UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas...

55
UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia sp.) DALAM PAKAN TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK DAN PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU (Scylla sp.) SKIRIPSI Oleh Rotin Yuliatin C1K 011 033 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN UNIVERSITAS MATARAM 2016

Transcript of UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas...

Page 1: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia sp.) DALAM PAKAN

TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK DAN PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU (Scylla sp.)

SKIRIPSI

Oleh

Rotin Yuliatin

C1K 011 033

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN UNIVERSITAS MATARAM

2016

Page 2: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia sp.)

DALAM PAKAN TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK DAN PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU (Scylla sp.)

Oleh Rotin Yuliatin C1K 011 033

SKIRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Budidaya Perairan

Universitas Mataram

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN UNIVERSITAS MATARAM

2016

Page 3: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik
Page 4: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : ROTIN YULIATIN

NIM : C1K011033

Menyatakan bahwa skiripsi ini adalah hasil karya yang belum pernah diajukan

untuk mendapat gear sarjana atau diploma pada perguruan tinggi manapun, dan bukan

merupakan duplikasi sebagai atau seluruhna dari karya orang lain yang diterbitkan,

kecuali kutipan berupa data atau informasi yang sumbernya dicantumkan dalam naskah

dan daftar pustaka.

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan

bertanggungjawab, dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabia terbukti

melakukan duplikasi terhadap karya ilmiah yang sudah ada.

Mataram, September 2016

Rotin Yuliatin C1K011033

Page 5: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

ABSTRACT

Meeting the needs of the market will mangrove Crabs has een higly dependent on

catches in nature although crab cultivation activities have been carried out in Indonesia,

however these activities have various constraints such as low production capacity, in

addition to the effects geosmin or smelly mud. This study aimed to determine the

effectiveness of mangrove leaves in the feed to the organoleptic properties and the growth

of mangrove Crabs. This research was conducted in February-March 2016 Silvofishery

pond, Dusun Keranji, Kecematan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa

Tenggara Barat. The study design using Independent test (uji-t) at 5% level. Treatment

tested in this are trash fish feed cpnsumption and mangrove leaves. Control (P0) treatment

using a feed consisting of 100% of trash fish and given as much as 4% body weight / day

with a feeding frequency twice a day. Treatment of the test (P1) consists of of 60% of

trash fish and mangrove leaves. The results showed, the addition of mangrove leaves in

feed can reduce sludge odor that can suppress the bacteria in mud crab meat. TPC test

result on the treatment which uses mangrove 18 x 102 and organloptic test result value

with a total value 12 x 10-7.

Keywords : Mud crab, Organoleptic, TPC.

Page 6: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

RINGKASAN

Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan

terhadap Sifat Organoleptik dan Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla sp.) Dibimbing

oleh : Dr. Ir. Sitti Hilyana, dan M. Masyarul Rusdani, M.Si.

Kepiting bakau (Scylla sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan bernilai

ekonomis tinggi dengan permintaan pasar global yang meningkat setiap tahunnya. Pada

Tahun 2012, ekspor kepiting dan rajungan mencapai 28.211 ton dengan nilai US$ 329,7

juta, meningkat menjadi 34.172 ton dengan nilai US$ 359,3 juta pada Tahun 2013 dan

data bulan Juli Tahun 2014, menunjukan volume ekspor sementara mencapai 28.090 ton

dengan nilai US$ 414,3 juta. Selama ini pemenuhan kebutuhan pasar sangat tergantung

dari hasil tangkapan di alam meskipun kegiatan budidaya kepiting telah banyak dilakukan

di Indonesia, namun demikian kegiatan tersebut memiliki berbagai kendala antara lain,

kapasitas produksi yang rendah, selain itu adanya efek geosmin atau bau lumpur (off

flavor) yang disebabkan oleh senyawa geosmin (C12H22O) yang disentesis dan

diekresikan ke air oleh actinomycetes dan blue green algamenjadi salah satu faktor

kendalanya. Kegiatan budidaya perikanan di tambak bau lumpur dapat terjadi karena

pemberian pakan yang tidak tepat dan kondisi media yang berlumpur. Pakan yang tidak

dikonsumsi serta tidak dicerna dengan baik akan menumpuk didasar tambak dan memicu

timbulnya efek geosmin bau tersebut (Boyd, 1982). Sehingga untuk mengatasi masalah

tersebut, dilakukan pemberian campuran daun mangrove (Sonneratia sp.) melalui pakan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas daun mangrove

(Sonneratia sp.) dalam pakan terhadap sifat organoleptik dan pertumbuhan kepiting

bakau (Scylla sp.). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan melakukan

pengujian terhadap dua perlakuan uji yang masing-masing diberikan 10 ulangan, yaitu:

Pemberian jenis pakan berupa ikan rucah 100% (P0) *ww. Pemberian jenis pakan berupa

60% ikan rucah + 40% daun mangrove (Sonneratia sp.) (P1). Semua perlakuan uji

menggunakan dosis pakan 4%/bb/hari dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak dua

kali sehari.

Page 7: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

Hasil penelitian menunjukkan semua perlakuan tingkat kelangsungan hidup

mencapai 100 %. Berdasarkan hasil Analisis Independent test (uji-t) menunjukan tidak

ada berbeda nyata antara perlakuan uji terhadap pertumbuhan mutlak dan laju

pertumbuhan harian kepiting bakau. Namun demikian, ada kecendrungan perlakuan

kontrol (P0) lebih baik dibandingkan perlakuan uji. Sedangkan pada perlakuan uji (P1)

hasil uji TPC menunjukkan lebih seddikit jumlah bakteri yang di (P1) dibangdingkan

dengan (P0).

Page 8: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas

segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “ Uji Efektifitas

Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat

Organoleptik dan Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla sp.)” dapat diselsaikan

dengan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas daun mangrove

(Sonneratia sp.) dalam pakan terhadap sifat organoleptik dan pertumbuhan

kepiting bakau (Scylla sp.). Dalam kesempatan ini, Penulis mengucapkan

terimakasi kepada pihak-pihak yang telah membntu pelaksanaan penelitian hingga

penulisan laporan Skiripsi, yaitu:

1. Dr. Ir. Sitti Hilyana, selaku Pembimbing Utama dan M. Masyarul Rusdani

M.Si, selaku Pembimbing Pendamping, yang telah banyak memberikan arahan

dan dorongan mulai dari penyusunan rencana penelitian, selama penelitian,

sampai penyelesaian skiripsi.

2. Bapak dan Ibu Tercinta yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih

sayang serta perhatian moril maupun materil. Terimakasih kepada kakak

tercinta (Lily Royani) dan Adik-adik tercinta (Mita, Ogi, Egi, Tiara dan Puteri).

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Budidaya Perairan ang telah banyak

memberikan nasihat dan ilmu yang merupakan bekal Penulis untuk ke

depannya.

4. Bapak Kepala Desa Pare Mas, Khususnya warga Dusun Keranji yang telah

banyak membantu penelitian dari persiapan hingga akhir penelitian

5. Rekan-rekan seperjuangan budidaya perairan angkatan 2011

6. Terimakasih kepada Kasmini dan Haqi yang sudah membantu selama

penelitian

Semoga Allah SWT membalas segala bantuan dari semua pihak yang telah

membantu Penulis dengan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin Ya Rabb.

Page 9: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

ii

Akhirnya, Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Diantara kelebihan dan kekurangannya, Penulis berharap skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca khususnya, dan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.

Mataram, September 2016 Penulis,

Rotin Yuliatin C1K011033

Page 10: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.……………………………………………….…………. i

DAFTAR ISI………………………………………...……..….………....……… iii

DAFTAR TABEL…..…………………………………..………...……..………. v

DAFTAR GAMBAR………………………………..……...…………..…......… vii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………...………….…………. vii

I. PENDAHULUAN………………………...……...…........………………. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………..………..………… 1

1.2 Tujuan Penelitian…………………………..……………….…………. 2

1.3 Manfaat Penelitian…………………..……………………….………... 2

1.4 Kerangka Pemikiran…………………..………………………..……… 3

II. TINJAUAN PUSTAKA…………………..………………..……………… 4

2.1 Biologi Kepiting Bakau Scylla sp. …………..….…………………….. 4

2.1.1 Klasifikasi …………..…………………..………………….... 4

2.1.2 Reproduksi…………………………………………………… 5

2.2 Habitat dan daur hidup Kepiting bakau Scylla sp……………………. 6

2.3 Budidaya Kepiting bakau Scylla serrata……………….…………….. 6

2.4 Kualitas Air…………………..………………………..……………… 7

2.5 Daun mangrove…………………..………………….…………..……. 8

2.5.1 Karakteristik daun mangrove …………………..……….……… 9

2.5.2 Karakteristik seresah daun mangrove …………………..……. 9

III. MATERI DAN METODE…………………..…………………..………… 10

3.1 Waktu dan Tempat…………….…………..…………………..……… 10

3.2 Alat dan Bahan………………………..…..……………………...…… 10

3.2.1 Alat…………………..…………………………………..……… 10

3.2.2 Bahan…………………..…………………………….…..……… 10

3.3 Metode Penelitian…………………..……………...………..………… 11

3.4 Prosedur Penelitian…………………..…………….………..………… 11

Page 11: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

iv

3.5 Parameter Penelitian…………………..…………..…………...……… 12

3.6 Analisis Data…………………..……………………………..…..…… 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………..………………...……… 16

4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rate/SR)…….………………. 16

4.2 Pertumbuhan …………………..………………………….…..………. 16

4.3 Organoleptik dan TPC (Total Plate Count)…………………………… 23

4.4 Kualitas Air……………………………………………………..……... 26

V. KESIMPULAN DAN SARAN……………….....………………………… 21

5.1 Kesimpulan…………………..……………………………………….. 21

5.2 Saran…………………..……………………….…..…………….…… 21

DAFTAR PUSTAKA…………………..……………………………...………... 22

LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 26

Riwayat Hidup Penulis ………………………………………………………….. 40

Page 12: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Peralatan penelitian……………………………………………... 10

2. Bahan-bahan……………………………………………….……. 10

3. Proksimat pakan …………………..…………………………. 12

4. Parameter kualitas air………………………………………… 14

5. Rataan nilai parameter pertumbuhan kepiting yang diberikan

perlakuan berbeda……………………………………………..

17

6. Uji organoleptik………………………………………………… 18

7. Rataan TPC bakteri pada daging kepiting dengan pemberian

perlakuan berdasarkan pakan berbeda ..…………………………

19

8. Parameter kualitas air pemeliharaan kepiting………………… 20

Page 13: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema kerangka pemikiran………………………………………… 3

2. Kepiting bakau (Scylla sp.)………………………………………… 4

3. Daun mangrove (Sonneratia sp.)………………………….………… 8

4. Lay out unit percobaan ……………………………………………. 11

5. Laju Pertumbuhan (LPH) setiap periode sampling kepiting yang

dipelihara dengan pemberian pelakuan pakan berbeda …………….. 18

Page 14: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Data pertumbuhan ……………………………………………………. 26 2. Pertumbuhan mutlak (PM)…………………………………………… 27 3. Laju pertumbuhan harian (LPH) ……………………………………... 28 4. Analisis data pertumuhan mutlak ……………………………………. 29 5. Analisis laju pertumbuhan harian ……………………………………. 30 6. Analisis data uji organoleptik ………………………………………... 31 7. Analisis data uji TPC (Total Plate Count) …………………………... 35 8. Kualitas air …………………………………………………………... 36 9. Foto kegiatan ………………………………………………………… 37

Page 15: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepiting bakau (Scylla sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan

bernilai ekonomis tinggi dengan permintaan pasar global yang meningkat setiap

tahunnya. Pada Tahun 2012, ekspor kepiting dan rajungan mencapai 28.211 ton

dengan nilai US$ 329,7 juta, meningkat menjadi 34.172 ton dengan nilai US$

359,3 juta pada Tahun 2013 dan data bulan Juli Tahun 2014, menunjukan volume

ekspor sementara mencapai 28.090 ton dengan nilai US$ 414,3 juta (DJPB KKP,

2015).

Selama ini pemenuhankebutuhanpasarsangat tergantung dari hasil

tangkapan di alam meskipun kegiatan budidaya kepiting telah banyak dilakukan

di Indonesia, namun demikian kegiatan tersebut memiliki berbagai kendala antara

lain, kapasitas produksi yang rendah yang disebabkan oleh lemahnya penguasaan

teknologi pembenihan sehingga perkembangan budidaya relatif masih lambat

(Herlinah et. al. 2010), selain itu adanya efek geosmin atau bau lumpur (off

flavor) yang disebabkan oleh senyawa geosmin (C12H22O) yang disentesis dan

diekresikan ke air oleh actinomycetes dan blue green algamenjadi salah satu

faktor kendalanya. Kegiatan budidaya perikanan di tambak bau lumpur dapat

terjadi karena pemberian pakan yang tidak tepat dan kondisi media yang

berlumpur. Pakan yang tidak dikonsumsi sertatidak dicerna dengan baik

akanmenumpuk didasar tambak dan memicu timbulnya efek geosmin bau tersebut

(Boyd, 1982).

Uji lanjut daging berdasarkan hasil wawancara langsungan dengan

masyarakat, kepiting yang dibudidayakan di tambak memiliki kekurangan

dibandingkan dengan kepiting hasil tangkapan langsung dari alam. Kekurangan

tersebut antara lain adalah daging cepat busuk dan aroma lumpur pada daging

(Data pribadi, 2016).Berdasarkan uraian tersebut, diduga ada pengaruh positif dari

tumbuhan mangrove yang dapat menentukan kualitas organoleptik kepiting

bakau.Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian dengan judul Uji Efektifitas

Page 16: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

2

Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik dan

Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla sp.).

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas daun

mangrove (Sonneratia sp.) dalam pakan terhadap sifat organoleptik dan

pertumbuhan kepiting bakau (Scylla sp.).

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait dengan

campuran pakan untuk meningkatkan kualitas organoleptik dan pertumbuhan

kepiting bakau (Scylla sp.).

Page 17: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

3

1.4 Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1 di

bawah ini.

Ekonomi tinggi

Potensikepiting bakau(Scylla serrata)

Efek geosmin

Edible

Non edible

Edible

Non edible bernilaitinggi

ProsesKendala

Sistem budidayaBiaya produksimahal

Harus direduksi

Pemberian nitrogen dan fosfor (Aziz,

2015)

Modifikasi [khitosan(Wahyudi, 2001);

Mangrove]

Pemberokan danperendaman dalam

larutan asam(Erungan. C. et. al.

(1998)

Kepiting dengan kualitas yang baik(bebas geosmin)

Gambar 1.Kerangka pemikiran.

Page 18: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Biologi Kepiting bakau (Scylla sp.)

2.1.1 Klasifikasi Klasifikasi kepiting bakau adalah sebagai berikut:

Kindom : Animalia Phylum: Arthropoda Class : Malacostraca Order : Decapoda Superfamily : Portunoidea Genus : Scylla Spesies : Scylla sp.(ADW, 2016).

Gambar 2. Kepiting bakau (Scylla sp.)

Sumber: dokumentasi pribadi, 2016.

Kepiting bakau(Scylla sp.)dapat dibedakan menjadi dua jenis lainnya

berdasarkan morfologi terutama bentuk duri baik pada karapas maupun pada

bagian capitnya serta warna dominan pada tubuhnya. Kepiting bakau memiliki

dua duri relatif pendek dibandingkan dua spesies lainnya. Warna kemerahan

hingga orange terutama pada capit dan kakinya, sedangkan jenis lain dominan

warna ungu pucat atau kehitaman. Ciri lainnya pada S. oseanica berwarna

kehijauan dan terdapat garis-garis biru kecoklatan hampir pada bagian seluruh

tubuhnya kecuali bagian perut. S. transquebarica berwarna kehijauan sampai

dengan sedikit garis-garis berwarna kecoklatan pada kaki renangnya.

Kepiting bakau tergolong dalam klas Crustacea dan ordo Decapoda.

Crustacea merupakan hewan berkulit keras sehingga pertumbuhannya dicirikan

oleh proses ganti kulit (moulting). Decapoda ditandai oleh adanya 10 buah (5

Page 19: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

5

pasang) kaki, pasangan kaki pertama disebut capit yang berperan sebagai alat

pemegang/penangkap makanan, pasangan kaki kelima berbentuk seperti kipas

(pipih) berfungsi sebagai kaki renang, dan pasangan kaki lainnya sebagai kaki

jalan. Dengan capit dan kaki jalan kepiting bisa berlari cepat di darat dan berbekal

kaki renang dapat berenang dengan cepat di air sehingga tergolong pula dalam

kepiting perenang (swimming crab). Genus Scylla ditandai oleh bentuk karapas

(carapace) yang oval dengan bagian depan memiliki 9 duri pada sisi kiri dan

kanan, serta 6 duri diantara kedua matanya.

2.1.2 Reproduksi

Kepiting bakau (Scylla sp.) mulai memijah pada umur 12 bulan atau dengan

ukuran karapasnya mencapai 120mm. Pemijahan kepiting bakau berlangsung di

alam sepanjang tahun. Ketika hendak memijah kepiting bakau akan melakukan

akan melakukan ruaya yang tidak jauh dari 1 km dari pantai. Pemijahan

berlangsung pada dasar perairan yang dalam dan mengikuti periode bulan,

khususnya pada bulan-bulan baru.Kepiting bakau juga memijah di tambak dan di

daerah sekitar estuaria (Kordi, 2011).

Matang gonad kepiting bakau betina ditandai dengan mengandung telur di

sela-selabagiandalam karapasnya, maka akan mencari tempat sunyi, aman dan

terlindungi dari berbagai ganggunan. Sedangkan kepiting bakau jantan akan

mengikuti atau membuntuti apabila terjadi kecocokan maka kepiting jantan akan

naik ke atas kepiting betina dengan posisi perut keduanya menghadap ke bawah.

Dengan posisi itu kepiting jantan berenang membawa kepiting betina mencari

tempat sunyi. Lima hari kemudian atau lebih betina berganti kulit (moulting) yang

disertai dengan hormon menarik kepiting jantan akan membalikkan tubuh kepiting

betina sehingga perut dan alat kelaminnya saling berhadapan sambil berenang,

beberapa jam kemudian terjadilah pembuahan. Telur yang terbuahi akan

dikeluarkan seluruhnya. Selanjutnya telur-telur tersebut dikumpulkan kembali

oleh induk betina dengan bantuan kaki jalan dan ditata pada Ploepoda (wadah

telur) oleh kedua kaki setelah telur dikeluarkan (Kordi, 2011).

Page 20: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

6

2.2 Habitat dan daur hidup kepiting bakau (Scylla sp.)

Perkembangan kepiting bakau dapat dibagi atas tiga fase yaitu fase telur

(embrionik), fase larva dan fase kepiting.Selanjutnya Moosa (1985) dalam Mulya

(2002) menyatakan perkembangan Scylla spp. Mulai dari telur hingga mencapai

kepiting dewasa mengalami berapa tingkat perkembangan. Tingkat perkembangan

tersebut antara lain tingkat zoea, tingkat megalopa, tingkat kepiting muda dan

ntingkat kepiting dewasa, pada tingkat zoea membutuhkan waktu 18 hari

selanjutnya berganti kulit menjadi megalopa yang bentuk tubuhnya sudah mirip

kepiting dewasa. Dari tingkat megalopa kepiting muda membutuhkan waktu 11-

12 hari.

Kepiting bakau merupakan hewan yang khas di hutan bakau atau ekosistem

mangrove. Kepiting bakau juga ditemukan di daerah estuaria, perairan berlumpur,

dan tambak-tambak air payau.Kepiting bakau dan seluruh suku Portunidae adalah

hewan yang selalu berada di habitat (tempat hidup) berair karena alat

pernapasannya berupa insang. Walau demikian, kepiting bakau tidak selalu

terendam dalam air sering juga ditemukan di tempat yang kering asal lembab

(Kordi, 2011).

Kepiting bakau menempati perairan dengan habitat berlumpur yang

merupakan dasar dari habitat tempat hidup hutan bakau.Sebagai binatang yang

bersifat bentik dan suka membenamkan diri di dalam lumpur, kepiting bakau

merupakan hewan yang hidup pada habitat “keras” yang selalu kekurang

oksigen.Kepiting bakau harus mampu mengantisipasi kondisi lingkungannya yang

sangat dipengaruhi oleh mobilitas tanah, pengaruh air tawar dan laut dan juga

pengaruh pasang surut.Dengan demikian kepiting bakau mampu beradaptasi

dengan kehidupan yang sebagian merupakan kehidupan dengan kekurangan air.

2.3 Budidaya Kepiting bakau (Scylla sp.)

Budidaya kepiting bakau dapat dilakukan di tambak ekosistem

mangrove.Untuk budidaya kepiting bakau di ekosistem mangrove, wadah yang

digunakan berupa hampang, keramba, atau jaring apung.Kegiatan budidaya

dikenal dengan kegiatan pembesaran dan pengemukan, selain itu juga sekarang

Page 21: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

7

dikenal produksi kepiting lunak atau kepiting soka (Kordi, 2011).Namun kegiatan

budidaya di tambak memerlukan biaya produksi pakan yang lebih besar,

memerlukan lokasi atau lahan yang tepat dan strategis.

2.4 Kualitas Air

Lokasi yang dipilih untuk budidaya biota laut, kualitas airnya harus

optimum.Demikian juga, untuk budidaya kepiting di tambak, kualitas air harus

dipertahankan pada kisaran optimum kebutuhan kepiting. Beberapa parameter

yang digunakan untuk mengukur kualitas air, antara lain sebagai berikut:

Salinitas berpengaruh terhadap setiap fase kehidupan kepiting bakau

terutama moulting.Kisaran salinitas ideal untuk pertumbuhan kepiting bakau

belum dapat ditentukan namun diketahui bahwa larva zoea sangat sensitif dengan

kondisi perairan yang bersalinitas rendah. Sebaliknya kepiting dewasa kawin dan

mematangkan telurnya pada perairan yang memunyai salinitas 15‰ - 20‰ dan

selanjutnya akan beruaya ke laut untuk memijah (Kasry 1996). Kepiting bakau

bersifat euryhaline (toleran terhadap kisaran salinitas yang luas) antara 0-35 ppt.

namun dari pengamatan, laju pertumbuhan terbaik adalah pada salinitas 10-15 ppt.

Berdasarkan daur hidup kepiting bakau larva kepiting bakau hidup pada salinitas

27-35 ppt, kemudian memasuki muara sungai, tambak-tambak dan perairan hutan

mangrove bersalinitas 5-15 ppt. Ketika hendak memijah, kepiting bakau beruaya

pada perairan yang bersalinitas antara 27-30 ppt (Kordi, 2011).

Suhu air mempengaruhi pertumbuhan (moulting), aktifitas dan nafsu makan

kepiting bakau.Suhu air yang lebih rendah dari 200C mengakibatkan aktifitas dan

nafsu makan kepiting bakau turun secara drastis (Queensland Departement of

Primary Industries, 1989).

pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi

kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, akan membunuh

biota budidaya. Pada pH rendah (keasaman yang tinggi) kandungan oksigen

terlarut akan berkurang akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas

pernapasan naik dan selera makan akan berkurang. Hal yang sebaliknya terjadi

Page 22: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

8

pada suasana basa.pH untuk pertumbuhan optimal terjadi pada pH 7-8,5 (Kordi,

2011).

Kedalaman air dan pasang surut, kedalaman air berpengaruh bagi kehidupan

kepiting bakau pada saat terjadi perkawinan, namun demikian kepiting bakau juga

dapat hidup pada perairan dangkal Mulya (2002). Wahyuni dan Ismail (1987)

mendapatkan kepiting bakau pada kedalaman 30-79 cm di perairan dekat hutan

mangrove dan kedalaman 30 cm-125 cm di muara sungai.

2.5Daun mangrove

2.5.1 Karakteristik daun mangrove

Mangrove (Sonneratia sp.) ini tergolong dalam family Sonneratiaceae dan

dijumpai di Sunderbans, hutan mangrove di Bangladesh. Nama Innggris dari

pohon ini adalah mangrove Crabapple dan nama lokalnya adalah Choilani atau

Choila. Pohon ini selalu berdaun dan dapat tumbuh antara 15-20 meter.Daunnya

berbentuk elips, ujung daun yang membulat dengan tulang daun yang menjari,

memiliki 6 kelopak dengan warna hijau mengkilap (Bayu, 2010).Daun mangrove

(Sonneratia sp.) memiliki kadar air 78,490, kadar abu 0,875, kadar lemak 0,521,

serat kasar 0,746, dan BETN 19,199.

Gambar 3. Daun Mangrove (Sonneratia sp.) Sumber: dokumentasi pribadi, 2016.

2.5.2 Karakteristik seresah mangrove

Guguran seresah daun mangrove merupakan persediaan bahan alami bagi

kepiting bakau, sebagian dari seresah tersebut akan terdekomposisi menjadi

detritus dan menjadi bahan makanan alami bagi biota-biota lain seperti cacing,

Page 23: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

9

udang, molusca, dan lain-lain. Pada ekosistem mangrove hidup juga biota lain

selain kepiting bakau yakni moluska (gastopoda dan bivalvia) yang hidup pasif di

dalam hutan. Hewan ini hidup meliang di dalam substrat, menempel pada akar

dan batang pohon mangrove. Kepiting bakau selain memakan guguran daun

mangrove juga memakan moluska kecil yang bergerak sangat lambat. Jika

ekositem mangrove terganggu lingkungannya maka keberadaan kepiting bakau

juga akan terganggu biota ini akan segera pergi mencari tempat yang aman dari

gangguan, namun daya adaptasi yang tinggi terhadap tekanan lingkungan baru

membuat kepiting bakau tidak terlalu lama meninggalkan sarangnya.

Bengen (2000) menyatakan bahwa tumbuhan mangrove sebagaimana

tumbuhan lainnya mengkonversi cahaya matahari dan zat hara (nutrient) menjadi

jaringan tumbuhan (bahan organik) melalui proses fotosintesis. Tumbuhan

mangrove merupakan sumber makanan potensial dalam berbagai bentuk bagi

semua biota yang hidup di ekosistem hutan mangrove.Komponen dasar dari rantai

makanan di ekosistem hutan mangrove adalah seresah yang berasal dari tumbuhan

mangrove (daun, ranting, buah, dan batang). Sebagaian seresah mangrove

didekomposisikan oleh bakteri dari fungi menjadi zat hara (nutrient) terlarut yang

dimanfaatkan langsung oleh fitoplankton, algae ataupun tumbuhan mangrove itu

sendiri dalam proses fotosintesis, sebagaian lagi sebagai partikel seresah (detritus)

dimanfaatkan oleh ikan, udang, dan kepiting sebagai makanannya. Proses makan-

makanan dalam berbagai kategori dan tingkat biota membentuk suatu jala

makanan.

Sumbangan terpenting hutan mangrove terhadap ekosistem perairan pantai

adalah lewat luruhan daunnya yang gugur berjatuhan ke dalam air.Luruhan daun

mangrove ini merupakan sumber bahan organik yang penting dalam rantai

makanan (food chain) di dalam lingkungan perairan yang bisa mencapai 7-8

ton/ha pertahun (Nontji, 2002).Daun yang gugur ke dalam air segera menjadi

bahan makanan bagi berbagai jenis hewan air, atau dihancurkan lebih dulu oleh

kegiatan bakteri dan fungi (jamur).Hancuran bahan-bahan organik kemudian

menjadi bahan makanan penting bagi cacing, krustasea, dan hewan lainnya.

Page 24: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

10

III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian inidilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2016

Bertempat di tambak Silvofishery,Dusun Keranji, Kecematan Jerowaru,

Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Peralatan yangdigunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 1. Peralatan penelitian

No Nama alat Fungsi 1 Baterai / keranjang Wadah pemeliharaan kepiting bakau 2 Alat tulis Mencatat kegiatan-kegiatan yang dilakukan 3 Kamera Mendokumentasikan kegiatan 4 DO meter Pengukur kandungan oksigen 5 Refraktometer Untuk mengukur salinitas 6 pH meter Pengukur pH 7 Timbangan analitik Untuk mengukur bobot kepiting 8 Mistar Mengukur panjang kepiting 9 Bambu Sebagai kerangka dasar untuk baterai 10 Blender Menghaluskan daun dan ikan 11 Sendok Mengaduk pakan 12 Gelas plastic Tempat untuk menyimpan pakan yang diblender 13 Tali nilon Mengikat bamboo 14 Kawat Merangkai baterai 15 Gunting Pemotong ikan 16 Tes kit Amoniak Untuk mengukur amoniak 17 TDS Pengukur suspense terlarut

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Bahan-bahan No Nama bahan Fungsi 1 Kepiting bakau (Scylla sp.) (103,31 ±

15,58 gram/ ekor Objek penelitian

2 Ikan rucah Pakan kepiting bakau 3 Daun mangrove (Sonneratia sp.) Pakan tambahan kepiting bakau

Page 25: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

11

3.3Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan melakukan

pengujian terhadap dua perlakuan uji yang masing-masing diberikan 10

ulangan,yaitu:

1. Pemberian jenis pakan berupa ikan rucah 100% (P0) *ww

2. Pemberian jenis pakan berupa 60% ikan rucah + 40% daun mangrove

(Sonneratia sp.) (P1) Keterangan: *ww :wet weight/berat basah

Setiap unit percobaan disusun dalam wadah berupa keranjang baterai

dengan lay out sebagai berikut (Gambar 4).

Gambar 4.Lay out unit percobaan.

3.4 Prosedur penelitian

a. Persiapan wadah

Sebelum digunakan wadah yang berupa keranjang bateraisebanyak 20 buah

dicuci terlebih dahulu dandikeringkan.Setelah kering dirakit dan diletakkan dalam

air dengan keadaan setengah tenggelam.Keranjang baterai disusun dan diberi

jarak 10 cm.

b. Persiapan pakan uji

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan rucah yang

dihaluskan kemudian ditambahkan daun mangrove (Sonneratia sp.) sebagai

perlakuan uji (P1), sementara kontrol (P0) hanya dari ikan rucah saja.

P0

U1 P0

U2 P0

U3 P0

U4 P0

U5 P0

U6 P0

U7 P0U8

P0U9

P0 U10

P1U1

P1U2

P1U3

P1U4

P1U5

P1U6

P1U7

P1U8

P1U9

P21U10

Page 26: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

12

Pencampuran daun mangrove dengan ikan rucah dilakukan dengan caramasing-

masning bahan dihaluskan terlebih dahulu sesuai dengan konsentrasi yang

diinginkan. Berikut adalah hasil uji proksimat dari bahan penyususnan pakan yang

digunakan dalam penelitian ini (Tabel 3).

Tabel 3. Proksimat pakan

Jenis pakan Hasil proksimat (%)

Kadar air

Kadar Abu Lemak Protein Serat

kasar BETN

Ikan rucah (P0) 27,067 11,361 2,558 48,275 0,203 10,535 Ikan rucah + mangrove (P1) 39,636 7,492 1,664 29,367 0,697 21,142

Keterangan: BETN: Bahan ekstrak tanpa nitrogen (karbohidrat); P0: 100% ikan rucah

P1: 60% ikan rucah + 40% daun mangrove

c. Pelaksanaan penelitian

Kepiting bakau yang telah diadaptasikan, kemudiaan ditimbang berat dan

diukur lebarnya sebagai data awal penelitian. Penimbangan berat dilakukan

dengan menggunakan timbangan analitik 0,1 g, sedangkan pengukuran lebar

dilakukan dengan cara mengukur karapasnya menggunakan jangka sorong. Proses

selanjutnya yaitu penebaran bibit yang dilakukan pada pagi hari (pukul08.00

WITA) yang bertujuan agar bibit tidak sters akibat suhu yang tinggi. Satu ekor

kepiting dimasukan ke dalam setiap wadah (keranjang).

Sebagai data pertumbuhan, dilakukan pengukuran berat dan lebar karapas

setiap 10 hari sekali yaitu pada hari ke-0 (awal perlakuan), ke-10, ke-20, dan ke-

30 dari awal pemeliharaan. Selama pemeliharaan, kepiting bakau jantan diberikan

pakan berupa ikan rucah segar yang diblender sebanyak 4% per hari dari bobot

tubuhnya.

3.5 Parameter penelitian

Parameter utama dalam penelitian ini adalah pertumbuhan mutlak dan

pertumbuhan spesifik, Uji Organoleptik (rasa, bau lumpur dan tekstur), Uji Total

Plate Count(TPC), kelangsungan hidup (survival rate). Parameter penunjang

dalam penelitian adalah kualitas air yang meliputi suhu, salinita, pH, DO (oksigen

terlarut), fospat, TDS (Total dissolve solid), Amoniak, dan TAN (Total

Page 27: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

13

ammonianitrogen). Untuk lebih detail, berikut adalah metode dan alat ukur

parameter yang diamati.

a. Tingkat Kelangsungan Hidup

Persentase tingkat kelangsungan hidup (survival rate) kepiting bakau yang

diuji cobakan dihitung menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Effendi

(1997) yaitu:

SR (%) = 푵풕푵풐풙ퟏퟎퟎ

Keterangan: SR = Survival Rate atau persentase kelangsungan hidup (%) Nt = Jumlah kepiting bakau pada akhir pengamatan (ekor) No = Jumlah kepiting bakau pada awal pengamatan (ekor)

b. Pertumbuhan Mutlak

Pertumbuhan mutlak dapat dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh

Effendi (1997) yaitu:

Wm= Wt – W0

Keterangan: Wm: Pertumbuhan mutlak rata-rata (gram) Wt : bobot rata-rata individu pada akhir penelitian (gram) W0: bobot rata-rata individu pada awal penelitian (gram)

c. Laju Pertumbuhan

Laju pertumbuhan spesifik harian baik berdasarkan pertambahan berat tubuh

maupun lebar dan panjang karapas dihitung menggunakan rumus (Effendi, 1997):

SGR= 푾풕푾ퟎ

풕 − ퟏ 푿ퟏퟎퟎ%

Keterangan :

SGR : Spesific Growth Rate (laju pertumbuhan sfesifik) Wt : Berat atau Lebar cangkang pada periode pengamatan W0 : Berat atau Lebar cangkang pada satu periode sebelumnya t : Rentang waktu pengamatan dalam satu periode (hari)

Page 28: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

14

d. Parameter kualitas air

Pengukuran kualitas air dilakukan pada pagi hari (pukul 08.00 WITA) setiap

10 hari sekali. Berikut adalah alat kualitas air yang digunakan(Tabel 4).

Tabel 4. Parameter kualitas air Parameter Satuan Alat ukur

Suhu 0C Do-meter Oksigen terlarut Ppm Do-meter pH - pH-meter Salinitas (%) Refraktometer TDS Ppm TDS-meter Fospat Ppm Teskit Amoniak Ppm Teskit Ammonium Ppm Teskit TAN Ppm Teskit

Keterangan: TDS: Total dissolve solid TAN: Total amoniak nitrogen

e. Uji organoleptik

Nilai organoleptik kepiting terdiri dari spesifikasi aroma, rasa, dan tekstur.

Uji organoleptik pada kepiting bakau untuk mendukung menentukan kualitas

produk yang dapat dinilai dengan alat indera manusia sehingga dapat diketahui

apakah produk tersebut layak untuk dikonsumsi atau tidak.Skala skor untuk uji

organoleptik yang digunakan Aroma: 1=asam, busuk, bau lumpur; 2= agak, bau

lumpur; 3= kurang segar, netral, (tidak bau lumpur); 4= segar, tidak bau lumpur;

5= sangat segar, tidak bau lumpur; Tekstur: 1= lembek dan berair; 2= kurang

padat, kurang kompak lembek; 3= padat, kurang kompak agak lembek (netral); 4=

padat, kompak lentur; 5= sangat padat, kompak lentur; Rasa: 1= busuk, bau

lumpur; 2= kurang enak, agak bau lumpur; 3= enak, kurang gurih, netral (tidak

bau lumpur); 4= enak, gurih, tidak bau lumpur; 5= sangat enak, gurih, tidak bau

lumpur (Wagiyono, 2003).

f. Uji TPC (Total Plate Count)

Analisis total bakterimenggunakan metode cawan agar tuang / pour plate

method adalah sebagai berikut:

a). disiapkan Pipet 1ml untuk setiap pengenceran 10-1, 10-2, dst, masukkan ke

dalam cawan petri steril dan lakukan sebanyak 2 kali untuk setiap pengenceran.

Page 29: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

15

b).di tambahkan 12 ml -15 ml PCA yang sudah didinginkan dalam waterbath

hingga mencapai suhu 450C ± 10C ke dalam masin-masing cawan yang berisi

c). setelah agar menjadi padat, untuk menentukan mikroorganisme aerob Inkubasi

cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik dalam Inkubator selama 48 jam ± 2

jam pada suhu 220C ±10C (psirokfiik); 350C (mesofilik); 450C (termofilik)

d). untuk penentuan mikroorganisme anaerob Inkubasi cawan-cawan tersebut

dlam posisi terbalik dalam anaerob jar dan masukkan ke dalam Inkubator selama

48 jam ± 2 jam pada suhu 220C ±10C (psirokfiik); 350C (mesofilik); 450C

(termofilik) (BKI, 2016).

3.6 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ujiIndependent test (Uji-t) dua

arah pada taraf nyata 5% untuk menetukan perbedaan pada perlakuan uji.

Page 30: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rate)

Tingkat kelangsungan hidup (SR) merupakan salah satu parameter utama

dalam budidaya kepiting bakau.Tingginya SR pada suatu kegiatan budidaya dapat

diindikasikan sebagai suatu keberhasilan dalam kegiatan pemeliharaan yang

dilakukan.Tingkat kelangsungan hidup kepiting yang diperoleh dalam penelitian

ini mencapai 100% (Lampiran 1), hal tersebut disebabkantidak ada pengaruh

negatif dari pemberian daun mangrove terhadap kelangsungan hidup

kepiting.Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sirait (1997), kelimpahan kepiting

sangat dipengaruhi oleh kerapatan mangrove, semakin tinggi kerapatan mangrove

maka guguran daun mangrove semakin banyak, karena kerapatan akan

mempengaruhi jumlah seresah yang dalam hal ini sebagai makanan alami dari

kepiting bakau. Selain itu tingkat kelangsungan hidup 100% dikarenakan kepiting

pada perlakuan uji tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang

baru. Hal ini sesuai dengan pengamatan lanjutan dari hasil pengamatan Suprapto

et. al. (2011) yang menunjukan tingkat kelangsungan hidup tinggi dalam

pemeliharaan kepiting dengan single room.Pemeliharaan kepiting dengan sistem

baterai, yang mampu mencegah terjadinya kanibalisme karena kepiting dipelihara

secara individu per wadah pemeliharaan. Faktor lain yang mendukung tingginya

tingkat kelangsungan hidup kepiting yaitu kondisi media pemeliharaan yang

masih berada pada level yang dapat ditoleransi oleh kepiting tersebut (Tabel 8)

dan (Lampiran 8).

4.2 Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan salah satu komponen yang penting dalam

produktivitas budidaya perairan.Menurut Effendi (2002) bahwa pertumbuhan

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor tersebut antara lain

keturunan, jenis kelamin, umur, moulting sedangkan faktor luar yaitu kondisi

Page 31: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

17

lingkungan dan pakan. Berikut adalah hasil pengamatan pertumbuhan yang

diperoleh dalam penelitian ini (Tabel 5) dan (Lampiran 4 dan 5) .

Tabel 5. Rataan nilai parameter pertumbuhan kepiting yang diberikan perlakuan berbeda

Perlakuan Parameter pertumbuhan

PM (g) LPH (%) Ikan rucah(P0) 5,73±7,429 0,19±0,008 Ikan rucah + mangrove (P1) 3,70±4,960 0,12±0,003

p-value 0,153 ns 0,133 ns Keterangan : PM (pertumbuhan mutlak); dan LPH (laju pertumbuhan harian)

Ns : non significant (p≥0,05)

Parameter pertumbuhan yang diamati dalam penelitian ini adalah

pertumbuhan mutlak (PM) dan laju pertumbuhan harian (LPH). Hasil

AnalisisIndependet test(α= 5%)menunjukkan tidak ada pengaruh significantantara

perlakuan kontrol (P0) dan pakan dengan campuran daun mangrove (P1). Namun

demikian, ada kecenderungan P0 memiliki pertumbuhan yang lebih baik dengan

nilai PM dan LPH berturut-turut, 5,73±7,43 g dan 0,19±0,001%. Profil

pertumbuhan yang relatif lebih baik diduga disebabkan oleh tidak adanya

tambahan serat kasar dari daun mangrove pada pakan tersebut sebagaimana yang

terdapat pada perlakuan P1.Keberadaan serat kasar pada pakan dapat menurunkan

tingkat pertumbuhan sebagai akibat dari berkurangnya waktu pengosongan usus

daya daya cerna pakan (Handajani, 2011).Hasil penelitian Haetami dan

Sastrawibawa (2005) nilai daya cerna ikan Gurami terhadap pakan yang

menggunakan tepung Azolla berkisar 58,70-67,90%. Nilai daya cerna ini belum

maksimal karena pakan yang diberikan tidak tercerna dengan baik, karena

kandungan serat kasar yang cukup tinggi pada tepung Azolla.Hal ini dibuktikan

pada hasil proksimat pakan yang dilakukan terhadap P0 dan P1 (Tabel 3), yang

menunjukkan persentase serat kasar dan kadar air pada P1 lebih tinggi

dibandingkan dengan P0. Tingginya persentase kedua komponen inilah yang

diduga dapat berimplikasi negatif terhadap pertumbuhan kepiting bakau (Gambar

5) dan (Lampiran 5).

Page 32: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

18

Gambar 5.Laju pertumbuhan harian (LPH) setiap periode sampling kepiting yang dipelihara dengan pemberian perlakuan pakan berbeda.

4.3 Organoleptik danTPC (Total Plate Count)

Pengujian organoleptik disebut penilaian indera atau penilaian sensorik

merupakan suatu cara mengamati tekstur, aroma, warna, bentuk, rasa suatu

produk makanan, minuman ataupun obat (Biwanto, 2015).Hasil pengamatan nilai

organoleptik pada kepiting bakau dari dua perlakuan uji disajikan pada (Tabel 6)

dan (Lampiran 6).

Tabel 6. Uji organoleptik

Perlakuan Uji organoleptik Total Nilai Aroma Tekstur Rasa

Ikan rucah (P0) 2,10±0,100 2,80±0,178 2,50±0,50 7,40±0,49 Ikan rucah + mangrove (P1) 3,30±0,456 4±0,44 4,70±0,233 12±1,79 p-value 0,0002 s 0,00014 s 1,97 x10-7 s 1,43 x 10-7s

Keterangan: S= Significant (p≥0,05)

Aroma: { 1= asam, busuk, bau lumpur ; 2= agak asam, bau lumpur ; 3= kurang segar, netral (tidak bau lumpur) ; 4= segar, tidak bau lumpur; 5= sangat segar tidak bau lumpur}

Tektur: {1= lembek dan berair; 2= kurang padat, kurang kompak, lembek; 3= padat, kurang kompak, agak lembek (netral); 4= padat, kompak lentur; 5= sangat padat, kompak lentur

Rasa: {1= busuk, bau lumpur; 2= kurang enak, agak lumpur; 3= enak, kurang gurih, netral (tidak bau lumpur); 4= enak, gurih, tidak bau lumpur; 5= sangat enak, gurih, tidak bau lumpur}

0.42

0.15

-0.01

0.45

0.00

-0.09

-0.20

-0.10

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

I II III

LPH

(%)

Periode sampling

Kontrol

Mangrove

Page 33: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

19

Hasil pengamatan menunjukan bahwa daging kepiting pada perlakuan P1

memiliki aroma, tekstur, dan rasa yang lebih baik dan enak dibandingkan dengan

perlakuan kontrol.Daging kepiting pada P0 memiliki aroma lumpur, dengan

tekstur daging yang kurang padat dan lembek.Bau lumpur disebabkan oleh

beberapa faktor,diantaranya lingkungan yang tercemar dan kandungan amoniak

yang tinggi, selain itu juga, dapat disebabkan oleh dua senyawa kimia utama yang

dikenal sebagai geosmin dan 2-Methylisoborneol (MIB) (Tucker 2000; Schrader

dan Rimando 2003). Kedua senyawa kimia ini dihasilkan oleh mikroorganisme

terutama dari kelompok alga hijau biru (Cyanophyta) seperti Oscillatoria sp., dan

Anabaena sp., fungi (Actynomyces), dan bakteri (Streptomyces tendae) (Tucker

2000; Howgate 2004) yang masuk ke dalam daging, kulit, usus dan khususnya

pada bagian lemak, sehingga menyebabkan bau lumpur tersebut (Yamprayoon

dan Noomhorn 2000).

Pemberian pakan dengan campuran daun mangrove (P1) terbukti

memberikan hasil positif terhadap nilai daging kepiting.Hal ini didukung oleh

hasil pengamatan terhadap total plate count (TPC) mikroorganisme pada daging

kepiting (Tabel 7) dan (Lampiran 7).

Tabel 7.Rataan TPC bakteri pada daging kepiting dengan pemberian perlakuan berdasarkan pakan berbeda

Total bakteri Perlakuan p-value Kontrol Mangrove TPC (cfu/ml) 16 x 103 8 x 103 8,796 x 10-6 s

Keterangan : TPC (Total Plate Count) S = significant(p<0,05)

Hasil pengamatan menunjukkan kepiting yang diberikan perlakuan P1

memiliki nilai TPC yang lebih rendah dibandingkan dengan P0.Hal ini disebabkan

karena sifat antibakteri yang terdapat pada daun mangrove yang secara langsung

dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme, khususnya bakteri (Yasmon, 2000

(Sahoet. al.2012; Ravikumaret. al. 2010).Selain itu juga tumbuhan mangrove

memiliki kandungan senyawa aktif diantaranya saponin, flavonoid, dan

tannin.Senyawa aktif memiliki kemampuan sebagai anti bakteri. Tanin yang biasa

dikenal untuk menyamak kulit berperan mendenateturasi protein serta mencegah

Page 34: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

20

proses pencemaran bakteri. Flavonoid yang mudah larut dalam air berfungsi

sebagai anti mikroba.Saponin merupakan senyawa aktif yang berperan sebagai

anti mikroba (Naiborhu, 2002), sehingga dapat menekan peluang munculnya efek

geosmin pada daging kepiting.

4.4 Kualitas Air

Kualitas air adalah faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan kepiting bakau. Kualitas air yang didapatkan selama pemeliharaan

kepiting masih dalam ambang batas yang optimum untuk pertumbuhan kepiting.

Berikut adalah hasil pengamatan kualitas air pada media hidup kepiting bakau

selama 30 hari disajikan pada Tabel 8 dan Lampiran 8.

Tabel 8. Parameter kualitas air pemeliharaan kepiting

No Parameter Kisaran Satuan Baku mutu

Nilai Satuan Refrensi 1 pH 7,4-7,5 7,0-8,5 Kordi (2011) 2 DO 1,5-3,5 ppm 4-7 ppm Kordi (2011) 3 Suhu 28,8-30,2 0C 25-35 0C Fujaya (2012) 4 Salinitas 36-40 ppt 15-30 ppt Fujaya (2012) 5 TDS 90-92 ppm <100 ppm (PP N0 82 2001) 6 Fosfat 0,5 ppm <0,87 ppm (Ketchum 1969) 7 Ammonia 0,001 mg/l <0,1 mg/l (Pescod (1973) in Nadia (2002) 8 Amonium 1,999 ppm 9 TAN 2,0 ppm

Keterangan: DO :Dissolved oxygen TDS: Total dissolve solid

TAN : Total ammonia nitrogen.

Page 35: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

21

V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian dan pembahasan yang

terdapat dalam penelitian ini adalah pemberian campuran daun mangrove

(Sonneratia sp.) dalam pakan dapat meningkatkan kualitas daging kepiting bakau.

5.2 Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait konsentrasi campuran daun

mangrove dalam pakan untuk menentukan konsentrasi yang optimum, sebagai

upayauntuk menghilangkan bau lumpur (efek geosmin) pada kepiting bakau

(Scylla sp.).

Page 36: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

22

DAFTAR PUSTAKA

ADW [Animal Diversity Web]. 2016. Classification of Scylla serrata. http://animaldiversity.org. ADW Scylla serrata Classification. html. [Diakses 21 Juni 2016].

Aziz R. 2015. Kolerasi antara pemberian pupuk dengan rasio nitrogen dan fosfor yang berbeda dan fitoplankton penyebab bau lumpur pada sistem budidaya ekstensif ikan bandengChanos chanos (Forsskal, 1775) [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

BengenDG. 2000.Pedoman TeknisPengenalan dan PengelolaanEkosistemMangrove. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Biwanto AS, Eunike M, Bertie EK. 2015. Analisa kadar air, pH, organoleptik dan kapang pada produk ikan tuna (Thunnus sp.) asap di Kelurahan Girian Bawah, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan, 3(2): 55-65.

Boyd CE. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture.Amsterdam-Oxford-NewYork (US): Elsevier Scientific Publishing Company.318 p.

BJPB KKP. 2015. Data Permintaan Kepiting 2015. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Perikanan Kelautan.

Balai KIPM Kelas II Mataram. 2016. Uji Mikrobiologi. Mataram (ID): Kementerian Kelautan dan Perikanan.

EffendiMI. 1997.Metode Biologi Perikanan.Yogyakarta (ID): Yayasan Pustaka Nusantara.

Effendi H. 2000.Telaah Kualitas Air bagi Pengelolah Sumberdayadan Lingkungan Perairan. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Erungan AC, Abu NN, MeiDE, Siringoringo. 1998. Pengaruh pemberokan dan jenis asam terhadap citarasa lumpur bandeng Chanos chanos (Forsk) presto.Buletin Teknologi Hasil Perikanan, 5(2): 17-18.

Fadlil NR. 2001. Pengaruh pemanfaatan khitosan dalam formulasi pakan ikan sebagai alternatif penghilang citarasa lumpur pada ikan nila hitam (Oreochromis niloticus) [Skiripsi]. Bogor (ID):Institut Pertanian Bogor.

Fujaya Y, S Aslamsyah, L Fudjaja, N Alam. 2012. Budidaya dan bisnis kepiting lunak. stimulasi molting dengan ekstrak bayam. Surabaya (ID): Brilian Internasional.

Page 37: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

23

Gunarto. 1990. Kepiting Bakau Scylla sp.Forskal: Prospek dan Budidayanya di Tambak” Di dalam: Kordi KMGH. 2011.Budidaya 22 Komoditas laut untuk Konsumsi dan Ekspor.Jakarta (ID): Lily Publisher. 348 p.

Haetami. Sastrawibawa.2005. Evaluasi kecernaan tepung azolla dalam ransum ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum). Jurnal Bionatura, 7(3): 225-233.

Handajani H. 2011. Optimalisasi substitusi tepung azolla terfermentasi pada pakan untuk meningkatkan produktivitas ikan nila gift. Jurnal Teknik Industri, 2(2): 177-181.

Herliah S, A.n Teriulo. 2010. Pembesaran kepiting bakau (Scylla serrata) di tambak dengan pakan yang berbeda akuakultur. Balai Riset Budidaya Air Payau. 169-174.

Howgate P. 2004. Trainting of farmed fish by geosmin and 2-methyl-iso-borneol: a review of sensory aspects and of up take / deputaration. Aquaculture. 234: 155-181.

Kanna I. 2002. Budidaya Kepiting Bakau Pembenihan dan Pembesaran.Yogyakarta (ID): Kanisius.

Kasi AY, J Posangi, P Mona, R Bara. 2015. Uji efek antibakteri jamur endopit daun mangrove avicennia marine terhadap bakteri uji staphylococcus aureus dan shigella dysenteriae. Jurnal e-Biomedik (eBm), 3(1).

Kasry A. 1996. Budidaya Kepiting Bakau dan Biologi Ringkas.Jakarta (ID): Bharata.

Ketchum D.H. 1969. “Eutrophication of Estuaries.” In Eutrohication: Causes, Consequences, Correctives. National Academy of Sciences, Washington, D.C. 197-209 p.

Kordi KMGH. 2011. Budidaya 22 Komoditas Laut untuk Konsumsi danEkspor. Yogyakarta (ID): Lily Publisher. 348 p.

Moosa MK, I Aswandy, A Kasry. 1985. Kepiting Bakau(Scylla sp.) (Forskal) dari Perairan Indonesia, Lembaga Oseanologi Nasional.LIPI. Jakarta.

Mulya MB. 2000. Keanekaragaman dan distribusi kepiting bakau(Scylla spp.) dan

keterkaitannya dengan karakteristik hutan mangrove di Suaka Margasatwa Karang Gading.Jurnal Penelitian Pertanian. Sumatera Utara.

Page 38: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

24

Noiborhu PE. 2002. Ekstraksi dan manfaat ekstrak mangrove (Sonneratia alba dan Sonneratia caseolaris) sebagai bahan alami antibacterial pada bagian pathogen udang windu vibrio harveyi [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Nontji AN. 2002. Laut Nusantara. Jakarta (ID): Djambatan. Nyebakken JW. 1992.Biologi Laut suatu Pendekatan Ekologis.Ahli Bahasa oleh

H. M. Eidman.Jakarta (ID): PT. gramedia. Wagiyono. 2003. Menguji kesukaan secara organolepik bagian proyek

pengembangan kurikulum. Direktorat Pendidikan Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direkorat Pendidikan Nasional.www.google.co.id. [Diakses 21 Juni 2016].

Wahyudi B. 2001. Pengaruh khitosan dalam formulasi pakan ikan terhadap

kandungan lemak terkontaminasi geosmin dan pertumbuhan pada ikan nila hitam (Oreochromis niloticus) [Skiripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Wahyuni IS, W Ismael. 1987. Beberapa kondisi lingkungan perairan kepiting bakauScylla sp., (Forskal) di Perairan Tanjung Pasir. Journal Penelitian Perikanan Laut.Tanggerang.

Queensland Departement Of Primary Industies. 1989. Life Cycle of Mud.Crab.(Scylla sp.).QDPI Leaflet QL 84002 Bris bane Ip.

Ravikumar S, M Gnanadesigan, P Suganthi, A Ramalakstimi. 2010. Antibacterial potential of choes mangrove plants against isolated urinary tract infectios bacterial pathogens. Internasional Journal of Medicine and Medical Sciences, 2(3): 94-99.

Saho G, NSS Mullya, ZA Ansari, C Mohandass. 2012. Antibacterial activity of mangrove leaf extracts against human pathogen. Indian Juornal of Phaceifical Sciences.

Schrader KK, D Nanayakkara, CS Tucker, AM Rimando, M Ganzera, BT Schaneberg. 2003. Novel derivatives of 9, 10- anthraquinone are selective algicides againts the musty- odor cyanobacterium Oscillatoria perormata.

Sirait JM. 1997. Kualitas habitat kepiting bakau Scylla serrata, S. oceanic, dan S. tranquebarica di Hutan mangrove RPH Cibuaya Karawang [Skiripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Soeparno. 2009.Ilmu dan Teknologi Daging.Cetakan kelima.Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Page 39: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

25

Suprapto D. 2011. Ekofisiologi Bivalvia: Ekologi dan Konsumsi Oksigen. Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Tucker CS. 2000. Off-flavor problems in aquaculture. Revifish Sci. 8: 45-48.

Yamprayoo J, A Noomhorm. 2000. Geosmin and off-flavor in nila hitam (Oreochromis niloticus).Journal of Aquatic Food Product Technology. 9: 29-41.

Zam Zam MM. 2002. Kegiatan Pemeliharaan Bakau (Rhizophora spp) di Lapangan Pada Areal Hutan Mangrove PT. INHUTANI II Sub Unit Rehabilitas Hutan Teluk Air Kabupaten. Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Zonneveld N, AE Huisman, JH Boo. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan.Jakarta (ID): PT. Gramedia.318p.

Page 40: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

26

LAMPIRAN

Page 41: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

27

Lampiran 1. Data Pertumbuhan.

Perlakuan uji Kode Perlakuan Ulangan

Nilai Pertumbuhan Awal Sampling 1 Sampling 2 Akhir

Ikan rucah P1 U1 93,5 94,6 97,4 97,2 Ikan rucah P1 U2 100,7 109,1 115,5 113,1 Ikan rucah P1 U3 98,8 106,8 111,9 108 Ikan rucah P1 U4 102,7 105,3 107,7 109,8 Ikan rucah P1 U5 109 116,3 113,4 114,5 Ikan rucah P1 U6 113,3 116,2 118,2 117,3 Ikan rucah P1 U7 91 98,2 99,5 99,7 Ikan rucah P1 U8 132,3 212 225,3 231,3 Ikan rucah P1 U9 94,4 95,4 95,4 96,3 Ikan rucah P1 U10 94 82,1 73,6 70,5 Rata-rata 102,97 113,6 125,79 115,77 Standar deviasi 12,52 36,13 51,45 42,79 Ikan+Mangrove P2 U1 112,2 - - - Ikan+Mangrove P2 U2 86,1 89,3 90,4 89,5 Ikan+Mangrove P2 U3 109,4 109,8 110,4 110,5 Ikan+Mangrove P2 U4 95,7 102,4 102,2 102,1 Ikan+Mangrove P2 U5 88,3 90,8 91,2 90,3 Ikan+Mangrove P2 U6 100 - - - Ikan+Mangrove P2 U7 75,4 79,8 81,1 78,5 Ikan+Mangrove P2 U8 111,9 97,1 99,3 96,6 Ikan+Mangrove P2 U9 115,4 121,3 118,7 118,2 Ikan+Mangrove P2 U10 142 152,8 150,4 149,1 Rataan 103,64 105,41 105,46 104,35 Standar Deviasi 18,85 23,06 21,68 21,98

Page 42: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

28

Lampiran 2. Pertumbuhan Mutlak (PM)

Perlakuan Uji Sampling Total PM I II III

Sampel kontrol 1,10 2,80 -0,20 3,70 Sampel kontrol 8,00 5,10 -3,90 9,20 Sampel kontrol 2,60 2,40 2,10 7,10 Sampel kontrol 7,30 -2,90 1,10 5,50 Sampel kontrol 2,90 2,00 -0,90 4,00 Sampel kontrol 7,20 1,30 0,20 8,70 Sampel kontrol 1,00 0,00 0,90 1,90 Rataan 4,30 1,53 -0,01 Standar deviasi 3,08 2,49 1,93 Sampel mangrove 3,200 1,100 -0,900 3,400 Sampel mangrove 0,400 0,600 0,100 1,100 Sampel mangrove 6,700 -0,200 -0,100 6,400 Sampel mangrove 2,500 0,400 -0,900 2,000 Sampel mangrove 4,400 1,300 -2,600 3,100 Sampel mangrove 5,900 -2,600 -0,500 2,800 Sampel mangrove 10,800 -2,400 -1,300 7,100 Rataan 4,84 -0,26 -0,89 Standar deviasi 3,37 1,608 0,89

Page 43: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

29

Lampiran 3. Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Perlakuan uji Sampling Total LPH I II III

Sample kontrol 0,12 0,29 -0,02 0,13 Sample kontrol 0,78 0,49 -0,35 0,30 Sample kontrol 0,25 0,23 0,19 0,22 Sample kontrol 0,65 -0,25 0,10 0,16 Sample kontrol 0,25 0,17 -0,08 0,12 Sample kontrol 0,76 0,13 0,02 0,30 Sample kontrol 0,11 0,00 0,09 0,07 Rataan 0,42 0,15 -0,01 Standar deviasi 0,30 0,22 0,17 Sample mangrove 0,366 0,123 -0,100 0,129 Sample mangrove 0,037 0,055 0,099 0,033 Sample mangrove 0,679 0,020 -0,010 0,216 Sample mangrove 0,280 0,044 -0,099 0,075 Sample mangrove 0,569 0,162 -0,325 0,134 Sample mangrove 0,500 -0,216 -0,042 0,080 Sample mangrove 0,736 -0,158 -0,087 0,163 Rataan 0,45 0,00 -0,09 Standar deviasi 0,24 0,14 0,11

Page 44: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

30

Lampiran 4. Analisis data pertumbuhan mutlak (PM)

PM (gram) Sampel Kontrol Mangrove

1 3.700 3.400 2 9.200 1.100 3 7.100 6.400 4 5.500 2.000 5 4.000 3.100 6 8.700 2.800 7 1.900 7.100

Var 7.429048 4.96 F hit 1.497792 F tab 5% 4.283866 equal variance

t-tets: two-Sample Assuming Equal Variances Kontrol Mangrove Mean 5.728571 3.7 Variance 7.429048 4.96 Observation 7 7 Pooled Variance 6.194524 Hypothesized mean difference 0 Df 12 T Stat 1.524826 P(T<=t) one-tail 1.782288 T Critical one-tail P(T<=t) two-tail 0.153216 non Significant >0.05 T Critical two-tail 2.178813

Page 45: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

31

Lampiran 5. Anilisis data laju pertumbuhan harian (LPH)

LPH (gram) Sampel Kontrol Mangrove

1 0.13 0.129 2 0.30 0.033 3 0.22 0.216 4 0.16 0.075 5 0.12 0.134 6 0.30 0.080 7 0.07 0.163

Var 0.008461 0.003749 F hit 2.257185 F tab 5% 4.283866 equal variance

t-tets: two-Sample Assuming Equal Variances LPH

Kontrol Mangrove Mean 0.18585 0.11862

Variance 0.008461 0.003749 Observations 7 7

Pooled Variance 0.006105 Hypothesized Mean Difference 0

Df 12 t Stat 1.609759

P(T<=t) one-tail 0.066713 t Critical one-tail 1.782288

P(T<=t) two-tail 0.133426

Non Significant >0.05 t Critical two-tail 2.178813

Page 46: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

32

Lampiran 6. Analisis Data Uji Organoleptik

Aroma

Responden Aroma Kontrol Mangrove

I 2 2

II 2 3

III 2 4

IV 2 3

V 2 4

VI 2 4

VII 3 4

VIII 2 3

IX 2 3

X 2 3

Var 0.100 0.456 F hit 4.556 Unequal

F tab 5% 3.179 t-tets: two-Sample Assuming Equal Variances

Kontrol Mangrove Mean 2.1 3.3

Variance 0.1 0.455556 Observations 10 10

Hypothesized Mean Difference 0 Df 13

t Stat -5.09116882 P(T<=t) one-tail 0.000103462

t Critical one-tail 1.770933396 P(T<=t) two-tail 0.000206923 Significant <0.05

t Critical two-tail 2.160368656

Page 47: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

33

Tektur

Responden Tekstur Kontrol Mangrove

I 3 3 II 3 5

III 3 5 IV 3 4

V 3 4 VI 2 4

VII 2 4 VIII 3 4

IX 3 4 X 3 3

Var 0.178 0.444 F hit 2.500

Equal

F tab 5% 3.179

t-tets: two-Sample Assuming Equal Variances Kontrol Mangrove

Mean 2.8 4 Variance 0.177777778 0.444444 Observations 10 10

Pooled Variance 0.311111111 Hypothesized Mean Difference 0

Df 18 t Stat -4.81070235

P(T<=t) one-tail 7.00438E-05 t Critical one-tail 1.734063607

P(T<=t) two-tail 0.000140088

Significant <0.05 t Critical two-tail 2.10092204

Page 48: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

34

Rasa

Responden Rasa Kontrol Mangrove

I 2 5

II 3 4

III 3 5

IV 4 5

V 2 5

VI 3 5

VII 2 5

VIII 2 5

IX 2 4

X 2 4

Var 0.500 0.233 F hit 2.143 Equal

F tab 5% 3.179

t-tets: two-Sample Assuming Equal Variances Kontrol Mangrove

Mean 2.5 4.7 Variance 0.5 0.233333 Observations 10 10

Pooled Variance 0.366666667 Hypothesized Mean Difference 0

Df 18 t Stat -8.1240384

P(T<=t) one-tail 9.83558E-08 t Critical one-tail 1.734063607

P(T<=t) two-tail 1.96712E-07

Significant <0.05 t Critical two-tail 2.10092204

Page 49: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

35

Total Skor

Responden Total Skor Kontrol Mangrove

I 7 10 II 8 12 III 8 14 IV 9 12 V 7 13 VI 7 13 VII 7 13 VIII 7 12 IX 7 11 X 7 10

Var 0.489 1.778 F hit 3.636 Unequal

F tab 5% 3.179

t-tets: two-Sample Assuming Equal Variances Kontrol Mangrove

Mean 7.4 12 Variance 0.488888889 1.777778 Observations 10 10

Hypothesized Mean Difference 0 Df 14

t Stat -9.66193258 P(T<=t) one-tail 7.13918E-08

t Critical one-tail 1.761310136 P(T<=t) two-tail 1.42784E-07 Significant <0.05

t Critical two-tail 2.144786688

Page 50: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

36

Lampiran 7. Analisis Data Uji TPC (Total Plate count)

Sampel TPC Kontrol Mangrove

1 17000 8000 2 16000 8000 3 16000 9000 4 15000 7000

Var 666,666.67 666666.7

F hitung 1 Equal F tab 5% 9.27662815

t-tets: two-Sample Assuming Equal Variances Kontrol Mangrove

Mean 16000 8000 Variance 666666.6667 666666.6667 Observations 4 4 Pooled Variance 666666.6667 Hypothesized Mean Difference 0 Df 6 t Stat 13.85640646 P(T<=t) one-tail 4.39821E-06 t Critical one-tail 1.943180281 P(T<=t) two-tail 8.79642E-06 Significant t Critical two-tail 2.446911851

Page 51: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

37

Lampiran 8. Kualitas air

No Parameter Kadar Satuan Awal Akhir 1 pH 7.5 7.4 - 2 DO 3.5 1.5 mg/l 3 Suhu 30.2 28.8 0C 4 Salinitas 40 36 Ppt 5 TDS 90 92 mg/l 6 Fospat 0.5 0.5 mg/l 7 Amoniak 0.001 0.001 mg/l 8 Ammonium 1.999 1.999 mg/l 9 TAN 2.0 2.0 mg/l

Page 52: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

38

FOTO KEGIATAN

Pembuatan Rakit Refraktometer

Gunting, Jangka Sorong

Pengukuran salinitas

Pengukuran DO

Penimbangan

Page 53: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

39

pengukur lebar karapas

Ikan tri

Penggilingan

Penimbanganpakan

Pakan uji

Pengukuran phospat

Page 54: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

40

Pengukuran ammonia Pengukuran pH

Kepiting di alam

UJi Organoleptik UJi Organoleptik

Page 55: UJI EFEKTIVITAS CAMPURAN DAUN MANGROVE (Sonneratia … · RINGKASAN Rotin Yuliatin, Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp.) dalam Pakan terhadap Sifat Organoleptik

41

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dilahirkan di Tapir pada tanggal 06 Juni 1992 sebagai anak pertama dari enam bersaudara dari ayah M.Nasir dan ibu Iyun.Pendidikan formal yang telah dilalui penulis adalah pada tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) di SDN Tapir. Kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Seteluk dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2011 penulis lulus dari SMKN 1 Seteluk. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan sarjana dan diterima pada program studi budidaya perairan melalui jalur Undangan

SBMPTN.Selama perkuliahan, penulis aktif di organisasi HIMAPIKA.Penulis juga pernah menjadi asisten di mata kuliah Nutrisi dan Teknologi Makanan Ikan pada tahun 2015.Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan penulis dengan menulis skripsi yang berjudul “Uji Efektifitas Campuran Daun Mangrove (Sonneratia sp. Dalam Pakan Terhadap Sifat Organoleptik dan Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla sp.)