Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata...

22
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata Pelajaran IPS dengan Metode AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) dan SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually) menggunakan Video Pembelajaran (Studi Kasus : SMP Negeri 1 Pringapus) Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Peneliti : Rocky Indhah Haryati Elizabeth Sri Lestari, S.Pd., MLIS. Angela Atik Setiyanti, S.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2014

Transcript of Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata...

Page 1: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata

Pelajaran IPS dengan Metode AIR (Auditory, Intellectually,

Repetition) dan SAVI (Somatic, Auditory, Visualization,

Intellectually) menggunakan Video Pembelajaran

(Studi Kasus : SMP Negeri 1 Pringapus)

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti :

Rocky Indhah Haryati

Elizabeth Sri Lestari, S.Pd., MLIS.

Angela Atik Setiyanti, S.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2014

Page 2: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

ii

Page 3: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

iii

Page 4: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

iv

Page 5: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

v

Page 6: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

vi

Page 7: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

vii

Page 8: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

1

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata

Pelajaran IPS dengan Metode AIR (Auditory, Intellectually,

Repetition) dan SAVI (Somatic, Auditory, Visualization,

Intellectually) menggunakan Video Pembelajaran

1)

Rocky Indhah Haryati, 2) Elizabeth Sri Lestari, S.Pd., MLIS.,

3) Angela Atik Setiyanti, S.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)

[email protected], 2)

[email protected], 3)

[email protected]

Abstract

The application of conventional method which does not use the media in a

delivery of material on subjects IPS make students feel bored and less interested in

participating the teaching and learning process. It also results the ability of the students

in memorizing the materials less than maximum. The research intends to apply of AIR

and SAVI learning method using video media to attract the attention of students in

parcipating the learning process. The research was conducted by using the experimental

method. The results showed that the use of AIR and SAVI method by utilizing video

learning to make students are not bored and interested in participating the learning

process. Therefore students are easier to catch the material, so that the ability of the

students in memorizing the materials more increase.

Keywords: AIR and SAVI Method of Learning, Adobe Flash Application, Ability

Memorize

Abstrak

Penerapan metode konvensional yang tidak menggunakan media dalam

penyampaian materi pada mata pelajaran IPS membuat siswa merasa bosan dan kurang

tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut menyebabkan kemampuan

siswa dalam menghafal materi menjadi kurang maksimal. Penelitian bermaksud untuk

menerapkan metode AIR dan SAVI menggunakan media video agar dapat menarik

perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan

metode AIR dan SAVI dengan memanfaatkan video pembelajaran membuat siswa menjadi

tidak bosan dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu siswa lebih

mudah menangkap materi, sehingga kemampuan siswa dalam menghafal materi semakin

meningkat.

Kata Kunci : Metode pembelajaran AIR dan SAVI, Aplikasi Adobe Flash, Kemampuan

Menghafal

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 3)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Page 9: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

2

1. Pendahuluan

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia

pendidikan di Indonesia sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tertuang

dalam Renstra Depdiknas Tahun 2005-2009, dengan visi pendidikan terwujudnya

sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang

selalu berubah. Oleh karena itu dibutuhkan kemajuan serta inovasi-inovasi baru

dalam proses belajar mengajar karena pada hakikatnya sistem pembelajaran

dituntut untuk lebih modern lagi agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Pada kenyataannya banyak dijumpai cara penyampaian materi

pembelajaran dari guru yang kurang tepat, sehingga proses belajar mengajar

berlangsung monoton. Hal tersebut berpengaruh pada daya ingat siswa untuk

menghafal materi pelajaran, yang selanjutnya berpengaruh juga terhadap hasil

belajar siswa. Seringkali dijumpai bahwa pada saat pelajaran dimulai, siswa tidak

tertarik dengan pembelajaran karena tidak adanya media yang bervariatif dalam

penyampaian materi, sehingga mereka tidak memperhatikan ketika proses belajar

mengajar berlangsung. Di samping itu kebanyakan siswa menganggap bahwa

materi pelajaran sejarah tidak penting dan tidak bermanfaat karena kajian

materinya menyangkut masa lampau [1].

Di SMP Negeri 1 Pringapus terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi

masih rendahnya kemampuan siswa dalam menghafal pada mata pelajaran IPS,

seperti jenis materi, metode pembelajaran dan media pembelajaran. Faktor utama

yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Pringapus

karena media pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar kurang

menarik.

Menjawab permasalahan yang ada, salah satu cara untuk menciptakan

pembelajaran yang menarik adalah dengan menggunakan media yang variatif.

Penggunaan media dalam pembelajaran adalah cara yang tepat untuk

meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar karena dengan media dapat

membantu guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran [2], sehingga

kemampuan siswa dalam menghafal juga meningkat. Pentingnya penggunaan

media pembelajaran karena dapat membangkitkan antusiasme siswa serta

membantu memantapkan pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan.

Penggabungan metode AIR dan SAVI menggunakan media pembelajaran

berupa video yang diproyeksikan dapat mengarahkan perhatian siswa kepada mata

pelajaran yang akan diterima. Penerapan metode AIR (Auditory, Intellectually,

Repetition) dan SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually) dengan

media yang menarik seperti video pembelajaran. Aplikasi yang digunakan adalah

aplikasi Adobe Flash sebagai pembuatan video pembelajaran, dikarenakan mudah

didapat, softwere bersifat free, dapat digunakan secara offline dan mudah

dipelajari.

Penggunaan media dalam pembelajaran IPS pada materi sejarah ini

diharapkan mampu menarik antusias siswa dalam belajar sehingga menjadikan

Page 10: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

3

siswa lebih mudah dalam menghafalkan teori-teori pada materi sejarah. Target

yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah apakah ada peningkatan kemampuan

siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Pringapus dalam menghafal materi sejarah

menggunakan media pembelajaran video pembelajaran dengan metode AIR dan

SAVI yang diukur dengan diadakannya Pre-test, Post-test dan tes uraian.

Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, dengan

judul : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata Pelajaran IPS

dengan Metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran”.

2. Kajian Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Mustaqimah, menunjukan bahwa

penelitian menggunakan metode (Auditory, Intelletualy, and Repetition) dengan

Setting Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament)

mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VIII yang ditunjukan dari

hasil belajar siswa pada rata-rata Post-Test yang mengalami peningkatan [3].

Penelitian lain yang dilakukan oleh Risna Isnaeni Wardani, menunjukan

bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep gaya pada kelas V MI Nurul

Islam Kawedusan menggunakan model pembelajaran SAVI, hal ini dibuktikan

dengan ketuntasan nilai pemahaman konsep gaya pada pratindakan sebanyak 5

siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 29.4%, siklus I sebanyak 12 siswa

dengan presentase ketuntasan sebesar 70.6%, dan pada siklus II meningkat

menjadi 16 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 94.1% [4].

Penelitian lain dilakukan oleh Hasrul pada Mahasiswa Program Studi S1

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

sebanyak 40 orang yang memprogramkan mata kuliah Instalasi Listrik 2 pada

semester genap tahun ajaran 2010-2011. Hasil analisis deskriptif menunjukkan

pandangan mahasiswa JPTE FT UNM terhadap Animasi Adobe Flash CS3 dalam

pembelajaran Instalasi Listrik 2 berada diatas rata-rata dengan kategori baik atau

sebesar 75% [5].

Model pembelajaran AIR berasal dari kata Auditory, Intellectual dan

Repetition [9]. Sedangkan model pembelajaran SAVI berasal dari Somatic,

Auditory, Visualization dan Intellectually. Dari kedua metode tersebut memiliki

beberapa konsep yang sama, yaitu konsep Auditory dan Intellectually. Berikut

adalah penjelasan dari konsep AIR dan SAVI :

- Somatic, merangsang anak bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain,

dan praktik (doing) secara langsung. Untuk merangsang hubungan pikiran dan

tubuh harus diciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan

berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik [4].

- Auditory adalah belajar dengan berbicara dan mendengar yang merangsang

keaktifan indra pendengar saat pembelajaran. Indra pendengaran harus

dimaksimalkan fungsinya karena pikiran Auditori seseorang lebih kuat

daripada yang disadarinya. Telinga akan terus-menerus menangkap dan

menyimpan informasi Auditory, bahkan tanpa disadari. Ketika seseorang

Page 11: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

4

membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak

menjadi aktif [3].

- Visualization adalah belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Salah

satu teknik pembelajaran yang mengacu pada kecerdasan adalah membuat

catatan yang lebih visual yang memungkinkan siswa melihat dan menuangkan

ide sehingga diperoleh gambaraan singkat dari suatu informasi yang dapat

dihubungkan [4].

- Intellectually adalah belajar menggunakan kemampuan berpikir (mind-on),

haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui

bernalar, menyelidiki, memecahkan masalah dan menerapkan [3].

- Repetition adalah pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan,

pemantapan. Dapat membantu daya ingat siswa dalam mengingat atau

mengahafalkan materi [3].

Ada satu konsep dari metode AIR dan SAVI yang tidak diterapkan pada

penelitian ini, yaitu konsep Somatic. Model pembelajaran dari Somatic

menghendaki kegembiraan dalam belajar serta keterlibatan aktif siswa melalui

keaktifan tubuh, indra, intelektual, dan emosional dalam pembelajaran sehingga

siswa dapat mengkonstruksi sendiri pemahaman konsepnya [4]. Konsep tersebut

tidak cocok diterapkan pada pembelajaran IPS karena mengharuskan siswa belajar

secara praktik langsung dengan gerakan tubuh. Jadi yang digunakan pada

penelitian ini adalah konsep Auditory, Intellectually, Repetition, dan Visualization.

Aplikasi Adobe Flash dilengkapi dengan graphics, audio dan visual yang

masing-masingnya mempunyai kelebihan tersendiri sehingga semakin cocok

digunakan sebagai media pembelajaran. Fungsi media Adobe Flash dalam

pembelajaran berhubungan dengan hasil belajar siswa yaitu : 1) Sebagai alat

untuk menumbuhkan motivasi siswa; 2) Sebagai alat untuk menjelaskan materi

secara visual, sehingga siswa lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan

guru; 3) Sebagai media interaksi siswa dengan guru menjadi lebih baik; 4)

Menjadikan pelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan [7].

Hafalan adalah aktivitas yang menitikberatkan pada daya ingatan

(memory type of learning) seseorang tentang sesuatu. Jadi arti dari menghafal

adalah suatu cara belajar dengan menggunakan daya ingatan yang tajam untuk

mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Seseorang dikatakan sudah

mengahafalkan sesuatu bila : 1) Hafalan telah masuk diingatan; 2) Dapat

mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku atau catatan lain) [8].

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus dengan mengambil

kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa adalah sama yaitu 30 siswa. Pengambilan sampel dilakukan

dengan purpossive sampling atau dengan memperhatikan usulan dari ahli, yaitu

berdasarkan rekomendasi dari guru pengampu mata pelajaran IPS di SMP Negeri

1 Pringapus dan juga berdasarkan kemampuan siswa yang dilihat dari daftar nilai.

Page 12: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

5

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian

eksperimen merupakan suatu penelitian yang menuntut peneliti untuk

memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati

variabel terikat, untuk melihat perbedaan sesuai dengan manipulasi variabel bebas

(Independent) tersebut atau penelitian yang melihat hubungan sebab akibat kepada

dua atau lebih variabel dengan memberi perlakuan lebih [10]. Penelitian terdiri

dari beberapa tahapan :

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Gambar 1 menunjukan tahapan penelitian yang dilakukan. Tahap penelitian

yang pertama adalah pra penelitian. Pada tahap ini dilakukan observasi dan

wawancara. Observasi bertujuan untuk mengamati bagaimana proses

pembelajaran yang selama ini terjadi serta perilaku siswa maupun guru selama

proses pembelajaran berlangsung, media pembelajaran yang digunakan selama ini

dan mengetahui sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung

penelitian. Wawancara ditujukan kepada guru yang dilakukan pada 2 tahap, yaitu

tahap awal dan akhir. Pada tahap awal, wawancara dilakukan untuk mengetahui

bagaimana pembelajaran yang selama ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus,

kelebihan dan kekurangan dari penerapan metode tersebut dan kendala apa saja

yang dihadapi guru dalam menerapkannya. Wawancara pada tahap akhir untuk

mengetahui tanggapan guru terhadap penerapan metode AIR dan SAVI

menggunakan video pembelajaran, kelebihan dan kekurangan dari penerapan

metode tersebut dan kendala apa saja yang dihadapi.

Tahap penelitian yang kedua adalah mendesain strategi pembelajaran.

Desain strategi pembelajaran yang dibuat adalah dengan mendesain alur

pembelajaran dan membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Desain

alur pembelajaran yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.

Pra Penelitian

Mendesain Pembelajaran

Penerapan Desain Pembelajaran

Analisis Hasil Penelitian

Page 13: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

6

Gambar 2 Alur Pembelajaran

Gambar 2 menunjukan alur pembelajaran pada kelas eksperimen dan

kontrol, pertemuan pertama diberikan Pre-test untuk mengukur pengetahuan awal

siswa pada kedua kelas, selanjutnya pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan

dengan metode konvensional dan ceramah, sedangkan pada kelas eksperimen

menggunakan metode AIR dan SAVI dengan video pembelajaran. Pertemuan

kedua dilakukan Post-test untuk mengukur pengetahuan siswa setelah diberi

perlakuan. Pada pertemuan ketiga diberikan tes uraian untuk mengukur

kemampuan menghafal siswa.

Tahap penelitian yang ketiga adalah penerapan desain pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pringapus pada kelas VIII A dan

VIII B sebagai subjek penelitian. Pelaksanaan dilakukan hanya pada kelas

eksperimen. Pembelajaran berlangsung dengan metode AIR dan SAVI

menggunakan video pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan

menghafal siswa pada mata pelajaran IPS.

Tahap penelitian yang terakhir adalah analisis hasil pembelajaran. Tahap

ini dilakukan untuk mengetahui hasil dari penerapan desain pembelajaran. Hasil

penelitian diukur dengan menggunakan soal Pre-test, Post-test dan tes uraian

yang hasilnya akan langsung dievaluasi untuk dapat mengetahui bagaimana hasil

pembelajaran siswa di SMP Negeri 1 Pringapus pada mata pelajaran IPS.

Pengolahan data dan analisa hasil penelitian dengan membadingkan hasil Post-

test, Pre-test dan tes uraian dengan menggunakan perhitungan rata-rata dari kelas

kontrol dan eksperimen.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi,

observasi dan wawancara. Studi dokumentasi dilakukan dengan cara

mengumpulkan data dan informasi seperti Silabus, RPP mata pelajaran IPS di

Page 14: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

7

SMP Negeri 1 Pringapus, buku paket IPS kelas VIII semester 1 dan Daftar Nama

Siswa. Pengumpulan data seperti silabus dan RPP digunakan sebagai acuan untuk

penyampaian materi dan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.

Selanjutnya mendesain Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

pembelajaran menggunakan metode AIR dan SAVI dengan video pembelajaran.

Observasi dilakukan pada awal penelitian untuk mengetahui bagaimana

keadaan dan tingkah laku siswa maupun guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Untuk melihat cara mengajar dan media yang digunakan guru dalam

mengajar, perhatian siswa, serta respon siswa pada saat pelajaran.

Wawancara dilakukan pada guru dan siswa. Wawancara pada guru

dilakukan pada tahap awal penelitian dan pada akhir penerapan metode AIR dan

SAVI menggunakan video pembelajaran. Wawancara pada siswa dilakukan dalam

bentuk pertanyaan refleksi, untuk mengetahui tanggapan siswa setelah penerapan

metode AIR dan SAVI dengan video pembelajaran.

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus,

proses pembelajaran yang selama ini diterapkan masih kurang efisien karena

pembelajaran hanya berpusat pada guru (Teacher Centered) yang menerangkan

materi dan siswa sebagai pendengar. Beberapa faktor yang menyebabkan masih

rendahnya daya hafal siswa terhadap materi yang diajarkan seperti media yang

digunakan guru untuk pembelajaran masih kurang menarik karena hanya buku

sebagai bahan belajar.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada guru ditahap awal,

diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang selama ini diterapkan menggunakan

metode konvensional dan ceramah. Guru hanya menggunakan buku dalam

menyampaikan materi. Menurut guru pembelajaran menggunakan metode

konvensional memiliki kekurangan yaitu pada pemahaman siswa yang hanya

verbalistik, siswa pasif karena pembelajaran hanya berpusat pada guru. Dalam

penerapan metode tersebut guru menghadapi kendala seperti siswa yang masih

pasif dan tidak tertarik dalam menikuti pembelajaran.

Media yang diterapkan pada pembelajaran IPS materi sejarah pada sub

tema “Pengaruh Keunggulan Lokasi Terhadap Kolonialisme Barat di Indonesia”

ini menggunakan video pembelajaran. Sehingga dalam penerapan serta

penggunaannya media ini sangat memudahkan dalam menyampaikan materi

pembelajaran, karena lebih menarik dan variatif. Berikut adalah tampilan dari

video pembelajaran.

Page 15: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

8

Gambar 3 Tampilan Video Pembelajaran

Gambar 3 menunjukan tampilan media pembelajaran, media dibuat

menggunakan aplikasi Adobe Flash dengan menggunakan sekumpulan gambar

dan tulisan yang digerakan sehingga membentuk sebuah animasi. Animasi yang

dihasilkan berupa file movie yang dihasilkan berupa grafik atau teks. Penggunaan

gambar yang bergerak dalam bentuk animasi membuat perhatian siswa terhadap

pembelajaran tetap fokus, siswa tertarik dan tidak bosan. Selain itu flash juga

memiliki kemampuan untuk mengimpor file suara, video maupun file gambar dari

animasi lain [7].

Sebelum media diterapkan dalam pembelajaran, media dikonsultasikan

terlebih dahulu dengan pakar ahli. Dalam penelitian ini adalah guru, media

dikonsultasikan kepada guru apakah sudah sesuai dengan materi dan silabus

pembelajaran IPS. Selain itu diberikan pengarahan serta pelatihan kepada guru

tentang cara menerapkan metode AIR dan SAVI dalam pembelajaran dan cara

mengaplikasikan media pembelajaran tersebut. Proses ini dilakukan dalam dua

kali pelatihan, penjelasan tentang pelatihan dan pengarahan kepada guru dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Pengenalan Metode dan Media

Tahap Kegiatan

Pertama Menunjukan media kepada guru sebelum diterapkan pada pembelajaran.

Mengkonsultasikan kepada guru apakah media sudah sesuai dengan

materi dan silabus.

Kedua Guru diberi penjelaskan tentang konsep-konsep dalam metode AIR dan

SAVI, serta tahapan-tahapan metode yang diterapkan dalam pembelajaran

yang sudah dirancang dalam RPP kelas eksperimen.

Guru diberi penjelasan tentang alur pembelajaran dengan metode AIR dan

SAVI menggunakan video pembelajaran.

Page 16: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

9

Tabel 1 menunjukan kegiatan sebelum penerapan metode AIR dan SAVI

menggunakan video animasi, yaitu tentang tahapan pelatihan dan pemahaman

guru tentang metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di SMP Negeri 1 Pringapus, yang

hanya dilakukan pada kelas eksperimen yaitu kelas VIII A. Pembelajaran

berlangsung dengan metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran

yang dilakukan selama tiga kali Treatment. Pokok bahasan materi yang diberikan

pada penelitian ini adalah “Pengaruh Keunggulan Lokasi Terhadap Kolonialisme

Barat di Indonesia”. Kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Perbandingan Desain RPP

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Apersepsi

Guru mempersiapkan ruang kelas,

absensi, jurnal, kebersihan dan

ketenangan.

Memotivasi

Guru memberi penjelasan tentang

pokok bahasan, pengertian, contoh,

pemahaman materi yang akan

dipelajari.

Rambu-rambu belajar

Siswa mendengarkan penjelasan guru

tentang tujuan akhir dari pembelajaran

materi pada hari itu.

Apersepsi

Guru mempersiapkan ruang kelas,

absensi, jurnal, kebersihan dan

ketenangan.

Memotivasi

Guru memberi penjelasan tentang

pokok bahasan, pengertian, contoh,

pemahaman materi yang akan

dipelajari.

Guru memberi penjelasan bahwa

pembelajaran akan menggunakan

metode AIR dan SAVI dengan video

pembelajaran.

Siswa mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru

Rambu-rambu belajar Siswa mendengarkan penjelasan guru

tentang tujuan akhir dari pembelajaran

materi pada hari itu.

Eksplorasi

Guru menjelaskan materi dengan metode

ceramah.

Elaborasi

Guru meminta siswa mempelajari buku

paket.

Eksplorasi

Guru menyampaikan materi dengan

menayangkan video animasi.

Siswa melakukan konsep Visualization

yaitu dengan memperhatikan dan

menyimak video pembelajaran.

Guru memperjelas materi yang sudah

diberikan dengan metode Repetition

yaitu dengan mengulang kembali

video pembelajaran sampai siswa

paham dan hafal tentang materi yang

diajarkan.

Elaborasi

Guru meminta siswa untuk

Page 17: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

10

Konfirmasi

Guru melakukan kesimpulan akhir dari

pembelajaran pada hari itu.

membentuk kelompok dengan diberi

tugas meringkas tentang materi yang

telah disampaikan dengan video

pembelajaran.

Siswa membentuk kelompok sesuai

dengan arahan dari guru

Siswa melakukan konsep Intellectually

yaitu dengan diskusi kelompok

tentang materi yang telah diajarkan

melalui video pembelajaran

Konfirmasi

Siswa melakukan konsep Auditory

yaitu dengan presentasi secara

kelompok

Guru dan siswa melakukan

pembahasan serta kesimpulan akhir

dari materi yang telah

dipresentasikan.

Kegiatan Akhir

Guru mempersiapkan siswa untuk

meninggalkan ruang kelas.

Kegiatan Akhir

Guru mempersiapkan siswa untuk

meninggalkan ruang kelas.

Tabel 2 menunjukan perbedaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol

dan kelas eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen pertemuan pertama

proses pembelajaran dimulai dengan guru bersama siswa menyampaikan salam

dan berdoa. Guru mengecek kebersihan kelas, kehadiran siswa, kesiapan siswa

dalam menerima pelajaran, menyiapkan media, alat dan bahan yang diperlukan

dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru memberi penjelasan mengenai prosedur

pelaksanaan pembelajaran menggunakan video pembelajaran. Guru memberikan

penjelasan tentang pokok bahasan, sub pengertian, contoh, pemahaman materi

yang akan dipelajari. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang proses

pembelajaran yang akan berlangsung. Setelah siswa paham dengan penjelasan

dari guru, diberikan Pre-test untuk mengukur pengetahuan awal siswa sebelum

perlakuan menggunakan video pembelajaran. Soal Pre-test terdiri dari 20 butir

soal dengan indikator yang sudah disesuaikan pada silabus dan RPP.

Selanjutnya penerapan metode AIR dan SAVI menggunakan video

pembelajaran IPS tentang sub tema “Pengaruh Keunggulan Lokasi terhadap

Kolonialisme Barat di Indonesia”. Berikut adalah penerapan konsep-konsep

dalam metode AIR dan SAVI dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 3 Penerapan Metode AIR dan SAVI

Konsep Kegiatan belajar

Guru Siswa

Visualization Memutar video pembelajaran

dan menerangkan materi secara

garis besar, berdasarkan subtopik

materi.

Memperhatikan dan menyimak

materi pelajaran yang

disampaikan dengan video

pembelajaran.

Page 18: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

11

Intellectually Meminta siswa untuk

membentuk kelompok diskusi

dan memberi tugas.

Melakukan diskusi kelompok

tentang tugas yang diberikan guru,

yaitu tugas untuk meringkas

materi yang telah disampaiakan

dengan video pembelajaran.

Auditory Meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusi

kelompok.

Melakukan presentasi tentang

materi yang telah diajarkan

menggunakan video pembelajaran

dengan kelompok diskusi masing-

masing.

Repetition Melakukan pengulangan video

pembelajaran.

Memperhatikan dan menyimak

pengulangan video pembelajaran.

Tabel 3 menunjukan penerapan konsep-konsep metode AIR dan SAVI

dalam pembelajaran. Guru menerapkan konsep Visualization yaitu memutarkan

video pembelajaran dan menerangkan materi secara garis besar, berdasarkan

subtopik materi, siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan dari guru.

Kemudian dilanjutkan dengan konsep Repetition yaitu pengulangan, pada

kegiatan ini pengulangan diterapkan pada pemutaran video secara berulang-ulang

dengan tujuan untuk membantu siswa dalam mengingat materi sehingga mudah

untuk dihafalkan, serta untuk memerdalam pemahaman materi yang diajarkan

dalam video animasi tersebut. Pada kegiatan ini siswa menyimak dan

memperhtikan video pembelajaran, guru mengamati aktivitas siswa.

Setelah menyimak video, guru meminta siswa untuk membentuk

kelompok diskusi dengan tugas masing-masing kelompok meringkas materi dari

video pembelajaran yang telah disampaikan, kemudian masing-masing kelompok

melakukan presentasi ke depan kelas tentang hasil diskusinya dan ditanggapi oleh

kelompok lain. Pada kegiatan ini konsep Auditory diterapkan, yaitu dengan siswa

berbicara langsung pada saat diskusi kelompok, mendengarkan dan

mengemukakan pendapat pada saat kelompok lain sedang presentasi, dan

berargumentasi untuk menanggapi jawaban dari kelompok yang sedang

berpresentasi.

Pertemuan kedua dilanjutkan pemutaran video pada materi selanjutnya

yaitu “Melawan Keserakan Penjajahan”. Proses pembelajaran dengan video

pembelajaran ini dilakukan dengan kosep Repetition atau berulang-ulang seperti

pada pertemuan pertama, agar siswa benar-benar menguasai materi dan hafal

tentang isi materi dalam video. Sehingga ketika diadakan tes untuk selanjutnya

dapat meningkatkan hasil tes dan kemampuan siswa dalam menghafal.

Setelah pemutaran video pembelajaran, siswa kembali membentuk

kelompok sesuai dengan pengarahan guru untuk melakukan diskusi tentang materi

yang sebelumnya sudah diberikan melalui media pembelajaran video

pembelajaran. Setiap kelompok diberikan tugas untuk merangkum materi apa

yang telah mereka dapat dengan melihat video pembelajaran, pada kegiatan ini

konsep Intellectually diterapkan yaitu dengan siswa belajar memecahkan masalah,

berlatih menggunakan nalar, menyelidiki, mengkonstruksi, dan konsentrasi

pikiran dari soal yang diberikan guru. Kemudian sebagai perwakilan kelompok

Page 19: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

12

maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka, sedangkan

kelompok lain menanggapi presentasi dari kelompok yang ada di depan.

Pada pertemuan ketiga dilakukan pemutaran video secara keseluruhan,

untuk mengulas kembali tentang materi pelajaran IPS yang diajarkan. Kemudian

dilakukan Post-test untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan

menggunakan video pembelajaran.

Pada pertemuan keempat guru memberikan tes akhir berupa soal uraian.

Tes ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghafal, karena

isian berupa materi hafalan yang sebelumnya sudah diajarakan melalui video

pembelajaran animasi. Meningkat atau tidaknya kemampuan siswa dalam

menghafal materi dapat di ukur dari hasil soal uraian yang di berikan. Tes ini juga

digunakan sebagai pengukuran apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa

pada Treatment Class dan Control Class.

Kemudian pada akhir pembelajaran dilakukan pertanyaan refleksi kepada

siswa. Pertanyaan tersebut berisi tentang pendapat siswa setelah mengikuti

pembelajaran IPS dengan video pembelajaran dan bagaimana tanggapan siswa

tentang pembelajaran tersebut. Berdasarkan jawaban keseluruhan dari siswa dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan video pembelajaran pada

pelajaran IPS lebih menarik antusias siswa dalam belajar, siswa tidak merasa

jenuh atau bosan. Menurut mereka pembelajaran menjadi menyenangkan dan

menarik, sehingga siswa menjadi mudah memahami materi dengan video

pembelajaran yang disajikan berupa gambar gerak dan suara. Meskipun video

pembelajaran diterapkan berulang-ulang namun tidak membuat siswa merasa

bosan seperti pada pembelajaran konvensional. Materi yang diberikan lebih dapat

diserap sehingga mudah untuk dihafal dengan video dibandingkan harus membaca

buku atau mendengarkan penjelasan dari guru seperti pada pembelajaran yang

sebelumnya.

Dilakukan juga wawancara ditahap akhir mengenai tanggapan guru

tentang penerapan metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran,

diperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan metode AIR dan SAVI menggunakan

video pembelajaran dapat menarik antusiasme siswa dalam belajar dan mampu

memperdalam pemahaman siswa dalam menangkap materi. Menurut guru

pembelajaran dengan metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran

sangat menarik, namun kelemahannya guru hanya sebagai fasilitator saja. Adapun

kendala yang dihadapi guru seperti, perlunya persiapan dalam pembuatan media

dan tidak semua guru dapat memebuat media tersebut.

Pengolahan dan analisis terhadap nilai Pre-test dan Post-test untuk

mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukannya perlakuan, baik

itu kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk mengetahui peningkatan

kemampuan menghafal siswa setelah penerapan metode AIR dan SAVI

menggunakan video pembelajaran, maka dilakukan juga soal uraian di akhir

pembelajaran. Berikut adalah tabel perbandingan nilai Pre-test, Post-test dan tes

uraian.

Page 20: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

13

Tabel 5 Hasil belajar

Kelas Nilai rata-rata

Pre-test

Nilai rata-rata

Post-test

Nilai rata-rata

Tes Uraian

Eksperimen 64.5 85.5 74.5

Kontrol 64 71 62.5

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai Pre-test pada

kelas eksperimen sebesar 64.5 dan kelas kontrol 64, yang berarti kedua kelas

memiliki kemampuan awal yang hampir sama. Setelah diberikan treatment

dengan memberikan Post-test kemampuan siswa mempunyai perbedaan yang

singnifikan yaitu kelas eksperimen sebesar 85.5 sedangkan kelas kontrol sebesar

71. Untuk lebih meyakinkan kemampuan menghafal siswa diberikan tes akhir

dengan soal uraian yang terdiri dari 10 soal, diperoleh nilai rata-rata pada kelas

eksperimen sebesar 74.5 sedangkan pada kelas kontrol 62.5, yang berarti hasil

belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini menunjukkan

bahwa peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas

kontrol walaupun kedua kelas mengalami peningkatan.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah grafik perbandingan nilai

rata-rata Pretest, Postest dan soal uraian dari kelas eksperimen dan kontrol.

Gambar 4 Grafik Hasil belajar

Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan metode

AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran dan pada kelas kontrol

menggunakan metode konvensional, terlihat bahwa hasil belajar mata pelajaran

IPS dari kedua kelas mengalami peningkatan yang berbeda. Hasil Pre-test

menunjukan bahwa hasil belajar dari kelas eksperimen dan kontrol hampir sama

dengan selisih 0,5. Hasil Post-test menunjukan adanya peningkatan dari kedua

kelas dengan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dengan

selisih 14,5. Sedangkan selisih hasil belajar dari kelas eksperimen dan kontrol

adalah 12, pada tes uraian tidak ada peningkatan hasil belajar dari kedua kelas

karena tingkat kesulitan dari soal tes yang diberikan berbeda yaitu pilihan ganda

pada Post-test dan uraian pada tes uraian.

0

20

40

60

80

100

1 2 3

Eksperimen

Kontrol

Page 21: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

14

Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol, maka

dapat disimpulkan bahwa penerapan metode AIR dan SAVI menggunakan video

pembelajaran berhasil meningkatkan hasil belajar dan kemampuan menghafal

siswa dari pada pembelajaran dengan menggunakan media konvensional dan

ceramah.

Hasil belajar dari penerapan metode AIR dan SAVI menggunakan video

pembelajaran dalam pembelajaran IPS pada subtema “Pengaruh Keunggulan

Lokasi Terhadap Kolonialisme Barat di Indonesia” lebih baik dibandingkan

dengan pembelajaran konvensional yang selama ini digunakan oleh guru.

Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu guru dan siswa dalam

memahami materi pembelajaran [2]. Selain itu juga mampu menumbuhkan

antusias siswa dalam mengikuti pelajaran, pemahaman siswa terhadap materi

lebih dalam, proses belajar mengajar menjadi menyenangkan, daya ingat siswa

meningkat dengan adanya kombinasi gambar bergerak dan suara, sehingga

meningkatkan hasil belajar siswa. Walaupun dengan adanya media pembelajaran

menggunakan video pembelajaran peran guru menjadi berkurang, hal ini justru

akan menuntut siswa lebih aktif dan mandiri dalam kegiatan pembelajaran.

5. Simpulan dan Saran

Berdasarkan pengujian dan analisis, penerapan metode AIR dan SAVI

menggunakan video pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menghafal

siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Pringapus pada mata pelajaran IPS. Setelah

diterapkannya metode AIR dan SAVI menggunakan video pembelajaran ini

mampu menarik perhatian siswa untuk memperhatikan ketika materi disampaikan,

tidak ada lagi siswa yang berbicara dengan teman sebangku maupun teman

lainnya, siswa cenderung memperhatikan materi yang disajikan dengan video

pembelajaran. Dengan ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran,

menjadikan siswa tidak bosan lagi dengan pembelajaran IPS. Hal tersebut

membuat siswa mampu memahami materi dengan baik, sehingga dalam

menghafalkannyapun lebih mudah dari sekedar membaca buku seperti biasanya.

Peningkatan kemampuan menghafal siswa dapat dilihat dari hasil nilai tes soal

uraian yang menunjukan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai kelas

konvensional.

Berdasarkan kesimpulan yang didapat, saran bagi penelitian selanjutnya

tentang penggunaan media pembelajaran pada materi lain dan dapat

mengembangkan dengan media interaktif misalnya, agar media pembelajaran

lebih bervariatif. Kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan tentang

metode AIR dan SAVI dengan pembelajaran menggunakan media video

pembelajaran untuk materi pengaruh keunggulan lokasi terhadap kolonialisme

bangsa barat di Indonesia, sehingga dapat diketahui bahwa dengan penggunaan

media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar. Kepada guru sebaiknya

dapat mengembangkan lagi penggunaan media pembelajaran berupa video

pembelajaran untuk materi pengaruh keunggulan lokasi terhadap kolonialisme

bangsa barat di Indonesia.

Page 22: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghafal pada Mata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13833/2/T1_702010067_Full... · yang menyebabkan rendahnya mutu pembelajaran IPS di SMP

15

6. Daftar Pustaka

[1] Aman. (2011). Model Evaluasi Pembelajaran sejarah, Yogyakarta :

Ombak.

[2] Musfiqin, H. M. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran,

Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya.

[3] Mustaqimah. (2012). Efektivitas Model Pembelajaran AIR

(Auditory,Intellectually, Repetition) dengan Setting Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT (Teams Games-Tournament) Terhadap Pemahaman

Kosep dan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15

Yogyakarta.UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[4] Risna, I. W. (2012). Penggunaan Model Pembelajaran Somatic, Auditory,

Visualization, Intellectually (SAVI) untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsepm Gaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

[5] Hasrul. (2010, April). Langkah-Langkah Pengembangan Pembelajaran

Multimedia Interaktif. Volume 2, Nomor 1.

[6] Soekartawi. (2003). Prinsip Dasar E-learning : Teori Dan Aplikasinya Di

Indonesia, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.

[7] Izham, Dedy. Pengenalan Adobe Flash.

[8] Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang:

CV. Widya Karya, 2009)

[9] Sudjana, H. D. (2010). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif,

Bandung : Falah Production.

[10] Sulaiman, W. (2003). Statistik Non-Parametik : Contoh Kasus dan

Pemecahannya dengan SPSS, Yogyakarta : Andi Offset.