Selesai Mi

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia adalah makluk ciptaan Allah yang misterius dan sangat menarik. Dikatakan misterius karena semakin dipelajari maka semakin terungkap betapa banyak hal-hal mengenai manusia yang belum terungkap dan dikatakan menarik karena manusia sebagai subjek sekaligus objek kajian yang tiada henti- hentinya terus dilakukan oleh manusia itu sendiri. Allah SWT adalah Tuhan semesta alam, tidak ada makluk ciptaan-Nya yang sia-sia. Manusia diciptakan dengan tujuan untuk patuh dan beribadah kepada-Nya, serta manusia menerima amanah dari Allah yang tersebut enggan diterima oleh langit, bumi dan gunung-gunung , seperti yang dijelaskan dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 dan Al Ahzab 72, yaitu : Adz Dzariyat ayat 56 56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Al Ahzab 72 1

description

iseng

Transcript of Selesai Mi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangManusia adalah makluk ciptaan Allah yang misterius dan sangat menarik. Dikatakan misterius karena semakin dipelajari maka semakin terungkap betapa banyak hal-hal mengenai manusia yang belum terungkap dan dikatakan menarik karena manusia sebagai subjek sekaligus objek kajian yang tiada henti-hentinya terus dilakukan oleh manusia itu sendiri. Allah SWT adalah Tuhan semesta alam, tidak ada makluk ciptaan-Nya yang sia-sia. Manusia diciptakan dengan tujuan untuk patuh dan beribadah kepada-Nya, serta manusia menerima amanah dari Allah yang tersebut enggan diterima oleh langit, bumi dan gunung-gunung , seperti yang dijelaskan dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 dan Al Ahzab 72, yaitu : Adz Dzariyat ayat 56((((( (((((((( (((((((( ((((((((( (((( ((((((((((((( ((((

56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.Al Ahzab 72

((((( ((((((((( ((((((((((( ((((( ((((((((((((( (((((((((( ((((((((((((( (((((((((( ((( ((((((((((((( (((((((((((( ((((((( ((((((((((( (((((((((( ( ((((((( ((((( (((((((( ((((((( (((( 72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,

[1233] Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.

Kemudian manusia juga merupakan makluk ciptaan Allah yang paling sempurna, seperti yang dijelaskan dalam surat At Tin ayat 4, yaitu :

(((((( ((((((((( (((((((((( (((( (((((((( ((((((((( (((

4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .

Manusia yang beriman tahu untuk apa dia diciptakan, tanggung jawab yang harus dilaksanakan dan akan memanfaatkan sebaik-baiknya rizki dan karunia yang telah Allah berikan. Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, makalah ini akan membahas mengenai hubungan manusia dengan Allah beserta perannya di muka bumi.

1.2 Tujuan PenulisanPembuatan makalah ini bertujuan untuk membahas dan mengetahui hubungan manusia dengan Allah beserta perannya di muka bumi.

1.3 Sistematika PenulisanPenulis mendapatkan data dan informasi yang diperlukan melalui metode observasi atau teknik studio kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, penulis juga menggunakan media informasi internet untuk mencari bahan dan sumber-sumber yang dibutuhkan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hubungan Manusia dengan Allah

Islam memandang manusia secara keseluruhan. Artinya, manusia bukanlah makhluk fisiologis yang hanya membutuhkan materi saja. Tetapi, manusia membutuhan berbagai kebutuhan lain selain kebutuhan di atas sebagaimana diungkapkan oleh Abraham Maslow dalam teori kebutuhan maslow:

1. aktualisasi

2. hargadiri

3. sosial

4. keamanan

5. kebutuhan fisiologis

Dari teori diatas sangatlah jelas kalau manusia membutuhkan aktualisasi diri. Namun, dalam islam teori tersebut masih mempunyai kekurangan yaitu wahyu. Semua kegiatan tanpa didasarkan pada wahyu dari Allah serta bersumber pada al-Quran dan assunnah. Jadi, janganlah kita berpikiran kalau uang adalah ujung tombak dari segala sesuatu. Tetapi, lihatlah manusia secara keseluruhan sesuai kebutuhannya.

Di dalam Al Quran dijelaskan bahwa manusia diciptakan dari saripati(air mani) yang berasal dati tanah, dimana sesuatu ini sangat hina. Sehingga, tidaklah pantas bagi manusia untuk menyombongkan diri karena manusia tercipta dari sesuatu yang hina. Selain itu, mereka diciptakan dalam bentuk yang berbeda-beda, ada yang berkulit putih dan ada yang hitam, ada yang kelopak matanya berbentuk sipit dan ada juga yang berbentuk lebar.

Allah meciptakan alam ini dengan segala kebesaran-Nya disertai dengan hukum-hukum-Nya. Sedangkan, manusia adalah pelaksana dari segala macam, bentuk yang telah Allah ciptakan pada dasarnya, manusia diciptakan ke dunia ini adalah sebagai khalifah. Sehingga dituntut untuk mengatur bumi dan isinya. Mengatur disini maksudnya adalah memandang manusia yang satu dengan yang lainnya sebagai makhluk sosial yang saling melengkapi.

Selain itu, Allah juga menetapkan hukum yang khusus bagi manusia yaitu hukum syariat islam. Hukum ini diantaranya membahas tentang hubungan Allah dan manusia dan hubungan manusia dengan manusia. Hukum ini bersumber pada al-quran dan sunnah.

Dalam surat Adz Dzariyat ayat 56, yaitu :

((((( (((((((( (((((((( ((((((((( (((( ((((((((((((( ((((

56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Ayat di atas menjelaskan bahwa posisi manusia adalah sebagai hamba Allah. Sedangkan Allah sebagai dzat pencipta yang harus disembah oleh hamba-Nya. Manusia yang baik adalah yang bisa memposisikan pada tempatnya.

Cara yang harus dilakukan oleh seorang hamba kepada Allah adalah menyucikan-Nya dengan bersyukur dan berdzikir. Sebaik-baiknya berdzikir adalah merenungkan ciptaan-Nya yang ada di bumi dan langit. Proses perenungan itu adalah berupa mengambil hikmah dari apa yang telah terjadi pada dirinya dan alam, serta mengambil pelajaran dari berbagai nabi dan tokoh terdahulu.

A. Manusia diciptakan untuk beribadah kepada AllahManusia dilahirkan ke dunia hanya membawa diri,tanpa bekal harta. Tidak bisa apa pun kecuali sedikit hal. Namun Allah memelihara dan merawat kita dengan menurunkan kasih sayang-Nya melalui orang lain. Kita memerlukan orang lain. Lalu bagaimana kita bisa melaksanakan tugas besar kita? Allah membekali kita dengan otak (akal pikiran dan nafsu). Itulah bekal terbesar kita. Dengan adanya bekal tersebut, manusia dapat menciptakan budaya, dimana budaya manusia terus berevolusi menuju budaya yang semakin maju dan kompleks.

Berulang kali di dalam Al Quran Allah memerintahkan kita untuk berpikir. Dengannya kita menjadi makhluk yang sempurna. Otak manusia memiliki kapasitas yang luar biasa, terbatas namun batasnya tidak diketahui. Einstein sang ilmuwan saja baru menggunakan sebagian kecil dari kemampuan otak yang sebenarnya. Dengan adanya akal pikiran ini manusia bisa memilih tindakan yang tepat bagi kehidupannya. Tindakan yang tepat ini tidak terlepas dari nilai-nilai agama, sehingga akal dan nafsu kita terarah dengan benar dan menjadikan kita sebagai orang sukses. Jika itu sudah kita lakukan maka kita benar-benar mencapai derajat yang tinggi sesuai dengan tujuan penciptaan diri kita yang sebenarnya oleh Allah. Namun jika tidak, kita tidak bisa mencapai kesempurnaan di dalam derajat kita yang sebenarnya. Derajat kita sangat rendah seperti setan atau lebih buruk dari binatang ternak.

Segala keperluan manusia di bumi ini telah disediakan oleh Allah, dan segalanya telah ditundukkan oleh Allah untuk kita. Apakah kita menganggap itu adalah sesuatu yang kecil? Semua itu adalah amanah yang besar untuk dikelola dan dipergunakan dengan baik. Setiap manusia adalah pemimpin, dan yang paling minim adalah memimpin diri sendiri. Bahkan, mengendalikan hawa nafsu termasuk jihad yang terbesar. Manusia memerlukan keseimbangan agar dengan adanya kelebihan berupa otak mereka tidak zalim dan sombong, dan dengan nafsu mereka tidak melampaui batas atau sewenang-wenang. Alam adalah kesatuan (sistem), bahkan tubuh kita saja merupakan suatu sistem. Jika ada satu anggota tubuh kita yang sakit maka seluruh tubuh akan sakit. Alam pun juga begitu, misalnya ada tetangga kita membuang sampah sembarangan di sungai dekat rumah, kita tidak mengingatkan maka kita juga akan kena dampaknya, seluruh rumah di sekitar sungai akan terendam banjir. Maka dari itu berusahalah untuk mencapai kesempurnaan hidup kita dengan berbuat yang terbaik di dalam segala hal sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Adz Dzariyat ayat 56, yaitu :

((((( (((((((( (((((((( ((((((((( (((( ((((((((((((( ((((

56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Berdasarkan ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, bukan kepada Tuhan selain Allah.

Kemudian Allah memperkuat fungsi dan tujuan ibadah ini dalam surat Al Bayyinah ayat 5 , yaitu :

(((((( (((((((((( (((( ((((((((((((( (((( ((((((((((( (((( ((((((((( (((((((((( (((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ( ((((((((( ((((( ((((((((((((( (((

5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.MAKRIFATULLAH: Mengenal Allah SWT, pada Zat-nya, pada Sifat-nya, pada Asma-nya dan pada Afal-nya.AWALUDIN MARIFATULLAH Artinya :Awal agama mengenal Allah.LAYASUL SHALAT ILLA BIN MARIFAT Artinya:Tidak sah shalat tanpa mengenal Allah.MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU Artinya:Barang siapa mengenal dirinya dia mengenal Tuhannya.ALASTU BIRAB BIKUM QOLU BALA SYAHIDNA Artinya:Bukankah aku ini Tuhanmu ? Betul engkau Tuhan kami,kami menjadi saksi.(QS.AL-ARAF 7:172)AL INSANNU SIRRI WA ANNA SIRRUHU Artinya:Manusia itu RahasiaKu dan akulah Rahasianya.WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUUN Artinya:Di dalam dirimu mengapa kamu tidak melihat.ANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ Artinya:Aku lebih dekat dari urat nadi lehermu.LAA TAK BUDU RABBANA LAM YARAH Artinya:Aku tidak akan menyembah Allah apabila aku tidak melihatnya terlebih dahulu.HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAHPada malam Ghaibul Ghaib iaitu dalam keadaan antah-berantah hanya Dzat semata. Belum ada awal dan belum ada akhir, belum ada bulan dan belum ada matahari, belum ada bintang belum ada sesuatupun. Malahan belum ada Tuhan yang bernama Allah, maka dalam keadaan ini, Diri yang punya Dzat tersebut telah mentajalikan diri-Nya untuk memuji diri-Nya.Lantas tajalilah Nur Allah dan kemudian tajali pula Nur Muhammad (Insan Kamil), yang pada peringkat ini dinamakan Anta Ana, (Kamu, Aku) , (Aku,Kamu),Ana Anta. Maka yang punya Dzat bertanya kepada Nur Muhammad dan sekalian Roh untuk menentukan kedudukan dan taraf hamba.Lantas ditanyakan kepada Nur Muhammad, Aku ini Tuhanmu? Maka dijawablah Nur Muhammad yang mewakili seluruh Roh, YaEngkau Tuhanku.Persaksian ini dengan jelas diterangkan dalam Al-Quran surat Al-Araf 7:172: ALASTU BIRAB BIKUM, QOOLU BALA SYAHIDNA.Artinya : Bukan aku ini Tuhanmu? Betul engkau Tuhan kami, Kami menjadi Saksi.Selepas pengakuan atau persumpahan Roh itu dilaksankan, maka bermulalah era baru di dalam perwujudan Allah SWT. Seperti firman Allah dalam Hadits Qudsi yang artinya :Aku suka mengenal diriku, lalu aku jadikan mahkluk ini dan aku perkenalkan diriku. Apa yang dimaksud dengan mahkluk ini ialah : Nur Muhammad sebab seluruh kejadian alam maya ini dijadikan daripada Nur Muhammad tujuan yang punya Dzat mentajalikan Nur Muhammad adalah untuk memperkenalkan diri-nya sendiri dengan diri Rahasianya sendiri. Maka diri Rahasianya itu adalah ditanggung dan diakui amanahnya oleh suatu kejadian yang bernama : Insan yang bertubuh diri bathin (Roh) dan diri bathin itulah diri manusia, atau Rohani.Firman Allah dalam hadis Qudsi:AL-INSAANU SIRRI WA-ANA SIRRUHUArtinya : Manusia itu RahasiaKu dan Akulah yang menjadi Rahasianya.Jadi yang dinamakan manusia itu ialah karena ia mengenal Rahsia.Dengan perkataan lain manusia itu mengandung Rahasia Allah.Karena manusia menanggung Rahasia Allah maka manusia harus berusaha mengenal dirinya, dan dengan mengenal dirinya manusia akan dapat mengenal Tuhannya, sehingga lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada Yang Punya Diri pada waktu dipanggil oleh Allah SWT. Iaitu tatkala berpisah Roh dengan jasad. (Tambahan Hajrikhusyuk: kembali kepada Allah harus selalu dilakukan semasa hidup, masih berjasad, contohnya dengan solat, kerana solat adalah mikraj oang mukmin atau dengan mati sebelum mati).Firman Allah An-Nisa 4:58: INNALLAHA YAK MARUKUM ANTU ABDUL AMANATI ILAAHLIHA. Artinya: Sesunggunya Allah memerintahkan kamu supaya memulangkan amanah kepada yang berhak menerimanya. (Allah).Hal tersebut di atas dipertegas lagi oleh Allah dalam Hadits Qudsi :MAN ARAFA NAFSAHU,FAQAT ARAFA RABAHU.Artinya : Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya.Dalam menawarkan tugas yang sangat berat ini, pernah ditawarkan Rahasia-nya itu kepada Langit, Bumi dan Gunung-gunung tetapi semuanya tidak sanggup menerimanya.Seperti firman Allah SWT Al Ahzab 33:72.INNA ARAT NAL AMATA, ALAS SAMAWATI WAL ARDI WAL JIBAL FA ABAINA ANYAH MILNAHA WA AS FAKNA MINHA,WAHAMA LAHAL INSANNU.Artinya : Sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi mereka enggan memikulnya dan merasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya.Oleh karena amanat (Rahasia Allah) telah diterima, maka adalah menjadi tanggung jawab manusia untuk menunaikan janjinya. Dengan kata lain tugas manusia adalah menjaga hubungannya dengan yang punya Rahasia.Setelah amanat (Rahasia Allah) diterima oleh manusia (diri Batin/Roh) untuk tujan inilah maka Adam dilahirkan untuk bagi memperbanyak diri, diri penanggung Rahasia dan berkembang dari satu abad ke satu abad, diri satu generasi ke satu generasi yang lain sampai alam ini mengalami KIAMAT DAN RAHASIA ITU KEMBALI KEPADA ALLAH.INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJIUN.Artinya : Kita berasal dari Allah, dan kembali kepada Allah.2.2 Peran Manusia di Muka Bumi

Sebagian manusia menyangka, bahwa kehidupan di dunia hanyalah sekedar menghabiskan waktu hidup saja. Berawal dari lahir kemudian tumbuh menjadi dewasa, kemudian menjadi tua, dan akhirnya mati untuk meninggalkan dunia. Mereka menghabiskan waktu hanya dengan makan, minum, tidur, bersenang-senang, dan melakukan hal yang sia-sia. Mereka menganggap tidak ada tujuan dari penciptaan manusia di dunia ini. Ini jelas merupakan kekeliruan yang sangat nyata yang ada di kehidupan masyarakat kita saat.

Manusia diciptakan oleh Allah bukan tanpa tujuan, melainkan ada maksud dari itu semua, di dalam Al Quran terdapat ayat-ayat yang menjelaskan maksud dari diciptakannya manusia dan peranya di muka bumi, antara lain :

A. Peran Manusia di Muka Bumi Sebagai KhalifahManusia dipilih oleh Allah sebagai penduduk bumi, tiada lain adalah sebagai khalifah. Hal ini ditegaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 30, yaitu :

(((((( ((((( (((((( (((((((((((((((( (((((( ((((((( ((( (((((((( ((((((((( ( ((((((((( (((((((((( (((((( ((( (((((((( (((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((( ( ((((( ((((((( (((((((( ((( (( ((((((((((( ((((

30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

B. Peran Manusia di Muka Bumi Sebagai Pengemban Amanah

Amanah secara bahasa berarti jujur, dapat dipercaya. Amanah menurut istilah adalah sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga agar sampai kepada yang berhak memilikinya, segala sesuatu yang diambil manfaatnya dengan ijin pemilik tidak mengambil sesuatu yang berlebihandan tidak mengurangi hak orang lain.Pada tujuan penciptaan manusia sebagai amanah, manusia sebagai hamba Allah yang telah diangkat sebagai khalifah di dunia, diserahi amanat untuk dengan ikhlas beribadah dan mengabdi kepada-Nya dengan menegakkan syariah Allah di dunia.

Sebagaimana firaman Allah dalam surat A Ahzab[33]::72:

((((( ((((((((( ((((((((((( ((((( ((((((((((((( (((((((((( ((((((((((((( (((((((((( ((( ((((((((((((( (((((((((((( ((((((( ((((((((((( (((((((((( ( ((((((( ((((( (((((((( ((((((( ((((

72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh,

[1233] Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.

Dan firman Allah dalam surat Al-Baqarah[2]:30 :

(((((( ((((( (((((( (((((((((((((((( (((((( ((((((( ((( (((((((( ((((((((( ( ((((((((( (((((((((( (((((( ((( (((((((( (((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((( ( ((((( ((((((( (((((((( ((( (( ((((((((((( ((((

30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Namun pada kenyataannya manusia tidak sepenuhnya menaati amanah yang telah diberikan dan mereka akan mendapatkan balasan.

C. Peran Manusia di muka bumiManusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di bandingkan dengan makhluk -makhluk lainnya,kesempurnaan manusia karena Allah telah menganugrahkanNya akal pikiran yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, begitulah Allah memuliakan manusia.Kalau saja kita diperkenankan memilih, tentu kita akan memilih hidup di syurga saja, tidak ada beban dan tidak ada tugas, nikmat sepanjang masa.Tetapi ketentuan Allah berlaku bagi ciptaanya. Manusia diciptakan dan ditentukan harus melalui proses perjalan hidup yang panjang dan berliku. Satu proses hidup yang harus dilalui adalah hidup di dunia. Mau jadi apa di dunia manusia harus berusaha. Posisi manusia ditentukan oleh pikirannya. Muhammad Al-Gozali menyatakan. Anda adalah hasil dari kreatifitas pemikiran anda. Baru nanti ditentukan di syurga atau di neraka, tergantung siapakah yang paling baik amalnya (ayyukum ahsanu amala). Mengapa harus hidup di dunia? karena Allah mempunyai maksud dan misi. Manusia diciptakan bukan untuk main-main. Allah berfirman dalam QS AL-MUMINUN ,23:115

(((((((((((((( ((((((( ((((((((((((( ((((((( (((((((((( ((((((((( (( ((((((((((( ((((( 115. Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? Atas dasar misi tersebut, Allah menilai manusia sejauh mana bisa mengimplementasikannya dalam bentuk tugas dan tanggung jawab. Dengan demikian, manusia telah mengambil peran yang pasti dalam hidup, sehingga tidak masuk kategori statemen Allah main-main.

Peran dan tugas pokok utama manusia di muka bumi adalah:

1. Manusia sebagai abid; artinya hamba Allah, sebagai hamba Allah dimuka bumi memiliki tugas untuk mengabdi atau beribadah kepadaNya. Sebagaimana firmannya Q.S.Adz Dzaariyat, 51: 56:

((((( (((((((( (((((((( ((((((((( (((( ((((((((((((( (((( 56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Dan firman Allah Q.S.Al Bayyinah ayat 5:

(((((( (((((((((( (((( ((((((((((((( (((( ((((((((((( (((( ((((((((( (((((((((( (((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ( ((((((((( ((((( ((((((((((((( ((( 5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

[1595] Lurus berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.

Semua kehidupan manusia bertumpu untuk mencerminkan kepercayaan Tauhid dalam hidup dan kehidupan manusia, dalam wujud dan bentuk bidup dan kehidupan yang semata - mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Dalam arti yang luas dan penuh, seperti makna pengertian ibadah dalam islam, ibadah adalah Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan mengamalkan yang di izinkan-Nya. Ibadah dibagi kedalam dua bagian, yaitu:

a. Ibadah khusus (makhdah) ialah apa yang telah ditetapkan Allah perinciannya, tingkah dan tatacaranya tertentu. Contoh shalat, zakat, puasa, haji.

b. ibadah umum (ghairo makhdah) ialah segala amalan yamg di izinkan oleh Allah SWT. termasuk segala aktivitas manusia mengandung unsur ibadah, bila diniatkan dengan ikhlas karena Allah SWT.

Hal ini tercermin dalam hidup kita,pada saat hendak melaksanakan shalat.Sesungguhnya shalatku ,ibadahku,hidupku,dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.Tiada sekutu bagiNya,dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama kali menyerahkan diri(kepada Allah.Q.S.Al Anaam 162-163.

(((( (((( ((((((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((( (( ((((( (((((((((((((( ((((( (( ((((((( ((((( ( ((((((((((( (((((((( (((((((( (((((( ((((((((((((((( ((((( 162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

163. tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

2. Manusia sebagai khalifah; artinya pemimpindi muka bumi.

Bila direnungkan dengan mata batin yang mendalam, kemudian dipakai daya nalar dengan pikiran yang tajam, akan disadari betapa kehadiran manusia di muka bumi ini bukanlah atas kemauan sendiri, melainkan merupakan kreasi terindah dari Al Khalik. Manusia dilahirkan sebagai khalifah, yang harus mampu mengubah dunia menjadi Alam abdiyah yang terang benderang karena peran manusia sebagai rahmatan lil alamin.

Kehadiran manusia dimuka bumi harus memberi manfaat bagi lingkungan, menjadi regulator, memberi kesejukan dan menyejukan arah kehidupan yang terang benderang (Q.S. Al Ahzab,33 : 46).

(((((((((( ((((( (((( ((((((((((( (((((((((( (((((((( (((( 46. dan untuk Jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk Jadi cahaya yang menerangi.

Allah SWT menciptakan langit dan bumi bukan tanpa maksud (iradah). Diciptakan bumi dan isinya untuk manusia. Bagaimana manusia mampu mengelola dan mendapatkan manfaat, di situlah letaknya tantangan bagi manusia. Ketika seseorang mampu menyelesaikan tantangan dan merobah sesuatu menjadi lebih baik serta melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan umat manusia, maka dialah yang layak mendapatkan penilaian terbaik dari Allah sebagaimana dalam Q.S.Al Kahfi, 18: 7, yaitu :

((((( ((((((((( ((( ((((( (((((((( ((((((( ((((( (((((((((((((( (((((((( (((((((( (((((( ((( 7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

Agama islam berisi ajaran yang mendorong dan membangkitkan semangat inovatif bagi pemeluknya. Mengubah yang statis menjadi dinamis, terus bergerak maju memberantas kebodohan dan mengikis keterbelakangan. Karena itu seorang muslimyang berhasil dan sukses bukanlah mereka yang sanggup memikul tanggung jawab kepada keluarga semata. Muslim yang sukses adalah orang yang hidupnya produktif, mampu menggerakan lingkungan tempat tinggalnya untuk maju, dan keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat/lingkungan (rahmatan lil alamin).

Tidak ada amal yang patut diacungi jempol di dunia, selain sikap tanggap dan cepat bertindak di saat orang lain memerlukan pertolongan. Tidak ada pekerjaan yang bisa menyelamatkan dan dibanggakan di akhirat kecuali pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas. Responsif adalah ciri khas dari akhlak Rasulullah. Keteladanan dan langsung turun kebawah adalahkepribadian Rasullulah. Pepatah menyatakan: Lisanul haali afshahu min lisaanil maqaal (berbuat nyata lebih membekas di hati daripada kata -kata). Beliau sangat tegas terhadap penyimpangan, tetapi disampaikan dengan santun dan dengan tutur kata yang lemah lembut. Beliau penuh kasih sayang terhadap sesama, memberikan pujian kepada orang yang berprestasi dan berbuat baik, mencela orang yang berbuat aib dan merusak tatanan.

Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi mempunyai tugas menjaga keseimbangan dan ekosistemnya,tidak boleh membiarkan terjadinya kerusakan dan kehancuran.

Sebagai pemakmur,manusia dalam melaksanakan tugasnya.perlu pengenalan dan penguasaan ilmu pengetahuan berupa :

a. Mengenal bumi yang menjadi lingkungan wilayah yuridisnya.

b. Mengenal dan menggali rahasia-rahasia alam dan hukum yang ada di balik alam (takdir) dan hukumAllah yang tersembunyi (sunatullah).

c. Menjaga dan memelihara bumi dari kerusakan termasuk pencemaran lingkungan.Sebagai khalifah ,manusia bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup di muka bumi.Oleh karena itu setiap manusia agar tidak kehilangan jati dirinya wajib menyingsingkan lengan untuk mengelola, memakmurkan bumi sekaligus melestarikannya.Firman Allah dalam surat Hud ayat 61, yaitu : ( (((((((( ((((((( ((((((((( (((((((( ( ((((( ((((((((( ((((((((((( (((( ((( ((((( ((((( ((((((( ((((((((( ( (((( (((((((((( ((((( (((((((( (((((((((((((((((( (((((( ((((((((((((((((( (((( ((((((((( (((((((( ( (((( (((((( ((((((( ((((((( ((((

61. dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."

[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Manusia adalah makhluk paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainnya. Kesempurnaan tersebut dimiliki manusia karena manusia dianugerahi akal dan nafsu. Dengan dua unsur tersebut, maka akan terdapat beberapa identitas yang melekat pada diri manusia, di antaranya yaitu sebagai hamba (hubungan manusia dengan Allah), sebagai makhluk sosial (hubungan manusia dengan sesama), serta sebagai khalifah (hubungan manusia dengan alam.

Hubungan manusia dengan Allah, yaitu sebagai hamba, maka manusia wajib beribadah kepada Allah sepanjang hidupnya, karena semua yang dilakukan manusia akan dipertanggungjawabkan di kemudian hari. Dalam hal ini ibadah memiliki dua dimensi yaitu itu ibadah yang bersifat mahdhah (vertikal), maupun ibadah yang bersifat ghairu mahdhah (horizontal).

Selain sebagai makhluk individu yang diwajibkan menjalankan ibadah kepada Allah, manusia juga sebagai makhluk sosial. Dimana manusia hidup selalu membutuhkan orang lain. Manusia hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian, maka manusia haruslah memiliki akhlak yang baik, saling menolong dan menyayangi sesama manusia.

Demikian pula dengan alam, selain menjalin hubungan baik dengan Sang Pencipta dan sesama manusia, manusia juga memiliki amanah sebagai khalifah di bumi, dimana manusia diberi kemuliaan untuk mengelola dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di bumi, tentu dengan tidak mengabaikan kaidah-kaidah pemanfaatan sumber daya.

1