Unsur Intrinsik Penggalan Novel Siti Nurbaya
-
Upload
wahyu-dermawan -
Category
Education
-
view
211 -
download
20
Transcript of Unsur Intrinsik Penggalan Novel Siti Nurbaya
UNSUR-UNSUR INTRINSIK
CUPLIKAN NOVEL SITI NURBAYA ( XVI. PEPERANGAN antara SAMSUL
BAHRI DAN DATUK MARINGGIH )
1.TEMA
Gagasan yang mencerminkan seluruh cerita yang biasanya berupa pokok permasalahan
sebuah cerita , gagasan sentral, atau dasar cerita
Pembalasan Dendam Samsul Bahri“...Sepuluh tahun pula aku menaruh dendam”
(halaman 89 paragraf ke-5)
“Datuk Maringgih tiada menjawab sepatah katapun, sebab baru dirasanya waktu itu kebenaran perkataan Samsulbahri.”(halaman 90 paragraf ke-4)
Alur campuran(maju-mundur-maju)
Gabungan dari alur maju dan alur mundur. Penulis pada awalnya menyajikan ceritanya secara urut dan kemudian pada suatu waktu, penulis menceritakan kembali kisah masa lalu .
Dalam cuplikan :
“Setelah masuklah kapal yang membawa letnan Mas kepelabuhan teluk bayur...”
( Paragraf 1)
“...Tatkala aku membedil diriku di Jakarta, karena terlebih suka mati daripada menanggung sengsara yang asalnya
daripada perbuatanmu”.(Paragraf 26)
“Sekarang disampaikan Tuhan maksudku itu...”(Paragraf 27)
A.Latar tempat (menunjukkan keterangan tempat peristiwa)
- Pelabuhan teluk bayur kota padang
“Setelah masuklah kapal yang membawa letnan mas ke pelabuhan teluk bayur, turunlah sekalian bala-bala itu ke darat, lalu langsung
berjalan ke kota padang.”- Gunung-gunung
“Larilah bersembunyi ke gunung-gunung, dengan anak bini dan harta bendanya.”
- Muara“Dengan segera dipanggilnya sebuah bendi sewaan, lalu berangkat
menuju ke muara.”- Pemakaman“Setelah sampai kemakam ini kelihatanlah oleh letnan mas 3 buah
kubur dalam suatu tempat yang berpagar tembok.”
- Gunung padang“Sementara letnan mas pergi ke gunung padang.”
- Kota tengah“Sepasukan serdadu yang dipimpin oleh letnan mas dan van sta luar kota padang menuju kota tengah.”
- Pinggir jalan“Berpuluh-puluh orang sekaliannya memakai serba putih berkumpul-kumpul di pinggir jalan.”
- Sebuah rumah“Beberapa orang tua-tua dan haji-haji dari dalam sebuah rumah, lalu berteriak memanggil.”
B.Latar Waktu (menunjukkan keterangan waktu peristiwa)- Pukul setengah lima
“Sebab pada waktu itu hari baru pukul setengah lima”
- Pukul tujuh malam“Kira-kira pukul tujuh malam berangkatlah sepasukan serdadu
yang dipimpin oleh letnan mas dan van sta.”
- Pukul sembilan“Pukul sembilan sampailah mereka ke tabing. “
- Malam hari“Walaupun bulan terang cahanya, tetapi di tempat itu gelap
karna asap bedil.”
C. Latar suasana (menunjukkan keterangan suasana
peristiwa)
- Sedih (pemakaman)“Disitu menangislah ia tersedu-sedu.”
- Rusuh“menjadi ramailah peperangan itu, masing-masing
mencari lawannya.”
- Menegangkan“seketika itu juga, melompatlah ia kembali ke muka,
hendak menetak letnan mas.”
D. Latar sosial (Gambaran kehidupan masyarakat dalam kurun
waktu dan tempat tertentu yang dituliskan dalam cerita)
Penggunaan bahasa melayu“aduhai!bilakah masanya kita akan dapat
berjumpa pula dan-bilakah waktunya kita akan dapat berkumpul dan bercakap-cakap sebagai dahulu?”
4.PENOKOHAN
Cara pengarang menggambarkan karakter tokoh. Karakteristik penggambaran watak tokoh:
- Teknik analitik (penggambaran langsung)- Penggambaran fisik- Penggambaran lingkungan-Penggambaran cara berbahasa- Pengungkapan jalan pikiran tokoh
a) Samsulbahri : anak dari Sulaiman
-Baik hati (dialog antar tokoh)“Inilah hamba, beri sedekah!”(paragraf-
14)
-Bijaksana(dialog antar tokoh)“Kekayaanmu itu tiada memberi
faedah kepada teman sejawatmu...” (paragraf-28)
-Pendendam(dialog antar tokoh)“...sepuluh tahun pula aku menaruh dendam dalam hatiku padamu...”
(Paragraf 27)
b) Datuk Maringgih :merupakan saudagar kayaraya di Padang itu
-Sombong Dan Angkuh(dialog antar tokoh)“Karena kekayaan mu menjadikan engkau
sombong dan angkuh serta takkabur kepada Tuhan yang memberimu kekayaan itu”
paragraf 27- Kejam(dialog antar tokoh)
“Dengan kekayaanmu itu, kau ceraikan anak dari bapanya, adik dari kakaknya...”
paragraf 29
C. Kemendur : seorang anggota serdadu dari Samsul Bahri
1. Pemberani (tingkahlaku tokoh)“Seorang Kemendur yang mengikut bersama-sama, maju
ke muka, menyuruh perusuh menyerahkan dirinya”(paragraf 17)
2. Sabar (tingkah laku)“... Jangankan diindahkan mereka, kemendur itulah yang
dimaki-makinya, seraya memencak mengajak berkelahi. Setelah 3 kali Kemendur itu membujuk
dengan lemah lembut, menyuruh mereka menyerahkan diri , tiada juga didengar oleh orang itu”
(paragraf 17)
D.Fakir:Seorang yang tinggal di dekat makam orangtua Samsulbahri
Materialistis (secara langsung)“Karena seumur hidupnya, belum pernah fakir ini
menerima hadiah sekian banyaknya, sangatlah bersukacita hatinya lalu mengaji
semalam-malaman di makam itu”(paragraf 14)
5.Gaya Bahasa
Bahasa berkias yang digunakan untuk menghidupkan dan meningkatkan efek konotasi
tertentu dalam novel
“Fakir,mengajilah TUAN disana bagi arwah yang telah meninggal itu “
(paragraf 14)
A. Apronim
Gaya bahasa yang dimana pemberian nama yang cocok dengan sifat atau
pekerjaan orang.
“Sesungguhnya akulah samsul bahri,yang sepuluh tahun lalu sudah mati,tetapi yang di
keluarkan kembali dalam kubur”(paragraf 26)
B.Simile
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata
depan dan penghubung
C. Sarkasme
Majas sidiran yang paling kasar. Biasanya diungkapkan oleh orang yang sedang marah
“Hai, Datuk durhaka !(paragraf 28)
“sekarang,baru lah aku dapat menuntutkan bela sekalian orang yang telah engkau
aniaya,hai penjahat yang sebesar-besarnya”(paragraf 27)
D. Sinisme
Gaya bahasa sindiran lebih kasar dari ironi,dengan cara menyindir secara
langsung kepada orang lain.
“Aduhai Nurbaya yang sangat hamba cinta ! “
(paragraf 8)
E.Ekaslamasio
Gaya bahasa yang didalam kalimatnya memakai kata !(seru).
“hai Datuk Maringgi ! Tiadakah terasa oleh mu kesalahanmu itu ? Tiadakah yakut engkau kepada Tuhan yang memberikan segala kekuasaan mu itu kepadamu? Tiadakah malu kepada sesamamu
manusia yang engkau perdayakan? Tiadakah belas kasihan engkau kepada sekalian mereka yang telah menjadi kurbanmu?”
(paragraf 31 )
F. Repetisi
Gaya yang mengulang bebarapa kali sepatah kata di kalimat.
“yang tinggi kau jatuhkan,yang mulia kau hinakan,yang kaya engkau miskinkan dengan tiada pandang memandang,tiada tilik-menilik, dan tiada menaruh belaskasihan asal nafsumu
yang hina itu dapat kau penuhi.”(paragraf 27)
G. Antitesis
gaya bahasa yang pengungkapannya yang berhubungan dengan situasi,benda
ataupun sifat yang bertentangan dan juga memakai kata-kata yang berlawanan arti.
H. Retorik
merupakan petanyaan yang tidak memerlukan jawaban
“Mengapakah segala pengharapan dan cita-cita orang dikabulkan, tetapi harapan dan cita-cita kita dijadikan seperti
ini ?(paragraf 10)
Orang Ketiga serba tahu
Dimana cuplikan novel ini menggunakan kata ganti kau, ia, dia, atau nama dari pelaku yang ada dalam cuplikan tersebut.
“Dengan kekayaanmu itu kau ceraikan aku daripada ibu-bapa dan kaum keluargaku,dan kau putuskan pengharapanku akan menjadi orang baik-baik”
(paragraf 30)
7. Amanat
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan
pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu
1. Janganlah menyombongkan diri dengan harta kekayaan yang dimiliki, tetapi gunakanlah harta
untuk berbuat kebaikan. karena jika menyombongkan diri dengan harta kekayaan hanya akan menimbulkan bahaya, sengsara,
duka dan nestapa.
2. Janganlah membalas dendam atas hal buruk yang dilakukan orang lain kepada kita karena
balas dendam tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi akan menambah masalah yang
baru. Lagipula, kita sebagai manusia tidak memiliki hak untuk menghakimi orang lain.