Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

31
KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA SEKOLAH KOMANDO KESATUAN POKOK-POKOK KEKUATAN UDARA 1. Umum. Tuntutan memenangkan perang pada penyusunan strategi perang telah berkembang sejak Perang Dunia I dan salah satu perkembangan yang terjadi adalah bergesernya strategi militer ketika kekuatan udara mulai dikenal dan digunakan dalam peperangan. Kekuatan udara terealisasikan atau terwujud dari perkembangan Iptek kedirgantaraan, yang secara bertahap telah diakui sebagai perkembangan sistem persenjataan militer yang pada gilirannya telah memungkinkan pemanfaatan media udara secara luas untuk berbagai kepentingan. Kepentingan penggunaan kekuatan udara dari suatu negara akan berbeda dengan negara lainnya, tergantung kepada kepentingan nasional negara yang bersangkutan. NKRI berpandangan bahwa kekuatan udara merupakan salah satu kekuatan negara dalam merekayasa dan menggunakan wahana dirgantara untuk kepentingan nasional. Kekuatan udara tersebut dikembangkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai perjuangan untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa agar setara dengan bangsa lain di dunia, sehingga kekuatan udara yang dikembangkan bertumpu kepada komponen, kemampuan, peran, karakteristik serta komando dan kendali kekuatan udara. 2. Komponen Kekuatan Udara. Kekuatan udara dibangun dan dikembangkan sesuai kebutuhan penggunaannya bagi suatu negara. Pengembangan kekuatan udara mengandung arti pengembangan komponen-komponen yang terpadu satu dengan lainnya. Sinergitas hasil pengembangan beberapa komponen kekuatan udara akan menciptakan kemampuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Secara universal, komponen kekuatan udara dapat dikelompokkan menjadi armada penerbangan militer, armada penerbangan sipil, lembaga pendidikan kedirgantaraan, industri dan jasa kedirgantaraan. Dalam sistem pertahanan negara Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga komponen yaitu : a. Komponen Utama. Komponen utama kekuatan udara nasional diwujudkan dalam postur TNI Angkatan Udara yang sekaligus menjadi inti kekuatan dalam mempertahankan, menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah negara serta melindungi seluruh bangsa dari ancaman di dan melalui udara. b. Komponen Cadangan. Komponen cadangan kekuatan udara nasional merupakan integrasi seluruh armada udara beserta fasilitas pendukungnya yang tersebar di berbagai instansi selain TNI Angkatan Udara baik sipil maupun militer, serta seluruh potensi kedirgantaraan nasional yang sewaktu-waktu dapat dimobilisasi untuk digunakan memperbesar kekuatan dan kemampuan komponen utama. c. Komponen Pendukung. Komponen pendukung kekuatan udara nasional dibangun dari berbagai potensi nasional yang dapat digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk menggandakan kekuatan dan kemampuan baik komponen utama maupun komponen cadangan. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Transcript of Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

Page 1: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA SEKOLAH KOMANDO KESATUAN

POKOK-POKOK KEKUATAN UDARA 1. Umum. Tuntutan memenangkan perang pada penyusunan strategi perang telah berkembang sejak Perang Dunia I dan salah satu perkembangan yang terjadi adalah bergesernya strategi militer ketika kekuatan udara mulai dikenal dan digunakan dalam peperangan. Kekuatan udara terealisasikan atau terwujud dari perkembangan Iptek kedirgantaraan, yang secara bertahap telah diakui sebagai perkembangan sistem persenjataan militer yang pada gilirannya telah memungkinkan pemanfaatan media udara secara luas untuk berbagai kepentingan. Kepentingan penggunaan kekuatan udara dari suatu negara akan berbeda dengan negara lainnya, tergantung kepada kepentingan nasional negara yang bersangkutan. NKRI berpandangan bahwa kekuatan udara merupakan salah satu kekuatan negara dalam merekayasa dan menggunakan wahana dirgantara untuk kepentingan nasional. Kekuatan udara tersebut dikembangkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai perjuangan untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa agar setara dengan bangsa lain di dunia, sehingga kekuatan udara yang dikembangkan bertumpu kepada komponen, kemampuan, peran, karakteristik serta komando dan kendali kekuatan udara. 2. Komponen Kekuatan Udara. Kekuatan udara dibangun dan dikembangkan sesuai kebutuhan penggunaannya bagi suatu negara. Pengembangan kekuatan udara mengandung arti pengembangan komponen-komponen yang terpadu satu dengan lainnya. Sinergitas hasil pengembangan beberapa komponen kekuatan udara akan menciptakan kemampuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Secara universal, komponen kekuatan udara dapat dikelompokkan menjadi armada penerbangan militer, armada penerbangan sipil, lembaga pendidikan kedirgantaraan, industri dan jasa kedirgantaraan. Dalam sistem pertahanan negara Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga komponen yaitu :

a. Komponen Utama. Komponen utama kekuatan udara nasional diwujudkan dalam postur TNI Angkatan Udara yang sekaligus menjadi inti kekuatan dalam mempertahankan, menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah negara serta melindungi seluruh bangsa dari ancaman di dan melalui udara.

b. Komponen Cadangan. Komponen cadangan kekuatan udara nasional merupakan integrasi seluruh armada udara beserta fasilitas pendukungnya yang tersebar di berbagai instansi selain TNI Angkatan Udara baik sipil maupun militer, serta seluruh potensi kedirgantaraan nasional yang sewaktu-waktu dapat dimobilisasi untuk digunakan memperbesar kekuatan dan kemampuan komponen utama. c. Komponen Pendukung. Komponen pendukung kekuatan udara nasional dibangun dari berbagai potensi nasional yang dapat digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk menggandakan kekuatan dan kemampuan baik komponen utama maupun komponen cadangan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 2: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

2

14. Kemampuan Kekuatan Udara. Penggunaan kekuatan udara dalam upaya pertahanan negara, dilaksanakan melalui berbagai bentuk operasi udara, baik yang bersifat matra tunggal ataupun sebagai bagian dari suatu operasi gabungan. Pada dasarnya kemampuan kekuatan udara dapat dikelompokkan menjadi :

a. Kemampuan Pengendalian Udara (Control of the Air). Inti dari kemampuan kekuatan udara adalah pengendalian udara. Pengendalian udara merupakan kemampuan untuk menggunakan dimensi ketiga (udara) guna mengendalikan keamanan permukaan maupun dibawahnya tanpa terancam atau diserang, sehingga musuh tidak dapat menggunakan kekuatan udaranya secara efektif. Pengendalian udara menjadi syarat keberhasilan operasi-operasi militer baik ofensif maupun defensif, karena tanpa pengendalian udara, kedaulatan suatu negara akan terancam bahaya, sebab infrastruktur dan garis komunikasi akan rawan terhadap serangan udara musuh sehingga negara tidak dapat menyelenggarakan kampanye militer. Pengendalian udara diklasifikasikan dalam tiga tingkatan yaitu :

1) Keadaan Udara yang Menguntungkan (Favourable Air Situation). Keadaan ini diindikasikan dengan tingkat kekuatan udara lawan yang diperkirakan tidak cukup mampu menghadapi kekuatan udara kita, baik dioperasikan secara mandiri maupun gabungan dengan kekuatan darat dan laut.

2) Keunggulan Udara (Air Superiority). Keadaan ini digambarkan dari derajat dominasi kekuatan udara kita pada suatu pertempuran udara terhadap kekuatan udara musuh, sehingga kekuatan udara musuh bukan sebagai ancaman serius di atas suatu wilayah dan dalam jangka waktu tertentu.

3) Supremasi Udara (Air Supremacy). Keadaan ini ditandai dengan kondisi kekuatan udara lawan yang sama sekali bukan merupakan suatu ancaman bagi kekuatan udara kita maupun terhadap kedaulatan nasional atau terhadap operasi darat, laut, dan udara yang sedang dilaksanakan.

b. Kemampuan Serangan Udara (Air Strike). Kemampuan penggunaan kekuatan udara secara signifikan merupakan kunci keberhasilan dalam setiap operasi militer. Penyerangan udara dikembangkan berdasarkan kemampuan penindakan dan penghancuran untuk melancarkan serangan dari udara terhadap sasaran, baik statis maupun dinamis yang ada di udara, laut, dan darat. c. Kemampuan Dukungan Udara (Air Support). Kemampuan dukungan udara merupakan kemampuan untuk mendukung pelaksanaan operasi kekuatan darat, laut dan udara yang sedang/akan melaksanakan operasi dalam rangka keberhasilan pelaksanaan tugas operasi kawan. Kemampuan dukungan udara ditujukan untuk menciptakan keberlangsungan perang yang sedang dilaksanakan. Kemampuan dukungan udara diwujudkan melalui penyelenggaraan satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan secara paralel maupun sebagai suatu rangkaian kegiatan yang bersifat serial.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 3: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

3

d. Kemampuan Eksploitasi Informasi. Pemanfaatan dan pendayagunaan informasi dimaksudkan untuk mendapatkan dan mendayagunakan informasi melalui ruang (wahana) dirgantara dalam rangka mendapatkan keunggulan informasi agar tercipta penguasaan udara.

15. Peran Kekuatan Udara. Peran kekuatan udara pada hakekatnya merupakan aplikasi kemampuan kekuatan udara sebagai suatu kekuatan militer yang menguraikan tentang penggunaan kekuatan udara sebagai alat yang dimanifestasikan pada kemampuan Angkatan Udara dalam menyelenggarakan perang, mengelola krisis internasional, dan memelihara perdamaian serta sebagai alat penyelenggara dukungan sosial.

a. Alat Penyelenggara Perang.

1) Pengelolaan. Kekuatan udara berperan sebagai sumber daya/Alutsista udara yang ada untuk menghadapi ancaman perang dengan mempertimbangkan taktik dan strategi serta teknologi yang dimiliki musuh untuk memperoleh cara bertindak yang efektif dan efisien sehingga dapat memenangkan perang.

2) Pengamatan. Kekuatan udara berperan sebagai alat untuk melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap kekuatan dan kegiatan musuh yang dapat digunakan untuk perencanaan intelijen serta pelaksanaan operasi/perang. 3) Penghancuran. Kekuatan udara berperan sebagai alat untuk memusatkan daya tembak guna menghasilkan daya hancur yang besar dalam rangka memenangkan perang.

4) Pemaksaan. Kekuatan udara berperan untuk menerobos jauh ke dalam wilayah musuh setiap saat dan menyerang berbagai sasaran, sehingga dapat memaksa musuh untuk menghentikan perang. 5) Dislokasi. Kekuatan udara berperan untuk mendislokasi kekuatan musuh yang bertujuan dapat menimbulkan penundaan/kelambatan dan kekacauan serta memecahkan kohesi satuan musuh.

6) Pengalihan. Kekuatan udara berperan untuk dapat mengalihkan sasaran serangan musuh yang bertujuan untuk memecah konsentrasi musuh.

7) Penundaan. Kekuatan udara berperan untuk melakukan penundaan penyerangan pihak musuh sehingga memungkinkan kekuatan kawan melakukan serangan lebih efektif. Sedangkan dalam situasi ofensif, penundaan memungkinkan kekuatan kawan mencegah musuh meloloskan diri.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 4: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

4

8) Penurunan Moril. Kekuatan udara dalam melakukan serangan udara berperan untuk melemahkan moril musuh dan sebaliknya meningkatkan moril pasukan kawan.

b. Alat Penyelenggara Penegakan Kedaulatan Negara dan Hukum di Udara. Kekuatan udara berperan sebagai alat penindak utama pada setiap ancaman udara yang mengancam kedaulatan negara di udara, juga berperan sebagai alat penegak hukum di udara yang berakibat langsung kepada tingkat keamanan udara bagi setiap penerbangan dan pengguna sarana udara. c. Alat Penyelenggara Pencegah Krisis Internasional.

1) Peringatan. Kekuatan udara berperan untuk memberikan peringatan pada saat yang tepat tentang agresi yang mungkin akan dilakukan oleh lawan. 2) Isyarat. Kekuatan udara berperan untuk mengirimkan isyarat politik yang jelas melalui berbagai tindakan, termasuk peningkatan kesiapan secara terbuka, pelatihan, atau penerbangan. 3) Dukungan. Kekuatan udara berperan untuk memberikan dukungan moril dan fisik kepada kawan, sehingga memperkuat semangat pada saat moril menurun.

4) Pertolongan. Kekuatan udara berperan untuk melakukan operasi pertolongan dalam situasi krisis. 5) Peningkatan Stabilitas. Kekuatan udara berperan untuk menambah kekuatan lain di wilayah yang terancam huru-hara atau konflik regional, sehingga stabilitas keamanan dapat ditingkatkan. 6) Penangkalan. Kekuatan udara berperan sebagai kekuatan penangkalan melalui penggelaran alutsista udara.

d. Alat Penyelenggara Pemelihara Perdamaian.

1) Meningkatkan Hubungan Internasional. Kekuatan udara berperan untuk meningkatkan hubungan internasional melalui kerja sama pertahanan.

2) Memberikan Dampak Penangkalan. Kekuatan udara berperan untuk memberikan dampak penangkalan terhadap lawan potensial.

3) Kehadiran. Kekuatan udara berperan untuk dapat selalu hadir di daerah-daerah yang tidak dapat dicapai oleh kekuatan lain dalam waktu yang relatif singkat.

e. Alat Penyelenggara Dukungan Sosial.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 5: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

5

1) Bencana Alam. Kekuatan udara dapat digunakan untuk kegiatan sosial dalam menanggulangi kerusakan akibat dari bencana alam yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri.

2) Akibat Perang dan Konflik. Kekuatan udara diperankan untuk dukungan sosial dengan berperan serta dalam menanggulangi dan merehabilitasi akibat dari perang dan konflik.

16. Karakteristik Kekuatan Udara. Karakteristik kekuatan udara pada dasarnya dipengaruhi oleh perkembangan teknologi kedirgantaraan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Kekuatan udara mempunyai karakteristik berupa keunggulan dan keterbatasan yang saling terkait.

a. Keunggulan. Karakteristik kekuatan udara memiliki beberapa keunggulan yaitu :

1) Ketinggian. Kekuatan udara dapat memanfaatkan media udara secara vertikal, sehingga dapat mengawasi sasaran secara luas baik di daratan maupun di lautan. 2) Kecepatan. Kekuatan udara dapat bergerak dengan kecepatan jauh lebih tinggi dibandingkan kekuatan darat atau laut, sehingga memberikan keunggulan dari aspek jarak dan waktu.

3) Daya Jangkau. Kekuatan udara dapat menjangkau ke segala penjuru di semua titik dipermukaan bumi dan terhadap sasaran bergerak di darat, laut dan udara sesuai dengan kemampuan teknologi yang dimilikinya. 4) Fleksibilitas. Kekuatan udara dapat digunakan untuk tugas-tugas dengan fungsi yang berbeda dan dapat disiapkan dalam waktu relatif singkat. 5) Daya Terobos. Kekuatan udara dapat masuk lebih jauh ke dalam wilayah pertahanan musuh, sehingga memungkinkan mampu menghancurkan kekuatan lawan di wilayahnya. 6) Daya Tanggap. Kekuatan udara dapat disiapkan dalam waktu yang cepat dan tepat pada waktunya baik dari pangkalan induk maupun pangkalan operasi serta melaksanakan tugas yang ditentukan sebelum kekuatan lain dapat beroperasi.

7) Pemusatan Kekuatan. Kekuatan udara dapat dipusatkan dengan cepat untuk menghancurkan suatu sasaran secara berlanjut dari lokasi penggelaran yang ditentukan dengan peran dan persenjataan yang berbeda.

8) Daya Penghancur. Kekuatan udara dapat melakukan serangan udara terhadap sasaran terpilih dengan tingkat ketepatan yang tinggi dan dengan daya hancur tinggi.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 6: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

6

9) Presisi. Kekuatan udara dapat ditujukan pada sasaran-sasaran terpilih dengan tingkat ketepatan yang tinggi dan daya ledak yang terukur, sehingga menghindarkan timbulnya korban besar dan kerusakan yang tidak diharapkan. 10) Mobilitas. Kekuatan udara dapat digelar dengan cepat untuk diproyeksikan pada sasaran tertentu dengan dukungan logistik dan personel secara berlanjut, sehingga menimbulkan dampak kehadiran dan kesiapsiagaan menghadapi berbagai kemungkinan ancaman. 11) Daya Kejut. Kekuatan udara dapat menyerang sasaran secara mendadak, sehingga dapat menimbulkan kerugian, baik kerugian fisik maupun menurunkan moril musuh sangat besar.

b. Keterbatasan. Karakteristik kekuatan udara memiliki keterbatasan yaitu :

1) Ketergantungan Pada Pangkalan Udara. Kekuatan udara pada umumnya tidak dapat beroperasi secara terus menerus di udara, namun memerlukan pangkalan udara untuk dapat dipersiapkan kembali terhadap tugas berikutnya. Kebutuhan akan Pangkalan Udara merupakan hal mutlak yang tidak dapat dihindarkan.

2) Daya Angkut. Kekuatan udara memiliki kemampuan daya angkut yang terbatas bila dibandingkan dengan wahana lain, baik untuk membawa persenjataan maupun personel atau barang, sehingga penggunaannya harus berdasarkan suatu perencanaan dengan sasaran yang telah diperhitungkan.

3) Pembiayaan Mahal. Kekuatan udara merupakan kekuatan yang didukung dengan alutsista berteknologi tinggi sehingga membutuhkan dukungan biaya yang sangat mahal, baik untuk pengadaan, penyiapan, pengorganisasian maupun pemeliharaannya. 4) Sensitif Terhadap Cuaca. Kekuatan udara memiliki sensitivitas tinggi terhadap kondisi cuaca dan akan berpengaruh langsung pada saat pesawat tinggal landas, mendarat, bernavigasi, pelaksanaan penerjunan, dan penembakan sasaran secara visual. 5) Kerawanan. Kekuatan udara dikategorikan sebagai sasaran bernilai strategis sehingga sangat rawan terhadap serangan lawan dari darat, laut dan udara, sehingga memerlukan sistem pengamanan.

6) Ketergantungan Teknologi. Kekuatan udara sangat tergantung pada kemajuan teknologi yang akan berpengaruh langsung pada kemampuannya.

7) Kerapuhan. Material kekuatan udara dikategorikan material yang sangat rapuh terhadap kondisi cuaca dan serangan musuh.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 7: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

7

17. Komando dan Kendali (Kodal).

a. Komando dan Kendali adalah proses dan sarana bagi pelaksanaan wewenang dan arahan komandan yang ditunjuk atas kekuatan yang diberikan kepadanya untuk melaksanakan misi. Komando dan Kendali yang efektif merupakan persyaratan yang paling mendasar untuk penggunaan kekuatan udara secara efisien. Semua kekuatan militer harus mempunyai struktur kodal untuk menjamin bahwa kekuatan yang tersedia digunakan menurut arahan dan wewenang yang tepat dengan cara yang paling efisien untuk mencapai hasil yang diinginkan. b. Prinsip Dasar Komando dan Kendali. Pengalaman menujukkan bahwa kesatuan komando sangat penting untuk penggunaan kekuatan udara secara efektif. Kekhasan kekuatan udara yaitu kecepatan, daya jangkau dan fleksibilitas memungkinkan kekuatan udara digunakan untuk mencapai beberapa sasaran baik dalam tugas (tasks) yang sama maupun berbeda. Hal seperti ini apabila penggunaannya tidak direncanakan secara matang akan mengakibatkan terpecahnya kekuatan dan menimbulkan pemborosan. Guna menghindari hal seperti tersebut di atas, maka perlu adanya kesatuan tindak dengan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut :

1) Kesatuan Komando dan Kendali. 2) Sentralisasi pada tingkat kebijakan. 3) Desentralisasi pada pelaksanaan di lapangan.

c. Kesatuan Komando dan Kendali. Kesatuan Kodal akan menjamin integritas usaha dan penggunaan kekuatan sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan. Kesatuan Kodal juga memungkinkan dilaksanakannya perubahan-perubahan rencana maupun pelaksanaan serta pengaturan kembali kekuatan-kekuatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi operasi. Konsentrasi kekuatan udara harus benar-benar dapat diarahkan ke daerah kritis dalam waktu singkat dan tepat. Kesatuan Kodal sangat esensial apabila kekuatan udara dipergunakan pada operasi gabungan guna menghindari :

1) Terpecahnya kekuatan menjadi kekuatan-kekuatan kecil yang akan mengurangi daya gempur, karena kekuatannya tidak terkonsentrasi. 2) Penggunaan kekuatan gabungan yang tidak teratur dan tidak terkoordinasi.

d. Sentralisasi Pada Tingkat Kebijakan. Kesatuan usaha akan mencapai hasil yang maksimal bila kewenangan kebijakan/pengambilan keputusan Kodal berada di pucuk pimpinan tertinggi, yaitu panglima atau komandan. Sentralisasi kebijakan masih tetap harus mempertimbangkan faktor efisiensi guna menentukan strata yang paling tepat dalam mengambil keputusan. Hal-hal yang perlu ditangani meliputi :

1) Tanggung jawab operasional.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 8: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

8

2) Penentuan tujuan dan sasaran operasional yang ingin dicapai. 3) Sistem pengendalian yang tersedia guna mendukung penyelesaian tugas pokok serta pengendalian aset kekuatan udara yang ada. 4) Pendayagunaan fungsi sumber daya udara/kekuatan udara.

e. Desentralisasi Pelaksanaan. Dalam rentang kendali yang sangat luas, tidak mungkin dapat ditangani sendiri oleh seorang panglima/komandan. Untuk itulah pentingnya desentralisasi dengan cara melimpahkan wewenang tertentu dalam pelaksanaan tugas (tasks) maupun misi (missions). Desentralisasi memungkinkan komandan bawahan dapat secara luwes mengembangkan pikiran atau inisiatifnya atas dasar kebijakan pemimpin yang telah ditetapkan. Dalam organisasi pada eselon pimpinan perlu dilengkapi dengan perangkat kontrol agar pelaksanaan desentralisasi tidak menyimpang dari tujuan dan sasaran. Penyimpangan bisa dihindari apabila tujuan dan sasaran operasi telah benar-benar dipahami oleh para pelaksana pada setiap tingkat di jajaran.

18. Strata Komando. Implementasi dari suatu strategi militer melibatkan pertimbangan, proses, faktor, waktu dan sifat yang bervariasi pada setiap strata komando. Struktur komando militer terdiri atas tiga strata yaitu komando strategi, operasional dan taktis.

a. Komando Strategis. Komando strategis mempunyai hubungan langsung dengan pemerintah, menyangkut tingkat dan aplikasi kekuatan militer untuk mencapai tujuan nasional dalam melaksanakan kebijakan politik, ekonomi, sosial, pertahanan, dan hukum. b. Komando Operasional. Komando operasional bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kampanye militer. Dalam hal pengerahan kekuatan, komando operasional menangani penggelaran logistik dan keamanan pasukan dalam mengimplementasikan strategi militer. Pertimbangan pada komando operasional juga melibatkan hubungan dengan pejabat sipil, media, dukungan dan infrastruktur serta keuangan. Panglima Komando Operasi Militer menentukan misi, daerah operasi, kekuatan dan dukungan yang tersedia, aturan pelibatan serta batasan lainnya untuk komando operasional. Komando operasional merencanakan dan mengendalikan operasi secara serentak atau bertahap yang dirancang untuk menghadapi musuh, dalam situasi dan kekuatan yang dikehendaki sehingga menghasilkan keberhasilan taktis. c. Komando Taktis. Komando taktis secara langsung menangani aplikasi pemusatan kekuatan dalam rangka mencapai tujuan operasi serta memaksimalkan aplikasi kekuatan persenjataan, dan memerlukan pengendalian kekuatan secara seksama pada waktu sebenarnya, sehingga setiap pergerakan dapat dikoordinasikan diantara unsur-unsur kekuatan yang terlibat. Keberhasilan operasi sangat tergantung pada, kepemimpinan, moral, kerja sama tim dan pendadakan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 9: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

9

PERAN, FUNGSI DAN TUGAS TNI ANGKATAN UDARA

19. Umum. Mengingat konstelasi geografi dan luasnya wilayah Indonesia, keberadaan TNI Angkatan Udara merupakan alat tempur utama dalam penggunaan kekuatan untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI sebagai satu kesatuan demi tercapainya jaminan terhadap keselamatan bangsa dan negara. Peran, fungsi dan tugas TNI Angkatan Udara dalam mencapai kejayaan Indonesia merupakan implementasi nyata yang harus diwujudkan sesuai amanat Undang-Undang RI nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, yaitu dalam rangka upaya pertahanan, keamanan, penegakan hukum serta pemberdayaan wilayah pertahanan. 20. Peran TNI Angkatan Udara. Dalam penyelenggaraan pertahanan negara, TNI Angkatan Udara berperan sebagai alat pertahanan negara matra udara di wilayah yurisdiksi nasional. Dalam menghadapi ancaman militer, TNI Angkatan Udara berperan sebagai komponen utama yang didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung, sedangkan dalam menghadapi ancaman nonmiliter, TNI Angkatan Udara berperan sebagai penegak hukum dan keamanan di udara, pemberdayaan wilayah pertahanan udara, serta unsur pendukung bagi lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan. 21. Fungsi TNI Angkatan Udara. Sebagai inti kekuatan udara nasional, peran dan tugas TNI Angkatan Udara melekat sebagai alat pertahanan negara di udara. TNI Angkatan Udara memandang wilayah pertahanan udara merupakan satu kesatuan yang utuh, sehingga fungsi yang dikembangkan merupakan satu kebijakan yang mengatur fungsi pembinaan, dan penggunaan kekuatan. TNI Angkatan Udara mengembangkan dua fungsi utama yang tidak dapat dipisahkan, yakni :

a. Fungsi Pembinaan.

1) Pembinaan Kekuatan. Pembinaan kekuatan TNI Angkatan Udara ditujukan pada objek organisasi, personel, materiil fasilitas dan jasa, sistem dan metode, serta anggaran dalam rangka melaksanakan tugas TNI Angkatan Udara yang meliputi pertahanan, penegakan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yuridiksi nasional, serta pemberdayaan wilayah pertahanan matra udara. Objek tersebut dibina dan diberdayakan melalui kebijakan dan strategi militer sesuai dengan politik negara guna mewujudkan postur TNI Angkatan Udara yang tangguh dan andal. Pembinaan kekuatan tersebut dilaksanakan dengan menganut sistem fungsi staf.

2) Pembinaan Kemampuan. Postur TNI Angkatan Udara yang dihasilkan dari proses pembinaan kekuatan tersebut akan dibina secara bertahap dan berkesinambungan, agar memiliki kemampuan pertempuran udara, pengendalian udara dan dukungan udara serta kemampuan pemanfaatan informasi. Pembinaan kemampuan dilakukan secara proporsional untuk mewujudkan suatu kemampuan operasional berbasis

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 10: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

10

profesionalitas yang dapat diandalkan guna mencapai keberhasilan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Fungsi Penggunaan Kekuatan.

1) Penangkal. TNI Angkatan Udara merupakan salah satu kekuatan nyata TNI yang mempunyai aspek psikologis untuk diperhitungkan oleh lawan, sehingga mengurungkan niat lawan sekaligus mencegah niat lawan yang akan mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. 2) Penindak. TNI Angkatan Udara merupakan salah satu kekuatan nyata TNI yang mampu menghancurkan kekuatan yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. 3) Pemulih. TNI Angkatan Udara merupakan kekuatan nyata TNI bersama-sama dengan instansi pemerintah lainnya membantu fungsi pemerintah untuk mengembalikan kondisi keamanan negara yang telah terganggu akibat kekacauan keamanan karena perang, pemberontakan, konflik komunal, huru-hara, terorisme dan bencana alam. Dalam konteks internasional, TNI Angkatan Udara berperan aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia melalui upaya menciptakan dan memelihara perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri.

22. Tugas TNI Angkatan Udara.

a. Dalam menjamin kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, TNI Angkatan Udara bertugas :

1) Melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan. 2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi. 3) Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara. 4) Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.

b. Pelaksanaan tugas diatas diwujudkan dalam kegiatan operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP) meliputi :

1) Operasi Militer untuk Perang terdiri atas :

a) Operasi Pertahanan Udara, meliputi kegiatan Operasi Hanud Aktif dan Operasi Hanud Pasif.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 11: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

11

b) Operasi Serangan Udara Strategis, meliputi kegiatan Operasi Pengamatan dan Pengintaian Udara Strategis, Operasi Penyerangan Udara dan Operasi Perlindungan Udara.

c) Operasi Lawan Udara Ofensif, meliputi kegiatan Operasi Penyerangan dan Operasi Perlindungan Udara. d) Operasi Dukungan Udara, meliputi kegiatan Operasi Penyekatan Udara, Operasi Serangan Udara Langsung, Operasi Pengungsian Medis Udara, Operasi Angkutan Udara, Operasi Patroli Udara, Operasi Pengintaian Udara Taktis, Operasi Pengisian Bahan Bakar di Udara, Operasi Perlindungan Udara, Operasi SAR Tempur, Operasi Pengamanan Alutsista, Operasi Bantuan Tembakan Udara dan Operasi Khusus. e) Operasi Informasi, meliputi kegiatan Operasi Lawan Informasi Ofensif dan Operasi Lawan Informasi Defensif.

2) Operasi Militer Selain Perang (OMSP) berupa Operasi Pertahanan Udara, Operasi Dukungan Udara dan Operasi Informasi, dalam rangka :

a) Mengatasi gerakan separatis bersenjata. b) Mengatasi pemberontakan bersenjata. c) Mengatasi aksi terorisme. d) Mengamankan wilayah perbatasan. e) Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis. f) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri. g) Mendukung mengamankan Presiden dan Wakil Presiden RI beserta keluarganya. h) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini dalam rangka sistem pertahanan semesta. i) Membantu tugas pemerintahan di daerah. j) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang. k) Mendukung mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan asing yang sedang berada di Indonesia.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 12: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

12

l) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan. m) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue). n) Membantu pemerintah untuk pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.

ANCAMAN

23. Umum. Kecenderungan globalisasi ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi dan informasi sangat mempengaruhi sifat dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional (fisik) saat ini berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri dalam bentuk ancaman militer dan ancaman nonmiliter. Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai komponen utama didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung, sedangkan dalam menghadapi ancaman nonmiliter disesuaikan dengan bentuk dan sifat ancaman dilaksanakan bersama unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa. 24. Ancaman Militer. Ancaman militer adalah ancaman yang dilakukan oleh militer suatu negara kepada negara lain. Ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara antara lain berupa :

a. Agresi, berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara antara lain :

1) Invasi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap wilayah NKRI. 2) Bombardemen berupa penggunaan senjata dan lainnya yang dilakukan oleh angkatan bersenjata negara lain terhadap wilayah NKRI. 3) Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara NKRI oleh angkatan bersenjata negara lain. 4) Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat, laut dan udara. 5) Keberadaan atau tindakan unsur kekuatan bersenjata asing dalam wilayah NKRI yang bertentangan dengan ketentuan atau perjanjian yang telah disepakati.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 13: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

13

6) Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh negara lain untuk melakukan agresi atau invansi terhadap NKRI. 7) Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara lain untuk melakukan tindakan kekerasan di wilayah NKRI atau melakukan tindakan seperti tersebut di atas. 8) Ancaman lain yang ditetapkan oleh Presiden.

b. Pelanggaran Wilayah, yang dilakukan oleh negara lain, baik melalui perbatasan darat, laut, maupun udara. c. Pemberontakan Bersenjata, yaitu suatu gerakan bersenjata yang melawan pemerintah yang sah. d. Sabotase, dari pihak tertentu untuk merusak instalasi penting dan objek vital nasional. e. Spionase, yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer. f. Aksi Teror Bersenjata, yang dilakukan oleh teroris internasional atau yang bekerja sama dengan teroris dalam negeri atau oleh teroris dalam negeri. g. Ancaman Keamanan di Laut atau Udara Yurisdiksi Nasional Indonesia, yang dilakukan pihak-pihak tertentu, dapat berupa :

1) Pembajakan atau perompakan.

2) Penyelundupan senjata, amunisi, dan bahan peledak atau bahan lain yang dapat membahayakan keselamatan bangsa. 3) Penangkapan ikan secara ilegal atau pencurian kekayaan di laut.

h. Konflik Komunal, yang terjadi antar kelompok masyarakat yang dapat membahayakan keselamatan bangsa.

25. Ancaman Nonmiliter. Ancaman nonmiliter merupakan ancaman yang sangat kompleks. Ancaman ini dapat berupa ancaman bersenjata ataupun tidak bersenjata, dapat berasal dari dalam ataupun luar negeri, serta dapat pula bersumber dari kejahatan terorganisasi lintas negara yang dilakukan oleh aktor-aktor nonnegara dengan memanfaatkan kondisi dalam negeri yang tidak kondusif. Berdasarkan analisis perkembangan lingkungan strategis yang terjadi dihadapkan dengan tugas pokok TNI, dapat diidentifikasi ancaman nonmiliter berupa :

a. Gerakan Separatis Bersenjata. Kegiatan separatis bersenjata yang diperkirakan masih terus berlanjut di beberapa wilayah untuk memperjuangkan pemisahan diri dari NKRI. Dalam rangka memperkuat perjuangannya, selain

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 14: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

14

melakukan gerakan bersenjata juga melakukan kegiatan politik baik di dalam maupun di luar negeri. b. Aksi Radikalisme. Kelompok radikal yang berupaya merongrong ideologi Pancasila dengan memasukan ideologi lain ke dalam konstitusi nasional, baik dengan cara penyusupan maupun dengan tindak kekerasan. Aksi ini dapat menimbulkan instabilitas nasional. c. Teroris. Aksi teror yang dilakukan oleh kelompok radikal dan fundamentalis dalam negeri maupun internasional serta kelompok oportunis dengan melakukan peledakan bom, penculikan/penyanderaan, pembajakan dan pembunuhan, serta aksi-aksi teror lainnya.

d. Perang Saudara, yang terjadi antar kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok masyarakat bersenjata lainnya. e. Kerusuhan Sosial.

1) Konflik Komunal. Konflik antar kelompok masyarakat yang berbeda kepentingan dan berbeda cara pandang, yang masih terjadi di beberapa wilayah NKRI. 2) Konflik Vertikal. Konflik vertikal masih terus berlanjut di beberapa wilayah Ibukota dan kota-kota provinsi yang disebabkan oleh adanya pemekaran wilayah, kebijaksanaan pemerintah yang dirasa tidak adil dan pelaksanaan otonomi daerah yang belum dapat mengakomodasi kepentingan rakyat.

f. Bencana Alam. Bencana alam masih mungkin terjadi di beberapa wilayah rawan bencana berupa gempa tektonik, gelombang tsunami, banjir, tanah longsor, letusan gunung berapi, taufan dan kekeringan.

g. Ancaman lain yang ditetapkan oleh Presiden RI.

PEMBINAAN KEKUATAN DAN KEMAMPUAN TNI ANGKATAN UDARA

26. Umum. Pembinaan kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Udara yang maksimal akan melahirkan kekuatan dan kemampuan dalam mengatasi setiap ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Pembangunan kekuatan TNI Angkatan Udara diperlukan untuk mendapatkan daya tangkal dan mendukung upaya diplomasi agar memperoleh posisi tawar yang memadai pada setiap penyelesaian suatu konflik antar negara. Dalam rangka mengamankan wilayah perbatasan darat, laut, dan udara diperlukan adanya pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Udara yang profesional, modern dan kuat. Pembangunan kekuatan dan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 15: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

15

kemampuan TNI Angkatan Udara ditujukan untuk mewujudkan postur TNI Angkatan Udara yang meliputi struktur kekuatan, kemampuan dan gelar sehingga mampu melaksanakan tugas OMP dan OMSP. 27. Pertimbangan. Berbagai hal yang menjadi pertimbangan dalam melaksanakan pembinaan kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Udara adalah sebagai berikut :

a. Urgensi. Penyelenggaraan pembinaan harus mempertimbangkan urgensi pencapaian suatu tingkat kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Udara yang diinginkan melalui proses sesuai dengan daur pembinaan secara tepat dan benar, baik pada masa damai maupun secara khusus menghadapi ancaman nyata. b. Risiko. Penyelenggaraan pembinaan harus mempertimbangkan faktor risiko yang diperhitungkan terhadap pencapaian hasilnya. c. Profesionalitas. Penyelenggaraan pembinaan harus standar untuk mewujudkan performance dengan mempertimbangkan tingkat profesionalitas yang diharapkan. d. Teknis. Penyelenggaraan pembinaan harus mempertimbangkan faktor teknis dikaitkan dengan tingkat kepadatan materiil dan bobot teknologi. e. Legalitas. Penyelenggaraan pembinaan harus mempertimbangkan ketentuan-ketentuan hukum dan prosedur yang baku, baik hukum nasional, hukum internasional yang telah diratifikasi, maupun kebiasaan-kebiasaan umum yang berlaku secara universal dan lokal.

f. Keamanan dan Keselamatan. Penyelenggaraan pembinaan harus mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan sekaligus mencegah timbulnya kerugian, baik materiil maupun personel.

28. Pokok-Pokok Pembinaan. Penyelenggaraan pembinaan TNI Angkatan Udara dilakukan dalam satu siklus pembinaan secara berkelanjutan, meliputi semua aspek yang berpengaruh terhadap pencapaian tugas TNI Angkatan Udara. Di setiap eselon, pembinaan tersebut dilakukan secara terpadu, terencana dalam penentuan tujuan, pentahapan sasaran, penerapan sistem dan metode yang baku untuk setiap jenjang. Pembinaan TNI Angkatan Udara ditujukan untuk mewujudkan Postur TNI Angkatan Udara guna mengatasi setiap ancaman militer dan ancaman bersenjata serta mampu melaksanakan tugas OMP dan OMSP. Penyelenggaraan pembinaan TNI Angkatan Udara merupakan tanggung jawab Kepala Staf TNI Angkatan Udara dalam penyelenggaraan pembinaan khas matra udara. 29. Kekuatan TNI Angkatan Udara. Kekuatan TNI Angkatan Udara merupakan totalitas sinergi kekuatan yang meliputi organisasi, personel, materiil, fasilitas dan jasa, sistem dan metode, serta anggaran yang didayagunakan dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 16: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

16

30. Pembinaan Kekuatan TNI Angkatan Udara. Pembinaan kekuatan TNI Angkatan Udara sangat diperlukan dalam upaya memenuhi kebutuhan dan kesiapan operasional yang mampu mengikuti perkembangan sistem senjata modern agar selalu siap untuk menghadapi kemungkinan datangnya ancaman.

a. Tujuan Pembinaan Kekuatan. Pembinaan kekuatan TNI Angkatan Udara ditujukan untuk memenuhi kualitas dan kuantitas kekuatan TNI Angkatan Udara yang tepat serta berdaya guna secara maksimal, sehingga mampu melaksanakan tugasnya. b. Sasaran Pembinaan Kekuatan. Sasaran pembinaan kekuatan TNI Angkatan Udara ditetapkan sebagai berikut :

1) Tercapainya tingkat kesiapan kekuatan alutsista yang optimal. 2) Tercapainya tingkat kesiapan operasional yang tinggi untuk dapat diproyeksikan guna melaksanakan berbagai operasi udara secara tepat waktu. 3) Tercapainya pola penggelaran kekuatan udara yang bersifat fleksibel berdasarkan persyaratan operasional, sehingga mampu mengantisipasi ancaman yang dipersepsikan. 4) Tercapainya tingkat keterpaduan sistem kesenjataan udara yang solid dan memadai untuk melaksanakan tugas-tugas OMP dan OMSP.

5) Tercapainya tingkat efektivitas organisasi, sistem dan metode, kepemimpinan dan manajemen serta anggaran dalam mendorong dan menggerakkan elemen-elemen kekuatan udara pada pencapaian hasil pembinaan secara optimal dan aman. 6) Terwujudnya kesiapsiagaan satuan, kelancaran proses pembinaan kemampuan dan terpeliharanya moril serta kesejahteraan personel melalui pembinaan pangkalan yang meliputi bangunan perkantoran, perumahan, fasilitas pendidikan, medan latihan dan sarana prasarana lainnya yang diperlukan untuk memudahkan kegiatan pembinaan satuan maupun memperlancar dalam pelaksanaan tugas.

c. Asas Pembinaan Kekuatan. Penyelenggaraan pembinaan kekuatan TNI Angkatan Udara mengacu kepada asas pembinaan secara universal serta disesuaikan dengan lingkungan sistem pertahanan nasional, yakni :

1) Asas Manfaat. Pembinaan yang dilaksanakan harus berdaya guna atau berfaedah bagi penciptaan kondisi kekuatan nyata TNI Angkatan Udara yang memiliki keunggulan dalam penggunaannya. 2) Asas Keterpaduan. Pembinaan yang dilaksanakan harus secara ter-integrasi dan saling terkait antar subsistem kekuatan TNI sehingga tercipta persamaan persepsi dalam penggunaan kekuatan nantinya. 3) Asas Jangka Panjang. Pembinaan yang dilaksanakan harus sesuai

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 17: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

17

dengan perencanaan jangka panjang dan strategis sehingga terjadi efisiensi penggunaan sumber daya selain tanggap terhadap perubahan yang terjadi pada masa yang akan datang. 4) Asas Pencapaian Sasaran. Pembinaan yang dilaksanakan harus meng-hasilkan suatu kondisi nyata pertahanan secara tepat dan terukur sesuai dengan sasaran-sasaran yang telah ditentukan. 5) Asas Realistis. Pembinaan yang dilaksanakan harus menyesuaikan dengan kemampuan sumber daya yang tersedia dengan memperhatikan kemampuan dukungan dari pemerintah ke depan. 6) Asas Responsif. Pembinaan yang dilaksanakan harus selalu tanggap dan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan kebijakan makro tentang pertahanan negara.

7) Asas Objektif. Pembinaan yang dilaksanakan harus selalu berorientasi kepada pencapaian sasaran penggunaan kekuatan untuk melaksanakan operasi pertahanan dan keamanan. 8) Asas Efisiensi Anggaran. Pembinaan yang dilaksanakan harus mampu men-dayakan potensi sumber daya yang tersedia secara minimal untuk pencapaian hasil yang ditentukan serta semaksimal mungkin mampu mengeliminasi kemungkinan pemborosan, manipulasi dan korupsi dalam pelaksanaannya.

d. Objek Pembinaan Kekuatan. Objek pembinaan kekuatan TNI Angkatan Udara pada intinya adalah organisasi, personel, kepemimpinan dan manajemen, materiil dan jasa, sistem dan metode serta anggaran, dengan berpedoman sebagai berikut :

1) Organisasi. Organisasi TNI AU dikembangkan ke arah organisasi yang efisien pada kondisi damai dan efektif dalam kondisi krisis dan perang.

2) Personel. Pembinaan personel pada hakikatnya mencakup aspek pembinaan tenaga manusia (Binteman) dan aspek pembinaan personel individu (Binpers) TNI Angkatan Udara, dilakukan di satuan-satuan kerja dan di lembaga-lembaga pendidikan, sebagai berikut :

a) Pembinaan Tenaga Manusia. Pembinaan tenaga manusia adalah kegiatan pembinaan terhadap tenaga manusia sebagai sumber daya utama yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dengan tujuan untuk menentukan kebutuhan tenaga manusia yang berkualitas (beriman, bertaqwa, bermoral, bermental, intelektual dan fisik yang baik) dan kuantitatif serta pengembangan dalam pemanfaatannya melalui suatu pengkajian pendayagunaan. b) Pembinaan Fungsi Personel. Pembinaan fungsi personel adalah pembinaan terhadap personel secara individu dengan tujuan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 18: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

18

untuk menyiapkan personel yang sanggup dan mampu secara optimal mengemban setiap tugas yang dihadapi, penyelenggaraannya dimulai sejak diterima sebagai prajurit sampai dengan berakhirnya masa dinas yang bersangkutan dalam organisasi, yang terdiri atas penyediaan, pendidikan, penggunaan, perawatan, dan pemisahan.

c) Pembinaan Mental. Nilai kejiwaan harus tercermin didalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak prajurit, berlandaskan moral yang baik, semangat dan motivasi pelaksanaan tugas, serta diarahkan untuk membentuk insan prajurit yang bertumpu pada jati diri TNI.

d) Pembinaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah prasyarat dalam pengembangan intelektual personel, agar memiliki ketajaman persepsi, kejelian analisis dan keluasan wawasan. Pembinaan intelektual dikembangkan selaras dengan perkembangan pendidikan nasional serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilaksanakan melalui pendidikan dan latihan secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut sesuai dengan siklus peningkatan kemampuan. e) Pembinaan Jasmani. Pembinaan jasmani merupakan upaya mendasar yang sejajar dengan pembinaan kejiwaan dan pengetahuan, untuk membentuk prajurit agar memiliki kualitas dan kesamaptaan jasmani serta kesehatan yang setiap saat siap melaksanakan tugas. f) Pembinaan Kepemimpinan TNI Angkatan Udara. Pembinaan kepemimpinan TNI Angkatan Udara diarahkan kepada penyesuaian kultur TNI Angkatan Udara terhadap peran TNI yang dapat mewujudkan pemimpin yang beriman, bertaqwa, bermoral, berkarakter dan tangguh dalam pengabdiannya serta bertanggung jawab dan berani menanggung jawab. Wujud penyesuaian kultur TNI Angkatan Udara adalah peningkatan moral dan etika dengan maksud agar Pancasila, UUD 1945, Sumpah Prajurit, Sapta Marga, 8 Wajib TNI, dan 11 asas kepemimpinan TNI menjadi pedoman sikap dan perilaku prajurit dalam pergaulan di lingkungannya sendiri maupun di masyarakat luas. Peningkatan moral dan etika yang terhormat bagi prajurit harus diterapkan dalam sikap dan perilaku prajurit dimanapun berada dan bertugas yang merupakan citra positif jati diri TNI Angkatan Udara. Citra positif jati diri TNI Angkatan Udara ini harus mencerminkan sebagai bagian dari rakyat, lahir dan berjuang bersama rakyat, demi membela kepentingan negara, dalam peran sebagai alat pertahanan NKRI. Peningkatan moral dan etika prajurit juga harus dapat meningkatkan kesadaran hukum dan penegakan hak asasi manusia, agar kiprah dan keberadaannya senantiasa diterima dan dicintai masyarakat. Sikap prajurit TNI Angkatan Udara dalam menghadapi perkembangan situasi yang

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 19: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

19

sangat dinamis dan sarat dengan perubahan ini, dituntut untuk selalu menyadari dan memahami nilai, karakter dan jati diri TNI/TNI Angkatan Udara dalam tugas pengabdiannya. Penyadaran ini ditujukan agar senantiasa dapat berpegang teguh pada prinsip, berpijak pada posisi yang benar, dan tidak terombang ambing dalam berbagai kepentingan golongan atau aliran, agar TNI Angkatan Udara tetap menjadi kekuatan yang solid, kompak dan terhormat dalam menentukan sikap dan tindakan dengan dilandasi kesetiaan yang tinggi kepada bangsa dan negara. Sikap Prajurit TNI Angkatan Udara dalam menghadapi ancaman, dituntut untuk senantiasa berpedoman pada hakikat TNI/TNI Angkatan Udara sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang dan Tentara Nasional serta Tentara Profesional.

3) Materiil, Fasilitas dan Jasa. Materiil, fasilitas dan jasa perlu dikembangkan agar memiliki keandalan layak pakai secara teknis dan mampu mendukung pelaksanaan tugas. Kegiatan pembinaan dilaksanakan melalui upaya perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, perbaikan dan penghapusan dalam rangka melengkapi kebutuhan TNI Angkatan Udara. 4) Sistem dan Metode :

a) Pembinaan Sistem. Mekanisme kegiatan yang diatur oleh dasar atau pedoman, petunjuk dan prosedur yang berlaku untuk menyelenggarakan dan membina fungsi-fungsi di TNI Angkatan Udara,

b) Pembinaan Metode. Teknis pengaturan dalam mekanisme kegiatan yang diberlakukan untuk menyelenggarakan dan membina fungsi-fungsi di TNI Angkatan Udara. c) Pembinaan Manajemen. Pembinaan Manajemen TNI Angkatan Udara diarahkan kepada pengelolaan pertahanan negara matra udara meliputi perencanaan, penyelenggaraan dan pengawasan dalam membina, membangun, menggunakan kemampuan dan kekuatan alutsista yang dilaksanakan secara terpadu dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang rawan terhadap bencana alam. Pembinaan manajemen TNI Angkatan Udara harus memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, Hak Asasi Manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, internasional dan kebiasaan internasional.

5) Anggaran. Pembinaan anggaran TNI Angkatan Udara diarahkan guna menjamin terlaksananya seluruh kegiatan pembinaan TNI Angkatan Udara yang dibiayai dari anggaran pertahanan negara yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Anggaran harus dapat dipertang-gungjawabkan berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas serta efisiensi, yang pengawasan dan pemeriksaan terhadap

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 20: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

20

pengelolaannya dilakukan oleh Sistem Pengawasan Internal (SPI) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia.

31. Kemampuan TNI Angkatan Udara. Kemampuan TNI Angkatan Udara dalam upaya pertahanan negara dilaksanakan melalui berbagai bentuk operasi, baik yang bersifat mandiri maupun sebagai bagian dari suatu operasi gabungan yang akan memberikan efek kejut, daya hancur yang tinggi dalam mencapai keberhasilan atau menentukan kemenangan di semua aspek dan dimensi perang. Untuk dapat mempunyai efek kejut dan daya hancur yang tinggi, maka kekuatan TNI Angkatan Udara harus optimal, berkemampuan profesional dan selalu siap serta mampu untuk dihadapkan kepada segala bentuk ancaman terhadap negara dan bangsa yang bakal dihadapi. Kemampuan TNI Angkatan Udara yang meliputi kemampuan-kemampuan dalam bidang intelijen, pertahanan, keamanan, pemberdayaan wilayah pertahanan dan dukungan harus dapat diproyeksikan dalam berbagai bentuk operasi yang sudah ditentukan dalam rangka mendukung tugas pokok TNI. 32. Pembinaan Kemampuan TNI Angkatan Udara. Perubahan dan perkembangan lingkungan strategis dan kemajuan Iptek di bidang teknologi persenjataan, sangat mempengaruhi teknik dan strategi perang pada saat ini. Hal tersebut mendorong TNI Angkatan Udara untuk selalu meningkatkan kemampuannya agar dapat mengimbangi dan menghadapi setiap ancaman yang bakal terjadi khususnya yang datang melalui media udara. Upaya untuk meningkatkan kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk pembinaan kemampuan TNI Angkatan Udara diarahkan agar mampu melaksanakan tugas TNI Angkatan Udara di bidang intelijen, pertahanan, keamanan, pemberdayaan wilayah pertahanan dan dukungan guna mendukung kegiatan TNI Angkatan Udara.

a. Tujuan Pembinaan Kemampuan. Tujuan pembinaan kemampuan TNI Angkatan Udara ditujukan untuk mencapai tingkat kemampuan yang profesional agar dapat mendukung pelaksanaan tugas TNI Angkatan Udara. b. Sasaran Pembinaan Kemampuan. Sasaran pembinaan kemampuan TNI Angkatan Udara sebagai berikut :

1) Terwujudnya keterpaduan penggunaan kekuatan TNI Angkatan Udara. 2) Terwujudnya kemampuan TNI Angkatan Udara yang dapat mendukung tugas pokok TNI dalam rangka OMP dan OMSP. 3) Tercapainya tingkat profesionalisme prajurit yang meliputi kemampuan, keahlian, dedikasi/loyalitas, moril dan sifat-sifat keperwiraan untuk mampu melaksanakan tugas yang diemban.

4) Tercapainya tingkat pemilikan dan penguasaan teknologi terkini yang mengutamakan produksi dari industri dalam negeri, dengan memperhatikan berbagai aspek yang berhubungan dengan kelangsungan operasional dibandingkan jika menggunakan produksi dari luar negeri.

c. Asas Pembinaan Kemampuan. Penyelenggaraan pembinaan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 21: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

21

kemampuan Angkatan Udara mengacu pada asas pembinaan secara universal dan disesuaikan dengan pola pembinaan TNI yang melingkupi :

1) Asas Tujuan. Pembinaan seluruh sumber daya diarahkan pada pencapaian tujuan secara tepat dan dapat memilih serta mendahulukan hal-hal yang penting dengan memperhatikan karakteristik kekuatan udara. 2) Asas Kenyal. Pembinaan kemampuan dilaksanakan untuk mampu menyesuaikan diri terhadap situasi dan kondisi yang relatif cepat berubah. 3) Asas Desentralisasi. Pengelolaan sumber daya diselenggarakan melalui proses perencanaan dan pengendalian terpusat dengan pelaksanaan yang didesentralisasikan. 4) Asas Keterpaduan. Pembinaan kemampuan dilaksanakan berdasarkan keterpaduan antara pembinaan fungsi yang satu dengan fungsi lainnya.

5) Asas Kemandirian. Pembinaan kemampuan diarahkan pada pemberdayaan sumber daya dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri. 6) Asas Penguasaan Profesi. Penguasaan profesi yang dilandasi oleh airmanship, tanggung jawab dan disiplin tinggi merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pembinaan.

d. Objek Pembinaan Kemampuan. Objek pembinaan kemampuan TNI Angkatan Udara sebagai berikut :

1) Kemampuan Intelijen. Pembinaan kemampuan intelijen disiapkan untuk dapat berfungsi sebagai alat deteksi dini/penginderaan dini, dalam upaya pencegahan dini pada penyelenggaraan OMP dan OMSP. 2) Kemampuan Pertahanan. Pembinaan kemampuan pertahanan disiapkan untuk melaksanakan penyerangan udara, pengendalian udara, dukungan udara, dan eksploitasi informasi sebagai tugas TNI Angkatan Udara dalam penyelenggaraan OMP guna menangkal, menindak dan mengatasi ancaman dari luar negeri yang datang dari dan atau melalui udara terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah negara serta keselamatan bangsa.

3) Kemampuan Keamanan. Pembinaan kemampuan keamanan disiapkan untuk dapat melaksanakan dukungan udara, pertahanan udara dan eksploitasi informasi sebagai tugas TNI Angkatan Udara dalam penyelenggaraan OMSP guna menghadapi dan menanggulangi ancaman dalam negeri yang datang dari dan atau melalui udara terhadap integritas wilayah negara serta keselamatan bangsa.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 22: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

22

4) Kemampuan Pemberdayaan Wilayah. Pembinaan kemampuan TNI Angkatan Udara untuk membina dan memberdayakan unsur kedirgantaraan nasional sebagai cadangan udara maupun dukungan udara yang dapat mendukung pelaksanaan tugas-tugas TNI Angkatan Udara pada masa damai maupun perang. 5) Kemampuan Dukungan. Pembinaan kemampuan yang disiapkan untuk dapat mendukung kemampuan intelijen, kemampuan pertahanan dan kemampuan keamanan, pemberdayaan wilayah pertahanan udara, membantu Pemda dan Polri, perwujudan perdamaian dunia dan dukungan kemanusiaan dalam rangka pencapaian keberhasilan tugas TNI Angkatan Udara.

PENGGUNAAN KEKUATAN TNI ANGKATAN UDARA

33. Umum. Penggunaan kekuatan TNI Angkatan Udara dalam OMP dan OMSP dilaksanakan atas perintah Panglima TNI dengan memperhatikan pertimbangan, asas, prinsip, strategi dan pengerahan penggunaan kekuatan sesuai dengan ketentuan TNI. Kewenangan dan tanggung jawab penggunaan kekuatan TNI Angkatan Udara berada pada Panglima TNI, selanjutnya tanggung jawab pengoperasian kekuatan berada pada Panglima Komando Utama (Pangkoopsau dan Pangkohanudnas). Penggunaan kekuatan TNI Angkatan Udara menganut pemahaman kesatuan komando yang memandang wilayah operasi dan/atau mandala perang merupakan satu kesatuan yang utuh. 34. Pertimbangan. Penggunaan kekuatan TNI Angkatan Udara dilaksanakan dengan memperhatikan faktor-faktor pertimbangan sebagai berikut :

a. Ancaman. Penggunaan kekuatan harus disesuaikan dengan eskalasi ancaman, baik ancaman militer maupun nonmiliter yang dapat mengancam kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan bangsa dan negara. Sedangkan pelaksanan penggunaan kekuatan udara sesuai dengan mekanisme, prosedur dan undang-undang yang berlaku. b. Politik Negara. Penggunaan kekuatan harus didasari oleh keputusan politik negara, ketentuan-ketentuan hukum nasional dan internasional serta kebiasaan-kebiasaan internasional yang telah disepakati. c. Hak Asasi Manusia dan Hukum Humaniter. Penggunaan kekuatan harus memperhatikan prinsip-prinsip hukum, hak asasi manusia, dan hukum humaniter. d. Lingkungan Hidup. Penggunaan kekuatan harus sedapat mungkin menghindari kerusakan lingkungan hidup.

35. Asas. Penggunaan kekuatan TNI Angkatan Udara dalam OMP maupun

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 23: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

23

OMSP berpedoman pada asas-asas perang udara agar dapat dilaksanakan secara tepat, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam pengendalian kegiatan operasi udara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut :

a. Asas Tujuan. Penyelenggaraan perang mengutamakan rumusan tentang tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, disusunlah prioritas tindakan dan sasaran antara. Pencapaian sasaran antara secara keseluruhan harus menunjang pencapaian tujuan akhir yang telah ditetapkan. b. Asas Penyerangan. Tindakan penyerangan memungkinkan pemegang komando dan kendali memilih dan menentukan waktu, tempat, jenis sistem senjata yang digunakan serta menentukan prioritas sasaran. Penggunaan kekuatan Angkatan Udara secara besar-besaran dilaksanakan melalui tindakan penyerangan untuk mencapai tujuan. Kemampuan mobilitas kekuatan Angkatan Udara dan penguasaan elektro-magnetik serta informasi memungkinkan untuk digunakan sebagai penindak awal di tempat kejadian ataupun untuk mendukung satuan kawan. c. Asas Pendadakan. Tindakan pendadakan dapat memberikan keuntungan baik militer maupun psikologis. Melalui pendadakan, kekuatan Angkatan Udara sesuai dengan karakteristiknya mampu melakukan serangan pada waktu dan tempat yang tidak diduga sebelumnya oleh musuh, sehingga dapat menimbulkan kegoncangan atau kehancuran yang besar. d. Asas Pengamanan. Tindakan pengamanan yang tepat dapat menjamin keamanan dan kerahasiaan operasi, meningkatkan keleluasaan bergerak, melindungi satuan sendiri serta menghindari jatuhnya informasi ke tangan lawan. e. Asas Pemusatan Serangan. Tindakan pemusatan serangan diarahkan pada “centre of gravity” lawan yang dapat membatalkan niat lawan untuk melanjutkan perang. f. Asas Ekonomis. Penggunaan kekuatan secara tepat memungkinkan dilaksanakannya serangan terpusat pada saat kritis atas sasaran-sasaran terpilih tanpa menghambur-hamburkan sumber daya. g. Asas Kesatuan Komando. Kesatuan komando akan lebih mengefektifkan penggunaan kekuatan dalam menghimpun berbagai misi operasi udara sebagai gempuran yang menentukan untuk menyerang musuh, dibawah satu tanggung jawab komando. h. Asas Kesederhanaan. Struktur komando, strategi, perencanaan, taktik, prosedur, dan perintah-perintah operasi udara harus jelas dan sederhana agar mempermudah pelaksanaannya. i. Asas Kekenyalan. Penggunaan kekuatan harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi dan kondisi yang relatif cepat berubah.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 24: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

24

j. Asas Kohesi. Penggunaan kekuatan harus didasarkan pada rasa kebersamaan yang tercipta melalui latihan-latihan yang sangat menentukan efektivitas satuan dalam pertempuran. k. Asas Kesatuan Usaha. Penggunaan kekuatan oleh satuan, baik yang terlibat langsung atau tidak langsung telah megetahui segenap tindakkan yang diperlukan dan diberlakukan, ikut berpartisipasi aktif dalam satu jaring operasi.

l. Asas Pemanfaatan Informasi. Memonitor setiap perkembangan dan

situasi serta kondisi yang aktual dan melaporkan informasi secara dini,

mempercepat adaptasi terhadap setiap perubahan, serta senantiasa membina

dan mengembangkan kesadaran masyarakat untuk melakukan respon dan

lapor cepat.

m. Asas Manfaat. Dalam penyelenggaraan perang udara dilaksanakan

dengan mengerahkan segenap potensi nasional aspek udara dengan

mengutamakan manfaat yang dapat diraih. n. Asas Keunggulan Moril. Keunggulan moril merupakan faktor penentu keberhasilan tugas, dilandasi oleh motivasi yang kuat, semangat juang pantang menyerah, hubungan atasan dan bawahan yang kohesif, latihan yang keras, dukungan yang memadai dan prosedur operasional yang jelas. Semangat pantang menyerah dimaksudkan untuk tetap melakukan perlawanan terhadap kekuatan bersenjata musuh sampai memperoleh kemenangan.

36. Prinsip. Dalam penggunaan kekuatan TNI Angkatan Udara diperlukan suatu strategi yang tepat dan terukur, sehingga mampu menjamin keberhasilan kampanye udara yang diselenggarakan. Untuk menjamin keberhasilan tersebut, penggunaan kekuatan harus senantiasa berpedoman kepada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Sentralisasi Komando dan Desentralisasi Pelaksanaan. Penggunaan kekuatan merupakan gabungan dari berbagai kemampuan yang potensinya dapat diwujudkan secara penuh dan terpadu. Pelaksanaan komando harus dilakukan secara sentral pada panglima/komandan dan pelaksanaannya harus didesentralisasikan pada satuan pelaksana operasi (komando dari panglima, sedangkan pelaksanaan/eksekusi oleh pelaksana operasi). b. Keunggulan Udara. Keunggulan udara merupakan persyaratan bagi keberhasilan pelaksanaan operasi darat, laut dan udara yang perlu direbut terlebih dahulu. c. Tindakan Strategis dan Taktis. Penggunaan kekuatan dalam tindakan strategis ditujukan untuk menimbulkan pengaruh yang bersifat vital bagi negara guna memenangkan perang. Sedangkan penggunaan kekuatan dalam tindakan taktis ditujukan untuk menimbulkan pengaruh langsung di medan pertempuran. d. Serang Potensi Perang Musuh. Penyerangan terhadap potensi musuh meliputi semua tindakan yang dapat menurunkan kemampuan perang musuh

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 25: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

25

serta merebut waktu dan ruang geraknya, sehingga musuh tidak dapat menggunakan kekuatannya secara efektif. Tindakan ini dilakukan dengan serangan-serangan yang terkoordinasi terhadap potensi perang musuh, baik yang telah dilibatkan dalam pertempuran maupun yang masih dalam tahap penyiapan. Penerapan tindakan ini harus mempertimbangkan keunggulan dan kekuatan musuh, mengetahui dengan jelas tujuan musuh, serta kebutuhan dan keterbatasan pasukan kawan yang beroperasi di darat atau laut. Penyerangan potensi perang musuh dilakukan dalam bentuk :

1) Serang Musuh di Kedalaman. Tindakan-tindakan strategis dan taktis yang terintegrasi dapat memberikan dampak ganda terhadap kemampuan musuh untuk meneruskan perang. Keberhasilan penyerangan strategis yang diarahkan di pusat ke dalaman kekuatan musuh, pada umumnya memberikan dampak psikologis langsung kepada musuh atau sekutunya. Dampak ini mempengaruhi tindakan taktis, paling sedikit akan menunda aktivitas pasukan musuh yang berada di garis depan dan menghambat kesiapan kekuatan cadangan untuk memasuki medan tempur. Serangan di kedalaman harus mencakup semua sasaran jaringan gerak musuh beserta struktur komando dan pengendaliannya yang keseluruhannya digunakan untuk mengendalikan pasukan.

2) Penilaian Situasi Operasi Secara Terus Menerus. Penggunaan kekuatan secara proporsional untuk penyerangan sumber-sumber kemampuan dan pasukan yang digelar musuh akan menentukan situasi operasi. Keberhasilan atau kegagalan operasi dapat memberikan pengaruh pada keseluruhan pelaksanaan perang. Semua perencanaan harus dikoordinasikan, sehingga memiliki kekenyalan untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan perang. Oleh karena itu penilaian situasi secara terus-menerus mutlak diperlukan.

e. Pertimbangkan Manfaat Penyerangan dan Pertahanan. Kekuatan penyerangan mendapatkan beberapa keuntungan berupa inisiatif dalam menentukan waktu, tempat, kekuatan serta taktik penyerangan, sedangkan kekuatan yang bertahan harus menyiapkan diri terhadap segala kemungkinan. Karakteristik kekuatan udara memberikan peluang yang lebih besar untuk menyerang, namun keuntungan dan kerugian menyerang dan bertahan harus dipertimbangkan. Dalam tindakan penyerangan dan pertahanan perlu mempertimbangkan :

1) Rebut Inisiatif. Kekuatan udara dapat dengan cepat melakukan serangan hebat dan menghancurkan, serta dapat mengalihkan perhatian dan menahan tindakan ofensif musuh, bahkan dapat mengubah tindakan musuh dari menyerang menjadi bertahan. Panglima/komandan dapat mengubah tindakan musuh dengan melakukan penyerangan yang akan memaksa lawan menjadi lebih bersifat reaktif dari pada berinisiatif.

2) Pertahanan untuk Melindungi Inisiatif. Kegiatan pertahanan harus dirancang terutama guna melindungi kemampuan panglima/komandan untuk mempertahankan inisiatif. Panglima/komandan harus mengambil semua tindakan yang memungkinkan untuk melakukan serangan balas

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 26: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

26

dan memegang kembali inisiatif menyerang apabila kawan telah berhasil memperoleh keuntungan awal. Pertimbangan kebutuhan untuk menyerang dan bertahan mempengaruhi cara panglima/komandan menyusun struktur kekuatan maupun tindakan-tindakan untuk mengatasi perlawanan musuh. 3) Susun Kekuatan yang Kenyal. Untuk melaksanakan serangan balas, panglima/komandan harus memberikan perhatian yang sepadan terhadap kemampuan menyerang dan bertahan. Kemampuan bertahan yang memadai akan melindungi kekuatan sendiri dan memberikan rasa aman terhadap tindakan penyerangan yang akan dilakukan. Panglima/komandan harus dapat memadukan kemampuan menyerang dengan kemampuan bertahan dengan tepat. Kemampuan menyeluruh kekuatan udara akan lebih mantap bila kekuatan-kekuatan yang terlibat dalam operasi udara mempunyai kekenyalan dalam melaksanakan tindakan penyerangan atau pertahanan. 4) Paksa Lawan untuk Bertindak Reaktif. Apabila pang-lima/komandan telah mengambil inisiatif, harus tetap dipertahankan dengan melakukan tindakan-tindakan penyerangan yang terencana, sehingga lawan tetap bertindak reaktif.

f. Manfaatkan Dampak Psikologi Kekuatan Udara. Serangan udara dapat menimbulkan tanggapan dan reaksi yang emosional, baik dari angkatan bersenjata maupun seluruh rakyat negara yang diserang atau para sekutunya. Serangan mendadak dapat membatalkan rencana serta menciptakan kepanikan atau menghilangkan daya kohesi kekuatan musuh. Dapat pula mengubah perimbangan kekuatan yang memaksa lawan untuk melepaskan tujuannya dan bahkan mungkin menawarkan perdamaian.

37. Strategi Penggunaan Kekuatan. Strategi penggunaan kekuatan TNI Angkatan Udara berupa rencana umum penggunaan kekuatan, baik pada masa perang, krisis maupun damai untuk melaksanakan tugas TNI matra udara, menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah udara yurisdiksi nasional, serta pemberdayaan wilayah pertahanan udara. Strategi penggunaan kekuatan terdiri atas strategi penggelaran dan strategi pelibatan kekuatan sebagai berikut :

a. Strategi Penggelaran Kekuatan. Konsentrasi kedudukan kekuatan TNI Angkatan Udara selalu berada di pangkalan induk, selanjutnya akan digelar ke pangkalan-pangkalan operasi yang telah disiapkan dengan menganut bare base concept sesuai dengan sistem pertahanan udara. Penentuan pangkalan operasi dan/atau aju dirancang sedemikian rupa dengan memperhatikan arah, sifat dan bentuk ancaman serta kondisi geografi Indonesia. b. Strategi Pelibatan Kekuatan. Dengan berpedoman pada asas, prinsip penggunaan kekuatan dan perkiraan intelijen serta kemungkinan ancaman, maka pelibatan kekuatan Angkatan Udara menganut strategi sebagai berikut :

1) Strategi Penangkalan Udara. Strategi ini dimaksudkan sebagai upaya menangkal atau membatalkan niat musuh untuk melakukan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 27: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

27

permusuhan terhadap bangsa dan negara Republik Indonesia dengan cara memiliki dan menampilkan kemampuan yang tepat dan handal serta tekad yang kuat untuk menggunakannya.

2) Strategi Pengendalian Udara. Strategi ini dimaksudkan sebagai upaya untuk merebut keunggulan udara, sehingga tetap mampu menjaga keamanan, melaksanakan penegakan hukum di wilayah udara yurisdiksi nasional, dan pencegahan serta penghancuran kekuatan penyerang udara musuh.

3) Strategi Penyerangan Udara. Strategi ini dimaksudkan sebagai upaya untuk melumpuhkan/menghancurkan sasaran terpilih dan untuk meruntuhkan kemauan berperang musuh.

4) Strategi Dukungan Udara. Strategi ini dimaksudkan sebagai upaya untuk membantu kekuatan udara, darat, dan laut kawan dalam rangka meningkatkan daya gempur dan mobilitas pelaksanaan operasi.

38. Palagan Pelibatan. Penentuan jenis dan besarnya kekuatan TNI Angkatan Udara sesuai dengan pengembangan kemampuan dan kekuatan untuk memenangkan perang pada palagan pelibatan yang diatur sebagai berikut :

a. Palagan Lapis III. Palagan Lapis III terletak pada wilayah Internasional di luar ZEE, diproyeksikan keluar sampai posisi lawan yang ditujukan untuk mengancam kedaulatan negara. Kekuatan lawan yang ditujukan untuk mengancam kedaulatan negara dihancurkan di pangkalannya dan dalam perjalanan menuju wilayah nasional dengan pesawat tempur strategis. b. Palagan Lapis II. Palagan lapis II berada di luar laut teritorial, membentang di atas kawasan ZEE (dari batas garis ZEE ke dalam sampai dengan batas wilayah laut teritorial 12 NM), setiap ancaman yang akan memasuki wilayah nasional akan dihancurkan dengan pesawat tempur. Sedangkan ancaman yang menggunakan wahana udara akan dihancurkan dengan pesawat tempur sergap dan rudal jarak sedang. c. Palagan Lapis I. Palagan Lapis I berada diatas daratan dan laut teritorial (dari garis batas wilayah laut teritorial 12 NM ke dalam). Lawan yang berhasil melewati palagan lapis III dan II akan dihancurkan dengan pesawat-pesawat tempur, peluru kendali jarak pendek serta baterai-baterai penangkis serangan udara.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 28: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

28

39. Pelaksanaan Penggunaan Kekuatan. Pelaksanaan penggunaan kekuatan TNI Angkatan Udara ditujukan agar mampu melaksanakan operasi militer baik secara mandiri maupun gabungan yang diselenggarakan oleh Tentara Nasional Indonesia. Penggunaan kekuatan TNI Angkatan Udara dalam operasi militer dilaksanakan untuk menghalau ancaman terhadap kepentingan nasional dengan mengerahkan kekuatan udara sesuai dengan sasaran, waktu, tempat, dan dukungan logistik yang telah ditetapkan sebelumnya melalui perencanaan terperinci. Penggunaan kekuatan tempur TNI Angkatan Udara diwujudkan dalam kegiatan OMP dan OMSP meliputi :

a. Operasi Pertahanan Udara. Operasi pertahanan udara bertujuan untuk menegakan hukum dan menjaga keamanan wilayah udara yuridiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi. b. Operasi Serangan Udara strategis. Operasi serangan udara strategis dilaksanakan untuk mengamati, mengidentifikasi, menyerang dan menghancurkan sasaran-sasaran bernilai strategis yang merupakan centre of gravity guna menetralisasi kemampuan dan motivasi perang musuh dalam rangka perang. c. Operasi Lawan Udara Ofensif. Operasi lawan udara dilaksanakan untuk menghancurkan ataupun menetralisasi kekuatan udara musuh dalam rangka perang guna mendapatkan keunggulan udara di mandala operasi, sehingga operasi darat, laut, dan udara kawan dapat terlaksana tanpa ada gangguan dan ancaman dari kekuatan udara musuh. d. Operasi Dukungan Udara. Operasi dukungan udara baik yang bersifat taktis maupun strategis, dilaksanakan untuk mendukung kekuatan darat, laut, udara, dan instansi lain yang sedang atau akan melaksanakan operasi dalam rangka mencapai keberhasilan pelaksanaan tugasnya. Operasi dukungan udara juga ditujukan untuk menciptakan keberlangsungan (sustainability) perang yang sedang dilaksanakan. e. Operasi Informasi. Operasi informasi merupakan salah satu macam operasi yang penyelenggaraannya memadukan berbagai kemampuan intelijen, teknologi informasi, komunikasi dan elektronika, psikologi, infolahta dan penerangan. Untuk mendapat hasil yang optimal, harus berpedoman pada pokok-pokok operasi informasi yang meliputi tujuan, sasaran, asas, batasan dan fungsi serta bentuk-bentuk operasi.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 29: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

29

TATARAN KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB SERTA KOMANDO DAN KENDALI

40. Umum. Tataran kewenangan yang diatur dalam Doktrin TNI Angkatan Udara Swa Bhuwana Paksa ini mengatur kewenangan Kepala Staf Angkatan Udara, eselon staf pembantu pimpinan, dan para panglima/komandan kotama dalam rangka pelaksanaan pembinaan kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Udara secara terarah, teratur, terkoordinasi, dan terkendali. 41. Tataran kewenangan dan tanggung jawab dalam pembinaan kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Udara. Kewenangan dan tanggung jawab dalam pembinaan kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Udara tatarannya diatur sebagai berikut :

a. Eselon Pimpinan. Kepala Staf TNI Angkatan Udara mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam pembinaan kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Udara. b. Eselon Staf Pembantu Pimpinan. Eselon staf pembantu pimpinan mempunyai kewenangan dan tanggung jawab dalam rangka pembinaan kekuatan melalui fungsi-fungsi TNI Angkatan Udara sebagai berikut :

1) Pembinaan Fungsi Intelijen. Pembinaan fungsi intelijen dilaksanakan dalam bentuk usaha kegiatan, tindakan dan pekerjaan dalam mencari dan mengumpulkan bahan keterangan (info) serta menyajikan produk intelijen secara tepat dan cepat dengan kecermatan yang tinggi guna mendukung keberhasilan berbagai tugas TNI Angkatan Udara. Pembinaan fungsi intelijen meliputi intelijen udara, pengamanan tubuh TNI Angkatan Udara dan persandian 2) Pembinaan Fungsi Operasi. Pembinaan fungsi operasi dilaksanakan dalam bentuk usaha, kegiatan dan tindakan untuk mencapai kesiapan operasional yang tinggi dari satuan-satuan Angkatan Udara. Pembinaan fungsi operasi meliputi operasi dan latihan, kemampuan khusus, pasukan khas, dukungan operasi, hukum, Pernika, keselamatan terbang dan kerja, kelaikan udara, navigasi udara, pencarian dan pertolongan, pemberdayaan wilayah pertahanan udara dan potensi dirgantara serta operasi polisional Angkatan Udara. 3) Pembinaan Fungsi Personel. Pembinaan fungsi personel dilaksanakan dalam bentuk usaha, kegiatan, dan tindakan untuk menghasilkan personel yang profesional, bermoral, bermotivasi dan berdedikasi serta memiliki jiwa kejuangan dan kesiapan fisik yang tinggi agar dapat melaksanakan tugas-tugas TNI Angkatan Udara. Pembinaan fungsi personel meliputi administrasi, pendidikan, perawatan dan kesehatan personel. 4) Pembinaan Fungsi Logistik. Pembinaan fungsi logistik dilaksanakan dalam bentuk usaha, kegiatan dan tindakan untuk

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 30: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

30

mewujudkan tersedianya materiil, fasilitas dan jasa yang siap dan mampu mendukung kebutuhan dan kesiapan satuan operasional TNI Angkatan Udara. Pembinaan fungsi logistik meliputi pengadaan, pembekalan, pemeliharaan, fasilitas dan konstruksi, komunikasi dan elektronika, dukungan kesehatan serta angkutan.

5) Pembinaan Fungsi Manajemen. Pembinaan fungsi manajemen dilaksanakan dalam bentuk usaha, kegiatan dan tindakan untuk mendukung penyelenggaraan fungsi TNI Angkatan Udara secara tertib, efektif dan efisien. Pembinaan fungsi manajemen meliputi administrasi umum, perencanaan strategis, program dan anggaran, keuangan, organisasi, peranti lunak, informasi dan pengolahan data serta penelitian dan pengembangan. 6) Pembinaan Fungsi Pengawasan dan Pemeriksaan. Pembinaan fungsi pengawasan dan pemeriksaan dilaksanakan dalam bentuk usaha, kegiatan dan tindakan untuk terciptanya tertib administrasi dan taat asas dalam penyelenggaraan fungsi TNI Angkatan Udara.

c. Eselon Pelaksana (Kotama). Kewenangan dan tanggung jawab pembinaan kekuatan dan kemampuan secara terbatas, dilaksanakan oleh para panglima/komandan kotama TNI Angkatan Udara.

42. Tataran Kewenangan Komando dan Pengendalian. Tataran kewenangan komando dan pengendalian dilaksanakan pada OMP dan OMSP :

a. Pada Operasi Militer Perang.

1) Presiden. Berwenang dan bertanggung jawab atas pengerahan kekuatan TNI Angkatan Udara, melalui panglima TNI, untuk menghadapi ancaman bersenjata setelah mendapat persetujuan DPR RI. 2) Panglima TNI. Berwenang menetapkan atau membentuk Komando Operasi, mengerahkan kekuatan TNI Angkatan Udara untuk operasi, memegang komando dan pengendalian operasi yang bersifat strategis. 3) Panglima Komando Operasi. Memegang komando dan pengendalian operasi terhadap satuan TNI Angkatan Udara yang berada di bawah komandonya dan dapat mendelegasikan kewenangan komando dan pengendalian taktis kepada Komandan satuan bawah.

b. Operasi Militer Selain Perang. Komando dan pengendalian unsur kekuatan TNI Angkatan Udara yang dilibatkan dalam OMSP disesuaikan dengan perintah penugasan dari Panglima TNI.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 31: Tulisan Pokok Kekuatan Udara.pdf

31

43. Tataran Kewenangan dalam penyelenggaraan kampanye Militer :

a. Presiden. Berdasarkan UU No. 3/2002 pasal 13 dan 14 dalam penyelenggaraan Pertahanan negara dan sebagai Panglima tertinggi TNI, memiliki kewenangan untuk mengerahkan kekuatan TNI atas persetujuan DPR dengan mempertimbangkan berbagai hal, tetapi dalam keadaan bahaya untuk menghadapi ancaman bersenjata dapat langsung mengerahkan kekuatan TNI dan dalam waktu 2 x 24 jam harus mengajukan persetujuan DPR. b. DPR. Sebagai lembaga yang mewakili seluruh Bangsa Indonesia merupakan lembaga yang mengawasi pelaksanaan kebijakan umum Hanneg dan memberikan keputusan persetujuan atau menolak terhadap kebijakan Presiden dalam mengambil keputusan penetapan pengerahan kekuatan TNI dalam rangka Pertahanan Negara. d. Menlu. UU No. 3/2003 pasal. 15 ayat 5 Menlu sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Nasional (DKN) dalam rangka menjaga hubungan dengan luar negeri dan kepercayaan dunia internasional serta sebagai pembantu Presiden maka Menlu melaksanakan diplomasi sebagai langkah antisipasi terhadap tanggapan yang muncul dari berbagai negara. e. Mendagri. UU No. 3/2002 pasal 15 ayat 5 Mendagri sebagai anggota tetap DKN dalam menjaga stabilitas nasional dan sebagai pembantu presiden maka Mendagri mensosialisasikan keputusan penetapan keadaan bahaya kepada seluruh bangsa Indonesia dan mengingatkan masyarakat untuk ikut pertahanan negara terhadap ancaman bangsa Indonesia. f. Panglima TNI. UU No. 3/2002 pasal 18 dan UU No. 34/2004 pasal 19 dan 20 sebagai pembantu Presiden dan anggota tetap DKN memiliki kewenangan penyelenggaraan perencanaan strategi dan Operasi Militer, pembina profesi dan kekuatan militer serta pemelihara siaga operasi yang berwenang dalam segenap komponen Pertahanan Negara dalam penyelenggaraan operasi militer. Panglima TNI memberi direktif untuk membuat. Rencana Kampanye (Renkam) dalam rangka kampanye militer sebagai kelanjutan pernyataan terhadap ancaman bersenjata dari luar maupun dalam negara serta menunjuk seorang Pati untuk menjabat sebagai Panglima Komando Mandala. g. Panglima Komando Mandala. Mempunyai wewenang Komando Mandala atas kekuatan yang dikerahkan dalam Kampanye Militer berdasarkan Renkammil yang telah diproses melalui Perencanaan Kampanye Militer.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.