Triwulan IV-2009apidki-jakarta.weebly.com/uploads/4/2/6/8/4268839/... · 2018. 9. 6. · Triwulan...
Transcript of Triwulan IV-2009apidki-jakarta.weebly.com/uploads/4/2/6/8/4268839/... · 2018. 9. 6. · Triwulan...
Triwulan IV-2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 17
BOKS – I
Penerapan ASEAN China Free Trade Agreement (AC-FTA) dan
Implikasinya Ke Jakarta
Kerjasama ASEAN-China telah dimulai sejak tahun 2002 dengan
tujuan kerjasama pengembangan ekonomi kedua kawasan. AC-
FTA dimulai dengan penandatanganan kerangka persetujuan
Comprehensive Economic Cooperation oleh Kepala negara ASEAN dan
China di Pnom Penh, Vietnam pada 4 November 2002. Kesepakatan AC-
FTA bertujuan untuk membentuk perdagangan melalui kesepakatan
penurunan tarif bea masuk komoditas perdagangan antara ASEAN dan
China secara bertahap sampai dengan berlakunya perdagangan bebas.
Guna mengimplementasikan kesepakatan AC-FTA, Pemerintah Indonesia
telah meratifikasi kerangka persetujuan AC-FTA melalui Kepres
No.48/2004 (15 Juni 2004). Hingga saat ini setidaknya telah dikeluarkan
2 SK Menteri Keuangan (SK Menkeu No.355/KMK/01/2004 dan SK
Menkeu No.356/KMK/01/2004) dan 5 Peraturan Menteri Keuangan
untuk mengatur tarif bea masuk barang (terakhir Permenkeu No.
235/PMK.011/2008) (tabel A-1).
Tabel A-1. Kondisi Sekarang (berdasarkan Permenkeu No. 235/PMK.011/2008)
Keterangan: A = Pertanian G = Hasil Hutan & Perkebunan M = Aneka B = Kelautan & Perikanan H = Kimia Hulu N = Alat Angkut C = Energi & Sumber Daya Mineral I = Kimia Hilir O = Elektronika D = Pengawasan Obat & Makanan J = Logam P = Maritim E = Kehutanan K = Mesin Q = Kerajinan F = Makanan & Minuman L = Tekstil & Produk Tekstil
Berdasarkan AC-FTA, terdapat bea masuk barang dari 8.910
barang8 yang akan diturunkan secara bertahap (tabel A-2). Pada
tahap awal, pembebasan bea masuk dilakukan pada sekitar 25,58% dari
total jumlah barang, dan pada tahun 2010 akan dibebaskan hingga
83,61% dari keseluruhan barang. Ditahap awal (Early Harvest Program),
Pembebasan bea masuk terutama dilakukan atas barang dari sektor
pertanian.
8 Sesuai nomor Harmonized System 10 digit
A B C D E F G H I J K L M N O P Q
1 EHP 1 343 182 20 545
2 EHP 2 2 35 1 1 9 48
3 NT – I 185 9 186 123 114 411 299 749 405 764 1,245 838 302 166 723 49 114 6,682Normal Track1 : bea masuknya mulai diturunkan/dihapuskan sejak tanggal 20 Juli 2005 dan akan menjadi 0% pada 01 Januari 2010
4 NT – II 1 6 3 19 16 14 117 66 14 107 41 48 6 16 474Normal Track2 : bea masuknya akan diturunkan/dihapuskan menjadi 0% pada tahun 2012
5 ST 1 4 15 85 152 119 13 73 22 128 23 7 642Sensitive Track : penurunan/penghapusan tarif bea masuknya hingga 0% ‐ 20% akan dilakukan pada tahun 2012 s/d 2017, dan 0% ‐ 5% tahun 2018
6 HST 20 4 4 15 2 206 251Highly Sensitive Track : penurunan/penghapusan tarif bea masuknya hingga menjadi 0% ‐ 50% dilakukan mulai pada tahun 2015
Keterangan
Early Harvest Programme) : bea masuknya telah diturunkan/dihapuskan menjadi 0% sejak tanggal 01 Januari 2004 s/d 01 Januari 2006
No. Kategori
Sektor IndustriJml Per Kategori
Pos Tarif
Triwulan IV-2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta
18
Tabel A-2. Struktur Tarif AC-FTA
Sumber: Kemendag, 2010
Berdasarkan jenis barang yang diimpor dari China dan ASEAN,
sebagian besar berupa bahan baku. Dari keseluruhan impor dari
China yang berupa bahan baku sekitar 62%, sementara impor ASEAN
yang berupa bahan baku sekitar 60%. Bahan baku yang diimpor berupa
bahan setengah jadi (processed) berupa makanan olahan, plastik, kimia
organik, besi baja, kapas, produk tekstil dan lainnya; serta aksesoris
transportasi berupa mesin, elektronik, besi baja, dan kain penutup jok.
Perkembangan impor bahan baku dari China dan ASEAN mengalami
peningkatan paska penerapan AC-FTA (grafik A-1 dan A-2).
Grafik A-1. Perkembangan Impor dari ASEAN Berdasarkan BEC
Grafik A-2. Perkembangan Impor dari
China Berdasarkan BEC
Dampak penerapan AC-FTA, porsi impor Jakarta dari China dan
ASEAN semakin meningkat (grafik A-3). Sejak Oktober 2005,
terdapat kecenderungan kenaikan impor oleh Jakarta terhadap
komoditas buah-buahan dari China, dengan proporsi impor buah-
buahan Jakarta dari China sekitar 51% terhadap impor buah dari semua
negara. Barang utama lainnya yang banyak diimpor Jakarta dari China
berupa mesin aplikasi (porsi 20% dari total impor mesin aplikasi dari
semua negara) dan elektonik (porsi 40% dari total impor elektronik dari
semua negara), dan produk tekstil (porsi 10-60% dari total impor
elektronik dari semua negara). Sementara dari ASEAN berupa mesin
aplikasi (porsi 22% dari total impor mesin aplikasi dari semua negara),
JUMLAH POS TARIF
PERSENTASEJUMLAH POS
TARIFPERSENTASE
JUMLAH POS TARIF
PERSENTASEJUMLAH POS
TARIFPERSENTASE
JUMLAH POS TARIF
PERSENTASEJUMLAH POS
TARIFPERSENTASE
JUMLAH POS TARIF
PERSENTASEJUMLAH POS
TARIFPERSENTASE
0% 2857 25.58% 2864 25.63% 2639 30.22% 2639 30.20% 5709 65.34% 7306 83.61% 7306 83.61% 7778 89.01%
5% 3893 34.85% 3888 34.80% 3218 36.85% 3219 36.84% 2219 25.39% 622 7.12% 622 7.12% 150 1.72%
7.5% 86 0.98% 85 0.97% 33 0.38% 33 0.38% 33 0.38% 33 0.38%
8% 1850 21.19% 1866 21.36% 3 0.03% 3 0.03% 3 0.03% 3 0.03%
10% 1702 15.24% 1702 15.23% 131 1.50% 131 1.50% 95 1.09% 95 1.09% 95 1.09% 95 1.09%
12% 90 1.03% 90 1.03% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
12.5% 18 0.16% 18 0.16% 48 0.55% 48 0.55% 48 0.55% 48 0.55% 48 0.55% 48 0.55%
15% 1537 13.76% 1537 13.76% 315 3.61% 304 3.48% 278 3.18% 278 3.18% 278 3.18% 278 3.18%
20% 269 2.41% 269 2.41% 126 1.44% 123 1.41% 123 1.41% 123 1.41% 123 1.41% 123 1.41%
25% 318 2.85% 318 2.85% 20 0.23% 20 0.23% 19 0.22% 19 0.22% 19 0.22% 19 0.22%
30% 39 0.35% 39 0.35% 39 0.45% 39 0.45% 39 0.45% 39 0.45% 39 0.45% 39 0.45%
>30% : 538 4.82% 538 4.82% 170 1.95% 173 1.98% 172 1.97% 172 1.97% 172 1.97% 172 1.97%
TOTAL 11171 100.00% 11173 100.00% 8732 100.00% 8737 100.00% 8738 100.00% 8738 100.00% 8738 100.00% 8738 100.00%
BEA MASUK RATA‐RATA
2012
2.92% 2.92% 2.65%9.57% 9.49% 6.38% 6.38% 3.83%
TAHUNTARIF BEA MASUK
20102009 2008200720062005 2011
0
100
200
300
400
500
600
1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jutaan USD
Impor dari ASEAN
Konsumsi Bahan Baku Modal
penerapan AC‐FTA
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jutaan USD
Impor dari China
Konsumsi Bahan Baku Modal
penerapan AC‐FTA
Triwulan IV-2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta 19
kendaraan bermotor (porsi 38% dari total impor kendaraan bermotor
dari semua negara), dan produk tekstil (porsi 5-50% dari total impor
elektronik dari semua negara). Bea masuk untuk produk pertanian
sebagian sudah bebas sejak tahun 2004 dan hampir semuanya bebas
pada 2010. Sementara produk tekstil, mesin, dan elektronika akan bebas
bertahap mulai 2010 hingga 2018 (tabel A-1).
Grafik A-3. Porsi Impor dari ASEAN dan China
Grafik A-4. Perkembangan Impor dari ASEAN Berdasarkan SITC
Grafik A-5. Perkembangan Impor dari China Berdasarkan SITC
Meningkatnya impor produk China dan Asean menjadi
kekhawatiran terhadap eksistensi sektor UMKM. Berdasarkan
statistik BPS, jumlah usaha kecil dan rumah tangga semakin berkurang
(grafik A-5). Berdasarkan Subdin Koperasi Usaha Kecil Menengah dan
Perdagangan beberapa kendala yang dihadapi UMKM diantaranya tidak
memiliki akses ke luar negeri dan kurangnya promosi ke luar negeri
sehingga masih minimnya jumlah UKM yang mengirim produknya ke
luar negeri; masih minimnya anggaran yang dimiliki para perajin UKM;
dan pengerjaan masih manual.
Grafik A-6. Perkembangan Jumlah Industri
Sumber : BPS (2009), diolah
44.03 40.5139.87
39.69 38.09 37.31 32.10 31.32 32.93 31.97
10.07 12.56 13.42 17.08 17.46 19.2320.76 21.91 20.84 20.25
6.05 6.54 8.66 9.54 11.39 11.74 14.58 15.61 16.57 18.75
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
C. R.R.C ASEAN OTHER ASIA EUROPE AUSTRALIA AMERICA AFRICA
01002003004005006007008009001,000
0102030405060708090
100
13 57 91113 57 91113 57 911135 79111 35 79111 35 79111 35 79111 35 79111 35 7911
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
juta USDjuta USDImpor dari ASEAN
Pertanian Pertambangan Industri (rhs)
penerapan AC‐FTA
0
100
200
300
400
500
600
700
800
0
10
20
30
40
50
60
135 79111 3 57 91113 57 9111 35 79111 35 791113 57 91113 5 79111 35 79111 3 57 911
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
juta USDjuta USDImpor dari China
Pertanian Pertambangan Industri (rhs)
penerapan AC‐FTA
71,301 77,205
78,621 69,352 66,178
819,520 834,327
1,127,596 1,117,911 1,087,489
‐
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
‐
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
2004 2005 2006 2007 2008*
Besar dan Medium Kecil Rumah Tangga
Triwulan IV-2009
Kajian Ekonomi Regional Jakarta
20
Pemerintah akan menerapkan kebijakan tarif dan nontarif untuk
mengantisipasi dampak negatif AC-FTA. Kebijakan tarif diantaranya
penundaan beberapa sektor yang diperkirakan dapat menggangu
industri nasional. Sebanyak 228 pos tarif diusulkan akan ditunda
penerapannya, antara lain:
1. Sebanyak 146 pos tarif Normal Track 1 (NT 1) yang harus 0% pada
2010 diusulkan menjadi Normal Track 2 (NT 2) atau menjadi 0%
pada tahun 2012.
2. Sebanyak 60 pos tarif Normal Track 1 (NT 1) yang harus 0% pada
tahun 2010 diusulkan menjadi sensitive list (SL) atau 0%-5% pada
tahun 2018.
3. Sebanyak 22 pos tarif yang sudah 0% dalam AC-FTA 2009 dinaikan
menjadi 5% dan dimasukan dalam katagori sensitive list (SL) atau
0%-5% pada tahun 2018.
Sementara kebijakan non-tarif yang akan dimaksimalkan antara lain :
1. Produk yang beredar wajib:
• Menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI)
• Menggunakan label halal
• Menggunakan label berbahasa Indonesia
2. Pengetatan pengawasan impor produk manufaktur di enam
pelabuhan besar (Pengetatan izin importir terdaftar + Pemberdayaan
kinerja Bea dan Cukai)
3. Penanganan Unfair Trade : Anti Dumping, Safeguard
4. Harmonisasi tarif, terutama bagi produk yang bahan bakunya masih
masuk dalam HSL (high sensivity list) seperti gula, beras, jagung, dan
kedelai. Harmonisasi tarif agar bea masuk impor barang jadi lebih
besar dari bahan baku (gula vs permen)