Tugas Mata Kuliah Amdal

24
TUGAS MATA KULIAH AMDAL “DOKUMEN AMDAL” PT. Ultra jaya Milk and Trading Company, Tbk (IDX: ULTJ) Dikutip O L E H : NAMA : DWIYONO NIM : 235110016 KELAS : D SORE SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2013-2014 DOKUMEN KA- ANDAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk (IDX: ULTJ ) merupakan perusahaan multi nasional yang memproduksi minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara. Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk bisa kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yg sudah bermukim di Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu Sabana Prawirawidjaja, dan siap- siap diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera Prawirawidjaja. 1.2 Tujuan dan manfaat Tujuan dan manfaat dari Perusahaan ialah berusaha dalam bidang perindustrian dan perdagangan. Perusahaan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di bidang minuman Perusahaan memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang makanan Perusahaan memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan konsentrat buahbuahan tropis. Perusahaan memasarkan hasil produksinya dengan cara penjualan langsung (direct selling), penjualan tidak langsung (indirect selling), dan melalui pasar modern (modern trade). Penjualan langsung dilakukan ke tokotoko, P&D, kios-kios, dan pasar tradisional lain dengan menggunakan armada milik Perusahaan. Penjualan tidak langsung dilakukan melalui agen /distributor yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Penjualan melalui modern trade dilakukan ke minimarket, supermarket, dan hypermarket. Perusahaan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa negara. Untuk menunjang kegiatan pemasaran dan memperlancar distribusi produknya, Perusahaan memiliki kantor perwakilan dan stock point yang tersebar di Pulau Jawa. 1.3 Visi dan Misi 1.3.1 Visi “Menjadi perusahaan industri

description

amdal

Transcript of Tugas Mata Kuliah Amdal

Page 1: Tugas Mata Kuliah Amdal

TUGAS MATA KULIAH AMDAL “DOKUMEN AMDAL” PT. Ultra jaya Milk and Trading Company, Tbk (IDX: ULTJ) Dikutip O L E H : NAMA : DWIYONO NIM : 235110016 KELAS : D SORE SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2013-2014 DOKUMEN KA-ANDAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk (IDX: ULTJ ) merupakan perusahaan multi nasional yang memproduksi minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara. Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk bisa kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yg sudah bermukim di Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera Prawirawidjaja. 1.2 Tujuan dan manfaat Tujuan dan manfaat dari Perusahaan ialah berusaha dalam bidang perindustrian dan perdagangan. Perusahaan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di bidang minuman Perusahaan memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang makanan Perusahaan memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan konsentrat buahbuahan tropis. Perusahaan memasarkan hasil produksinya dengan cara penjualan langsung (direct selling), penjualan tidak langsung (indirect selling), dan melalui pasar modern (modern trade). Penjualan langsung dilakukan ke tokotoko, P&D, kios-kios, dan pasar tradisional lain dengan menggunakan armada milik Perusahaan. Penjualan tidak langsung dilakukan melalui agen /distributor yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Penjualan melalui modern trade dilakukan ke minimarket, supermarket, dan hypermarket. Perusahaan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa negara. Untuk menunjang kegiatan pemasaran dan memperlancar distribusi produknya, Perusahaan memiliki kantor perwakilan dan stock point yang tersebar di Pulau Jawa. 1.3 Visi dan Misi 1.3.1 Visi “Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, dan menjungjung tinggi kepercayaan para pemegang saham serta mitra kerja perusahaan.” 1.3.2 Misi “Menjalankan usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi untuk senantiasa berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggung jawaban kepada pemegang saham.” 1.4 Peraturan • UU RI No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup • PP No. 27/1999 tentang AMDAL • Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup di Indonesia dan Peraturan Menteri Negara LingkunganHidup Nomor 11 Tahun 2006 • PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota • Per. Men LH No. 86/2002 tentang Pedoman UKL-UPL • Per. Men. LH No. 45/2005 tentang Pedoman Implementasi RKL-RPL • Per. Men.LH No.8/2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. • Per. Men LH No. 11/2006 tentang Jenis Rencana Usaha/Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL • Per. Men. LH No. 13/2010 tentang Pedoman UKL-UPL dan SPPL • Per. Men. LH No. 14/2010 tentang Pedoman DELH dan DPLH • BAB II RUANG LINGKUP

Page 2: Tugas Mata Kuliah Amdal

STUDI 2.1 Lingkup rencana usaha atau kegiatan yang akan ditelaah 2.1.1 Status dan Lingkup Rencana Usaha Kegiatan yang akan Ditelaah a) Pada uraian status studi AMDAL suatu perusahaan di PT.Ultra Jaya. Studi kelayakan tempat yang dekat dengan masyarakat mengakibatkan perusahaan PT.Ultra Jaya. PT. Ultra Jaya menimbulkan dampak, penting terhadap lingkungan, baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi, maupun pasca konstruksi. 1. Gambaran proyek PT Ultrajaya diawali dari sebuah perusahaan susu yang kecil pada tahun 1958. Lalu pada tahun 1971, perusahaan ini memasuki tahap pertumbuhan pesat sejalan dengan perubahannya menjadi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company. PT Ultrajaya saat ini merupakan perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia yang menghasilkan produk-produk susu, minuman dan makanan dalam kemasan aseptik yang tahan lama dengan merek-merek terkenal seperti Ultra Milk untuk produk susu, Buavita untuk jus buah segar dan Teh Kotak untuk minuman teh segar. Lokasi pabriknya terletak sangat strategis di pusat daerah pedalaman pertanian Bandung yang menyediakan sumberdaya alam yang melimpah, segar dan berkualitas, mulai dari susu segar, daun teh hingga buah-buahan tropis. b) Pada uraian rencana usaha pada suatu perusahaan di PT.Ultra Jaya. PT. Ultra Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. PT.Ultra Jaya ini sudah berada pada tahun 1970an. Jadi, untuk rencana perusahaan ini sudah berada pada zaman dahulu. c) Mengenai tahapan kegiatan yang ditelaah 1. Tahap Pra Konstruksi : Sebelum adanya PT. Ultra Jaya, pada umumnya wilayah sekitar Desa Mekarsari ini merupakan lahan pertanian. 2. Tahap Konstruksi : Dibuat saluran air pengolahan air limbah untuk mengolah air limbah yang keluar dari PT. Ulltra Jaya. 3. Tahap Operasi : Pada tahun 2010, pernah terjadi bau busuk yang berasal dari limbah cair PT Ultra Jaya yang menyengat dan mengganggu penciuman warga di sekitar Kampung Bunisari, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, dipastikan berasal dari genangan limbah pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) perusahaan yang rusak serta uap limbah yang tertiup angin pada siang hari. 4. Tahap Pasca Operasi :Setelah adanya PT.Ultra Jaya, masyrakat sekitar mulai merasakan dampak yaitu kurangnya tersedia sumber dayaa air seperti sumur-sumur yang berada di sekitar menjadi kering d) PT.Ultra Jaya ini terletak di dekat jalan tol. Pada sebagian wilayah jalan tol ini akan dijadikan lokasi PT.Ultra Jaya kedepannya. Artinya akan ada perbesaran wilayah PT.Ultra Jaya pada tahun selanjutnya sehingga akan berdampak besar karena persawahan dan pemukiman akan dijadikan peluasan pabrik untuk tahun kedepan. 2.1.2 Alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL PT. Ultra Jaya menghasilkan pembuangan air limbah yang dihasilkan pada pabrik tersebut. Pada awal pembangunan PT. Ultra Jaya tidak membuat suatu pengolahan air limbah yang layak, sehingga akan menyebabkan dampak negatif kepada masyarakat sekitar. Seperti, pembuangan sampah yang dibuang ke sekitar pemukiman masyarakat dan air limbah. Selain itu juga, pembuangan susu basi dari pembersihan alat. Kemudian, pada tahun 2009, dibuatlah suatu pengolahan air limbah yang mengolah sisa pembuangan air limbah susu sehingga tidak menimbulkan dampak negatif kepada masyarakat sekitar. Atau lebih dikenal dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). 2.1.3 Lingkup Rona lingkungan hidup awal A. Pada awalnya tempat untuk membangun perusahaan PT. Ultra Jaya itu adalah persawahaan yang kemudian dijadikan perusahaan PT. Ultra Jaya. Setelah pembangunan selesai terjadi dampak terhadap lingkungan seperti tersedia sumber daya air seperti sumur-sumur yang berada di sekitar masyarakat menjadi kering karena air telah disedot oleh perusahaan PT. Ultra Jaya itu, kemudian dampak lainnya adalah pembuangan air limbah dan pembuangan sampah yang dibuang ke sekitar pemukiman masyarakat yang dihasilkan pabrik PT. Ultra Jaya itu yang mengakibatkan pencemaran lingkungan masyarakat disekitar pabrik PT. Ultra Jaya. B. Komponen lingkungan hidup yang telah di telaah a. Fisik Kimia 1) Iklim, kualitas udara, dan kebisingan Iklim di Cimareme • Curah hujan 1400 mm • Jumlah bulan hujan 7-8 bulan • Suhu rata-rata harian 280C • Tinggi tempat dari permukaan laut 600-676 md Kebisingan di sekitar PT.Ultra Jaya tidak terlalu menggangu masyarakat sekitar. Karena pada PT.Ultra Jaya ini tidak terlalu menimbulkan suara yang keras,

Page 3: Tugas Mata Kuliah Amdal

sehingga masyarakat sekitar pabrik tidak terlalau terganggu. 2) Fisiografi Desa Cimareme terletak di kecamatan Ngamprah kabupaten Bandung Barat memiliki luas wilayah kurang lebih 244,254 ha/m2. Bentangan wilayah: Desa terletak di dataran rendah, terdapat aliran sungai dan bantaran sungai. • Letak • Desa kawasan perkantorn • Desa kawasan pertokoan/bisnis • Desa kawasan campuran • Desa kawasan industri • Desa perbatasan antar kecamatan lain • Desa DAS/bantaran sungai • Desa Rawan banjir • Orbitasi • Jarak ke ibu kota kecamatan 5 km • Jarak ke ibu kota kabupaten 35 km • Jarak ke ibu kota provinsi 20 km 3) Ruang, lahan, dan sawah Jenis dan Kesuburan Tanah: Warna tanah merah dan tekstur tanah lempungan b. Biologi 1) Fauna : 2) Flora : Semenjak adanya PT.Ulta Jaya, lahan pertanian disekitarnya menjadi berkurang c. Sosial 1) Demografi PT. Ultra Jaya terletak di Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Cimareme. Untuk data penduduknya itu sendiri, kami dapat dari Rw sekitar tempat tersebut dengan jumlah pada tahun 2010 sebanyak 1200 jiwa. Mata pencaharian di wilayah sekitar kebanyakannya adalah petani,buruh, dll. Kemudian pendidikannya itu sendiri rata-rata SMP dan SMA. Ada juga yang pendidikannya kuliah, tetapi sangat sedikit. d. Ekonomi Masyarakat hanya sebagai formalitas pada pabrik PT. Ultra Jaya sehingga ekonomi pada masyarakat tidak terbantu adanya pabrik PT. Ultra Jaya. BAB III METODE STUDI 3.1 Metode pengumpulan dan analisis data 1. Menelaah, Mengamati dan mengukur mengukur komponen rencana dan kegiatan yang diperkirakan mendapat dampak besar dan penting dari lingkungan hidup sekitar. 2. Menelaah, mengamati dan mengukur komponen lingkungan hidup yang diperkirakan terkenadampak besar dan penting. 3.2 Metode prakiraan dampak besar dan penting 1. Identifikasi dampak 2. Prakiraan dampak Prakiraan dampak akan terjadi pencemaran air karena pembuangan limbah, dengan ini perusahaan akan membuat pengolahan air limbah agar tidak terjadi pencemaran air lingkungan disekitar pabrik PT.Ultra jaya 3.3 Metode evaluasi 1. Evaluasi karakteristik dampak 2. Kriteria penilaian dampak penting Penilaian yang digunakan untuk dampak penting atau dalam penilaian uasaha biasanya menggunakan konsep dasar dari komponene kegiatan yang bias terlihat dampak penting yang terjadi pada perusahaan BAB IV PELAKSANAAN STUDI 4.1 PEMRKASA A. PT.Ultra Jaya Street Address: Jl. Raya Cimareme 131, Padalarang, Bandung 40552, Indonesia City :Bandung Zip Code: 40552 Province/State: Jawa Barat Country/Region: Indonesia Phone: 62-22-86700700 Faximile: 62-22-6654612 Email: [email protected] Website: www.ultrajaya.co.id B. Penyusun ANDAL 1) Nama : Novia Isnaeni M Alamat : Jl. Kh. Agus Salim No.16, Compreng, Subang 2) Nama : Suci Riksa Harfianty Alamat : Jl. Mekar Sari Rt/rw:06/02 Kalijati, Subang 3) Nama : Wanty Indriyani Alamat : Jl. BBK. Ciparay Gg. Situgunting Barat No.01 Rt/Rw: 03/09 Bandung. 4) Nama : Yudi Suryadi Alamat : Jl. Pelabuhan II No.20 5) Nama : Yuli Wiyandari Alamat : Perumahan Tanjung Sari Permai Blok B.24 Rt/rw: 03/07. Sumedang BAB V DAFTAR PUSTAKA http://ultrajaya.waytodeal.com/about http://evanalurita.blogspot.com/2010/02/visi-dan-misi-ptultra-jaya-milk.htm lhttp://www.docstoc.com/docs/81967656/Laporan-Penilaian-Saham-PT-Ultrajaya-Milk-Industry-and-Trading- Company DOKUMEN ANDAL (ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri menempati posisi pusat dalam ekonomi bagi masyarakat modern. Bagi negara berkebang, industri juga merupakan hal yang sangat penting. Industri digunakan sebagai landasan dalam pembangunan dan dapat juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus selalu meningkat dari tahun ke tahun. Industri merupakan penghasil barang dan jasa yang selalu dibutuhkan oleh semua masyarakat. Oleh karena itu, peranan industri adalah sangat penting. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 1995, Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasan industri. Industri yang banyak bermunculan di Indonesia antara lain adalah jenis industri makanan dan minuman, industri rokok, industri tekstil, industri kulit, industri tapioka dan masih banyak jenis industri yang lainnya. Menurut Wagini, dkk (2002) meningkatnya sektor

Page 4: Tugas Mata Kuliah Amdal

industri selain dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat juga dapat meningkatkan timbulnya dampak negatif. Peningkatan sektor industri diiringi oleh meningkatnya jumlah limbah yang dihasilkan, limbah industri bisa berupa limbah padat (solid waste), limbah cair (liquid waste), dan limbah gas (gaseous waste). PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk (IDX: ULTJ ) merupakan perusahaan multi nasional yang memproduksi minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara. Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk bisa kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yg sudah bermukim di Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera Prawirawidjaja. Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup di Indonesia dan Peraturan Menteri Negara LingkunganHidup Nomor 11 Tahun 2006 bagian B perindustrian tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), maka adanya Pt. Ultra Jaya ini wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). 1.2 Visi dan Misi 1.2.1 Visi “Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, dan menjungjung tinggi kepercayaan para pemegang saham serta mitra kerja perusahaan.” 1.2.2 Misi “Menjalankan usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi untuk senantiasa berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggung jawaban kepada pemegang saham.” 1.3 Peraturan v UU RI No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup v PP No. 27/1999 tentang AMDAL v Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup di Indonesia dan Peraturan Menteri Negara LingkunganHidup Nomor 11 Tahun 2006 v PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota v Per. Men LH No. 86/2002 tentang Pedoman UKL-UPL v Per. Men. LH No. 45/2005 tentang Pedoman Implementasi RKL-RPL v Per. Men.LH No.8/2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. v Per. Men LH No. 11/2006 tentang Jenis Rencana Usaha/Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL v Per. Men. LH No. 13/2010 tentang Pedoman UKL-UPL dan SPPL v Per. Men. LH No. 14/2010 tentang Pedoman DELH dan DPLH BAB II RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN 2.1 Identifikasi Pemrakarsa dan Penyusunan ANDAL a. Pemrakarsa PT.Ultra Jaya Alamat : Jl. Raya Cimareme 131, Padalarang, Bandung 40552, Indonesia Phone: 022-86700700 Faximile: 022-6654612 Email: [email protected] Website: www.ultrajaya.co.id b. Penyusun ANDAL a) Nama : Novia Isnaeni M Alamat : Jl. Kh. Agus Salim No.16, Compreng, Subang b) Nama : Suci Riksa Harfianty Alamat : Jl. Mekar Sari Rt/rw:06/02 Kalijati, Subang c) Nama : Wanty Indriyani Alamat : Jl. BBK. Ciparay Gg. Situgunting Barat No.01 Rt/Rw: 03/09 Bandung. d) Nama : Yudi Suryadi Alamat : Jl. Pelabuhan II No.20 e) Nama : Yuli Wiyandari Alamat : Perumahan Tanjung Sari Permai Blok B.24 Rt/rw: 03/07. Sumedang 2.2 Uraian Rencana Usaha dan Kegiatan Pada uraian rencana usaha pada suatu perusahaan di PT.Ultra Jaya. PT. Ultra Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. PT.Ultra Jaya ini sudah berada pada

Page 5: Tugas Mata Kuliah Amdal

tahun 1970an. Jadi, untuk rencana perusahaan ini sudah berada pada zaman dahulu. PT. Ultra jaya mempunyai batas-bats lahan dalam menjalanakan usahanya yaitu berupa batas lahan yang digunakan yaitu dekat dengan pemukiman penduduk sekitar Cimareme. Kemudian hubungan antara lokasi PT.Ultra Jaya dengan jarak tersedianya sumber daya air sangat dekat dengan wilayah sekitar. Tahap pelaksanaan rencana usaha pada PT. Ultra Jaya terdiri dari : a) Tahap Pra Konstruksi : Sebelum adanya PT. Ultra Jaya, pada umumnya wilayah sekitar Desa Mekarsari ini merupakan lahan pertanian. b) Tahap Konstruksi : Dibuat saluran air pengolahan air limbah untuk mengolah air limbah yang keluar dari PT. Ulltra Jaya. Sehingga air limbah yang keluar dan menyebar dimasyarakat itu tidak membahayakan dan tidak menimbulkan dampak negative untuk masyarakat sekitar. c) Tahap Operasi : Pada tahun 2010, pernah terjadi bau busuk yang berasal dari limbah cair PT Ultra Jaya yang menyengat dan mengganggu penciuman warga di sekitar Kampung Bunisari, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, dipastikan berasal dari genangan limbah pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) perusahaan yang rusak serta uap limbah yang tertiup angin pada siang hari. Penyebab bau busuk yang salah satunya itu adalah satu unit IPAL raksasa baru milik PT Ultra Jaya yang rusak akibat gempa Mei 2010 lalu sehingga tidakbisa dioperasikan. Kerusakan IPAL itu membuat air limbah yang menggenang di dalamnya membusuk dan menebarkan aroma tak sedap. d) Tahap Pasca Operasi :Setelah adanya PT.Ultra Jaya, masyrakat sekitar mulai merasakan dampak yaitu kurangnya tersedia sumber dayaa air seperti sumur-sumur yang berada di sekitar menjadi kering. 2.3 Alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL PT. Ultra Jaya menghasilkan pembuangan air limbah yang dihasilkan pada pabrik tersebut. Pada awal pembangunan PT. Ultra Jaya tidak membuat suatu pengolahan air limbah yang layak, sehingga akan menyebabkan dampak negatif kepada masyarakat sekitar. Seperti, pembuangan sampah yang dibuang ke sekitar pemukiman masyarakat dan air limbah. Selain itu juga, pembuangan susu basi dari pembersihan alat. Kemudian, pada tahun 2009, dibuatlah suatu pengolahan air limbah yang mengolah sisa pembuangan air limbah susu sehingga tidak menimbulkan dampak negatif kepada masyarakat sekitar. Atau lebih dikenal dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). 2.4 Keterkaitan Rencana Usaha dan atau kegiatan dengan Kegiatan lain sekitarnya PT.Ultra Jaya ini terletak di dekat jalan tol. Pada sebagian wilayah jalan tol ini akan dijadikan lokasi PT.Ultra Jaya kedepannya. Artinya akan ada perbesaran wilayah PT.Ultra Jaya pada tahun selanjutnya. BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP a. Fisik Kimia 1) Iklim, kualitas udara, dan kebisingan Secara umum daerah Bandung dan sekitarnya mempunyai iklim tropis dengan suhu udara antara 22,6-23,9°C dan kelembaban berkisar 70-83%. Jumlah curah hujan rata-rata tahunan bervariasi, dari 1700 mm di bagian rengah arah tenggara Kota Bandung sampai lebih dari 3000 mm di bagian selatan. Jumlah pengambilan airtanah secara keseluruhan untuk usaha industri dan komersial serta penyediaan air bersih oleh PDAM Kodya dan Kab. Bandung selama tahun 1995 melalui 2225 buah sumurbor diperkirakan sebesar 66,9 juta m³/tahun. Angka tersebut diyakini lebih kecil dibandingkan yang sebenarnya, karena masih banyak sumur-sumur produksi yang masih belum terdaftar. Jumlah pengambilan airtanah pada tahun 1995 bila dibandingkan dengan pengambilan selama tahun 1994 mengalami penambahan sebesar 5,9 juta m³. Daerah Batujajar, Ngamprah, dan Cimahi Tengah meliputi: Giriasih, Cangkorah, Laksanamekar. Muka airtanah Gadobangkong dan Baros mempunyai kedudukan muka airtanah statis pada akuifer tengah antara 8,28 m hingga 58,14 m.bmt. MAS pada kondisi awal (1910) di daerah Cimahi Tengah berada pada kedudukan +25 m.amt. Pada sumur Giri Asih Jaya, hidrograf airtanah akuifernya hasil rekaman AWLR periode Januari-Juni 1995 menunjukkan kecenderungan penurunan, yakni dengan kecepatan 0,04 m/bulan. Hidrograf airtanah pada sumur Ultra Jaya I dan II menunjukkan kecenderungan penurunan yakni dengan kecepatan 0,06 m/bulan pada sumur Ultra Jaya I dan 0,08 m/bulan pada sumur Ultra Jaya II. Muka airtanah pada sumur Baros periode Agustus 1994-Juli 1995 menunjukkan gejala penurunan, yakni dengan kecepatan 0,48 m/bulan. Iklim di Cimareme • Curah hujan 1400 mm • Jumlah bulan hujan 7-8 bulan • Suhu rata-rata harian 280C

Page 6: Tugas Mata Kuliah Amdal

• Tinggi tempat dari permukaan laut 600-676 md Kebisingan di sekitar PT.Ultra Jaya tidak terlalu menggangu masyarakat sekitar. Karena pada PT.Ultra Jaya ini tidak terlalu menimbulkan suara yang keras, sehingga masyarakat sekitar pabrik tidak terlalau terganggu. 2) Fisiografi Desa Cimareme terletak di kecamatan Ngamprah kabupaten Bandung Barat memiliki luas wilayah kurang lebih 244,254 ha/m2. Bentangan wilayah: Desa terletak di dataran rendah, terdapat aliran sungai dan bantaran sungai. Letak • Desa kawasan perkantorn • Desa kawasan pertokoan/bisnis • Desa kawasan campuran • Desa kawasan industri • Desa perbatasan antar kecamatan lain • Desa DAS/bantaran sungai • Desa Rawan banjir Orbitasi • Jarak ke ibu kota kecamatan 5 km • Jarak ke ibu kota kabupaten 35 km • Jarak ke ibu kota provinsi 20 km 3) Hidrologi Dibawah ini merupakan salah satu tabel hasil pemeriksaan air limbah industri susu PT.Ultra Jaya No Paremeter Unsur Satuan Standar Hasil Pemeriksaan Ket 1 Produksi Ton/tahun - 54750 - 2 Debit Limbah L/det - 4,05 - 3 pH - 6,5-8,4 7,0-8,3 M 4 DHL Mhos/cm <700- >300 - - 5 TDS Mg/L <450-2000 - - 6 TSS Mg/L 200 - - 7 Zat Organik Cod Mg/L 100 16-68 M Bod Mg/L 50 5,6-24,1 M 8 Unsur Penyubur N-total Mg/L <5->30 - - 9 Amonium (NH 4) Hidrooseonografi 5) Ruang, lahan, dan sawah Jenis dan Kesuburan Tanah: Warna tanah merah dan tekstur tanah lempungan b. Biologi 1) Fauna 2) Flora : Semenjak adanya PT.Ulta Jaya, lahan pertanian disekitarnya menjadi berkurang c. Sosial 1) Demografi PT. Ultra Jaya terletak di Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Cimareme. Untuk data penduduknya itu sendiri, kami dapat dari Rw sekitar tempat tersebut dengan jumlah pada tahun 2010 sebanyak 1200 jiwa. Mata pencaharian di wilayah sekitar kebanyakannya adalah petani, buruh, dll. Kemudian pendidikannya itu sendiri rata-rata SMP dan SMA. Ada juga yang pendidikannya kuliah, tetapi sangat sedikit. 2) Ekonomi 3) Budaya BAB IV RUANG LINGKUP STUDI 4.1 Dampak besar dan penting yang ditelaah 4.1.1 Dampak Besar a. PT. Ultra jaya mempunyai batas-batas lahan dalam menjalanakan usahanya yaitu berupa batas lahan yang digunakan yaitu dekat dengan pemukiman penduduk sekitar Cimareme. Kemudian hubungan antara lokasi PT.Ultra Jaya dengan jarak tersedianya sumber daya air sangat dekat dengan wilayah sekitar sehingga mengakibatkan sumber air bagi penduduk sekitar menjadi berkurang. b. PT. Ultra jaya terletak di Desa Cimareme yang berada didataran rendah, terdapat aliran sungai dan bantaran sungai sehingga limbah pabrik dapat mencemari. c. PT. Ultra jaya berada di pinggir jalan utama menuju tol padalarang, sehingga kendaraan yang keluar masuk pabrik ini menyebabkan macet dan peningkatan polusi udara untuk masyarakat sekitar. a. Berkurangnya lahan pertanian karena pembangunan pabrik membutuhkan lahan yang luas. 4.1.2 Dampak Penting Mengurangi pengangguran karena terbuka lowongan kerja 4.1 Wilayah Studi dan Batas Waktu Ujia Wilayah Studi dan Batas Waktu Ujian PT. Ultra jaya berupa batas lahan yang digunakan yaitu dekat dengan pemukiman penduduk sekitar Cimareme. BAB V PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING v Persiapan Konstruksi 1) Terganggunya lalu lintas di sekitar proyek akibat kendaraan yang keluat masuk pabrik PT. Ultra jaya 2) Peningkatan intesitas pencemaran udara. v Pelaksanaan Konstruksi 1) Peningkatan Intensitas kebisingan 2) Terganggunya aktifitas Masyarakat setempat 3) Penurunan Kualitas Udara 4) Penurunan Kualitas air tanah 3) Terbuka kesempatan kerja penduduk sekitar PT. Ultra jaya v Pasca Konstruksi 1) Terganggunya aktifitas Masyarakat setempat 2) Perubahan Fungsi Lahan 3) Terbukanya kesempatan kerja 4) Kerawanan keamanan gangguan ketertiban 5) Berkurangnya ketersediaan sumber air bagi masyarakat sekitar PT. Ultra jaya 6) Peningkatan intesitas polusi udara dan pencemaran air akibat limbah buangan dari pabrik BAB VI EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTING 6.1 Evaluasi Dampak Metode Overlay Berdasarkan pada metode prakiraan dampak dengan Overlay, maka setiap dampak terhadap komponen lingkungan digambarkan dalam peta tematik. Apabila indikator dampak negatif terhadap berbagai ekosistem digambarkan dalam peta dengan warna terang, agak gelap dan gelap untuk menggambarkan dampak ringan, sedangkan berat, dan peta ini dioveriay/ditampal maka evaluasinya adalah : (a). ekosistem yang sangat gelap terkena dampak sangat berat, (b). ekosistem yang warnanya agak gelap terkena dampak agak berat, (c). ekosistem yang

Page 7: Tugas Mata Kuliah Amdal

warnanya terang dapat dievaluasi bahwa ekosistem terkena dampak sangat ringan. Seringkali untuk memudahkan evaluasi maka besar dampak dipergunakan juga skala. Skala yang dipergunakan dapat berupa angka 1, 2, dan 3 atau kecil, sedang dan besar. Kemudian dalam evaluasi lebih lanjut bagi ekosistem yang terkena dampak sangat besar, atau angka skalanya paling besar dampaknya dari penjumlahan skala per komponen lingkungan, maka prioritas pencegahan dan penanggulangan dampak negatif menduduki prioritas pertama. 6.2 Pemilihan Alternatif Terbaik Pemilihan alternatif pada PT. Ultra jaya dilakukan dengan cara penanganan proses pengolahan limbah yang baik dan benar sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar. 6.3 Telaah sebagai Dasar Pengelolaan 6.4 Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan Secara keseluruhan PT.Ultra Jaya layak mendapatkan AMDAL namun jarak tersedianya sumber daya air sangat dekat PT.Ultra Jaya dengan wilayah sekitar sehingga mengakibatkan sumber air bagi penduduk sekitar menjadi berkurang. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan pelaksanaan RKL Rencana pengelolaan lingkungan hidup ini bermaksud agar terwujudnya analisis dampak lingkungan dalam kegiatan usaha yang dilaksanakan PT. Ultra Jaya dengan tujuan tercapainya pengelolaan, pemantauan dan penanggulangan dampak lingkungan terhadap akibat yang ditimbulkan kegiatan usaha PT. Ultra Jaya. 1.2 Kebijakan Lingkungan Pada kegiatan usaha ini PT. Ultra Jaya dalam menjalankan usahanya akan senantiasa memperhatikan lingkungan yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggungjawaban selaku pelaksana kegiatan usaha. Hal ini disesuaikan dengan peraturan pemerintah tentang pengelolaan lingkungan hidup berupa penyempurnaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilakukan secara berkelanjutan sebagai bentuk pencegahan, penanggulangan dan pengendalian dampak lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan usaha. Adapun kebijakan-kebijakan lingkungan ini dilaksanakan untuk memenuhi peraturanperaturan pemerintah sebagai berikut: 1) UU RI No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 2) PP No. 27/1999 tentang AMDAL 3) Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia dan Peraturan Menteri Negara LingkunganHidup Nomor 11 Tahun 2006 4) PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota 5) Per. Men LH No. 86/2002 tentang Pedoman UKL-UPL 6) Per. Men. LH No. 45/2005 tentang Pedoman Implementasi RKL-RPL 7) Per. Men.LH No.8/2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 8) Per. Men LH No. 11/2006 tentang Jenis Rencana Usaha/Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL 9) Per. Men. LH No. 13/2010 tentang Pedoman UKL-UPL dan SPPL 10) Per. Men. LH No. 14/2010 tentang Pedoman DELH dan DPLH 1.3 Kegunaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana pengelolaan lingkungan ini digunakan sebagai acuan dalam proses pengelolaan lingkungan sehingga dalam melaksanakan kegiatan usahanya tetap berada pada koridor rencana analisis dampak lingkungan. BAB II PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN 2.1 Pendekatan Sosial Ekonomi Dalam menjalankan kegiatan usahanya PT. Ultra Jaya selaku pemrakarsa kegiatan akan melakukan upaya upaya penangangan terhadap dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan usahanya. Baik berupa dampak lingkungan maupun dampak sosial dengan memeperhatikan interaksi sosial masyarakat sekitar kegiatan usaha, dimana di dalamnya melibatkan masyarakat. Adapun upaya yang ditempuh sebagai berikut: a. Melibatkan masyarakat di sekitar kegiataan usaha untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan dan instansi pemerintah yang mempunyai kewenangan dan keterkaitan dalam kegiatan ini.pengelolaan lingkungan hidup. Setiap bentuk kegiatan usaha beserta prakiran dampak yang ditimbulkan akan dikelola dan secara seksama baik masyarakat, pemrakarsa dalam kegiatan ini PT. Ultra Jaya dan instansi pemerintah terkait dalam kegiatan ini Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Barat berperan aktif dalam menjaga ingkungan hidup. b. Guna turut serta dalam pembangunan sosial ekonomi masyarakat sekitar kegiatan usaha, PT. Ultra Jaya selaku pemilik usaha akan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja sekitar

Page 8: Tugas Mata Kuliah Amdal

setempat sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki. c. Atas lahan penduduk yang terkena peta kegiatan usaha ini, maka akan dilakukan kompensasi ganti rugi dengan prinsip saling menguntungkan kedua belah pihak tanpa ada unsur paksaan atas pemindah tanganan lahan milik penduduk. d. Dalam kegiatan usaha ini juga PT. Ultra Jaya bertanggungjawab atas ketersedian air yang berkualitas bagi warga sekitar kegiatan usaha sebagai fasilitas umum yang diberikan akibat adanya kegiatan usaha ini. e. PT. Ultra Jaya juga berpartisipasi aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar kegiatan usaha khususnya pendidikan. Dimana disediakan beasiswa pendididkan bagi yang memenuhi persyaratan untuk berbagai jenjang pendidikan. BAB III RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 3.1 Dampak Penting dan Sumber Dampak Besar dan Penting Dampak penting yang akan terjadi adalah berkurangnya lahan produktif dan terbatasnya sumber daya mata air bagi masyarakat sekitar kegiatan usaha. Permasalahan ini ditimbulkan karena kegiatan usaha ini membutuhkan jumlah debit air dalam jumlah yang banyak, sehingga sumber daya mata air untuk masyarakat sekitar menjadi berkurang. 3.2 Tolak Ukur Dampak Dalam kegiatan usaha ini adapun komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak di ukur berdasarkan beberapa parameter lingkungan. Untuk sisa hasil kegiatan usaha berupa limbah cair paramter yang digunakan disesuaikan dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang industri pengolahan susu. Untuk vegetasi yang terkena damapk hanya berkurangnya lahan pertanian dan habitat hidup fauna lahan pertanian. 3.3 Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup Dampak stategis yang akan ditimbulkan dari kegiatan industri usaha pengolahan susu ini adalah limbah cair yang akan dikeluarkan ke lingkungan. Upaya agar tidak terjadi pencemaran di lingkungan masyarakat sekitar maka dilakukan pengolahan air limbah yang mana memerhatikan mutu limbah cair dari kegiatan usaha ini. Dilihat dari parameter fisika, kimia dan biologis yang telah ditetapkan dalam KEP 51/MENLH/10/1995 peraturan pemerintah mengenai baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri. 3.4 Pengelolaan Lingkungan Hidup Ada dalam dokumen ANDAL 3.5 Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup 3.6 Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup ini dilaksanakan semenjak dimulainya kegiatan usaha ini, selama proses berlangsungnya kegiatan ini dan perencanaan lingkungan ini ditinjau ulang kelayakannya setiap 5 tahun sekali. 3.7 Pembiayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup 3.8 Instansi Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan usaha ini akan melakukan pengelolaan lingkungan hidup dengan bekerjasam dengan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Badan Pengelolaan Perencanaan Daerah dan pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan pemerintah Provinsi Jawa Barat. DOKUMEN RPL (RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk (IDX: ULTJ ) merupakan perusahaan multi nasional yang memproduksi minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin pemroses minuman tercanggih se-Asia Tenggara. Pada awalnya perusahaan yg berawal dari sebuah rumah di Jln. Tamblong Dalam, Bandung, ini hanya memproduksi susu. Namun seiring perkembangannya, dia juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008 merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk bisa kembali ke bisnis utamanya, yaitu produksi susu. Perusahaan yang didirikan oleh Ahmad Prawirawidjaja ini, seorang pengusaha Tionghoa yg sudah bermukim di Bandung, sekarang dikomandani oleh generasi kedua, yaitu Sabana Prawirawidjaja, dan siap-siap diteruskan kepada generasi ketiga, Samudera Prawirawidjaja. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) merupakan bagian Dokumen AMDAL reklamasi pantai yang wajib disusun dan dilaksanakan oleh Pemrakarsa dalam rangka pelaksanaan pengelolaan

Page 9: Tugas Mata Kuliah Amdal

lingkungan Pabrik Bandung sebagaimana di uraikan di atas. Pelaksanaan RPL juga diperlukan baik bagi pihak lain yang berkepentingan antara lain: Instansi Pemerintah sebagai perencana pelaksana dan pengawas pembangunan serta pengelola lingkungan hidup di wilayah reklamasi pantai Masyarakat di sekitar lokasi reklamasi pantai terutama yang akan terkena dampak penting. Pemerhati lingkungan termasuk LSM, pakar dan masyarakat umum lainnya 1.2. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup Maksud dan Tujuan dilaksanakan pemantauan Lingkungan hidup PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk adalah sebagai berikut? Mengetahui perubahan lingkungan hidup atau dampak penting yang timbul akibat pembangunan PT.Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk mengevaluasi pengelolaan lingkungan hidup yang telah dan akan dilaksanakan di kawasan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk memenuhi kewajiban dan tanggung jawab sebagai perubahan lingkungan menjadi kawasan industri oleh PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk 1.3. Kegunaan Dilaksanakan Pemantauan Lingkungan Hidup a. Bagi Pemrakarsa Mengetahui hasil Pengelolaan lingkungan yang telah dan akan dilaksanakan Memperbaiki dan menyempurnakan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang telah disusun Sebagai Alat bukti jika terjadi komplin yang berkaitan dengan dampak kegiatan reklamasi pantai b. Bagi Pemerintah Mengetahui perubahan lingkungan yang terjadi di wilayah tapak proyek dan sekitarnya. Khususnya dampak yang sebenarnya terjadi akibat kegiatan rekalamasi pantai. Bahan masukan pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan termasuk pengelolaan lingkungan di wilayah sekitar lokasi reklamasi pantai c. Bagi Masyarakat Mengetahui perubahan lingkungan hidup yang terjadi di wilayahnya khususnya dampak kegiatan reklamasi pantai. Menentukan kebijakan atau keputusan peran sertanya dalam pengelolaan lingkungan hidup di wilayahnya. 1.4. Peraturan Perundang-undangan Dalam penyempurnaan Studi Amdal, beberapa peraturan-peraturan yang digunakan sebagai acuan adalah peraturan-peraturan yang diberlakukan oleh Pemerintah RI untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan diantaranya : 1. Undang –Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 2. Undang –Undang No.21 Tahun 1992 tentang Pelayaran. 3. Undang-undang RI No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup 4. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan 5. Peraturan Pemerintah RI No.70 tahun 1996 tentang kepabrik 6. Peraturan Pemerintah RI No.18 tahun 1999 tentang pencemaran laut 7. Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 1999 tentang angkutan perairan 8. Peratutan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat No.1 tahun 1990 tantang pengelolaan lingkungan hidup di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat 9. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-02/MENKLH/I/1998 Tentang Pedoman Penentuan Baku Mutu Lingkungan 10. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-14/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Umum Penyusunan AMDAL 11. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-13/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Penyusunan Keanggotaan dan Tata Kerja Komisi AMDAL 12. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-14/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Umum Penyusunan AMDAL 13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-39/MENLH/08/1996 Tentang Jenis Kegiatan Yang Harus Dilengkapi Dengan AMDAL 14. Keputusan Kepala BAPEDDAL No. Kep-056 Tahun 1994 Tentang Pedoman Penentuan Dampak Penting 15. Keputusan Kepala BAPEDDAL No. 299/II/1996 Tentang Pedoman Teknia Kajian Aspek Sosial dalam Pemyusunan AMDAL 16. Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat No. 660.I/26/1990 Tentang Baku Mutu Kualitas Air di Propinsi Jawa Barat 17. MARPOL 73/78 1.5. Ruang Lingkup RPL Sesuai dengan tujuan dan Kegunaan RPL, ruang lingkup rencana pemantauan kawasan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk adalah: 1. Mengkaji seluruh dampak yang terkategori penting baik positif maupun negatif terhadap semua komponen. 2. Merumuskan langkah-lankah pemantauan yang perlu dilakukan untuk setiap komponen kegiatan dan komponen lingkungan baik

Page 10: Tugas Mata Kuliah Amdal

yangberdampak positif maupun yang berdampak negatif. 1.6. Identitas Pemrakarsa Nama Proyek : Pemantauan Kawasan Industri PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk Pekerjaan : Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Pemimpin Proyek : Yudi Suryadi S.Si. Penanggung Jawab AMDAL : Tri Cahyanto M.Si. Lokasi Proyek : Cimareme-Padalarang, Kabupaten Bandung 1.7. Identitas Penyusun Nama : Novia Isnaeni M Alamat : Jl. Kh. Agus Salim No.16, Compreng, Subang Nama : Suci Riksa Harfianty Alamat : Jl. Mekar Sari Rt/rw:06/02 Kalijati, Subang Nama : Wanty Indriyani Alamat : Jl. BBK. Ciparay Gg. Situgunting Barat No.01 Rt/Rw: 03/09 Bandung. Nama : Yudi Suryadi Alamat : Jl. Pabrik II No.20 Nama : Yuli Wiyandari Alamat : Perumahan Tanjung Sari Permai Blok B.24 Rt/rw: 03/07. Sumedang BAB II RUANG LINGKUP 2.1. Dampak Penting yang Ditelaah 2.1.1. Rencana Kegiatan yang Ditelaah Kegiatan proyek pembangunan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk yang berada diwilayah Cimareme-Padalarang Kab. Bandung sesuai dengan rencana tata ruang kabupaten Bandung yang berada dalam wilayah pembangunan dengan peruntukan kawasan industri. Lokasi proyek berada Beralamat di Jln. Raya Cimareme 131, Padalarang, Kab. Bandung. 2.1.2. Tahapan Rencana Kegiatan Guna kepentingan studi AMDAL, semua kegiatan yang menyangkut perubahan tata guna lahan secara garis besar dapat diketegorikan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu tahap prakontruksi, kontruksi dan pascakontruksi. 2.1.2.1. Kegiatan Tahap Pra Konstruksi Survei dan perijinan Sosialisasi Rencana Kegiatan Pengadaan lahan 2.1.2.2. Kegiatan Tahap Konstruksi Recruitmen Tenaga Kerja Mobilisasi Peralatan dan Material Pematang Lahan Pembangunan fisik bangunan Pemasangan Peralatan 2.1.2.3. Kegiatan Tahap Operasional Pengoperasian wisata pantai 2.2. Dampak penting yang dikelola 2.2.1. Prakonstruksi Survei dan perijinan Kegiatan ini dapat menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan pengaruh proyek terhadap produksi, ganti rugi yang tidak sesuai dan limbah yang akan ditimbulkan, kekhawatiran ini dapat berkembang menjadi persepsi negative terhadap kegiatan proyek. Sosialisasi Rencana Kegiatan Kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan oleh pemrakarsa proyek diharapkan dapat menjelaskan aktivitas proyek sehingga masyarakat desa Cimareme dapat mengetahui secara pasti rencana kegiatan dan dapat segera mempersiapkan diri agar turut dapat berpartisipasi dalam aktifitas proyek. Pengadaan lahan Proses pengadaan lahan diwilayah desa Cimareme sejumlah 25Ha dan desa mugimakmur sejumlah 15Ha akan dapat memunculkan spekulan dan kekhawatiran masyarakat tentang nilai ganti rugi Lahan. 2.2.2. Konstruksi Recruitmen Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses kontruksi adalah sekitar 150 orang buruh bangunan, 5 orang tenaga pelaksana dan 2 orang site manajer (sarjana).Tenaga kerja ini akan diprioritaskan dari masyarakat sekitar untuk buruh bangunan. Mobilisasi Peralatan dan Material Aktifitas mobilisasi peralatan dan material tidak akan mengganggu masyarakat sekitar Karena menggunakan jalan lingkar Semarang-Bandung yang berupa tanah tegalan dan tambak, belum ada pemukiman. Kebutuhan tanah untuk reklamasi perlu dilakukan analisa lebih jauh untuk mengurangi dampak yang akan terjadi. Pematang Lahan Kegiatan pematangan lahan (reklamasi) pantai seluas 40 ha akan merubah fungsi lahan yang berupa tambak. Peralihan fungsi lahan ini akan mempengaruhi produktifitas lahan lainnya yang berada disekitar tapak proyek. Pembangunan fisik bangunan Pembangunan fisik bangunan akan menurunkan kualitas lingkungan ynag berupa kulaitas udara dan kebisingan. Pada akhirnya penurunan kualitas lingkungan tersebut akan berlanjut terhadap pendapatan masyarakat nelayan, penurunan produksi tambak dan penurunan kenyamanan serta persepsi negative terhadap proyek. Pemasangan Peralatan Pemasangan peralatan akan sama dampaknyadengan pembangunan fisik bangunan. namun dalam skala yang lebih rendah karen waktu pemasangannya yang relatif lebih cepat dibanding waktu pembangunan fisik lainnya. BAB III RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN 3.1. Prinsip Dan Mekanisme Pemantauan Lingkungan Prinsip dasar dalam penyusunan Rencana Pemantauan Lingkungan adalah : Minimalisasi dampak negatif dan optimalisasi dampak positif dari kegiatan reklamasi pantai

Page 11: Tugas Mata Kuliah Amdal

pabrik Bandung. Membangun sistem informasi mengenai kinerja pengelolaan lingkungan untuk pengambilan keputusan tentang penyempurnaan cara, waktu, perioda, atau lokasi pengelolaan lingkungan, termasuk pemberian sangsi bagi pengabaikan pelaksanaannya. Diperlukan kejelasan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab pihak yang terkait guna mencapai sasaran pada butir pertama Berkaitan dengan prinsip diatas, dijelaskan dengan adanya kegiatan industri, maka pengelolaan dampak positif dan dampak negatif yang terjadi tidak selalu menjadi tanggung jawab dan dalam kewenangan Badan Pengawas Kabupaten Bandung, namun perlu dilaksanakan bersama-sama dengan pihak lain yang berkepentingan seperti pengembang di Pemerintahan Kabupaten Bandung, institusi pada Pemerintahan Pusat, pengguna atau pengembang di Padalarang, dan masyarakat disekitar kawasan Padalarang. Untuk menghindari terjadinya kesenjangan tanggung jawab, maka dalam penyusunan RPL perlu dilakukan pembagian tugas yang jelas, yakni sesuai dengan kategorisasi matra dampak lingkungan yang meluputi: Matra Subtantif, yakni kejelasan mengenai komponen atau unsur lingkungan yang terkena atau menjadi sasaran dampak. Matra ruang, yakni kejelasan mengenai skala ruang kejadian dampak serta lokasi atau tempat sumber dampak. Matra temporal, yakni kejelasan mengenai waktu kejadian dampak dalam kerangka pentahapan proyek reklamasi pantia pabrik Bandung. Pihak yang bertanggung jawab dalam pemantauan lingkungan pada hakekatnya akan mengikuti pembagian tanggung jawab para pihak dalam pengelolaan lingkungan menurut kepentingan kewenangannya masing-masing, termasuk kepentingan pengawasan terhadap kinerja pengelolaan lingkungan. Pemberian rencana pelaksanaan pemantauan untuk setiap komponen lingkungan yang dipantau memerlukan kejelasan atas artibut-atribut yang mencakup: Sumber dampak Dampak penting yang dipantau Parameter dampak/komponen lingkungan yang dipantau Tujuan pemantauan lingkungan Tolak ukur dampak Metoda pemantauan lingkungan Lokasi pemantauan lingkungan Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan Pelaksana pemantauan lingkungan Pengawas pemantauan lingkungan Pelaporan pemantauan lingkungan 3.2. Rencana Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan 3.2.1. Tahap Prakontruksi Survei dan perijinan Kegiatan survey dan perijinan meliputi pengukuran lapangan dan pengajuan ijn prinsip kegiatan proyek reklamasi pantai Sosialisasi Rencana Kegiatan Ada sebagian kecil masyarakat yang kurang mendukung adanya rencana pembangunan proyek tersebut karena dikhawatirkan akan menimbulkan dampak lingkungan yang menyebabkan turunnya pendapatan masyarakat khususnya petani tambak disekitarnya. Saran dari masyarakat apabila jadi dibangun proyek tersebut antara lain: a) Pekerja yang digunakan oleh perusahaan pada waktu pembangunan maupun pada waktu operasii diprioritaskan dari dua desa tersebut. b) Limbahnya betul-betul ditangani khususnya limbah cair sehingga tidak mengurangi pendapatan petani tambvak didua desa tersebut. c) Perlu sosialisasi lebih lanjut ke dua desa. d) Perusahaan perlu memberikan konpensasi kepada masyarakat e) Pelu adanya kesepakatan-kesepakatan tertentu antara masyarakat dengan pihak pemrakarsa. 3.2.2. Tahap Kontruksi Recruitmen Tenaga Kerja Pada tahap ini dibutuhkan tenaga kerja sekitar 150 orang buruh bangunan, 5 orang tenaga pelaksana dan 2 orang site manajer (sarjana). Mobilisasi Peralatan dan Material Mobilisasi peralatan dan material menggunakan jalan Cimareme-Padalarang yang berupa jalan raya dekat dengan gerbang tol Padaleunyi. Pematang Lahan Kegiatan ini akan merubah fungsi lahan yang berupa pemukiman. peralihan fungsi lahan ini akan mempengaruhi produktifitas lahan lainnya. Pembangunan fisik bangunan Pembangunan fisik bangunan akan menurunkan kualitas lingkungan ynag berupa kulaitas udara, kebisingan, dan penurunan kualitas air. Pemasangan Peralatan Pemasangan peralatan akan sama dampaknyadengan pembangunan fisik bangunan. namun dalam skala yang lebih rendah karen waktu pemasangannya yang relatif lebih cepat dibanding waktu pembangunan fisik lainnya. Komponen Fisika-Kimia 1). Tata ruang/Tata guna lahan a). Dampak penting yang dipantau • Jenis komponen lingkungan tata guna lahan • Indikator : Perubahan tata guna tanah setelah kegiatan pengurugan b). Sumber dampak yang

Page 12: Tugas Mata Kuliah Amdal

dipantau : • Pengurugan dan pemadatan tanah urugan c). Parameter / komponen lingkungan yang dipantau : • Tata guna tanah d). Tujuan pemantauan lingkungan • Memeriksa kesesuaian antara penggunaan lahan dengan rencana proyek e). Metode pemantauan lingkungan • Metode pemantauan - Observasi / pengamatan lapangan pada lahan proyek yang telah diurug dan membandingkan tata guna tanah hasil pengamatan dengan tata guna tanah pada rencana proyek. • Lokasi pematauan lingkungan - Tapak proyek yang telah diurug • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan - selama tahap konstruksi dan pascakonstruksi, sebulan sekali f). Institusi pemantauan lingkungan • Pelaksana : Pemrakarsa • Pengawas : – BPLHD Kab. Bandung - Tata Kota Kab. Bandung • Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Prop. Jawa Barat 2). Hidrologi dan Kualitas air a). Dampak penting yang dipantau • Jenis komponen lingkungan : hidrologi dan kualitas air • Indikator : penurunan kualitas air di sekitar tapak proyek. b). Sumber dampak yang dipantau • Kegiatan prduksi industri PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk c). Parameter / komponen lingkungan yang dipantau • pH • DHL • O2 terlarut (DO) • TSD • BOD • Kandungan zat-zat terlarut (Fe,Cr+6,Chloride),salinitas dan kadar organik d). Tujuan pemantauan lingkungan • Memeriksa kelayakan kualitas air sebagai akibat terjadinya kegiatan produksi industri PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk e). Metode pemantauan lingkungan • Metode pemantauan - Pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, menggunakan metode yang sesuai dengan parameter yang akan diamati. Hasil analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan mutu air untuk budidaya • Lokasi pemantauan lingkungan - Perairan di sekitar lokasi industri • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan - Selama tahap konstruksi - Sebelum dan setelah kegiatan pengerukan dilaksanakan f). Institusi pemantauan lingkungan • Pelaksanaan : Pemrakarsa • Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Bandung dan Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Bandung • Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat 3). Erosi, akresi dan abrasi a). Dampak penting yang dipantau • Jenis komponen lingkungan : erosi, akresi dan abrasi • Indikataor : pendangkalan alur b). Sumber dampak yang dipantau • penggerusan tebing alur, penambahan tebing alur dan pengendapan di dalam alur. c). Parameter / komponen lingkungan yang dipantau • kedalaman alur • luas alur d). Tujuan pemantauan lingkungan • Memeriksa kerusakan tebing alur dan laju sedimentasi/pendangkalan alur. e). Metode pemantauan lingkungan • Metode pemantauan langsung di lapangan • Pengambilan data pengukuran sekunder dan primer • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan - Selama tahap konstruksi - Sebelum dan setelah kegiatan pengerukan dilaksanakan f). Institusi pemantauan lingkungan • Pelaksanaan : Pemrakarsa • Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Bandung dan Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Bandung • Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat Komponen Biologi 1). Biota darat (Flora dan Fauna) a). Dampak penting yang dipantau • Jumlah dan jenis yang tertimbun • Fauna yang terkena dampak • Jumlah dan jenis tanaman penghijauan b). Sumber dampak • Sumber penyebab timbulnya dampak adalah kegiatan penghijauan • Kegiatan pengurugan yang menimbun beberapa jenis tanaman (kelapa yang masih muda) dan beberapa rumah c). Parameter lingkungan hidup yang dipantau • Jumlah, jenis Flora dan Fauna yang hilang atau direlokasi akibat penimbunan • Parameter lingkungan yang dipantau adalah jumlah, jenis, keanekaragaman dan sebaran vegetasi darat berupa tanaman penghijau d). Tujuan Rencana pemantauan lingkungan hidup • Memantau hasil pelaksanaan penanaman tanaman penghijau • Memantau jumlah tumbuhan dan Fauna yang mengalami penimbunan e). Metode pemantauan lingkungan hidup • Pengumpulan data secara langsung dan data sekunder mengenai jumlah tumbuhan yang tertimbun dan jumlah Fauna yang direlokasi • Metode pengumpulan dan analisis data Inventarisasi jumlah, jenis dan jarak tanaman-tanaman penghijau melalui pengamatan dan pencatatan langsung pada kawasan penghijauan. Analisis evaluasi keberhasilan pelaksanaan penghijauan meliputi : - Jumlah, jenis dan jarak tanaman penghijauan - Prosentase tingkat

Page 13: Tugas Mata Kuliah Amdal

keberhasilan : prosentase luas lahan yang dihijaukan dan prosentase keberhasilan tumbuh tanaman penghijauan • Lokasi pemantauan - Pemantauan dilaksanakan pada lahan penghijauan • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Pemantauan dilakukan minimal sebanyak tiga kali selama pelaksanaan relokasi/pemindahan lokasi fauna - Pemantauan dilakukan minimal sebanyak tiga kali selama pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan pada tahap konstruksi f). Intitusi Pemantauan • Pelaksanaan : Pemrakarsa • Pengawas : Dinas Kebersihan dan Pertamina Kab. Bandung • Pelaporan : BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat dan KAPEDALDA Kabupaten Bandung 2). Biota Air (Plankton, Benthos) a). Dampak penting yang dipantau • Jenis parameter yang dipantau adalah plankton dan benthos • Indikataor parameter berupa jumlah, jenis, kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton benthos b). Sumber dampak • Sumber penyebab timbulnya dampak adalah penurunan kualitas air akibat kegiatan pengeruakan dan pembangunan fasilitas pabrik c). Parameter lingkungan yang dipantau • Parameter yang dipantau adalah biota air khususnya populasi plankton dan benthos d). Tujuan rencana pemantauan lingkungan • Mengamati dan mengevaluasi perubahan keanekaragaman atau populasi plankton dan bhentos agar tetap seperti kondisi pada Rona Awal e). Metode pemantauan lingkungan • Metode pengumpulan dan analisis data - Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan sampel plankton dengan alat plankton net dan bhentos dengan dreuger dan botol sampel. Analisi sampel dilakukan di laboratorium dengan identifikasi, analisis data meliputi kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton dan bhentos. • Lokasi pemantauan - Pemantauan dilaksanakan di sekitar lokasi pengerukan kolam pabrik dan alur layar - Pada lokasi perairan pantai disebelah barat dan timur pabrik • Jangka waktu pemantauan - Selama kegiatan pengerukan pada tahap konstruksi minimal tiga kali pemantauan f). Institusi Pemantauan • Pelaksanaan : Pemrakarsa • Pengawas : Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Bandung serta Dinas Perhubungan dan Telekomikasi Kab. Bandung • Pelaporan : -KAPEDALDA Kab. Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat Komponen Sosial Ekonomi Budaya 1). Persepsi Masyarakat a). Dampak penting yang di pantau • Munculnya persepsi negatif terhadap proyek akibat gangguan kesehatan b). Sumber dampak • Pengerukan, pengurugan dan pemadatan tanah urugan • Mobilisasi peralatan • Pengadaan material bangunan dan tanah urugan c). Parameter lingkungan yang dipantau • Persepsi masyarakat terhadap proyek d). Tujuan pemantauan • Mengevaluasi dampak proyek terhadap : persepsi negatif masyarakat e). Metode pemantauan • Metode pengumpulan dan analisis data - Observasi dan wawancara, analisis deskriptif • Lokasi pemantauan - Tapak proyek dan sekitarnya • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Selama masa konstruksi, setiap tiga bulan sekali f). Institusi pemantauan • Pelaksana : Pemrakarsa • Pengawas : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bandung • Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat 2). Kesempatan kerja dan Pendapatan a). Dampak yang dipantau : • Peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan. b). Sumber dampak • Perluasan dan intensitas lapangan kerja c). Parameter lingkungan yang dipantau • Jumlah / prosentase masyarakat yang mendapat kesempatan kerja, sebagai akibat kegiatan proyek d). Tujuan pemantauan • Menghitung jumlah kesempatan kerja yang didapat masyarakat e). Metode pemantauan • Metode pengumpulan dan analisis data : - Observasi dan wawancara, analisis deskriptif • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan : - Setiap 3 bulan selama masa konstruksi • Lokasi pemantauan : - Tapak proyek dan lingkungan pemukiman disekitar tapak proyek f). Intitusi pengawasan : • Pelaksana : Pemrakarsa • Pengawas : Dinas Pekerja Umum Kabupaten Bandung • Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat 3). Kesehatan Masyarakat dan Pekerja a). Dampak yang dipantau • Gangguan kesehatan pada masyarakat di sekitar tapak proyek • Ancaman keselamatan dan kesehatan pekerja b). Sumber dampak • Penggalian, pengerukan, pengurugan, dan pemadatan lahan • Semua kegiatan konstruksi c). Parameter lingkungan yang dipantau • Jumlah kelurahan gejala sakit masyrakat di sekitar tapak proyek • Jumlah dan intensitas kasus kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pekerja d). Tujuan pemantauan •

Page 14: Tugas Mata Kuliah Amdal

Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah terjadinya gangguan kesehtan pada masyarakat sekitar • Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan pekerja e). Metode pemantauan : • Metode pengumpulan dan analisis data - Wawancara dan observasi, analisis deskriptif • Lokasi pemantauan - Tapak proyek dan sekitarnya • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Selama masa konstruksi, 3 bulan sekali f). Intitusi pemantauan • Pelaksana : Pemrakarsa • Pengawas : Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab Bandung • Pelaporan : KAPEDALADA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat 3.2.3. Tahap Operasional Komponen Fisika-Kimia 1). Kualitas air a). Dampak penting yang dipantau • Jenis komponen lingkungan : - hidrologi dan kualitas air • Indikator : - Penurunan kualitas air di laut sekitar tapak proyek sebagai akibat kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas pabrik b). Sumber dampak yang dipantau • Pemnafaatan dan pengembangan fasilitas pelayaran • Pemeliharaan fasilitas pelayaran c). Parameter / komponen lingkungan yang dipantau • pH • DHL • O2 terlarut (DO) • TSD • BOD • Kandungan zat-zat terlarut (Fe,Cr+6,Chloride),salinitas dan kadar organik d). Tujuan pemantauan lingkungan • Memeriksa kelayakan kualitas air sebagai akibat terjadinya resuspensi sedimen oleh karena kegiatan pengerukan e). Metode pemantauan lingkungan • Metode pemantauan - Pengambilan contoh air untuk dianalisis di laboratorium, menggunakan metode yang sesuai dengan parameter yang akan diamati. Hasil analisis laboratorium kemudian dibandingkan dengan mutu air untuk budidaya • Lokasi pemantauan lingkungan - Perairan di sekitar lokasi pengerukan • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan lingkungan - Selama tahap konstruksi - Sebelum dan setelah kegiatan pengerukan dilaksanakan f). Institusi pemantauan lingkungan • Pelaksanaan : Pemrakarsa • Pengawas : Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Kab. Bandung dan Kantor Perikanan dan Kelautan Kab. Bandung • Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat Komponen Biologi 1). Biota Darat a). Dampak penting yang dipantau • Hasil relokasi fauna • Jenis komponen lingkungan berupa tanaman penghijauan setelah dilakukan perawatan • Indikator berupa jenis ; jumlah dan sebaran tanaman yang tumbuh dengan baik, frekuensi pelaksanaan perawatan dan tingkat keberhasilan b). Sumber dampak • Perawatan fauna hasil relokasi • Sumber penyebab timbulnya dampak adalah kegiatan perawatan tanaman penghijauan c). Parameter lingkungan yang dipantau meliputi • Pemeliharaan fauna hasil relokasi • Presentase tanaman yang hidup dan tumbuh baik • Frekuensi pemeliharaan (penyiraman, pemupukan, penyiangan) d). Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup • Mengevaluasi keberhasilan kegiatan perawatan atau pemeliharaan tanaman penghijauan serta fauna hasil relokasi e). Metode pemantauan lingkungan • Metode pengumpulan dan analisis data - Pendataan fauna relokasi dan perkembangannya - Inventarisasi tanaman penghijauan melalui pengamatan dan pencatatan langsung pada lokasi penghijauan, inventarisasi data pelaksanaan pemeliharaan tanaman penghijauan pada lokasi penghijauan dan bagian yang bertanggung jawab pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman. Analisis data meliputi prosentase keberhasilan pertumbuhan tanaman penghijauan yang baik. Evaluasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tanaman penghijauan. • Lokasi pemantauan - Kawasan relokasi fauna - Kawasan lahan penghijauan dan taman • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Pemantauan dilaksanakan selama periode pasca konstruksi/ operasi, dengan frekuensi 3 kali dalam setahun pada awal musim hujan, akhir musim penghujan dan pertengahan awal musim kemarau. f). Institusi pemantau • Pelaksana : Pemrakarsa • Pengawas : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kab. Bandung • Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat 2). Biota air a). Dampak penting yang dipantau • Jumlah dan jenis, kelimpahan dan indeks keanekaragaman plankton dan benthos b). Sumber dampak • Sumber penyebab timbulnya dampak adalah Kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas pelayaran c). Parameter lingkungan hidup yang dipantau • Parameter lingkungan yang dipantau adalah populasi plankton dan benthos di perairan pelayaran dan sekitarnya d). Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan

Page 15: Tugas Mata Kuliah Amdal

Hidup • Memantau perubahan populasi plankton dan benthos setelah beroperasi pelayaran e). Metode Pemantauan Lingkungan Hidup • Metode pengumpulan dan analisis data - Pengambilan sampel plankton dengan plankton net, sampel benthos dengan dreger dan pengawetan sampel dalam botol sampel dengan formalin. Analisis sampel plankton dan benthos di laboratorium untuk identifikasi dan penghitungan jumlah individu dan jenis - Analisis data meliputi kelimpahan, dominasi dan indeks keanekaragaman plankton dan benthos • Lokasi pemantauan - Pemantauan dilaksanakan pada perairan pelayaran • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Pemantauan dilaksanakan selama pascakonstruksi/operasi pelayaran, setiap 3 bulan sekali f). Instansi pemantau • Pelaksana : Pemrakarsa • Pengawas : Kantor Perikana dan Kelautan Kab. Bandung dan Dinas PU Pengairan Kab. Bandung • Pelapor : KAPEDALDA Kab. Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat Komponen Sosial Ekonomi Budaya 1). Ketenagakerjaan a). Dampak yang dipantau • Peningkatan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat sekitar • Menurunnya angka pengangguran b). Sumber dampak • Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang c). Parameter lingkungan yang dipantau • Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek • Jumlah penduduk lokal yang mengembangkan usaha • Jumlah angkatan kerja lokal yang menganggur d). Tujuan pemantauan • Mengevaluasi kegiatan pengelolaan terkait dengan kegiatan rekrutment tenaga kerja e). Metode pemantauan • Metode pengumpulan dan analisis data - Observasi dan data sekunder pelayaran dan kecamatan - Analisis deskriptif • Lokasi pemantauan - Tapak proyek dan sekitarnya • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Selama tahap operasi, setahun sekali f). Institusi Pemantau • Pelaksana : Pemrakarsa • Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Bandung • Pelapor : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat 2). Mata Pencaharian a). Dampak yang dipantau • Peningkatan kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat sekitar • Menurunnya angka pengangguran b). Sumber dampak • Pengoperasian Pelayaran dan fasilitas penunjang c). Parameter lingkungan yang dipantau • Jumlah dan jenis kesempatan kerja baru yang tercipta d). Tujuan pemantauan : • Mengetahui angka pengangguaran e). Metode pemantauan • Metode pengumpulan dan anasisi data - Wawancara dan data sekunder dari pelayaran dan kecamatan - Analisis deskriptif • Lokasi pemantauan : Tapak proyek dan desa sekitarnya • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Selama proses operasi, setahun sekali f). Institusi pemantauan • Pelaksana : Pemrakarsa • Pengawas : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bandung • Pelapor : KAPEDALDA Kab. Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat 3). Pendapatan Keluarga a). Dampak yang dipantau • Pendapatan keluarga masyrakat sekitar pelayaran b). Sumber dampak • Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang c). Parameter lingkungan yang dipantau • Jumlah pendapatan keluarga d). Tujuan pemantauan • Mengevaluasi dampak kegiatan pabrik terhadap pelayaran masyarakat sekitar pelayaran. e). Metode pemantauan • Metode pengumpulan dan analisis data - Observasi dan wawancara - Analisis deskriptif • Lokasi pemantauan - Tapak proyek dan desa sekitarnya • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Selama pabrik beroperasi, setahun sekali f). Institusi Pemantauan • Pelaksanaan : Pemrakarsa • Pengawas : Bagian Perekonomian Kabupaten Bandung • Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat 4). Mobilitas Penduduk a). Dampak yang dipantau • Meningkatnya aktifitas dan mobilitas penduduk b). Sumber dampak • Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang c). Parameter lingkungan yang dipantau • Produktifitas dan mobilitas penduduk d). Tujuan pemantauan • Mengevaluasi kegiatan pengelolaan lingkungan berkaitan dengan mobilitas penduduk e). Metode pemantauan • Metode pengumpulan dan analisis data - Wawancara dan data sekunder desa/kecamatan - Analisis deskriptif • Lokasi pemantauan : Wilayah pedesaan sekitar pabrik • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Selama proyek beroperasi, setahun sekali f). Institusi pemantauan • Pelaksanaan : Pemrakarsa • Pengawas : Pemerintah Desa Mugimakmur dan desa Sukasejahtera • Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat 5). Kecemburuan sosial a). Dampak yang dipantau • Kecemburuan sosial yang

Page 16: Tugas Mata Kuliah Amdal

timbul sebagai kecewa akibat tidak terekrut sebagai karyawan / pegawai pelayaran b). Sumber dampak • Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang c). Parameter lingkungan yang dipantau • Frekuensi dan Intensitas kecemburuan sosial d). Tujuan pemantauan Pelayaran terhadap perekonomian daerah Kabupaten Bandung. e). Metode pemantauan • Metode pengumpulan dan analisis data - Observasi dan wawancara - Analisis deskriptif • Lokasi pemantauan - wilayah Kabupaten Bandung • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Selama pelaksanaan operasi, setahun sekali f). Institusi Pemantauan : • Pelaksana : Pemrakarsa • Pengawas : Bagian Perekonomian Kabupaten Bandung dan Dinas Pendapatan Daerah Kab. Bandung • Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat 8). Keamanan Lingkungan a). Dampak yang dipantau • Peningkatan frekuensi dan intensitas tindak kejahatan / kriminalitas • Peningkatan keresahan masyarakat b). Sumber dampak • Pengoperasian pelayaran dan fasilitas penunjang • Pemeliharaan fasilitas pelayaran c). Parameter lingkungan yang dipantau • Frekuensi dan intensitas tindak kejahatan • Frekuensi dan intensitas keresahan masyarakat d). Tujuan pemantauan • Mencegah peningkatan tindak kejahatan / kriminalitas • Mencegah peningkatan keresahan masyarakat e). Metode pemantauan • Metode pengumpulan dan analisis data - Observasi dan wawancara - Analisis deskriptif • Lokasi pemantauan - Tapak proyek dan daerah sekitarnya • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Selama proyek beroperasi, 6 bulan sekali f). Institusi Pemantauan • Pelaksana : Pemrakarsa • Pengawas : Kepolisian Resort Kabupaten Bandung • Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat 9). Sistem Nilai dan Norma Sosial a). Dampak yang dipantau • Gangguan pada tata nilai, norma sosial, budaya, dan adat-istiadat masyarakat lokal di sekitar pabrik b). Sumber dampak • Pengoperasian pabrik dan fasilitas penunjang c). Parameter lingkungan yang dipantau • Jumlah dan jenis kegiatan yang bertentangan dengan norma sosial dan agama yang dianut masyarakat sekitar d). Tujuan pemantauan • Mengevaluasi kegiatan pengelolaan untuk mencegah distorsi tata nilai, norma, budaya dan adat-istiadat masyarakat lokal e). Metode pemantauan • Metode pengumpulan dan analisis data - Observasi dan wawancara - Analisis deskriptif • Lokasi pemantauan - Tapak proyek dan daerah sekitarnya yang terkena dampak • Jangka waktu dan frekuensi pemantauan - Selama operasipelayaran , setahun sekali f). Institusi pemantauan • Pelaksana : Pemrakarsa • Pengawas : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab.Bandung, Dinas Sosial Kab.Bandung, Dinas Pendidikan Kab. Bandung dan Departemen Agama dan MUI Kab. Bandung • Pelaporan : KAPEDALDA Kabupaten Bandung dan BAPPEDAL Propinsi Jawa Barat DAFTAR PUSTAKA Fandell, Chafid. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam Pembangunan. Jakarta: Liberty Offset