Validasi Metode Analisis
Click here to load reader
description
Transcript of Validasi Metode Analisis
-
4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 1/11
Beranda
Tentang SitusKontributor
BergabungMitra Kami
Kontak
Nama: Password: Login
Daftar Lupa kata kunci?
Artikel
Berita
Biokimia
Kimia Analisis
Kimia Anorganik
Kimia Fisika
Kimia Lingkungan
Kimia Material
Kimia Pangan
Teknologi Tepat Guna
Tips dan Opini
Info
Beasiswa
Karir
EventIChO
RedaksiLatihan
Soal IChOSoal Materi Kimia
Soal OSNTanya Pakar
Tokoh KimiaMateri Belajar
Tabel PeriodikReaksi Organik
Tuesday, April 30, 2013 6:32
Cari Artikel Go
-
4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 2/11
RSS Artikel
RSS Komentar
Beri Rating:
Sebarkan:
-
4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 3/11
Validasi Metode Analisis
Kata Kunci: akurasi, batas Deteksi, Batas Kuantitasi, Kecermatan, kekuatan, keseksamaan, Ketangguhan metode,
Linearitas, Spesifisitas, validasi
Ditulis oleh Wahyu Riyadi pada 24-03-2009
Validasi metode analisis bertujuan untuk memastikan dan mengkonfirmasi
bahwa metode analisis tersebut sudah sesuai untuk peruntukannya. Validasi biasanya diperuntukkan untuk metodeanalisa yang baru dibuat dan dikembangkan. Sedangkan untuk metode yang memang telah tersedia dan baku (misal
dari AOAC, ASTM, dan lainnya), namun metode tersebut baru pertama kali akan digunakan di laboratorium tertentu,
biasanya tidak perlu dilakukan validasi, namun hanya verifikasi. Tahapan verifikasi mirip dengan validasi hanya saja
parameter yang dilakukan tidak selengkap validasi.
Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis adalah sebagai berikut:
1. Accuracy (Kecermatan)
Accuracy adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya.
Accuracy dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Accuracy dapat ditentukan
melalui dua cara, yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) atau metode penambahan baku (standard additionmethod).
Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni ditambahkan ke dalam plasebo (semua campuran reagent yangdigunakan minus analit), lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar standar yang
ditambahkan (kadar yang sebenarnya). Recovery dapat ditentukan dengan cara membuat sampel plasebo (eksepien
obat, cairan biologis) kemudian ditambah analit dengan konsentrasi tertentu (biasanya 80% sampai 120% dari kadar
analit yang diperkirakan), kemudian dianalisis dengan metode yang akan divalidasi. Tetapi bila tidak memungkinkanmembuat sampel plasebo karena matriksnya tidak diketahui seperti obat-obatan paten, atau karena analitnya berupa
suatu senyawa endogen misalnya metabolit sekunder pada kultur kalus, maka dapat dipakai metode adisi.
Dalam metode adisi (penambahan baku), sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa (pureanalit/standar) ditambahkan ke dalam sampel, dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan
kadar yang sebenarnya (hasil yang diharapkan).
Pada metode penambahan baku, pengukuran blanko tidak diperlukan lagi. Metode ini tidak dapat digunakan jika
penambahan analit dapat mengganggu pengukuran, misalnya analit yang ditambahkan menyebabkan kekurangan
pereaksi, mengubah pH atau kapasitas dapar, dll.
Dalam kedua metode tersebut, recovery dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang
sebenarnya. Biasanya persyaratan untuk recovery adalah tidak boleh lebih dari 5%.
2. Precision (keseksamaan)
-
4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 4/11
Precision adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil
individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang
homogen.
Presicion diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Precision dapat dinyatakan
sebagai repeatability (keterulangan) atau reproducibility (ketertiruan).
Repeatability adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh
analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek. Repeatability dinilai melalui pelaksanaan
penetapan terpisah lengkap terhadap sampel-sampel identik yang terpisah dari batch yang sama, jadi memberikanukuran keseksamaan pada kondisi yang normal.
Reproducibility adalah keseksamaan metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda. Biasanya analisis dilakukan
dalam laboratorium-laboratorium yang berbeda menggunakan peralatan, pereaksi, pelarut, dan analis yang berbeda
pula. Analisis dilakukan terhadap sampel-sampel yang diduga identik yang dicuplik dari batch yang sama.
Reproducibility dapat juga dilakukan dalam laboratorium yang sama dengan menggunakan peralatan, pereaksi, dan
analis yang berbeda.
Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif (RSD) atau koefisien variasi (CV) 2% atau
kurang. Akan tetapi kriteria ini sangat fleksibel tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa, jumlah sampel, dan
kondisi laboratorium. Dari penelitian dijumpai bahwa koefisien variasi meningkat dengan menurunnya kadar analit yang
dianalisis.
Ditemukan bahwa koefisien variasi meningkat seiring dengan menurunnya konsentrasi analit. Pada kadar 1% atau lebih,
standar deviasi relatif antara laboratorium adalah sekitar 2,5% ada pada satu per seribu adalah 5%. Pada kadar satu
per sejuta (ppm) RSDnya adalah 16%, dan pada kadar part per bilion (ppb) adalah 32%. Pada metode yang sangat
kritis, secara umum diterima bahwa RSD harus lebih dari 2%.
Percobaan keseksamaan dilakukan terhadap paling sedikit enam replika sampel yang diambil dari campuran sampeldengan matriks yang homogen. Sebaiknya keseksamaan
ditentukan terhadap sampel sebenarnya yaitu berupa campuran dengan bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo)
untuk melihat pengaruh matriks pembawa terhadap keseksamaan ini. Demikian juga harus disiapkan sampel untuk
menganalisis pengaruh pengotor dan hasil degradasi terhadap keseksamaan ini.
3. Selektivitas (Spesifisitas)
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat
dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat
dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung
bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan
terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan.
Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai,
senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau pembawa plasebo dengan hasil analisis sampel tanpa penambahan bahan-
bahan tadi.
Penyimpangan hasil jika ada merupakan selisih dari hasil uji keduanya. Jika cemaran dan hasil urai tidak dapatdiidentifikasi atau tidak dapat diperoleh, maka selektivitas dapat ditunjukkan dengan cara menganalisis sampel yang
mengandung cemaran atau hasil uji urai dengan metode yang hendak diuji lalu dibandingkan dengan metode lain untuk
pengujian kemurnian seperti kromatografi, analisis kelarutan fase, dan Differential Scanning Calorimetry. Derajat
-
4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 5/11
kesesuaian kedua hasil analisis tersebut merupakan ukuran selektivitas. Pada metode analisis yang melibatkan
kromatografi, selektivitas ditentukan melalui perhitungan daya resolusinya (Rs).
4. Linearitas dan Rentang
Linearitas adalah kemampuan metode analisis memberikan respon proporsional terhadap konsentrasi analit dalam
sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan
dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima.
Linearitas biasanya dinyatakan dalam istilah variansi sekitar arah garis regresi yang dihitung berdasarkan persamaanmatematik data yang diperoleh dari hasil uji analit dalam sampel dengan berbagai konsentrasi analit. Perlakuan
matematik dalam pengujian linearitas adalah melalui persamaan garis lurus dengan metode kuadrat terkecil antara hasil
analisis terhadap konsentrasi analit.
Dalam beberapa kasus, untuk memperoleh hubungan proporsional antara hasil pengukuran dengan konsentrasi analit,
data yang diperoleh diolah melalui transformasi matematik dulu sebelum dibuat analisis regresinya.
Dalam praktek, digunakan satu seri larutan yang berbeda konsentrasinya antara 50 150% kadar analit dalam sampel.
Di dalam pustaka, sering ditemukan rentang konsentrasi yang digunakan antara 0 200%. Jumlah sampel yang
dianalisis sekurang-kurangnya delapan buah sampel blanko.
Sebagai parameter adanya hubungan linier digunakan koefisien korelasi r pada analisis regresi linier Y = a + bX.
Hubungan linier yang r = +1 atau 1 bergantung pada arah garis. Sedangkan nilai a menunjukkan kepekaan analisis
terutama instrumen yang digunakan. Parameter lain yang harus dihitung adalah simpangan baku residual (Sy). Dengan
menggunakan kalkulator atau perangkat lunak komputer, semua perhitungan matematik tersebut dapat diukur
5. Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quatification)
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan
dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter
pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria
cermat dan seksama.
Penentuan batas deteksi suatu metode berbeda-beda tergantung pada metode analisis itu menggunakan instrumen atau
tidak. Pada analisis yang tidak menggunakan instrumen batas tersebut ditentukan dengan mendeteksi analit dalamsampel pada pengenceran bertingkat. Pada analisis instrumen batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon
blangko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon blangko dan formula di bawah ini dapat digunakan untuk
perhitungan
Q = (k x Sb)/Sl
Q = LOD (batas deteksi) atau LOQ (batas kuantitasi)
k = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas kuantitasi
Sb = simpangan baku respon analitik dari blangko
Sl = arah garis linear (kepekaan arah) dari kurva antara respon terhadap konsentrasi = slope (b pada persamaan garis y
= a+bx)
Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai
pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan garis linier y = a + bx, sedangkan simpangan baku blanko sama
dengan simpangan baku residual (Sy/x.)
a. Batas deteksi (LoD)
-
4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 6/11
Karena k = 3, Simpangan baku (Sb) = Sy/x, maka:
LoD = (3 Sy/x)/ Sl
b. Batas kuantitasi (LoQ)
Karena k = 10, Simpangan baku (Sb) = Sy/x, maka:
LoQ = (10 Sy/x)/Sl
Cara lain untuk menentukan batas deteksi dan kuantitasi adalah melalui penentuan rasio S/N (signal to noise ratio). Nilai
simpangan baku blanko ditentukan dengan cara menghitung tinggi derau pada pengukuran blanko sebanyak 20 kali
pada titik analit memberikan respon. Simpangan baku blanko juga dihitung dari tinggi derau puncak ke puncak, jika
diambil dari tinggi puncak derau atas dan bawah (Np-p) maka s0 = Np-p/5 sedangkan kalau dari puncak derau bawah
saja (puncak negatif) maka s0 = Np/2, selanjutnya perhitungan seperti tersebut di atas.
6. Ketangguhan metode (ruggedness)
Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analisis sampel yang sama dalam berbagai
kondisi uji normal, seperti laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari yang berbeda, dll. Ketangguhan
biasanya dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan operasi atau lingkungan kerja pada hasil uji.
Ketangguhan metode merupakan ukuran ketertiruan pada kondisi operasi normal antara lab dan antar analis.
Ketangguhan metode ditentukan dengan menganalisis beningan suatu lot sampel yang homogen dalam lab yang berbeda
oleh analis yang berbeda menggunakan kondisi operasi yang berbeda, dan lingkungan yang berbeda tetapi
menggunakan prosedur dan parameter uji yang sama.
Derajat ketertiruan hasil uji kemudian ditentukan sebagai fungsi dari variabel penentuan. Ketertiruan dapat dibandingkanterhadap keseksamaan penentuan di bawah kondisi normal untuk mendapatkan ukuran ketangguhan metode.
Perhitungannya dilakukan secara statistik menggunakan ANOVA pada kajian kolaboratif yang disusun oleh Youden
dan Stainer.
7. Kekuatan (Robustness)
Untuk memvalidasi kekuatan suatu metode perlu dibuat perubahan metodologi yang kecil dan terus menerus dan
mengevaluasi respon analitik dan efek presisi dan akurasi. Sebagai contoh, perubahan yang dibutuhkan untuk
menunjukkan kekuatan prosedur HPLC dapat mencakup (tapi tidak dibatasi) perubahan komposisi organik fase gerak(1%), pH fase gerak ( 0,2 unit), dan perubahan temperatur kolom ( 2 3 C).
Perubahan lainnya dapat dilakukan bila sesuai dengan laboratorium. Identifikasi sekurang-kurangnya 3 faktor analisis
yang dapat mempengaruhi hasil bila diganti atau diubah. Faktor risinal ini dapat diidentifikasi sebagai A, B, dan C.
Perubahan nilai faktor-faktor ini dapat diidentifikasi dengan a, b, dan c. Lakukan analisis pada kondisi yang telah
disebutkan pada pemeriksaan ketangguhan.
Nilai Penetapan faktor eksperimental
#1 #2 #3 #4
A atau a A A a a
B atau b B b B b
C atau c C c c C
Untuk menentukan efek perubahan A, banding rata-rata hasil (#1 + #2)/2 dengan (#3 + 4)/2, Untuk efek perubahan B,
bandingkan (#1 + #3)/2 dengan (#2 +#4)/2 dan seterusnya.
-
4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 7/11
Kata Pencarian Artikel ini:
validasi metode, validasi metode analisis, linearitas adalah, METODE VALIDASI, validasi metode analisa, validasi
metode analisis pdf, validasi metode adalah, accuracy adalah, parameter validasi metode analisis, validasi metode uji
Cari Artikel Go
Artikel ini termasuk kategori: Kimia Analisis dan memiliki 13 Komentar sejauh ini .
Anda dapat mengikuti perkembangan artikel melalui RSS 2.0 feed .
Anda dapat mengirimkan komentar , atau taut balik dari situs pribadi .
neil edwin says:
March 28, 2009 at 11:47 am
ass.. mav sya mau komen untuk memvalidasi zat kimia itu foodgrade pa tidaknya gmna,,ex: isopropanol sya lum
tau apakh aman digunakan untuk pelarut pa tidak
Reply
Wahyu Riyadi says:
March 30, 2009 at 3:22 pm
maksud untuk memvalidasi di sini untuk mengetahui bukan??
kalau untuk mengetahui apakah suatu bahan foodgrade atau tidak, tanyakan saja ke supliernya langsung.
Misalnya isopropanol. Coba diliat product numbernya, lalu tanyakan isopropanol dengan product number sekian
apakah foodgrade atau tidak..
kalau ada yang bisa menambahkan, silahkan..
Reply
NurFa IcHa says:
October 15, 2009 at 6:12 pm
sy tertarik dengan artikel andakl bs tolong anda jelaskan lebih mendalam dengan contoh yang lebih konkret ttg
parameter Kekuatan (Robustness) dlm validasi metode analisis
Reply
Eries says:
October 23, 2009 at 11:22 am
Pak say mau tanya lab analisis kimia yang ada di Jakarta dimana yah saya mau membuat campuran kimia
-
4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 8/11
Terima kasih atas jawaban dan bantuannya
Reply
arif says:
November 17, 2009 at 3:41 pm
mas kok kata2nya persis sama kaya buku Analisis Fisiko Kimia karangan Dr.Harmita, Apt dosen saya..????
tolong kalo nulis artikel ditulis loh sumbernya, mohon diperhatikan karena penting biar gak melanggar hak cipta
Reply
wahyu says:
February 18, 2011 at 4:07 pm
mas Arif,
tulisan ini adalah hasil translate dari sebuah artikel berbahasa inggris, sama sekali bukan copas dari buku
analisis fisika kimia, Dr Harmita.
Apabila ada kemiripan kata2, barangkali dosen anda menggunakan sumber yang sama saat menulis
bukunya.
Reply
Iwan Setiawan says:
December 4, 2009 at 3:59 pm
Apa bedanya LOD dan LOQ? Minta contohnya dong?
Reply
handono says:
January 14, 2010 at 5:02 am
YTH Pengasuh / moderator chemistry, saya mohon penjelasan : saya akan melakukan uji coba pembuatan pupuk
dari bahan pospat dari alam saya akan jadikan kosentrasi yang tinggi sampai kadar 30 % kandungan pospat alam
10-15%, dan juga akan saya gunakan untuk pembuatan pupuk NPK denagan kadar N12-P12-K12 tentu
proses ini tdk mempengaruhi kerusakan pada tanah dsb. dan apabila tau tentang buku pembuatan dengan analisa
chemical yang tepat kami mengucapkan terima kasih
Reply
UTAMI DEWI says:
March 21, 2010 at 8:14 pm
sang membntu nehg bwt tgs kmpuuusss
Reply
dian says:
-
4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 9/11
December 8, 2010 at 8:44 pm
Mohon pencerahannya untuk validasi metode analisa kjeldahl pada tanah dan daun serta validasi metode analisa
unsur mikro dan makro dalam tanah dan daun.
Many thanks yall:)
Reply
tiwi says:
January 20, 2011 at 6:36 pm
mas kalau saya mau mengukur serapan dan mencari panjang gel maksimum dari ekstrak yang diberi pelarut
apakah harus tetap validasi metode?
Reply
dewi says:
March 16, 2011 at 7:44 pm
saya mw nanya.. analisis validasi itu melipti apa aja ya dan bisa berikan slh satu contoh analisis validasi
Reply
esty octiana sari says:
September 23, 2012 at 6:23 am
terima kasih artikelnya mudah dipahami. Saya mau tanya ttg cara menentukan LOD, bagaimana kalo sinyal
blanko=0?
Reply
Beri Komentar
Anda Member Chem-is-try.org? Silahkan login disini
Nama: Kata Kunci: Kirim
Belum menjadi member? Beri komentar disini:
Nama :
(wajib)
Email :
(wajib) (tidak dipublikasi)
Website:
Komentar:
-
4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 10/11
Kirim Reset
Anda dapat menggunakan tag XHTML berikut:
Penentuan Larutan dengan Serium (IV)
Pendahuluan Sistem diagnostik DNA
Mitra dan Media
Menjadi Fans Chem-Is-Try.org
Chem-is-try .org - Situs Kimia Indonesia - on Facebook
Tentang Artikel Ini:
Penulis: Wahyu Riyadi
Find us on Facebook
Chem-is-try.org - Situs KimiaIndonesia -
Like
82,780 people like Chem-is-try.org - Situs Kimia Indonesia -.
Facebook social plugin
-
4/30/13 Validasi Metode Analisis | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/ 11/11
Populer
Terbaru
Komentar
Tag
Adakah Obat untuk HIV/AIDS Saat Ini? Dengan 662 Komentar Sejak 2005-07-11 00:00:00
Kimia MIPA vs. Teknik Kimia, Yang Mana? Dengan 260 Komentar Sejak 2006-03-23 00:00:00
Cerpen Kimia : Catatan Harian Natrium Dengan 188 Komentar Sejak 2009-04-12 18:00:40
Cerpen Kimia : Arsen Si Pembunuh Bayaran Dengan 177 Komentar Sejak 2009-06-21 10:45:44
Tahun 2011 dinobatkan sebagai Tahun Internasional Kimia 2011 Dengan 121 Komentar Sejak 2009-03-19
10:00:00
Hendra: Seharusya kita sadar bahwa kekayaan mineral logan ...
olivia: theks...
olivia: penyulingan beserta metode dan contohnya...
arie cahyani: materi sangat membantu.....makasih...
TUKANG CoLoNG: kenapa elektron dan proton ga boleh bersama...? sa...
Berlangganan
Anda dapat berlangganan artikel melalui email:
Ketik Email Anda ... Klik
Berlangganan melalui fasilitas RSS
RSS Artikel RSS Komentar
Featured links
Belanja Makanan
Hak Cipta 2008 Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |. All rights reserved .