Uji Skrining Dan Uji Organoleptik Agar Rasa-rasa Dengan Berbagai Merek Produk Yang Di Jual Di...

download Uji Skrining Dan Uji Organoleptik Agar Rasa-rasa Dengan Berbagai Merek Produk Yang Di Jual Di Pasaran

of 10

description

Jurnal Praktikum Kimia Pangan

Transcript of Uji Skrining Dan Uji Organoleptik Agar Rasa-rasa Dengan Berbagai Merek Produk Yang Di Jual Di...

  • Praktikum Kimia Pangan Kimia 6A (2015)

    1

    Uji Skrining dan Uji Organoleptik Agar Rasa-rasa dengan Berbagai

    Merek Produk yang Di Jual Di Pasaran

    Muhamad Rizal*, Melani Shabrina, Rizky Widyastari , Siska Permata Sari

    Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    *Email: [email protected]

    Abstrak

    Uji skrining merupakan tahap awal dan syarat untuk panelis dalam uji organoleptik, Tahap Penyaringan (skrining) dilakukan untuk mengetahui kepekaan indera calon

    panelis. Uji organoleptik adalah teknik penilaian yang menggunakan cara penilaian

    dengan menggunakan instrumen indera manusia. Penilaian dengan indera ini banyak digunakan untuk menilai mutu bahan dan produk pangan. Tujuan dilakukan uji

    organoleptik ini yaitu untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap agar-agar dari

    produk yang di jual di pasaran. Uji skrining dan organoleptik ini diikuti oleh 19 orang

    panelis. Berdasarkan data hasil skrining, hanya 5 orang dari 19 orang panelis yang dapat menjawab benar ketika dilakukannya uji skrining. Berdasarkan uji organoleptik, produk

    agar-agar yang paling banyak disukai adalah produk nutrijel, sedangkan produk yang

    tidak disuka adalah Agar Swallow.

    Kata kunci: uji skrining, uji organoleptik, produk agar rasa, panelis

    Abstract

    Screening test is the first steps and the requirement to panelists in organoleptic tests, Purpose of the screening steps is to determine the sensitivity of the senses prospective

    panelists. Organoleptic assessment is a technique that uses a method of evaluation using

    test instruments human sensory organs. Assessment by the senses is widely used to assess

    the quality of ingredients and food products. In some instances, the assessment by the senses even exceed the most sensitive precision instrument. The purpose of this test is to

    determine the organoleptic preference level panelists to gelatin of products sold in the

    market. Screening and organoleptic test was followed by 19 panelists. Based on data from screening results, only 5 of the 19 panelists who can answer correctly when doing

    screening tests. Based on organoleptic tests, the product gelatinous most preferred is

    nutrijel products, while products that are not preferred is Swallow.

    Keywords: screening test, organoleptic tests, the gelatin product, panelists

  • Uji Skrining dan Uji Organoleptik Agar Rizal et al, 2015

    1. PENDAHULUAN

    Pengujian organoleptik adalah cara penilaian yang menggunakan instrumen uji dengan indera

    manusia. Penilaian dengan indera ini banyak digunakan untuk menilai mutu bahan dan produk

    pangan. Dalam beberapa hal, penilaian dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling

    sensitif. Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menentukan diterima atau tidak suatu produk

    adalah sifat indrawinya. Penilaian indrawi terdiri dari enam tahap yaitu pertama penerimaan bahan,

    pengenalan bahan, klarifikasi sifat-sifat bahan, mengingat kembali bahan yang telah diamati, dan

    menguraikan kembali sifat indrawi produk tersebut. Indra yang digunakan dalam menilai sifat indrawi

    suatu produk adalah penglihatan, peraba, pembau, dan pengecap. (Susiwi, 2009).

    Kegunaan uji organoleptik yaitu, pengkajian masa simpan (shelf life), mencocokkan produk

    (product matching), pemetaan produk (product mapping), spesifikasi produk dan pengendalian mutu,

    reformulasi produk, pengujian potensi penyimpangan bau dan munculnya bau bau asing (taint dan

    off flavor), dan menentukan penerimaan produk (acceptability). (Susiwi, 2009). Uji organoleptik

    harus dilakukan dengan cermat karena memiliki kelebihan dan kelemahan. Uji organoleptik memiliki

    relevansi yang tinggi dengan mutu produk karena berhubungan langsung dengan selera konsumen.

    Selain itu, metode ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan pengamatannya

    juga cepat diperoleh. Dengan demikian, uji organoleptik dapat membantu analisis usaha untuk

    meningkatkan produksi atau pemasarannya. Uji organoleptik juga memiliki kelemahan dan

    keterbatasan akibat beberapa sifat indrawi tidak dapat dideskripsikan. Manusia merupakan panelis

    yang kadang-kadang dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental, sehingga panelis dapat menjadi

    jenuh dan menurun kepekaannya. Selain itu dapat terjadi pula salah komunikasi antara manajer dan

    panelis. (Wagiyono, 2003).

    Pada pengujian ini menggunakan sampel agar-agar, yaitu karbohidrat dengan berat molekul

    tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin dan merupakan suatu

    polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar dapat dibentuk sebagai bubuk dan

    diperjualbelikan.Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak

    bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan

    membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padat-

    cair. Kisi-kisi ini dimanfaatkan dalam elektroforesis gel agarosa untuk menghambat pergerakan

    molekul objek akibat perbedaan tegangan antara dua kutub. Kepadatan gel agar-agar juga cukup kuat

    untuk menyangga tumbuhan kecil sehingga sangat sering dipakai sebagai media dalam kultur

    jaringan. (Winarno, 1996).

    Tujuan diadakannya uji organoleptik terkait langsung dengan selera. Setiap orang di setiap

    daerah memiliki kecenderungan selera tertentu sehingga produk yang akan dipasarkan harus

    disesuaikan dengan selera masyarakat setempat. Tujuan uji organoleptik adalah untuk pengembangan

    produk dan perluasan pasar, pengawasan mutu bahan mentah, produk, dan komoditas, perbaikan

  • Praktikum Kimia Pangan Kimia 6A (2015)

    3

    produk, membandingkan produk sendiri dengan produk pesain, evaluasi penggunaan bahan,

    formulasi, dan peralatan baru. (Susiwi, 2009).

    2. METODE PENELITIAN

    Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan adalah gelas beker, batang pengaduk, sendok, piring, pisau, loyang,

    gelas dan spatula.

    Bahan-bahan yang digunakan adalah tisu, pewarna makanan (hijau dan merah), glukosa, vanili

    dan agar-agar dengan berbagai merk (Agar rasa, Swallow, Innaco dan Nutrijel).

    Prosedur kerja

    1. Uji Skrining

    a. Uji warna

    Air dimasukkan dalam 3 buah gelas beker dengan volume yang sama satu sama lain.

    Kemudian ditambahkan pewarna makanan berwarna hijau ke dalam ketiga gelas beker tersebut

    dengan dibedakan jumlahnya pada salah satu sampel. Kemudian sampel diberikan kode dengan 3

    digit kode yaitu 279, 168 dan 345. Pengamatan dilakukan oleh 19 orang panelis dimana panelis

    harus memberikan tanda ( ) pada kolom kode yang dirasakan berbeda dengan yang lainnya.

    b. Uji aroma

    Air dimasukkan dalam 3 buah gelas beker dengan volume yang sama satu sama lain.

    Kemudian ditambahkan pewarna makanan berwarna merah dan ditambahkan vanili ke dalam

    ketiga gelas beker tersebut dengan dibedakan jumlah vanilinya pada salah satu sampel.

    Kemudian sampel diberikan kode dengan 3 digit kode yaitu 279, 168 dan 345. Pengamatan

    dilakukan oleh 19 orang panelis dimana panelis harus memberikan tanda ( ) pada kolom kode

    yang dirasakan berbeda dengan yang lainnya.

    c. Uji rasa

    Aquadest dimasukkan dalam 3 buah gelas dengan volume yang sama satu sama lain.

    Kemudian ditambahkan glukosa ke dalam ketiga gelas tersebut dengan dibedakan jumlah

    glukosanya pada salah satu sampel. Kemudian sampel diberikan kode dengan 3 digit kode yaitu

    279, 168 dan 345. Pengamatan dilakukan oleh 19 orang panelis dimana panelis harus

    memberikan tanda ( ) pada kolom kode yang dirasakan berbeda dengan yang lainnya.

    2. Uji Organoleptik

    Setelah dilakukan uji skrining maka dilanjutkan dengan uji organoleptik (Uji organoleptik

    seharusnya dilakukan hanya kepada panelis yang menjawab benar pada uji skrining minimal 2

  • Uji Skrining dan Uji Organoleptik Agar Rizal et al, 2015

    jawaban benar) oleh 19 orang panelis yang telah mengikuti uji skrining. Uji organoleptik ini

    menggunakan sampel agar-agar yaitu Agar rasa, Swallow, Innaco dan Nutrijel. Agar-agar ini dibuat

    dengan perlakuan yang sama yaitu dengan 4 gelas air dan 1 gelas glukosa. Uji organoleptik ini

    meliputi uji aroma, rasa, tekstur, warna dan kesukaan. Uji ini dilakukan di Pusat Laboratorium

    Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    a. Uji aroma

    Panelis yang sudah melakukan uji skrining akan masuk uji organoleptik dengan tidak

    mengetahui nama produk sampel yang akan di uji. Panelis akan diberikan sedikit sampel masing-

    masing produk dan mencium aroma dari produk tersebut dan diberikan nilai dari 1 sampai 5

    dengan memberikan tanda ( ) pada kolom kode dengan keterangan : 1. Sangat tidak suka, 2.

    Tidak suka, 3. Agak suka, 4. Suka, 5. Sangat suka

    b. Uji rasa

    Panelis yang sudah melakukan uji skrining akan masuk uji organoleptik dengan tidak

    mengetahui nama produk sampel yang akan di uji. Panelis akan diberikan sedikit sampel masing-

    masing produk dan menguji rasa dari produk tersebut dan diberikan nilai dari 1 sampai 5 dengan

    memberikan tanda ( ) pada kolom kode dengan keterangan : 1. Sangat tidak suka, 2. Tidak suka,

    3. Agak suka, 4. Suka, 5. Sangat suka.

    c. Uji tekstur

    Panelis yang sudah melakukan uji skrining akan masuk uji organoleptik dengan tidak

    mengetahui nama produk sampel yang akan di uji. Panelis akan diberikan sedikit sampel masing-

    masing produk dan menguji tekstur dari produk tersebut dan diberikan nilai dari 1 sampai 5

    dengan memberikan tanda ( ) pada kolom kode dengan keterangan : 1. Sangat tidak suka, 2.

    Tidak suka, 3. Agak suka, 4. Suka, 5. Sangat suka.

    d. Uji warna

    Panelis yang sudah melakukan uji skrining akan masuk uji organoleptik dengan tidak

    mengetahui nama produk sampel yang akan di uji. Panelis akan diberikan sedikit sampel masing-

    masing produk dan melihat warna dari produk tersebut dan diberikan nilai dari 1 sampai 5

    dengan memberikan tanda ( ) pada kolom kode dengan keterangan : 1. Sangat tidak suka, 2.

    Tidak suka, 3. Agak suka, 4. Suka, 5. Sangat suka.

    e. Uji kesukaan

    Panelis yang sudah melakukan uji skrining akan masuk uji organoleptik dengan tidak

    mengetahui nama produk sampel yang akan di uji. Panelis akan diberikan sedikit sampel masing-

    masing produk dan memberikan nilai berapa tingkat kesukaan panelis terhadap produk tersebut

    dan diberikan nilai dari 1 sampai 5 dengan memberikan tanda ( ) pada kolom kode dengan

    keterangan : 1. Sangat tidak suka, 2. Tidak suka, 3. Agak suka, 4. Suka, 5. Sangat suka.

  • Praktikum Kimia Pangan Kimia 6A (2015)

    5

    3. Statistical Package for Social Science (SPSS)

    Setelah didapatkan data dari uji organoleptik, maka data dapat diolah dengan menggunakan

    software SPSS dengan langkah sebagai berikut:

    Aplikasi SPSS dibuka dan pilih Create New

    a. Data-data hasil organoleptik dimasukkan kedalam program

    b. Kemudian dipilih menu Analyze dan pada submenu dipilih compare means dan pilih One

    Way ANOVA

    c. Ketika muncul box dependent list maka diisi dengan Aroma, Rasa, Tekstur, Warna dan

    kesukaan dan pada box factor diisi dengan Kode

    d. Kemudian di klik menu Option dan diceklis pada kotak Descriptive, Homogenety of variance

    test, means plot. Dan klik OK.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Skrining merupakan tahap awal dan syarat untuk panelis dalam uji organoleptik, Tahap

    Penyaringan (skrining) dilakukan untuk mengetahui kepekaan indera calon panelis terhadap aroma,

    rasa, dan warna. Saat panelis lolos dari uji skrining maka selanjutnya dapat melakukan uji

    organoleptik. Pada uji skrining nomor sampel kepekaan berdigit 3 angka yaitu 279, 168, dan 345.

    Bahan yang digunakan diantaranya vanili dengan pewarna merah sebagai aroma, larutan gula sebagai

    rasa dan pewarna hijau sebagai warna.

    ( 1 ) ( 2 ) ( 3 )

    Gambar 1. Larutan gula, Gambar 2. Vanili dengan pewarna merah,

    Gambar 3. Pewarna Hijau

  • Uji Skrining dan Uji Organoleptik Agar Rizal et al, 2015

    Hasil yang diperoleh dari uji skrining, calon panelis yang dapat mengikuti uji organoleptik ialah

    5 dari 19 calon panelis. Analisis data hasil uji organoleptik agar-agar dilakukan dengan uji anova atau

    uji one way menggunakan software SPSS.

    Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai mean untuk semua parameter, seperti warna,

    aroma, rasa, tekstur, dan keseluruhan sehingga dapat dibuat kurva hubungan kode sampel dengen

    mean dari setiap parameter tersebut. Standard deviation (SD) memang merupakan cerminan dari rata-

    rata penyimpangan data dari mean. SD dapat menggambarkan seberapa jauh bervariasinya data. Jika

    nilai SD jauh lebih besar dibandingkan nilai mean, maka nilai mean merupakan representasi yang

    buruk dari keseluruhan data. Sedangkan jika nilai SD sangat kecil dibandingkan nilai mean, maka

    nilai mean dapat digunakan sebagai representasi dari keseluruhan data. Selain SD, kita juga mengenal

    istilah standard error (SE) atau kesalahan baku. SE merupakan nilai yang mengukur seberapa tepat

    kah nilai mean yang kita peroleh. Nilai maksimum menghasilkan data nilai tertinggi dalam suatu

    daftar yang sesuai dengan kriteria yg diberikan. Nilai minimum menghasilkan data nilai terendah

    dalam suatu daftar yang sesuai dengan kriteria yg diberikan.

    Tabel 1. Hasil Analisis Anova

    ANOVA

    Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    Warna

    Between Groups 14.211 3 4.737 5.143 .003

    Within Groups 66.316 72 .921

    Total 80.526 75

    Aroma

    Between Groups 21.829 3 7.276 6.818 .000

    Within Groups 76.842 72 1.067

    Total 98.671 75

    Rasa

    Between Groups 10.842 3 3.614 3.037 .035

    Within Groups 85.684 72 1.190

    Total 96.526 75

    Tekstur

    Between Groups 12.789 3 4.263 4.493 .006

    Within Groups 68.316 72 .949

    Total 81.105 75

    Keseluruhan

    Between Groups 11.211 3 3.737 3.408 .022

    Within Groups 78.947 72 1.096

    Total 90.158 75

    Hasil analisis one way diatas menunjukkan ada pengaruh nyata terhadap perbedaan merk

    agar-agar, yang ditunjukkan dengan nilai signifikan (sig.) yang kurang dari 0,05 sehingga perlu

    dilakukan uji analisis duncan.

  • Praktikum Kimia Pangan Kimia 6A (2015)

    7

    Tabel 2. Hasil Analisis Duncan Warna

    Warna

    Duncan

    Kode N Subset for alpha = 0.05

    1 2

    728.00 19 2.7895

    412.00 19 3.2632 3.2632

    573.00 19 3.7368

    649.00 19 3.8947

    Sig. .133 .058

    Means for groups in homogeneous subsets are

    displayed.

    a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 19.000.

    Uji organoleptik warna pada agar-agar dianalisis dengan mengamati warna pada agar-agar

    tersebut, apakah warnanya sesuai dengan warna agar-agar pada umumnya atau tidak. Sampel agar-

    agar yang diuji ini memiliki warna cokelat. Ke-empat sampel tersebut mempunyai intensitas warna

    yang berbeda-beda, yaitu cokelat pekat, cokelat, dan cokelat terang. Berdasarkan data hasil analisis uji

    duncan diatas, sampel yang paling disukai dari segi warnanya yaitu sampel dengan kode 649, dan

    sampel yang paling tidak disukai adalah sampel dengan kode 728.

    Tabel 3. Hasil Analisis Duncan Aroma

    Aroma

    Duncan

    Kode N Subset for alpha = 0.05

    1 2

    728.00 19 2.5263

    412.00 19 3.5789

    573.00 19 3.7368

    649.00 19 3.8947

    Sig. 1.000 .380

    Means for groups in homogeneous subsets are

    displayed.

    a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 19.000.

    Uji organoleptik aroma pada agar-agar cokelat dianalisis dengan mencium aroma pada agar-

    agar tersebut, apakah aromanya sesuai dengan aroma agar-agar cokelat pada umumnya atau tidak. Ke-

    empat sampel tersebut mempunyai intensitas aroma yang berbeda-beda. Berdasarkan data hasil

  • Uji Skrining dan Uji Organoleptik Agar Rizal et al, 2015

    analisis uji duncan diatas, sampel yang paling disukai dari segi aromanya yaitu sampel dengan kode

    649, dan sampel yang paling tidak disukai adalah sampel dengan kode 728.

    Tabel 4. Hasil Analisis Duncan Rasa

    Rasa

    Duncan

    Kode N Subset for alpha = 0.05

    1 2

    728.00 19 3.0000

    412.00 19 3.1053

    573.00 19 3.6842 3.6842

    649.00 19 3.8947

    Sig. .071 .554

    Means for groups in homogeneous subsets are

    displayed.

    a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 19.000.

    Uji organoleptik rasa pada agar-agar cokelat dianalisis dengan menguji rasa pada agar-agar

    tersebut, apakah rasa dan komposisi gulanya sesuai dengan selera atau tidak. Ke-empat sampel

    tersebut mempunyai rasa yang berbeda-beda yaitu rasa cokelat sangat terasa, terasa, bahkan tidak

    berasa. Berdasarkan data hasil analisis uji duncan diatas, sampel yang paling disukai dari segi rasanya

    yaitu sampel dengan kode 649, dan sampel yang paling tidak disukai adalah sampel dengan kode 728.

    Tabel 5. Hasil Analisis Duncan Tekstur

    Tekstur

    Duncan

    Kode N Subset for alpha = 0.05

    1 2

    412.00 19 2.9474

    728.00 19 2.9474

    573.00 19 3.5789 3.5789

    649.00 19 3.8947

    Sig. .062 .321

    Means for groups in homogeneous subsets are

    displayed.

    a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 19.000.

  • Praktikum Kimia Pangan Kimia 6A (2015)

    9

    Uji organoleptik tekstur pada agar-agar cokelat dianalisis dengan menguji tekstur pada agar-

    agar tersebut, apakah teksturnya sesuai dengan selera atau tidak. Ke-empat sampel tersebut

    mempunyai tekstur yang berbeda-beda kenyal, sedikit kenyal, dan cenderung keras. Berdasarkan data

    hasil analisis uji duncan diatas, sampel yang paling disukai dari segi teksturnya yaitu sampel dengan

    kode 649, dan sampel yang paling tidak disukai adalah sampel dengan kode 728.

    Tabel 6. Hasil Analisi Duncan Keseluruhan

    Keseluruhan

    Duncan

    Kode N Subset for alpha = 0.05

    1 2

    728.00 19 2.9474

    412.00 19 3.1053

    573.00 19 3.6316 3.6316

    649.00 19 3.8947

    Sig. .060 .441

    Means for groups in homogeneous subsets are

    displayed.

    a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 19.000.

    Uji organoleptik secara keseluruhan pada agar-agar cokelat dianalisis apakah warna, aroma,

    rasa, dan teksturnya sesuai dengan selera atau tidak. Ke-empat sampel tersebut mempunyai warna,

    aroma, rasa, dan tekstur yang berbeda-beda seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Berdasarkan

    data hasil analisis uji duncan diatas, sampel yang paling disukai dari segi keseluruhan yaitu sampel

    dengan kode 649, dan sampel yang paling tidak disukai adalah sampel dengan kode 728. Jadi dapat

    disimpulkan dari ke-lima parameter diatas (warna, aroma, rasa, tekstur, dan kesukaan), sampel yang

    paling disukai adalah sampel dengan kode 649 atau sampel agar-agar nutrijel sedangkan sampel yang

    paling tidak disukai adalah sampel dengan kode 728 atau sampel agar-agar swallow.

    4. KESIMPULAN

    Berdasarkan uji skrining yang dilakukan, panelis yang lolos uji skrining sebanyak 5 dari 19

    panelis. Untuk uji organoleptik dari ke-lima parameter warna, aroma, rasa, teksur, dan kesukaan yang

    paling disukai adalah sampel dengan kode 649 atau sampel agar-agar nutrijel sedangkan sampel yang

    paling tidak disukai adalah sampel dengan kode 728 atau sampel agar-agar swallow.

    DAFTAR PUSTAKA

    Diastari, I.G.A.F. dan Agustina, K.K. Uji Organoleptik dan Tingkat Keasaman Susu Sapi Kemasan

    yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar. Indonesia Medicus Veterinus 2013 2(4) : 453

    460 ISSN : 2301-7848

  • Uji Skrining dan Uji Organoleptik Agar Rizal et al, 2015

    Maryana. Uji Organoleptik Hasil Jadi Oatmeal Cookies Menggunakan Gula Pasir Dan Madu Kelengkeng.

    Mumba, M.S. dan Suhartiningsih. Pengaruh Subtitusi Mocaf (Modified Cassava Flour) Terhadap

    Sifat Organoleptik Dan Masa Simpan Produk Twist. Ejounal boga. Volume 2, nomor 1, tahun 2013, edisi yudisium periode Februari, hal. 241 248.

    Susiwi. 2009. Handout Penilaian Organoleptik. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

    Wagiyono. 2003. Menguji Kesukaan Secara Organoleptik. Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

    Dapertemen Pendidikan Nasional.

    Winarno, F., G. 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.