Tugas Pra Formulasi

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam formulasi suatu tablet, terdapat hal yang perlu diperhatikan yaitu dari segi pemilihan eksipien. Hal ini sangat penting agar terbentuk tablet dengan sifat fisik yang memenuhi syarat. Eksipien yang sering digunakan dalam industri farmasi adalah amilum. Amilum adalah karbohidrat yang berasal dari hasil proses fotosintesis tanaman, disimpan dalam bagian tertentu tanaman dan berfungsi sebagai cadangan makanan (Soebagio dkk., 2009). Amilum digunakan sebagai eksipien dalam formulasi sediaan farmasi karena harganya murah dan inert (Hastuti, 2008). Amilum dapat digunakan sebagai bahan pengisi, pengikat, dan penghancur dalam sediaan oral seperti dalam pembuatan tablet (Samsuri, 2008).Apabila ditinjau dari proses pembuatan, terdapat dua jenis amilum yang sering digunakan dalam industri farmasi yaitu amilum yang diolah secara tradisional dan amilum modifikasi. Amilum yang diolah secara tradisional adalah amilum yang diambil langsung dari bagian tanaman dan dalam proses pembuatannya belum mengalami perubahan secara fisika atau kimia. Ditinjau dari bentuk fisiknya, amilum yang diolah secara tradisional masih berbentuk serbuk. Amilum tersebut memiliki kekurangan yaitu tidak mempunyai sifat alir yang baik (Soebagio dkk., 2009). Sifat alir ini sangat

description

h

Transcript of Tugas Pra Formulasi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam formulasi suatu tablet, terdapat hal yang perlu diperhatikan yaitu dari segi pemilihan eksipien. Hal ini sangat penting agar terbentuk tablet dengan sifat fisik yang memenuhi syarat. Eksipien yang sering digunakan dalam industri farmasi adalah amilum. Amilum adalah karbohidrat yang berasal dari hasil proses fotosintesis tanaman, disimpan dalam bagian tertentu tanaman dan berfungsi sebagai cadangan makanan (Soebagio dkk., 2009). Amilum digunakan sebagai eksipien dalam formulasi sediaan farmasi karena harganya murah dan inert (Hastuti, 2008). Amilum dapat digunakan sebagai bahan pengisi, pengikat, dan penghancur dalam sediaan oral seperti dalam pembuatan tablet (Samsuri, 2008).Apabila ditinjau dari proses pembuatan, terdapat dua jenis amilum yang sering digunakan dalam industri farmasi yaitu amilum yang diolah secara tradisional dan amilum modifikasi. Amilum yang diolah secara tradisional adalah amilum yang diambil langsung dari bagian tanaman dan dalam proses pembuatannya belum mengalami perubahan secara fisika atau kimia. Ditinjau dari bentuk fisiknya, amilum yang diolah secara tradisional masih berbentuk serbuk. Amilum tersebut memiliki kekurangan yaitu tidak mempunyai sifat alir yang baik (Soebagio dkk., 2009). Sifat alir ini sangat penting saat proses pengempaan tablet khususnya dalam formulasi tablet kempa langsung karena jika tidak dapat mengalir secara baik dapat memberikan bobot tablet yang berbeda. Bobot tablet yang berbeda berpengaruh terhadap keseragaman kandungan tablet, sehingga efek yang ditimbulkan oleh masing-masing tablet akan berbeda pula di dalam tubuh. Selain itu, sifat alir juga dapat mempengaruhi kompaktibilitas tablet. Tablet yang terlalu keras akan memiliki waktu hancur yang lama, sedangkan tablet yang terlalu rapuh akanmemiliki waktu hancur yang terlalu cepat (Hastuti, 2008). Asam asetil salisilat didapar merupakan salah satu obat Anti Inflamasi Non Steroid yang dapat mengatasi nyeri akibat penyakit sendi degeneratif dan arthritis rheumatoid. Selain memiliki efek terapeutik, obat golongan ini umumnya memiliki efek samping, yaitu kecenderungan menginduksi ulser lambung atau usus yang terkadang disertai dengan anemia akibat kehilangan darah (Roberts dan Marrow, 2001). Efek samping ini dapat terjadi kapanpun tanpa diawali dengan gejala sebagai peringatan (BPOM, 2008).

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana pra formulasi dan formulasi sediaan tablet asetil salisilat didapar ?2. Bagaimana metode cara pembuatan tablet asetil salisilat didapar ?3. Bagaimana evaluasi tablet asetil salisilat didapar ?

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui pra formulasi dan formulasi sediaan tablet asetil salisilat didapar.2. Untuk mengetahui metode cara pembuatan tablet asetil salisilat didapar.3. Untuk mengetahui evaluasi tablet asetil salisilat didapar.1.4 Manfaat

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan umum asam asetil salisilat didaparAsam asetil salisilat didapar merupakan salah satu obat Anti Inflamasi Non Steroid yang dapat mengatasi nyeri akibat penyakit sendi degeneratif dan arthritis rheumatoid. Selain memiliki efek terapeutik, obat golongan ini umumnya memiliki efek samping, yaitu kecenderungan menginduksi ulser lambung atau usus yang terkadang disertai dengan anemia akibat kehilangan darah (Roberts dan Marrow, 2001). Efek samping ini dapat terjadi kapanpun tanpa diawali dengan gejala sebagai peringatan (BPOM, 2008).2.2 Sifat Senyawa Asetil salisilat didapar1. Asetosal Rumus Molekul : C9O8H4 Sinonim : Aspirin, Asam Asetilsalisilat Pemerian bahan : putih, hampir putih, bubuk kristal, atau kristal tidak berwarna Kelarutan : sedikit larut dalam air, mudah larut dalam ethanol (96%) Ukuran partikel : size: l = 0.25 m, = 4.6 mm; Bobot jenis : 180,2 Titik leleh/ lebur : 156O C-161O C Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat(4).

2.3 TabletTablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.( Farmakope edisi ke IV:1995 )2.4 Granulasi KeringGranulasi kering adalah proses pembentukan granul dengan cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar, bongkahan kompak, ataulempengan yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperolehgranul dengan ukuran partikel yang diinginkan.Prinsip dari metode ini adalah membuat granul yang dihasilkan secara mekanis, tanpa penambahan pelarut pengikat ke dalam massa serbuk, di mana ikatan partikel terbentuk melalui gaya adhesi dan kohesi partikel padat. Metode granulasi kering diterapkan pada pembuatan tablet dengan zat aktif yang memiliki dosis efektif terlalu tinggi untuk dikempa langsung, serta memiliki sifat aliran yang sukarmengalir, kompresibilitas kurang, tidak tahan lembab dan panas.Metode Granulasi Kering disebut juga slugging, merupakan salah satu metode pembuatan tablet dengan cara mengempa campuran bahan kering (partikel zat aktif dan eksipien) menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Pada proses ini komponen-komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakkan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal. Bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang.

2.5 Rancangan formulaAsetosal 500 mg Amprotab ( 10 % ) 75 mg Avicel PH 102 115 mg Mg Stearat 7,5 mg Talc 15 mg Amprotab 37,5 mg

2.6 Fungsi dan alasan pemilihan bahan1. Asetosal Fungsi : Zat Aktif Alasan : dibuat dalam bentuk granulasi kering karena Asetosal tidak tahan kelembapan dan pemanasan, serta kandungan zat aktif yang lebih dari 50 % dari bobot total tablet. 2. Avicel PH 102 Fungsi : bahan pengisi dan pengikat Alasan : banyak digunakan pada metode granulasi basah dan tablet yang menggunakan Avicel menunjukkan kekerasan, friabilitas serta sifat alir menurut Livingstone dan Fox, baik (2) 3. Amilum Manihot (Amprotab) Fungsi : bahan penghancur Alasan : mampu meningkatkan kapilaritas, mengabsorbsi kelembapan, mengembang dan meninggikan daya pembasahan tablet atau hidrofilisaasi (3) 4. Mg Stearat Fungsi : lubrikan Alasan : merupakan Boundary-type lubricant. memiliki daya adheren lebih baik dan lebih kuat terhadap permukaan metal oksida dibandingkan fluid-type lubricant. (2) 5. Talc Fungsi : glidant dan anti adheran Alasan : bisa sebagai antiadheran dan glidant. Memiliki sifat lubrikan yang kurang baik. Secara umum glidant yang baik adalah memiliki sifat lubrikan yang kurang. (2) 2.7 Perhitungan2.8 Uji Tablet2.8.1 Keragaman BobotTablet ( bersalut atau tidak bersalut ) kecuali dinyatakan lain dlam masing-masing monografi, prsyaratan keragaman bobot dipenuhi jika bobot dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan dari keragaman bobot dalam simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0% ( Anonim,1995 ). 2.8.2 Waktu Hancur Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang di perlukan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tabledt bersalut gula dan bersalut selaput ( Anonim, 1978 ).2.8.3 Kekerasan Tablet Pengukuran kekeraan tablet digunakan untuk mengetahui kekerasanya, agar tablet tidak terlalu keras. Kekerasan tablet biasanya antara 4 sampai 8 kilogram alat yang digunakan disebut alat kekerasan tablet ( hardness tester ). ( Arief, 2003 ).2.8.4 Kerapuhan TabletAdalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Penentuan kerapuhan tablet dilakukan terutama pada waktu tablet akan dilapis ( coating ).% Kerapuhan= berat tablet awal berat tablet akhir x 100% berat tablet awal

Biasanya tablet yang telah ditimbang diletakan di dalam alat friabilator roche, kemudian dijalankan sebanyak 100 putaran. Tablet itu kemudian dibersihkan dan di timbang ulang. Kehilangan berat lebih kecil dari 0,5% sampai 1% masih dapat dibenarkan ( lachman, 1994 ). Keausan ( friabilitas ) sebaiknya tdak melebihi 0,8% ( voight, 1994 ).2.9 Uraian Bahan2.9.1 Asetosal Rumus Molekul : C9O8H4 Sinonim : Aspirin, Asam Asetilsalisilat Pemerian bahan : putih, hampir putih, bubuk kristal, atau kristal tidak berwarna Kelarutan : sedikit larut dalam air, mudah larut dalam ethanol (96%) Ukuran partikel : size: l = 0.25 m, = 4.6 mm; Bobot jenis : 180,2 Titik leleh/ lebur : 156O C-161O C Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat(4).

2.9.2 Avicel PH 102 Rumus Molekul : (C6H10O5)n Sinonim : Microcrystalline Cellulose. Pemerian bahan : Serbuk kristal yang mengandung porous particles, berwarna putih, tidak berwarna, tidak berasa. Kelarutan : mudah larut dalam 5% w/v larutan sodium hidroksida, praktis tidak larut dalam air, larutan asam, dan pelarut organik. Ukuran partikel : 20 200 m. pH : 5 7.5. Titik leleh/ lebur : 260-270oC. Inkompabitilitas : Zat pengoksidasi yang kuat. Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, tempat kering(5).

2.9.3 Amilum Manihot

Rumus Molekul : (C6H10O5)n Sinonim : Potato Starch Pemerian bahan : amilum tidak berbau dan tidak berasa, halus,putih, putih kecoklatan. Amilum terdiri dari bola yang sangat kecil atau butiran butiran , yang ukuran dan bentuk tergantung karakteristik tanamannya Kelarutan : Praktis tidak larut pada etanol 96 % dingin dan pada air dingin. Pati langsung mengembang dalam air panas pada temperatur diatas suhu gelatinisasi. Pati serbagian larut dalam dimetilsulfoksida dan dimetilformamida. Ukuran partikel : 2 32 m pH : 4.0 8.0 Suhu pengembangan: 64oC Inkompabitilitas : senyawa pengoksidasi kuat Penyimpanan : wadah kedap udara di tempat kering yang sejuk(5). 2.9.4 Talcum Rumus Molekul : Mg3Si4O10(OH)2 Sinonim : altalc Pemerian bahan : serbuk kristal sangat halus, berwarna putih hingga putih keabu-abuan, tidak berbau dan tidak berasa Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam encer Ukuran partikel : 74 m atau 44 m pH : 7-10 untuk untuk 20 % w/v dispersi aqueos Inkompabitilitas : Senyawa yang mengandung amonium kuarterner(5).

3. Magnesium stearat a. Rumus Molekul : C36H70MgO4 b. Sinonim : Dibasic magnesium stearat c. Pemerian bahan : serbuk sangat halur, berwarna putih terang, sedikit berminyak jika disentuh, lengket di kulit d. Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol, eter dan air, sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat e. Titik leleh/ lebur : 117-150C f. Inkompabitilitas : asam kuat, alkalis gdan garam Fe g. Penyimpanan : wadah tertutup baik, tempat kering(5).