Tuba Selesai

50
Laporan kasaus TUBA KATARALIS OLEH : Tri Ayu Wulandari S, S.Ked G1A106043 KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN THT RSUD RADEN MATTAHER 1

Transcript of Tuba Selesai

Page 1: Tuba Selesai

Laporan kasaus

TUBA KATARALIS

OLEH :

Tri Ayu Wulandari S, S.Ked

G1A106043

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

BAGIAN THT RSUD RADEN MATTAHER

FAKULATAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI

2013

1

Page 2: Tuba Selesai

BAB I

PENDAHULUAN

Tuba kattarh merupakan salah satu penyakit telinga bagian tengah yang

sering dijumpai. Penyakit ini paling banyak dijumpai pada anak-anak dan dewasa,

dimana dijumpai adanya gangguan fungsi tuba eustachius. Gangguan fungsi tuba

eustachius merupakan tanda yang paling penting pada penyakit infeksi telinga

bagian tengah, karena dapat menimbulkan ketulian mulai dari yang ringan sampai

yang berat, tergantung pada proses yang timbul pada tuba eustachius dan

dipengaruhi oleh lamanya penyakit yang diderita sehingga penanggulangannya

memerlukan tindakan mulai dari yang sederhana sampai tindakan operasi.(1)

2

Page 3: Tuba Selesai

BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Adha

Umur : 28 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : perem kembar lestari RT 56 Kel. KA besar kota

baru

Agama : Islam

Pendidikan : s1

II. ANAMNESIS

(Autoanamnesis, Tgl : 28 maret 2013)

Keluhan Utama

Telinga terasa penuh sejak 1 minggu yang lalu

Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien datang berobat sendiri ke poliklinik THT RSUD Raden

Mattaher dengan keluhan telinga kanan terasa penuh sejak 3 minggu

yang lalu. Telinga terasa berdenging (-), keluar air (-), telinga terasa

sakit (-) os mengaku bila os menguap atau membuang ingus terasa

pendengeran jelas sesaat, os juga mengaku pendengaran terasa

berkurang pada telinga sebelah kanan dan merasa sering mendengar

suara dia sendiri (bergema). Riwayat batuk pilek (+) sejak 3 minggu

yang lalu, batuk tidak berdahak, batuk darah (-) , pilek tidak

dipengaruhi cuaca, debu, makanan dan obat-obatan demam (-),

3

Page 4: Tuba Selesai

menggigil (-), berkeringat (-). Os juga mengaku nyeri saat menelan,

kemudian os berobat ke poli THT, diberikan obat.

1 minggu yang lalu, os kontrol ulang ke poli tht. os mengaku

telinga sebelah kanan masih terasa bengap, berdenging (-), keluar air

(-),os juga mengaku pendengaran masih terasa berkurang pada telinga

sebelah kanan. Batuk (+), batuk tidak berdahak. Nyeri saat menelan

(+), Riwayat dikorek (-), riwayat naik pesawat sebelumnya (-),

berenang (-)

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat alergi obat-obatan (-), alergi makanan (-)

Riwayat hipertensi (-)

Riwayat asma (-)

Riwayat diabetes melitus (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama

dengan pasien

III. STATUS PRESEN

Sensorium : compos mentis

Pernapasan : 18 i/x

Suhu : 36,8 °C

Nadi : 80 i/x

Tekanan darah : 110/80 mmhg

KU/KP/KG : Baik

IV. HAL-HAL PENTING

HIDUNG

Kanan Kiri

Cairan - -

Darah - -

4

Page 5: Tuba Selesai

Nanah - -

Berbau - -

Tumpat - -

Penciuman + +

TELINGA

Kanan Kiri

Cairan - -

Darah - -

Nanah - -

Gatal - -

Dikorek - -

Sakit - -

Bengkak - -

Buka Mulut + +

Berdenging - -

Pendengaran +

KERONGKONGAN

Hasil

Nyeri menelan +

Sangkut menelan -

Rasa mengganjal -

Gatal -

Lendir -

LARING

Hasil

Suara serak -

Sesak napas -

5

Page 6: Tuba Selesai

Batuk +

V. PEMERIKSAAN FISIK

a) Kepala dan Leher

Kanan Kiri

Regio Frontalis Dbn Dbn

Regio Maksilaris Dbn Dbn

Regio Mandibularis Dbn Dbn

Regio Parotis Dbn Dbn

Regio Servikalis Dbn Dbn

b) Telinga

Daun Telinga Kanan Kiri

Anotia/mikrotia/makrotia - -

Keloid - -

Perikondritis - -

Kista - -

Fistel - -

Ott hematoma - -

Liang Telinga Kanan Kiri

Atresia - -

Serumen prop - -

Epidermis prop - -

Korpus alineum - -

Jaringan granulasi - -

Exositosis - -

Osteoma - -

6

Page 7: Tuba Selesai

Furunkel - -

Membrana Timpani Kanan Kiri

Hiperemis + -

Retraksi + -

Bulging - -

Atropi - -

Perforasi - -

Bula - -

Sekret - -

Retro-aurikular Kanan Kiri

Fistel - -

Kista - -

Abses - -

Pre-aurikular Kanan Kiri

Fistel - -

Kista - -

Abses - -

Tuba Eustachii Kanan Kiri

Valsava test + -

c) Hidung

Rinoskopi Anterior Kanan Kiri

Vestibulum nasi Dbn Dbn

Kavum nasi Dbn Dbn

Selaput lender Dbn Dbn

Septum nasi Dbn Dbn

Lantai + dasar hidung Dbn Dbn

Konka inferior Dbn Dbn

Meatus nasi inferior Dbn Dbn

Konka media Dbn Dbn

Meatus nasi media Dbn Dbn

7

Page 8: Tuba Selesai

Polip - -

Korpus alineum - -

Massa tumor - -

Rinoskopi Posterior Kanan Kiri

Tidak dapat dilakukan

Transiluminasi Sinus Kanan Kiri

Tidak dilakukan

d) Mulut

Hasil

Selaput lendir mulut Normal

Bibir Mukosa lembab

Lidah Normal

Gigi Karies (-)

Kelenjar ludah Normal

e) Faring

Hasil

Uvula Bentuk normal, terletak ditengah

Palatum mole Normal

Palatum durum Normal

Plika anterior Hiperemis (+)

Tonsil

Dekstra : tonsil T1, hiperemis (-),

permukaan rata, kripta tidak melebar

detritus (-)

Sinistra : tonsil T1, hiperemis (-),

permukaan rata, kripta tidak melebar

detritus (-)

Plika posterior Normal

8

Page 9: Tuba Selesai

Mukosa orofaring Normal

f) Laring

Hasil

Tidak dapat dilakukan

g) Kelenjar Getah Bening Leher

Inspeksi : pembesaran KGB lnn. Submandibularis dekstra dan

sinistra (-)

Palpasi : pembesaran KGB lnn. Submandibularis dekstra dan

sinistra (-), nyeri tekan (-)

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

-

VII. PEMERIKSAAN AUDIOLOGI

Tes Pendengaran Kanan Kiri

Tes rinne - -

Tes weberLateralisasi ke telinga

sakit (kanan)

Tes schwabach Schwabah memanjang

Kesimpulan : tuli konduktif telinga kanan

VIII.RESUME

Seorang laki-laki dengan usia 28 tahun, pasien datang berobat dengan

keluhan utama telinga kanan terasa bengap sejak ± 3 minggu yang lalu. Pasien

datang berobat sendiri ke poliklinik THT RSUD Raden Mattaher dengan keluhan

telinga kanan terasa penuh sejak 3 minggu yang lalu. Telinga terasa berdenging

(-), telinga terasa sakit (-), keluar air (-), os mengaku bila os menguap atau

membuang ingus terasa pendengeran jelas sesaat, os juga mengaku pendengaran

terasa berkurang pada telinga sebelah kanan dan merasa sering mendengar suara

9

Page 10: Tuba Selesai

dia sendiri. Riwayat batuk pilek (+) sejak 3 minggu yang lalu, batuk tidak

berdahak, batuk darah (-) , pilek tidak dipengaruhi cuaca, debu, makanan dan

obat-obatan demam (-), menggigil (-), berkeringat (-). Os juga mengaku nyeri saat

menelan, kemudian os berobat ke poli THT, diberikan obat.

1 minggu yang lalu, os kontrol ulang ke poli tht. os mengaku telinga sebelah

kanan masih terasa bengap, berdenging (-), keluar air (-),os juga mengaku

pendengaran masih terasa berkurang pada telinga sebelah kanan. Batuk (+), batuk

tidak berdahak. Nyeri saat menelan (+), Riwayat dikorek (-), riwayat naik pesawat

sebelumnya (-), berenang (-)

Pada pemeriksaan fisik KU: baik. Nadi: 80x/menit, Respirasi : 18 x/menit,

Suhu: 36,8⁰C, tekanan darah : 110/80 mmhg. Status Lokalis Tenggorokan:

Mukosa lidah : tidak kotor, Palatum mole, arcus anterior dan poterior dalam batas

normal; Uvula : ditengah, tidak hiperemis; Tonsil dektra et sinistra: tidak tampak

pembesaran tonsil ,tonsil T1, permukaan rata, hiperemis (-), kripta tidak melebar,

detritus (-), Plika anterior faring hiperemis; Palpasi: tidak terdapat pembesaran lnn

submandibula dextra dan sinistra, nyeri tekan (-).

IX. DIAGNOSIS BANDING

1. Tuba kataralis akut auricular dextra

2. Otitis media akut

X. DIAGNOSIS KERJA

Tuba kataralis auricular dextra

XI. PENATALAKSANAAN

Edukasi

1. Menjaga higienitas mulut

2. Memperbanyak minum dan Menghindari minuman dingin dan makanan

yang dapat memicu timbulnya keluhan

3. Menghindari makanan yang dapat menyebabkan iritasi seperti makanan

berminyak atau berlemak

4. Istirahat yang cukup

10

Page 11: Tuba Selesai

Medikamentosa

Amoxcilin clavulanat 3 X 1 tab 500 mg

Metil prednisone 2 X 1 tab 4 mg

OBH syrup 3 X1

XII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanationam : bonam

11

Page 12: Tuba Selesai

BAB III

TEORI DAN PEMBAHASAN

3.1 Definisi

Kata “Catarrh” berasal dari bahasa yunani “katarrhein”. Katar yang berarti

turun dan rhein yang bererti mengalir. Jika diartikan dapat berarti lapisan eksudat

yang tebal yang terdiri dari mukus dan sel darah putih yang disebabkan oleh

pembengkakan dari membran mukosa dikepala yang merupakan respon dari suatu

infeksi. Ini merupakan gejala peradangan yang biasa ditemukan pada flu dan

batuk, tetapi dapat pula ditemukan pada pasien dengan infeksi dari adenoid,

infeksi telinga tengah, sinusitis atau tonsilitis. Keluhan yang sering tampak pada

tuba katar adalah tersumbatnya hidung dan tuba yang menyebabkan penderita

dapat mendengar suara sendiri. Beberapa usaha yang terus dikembangkan adalah

bagaimana mengurangi atau menghilangkan sumbatan tuba tersebut. 1,2,3

Pada tahun 1704, Valsava menemukan otot yang berfungsi untuk

membuka tuba Eustachius dan menyangka bahwa otot ini aktif sebagai bagian dari

proses pendengaran. Maneuver Valsava dinamakan atas namanya setelah ia

menemukan cara untuk mengeluarkan pus dari telinga tengah ke telinga luar

dengan cara ditiup oleh penderita itu sendiri. Pada tahun 1724, Guyot adalah

orang pertama yang mencoba untuk melakukan kateterisasi lewat hidung, dan

Wathen pada tahun 1756, telah melanjutkan studinya dan menggambarkan secara

detail bagaimana prosedurnya. 1,2,3

Pada tahun 1853, Toynbee menemukan bahawa, saat beristirahat tuba

Eustachius tertutup dan terjadi suatu penyerapan udara yang konstan pada ruang

telinga tengah. Tuba tersebut hanya dapat terbuka pada waktu menelan, dan udara

diperbolehkan masuk pada waktu itu. Ia percaya dengan melakukan maneuver ini,

akan membuat tekanan positif pada ruang telinga tengah. 1,2,3

12

Page 13: Tuba Selesai

Banyak usaha telah dikembangkan untuk mengurangi atau bahkan

menghilangkan gejala ini. Tetapi pada referat ini akan dibahas apa penyebab

terjadinya tuba katar sehingga cara penatalaksanaannya.1,2,3

3.2 ANATOMI

Sebelum membahas mengenai tuba katar lebih lanjut ada baiknya kita

mengetahui struktur dari tuba Eustachius itu sendiri. Tuba Eustachius, yaitu

sebuah bangunan yang berbentuk tabung yang berjalan dari telinga tengah ke

nasofaring. Tuba Eustachius telah dikenal sejak zaman yunani kuno oleh

Aristoteles, tetapi kemudian dinamapakai oleh Bartolomeus Eustachius (1520-

1574) sebagai ketua ahli ekonomi di Roma dan orang yang pertama kali

mendeskripsikan anatomi tuba Eustachius. Hal ini tidak dipublikasi sehingga 200

tahun kemudian setelah kematiannya, didapatkan satu buku yang berjudul

“Epistola de Audius Organis” 1,2,3

Fungsi tuba Eustachius adalah untuk proteksi, aerasi dan drainase telinga

tengah. Bila terjadi oklusi dapat menyebabkan peradangan pada telinga tengah

(otitis media). Tuba Eustachius juga disebut tuba otofaringeal kerana

menghubungkan telinga ke faring. 1,2,3

Tuba Eustachi

13

Page 14: Tuba Selesai

Gambar 1 : Struktur tuba Eustachius

Tuba Eustachius terdiri dari tulang rawan pada dua pertiga kearah

nasofaring dan sepertiganya terdiri atas tulang. Tuba biasanya dalam keadaan

tertutup dan baru terbuka apabila oksigen diperlukan masuk ke dalam telinga

tengah atau pada saat mengunyah, menelan dan menguap. Otot-otot dari sistem

tuba Eustachius membantu membuka dan menutup tuba agar berfungsi

sebagaimana mestinya.

Gambar 2 : Tuba Eustachius pada anak dan dewasa

Panjang tuba pada orang dewasa sekitar 36mm dan terbentang pada bagian

depan, bawah dan medial dari dinding anterior kavum timpani terhadap

nasofaring. Aksis tuba membentuk sudut 30o terhadap bidang horizontal dan 45o

terhadap bidang sagital median. Daerah tuba dibahagi menjadi dua, yaitu bagian

tulang dan kartilago. Bagian tulang merupakan bagian posterior sepertiga tuba,

14

Page 15: Tuba Selesai

dilapisi oleh mukosa, panjangnya sekitar 12mm, berhubungan langsung dengan

timpani anterior dan hampir selalu dalam keadaan terbuka, kemudian kebawah

dan menyempit disebut istmus. Bagian tulang hanya mempunyai peran sedikit

atau bahkan tidak ada dalam mekanisme pembukaan tuba. Fungis istmus adalah

membantu melindungi telinga tengah dari sekret nasofaring. Schwartzbart (1994)

mengatakan bahawa bagian tulang dari tuba disebut sebagai protimpanum. 1,2,3

Bagian kartilago merupakan bagian anterior dua pertiga tuba yang

memiliki panjang sekitar 24mm yang terdiri dari jaringan fibrokartilago berbentuk

triangular dengan diameter vertikal 2-3 mm dan diameter horizontal 3-4 mm, pada

bagian apex akan menyempit yang juga merupakan bagian tersempit dari tulang.

Ke bawah secara langsung menjadi membran mukosa dari bagian lateral

nasofaring. Umumnya bagian kartilago ini dalam keadaan tertutup oleh tekanan

jaringan tuba Estachius. 1,2,3

Tuba Eustachius dilapisi oleh mukosa yang mengandung sel-sel goblet dan

kelenjar mukus. Lapisan paling luar adalah epitel bersilia yang bergerak ke arah

nasofaring. Makin dekat ke telinga tengah terlihat sel-sel goblet dan kelenjar

mukus semakin berkurang dan mukosa silia juga menghilang. Jumlah sel goblet

pada dasar tuba lebih banyak dibandingkan bagian atap, dengan konsentrasi

terbanyak berada di area tengah tuba bagian kartilago. Bagian superior tuba

banyak berperan pada ventilasi telinga tengah, sedangkan bagian inferior telinga

tengah berfungsi sebagai proteksi telinga tengah. Mekanisme pertahanan

mukosilier tuba Eustachius menetap segera setelah lahir.1,2,3

Pada bagian inferolateral tuba terdapat lapisan lemak yang disebut lemak

Ostman yang ikut membantu proses penutupan tuba. Selain itu, lemak ini

membantu melindungi tuba Eustachius dan telinga tengah terhadap sekret

nasofaring. 1,2,3

Bagian kartilago dari tuba ditunjang oleh otot-otot yang berfungsi untuk

mengontrol patensi tuba. Otot-otot tersebut adalah tensor veli palatine, levator veli

palatine, salphingopharyngeus dan tensor tympani. 1,2,3

15

Page 16: Tuba Selesai

Otot tensor veli palatine berasal dari dinding tulang fosa scaphoid dan dari

seluruh panjang ujung tulang rawan yang pendek yang membentuk bagian atas

dinding depan dari tuba kartilago. Otot memanjang ke bawah, membentuk tendon

yang pendek yang membelok ditengah-tengah dan sekeliling pterygoid humulus.

Tensor veli palatine memisahkan tuba Eustachius dari gangliaon optik, saraf

mandibular dan cabangnya, korda timpani dan arteri meningea media. 1,2,3

Salphingopharingeus adalah otot lembut yang menyentuh pada ujung

faring dari tuba Eustachius dan bercampur dengan otot bawah palatofaringeus.

Levator veli palatine berasal dari 2 bagian, antara lain bagian bawah permukaan

kartilago tuba dan bagian bawah permukaan tulang petrosa. Pada awalnya, levator

terletak dibawah tuba kemudian menyilang ke tengah dan bergabung menjadi

palatum mole. 1,2,3

Persarafan berasal dari cabang faringeal ganglion sfenopalatina yang

merupakan cabang dari nervus maksilaris (V2) yang mensuplai persarafan ostium.

Saraf spinosus berasal dari saraf mandibula (V3) yang mensuplai persarafan

bagian kartilago. Plexus timpani berasal dari nervus glossopharingeal mensuplai

persarafan bagian tulang tuba Eustachius. 1,2,3

3.3 Fungsi fisiologi dari Tuba Eustachius

Fungsi fisiologi dari Tuba Eustachius adalah : 1,2,3

Ventilasi atau pengaturan tekanan dari telinga tengah

Perlindungan telinga tengah dari sekresi nasofaring dan tekanan suara

Pembersihan dan penyaluran sekresi telinga tengah ke nasofaring

Ventilasi dan regulasi tekanan

16

Page 17: Tuba Selesai

Gambar 3 : Oklusi tuba yang menyebabkan perbedaan tekanan udara

Tuba Eustachius yang normal pada saat istirahat menutup, kira-kira ada

sedikit tekanan udara telinga tengah negatif. Pembukaan yang berulang dari tuba

Eustachius secara aktif mengatur tekanan atmosfir agar tetap seimbang. 1,2,3

Tuba Eustachius membuka pada saat menelan atau menguap dengan

kontraksi otot veli palatine. Tensor veli palatine yang tidak berfungsi efektif pada

palatum durum menyebabkan disfungsi tuba Estachius. Cara kerja dari otot veli

palatine masih tidak jelas. Kontribusi pada permukaan tuba Eustachius masih

dipertanyakan. 1,2,3

Fungsi ventilasi dari tuba Eustachius anak kurang efisien daripada pada

orang dewasa. Infeksi sistem pernafasan bagian atas yang berulang-ulang dan

pembesaran adenoid pada anak-anak akan menyebabkan terjadinya penyakit

telinga tengah pada anak. Bagaimanapun, pada saat anak tumbuh, fungsi tuba

Eustachius membaik dan sebagai bukti berkurangnya frekuensi terjadinya otitis

media dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. 1,2,3

Normalnya, tuba Eustachius membuka berulang-ulang, secara stabil

mengatur tekanan bagian tengah antara +50 mm dan -50 mm H2O. Tekanan di

atas dan di bawah +50 mm -50mm H2O, tidak mengindikasikan akan terjadi

penyakit telinga tengah. Sekitar 1 ml udara dapat diserap dari bagian tengah

telinga dalam jangka waktu 24 jam. Sel-sel sistem mastoid berfungsi sebagai

penyimpanan gas bagian tengah telinga. 1,2,3

Perlindungan

17

Page 18: Tuba Selesai

Tuba Eustachius menyalurkan secara normal sekresi dari telinga tengah

dengan sistem pengangkutan mukosiliari dan dengan berulangnya pembukaan

atau penutupan aktif tuba yang memperbolehkan sekresi mengalir ke nasofaring. 1,2,3

Kekacauan dari sistem penutupan bagian tengah telinga, seperti perforasi

membran timpani atau setelah operasi mastoid, terkadang menyebabkan refluks

dari sekresi nasofaring ke dalam tuba menyebabkan otorhea. Demikian juga

dengan mengenduskan hidung yang kuat dapat menciptakan tekanan tinggi pada

nasofaring menuju telinga tengah. 1,2,3

Sebaliknya, tekanan negatif bagian tengah telinga seperti saat berada

dipesawat atau saat penyelaman dapat menyebabkan penyumbatan tuba

Eustachius. Hal ini dapat menyebabkan stagnasi dari sekresi dan efusi berkumpul

ditelinga tengah menyebabkan barotrauma. 1,2,3

Bagian tengah juga diproteksi oleh pertahanan lokal imunologi dari epitel

respiratori dari tuba Eustachius, begitu juga pertahanan mukosiliari yang

melakukan fungsi pembersihan. Protein surfaktan imunoreaktif yang ada di paru

diisolasi dari bagian tengah telinga dari hewan dan manusia ternyata mempunyai

fungsi proteksi yang sama pada bagian tengah telinga. 1,2,3

Drainase

Penyaluran sekresi dan pengeluaran benda asing dari telinga tengah

dikerjakan oleh sistem mukosiliari dari tuba Eustachius. Mukosa bagian tengah

telinga bekerjasama dengan otot tuba Eustachius melakukan fungsi penbersihan

dan juga membantu mengatur tekanan permukaan didalam lumen tuba. 1,2,3

Model flask yang diperkenalkan oleh Bluestone dan rekannya menjelaskan

lebih baik konfigurasi dari anatomi tuba Eustachius dalam proteksi dan drainase

telinga tengah. Pada model ini, tuba Estachius dan sistem bagian tengah telinga

menyerupai botol dengan leher yang panjang dan sempit. Mulut dari botol

mempresentasikan ujung nasofaring, bagian sempit leher mempresentasikan

istmus, bagian tengah telinga dan sistem mastoid mempresentasikan badan dari

botol tersebut. 1,2,3

18

Page 19: Tuba Selesai

Cairan yang mengalir melalui leher botol tersebut tergantung dari tekanan

pada ujung botol, radius dan panjang dari leher botol serta kekentalan dari cairan.

Aliran cairan berhenti pada bagian leher yang sempit kerana diameternya yang

kecil, juga kerana tekanan udara positif pada ruang dari botol. Tetapi hal ini tidak

menjadi pertimbangan tugas dari otot tensor veli palatine pada perbukaan

nasofaringeal orifisium tuba Eustachius. 1,2,3

Tuba Eustachius dapat tersumbat kerana beberapa alasan, penyebab yang

paling umum adalah infeksi saluran pernafasan bagian atas. Infeksi sinus atau

alergi dapat juga menyebabkan pembengkakan tuba Eustachius, sebagai akibatnya

hidung yang tersumbat dapat menyebabkan tuba Eustachius juga tersumbat. Pada

anak sangat rawan terjadi penyumbatan tuba karena anatomi tuba pada anak lebih

sempit dan lebih dekat ke adenoid. Itulah sebabnya mengapa pada anak-anak

dengan otitis media kronik sering direkomendasikan untuk dilakukan operasi

adenoid. Jarang sekali, massa atau tumor didasar tengkorak atau nasofaring dapat

menyebabkan penyumbatan tuba Eustachius. 1,2

Permasalahan tuba Eustachius dan infeksi terkait merupakan permasalahan

yang biasa dijumpai dokter. Banyak orang memiliki masalah kronis dalam

pengaturan tekanan telinga tengah yang biasanya dijumpai disebabkan mulai dari

alergi sampai tuba Eustachius yang terlalu sempit. Pasien sering mengeluh telinga

terasa penuh, telinga seperti berbunyi klik atau cracking, kehilangan pendengaran

ringan (atenuasi suara), telinga berdengung (tinnitus), dan terkadang gangguan

keseimbangan. 1,2

Perubahan ketinggian yang cepat dan tekanan udara disamakan melalui

gendang telinga dengan fungsi normal tuba Eustachius. Tuba yang sehat

membuka sehingga cukup untuk menetralkan perubahan tekanan ini. Yang mana

terjadi pada saat di pesawat, tekanan udara menjadi naik pada saat pesawat

tersebut turun. 1,2

Orang dengan penyumbatan tuba Eustachius dapat menyebabkan rasa tuli

yang diakibatkan perubahan tekanan udara yang mendorong gendang telinga

kedalam sehingga dapat terisi dengan darah atau cairan. Dan mereka yang

19

Page 20: Tuba Selesai

mengalami gangguan fungsi tuba dapat pula merasakan ketika mereka berada

didalam elevator, berkendara dipergunungan atau menyelam.1,2

Proses peradangan

Tuba katar merupakan hasil dari reaksi peradangan. Reaksi peradangan

sebenarnya merupakan suatu proses dinamik dan kontinu pada kejadian-kejadian

yang terkoordinasi dengan baik. Untuk memunculkan manifestasi suatu reaksi

peradangan, sebuah jaringan hidup harus memiliki jaringan fungsional. Pada

jaringan dengan nekrosis yang luas, maka reaksi peradangan tidak ditemukan

dibagian tengah jaringan, tapi dibagian tepinya, yaitu diantara jaringan mati dan

jaringan hidup yang memiliki sirkulasi utuh. 4

Selain itu, jika terjadi cedera dan menyebabkan kematian mendadak pada

penjamu, maka tidak ada bukti reaksi peradangan karena untuk timbulnya respon

memerlukan waktu. 4

Berbagai pola peradangan dapat timbul berdasarkan atas jenis eksudat

yang terbentuk, organ atau jaringan tertentu yang terlibat dan lamanya proses

peradangan. Berbagai tipe eksudat diberi nama deskriptif. Lamanya respon

peradangan disebut sebagai akut selama fase eksudat aktif. Disebut kronis jika ada

bukti perbaikan lanjut disertai eksudasi dan disebut subakut jika bukti awal

perbaikan bersama dengan eksudasi. Lokasi reaksi peradangan dinamakan

menurut nama organ atau jaringan, yang ditambahkan akhiran-itis. Berikut

dibahas beberapa jenis eksudat.4

Eksudat Seluler

Eksudat neutrofilik

Eksudat yang paling sering dijumpai terutama terdiri atas PMN, dalam

jumlah yang begitu banyak sehingga lebih menonjol daripada bagian cairan dan

proteinosa. Eksudat neutrofilik semacam ini disebut purulen. Eksudat purulen

biasanya terbentuk sebagai respon terhadap infeksi bakteri. Eksudat ini juga

terdapat dalam respon terhadap banyak cedera aseptik dan secara mencolok terjadi

hampir disemua tempat pada tubuh yang jaringannya telah menjadi nekrotik.4

20

Page 21: Tuba Selesai

Infeksi bakteri sering menyebabkan konsentrasi PMN yang sangat tinggi

yang tertimbun didalam jaringan, dan banyak sel-sel ini mati serta membebaskan

enzim-enzim hidrolitiknya yang kuat kesekitarnya. Dalam keadaan ini, enzim-

enzim PMN mencerna jaringan dibawahnya dan mencairkannya. Kombinasi

agregasi neutrofil dan pencairan jaringan-jaringan dibawahnya disebut supurasi.4

Dan dengan demikian eksudat yang terbentuk disebut eksudat supuratif,

atau lebih sering disebut pus. Jadi, pus terdiri atas PMN yang hidup, mati dan

yang hancur, jaringan yang mencair dan tercerna, cairan eksudat pada proses

peradangan dan sering terdiri dari bakteri-bakteri penyebabnya.4

Eksudat Campuran

Eksudat ini merupakan campuran eksudat seluler dan nonseluler, dan

dinamakan sesuai dengan campurannya. Campuran ini meliputi eksudat

fibrinopurulen, yang terdiri atas fibrin dan PMN, eksudat serofibrinosa. Eksudat-

eksudat tertentu seperti eksudat musinosa dan mukopurulen, yang melapisi

permukaan mukosa.4

Daerah seperti ini umumnya menyerupai membran mukosa, daerah

nekrotik dapat mengelupas, menimbulkan celah pada permukaan mukosa. Defek

seperti ini disebut ulkus. Paling sering, eksudat fibrinopurulen yang berasal dari

pembuluh darah dibawahnya membentuk permukaan dasar ulkus. Terkadang

daerah membran mukosa yang luas akan mengalami nekrotik dan sel-sel yang

dapat tertangkap didalam jala yang dibentuk eksudat fibrinopurulen, yang

melapisi permukaan mukosa.4

Daerah seperti ini umumnya menyerupai membran mukosa yang kasar,

dan oleh karena jenis proses ini disebut sebagai peradangan pseudomembranosa.4

Contoh klasik peradangan pseudomembran adalah pseudomembran pada

difteri disaluran pernafasan. Dengan demikian membran semacam ini kadang

disebut sebagai difteritik. Peradangan pseudomembranosa dapat dijumpai didalam

saluran cerna, khususnya kolok, sebagai akibat gangguan ekologi mikroba saluran

cerna, biasanya disebabkan oleh pemberian antibiotik.4

21

Page 22: Tuba Selesai

Eksudat Non Seluler

Eksudat Serosa

Pada beberapa radang, eksudat hampir seluruhnya terdiri atas cairan dan

zat-zat yang terlarut dengan sangat sedikit leukosit. Jenis eksudat non-selular yang

paling sederhana adalah eksudat serosa yang pada dasarnya terdiri atas protein

yang bocor dari pembuluh-pembuluh darah yang permeabel didaerah peradangan

bersama dengan cairan yang menyertainya. Contohnya eksudat serosa yang paling

dikenal adalah cairan pada luka lepuh. Penimbunan eksudat serosa yang serupa

sering ditemukan pada rongga tubuh, seperti rongga pleura atau rongga

peritoneum dan walaupon tidak mencolok eksudat serosa sering menyebar

melewati jaringan ikat.4

Terkadang terjadi penimbunan cairan didalam rongga tubuh yang bukan

karena peradangan, biasanya peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan

kadar protein plasma. Pengumpulan bukan karena peradangan semacam ini

disebut transudat dan sedikit protein serta sel disbandingkan dengan eksudat.4

Eksudat Fibrosa

Eksudat fibrosa terbentuk saat protein keluar dari pembuluh darah

didaerah peradangan mengandung banyak fibrinogen. Fibrinogen ini diubah

menjadi fibrin, berupa jalinan yang lengket dan elastik. 4

Eksudat fibrinosa sering dijumpai diatas permukaan serosa yang meradang

seperti pleura dan pericardium, tempat fibrin yang diendapkan mengeras menjadi

lapisan atas membran yang terkena. Jika lapisan tebal semacam ini tertimbun

diatas permukaan serosa, sering disertai dengan gejala rasa nyeri jika satu

permukaan bergesekan dengan permukaan yang lain.4

Jadi misalkan pasien pleuritis merasa nyeri ketika bernafas dikarenakan

permukaan yang kasar itu saling bergesekan selama inspirasi. Gesekan pada

permukaan-permukaan kasar juga menimbulkan friction rub, yang dapat didengar

dengan stetoskop diatas daerah yang terkena.4

22

Page 23: Tuba Selesai

Eksudat Musinosa

Eksudat Nonselular yang lain adalah eksudat musinosa atau kataral. Jenis

eksudat ini hanya terbentuk diatas permukaan membran mukosa, tempat sel-sel

yang dapat mensekresi musin. Jenis eksudat ini berbeda dengan eksudat lain

karena eksudat ini merupakan sekresi seluler bukannya dari sesuatu yang keluar

dari aliran darah. Sekresi musin merupakan sifat normal membran mukosa, dan

eksudat musinosa tidak lebih merupakan percepatan proses fisiologis dasar.

Contoh eksudat musin yang paling dikenal dan sederhana adalah pilek yang

menyertai berbagai infeksi pernafasan bagian atas.4

Dari beberapa bahasan diatas, kita mengetahui tuba katar disebabkan oleh

peradangan membran mukosa. Yang menyebabkan membran mukosa tersebut

menjadi hipersekresi sebagai upaya untuk mengurangi peradangan itu sendiri.

Tetapi proses peradangan tersebut tidak akan berdiri sendiri tanpa sebab. Berikut

beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proses peradangan pada membran

mukosa.4

3.3 PATOFISIOLOGI

Tuba eustachius berfungsi mengatur tekanan kavum timpani ( ventilasi )

agar tekanan udara dalam telinga tengah sama dengan tekanan udara luar,

mengalirkan keluar sekret dari telinga tengah dan menghalangi masuknya sekret

dari nasofaring ke telinga tengah.(1,2,3,4)

Obstruksi eustachius bisa partial maupun komplit, fungsional penyakit ini

bisa cepat atau lambat. Akibat obstruksi ini akan menyebabkan terhalangnya

udara masuk ke telinga tengah. Sehingga udara yang ada di dalam kavum timpani

tidak berhubungan lagi dengan udara yang di dalam faring, udara yang ada dalam

kavum timpani direabsorbsi hingga menyebabkan retraksi membran timpani.(1,2,3)

Apabila penyakit ini tidak segera diobati, dapat berlanjut menjadi bentuk

kronis dari tuba kattarh, dimana akibat adanya vakum dalam kavum timpani akan

menyebabkan efusi dan transudasi dari mukosa dan ini biasanya terjadi pada

chronic total obstruction.(1,2,3)

23

Page 24: Tuba Selesai

Tuba kattarh terbagi atas 2, yaitu :

1. Tuba kattarh akut.

Disebabkan oleh edema dari mukosa tuba eustachius, hingga lumen

tertutup. Akibat udara dalam kavum timpani tidak berhubungan lagi

dengan udara yang ada dalam faring, sehingga udara direabsorbsi dan

terjadi vakum dalam kavum timpani, akibat terjadi retraksi membrana

timpani.(1)

2. Tuba kattarh kronis.

Dapat terjadi bila penyembuhan tuba kattarh akut tidak sempurna

dan adanya kelainan-kelainan dalam hidung, sinus, pallatum mole dan

nasofaring.(1)

3.4 ETIOLOGI

1. Tuba kattarh akut.

Penyakit hidung ( pilek ), dalam sinus dan nasofaring.

Deviasi dari septum.

Poliposis nasi.

Hipertropi khonka nasalis.

Tamponade Bellocq.

Tumor pada nasofaring.

Palatoschisis.(1)

2. Tuba kattarh kronik

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan, yaitu :

Adenoiditis kronis dengan hyperplasia.

Adenoiditis kronis.

Sinusitis kronis.

Rhinitis alergi atau kronis

Hypertropi konkha nasi.

Poliposis nasi.

Sikatrik atau perlengketan nasofaring terutama pada fossa Rosen-

Muller.

24

Page 25: Tuba Selesai

Kerusakan torus tularis sebagai komplikasi adenoidektomi.

Deviasi septum nasi posterior.

Stenosis atau malformasi langit-langit.

Paralysis atot-otot palatum.

Tumor nasofaring.(1)

Keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya tuba katar

1. Hipertrofi adenoid

Pembesaran adenoid dapatmenyebabkan obstruksi pada tuba

Eustachius yang akhirnya menjadi tuli konduktif karena adanya cairan

dalam telinga tengah akibat tuba Eustachius yang tidak bekerja efisien

karena adanya sumbatan.5

2. Celah langit

Langit-langit atau palatum merupakan atap rongga mulut yang

memisahkan rongga mulut dan hidung. Palatum terbagi kepada yaitu

palatum durum dan palatum mole di sebelah posterior.6

Palatum durum dibentuk oleh prosessus maksila (2/3 anterior), pars

horisontalis prosessus palatine (1/3 posterior). Palatum mole merupakan

lanjutan dari palatum durum, disebelah lateral melekat pada dinding faring

dan sebelah posterior sebagai suatu pinggiran bebas.6

Celah langit-langit merupakan defek congenital karena tidak

bersatunya prosesss palatines, penyambungan antara prosessus palatines

berjalan dari anterior ke posterior dimana proses ini dapat berhenti tiba-

tiba.6

Menurut macamnya celah langit-langit dibagi dua:

Congenital cleft palate, yaitu celah langit-langit bawaan.6

Acquired cleft palate, yaitu celah langit-langit yang didapat

misalnya karena trauma, penyakit atau kanker.6

Menurut derajatnya celah langit-langit dibagi dua:

25

Page 26: Tuba Selesai

Complete cleft palate, yaitu celah langit-langit lengkap dimana

kelainan yang terdapat pada langit-langit juga pinggir alveolar dan

bibir terkena baik unilateral maupon bilateral.6

Incomplete cleft palate, yaitu celah langit-langit tidak lengkap.

Kelainan bentuk hanya terjadi pada palatum durum maupun

palatum mole.6

3. Tumor Nasofaring

Gangguan pendengaran merupakan salah satu gejala dini dari

penyakit ini, disamping gejala dini lain yang berupa hidung buntu atau

hidung keluar darah, tetapi gejala tersebut sering tidak terpikir oleh dokter

pemeriksa bahawa penyebabnya adalah tumor ganas di nasofaring,

sehingga baru diketahui bila penyakit sudah dalam keadaan lanjut.7

Gangguan pendengaran kadang-kadang disertai juga keluhan rasa

penuh di telinga, telinga berbunyi atau rasa nyeri ditelinga. Banyak penulis

mengatakan, bahawa lokasi permulaan tumbuh tumor ganas nasofaring

paling sering adalah di fosa Rosenmuller, sebab daerah tersebut

merupakan daerah peralihan epitel. Dalam penyebarannya, tumor dapat

mendesak tuba Eustachius serta mengganggu pergerakan otot Levator

Palatini yang berfungsi membuka tuba, sehingga fungsi tuba terganggu

dan mengakibatkan gangguan pendengaran berupa menurunnya

pendengaran tipe konduksi yang bersifat reversible.7

4. Peradangan

Sering menyerang pada balita, salah satu faktor penyebabnya

adalah karena saluran penghubung antara telinga tengah dengan atap

tengkorak yang berdekatan dengan lubang hidung bagian belakang

(Eustachius) pada anak balita, yang masih dalam masa pertumbuhan dan

perkembangan yang belum sempurna.8

Anatomis yang lebih pendek, lebih sempit dan lebih mendatar

dibandingkan orang dewasa. Akibatnya saluran ini dengan mudah dapat

26

Page 27: Tuba Selesai

tersumbat, misalnya karena terjadinya infeksi atau alergi. Dengan adanya

cairan atau pembengkakan selaput lendir di dalam saluran Eustachius yang

tersumbat itu dapat berlanjut jadi peradangan. Penyebab peradangannya

antara lain karena adanya infeksi pada cairan yang menyumbat bagian

telinga tengah ini.8

5. Alergi

Alergi adalah satu proses inflamasi yang tidak hanya berupa reaksi

cepat dan lambat tetapi juga merupakan proses inflamasi kronis yang

kompleks dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pengontrol internal.9

Berbagai sel mast, basofil, eosinofil, limfosit dan molekul seperti

IgE, mediator sitokin, kemokin merupakan komponen yang berperan

dalam proses inflamasi. Gejala klinis terjadi karena reaksi imunologik

melalui pelepasan beberapa mediator tersebut dapat mengganggu organ

tertentu yang disebut organ sasaran dan pada alergi sering terjadi proses

inflamasi kronis yang kompleks.9

6. Barotrauma

Barotrauma adalah kerusakan dibagian dalam telinga yang

disebabkan oleh tidak samanya tekanan udara dikedua gendang pendengar. 10

3.5 TANDA-TANDA DAN GEJALA

1. Tuba kattarh akut

Gejala :

Telinga terasa tertekan, rasa penuh,

Telinga berdengung.

Bila menelan mengeluarkan ingus, atau menguap merasa sedikit

sakit dan sekonyong-konyong pendengaran jelas kembali, tetapi

akhirnya tertutup lagi.

Pendengaran berkurang.

27

Page 28: Tuba Selesai

Autofonie ( mendengar suara sendiri pada telinga yang sakit karena

bertambahnya resonansi dari suara sendiri ).(1,3)

Otoskopi :

Membrana timpani sedikit hiperemis, reflek cahaya berubah, jika

sudah lama dapat terjadi retraksi.(1,3)

2. Tuba kattarh kronis

Gejala :

Telinga rasa penuh, rasa tertekan.

Tinnitus, autofonie

Telinga berbunyi, ingusan, rasa pening.

Pendengaran berkurang.

Bila ada tersendat terasa ada air didalam telinga.(1,3)

Otoskopi :

Membrana timpani tertarik ke dalam ( retraksi ), reflek cahaya

mengecil, tempatnya berubah atau hilang sama sekali.(1,3)

Tuba kattarh kronik terbagi atas 3 stadium :

1. Tuba kattarh kronika simpleks ( penyempitan eustachius yang

menahun ) tejadi karena oedem dari mukosa dan timbulnya jaringan

submukus.(1,3)

2. Bentuk eksudatif

Tejadi pemyempitan tuba eustachius akan tetapi didalam kavum

timpani terdapat cairan, ini disebabkan adanya pembendungan urat-

urat darah sehingga cairan masuk ke kavum timpani.(1,3)

Otoskopi :

28

Page 29: Tuba Selesai

Membrana timpani kelihatan agak membiru atau lebih

mengkilat dan agak kekuning-kuningan.

Dijumpai meniscus seperti garis hitam bila cairan tidak penuh

atau garis putih oleh karena cahaya.

Permukaan cairan tetap horizontal, walaupun posisi kepala kita

ubah.(1,3)

3. Bentuk hipertropi

Terjadi pembentukan jaringan didalam kavum timpani dan tuba

eustachius sehingga mengakibatkan perlengketan, pendengaran

berkurang dan sukar untuk sembuh kembali.(1,3)

Perlengketan dapat timbul antara gendang telinga dengan

promontorium antara tulang-tulang pendengaran dengan sekitarnya,

hingga pergerakkan tulang-tulang terganggu.(1,3)

Otoskopi :

Membrana timpani tipis ( atropi ), melekat pada promontorium,

terdapat penebalan timpani hingga warnanya kabur.(1,3)

3.6 PENATALAKSANAAN

Terdapat beberapa manuver yang dapat dilakukan untuk

memperbaiki fungsi tuba Eustachius. Hal yang sederhana dapat dengan

menelan, sehingga mengaktifkan otot-otot dibelakang tenggorokan yang

membantu membukanya tuba Eustachius. Mengunyah permen karet,

minum atau makan membantu penelanan. Menguap lebih baik karena

mengaktifkan otot lebih kuat.11

Jika telinga terasa penuh, kita dapat memaksa untuk membuka tuba

Eustachius dengan cara mengambil nafas dalam, dan menghembuskan

sembari menutup hidung dan mulut. Jika terasa berbunyi pada telinga

berarti tuba Eustachius terbuka dengan baik. Tetapi jika permasalahan

masih ada walaupun sudah melakukan manuver harus segera diperiksa

dokter.11

29

Page 30: Tuba Selesai

Jika fungsi tuba sedang terganggu seperti sedang flu, sinusitis,

infeksi telinga atau serangan alergi, disarankan untuk menunda perjalanan

penggunakan pesawat atau menyelam, karena dapat menyebabkan keadaan

yang membahayakan, terutama organ pendengaran. Pada bayi dan balita,

mereka tidak dapat menyamakan tekanan sendiri secara aktif sehingga

harus diberikan minuman atau permen. Karena dengan menelan tuba

Eustachius terbuka dan fungsi menyamakan tekanan dapat terjadi.11

Pengobatan untuk rhinosinusitis virus pada orang dewasa

didasarkan pada vasokonstriktor, sering dikaitkan dengan agen anti-

histamin dan dengan tindakan atropinergik. Kontribusi yang mungkin

timbul dari agen atropinergik murni saat ini sedang dalam evaluasi. Obat

anti-inflamasi non-steroid (OAINS) tampaknya tidak memiliki pengaruh

dan penggunaan preparat kortikosteroid tidaklah tepat karena tidak

memiliki indikasi.11

Pada seorang pasien yang sedang dengan sumbatan pada hidung

upaya yang pertama adalah menegakkan diagnosis yang benar. Karena

pengobatan tidak selalu diperlukan dan apabila diberikan pengobatan

haruslah seimbang dengan resiko terapinya. Jika pasien memiliki masalah

yang akut seperti pilek dan sinusitis. Sebuah dekongestan topikal mungkin

merupakan pengobatan yang paling efektif, tetapi ini tidak boleh

berlangsung lebih dari beberapa hari dan pasien harus diperingatkan agar

tidak membeli obat serupa untuk dipergunakan lebih lama.11

Dalam kasus yang lebih kronis,seperti alergi atau rhinitis

vasomotor, pengobatan oral adalah yang terbaik. Simpatomimetik secara

oral (pseudoefedrin atau phenylephrine) mungkin sudah cukup, atau

antihistamin saja sudah dapat membantu dalam rhinitis alergi. Kombinasi

produk sering efektif tetapi haruslah diingat tentang kontraindikasi dan

pencegahan untuk masing-masing bahan.11

PENANGANAN

1. Tuba kattarh akut

30

Page 31: Tuba Selesai

Ditujukan pada faktor penyebabnya :

o Bila disebabkan oleh rhinitis akut diberi obat tetets hidung,

misalnya :

Sol HCl ephedrine 2%

Sol protagol 2%

S3 dd gtt IV

Atau diberi obat spesial lainnya misalnya iliadin nose drop,

pritin nose drops dan lain-lain, dapat juga diberi obat perusahaan

os misalnya decolgen, neozep dan lain-lain.

o Rhinitis alergika diberikan antihistamin

o Adenoiditis, nasofaringitis, sinusitis diberikan antibiotika.(1)

2. Tuba kattarh kronik

o Dengan cara menghilangkan penyebab, misalnya :

1. Adenoid atau fibroma nasofaring di operasi

2. Polip diekstrasi

3. Septum deviasi dikoreksi

4. Rhinitis dan sinusitis diobati

o Memasukkan udara melalui tuba, dengan cara :

1. Valsava manover

2. Pollitzer

3. Kateterisasi

o Aspirasi gendang telinga

o Parasentase

o Ventilasi tuba

Komplikasi yang ditimbulkan jarang terjadi bila penyakit cepat diketahui

dan di terapi dengan tepat dan dapat sembuh dengan sempurna. Akan tetapi bila

berlanjut maka komplikasi yang terjadi dapat menyebabkan gangguan

pendengaran berkurang tau total.(1)

3.8 ANALISA KASUS

Diagnosa ditegakan berdasarkan anamnesa, dan pemeriksaan fisik .

31

Page 32: Tuba Selesai

Diagnose berdasarkan gejala klinis

Laki-laki (28 tahun) datang dengan keluhan telinga terasa penuh pada

telinga sebelah kanan os mengaku bila os menguap atau membuang ingus terasa

pendengeran jelas sesaat, os juga mengaku pendengaran terasa berkurang pada

telinga sebelah kanan dan merasa sering mendengar suara dia sendiri (bergema).

Riwayat batuk pilek (+) sejak 3 minggu yang lalu.

Hal ini sesuai dengan teori dimana, gejala dari tuba kattarh akut adalah Telinga

terasa tertekan, rasa penuh, Telinga berdengung, Bila menelan mengeluarkan

ingus, atau menguap merasa sedikit sakit dan sekonyong-konyong pendengaran

jelas kembali, tetapi akhirnya tertutup lagi, Pendengaran berkurang, Autofonie

( mendengar suara sendiri pada telinga yang sakit karena bertambahnya resonansi

dari suara sendiri ).(1,3)

Diagnose berdasarkan etiologi dan factor predisposisi

Beberapa etiologi dan factor predisposisi tuba kattarh akut adalah :Penyakit

hidung ( pilek ), dalam sinus dan nasofaring, Pembesaran dan infeksi dari

aritenoid, Deviasi dari septum, Poliposis nasi, Hipertropi khonka nasalis,

Tamponade Bellocq, Tumor pada nasofaring, Palatoschisis.(1).

Pada pasien ini, kemungkinan yang menjadi etiologi dan factor predisposisinya

adalah riwayat flu dan batuk (faringitis)

Diagnose berdasarkan pemeriksaan fisik

Beberapa pemeriksaan fisik ( otoskop) yang ditemui pada tuba katar akut

adalah Membrana timpani sedikit hiperemis, reflek cahaya berubah, jika sudah

lama dapat terjadi retraksi.(1,3)

Pada pasien ini didapatkan pada pemeriksaan otoskopnya membrane

timpani sedikit hiperemis, reflek cahayanya menurun dan terdapat retraksi.

32

Page 33: Tuba Selesai

BAB IV

KESIMPULAN

1. Tuba Eustachius ialah sebuah bangunan yang berbentuk tabung yang

berjalan dari telinga tengah ke nasofaring.

2. Fungsi fisiologi dari Tuba Eustachius adalah :

o Ventilasi atau pengaturan tekanan dari telinga tengah

o Perlindungan telinga tengah dari sekresi nasofaring dan tekanan

suara

o Pembersihan dan penyaluran sekresi telinga tengah ke nasofaring

3. Kata “Catarrh” berasal dari bahasa yunani “katarrhein”. Katar yang

berarti turun dan rhein yang bererti mengalir.

4. Diartikan sebagai lapisan eksudat yang tebal yang terdiri dari mukus

dan sel darah putih yang disebabkan oleh pembengkakan dari

membran mukosa dikepala yang merupakan respon dari suatu infeksi.

5. Tuba katar merupakan hasil dari reaksi peradangan

6. Menimbulkan beberapa jenis eksudat seperti :

o Eksudat Seluler (neutrofilik, campuran)

o Eksudat non-seluler (serosa, fibrosa, musinosa)

7. Keadaan yang menyebabkan terjadinya tuba katar:

o Hipertrofi adenoid

o Celah langit

o Tumor nasofaring

o Peradangan

o Alergi

o Barotrauma

33

Page 34: Tuba Selesai

8. Penatalaksanaan :

o Manuver valsava dan Toynbee

o Obati penyebab (flu, sinusitis, infeksi telinga, alergi )

o Tunda perjalanan menggunakan pesawat atau menyelam

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilmu kesehatan penyelaman; Barotrauma hal.52-57; Penerbit

PT.Gramedia Jakarta; 2000

2. Empey DW, Medder KT. Nasal decongestants. Drugs. 1981 Jun;21 (6)

: 438-43. Pubmed PMID : 6166444FKUI: Buku ajar THT; Gangguan

fungsi tuba; Penerbit FKUI, edisi ke-enam; tahun 2007

3. Stoll D. Inflamatory acute rhinosinusitis. Presse Med. 2001 Dec 22-

29; 30 (39-40 pt 2) : 33-40. Review. French. Pubmed PMID :

11819910

4. Boeis, Adam ; Buku ajar penyakit THT; Embriologi, Anatomi dan

Fisiologi telinga; Penerbit ECG, edisi 6; tahun 1991

5. Price, Sylvia A, Wilson, Lorraine M. Patofisiologi konsep klinis proses

penyakit. Edisi ke-enam. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta,

2005 : 87-91

6. Alpen patel, MD ; Patologyous Eustachian Tube. Diakses tanggal 24

Oktober 2012. Diunduh dari :

http://www.emedicine.com/ENT/topic208.html

7. Johnson RW. Medical Encyclopedia. Adenoid Hypertrophy. Diakses

tanggal 24 oktober 2012. Diunduh dari:

http://www.HealthAto.com.br/otor/otor.html

8. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/

penanganan_bayi_celah_bibir_langit-langit.pdf

9. Soepardi EA, Iskandar N. Dalam : Karsinoma Nasofaring. Buku Ajar

THT. Edisi Kelima. Balai Penerbit FKUI. Jakarta, 2000 : 146-150

10. http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/

cegah.radang.telinga.tengah/001/001/229/203/-/4

34

Page 35: Tuba Selesai

11. Tanaka A, Ohashi Y, Kakinoki Y, Washio Y, Kishimoto K, Ohno Y,

Sugiura Y, Okamoto H, Nakai Y. Influence of allergic response on the

mucociliary system in Eustachian tube. Acta Otolaryngol Suppl.

1998;538:98-101. Pubmed PMID: 9879408.

35