tugas urolitiasis
-
Upload
galih-nugraha -
Category
Documents
-
view
54 -
download
7
Transcript of tugas urolitiasis
MASALAH GANGGUAN BATU DI SALURAN
TRAKTUS URINARIUS
Disusun Oleh :
Nama : Galih Nugraha
Nim : 04121401078
PDU NON REGULER 2012
Dosen Pembimbing :
dr. Safyudin, M. Biomed
FAKULTAS KEDOKTERAN
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat
menyusun makalah gangguan batu di saluran traktus urinarius ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas blok biokimia yang merupakan
bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya.
Kami mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa, orang tua, dosen pembimbing, dr. Safyudin, M. Biomed yang telah
mendukung baik moril maupun materil dalam pembuatan makalah ini.
Peribahasa menyatakan bahwa tak ada gading yang tak retak. Kami
mengakui dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami memohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah kami di kesempatan mendatang. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
Palembang, 2013
Tim Penyusun
2
Daftar Isi :
1. Pendahuluan.......................................................................................... 4
2. Pembahasan :
- Definisi......................................................................................... 4
- Klasifikasi..................................................................................... 4
- Manifestasi klinik.......................................................................... 7
- Patofisiologi.................................................................................. 8
- Penatalaksanaan Medis...............................................................15
3. Penutup :
- Kesimpulan...................................................................................18
4. Daftar Pustaka.........................................................................................19
5. Catatan....................................................................................................20
3
i. Pendahuluan
Berbagai macam gangguan dapat terjadi pada saluran traktus urinarius.
Selain dikarenakan oleh infeksi dan kelainan anatomis, gangguan dapat pula terjadi
akibat terdapat batu di saluran traktus urinarius (urotiliasis). Di Indonesia penyakit
batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar dari jumlah pasien di klinik
urologi. Insidensi dan prevalensi yang pasti dari penyakit ini di Indonesia belum
dapat ditetapkan secara pasti. Urolitiasis lebih sering menimbulkan gejala pada laki-
laki daripada perempuan. Pada penyakit ini telah lama ditemukan adanya
kecenderungan familial.
Komposisi batu pada saluran kemih pada umumnya sebagian besar terdiri
dari garam kalsium, seperti kalsium oksalat monohidrat dan kalsium oksalat dihidrat.
Sedangkan sebagian kecil terdiri dari batu asam urat, batu struvit dan batu sistin.
Faktor-faktor yang menjadi presdiposisi terjadinya batu saluran kemih adalah
hiperkalsiuria, pengeluaran pirofosfat di dalam urin atau natrium dan magnesium.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penanganan batu di saluran kemih
antara lain letak batu, ukuran batu, adanya komplikasi ( obstruksi, infeksi, gangguan
yang ditimbulkan ) dan komposisi batu. Hal inilah yang akan menentukan berbagai
macam bentuk penanganan yang akan dilakukan.
ii. Pembahasan
ii.1 Definisi
Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah suatu kelainan dimana terdapat batu
pada saluran traktus urinarius yang bersifat idopatik yang dapat menimbulkan
kelainan dan infeksi sistem kemih.
ii.2 Klasifikasi
4
Terdapat 2 macam pengklasifikasian dalam masalah urolitiasis, yaitu
pengklasifikasian berdasarkan jenis-jenis batu dan tempat terjadinya pembentukan
batu pada urolitiasis.
- Pengklasifikasian berdasarkan jenis batu :
1) Batu kalsium
Batu jenis ini paling banyak dijumpai, yaitu kurang lebih 70-80 % dari seluruh
batu saluran kemih. Kandungan batu ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat,
atau campuran dari kedua unsur itu.
Faktor terjadinya batu kalsium :
Faktor tejadinya batu kalsium adalah:
a) Hiperkasiuria yaitu Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat
terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif),
gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal)
dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada
hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.
b) Hiperoksaluria yaitu ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak
dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya
oksalat seperti teh, kopi instan, soft drink, coklat, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau
terutama bayam.
c) Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat
dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu
kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan
kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.
d) Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium
sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan
hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi
atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.
5
2) Batu struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu ini
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah
kuman golongan pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim
urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi
amoniak.
3) Batu asam urat
Batu asam urat merupakan 5-10 % dari seluruh batu saluran kemih. Diantara
75-80 % batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya merupakan
campuran kalsium oksalat. Penyakit batu asam urat banyak diderita oleh pasien-
pasien penyakit gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang dapat menyebabkan
penyakit antikanker, dan yang banyak mempergunakan obat urikosurik diantaranya
adalah sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet
tinggi protein mempunyai peluang yang lebih besar untuk mendappatkan penyakit
ini.
4) Batu jenis lain
Batu sistin, batu xanthin, batu triamteren, dan batu silikat sangat jarang
dijumpai. Batu sistin didapatkan karena kelainan metabolisme sistin, yaitu kelainan
dalam absorbsi sistin di mukosa usus. Demikian batu xanthin terbentuk karena
penyakit bawaan berupa defisiensi enzim
- Pengklasifikasian berdasarkan tempat terjadinya batu :
1. Batu Ureter :
Batu ureter pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kalik
ginjal, yang turun ke ureter. Terdapat tiga penyempitan sepanjang ureter yang
biasanya menjadi tempat berhentinya batu yang turun dari kalik yaitu ureteropelvic
junction (UPJ), persilangan ureter dengan vasa iliaka, dan muara ureter di dinding
6
buli. Komposisi batu ureter sama dengan komposisi batu saluran kencing pada
umumnya.
2. Batu Ginjal
Batu ginjal pada umumnya menempati lebih dari satu collecting system, yaitu
batu pielum yang berekstensi ke satu atau lebih kaliks. Terdapat 2 macam istilah
dalam batu ginjal, Istilah batu ginjal staghorn parsial digunakan jika batu menempati
sebagian cabang collecting system, sedangkan istilah batu ginjal staghorn komplit
digunakan batu jika menempati seluruh collecting system.
Komposisi tersering batu cetak ginjal adalah kombinasi magnesium amonium
fosfat (struvit) dan/ atau kalsium karbonat apatit. Komposisi lain dapat berupa sistin
dan asam urat, sedangkan kalsium oksalat dan batu fosfat jarang dijumpai. Batu
ginjal yang tidak ditangani akan mengakibatkan kerusakan ginjal dan atau sepsis
yang dapat mengancam jiwa pengangkatan seluruh batu merupakan tujuan utama
untuk mengeradikasi organisme penyebab, mengatasi obstruksi, mencegah
pertumbuhan batu lebih lanjut dan infeksi yang menyertainya serta preservasi fungsi
ginjal.
3. Batu pada Kandung Kemih
Batu kandung kemih adalah batu urolitiasis yang terdapat pada kandung kemih
(vesica urinaria). Beberapa faktor risiko terjadinya batu kandung kemih : obstruksi
infravesika, neurogenic bladder, infeksi saluran kemih (urea-splitting bacteria),
adanya benda asing,serta divertikel kandung kemih.
4. Batu Uretra
Pada umumnya batu uretra berasal dari batu kandung kemih yang turun ke
uretra. Sangat jarang batu uretra primer kecuali pada keadaan stasis urin yang
kronis dan infeksi seperti pada striktur uretra atau divertikel uretra. Insidensi
terjadinya batu uretra hanya 1% dari keseluruhan kasus batu saluran kemih.
Komposisi batu uretra tidak berbeda dengan batu kandung kemih. Dua pertiga
batu uretra terletak di uretra posterior dan sisanya di uretra anterior. Keluhan
bervariasi dari tidak bergejala, disuria, aliran mengecil atau retensi urin.
7
ii.3 Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala urolitiasis, antara lain:
1. Nyeri
Tergantung dari letak batu
2. Demam
Demam ialah tanda adanya kuman yang beredar di dalam darah. selain
demam adalah jantung berdebar-debar, tekanan darah rendah dan
pelebaran pembuluh darah di kulit. Demam akibat obstruksi saluran kemih
memerlukan dekompresi secepatnya
3. Hematuria dan Kristaluria
Hematuria adalah adanya darah yang keluar bersama urin. Kristaluria
adalah urin yang disertai dengan pasir atau batu.
4. Nausea dan Vomiting
Obstruksi saluran kemih bagian atas sering menimbulkan mual dan
muntah.
5. Pembengkakkan daerah punggung bawah
Penyumbatan saluran kemih bagian atas yang akut ditandai rasa sakit
punggung bagian bawah.
6. Infeksi
Ditandai gejala menggigil, demam, nyeri pinggang, nausea serta muntah
dan disuria. Secara umum infeksi pada batu struvit (batu infeksi)
berhubungan dengan infeksi dari Proteus sp, Pseudomonas sp, Klebsiella
sp
ii.4 Patofisilogi
Batu saluran kemih merupakan hasil dari beberapa gangguan metabolisme,
meskipun belum diketahui secara pasti mekanismenya. Namun beberapa teori
menyebutkan diantaranya teori inti matriks, teori supersaturasi, teori presipitasi-
kristalisasi, teori berkurangnya faktor penghambat. Setiap orang mensekresi kristal
lewat urine setiap waktu, namun hanya kurang dari 10 % yang membentuk batu.
Supersaturasi filtrat diduga sebagai faktor utama terbentuknya batu, sedangkan
8
faktor lain yang dapat membantu yaitu keasaman dan kebasaan batu, stasis urine,
konsentrasi urine, substansi lain dalam urine (seperti : pyrophospat, sitrat dll).
Sedangkan materi batunya sendiri bisa terbentuk dari kalsium, phospat,
oksalat, asam urat, struvit dan kristal sistin. Batu kalsium banyak dijumpai, yaitu
kurang lebih 70-80 % dari seluruh batu saluran kemih, kandungan batu jenis ini
terdir atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur itu. Batu
asam urat merupakan 5-10 % dari seluruh BSK yang merupakan hasil metabolisme
purine. Batu struvit disebut juga batu infeksi karena terbentuknya batu ini disebabkan
oleh adanya infeksi saluran kemih, kuman penyebab infeksi ini adalah kuman
golongan pemecah urea atau ‘urea splitter’, yang dapat menghasilkan enzim urease
dan merubah urine menjadi basa. Batu struvit biasanya mengandung magnesium,
amonium dan sulfat. Batu sistin masih sangat jarang ditemui di Indonesia, berasal
dari kristal sistin akibat adanya defek tubular renal yang herediter
Apabila karena suatu sebab, partikel pembentuk batu meningkat maka
kondisi ini akan memudahkan terjadinya supersaturasi, sebagai contoh pada
seseorang yang mengalami immobilisasi yang lama maka akan terjadi perpindahan
kalsium dari tulang, akibatnya kadar kalsium serum akan meningkat sehingga
meningkat pula yang harus dikeluarkan melalui urine. Dari sini apabila intake cairan
tidak adekuat atau seseorang mengalami dehidrasi, maka supersaturasi akan terjadi
dan kemungkinan terjadinya batu kalsium sangat besar. pH urine juga dapat
membantu terjadinya batu atau sebaliknya, batu asam urat dan sistin cenderung
terbentuk pada suasana urine yang bersifat asam, sedangkan batu struvit dan
kalsium fosfat dapat terbentuk pada suasana urine basa, adapun batu kalsium
oksalat tidak dipengaruhi oleh pH urine.
Batu yang berada dan terbentuk di tubuli ginjal kemudian dapat berada di
kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks
ginjal. Batu yang mengisi pielum dan lebih dari dua kaliks ginjal memberikan
gambaran menyerupai tanduk rusa sehingga disebut batu stoghorn. Batu yang besar
dan menyumbat saluran kemih akan menyebabkan obstruksi sehingga menimbulkan
hidronefrosis atau kaliektasis. Peningkatan tekanan akibat obstruksi menyebabkan
ischemia arteri renalis diantara korteks renalis dan medulla dan terjadi pelebaran
tubulus sehingga dapat menimbulkan kegagalan ginjal. Obstruksi yang tidak teratasi
akan menyebabkan urin stasis yang menjadi predisposisi terjadinya infeksi sehingga
menambah kerusakan ginjal yang ada.
9
Sebagian urin dapat mengalir kembali ke tubulus renalis masuk ke vena dan
tubulus getah bening yang bekerja sebagai mekanisme kompensasi guna mencegah
kerusakan ginjal. Ginjal yang tidak menderita mengambil alih eliminasi produk sisa
yang banyak. Karena obstruksi yang berkepanjangan, ginjal yang tidak menderita
membesar dan dapat berfungsi seefektif seperti kedua buah ginjal seperti sebelum
terjadi obstruksi. Obstruksi kedua belah ginjal berdampak kepada kegagalan ginjal.
Hidronefrosis bisa timbul tanpa gejala selama ginjal berfungsi adekuat dan urin
masih bisa mengalir. Adanya obstruksi dan infeksi akan menimbulkan nyeri koliks,
nyeri tumpul (dull pain), mual, muntah dan perkembangan hidronefrosis yang
berlangsung lamban dapat menimbulkan nyeri ketok pada pinggang. Kadang-kadang
dijumpai hematuri akibat kerusakan epitel.
Batu yang keluar dari pelvis ginjal dapat menyumbat ureter yang akan
menimbulkan rasa nyeri kolik pada pinggir abdomen, rasa nyeri bisa menjalar ke
daerah genetalia dan paha yang disebabkan oleh peningkatan aktivitas kegiatan
peristaltik dari otot polos pada ureter yang berusaha melepaskan obstruksi dan
mendorong urin untuk berlalu. Mual dan muntah seringkali menyertai obstruksi ureter
akut disebabkan oleh reaksi reflek terhadap nyeri dan biasanya dapat diredakan
setelah nyeri mereda. Ginjal yang berdilatasi besar dapat mendesak lambung dan
menyebabkan gejala gastrointestinal yang berkesinambungan. Bila fungsi ginjal
sangat terganggu, mual dan muntah merupakan ancaman gajala uremia
Beberapa teori terbentuknya urolitiasis, yaitu :
1. Teori Supersaturasi/Kristalisasi
Urin mempunyai kemampuan melarutkan lebih banyak zat yang terlarut
bila dibandingkan dengan air biasa. Dengan adanya molekul zat organik
seperti urea, asam urat, sitrat dan mukoprotein, juga akan mempengaruhi
kelarutan zat-zat lain. Bila konsentrasi zat-zat yang relatif tidak larut
dalam urin (kalsium, oksalat, fosfat) makin meningkat, maka akan
terbentuk kristalisasi zat tersebut. Bila air kemih menjadi asam (pH turun)
maka beberapa zat seperti asam urat akan mengkristal. Sebaliknya bila air
kemih menjadi basa (pH naik) maka beberapa zat seperti kalsium fosfat
akan mengkristal. Dengan demikian, pembentukan batu pada saluran
kemih terjadi bila keadaan urin kurang dari atau melebihi batas pH normal
10
sesuai dengan jenis zat pembentuk batu dalam saluran kemih. Batasan pH
urin normal antara 4,5-8.
2. Teori Nukleasi adanya nidus
Nidus atau nukleus yang terbentuk, akan menjadi inti presipitasi yang
kemudian terjadi. Zat/keadaan yang dapat bersifat sebagai nidus adalah
ulserasi mukosa, gumpalan darah, tumpukan sel epitel, bahkan juga
bakteri, jaringan nekrotik iskemi yang berasal dari neoplasma atau infeksi
dan benda asing.
3. Teori Tidak Adanya Inhibitor
Supersaturasi kalsium, oksalat dan asam urat dalam urin dipengaruhi oleh
adanya inhibitor kristalisasi. Terbentuk atau tidaknya batu di dalam saluran
kemih ditentukan oleh adanya keseimbangan antara zat-zat pembentuk
batu dan penghambat (inhibitor). Pada penderita batu saluran kemih, tidak
didapatkan zat yang bersifat sebagai inhibitor dalam pembentukan batu.
Magnesium, sitrat dan pirofosfat telah diketahui dapat menghambat
pembentukan nukleasi (inti batu) spontan kristal kalsium. Zat lain yang
mempunyai peranan inhibitor, antara lain: asam ribonukleat, asam amino
terutama alanin, sulfat, fluorida, dan seng.
4. Teori Epitaksi
Epitaksi adalah peristiwa pengendapan suatu kristal di atas permukaan
kristal lain. Bila pada penderita ini, oleh suatu sebab terjadi peningkatan
masukan kalsium dan oksalat, maka akan terbentuk kristal kalsium oksalat.
Kristal ini kemudian akan menempel di permukaan kristal asam urat yang
telah terbentuk sebelumnya, sehingga tidak jarang ditemukan batu saluran
kemih yang intinya terjadi atas asam urat yang dilapisi oleh kalsium oksalat
di bagian luarnya.
5. Teori Kombinasi
Teori Kombinasi adalah gabungan dari berbagai teori disebut dengan teori
kombinasi.
Terbentuknya batu sal.kemih dalam teori kombinasi adalah :
a. Fungsi ginjal harus cukup baik untuk mengekskresi zat yang dapat
membentuk kristal secara berlebihan.
b. Ginjal harus dapat menghasilkan urin dengan pH yang sesuai untuk
kristalisasi.
11
Dari kedua hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ginjal harus
mampu melakukan ekskresi suatu zat secara berlebihan dengan pH
urin yang sesuai sehingga terjadi presipitasi zat-zat tersebut.
c. Urin harus tidak mengandung sebagian atau seluruh inhibitor
kristalisasi.
d. Kristal yang telah terbentuk harus berada cukup lama dalam urin,
untuk dapat saling beragregasi membentuk nukleus, selanjutnya
akan mengganggu aliran urin. Statis urin yang terjadi kemudian,
memegang peranan penting dalam pembentukan batu saluran
kemih, sehingga nukleus yang telah terbentuk dapat tumbuh.
Sedangkan klasifikasi batu saluran kemih yaitu:
1) Batu Kalsium
• Batu jenis ini adalah jenis batu yang paling banyak ditemukan, yaitu
70-80% dari jumlah pasien urolitiasis.
• Ditemukan lebih banyak pada laki-laki, rasio pasien laki- laki
dibanding wanita adalah 3:1, dan paling sering ditemui pada usia
20-50 tahun.
• Kandungan batu ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau
campuran dari keduanya.
• Kelebihan kalsium dalam darah secara normal akan dikeluarkan
oleh ginjal melalui urin.
• Penyebab tingginya kalsium dalam urin antara lain:
a) Peningkatan penyerapan kalsium oleh usus, gangguan
kemampuan penyerapan kalsium oleh ginjal
b) peningkatan penyerapan kalsium tulang
2) Batu Infeksi/Struvit
Batu struvit disebut batu infeksi, karena terbentuknya batu ini
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih.
Adanya infeksi saluran kemih dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan bahan kimia dalam urin.
Bakteri dalam saluran kemih mengeluarkan bahan yang dapat
menetralisir asam dalam urin sehingga bakteri berkembang biak
lebih cepat dan mengubah urin menjadi bersuasana basa.
12
Suasana basa memudahkan garam-garam magnesium,
ammonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium
ammonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.
Terdapat pada sekitar 10-15% dari jumlah pasien urolitiasis. Lebih
banyak pada wanita, dengan rasio laki-laki dibanding wanita yaitu
1:5.
Batu struvit biasanya menjadi batu yang besar dengan bentuk
seperti tanduk (staghorn)
3) Batu Asam Urat
• Ditemukan 5-10% pada penderita urolitiasis.
• Rasio laki-laki dibanding wanita adalah 3:1.
• Sebagian dari pasien jenis batu ini menderita Gout, yaitu suatu
kumpulan penyakit yang berhubungan dengan meningginya atau
menumpuknya asam urat.
• Pada penyakit jenis batu ini gejala dapat timbul dini karena
endapan/kristal asam urat (sludge) dapat menyebabkan keluhan
berupa nyeri hebat (colic), karena endapan tersebut menyumbat
saluran kencing.
• Batu asam urat bentuknya halus dan bulat sehingga sering kali
keluar spontan.
• Batu asam urat tidak tampak pada foto polos.
4) Batu Sistin
• Jarang ditemukan, terdapat pada sekitar 1-3% pasien urolitiasis.
• Penyakit batu jenis ini adalah suatu penyakit yang diturunkan.
• Batu ini berwarna kuning jeruk dan berkilau.
• Rasio laki-laki dibanding wanita adalah 1:1.
• Batu lain yang juga jarang yaitu Batu Silica dan Batu Xanthine
Analisis: Dari jenis batu yang menyebabkan seseorang menderita
obstruksi saluran kemih, batu yang paling berpengaruh adalah batu
kalsium. Hal ini lebih beresiko terhadap orang yang inaktif, karena
penumpukan kalsium yang terdapat dalam tubuh. Selain itu
pertumbuhan tulang yang tidak efektif serta penggunaan kalsium
yang tidak optimal dan kalsium merupakan salah satu zat yang
13
tidak dapat disimpan dalam tubuh. Oleh karena itu, pengeluaran
kalsium lebih banyak melewati system urinarius.
- Berikut ini juga beberapa faktor yang turut mempengaruhi terbentuknya
urolitiasis.
Faktor yang mempengaruhi terbentuknya urolitiasis, yaitu:
1. Usia
Lebih sering ditemukan pada usia 30-50 tahun
2. Jenis kelamin
Jumlah penderita laki-laki lebih banyak tiga kali dibandingkan
perempuan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur anatomi saluran
kemih antara laki-laki dan perempuan serta faktor hormone estrogen yang
mencegah terjadinya agregasi garam kalsium.
3. Pekerjaan
Pekerja-pekerja keras yang banyak bergerak, misalnya buruh dan
petani akan mengurangi terjadinya batu sal. kemih bila dibandingkan
dengan pekerja-pekerja yang lebih banyak duduk.
4. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum akan mengurangi
terbentuknya batu, sedangkan bila kurang minum menyebabkan kadar
semua substansi dalam urin akan meningkat dan akan mempermudah
pembentukan batu. Kejenuhan air yang diminum sesuai dengan kadar
mineralnya terutama kalsium diperkirakan mempengaruhi terbentuknya
batu sal. kemih
5. Makanan
Konsumsi makanan tinggi protein yang berlebihan dan garam akan
meningkatkan pembentukan batu sal. kemih. Diet banyak purin (kerang-
kerangan, anggur), oksalat (teh, kopi, cokelat, minuman soda, bayam),
kalsium (daging, susu, kaldu, ikan asin dan jeroan) mempermudah
terjadinya penyakit ini. Makan-makanan yang banyak mengandung serat
dan protein nabati mengurangi risiko batu sal. kemih dan makanan yang
mengandung lemak dan protein hewani akan meningkatkan risiko batu sal.
kemih.
14
6. Riwayat Keluarga/keturunan
Riwayat anggota keluarga yang pernah menderita batu sal. kemih akan
memberikan resiko lebih besar timbulnya penyakit ini. 30-40% penderita
kalsium oksalat mempunyai riwayat keluarga yang positif menderita batu
sal. kemih
7. Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan
akan menjadi inti pembentukan batu sal.kemih. Infeksi oleh bakteri yang
memecah ureum dan membentuk amonium akan mengubah pH urin
menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehingga
akan mempercepat pembentukan batu
8. Iklim dan temperatur/suhu
Individu yang menetap di daerah beriklim panas dengan paparan sinar
ultraviolet tinggi akan cenderung mengalami dehidrasi serta peningkatan
produksi vitamin D (memicu peningkatan ekskresi kalsium dan oksalat),
sehingga insiden batu saluran kemih akan meningkat. Tempat yang
bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat, mengurangi
produksi urin dan mempermudah pembentukan batu saluran kemih.
ii.5 Penatalaksanaan Medis.
1) Terapi Konservatif
• menunggu sampai batu dapat keluar dengan sendiri.
• Pasien diberikan air minum minimal 2-3 liter per hari.
• diet kalsium, oksalat, natrium, fosfat dan protein tergantung pada
penyebab batu
2) Pemberian obat-obatan
Bertujuan mengurangi rasa sakit, mengusahakan agar batu keluar
spontan, disolusi batu dan mencegah kambuhnya batu.
Beberapa jenis obat yang diberikan antara lain : spasmolitika yang
dicampur dengan analgesik untuk mengatasi nyeri, kalium sitrat untuk
meningkatkan pH urin, selulosa fosfat untuk menghambat absorbsi usus,
antibiotika untuk mencegah infeksi, tiazid untuk diuresis
15
3) Penatalaksanaan Tanpa Operasi
a) Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang
dari 5mm, karena batu dapat keluar spontan. Terapi bertujuan untuk
mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian
diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar
dari saluran kemih
b) Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
ESWL adalah alat yang dapat memecah batu ginjal, batu ureter
proksimal atau batu kandung kemih tanpa melalui tindakan invasif dan
tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil
sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. batu yang keluar
menimbulkan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria. Persyaratan
dilakukan ESWL :
• Batu ginjal berukuran mulai dari 5 mm hingga 20 mm.
• Batu ureter berukuran 5 mm hingga 10 mm.
• Fungsi ginjal masih baik.
• Tidak ada sumbatan distal dari batu.
c) Endourologi
Endourologi adalah tindakan invasif untuk memecah batu, dan
mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan
langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra
atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu
dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai energi hidroulik,
energi gelombang suara atau energi laser. Proses ini dilakukan
dibawah anestesi lokal
4) Tindakan Operasi
a. Bedah Laparoskopi
Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu sal.kemih.
Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.
b. Bedah Terbuka
Pembedahan terbuka itu antara lain:
pielolitomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran
ginjal
16
ureterolitotomi untuk batu di ureter.
nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak
berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah
sangat tipis atau mengalami pengkerutan akibat batu sal.kemih
yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.
- Tindakan pencegahan selajutnya :
Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih, tindakan selanjutnya yang tidak
kalah pentingnya adalah upaya menghindari timbulnya kekambuhan. Angka
kekambuhan saluran kemih rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% dalam 10
tahun.
Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang
menyusun batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Pada umumnya
pencegahan itu dapat berupa :
1) Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine
sebanyak 2-3 liter per hari
2) Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu
3) Aktifitas harian yang cukup
4) Pemberian medikamentosa
Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang menderita absorbtif
tipe II. Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah :
1) Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam
2) Rendah oksalat
3) Rendah garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri
4) Rendah purin
Beberapa makanan dan minuman yang harus dibatasi untuk mencegah urolithiasis
diantaranya :
17
a) Makanan kaya vitamin D harus dihindari (vitamin D meningkatkan reabsorpsi
kalsium).
b) Garam meja dan makanan tinggi natrium harus dikurangi (Na bersaing dengan
Ca dalam reabsorpsinya diginjal).
c) Daftar makanan berikut harus dihindari :
- Produk susu: semua keju (kecuali keju yang lembut dan keju batangan); susu dan
produk susu (lebih dari ½ cangkir per hari); krim asam (yoghurt).
- Daging, ikan, unggas: otak, jantung, hati, ginjal, sardine, sweetbread, telur, ikan.
- Sayuran: bit hijau, lobak, mustard hijau, bayam, lobak cina, buncis kering, kedelai,
seledri.
- Buah: kelembak, semua jenis beri, kismis, buah ara, anggur.
- Roti, sereal, pasta: roti murni, sereal, keripik, roti gandum, semua roti yang
dicampur pengembang roti, oatmeal, beras merah, sekam, benih gandum, jagung
giling, seluruh sereal kering (kecuali keripik nasi, com flakes).
- Minuman: teh, coklat, minuman berkarbonat, bir, semua minuman yang dibuat dari
susu atau produk susu.
- Lain-lain: kacang, mentega kacang, coklat, sup yang dicampur susu, semua krim,
makanan pencuci mulut yang dicampur susu atau produk susu (kue basah, kue
kering, pie)
iii. Penutup
iii.1 Kesimpulan
Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah suatu kelainan dimana terdapat batu
pada saluran traktus urinarius yang bersifat idopatik yang dapat menimbulkan
kelainan dan infeksi sistem kemih.
18
Komposisi batu pada saluran kemih pada umumnya sebagian besar terdiri
dari garam kalsium, seperti kalsium oksalat monohidrat dan kalsium oksalat dihidrat.
Sedangkan sebagian kecil terdiri dari batu asam urat, batu struvit dan batu sistin.
Faktor-faktor yang menjadi presdiposisi terjadinya batu saluran kemih adalah
hiperkalsiuria, pengeluaran pirofosfat di dalam urin atau natrium dan magnesium.
Berbagai macam penatalaksanaan dapat dilakukan pada penyakit urolitiasis
mulai dari terapi konservatif, pemberian obat-obatan, pengeluaran secara operasi
maupun non operasi, serta penanganan dengan mengatur pola makan (diet) untuk
mencegah pembentukan batu berulang diwaktu selanjutnya.
VI. Daftar Pustaka
1. Robin, kumar.2010. buku ajar patologi klinik. Jakarta : EGC.
2. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal BedahBrunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2. Jakarta: EGC.
3. Purnomo, Basuki. 2009. Dasar – dasar urologi edisi 2. Jakarta : CV. Sagung
Seto.
4. Sari, Maria. 2011. Asuhan keperawatan pada penderita
urolithiasis.http://bkp2011.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-pada-
penderita.html. 19 Mei 2013. di 07.10
19
Catatan :
20