Tradisi Sangkolan Di Kalangan Masyarakat Desa Bunten Barat Kec. Ketapang Kab. Sampang Madura

2
TRADISI SANGKOLAN DI KALANGAN MASYARAKAT DESA BUNTEN BARAT KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG MADURA SKRIPSI Diajukan oleh: Walidul Umam 04210076 JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009

description

Abstrak Skripsi : Analisis deskriptif tentang pembagian waris ala orang madura, yang di sebut Sangkolan

Transcript of Tradisi Sangkolan Di Kalangan Masyarakat Desa Bunten Barat Kec. Ketapang Kab. Sampang Madura

Page 1: Tradisi Sangkolan Di Kalangan Masyarakat Desa Bunten Barat Kec. Ketapang Kab. Sampang Madura

TRADISI SANGKOLAN DI KALANGAN MASYARAKAT

DESA BUNTEN BARAT KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN

SAMPANG MADURA

SKRIPSI

Diajukan oleh:

Walidul Umam

04210076

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2009

Page 2: Tradisi Sangkolan Di Kalangan Masyarakat Desa Bunten Barat Kec. Ketapang Kab. Sampang Madura

ABSTRAK

Umam, Walidul, NIM : 04210076, Tradisi Sangkolan di Kalangan Masyarakat Desa Bunten Barat Kec. Ketapang Kab. Sampang Madura. Skripsi, Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah, Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing : Drs. M. Nur Yasin, M.Ag.

Kata Kunci: Tradisi Sangkolan, Waris, dan Hibah.

Dalam masyarakat Madura yang dikenal fanatik terhadap agamanya yaitu Islam, mempunyai tradisi unik dalam membagi harta warisan mereka kepada ahli warisnya sebelum pewaris meninggal dunia atau dengan kata lain harta tersebut dihibahkan kepada ahli warisnya tanpa kadar tertentu. Orang Madura menyebut praktik ini dengan nama sangkolan. Tradisi ini secara turun temurun telah dilakukan dan dipraktikan dalam masyarakat Madura secara luas termasuk di Desa Bunten Barat Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampang Madura yang menjadi objek penelitian ini.

Secara teoritik dalam prinsip-prinsip dasar dan umum syari'at Islam terdapat kemudahan (al-yusru wa al-taisir), toleransi dan keseimbangan (al-taasamuh wa al-i'tidal) dan menghindari kesulitan dan kesempitan dalam ketentuan hukum syari'ah ('adamu al-haraj). Salah satu hal yang diatur dalam syari'at Islam adalah hukum waris. Syariat Islam menetapkan dengan bentuk yang sangat teratur dan adil. Bahkan berkenanan dengan syari'at yang terkait dengan waris merupakan hal yang paling detail diatur oleh al-Qur'an dan al-Hadist.

Penelitian ini difokuskan pada hukum yang berlaku di masyarakat (living law), dengan memperhatikan bagaimana penerapan hukum kewarisan (tradisi sangkolan) di masyarakat Desa Bunten Barat Kec. Ketapang Kab. Sampang Madura, serta menganalisisnya. Disamping itu tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui cara, bentuk, model, macam-macam tradisi sangkolan, serta untuk mengetahui mengapa sangkolan tetap dipraktikkan secara terus menerus di desa ini pada khususnya. Dengan melibatkan para ustadz, tokoh masyarakat, dan Kyai, data penelitian ini dapat terkumpul dengan metode observasi langsung dan wawancara bebas terpimpin. Sedangkan teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif-kualitatif yang dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data sampai usa.

Secara deskriptif hasil penelitian ini menunjukan bahwa sangkolan sebagai salah satu cara pembagian harta waris yang dilakukan oleh masyarakat Madura merupakan cara yang telah dilakukan secara turun-temurun dengan berbagaimacam pemahaman dan praktek yang berbeda dari setiap kelompok strata sosial yang ada di Madura. Adanya kompromi atas pembagian waris Islam dengan budaya lokal begitu kental menyebabkan sangkolan terus dipraktekkan sebagai salah satu pembagian harta waris dan dianggap paling aman dan adil.

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi awal bagi para akademisi untuk penelitian selanjutnya dan menjadi alternatif dalam mempraktikan sangkolan secara terstruktur, sehingga dapat meminimalisir sengketa dalam sangkolan tersebut.