Tugas aspek hukum Fitriani Utami 12 039.pdf
-
Upload
fahmi-arief-penarosa -
Category
Documents
-
view
45 -
download
18
Transcript of Tugas aspek hukum Fitriani Utami 12 039.pdf
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
Tugas
ASPEK HUKUM & INTEGRITAS ANTI KORUPSI DLM PEMBANGUNAN
“KEGAGALAN STRUKTUR JEMBATAN KARTANEGARA”
Dikerjakan Oleh:
Fitriani Utami F 111 12 039
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL (S-1)
UNIVERSITAS TADULAKO Palu-Sulawesi Tengah
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Negara Indonesia adalah negara kepulauan, di mana kebutuhan
transportasi antar pulau memang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
perekonomian antar pulau dimana perlu dibuat suatu tannspotasi
penghubung antar pulau seperti kapal laut dan jembatan penghubung.
Selain itu hubungan transportasi antar daerah yang terpisah oleh sungai
atau danau juga perlu dibuatkan alat penghubung seperti jembatan agar
dapat meningkatkan kebutuhan perekonomian dari kedua daerah yang
terpisah tersebut. Apalagi di era globalisasi yang semakin pesatnya
perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat akan transportasi dan
perhubungan akan semakin kuat. Hal ini didasarkan pada kebutuhan
masyarakat akan kegiatan perekonomian yang mengglobal, yang
mengakibatkan masyarakat harus saling berinteraksi satu sama lain
walaupun terhalangi oleh sungai, bahkan laut.
Sebagai alat penghubung, jembatan harus mempunyai stuktur
yang kuat yang dapat memberikan keselamatan bagi masyarakat
pengguna. Akan tetapi, tidak semua pembangunan jembatan sesuai dengan
standar perencanaan, hal ini dikarenakan oleh kondisi, dana, keahlian
pekerja, kualitas bahan yang digunakan, dan sebagainya.
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
Akibat dari pembangunan jembatan yang tidak sesuai standar
perencanaan, maka terjadi kegagalan konstruksi yang dapat merugikan
masyarakat dan pemerintah.
Salah satu contoh kegagalan konstruksi jembatan terjadi pada
jembatan kukar atau tenggarong atau jembatan Mahakam II. Kegagalan
konstruksi ini mengakibatkan kurang lebih 20 orang tewas, dan puluhan
orang lainya luka-luka.
Untuk mengetahui sebab terjadinya keruntuhan jembatan
Tenggorong, maka diperlukan tinjauan lapangan untuk meneliti
penyebabnya. Permasalahan konstruksi yang diperoleh dari hasil
penelitian selanjutnya dapat dijadikan pedoman dalam pembangunan
selanjutnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, sehingga kami tertarik untuk
mengetahui tentang Jembatan Kutai Kartanegara.
1.2 Rumusan Masalah
Yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apakah penyebab terjadinya keruntuhan Jembatan Kartanegara
tersebut?
2. Apa saja akibat yang ditimbulkan dari keruntuntuhan jembatan
tersebut?
3. Apa solusi yang harus diberikan agar kejadian ini tidak akan
terulang kembali
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
1.3 Tujuan pembuatan makalah
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya keruntuhan jembatan
Kartanegara.
2. Untuk mengetahui akibat yang ditimbukan dari keruntuhan
jembatan Kartanegara.
3. Untuk mendapatkan solusi yang tepat agar kejadian ini tidak akan
terulang kembali. .
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Jembatan Kartanegara
Jembatan berlokasi di Kalimantan: Lokasi, yang mana dalam
zona gempa Indonesia ada dalam kategori zona aman. Jadi, tipis
kemungkinan seperti Peace River Bridge yang kolaps karena pergeseran
tanah dibawah konstruksi.
Jembatan baru berumur 10 tahun: Biasanya sebuah jembatan
didesain untuk umur 30-50 tahun, kecuali ada perubahan beban diatasnya
maka perlu ditinjau. Maksudnya, semisal desai awal jembatan adalah
untuk dilewati beban bergerak (kendaraan) sekitar 100 kendaraan per hari
kemudian dikenyataannya adalah 200, tentu sudah tidak memenuhi syarat
rencana awal desain. Hal ini secara langsung berhubungan dengan umur
jembatan.
Penyebab utama kegagalan konstruksi tidak mencapai umur awal
rencana:
1. Kesalahan Desain Awal (Pihak Perencana)
Untuk perencanaan Jembatan, tentu ada standar yang mesti
kita ikuti, misalnya, kalau merencanakan Jembatan harus
berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), ikutilah ketentuan
desain dan parameternya, bagaimana perhitungan pembebanan
(pertimbangan beban mati/berat konstruksi, beban bergerak (beban
yang bergerak diatasnya), beban angin, gempa dsb.). Sehingga
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
kekuatan rencana awal Jembatan bisa direalisasikan, dan kesalahan
dalam hal pemilihan material (tulangan, baut, bantalan elastomer,
kabel untuk jembatan tipe suspense, dlsbg.) bisa dihindari.
2. Penyimpangan Pelaksanaan di Lapangan (Tim Pengawas
Lapangan)
Penyimpangan pelaksanaan berarti: ketidaksesuaian
spesifikasi teknik dan material. Maksudnya, kesalahan pemasangan
atau kesalahan pada material tidak seperti rencana. Kesalahan
pemasangan terjadi jika pelaksana lapangan lalai, atau mungkin
tidak mengerti membaca gambar (kerja di lapangan tapi tidak
mengerti gambar?). Kemudian, kesalahan penggunaan bahan: tentu
berbeda menggunakan tulangan ukuran 10 dengan 8 apalagi kalau
sampai mengurangi jumlahnya, juga kualitas dari merek satu
dengan yang lain.
3. Perawatan (Pihak Maintenance)
Semua ada umurnya, dan untuk itu perlu perawatan berkala
untuk tetap mengantisipasi kerusakan atau perubahan berkala yang
terjadi pada konstruksi (misalnya, retak karena beban yang
diterima jembatan meningkat atau karena umur material, dsb).
Walau pada kenyataannya, bagian perawatan ini masih sering
diabaikan, tapi justru tidak kalah penting bila dibanding desain
awal.
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis penyebab kegagalan konstruksi
Jembatan Kutai Kartanegara adalah salah satu Jembatan yang
dirancang dengan menggunakan cable-suspension sebagai konstruksi
utamanya yang berfungsi sebagai penahan sekaligus penyalur tegangan-
tegangan yang terjadi yang diakibatkan beban-beban statis ataupun juga
beban-beban dinamis. Dimana dalam perhitungan konstruksi jembatan
biasanya diistilahkan dengan Beban Mati (Dead Load) dan beban hidup
(live Load)
Selain kedua istilah beban tersebut masih ada istilah lain untuk
beban-beban yang biasa terjadi dan harus diperhitungkan antara lain beban
angin (Wind Load) dan beban yang disebabkan oleh gempa (Seismic
Load) serta masih adalagi tetapi jarang diperhitungkan yaitu Resonansi
Load yang disebabkan pengaruh dari suatu bunyi yang cukuup keras dan
bisa menimbulkan getaran pada kontruksi jembatan, terjadi pada tempat-
tempat tertentu yang sering dilanda angin kencangatau badai. Dalam
analisis perhitungannya beban-beban tersebut harus dikombinasikan antara
satu dengan yang lain berdasarkan aturan-aturan yang sudah baku dan
telah ditetapkan sebagai peraturan-peraturan yang ahrus diikuti dan
dilaksanakan.
Adapun yang dimaksud beban mati di atas adalah semua bagian
komponen atau material konstruksi yang bersifat tetap dan terus menerus
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
membebani keberadaan konstruksi tersebut. Untuk beban hidup umumnya
merupakan beban segala macam kandaraan yang melintas dan
mempengruhi konstruksi tersebut sewaktu pada saat berada diatasnya.
Sedangkan beban angin dan beban gempa sifatnya temporary tetapi tetap
harus ada dalam analysisnya.
Mengamati dan mencermati dari insiden kagagalan konstruksi pada
jembatan kutai Kartanegara yang terjadi berdasarkan keterangan saksi-
saksi pada saat terjadinya insiden kegagalan konstruksi, secara teoritis ada
dua hal yang dapat menyebabkan hal tersebut yaitu :
1. Pertama, akibat adanya pengruh maitenance atau pemeliharaan
(saat insiden terjadi maitenence/pemeliharaan sedang berlangsung).
2. kedua adanya peningkatan beban hidup yang bisa menjadikan
terjadinya kelebihan beban (over load). Untuk alasan pertama
kemungkinannya sangat kecil karena umumnya maintenance atau
pemeliharaan dilakukan dengan tidak mengganti atau merubah
konstruksi utama jembatan.
Bagaimana dengan kemungkinan kedua hal ini terjadi secara tidak
langsung akibat dari adanya maintence/pemeliharaan dikarenakan adanya
buka tutup salah satu sisi jalan pada jembatan sehingga menyebabkan
perlambatan dan bahkan bisa kemacetan kendaraan yang berpengaruh
pada peningkatan beban pada salah satu sisi yang lain hal ini bisa
membuat lantai jembatan miring tegak lurus sisi arah jalan pada jembatan
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
ini sesuai dengan keterangan salah seorang saksi yang melihat terjadinya
kemiringan sisi jembatan pada saat insiden. Mungkin hal ini penyebabnya?
Jika dilihat dari kontruksinya yang terbagi menjadi beberapa macam
kontruksi yaitu Kontruksi utamanya, pertama adalah pondasi atau pilar,
pada jembatan Kartanegara ini meskipun ada sedikit cacat, tetapi tetap
kokoh berdiri, dalam hal ini tentunya bukan menjadi penyebab kegagalan
kontruksi pada jembatan Kartanegara ini. Kedua block beton penahan
angkur cable tetap ada serta masih kokoh dan demikian pula cable
suspensionya tetap menempel serta tergantung pada pilar utama, sekalipun
ada informasi block beton sedikit ada keretakan dan pergeseran tetapi hal
itu sudah terjadi beberapa waktu sebelumnya, indikasi itu bisa dicermati
pernah adanya pelebaran pada perletakan girder salah satu sisi yang
terletak di Tenggarongnya.
Kalaupun hal tersebut terjadi karena kegagalan end blok ternyata
konstruksi rangka tetap tergantung pada tempatnya dan tidak secepat
hitungan detik jatuhnya bersamaan ke sungai serta adanya bekas dari
pergeseran tersebut. Dalam suatu kesempatan sertfikasi konstruksi pada
2004 di kota Samarinda, salah satu mentornya yang cukup mengetahui
dalam perancangan jembatan tersebut menyebutkan secara teknis bahwa
untuk sistem pembagian distribusi pembebanan pada jembatan kutai
Kartanegara, terbagi 2, yaitu: rangka baja dengan bentang 270 meter
tersebut merupakan konstruksi penahan untuk semua beban mati yang
disalurkan ke pilar utama dan selanjutnya ke pondasi. Dan cable
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
suspension utama sebagai penahan konstruksi semua beban hidup untuk
disalurkanke pilar dan seterusnya ke pondasi.
Pada saat sebelum terjadinya keruntuhan adanya peningkatan
jumlah kendaraan yang melintas dalam ini merupakan beban hidup.
Tentunya akan diterima calbe suspension-nya sebagai penyalur utama
tegangan yang timbul dari akibat hal itu. Yang sangat menarik kiranya
untuk dicermati adalah semua beban hidup dari kendaraan yang akan
disalurkan ke cable suspension harus melewati kontruksi yang biasa
disebut tie-rod/hanger atau penggantung. Titik terlemah pada konstuksi
tie-rod/hanger ini terletak pada derat bautnya dan pada clampnya. Jika kita
mengamati keruntuhan dilokasi insiden, hampir-hampir tidak tampak dari
sisa-sia kontruksi tie-rod/hanger atupun penggantung tersebut, jika
disebabkan derat bautnya dapat dipastikan sekurang-kurangnya masih
tetap tergantung dan berada pada tempat terkoneksinya di cable-
suspension, sementara clamp-clampnya juga tidak tersisa. Sangatlah
sayang jika hal ini dikesampingkan begitu saja, terutama pada kekuatan
material clamp-nya yang pantas untuk dicurigai sebagai penyebabnya.
Dugaan lain, Kolapsnya jembatan yang sedang dalam tahap
perawatan ini, menurut mas Eko dalam tulisannya bahwa, “pertama tali
yang putus dari tengah kemudian secara beruntun tali-tali di sisi lainnya
mengikuti putus dan runtuh”.
Dalam arti, dugaan sementara bahwa kegagalan konstruksinya
ada pada clamp cable hanger nya yang tidak lagi sanggup menahan
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
perubahan beban. Perubahan beban bisa disebabkan: saat adanya
perawatan yang disebut, pengalihan beban pada sisi tertentu jembatan
membuatnya tidak imbang (terpusat), sementara, kondisi tekanan angin
mungkin menambah tekanan pada kabel, dan dalam kondisi itu, ada baut
yang aus, lalu putus.
Disisi lain, ada yang menduga bahwa tiang utama penyangga
bergeser dari pondasi, pemikiran ini tentu juga memungkinkan kearah
kabel vertikal tertarik dan kemudian putus.
3.2 Hasil analisis
Analisis yang didapatkan sesuai data-data yang kami peroleh,
kemungkinan utama pada saat perawatan, penutupan salah satu sisi jalan
yang mengkibatkan beban berat sebelah dan ditambah beban angin selain
itu kondisi baut kabel dan kualitasnya dapat mempengaruhi ambruknya
jembatan kerta negara ini, karena saat jembatan kelebihan beban pada
salah satu sisi baut lepas dari tengah terus ke samping, dan kabel vertikal
kondisinya masih baik (tidak putus) . Ambruknya salah satu bagian
jembatan mengakibatkan pilon condong ke bagian yang belum ambruk,
dan sisi sebelah jembatan yang belum ambruk harus menahan beban
sindiri, akibatnya sisi inipun juga ambruk.
3.3 Akibat yang ditimbulkan dari keruntuhan jembatan Kartanegara
Ambruknya Jembatan Tenggarong di Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur, membawa kecemasan atas rencana
pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Ahli konstruksi harus menutup
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
kemungkinan kegagalan untuk pembangunan jembatan penghubung Pulau
Jawa dan Sumatera ini.
Direktur Bangungraha Sejahtera Mulia (BSM) Agung R. Prabowo
memastikan pihaknya akan ikut membangun JSS dengan prinsip kehati-
hatian. Anak perusahaan Artha Graha Network ini hampir dipastikan
menjadi ketua konsorsium pembangunan JSS. Sebelumnya, PT BSM telah
melakukan prastudi kelayakan JSS bersama Pemprov Lampung dan
Banten.
Dengan tidak mengecilkan konstruksi Jembatan Tenggarong, JSS
direncanakan lebih matang dengan standar mutu tinggi. Ditegaskan,
mekanisme pembangunan jembatan tidak dapat dipisahkan. Mulai
rancangan, desain, konstruksi, hingga pemeliharaan menjadi satu paket
yang tidak terlepas, desain dan material untuk JSS dipilih yang mampu
bertahan lama. Pemeliharaan jembatan sepanjang kira-kira 30 kilometer
ini juga tidak dapat dilakukan sembarangan. Jika JSS telah beroperasi,
akan diberlakukan structural hold Pemeliharaan yang akan dilakukan,
setiap tahun. Teknisnya, sepanjang tahun akan dilakukan perawatan
jembatan sepanjang. Selain itu, juga harus belajar dari Jembatan Suramadu
di Jawa Timur yang menghubungkan Surabaya dan Madura.
Menandakan bahwa memang ada metode pelaksanaan yang tidak
memenuhi kaidah-kaidah konstruksi. Jika memang saat akan dibangun
Jembatan Suramadu diorientasikan agar kegiatan industri berkembang di
dua kawasan tersebut, maka seharusnya kendaraan-kendaraan barang
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
dapat melintasinya. Disimpulkan bahwa, Jembatan Suramadu masuk ke
dalam fase kegagalan pelaksanaan karena ternyata tidak bisa dilalui truk
barang. Begitu juga dengan ambruknya Jembatan Tenggarong.
3.4 Solusi
Solusi yang diberikan :
1. Untuk menyeimbangkan volume kendaraan Sebaiknya pada saat
perawatan jembatan, volume kendaraan dibatasi dati titik awal jembatan
dan menutup semua jalur yang sedang dilakukan perawatan mulai dari tepi
awal jembatan sampai tepi akhir jembatan, hal ini memungkinkan
kendaraan melintasi satu jalur yang terdiri dari dua lajur yang belum
dilakukan perawatan. Gunakan lajur kiri sebagai pengganti jalur kiri dan
lajur kanan pengganti pengganti jalur kanan, dengan hal ini keseimbangan
beban kendaraan akan tercapai.
2. Sebaiknya Diadakan Pembatasan volume kendaraan terutama pada saat
diadakan perawatan. Pada saat perawatan, maka ada penutupan jalur yang
megakibatkan kemacetan pada kendaraan, kemacetan kendaraan ini dapat
berakibat buruk jika ditambah beban angin, serta beban kendaraan berat
pekerja perawatan Jembatan.
3. Dalam perawatan jembatan perlu juga memperhatikan kondisi cable, baut
dan pondasi tiyang penyangga. Artinya perawatan tidak hanya pada jalan
atau kondisi baloknya saja, tetapi juga memperhatikan kondisi yang
mendasar dari jembatan.
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Terdapat empat beban yang harus diperhitungan konstruksi :
a. Beban Mati (Dead Load)
b. Beban Hidup (Live Load)
c. Beban Angin (Wind Load)
d. Gempa (Seismic Load)
2. Penyebab–penyebab kegagalan konstruksi
a. akibat adanya pengruh maitenance atau pemeliharaan (saat insiden
terjadi maitenence/pemeliharaan sedang berlangsung).
b. adanya peningkatan beban hidup yang bisa menjadikan terjadinya
kelebihan beban (over load). Yang mengakibatkan kabel vertikal
terputus dari kabel utama.
3. Akibat yang ditimbulkan
a. membawa kecemasan atas rencana pembangunan Jembatan Selat
Sunda (JSS).
b. kurang lebih 20 orang tewas, dan puluhan orang lainya luka-luka.
4.3 Saran
Dalam pembangunan, tidak hanya melihat desain secara
tampaknya saja, melainkan perlu dilihat dari kualitas bahan yang
digunakan. Selain itu, perlu diadakan pengecekan saat pekerja membaca
gambar desain.
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
Lampiran.
Gambar 1.2 Kondisi jembatan Kartanegara
Gambar 1.3 Kondisi jembatan Kartanegara dgn suspensi
utama tidak putus dan pylon baja masi tegak
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
Gambar 1.4 Kondisi jembatan Kartanegara dengan pondasi yang masi utuh
dan kabel suspensi utama tidak putus.
Gambar.1.5 Kondisi jembatan Kartanegara dengan pondasi yang masi utuh
dan kanstruksi lainnya sudah rubuh.
Makalah Kegagalan Struktur Jembatan Kartanegara
Fitriani Utami / F 111 12 039
Gambar.1.6 Kondisi jembatan Kartanegara dengan pondasi yang masi utuh
dan pylon baja yang masi tegak.
Gambar.1.7 Kondisi jembatan Kartanegara dengan pondasi yang masi utuh.