Tugas Agama Resume Buku
-
Upload
bagas-radityo -
Category
Documents
-
view
227 -
download
5
description
Transcript of Tugas Agama Resume Buku
![Page 1: Tugas Agama Resume Buku](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082412/5695cf681a28ab9b028dfa91/html5/thumbnails/1.jpg)
RESUME BUKU “FILSAFAT PENDIDIKAN
ISLAM”Tugas Pendidikan Agama Islam
Disusun oleh:
Bagas Radityo21050114130118S-1 Teknik MesinUniversitas Diponegoro
![Page 2: Tugas Agama Resume Buku](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082412/5695cf681a28ab9b028dfa91/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
Pengertian, Ruang Lingkup, dan Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam
A. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai berbagai masalah yang terdapat dalam
kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al-Qur’an dan al-Hadits. Filsafat pendidikan Islam
dapat pula dikatakan suatu upaya menggunakan jasa filosofis, yakni berpikir mendalam,
sistematik, radikal dan universal tentang masalah pendidikan, sedangkan guru, kurikulum,
metode dan lingkungan menggunakan al-Qur’an dan al-Hadits.
B. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan
pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode dan lingkungannya. Seseorang yang mengkaji
filsafat pendidikan Islam harus menguasai masalah filsafat, pendidikan pada umumnya serta
menguasai kandungan al-Qur’an dan al-Hadits.
C. Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam
Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany mengemukakan tiga manfaat dari mempelajari
filsafat pendidikan islam tersebut sebagai berikut :
1. Menolong para perancang pendidikan dan orang-orang yg melaksanakannya dalam
suatu negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses pendidikan.
2. Menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti yang menyeluruh.
3. Memberikan pendalaman pikiran bagi faktor-faktor spiritual, kebudayaan, sosial,
ekonomi, dan politik di negara kita.
Muzayyin Arifin menyimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam itu seharusnya bertugas
dalam 3 (tiga) dimensi, yakni :
1) Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan
pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam.
2) Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut.
3) Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan tersebut.
D. Metode Pengembangan Filsafat Pendidikan Islam
1. Berupa bahan tertulis dan bahan diambil dari pengalaman empiris dalam praktek
kependidikan.
![Page 3: Tugas Agama Resume Buku](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082412/5695cf681a28ab9b028dfa91/html5/thumbnails/3.jpg)
2. Metode pencarian bahan. Untuk mencari bahan-bahan yang bersifat tertulis dapat
dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang masing-masing
prosedurnya telah diatur sedemikian rupa.
3. Metode pembahasan. Untuk ini Muzayyin Arifin mengajukan alternatif metode
analitis-sintetis, yaitu suatu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis
terhadap sasaran pemikiran secara induktif, deduktif, dan analisa ilmiah.
4. Pendekatan. Pendekatan ini biasanya diperlukan dalam analisa, dan berhubunngan
dengan teori-teori keilmuan tertentu yang akan dipilih untuk menjelaskan fenomena
tertentu pula.
BAB II
Kedudukan Manusia dalam Alam Semesta
A. Potensi yang Dimiliki Manusia
Dengan penalaran manusia dapat mengambil pelajaran dari apa yang diihatnya, ia dapat pula
mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, dan terdorong untuk meminta izin
menggunakan sesuatu yang bukan miliknya. Pengertian ini menunjukkan dengan jelas adanya
potensi untuk dapat dididik pada diri manusia.
Dengan demikian manusia adalah makhluk yang memiliki kelengkapan jasmani dan rohani.
dengan kelengkapan jasmaninya, ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan
dukungan fisik, dan Dengan kelengkapan rohaninya ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang
memerlukan dukungan mental.
B. Kedudukan Manusia Dalam Alam Semesta
Kedudukan manusia di alam raya ini di samping sebagai khalifah yang memiliki kekuasaan
untuk mengolah alam dengan menggunakan segenap daya dan potensi yang dimilikinya, juga
sekaligus sebagai ‘abd, yaitu seluruh usaha dan aktivitasnya itu harus dilaksanakan dalam
rangka ibadah kepada allah. Untuk dapat melaksanakan fungsi kekhalifahan dan ibadah
dengan baik ini manusia perlu diberikan pendidikan, pengajaran, pengalaman, ketrampilan,
teknologi, dan sarana pendukung lainnya. Ini menunjukkan bahwa konsep kekhalifahan dan
ibadah dalam al-qur’an erat kaitannya dengan pendidikan.
![Page 4: Tugas Agama Resume Buku](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082412/5695cf681a28ab9b028dfa91/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB III
Tinjauan Filosofis Tentang Tujuan Pendidikan Islam
A. Kedudukan Tujuan Pendidikan
Mengakhiri usaha. Sesuatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidaklah mempunyai
arti apa-apa.
Mengarahkan usaha, tanpa adanya antisipasi kepada tujuan, penyelewengan akan
banyak terjadi dan kegiatan yang dilakukan tidak akan berjalan secara efisien.
Titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
Memberi nilai pada usaha itu. Ada usaha-usaha yang tujuannya lebih luhur, lebih
mulia, lebih luas dari usaha-usaha lainnya.
B. Tujuan Pendidikan Islam
1. Tujuan umum yang dikenal pula dengan tujuan akhir.
2. Tujuan khusus, sebagai penjabaran dari tujuan umum.
3. Tujuan perbidang pembinaan, misalnya tujuan dari pembinaan aspek akal.
4. Tujuan setiap bidang studi sesuai dengan bidang-bidang pembinaan tersebut.
5. Tujuan setiap pokok bahasan yang terdapat dalam setiap bidang studi.
6. Tujuan setiap sub pokok bahasan yang terdapat dalam setiap pokok bahasan.
BAB IV
Tinjauan Filosofis Tentang Pendidik
A. Pengertian dan Kedudukan Pendidik
Pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Kata pendidik
secara fungsional menunjukkan kepada seseorang yang melakukan kegiatan dalam
memberikan pengetahuan, ketrampilan, pendidikan, pengalaman, dan lainnya.
Tugas guru dijelaskan oleh S. Nasution menjadi tiga bagian :
1. Sebagai orang yang mengkomunikasikan pengetahuan.
2. Guru sebagai model.
3. Guru juga menjadi model sebagai pribadi, apakah ia berdisiplin, cermat berpikir,
mencintai pelajarannya, atau yang mematikan idealisme dan picik dalam
pandangannya.
![Page 5: Tugas Agama Resume Buku](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082412/5695cf681a28ab9b028dfa91/html5/thumbnails/5.jpg)
B. Sifat-sifat Pendidik yang Baik
1. Seorang guru harus memiliki sifat zuhud.
2. Seorang guru memiliki jiwa yang bersih dari sifat dan akhlak yang buruk.
3. Seorang guru harus ikhlas dalam melaksanakan tugasnya.
4. Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya.
5. Seorang guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai seorang bapak sebelum ia
menjadi seorang guru.
6. Seorang guru harus mengetahui bakat, tabiat, dan watak murid-muridnya.
7. Seorang guru harus menguasai bidang studi yang akan diajarkannya.
BAB V
Tinjauan Filosofis Tentang Anak Didik
A. Pengertian Anak Didik
Dilihat dari segi kedudukannya, anak didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Dalam pandangan yang
lebih modern, anak didik tidak hanya dianggap sebagai obyek atau sasaran pendidikan,
melainkan juga harus diperlakukan sebagai subyek pendidikan.
B. Akhlak Anak Didik
Asma Hasan Fahmi menyebutkan empat akhlak yang harus dimiliki anak didik, yaitu:
1. Seorang anak didik harus membersihkan hatinya dari kotoran dan penyakit jiwa
sebelum ia menuntut ilmu, karena belajar adalah merupakan ibadah yang tidak sah
dikerjakan kecuali dengan hati yang bersih.
2. Seorang anak didik harus mempunyai tujuan menuntut ilmu dalam rangka menghiasi
jiwa dengan sifat keutamaan, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan bukan untuk
mencari kemegahan dan kedudukan.
3. Seorang pelajar harus tabah dalam memperoleh ilmu pengetahuan dbn bersedia pergi
merantau.
4. Seorang anak didik wajib menghormati guru dan berusaha agar senantiasa
memperoleh kerelaan dari guru, dengan mempergunakan bernacam-macam cara.
![Page 6: Tugas Agama Resume Buku](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082412/5695cf681a28ab9b028dfa91/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB VI
Tinjauan Filosofis Tentang Metode Pendidikan
A. Pengertian Metode Pendidikan Islam
Metode dikaitkan dengan pendidikan islam, dapat membawa arti metode sebagai jalan untuk
menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi obyek
sasaran, yaitu pribadi islam. Selain itu motode dapat pula membawa arti sebagai cara untuk
memahami, menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang susuai
dengan perkembangan zaman.
B. Fungsi Metode
Fungsi metode secara umum dapat dikemukakan sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik
mungkin bagi pelaksanaan operasional dari imlu pendidikan tersebut. Sedangkan dalam
konteks lain metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun
data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dari dua pendekatan ini dapat
dilihat bahwa pada intinya metode berfungsi mengantarkan suatu tujuan kepada obyek
sasaran dengan cara yang sesuai dengan perkembangan obyek sasaran tersebut.
C. Macam-macam Metode
Metode teladan, metode kisah-kisah, metode nasihat, metode pembiasaan, metode hukum dan
ganjaran, metode ceramah dan metode diskusi.
BAB VII
Tinjauan Filosofis Tentang Lingkungan Pendidikan Islam
A. Pengertian Lingkungan Tarbiyah Islamiyah
Lingkungan pendidikan Islam adalah suatu institusi atau lembaga di mana pendidikan itu
berlangsung. Dalam berbagai sumber bacaan kependidikan, jarang dijumpai pendapat para
ahli tentang pengertian lingkungan pendidikan. Namun demikian, dapat dipahami bahwa
lingkungan tarbiyah Islamiyah itu adalah suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat ciri-ciri
keislaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik.
B. Fungsi Lingkungan Tarbiyah Islamiyah
Sebagai lingkungan tarbiyah Islamiyah, ia mumpunyai fungsi antara lain menunjang
terjadinya proses kegiatan belajar mengajar secara aman, tertib, dan berkelanjutan.
![Page 7: Tugas Agama Resume Buku](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082412/5695cf681a28ab9b028dfa91/html5/thumbnails/7.jpg)
BAB VIII
Tinjauan Filosofis Tentang Kurikulum
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang disiapkan berdasarkan rancangan yang
sistematik dan koordinatif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Pendapat Hasan Langgung, kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan,
sosial, olah raga, dan kesenian baik yang berada di dalam maupun di luar kelas yang dikelola
oleh sekolah.
B. Cakupan Kurikulum
Cakupan kurikulum meliputi empat bagian, yaitu :
1. Bagian yang berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh proses belajar
mengajar.
2. Bagian yang berisi pengetahuan, informasi-informasi, data, aktivitas-aktifitas, dan
pengalaman-pengalaman yang merupakan bahan bagi penyusunan kurikulum yang
isinya berupa mata pelajaran yang kemudian dimasukkan dalam silabus.
3. Bagian yang berisi metode atau cara menyampaikan mata pelajaran tersebut.
4. Bagian yang berisi metode atau cara melakukan penilaian dan pengukuran atas hasil
pengajaran mata pelajaran tertentu.
C. Asas-asas Kurikulum
Asas tersebut sebagaimana dikemukakan S. Nasution meliputi asas filosofis, sosiologis,
organisatoris, dan psikologi. Asas filosofis berperan sebagai penentu tujuan umum
pendidikan. Sedangkan asas sosiologis berperan memberikan dasar untuk menentukan apa
saja yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, perkembangan
ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dan asas organisatoris berfungsi memberikan dasar-dasar
dalam bentuk bagaimana bahan pelajaran itu disusun, dan bagaimana penentuan luas dan
urutan mata pelajaran. Selanjutnya asas psikologis berperan memberikan berbagai prinsip-
prinsip tentang perkembangan anak didik dalam berbagai aspeknya, serta cara menyampaikan
bahan pelajaran agar dapat dicerna dan dikuasai oleh anak didik sesuai dengan
perkembangan.
D. Ciri-ciri Kurikulum dalam Pendidikan Islam
![Page 8: Tugas Agama Resume Buku](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082412/5695cf681a28ab9b028dfa91/html5/thumbnails/8.jpg)
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuannnya dan kandungan,
metode-metode, alat-alat, dan teknik-teknik bercorak agama.
2. Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya.
3. Bersikap seimbang di antara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum yang
yang akan digunakan.
4. Bersikap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh
anak didik.
5. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan minat dan bakat anak didik.
E. Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
1. Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajarannya dan nilai-
nilainya.
2. Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan
kurikulum.
3. Prinsip keseimbangan yang relatif antara tujuan-tujuan dan kandungan kurikulum.
4. Prinsip perkaitan antara bakat, minat, kemampuan-kemampuan, dan kebutuhan
pelajar.
5. Prinsip pemeliharaan perbedaan-perbedaan individual diantara para pelajar, baik
dari segi minat maupun bakatnya.
6. Prinsip menerima perkembangan dan perubahan sesuai dengan perkembangan
zaman dan tempat.
7. Prinsip keterkaitan antara berbagai mata pelajaran dengan pengalaman-pengalaman
dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum.
BAB IX
Pengertian, Kedudukan, dan Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan Islam
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria
tertentu karena evaluasi adalah proses mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk
menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.
B. Kedudukan Evaluasi Pendidikan
Evaluasi pendidikan memiliki kedudukan yang amat strategis, karena hasil dari kegiatan
evaluasi dapat digunakan sebagai input untuk melakukan perbaikan kegiatan pendidikan.
![Page 9: Tugas Agama Resume Buku](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082412/5695cf681a28ab9b028dfa91/html5/thumbnails/9.jpg)
Ajaran Islam juga menaruh perhatian yang besar terhadap evaluasi tersebut. Al-Qur’an
memberitahukan kepada kita, bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia didik adalah
merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian proses pendidikan yang telah dilaksanakan
oleh pendidik.
C. Fungsi Evaluasi
Dalam hubungan A. Tabrani Rusyan dan kawan-kawan, mengatakan bahwa evaluasi
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional secara komprehensif yang
meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tingkah laku.
2. Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya di mana segi-segi
yang sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat
merugikan sebanyak mungkin dihindari.
3. Bagi pendidik, evaluasi berguna untuk mengukur keberhasilan proses belajar
mengajar.
4. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses belajar mengajar dan mengadakan proses remidial bagi murid.
5. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar.
6. Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
7. Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan belajar.
Selain itu evaluasi juga berfungsi dalam beberapa hal sebagai berikut:
a. Evaluasi berfungsi sebagai selektif
b. Evaluasi berfungsi diagnostik
c. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan
d. Evaluasi berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
D. Prinsip Evaluasi
1. Didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif.
2. Dibedakan antara penskoran dengan angka dan penilaian dengan kategori.
3. Dalam proses pemberian nilai hendaknya diperhatikan dua macam penilaian, yaitu
berkenaan dengan hasil belajar dan berkenaan dengan penempatan.
4. Pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar
mengajar.
5. Penilaian hendaknya bersifat komparabel.
6. Sistem penilaian yang dipergunakan hendaknya jelas bagi siswa.
![Page 10: Tugas Agama Resume Buku](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082412/5695cf681a28ab9b028dfa91/html5/thumbnails/10.jpg)
Penilaian tersebut dapat berhasil jika dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip berikut:
a. Prinsip kesinambungan, penilaian dilakukan dengan berkesinambungan.
b. Prinsip menyeluruh, penilaian harus mengumpulkan data mengenai seluruh aspek
kepribadian.
c. Prinsip obyektif, penilaian diusahakan agar seobyektif mungkin.
d. Prinsip sistematis, penilaian harus dilakukan secara sistematis dan teratur.
E. Sasaran Evaluasi
1. Segi tingkah laku, yang menyangkut sikap, minat, perhatian, ketrampilan murid
sebagai akibat dari proses belajar mengajar.
2. Segi pendidikan, penguasaan materi pelajaran yang diberikan oleh guru dalam
proses belajar mengajar.
3. Segi-segi yang menyangkut proses belajar mengajar bahwa proses belajar mengajar
perlu diberi penilaian secara obyektif dari guru.
F. Ciri-ciri Evaluasi dalam Pendidikan
Penilaian dilakukan secara tidak langsung, penggunaan ukuran kuantitatif, evaluasi
pendidikan menggunakan nit-unit yang tetap, bersifat relatif, dan dalam pendidikan sering
terjadi kesalahan.
G. Prosedur Evaluasi
Perencanaan, pengumpulan data, verivikasi data, analisis data dan penafsiran data.