UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9280/2/T.MTK_2016...Soal...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9280/2/T.MTK_2016...Soal...
-
i
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENYELESAIKAN SOAL BERBASIS HIGHER ORDER
THINKING SKILLS (HOTS) MATA PELAJARAN
MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR
MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS
VIII SMP NEGERI 1 JUWANGI TAHUN PELAJARAN
2019/2020
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
LINTANG PERMATASARI
NIM. 23070160041
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2020
-
ii
-
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENYELESAIKAN SOAL BERBASIS HIGHER ORDER
THINKING SKILLS (HOTS) MATA PELAJARAN
MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR
MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS
VIII SMP NEGERI 1 JUWANGI TAHUN PELAJARAN
2019/2020
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
LINTANG PERMATASARI
NIM. 23070160041
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2020
-
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
-
v
-
vi
-
vii
MOTTO
Bagaikan pohon bambu dan batang lidi. Batang lidi jika hanya sebatang tidak
akan bisa untuk membersihkan sesuatu yang kotor dan pohon bambu jika hanya
sebuah tidak akan mampu memberikan kesejukan disekitarnya. Begitu pula proses
belajar, jika sendiri, ilmu pengetahuan itu hanya terdapat satu pemikiran dan jika
bersama, akan ada beberapa pemikiran yang berbeda.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan rezeki-Nya, penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan tugas akhir dari studinya. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Baginda Muhammad saw.
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Orang Tuaku Bapak (Sarwono) dan Ibu (Sri Mugiastuti) tercinta yang
hingga saat ini senantiasa mendoakan, menyemangati, memotivasi, dan
mendidik dengan sabar dan kasih sayang.
2. Kedua kakak ku, Awang Aji Nugroho dan Dharu Sri Wibowo beserta istri
Ita Lestari dan anaknya Earlyta Zhafira Nuha yang ikut membantu, selalu
menghiburku dan memberi semangat.
-
viii
3. Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan dukungan yang luar
biasa.
4. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 dan kelas matematika B.
5. Terkhusus untuk Saputra Tri Wibowo, pengukir senyum penulis,
menemani penulis dari awal pembuatan skripsi hingga selesai, mendengar
keluh kesah dan tangis tawa penulis.
-
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Muhammad saw yang membawa
kita dari zaman jahiliyah menuju zaman ilmiah seperti sekarang ini.
Penulisan skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) Mata
Pelajaran Bangun Ruang Sisi Datar melalui Penggunaan Model Pembelajaran
Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Juwangi Tahun Pelajaran 2019/2020”, guna memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
dengan 2 siklus. Pennulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan
berjalan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag selaku Rektor Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan FTIK Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Bapak Prof. Dr. Winarno, S.si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris
Matematika sekaligus dosen pembimbing skripsi.
-
x
4. Bapak Sutrisna, S. Ag., M. Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu membantu dan memberi kelancaran proses perkuliahan.
5. Bapak, Ibu Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah mengajarkan
ilmu selama kuliah.
6. Kedua orang tuaku yang telah mendukung dari segi jasmani dan rohani.
7. Bapak Seno Samudro selaku Bupati Boyolali yang tidak meliburkan SMP
sederajat di wilayah kabupaten Boyolali pada saat gencarnya virus covid-
19 bertepatan dengan penyelenggaraan penelitian berlangsung.
8. Bapak Tukirin, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Juwangi yang telah
memberi izin penelitian dan banyak membantu dalam kelancaran
penelitian.
9. Ibu Tri Murwati, S.Pd. selaku guru matematika kelas VIII yang telah
bersedia membantu kegiatan penelitian hingga selesai.
10. Seluruh peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 1 Juwangi yang telah ikut
serta dalam menyelesaikan penelitian ini.
11. Sahabatku Ni Putu Cahya Putriyani, mahasiswi Universitas Slamet Riyadi
yang ikut membantu penulis dalam mencari referensi di kota soloraya.
12. Sahabat wismaku, Mbak Umi, Latifah, Ani, Indah, Ni’mah, Dek Nurul,
Dek Mila, Dek Isti, dan yang lainnya yang selalu mendoakan,
mengingatkan dan memberi semangat.
13. Teman-temanku Umi, Anis, Zulfah, Santi, Erika, Zein, Aulia, Rizka yang
selalu mendoakan, memberi semangat dan selalu membantu.
-
xi
14. Teman-teman PPL dan KKN yang selalu mendoakan dan memberi
semangat
15. Seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan penulis dalam
menyusun skripsi ini.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis berharap dapat memberi manfaat
kepada semua yang membaca. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis menerima saran dan kritik
yang membangun guna menambah wawasan penulis.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Boyolali, 2 Mei 2020
Lintang Permatasari
NIM. 23070160041
-
xii
ABSTRAK
Permatasari, Lintang. 2020. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan
Soal Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) Mata Pelajaran
Bangun Ruang Sisi Datar melalui Penggunaan Model Pembelajaran
Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Juwangi Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi: Jurusan Tadris
Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. Winarno, S. Si., M.Pd.
Kata Kunci: Higher Order Thinking Skills (HOTS), Matematika, Model
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan peserta didik
dalam menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) ditandai
dengan nilai peserta didik yang belum mencapai KKM yaitu 70. Hal ini
disebabkan oleh cara guru menyampaikan pembelajaran, di mana guru hanya
menerapkan metode ceramah dan kadang-kadang berkelompok. Hal itu dilakukan
secara berulang-ulang hingga peserta didik bosan dan tidak memperhatikan apa
yang dijelaskan. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah penggunaan
model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan
kemampuan menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS)
mata pelajaran bangun ruang sisi datar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri
1 Juwangi tahun pelajaran 2019/2020?. Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking
Skills (HOTS) mata pelajaran bangun ruang sisi datar dengan penggunaan model
pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) pada peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 1 Juwangi tahun pelajaran 2019/2020.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan dua
siklus, di mana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas VIII A SMP Negeri 1 Juwangi, berjumlah 31 peserta didik yang terdiri
dari 15 peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan. Metode
pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan tes. Analisis data
menggunakan rumus persentase, apabila ketuntasan ≥ 85% maka siklus
dihentikan yang tandanya penelitian telah berhasil.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh peningkatan
ketuntasan peserta didik dari hasil pra siklus terdapat 6 dari 31 peserta didik atau
sebanyak 19,4%, pada siklus I terdapat 24 dari 31 peserta didik atau sebanyak
77,4%, dan pada siklus II terdapat 26 dari 29 peserta didik atau 89,7%. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal
berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) mata pelajaran bangun ruang sisi
datar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Juwangi tahun pelajaran
2019/2020.
-
xiii
DAFTAR ISI
Sampul Judul ...................................................................................................... i
Lembar Berlogo ................................................................................................. ii
Halaman Judul .................................................................................................... iii
Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iv
Pengesahan Kelulusan ........................................................................................ v
Pernyataan Keaslian dan Kesediaan Publikasi ................................................... vi
Motto dan Persembahan ..................................................................................... vii
Kata Pengantar ................................................................................................... ix
Abstrak ............................................................................................................... xii
Daftar Isi ............................................................................................................. xiii
Daftar Tabel .......................................................................................................xvii
Daftar Gambar .................................................................................................. xviii
Daftar Lampiran ................................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................... 6
F. Metode Penelitian ................................................................................... 7
1. Rancangan Penelitian ....................................................................... 7
-
xiv
2. Subjek Penelitian .............................................................................. 10
3. Langkah-langkah Penelitian ............................................................. 10
4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 14
5. Instrumen Penelitian ......................................................................... 15
6. Analisis Data .................................................................................... 22
G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 23
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 25
A. Kajian Teori ........................................................................................... 25
1. Matematika ....................................................................................... 25
a. Pengertian Matematika ............................................................... 25
b. Karakteristik Matematika ........................................................... 26
2. Higher Order Thinking Skills (HOTS) ............................................. 27
a. Pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS) ..................... 27
b. Aspek-aspek Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................. 29
c. Karakteristik Penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS).. 32
3. Bagun Ruang Sisi Datar ................................................................... 32
a. Kubus ......................................................................................... 32
b. Balok .......................................................................................... 36
4. Pembelajaran Kooperatif .................................................................. 40
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif .......................................... 40
b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ...................................... 41
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ................................... 43
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ............................................... 45
-
xv
e. Perbedaan model Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional.. 45
f. Model-model Pembelajaran Kooperatif ..................................... 48
5. Team Assisted Individualization (TAI) ............................................ 49
a. Pengertian Team Assisted Individualization (TAI) .................... 49
b. Kelebihan model pembelajaranTeam Assisted Individualization
(TAI) .......................................................................................... 49
c. Komponen-komponen Team Assisted Individualization (TAI) . 51
d. Langkah-langkah pembelajaran model Team Assisted
Individualization (TAI) .............................................................. 54
B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 57
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 61
A. Deskripsi Awal ....................................................................................... 61
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 61
2. Subyek, Waktu, dan Lokasi Penelitian ............................................ 63
3. Daftar Nama Peserta Didik .............................................................. 63
B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus .......................................................... 65
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .............................................................. 65
1. Rencana Tindakan ............................................................................ 65
2. Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 65
3. Observasi .......................................................................................... 68
4. Refleksi ............................................................................................ 68
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ............................................................. 69
1. Rencana Tindakan ............................................................................ 69
-
xvi
2. Pelaksanaan Tindakan ...................................................................... 70
3. Observasi .......................................................................................... 72
4. Refleksi ............................................................................................ 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 74
A. Deskripsi Hasil Per Siklus ...................................................................... 74
1. Hasil Belajar Peserta Didik .............................................................. 74
a. Pra Siklus ................................................................................... 74
b. Siklus I ....................................................................................... 77
c. Siklus II ...................................................................................... 86
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 93
1. Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik ......................................... 94
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 96
A. Kesimpulan ............................................................................................ 96
B. Saran ....................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 99
LAMPIRAN ....................................................................................................... 103
-
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lembar Obsevasi Peserta Didik ........................................................ 16
Tabel 1.2 Lembar Observasi Guru ..................................................................... 18
Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional .................... 46
Tabel 3.1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas VIII A .......................................... 63
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus .................................................................... 74
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus I ......................................................................... 77
Tabel 4.3 Data Penilaian Sikap Siklus I ............................................................. 80
Tabel 4.4 Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................................ 82
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus II ........................................................................ 86
Tabel 4.6 Data Penilaian Sikap Siklus II ........................................................... 88
Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Siklus II ...................................................... 90
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra siklus, siklus I, dan siklus II .............. 94
-
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Unsur-unsur Kubus ........................................................................ 33
Gambar 2.2 Bidang Diagonal Kubus ................................................................. 34
Gambar 2.3 Jaring-jaring Kubus ........................................................................ 36
Gambar 2.4 Unsur-unsur Balok ......................................................................... 37
Gambar 2.5 Bidang Diagonal Balok .................................................................. 38
Gambar 2.6 Jaring-jaring Balok ........................................................................ 40
Grafik 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Pra siklus, siklus I, dan siklus II ............ 95
-
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ 104
Satuan Kredit Kegiatan ...................................................................................... 105
Hasil Belajar Pra Siklus ..................................................................................... 107
RPP Siklus I ....................................................................................................... 109
Kisi-kisi Soal Siklus 1 ........................................................................................ 125
Materi Siklus I .................................................................................................... 128
Soal Siklus I ....................................................................................................... 130
Kunci Jawaban Siklus I ...................................................................................... 133
Hasil Belajar Siklus I ......................................................................................... 134
Lembar Penilaian Sikap Siklus I ........................................................................ 136
Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................................................ 138
RPP Siklus II ...................................................................................................... 140
Kisi-kisi Soal Siklus II ....................................................................................... 156
Materi Siklus II .................................................................................................. 159
Soal Siklus II ...................................................................................................... 160
Kunci Jawaban Siklus II ..................................................................................... 163
Hasil Belajar Siklus II ........................................................................................ 165
Lembar Penilaian Sikap Peserta Didik Siklus II ................................................ 167
Lembar Observasi Guru Siklus II ...................................................................... 169
Foto Kegiatan Pembelajaran .............................................................................. 171
Lembar Konsultasi ............................................................................................. 173
-
xx
Surat Permohonan Pembimbing Skripsi ............................................................ 174
Surat Izin Penelitian ........................................................................................... 175
Surat Balasan Penelitian ..................................................................................... 176
Surat Keterangan Penelitian ............................................................................... 177
Foto Hasil Belajar Pra Siklus ............................................................................. 178
Foto Hasil Belajar Siklus I ................................................................................. 179
Foto Hasil Belajar Siklus II ................................................................................ 180
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hirearkis,
abstrak, bahasa simbol yang padat arti dan semacamnya adalah sebuah
sistem matematika yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-
persoalan nyata(Subarinah, 2019).
Susanto (2013:185) mengemukakan matematika merupakan salah satu
disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan
berargumentasi, memberi kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari
dan dalam dunia kerja, serta dalam memberikan dukungan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut James dan James dalam Erman Suherman, matematika adalah
ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep
yang berhubungan satu dengan yang lain dengan jumlah yang banyak yang
terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.
Dari pengertian dan karakteristik matematika di atas, disimpulkan
bahwa matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang hal-hal yang nyata dalam kehidupan manusia, dalam bentuk simbol-
simbol dan dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan nyata di
kehidupan sehari-hari, meliputi penalaran logika, analitis, ketelitian, ketekunan,
dan memecahkan masalah yang saling berhubungan satu sama lain serta
-
2
bermanfaat dalam memahami ilmu-ilmu yang lain, sehingga dapat membantu
mempermudah persoalan yang dirasakan oleh manusia.
Pada masa lalu dan mungkin juga sampai detik ini, tidak sedikit orang
yang beranggapan bahwa matematika dapat digunakan untuk memprediksi
keberhasilan seseorang. Jika seorang peserta didik berhasil mempelajari
matematika dengan baik maka ia diprediksi akan berhasil juga mempelajari
mata pelajaran yang lain. Begitu juga sebaliknya, seorang anak yang
kesulitan mempelajari matematika akan kesulitan juga mempelajari mata
pelajaran yang lain.
Hasil belajar yang maksimal akan tercapai jika seorang pendidik dapat
menerapkan model pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran. Hal
itu dapat terwujud apabila seorang pendidik paham dengan pribadi peserta
didiknya, dengan melihat kemampuan peserta didik secara intern dan ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik,
sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri siwa. Faktor-
faktor tersebut sangat mempengaruhi cara belajar peserta didik dan tingkat
kepahaman peserta didik. Meskipun faktor yang paling berpengaruh dalam
tingkat pemahaman peserta didik adalah faktor intern, faktor ekstern juga
mempengaruhi. Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi hal tersebut
adalah cara mengajar guru mata pelajaran matematika. Seorang guru harus
mengetahui sifat dan watak peserta didiknya, sehingga guru dapat menerapkan
pembelajaran yang sesuai dan efektif. Terlebih saat ini soal berbasis Higher
Order Thinking Skills (HOTS) adalah soal yang banyak diterapkan dalam Ujian
-
3
Nasional. Maka dari itu, seorang guru matematika harus menerapkan dan
membiasakan peserta didiknya untuk mengerjakan soal-soal berbasis Higher
Order Thinking Skills (HOTS).
Dikutip dari ayat al-qur’an Q.S. Al Maidah ayat 2:
ْهَر اْلَحَراَم َوََل اْلهَْدَي َوََل اْلقَََلئَِد ِ َوََل الشَّ يَن اْلبَْيَت اْلَحَرامَ يَا أَيُّهَا الَِّذيَن آَمنُوا ََل تُِحلُّوا َشَعائَِر َّللاَّ َوََل آمِّ
وُكْم َعِن اْلَمْسِجِد يَْبتَُغوَن فَْضَلا ِمْن َربِِّهْم َوِرْضَواناا ۚ َوإَِذا َحلَْلتُْم فَاْصطَاُدوا ۚ َوََل يَْجِرَمنَُّكْم َشنَآُن قَْوٍم أَنْ َصدُّ
َ َشِديُد اْلَحَراِم أَْن تَْعتَُدوا ۘ َوتََعاَونُوا َعلَى اْلبِرِّ َوالتَّْقَوٰى ۖ َوََل تََعاَونُوا َعلَى اْلِ َ ۖ إِنَّ َّللاَّ مْْثِم َواْلُعْدَواِن ۚ َواتَّقُوا َّللاَّ
اْلِعقَابِ
Yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar-syi´ar Allah,
dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan
ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil
haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 28
Oktober 2019 kepada salah satu guru kelas VIII diperoleh hasil bahwa
kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis Higher Order
Thinking Skills (HOTS) masih rendah, ditandai dengan jumlah peserta didik
sebanyak 31 peserta didik, yang terdiri dari 15 peserta didik perempuan dan 16
peserta didik laki-laki, hanya lebih kurang 44% peserta didik yang mampu
menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) dengan
benar.
-
4
Selanjutnya, berdasarkan wawancara antara peneliti dan guru mata
pelajaran matematika, diperoleh bahwa faktor utama penyebab peserta didik
masih rendah dalam menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills
(HOTS) adalah model pembelajaran yang kurang tepat yang diterapkan oleh
guru mata pelajaran matematika.
Atas dasar tersebut, peneliti berusaha membantu guru mata pelajaran
matematika untuk memberi solusi agar peserta didik mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS)
dengan benar, yaitu dengan mengganti model pembelajaran yang diterapkan
guru dengan model pembelajan Team Assisted Individualization (TAI) yang
dianggap lebih efektif untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, peneliti perlu
menawarkan solusi kepada guru kelas matematika di kelas VIII SMP Negeri 1
Juwangi dengan cara menawakan penelitian tindakan kelas yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Berbasis Higher
Order Thinking Skills (HOTS) Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun
Ruang Sisi Datar Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Juwangi Tahun
Pelajaran 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Penggunaan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization
(TAI) dapat Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Berbasis
Higher Order Thinking Skills (HOTS) Mata Pelajaran Matematika Materi
-
5
Bangun Ruang Sisi Datar pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1
Juwangi Tahun Pelajaran 2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Berbasis Higher
Order Thinking Skills (HOTS) Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun
Ruang Sisi Datar melalui Penggunaan Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1
Juwangi Tahun Pelajaran 2019/2020.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini ditujukan untuk menambah wawasan intelektual
tentang kemampuan dalam menyelesaikan soal berbasis Higher Order
Thinking Skills (HOTS) dengan penggunaan metode Team Assisted
Individualization (TAI). Penelitian ini juga bertujuan untuk referensi
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) Untuk menambah khasanah pengetahuan peserta didik mengenai
materi bangun ruang sisi datar.
2) Untuk mengukur kemampuan peserta didik mengenai materi
bangun ruang sisi datar.
-
6
3) Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS)
khususnya materi bangun ruang sisi datar.
4) Untuk menjadikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan di
kelas.
b. Bagi Guru
1) Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran
matematika yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik.
2) Sebagai acuan guru dalam pembuatan rencana pelaksaan
pembelajaran khususnya pada materi bangun ruang sisi datar.
3) Untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap
materi yang disampaikan.
c. Bagi Sekolah
1) Sebagai sarana berlatih dalam meningkatkan kompetensi
profesional guru di sekolah.
2) Untuk mengetahui metode yang efektif bagi peserta didik dalam
menyampaikan materi bangun ruang sisi datar.
3) Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah dalam persaingan tingkat
pendidikan.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Penggunaan model pembelajaran Team Assisted Individualization
(TAI) dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal berbasis
-
7
Higher Order Thinking Skills (HOTS) mata pelajaran matematika materi
bangun ruang sisi datar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1
Juwangi tahun pelajaran 2019/2020.
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan model pembelajaran Team Assisted Individualization
(TAI) dikatakan berhasil meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal
berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) mata pelajaran matematika
materi bangun ruang sisi datar apabila telah mencapai indikator yang telah
ditentukan. Adapun indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ketuntasan Individual
Ketuntasan peserta didik secara individual yaitu apabila peserta didik
telah mendapat nilai lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu sebesar 70.
b. Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan peserta didik secara klasikal yaitu dari jumlah peserta didik
dalam satu kelas yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sebanyak ≥ 85%.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2006:90), Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah suatu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan
-
8
inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah. Kemmis dan Mc.Taggar mengemukakan bahwa penelitian
tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri,
pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana,
dan dengan sikap mawas diri. Hopkins mengemukakan bahwa penelitian
tindakan adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari
tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap kondisi di mana praktik pembelajaran dilakukan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan rangkaian tiga buah kata
yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan-menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang dengan sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini, gerak kegiatan adalah
adanya siklus yang terjadi secara berulang untuk siswa yang dikenai
suatu tindakan.
c. Kelas-dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
mempunyai makna lain. Seperti sudah lama dikenal sejak zamannya,
pendidik Johann Amos Comenius pada abad ke-18, yang dimaksud
“kelas” dalam konsep pendidikan dan pengajaran adalah sekelompok
-
9
peserta didik yang dalam waktu yang sama, belajar hal yang sama dari
pendidik yang sama pula. (Arikunto, 2015)
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut:
a. Untuk memperbaiki kualitas dan praktik pembelajaran di kelas.
b. Untuk menumbuhkan budaya meneliti oleh para guru.
c. Untuk mengembangkan keterampilan guru dalam menyelesaikan
permasalahan pembelajaran yang dihadapi.
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan dengan
menggunakan 2 siklus, antara lain:
a. Siklus 1
Proses pembelajaran pada siklus 1 ini akan diterapkan model
baru yaitu Team Assisted Individualization (TAI). Setelah melakukan
tindakan siklus 1 tersebut, pada kondisi diharapkan ada peningkatan
kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal berbasis Higher
Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik kelas VIII pada mata
pelajaran Bangun Ruang Sisi Datar melalui Model Pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI). Jika ternyata siklus 1 ini belum
memberi peningkatan yang berarti. Maka dari itu, disusun siklus 2.
b. Siklus 2
Proses pembelajaran pada siklus 2 ini hampir sama dengan
proses pembelajaran siklus 1. Akan tetapi pada siklus 2 ini adalah
perbaikan proses dari siklus 1. Setelah melakukan tindakan siklus 2,
pada kondisi diharapkan ada peningkatan kemampuan peserta didik
-
10
dalam menyelesaikan soal berbasis Higher Order Thinking Skills
(HOTS) peserta didik kelas VIII pada mata pelajaran Bangun Ruang
Sisi Datar melalui Model Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI).
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Juwangi pada
semester genap tahun pelajaran 2019/2020. SMP Negeri 1 Juwangi yang
beralamat Jl.Raya Utara No.130 Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten
Boyolali. Peneliti memilih tempat tersebut sebagai subjek penelitian
dikarenakan hal sebagai berikut:
a. Rendahnya kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal
berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS).
b. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
(TAI) belum pernah diterapkan di SMP Negeri 1 Juwangi.
Penelitian ini ditujukan kepada seorang guru mata pelajaran
matematika dan peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 1 Juwangi tahun
pelajaran 2019/2020, dengan jumlah 31 peserta didik yang terdiri dari 15
peserta didik perempuan dan 16 peserta didik laki-laki.
3. Langkah-langkah Penelitian
Kegiatan pokok PTK adalah: (1) planning, (2) acting, (3)
observing, (4) reflecting. (Arikunto, 2014). Kegiatan - kegiatan ini disebut
dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum
menunjukkan tanda-tanda perubahan kearah perbaikan (peningkatan mutu),
-
11
kegiatan penelitian dilanjutkan pada siklus kedua dan seterusnya, sampai
menunjukan hasil yang telah ditetapkan.
a. Planning
Kegiatan planning antara lain: (1) identifikasi masalah, (2)
perumusan masalah dan analisis penyebab masalah, dan (3)
pengembangan intervensi (action/solution).
b. Acting
Action (intervensi) dilaksanakan peneliti untuk memperbaiki
masalah. Langkah-langkah praktis tindakan diuraikan. Pada
pelaksanaan ini, guru harus mengambil peran dalam pemberdayaan
peserta didik sehingga mereka menjadi agent of change bagi diri sendiri
dan kelas. Kelas diciptakan sebagai komunitas belajar (learning
community) daripada laboratorium tindakan.
c. Observing
Langkah-langkah dalam observasi:
1) Pengumpulan data
Prinsip pengumpulan data pada penelitian formal dapat
diterapkan pada penelitian tindakan kelas, baik data kualitatif
maupun kuantitatif dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan
yang terjadi, seperti perubahan pada kinerja guru, perubahan pada
hasil peserta didik, perubahan kinerja peserta didik, dan perubahan
suasana kelas.
-
12
2) Sumber data
Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang
tepat dan akurat. Dalam hal ini untuk menetapkan sumber data
dalam penelitian harus dipikirkan dengan matang siapa dan apa
yang akan dijadikan sumber data.
3) Critical friend dalam penelitian tindakan
Critical friend merupakan pihak ketiga yang dapat
meningkatkan kualitas hasil penelitian tindakan. Mereka seorang
kritikus yang mampu dan bersedia memberikan saran positif dalam
melaksanakan penelitian tindakan kelas. Syarat memilih critical
friend:
a) Dipilih berdasarkan kebutuhan kelompok penelitian tindakan.
b) Siap membantu kegiatan penelitian.
c) Siap berbagi pengalaman/pengetahuan.
d) Hadir karena diundang oleh peserta kelompok peneliti PTK.
4) Analisis data
Analisis data adalah kegiatan menyeleksi,
menyederhanakan, memfokuskan, mengorganisasikan data secara
sistematis dan rasional sebagai bahan jawaban terhadap
permasalahan penelitian.
Dalam PTK analisis dapat dilaksanakan dengan
membandingkan antara indikator kinerja yang ditetapkan dengan
hasil penelitian yang dicapai. Jika peneliti tidak mampu
-
13
menganalisisnya maka datanya tidak akan memiliki nilai ilmiah
yang dapat digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Analisis data akan memberi kehidupan dalam kegiatan penelitian.
Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang,
menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi,
mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyataan pokok:
a) Tema apa yang dapat ditemakan pada data.
b) Seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan
pendidikan.
d. Reflecting
Reflecting adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang
perubahan yang terjadi pada: (a) pada peserta didik, (b) suasana kelas,
dan (c) guru. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan
mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent)
intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan. Berdasarkan
hasil refleksi tersebut, peneliti/penulis mencoba untuk mengatasi
kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah
dilakukan.
Refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau
kegagalan pencapaian tujuan sementara, untuk menentukan tindak
lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir.
Refleksi dalam penelitian tindakan adalah upaya mengkaji apa
yang telah terjadi atau yang belum tuntas pada langkah atau upaya
-
14
sebelumnya. Hasil refleksi itu digunakan untuk mengambil langkah
lebih lanjut dalam upaya untuk mencapai tujuan penelitian. Refleksi
dilaksanakan berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan, baik
terhadap analisis proses maupun analisis hasil. Dalam bidang
pengajaran refleksi tersebut dilakukan terhadap rencana pengajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
4. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik:
a. Teknik Observasi
Menurut Sugiyono (2014:145), observasi adalah suatu metode
penelitian yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
b. Wawancara
Menurut Sugiyono (2014:231), wawancara adalah pertemuan
antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan maknanya dalam suatu topik tertentu.
Kegiatan wawancara dilakukan terhadap seorang guru matematika dan
peserta didik kelas VIII A sebanyak 3 orang. Kegiatan wawancara
dilakukan sebelum dan sesudah peneliti melakukan tindakan. Kegiatan
wawancara bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
pembelajaran matematika materi bangun ruang sisi datar yang
dilakukan oleh guru. Selain itu, wawancara juga bertujuan untuk
-
15
mengetahui kemampuan dan kelemahan peserta didik kelas VIII A
mengenai materi bangun ruang sisi datar.
c. Tes
Menurut Masyhud (2014:215), tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan yang digunakan untuk mengukur potensi individu,
misalnya berkaitan dengan hasil belajar seperti pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan sikap. Kegiatan tes dilakukan terhadap
seluruh peserta didik setelah proses belajar mengajar dilakukan.
Kegiatan tes bertujuan untuk mengetahui keefektifan model
pembelajaran yang dikaji peneliti.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman ketika
melakukan pengamatan untuk mendapatkan data yang akurat dalam
pengamatan. Lembar observasi ini berisi aktivitas peserta didik dan
guru untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan Team Assisted Individualization (TAI). Berikut adalah
lembar observasi.
-
16
Tabel 1.1 Lembar Observasi Peserta Didik
No. Nama
Butir Penilaian Sikap
Keaktifan Kerja sama Konsentrasi
A B C D A B C D A B C D
1. ADP
2. AN
3. ADS
4. AFRA
5. AAG
6. BEPN
7. DPM
8. DMS
9. DS
10. EDS
11. ETC
12. FMF
13. FAS
14. FMH
15. FPP
16. FSPA
17. FPBM
18. HKP
-
17
19. HPP
20. ICP
21. KAP
22. MRA
23. PP
24. RFA
25. RG
26. RF
27. SP
28. SS
29. TTIN
30. TM
31. WDJ
Keterangan:
A = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Berikut adalah kriteria dari masing-masing penilaian sikap pada
peserta didik:
a) Keaktifan
(1) Suka bertanya tentang materi selama proses pembelajaran
(2) Aktif dalam berdiskusi dan memberi pendapat
-
18
(3) Berbicara dan berperilaku sopan terhadap guru dan teman
(4) Berani tampil dihadapan teman-temannya
b) Kerja sama
(1) Berpartisipasi dalam kegiatan diskusi kelompok
(2) Saling membantu jika teman membutuhkan bantuan
(3) Saling bertanya-jawab dengan teman
(4) Bertanggung jawab dalam semua kegiatan
c) Konsentrasi
(1) Memperhatikan penjelasan guru
(2) Memperhatikan soal dan cara mengerjakan
(3) Tidak berbicara saat guru atau teman menjelaskan
(4) Tidak mengganggu teman
Apabila peserta didik memenuhi 1 kriteria, maka ia
mendapat nilai D atau kurang, apabila peserta didik memenuhi 2
kriteria, maka ia mendapat nilai C atau cukup, apabila peserta didik
memenuhi 3 kriteria, maka ia mendapat nilai B atau baik, dan
apabila peserta didik memenuhi 4 kriteria, maka ia mendapat nilai
A atau sangat baik.
Tabel 1.2 Lembar Observasi Guru
No. Aspek yang diamati Skor
A B C D E
Persiapan Guru dalam Mengajar
-
19
1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Kemampuan Guru Membuka
Pembelajaran
2. Membuka dengan salam dan doa
3. Pemberian motivasi
4. Memeriksa kesiapan peserta didik
5. Melakukan apersepsi (sesuai dengan
materi)
6. Penguasaan materi
7. Menyampaikan tujuan pembelajaran
8. Memberi acuan bahan ajar yang akan
dipelajari
Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
9. Kejelasan suara guru dalam
menyampaikan materi
10. Berlaku adil kepada semua peserta didik
11. Menjadi pusat perhatian peserta didik
menggunakan model pembelajaran tipe
Team Assisted Individualization (TAI)
Kegiatan Belajar Mengajar
-
20
12. Kesesuaian kegiatan dengan tujuan
dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
13. Penerapan langkah-langkah
pembelajaran model Team Assisted
Individualization (TAI)
14. Kesesuaian mengalokasikan waktu
15. Penguasaan kelas
Evaluasi Pembelajaran
16. Soal dan jawaban sesuai Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kemampuan Menutup Pembelajaran
17. Memberikan kesempatan bertanya
18. Memberi kesimpulan
19. Menginformasikan materi selanjutnya
20. Menutup dengan salam dan doa
Jumlah
Total
Kategori
Keterangan:
Skor Nilai: Rentang Nilai:
A : 5 81-100 = Sangat Baik
B : 4 61-80 = Baik
-
21
C : 3 41-60 = Cukup
D : 2 21-40 = Kurang
E : 1 1-20 = Sangat Kurang
Berikut adalah kriteria penilaian pada guru:
(1) Guru tidak melakukannya
(2) Guru melakukan hanya sekedar saja
(3) Guru melakukannya dengan porsi yang cukup
(4) Guru melakukannya dengan baik
(5) Guru melakukannya dengan sangat baik
Apabila guru memenuhi 1 kriteria, maka ia mendapat nilai E
atau sangat kurang, apabila guru memenuhi 2 kriteria, maka ia
mendapat nilai D atau kurang, apabila guru memenuhi 3 kriteria, maka
ia mendapat nilai C atau cukup, apabila guru memenuhi 4 kriteria, maka
ia mendapat nilai B atau baik, dan apabila guru memenuhi 5 kriteria,
maka ia mendapat nilai A atau sangat baik.
b. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui lebih lanjut
tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi. Pedoman
wawancara merupakan petunjuk yang digunakan peneliti untuk
melakukan wawancara dengan peserta didik maupun guru. Pedoman
wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
peserta didik dan guru yang akan mengungkap bagaimana pembelajaran
dengan Team Assisted Individualization (TAI).
-
22
c. Tes tertulis
Kegiatan tes dilakukan terhadap seluruh peserta didik setelah
proses belajar mengajar dilakukan. Kegiatan tes bertujuan untuk
mengetahui keefektifan model pembelajaran yang dikaji oleh peneliti.
6. Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses penyusunan, pengaturan, dan
pengolahan data, agar dapat digunakan untuk membenarkan atau
menyalahkan hipotesis. Semua data yang telah kita peroleh pada siklus 1
dan siklus 2 kita kumpulkan untuk membandingkan, menguji, dan
membuktikan kebenaran hipotesis yang telah kita rumuskan sebelumnya.
Benar tidaknya jawaban sementara itu akan dibuktikan melalui data yang
kita peroleh dari lapangan. Oleh sebab itu pada tahap ini data sebagaimana
adanya harus dianalisis, diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa
digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.
Adapun yang diperhatikan dalam tahap ini adalah sikap dan hasil belajar
peserta didik:
a. Nilai rata-rata kelas
X =
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
= Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai
setiap individu
N = Banyak individu(Djamarah, 2005:302)
-
23
b. Persentase Ketuntasan Klasikal
P =
Keterangan:
P = Presentase ketuntasan klasikal
F = Frekuensi ketuntasan
N = Jumlah keseluruhan(Djamarah, 2005:225-256)
G. Sistematika Laporan Penelitian
Sebagai sarana untuk mempermudah para pembaca untuk memahami
alur penelitian ini, maka akan penulis sajikan sistematika penulisan laporan
penelitian sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan
dan indikator keberhasilan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II berisi landasan teori yang mencakup kajian teori dan kajian
pustaka. Kajian teori yang mencakup pengertian matematika, karakteristik
matematika, pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS), aspek-aspek
Higher Order Thinking Skills (HOTS), karakteristik penilaian Higher Order
Thinking Skills (HOTS), materi bangun ruang sisi datar yaitu kubus dan
balok, pengertian pembelajaran kooperatif, karakteristik pembelajaran
kooperatif, prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif, tujuan pembelajaran
kooperatif, perbedaan model pembelajaran kooperatif dan konvensional,
model-model pembelajaran kooperatif, pengertian Team Assisted
Individualization (TAI), kelebihan model pembelajaran Team Assisted
-
24
Individualization (TAI), komponen-komponen Team Assisted
Individualization (TAI), langkah-langkah pembelajaran model Team Assisted
Individualization (TAI) dan kajian pustaka mencakup beberapa hasil
penelitian yang relevan.
Bab III berisi pelaksanaan penelitian yang mencakup deskripsi awal,
antara lain: gambaran umum lokasi penelitian, subyek, waktu, dan lokasi
penelitian, daftar nama peserta didik, deskripsi pelaksanaan pra siklus, siklus
I, dan siklus II, masing-masing siklus mempunyai 4 tahap yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang mencakup
deskripsi hasil per siklus yaitu hasil belajar peserta didik (pra siklus, siklus I,
dan siklus II) dan pembahasan hasil penelitian berupa rekapitulasi hasil
belajar peserta didik.
Bab V berisi penutup yang mencakup kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan dan saran bagi guru, peserta didik, dan sekolah yang
bersangkutan.
-
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Matematika
a. Pengertian Matematika
Menurut Ruseffendi dalam Eman Suherman (2003:16),
matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia berhubungan
dengan ide, proses, dan penalaran. Pada tahap awal matematika
terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris,
karena matematika sebagai aktivitas manusia kemudian pengalaman
itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis
dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampailah
pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika. Agar
konsep-konsep matematika yang telah terbentuk itu dapat dipahami
dan dapat dengan mudah dimanipulasi secara tepat. Maka digunakan
notasi dan istilah yang disepakati bersama secara global (universal)
yang dikenal dengan istilah matematika. Menurut James dan James
dalam Erman Suherman, matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lain dengan jumlah yang banyak
yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan
geometri. Matematika merupakan ilmu deduktif, aksiomatik,
-
26
formal, hirearkis, abstrak, bahasa simbol yang padat arti dan
semacamnya adalah sebuah sistem matematika yang dapat
digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan nyata.
(Subarinah, 2019)
Susanto (2013:185) mengemukakan matematika merupakan
salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir dan berargumentasi, memberi kontribusi dalam
penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta
dalam memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
b. Karakteristik Matematika
Walaupun terdapat pengertian yang beraneka ragam tentang
matematika dan tidak ada definisi tunggal yang disepakati, namun
jika dicermati ada beberapa karakteristik yang terdapat pada
pengertian matematika. Menurut Susanah, karakteristik matematika
adalah sebagai berikut:
1) Memiliki objek kajian abstrak,
2) Bertumpu pada kesepakatan,
3) Berpola pikir deduktif,
4) Memiliki simbol yang kosong dari arti,
5) Memperhatikan semesta pembicaraan (universal),
6) Konsisten dalam sistemnya.
-
27
Dari pengertian dan karakteristik matematika di atas, dapat
disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang hal-hal yang nyata dalam kehidupan
manusia, dalam bentuk simbol-simbol dan dapat digunakan untuk
mengatasi persoalan-persoalan nyata di kehidupan sehari-hari,
meliputi penalaran logika, analitis, ketelitian, ketekunan, dan
memecahkan masalah yang saling berhubungan satu sama lain serta
bermanfaat dalam memahami ilmu-ilmu yang lain, sehingga dapat
membantu mempermudah persoalan yang dirasakan oleh manusia.
2. Higher Order Thinking Skills (HOTS)
a. Pengertian Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Menurut Resnick (1987) dalam Yoki Ariyana, dkk (2019:6),
keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks
dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun
representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan
melibatkan aktivis mental yang paling dasar. Menurut Wiwik
(2019), salah satu taksonomi proses berpikir yang diacu secara luas
adalah taksonomi Bloom dan telah direvisi olah Anderson &
Karthwohl (2001). Dalam taksonomi Bloom yang direvisi tersebut,
dirumuskan 6 level proses berpikir, yaitu: (1) C1 = mengingat
(remembering), (2) C2 = memahami (understanding), (3) C3 =
menerapkan (applying), (4) C4 = menganalisis (analyzing), (5) C5 =
mengevaluasi (evaluating), dan (6) C6 = mengkreasi (creating).
-
28
Luluk Hamidah (2018), keterampilan berpikir tingkat tinggi
atau dalam bahasa Inggrisnya Higher Order Thinking Skills adalah
pola berpikir siswa dengan mengandalkan kemampuan untuk
menganalisis, mencipta, dan mengevaluasi semua aspek masalah.
Menurut Alice Thomas dan Glenda dalam Hamidah (2018:59),
berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat tinggi daripada
sekedar menghafalkan fakta atau mengatakan sesuatu kepada
seseorang persis seperti sesuatu itu diceritakan kepada kita. Berpikir
tingkat tinggi secara singkat dapat dikatakan sebagai pencapaian
berpikir kepada pemikiran tingkat tinggi dari sekedar pengulangan
fakta-fakta. Menurut Lewis dan Smith (1993) dalam Hamidah
(2018:62), keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking Skills) sebagai keterampilan berpikir yang terjadi ketika
seseorang mengambil informasi baru dan informasi yang sudah
tersimpan dalam ingatannya, selanjutnya menghubungkan informasi
tersebut dan menyampaikannya untuk mencapai tujuan atau jawaban
yang dibutuhkan. Dikutip pula menurut Zaini (2015) dalam Hamidah
(2018:65), berpikir tingkat tinggi adalah keterampilan berpikir yang
mengkombinasikan antara berpikir kritis dan berpikir kreatif.
Berdasarkan uraian di atas, Higher Order Thinking Skills
(HOTS) adalah keterampilan berpikir logis, kritis, kreatif, dan dapat
menyelesaikan permasalahan secara mandiri. Berpikir logis adalah
berpikir yang dapat diterima oleh akal sehat. Berpikir kritis adalah
-
29
berpikir yang menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki untuk menganalisis hal baru. Sedangkan berpikir kreatif
adalah kemampuan untuk menemukan ide atau gagasan.
b. Aspek-aspek Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Pembelajaran yang berorientasi pada Higher Order Thinking
Skills (HOTS) adalah pembelajaran yang melibatkan 3 aspek Higher
Order Thinking Skills (HOTS) yaitu: (1) Transfer of Knowledge, (2)
Critical and Creative Thinking, dan (3) Problem Solving. (Yoki
Ariyana, dkk, 2019:7-16).
1) Higher Order Thinking Skills (HOTS) sebagai Transfer of
Knowledge
Higher Order Thinking Skills (HOTS) erat kaitannya
dengan keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik yang menjadi satu kesatuan dalam
proses belajar dan mengajar.
a) Ranah Kognitif
Anderson dan Krathwoll melalui taksonomi yang
direvisi memiliki rangkaian proses-proses yang menunjukkan
kompleksitas kognitif dengan menambah dimensi
pengetahuan, seperti:
(1) Pengetahuan faktual, berisi elemen-elemen dasar yang
harus diketahui para peserta didik jika mereka akan
-
30
dikenalkan dengan suatu disiplin ilmu atau untuk
memecahkan masalah di dalamnya.
(2) Pengetahuan konseptual, berisi skema-skema, model-
model atau teori-teori eksplisit dan implisit dalam model
psikologi kognitif yang berbeda.
(3) Pengetahuan prosedural, berisi tentang pengetahuan
tentang cara/langkah melakukan sesuatu.
(4) Pengetahuan metakognitif, berisi pengetahuan mengenai
kesadaran secara umum akan tanggung jawab terhadap
pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri.
b) Ranah Afektif
Kartwohl & Bloom menyatakan bahwa terdapat ranah
afektif yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan,
emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan suatu objek
dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat 5 kategori, antara
lain: (1) penerimaan, (2) menanggapi, (3) penilaian, (4)
mengelola, dan (5) karakterisasi.
c) Ranah Psikomotorik
Keterampilan proses psikomotorik merupakan
keterampilan dalam melakukan pekerjaan dengan melibatkan
anggota tubuh yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik)
yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan pada gerak
-
31
dasar, perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks,
ekspresif, dan interperatif.
2) Higher Order Thinking Skills (HOTS) sebagai Critical and
Creative Thinking
John Dewey mengemukakan bahwa berpikir kritis secara
esensial sebagai proses aktif, dimana seseorang berpikir segala
hal secara mendalam, memajukan berbagai pertanyaan,
menemukan informasi yang relevan daripada menunggu
informasi secara pasif (Fisher, 2009). Berpikir kritis merupakan
proses dimana segala pengetahuan dan keterampilan dikerahkan
dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil
keputusan, menganalisis semua asumsi yang muncul, dan
melakukan investigasi atau penelitian berdasarkan data dan
informasi yang telah didapatkan sehingga menghasilkan
informasi atau simpulan yang diinginkan.
3) Higher Order Thinking Skills (HOTS) sebagai Problem
Solving
Higher Order Thinking Skills (HOTS) sebagai Problem
Solving diperlukan dalam proses pembelajaran, karena
pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan pembelajaran
berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) tidak dapat
dipisahkan dari kombinasi antara keterampilan berpikir dan
keterampilan kreativitas untuk pemecahan masalah.
-
32
Keterampilan pemecahan masalah merupakan keterampilan para
ahli yang memiliki keinginan kuat untuk dapat memecahkan
masalah yang muncul pada kehidupan sehari-hari.
c. Karakteristik Penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Menurut Wiwik (2019), soal yang termasuk Higher Order
Thinking Skills (HOTS) memiliki ciri-ciri:
1) Transfer satu konsep ke konsep lainnya.
2) Memproses dan menerapkan informasi.
3) Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda.
4) Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah.
5) Menelaah ide dan informasi secara kritis.
3. Bangun Ruang Sisi Datar
a. Kubus
1) Pengertian Kubus
Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi enam sisi
berbentuk persegi yang kongruen. Kubus memiliki 6 sisi, 12
rusuk dan 8 titik sudut. Selain itu, kubus merupakan bentuk
khusus dalam prisma segi empat. Pemberian nama pada kubus
dapat dilakukan dengan cara menyebutkan titik-titik sudutnya.
Misalkan titik-titik sudut pada bidang alas suatu kubus
berturut-turut A, B, C, D, sedangkan titik-titik sudut pada bidang
atas berturut-turut E, F, G, H, maka kubus tersebut dinamakan
kubus ABCD.EFGH.
-
33
2) Unsur-unsur kubus
(gambar 2.1)
a) Sisi Kubus
Sisi kubus adalah bidang berbentuk persegi yang
membatasi kubus. Kubus mempunyai 6 sisi yaitu sisi ABCD,
sisi ABFE, sisi BCGF, sisi DCGH, sisi ADHE, dan sisi
EFGH.
b) Rusuk Kubus
Rusuk kubus adalah ruas garis yang merupakan
perpotongan dua sisi pada kubus. Kubus mempunyai 12
rusuk yaitu AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH, EF, FG,
GH, dan EH.
c) Titik Kubus
Titik sudut kubus adalah titik potong antara tiga rusuk.
Kubus mempunyai 8 titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G,
dan H.
-
34
d) Diagonal Bidang atau Diagonal Sisi
Dalam pembahasan ini, yang dimaksud diagonal bidang
adalah diagonal bidang sisi.
(gambar 2.2)
Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH dengan
panjang rusuk s di samping. Jika kita menginginkan menarik
garis pada masing-masing sudut yang berhadapan pada setiap
bidang atau sisi maka kita akan mendapatkan garis yang akan
membentuk segitiga sama kaki. Garis tersebut disebut
diagonal bidang atau diagonal sisi. Pada kubus ABCD.EFGH
memiliki 12 diagonal bidang atau diagonal sisi yaitu AF, BE,
BG, FC, CH, DG, AH, DE, BD, AC, EG, dan HF.
Panjang diagonal sisi kubus: √ √ =
s√
e) Diagonal Ruang
Diagonal ruang adalah garis yang menghubungkan dua
titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. Pada
-
35
kubus ABCD.EFGH tersebut terdapat 4 diagonal ruang yaitu
garis BH, DF, AG, dan EC.
Panjang diagonal ruang kubus: PD =
√ √ = s√
f) Bidang Diagonal
Bidang diagonal adalah bidang yang dibentuk dari dua
garis diagonal bidang dan dua rusuk kubus yang sejajar. Pada
kubus ABCD.EFGH tersebut memiliki 6 bidang diagonal
yaitu bidang diagonal ACGE, DBFH, ABGH, CDEF, ADGF,
dan BCHE.
Luas bidang diagonal kubus: LBidang Diagonal = s√
s = s²√
3) Jaring-Jaring, Panjang Kerangka, Luas Permukaan, dan
Volume Kubus
Apabila kardus berbentuk kubus diiris dan direbahkan
seperti pada gambar berikut akan diperoleh jaring-jaring kardus
tersebut. Dalam matematika bentuk itu dikenal dengan jaring-
jaring kubus.
-
36
(gambar 2.3)
Jika sebuah kubus memiliki panjang rusuk s, diperoleh
rumus-rumus berikut:
a) Kerangka kubus adalah rusuk-rusuk yang menyusun kubus.
Panjang kerangka kubus: PK = 12s
b) Luas permukaan kubus sama dengan jumlahan luas sisi-sisi
kubus.
Luas permukaan kubus: L = 6s²
c) Volume kubus adalah besaran isi bangun ruang kubus
tersebut.
Volume kubus: V = s³
b. Balok
1) Pengertian Balok
Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk
oleh tiga pasang persegi panjang yang kongruen (bentuk dan
ukuran sama). Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut.
Pemberian nama pada balok dapat dilakukan dengan cara
-
37
menyebutkan titik-titik sudutnya. Misal titik-titik sudut pada
bidang alas suatu balok berturut-turut A, B, C, dan D, sedangkan
titik-titik sudut pada bidang atas berturut-turut E, F, G, dan H,
maka balok tersebut dinamakan balok ABCD.EFGH.
2) Unsur-unsur Balok
(gambar 2.4)
a) Sisi Balok
Sisi balok adalah bidang yang membatasi balok. Balok
mempunyai 6 sisi yaitu sisi depan (ABFE), sisi belakang
(DCGH), sisi atas (EFGH), sisi bawah (ABCD), sisi samping
kiri (BCGF), dan sisi samping kanan (ADHE).
Sebuah balok tersusun atas 3 pasang sisi yang saling
berhadapan. Sisi-sisi yang berhadapan tersebut mempunyai
bentuk dan ukuran yang sama, yaitu:
Sisi ABFE dengan sisi DCGH;
Sisi ABCD dengan sisi EFGH;
Sisi ADHE dengan sisi BCGF.
-
38
b) Rusuk Balok
Rusuk balok adalah ruas garis yang merupakan
perpotongan 2 sisi pada balok. Balok mempunyai 12 rusuk
yaitu AB, BC, CD, AD, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, dan
EH.
c) Titik Sudut
Titik sudut adalah titik potong antara 3 rusuk. Balok
mempunyai 8 titik sudut yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H.
d) Diagonal Bidang atau Diagonal Sisi
Diagonal bidang atau diagonal sisi adalah ruas garis
yang menghubungkan 2 titik sudut yang berhadapan pada
setiap bidang atau sisi balok. Sama halnya dengan kubus,
balok mempunyai 12 diagonal bidang. Perhatikan gambar di
bawah, yang merupakan diagonal bidang yaitu AF, BE, BG,
CF, CH, DG, DE, AH, AC, BD, EG, dan HF.
Perhatikan gambar balok ABCD.EFGH dengan panjang p,
lebar l, dan tinggi t di bawah ini.
(gambar 2.5)
Panjang diagonal sisi pada balok ABCD.EFGH:
-
39
AC = BD = EG = FH =√ √
AF = BE = DG = CH =√ √
AH = DE = BG = CF =√ √
e) Diagonal Ruang
Diagonal ruang adalah garis yang menghubungkan 2
titik sudut yang salling berhadapan dalam satu ruang. Sama
halnya dengan kubus, balok memiliki 4 diagonal ruang. Pada
gambar di atas yang merupakan diagonal ruang yaitu AG,
BH, CE, dan DF.
Panjang diagonal ruang pada balok ABCD.EFGH:
AG = BH = CE = DF =√ √
f) Diagonal Bidang
Bidang diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh dua
rusuk dan dua diagonal bidang. Sama halnya dengan kubus,
balok memiliki 6 bidang diagonal. Pada gambar di atas yang
merupakan bidang diagonal yaitu ACGE, AFGD, CDEF,
ABGH, BFHD, dan BEHC.
Luas bidang diagonal pada balok ABCD.EFGH:
LBDHF = LACGE = AC x CG = √
LCDEF = LABGH = BG x AB = √
LADGF = LBCHE = BE x BC = √
-
40
3) Jaring-jaring, Panjang Kerangka, Luas Permukaan, dan
Volume Balok
(gambar 2.6)
Diketahui ukuran kerangka balok ABCD.EFGH adalah p x l x t,
maka:
a. Panjang kerangka balok: PK = 4p + 4l + 4t = 4(p + l + t)
b. Luas permukaan balok: LP = 2pl + 2pt + 2lt = 2(pl + pt + lt)
c. Volume balok: V = p x l x t
4. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu tipe pembelajaran
yang mengutamakan kerja sama antara peserta didik satu dengan
peserta didik yang lainnya. Menurut Thompson dalam Isjoni
(2012:17) mengemukakan pembelajaran kooperatif turut menambah
unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran. Dalam hal ini,
pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan rasa sosial dan
tanggung jawab pada diri peserta didik. Peserta didik akan
-
41
dikelompokkan dalam kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5
peserta didik. Kelompok ini akan bertanggung jawab dengan
kepahaman anggota kelompoknya masing-masing. Semua anggota
kelompok bekerja sama untuk mencapai ketuntasan.
Penerapan pembelajaran kooperatif memang salah satu
strategi guru untuk membuat peserta didik menjadi aktif dalam
pembelajaran. Namun dalam kenyataannya tidaklah berjalan baik
seperti yang guru inginkan, seperti peserta didik yang tergolong
pandai akan menguasai diskusi dan peserta didik yang kurang pandai
akan menjadi penonton atau pendengar saja. Karena hal tersebut,
maka guru harus pandai-pandai membuat model pembelajaran yang
efektif agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Menurut Hamruni (2011) dalam Zainal Arifin (2012:31-32)
menyebutkan 4 karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu
pembelajaran secara tim, didasarkan pada manajemen kooperatif,
kemauan untuk bekerja sama, dan keterampilan bekerja sama.
Berikut penjelasannya:
1) Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim.
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu,
tim harus mampu membuat setiap peserta didik belajar. Semua
anggota tim (kelompok) harus saling membantu untuk mencapai
-
42
tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan
pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
2) Didasarkan Pada Manajemen Kooperatif
Manajemen mempunyai 4 fungsi pokok, yaitu fungsi
perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan kontrol. Demikian
juga dalam pembelajaran kooperatif, fungsi perencanaan
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan
perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan
secara efektif. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antaranggota
kelompok. Oleh sebab itu, perlu diatur tugas dan tanggung jawab
setiap anggota kelompok. Fungsi pelaksanaan menunjukkan
bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai
perencanaan, melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah
ditentukan, sedangkan fungsi kontrol menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan
baik melalui tes maupun nontes.
3) Kemauan Untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh
keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja
sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif.
-
43
4) Keterampilan Bekerja Sama
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan
melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam
keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, peserta didik
perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan
berkomunikasi dengan anggota lain. Peserta didik perlu dibantu
mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan
berkomunikasi, sehingga setiap peserta didik dapat
menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan memberikan
kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat 4 prinsip dasar model pembelajaran kooperatif
menurut Jumanta Hamdyama (2014:64) adalah sebagai berikut:
1) Prinsip Ketergantungan Positif
Untuk tercipta kelompok kerja yang efektif, setiap anggota
kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan
tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan
dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat
ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin
diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa
menyelesaikan tugasnya dan semua ini memerlukan kerja sama
yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota
-
44
kelompok yang mempunyai kemampuan lebih, diharapkan mau
dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.
2) Tanggung Jawab Perseorangan
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang
pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada
setiap anggota, maka setiap anggota kelompok harus memiliki
tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus
memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.
Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan kelompok. Penilaian individu bisa
berbeda, tetapi penilaian kelompok harus sama.
3) Interaksi Tatap Muka
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan
yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka
saling memberikan informasi dan saling membelajarkan.
Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang
berharga kepada setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan
mengisi kekurangan masing-masing.
4) Partisipasi dan Komunikasi
Pembelajaran kooperatif melatih peserta didik untuk dapat
mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini
sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di
masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan
-
45
kooperatif, guru perlu membekali peserta didik dengan
kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan
mendengarkan dan kemampuan berbicara, cara menyatakan
ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain
secara santun, tidak memojokkan, cara menyampaikan gagasan
dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna.
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Trianto (2011:42)
antara lain:
1) Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi peserta didik.
2) Memfasilitasi peserta didik dengan pengalaman sikap
kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok.
3) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berinteraksi
dan belajar bersama-sama peserta didik yang berbeda latar
belakangnya.
e. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional
Menurut Killen dalam Trianto (2011:43-44), perbedaan
antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar
konvensional adalah sebagai berikut:
-
46
Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan
/Konvensional
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional
1. Adanya saling
ketergantungan positif,
saling membantu dan saling
memberikan motivasi
sehingga ada interaksi
promotif.
1. Guru sering membiarkan
adanya peserta didik yang
mendominasi kelompok atau
menggantungkan diri pada
kelompok.
2. Adanya akuntabilitas
individual yang mengukur
penguasaan materi
pelajaran tiap anggota
kelompok dan kelompok
diberi umpan balik tentang
hasil belajar para
anggotanya sehingga dapat
saling mengetahui siapa
yang memerlukan bantuan
dan siapa yang memberikan
bantuan.
2. Akuntabilitas individual sering
diabaikan sehingga tugas-
tugas sering diborong oleh
salah seorang anggota
kelompok, sedangkan anggota
kelompok lainnya hanya
“mendompleng” keberhasilan
“pemborong”.
-
47
3. Kelompok belajar
heterogen, baik dalam
kemampuan akademik,
jenis kelamin, ras, etnik,
dan sebagainya sehingga
dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan
bantuan dan siapa yang
memberikan bantuan.
3. Kelompok belajar biasanya
homogen.
4. Pimpinan kelompok dipilih
secara demokratis atau
bergilir untuk memberikan
pengalaman memimpin
bagi para anggota
kelompok.
4. Pemimpin kelompok sering
ditentukan oleh guru atau
kelompok dibiarkan untuk
memilih pemimpinnya dengan
cara masing-masing.
5. Keterampilan sosial yang
diperlukan dalam kerja
gotong royong seperti
kepemimpinan, kemampuan
berkomunikasi, memercayai
orang lain, dan mengelola
konflik secara langsung
diajarkan.
5. Keterampilan sosial sering
tidak secara langsung
diajarkan.
-
48
6. Pada saat belajar kooperatif
sedang berlangsung guru
terus melakukan
pemantauan melalui
observasi dan melakukan
intervensi jika terjadi
masalah dalam kerja sama
antaranggota kelompok.
6. Pemantauan melalui observasi
dan intervensi sering tidak
dilakukan guru pada saat
belajar kelompok sedang
berlangsung.
7. Guru memperhatikan secara
proses kelompok yang
terjadi dalam kelompok
belajar.
7. Guru sering tidak
memperhatikan proses
kelompok yang terjadi dalam
kelompok belajar.
8. Penekanan tidak hanya pada
penyelesaian tugas tetapi
juga hubungan
interpersonal (hubungan
antarpribadi yang saling
menghargai).
8. Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas.
f. Model-model Pembelajaran Kooperatif
Dikutip oleh Sutirman (2013:33-32), model pembelajaran
kooperatif dibagi menjadi beberapa metode, diantaranya adalah
Student Teams-Achievement Division (STAD), Teams Games
-
49
Tournament (TGT), Jigsaw II,Team Assisted Individualization (TAI)
Borich (2000:328), Group Investigation (GI), Learning Together
(LT), Complex Instruction (CI), dan Structure Dyadic Methods
(SDM); (Slavin, 2009:24).
5. Team Assisted Individualization (TAI)
a. Pengertian Team Assisted Individualization (TAI)
Pembelajaran kooperatif model ini hampir sama dengan
dengan STAD dan TGT. Peserta didik memasuki kelas dengan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan motivasi yang berbeda-beda.
Menurut Muhammad Fathurrohman (2017:73), implikasi dari
pandangan konstruktivis dalam belajar kooperatif adalah guru
berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar
proses belajar peserta didik berjalan dengan baik sehingga guru
harus pandai memilih metode yang tepat untuk menyampaikan suatu
materi pelajaran dalam kelas yang beragam pengetahuannya.
Guru diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk
belajar secara aktif di dalam kelas, dapat meningkatkan kemampuan
dalam memecahkan masalah, dan saling mendorong untuk
berprestasi.
b. Kelebihan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization
(TAI)
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihannya
masing-masing. Kelebihan itulah yang menjadikan suatu model
-
50
pembelajaran itu dipakai dalam proses pembelajaran. Kelebihan
model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)
menurut Slavin (2005:190-191) antara lain:
1) Dapat meminimalisasi keterkaitan guru dalam pemeriksaan dan
pengelolaan rutin.
2) Guru setidaknya akan menghabiskan setengah dari waktunya
untuk mengajar kelompok-kelompok kecil.
3) Operasional program tersebut akan sedemikian sederhana
sehingga para peserta didik di kelas tiga ke atas dapat
melakukannya.
4) Peserta didik akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain,
sekalipun bila peserta didik yang mengecek kemampuannya ada
di bawah peserta didik yang di cek dalam rangkaian pengajaran
dan prosedur pengecekan akan cukup sederhana serta tidak
mengganggu si pengecek.
5) Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun peserta
didik, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru
tambahan ataupun tim guru.
6) Dengan membuat para peserta didik bekerja dalam kelompok-
kelompok kooperatif dan status yang sejajar, program ini akan
membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif
terhadap peserta didik-peserta didik mainstream yang cacat secara
-
51
akademik dan diantara para peserta didik dari latar belakang ras
atau etnik berbeda. (Muhammad Fathurrohman, 2017:77).
c. Komponen-komponen Penting dalam Model Pembelajaran
Team Assisted Individualization (TAI)
Menurut Slavin dalam buku Muhammad Fathurrohman
(2017:74), mekanisme pembelajaran kooperatif model Team
Assistsed Individualization (TAI) pada dasarnya memiliki delapan
komponen, yaitu sebagai berikut:
1) Teams
Kelompok yang dibentuk beranggotakan 4-5 orang yang
sifatnya heterogen mewakili hasil akademis dan jenis kelamin.
Fungsi kelompok adalah untuk memastikan bahwa semua
anggota kelompok ikut belajar dan memiliki kesempatan yang
sama untuk sukses khususnya dalam mengerjakan tes dengan
baik. Tiap peserta didik mengembangkan kemampuan masing-
masing untuk berpikir tentang objek yang dipermasalahkan
sehingga ada interaksi kelompok yang diperoleh dari sumbangsih
seluruh anggota kelompok.
2) Placement Test (Tes Penempatan)
Sebagai dasar pertimbangan menempatkan peserta didik
dalam kelompok-kelompok kooperatif. Placement test dapat
berupa hasil tes sebelumnya, pretest ataupun lainnya. Pada
-
52
penelitian ini, placement test berupa pretest materi bangun ruang
sisi datar.
3) Teaching Group
Guru mengajar materi pokok secara klasikal pada peserta
didik yaitu dengan memperkenalkan konsep-konsep utama pada
peserta didik dengan menggunakan demonstrasi yang
menyeluruh. Secara umum peserta didik memperoleh konsep-
konsep yang telah diberikan kepada mereka yaitu dalam
kelompok-kelompok pembelajaran sebelum mereka mengerjakan
secara individu.
4) Student Creative
Sebelum peserta didik bekerja dalam kelompoknya,
terlebih dahulu masing-masing peserta didik berusaha membaca,
memahami materi pelajaran, dan mencoba mengerjakan tugas
secara individu.
5) Team Study
Para peserta didik diberikan satu unit perangkat
pembelajaran ekonomi secara individu, unit tersebut berisi
materi kemudian para peserta didik mengerjakan dan membahas
unit-unit tersebut dalam kelompok masing-masing. Pada
penelitian ini unit berupa handout dan LKS yang berisi
rangkuman materi dan soal-soal yang berkaitan dengan materi
yang dibalas. Peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok
-
53
kecil yang sudah ditetapkan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Masing-masing peserta didik dalam kelompok
berusaha membantu temannya. Jika ada peserta didik yang
mendapatkan kesulitan, disarankan untuk meminta bantuan
dalam kelompok sebelum meminta kepada guru.
6) Whole-class Units
Pada tahap ini dilakukan diskusi kelas, setiap anggota
kelompok