Tugas Tekpan

29
BAB I PENDAHULUAN Pada pemukiman yang terletak didaerah pantai, tetapi arus atau gelombang lautnya tidak terlampau kuat, maka kenaikan permukaan air laut hanya akan menggenangi daerah pemukiman. Tetapi pada daerah yang memiliki gelombang laut yang kuat, maka abrasi pantai akan terjadi. Pada kondisi demikian, daerah pemukiman tersebut, lambat laun akan hilang. Sebagai akibatnya penduduk dapat mengalami kehilangan rumahnya. Bahkan kondisi tersebut dapat pula mengancam jiwa penduduk yang tinggal didaerah pantai tersebut. Dua fenomena yang diungkapkan diatas, akan mengakibatkan pengaruh yang berbeda pada daerah pemukimannya. Pada daerah pemukiman yang arus atau gelombang lautnya tidak terlampau kuat, maka naiknya permukaan air laut fenomenanya mirip dengan daerah yang mengalami kebanjiran, dimana permukaan air lautnya secara bertahap meningkat. Sedangkan daerah pemukiman yang menghadapi arus atau gelombang laut yang cukup kuat dan deras, maka fenomennya tidak sekedar seperti daerah yang mengalami kebanjiran, tetapi penduduk akan merasa terancam dalam menghuni rumahnya. Penduduk yang berada di daerah pantai pada umumnya adalah nelayan yang sudah terbiasa dengan kehidupan laut. Namun demikian, naiknya air permukaan laut bukanlah sesuatu yang diharapkan oleh para nelayan. Nelayan dalam kehidupan sehari- harinya telah terbiasa dengan terpaan badai dan gelombang laut. Tetapi kehidupan di darat diharapkan mempunyai hal yang 1

Transcript of Tugas Tekpan

Page 1: Tugas Tekpan

BAB I

PENDAHULUAN

Pada pemukiman yang terletak didaerah pantai, tetapi arus atau gelombang lautnya

tidak terlampau kuat, maka kenaikan permukaan air laut hanya akan menggenangi daerah

pemukiman. Tetapi pada daerah yang memiliki gelombang laut yang kuat, maka abrasi

pantai akan terjadi. Pada kondisi demikian, daerah pemukiman tersebut, lambat laun akan

hilang. Sebagai akibatnya penduduk dapat mengalami kehilangan rumahnya. Bahkan

kondisi tersebut dapat pula mengancam jiwa penduduk yang tinggal didaerah pantai tersebut.

Dua fenomena yang diungkapkan diatas, akan mengakibatkan pengaruh yang berbeda

pada daerah pemukimannya. Pada daerah pemukiman yang arus atau gelombang lautnya

tidak terlampau kuat, maka naiknya permukaan air laut fenomenanya mirip dengan daerah

yang mengalami kebanjiran, dimana permukaan air lautnya secara bertahap meningkat.

Sedangkan daerah pemukiman yang menghadapi arus atau gelombang laut yang cukup kuat

dan deras, maka fenomennya tidak sekedar seperti daerah yang mengalami kebanjiran, tetapi

penduduk akan merasa terancam dalam menghuni rumahnya.

Penduduk yang berada di daerah pantai pada umumnya adalah nelayan yang sudah

terbiasa dengan kehidupan laut. Namun demikian, naiknya air permukaan laut bukanlah

sesuatu yang diharapkan oleh para nelayan. Nelayan dalam kehidupan sehari-harinya telah

terbiasa dengan terpaan badai dan gelombang laut. Tetapi kehidupan di darat diharapkan

mempunyai hal yang berbeda dengan kehidupannya di air laut, sudah barang tentu mereka

berharap bahwa kehidupan didarat tidak ada genangan air dirumahnya. Oleh karenanya,

kenaikan permukaan air laut yang kemudian menggenangi pemukimannya merupakan

sesuatu permasalahan yang yang harus dihadapi oleh penduduk setempat. Situasi naiknya

permukaan air laut pada dasarnya dapat menimbulkan stress pada penduduk di daerah pantai.

Air laut tidak pernah diam. Air laut bergelombang di permukaannya, kadang-kadang

besar kadang-kadang kecil, tergantung pada kecepatan angin dan kedalaman dasar lautnya.

Semakin dalam dasar lautnya makin besar gelombangnya. Titik tertinggi air dalam suatu

gelombang disebut puncak gelombang dan yang terendah disebut lembah gelombang. Jarak

dari satu puncak ke puncak berikutnya disebut panjang gelombang. Waktu yang dipakai

gelombang untuk merambat dari satu puncak ke puncak berikutnya disebut periode

gelombang. Gelombang mempunyai kemampuan untuk mengikis pantai.

1

Page 2: Tugas Tekpan

Pengaruh deformasi dan fluktuasi muka air laut, kedua hal tersebut mempengaruhi

kehidupan sehari-sehari masyarakat pesisir. Gelombang merambat dari laut dalam ke laut

dangkal. Selama penjalaran tersebut, gelombang mengalami perubahan-perubahan atau

disebut deformasi gelombang. Deformasi gelombang dapat disebabkan karena variasi

kedalaman airlaut dan juga karena terdapatnya rintangan (pantai atau bangunan

pantai).Apabila suatu gelombang bergerak menuju pantai, gelombang tersebut akan

mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh proses refraksi, pendangkalan

gelombang, difraksi, dan refleksi. (Triatmodjo, 1999, hal. 65). Refraksi, pendangkalan

gelombang, difraksi, dan refleksi akanmenentukan tinggi gelombang dan pola (bentuk) garis

puncak gelombang di suatu tempat di daerah pantai.

Refraksi, pendangkalan gelombang, difraksi, dan refleksi akan menentukan tinggi

gelombang dan pola (bentuk) garis puncak gelombang di suatu tempat di daerah pantai.

Gelombang Laut Dalam Ekivalen Analisis deformasi gelombang sering dilakukan dengan

konsep gelombang laut dalam ekivalen, yaitu tinggi gelombang di laut dalam apabila

gelombang tidak mengalami refraksi. Sedangkan Refraksi Gelombang dan Wave Shoaling

Refraksi terjadi dikarenakan adanya pengaruh perubahan kedalaman laut. Refraksi dan

pendangkalan gelombang (Wave Shoaling) dapat menentukan tinggi gelombang di suatu

tempat berdasarkan karakteristik gelombang datang. Refraksi mempunyai pengaruh yang

cukup besar terhadap tinggi dan arah gelombang serta distribusi energi gelombang di

sepanjang pantai. (Triatmodjo, 1999). Difraksi gelombang terjadi bila gelombang yang

datang terhalang oleh suatu penghalang yang dapat berupa bangunan pemecah gelombang

maupun pulau.

Akibatnya, gelombang akan membelok di sekitar ujung rintangan dan masuk ke

daerah terlindung di belakangnya. Dalam hal ini, terjadi transfer energi dalam arah tegak

lurus ke daerah terlindung. Fenomena difraksi gelombang penting diperhatikan dalam

perencanaan pelabuhan dan bangunan pemecah gelombang. Refleksi gelombang adalah

pemantulan gelombang yang terjadi apabila gelombang yang datang membentur tembok atau

penghalang. Fenomena refleksi dapat ditemukan di kolam pelabuhan. Pemantulan

gelombang ditentukan oleh koefisien refleksi yang berbeda-beda untuk berbagai tipe

bangunan.

Gelombang yang merambat dari laut dalam menuju pantai mengalami perubahan

bentuk karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut. Perubahan tersebut ditandai

2

Page 3: Tugas Tekpan

dengan puncak gelombang semakin tajam sampai akhirnya pecah pada kedalaman

tertentu.Sedangkan elevasi muka air laut merupakan parameter penting dalam perencanaan

bangunan pantai. Fluktuasi muka air laut dapat disebabkan oleh kenaikkan muka air karena

gelombang (Wave set-up), kenaikkan muka air karena angin (Wind setup) dan pasang surut.

Kenaikkan Muka Air Karena Gelombang (Wave set-up) adalah akibat gelombang yang

datang dari laut menuju pantai menyebabkan fluktuasi muka air di daerah pantai terhadap

muka air diam.

Turunnya muka air dikenal dengan wave set-down, sedang naiknya muka air laut

disebut wave set up. Kenaikan Muka Air Karena Angin (Wind set-up) adalah akibat angin

dengan kecepatan besar (badai) yang terjadi di atas permukaan laut bisa membangkitkan

fluktuasi muka air laut yang besar di sepanjang pantai jika badai tersebut cukup kuat dan

daerah pantai dangkal dan luas.

3

Page 4: Tugas Tekpan

BAB II

PEMBAHASAN

Pengaruh Deformasi dan Flutuasi muka Air Laut terhadap Pemukiman

Perubahan lingkungan yang tidak diantisipasi sebelumnya sudah barang tentu akan

menimbulkan rasa cemas pada seseorang. Perubahan lingkungan tersebut dapat menjadi

stressor atau penyebab dari timbulnya stress pada seseorang. Reaksi seseorang dalam

menghadapi situasi stress adalah berbeda-beda. Hal ini sangat bergantung kepada

kemampuan dirinya mengolah situasi lingkungan yang menjadi stressor.

Mengacu pada bagan model stres, naiknya permukaan air laut dapat menimbulkan

stres pada penduduk. Namun demikian, stres atau tidaknya bagi seseorang tentang naiknya

permukaan air laut adalah bergantung pada individu penduduk tersebut, seperti misalnya pada

dirinya yang pernah mengalami trauma dengan lingkungan yang berubah, kemampuan

intelektualnya dalam mengolah perubahan lingkungan, pengetahuan tentang kenaikan

permukaan air laut, dan motivasinya dalam menghadapi naiknya permukaan air laut. Apabila

dari hasil dinamika kognitifnya tersebut menunjukkan pada kondisi yang mencemaskan,

maka potensi munculnya stres dapat terjadi.

Dengan munculnya reaksi awal tersebut, yaitu dengan ditandai oleh fungsi faal

digerakkan oleh sistem syaraf otonom, maka reaksi bertahan atau mempertahankan

keberadaan dirinya mulai terjadi. Tahapan ini merupakan suatu tahapan upaya mengatasi

situasi stres. Adapun bentuk upaya mengatasi situasi stres dapat merupakan perasaan marah,

emosional, takut, kompromi, atau menghindar dari situasi tersebut. Apabila pada tahapan

upaya mengatasi situasi stres gagal, maka yang terjadi adalah tahapan kejenuhan pada

dirinya, yang kemudian dapat mengakibatkan pada perilaku yang menyimpang. Namun

demikian, apabila upaya mengatasinya berhasil, maka akan terjadi perilaku adaptasi atau

adjustment.

Dalam hal ni perlu dibedakan adanya perbedaan antara adjustment dan adaptasi.

Kedua-duanya mempunyai pemahaman dapat menyesuaikan diri. Adaptasi merupakan suatu

4

Page 5: Tugas Tekpan

proses penyesuaian diri, tetapi seseorang menyesuaikan diri sesuai dengan keinginan atau

kehendak lingkungan. Sedangkan pada konsep tentang adjustment, maka seseorang

melakukan suatu perubahan pada lingkungan, sehingga lingkungan dapat sesuai dengan

kehendak dirinya, sebagai contohnya, apabila seseorang meraa kepanasan, dirinya dapat

merubah temperatur lingkungan disekitarnya dengan memasang air conditioning, atau kipas

angin. Pada upaya adjustment, seseorang dituntut suatu kemampuan, sehingga ia mamapu

merubah lingkungan yang sesuai dengan dirinya.

Penilaian kognitif selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdapat pada diri

individu, dipengaruhi pula oleh aspek kognitif individu dalam menilai stimulus lingkungan

yang mengancamnya, seperti misalnya, bagaimanakah kemampuan individu dalam

mengontrol yang dipersepsi tentang stimulus lingkungannya yang mengancamnya (kenaikan

permukaan air laut), kemampuan menduga kapankah bahaya naiknya permukaan air laut akan

muncul, segerakah atau masih lamakah kira-kira air laut tersebut akan mengancam penduduk

pantai? Apabila dari keseluruhan penilaian kognitif mengindikasikan bahwa naiknya

permukaan air laut akan membahayakan dirinya, maka situasi stres pada dirinya mulai

dirasakannya.

Reaksi alarm atau reaksi awal dari terjadinya kondisi stres yang dirasakan oleh

penduduk yang tinggal di pantai adalah diindikasikan dengan meningkatnya tekanan dalam

darah, jantung berdenyut dengan lebih kencang daripada biasanya, kelenjar keringat

mengeluarkan keringat secara berlebihan, dan sebagainya. Dimana ciri-ciri fisiologis tersebut

bekerja disebabkan oleh karena syaraf otonom bekerja telah menerima isyarat bahwa

stimulus lingkungan tersebut mengancam dirinya. Namun demikian, andaikan penilaian

kognitif menyatakan bahwa kondisi stimulus lingkungan tidak mengancam dirinya, maka

reaksi awal tersebut tidak akan muncul.

Deformasi dan fluktuasi muka air laut sangat mempengaruhi bagi masyarakat

terutama bagi yang bermukim di wilayah pesisir bagi mata pencarian mereka. Untuk itu akan

dibahas pengaruh dari deformasi dan fluktuasi muka air bagi perkembangan pemukiman.

Apalagi tergantung dari kondisi pemukiman terhadap tinggi tanah yang mungkin sedang

berubah (turun). Salah satu kasus deformasi dan fluktuasi muka air laut misalnya fenomena

kenaikan muka air laut merupakan issue yang mengemuka seiring dengan terjadinya

persoalan pemanasan global (global warming). Soemarwoto (2000) mengemukakan bahwa

dampak yang diakibatkannya akan sangat besar. Pemanasan global yang terjadi akan

5

Page 6: Tugas Tekpan

menyebabkan kenaikan suhu permukaan laut yang kemudian mengakibatkan terjadinya

pemuaian air laut. Pemanasan global juga akan menyebabkan mencairnya es abadi di

pegunungan serta di daerah Arktik dan Antartik. Pemuaian air laut dan mencairnya salju-salju

abadi, pada gilirannya akan menyebabkan naiknya permukaan air laut. Naiknya permukaan

air laut ini berikutnya akan menyebabkan tergenangnya daerah-daerah pantai yang tidak

berlereng. Kenaikan muka air laut juga akan mempertinggi abrasi pantai, merusak

permukiman, tambak, daerah pertanian, dan lain-lain di kawasan pantai.

Terjadinya perubahan lingkungan yang secara teoritis diakibatkan oleh naiknya

permukaan air laut, akan menimbulkan pengaruh yang besar terhadap masyarakat, terutama

yang bertempat tinggal di sekitar pantai. Pada kondisi ini, apa yang akan/dapat dilakukan

oleh atau bagaimana masyarakat (khususnya yang tinggal di kawasan pantai) akan

menyesuaikan/mengadaptasikan diri terhadap perubahan dan kondisi lingkungan yang baru,

akan menjadi issue penting lain yang haruss dicermati dengan baik.

Kenaikan ini juga akan menenggelamkan pulau-pulau kecil secara umum, dampak

yang ditimbulkan akan sangat besar. Namun demikian, secara khusus, apakah kenaikan muka

air laut ini akan menimbulkan dampak yang negatif terhadap misalnya ekosistem mangrove,

terumbu karang, habitat kerang-kerangan laut atau lainnya? Kajian-kajian ekologis/biologis

barangkali akan dapat memperkirakan persoalan-persoalan yang akan terjadi terhadap hal-hal

itu. Dalam konteks ini, belum mendapatkan pemahaman yang cukup jelas tentang persoalan-

persoalan seperti itu, yang dalam batas tertentu sebenarnya dibutuhkan untuk mengkaji

6

Page 7: Tugas Tekpan

bagaimana masyarakat di pemukiaman akan mengadaptasikan dirinya. umum tentang

adaptasi dan interaksi manusia (masyarakat dan budaya) dengan lingkungannya.

Dampak yang ditimbulkan oleh fenomena kenaikan muka air laut dan kerangka

konsep adaptasi pada uraian sebelumnya memperlihatkan bahwa aspek mata pencaharian

(infrastruktur) masyarakat merupakan hal yang akan terpengaruh oleh perubahan lingkungan

yang terjadi dan mempengaruhi kebudayaan masyarakat secara keseluruhan. Hal lain yang

penting untuk diperhatikan adalah pengaruh dari perubahan muka air laut terhadap aspek

tempat tinggal/hunian masyarakat..

Bermacam-macam faktor memengaruhi volume dan massa lautan yang

mengakibatkan perubahan muka laut eustatik dalam jangka panjang. Dua pengaruh paling

utama adalah temperatur (karena volume air bergantung pada temperatur), dan massa air

yang tersimpan di darat dan laut sebagai air segar (fresh water) di sungai, danau, glasier,

tutupan es di kutub, dan es di lautan. Pada skala waktu yang panjang (skala geologis),

perubahan bentuk samudera dan distribsi daratan/lautan akan memengaruhi tinggi muka laut.

Dalam hal ini sudah banyak pakar meteorologi yang mengatakan , itu sudah

merupakan implikasi dari pemanasan global. Tejadinya pemanasan global menyebabkan

mencairnya lapisan es di kutub utara dan selatan bumi, sekaligus memicu ” naiknya

permukaan laut “.

Tapi dalam hal naiknya permukaan air laut, ada beberapa faktor yang sangat dominan

yang terlupakan oleh para analis, di antaranya adalah :

1. Di bumi ini terdapat ribuan sungai, semuanya bermuara ke laut. Setiap sungai selalu

membawa partikel atau meterial ke laut berupa lumpur atau tanah misalnya. Kejadian

ini telah berlangsung ribuan tahun. Yang paling tinggi kadarnya tentu saja disaat

banjir.Sudah banyak jutaan meter kubik material yang mengendap di dasar laut dan

sudah ratusan ha delta yang terbentang di muara sungai. Faktor ini tentu saja membuat

pendangkalan dasar laut di daerah tertentu.

7

Page 8: Tugas Tekpan

Banjir Bandang sering terjadi di mana-mana belahan dunia.

( Banjir di Kota Padang Sumatera Barat Indonesia. foto Harian Singgalang)

2. Di Indonesia saja panjang pantai le bih kurang 88.000 km. Pada sebahagian besar dari

pantai tersebut telah terjadi abrasi atau pengikisan tanah oleh air laut. Semua

materialnya mengendap ke dasar laut. Bayangkan saja berapa km panjang pantai di

bumi yang telah diterjang ombak. Saya yakin bahwa jumlah materialnya juga sudah

jutaan meter kubik. Ini juga akan mendorong permukaan air laut naik.

8

Page 9: Tugas Tekpan

3. Di seluruh dunia ini atau di banyak negara ada banyak pelabuhan, ukurannya besar atau kecil jumlahnya saya juga tidak tahu. Hampir semua dari pelabuhan tersebut dibangun dengan jalan reklamasi atau penimbunan pinggiran pantai. Dalam hal ini juga termasuk reklamasi untuk pembuatan jalan dan pelebaran kawasan. Contoh terbaik bagi kita adalah perluasan kota Singapura, atau tempat-tempat rekreasi The word di kawasan Teluk Parsia atau kota venesia. Jutaan meter kubik material dibenam kelaut.

Banyak pelabuhan, bandara, pengembangan perumahan dan perkantoran serta pelebaran jalan dilaksanakan di daera pantai

yang telah direklamasi.

4. Sampai saat ini manusia menebang hutan terus saja berlangsung di seluruh dunia.

Sudah jutaan ha hutan tidak lagi berfungsi sebagai reservoir. Biasanya air dalam

jumlah besar tertahan oleh belantara hutan. Hutan berfungsi sebagai penyimpan dan

mengatur air yang mengalir di sungai. Sekarang luas hutan sudah semakin dan akan

terus berkurang, jika hujan turun, air dengan kecepatan yang lebih tinggi dari

normalnya segera sampai di laut. Hal ini juga akan menambah debet air laut.

5. Hutan juga terbakar dalam jumlah besar. Kebakaran hutan juga berlansung setiap

tahun tanpa menyisakan tanaman yang mungkin untuk hijau kembali.

9

Page 10: Tugas Tekpan

Di seluruh dunia ribuan hektar hutan terbakar setiap tahun. Di seluruh dunia ribuan hektar hutan terbakar setiap tahun.

6. Sampai saat ini sudah jutaan ha tanah rawa di seluruh dunia yang ditimbun. Rawa

sangat potensial untuk menampung dan menyimpan air, sekarang telah beubah

menjadi tempat pemukiman. Air rawapun telah hijrah ke samudera karena diusir oleh

pengembang.

7. Danau pun ikut menyumbang untuk kenaikan permukaan air laut. Semuanya itu

pengaruh pendangkalan danau karena endapan hasil erosi.

8. Mungkin juga ? Dari dalam perut bumi sudah jutaan material yang telah keluar,

seperti minyak bumi, dan gas serta material gunug berapi. Tentu saja mungkin bumi

menjadi keriput juga.

10

Page 11: Tugas Tekpan

9. Dalam waktu yang bersamaan, permukaan air laut naik, permukaan atau lapisan

teratas dari daratan juga mengalami penurunan karena erosi.

Sampai saat ini mencairnya lapisan es di kutub utara dan selatan bumi tetap saja

menjadi keraguan (bagi saya) sebagai faktor utama yang menyebabkan kenaikan

permuakaan air laut. Sebab sampai saat ini salju saja belum terbang dari Puncak Jayawijaya,

Cayanbe dan Kalimanjoro. Mana mungkin lapisan es di kutub utara dan selatan bumi telah

semakin mencair ? Perlu juga kita ketahui bahwa kutub utara dan selatan bumi tidak lapisan

es semua. Kutub utara dan selatan bumi itu bergunung dan berbukit batu dan tanah juga.

Gunung dan bukit itu yang dilapisi oleh es dan salju. Berapa meter tingkat ketebalan lapisan

es-nya perlu juga diteliti. Namun demikian daerah kutub tentu saja kena dampaknya. Bagian

datara rendahnya akan digenangi air laut. Tentu saja aka mengurangi luasnya daerah kutub

tersebut.

Setiap tahun sekitar 8 mm air dari seluruh permukaan laut mengalir ke lempengan es

Antartika dan Greenland sebagai hujan salju. Jika tidak ada dari es itu yang kembali ke laut,

maka muka laut akan turun 8 mm setiap tahunnya. Meskipun air dalam jumlah yang hampir

sama kembali ke laut dalam gunung es dan dari melelehnya es di tepinya, para ilmuwan tidak

tahu mana yang lebih besar - es yang masuk atau es yang keluar. Perbedaan antara input dan

output es disebut sebagai kesetimbangan massa (mass balance). Kesetimbangan ini sangat

penting karena menyebabkan perubahan muka laut global.

11

Page 12: Tugas Tekpan

Paparan-paparan es (ice shelves) yang melayang di permukaan laut jika mencair tidak

akan mengubah permukaan laut. Demikian juga halnya dengan mencairnya tutupan es di

kutub utara yang terdiri dari kumpulan es yang melayang yang tidak akan menaikkan muka

laut secara signifikan. Hal ini terjadi karena yang mencair adalah air segar yang meskipun

akibat mencairnya mereka dapat menaikkan permukaan laut, namun ordenya cukup kecil dan

umumnya dapat diabaikan. Namun demikian hal itu dapat juga dibantah dengan menyatakan

bahwa jika paparan es mencair, maka ia adalah sebuah pertanda dari mencairnya lempengan

es di Greenland dan Antartika.

Jika semua glasier dan tutupan es mencair, kenaikan muka laut diproyeksikan

sekitar 0,5 m. Jika pencairan juga terjadi pada lempengan es di Greenland dan Antartika

(keduanya memiliki es di atas permukaan laut), maka kenaikan akan menjadi lebih drastis

lagi, 68,8 m. Keruntuhan reservoir interior lempengan es Antartika Barat akan menaikan

permukaan laut setinggi 5-6 m. Misal contohnya dengan banyaknya pulau-pulau kecil yang

telah tenggelam di Teluk Benggala.

Sebagaimana telah diungkapkan pada pendahuluan, bahwa tergenangnya pemukiman

penduduk oleh air laut dapat disebabkan oleh: Arus atau gelombang laut yang tidak

terlampau kuat, dan arus atau gelombang laut yang kuat.

Pada daerah pemukiman yang menghadapi arus atau gelombang laut yang tidak

terlampau kuat, kenaikan permukaan air laut adalah berangsur-angsur, sehingga fenomenanya

seperti daerah yang mengalami kebanjiran, dan airnya naik secara perlahan-lahan. Pada

situasi ini pada awalnya akan mencemaskan penduduknya, kerena terjadinya adalah secara

mendadak, dan bukan merupakan kejadian yang biasa. Penduduk setiap harinya melihat

halamannya mulai tergenang oleh air laut, sehingga fenomenanya seperti daerah yang

mengalami kebanjiran.

Apabila kondisi diatas dapat dianalogikan dengan daerah pemukiman yang sering

mengalami banjir, maka kenaikan permukaan air laut yang secara perlahan-lahan tidak

terlampau dipersepsi sebagai hal yang mencemaskan dirinya. Pada pemukiman yang sering

mengalami banjir, tingkat stresnya adalah pada tahap stres ringan. Seperti penelitian yang

telah dilakukan oleh Zulrizka Iskandar pada daerah banjir pada tahun, maka derajat stres yang

dirasakan oleh penduduk yang sering mengalami stres adalah ringan, bahkan adanya merasa

tidak stres, dan hanya sedikit penduduk yang merasakan stres pada saat dirinya mengalami

kebanjiran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

12

Page 13: Tugas Tekpan

Tabel 1: Persentase penghuni yang mengalami banjir

Kategori Tingkat stres Daerah BanjirTidak Stres 35,72 %Stres ringan 42,86 %

Stres tingkatan cukup 11,90 %Stres berat 9,52 %

Jumlah 100,00 %

Mengacu pada tabel 1 diatas, maka nampaknya penghuni di daerah banjir dapat

melakukan adaptasi dengan situasi lingkungannya.

Peristiwa naiknya permukaan air laut sudah barang tentu bukanlah merupakan sesuatu

yang dapat dimaknakan secara wajar atau merupakan kejadian yang tidak sesuai. Oleh

karenanya, akan muncul situasi stres pada diri penduduk yang tinggal didaerah pantai.

Apabila kondisi ini merupakan sesuatu yang sering terjadi pada setiap tahunnya, maka akan

terjadi perilaku adaptasi. Hal ini berarti bahwa peristiwa yang selalu berulang kejadiannya,

akan memunculkan peningkatan kesadaran diri tentang lingkungannya, dan ia akan

melakukan evaluasi pada dirinya. Hasil evaluasi yang kurang memuaskan standar dirinya

(standar yang wajar adalah daerah pemukiman tidak pernah tergenang oleh air laut), dan

peristiwa ini terus berulang-ulang, maka ketidak puasan yang kumulatif, ketidak berdayaan

dirinya, dan kejenuhan yang mulai muncul pada dirinya, maka ia mulai menurunkan standar

dirinya, sehingga ia dapat menerima bahwa peristiwa tersebut adalah biasa. Kondisi

demikian disebut sebagai perilaku adaptasi dari penghuni yang tinggal ditepi pantai. Dengan

demikain, ia akan menerima kondisi naiknya permukaan air laut kedaerah pemukimannya

sebagai salah satu bagian dari pemukimannya.

Proses adaptasi tersebut dapat pula dipengaruhi oleh faktor situasional yang dinilainya

sebagai sesuatu yang tidak membahayakan dirinya dan keluarganya. Anggota masyarakat

lainnya menilai bahwa naiknya permukaan air laut yang melanda pem,ukimannya sebagai hal

yang dapat diterima, maka proses adaptasipun akan segera diterimanya. Selain itu pula,

kondisi sosial ekonomi dirinya dapat mempengaruhi pada penduduk. Apabila penduduk

menilai dirinya tidak mampu untuk membeli rumah.

didaerah yang terbebas dari kemungkinan tergenangnya pemukimannya oleh air alut,

maka perilaku adaptasi paling mungkin terjadi.

Anadaikan penduduk memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas, maka ia masih

mungkin melakukan perilaku adjustment. Adapun perilaku adjustmentnya adalah dengan

melakukan peninggian rumahnya, misalnya menjadi rumah panggung. Dengan demikian ia

13

Page 14: Tugas Tekpan

mencoba mengatasi permasalahannya dengan meningkatkan lantai rumahnya, sehingga air

laut tidak dapat masuk kedalam rumahnya. Oleh karena itu, pada penduduk yang menghayati

naiknya permukaan air laut sebagai kondisi banjir biasa, maka tingkat stresnya adalah rendah.

Tetapi pada penduduk yang tetap mempertahankan standarnya tentang suatu pemukiman atau

rumah, maka naiknya permukaan air laut walaupun lambat dan “dianggap tidak terlampau

membahayakan dirinya dan keluarganya”, maka ia akan tetap dalam situasi yang stres, baik

pada tingkat stres yang cukup atau stres yang berat.

Selain tingkatan stres yang dialami oleh penduduk yang mengalami kebanjiran,

keluhan psikologis yang diungkapkan adalah seperti misalnya dinyatakan dengan

kekhawatiran pada dirinya sendiri, merasa masalahnya tidak dapat diselesaikan, marah-

marah, merasa bosan dan tertekan. Adapun sebagai gambaran bagaimana keluhan psikologis

yang dirasakan pada penduduk yang sering mengalami banjir, dapat dilihat ada tabel berikut

ini.

Kategori keluhan psikologis Daerah banjirSering sekali 2,38 %Agak sering 2,38 %

Kadang-kadang 23,81 %Hanya dalam keadaan tertentu 42,86 %

Jarang/tidak pernah 28, 57 %Jumlah 100 %

Berdasarkan pada tabel 2, nampaklah bahwa penduduk yang tinggal didaerah banjir

hanya dalam keadaan tertentu mengeluhkan kondisi psikologisnya atau bahkan tidak pernah

mengeluhkannya. Oleh karena itu, proses adaptasi dengan lingkungan banjir dapat

dilakukannya, tanpa adanya upaya untuk pindah ketempat yang lebih baik. Hal ini

nampaknya penduduk seolah-olah menerima kondisi lingkungan pemukimannya.

Apabila dikaji pada data lain, yaitu bagaimanakah gambaran penduduk dalam

menghadapi banjir tersebut, apakah mereka mempunyai keluhan fisik atau tidak? Adapun

yang dimaksud dengan keluhan fisik pada penelitian yang dilakukan di daerah banjir adalah

berupa sakit kepala, tidak bisa santai dirumah, lelah, kurang bersemangat, gemetar, dan

kurang dapat tidur. Gambaran keluhan fisik tersebut nampaknya hampir sama seperti dengan

keluhan psikologis. Hanya sebagian kecil saja yang agak sering mengeluhkan kondisi

fisiknya sehubungan dengan daerah pemukimannya yang dilanda oleh banjir. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

14

Page 15: Tugas Tekpan

Kategori Keluhan Fisik Daerah BanjirSering sekali -Agak sering 7,14 %

Kadang-kadang 23,81 %Hanya dalam keadaan tertentu 47,62 %

Jarang/tidak pernah 21,43 %Jumlah 100 %

Adanya peristiwa banjir yang sering menimpa dirinya, maka penduduk di daerah

tersebut nampaknya sudah terbiasa, sehingga mereka tidak lagi mengeluh kondisi fisiknya.

Keluhan fisik dan psikologis dapat muncul manakala kondisi penduduk sedang mengalami

banjir yang cukup lama, atau besarnya banjir yang menimpa pemukimannya (kategori hanya

dalam keadaan tertentu). Oleh karenanya nampak bahwa penduduk di daerah banjir dapat

beradaptasi dengan lingkunganya.

Bagaimanakah dengan penduduk pantai yang mengalami genangan air laut,

dikarenakan dengan naiknya permukaan air laut? Variabel tinggi rendahnya naiknya air laut,

lamanya genangan dan besarnya gelombang air laut yang menerpa pemukimannya

nampaknya akan merupakan variabel yang cukup penting untuk diperhatikan. Apabila air

laut yang naik kedaerah pemukiman tidak terlampau tinggi, dan ombaknya tidak terlampau

besar, maka proses adaptasi dapat terjadi. Hal ini berarti bahwa penduduk dapat menerima

kondisi lingkungannya, dan menurunkan standar hidupnya. Atau mereka akan melakukan

adjustment dengan menaikkan lantai rumahnya.

Namun demikian, walaupun kenaikan permukaan air laut secara perlahan, tetapi

dirasakan semakin tinggi permukaannya, maka kondisi demikian jelas akan mempengaruhi

pada kondisi psikologis penduduk. Penduduk akan merasa kekhawatirannya akan

kelangsungan hidupnya pada daerah tersebut. Kondisi demikian sudah barang tentu akan

menimbulkan stres pada penduduk di sekitar pantai tersebut.

Apabila arus atau gelombang air laut tersebut sangat kencang atau kuat, dan dapat

mengikis pantai, maka situasi kenaikan permukaan air laut ini akan menimbulkan stres yang

berat pada penduduk. Lahan pemukiman penduduk dapat hilang tertelan oleh laut, sehingga

penduduk akan kehilangan tempat tinggalnya.

Kehilangan tempat tinggal bagi penduduk karena tenggelam oleh laut merupakan

masalah yang tidak dapat diduga sebelumnya. Selain itu pula, penduduk di daerah pantai

tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang kehadiran arus gelombang laut yang

membahayakan dirinya, keluarganya, dan rumahnya yang berpotensi hanyut ke laut. Dengan

15

Page 16: Tugas Tekpan

demikian, penilaian kognitifnya akan menyatakan bahwa arus gelombang air laut adalah

membahayakan keberlangsungan hidupnya.

Kehilangan tempat tinggal bagi penduduk yang kurang mampu dalam sosial

ekonominya, merupakan suatu permasalahan yang berat bagi dirinya. Perumahan yang layak

huni mungkin akan sulit untuk dimilikinya. Dengan kondisi demikian, naiknya permukaan

air laut disertai dengan adanya arus atau gelombang laut yang besar, dapat membawa dampak

negatif pada penghuni di daerah pantai.

Stres berat akan dialami oleh penduduk didaerah pantai (walaupun data tentang

masalah ini belum pernah dilakukan penelitiannya). Stres berat akan terjadi dikarenakan

kehilangan rumah tinggal merupakan sesuatu yang dirasakan mendalam bagi setiap orang.

Dengan demikian, masalah psikologis akan muncul dan keluhan fisik akan terjadi pada

penduduk yang mengalami kehilangan rumah sebagai akibat naiknya permukaan air laut.

16

Page 17: Tugas Tekpan

Pada situasi dimana penduduk dapat kehilangan rumah atau tempat tinggalnya,

sebagai akibat naiknya permukaan air laut, maka proses adaptasi tidak akan terjadi. Tetapi,

apabila penduduk dapat membuat suatu evaluasi yang baik dan melakukan prediksi tentang

apa yang akan terjadi dimasa mendatang, maka perilaku yang akan terjadi adalah pindah

rumah atau membuat tanggul untuk memecah ombak, atau apabila memungkinkan untuk

menahan air laut. Perilaku adjustment ini akan sulit dilakukan oleh penduduk daerah pantai

yang pada umumnya adalah nelayan.

Hal ini dikarenakan upaya untuk memecah gelombang air laut atau membuat

bendungan penahan air laut memerlukan biaya yang cukup besar, dan menuntut memiliki

pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi.

Stres yang berat akan dialami oleh penduduk yang tidak memiliki kemampuan secara

ekonomi dan mereka tidak mungkin melakukan adaptasi, atau bahkan kemungkinan

melakukan adjustment adalah sangat sulit. Dengan demikian, upaya mengatasi masalah stres

yang dihadapinya adalah gagal. Situasi yang demikian akan selalu berulang, sehingga

kegagalan akan selalu membayangi dirinya, dan kejenuhan yang memuncak akan terjadi.

Dengan demikian, kondisi psikologis yang paling parah adalah akan munculnya gangguan

psikologis pada penduduk yang mengalami bencana ini (naiknya permukaan air laut secara

tiba-tiba dan disertai oleh arus gelombang yang kuat dan besar). Apabila penduduk masih

memiliki kemampuan ekonomi, maka ia akan memilih pindah rumah, sehingga situasi stres

berat dapat dihindarinya. Oleh karena itu, masyarakat nelayan yang tinggal di daerah pantai

yang arus gelombang lautnya keras perlu mendapatkan pembinaan yang baik.

Pada kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan bagi penduduk, dan yang akan

mengalami ancaman genangan air laut karena naiknya permukaan air laut, maka perlunya

17

Page 18: Tugas Tekpan

suatu upaya pemindahan pemukiman penduduk dan penyuluhan tentang lingkungannya.

Struktur dan konstruksi rumah serta kualitas rumah penduduk yang tinggal didaerah

berpotensi tergenang oleh air laut, karena naiknya permukaan air laut, nampaknya perlu

mulai dipikirkan. Pemukiman yang aman bagi penduduk adalah sangat penting, sehingga

penduduk yang bermata pencahariannya harus berinteraksi dengan laut, dapat

mengembangkan dirinya atau potensi dirinya dengan baik. Hal ini dikarenakan stres yang

mengancam pemukimannya dapat dieliminr.

18

Page 19: Tugas Tekpan

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan

dengan pengaruh genangan air terhadap penduduk di kawasan pantai akibat kenaikan muka

air laut dan proses adaptasinya, yaitu:

1. Variabel yang perlu diperhatikan pada daerah pantai yang mengalami genangan akibat

adanya kenaikan permukaan air laut adalah: Tingginya air laut yang menggenang

pemukimannya, Lamanya genangan air laut, Besarnya arus gelombang air laut yang

mengenai pemukimannya, dan Kondisi sosial ekonomi penduduk yang berada

didaerah pantai yang tergenang kawasannya.

2. Stres berat akan terjadi pada penduduk yang mengalami genangan air laut yang airnya

tinggi, genangannya lama surutnya, arus gelombang laut adalah kuat, sehingga

kondisi lingkungan yang demikian dapat mengakibatkan penduduk kehilangan

rumahnya. Pada kondisi lingkungan yang demikian, proses adaptasi akan sulit

dilakukan oleh penduduk pantai yang mengalaminya.

3. Sres ringan akan terjadi pada penduduk yang mengalami genangan air lautnya tidak

terlampau tinggi, air genangan cepat surut, dan arus gelombang lautnya tidak

terlampau kuat. Pada situasi demikian, penduduk dapat melakukan adaptasi, dan

penduduk dapat mentolerir keadaan lingkungannya. Atau dengan perkataan lain,

penduduk menurunkan standar kondisi hidupnya yang sehat.

4. Nelayan yang taraf hidupnya agak kurang baik, atau kondisi sosial ekonominya yang

kurang baik, dan tinggal didaerah yang rawan terkena abrasi, sera permukaan air laut

yang naik, perlu mendapatkan suatu pembinaan dan perlindungan dari pemerintah.

5. Perlu adanya pemetaan yang akurat tentang daerah-daerah pantai yang mengalami

genangan air laut karena adanya kenaikan permukaan air laut. Pada daerah-daerah

tersebut perlu dipikirkan bentuk pemukimanya yang sesuai dengan kondisi

lingkungan setempat.

6. Struktur dan konstruksi bangunan pada pemukiman yang rawan mengalami genangan

air laut, karena naiknya permukaan air laut serta pengaruh gelombang laut, perlu

segera diperhatikan oleh pemerintah. Seperti membuat tanggul pemecah gelombang,

membuat dinding penahan gelombang, dan SPD (Sistem Peringatan Dini). Dengan

kuatnya struktur dan konstruksi bangunan pada daerah yang rawan akan genangan air

laut, maka penduduk akan merasa aman tinggal dipemukimannya.

19

Page 20: Tugas Tekpan

DAFTAR PUSTAKA

“Ilmu Dari Segala Ilmu: Gelombang laut dan Manfaat laut bagi kehidupan” http://riise-

aeza.blogspot.com/2012/10/gelombang-laut-dan-manfaat-laut-bagi.html

“PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PESISIR BERBASIS MITIGASI

BENCANA DI DESA AENG BATU-BATU KECAMATAN GALESONG UTARA

KABUPATEN TAKALAR “ http://dplannerscare.blogspot.com/2010/12/pengembangan-

kawasan-permukiman-pesisir.html

20