UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui...

86
BIDANG lLMU KETWAN PANGAN LAPORAN PENELlTlAN HlBAH KOMPETlTlF PENELlTlAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL BATCH II TAHUN ANGGARAN 2009 STUD1 EKSPRESI GEN HORMON PERTUMBUHAN IKAN TlLAPlA (Oreochromis Niloticus) PADA IKAN LELE (Clarias spp) DAIAM PEMBUATAN IKAN TRANSGENIK Tim Peneliti : Ir. Aming Wilujeng Ekawati, MS Ir.Abdul Rahem Faqih, Msi Feni Iranawati, SPi, MS Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tlnggi, Departemen Pendidikan Nasional, Sesuai Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Kompetitif Sesuai PrioritasNasional Batch II, Nornor : 315/SP2HIPPIDP2MN/2009, tanggal 16 Junl2009 UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009

Transcript of UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui...

Page 1: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

BIDANG lLMU K E T W A N PANGAN

LAPORAN PENELlTlAN HlBAH KOMPETlTlF PENELlTlAN SESUAI

PRIORITAS NASIONAL BATCH I I TAHUN ANGGARAN 2009

STUD1 EKSPRESI GEN HORMON PERTUMBUHAN IKAN TlLAPlA (Oreochromis Niloticus) PADA IKAN LELE (Clarias spp)

DAIAM PEMBUATAN IKAN TRANSGENIK

Tim Peneliti : Ir. Aming Wilujeng Ekawati, MS

Ir.Abdul Rahem Faqih, Msi Feni Iranawati, SPi, MS

Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tlnggi, Departemen Pendidikan Nasional, Sesuai Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Kompetitif Sesuai

Prioritas Nasional Batch II, Nornor : 315/SP2HIPPIDP2MN/2009, tanggal 16 Junl2009

UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009

Page 2: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELlTlAN

HlBAH KOMPETlTlF PENELlTlAN SESUAI PRIORITAS NASIONAL BATCH II

1. Judul Penelitian : Studi Ekspresi Gen Hormon Pertumbuhan lkan Tilapia (Oreochmmis Niloticus) Pada lkan Lele (Clarias Spp)Dalam Pembuatan lkan Transgenik

2. Ketua Peneliti

a Nama Lengkap dan Gelar : Ir.Aming Wilujeng Ekawati, MS

b Jenis Kelamin : Perempuan

c NIP. 19620805 19860322001

d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

e Jabatan Struktural I _ f. Bidang Keahlian : Budidaya Perikanan

g. FakultaslJurusan : Perikanan dan Kelautan

h. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya, Malang

i. Tim Peneliti

NAMA MA B~~AKG-KEAHLIA~ , ~ A X U C T A ~ ~ J ~ R U S A N ~ - P E R ~ R U A N TFGGI -7 . . . . . . - . - . . . . - . . K b d u l Reproduksi Perikanan . dan ~elautan- Universitas Brawljaya

- --

I Rahem I lka'nlaenetika t 1 1

3. Pendanaan dan jangka waktu penelitian

a. Jangka Waktu penelitian yang diusulkan : 2 tahun

b. Biaya Total yang diusulkan : Rp. 192.500.000

c. Biaya yang disetujui tahun 2009 : Rp. 87.000.000,-

Perikanan dan Kelautan

NIP. 19530514 198002 2 001

Universitas Brawgaya

Page 3: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Dengan memanjat pujl syukur kehadlrat Allah SWT, atas llmpahan rahmat dan

hldayah-Nya penulls dapat rnenyelsaikan laporan penelltian yang bedudul : Studi

Ekspresl Gen Hormon Pertumbuhan ikan Tilapia (Oreochromis Nlloticus) Pada lkan

Lele (Cl8tY.i~~ Spp) Dalam Pembuatan lkan Tranegenik

Tullsan In1 menyajlkan pokok-pokok bahasan yang mellpotl haChal yang telah

dlhasllkan pada tahun pertarna yaltu ; proses optlmasl tegangan gene pulsar sebagal

sarana hasfer gen, metode untuk melakukan trasfer gene dengan metode elektroporasi

dengan sperms sebagai vektomya. Selain itu dalam tulisan ini juga menamplrkan hasil

anallsa ekspresi gen GFP /DNA pada embrio, larva serta lnteraksi GFP dengan sperma

ikan lete.

Untuk semua Ru dengan segala kerendahan hat1 penulls lngin menyampalkan

terima kaslh yang tidak terhingga kepada ;

Dlrektorat Jenderal Pendldlkan Tinggi Departemen Pendldlkan Naslonal Jakarta

yang telah mendukung dalarn pendanaan

Ketua Lembaga PenelitIan dan Pengabdlan Pada Masyarakat Universltas

Brawljaya Maiang

Semua pihak yang telah mendukung membantu penelltian In1 sehingga penelitlan

ini dapat dlsajlkan danlam bentuk iaporan.

Penulis menyadarl bahwa laporan in1 tidak lepas dari adanya keterbatasah dan

kekurangan meskipun telah berusaha sekuat tenaga untuk penyempurnaan tulisan inl.

Oleh karena itu kritlk membangun dan saran sangat kaml harapkan sehingga karya ini

dapat memberlkan menfaat kepada semua plhak yang membutuhkan.

Malang, 30 November 2009

nu Penulis

Page 4: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

IT. ABDUL RAHEM FAQIH, MSI. : Studl ekspresl Gen Hormon Pertumtluhan lkan Tllapla (OmchmmIs Nlloffcus) Pada lkan Lele ( C l a r k Spp.) Dalam

-- -

Tujuan penelllan pada tahun pertama ini untuk mengetahui j) Optimasi tegangan dalam transfer gen (GFP), 2) lnteraksi gen GFP dengan sperma ikan lele, 3) Ekspresi gen GFP dalam embrio den larva sebagai gene reporter, 4) efektifitas promoter (mpP) ikan medaka dalam sperma ikan lele Penelitian ini dllaksanakan di Laboraturium Blologi dan Reproduksi lkan (Laboraturium Breeding) Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan serta di Laboraturium Sentral llmu Hayati (LSIH) Universltas Brawijeya Malang, Jawa Timur, Laboratorium Genetika Fak.perlkanan den llmu Kelautan IPB.

Metode yang digunakan dalam penelltian ini adalah metode eksperimen . Untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka akan dilakukan tahapan-tahapan penelitian sebagal berlkut :Tahap l : 1) Perbanyakan konstruksi gen konstruksi gen mBP - GFP, m B F T/GH (IPB,Bogorj, 2) Aklimatisasi dan pemeliharaan induk jantan dan betina lkan Lele (Clarias sp., 3) Pengambilan Sprma den Telur ikan Lele, 4) Analisa Kualitas Sperma ( matilitas, viabittas, fert~litas): Tahap I ; 1) Optimaiisasi Tegangan (V) Terhadap sperma (motllitas,viabllitas, Fertilitas), 2) Optimaslisasi konsentrasi DNA konstruksi, 3) Analisa lnteraksi sperma- mBP - GFP,4) Analisa ekspresi GFP dalam embrio dan larva lkan lele dengan menggunakan mikroskop konvokal.

Hasil pengamatan pada sperrna sebelum dilakukan kejutan menggunakan tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas sebesar 60% dan tingkat viabilitas sebesar 85%. Has11 penellian menunjukkan bahwa pemberian kelutan listrik dengan tlngkat voltase yang berbeda berpengaruh nyata terhadap mdilitas sperma namun tidak berpengaruh nyata terhadap daya fertilisasi dan viabii~tas sperma serta daya tetas telur Hasil uji BNT menunjukkan bahwa perlakuan A (40 Vlcm) memberikan hasil motilitas terbaik sebesar 40%, diikuti oleh perlakuan B (160 Vlcm), C (280 Vlcm), D (400 Vlcm), E (520 Vlcm) masing-masing sebesar 30%, 28,33%, 23,33%, 18.33%. Berdasarkan analisis polynomial orthogonal, hubungan antara perlakuan tegangan dengan hasil motilitas sperma berbentuk linier dengan persamaan yanu 39.198 + (-0,04)x dengan R' = 0,933 dan r = 0,966. Semakin tinggl tegangan yang diberikan maka semakin rendah motilitas sperma yang dihasilkan. Dengan kondisl tegangan 40 v dan konsentrasl GFP 90 nglul telah memperlihatkan bahwa sperma sebagai vektor transfer gen telah memperlihatkan hasil positip, dimana telur yang dibuahi dengan sperma hasil elektroporasi tersebut telah menghasilkan embrio dan larva yang menaeks~resikan GFP Dada hamoir Iarlnaan tubuhnva. Sedanokan intereaksl . - - ~~p-dengan sperma seb;rglan besar poslsinya pada keiala sperma.

Pengematan kualltas air selama peneiitlan yang meliputi suhu, pH den DO . - maslh ddam batas klsaran yang dapat menunjang proses penetasan telur, dengan nllal rate-rata suhu berWser antara 24-25' C, pH berkisar antara 7-8,5 dan DO berkisar antara 1,2533 mgn.

Page 5: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

EXCUTIVE SUMMARY

ABDUL RAHEM FAQlH : 'Study on Gene expression of Tiiapia in Making Trangenlc Ciarias spp".

The research aims to know ; 1) optimation of voltage to transfer GFP, 2)

GFP-Sperm Interaction. 3) Expression of GFP in ernbrio and Larvae as gene

transfer, 4) effective of promoter. The research was conducted at LSlH

Univenitas Brawijaya, Breeding and Genetic Laboratory ol Fisheries Faculty and

Marine Science Brawijaya University, Reproduction and Genetics Laboratory,

Fisheries Faculty and Marine Science, Agricuitufal of Bogor University.

The method is exprlmental, and work steps were : Step I : 1) Cloning of

gene Construction, 2) take ovary and &sh sperm, 3) adimafation and rearing

of cathfish broostock, analysis sperm quality, step I1 : optimation of voltage to

sperm, 2) optimation of DNA conoentration, 3) Analysis of interaction sperm-GFP,

4) analysis of GFP expression in embrio and larvae, based on convocal

microscope.

The used sperm dencity was 5,6 x 100 celVmi, and motility procentase is

60%, and viability level is 85 %. The result was that voltage influentials

signMcanntly to motility, but not to viability. The 40 v gives the bssl motility level,

40%. The correspundenshlp of voltage and motility was clearly difined as

equation below : Y = 39, 198-0,04x, R2 = 0,933, r = 0.966. the higher voltage can

down sperm motility. The combination of 40 v and 90 nglul resulted that sperm as

gene transfer vector, where sperm was still abllity to fertilize ovum, which was

GFP was expressed almost at all body of embrio and larvae, Interaction of GFP

and sperm was In head posterior of sperm.

The media quality wes still support to embrio and larvae life, temperature :

24-250 C; pH 7- 8,5 ; DO 1,25 - 3,

Page 6: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

DAFTAR IS1

Halaman

PRAKATA ............................ ............................ RINGKASAN DAN SUMMARY ................................................................... DAFTAR El.,. DAFTAR TABEL ....................... .. ..................................................

................................................... DAFTAR GAMBAR ............. ... DAFTAR LAMPIRAN ........... .. .................................................. BABI PENDAHULUAN I . 1 Latar belakang

BAB I1 STUD1 PUSTAKA ................... 2.1 lkan Lele (Clarias garieplnus)

..................... 2.2 lkan Tllapla (Oreochrbmls nllotlcus) 2.3 Gen Hornon Pertumbuhan dan GFP ......................

.............. 2.4 Perkembangan Teknologl transgenlk lkan .......................... ............... 2.5 Teknologi Elektmporasl ..

2.6 Konstruksi Gen-Promoter .................. ....... .......... 2.7 Ekspresl Gen GFP .................................. .... ......... 2.8 GFP sebagai marker blologl

BAB Ill TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1 Tujuan Khusus 3.2 Manfaat Penelltian

BAB IV METODE PENELITIAN ....... 4.1 Skematik Pernasalahan dan Solusl

4.2 Diagram Allr Penelltlan 4.3 Tahapan Penelltlan 4.4 Perbanyakan KonSt~kSi ....................... 4.5 Seleksl Induk. Pemijahan

............................................ 4.6 Anallsa Kualitas sprma 4.7 Anallsa Ekspresl gen GFP embrio dan Larva

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A . OPTlMASl TEGANGAN ELEKTROPORASI ......... 5.1 Kualltas sperna kan Lele ................... . 5.1 1 Motllltas Sperma control

5.1.2 Vlabllltas ..................... ..., ................ ...................... 5.2 Kualltas sperma Pasca elektropor

5.2.1 Motllltas Sperma ................................. .................. 5.2.2 Vlablltas sperma ..... .............

5.3 Daya Fertlllsasi ............................................ 5.4 Daya tetas ...........................

............... 5.5 Hubungan antar parameter 5 .. 5.1 ~ o t l ~ l t a s dengan vlablllzas .............. 5.5.2 Motllltas dengan Daya tetas ..........................

i il lii vi1 vii1 ix

Page 7: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

..................... 5.5.3 vlabifltas dengan Daya Tetas ............... 5.5.4 Daya Fertlllsasl dengan Daya Tetas

B.OPTIMASI KONSENTRASI GFP

.......... 5.6Hasll Pengamatan Sperma control ...................... . 5.6 1 Kualltas Sperma Pertskuan ............ ......... 5.6.2 lnteraksl GFP pada sperma .,. .................................. 5.6.3 Ekspresl GFP pada Embrlo

..... 5.6.4 Ekspresl GFP pada larva 5.6.5 Derajat Fertlllsasl .......................................... 5.6.6 Derajat Penetasan telur ...........................................

......................................... 5.7 Pembahasan ............................. 5.6.1 Kualltas sperma control ........................ 5.6.2 Kualltas sperma Perlakuan ............................... 5.6.3 lnteraksi FGP pada sperma ................................. 5.6.4 Ekspresl GFP pada Embrio

..................................... 5.6.5 Ekspresl GFP pada larva ...................... 5.6.6.Derajat fertlllsasl .............................. 5.6.7 Derajat Penetasan ................................... 5.6.8 Kualltas Alr Medla

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6 . I Keslmpulan .............................................................. 6 . 2 Saran ........................................................................ DAFTAR PUSTAKA .........................................................

Page 8: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

DAFTAR LAMPIRAN

Larnptran

1. Prosedur Perbanyakan konstruksl gen

2. Prosedur Pengukllran konsentrasl DNA dan RNA

3. Panduan operasional Elektmpofarator

4. Gambar Sperma Lefe

5. Berat induk dan Gonad

8. Gambar Gonad lkan Lelejantan

7. Gene Pulser

8. Perkembangan embrlo

Halaman

79

82

83

85

88

87

88

80

Page 9: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar I : Grafik motilitas sperma

Gambar 2 : Grafik Pengaruh tegangan terhadap motilitas

Gambar 3 : Graflk Lama motilltasn

Gambar 4 ; Grafik Pengaruh Tegangan terhadap viabllltas

Gambar 5 ! Grafik Pengaruh Pemberlan Tegangan terhadap .....,... Gambar 6: Gamber Sperma setelah dlberl teganga

Gambar 7: Graflk days tetas

Gambar 8: Graflk perbandlngan antar parameter

Gambar 9:Graflk motllitas sperma

Gambar 10 : Grafik vlabllitas

Gamber 11 : Grafik hubungan motliltas dan vlabllltas

Gambar 12 : Poslsl lnteraksl GFP pada sperme

Gambar 13 : Perbendlngan interaksl GFP -sperms

Gamber 14 : Ekspresi GFP pada Embrlo

Gambar 15 : Ekpresi GFP pada Larva

Gambar 16 : Grafik daya Fertilfsasl

Halaman

27

28

29

32

33

34

36

37

43

45

46

Page 10: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kebutuhm mansuia akan &an lele seeiap waktu semakin meningkat seiring kesadaran

manusia tmtuk mengkonsumsi bahan panggan bergizi, harm terjangkau seluruh laplsan

masyarakat. Produktivitas ikan Lele belum mampu mengimbangi permintam pasar

domestik yang makin meningkat. Hal tersebut tidak lepas dari adanya kendala thgkat

pertumbuhan induk yang relatif lambat. Kelmgkaan induk bermutu dengan tingkat

p e m b u h a n cepat belum terpenuhi, padahal kebutuhan benih bermutu semakin

meningkat..

Kecepatan pertumbuhan &an lele sangat dipengaruhi oleh &fitas gen bormon

pertumbuhan yang mengendalikan laju pertumbuhan. Unhlk meningkatkan laju

pem~nbuhan ikan Lele tersebut dapat dilakukan dengan teknologi transgenik dengan

metode elektropomsi teIur d m spetma.. Karem menurut Kang et a[ (1990) sel spenna

dapat digunakan sebagai media untuk transfer gen (DNA) ke dalam telur. Selan~utnya

dikatakm bahwa prosedur teknik elektroporasi ini lebih mudah dibandingkan

mikroiqieksi. Dan menurut Tsai et al. (1995) laju penggabungan DNA &lam transfer gen

dengan teknik elektroporasi ini bisa mencapai 50%. Untuk itu dirasaqPerlu dilakukan

penelitian transfer gen hormon perhmbuhan pada ikan lele dengan spenna sebagai media

untuk memasukkan gen hormon pertumbuhan dengan menggunakan metode

elektroporasi.

Page 11: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Salah satu penelitian DNA rekombinan yang potensial untuk dikembangkan di

Indonesia adalah penggunaan hormon pertumbuhan (Growth homone) untuk

meningkatkan laju p m b u h a n ikan. Dan diantara yang perlu menjadi pertimbangan

penting dalam aplikasi teknologi ini adalah konsrmksi gen, termasuk di dalamnya

promoter dan metode yang digunakan mtuk transfer gen tersebut Untuk itu perlu

dilakukan penelitian transfer gen hormon pertumbuhan pada ikan lele dengan spetma

sebagai media (vektor) untuk memasukkan gen homon pertumbuhan dengan

menggunakan metode elektroporasi. Karena pada sisi lain penelitian uansgenik pada lkan

lele (Clarias spp.) dengan menggunakan metode elektroporasi terhadap sperma kan

sebagai media transfer gen m i h belum dilakukan di Indonesia dan relatif mudah

dibandingkan metode lainnya.

Namun demikian untuk melakukan proses transfer gen pertumbuhan, terlebih dahulu

perlu dilakukan suatu tahapan penelitian yang mampu mendeteksi tingkat keberhasilan

dari suatu transfer gen dengan menggunakan gene reporter (gen marker). Salah satu gen

marker yang biasa digunakan dalam kajian @ansgenesis adalah gen GFP yaitu gen yang

mengkodekan protein ymg berpendat hijau dan dapat divisualisasikan menggunakan

mikroskop flourescent (Chou el at., 2001; Ath-Thar, 2007) atau sebagai gen target s e p d

dalam pembuatan ikan hias berpendar yang b e m a - w a r m (Gong et al., 2002).

Keberadaan gen mi di &lam sel tidak akan membahayakan sel, keuni-~ngan dari gen ini

adalah tidak memerlukan perlakuan khusus pada jatingan dan penambahan subtrat untuk

visualisasi, dm ekspresinya dapat terdeteksi sampai ke tingkat sel dengan menggunakan

sinar W (Chatfei dalam Lyengar eta/, 1996).

Page 12: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

BAB I1

STUD1 PUSTAKA

2.1 Ikan Lele ( Clarfas q p )

lkan lele merupakan salah satu jenk ikan air tawar yang ditargetkan oIeh pemerintah

sebagai ikan komumsi masyarakat. Jenis ikan lele yang banyak terdapat pada masyarakat

saat ini ini adalah ikan lele dumbo (Clarias sp.). Rustidja (1999) mengatah ikan lele

dumbo merupakan ikan hibrida antara ikan lele yang berasal dari Taiwan (Clarias

Fuscus) dengan ikan lele Afrika (Clatias gatelpmus). Hasil persilangan mi kemudian

diintroduksi ke hdonesie seldtar tahun 1986. Katena pertumbuhan tubuhnya yang lebih

cepat dibandingkan dengan ikan lele Lokal (Clarias bathrams). Ikan lele tersebut

termasuk ke dalam famili Claridae dengan ciri-ciri khas mempunyai alat pernafasan

tambahan yang terletak di bagian depan rongga insang yang memungkinkan ikan lele

mengambil oksigen langmg dari udara.

23 Ikan Thpla ( Oreochromis niloticus)

Ikan Tilapia disebut juga nila menrpakan jenis ikan air tawar yang bemilai

ekonomis tinggi. Jenk ikan id banyak dibudidayakan oleh masyarakat baik di kolam

maupun jaring apung karma mempunyai propspek pasar yang sangat baik Pada genus

Oreochromis, induk ilcan betine mengerami telur dan larvanya dalam rongga mulut,

meqjaga dan membesarkan larvanya sendiri. Pemijahan ikan nila terjadi pada setiap

m u s h hujan dan biasanya dalam sahl tahun dapat memijah sebanyak 6 - 7 leali. Ikan nila

akan mencapai dewasa pada umur 4- 6 bulan dan masa pemijahan produktif hduk adalah

1,5 - 2,O tahun dengan bobot diatas 500 glekor.

Page 13: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

2.3 Gen Hormon Pertumbuhan dan GPP

Gen dapat diartikan sebagai bagian dari genom yang berperan dalam proses

ekspresi gen. Peranan tersebut sebagagi ruas model atau ruas penyandt dalam proses

transktipsi. Dari keseluruhan genom organisme tidak seluruhnya menjadi ma3 penyarldi

hanya bagian yang diapit oleh promotor clan terminator. Promotor adalah segmen DNA

yang mempunyai panjang sekihu 40 pb dm betfungsi sebagai tempat enzim polimerasi

RNA bekeja memulai transkripsi, dan terminator mcrupakan segmen DNA tempat

berakbimya proses transldpsi atau enzim polimerasi berhenti bekerja. Jadi gen

merupakaa rum-mas DNA dalam sintesis RNA yaitu daerab yang hapit oleh promotor

(ti& awal) d m terminator (titik akhir) transktipsi (Yusuf, 2001).

Oen pengkode hormon pertumbuhan adalah rangkaian basa yang dipemleh dari

hasil eksraksi DNA sampevjaringan. Untuk memperoleh pengkode hormon pertumbuhan

dapat dilakukar! dengan mengambil cDNA kelenjar pituitary ikan. Kelenjat pituitary

merupakan tempat terdapatnya gen pengkode honnon pertumbuhan. Gen pengkode

hormon pertumbuhan mtuk ikan lele dumbo belum terdapat pada bank gen Oleh karena

itu pada penelidan ini d i m gen pengkode honnon pertumbuhan yang berasal dari

dan menggu$ikan cDNA yang diperoleh dari kelenjar piwitmy ikan nila (berdasarkan

gene Bank accession Number OA7830). Namun dari data yang hpcmleh untuk gen

pengkode hotmon permmbuhan pada ikan nila adalah Acession Number lM269I6 dimana

memp1myai ukuran ,847 bp. Dari data Bank Gene tersebut gen pengkode hormon

Page 14: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

pertumbuhan iken nila terdapat pada basa ke 87 sampai 647 atau peptida ke 36 sampai

86).

Pertumbuhan mwpakan proses biologi yang kompleks, dapat terjadi apabila ada

kelebihan energi dan mated yang berasal dari pakan yang dikonsumsi. Pertumbuhan

tejadi pada beberapa tingkat materi biologi seperd sel jaringan, organ, organisme,

populasi dan komunitas. Dan perhmbuhan itu sendiri dipengamhi oleh faktor genetik,

hormon dan lingkungan ( Fujaya, 2004). Pertumbuhan jaringan atau organ selain

dipengaruhi makanan juga dipengarulu hormon pertumbnhan, baik faktor perangsang

pettumbuhan maupun hormon penghambat perhmbuhan. Kedua hormon ini memiliki

perm yang saling bertentangan. Faktor perangsang pertumbuhan berperan menga!d&an

pembelahan sel, sebaliknya faktor penghambat pertumbuhan menghambat pembelahan

sel (Res dan Stenberg, 1984).

Tubuh iken mengubah protein dalam makanan menjah protein yang sesuai

dengan kebutuhannya. Secar'a kimiawi ada dm prases dasar yang hatus diselesaikan

uutuk sintsis protein, yakni sintesis asam amino dan konjugasi asam amino yang sesuai

untuk membentuk masing-masing jenis protein pada setiap sel. Proses ini merupakan

pertumbuhan yang p a h g mendasar, sebab tanpa adanya produksi protein secara besar-

besacan, maka pertumbuhan tidak mungkin terjadi. (Fujaya, 2004). Selanjumya

dikatakan bahwa ada dua cara untuk meningkatkan ukuran suatu organ, yaitu secm

hipertropi &lam hat ini jumlah gel tetap, volume berkmbah, dan secara hiperflasi dimana

jumlah se1 bertambah sedangkan volume tetap (Kanm, 2002).

Hormon pertumbuhan atau Growth Hormone (GH) pada ikan diproduksi pada

bagian anterior prhrltuv yang berfungsi merangsang pertumbuhan dan mengontrol

Page 15: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

proses osmoregulasi. Hormon sebagai mediator biokimia dilepas dari tempat produksinya

menuju organ targe-t melahi beberapa cara; yaitu (a) difusi sederhana di cialam sel atau

dad sel satu ke sel h y a di dalam organ, (b) transportasi melalui darah atau berbagai

cairan tubuh sehhgga langsung mencapai organ atau sel, atau, (c) secata tidak Iangsung

melalui lingkungan luamya ( Agrara, 1976). Growth Honnone (GH) atau somatofropin

merupakan honnm polipeptida yang dilepaskan dxri adenohipofisa yang menginduksi

hati agar mensintesis somatomedin yang berpem langsung dalam pertumbuhan, baik

perhmbuhan tulaag, otot maupun sel-sel lain. H m o n jni menunda katabolisme asam-

asam amino dau mamaou inkorporasinya ke dalam protein-protein tubuh. Kerja hormon

ini dipermudah oleh pankreas, korteks adrenal dau tiroid yang berkerja bersama-sama

dalam memacu metabolisme lemak dan karbohidrat (Calduch-Giner et al., 2000: Walsh

2002). Hormon pertumbuhan mempunyai peranan yang penting pada proses transfer

asam mino ekstraselullet rnelintasi membran sel, khurmsnya ke dalam sel-sel otot dan

menahan asam amino tersebut tetap didalam sel. Selain itu hormon ini &pat memacu

retensi tubuh berbagai mineral dan elemen esensial lain untuk permmbuhan n m a l

(Walsh, 2002). Hormon somatotropin mempunyai peran penting dalam adaptasi terhadap

ait laut, reproduksi, dan sistem imun serta pada proses transfer asam amino ekseluler

melintasi membran set khsusunya ke dalam sel otot dad menahan asam amino tetap di

dalam sel (Calduch-Giner et al, 2000). Menurut Matty (1985) GH mampu meningkatkan

nafsu makan, konversi pakan, smtesis protein, menurunkan kehilangan nitrogen,

merangsang metabolisme dan oksidasi lemak, serta memacu sintesis dan pelepasan

insulin. Selain itu, CiHjuga m e m p e n w osmoregulasi (Sakamoto et a[., 1993, Tatsuya

Page 16: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

& Himno, 1993 dalam Li et a[., 2005) dan reproduksi ( Le Gac et al., 1993; Van Der

Kr& et al., 1990 dalam Li et ol., 2005)

Untuk menguji aktivitas promoter dibutuhkan gen penanda (reporter) agar

ekspresi transgen dapat dilihat dengan lebih cepat sehingga aktivitas promoter segera

diektahui. Salah sato gen marker yang biasa digunakan dalam kajian transgenesis adalah

gen Green Plourescent Protein (GFP) yaitu gen yang mengkodekan protein yaag

berpendar hijau dm dapat divisuaIisasikan menggunakan mikroskop flourescent (Chou el

at,, 2001; Ath-Thar, 2007) atau sebagai gen target seperti dalam pembuatan ikan hias

berpendar yang benvarna-warna (Gong et al., 2002).

2.4 Perkembangan Teknologi Transgenik Ikan

Dalam ikan budidaya tehologi transgenik ini sudah banyk kemajuan dan

kegmaan yang dicapai antara lain, peningkatkan laju peitumbuhan ikan (Devlin et a1

1995), meningkatkan daya than terhadap penyakit punham, 2004), mengurangi laju

kdnsumsi oksigen pada ikan (Cook et al., 20001, studi mengenai fungsi dan pola ekspresi

gen serta untuk memproduksi komersial yang diinginkan (Kinosh~ta & Ozato, 1995).

Ikan transgenik dapat pula dipnakan sebagai sebagai bioreaktor untuk memproduksi

bahan - bahan yang bersifat komersial maupun yang bermanfaat untuk kesehatan manusia

(Fletcher & Davies, 1991 & Collas et al.. 2000). Sebagai contoh transgenesis yang telah

berhasil diantamiya adalah peningkataa laju peratumbuhan dengan mengintroduksi gen

GH.seperti pada ikan Salmon Pasifik m g e n i k yang tumbuh 10 kali lebih cepat dari

ikan nonnal (Devlin et al, 1994), begitu pula pada ikan mud loach dengan kecepatan

tumbuh 32 kali lebih cepat (Nam, et of, 2001), dan ikan nila dengan kecepatan

Page 17: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

pertumbuhan 2 kali hingga 7 kali kbih cepat (Kobayasi, et dl, 2007). Dalam ha1 uansfer

gen GH (opAFP-GHc, opAFP-GHf) pada &an Atlanrik salmon, D u er a1,(1992b)

memaparkan, kecepatan pertumbuhan 5 kali, berat tubuh 4 - 6 kali serta jumlah rata-rata

serum GH ikan transgenik lebih tin& bila dibandingkan dengao ikan non rransgenik.

Dalam tehologi tratlsgenesis, daya tahm ikan terhadap suhu dingin berhasil

ditingkatkan, bahkan telah berhasil pula membuat ikan strain b m . Introduksi gen

Antifreeze Protein (AFP) pada ikan koki dapat meningkatkan toleransi terhadap suhu

dingin (OaC), dimana pemaparan pada suhu tersebut bhanya menyebabkan kematian

ikan ( Wang et a/. &[OM Alimuddin et a/., 2003). Sedangkan ikan hias stran barn yang

dilaporlcan oleh Gong et al. (2002) adalah ikan zebra bemama-ward yang dapat terlihat

pada kondisi cayaha biasa. Ikan zebra berwama-wami tersebut dibuat dengan

mengintroduksi gen GFP (Green Flourescent Protein), YFP (Yellow FIourescenr

Protein), dan RFP ( RedFlourescent Protein) pada ikan zebra wild-rype normal.

Telur dan Spenna sebagai media transfer gen [vektor) sangat potensi

dikembangkan dale. . transgenik ikan karena prosedurnya yang relatif alarm dan lebih

efisein (Sin et al. 1995; Sarmasik, 2002). Sel sperma telah digunakan sebagai vektor

transfer gen pada ikan mas, lele, dan nila (Muller et al., 1992), salmon ( Sin et al., 1993;

Symonds et dl, 1994~1, dan ikan Loach (Tseng et dl, 1994) dengan tingkat efisiensi

berkisar 3 - 90%, Dan untuk mempermudah masuknya konstruksi gen ke dalam sperma

perlu dilakukan upaya penggunaan elekaoporator. Dan Sperma dapat menjadi v e h r

yang efisim datam eansfer gen Efektifitas transfer gene dengan elehporasi sperma

sangat dipaigaruhi kondisi list& dan parameter biologi ( Anderson dan Evans, 1988)

Sebagaiaman d ika tah oIeh Symond et a1.(1994b) bahw pengambilan DNA yang akan

Page 18: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

ditfamfer oleh sperma salmon tqgantung pada tegangan listrik (kVIcm atau Vlcm),

jumlah kejutan yang dikenakan, konsentrasi DNA. Sedangkan efkiensi kmsfer DNA ke

embrio (telur) dan sperma yang dielektroporasi sangat dipengaruhi oleh tegangan, lama

kejutan (Sin et al, 1993; Symonds et al, 1994b).

Saimasik (2002) mengatakan bahwa S p m a befkemampuan mengikat DNA yang

sefanjutnp dapat digunakan untuk membuahi telur. Untuk meningkatkan efsiensi

masuknya komtruksi gen tertentu dalam telur ikan Kang et a1 (1998) juga teIah

melakukan transfer gen dengan menggunakan sperms sebagai media pengikat

k o n s W s i gennya @RSV-CAT) dangan metode elehoporasi (3.5 kVIcm atau 3500

Vlcm, 5 00 u s) dengan hasil tingkat keberhasilan transfer gen sekitar 66%.Sedangkan Lu

et at (2002) juga menggunakan metode elektroporasi dengan tegangan 600 Vlcm - 2000

V/cm,kejutan 20 - 40 p s, dan konsentmi hgmen transgen 25 ug/mI dengan tingkat

keberhasfian ikan kakap ( S p m s d a ) membawa rtGH sekitar 45%.Cheng er al. (2002)

melakukau transger gen (pAE6-rtGH1 DNA dengan konsentrasi 100 udml ) dengan

elektroforasi (9 Vlcm, jumlah kejutan 26 kali, 160 p s) dengan tingkat keberhasilan

transfer gen 55%. Menurut Sin et at. (1995) bahwa kondisi elektaroporasi yang optimal

untuk trasnfer gan pada abalone (Haliotis trh) adalah pa& 1000 Vlom, dengan jumlah

dan lama kejutan mashg-masing 2 kali dan 18.6 atau 27.4 p s , dengan konsentrasi 100

ugtml. Sampai saat ini penelitian terltang transfer gen dengan metode elektroporasi telur

dan s p e m pada ikan lele (Clarkls spp,) masih belurn ada.

Page 19: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

2.5 Teknologi EleMroporesi

Dalam pelabanaan teknologi tranfer gen, ada beberapa metode yang dapat

digunakan an- lam ; milcroiqjeksi, elektroprasi dan lipofeksi (Hackett, 1993). Metode

elektroporasi iai memungkiokan mtuk memproduksi ikan transgenik secara masal( Kang

et al., 1998, Power et ol. daIm c&eng et a1 2002). Metode eleknoporasi menggtmakm

serangkain listrik m s pendek untuk melemahfcan membran sel guna membantu transgen

/ DNA rekombinan masuk dalam sel tertmtu. Pada umumnya metode elekfroporasi

digunakan mtuk trasnfer gen pada batderi Yeast, tamman dan sel-sel hewan (Chent

1995). Elektroporasi memfasilitasi terbenNtnya pori-pori temporal pada pemukaan

membran sel target (Sarmasik 2002).

2.6 Konstmksi Gen dan Promoter

Saat ini teknologi transgenik memungkinkan mtuk transfer DNA eksogenous ke

embrio ikan maupun hewan lainnya dengan dua tujuan utama yaitu untuk studi tentang

fungi pengaturan gen selama perkembangan dan manipulasi genetika serta mtuk

momproduksi galat transgenik yang mempunyai nilai komersial (Garcia-Pozo et al.,

1998). Dm pada konstruksi gen, salah satu komponen yang sangat penting adalah

promoter.

Promoter ad& bagian dari DNA dimad RNA polymerase nienempel (bind) dan

Fungsi dari promoter ini ad& untuk mengarahkan RNA polymerase sehingga

tramkripsi akan terjadi pada daerah spesifik (Glick & Pasterna, 2003). Sedangkan

m e m t fickett (1993) promoter adalah sekuen DNA yang terletak upstream (terminal

5' ) dari lokasi dimulainya transkripsi. Promoter merupakan salah satu penentu / pengatw,

Page 20: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

sehingga promoter dapat dianalogikan sebagai switch suatu gen. Dengan demikian,

promoter dapat dianalogikan seperti swifh (pengatur) Iampu (Yazawa et al, 2005). Salah

satu ha1 yang saugat penting di dalam transgenesis adalah pemilihan promoter yang

berpefan dalam men- waMu dm lokasi d i m m gen asing yang diintroduksikan hams

aktif dan tenkspresi. Dm promoter ini ada yang bekerja di semua jenis jaringanlsel

(ubiquotous) dan ada yang bekerja pada jatingan yang specimc (Hackett,l993) Promoter

menrpakan salah saiu penentulpengahlr spatial-temporal ekspresi gen, sehingga promoter

bisa dianalogikan sebagai with suatu gen. Menwt Fletcher dan Davies (1991) jika

elemen cis-re@tomya cocok dengan elemen trans-regulator, maka ekspfesi gen ymg

dikendalikan biasanya .tin&, sebaliknya kalau tidak atau kurang sesuai maka ekspresi

gen yang dikcn- akan rendah.

Sedaugkan konswksi gen plasmid yang akan digudakan ddam penelitian ini

adalah konstruksi gen all$sh yaitu komponen promoter dan gen GH yang digunakan

berasaI dari ikan. Konstruksi gen berupa plasmid berisi gen tiGH ikan Tilapia

(Oreochromis nilotlcm) dengan promoter $-Actin (mJ3P) dari ikan medaka (Omfas

latfpes). Konstruksi gen yang digunakan berasal dari Kobayashi et al. , (2007) dan

dilakukan perbanyakan gen dengan menggunakan prosedur standar (Sambrook et a/,

1989).

2.7 Ekspresi Gen

Ekspresi gen menrpakan proses kegiatan yang paling esiensial dalam kehidupan

suatu orgadme, karena ekspresi gen merupakan pengungpakan gen-gen menjadi wtan

asam amino pada protein struktural clan protein enzim, Protein s t ~ & t w a l menunjang

Page 21: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

komponen seluler mehhkau fungsinya dan protein a i m mengkatalis perubahan

senpwa-smyawa termasuk proses ekspresi gen itu sendiri ( Hartikno, 1990) Materi

genet& DNA selalu dalam keadaan aktif. M t a s ini tentu saja berhubungan dengan

ekspresi gen itu scndiri dan aktifitas tambahan seperti replikasi, perbaikan dan

rekombinasi. Ekspresi gen behitan dengan proses transkripsi dan franslasi untuk

mensinteais protein ( Toha, 2001). Dan protein inilah nantinya yang akan jadi karakter

fenotipe tertentu bagi organisme,

2.8 GFP Sebagai Marker BIologi

Green Fhorescent Proteins (GFP) adalah sekelompok protein dengan struktur

mirip satu sama lain yang berpendar hijau apabila dipapar dengan ultraviolet. Protein ini

pertama kali diisolasi dafi ubur-ubur Aequorea vtctorfa yang mampu memendarkan

cahaya hijau pada tahun 1962 oleh Osamu Shimomura (Anonymous, 2008b).

GFP adalah protein yang merupakan polimer dari 238 asam amino dengan berat

molekul sekitar 27 kilo dalton. Di dalam protein ini a& gugus yang disebut chromophore

yang berperan sangat penting dalam proses perpendaran hijau. Chromophore ini adalah

kelampok tiga residu asam amino di posisi 65 (Serin), 66 (Tirosin), dan 67 (Glisin).

Ketika dikenai energi cahaya biru atau UV maka pada gums ini akan terjadi reaksi

oksidasi. Energi yang diserap membuat elektron-elektron di &lam gugus ini tereksitasi

Ogitu pcnambahan tcnaga pada suatu sistem yang mengalihkaunya dari keadaan dasarnya

ke suatu keadaan den- tenaga yang lebih tinggi) dan menghasilkan energ yang lebib

rendah yaitu energi cahaya hijau (Anonymous, 2007). Renilla GFP menyerap panjang

Page 22: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

gelombang 320-3SKI nm dan m d k i punoak elesitasi pada 393 nm clan 473 nm

(Anonymous. 200 1).

GFP telah diidm&i dari cakupan luas coelenterata. Barn-baru ini sejumlah

Honing GFP telah dikembangkan untuk mengetahui karakteristik protein terbaik yang

berasal dari JellyfkhAequorea victoria dan antozoa jenis Renilla renfformis (Felt et, a/,

2000). Pada penelitian ini digunakan GFP yang berasal dati antozoa yaitu R. reniformis.

Pernumian GFP R renfformis dilapotkan memiliki karakteristik pasti bahwa ia sebagai

altematif lebih menarik daripada protein Aeqborea victoria untuk digunakan sebagai

sebuah marker biologi. GFP Renilla menyerap cahaya dengan koefisien pemadaman 5

Mi lipat lebih hggi dibandingkad tip GFP Aequorea dan 2,5 kali lipat lebih efisien

daripada jenis dari Aequorea. GFP Renilla mempunyai range yatig lebih luas pada

stabilitas pH dibandingkan dengan OFP Aequorea dan lebih resisten terhadap bahan

organik terlahlf detergen dan protease. GFP Renilla hidup &am larutan sebagai sebuah

homodimer yang tidak t d pada semua konsentrasi. Jadi daetah permukaan yang tidak

tertutup kurang hfdrophobic dan kutang beiinteraksi dengan protein lain di &lam sel,

GFP Aequorea merupakan homodimer lemah sampai moderat untuk konsentrasi rendah

dan sering bersifat cytotoxrc (Felt et. al, 2000).

GFP yang digunskan pada penelitian ini mempakan HSC (Hem shock) GFP yaitu

GFP yang diperbanyak dalam plasmid bakteri sel kompeten dengan menggunakan

metode kejutan suhu. Menrwt Mills (1999) Bakteri sel kompeten (E. Coli) sebagai

subjek, dipanaskan pada suhu 42"C, yang tujuannya bakteri masih mampu hidup pada

suhu hi. Perlakuan hi dikwal dengan "heat shock gefies". Tahapan kejutan suhu

h'butuhkan lmtuk mengambilan DNA. Pa& suhu diatas 42 OC, kemampuan pengambilan

Page 23: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

pmkembangannya GFP dengan promoter dari jaringan ikan medaka selanjutnya

diproduksi. Hasilnya ekspresi GFP memiliki kestabilan pada ikan zebra transgenlk.

Page 24: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

BAB 111

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan khusua

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkm laju pertwnbuhan

ikan lele dumbo guna memenuhi kebutuban induk dengan kualitas unggul melalui

pembuatan ikm leIe transgmik dengan menggunakan sperma sebagai vektor transfer gen.

Tujuan h s u s penelitiaa pada tahun pertama id adalah wtuk mengetahui :

a, Optimasi tegangan yang dapat digunakan dalam m f e r gen (GFP),

b. G a m b m motilitas dan viabiltas sperma pasoa elektroporasi

c. Gambaran Interaksi gen GFP dengan sperma ikan lele,

d. EfekMtas promoter (mjP) ikan medaka dalam sperma ikan lele

e. Eksprcsi gen GFP dalam embrio dan larva sebagai gene reporter,

3.2 Manfaat penelitian

Transgeriesis pada ikan sejauh ini belum pernah dilakukan di Indonesia sehingga bisa

dhtakan teknologi transgenesis ini termasuk baru di Indonesia, padahal keuntungan

yang bisa diperoleh dari teknologi ini sangid banyak. Beberapa keuntllngan diantaianya;

meninglcatkan laju pertumbuhan, meningkatkan &ya tahan terhadap penyakit,

menguraagi laju konsumsi oksigen pada ilran, sebagai reaktor untuk memproduksi bahan-

bahan yang bersifat komersial maupun yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Saat

ini teknologi transgenik memun&hkm untuk fransfer DNA eksogenous ke embrio ikan

maupun hewan lainnya dengan dua tujuan utama yaitu untuk studi tentang fingsi

Page 25: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

pengaturan gen aelama perkembsllgan dm manipulasi genetika serta untuk memproduksi

galur transgenik yang mempunyai nilai komersial.

Dlharapkan dart penenllttan ht dlhasllkan suatu metode transfer gen yang leblh baik

sehlngga berguna nantlrtye dalem membuat benlh-benih unggul lkan lele dengan tingkat

produktlfltas tlnggi.

Page 26: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

BAB V

HASE DAN PEMBAHASAN

A. OPTIMASI TEGANGAN ELEKTROPORASI

5.1 Knalitas Sperma Ikan Lele

Kondisi sperma ikan lele yang digunakan pada saat penelitian mempunyai

kualitas yang cukup baik, sperma yang diambil dari indukan dengan berat rata-

rata 1,15 kg daa didapatkan volume sperma rata-rata yam 1,s ml dengan berat

gonad rata-mta 6,6 gr (lampiran 5 dan 6), ciri-ciri fisik spermanya yaitu berwarna

putih susu dan cukup kental. Menurut Harvey dan Hoar (1979) beberapa

karaMeristik semen ikan antara lain berwama putih susu dan berbau khas,

produksi spermatozoa setiap gram berat badan, 4000 juta dan motilitas

spermatozoa 10 menit di ah tam ( lihat lampiran 4).

Dari hasil perhitugan jumlah kepadatan sel spenna ikan lele didapatkan

sekitar 5,6 x 10' seVml dan menurut Dacie dan Lewis (1984) Konsentrasi sperma

ikan berkisar 3,7-11,9 x lo9 spermatozoa/ rnl cairan, karena untuk ikan yang

marnpu menghasiIkan telur sampai ratusan n iu butir selain konsentrasinya yang

tinggi, maka akan membutuhkan volume sperma yang lebih banyak pula

(Rustidja, 2000). Kualitas spenna dapat m a t dari dua parameter yaitu motilitas

dan viabititas sperma.

5.1.1 MotWs Sperma Kontrol

Penelitifin ini dilakukan untuk mengdabui pengarub tegangan yang berbeda

terhadap motilitas spem. Sebagairnana diketahui bahwa motilitas sperma

Page 27: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

memiliki jangka waktu yang cukup singkat, sehingga dalam ha1 ini perlu

perkhan yang sangat hali-hati mtuk menjaga agar spenna tetap dalam kondisi

yang optimal.

Setelah gonad j a n m dibedah kemudiatl direndarn dalam Na fis (dengan

kandungan 0,9 %sodium chlorute) agar tetap dalam kondisi isotonis sebagaimana

dikatakan Krazsnai at ul (1997) bahwa proses pengaktifan sperma mpengaruhi

oleh kejutan konsentrasi yaitu perbedaan konsentmi cairan di dalam spermatozoa

dengan lingkungan d lmr spermatozoa sehingga menimbulkan pergernkan

spermatozoa (osmotic shock). Setelah itu sperma dikeluarkan dengan cara gonad

diperas agar jaringan gonad tidak tercampur dengan cairan s p e m sehingga tidak

mengganggu waktu pengambilan sperma dengan mikropipet. Sperma yang sudah

dikelwkan tidak dicampurkan dengan pengencer apapun namun untuk menjaga

agar kondisinya tidak berubah, sp- diletakkan dalam tempat tertutup d m

dengan kondisi yang dingin (diberi es). Menurut Sin (ZOOI), sperma yang keluar

dari tubuh ikan tidak akan bertahan lama, karena kondisinya berubah. Oleh karena

itu sperma yang telah ditampung diusahakan mempunyai kondisi yang dapat

mendukung kehidupannya dan kemampuan hidup (viabilitas) spermatozoa sangat

dipengaruhi oleh suhu dan secara umum akan hidup lebih lama dalam suhu rendah

(Toelihere, 1981 &Zam Rustidja, 2000).

Sebelum sperma diberikan p e r l a k q maka perlu diketahui motilitas sperma

kontrol, Dari has3 pengamatan dikctahui rata-rata motilitas spenna konfrol

sebesar 60%, hal ini sudah menmjukkan sperma tersebut dalam kondisi yang

cukup bagus karena menurut Toelihere (1981) persentase motilitas spermatozoa

Page 28: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

yang dikatakan k m g baik dalam proses pembuahan tehu apabila dibawah 40%,

karena sering menyebabkan pembuahan tidak berhasil.

Kualitas sperma dengan tingkat motilitas 60 % dapat dikatakan bagus karena

m e n m Tabarcs (2007) pada penelitiannya menggunakan ~kan Bvcon henni

(&an air t a w ) menunjukkan bahwa pa& sperma kontrol memiliki tingkat

motilitas 78 % karena &lam cairan seminal plasmanya terdapat ion yang lengkap

seperti KCI, NaCl CaCl2 dan MgCh, Dan fkngsi cairan seminal diantaranya; 1)

mengembmgkan kapasitas sperma &lam bergerak (Mochida et af., 1999, O h el

al., 2001) dan 2) mempe- motilitas spama saat bergerak &lam eu

@Aorisawa dan Suzu!4,1980; Scott dan Baynes ,1980).

Dari hasil pengamatan preparat sperm ymg sudah diwarnai dengan eosin-

negmsiu, diketahui viabilitas sperma yaitu sekitar 85% (lihat lampiran 4). Seperti

diketahd bahwa persentase viabititas sperma menentukan kualitas sperma

tersebut karena ha1 itu menuqjukkan bahwa jumlah spermatozoa yang hidup

cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan keberhasilan proses pembuahan,

menurut Anonymous (1998) dalam Yulham (2007) dituliskan bahwa prosentase

hidup sel spermatozoa dalam sperma yang baik minimal 70%. Semakin besar

jumlah viabilitas sperma, maka kemampuan spermatozoa untuk menembus lubang

&pi1 pda sel telur jug8 somakin tinggi (Hidayahhnrahmah, 2007)

MenW Rustidja (1 985) daIm Hidayaturrahmah (2007) penggunaan larutan

fisiologis yang mengandung NaCl dan urea dapat mempe;rtahankan daya hidup

spermatozoa antara 20-25 menit. Penambahan larutan f~iologis tidak dilakukan

Page 29: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

pada spema stok (sebelum dibeFi kejutan) karena mengacu pada penelitian

pendahuluan bahag penambahan pengencer yang mengandung ion dapat

meningkatkan snhu itimbul letupan) saat diberi tegangan Menmt Anonymous

(2006). panambahan lanttan dmgan kandungan ion &pat meningkatkan reslsten

(ohm) sampel sehingga lama kejutan bertambah dan menimbulkan peningkatan

suhupada sampel, sehingga sampel sperma mati.

Untuk m e m p d d kondisi sperma yang akan diberi perlakuan yaitu

deilgan m e n d sperma ditempat dingin seperti dikatakan Anonymous (2006)

bahwa nebaiknya sel yang akan dielektroporasi dalam keadaan dingin supaya

viabilitasnya tetap terjaga, karena pa& saat kejutan listrik d~hefkm pada sel

dapat meaimbulkan panas yang nantinya dapat mengurangi viabilitas sel. Menrut

Toelihere (1981) dalam Rustidja (2000), kemampuan hidup (viabilitas)

spermatozoa sangat dipengatuhi oleh suhu dan secm umum akan hidup lebih

lama dalam suhu rendah.

5.2 Kualitas Spermatozoa Pasce Elektroporasi

Setelah sperma diiberi kejutan list& dilakukan penambaban pengencer Na fis,

yang bertujuan untuk mempermudah pengambilan sperma karena sedikitnya

jumlah sperm8 (25 p1) yang dimasukkan ke dalam cwet (2 mm). Selain itu

penambahan pengencer juga diharapkan akan membantu mempertahankan kondisi

spenna seperti dikatakan oleh soehartojb (1995) &lam H~dayatumhmah (2007).

bahwa pemberian lanrtan fiuktosa sebagai pengencer untuk spermatozoa ikan

dapat memberikan energi dan rtutrisi untuk spermatozoa ikan agar dengan energi

Page 30: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

yang bempa ATP tersebut dapat meningkatkan atau memperpanjang waktu

motilitas dan viabil~tas spermatozoa

5.2.1 Motilitas Spermatozoa

Dari hasil penelltian dketahui pengaruh pemberian tegangan A(40 Vlcm),

B(160 Vlcm), C(280 Vlcm), D(400 Vlcm) dan E(520 V/cm) telah menunjukkan

hasil yang berbeda terhadap motllitas sperma. Persentase motilitas sperma setelah

diberi tegangan dapat dilihat pada lampiran 8.

FmotrntG I

0.00, -- ,

i I

kontrol 40 V 160 V 280 V 400 V 520 V

- . .- A"- -- - Gambar 1. Grafik Motilltas Sperma

Dari grafik d~atas (gambar 11) terlihat bahwa motilitas sperma memilih

kecendrungan menurun dengan semakin meningkatnya tegangan yang diberikan

dan rata-rata monlitas sperma masing-mas~ng perlakuan yaitu, A(40%), B(30%),

C(28,33%), D(23,33%), E(18,33%) Hal ini seperti dikatakan oleh Shigekawa dan

Dower (1988), O'Hare, (1989) dalam Sin et al (1995) bahwa sel sperma

cenderung akan mengecll setelah dilakukan elektroporasi (pemberian tegangan

tertentu) dan ha1 ini memungklnkan menurunnya persentase motilitas sperma

Dari hasil sldk ragam d~ketahui bahwa pengaruh pernbenan tegangan

terhadap persentase motilitas sperma &pat dilihat pada lampiran 8 Berdasarkan

Page 31: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

hasil sidik ragam tersebut hdapatkan hasil yang berbeda nyata. Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian tegangan memberikan pengamh terhadap

persentase motil~tas sperma ikan lele

Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dapat dilihat pada lampiran 8, yang

menunjukkan bahwa perlakuan A(40VIcm) lebih baik daripada perlakuan

C(280V/cm), B(160V/cm), D(400V/cm), E(520Vicm). Seperti dapat dilihat pada

gambar 12, grafik regresl menunjukkan bahwa pengaruh pembenan tegangan

yang berbeda terhadap persentase motilitas spema &pat digambarkan dengan

persamaan y = 39,198 + (-0,04)x dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,968 yang

berarti bahwa hubungan perlakuan kejutan dengan motilitas mempunylu

ka~tan sangat erat atau hasil motilitas sesual dengan perlakuan yang dibenkan

I 40 160 280 400 520

Tegangan (Vlarn) - -- - - - - I O- -- ---- - -

Garnbar 2. Grafik Pengaruh Tegangan Terhadap Motilitas Sperm

Pada perlakuan A memiliki jumlah motilitas tertinggi ha1 ini menunjukkan

bahwa set sperma mas~h dalam kondisi yang optimal, narnun pada tegangan yang

leb~h tinggi B, C, D. E n~lai motihtas sperma semalun menurun

Pada tegangan 40 Vicm memiliki jumlah motilitas tertinggi karena menurut

Sun et a1 (2004) pada tegangan 40 Vicm menghasilkan daya tetas dan

kelulushidupan udang tertinggi, ha1 ini menunjukkan bahwa tegangan tersebut

menimbukan kerusakan yang minim pada sel.

Page 32: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Pada gambar 12 menunjukkan bahwa motilitas sperma semakin menurun ha1

In1 sesuai yang d~katakan oleh Weaver (1995), apabila tegangan yang diberikan

terhadap sperma terlalu berlebihan maka dapat menyebabkan pembukaan porl-

pori yang terlalu lebar dan gaga1 untuk menutup seperti semula, sehngga dapat

mengakibatkan sel rusak atau pecah dan ha1 mi memlcu kerusakan pada membran

atau selaput sperma Selanjutnya Jeyendran (1986) menyatakan, bahwa

permeabil~tas membran spermatozoa erat ka~tannya dengan moblitas spermatozoa

karena seperti diketabu; permeabilitas membran sangat berkaitan dengan

transportasi numsl yang penting peranannya dalam metabol~sme sel

I kontrol 40 V 160V 280V 4 W V 520V

Podmban

Gambar 3 Lama rnot~l~tas sperma kontrol dan setelah diberi tegangan

Seperti yang dlgarnbarkan pada grafik diatas [gambar 13) bahwa pemberian

perlakuan tegangan menimbulkan penurunan waMu motllitas sperma dengan

semakin besamya tegangan, jika dibandingkan dengan sperma kontrol. Hal ini

menunjukkan bahwa sel sperma yang sudah diberi kejutan listrrk mengalami

pembukaan pori-pori secara sementara dan te rjadi difusi molekul asing ke dalam

sel (Krught, 1981. 'Tsong, 1983, Serpesu et at., 1985; Sowers dan Lieber, 1986;

Knight dan Scrutton, 1986 dalam Sin 2001) dari peadapat tersebut

memungkinkan teqadlnya pertukaran cairan makanan untuk metabol~sme

spermatozoa dengan calran ch luar se1 sehingga ha1 ini menyebabkan menurunnya

Page 33: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

waktu motifitas seperti dikatakan Saeparna (1980) &lam Hidayaturrahmah

(2007), pergeiakan spermatozoa memerlukaa energi seperti halnya pada sel-sel

hidup lainnya.

Namun penurunan wabtu motilitas tidak terlihat signifikan karena dilakukan

penambahan Na fisiologh seperti menurut Soehartojo (1995) daZm

Hidayatunahmah (2007). pemberian larutan W o s a sebagai pengencer untuk

spermatozoa ikan dimaksudkan nntuk memberikan enefgi dan nutrisi mtuk

spermatozoa ikan agar dengan energi yang berupa ATP tersebut &pat

meningkatkan atau memperpmjimg waktu motilitas spermatozoa.

5.2.2 Vbbllitas Spermatozoa

Hasil pengainatan vjabilites pada s p e m yang telah diberi tegangan, dapat

diliht pada tabel 1 dan lampiran 5.

Dad data pa& tabel 1 dapat diketahui bahwa terata persentase viabilitas yang

(673%) dm E (73,67%), jika dibandingkan dengan viabilitas spenna kontrol

(85%) ma!a terlihat terjadi penurunan.

Penurunan viabilitas pada kebanyakan perlakuan te jadi karena tegangan yang

diberikan terhadap s p e w dapat menyebabkan pcmbukaan pori-pori yang terlalu

lebar dan gaga1 untuk menutup seperti semula, sehingga dapat mengakibatkan sel

Page 34: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

msak atau pecah dan hal ini memicu kerusakan pada membran atau seleput

I sperma (Weaver, 1995), karena menwut Jeyendran (19%) permeabilitas membran

i spermatozoa erat k a i w y a dengan viabilitas spermatozoa karena seperti

diketahui permeabilitas membran sangat berkaitan dengan bmsportasi nutrisi

yang penting perammya dalam metabolism sel. Difambahkan oleh Jones dan

Stewart (1979) dalm Rustidja, (2000) bahwa perubahan infrastmktur pada

membran plasma, hilangnya beberapa matrik mitokondria dan penurunan densitas

elektron dari matrik mitokondria menyebabkan hilangnya viabilitas spermatozoa

Pada perlakuan dengan tegrmgau 280 V dan 400 V memiliki nilai viabilitas

lebih rendah daripada tegangan 520 V. Hal ini disebabkan karena terjadi

pnhgkatan suhu pada sperma ketika diberi tegangan, ha1 ini dimmglclnkan

karem sperma tefcampur dengan Na fisiologis (terdapat kandungan ion) saat

pengambilan dengan mikropipet Menmt Anonymous (2006), meningkatkan

resistance sampel dapat dengan cara 1) mengurangi tempratur sampel, 2)

mengurangi kadar ion pada pengencer, 3) mengurangi volume cairan &lam

cuvehe pada kasus media dengan resistance rendah. Sehingga apabila s p e m

(sample) banyak mengandung ion maka resistance dari sampel meningkat

sehingga waktu pemberian tegmgan semakin lama (pulse length) sehingga

suhunya akan meningkat dan menyebabkan spenna mati seperti disampaikan

Toelihere (1981) dolam Rustidja (2000) kemampuan hidup (viabilitas)

spermatozoa sangat dipengaruhi oleh suhu clan secara umum akan hidup leblh

lama dalam suhu rendah.

Page 35: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

! I pzczG; ~i in~an-j _ . . _ _ . _ _ _ - . - , _ - I . 1 Gambar 4. Grafik Pengaruh Perberian Tegangan Terhadap Viabilitas Sperma

Ikan Lele Dumbo.

Gambar 14, grafik pengaruh pemberian tegangan terhadap viabllitas sperma

diatas menunjukkan terjadinya penunman persentase viabilitas sperma pada tiap

perlakuan dan ulangan narnun dari hasil perhitungan sidik ragam (pada lampIran

8) dlketahui bahwa pengaruh pemberian tegangan terhadap viabilttas sperma I kan

lele dumbo tidak berbeda nyata. Ha1 mi terjadi dimunglunkan karena metode

kejutan yang d~pakai yaitu metode square wave karena menurut Chen et a1 (2008)

dalam Nakamura (2009) bahwa metode ini menghantarkan tegangan tinggr dalam

gelombang yang pendek sehingga menimbulkan sedikit panas, sehlngga transfer

DNA dapat terjadi tanpa membunuh sel atau embrio.

5.3 Daya Fertilitasi Sperma

Setelah sperma diberi tegangan kemudian sperma tersebut dtgunakan untuk

membuahi telur dengan jumlah 0 2 5 g (+ 271 butir) dan untuk lebih jelasnya daya

fertilisas~ sperma dapat dilihat pada tabel 2.

Page 36: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa rata-rata persentase daya

fertrlitas~ sperma yang telah diberi tegangan, jika dibandingkan dengan rata-rata

daya fertilrsasi sperma kontrol terlihat terjadi penurunan. Hal ini berhubungan

dengan tingkat motilitas sperma yang menunjukkan adanya penurunan dengan

semakin besamya tegangan yang diberikan, seperti dikatakan oleh Ciereszko et al

(2001) keberhasilan suatu pembuahan telur oleh sperma sangat dipengaruhi oleh

motil~tas sperma, karena menurut H~dayaturrahmah (2007) keadaan viabilitas

yang panjang belum tentu dapat menghasilkan fertillsasi yang tinggi, karena pada

keadaan ini spermatozoa sangat membutuhkan banyak energi untuk membuahi sel

Kontml 40 V 160 V 280 V 4W V 520V

Perlakuan i , .. - - . -, -- -- - -.--,-a ~

Gambar 5. Grafik Pengaruh Pemberian Tegangan Terhadap Daya Fertilitasi

Dan hasil perh~tungan si&k ragam (pada lampiran 8) menunjukkan bahwa

pengaruh pemberian tegangan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap

daya femlisasi sperma, rnesk~pun terlihat terjadi penurunan seperti &tampilkan

pada gambar 15. Menurut Sin (2001), motilitas sperma ikan merupakan parameter

kelangsungan hidup sperma, yang akan menurun dengan sernakin meningkatnya

tegangan dan lama kejutan. Namun kelulushidupan dari embrio yang dibuahi

dengan sperma yang dielektroporas~ dan dengan sperma tanpa perlakuan tldak

Page 37: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

tampak perbedaan, dan pada penelitian ini volume sperma yang diberi perlakuan

yajtu 25 PI dengan jurnlah sel sperma k 5,6 juta seV pI (perhitungan pada

lampiran 3) digunakan untuk membuahi 0,5 gr telur dengan jumlah sel selur 4 271

butir.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun motilitas sperrna yang cendenmg

menurun tetapi masih tetap bisa membuahi telur dengan ditunjang jarak

pembuahan antara sperma dan telur yang dekat (pemijahan buatan) seperti

dikatakan oleh H~dayaturrahmah (2007), kondisi motilitas sperma &low

progressrve mempunyai kemampuan spermatozoa untuk menembus lubang

m~kropil cukup lemah, pembuahan bisa saja tejadi apabila jarak antam

spermatozoa dan sel telur sangat dekat Sperma pada kondisi viabil, kemampuan

spermatozoa untuk melakukan fertilisasi sangat kecil yaitu hanya sekitar 10%

Gambar 6 Gambar Sperma setelah diberi tegangan 280VIcm. Keterangan (A) sperma yang mati, (B) sperma yang masih hidup

Kondisi spermatozoa yang bergerak perlahan atau berdenyut di tempat dalam

mempertahankan viabilitasnya membutuhkan kecepatan dan energi yang besar

untuk masuk ke saluran lubang mikropil sel telur (Hidayathturrahman, 2007)

Page 38: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Namun seoara umum sperma yang sudah dielektroporbi masih mampu untuk

membuahi karena menurut Sin et a1 (1995) setelah diamati dengan mikroskop

elektron, sperma yang diberi kejutan Iisfrik tidak nampak adanya kerusakan

namun sel sperma menjadi kerdil dan ha1 ini yang memungkinkan berkurangnya

tingkat matilitas tetapi ti& dilcefa.hui apakah sel sperma yang kerdil tersebut

masih hidup.

5.4 Daya Tetas Tehtr (Hatching Rate)

Telur yang sudah dibuahi kemudian dipelihara dan diamati (hasil pengamatan

&pat dilihat pada lampiran 5 dan 6) s e b 40 jam sampai menetas (gambar pada

lampiran 7) didapatkan data daya tatas telur (hatching rate, HR) dari tiap

perlakuan sebagaimana ditampdkan pada tabel 4.

Dari tabel diatas diketihi bahwa perlakuan yang mempunyai nilai HR

tertinggi yaitu pemberian tegangan 40 Vlcm dengan nilai rata-rata 38,13 % ha1 ini

menunjukkan bahwa nilai HR dipengaruhi oleh tingkat motilitas (lihet gambar 8)

yang menunjukkan bahwa pada tegangan 40 V memiliki nilai motilitas tertinggi

sehingga daya fertihasinya juga tinggi, menurut Ciereszka er al (2001)

keberhasilan dafi sustu pembuahnn telur oleh sperma sangat dipengaruhi oleh

Page 39: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

motilitas sperma, karena keadaan viabilitas yang panjang belum tentu dapat

menghasilkan fertilisasi yang tinggi, karena pa& keadaan im spermatozoa sangat

membutuhkan banyak energi untuk membuahi sel telur (Hidayaturrahmah, 2007).

Dari grafik pada gambar 15 dapat diketahui bahwa terdapat beberapa

perlakuao yang mem~hlu m l a ~ HR d~bawah 20%, ha1 in1 dlsebabkan karena

rendahnya daya fertillsasi s p e n a yang d~picu oleh terjadinya peningkatan suhu

pada proses pembenan kejutan. Pemngkatan suhu yang terjad~ pada sperma dalam

cuvet yang menyebabkan sperma mati seperti disampaikan Toelihere (1981)

dalam Rust~dja (2000) kemampuan hidup (vlabilitas) spermatozoa sangat

dipengaruhi oleh suhu dan secara mum akan hidup lebih lama dalam suhu

rendah

~ .~ ~. ~ .. ~ ~-

Gambar 7. Grafik Daya Tetas Telur

Perhitungan sid~k ragam menyatakan bahwa HR yang dibuahi dengan sperma

yang d ~ b e r ~ perlakuan kejutan hstnk tidak nampak perbedaan yang nyata sehlngga

dapat dikatakan bahwa kemampuan sperma sama dengan sperma normal seperti

dikatakan oleh Sin (2001) motilitas &ti sperma ikan merupakan parameter dari

kelangsungan hidup sperma, disini terllhat akan menurun dengan semakln

meningkatnya tegangan dan lama kejutan. Namun kelulushidupan dari embrio

Page 40: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

yang dibuahl dengan sperma yang dlelektroporasi dan dengan spenna tanpa

perlakuan tidak tampak perbedaan. Ditambahkan oleh Tsai ec al (1995) bahwa

memang tidak begtu banyak perbedaan daya tetas telur antara yang dibuahi

dengan sperma terelektroporasi dan sperma kontrol hanya selisih 4% leb~h besar

pada spenna kontrol

Hal ini juga tidak terlepas dari metode kejutan yang dipakai yaitu metode

square wave Metode ml dapat menghasilkan tegangan yang besar sehingga

efisiensi pemasukkan DNA aslng lebih besar karena pernbukaan pori relatif leb~h

besar, namun gelombangnya sangat pendek (pulse lengrh) sehingga mencegah sel

rusak dan dapat kernball seperti semula karena panas yang ditimbulkan relatif

kec~l (Chen et ul., 2007 dalam Nakamura, 2009).

5.5 Hubnngan Antar Parameter

Has11 pengamatan antar parameter dengan tegangan yang berbeda dltampilkan

pa& garnbar 12.

40 180 280 400 520 Komml

Tegangan (Vlcm) ~ ... ~ . . . - -. - ~.~ ~

Gambar 8. Grafik Perbandingan Parameter. 1

Page 41: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

5.5.1 Motflitaa Denpn Vlabllltas Sperms

Dati gambw 18 dapat diketahui bahwa motilitas sperma menurun dengan

semakin meningkatnya tegangan yang diierikan, begitu juga dengan viabilitas

spenna yang gecara mum menunjukkan kecendrungan penurunan.

Selain itu dari gambar tersebut juga menunjukkan bahwa persentase viabilitas

sperma lebih tinggi daripada persentase rnotilitas spemut karena menurut

Shigekawa dan Dower (1988); O'Hare, (1989) dalm Sin et a6 (1995) sel sperma

cenderung akan mengecil setelah dilalrllkan elektmporasi dan ha1 ini

memungkinkan menunmnya tingkat motilitas sperma. Selain itu sel sperma yang

sudah diberi kejutan listrik mengalami pembukaan pori-pori secara sementara dan

tq'adi difusi molekul asing ke dalam scl (Knight, 1981; Tsong, 1983; Serpesu et

al., 1985; Sowers dan Lieber, 1986; Knight dan Scrutton, 1986 dafam Sin 2001),

ha1 tersebut memurgkbhn terjadinya perhhran zat makanan sperma dengan

cairan yang ada dilm sel sehingga menyebabkan penurunan motilitas sel spcrma,

namun viabilitas sperm tetap terjaga karena setelah pori-pori menutup maka sel

spem a h kembali seperti semula.

5.5.2 Motflitas Dengan Daya Fertilhasi Sperma

Hubungan antara motilitas s p e m terelektroporasi dengan daya fertilisasi

sperma seperti ditampilkan pada gambar 18 menurjukkan bahwa nilai motilitas

berbanding lurus dengan nilai daya fertilisasi sperma, pa& setiap tegangan.

Seperti dikatakan oleh Cimszko (2001), bahwa yang sangat mempengaruhi

tingkat keberhasilan spenna yaitu motilitas spenna, karena ketika sel telur

mengeluarkaa zat chemoaftructlmts dalarn air maka sperma akan mengikuti sinyal

Page 42: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

B. OF'TIMASI KONSENTRASI GFP

5.6 Hasil Pengamatan Spenna Kontrbl

Pada penextian ini yang dimaksud dengan sperrna konlrol yaitu sperma

murni yang tidak diberikan kejutan listrik maupun gen GFP. Pengamatan kualitas

sperma konml dilakukan 2 kali, yaita sebelum dan sesudah kegiatan

elektroporrasi Kualitas, s p e m kontrol penting untuk diamati sebagai indikator

keberhasilan transfer gen. Kualitas sperma kontrol diamati melalui petgerakan

(motilitas) dan daya hidup (viabilitas)nya.

a. Motilitas

Pada basil pengamatan pergerakan (motilitas) terlihat peigerakan spenna

yang cepat ke arah depan dm bergerak melawan arus. Oleh karena itu pergerakan

sperma k&ol dikategorikan dalan pergerakan fast progressif. Pada pengamatan

persentase spenna yang motit -ti pada komol sebelum elektroporasi

mermliki nilai lebih tinggi (70%) dibandingkan sperrna sesudah kegiatan

elektroporasi (65%). Data hasil penga~natan ditunjuklran pa& tabel dibawah ini:

Tabel 5. MotiliEas s p e m kontrol

b. Viabilitas

Viabilitas sperma diamati dengan menghitung persentase sperma yang

mati clan yang hidup setelah dibm pewarna eosin negrosin. Sperma yang hidup

akan berwarna transparan sedangkan sperma yang mati akan berwarna merah.

%sil pengamam daya hidup (viabilitas) sperma kontrol menunjukkan sperma

Motilitas Individu 70%

Motilitas Sperm Kontml - Sebelum elektroporasi Sesudah elektro orasi ~"

Mofilitas m s a Fast progressif

Page 43: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

kontrol sebelum elektraporasi inemiliki viabilitas yang lebih tinggi (77,37%)

dibandingkan kualitas sperma sesudah kegiatan elektroporaa (76,01%). Nilai

persentase viabilitas tersebut masih tergolong baik dengan masih banyaknya

sperma yang hidup diiandingkan dengan sperma yang mati. Hasil pengamatan

viabilitas sperma konfrol disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 6. Viabilitas sperma kontrol

5.6.1 Kmlitas spenna pkrlaknan

Pemberian kejutan listrik (40 volt) dengau metode elektropotasi dan

Viabilitas (%)

77,37 76,Ol

konsentrasi GFP yang berbeda-beda (longlpl, 30ng/pl, 90nglpl) memberikan

Keterangan : LBP = luas bidang pandang

Total spenna dalam 1 LBP

358 346

Viabilitas Spenna Kontrol

Sebelum elektropofasi Sesudah elektropomi

pengaruh pada tingkat motilitas sperma. Dari hasil pengamatan motilitas sperma

perlakuan menunjukkan motilitas tertinggi terdapat pada pemberian GFP dengan

Sperma . hidup

277 263

konsentrasi paling rendah yaitu 10 ng/pl yang memiliki nilai motilitas rata-rata

Sperma mati 8 1 83

sebesar 55%. Sedangkan motditas paling rendah pada konsentmi GFP pahg

tinggi yaitu 90 ndpl dengan motilices rata-rata 37.5%. Nihi motllitas sperm hasil

elektroprasi perlakuan konsentrasi ditunjukkan pada tbael dibawah ini -

Page 44: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Tabel 7 Motilitas sperma hasil elektroporasi

Dari tabel d~atas &pat dijelaskan bahwa pemberian tegangan 40 volt dan

gen GFP dengan konsentrasi yang berbeda-beda dapat menurunkan nilai motilitas

sperma dibandingkan dengan sperma kontrol Selain itu perubahan motil~tas

sperma juga tejadi pada pemberian konsentrasi GFP yang berbeda-beda yaitu

dengan semakin t m g ~ konsentrasi DNA yang diberikan, nllai motil~tas

spermanya semakin menurun

arank MoUrltas Spenwa

70

60

4 - 50

40

!: 0

Kontrol. 10 nglpl 30 nglpl 90 nglpl Kontrol. R a Post

Kmtomntnsi QFP _ _ ! a Uanoan 1 a u l e n e a q

Gambar 9 Grafik Motilitas Sperma

Nilai motilitas dl atas selanjutnya chlakukan analisa sidik ragam. Has11 dari

perhitungan sidik ragam (table 7) diperoleh nilai Fbtung lebih kecil dibandingkan

5% dan Fbbell% Hal ini rnenunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi GFP

yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (non s~gnlficanr)

Page 45: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

terhadap motilitas sperma. Dengan demikian perhitungan tidak dihjutkan pada

uji BNT.

Tabel 8. Analisa Sidik RagamMotilitas Sperma Perlakuan

Keterangan: ns - non sign~@cant

b. Viabatas

Beidasarkan hasil perhitungan vlabilitas sperma perlakuan (tabel 8)

didapatkari nilai rata-rata tertinggi pa& perlakuan konsentrasi 10 nglpl sebesar

65,625%, konsentrasi 30 ndpl mta-rats viabilitas sebesar 65,575%, serta

viabilitas paling rendah pada konsentrasi 90 nglpl sebesar 60,68%.

Tabel 9. Viabilitas sperms hasil elektropomsi

Dari tabel diam dapat dikatnkan bahwa hasil pengamatan viabilitas

sperms yang &b&n perlakuan elektropomi dengan tegangan 40 volt dan

konsentrasi GFP yang berbeda-beda memperlihatkan bahwa s p e m perlakuan

memiliki nilai viabihs yang lebih rendah dibandingkan sperma konuol. Selain

itu pa& spenna perlakuan, terjadi penurunan viabilitas sperma dengan semakin

tingginya konsentrasi yang diberikan walaupun penurunannya sangat kecil.

Penuiunan -t viabilitas spenna secara jehs terlihat pada grafik di bawah ini.

Page 46: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Orafik Viabilitas SpOrtncI 1

Konbol. 10 nglpl 30 nglpl 90 nglpl Kontrol pra post

Kons.ntrasl OFP . rn Uengen 2 7 I-TuLEGn 1

Gambar 10 : grafik Viabilitas Sperma

Berdasarkan hasil perhitungan analisa sldik ragam diperoleh bahwa

perlakuan konsentrasi GFP yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak

berbeda nyata (non srgnficanr) terhadap viabilitas sperma, karena has11 Ft,,rn

yang diperoleh masih lebih kecil dibandingkan dengan Fbbe~ 5% maupun Flebel 1%.

Dengan demikian tidak perlu dilakukan perhitungan uji BNT Data perhitungan

analisa sidik ragam dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

c. Hubungan motilitas dan viabilitas sperma perlakuan

Pada kedua hasil d~atas, drketahu bahwa tlngginya konsentras~ akan

menurunkan vlab111tas maupun motilitas sperma. Pengaruh perlakuan tersebut

lebih jelas terlihat melalu~ grafik pada tabel dibawah hi:

Tabel 10. Anal~sa stdik ragam viabil~tas sperma perlakuan

F1%

30,82

Keterangan: ns = non srgnficmt

F5%

9,55

Fh~tung

1,85"

KT

16,19 8,73

Sumber keragaman

1 Perlakuan 2.Acak

TOTAL

,,,, 2 3 5

JK

32,37 2620 58,57

Page 47: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

- - - -- -. - -- -1 1 Grafih Hubungan Moilitas dan Viabilitas I

30nglpl 90nglpl 1 1 Ongll~l

Konsentrasi GFP -- -- rnotilitas wabllitas

Gambar 11 Grafik hubungan motilitas clan viabilitas sperma

5.6.2 Interaksi GFP pada Sperma

Berdasarkan hasil pengamatan sperma hasil elektroporasi dengan GFP

pada mikroskop konvokal terl~hat pendaran hijau GFP yang berinteraksi dengan

sperma, posist lnterakslnya sebagian besar berada pada daerah posterior kepala

sperma. Posisi interaksl pendaran GFP dengan sperma terlihat dalam gambar 22

Gambar 12. Posrs~ lnteraksi GFP dengan sperma (perbesaran 3200x)

Page 48: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

a. Penpruh Tegangan Berbeds dengan konsentra~i Sama

Pada bab sebelumnya telah ditunjukkan basil pengamatan pemberian

kejutan listrik dengan tegangan yang berbeda-beda terhadap sepenna. Dan pa&

kali ini pemberian tegangan berbeda yang dikornbinasi dengan komenfrasi GFP

yang sama. Perlakuan tegangan dilakukan pa& 40 volt, 280 volt, 520 volt dan

1000 volt dengan konsentrasi DNA yang digunakan adalah 90ng/pl. Hasil yang

diperoleh menutjukkan bahwa GFP &pat berinteraksi pada sperma ~kan lele

dumbo di semua tegangan yang diberilcan (lampiran 2). Namun pada tegangan

1000 volt tampak derlgan jelas bahwa $puma telah hancur berkeping-kepmg.

Pada (lampitan 2) terlihat bahwa intensitas pendaran semakin meningkat

dengan semakin tingginya tcgangan yang diberikan. Sedangb sebaran dari

p e n d m OFP tidak merata. Hal ini terlihat pada gambaran intemitasnya yang

tidak m m t a Berdasarkan h i 1 di atas, pada egangan 280 volt tidak memberikan

hasil demikian. Kemungkinan besar ha1 ini disebabkan timbulnya panas saat

diberikan kejutaa Data has3 elektropomi ditunjukkan p d a tabel di bawah ini:

Tabel I 1 Kondisi input - output Elektroporasi

Persentase jumlah sperma yang b e r i n t d i dengan GFP dihitung dengan

perbandingan jumlah sperma yang W r a k s i GFP dan tidak pada satu bidang

pandang tertentu Dcui Mil pengamntan yang diperoleh pa& tegangan 40 volt

jnmlah sperm yartg be~teraksi den- GFP lebih banyak dibandingkan

Page 49: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

perlakuan tegangan yang lam Data persentase spenna yang berillteraksi dengaa

OFP disajikan pada tabel di b a d hi:

Tabel 12. Tingkat interaksi GFP dengan S p e w

b. Pengarah Konsentrasi dengan Tegangan sama

Pada perlakuan konsentrasi yang berbeda, didapatkan bahwa GFP mampu

berinteraksi pada sperma disetiap konsentrasi yang diberikan. Namun pada

konsentasi 10 d m 30 n&l intensitasnya sangat rendah bila inteasitas laser yang

dibedm (HV = 520) dan terlihat hampit tidak berpandar. Namun saat

intensitasnya diperbesar (HV * 960) tampak sangat jelas adanya pendaran GFP.

Hal ini menunjukkan bahwa konscntrasi GFP yang masuk pada sperma sangat

sedikit. Data hasil pengamatan interaksi GFP pada konsentrasi yang berbeda

dihmjukkan pada gambar di b a d ini :

Page 50: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Gambaran suerma-GFP Konsentrasi

Kontrol (tanpa

Kejutan dan non GFP)

10 ng /ul

30 ng/ul

90 ng/pl

I Gambaran merma I -

Gambar 13:Perbandmngan lnteraksi GFP-Sperma pada konsentrasi berbeda

5.6.3 Ekspresi GFP pada em brio Lele

Sperma hasil elektroporasi dengan GFP selanjumya &femhsasikan dengan

telur untuk mengetahu~ apakah sperma mash mampu membuahi telur. Apabila

hasllnya telur terbuahi maka perlu diketahui sperma yang membawa GFP yang

membuahi telur ataukah yang tidak membawa. Bila telur terlihat berpendar h~jau

maka yang membuahi telur adalah sperma yang membawa GFP Pada

pengamatan teIur yang d~fertilisasikan dengan sperma yang dielektroporasi

Page 51: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

dengan GFP dlperoleh hasil bahwa telur berpendar hijau yang merata hampir

diseluruh baglan telur. Hasil pengamatan ditunjukkan pada gambw d~bawah iru.

I 1

Gambar 14 : Ekspres~ GFP pa& embrio Ikan Lele

Page 52: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

5.6.4 Ekspresi GFP pada Lama

Gambaran Eks~resi GFP I Gambar emrio tampilan DIC

Gambar 15: Ekspresi GFP pada Larva

Dari gambar diatas terl~hat bahwa GFP dapat berekspresi dalam larva lkan

lele dan bahkan ekspresinya hampu dl seluruh jaringan tubuh larva ikan lele

tersebut. Kondisi terseut hatas dicapal pada kondisi elektroporasi dengan 40 V

dan konsentrasi GFP sebesar 90 ngful. Namun pada baaan lain tmgkat lntens~tas

ekspresi GFP pada masing-masing jaringan tidaklah sama.

Page 53: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

5.6.5. Derajat Fertilisasi

Derajat fertilisasi yaitu banyaknya telur yang terfertilisasi oleh sperma.

Jumlah telur yang terfertilisasi terlihat dengan adanya pembelahan dan

perkembangan pada telur. Hasil perhitungan jumlah telur yang terfdisasi oleh

sperma hasil elektroporasi dengan gen OFP menggunakan konsentrasi (10 ngill,

30 ng/pl, dan 90 ng/pI) ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel 13 : Detajat fertilisasi

Hnsil fertilisasi telur ikan lele (ClnrTus gariepinur) oleh sperma perlakuan

dengan OFP m e n g g u n h m g a n 40 volt dengan konseneasi GFP yang

berbeda-beda menunjukkan adanya penurunan derajat fertilisasi dengan semakin

besarnya bnsentrasi GFP yang diberikan. Berdasarkan hasil perhimgan nilai

derajat fertilisasi, perlakuen dengan konsentrasi 10 nglpl memiliki nilai rata-rafa

paling

Page 54: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Kontrol. 10 nglpl 30 ng/pl 90 nglpl Kontrol.

pra past Konsemrasl OPP

~

Gambar 16. Grafik Daya Fertilisasi

Setelah hasil derajat fertilisasi dimasukkan pada analisa sidik ragam

diperoleh nilai Fhllmg lebih kecil hbandingkan nilai Flabel 5% dan Flsbbl 1% Hasil

In1 menunjukkan bahwa konsentras~ GFP yang berbeda-beda tidak member~kan

pengaruh yang berbeda nyata pada derajat fertilisasi Hasil analisa s~dik tagam

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 14 Analisa S~dik Ragam Fertilisasi

Sumber I. -- - -- - - -

Keterangan: ns = non signiJicant

k ~ r a ~ u n u ~ -

5.6.6 Derajat Penetasan Telur

Pada has11 perh~tungan derajat penetasan telur pada saat perlakuan

tegangan diperoleh data sebaga~ berikut,

db JK

1.Perlakuan 2 Acak

TOTAL

KT

2 3 5

Fhtung

103,72 17$3 131 05

F5%

51,86 5,77

FI%

g,9SnS 935 30,82

Page 55: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Tabel 15. Daya Tetas Perlakum Tegangan

Sedangkan h i 1 perhitungan derajat fertilisasi pa& saat perlakuan

konsentrasi diperoleh data sebagai berkut:

Tabel 16. Daya Tetas Perlakuan Konsentrasi

5.7 Pembahasan

5.7.1 Kunlitas sperma kontrol

Kualitas sperm kontrol akan rnempengaruhi basil elekrroporasi. Karena

sperma hasil elektroporasi dihmpkan masih memiliki motilitas dan viabilitas

yang baik sehingga w i h mampu memfertilisasi telur. Menunvt Wahyu (2009)

fertilisasi d a p did~llcllng oleh kualitas spermatozoa yang baik. Unnrk mengetahul

tingkat fertilisasi yang lebih tinggi, perlu dicari larutan fisiologis yang &pat

menambah daya motilitas dan viabilitas spermatozoa Menurut Rustidja (1985)

pengguuaaa lntutan ffiiologis yang mengandung NaCl dan urea dapat

mempMtahankaa daya hidup s m t o z o a antara 20-25 menit.

Page 56: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Spcma sebaga" obyek utama penelitian ini sangat diperlukan kuaiitas

spefma yang b&ik Menurut Adewumi et.al (2005) Kualitas $perma sangat

bervariasi tergantung pada berbagai f&tor eksternal seperti pemberian pakan,

mutu makanan, dm meningkatkan suhu lingkungan KuaIitas s p m ditunjukkan

oleh motilitas dan potensi fbrtilisasi.

Berdasarkan pemyatean Adewumi diatas menunjukkan bahwa kualitas

spertna juga ditentukan oleh kualitas induk. Pada induk jantan sperma didapatkan

dengan can pembedahan gonad. Hasil pembedahan gonad diperoleh jumlah

sperma berkisar t 1.5 ml. Jumlah sperma tersebut diperoleh dari pembedahan

gonad pada induk yang memiliki berat rata-rata 936,69 gr dan panjang rata-rata

53.2 om Sperma yang dihasillran oleh ikan jantan beraneka ragam volum dm

maupun kualitasnya, ha1 ini dipengaruhi oleh umm, ukurm dan frekuensi

p e n g e l m sperma (Kazakou, 1981 dalam Wira, 200%). Berdasarkan ukuran

tersebut induk yang digunakan pada pcnelitian ini memiliki kualim yang cukup

baik. Menurut Anonymous (2009d) kualitas induk yang baik yaitu: a), umur telah

mencapai 1 tahun, b), ukuran berkisar 300-1000 gradekor, c). nampak sudah

jidq d). badm r n e n w t dan gemuk, e), tubuh sehat dan tidak cacat.

Ditambahkan pula oleh Anonymous (2009) ciri induk lele jantan berkualitas

adalah berat berkisat 100-200 gr, parijang 20-50 cm serta urnw diatas tujuh bulan.

Pengamatan kualitas s p e w kmtrol sangat penting dilakukan sebagai

bagian paling dasar dari kegiatan transfer gen. Kualitas sperma yang baik akan

mempenganthi aldfitas pengikatan DNA oleh spem. Lavitrano (2006)

menyebutban bahwa pengambilan DNA berkomlasi dengan kualltas sperma.

Houdebine (1997) menyatakan bahwa aktifitas pengikatan DNA dipengaruhi oleh

Page 57: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

vitalitas spermatozoa, karena DNA ti& betinteraksi dengan spcnnatozoa mati.

Meskipun sperma dihentikan motilitasfiya dengtm temperatur rendah tidak

menghilangken wtas penghtannya

a. MotiIitas

Berdasarkan basil pengamatan sperma kontrol, kualitas sperma yang

d i g u m h mash cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan pergerakan sperma yang

bemifat $st progressif dan nilai motilitas sebesar 70% pa& kontrol sebe1w

perlakuan dan 65% pada kontrol sesudah kegkctan elektroporasi dilakukan.

Menurut Toletihere (1981) persentase motilitas sperm dikatakan kurang baik

mtuk poses fertilisasi bila di bawah 40%. Sedangkan Tabam (2007) mengatakan

bahwa prosmtase motifitas s p e m kontrol setidaknya 78%

Pada nilai motilitas sperma kontrol baik sebelum kegiatan elektroporasi

dilakukan dan sesudah kegiaCan elektroporasi dilakukan memiliki perbedaan nilai

yang tidak be& jauh Kemungkinan disebabkan oleh waktu perlakuan yang

relatiftifhgkat yaitu 1 jam 23 menit, Menurut M a r a d dkk (2001) dalam Wahyu

(2009) di dalam semen segar, spfmatozoa hanya bertaban hidup selama beberapa

jam jika derajat metabolismenya tidak ditekan.

b. Viabilitas

Pada pcngamatan viabilitas, spenna kontrbl juga menunjukkan kualitas

yang baik dengan nilai viabilitas 7737% pada kontrol sebelum dimulai perlakuan

dan 76,01% pada kontrol sesudah kegiaiao elektroporasi perlakuan. Menurut

Yulham (2007) bahwa prosentase sel spmna hidup minimal 70%.

Page 58: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Tidak berbeda jauh dengan nilai motilitas, nilai viabilitas s p e w kontrol

sebelum dm sesudah kegiatan elektroporasi tidak jauh berbeda meskipun terjadi

s&t pentnunan viabilitas kontrol sesudah elektroporasi. Hal ini disebabkan

alasm yang sama pada nilai motilitas. Namun sedikitnya penunman mi

menunjukkan adanya pen- kualitas sperms seiring lamanya rentang waktu

setclah spenna keluar dari gonad. M e n d Rllstidja (2000) kernampuan hidup

sperma sangat dipengaruhi oleh suhu dan secara u m m akan lebih lama hidup

dalam suhu iendah.

5.7.2 Kuslltas sperms perhknan

Kualitas sperma basil perldman juga sangat menentukan keberbilan

kegiatau transfer gen CSFP ini. Alasannya, setelah sperma diberikan petlakuan

selanjutaya diiertilisasikan dengan telur, Q'uannya tWuk mengetahui integrasi

OEP pada embrio sehingga dibutuhkan spenna yang masih viabil dan motil untuk

bisa memfertilisnsi telur. Hmil fertilisasi ant- telw dan spenna terelektroporasi

diharapkan menghasilkan embrio membawa gen GFP yang dirnasukkan ke dalam

spetnra atau dengm kata lain spmm dapat digunakm sebagai vektor untuk

membawa DNA asing masuk ke telur saat fertilisasi sebagaimana disebutkan oleh

Gandolfi eta1 (1989) dalam H a n M (2004) bahwa spermatozoa merupakan

sarana sel& yaag spesifik dirancang untuk mentransfer DNA asing ke dalam

oosit. Dengan demikian akan didapatkan ernbrio transgenik hasil fertilisasi

tersebut, karena adanya pencampwan materi genetis dari keduanya. Menurut

Anonymous (2009e) pada fertitisasi terjadi fiui pronukleus jantan dan betina.

Page 59: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

a. Motllites

Motilitas spenna hasil elektropofasi dengan GFP menunjukkan adanya

penurunan bila dibandkgkm dengan sperma kontrol. Hal ini disebabkan

elektroporasi dapat meningkatkan panas se1 yang diberi perlakuan (Anonymous,

1999). Akibamya panas tersebut dapat merusak membran sel spermatozoa

sehingga mt!numhn motilitas spermatozoa. Pemyataan ini didukung oleh

Jeyendran (1986) datam Wahyu (2009) permeabilitas membm spermatozoa erat

kaitannya dengan mbtlitas dan viabititas spermatozoa. Ditambahkan pula oleh

Robertis & Robcrtis (1979) dalam Wahyu (2009) menyatakan bahwa

permcabilitas mcmbm erat kahmya dengan ttamprtasi nutrisi yang diperlukan

pada metabolisme sel dalam menghasilkan energi. Apabila permeabilitas

membran sel spenna rusk maka transport nutrisi akan terhambat sehingga ia

tidak mampu lagi menghasilkan energi yang menyebabkan pergerakan

(motilitasnya) menurun.

Pada perlakuan konsentrasi yang berbeda menunjukkan penurunan

motilitas spenna dengan semakin tingginya konsentrasi GFP yang dlberikan.

Menurut El-Oendy et.02 (2007) pa& konsentrasi DNA yang lebih tinggi akan

mengurangi motilitas spenna. Dijelaskan pula oleh Schit et.01 (1998) dalarn

Kouznetsov (2008) Konsemasi DNA yang tinggi menghambat motilitas spennat.

b. Viabilftss

Pada nilai viabilitas sperma perlakuan juga memifiki nilai yang lebih

rendah dibandingkan dengan spcrma kontrol. Pada sperma perlakuan setelah

diberi kejutan listrik dan gen GFP lremudian dilakukan pewarnaan dengan eosin

Page 60: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Pada hasil penelitian menunjukkan telur konfrol tidak berpendar, sebab

sperma yang digunakan untuk memfertilisasi telur adalah s p e m murni tanpa

campuran GFP. Sedangkan pada blur yang difertilisasi sperms perlakuan 40 dan

520 volt menuqjukkan adanya pendaran GFP. Narnun pada perlakuan tegangan

280 dm 1000 volt tidak menunjukkan adanya pendarau Penyebab utamanya

adalah kemakan sel (tegangan 1000 volt) dan matinya se1 sperma akbat

timbulnya ledakan s a t kegiatan elektroporasi dilakuhan

Pada hasil pensmatan integmi GFP pada telur daerah yang memiliki

pendaran paliag kuat adalah pada kuning felur. Pendarannya betsifat lebih merata

pada sellvuh bagian kuning telur. Hal ini menunjukkan tempat integrasi GFP

terbesar pa& telur adalah pada kuning telur. Menurut a .. . ., .

5.7.5 Eknpresi GE"P pada larva

Integrasi GFP pada larva menunjukkan bahwa semua larva membawa

OFF. Hampir sernua bagian tubuh larva inemendarkan warna hijau GFP yang

menunjukkan GFP terintegrasi pada semua bagian tub& larva. Namun diantera

semua bagian itu, daerah kanhung lcuning telur @lRrack) memendarkan wama

yang lebih kuat dibandhgkan sari daerah yang lain. Menmt Kouznetsov (2008)

Dna wing dapat tereleminasi @a saat perkembangan embrio.

5.7.6 Dersjat fertilisasi

Berdasarkan perhitugan derajat fertilisasi juga diperoleh penurunan

tingkat fertilisasi walaupun penurunnaMya tidak berbeda nyata. Hal ini

disebabkan pemberian kejutan list& seat kegiatan elektroporasi menurunkan

motilitas dan viabilitar: sperma sehingga kemampuau pembuahruloya akan ikut

Page 61: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

terpengaruh. Menurut Sin eta[., (2008) kelulushidupan embrio tergantung pada

kondisi elektroporasi Hal ini menggambarkan pen- dalam viabilitas dm

kemampuan pembuahan pada sperma yang dielektroporasi,

Fertilitas telur sangat ditentukan oleh tingkat kernatangan telur. Menurut

Masrizal dan Azhar (2005) dengan semakin banyaknya telur yang mencapai

pematangan tahap akhii, maka akan semakin banyak pula telur yang dapat dibuahi

oleh spwma, sehingga mengaki'batkan ptosentase fedlitas telur ikan lele durnbo

yang dihasilkaa juga meningkat. Oleh karena itu pada peneiitian ini dilakukan

penyuntikan induk dengan menggunakan hormon ovaprim. Ovaprim berperan

dalam mernacu terjadinya ovulasi (Cfusrina, 2008 &lam Anonymous, 2009).

Dijelaskan pula oleh Michael (2008) Homdn ini berguna untuk melan~arkan

proses pematangan dan pelepasan telur.

5.7.7 DeraJat Penetasen

Beidasarkan data hasil perhitungan derajat pcnetasan telur diketahui

bahwa pada semakin thgginya konsentrasi GFP yang diberikan memliki nilai

derajat penetasau yang relatif m e n m Hal ini berkaitan erat dengm tingkat

motilitas dan viabilitas spermanya. Menurunnya matilitas dan viabilitas sperma

maka dapat men- derajat' fertilisasinya Menurut Sin et..aL, (2008)

keldushidupan ernbrio tergantung pada kondisi elektroporasi. Hal ini

menggarnbatkan pentrunan dalam viabilitas dan kemampuan pembuah pada

sperma yang dielektropotasi.

Adanya penurunan derajat fertilisasinya maka akan dapat menunrnkan

derajat penetasannya pula. Menurut Oyen ef al., (1991) &/urn Masnzal dan

Page 62: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Azhar (2005) bahwa prosentase daya tetas telur selalu ditentukan oleh prosentase

fertilitas telur, dimam semakin tinggi prosentase fertilitas telur maka akan

semakin tinggi pula prosentase daya tetas telur, kecuali bila ada faktor lingkungan

yang mempenganh seperti perubahan suhu yang men&& oksigen dan pH

(derajat keasaman).

Kualitas telur yang baik juga berperan dalam keberhasilan penetaan

Telur yang baik akan term berkembang hingga menetas tanpa ada kecacatan pa&

larva ymg dihasilkan. Menurut Anonymous (2009) dehisi kualitas telur yang

umum digunakan adalah kemampuan telur untuk menghasilkan benih yang baik.

Potensi telur mtuk menghasilkan benih yang baik ditentukan oleh beberapa

f a r , yakni Wtot fisik, genetik dm kimia selama wadi proses perkembangan

telur. Jika satu dari W r esensial id tidak ada maka telur tidak berkembang

dalam beberapa stadia. Bebempa indikator kualilas telur adalah sebagai berikut;

u Pembuahan atau fertllisasi, m e r u m asosiasi garnet, dimana asosiasi

ini merupakan mat& rantai awaI dan sangat penting pada proses fertilisasi.

Rasio pembuahan serhg digunakan sebagai parameter untuk ~endeteksi

kualitas telur. Penggabungan gamet biasanya disertai dengan pengaktifa

telur. Selama fdlisasi dan pengaktifan, telur-telur ikan teleostei

mengalami reaksi kortikaL Kortikal alveoli melebur, melepaskan cairan

koloids, dan seIanjumya mmulai pembentukan luang pcriviteline.

KortW alveoli mnncul setelah tejadinya fedisasi dan reaksl kortikal

yang tidak lengkap menunjukkan kualitas telur yang jelek. Beberapa ha1

yang mempengaruhi pembuahan adalah berat telur ketika tejadi

pembengkakan oleh air, pH cairan ovari, dan konsentrasi protein

Page 63: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

s Morfologi, morfologi sel juga sering digunakan mtuk meneliti kualitas

telur dan parameter moffologi ini lebih sensitif dibandingkan dengan

kelangstltlgatl hidup. Pada pembelahan awal (blastomer) embrio tidak

berdifferensiasi dm ini menjadi dasar untuk perkembangan embrio

selanjutnya. Kerusakan pada sel ini akan mempengaruhi perlcernbangan

akhk dari embrio dm akhhya akan terjadi kerusakan pada salah satu sel

daltlm perkembatlgannya. Pengarnatatl juga tennasuk melihat simetri

pembelahan awal serta banyalmya embrio dan larva yang cacat

Ukuran telur, Ukuran telur mencakup volume telur, bobot basah dan

b6bot kering. Dari segi energetika istihh terbaik untuk ukuran telur adalab

kandungan encrgi per telur atau joule per telur. Kalori telur menunjukkan

jrnnlah energi yang tersedia bagi ernbrio untuk berkembangan Ukuran

telur berkorelasi dengan ukuran larva Larva yang besar lebih tahan tanpa

pakan dibandingknn dengan l m betukuran kecil yang dipijahkan dari

telut kecd.

5.7.8 Kuahs air media penetasen telur.

Pengukuran kualitas air media penetasan telur yang dilakukan melipm

pengukuran suhq pH dan DO. m i l pengutcuran yang diperoleh kllalitas air tidak

begitu fluktuatif, dengan nilai suhu antara 24,1°C sampai 24,4T pada pagi hari

dm 24.5'C sampai 25,PC pada sore ban'. Nilai pH an- 725 sampai 7,51 dan

DO antara 4,33 ppm sampai 5,99 ppm. Nilai kuaIitas air pada suhu dan DO ini

berada sedikit di bawah nilai kuaIitas air yang baik untuk penetasan telur ikan lele

dumbo. SBdangkan d a i pH masih berada pada batas standart. Menurut Lindroth

dalarn Huism (1976) dalam M a s M dan Azhar (2005) mengernukakan pula

Page 64: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

bahwa selama masa inkubasi, talur memblltuhkan oksigen terland berkisar antam

5,16 - 8,87 p p Untuk derajat keasaman (pH), Djatmika dkk,, (1986) dalam

M a 1 dm Azbar (2005) mengemukakan pula bahwa k i s m pH yang baik

untuk penctasan telur ikm lele dumbo adalah 6,5 - 8,O. Sedangkan berdasarh

Standart Nasiond Indonesia, kualitas air untuk penetasan telur memiliki kisaran

suhu: 25 "C - 30°C daa.NiIai pH: 6,5 - 8,5.

Page 65: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

BAB IV

KESlMPULAN DAN SARAN

6.1 Ksslmpulan

Berdasarkan has11 penelltian dapat dlslmpulkan hat-ha1 sebagai berlkut:

6.1 .I Optlmasl Tegangan

- Pernberlan tegangan llstrfk dapat menurunkan tingkat nlotilltas sperma lkan lele

dumbo (Clarlas spp):

- Tlngkat motllltas menunlukkan berbeda nyata antar perlakuan dan perlakuan terbaik

yaltu 40 Vlcm :

- Daya fertlllsasl sp6ma rnenunjukltan penurunan karena adanya kejutgn listfik;

- Daya tetas telur yang dlbuahi dengan sparma yang sudah dielektroporasl tfdak

menunlukkan perbedaan yang nyata namun perlakuan yang menghasilkan daya

tetas tertlnggl yaltu perlakuan 40 V dengan konsentrasi DNA 90 nglul.

- Motllltas dan viabilkas sperma akan semakin rnenurun dengan sernakin

menlngkatnya tegangan:

- Hubungan rnotllltas dengan daya fertllkasl sperma adalah berbanding lurus yaltu

sernakln tlnggl motllltas make semakln tlnggi daya fertlllsasl sperrna dan berlaku

seballknya;

- Daya fertllkasl sperrna berbandlng lurus dengan daya tetas telur dan sangat

dlpengaruhl oleh faMor llngkungan ;

- Nllal klsaran kualltea rnedla penetasan telur masih dalam klsaran yang layak untuk

menunJan0 proses perkembangan telur.

Page 66: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

6.1.2 Optlmast Konsentrasl GFP

- Perlakuan konsentrasl GFP yang berbeda-beda menunjukkan bahwa tingkat

interaksl terbanyak pada konsentraslQ0 nglpl

- Poslsl interaksl antara GFP dan sperma sebaglan besar terletak pada baglan

posteftor kepala sperma;

- Konsentrasl GFP (00 ngl~ l ) dengan tegangan 40 volt memberlkan ekspresi yang

terbalk pada embrlo dan larva,

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelltlan, dlsarankan:

- EleMroporasl pada sperma Ikan lele dumb (Claffas sp) sebagai medla transfer gen

sebalknya dllakukan pada tegangan 40 V/cm dengan 1 kall kelutan dan lama kejutan

0.05 ms.

- Perlu dllakukan penelltlan leblh lanjut untuk membandlngkan metode square wave

dengan exponentlsl pada volte$e yang leblh rendah ierhadap motllltas dan vlabilltas

sperma,

- Perlu dllakukan penelltlan lanjutan untuk mengetahui pengaruh pemberian tegangan

40 Vfcm terhadap sperma lkan specles yang lain.

Page 67: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin, Yoshizaki G, Kiron V, Satoh S and Takeuchi T. 2005.

Enhancement of EPA and DHA Biosynthesis by Over-expression of Masu I

1 Salmon Desaturase-Like Gene inZebrafishTramgenic Researck i I Alimuddin, Yosbizaki G,, Cannan O., dan Sumatadinata K., 2003 aplikasi

Traasfet Gen &lam Aquakulture.Jurna1 Akuakultur Indonesia, 2(1);4 1-50

Alimuddin, Goro Yoshizaki, V i s w t h Kiron, Shuichi Satoh, Tosio Takeuchi,

2006. Expression of Masu salmon AS-Desaturase -Like Gene Elevated EPA

and DHA Blosynthesis in Z e b d l h

Anathy V, Venugopal T, Kotecswaran R, Pandian TJ and Matham S, 2001.

Cloning, sequenoing and expression of cDNA encoding growth hormone from

Indian ca&h (Hete~opne~~~tesfossilis), J. Biosci 3:315-324.

Anonymous, 1997. PCR Protokol and Reference Guide. PCR Access.

Pmmeg ~orporation. USA

s Ath.Thar, MF.(2007) Eakeivitas Promrer B-actin ikan medaka dengan Gen

pemda WiFP Pada ikan Lele Keturunrtn FO, Skripsi, Departemen Budidaya

Perairan, Fakulfaa Perikanan dan Ilmu Kelautan, I m h t Perthan Bogor.

Arif, Eko, 2008, Lapom Prakdkm Fekunditas nGan Lele Dumbo,

Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor.

Autanni'am, 2004. Prinsip dan Teknik Analisis Biomol, Penerbit, FPLJE?, 84 h.

Ayson Fa, de Jesus EG, Amemiya Y, Moriyama S, %rani T and Kawakuchi

H. 2000. Isolation, cDNA cloning, and growth promoting activity of rabbitfih

(SIganus g.unah) growth hormone. Gen Comp. EndocrinoL 11 7:251-259.

Arezzo, F.,1989 Sea Urchin as a vector of fareign genetic

infonnation.Cell.Bio. In.Rep, 13 : 391-404;

Agrara, T., (1976) Endikrolonogi Umum. Airlangga University

Press.Yogydmta.

Alam, MS., Popplewsll,A., Maclean N., 1996 Germline transmission and

expcssion of a lacZ containing trangene in tilapia (Oreochromis nilotious).

Transgenic Research. 5;87-95.

Page 68: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

B O O W ~ ~ S. Yoshizaki O, Ttkeuchi Y, Morita T and Takeuchi. 2002,

Ocne Knook down In Rainbow Trout Embryo Using Antisens Morpholino

Phosphotodhnkte Oligonucleotides, Marine Biotechnology4:248-257.

Bourn, R,J., and P.J.Lunsier, 1992. Transient expressiont of RSVCAT in

transgenic Zebra Fkh made by electroporationMo1.Mar.Biol.Biotech. (in

press).

Buckley, KJ. 1979. Relationship Between RNA-DNA Ratio, Prey Density,

and OiowthRate in Atlantic Cod (Gadus morhua) Larvae. J. Fish. Res. Board.

Can, 30: 195-199.

Buscket, O.P., LR Adelman and E.M. Goolish. 1990. Growth. p: 363-387

in C.B. Schreck and P.B. Moyle. Methods for Fish Physiology. American

Fisheries Society, Bethesda, Mqland.

Brown TAa 1991. Pengantar Kloning gen. S.A. Muhamad dan Praseno (editor).

Yayasaa Essentia Medica. Yogyakarb.

Berghman, L,R. LescroatO. R o b W I., Olivjer F., Kuhn E.R. Verhaert PD,

De Loof, A., Van Leuven F,, Vandesande, (1996) One Step irnmunoaffmity

purification and partial cbaracterhtion of hyphophyseal growth hormone

&om the African Catfish, Clarias gariepinus (Burchel). Corn. Bichemia

Physiology B.Biochen Mol.Bio.April. 113 (4); 773 -800.

Calduch-Giner JA, Duval H, Chesnel F, Boeuf G, Perez-Sanchez J and

Bouhard D. 2000. Fish growth Hormone Receptor: MolecuIar

Characterization of Two Membrane-Anchored Fonns. J.of The Endocrine

society, 7:3269-3273.

Cook, JT,McNiven MA and Sutterlin AM, 2000. Metabolic Rate of Pre-smolt

&OW-enhanced Transgenic A h t i c Salmon Salmo Salar Aquaculture 188 :

33- 45.

Collas, P Husebeye H and Alestrom P. 2000. Transferring Foreign Genes into

Zebrafish Eggs by Microinjection Transgenic Animal: Generation and Use.

p119 - 122

Cheng, C., KL.Lu., EL Lan, Ts. Yang., CY Lee., JL. Chang, TT Chen and JL

Wu (2002) Growth Promotion in Ayu (PlecogIossus altevelis) by Gene

.transfer of The RainBow Cirowth Hormone Gene. Zoalogical Studies 41 (3) ;

303 - 310.

Page 69: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

\ Fletcher,Q.L., M,A. Shears, 3.J Kin& P.L. Davies and C.L. Hew 1988,

evidence of antifreeze protein gene tmfer in atlantik salmon. Can.J.Fish.

Aquat Sci 45;352-357.

Fujaya, Yushinta, IrMSi, 2004, Fisiologj Ikan Dasar Pengembangan

Teknologi Perilcanan, Penerbit Pt Renika Cipta, Jakarta, 179 hal.

Friedenrich, H. And M. S c h d , 1990. Transient expression directed by

homologous and heterogous promoter and enhacher squences in fnh cells.

NucL Acids, Res 18;3299-3305.

Felts, K., Rogers, B., Chen IC, Ji H., Sorge J and Vailandcourt P. 2001

Recombinat Renella renoformis GFP Displays Low Toxity, Stratagene. 13;85-

87

Olick BR and Pasternak $5, 2003. Molecular Biotechnology : Principles and

Aplications of Recombinant DNA (Third Edition). ASM Press, Washington,

D.C.

Garcia-Pozo, 9, Bejat J, Sbaw M and Alvarez MC. 1998. Effect of Exogenous

DNA rnicoinjection on Early Development Response of the Seabream

Sparus aurati. Marine Biologi and Bioteknology.

Gmdhooli, F., Lavitnulo, F., and Cmaioni,A. Spaddora, C, Siracusa, G., and

Lauria, A. (1989) The use of sperm mediated gene transfer for generatton of

transgenic pigs. J. Repod. FertiI. Abatr. Ser. 4: 10

0 Oagne , MB. Potheir, F., and Sirard,MA.(1991) Electroporation of Bovine

spertozoa to carry foreign DNA in oocyte. Mol.Rep. Dev. 29; 6-15.

Gong, Z., Wan H., Ju B., Waag X and Yan (2002) Generation of Living

Color Transgenic Fish 1n.Zhimizu. N.Aoki. T,, Hirano,I and Takazima F

(eds) Aquatis Oenomks, Step Tbward a Great Future ( pp. 329-339). Springer

Verlag. New York

Guise, KS.,Fl3 Hackett, AR. Kapuscinki, and Faras: 1991. Gene trasfer in

Fish.; In Trnsgenics.

* Hackett PB. 1993. The MolecoIar Biology of Transgenic Fish In Hooahca and

Hommesen (eds) Biochemestry and Molecular Biology Of Fishes Vol 2.

(pp.218 - 221) elvsevier Publisher BV. mes BD, 1998, Oel electrophoresis of Proteins : A. Practicals Approach,

Third Edition, Oxford University Press. New York)

Page 70: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Houdeb' e, LM., and Chormut D., 1991. Transgenic in Fish Experimentalia.

47.891-89 $ . r k r t h o 1990 Teknik Rekombina DNA , PAU Bioteknologi Universitas

Ciadjah Mada Yogyakarta 1990.

r Houlin, D.F, E., Mathers, and APoster, 1993. Biochemical correlates of

Orowth Rate in Fish. P; 45-71

r Hernandes, O., Ouillen, I., Estrada, MP., Cabem, E.,Pimentel R., Oina C.,

MoLMar. Biotechnol. et a1 1997, ;264-75

r Innis, M.A., Gelfand, D.H., Sninsky, J.J. 1990. PCR Protocols. A ffuide in

Methods and Application Academic Press Inc. London.

r Inoue, K, Yamashila., Hata, J., Kabeno., S., Asada.1990 Electroporation as

new technology for producing transgenic Fish.Cell Dev.29;123-128.

r Inoue, K,1992 Expression of reporer gene introduced by microinjection and

electropwation in f ~ h embryos and i?y. Mo1.m Bio1.Biotech 1: 266-270

Inooe et al(1995)

8 Katim, Muhammad Yuwi, 2002, Makalah dengan Judul : Upaya Peningkatan

Produksi Akuakultur MelaluiApbi Teknologi Transgenik (Suatu Kajian

Filsafat llmu) Prog, Studi / Nrp. : Biologi f G426010031, E-mail :

yusrikarimO2~vahoo.com

r Kinoshita, M and Ozato K. 1995. Cytoplesmic Microinjection of DNA into

Fertilized Medaka Otpias latl@es Eggs. The Fish Biology Journal

MEDAKA, 7 : 59 - 64.

Kobayashi, S. 2006 Over-expression of Growth Hormon Gene in Tilapia

Redued Amonia Loading. Thesis. Tokyo University of Matine Scince and

Technology, Jepang. (in Japane).

r Kang, HI., Goro Yoshizaki, Osamu Homma, Charlos A,, Stnrsmann, Fumio

Takashimal999 Effect of osmotic differential on the effesiency of gene

transfer by electroporation offis spemtozoa.Aquaculture 173 ; 297 -307

r Kobayashi, S. Alimuddin, Morh T., Miwa M. Lu I., Endo M, Takeuchi T.

And Yoshizaki G. 2007. Transgenic Nile Tilapia Orechromis Niloticus Over-

expresing (3rowt.h hormone Show Reduced Ammonia Excretion Aquaculture,

270 : 427 - 435

Page 71: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

* Koolmaa J and Rohm KH. 2001. Atlas Berwama dan Teks Biokinlia W a d i

SkQpenerjemah; Sadikin M, Editor. Jakarta : Hipokrates, 2000.

Lavitmno, M, Camoiani,A., Fazio, V, M., DoIci, S., Farace, M., G., and

Spadafiora, C.(1989) Sperm ceb as vectors for introduction foriegn DNA into

eggs; Qenetic Transformation of mice; Cell 57' 717-723.

Lavitrano, M., Marcho B., Ma& G.C., Roberto, G., Stefano,M., and Alessia

(2006) Sperm Medhted Gene Transfer, Reprod Fertility and Development

2006,18,19-23. CSIRO PUBLSWING.

Lavitfano, M, French, D., Z d , M., Fratti, L., and Spadafora,C.(1992) The

interaction between exogenous DNA and sperm cells, Mo1.J.Reprod.Des. 31,

161-169.

Lavitrano,M, Wni, B,. Forte E, Fmcolini, M., Sperandio, S., Test&, R., and

Spadafora, C (1997) The interaction sperm cells with exogenous DNA :a role

of CD4 of MHC class I1 molecules. ExpCells Res.233,56-62.

Lavitrano, M., Fomi, M, Bacchi, M.L., Di Stefano, C., Varsb V., Wang, H.,

and Sera , E. (2003) Sperm Mediated gen transfer in pigs; selection of donor

boais and optimnzation of DNA up take.Mo1. Reprod. Dev.64.284-291

Lemaire C and Pen@ S. 1993. Pangasius pangasius growth hormone

mRNA complete coding sequence (GenBank Accession number M63713).

Lemaire C, Writ S and Panyim S. 1994. Giant catfkh Pangasius pangasladon

gigas growth honnone-encoding cDNA cloning and sequencing by one sided

polymerase chainreaction. Gene 49:271-276

.Li WS, Chen D, Wong AOL and Lin HR. 2005. Molecular cloning, tissue

dism%ution, and ontogeny of mRNA expression of growth hormone in

orange-spotted grouper (Eptnephetm coioides). J. Endocrinol. 14478-89.

r Lu, JK, ChnTT, ,~ Chrisman CL. Adtiani. OM., and Dinson, JE 1992.

Inteetion, Expression and Gem Line transmission of Foreign growth

hormone gene in mcdaka. Mot Mar. Biol, Biotech. 1: 366-375.

LiqZ,, B.Moav., A.J., Faiaz., KS., Guise, A.R Kapusenki and PB.Hackett

1990 Development of expression vectors for genetic fish Bio/technoIogy

8;1268-1272.

Matty AJ, 1985. Fish Endocrinology. Croom Helm London and Sydney

Timbet Press. Portland, Oregon. 267 h

Page 72: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

I Magnano, AR, O ~ o , Mascufo. N., Baooetti, B., and Spadafora, C.,

1998 ;SpermDNA interaction of foreign DNA Sequences in the mouse sperm

genome, J. Reprod.Imrnunol. 41, 197-196.

Mori, T., Ouo, M., W., Shindo, Y., Mori, N., Fukuda, I., and Mori, T., 1990

Expression of Class 11 major Histocompability Complex antigen on Sperm

and its role in ferti1isationAm.J Reprod. Immuno1.24.9-10.

Muller, F.. Ivics, Z,, Erdelyi, F., Papp, T., Varadi, L., Horvart, L., and

Maclean, N.(1992) fntroducing Foreign gene into fish eggs with

electropomkd sperms as carrierMol.Biol.Biotechnol.1,276-281.

Mclem,,, N.RL, and Laight (2000) Tmgenis Fish : An evaluation of

Benefit and Risks. 146 - 172.

McPerson, W,, Qnirke P., and Taylor., PCR A practical Approach Oxford.

Umversitu Press. New York1991

Nam YK, Noh, Cho Hj. KN, Kim G. And Kim DS. 2001, Dramatically

Accekwated Growth and Extraordinafy Ciigantism of Transgenic Mud Loac

Misgumus mizolapis. Transgenic Resemh 10.353 -362.

old, R.W. dan S.B, Primorose, 2003. winsip-Prinsip Ma~pdas i Gen,

Pengantar Rekayasa Cienetik (terjemahan), Penerbit Universitas Indonesia

Press, Jakarta. 446 h

Powers, DA., Hereford,T., lT.Chen., CM-, Lin., K., Kight, K. Kreek, R.

Dunham (1992) Electroporation as Methode for Transferifig genes into the

gametes of Zebras Fish, Channel Catfish, and Common carp.Mol. Mar.

Biol.Biotech 1;301-308.

Patil, J.O., and Kh60,H.W. 1996 Nuclear internalization of foreign DNA by

Zebrafish and its enhanchent by electroforatiob J.Exp. Zool. 274,121 - 129.

Peres, S., Solano, R., Casm, F.O., Lionart, R., Martinez, R., Anguiler, A.,

Herera, LA, De La Fuante, J. 1991. Sperm cells mediated gene tansfer in cattle.

Biotcchnologia Aplicada 8.90-94.

Pinkert, 1994. Transgenics Animals Technology.acadedc Press. Inc. New

York Pp. 297-313

Res, A.R. dan M.J.E., Stenberg, 1984, From Cells to Atoms, An Ellustrated

Introduction To Molacular Biology. Blackwell Sceintific Publication, 94

Page 73: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Retmningnnn, 2001 Bioteknologi MoleM dati gen ke Protein, Workshop

KPP Bioteknologi Bandung 1TB4 Rustija, 1999 Perbaikb Mutu Genetik ikan Lele Dmbo dm Cryocomervasi

Prosiding Pertemuan Perekayasaan Telcnologi Pembenihan Agribisnis Ikan

Air Tawar, Payau dan Laut Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen

Pertanian Jakarta.

Saanin H. 1984. Talcsonomi dan Kunci Identifrkasi Ikan. Bina Cipta, Bandung.

256 hal

Sambrook, J., Fricsh, and Maniatis, T. 1989. Molecular Cloning Laboratory

Manual. Second Edition, Vol. 3 Cold Spring Harbord Laboratory Press, USA

Subarmno. 2000. Dasar-dasar Pengklonan Gen : Kumpulan Bahan Kuliah

Dalam Pelatihan Peningkatan dm Keterampilan Tekrrisi Laboratorium Biologi

Molekder. Bogor, 29-11 Maret 2000. Kejasame Proyek Pembinaan

Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan PertanianlARMP 11, Badan

Litbang Pettanian, Deptan denganPAU Bioteknologi, IPB.

Sin, FYT, At. Bartley, SP Walker, IL., Sin, JE.Symonds., L Hawke,

CL.Hopkin (1993) Gene Tnrnsfer in Chinook salmon by electroporating

sperm in the presence of pRSV-Lac2 DNA.Aquacdture 117; 57-69.

Symond JE., SP., Walker, FYT Sin, IL Sin (1994) Development of mass gen

transfer method in chinnok salmon; optimazation of gen transfer by

electroporated spemMol.Mar.Biol.Biotech. 3; 104- 11 1.

Symonds, J.E., Walker. S.P., and SinF Y T. 1994. Electroporation of Salmon

sperm with plasmid DNA; Evidence of Enchanned sperms /DNA Assosition.

Aquaculture, 199;3 13 - 327.

fiokomato, T., Hirano, T., Madsen, S.S.Nisiokha, Bem, H.A. 1995. Insulin-

Like growth factor I gene expression during par-smlt transformation of coho

salmon. Zoo. Sci. 12,249-252.

Sarmasik, A, Warr. G., and Chon TT., Production Transgenic Fish With

elevated levels of Innet deveme Activity to bacferial Pathogen.Mar.Biotech.

4;3 10-322,2002.

Sarmasik ,A. 2003 Aplication of Gene Transfkr Technology for Genetic

Improvement of Fish Tmk. J.Zool27 1-6.

Page 74: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Sin, FYT. Bartley, S.P., and Sin I.L., Symonds, JE.and Hopkin, C.L. 1993

Oene Transfar in Chinnok salmon by electroporationg sperm in the present of

pRSV-la@ DNA. AquaculNe, 117; 5769

Shears, kK, G.L., Fletcher, C.L. Hew.,S., Oauthier, and P.L. Davies.1992

Ttmmfer, expression, stable inheritance of anteheze protein gene in Atbntic

salmonMolMar.Biol.Biotcch 1; 58-63.

Tatcagi S., Sasado G. Tamiya G, Ozako K, Wakamatsu Y, Takeshita A and

Kimura h.2 1994. An eEsient Expression vector For Transgenic Medaka

donstruction, Molecular Marine Biotechology and Biotechnology, 3 ; 192 - 199.

Toha, Abdnl Hamid. A, 2001. DNA, Keanekaragman, Ekspresi, Rekayasa,

dan Efkk Pemmfhtannya, Seri belajar Biokimia, Penerbit Alfabheta,

Bandung

Tsai, Hj., PS. Tseng., IC Lio (1995). Electopdon of Sperm to introduce

foreign DNA into the genome of loach Cd.Fish.AqdSci52;776-787.

Trewanas, E. 1982,Tilapias. Taxonomy and Spefiscatioa In Pulilin.

R.S.V.mnd Low Md. Connel, RH. The Biology and Culture of Tilapia.

ECLARM.Manila. The Philiphines.p. 3-14

Tsai, WJ., Lai, C., and yang., HS, (1997)spenn as carrier to introduce an

exogenous DNA fiagment into oocyte of Japanese abalone Trnsgenics Res. 8.

313-315.

Tamiya, E., T.Sugiyama, K Masaki, A, Hrose, T.Okoshi, and LKarube 1990

Spatial Imaging of luciferse gene expression in transgenic fishNucl. Acids.

Res. 18; 1072.

Voigt MN and Both JR. 1990. Advances in Fisheries Technology and

Biotechnology for Increase Profitability. Paper from the 34fi Atlantic

Fisheries Ttchnological Confefence and Seafood Biotechnology Workshop,

August 27 to September 1,1989

.Volckaert, FA. Hellemans BA, Qalbuzera P. And Oliever P 1994.

Reppication Expression and Fate Foreigh DNA During Embryonic and Larval

Development of The Mean Catfih Cl& gariephus. Molecular Marine

Biology and Biotechnolgy, 3(2) 57-69.

Page 75: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

I Larnpimn 1 : Prosedu Perbanyakan Konstruksi Gen

Perbanyakan konstrukrrl gen in1 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut : 1) Pembuatan sel kompeten, 2) transfomasi, 3) identiikasi transformasi,

dan isolasl palsmid.

Pembuatan Sel Kompeten dan Transforamsi (Metode Suharsono dan

VVldyastuti, 2006) sebagai berikuf:

I) Pembuatan sel Kampeten 1. Ambil sebuah koloni bakterl E.coli DH5a dart biakan di media

SOB dan dikultur dalam tabung reaksi yang berisi 2 ml LB

cair yang mengandung antiblotik ampisilin.

2. Inkubasi biakan bakteri pada suhu 37% di dalam

penggoyang (envlromental shake0 200-250 rpm selama semalam.

3. Ambil200 rnl den biakan dalam 20 ml LB, inkbuasi selama 2-

3 jam dan diukur densitasnya sampai ODsoo = 0,4 -0,5.

4. Setelah %o ambll biakan bakteri sebanyak 1,5 mi dan

masukkan ke dalam tabung eppendorf serta inkubasi di

dalam eo selama 10 menlt.

5. Kemudian bakteri diendapkan dengan cam sentrifugasi

pada kecepatan 3.000fpm seiama 10 menit pada suhu 4'C.

6. Supernaten (ealran) dibuang den endapannya disuspensikan

dalam 495 ul ( 0,33 volume asal) buffer transformasi (TB)

eecara hati-hati,

7. Kemudian inkubasl on ice selama 10 menit

8, Kemudian dlsenttifugasi pada kecepatan 3000 rpm selame

10 menit pada suhu 4°C

9. Supernatan (Cairan) dibuang dan endpatan disuspensikan

dengan 41.25 fl(0,08 volume asal) buffer transfonnasi (TB).

10. Kemudian tambahkan DMSO sebanyak 3,3 PI (7-8% volume

dad 1/12 volume T B), goyang den biarkan dalam es selama

10 menk. Bakteri ( Sel kompeten) siap ditransfomasikan.

2) Tahap selanjutnya tranformasl Sel dilakukan dengan cara sebagai beniut :

1. Ambit 50 pI bakteri kompeten dan tambahkan 10 1 1 DNA

dimasukkan ke dalam tabung ependorf dan tnkubasi didalam es

selam 20 -25 menk.

Page 76: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

2. Campuran terrrebut dlberikan kejutan panes pada lruhu 42%

selama 45 ddik dan eegera maeukkan ke dalam es selam 5 rnenit.

3. Plndahkan tabung pada suhu ruang dan tambahkan 100~1 media

ceir 2X M.

4. lnkubasi eppendoff pada atat penggoyang dengan kecepatan 250

rpm selama 20 menH pada suhu 37%.

5. Kemudlan ambil sebanyak 100 fiI dan sebar pada media LB padat

yang mengandung antibiotlk (ampisilinJ,

6. Untuk menyeleksl adenya sisipan di dalam plasmid yang

mengandung gen 18~2, tambahkan 0,l M IPTG (10 pllcawan) dan

2 % X-gal(50 fillcawan) pada permukaan medium.

7, Bakteri yang mengandung fragment yang disisipkan di situs

pengklonan (MCS =Mu/ffple Cloning Site) di deerah /acZ,akan

membentuk koloni bewama putih, sedangkan bakteri yang

mengaliduhg piesmid di dalam MCS di daerah lac2 tidak tersisbi a

fragmen DNA akan menpha8ilkan koloni bewarna biru.

8 Bakterl yang tldak mengandung plasmld akan mati (tldak

membentuk koloni).

9. Kultur dilnkubasi semalam pada suhu 370C di dalam inkubator

dengan meletakkan cewan petri secara terbalik (media di bagian

3) Kemudlan dllakukan ldentlflkasi trensformasi dengan cam : 1. Koloni yang benrvatna putih dllakukan pengujian kemball dengan

pembuatan plating koloni den elddroforesis.

2. Koloni wama putih dad masing-masing bakteri yang membawa plasmid

dengan insersi yang berbeda diambll menggunakan tusuk gigi steril dan diokskan ke tsbung mikm 1,5 ml

3. dan dilanjutkan dengan penggoresan pada cawan agerose WYT (A,I,X)

untuk membuat master plate.

4. Maater plate dilnkubad pada suhu 370C selema 8 jam. Ke dalarn tabung

mikm beriai bakteri ditambahkan IOA buffer cracking (0,2 g saccharosa,

40 pL NaOH 5 M, 50pl SDS 10% dan sisanya SDW hingga larutan

menjadi I mL), 10 pL larutan EDTA 1 M dan sekitar 2 p16X buffer loading

beds1 KCL 1 M dengan perbandingan volume 1 : 1.

Page 77: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

5. Setelah diinkubasl sekikr 5 menif, dilakukan senttifuse pada kecspatan

t3.000 rpm selam 15 monk.

6. Sebanyak 3 kolonl bakteri yang membawa insersi kemudian dlambil

menggunakan tusuk gig1 steril dan dlsentuhkan ke dalam media cair 2x

YT berisi ampiailin.

7. lnkubasl bakterl dilakukart pada suhu 37°C selam 14 jam.

4) Langkah selanjutnya, adalah bolas1 plasmld. lsolasi plasmid dilakukan

menggunakan kH Blo Bas1 /nc.BlO dengan prasedur sesual manual sebagai

berlkut:

1. Baker1 dari setiap tabung kukur dituang ke dalam tabung mikro 1,5 mL.

2. Bakteri diendapkan dengan care sentifuse pada kecepatan 12.000 rpm selama 2 menit.

3. Supematan dibuang dan kedalam tabung mikro berisl pelet bakteri

dltambahkan larutan I sebanyak 100 pl, dllenjutkan dengan vortex sampai

semua pel& baMeri lepas darl dasar tabung selama 1 menit

4. Kemudlan dltambahkan larutan 11 sebanysk 200 fl. Tabung dibolak-

baliWinserding : gerakan membuat angka delapan) 4-6 kali mmpai terbentuk

gumpalan-gumpalan pvtih dan dlbiarkan dalam suhu ruang selama 1 mena (

jangan divortex, agar terbindar darl kontaminasl DNA).

5. Tambahkan 350 ul solusi Ill, dan dladuk dengan cara gerakan !&&b

kebewah (mbc gently). Dan inkubasi dalam suhu nrangan selama 1 menn;

6. Kemudian sentrlfuse pada kecapatan 12,000 rpm selam 5 rnenit.

7. Supernatan (Step 5) diplndahkan ke tabung (=-lo),

8. Kemudian sentdfuse sekali lag1 pada kecepatan 10.000 rpm selama 2 menit

9. Ulangi langah n0.7 dengan kemudian disentrifus dengan kecepetan sama

dengan waMu 1 rnenH untuk memindahkan sisa-sisa residu brutan.

10, Plndahken kolom berlsl plasmid tersebut kadalam tabung mikro volume 1,5 m

den tambahkan 30-50 ul Elufon Buffer ke baglan tengah tabung tersebut dan

inkubasi dalam suhu ruang selama 2 menit.

1 I. Kemudian sentdfuse dengan kecepatan 10.000 rpm selama 2 men@,

12. Kemudlan simpan DNA plasmld dalam suhu - 20°C.

13, Kernudlan konsentrasi DNA dlukur dengan rnenggunakan mesin QNAIRNA Quant.

Page 78: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

- Lampiran 2: Prossdur Pengukuran KonssMrasi DNA dan RNA

1. Larutan DNA atau RNA diencerkan terlebih dahulu sebanyak 40 kali I I

(pengenesran 40 X dengan cera 2,s ul RNA hasil lama, dibilas teflebih dahulu i dengan piran 0 dan tambahkan 97,s ul) I I

i 2. Alat genequant dinyatakan dan kuvet dikeluarkan dari temat penyimpanan

lalu dlbllas dengan aquadsst

3. Kalibtasi dllakukan dengan mengukur absorbansi pelarut (SDW untuk DNA

dan DEPC untuk RNA), dengan memasukkan 80 ul pelarut tersebut ke dalam

kuvet. Kemlrdlan kuvet dimasukkan ke dalam alat, lalu di tekan tombot 'set

ref', hasll pembaoean akan menunjukkan nllai absorbansi 0,000. Dilanjutkan

dengan pengukuran konssMrasi DNA atau RNA.

4. Kuvet yang akan dlgunakan , dibilas terlebih dahulu dengan 20 ul larutan

DNA atau RNA yang akan dlukur. Setelah itu larutan yang akan diukur

dimasukkan ke dalam kuvet sebanyak 80 ul dan kuvet diletkkan di dalam alat

5. Setelah tomboVsampel" ditekan den konsentrsi larutan sudah terbaca, kuvet

dikeluarkan dan dibilas dengan aquadest.

Tahap akhlr darl psrbsnyakan atau kloning gen pengkode hormon

perturnbuhan pada ikan Nila merah ( Orechromis nilotids) ini adalah

meiakukan sekuensing, karena tahapan sekuensing telah dilakukan dari hasil

penelltian Kobayashl (2006) dan data dari Bank Gene dengan Accession

Number OA7830.

Page 79: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

\ La p l m 3 : Panduan Operaslonal Elektmpmtw (BIO-WD) T

1. 1. Sambungkan aeker alai ke sumber lletrlk yang sesuai

C 2. Tekan tomb01 Yombol (0-)' di samping kanan alat untuk menyalakan alat

i 3. Muncul tampilan awal pada screen "Home screen* i 6. Prosedur Membuat Protokol barn

1. Pada tampilan "home scmen" pllih option No.5" User Protowls" dengan cara menekan tombol ' 5" pada keypad atau mengarehkan cursor ke nomor 5

2. Tekan tombol enter pada keypad 3. peda tampilan akan rnunwi 'user dimctorf 4. pllih nomor yang belum dlberi nama user 5. Tekan tombol enter pada keypad 6. Ketlkkan name user 7. Tekan tombol save pada keypad 8. Letakkan cursor dl nama user yang akan digunekan 9. Tekan tombol enter pada keypad 10. Pada tam~ilan akan muncul Select Method" dengan option : -

I) .&sponential P ra tw l 2) Time constant Protocol 3j Square wave protocol Pilih salah satu yang sesuai dengan paramefar hasil yang diinginkan dengan menelaln tombol nomor yang dipilih pada keypad atau mengarahken cursor ke nmr yang dipllih dan ditekan tombol enter pada keypad

71, isis point di bawah lni sesuai kebutuhan

1) vortage (v) 2) Capedtance ( u F) 3) Rlsestence (....)

4) Cuvette (mm)

12. Setelah semua point diisl

13. tekan tombol save 14. Beri nama pad8 protocol baru yang telah dibuat ( 1 name user dapat

menyfmpan 12 protbcol)

15. Tekan enter

16. Tekan tombol enter sekall lag1 sehlngga muncul dtall protocol yang digunakan

C. Run Electreporatlon I. pada tampllan "home screen" dipllih nomor 4"user protocol" dengan cara

menekan tombol "4' pede keypad atau mengarahkan cursor ke nomor 4, 2. Muncul PreSst Protocol

1) Bactetrlal

2) Fungal

Page 80: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

3) Mammallan

Plllh selah satu yang sesuai dengan gel yang dlgunakan dengan

mengarahken cursor pada nomor yang dipilih ( banyak pilihan)

3. Tekan tombol enter pada keypad

4. Diplllh salah satu dari 12 jenis competent cell yang muncul pada tampilan

dengan menggerakken kumr ke nomor yang yang dipilih

5. Tekan tombol enter pada keypad

6. Pemiapan sampel dengan lengkah sebagei berlkut :

1) masukkan 5 ul plasmld + 25 ul sparma 2) buku tutup "shock Pod*

3) pasang kuvet pada "Shock Pod" 4) tutup kemtlali tutup shock pod 7. tekan fombol 'pulse' untuk menjalankan electmporation

8. Muncul hasil dengan tampllan sesuai dengan parameter yang dlpilih

D. Memat'kan alat

I Paetikan kwet telah dlkeiuatkan dad Shock pod dan tidak ada bahan

kemlkalla yang terllnggal

2, Tekan tombol ' Power kembali untuk mernetikan alat

3. Cabut steker alat dad $umber tegangan

Page 81: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Lampiran 4. Gambar Spenna Lele Dumbo (Clarias spp), perbesaran 400 x

Ukuran Spenna

- Diameter Kepala = * 19,6 pm

- Panjang Ekor =_+191,3 prn

- Panjang Total Sperrna = + 210,9 pm

- panjang leher = + 20,5 prn

Page 82: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Lamptmn 6 : Sample Betet lnduk den Gonad

Page 83: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Lampiran 6 : Gonad ikan Lele Jantan

Page 84: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Lampiran 7. Gene pulser ( Elektroporator)

Elektroporator Gene Pulser

Page 85: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

Pukul 20.00

Fase Pukul 24.00

- Fase Pukul 02.00

- Fase Pukul 04.00

- Fase Pukul 06.00

Fase - Pukul 08.00

- Fase - Pukul 10.00

- Fase - Pukul 12.00

- Fase

akhir I

Page 86: UNlVERSlTAS BRAWJJAYA NOPEMBER 2009 · 2020. 4. 26. · tegangan listrik yang berbeda, diketahui jumlah sel sperma adaiah k5,6x10' sellml (f5,6x10~ sellyl) dengan tingkat motilitas

- Pukul 14.00

- Fase