ml dibuat spektrum derivatif

pertama dan kedua dengan interval panjang gelombang optimal sebesar 1 nm.

Dari spektrum derivatif tersebut dapat ditentukan panjang gelombang zero

crossing masing-masing senyawa.

Page 38: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

21

5. Pembuatan Kurva Baku

Masing-masing larutan baku parasetamol dan ibuprofen yang telah dibuat,

diukur nilai serapan derivatifnya pada panjang gelombang zero crossing masing-

masing senyawa tersebut. Kemudian dibuat kurva baku antara nilai serapan

derivatif terhadap seri konsentrasi larutan baku senyawa pada panjang gelombang

pengukuran masing-masing senyawa.

6. Penetapan Kadar Parasetamol dan Ibuprofen dalam Campuran

a. Pembuatan sampel parasetamol. Ditimbang sebanyak lebih kurang

seksama 10 mg parasetamol dan dilarutkan dalam metanol hingga 10,0 ml.

Kemudian diambil 2,5 ml dan diencerkan dengan aquadest hingga 25,0 ml

(larutan intermediet parasetamol).

b. Pembuatan sampel ibuprofen. Ditimbang sebanyak lebih kurang

seksama 10 mg ibuprofen dan dilarutkan dalam metanol hingga 10,0 ml.

Kemudian diambil 2,5 ml dan diencerkan dengan aquadest hingga 25 ml (larutan

intermediet ibuprofen).

c. Pembuatan larutan campuran parasetamol dan ibuprofen. Dari larutan

intermediet parasetamol diambil 3,5 ml dan dari larutan intermediet ibuprofen

diambil 2 ml kemudian diencerkan sampai 10 ml.

d. Penetapan kadar sampel campuran parasetamol dan ibuprofen. Larutan

campuran parasetamol dan ibuprofen diukur absorbansinya pada panjang

gelombang 220-280 nm, kemudian dibuat spektrum serapan derivatif dari

spektrum serapan normal tersebut pada rentang gelombang 220-280 nm. Nilai

Page 39: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

22

serapan derivatif dari masing-masing senyawa dibaca pada panjang gelombang

zero crossing yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian dilakukan penetapan

kadar masing-masing senyawa dalam campuran dengan memasukkan nilai

serapan derivatif campuran parasetamol dan ibuprofen ke persamaan kurva baku

masing-masing senyawa.

G. Analisis Hasil

Kesahihan dari metode yang digunakan dalam penetapan kadar

parasetamol dan ibuprofen dalam campuran secara KCKT fase terbalik dapat

ditentukan berdasarkan parameter berikut :

a. Akurasi

Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang

ditambahkan. Recovery dihitung dari kadar yang terukur pada kurva baku

dibandingkan dengan kadar yang diketahui dikalikan 100%.

Recovery =

b. Presisi

Presisi diukur sebagai simpangan baku relatif (koefisien variansi).

 

c. Linearitas

Linearitas dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) pada analisis regresi linear.

Y = bX + a

Page 40: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

23

d. Spesifisitas

Spesifisitas suatu metode dilihat dari kemampuannya yang hanya mengukur

zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain

yang mungkin ada dalam matriks sampel.

Page 41: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol dan Ibuprofen

Larutan baku parasetamol dan ibuprofen dibuat dengan menggunakan

pelarut metanol. Metanol dipilih menjadi pelarut parasetamol dan ibuprofen

karena parasetamol dan ibuprofen larut dalam metanol. Selain itu, metanol dapat

digunakan untuk pelarut untuk metode spektrofotometri UV karena metanol

mempunyai serapan pada panjang gelombang di bawah 210 nm, sehingga metanol

tidak mengganggu spektrum absorbansi parasetamol dan ibuprofen pada 220-280

nm. Metanol yang digunakan untuk penelitian ini adalah metanol pro analisis,

dikarenakan metode spektrofotometri membutuhkan kemurnian yang tinggi.

Parasetamol dan ibuprofen dibuat larutan bakunya dengan 6 seri kadar.

Larutan baku untuk parasetamol dibuat dengan konsentrasi 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0;

dan 3,5 mg/100ml. Sedangkan untuk larutan baku ibuprofen dibuat dengan

konsentrasi 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; dan 4 mg/100ml. Agar mendapatkan nilai

serapan derivatif yang nyata, maka rentang seri kadar dari larutan baku dibuat

lebar. Nilai serapan derivatif (dnA/dλn) tergantung pada beda absorbansi (dA) dan

nilai beda panjang gelombang dλ tetap. dA sendiri, dipengaruhi oleh konsentrasi

dari senyawa, sehingga untuk mendapatkan perubahan nilai beda absorbansi yang

nyata maka seri kadar larutan baku diperbesar selisihnya.

Page 42: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

25

B. Penentuan Spektrum Senyawa

Spektrum serapan normal diambil dari larutan baku parasetamol 3,5

mg/100ml dan larutan baku ibuprofen 2 mg/100ml. Konsentrasi dari parasetamol

dan ibuprofen dibuat seperti itu karena menyesuaikan perbandingan parasetamol

dan ibuprofen pada sampel yang nanti akan diuji, dengan perbandingan

parasetamol dan ibuprofen 7:4. Spektrum serapan normal dibuat antara absorbansi

terhadap panjang gelombang. Pembacaan absorbansi dari senyawa dilakukan pada

panjang gelombang 220-280 nm. Dipilih panjang gelombang 220 nm sebagai

batas bawah pembacaan absorbansi bertujuan untuk menjamin absorbansi dari

kedua senyawa tidak dipengaruhi oleh absorbansi pelarutnya yaitu metanol.

Rentang ini dibuat dengan mempertimbangkan bahwa serapan maksimum dari

parasetamol dan ibuprofen masuk dalam rentang 220-280 nm.

Spektrum serapan parasetamol dan ibuprofen dapat diamati pada panjang

gelombang UV kerena keduanya dapat menyerap radiasi sinar UV. Hal tersebut

dikarenakan adanya kromofor yang menyediakan elektron pada orbital π yang

mudah tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi yaitu π* apabila dikenai

radiasi sinar UV yang memiliki energi yang sesuai dengan energi yang

dibutuhkan untuk terjadinya eksitasi. Kromofor dari parasetamol dan ibuprofen

dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 43: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

26

Gambar 4. Gugus kromofor dan auksokrom pada parasetamol

Gambar 5. Gugus kromofor pada ibuprofen

Keterangan: = kromofor

_ _ _ _ = auksokrom

Parasetamol dan ibuprofen memberikan serapan di daerah UV

dikarenakan kromofor yang dipunyai parasetamol dan ibuprofen tidak cukup

panjang untuk sampai kedaerah visibel (400-700 nm) . Kromofor dari parasetamol

dan ibuprofen didapatkan dari cincin benzene yang memberikan panjang

gelombang maksimum sekitar 210 nm.

Setiap senyawa akan memberikan serapan maksimum pada panjang

gelombang tertentu. Bila serapan maksimum dari analit pada saat penelitian tepat

atau ada dalam batas ± 2 nm dari panjang gelombang teoritis maka analit tersebut

diduga adalah senyawa yang dimaksud. Prinsip inilah yang biasa digunakan untuk

analisis spektrofotometri dengan satu analit.

Page 44: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

27

Spektrum serapan normal ibuprofen konsentrasi 2 mg/100ml dan

parasetamol konsentrasi 3,5 mg/100ml dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 6. Spektrum serapan normal ibuprofen konsentrasi 2mg/100ml (λ maks = 223 nm)

Gambar 7. Spektrum serapan normal parasetamol konsentrasi 3,5 mg/100ml (λ

maks = 244 nm)

Spektrum serapan normal dapat digunakan untuk mengetahui serapan

maksimum dari parasetamol dan ibuprofen. Serapan maksimum untuk

parasetamol pada panjang gelombang 244 nm, sedangkan serapan maksimum

ibuprofen pada panjang gelombang 223 nm. Sedangkan secara teoritis, serapan

maksimum untuk ibuprofen pada panjang gelombang 221 nm dengan pelarut

metanol dan air. Sedangkan serapan maksimum untuk parasetamol pada panjang

gelombang 243 nm dengan pelarut metanol dan air (Anonim, 1995).

Page 45: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

28

Pergeseran panjang gelombang serapan maksimum untuk ibuprofen

sebesar 2 nm dan parasetamol sebesar 1 nm. pergeseran ini masih memenuhi

persyaratan yang ditetapkan oleh farmakope IV, di mana jika ada pergeseran

panjang gelombang serapan maksimum dengan rentang pergeseran ± 2 nm dengan

pelarut yang sama dengan baku pembanding maka panjang gelombang tersebut

dapat digunakan sebagai panjang gelombang serapan maksimum.

Spektrum overlapping dari parasetamol dan ibuprofen dapat dilihat

sebagai berikut:

Gambar 8. Spektrum normal parasetamol 3,5 mg/100ml

dan ibuprofen konsentrasi 2 mg/100ml

Berdasarkan kurva serapan tersebut didapatkan spektrum yang tumpang

tindih secara total. Dengan begitu tidak ada panjang gelombang yang memberikan

spektrum serapan yang spesifik dimana dalam satu panjang gelombang tersebut

hanya ada satu senyawa yang memberikan serapan dan senyawa lain tidak

memberikan serapan sama sekali. Spektrum diambil dari spektrum serapan

parasetamol pada konsentrasi 3,5 mg/100ml dan ibuprofen pada konsentrasi 2

mg/100ml. Penetapan kadar campuran dua senyawa ini sulit dilakukan dengan

Page 46: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

29

menggunakan spektrum normal biasa karena tidak ada panjang gelombang yang

spesifik untuk satu senyawa saja. Jika kedua senyawa memberikan serapan pada

panjang gelombang tertentu, maka pengukuran spektrofotometri akan

memberikan harga penjumlahan serapan dari masing-masing senyawa.

Spektrum normal kedua senyawa tumpang tindih secara total maka salah

satu cara yang dapat digunakan untuk menetapkan kadar masing-masing

komponen tersebut adalah dengan menggunakan aplikasi metode derivatif.

C. Penentuan Panjang Gelombang zero crossing

Salah satu cara untuk menetapkan kadar parasetamol dan ibuprofen yang

pada spektrum normalnya mengalami tumpang tindih secara total adalah dengan

menggunakan aplikasi metode derivatif. Spektrum normal dari parasetamol dan

ibuprofen yang normal dibuat mejadi spektrum derivatifnya sampai ditemukan

zero crossing untuk masing-masing senyawa. Pembuatan spektrum derivatif

dengan memplotkan nilai serapan derivatif (dnA/dλn) terhadap panjang

gelombang. Nilai serapan derivatif ditentukan dengan cara membagi delta

absorbansi (ΔA= Aλ2-Aλ1) dengan delta panjang gelombang (Δλ= λ2-λ1). Delta

panjang gelombang yang digunakan adalah 1 nm.

Pengertian panjang gelombang zero crossing adalah panjang gelombang

dimana jika pada analisis multikomponen spektrum derivatifnya digabungkan,

maka satu analit memberikan nilai serapan derivatif maksimum atau minimum

pada suatu panjang gelombang sedangkan analit yang lain tidak memberikan nilai

nilai serapan derivatif atau dengan kata lain spektrum derivatifnya memotong

Page 47: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

30

absis sehingga nilainya nol. Panjang gelombang zero crossing inilah yang diambil

sebagai panjang gelombang pengukuran.

Spektrum derivatif pertama dari ibuprofen konsentrasi 2 mg/100ml dan

parasetamol 3,5 mg/100ml :

Gambar 9. Spektrum derivatif pertama dari parasetamol konsentrasi 3.5 mg/100ml dan

ibuprofen konsentrasi 2 mg/100ml

Pada spektrum derivat pertama hanya ditemukan panjang gelombang

zero crossing untuk ibuprofen. Di mana spektrum derivatif pertama dari ibuprofen

memotong absis dan parasetamol memberikan nilai serapan derivatifnya

minimum. Panjang gelombang zero crossing ibuprofen terletak pada panjang

gelombang 246,5 nm, 247,5 nm, 250,5 nm, 253,5 nm, 254,5 nm, 259,5 nm, 260,5

nm, 261,5 nm, 265,5 nm, 266,5 nm, 271,5 nm, dan 279,5 nm. Panjang gelombang

yang dipilih untuk pengukuran adalah pada panjang gelombang 261,5 nm nilai

serapan derivatif parasetamol paling minimum.

Spektrum derivatif kedua dari ibuprofen konsentrasi 2 mg/100ml dan

parasetamol 3,5 mg/100ml:

Page 48: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

31

Gambar 10. Spektrum derivatif kedua dari parasetamol 3,5 mg/100ml dan ibuprofen konsentrasi 2 mg/100ml

Pada spektrum derivatif kedua terlihat penajaman puncak. Pada spektrum

derivatif kedua didapatkan panjang gelombang zero crossing untuk parasetamol

dimana terdapat spektrum parasetamol yang memotong absis dan di panjang

gelombang tersebut nilai serapan derivatif dari ibuprofen minimum. Panjang

gelombang zero crossing untuk parasetamol ada pada panjang gelombang 227

nm, 232 nm, 234 nm, 249 nm, 259 nm, 262 nm, 265 nm, dan 279 nm. Panjang

gelombang yang dipilih adalah panjang gelombang 227 nm karena nilai serapan

derivatif dari ibuprofen bernilai paling minimum.

D. Pembuatan Persamaan Kurva baku

Pembuatan persamaan kurva baku dilakukan dengan cara mengukur nilai

serapan derivatif masing-masing senyawa baik parasetamol maupun ibuprofen

pada panjang gelombang zero crossing masing-masing senyawa. Parasetamol

diukur pada panjang gelombang 261,5 nm sedangkan ibuprofen pada panjang

gelombang 227 nm. Nilai serapan derivatif dari tiap seri kadar dimasukkan ke

dalam persamaan regresi linier sehingga diperoleh persamaan kurva baku. Dari

tiga kali replikasi dipilih persamaan kurva baku yang terbaik. Untuk memilih

Page 49: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

32

kurva baku terbaik dilihat dari koefisien korelasi (r) yang didapat dari persamaan

regresi. Koefisien korelasi yang mendekati 1 atau -1 (tergantung arah garis)

adalah yang paling baik karena koefisien korelasi menujukkan hubungan linieritas

antara absis (dalam penelitian ini absisnya adalah kadar) dan ordinat (dalam

penelitian ini ordinatnya adalah nilai serapan derivatif). Semakin mendekati 1 atau

-1, maka artinya dengan sedikit perubahan kadar maka nilai serapan derivatifnya

juga akan ikut berubah.

Tabel IV. Data kurva baku parasetamol Kadar

(mg/100ml) Nilai serapan derivatif

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

1 -0.022 -0.023 -0.028

1.5 -0.034 -0.035 -0.038

2 -0.045 -0.05 -0.051

2.5 -0.055 -0.071 -0.063

3 -0.067 -0.09 -0.074

3.5 -0.079 -0.105 -0.084

A 0.0003238 0.014295 -0.00490476

B -0.0225 -0.034057 -0.022857

r -0.9996 -0.9968 -0.9992

Tabel V. Data kurva baku ibuprofen

Kadar (mg/100ml)

Nilai serapan derivatif

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

1.5 -0.014 -0.014 -0.015

2 -0.020 -0.020 -0.021

Page 50: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

33

2.5 -0.025 -0.025 -0.029

3 -0.029 -0.029 -0.030

3.5 -0.034 -0.034 -0.036

4 -0.038 -0.041 -0.045

A -0.00058 0.001276 0.00147

B -0.0094857 -0.01 -0.0112

r -0.9979 -0.9970 -0.9853

Maka persamaan kurva baku parasetamol yang dipilih untuk penetapan

kadar campuran parasetamol dan ibuprofen adalah y = -0,0225x + 0,0003238

dengan r = -0,9996 sedangkan kurva baku ibuprofen yang dipakai untuk

penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen adalah y = -0,0094857x -

0,00058 dengan r = -0,9979.

E. Penetapan Kadar Sampel

Konsentrasi parasetamol dan ibuprofen pada sampel dibuat menjadi 3,5

mg/100ml parasetamol dan 2 mg/100ml ibuprofen. Larutan sampel kemudian

diukur pada rentang panjang gelombang 220-280 nm dan dibuat spektrum

normalnya terlebih dahulu. Spektrum normal larutan sampel, ditunjukan pada

gambar berikut:

Gambar 11. Spektrum normal senyawa campuran

Page 51: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

34

Spektrum normal sampel menggambarkan dua puncak yang mewakili

serapan maksimum dari kedua komponen sampel yaitu parasetamol dan

ibuprofen. Puncak tersebut berada pada panjang gelombang 228 nm dan 244 nm.

Jika spektrum normal dari larutan sampel dibandingkan dengan spektrum normal

larutan baku parasetamol dan ibuprofen maka akan terlihat bahwa sebenarnya

kedua puncak pada spektrum normal sampel adalah penggambaran serapan

maksimum dari parasetamol dan ibuprofen.

Spektrum overlapping dari parasetamol 3,5 mg/100ml, ibuprofen 2

mg/100ml, dan sampel dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 12. Spektrum gabungan larutan sampel dan baku pada serapan normal

Dari gambar tersebut terlihat bahwa pada panjang gelombang serapan

maksimum dari larutan baku parasetamol dan ibuprofen mempengaruhi serapan

maksimum pada spektrum normal sampel. Selain itu juga terdapat kenaikan nilai

serapan dari masing-masing senyawa tunggal. Hal ini sesuai dengan pernyataan

bila sistem mengandung dua komponen atau lebih pada panjang gelombang yang

Page 52: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

35

sama, maka pengukuran spektrofotometri akan memberikan hasil penjumlahan

dari setiap komponen senyawa (Sastrohamidjojo, 2001). Pada panjang gelombang

serapan maksimum ibuprofen bergeser 5 nm menjadi 228 nm dikarenakan adanya

serapan parasetamol yang menambah nilai absorbansi dari ibuprofen. Sedangkan

pada parasetamol tidak berubah panjang gelombang serapan maksimumnya

dikarenakan nilai absorbansi dari ibuprofen yang seharusnya dijumlahkan dengan

nilai absorbansi dari parasetamol terlalu kecil nilainya dan memang setelah

panjang gelombang 240 nm, absorbansi ibuprofen tidak mengalami penurunan

atau kenaikan secara berarti.

Untuk dapat menetapkan kadar parasetamol dan ibuprofen pada larutan

sampel, maka spektrum normal dari larutan sampel diderivatif sehingga

mengalami penajaman puncak. Pada spektrum derivatif pertama akan didapatkan

panjang gelombang zero crossing di mana parasetamol akan memberikan Nilai

serapan derivatif minimum sedangkan ibuprofen yang memotong absis memiliki

nilai serapan derivatif yang bernilai nol, yaitu pada panjang gelombang 261,5 nm.

Pada spektrum derivatif kedua akan didapatkan panjang gelombang zero crossing

di mana ibuprofen akan memberikan nilai serapan derivatif yang minimum

sedangkan parasetamol yang memotong absis memiliki nilai serapan derivatif

yang bernilai nol pada panjang gelombang 227 nm. Nilai serapan derivatif dari

larutan sampel pada dua panjang gelombang zero crossing kemudian dimasukkan

dalam persamaan kurva baku masing-masing senyawa sebagai fungsi Y.

Page 53: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

36

Spektum overlapping dari spektrum derivatif satu dan dua dari

parasetamol konsentrasi 3,5 mg/100ml, ibuprofen konsentrasi 2 mg/100ml, dan

sampel campuran parasetamol dan ibuprofen:

Gambar 13. Spektrum gabungan sampel dan baku pada derivate pertama

Gambar 14. Spektrum gabungan sampel dan baku pada derivate kedua

Kadar terukur dari parasetamol dan ibuprofen dapat dilihat pada tabel.

Kadar didapatkan setelah memasukkan nilai serapan derivatif dari masing-masing

senyawa dalam persamaan kurva baku masing-masing senyawa tunggal. Recovery

didapatkan dengan membagi kadar terukur dengan kadar sebenarnya kemudian

dikali 100% untuk mendapatkan persen recovery.

Page 54: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

37

Tabel VI. Data parasetamol dan ibuprofen dalam campuran

Sampel

Ibuprofen Parasetamol

Kadar benar

(mg/100ml)

Kadar terukur

(mg/100ml)

Recovery

Kadar benar

(mg/100ml)

Kadar terukur

(mg/100ml)

Recovery

1 2 2,05 102,5 3,5 3,53 100,86

2 1,96 1,94 98,97 3,43 3,44 100,29

3 2 2,05 102,5 3,5 3,53 100,86

4 1,98 1,94 97,98 3,47 3,44 99,14

5 1,98 2,05 103,53 3,47 3,48 100,29

6 1,98 2,05 97,98 3,47 3,44 99,14

Rerata ± SE 100,58±1,0

4 100,1±0,32

CV kadar terukur 0,995% 0,575%

F. Analisis Parameter Validasi

Parameter-parameter validasi yang digunakan untuk metode penetapan

kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan spektrofotometri UV aplikasi

metode derivatif antara lain: spesifisitas, linearitas, akurasi, dan presisi.

1. Spesifisitas

Spesifisitas suatu metode adalah kemampuan metode untuk menetapkan

kadar suatu analit tertentu saja secara cermat dan seksama meskipun ada

komponen lain dalam matriks sampel. Dalam matriks sampel terdapat beberapa

Page 55: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

38

komponen yaitu ibuprofen, parasetamol, metanol, dan aquadest. Metanol dan

aquadest digunakan sebagai pelarut. Metanol dan aquadest tidak mengganggu

serapan dari parasetamol dan ibuprofen karena mempunyai panjang gelombang

serapan di bawah 210 nm. Pada spektrum normal, spesifisitas dari parasetamol

dan ibuprofen tidak baik. Pada spektrum normal, spektrum dari parasetamol dan

ibuprofen masing-masing saling tumpang tindih sehingga sulit untuk menentukan

nilai serapan dari masing-masing senyawa. Oleh karena itu, spektrum normal

kedua senyawa tersebut dibuat menjadi spektrum derivatif pertama dan kedua

untuk menentukan titik zero crossing dari masing-masing senyawa. Titik zero

crossing inilah yang menjadi jaminan spesifisitas dari metode ini. Pada masing-

masing titik zero crossing dari senyawa, nilai serapan derivatif dari salah satu

senyawa saja yang terukur dikarenakan senyawa yang lain memiliki nilai serapan

derivatif yang bernilai nol. Parasetamol memiliki titik zero crossing pada panjang

gelombang 227 nm di spektrum derivatif pertama (Gambar. 13), sedangkan

ibuprofen memiliki titik zero crossing pada panjang gelombang 261,5 nm di

spektrum derivatif kedua (Gambar. 14).

2. Linearitas

Linearitas dari suatu metode dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (r)

yang didapatkan dari persamaan kurva baku. Berdasarkan tabel IV, persamaan

kurva baku parasetamol yang digunakan untuk penetapan kadar campuran

parasetamol dan ibuprofen adalah y = -0,0225x + 0,0003238 dengan r = -0,9996.

Sedangkan, berdasarkan tabel V, persamaan kurva baku ibuprofen yang

digunakan untuk penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen adalah y =

Page 56: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

39

-0,0094857x – 0,00058 dengan r = -0,9979. Dari hasil yang didapatkan, nilai r

dari kurva baku parasetamol dan ibuprofen bernilai negatif. Hal tersebut

dikarenakan arah garis dari kurva baku parasetamol dan ibuprofen kearah negatif.

Spesifisitas dari kurva baku parasetamol dan ibuprofen memenuhi persyaratan

yang berlaku dimana nilai r yang baik adalah yang mendekati 1 atau -1 sesuai

dengan arah garisnya (Harmita, 2004).

3. Akurasi

Akurasi dari sebuah metode analisis dapat dilihat dari recovery yang

didapatkan. Berdasarkan hasil percobaan yang ditunjukan pada tabel VI, diperoleh

rentang recovery dari parasetamol adalah 99,14-100,86%. Sedangkan rentang

recovery untuk ibuprofen adalah 97,98-103,53%. Hasil yang didapat masih

memenuhi syarat recovery untuk analit dalam sampel besar yaitu 95-105% (Mulja

& Suharman, 1995).

4. Presisi

Presisi dari suatu metode dilihat dari nilai coefficient varians (CV).

Metode ini memiliki presisi yang baik untuk menetapkan kadar parasetamol dan

ibuprofen dalam campuran. Hal ini dapat dilihat dari tabel VI, dimana diperoleh

nilai CV parasetamol sebesar 0,575% dan nilai CV ibuprofen sebesar 0,995%.

Berdasarkan hasil yang didapat, nilai CV yang diperoleh telah memenuhi syarat

presisi yang baik (CV < 2%) (Mulja & Suharman, 2003).

Page 57: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan

perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri ultraviolet aplikasi

metode derivatif memiliki akurasi, presisi , linearitas, dan spesifisitas yang baik.

B. SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penetapan kadar

campuran parasetamol dan ibuprofen dengan spektrofotometri UV aplikasi

metode derivatif dalam sediaan obat, misalnya tablet. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 58: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

41

Daftar Pustaka

Aberasturi, F., Jimenez, A. I., Arias, J. J., 2001, UV-visible First-Derivative Spectrophotometry Applied to an Analysis of a Vitamin Mixture, JchemEd., Vol. 78, no. 6, 793-795

Andrianto, Y. C., 2010, Validasi Metode Penetapan Kadar Campuran Parasetamol

dan Ibuprofen secara Spektrofotometri UV dengan Metode Panjang Gelombang Berganda, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 449, 649, 1009, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2007, The United States Pharmacopeia 30th The National Formulary

25th, United States Pharmacopeal Convention, Inc., New York Battu, P. R., and Reddy, MS, 2009, RP-HPLC Method for Simultaneous

Estimation of Paracetamol and Ibuprofen in Tablets, http ://www.ajrconline.org, diakses tanggal 29 Agustus 2009

Chan, C.C., Lam, H., Lee, Y.C., and Zhang, X., 2004, Analytical Method Validation

and Instrumen Performance Verification, 16, John Wiley & Sons, Inc., U.S.A.

Christian, G.D., 2004, Analytical Chemistry, 6th Ed.,465, Jhon Wiley & Sons, Inc.,

U.S.A. Connors, K.A., 1982, Textbook of PharmaceuticalAnalysis, 3th Ed., 221, Wiley,

New York Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara, Majalah Ilmu

Kefarmasian, Vol.I, No.3, 117-135 Kumalasari, M. A. R., 2010, Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan

Ibuprofen dalam Tablet Merk ”X” dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase terbalik, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Micell, J., 2010, Validasi Metode Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan

Ibuprofen dengan Perbandingan 7:4 Menggunakan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Mulja, M., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumenal, 26, Universitas Airlangga

Press, Surabaya

Page 59: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

42

Mulja, M., dan Hanwar, D., 2003, Prinsip-Prinsip Cara Berlaboratorium Yang Bail (Good Laboratory Practice), Majalah Farmasi Airlangga¸Vol III, no.2, 71-76

Prabowo, Y. P., 2010, Optimasi Pemisahan Campuran Parasetamol dan Ibuprofen

Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Sastrohamidjojo, H., 2001, Spektroskopi, 1-43, Liberty, Yogyakarta Setiawan, A. A., 2010, Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen

dalam Tablet merk ”X” secara Spektrofotometri UV dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Skoog, D. A., 1985, Principles of Instrumenal Analysis, 3rd Ed., 182-215,

Saunders College publishing, Philadelphia Willard, H. H., Merritt, J. R. L., Dean, J. A., dan Settle J. F. A., 1988, Instrumenal

Methods of Analysis, 7th Ed., 148-150, 159-178, Wadsworth Publishing Company, California

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 60: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

43

Lampiran 1. Sertifikat Bahan

Sertifikat parasetamol

Page 61: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

44

Lampiran 2. Sertifikat Bahan

Sertifikat ibuprofen

Page 62: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

45

Lampiran 3. Data Penimbangan Bahan

Data Penimbangan Bahan

a. Ibuprofen baku

Replikasi 1 : 0,0100 g

Replikasi 2 : 0,0098 g

Replikasi 3 : 0,0099 g

b. Parasetamol baku

Replikasi 1 : 0,0099 g

Replikasi 2 : 0,0099 g

Replikasi 3 : 0,0098 g

c. Data penimbangan sampel

Replikasi Parasetamol (g) Ibuprofen (g)

1 0,0100 0,0100

2 0,0098 0,0098

3 0,0100 0,0100

4 0,0099 0,0099

5 0,0099 0,0099

6 0,0099 0,0099

 

 

 

 

 

 

 

Page 63: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

46

Lampiran 4. Contoh Perhitungan Kadar Larutan Baku Parasetamol

Contoh perhitungan kadar larutan baku parasetamol:

a. Skema pembuatan

Kurang lebih 10 mg parasetamol ditimbang secara seksama

Larutkan dalam 10 ml metanol p.a.

Pipet 2,5 ml

Larutkan dengan aquadest hingga 25 ml

Pipet 1; 1.5; 2; 2.5; 3; dan 3.5 ml 

Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 10 ml

b. Perhitungan seri kadar parasetamol

Bobot parasetamol hasil penimbangan = 9,9 mg

Kadar parasetamol dalam larutan metanol = 9,9 mg : 10 ml = 0,99 mg/ml

Kadar parasetamol dalam larutan aquadest = C1.V1 =C2.V2

0,99 mg/ml . 2,5 ml = C2 . 25 ml

C2 = 0,099 mg/ml

Page 64: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

47

Seri kadar Perhitungan kadar parasetamol

1 x 0,099 mg/ml = 0,0099 mg/ml = 0,99 mg/100ml

2 x 0,099 mg/ml = 0,01485 mg/ml = 1,485 mg/100ml

3 x 0,099 mg/ml = 0,0198 mg/ml = 1,98 mg/100ml

4 x 0,099 mg/ml = 0,02475 mg/ml = 2,475 mg/100ml

5 x 0,099 mg/ml = 0,0297 mg/ml = 2,97 mg/100ml

6 x 0,099 mg/ml = 0,03465 mg/ml = 3,465 mg/100ml

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 65: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

48

Lampiran 5. Contoh Perhitungan Kadar Larutan Baku Ibuprofen

Contoh perhitungan kadar larutan baku ibuprofen:

a. Skema pembuatan Kurang lebih 10 mg ibuprofen ditimbang secara seksama

Larutkan dalam 10 ml metanol p.a.

Pipet 2,5 ml

Larutkan dengan aquadest hingga 25 ml

Pipet 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5; dan 4 ml 

Encerkan dengan aquadest hingga volumenya tepat 10 ml

b. Perhitungan seri kadar ibuprofen

Bobot ibuprofen hasil penimbangan = 10 mg

Kadar ibuprofen dalam larutan metanol = 10 mg : 10 ml = 1 mg/ml

Kadar ibuprofen dalam larutan aquadest = C1.V1 =C2.V2

1 mg/ml . 2,5 ml = C2 . 25 ml

C2 = 0,1 mg/ml

Page 66: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

49

Seri kadar Perhitungan kadar ibuprofen

1 x 0,1 mg/ml = 0,015 mg/ml = 1,5 mg/100ml

2 x 0,1 mg/ml = 0,02 mg/ml = 2 mg/100ml

3 x 0,1 mg/ml = 0,025 mg/ml = 2,5 mg/100ml

4 x 0,1 mg/ml = 0,03 mg/ml = 3 mg/100ml

5 x 0,1 mg/ml = 0,035 mg/ml = 3,5 mg/100ml

6 x 0,1 mg/ml = 0,04 mg/ml = 4 mg/100ml

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 67: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

50

Lampiran 6. Contoh Perhitungan Derivatif Derivatif pertama:

=

λ A λ = dA/dλ

220 0,811 220,5 0,018221 0,829 221,5 0,015222 0,844 222,5 0,007223 0,851 223,5 -0,002224 0,849 224,5 -0,008225 0,841 225,5 -0,015226 0,826 226,5 -0,027227 0,799 227,5 -0,047228 0,752 228,5 -0,066229 0,686 229,5 -0,077230 0,609 230,5 -0,08231 0,529 231,5 -0,079232 0,450 232,5 -0,072233 0,378 233,5 -0,066234 0,312 234,5 -0,059235 0,253 235,5 -0,053236 0,200 236,5 -0,044237 0,156 237,5 -0,036238 0,120 238,5 -0,026239 0,094 239,5 -0,017240 0,077 240,5 -0,012241 0,065 241,5 -0,007242 0,058 242,5 -0,005243 0,053 243,5 -0,003244 0,050 244,5 -0,002245 0,048 245,5 -0,001246 0,047 246,5 0247 0,047 247,5 0248 0,047 248,5 -0,001249 0,046 249,5 0,001250 0,047 250,5 0

Page 68: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

51

251 0,047 251,5 0,001252 0,048 252,5 0,001253 0,049 253,5 0254 0,049 254,5 0255 0,049 255,5 0,001256 0,050 256,5 0,001257 0,051 257,5 0,001258 0,052 258,5 0,001259 0,053 259,5 0260 0,053 260,5 0261 0,053 261,5 0262 0,053 262,5 0,001263 0,054 263,5 0,001264 0,055 264,5 0,002265 0,057 265,5 0266 0,057 266,5 0267 0,057 267,5 -0,002268 0,055 268,5 -0,002269 0,053 269,5 -0,003270 0,050 270,5 -0,003271 0,047 271,5 0272 0,047 272,5 0,002273 0,049 273,5 -0,001274 0,048 274,5 -0,006275 0,042 275,5 -0,006276 0,036 276,5 -0,004277 0,032 277,5 -0,002278 0,030 278,5 -0,002279 0,028 279,5 0280 0,028 280,5 -0,028

Page 69: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

52

Derivatif kedua:

λ dA/dλ λ = d2A/d2λ

220,5 0,018 221 -0,0030000221,5 0,015 222 -0,0080000222,5 0,007 223 -0,0090000223,5 -0,002 224 -0,0060000224,5 -0,008 225 -0,0070000225,5 -0,015 226 -0,0120000226,5 -0,027 227 -0,0200000227,5 -0,047 228 -0,0190000228,5 -0,066 229 -0,0110000229,5 -0,077 230 -0,0030000230,5 -0,08 231 0,0010000231,5 -0,079 232 0,0070000232,5 -0,072 233 0,0060000233,5 -0,066 234 0,0070000234,5 -0,059 235 0,0060000235,5 -0,053 236 0,0090000236,5 -0,044 237 0,0080000237,5 -0,036 238 0,0100000238,5 -0,026 239 0,0090000239,5 -0,017 240 0,0050000240,5 -0,012 241 0,0050000241,5 -0,007 242 0,0020000242,5 -0,005 243 0,0020000243,5 -0,003 244 0,0010000244,5 -0,002 245 0,0010000245,5 -0,001 246 0,0010000246,5 0 247 0,0000000247,5 0 248 -0,0010000248,5 -0,001 249 0,0020000249,5 0,001 250 -0,0010000250,5 0 251 0,0010000251,5 0,001 252 0,0000000252,5 0,001 253 -0,0010000253,5 0 254 0,0000000254,5 0 255 0,0010000255,5 0,001 256 0,0000000256,5 0,001 257 0,0000000257,5 0,001 258 0,0000000258,5 0,001 259 -0,0010000259,5 0 260 0,0000000260,5 0 261 0,0000000

Page 70: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

53

261,5 0 262 0,0010000262,5 0,001 263 0,0000000263,5 0,001 264 0,0010000264,5 0,002 265 -0,0020000265,5 0 266 0,0000000266,5 0 267 -0,0020000267,5 -0,002 268 0,0000000268,5 -0,002 269 -0,0010000269,5 -0,003 270 0,0000000270,5 -0,003 271 0,0030000271,5 0 272 0,0020000272,5 0,002 273 -0,0030000273,5 -0,001 274 -0,0050000274,5 -0,006 275 0,0000000275,5 -0,006 276 0,0020000276,5 -0,004 277 0,0020000277,5 -0,002 278 0,0000000278,5 -0,002 279 0,0020000279,5 0 280 -0,0280000280,5 -0,028 281 0,0280000

Page 71: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

54

Lampiran 7. Data Perhitungan Kadar Parasetamol dan Ibuprofen dalam

Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dengan Perbandingan 7 : 4

Data perhitungan kadar parasetamol dan ibuprofen

a. Skema pembuatan Timbang seksama parasetamol dan ibuprofen masing-masing lebih kurang

10 mg

Larutkan parasetamol dan ibuprofen secara terpisah dengan metanol hingga 10 ml

Pipet masing-masing 2,5 ml larutan parasetamol dan larutan ibuprofen

masukkan dalam labu ukur 25 ml secara terpisah antara parasetamol dan ibuprofen

tambahkan aquadest hingga tanda

pipet 3,5 ml larutan parasetamol dan 2 ml larutan ibuprofen, masukkan

dalam satu labu ukur 10 ml

tambahkan aquadest hingga tanda

b. Contoh perhitungan kadar parasetamol dan ibuprofen terukur

Persamaan kurva baku parasetamol; y = -0,0225x + 0,0003238

Persamaan kurva baku ibuprofen; y = -0,0094857x – 0,00058

Nilai serapan derivatif parasetamol (Y) = -0,079 (pada λ = 261,5 nm)

Nilai serapan derivatif ibuprofen (Y) = -0,020 (pada λ = 227 nm)

Kadar terukur parasetamol = (-0,079 – 0,0003238) : -0,0025 = 3,53 mg/100ml

Kadar terukur ibuprofen = (-0,020 + 0,00058) : -0,0094857 = 2,05 mg/100ml

Page 72: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

55

Lampiran 8. Perhitungan Recovery

a. Skema pembuatan

Timbang seksama parasetamol dan ibuprofen masing- masing lebih kurang 10 mg

Larutkan parasetamol dan ibuprofen secara terpisah dengan metanol hingga 10 ml

Pipet masing-masing 2,5 ml larutan parasetamol dan larutan ibuprofen

masukkan dalam labu ukur 25 ml secara terpisah antara parasetamol dan ibuprofen

tambahkan aquadest hingga tanda

pipet 3,5 ml larutan parasetamol dan 2 ml larutan ibuprofen, masukkan

dalam satu labu ukur 10 ml

tambahkan aquadest hingga tanda

b. Contoh perhitungan kadar parasetamol dan ibuprofen sebenarnya

Bobot parasetamol hasil penimbangan : 10 mg

Kadar sebenarnya parasetamol dalam campuran parasetamol dan ibuprofen :

3,5 mg/100ml

Kadar terukur parasetamol dalam campuran parasetamol dan ibuprofen : 3,53

mg/100ml

Recovery parasetamol:

(kadar terukur : kadar sebenarnya) x 100% = = 100,86 %

Page 73: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

56

Bobot ibuprofen hasil penimbangan : 10 mg

Kadar sebenarnya ibuprofen dalam campuran parasetamol dan ibuprofen : 2

mg/100ml

Kadar terukur ibuprofen dalam campuran parasetamol dan ibuprofen : 2,05

mg/100ml

Recovery ibuprofen:

(kadar terukur : kadar sebenarnya) x 100% = =102,5 %

a. Perhitungan coefficient of variancy (CV)

Contoh perhitungan CV Replikasi Kadar terukur mg/100ml

1 2,05

2 1,94

3 2,05

4 1,94

5 2,05

6 2,05

Rata-rata kadar terukur = 2,01

SD = 0,006

SE = 0,02

CV = 0,995 %

Rata-rata = 2,01 CV = (SE : rata-rata kadar terukur) x 100 % SD = 0,006 CV = 0,995 %

SE = SE=0,02

Page 74: VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR ... - … · ii validasi metode analisis penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dengan perbandingan 7:4 menggunakan metode spektrofotometri

57

Biografi Penulis

Tony Handoyo lahir di Semarang 16 Juni 1989. Anak

kedua dari bapak alm. Handoyo dan ibu Soewaryati.

Pendidikan TK ditempuh di TK Tunas Rimba Pucak

Wangi, kemudian melanjutkan di SDN 3 Pucak Wangi.

Pendidikan SMP ditempuh di SMP Keluarga Juana dan

lulus tahun 2003, kemudian menamatkan SMA di SMA

Kolese De Britto pada tahun 2006.

Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma Fakultas

Farmasi. Selama kuliah penulis mengikuti beberapa kegiatan fakultas, diantaranya

menjadi seksi dampok TITRASI 2007, ketua umum TITRASI 2009, manajer UKF

sepak bola Fakultas Farmasi 2009, PKM 2008.