TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

17
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Dewasa ini, ma sih terdapat sistem pembela jar an ya ng bersi fat teor it is. Seb agi an bes ar siswa bel um dapat men angkap mak na dar i apa yan g mer eka  peroleh dari pembelajaran untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Hal ini sesua i dengan ke nyataan bahwa pada umumny a si swa ti da k dapat meng hubungkan apa ya ng tel ah me rek a pelajar i de ngan cara pemanf aatan  pengetahuan tersebut di kemudian hari. Oleh sebab itu, dalam kondisi s eperti ini guru atau pendidik harus mampu merancang sebuah pembelajaran yang benar  benar dapat membekali siswa baik pengetahuan secara teoritis maupun praktik. Dalam hal ini, guru harus pandai mencari dan menciptakan kondisi belajar yang memudahkan siswa dalam memahami, memaknai, dan menghubungkan materi  pelajaran yang mereka pelajari. !ata pel ajar an "#S sej auh ini mas ih did omi nasi ole h pan dan gan bah wa  pengetahuan sebagai perangkat faktafakta yang harus dihafal. #eserta didik masih  berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. !enurut $e nnyson dalam %&hisler. ' esta, ())*+ - situasi pembelajara n demik ian sebena rnya memerl ukan solus i yang relatif sederhana untuk masalah yang kompleks. #endekatan pembelajaran yang membantu siswa membangun pengetahuan mereka sendiri dapat dicapai dengan membimbing mereka melalui skenario di mana mereka diwajibkan untuk aktif men jela jahi set iap mate ri dalam rangka unt uk mencapai tuju an, memecah kan masalah, menyelesaikan proyek, atau menjawab pertanyaan. "ni adalah pergeseran da ri pe nd idikan ya ng tradis iona l/ kl asik, selayakny a gu ru me na namkan  pengetahuan dan siswa menerimanya. Dalam hal ini diperlukan sebuah  pendekatan dalam pembelajaran yang 0baru1 sehingga lebih memberdayakan  peserta didik. Sebuah pendekatan yang tidak mengharuskan siswa menghafal 1

Transcript of TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

Page 1: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 1/17

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Dewasa ini, masih terdapat sistem pembelajaran yang bersifat teoritis.

Sebagian besar siswa belum dapat menangkap makna dari apa yang mereka

 peroleh dari pembelajaran untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari.

Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa pada umumnya siswa tidak dapat

menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan cara pemanfaatan

 pengetahuan tersebut di kemudian hari. Oleh sebab itu, dalam kondisi seperti ini

guru atau pendidik harus mampu merancang sebuah pembelajaran yang benar

 benar dapat membekali siswa baik pengetahuan secara teoritis maupun praktik.

Dalam hal ini, guru harus pandai mencari dan menciptakan kondisi belajar yang

memudahkan siswa dalam memahami, memaknai, dan menghubungkan materi

 pelajaran yang mereka pelajari.

!ata pelajaran "#S sejauh ini masih didominasi oleh pandangan bahwa

 pengetahuan sebagai perangkat faktafakta yang harus dihafal. #eserta didik masih

 berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah

menjadi pilihan utama strategi belajar. !enurut $ennyson dalam %&hisler. 'esta,

())*+ -  situasi pembelajaran demikian sebenarnya memerlukan solusi yang

relatif sederhana untuk masalah yang kompleks. #endekatan pembelajaran yang

membantu siswa membangun pengetahuan mereka sendiri dapat dicapai dengan

membimbing mereka melalui skenario di mana mereka diwajibkan untuk aktif 

menjelajahi setiap materi dalam rangka untuk mencapai tujuan, memecahkan

masalah, menyelesaikan proyek, atau menjawab pertanyaan. "ni adalah pergeseran

dari pendidikan yang tradisional/klasik, selayaknya guru menanamkan

 pengetahuan dan siswa menerimanya. Dalam hal ini diperlukan sebuah

 pendekatan dalam pembelajaran yang 0baru1 sehingga lebih memberdayakan

 peserta didik. Sebuah pendekatan yang tidak mengharuskan siswa menghafal

1

Page 2: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 2/17

faktafakta, tetapi suatu pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa

mengonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri

#embelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan mengurangi

kebiasaan menghapal perlu dilakukan dalam pembelajaran. #endekatan

Contextual Teaching and Learning merupakan alternatif strategi dimana siswa

 belajar melalui 0mengalami1  bukan 0mengha pal1 dimana keterampilan datang

dari 0menemukan sendir i1  buk an dari 0a pa kata gur u1 %Depdiknas, ())2+ (.

3ontekstual %4$L merupakan konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan

 belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara ilmiah, artinya belajar akan

lebih bermakna jika anak 0bekerja1 dan 0mengalami1 sendiri apa yang

dipelajarinya, bukan sekedar 0mengetahuinya1. #embelajaran tidak hanya sekedar 

kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana siswa

mampu memaknai apa yang dipelajari melalui bahan ajar.

Bahan ajar yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran sebaiknya dibuat

oleh guru. Bahan ajar memiliki peranan sangat penting dan strategis dalam proses

 pembelajaran. 5gar dapat memoti6asi siswa dalam belajar maka bahan ajar dibuat

menarik dan mudah dimengerti. #engembangan bahan ajar diharapkan dapat

meningkatkan terjadinya pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. #enggunaan

 pendekatan pembelajaran kontekstual %4$L dalam proses belajar mengajar 

mempengaruhi hasil belajar siswa dan memberi hasil belajar lebih baik 

dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran

kon6ensional. #embelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning dirasa

sebagai sarana yang baik dalam usaha menyelesaikan permasalahan pembelajaran

mata pelajaran "#S.!enurut Deen dan Smith dalam %Sutama, ()72+)7 strategi pembelajaran

kontekstual dapat diterapkan dengan guru selalu terhubung dengan materi

 pelajaran dengan pengalaman seharihari siswa. 5rtinya, tindakan guru pada

siklus pertama menunjukkan arah kontekstual. Dengan demikian pembelajaran

dengan pendekatan 4$L yang diterapkan dalam buku ajar "#S dapat mengurangi

6erbalisme dan teoritis. Di samping itu, pembelajaran ini dapat memberikan

 penguatan pemahaman secara komprehensif melalui penghubungan makna atau

2

Page 3: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 3/17

maksud dari ilmu pengetahuan yang dipelajari siswa dengan pengalaman

langsung dalam kehidupan yang nyata. Landasan filosofi konstrukti6isme, 4$L

menjadi alternatif pendekatan dalam pembelajaran yang baru. !elalui pendekatan

4$L, siswa diharapkan belajar melalui 0mengalami1 bukan 0menghapal1.

B 8umusan !asalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

 berikut+

1 Bagaimana pengembangan dalam pembelajaran "#S9

2 5pa yang dimaksud dengan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual9

3 Bagaimana pembelajaran dengan pendekatan 4$L9

4 Bagaimana pengembangan buku ajar dengan menggunakan pendekatan

4$L9

C $ujuan

1 !erancang pengembangan dalam pembelajaran "#S

2 !enerapkan pembelajaran dengan pendekatan 3ontekstual

3 !engetahui pelaksanaan 4$L di kelas

4 !embuat buku ajar dengan pendekatan 4$L

D !anfaat

!anfaat penulisan makalah ini adalah +

1 $eoritis + memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang

strategi pembelajaran kontekstual % 4$L

2 #raktis + pembaca dapat menerapkan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual %4$L pada mata pelajaran "#S.

BAB II

PEMBAHASAN

3

Page 4: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 4/17

A; Belajar dan #embelajaran

Di masa lalu, orangorang yang digunakan untuk berpikir bahwa

 pembelajaran yang efisien terutama tergantung pada metode pengajaran guru.

 :amun, menurut Benson dalam %Semra Demir, ()7(+ ;(< fakta umum bahwa

 belajar permanen dan signifikan dapat dicapai hanya melalui upaya pelajar dan

kontribusinya. Dari sudut pandang ini, peserta didik dapat mengejar ketinggalan

dengan standar prestasi yang dimaksudkan dengan mengamati informasi yang

diberikan akurat, menganalisis, dan internalisasi mereka. #roses ini disebut secara

singkat yaitu belajar. !enurut 3=>=kahmet dalam %Semra Demir, ()7(+ ;(<

 perilaku keterampilan belajar yang diperoleh selama beberapa tahun sekolah dan

mereka sulit untuk berubah. ?aktor yang paling penting yang mempengaruhi

 prestasi pelajar jika memiliki keterampilan yang diperlukan untuk belajar efisien.

!enurut @ilmaA dan $eker dalam %Semra Demir, ()7(+ ;(<  peserta didik 

tanpa keterampilan belajar yang efisien memiliki tingkat rendah dari pencapaian

 baik di sekolah dan kehidupan profesional karena mereka tidak bisa mendapatkan

imbalan untuk upaya dan waktu yang dihabiskan untuk belajar. #eserta didik 

tanpa belajar keterampilan efisien atau peserta didik dengan keterampilan belajar 

yang salah dianggap sebagai salah satu alasan yang paling dasar untuk kegagalan

di sekolah. 3eterampilan belajar dipengaruhi oleh moti6asi pelajar dan

 penggunaan waktu dengan akurat. Selain itu, keinginan peserta didik untuk belajar 

atau tidak, kesulitan dalam mempelajari kondisi, perlawanan terhadap frustrasi

dan menunjukkan intimidasi ketika menghadapi kegagalan adalah faktor yang

mempengaruhi belajar.

!enurut Hansson dalam %Sutama. Dkk, ()7;+ 7) memberikan arahansehingga pembelajaran akan efektif, yang merupakan guru memberikan kondisi

yang tepat untuk belajar, b siswa membangun pengetahuannya sendiri, c adanya

materi yang rele6an. !enurut @eilyaprak dan $=rkoClu et al dalam %Semra

Demir, ()7(+ ;(< menyatakan bahwa banyak siswa tidak bisa berhasil meskipun

mereka menghabiskan banyak waktu untuk belajar. 5lasan di balik fakta ini

disarankan tidak memiliki keterampilan belajar yang efisien. Selain itu, ia

menekankan bahwa bahkan siswa yang dapat dianggap sebagai siswa yang

 berhasil tidak memiliki tingkat yang memadai dari keterampilan belajar yang

4

Page 5: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 5/17

efisien. Siswa yang tidak dapat meningkatkan efisien belajar dan keterampilan

 belajar dapat mampu memoti6asi diri untuk belajar, merencanakan proses belajar 

mereka dan menge6aluasi mereka saat naik kelas. Situasi ini negatif 

mempengaruhi prestasi sekolah mereka dan karena itu hidup mereka setelah

sekolah.

Dalam tulisannya, yang terkenal Swiss biologi, filsuf, dan anak psikolog, ean

#iaget dalam %&hisler. 'esta, ())*+ - pandangan pengetahuan adalah sebagai

epistemologi genetik, yang ia juga menyebut konstrukti6isme, karena

keyakinannya bahwa E5kuisisi pengetahuan merupakan proses  selfconstruction

terusmenerusE !ayer dalam %&hisler. 'esta, ())*+ -  berpendapat bahwa

konsep pembangunan pengetahuan yang berbeda dari dua pandangan sebelumnya

 populer dalam pembelajaran+ %7 pembelajaran sebagai penguatan respon,

 berdasarkan studi pembelajaran hewan dalam pengaturan laboratorium, dan %(

learning sebagai akuisisi pengetahuan, di mana pelajar pasif menyerap informasi

yang disajikan oleh ahli. Dia menyatakan+ pembelajaran konstrukti6istik adalah

 pembelajaran aktif di mana pelajar memiliki dan menggunakan berbagai kognitif 

 proses selama proses pembelajaran. Ftama proses kognitif meliputi

memperhatikan rele6an informasi, mengorganisir informasi ke dalam koherenrepresentasi, dan mengintegrasikan representasi engkau dengan pengetahuan yang

ada.

!enurut Bacanli dalam %Semra Demir, ()7(+ ;(<, unsurunsur yang

mempengaruhi belajar dapat didekati dalam tiga kelompok yang berbeda yang

merupakan faktor mengenai pelajar, faktor mengenai materi belajar, dan faktor

faktor mengenai metode pembelajaran. "ni menentukan kuantitas dan kualitas

 pembelajaran dengan berinteraksi satu sama lain. Sedangkan faktor mengenai

 pelajar dapat dikompilasi sebagai tingkat kesiapan untuk belajar, usia, kecerdasan,

tingkat moti6asi, minat dan keterampilan, karakteristik, gaya kognitif, dan gaya

 belajarG distinguishability  persepsi, konotasi semantik, dan pengelompokan

konseptual terkait dengan materi pembelajaran. Di sisi lain, struktur subjek yang

harus dipelajari, durasi waktu yang dialokasikan untuk belajar, umpan balik, dan

 partisipasi aktif adalah faktor yang terkait dengan metode pembelajaran.

5

Page 6: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 6/17

Dalam sebuah penelitian aktif, interaktif, dan pembelajaran reflektif, menurut

La6e dalam %Semra Demir, ()7(+  untuk menekankan pentingnya membangun

makna melalui pembelajaran kontekstual di kalangan siswa+ Situasi yang ideal

adalah untuk pelajar independen untuk mengambil apa yang telah mereka pelajari

dan menerapkannya, sehingga bermakna dalam konteks tindakan dan interaksi

dalam kehidupan mereka sendiri karena mereka mencari kepuasan pribadi,

kepercayaan, dan kemajuan di jalan hidup mereka. 3etika siswa memiliki

kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain dan instruktur mereka, mereka dapat

menganalisis, mensintesis, dan menge6aluasi isi kursus dan menggunakan

 pembelajaran baru mereka untuk membangun makna bersama, membuat rasa apa

yang mereka pelajari dalam konteks mereka sendiri komunitas praktek.

B; #endidikan "#S

#endidikan, menurut Opoh %()7;+ (, adalah kegiatan yang terjadi di

masyarakatG yang maksud dan tujuan tergantung pada sifat, kebutuhan dan

aspirasi masyarakat di mana itu terjadi. Hal ini secara luas dianggap dan diakui

sebagai instrumen keunggulan untuk transformasi setiap masyarakat manusia.Selanjutya,  misi yang dibayangkan dari pembawa sejati ilmu sosial adalah untuk 

mempersiapkan indi6idu untuk membantu perannya dalam bermain, memberikan

indi6idu dengan pengalaman yang diperlukan dari kebiasaan, keyakinan dan nilai

nilai, polapola yang tepat dari respon emosional dan mode persepsi serta sebagai

keterampilan yang diperlukan dan pengetahuan untuk hidup berdampingan secara

damai. Hal ini juga dapat disimpulkan dari subyek pendidikan "#S bahwa salah

satu esensinya adalah untuk berkomunikasi perilaku moral yang baik.

#ersepsi yang berlaku dari "lmu Sosial menurut 8a6ula 3rishnaiah %()7+

72 persepsi populer ilmu sosial adalah bahwa hal itu adalah subjek nonutilitas.

5kibatnya harga diri yang rendah mengatur proses kelas dengan para guru dan

siswa merasa tertarik dalam memahami isinya. Dari tahap awal sekolah, sering

disarankan kepada siswa bahwa ilmuilmu alam lebih unggul ilmuilmu sosial,

dan domain dari siswa terang. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk menekankan

 bahwa ilmuilmu sosial sangat penting untuk memberikan keterampilan sosial,

6

Page 7: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 7/17

 budaya dan analitis yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan dunia yang

semakin saling tergantung dan berurusan dengan realitas politik dan ekonomi. 5da

kepercayaan luas bahwa ilmu sosial hanya mengirimkan informasi dan dengan

demikian itu berpusat pada teks yang diperlukan untuk menghafal untuk ujian. "si

dari buku teks tersebut dianggap tidak berhubungan dengan kenyataan seharihari.

Selain ilmu sosial dipandang sebagai memberikan rincian yang tidak perlu tentang

masa lalu. Hal ini juga merasa bahwa kertas ujian penghargaan menghafal ini

 berlebihan fakta dengan pemahaman konseptual anakanak yang diabaikan.

Setiap upaya untuk mengatasi informasi yang berlebihan dalam ilmu sosial secara

 bersamaan harus meninjau sistem ujian saat ini. 3urikulum ilmu sosial sampai

sekarang menekankan pada isuisu pembangunan. "ni penting tetapi tidak cukup

untuk memahami dimensi normatif seperti masalah kesetaraan, keadilan, dan

martabat di masyarakat dan pemerintahan. Dengan demikian pengajaran ilmu

sosial wajib dikaitkan dengan peran indi6idu dalam berkontribusi untuk 

 pembangunan.

C; #engembangan Bahan 5jar "#S

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis

 besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari

siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara

terperinci, jenisjenis materi pembelajaran terdiri atas pengetahuan %fakta,

konsep, prinsip,prosedur, keterampilan, dan sikap atau nilai %Depdiknas ())*+ ;.

!enurut Sutama dan Haryoto %()72+ ;I mengatakan bahwa buku teks/bahan ajar 

adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas, dengan cermat disusun

dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi

dengan saranasarana pengajaran yang sesuai dan serasi. #engembangan bahan

 pelajaran memberikan perhatian yang mendesak, compleJcity, dan kedalaman

materi. !ateri pelajaran dikembangkan dari berbagai 6arian itu. Selanjutnya

menurut Lee, 4. D %()7;+ I Lembar kerja dapat berguna dalam banyak cara

dalam hal prestasi akademik. !isalnya, sebagai suplemen untuk buku teks, lembar 

kerja dapat digunakan untuk menambah informasi untuk kelas tertentu.

7

Page 8: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 8/17

!enurut Laurie %()7)+ (-2 bahan ajar berfokus pada beberapa standar isi

sebagai sarana untuk menggambarkan bagaimana guru bisa hadir untuk isuisu

 budaya dan keragaman, serta kurikulum desain dan pelajaran yang dapat diakses

oleh semua siswa. Bahan ajar dimasukkan kosakata yang terkait dengan strategi

 pedagogis seperti budaya, mengajar disengaja dan desain uni6ersal. Selain itu, di

setiap modul, peserta memiliki kesempatan untuk kembali memetakan konsep

 baru diperkenalkanG guru meneliti bagaimana kegiatan kelas dan rutinitas sudah

cocok beberapa indikator standar. #eserta bekerja terutama dalam kelompok kecil,

meskipun fasilitator juga digunakan seluruh diskusi kelompok untuk memperkuat

konsep dan standar. Bahan ajar tidak hanya mengajarkan konsepkonsep baru

yang terkait dengan pendidikan multikultural, yang bekerja dengan anakanak 

yang luar biasa dan studi sosial standar isi, tetapi juga untuk membantu pendidik anak usia dini memahami bahwa banyak dari kegiatan belajar mereka sudah

memenuhi beberapa studi standar sosial.

!enurut Kreene dan #etty dalam %$ariganG ())I buku teks memiliki

 beberapa fungsi/peranan sebagai berikut+

1 !encerminkan suatu sudut  pandangan yang tangguh dan modern

mengenai pengajaran serta mendemontrasikan aplikasinya dalam bahan

 pengajaran yang disajikan.

2 !enyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan

 ber6ariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai

dasar bagi programprogram kegiatan yang disarankan dimana

ketrampilanketrampilan ekspresional diperoleh dibawah kondisikondisi

yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.

3 !enyediakan suatu sumber yang tersusunrapi dan bertahap mengenaai

ketrampilanketrampilan ekpresional yang mengemban masalah pokok 

dalam komunikasi

4 !enyajikan bersamasama dengan buku manual yang mendampinginya,

metodemetode dan saranasarana pengajaran untuk memoti6asi para

siswa.

5 !enyajikan fiksasi %perasaan yang mendalam awal yang perlu dan juga

sebagai penunjang bagi latihanlatihan dan tugastugas praktis.

6 !enyajikan bahan atau sarana e6aluasi dan remedial yang serasi dan tepat

guna.

Dalam proses pembelajaran, kurikulum sebagai panduan atau pedoman

dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolahsekolah, mulai dari

sekolah dasar sampai perguruan tinggi. 5pa yang akan diajarkan oleh siswa sudah

8

Page 9: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 9/17

digariskan dalam kurikulum. Oleh karena bahan ajar merupakan sumber bahan

 pelajaran di sekolah, tentunya isi bahan ajar tidak boleh lepas atau menyimpang

dari apa yang sudah digaris dalam kurikulum. Oleh karenanya bahan ajar itu

merupakan penjabaran dari kurikulum. Standar kompetensi yang dikeluarkan

Departemen #endidikan :asional adalah merupakan standar minimal yang harus

dicapai secara nasional, maka sekolah masih diberi kewenangan untuk 

mengembangkan kompetensi sesuai dengan karakteristik sekolah maupun siswa

masingmasing. Oleh karena itu dalam pengembangan bahan ajar, penulis

diharapkan mampu mengantisipasi perbedaan karakteristik masingmasing

sekolah dengan cara memberi pengayaan pada materi bahan ajar.:amun dalam

memberi pengayaan, diharapkan penulis tidak hanya berpedoman pada kehendak 

 penulis sendiri, namun perlu melihat kurikulum pada tingkat di atas maupun di bawahnya.

!enurut Laurie %()7)+ (-2 Bahan ajar memberikan pemahaman yang lebih

dalam studi standar sosial melalui prinsipprinsip terkait yang ditujukan pedagogi

efektif untuk anakanak %2 tahun. #eserta belajar definisi dan makna terkait dari

tujuh studi standar sosial %satu proses dan enam standar isi, serta tolok ukur dan

indikator terkait yang berkaitan dengan pengaturan pendidikan anak usia dini.

#rinsipprinsip berikut terintegrasi di seluruh bahan ajar+

1; #rinsip ?ilosofi

#enyusunan bahan ajarharus didasarkan pada nilainilai moral dan etis yang

 berlaku dalam masyarakat. Suatu bahan ajar tidak boleh disusun dengan

mengabaikan nilainilai sosial, budaya serta nilainilai religius bangsa.

2; #rinsip "deologis

#enulisan bahan ajar tidak boleh bertentangan ataumengabaikan ideologi

negara.

3; #rinsip "lmiah

Sasaran utama yang ingin dicapai melalui penyusunan bahan ajar adalah

mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu prinsipprinsip yang

 berlaku dalam dunia ilmu pengetahuan harus diikuti dalam penyusunan

 bahan ajar. 5da dua ciri utama yang berlaku dalam ilmu pengetahuan yang

 bersifat ilmiah yaitu+ Logis dan sistematis. Logis artinya apa yang akan

diuraikan dalam bahan ajar harus sesuatu yang dapat diterima oleh akan

sehat.$eoriteori,definisi, metode, uraian serta contohcontoh yang dimuat

dalam bahan ajar haruslah sesuai dan dapat diterima oleh siswa sesuai

9

Page 10: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 10/17

dengan tingkat dan jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Sistimatis berarti

dalam penyusunan bahan ajar harus mengikuti alur dan langkahlangkah

tertentu sesuai dengan prinsipprinsip ilmiah.#enyajianmateri ataubahan

dalam setiap bab harus disusun sedemikian rupa sehingga mencerminkan

urutan atau langkah secara bertahap. !isalnya setiap bab harus dimulai dari

yang sederhana atau mudah kemudian baru meningkat ke hal yang sulit.

4; #rinsip #erkembangan siswa

5pa yang digariskan dalam kurikulum hendaknya dapat dikembangkan

dalam bahan ajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan

siswa. #embahasan atau uraian materi harus disesuaikan dengan tingkat

kemampuan siswa yang akan menggunakannya. #enggunaan bahasa atau

istilahistilah tertentu harus diperhatikan sedemikian rupa sehingga tidak membingungkan siswa. Suatu bahan ajar yang baik biasanya tidak kaku,

artinya dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan tingkat kemampuan ,minat

dan gaya belajar masingmasing siswa.

5; #rinsip Orientasi

#adamasa Depan Bahan ajar yang disusun harus berorientasi pada

kepentingan siswa di masa depan. Bahanbahan yang dipelajari siswa dalam

suatu buku hendaknya dapat bermanfaat bagi siswa untuk masa depannya

kelak kemudian hari setelah kembali ke masyarakat. Dengan demikian bahan

ajar harus dipersiapkan secara matang baik dari segi materi maupun yang

 bersifat non materi seperti pembinaan watak dan kepribadian yang baik.

Salah satu alternatif pendekatan dalam pengembangan bahan ajar mata

adalah pendekatan kontekstual. #endekatan pembelajaran kontekstual %Contextual 

Teachingand Learning  yang sering disingkat 4$L merupakan salah satu model

 pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan

dan menyukseskan implementasi kurikulum. Dalam implementasinya, tidak 

sematamata menjadi tanggung jawab guru, tetapi hal itu merupakan tanggung

 jawab bersama antara kepala sekolah, pengawas sekolah, bahkan komite sekolah.

D; #endekatan 4$L

4onteJtual $eaching and Learning %4$L didefinisikan sebagai cara untuk 

memperkenalkan konten menggunakan berbagai teknik pembelajaran aktif yang

10

Page 11: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 11/17

dirancang untuk membantu siswa menghubungkan apa yang mereka sudah tahu

apa yang mereka diharapkan untuk belajar, dan membangun pengetahuan baru

dari analisis dan sintesis proses belajar ini. Definisi awal dari 4$L muncul dari

 proyek yang disponsori oleh 3antor 3ejuruan dan Dewasa #endidikan,

Departemen #endidikan. Ohio State Fni6ersity dalam kemitraan dengan Bowling

Kreen State Fni6ersity dimanfaatkan dana ini untuk belajar 4$L, dan mereka

akibatnya mengembangkan Berikut definisi kerja+ #embelajaran kontekstual

 belajar adalah konsepsi belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan

isi mata pelajaran dengan dunia nyata situasiG dan memoti6asi siswa membuat

hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya untuk kehidupan mereka sebagai

anggota keluarga, warga, dan pekerjaG dan terlibat dalam kerja keras yang belajar 

membutuhkan.

!enurut Berns dan rickson dalam %&hisler. 'esta, ())*+ ;, Epembelajaran

kontekstual membantu siswa menghubungkan konten mereka belajar untuk hidup

konteks di mana konten yang dapat digunakan. Dengan belajar subyek secara

terpadu, dengan cara multidisiplin dan di konteks yang tepat, mereka dapat

menggunakan pemerolehan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang

 berlaku antara lain+

1; Siswa meninjau apa yang mereka sudah tahu terkait dengan baru 3onsep.

2; !ereka mempelajari dan mempraktekkan baru 3onsepG dan

3; !ereka mengikat apa yang telah mereka pelajari untuk sebuah skenario.

4$L dan teori konstrukti6is menggabungkan mengajar kontekstual dengan

membantu mempromosikan pembelajaran otentik dan meningkatkan keberhasilan

siswa dengan yang memungkinkan mereka membangun pengetahuan.

!enurut ohnson dalam Sutama %()72+ 7 kontekstual pembelajaranmemiliki empat kekuatan 7 #embelajaran memberikan kesempatan untuk siswa

untuk menemukan hal yang berarti dan diri mereka sendiri dalam pelajaran

akademik dengan serius terkait dengan pekerjaan sekolah dengan kegiatan sehari

hari dengan dan minat siswa. ( Hal ini dapat digunakan oleh semua siswa, baik 

yang paling siswa berbakat atau siswa yang memiliki kesulitan dalam belajar. 2

Hal ini sebagai strategi yang sangat menarik. ; "ni memberikan oppurtunity

untuk semua siswa untuk mengembangkan ideal mereka. #endekatan kontekstual

11

Page 12: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 12/17

dalam pembelajaran sebagai konsep baru yang relatif dan diikuti oleh guru

 profesional agar proses pembelajaran menjadi menarik.

Selanjutnya menurut #erin dalam Sutama %()72+ menyatakan bahwa

strategi kontekstual sebagai terkait matematika konsep yang dapat

mengembangkan moti6asi kemampuan nand siswa study. Begitu pula Bronack,

dkk %())< menyatakan bahwa menyatakan bahwa strategi pembelajaran

kontekstual dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam

strategi pembelajaran matematika kontekstual dalam penelitian ini dapat

meningkatkan komunikasi dengan siswa.

!enurut :asrun %()7;+ 7;  #engajaran #endekatan kontekstual bertujuan

memasok pengetahuan kepada siswa, fleksibel dipindahtangankan dari satu

masalah ke yang lain, dari satu konteks ke yang lain. #embelajaran kontekstual

dapat menyediakan mereka dengan keterampilan untuk memecahkan masalah.

3etika kegiatan belajar adalah dengan membiarkan siswa bekerja dalam

kelompok, mereka akan didorong untuk bekerja sama, menunjukkan rasa hormat,

dan membantu satu sama lain. 5kibatnya, mereka akan mulai membangun empati,

simpati, dan solidaritas, membuat kelas damai dan harmonis. Direktorat

#endidikan !enengah #ertama menegaskan bahwa basis #endekatan 3ontekstual

diri pada gagasan belajar seperti proses belajar, belajar mentransfer, siswa sebagai

subyek, dan pentingnya suasana belajar. #endekatan kontekstual dikembangkan

oleh ohn Dewey, yang menyimpulkan bahwa siswa akan mencapai yang terbaik 

mereka ketika mereka belajar obyek yang rele6an dengan apa yang sudah mereka

tahu dan dengan apa yang mungkin akan terjadi di lingkungan mereka.

#endekatan ini menekankan pada urutan tinggi pemikiran, transfer pengetahuan,

kesimpulan dan analisis data, dan solusi untuk masalah tertentu. !enurutDepartemen #endidikan :asional "ndonesia, pengajaran kontekstual mencakup

langkahlangkah berikut+

1; !erangsang pola pikir siswa bahwa mereka akan mencapai paling ketika

mereka ditantang untuk, sendiri, pekerjaan, menemukan, dan membangun

 pengetahuan baru dan keterampilan %Constructivisme

2; Lakukan sebanyak #ermintaan belajar di semua topik. %#enyelidikan

3; !engembangkan rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan.

%Questioning 

12

Page 13: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 13/17

4; Buat komunitas belajar atau belajar dalam kelompok. %Community Learning 

5; !enunjukkan sehingga mereka dapat melihat model. (Modeling)

6; Lakukan refleksi pada akhir sesi %8efleksi

7; Lakukan penilaian otentik dan objektif dalam berbagai metode.

Dengan demikian,  pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diberi

makna sebagai suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam penerapannya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. !elalui

 berbagai konsep yang telah diuraikan, maka proses pembelajaran akan

 berlangsung secara alamiah dalam kegiatan bekerja dan mengalami, bukan

transfer pengetahuan dari guru ke siswa. #roses pembelajaran lebih utamadaripada hasil pembelajaran dalam konteks ini, siswa harus sadar tentang

 belajar, apa manfaatnya, dan bagaimana mencapainya. Siswa sadar bahwa apa

yang mereka pelajari akan berguna dalam kehidupannya.

E; Landasan $eori 4$L

Sebuah landasan teori untuk 4$L diuraikan, dengan fokus pada koneksi,3onstrukti6is, dan teoriteori #embelajaran 5ktif. 8ingkasan akti6itas otak selama

 proses pembelajaran menggambarkan perubahan fisiologis dan koneksi yang

terjadi selama kegiatan pendidikan. !enurut 3rajick M 4Aerniak dalam %Scott.

Lewis, ()7(+ ;2; menyebutkan #endekatan konstrukti6is sosial dibangun di atas

ide dari 'ygotsky umumnya luas dalam pendidikan  science  dan mendasari

 pendekatan yang populer seperti #embelajaran Berbasis #royek. 'ygotsky

menganalisis cara bahwa indi6idu membangun struktur kognitif selama partisipasi

dalam praktik yang terkait dengan tujuan berbentuk historis. Dalam

konstrukti6isme perkembangan 'ygotsky, bentuk tanda %seperti kata awalnya

dibagi antara orang %dewasa dan anak dan kemudian akhirnya menjadi

diinternalisasi oleh anak. #roses ini tidak mudah, tetapi mengalami perubahan

yang kompleks ketika bergerak dari sesuatu eksternal untuk anak untuk sesuatu

yang menjadi bagian dari perkembangan anak.

13

Page 14: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 14/17

!enurut &ertsch dan 8upert dalam %Scott. Lewis, ()7(+ ;2; memperluas

wawasan 'ygotsky dengan pendekatan yang berkaitan dengan cara tindakan

mental %termasuk mengingat dan penalaran adalah terkait dengan konteks yang

terjadi, yang telah dibentuk oleh budaya, lembaga, dan sejarah. Dalam

melakukannya, &ertsch dan rekanrekannya fokus pada pentingnya tindakan

dimediasi sebagai pusat untuk studi tersebut. sensinya memerlukan apa yang

mencirikan sebagai ketegangan antara Esarana meditasi sebagaimana diatur dalam

 pengaturan sosial budaya, dan penggunaan dikontekstualisasikan unik cara ini

dalam melaksanakan tertentu, tindakan nyata. Fntuk &ertsch, ada sebuah jalan

dua arah antara tindakan indi6idu dan alat budaya, yang dapat dilihat pada

kemampuan indi6idual untuk kreatif menerapkan alatalat budaya. Fntuk tujuan

dari makalah ini, kita akan fokus pada penggunaan alatalat sebagai mediator 

dalam konteks pendidikan yang berbeda dan bagaimana kita mungkin

mempertimbangkan peran mereka dalam mengubah kognisi anakanak.

!enurut Strategi Blanchard dalam %&hisler. 'esta, ())*+ , 4$L yang dapat

membantu untuk memenuhi setiap kebutuhan yang berbeda pelajar meliputi+ %7

menekankan problemsol6ingG %( menyadari kebutuhan untuk mengajar dan

 belajar terjadi dalam berbagai konteks seperti rumah, masyarakat, dan kerja situsG

%2 mengajar siswa untuk memantau dan mengarahkan pembelajaran mereka

sendiri sehingga mereka menjadi  selfregulated  peserta didikG %;mengajar siswa

 beragam kehidupan yang konteksG % mendorong siswa untuk belajar dari satu

sama lain dan bersamasamaG dan %- mempekerjakan penilaian otentik.

!enurut 4otu, 3arata dan 5yas dalam %Ffuk. $oman, ()72+ 7*;

menyatakan selama pelaksanaan pendekatan pembelajaran konstrukti6is di kelas,

menunjukkan bahwa lingkungan belajar di mana siswa dapat berpartisipasi aktif dan mengeksplorasi, memperluas/rumit, dan menge6aluasi setiap kasus atau

 peristiwa pertemuan mereka dengan menggunakan ideide mereka sendiri.

Selanjutnya, menurut :amun 5tasoy dan 5kdeniA dalam %Ffuk. $oman, ()72+

7*; kebutuhan untuk bahan yang akan memandu siswa untuk belajar 

 pengetahuan inti lebih aktif, memperhatikan kesalahpahaman dan

mempromosikan konsep yang lebih efektif belajar. !enurut Nahin dan @ildirim

dalam %Ffuk. $oman, ()72+ 7*; menyatakan, model pendekatan konstrukti6is

14

Page 15: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 15/17

dikembangkan untuk meminimalkan kesalahpahaman siswa dan membantu

mereka pengetahuan sekolah bergaul dengan kehidupan seharihari dan diketahui

 bahwa banyak bahan yang tepat untuk model ini telah dikembangkan dan

diimplementasikan. #endekatan konstrukti6is memungkinkan siswa untuk aktif 

 berpartisipasi selama proses pembelajaran, membantu mereka belajar subjek yang

lebih baik, dan meningkatkan keberhasilan siswa terasa. Oleh karena itu,

menggunakan bahanbahan ini dalam banyak tahapan pembelajaran dapat

memiliki efek positif pada pengajaran.

F; #embelajaran "#S !enggunakan #endekatan 4$L

Dalam proses pembelajaran "#S selama ini, guru menerapkan  pendekatan

klasikal. Dimana suasana kelas cenderung teacher-centered %cara belajar yang

 berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif, dan metode ceramah menjadi

 pilihan utama dalam pembelajaran. #ola pembelajaran "#S yang biasa dilakukan

selama ini adalah %7  pembelajaran diawali penjelasan singkat materioleh

guru,siswa diajarkan teori definisi,teorema yang harus dihapal, %(  pemberian

contoh soal, dan %2 diakhiri dengan latihan soal. Dalam latihan soal siswa

diarahkan untuk menjawab Obenar1, kemampuan berpikir kritis %kon6ergen

siswa lebih ditekankan tanpa memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan  berpikir kreatif %di6ergen. #ola  pendekatan

ko6ensional di atas dilakukan secara monotondari waktukewaktu.Dalam

 pembelajaran ini konsep yang diterima siswa hampir semuanya berasal dari

0apa kata guru.1

Dalam pembelajaran "#S, konteks yang dimaksud adalah materi  pelajaran

atau soal "#S yang dikaitkan dengan situasi keadaan nyata siswa yang dekat

dengan keseharian siswa. #endekatan kontekstual adalah suatu  pendekatan

 pembelajaran dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam pembelajarandan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka seharihari, sertalebih

menekankan pada belajar  bermakna. 3eunggulan pembelajaran dengan

 pendekatan CTL, tujuan pembelajaran "#S sesuai dengan pendekatan CTL,

karakteristik pembelajaran "#S dengan CTL, pengintegrasian bahan ajar "#S

dalam pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran %Depdiknas, ())(.

G; Hasil #enelitian yang !endukung

15

Page 16: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 16/17

#enelitian bertujuan untuk mengetahui efekti6itas 4onteJtual $eaching

#endekatan pada thinking. $heories kritis siswa berpikir kritis dan pengajaran

kontekstual disebut sehingga dapat mendukung penelitian ini. #enelitian ini

menerapkan desain #enelitian $indakan 3elas. Data yang collected from 2-

mahasiswa ?3"# Fni6ersitas :egeri !edan dengan menggunakan skala Berpikir 

3ritis 3emampuan melalui penerapan 4onteJtual $eaching 5pproach. Data

kuantitatif dianalisis. Selama jumlah pretest siswa yang sudah dipamerkan

keterampilan berpikir kritis adalah ; %77P, dan sisanya, atau sebanyak 2( siswa

%<IP, masih di bawah tingkat. 8atarata untuk seluruh kelas adalah -*.5t akhir 

siklus pertama, 7* siswa %;*P berhasil menunjukkan kinerja yang baik 

sedangkan 7I siswa lainnya %(,*P melakukan notimpro6e banyak. 8atarata

nilai kelas meningkat menjadi *;,(. #ada siklus kedua, jumlah siswa yang mampu

 berpikir kritis meningkat secara signifikan hingga 2; %I;P, dan ( lainnya %P

masih gagal mencapai target. 8atarata adalah <),;. "ni kemudian bisa

disimpulkan bahwa #endekatan 4onteJtual $eaching memiliki efek pada

kemampuan berpikir kritis di kalangan mahasiswa Bimbingan dan 3onseling

%:asrun, ()7;+ 7-).

Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa pendekatan contextual 

teaching and learning   dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik, sehingga

melalui pengembangan bahan ajar yang di dalamnya sarat pendekatan contextual 

teaching and learning   juga akan meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

16

Page 17: TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

7/26/2019 TUGAS SEMINAR 2 FIX.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-seminar-2-fixrtf 17/17

BAB III

PENUTUP

A; 3esimpulan#embelajaran "#S menjadi pelajaran yang membosankan bagi siswa

 jika menggunakan pendekatan pembelajaran yang monoton. Salah satu

solusi dalam menjawab permasalahan tersebut adalah dengan

mengimplementasikan #endekatan Contextual Teaching and Learning 

yang dituangkan ke dalam bahan ajar "#S.

B; Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut+ %7 #enggunaan pendekatan pembelajaran yang ber6ariatif akan membantu siswa dalam

 perkembangan belajarnya %kognitif, afektif, dan psikomotorik salah satu

solusi untuk mewujudkan hal tersebut maka disarankan kepada sekolah

dan guru untuk mengembangkan bahan ajar melalui pendekatan Contextual 

Teaching and Learning.  %( Disarankan bagi peneliti lain untuk meneliti

6ariabel lain di luar model penelitian ini karena masih banyak faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa baik eksternal maupun internal.

17