OReng Sampang

40
OReng Sampang Media Informasi Sampang Madura Online untuk Wisata, Komunitas, Berita, Video, Musik, Travel, dan Kuliner Madura,Jawa timur,Indonesia Wanita dan Sifat Orang Madura Wednesday, March 02, 2011 2:07 AM Catatan VOC Daghregister tanggal 15 September 1624 "Orang Madura nyatanya bukan hanya laki-laki yang ikut berperang, akan tetapi perempuan pun ikut berperang dan peperangan tersebut tidak kalah dari laki-laki. Apabila ada laiki-laki yang luka dibagian punggungnya, maka oleh tentara wanita dibunuh sekalian, sebab dibagian punggung tersebut menunjukkan laki-laki tersebut melarikan diri dari peperangan yang kemudian dikejar oleh musuh sampai berhasil dilukai. Akan tetapi lukanya dibagian depan, maka oleh para wanita madura segera di obati, karena luka yang demikian menunjukkan bahwa luka yang diakibatkan dari pertempuran yang berhadap-hadapan. " Dari penggalan-penggalan kalimat tersebut, memberikan gambaran bagaimana wanita Madura sangat berperan dalam membantu keberhasilan perjuangan kaum laki-laki. Disamping itu, para wanita Madura berperan besar dalam membangun karakter kaum laki-laki Madura sebagai pejuang

Transcript of OReng Sampang

Page 1: OReng Sampang

OReng Sampang

Media Informasi Sampang Madura Online untuk Wisata, Komunitas, Berita, Video, Musik, Travel, dan Kuliner Madura,Jawa timur,Indonesia

Wanita dan Sifat Orang Madura

Wednesday, March 02, 2011 2:07 AM

Catatan VOC Daghregister tanggal 15 September 1624 "Orang Madura nyatanya bukan hanya laki-laki yang ikut berperang, akan tetapi perempuan pun ikut berperang dan peperangan tersebut tidak kalah dari laki-laki. Apabila ada laiki-laki yang luka dibagian punggungnya, maka oleh tentara wanita dibunuh sekalian, sebab dibagian punggung tersebut menunjukkan laki-laki tersebut melarikan diri dari peperangan yang kemudian dikejar oleh musuh sampai berhasil dilukai. Akan tetapi lukanya dibagian depan, maka oleh para wanita madura segera di obati, karena luka yang demikian menunjukkan bahwa luka yang diakibatkan dari pertempuran yang berhadap-hadapan. "

Dari penggalan-penggalan kalimat tersebut, memberikan gambaran bagaimana wanita Madura sangat berperan dalam membantu keberhasilan perjuangan kaum laki-laki. Disamping itu, para wanita Madura berperan besar dalam membangun karakter kaum laki-laki Madura sebagai pejuang yang tangguh, pantang menyerah dan berjiwa kesatria dalam membela kehormatan dan kedaulatan bangsa dan negaranya.

Nilai-nilai inilah yang senantiasa diturunkan dari generasi ke generasi dan karakter tersebut tetap berlanjut dan menjadi bagian integral dalam prinsip-prinsip hidup masyarakat Madura hingga saat ini.

Dengan demikian, dapat ditarik suatu garis tegas bahwa peran wanita Madura memiliki peran setara dengan kaum lelakinya, baik dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam peperangan sekalipun. Bahkan dalam konteks-konteks tertentu peran wanita Madura terlihat sangat keras dan sangat menentukan

Page 2: OReng Sampang

keberhasilan kaum laki-laki, tanpa mengesampingkan posisi laki-laki sebagai pemimpin dan pelindung kehormatan wanita.

Keberadaan Belanda di Madura tentu saja menggangu kedaulatan masyarakat Madura yang waktu itu telah memiliki pemerintahan sendiri. Jadi pada saat itu Madura telah mampu menentukan nasibnya sendiri sebagai bangsa yang mandiri.

Bahasa Madura :

Neng taon 1831 Madhura mabada bharisan se e nyamae Corp Bharisan. Corp Bharisan jareya kaangguy makowat pamarentaan e Madhura, se nyatanah Mhadura la andhi' pamarentaan dhibi', artena Pamarentaan Hindia Belandha ta' noro' ngorose pa-apa se patot elakone ra'yat ban pangraja Madhura.

Bahasa Indonesia :

Pada tahun 1831 Madura membentuk barisan yang diberi nama Corp Barisan. Corp Barisan ini memperkuat pemerintahan Madura, yang sesungguhnya Madura sudah punya pemerintahan sendiri, arinya Pemerintah Hindia Belanda tidak boleh ikut campur terhadap apa saja yang pantas dilakukan oleh rakyat dan para tokoh-tokoh rakyat Madura.

Dari kalimat tersebut dapat dikatakan bahwa sudah sejak zaman dahulu ( baca : jauh sebelum Republik Indonesia Merdeka ) Madura telah menjadi suatu negara yang merdeka dan menerapkan prinsip-prinsip otonomi bagi masyarakatnya. Dengan demikian, menganut prinsip berdiri di atas kekuatan sendiri, yang berhak mengatur dan menentukan nasibnya.

Namun demikian, masyarakat Madura juga menganut prinsip terbuka, menghargai eksitensi dan kedaulatan bangsa lain dan bekerja sama secara proporsional dengan bangsa manapun di dunia ini, tanpa saling intervensi satu dengan yang lainnya. Hal ini terbukti dalam sejarah, walaupun masyarakat Madura memiliki kemampuan dalam pertempuran namun tetap tidak melakukan invasi ke wilayah kekuasaan ( Baca : Kerajaan ) lain. Bahkan sebaliknya para tentara Madura sering dimintai bantuan dalam pertempuran pada jaman Singosari, Majapahit, pertempuran ke Batavia pada jaman pemerintah Islam dibawah pimpinan Raden Fatah, hingga jaman perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Hal ini emberikan gambaran bahwa masyarakat Madura sangat menghargai kedaulatan bangsa lain.

Jauh sebelum masa Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Masyarakat Madura pernah diminta bantuan oleh Mataram untuk menghadapi Bupati Blambangan yang ingin memberontak terhadap kekuasaan

Page 3: OReng Sampang

Mataram. Perlu diketahui, bahwa kerajaan Mataram pernah menjajah Madura, namun karena Mataram meminta bantuan kepada Madura yang pada saat itu dipimpin oleh Bupati Raden Bugan yang kemudian diberi gelar Tumenggung Yudonegara yang berkedudukan di Sumenep Madura. Maka, permintaan Mataram dipenuhi dengan tangan terbuka.

Bahasa Madura :

Mala Mataram e budi are e jhaman saellana jariya lajhu mintah bhantoan Tumenggung Yudonegara kaangguy matellok Bhupate Blambangan se moale onga' alaban Mataram. Sakejje' bhai Bhupate Blambangan. Mela dari jhareya bi' Mataram lajhu e berri'i jhejhuluk Macan Wulung.

Bahasa Indonesia :

Bahkan di belakang hari pada jaman setelah itu, Mataram meminta bantuan kepada Tumenggung Yudonegara untuk menaklukkan Bupati Blambangan, yang mulai menampkkan diri ingin memberontak melawan Mataram. dalam waktu yang relatif singkat Tumenggung Yudonegara dan para prajuritnya berhasil menaklukkan Blambangan. Maka dari itu, Tumenggung Yudonegara oleh Mataram diberi gelar Macan Wulung.

Dalam prinsip masyarakat Madura, Semua bangsa di dunia ini adalah Saudara, dan wajib memberikan pertolongan apabila ada seseorang yang memerlukan bantuan. Bagi masyarakat Madura, Apabila ada seseorang yang membutuhkan bantuan dan percaya penuh pada masyarakat Madura, ini di ibaratkan lebih dekat dari saudara kandungnya sendiri. Bahkan masyarakat Madura rela mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk membela kehormatan orang yang meminta tolong dan percaya padanya.

Note :

Bangga ku menjadi Orang Madura

Sumber : http://bagianjawatimur.blogspot.com/

NASI KOBEL

Sunday, February 06, 2011 7:28 AM

Page 4: OReng Sampang

Penganan ini bisa anda jumpai di daerah - daerah pesisir Kota Sampang khususnya di daerah Camplong. Nasi ini awalnya adalah bekal yang dibuatkan para istri - istri nelayan masyarakat setempat ketika mereka pergi melaut, menunya sangat sederhana hanya beberapa ikan laut, tahu, sambal kelapa dan sambel khas madura " Buje Cabbih " dalam bahasa Indonesia adalah Garam dan Cabe di tempatkan di dalam rantang ataupun di bungkus dengan daun pisang, nah kemudian dari kebiasan inilah masyarakat setempat sekarang mengolahnya lebih variatif dan mulai dikenal ke luar daerah sehingga menjadi lebih konsumtif bahkan sudah memiliki beberapa pelanggan tetap dari dalam ataupun luar daerah. Kata KOBEL sendiri menurut masyarakat setempat diambil dari bahasa Madura " KORANG ABELIH " yang artinya kalau kurang kembali atau lebih jelasnya kalau anda kurang boleh kembali. Jika anda menuju arah Pamekasan, mulai dari Pantai Camplong hingga ke arah timur Pasar Camplong anda akan menjumpai warung - warung kecil penjual Nasi Kobel di pinggir - pinggir jalan dan sebagian lagi memilih berada di dalam perkampungan penduduk mereka biasanya berjualan mulai jam 2 siang sampai menjelang subuh sembari menunggu nelayan - nelayan setempat pulang melaut.

Ada yang khas dan unik dari kuliner ini yaitu sambal kelapanya, Jika biasanya di sangrai atau di kukus disini sambal kelapanya di panggang / dipepes bersama potongan tanah liat biasanya menggunakan pecahan cobek atau gentong kebayang rasanya gimana ? susah jelasinnya yang saya tau rasa dan aroma sambal kelapanya unik, ikan tongkol masak bali menjadi lauk wajib selebihnya hanya lauk pendamping dengan hanya 3 - 6 ribu rupiah anda sudah bisa menikmatinya plus pemandangan kampung nelayan dan pantai camplong yang menyejukkan mata. Kalau di Bangkalan ada kuliner Nasi Serpang dengan Full Seafood dan bumbu kuahnya yang khas kami disini punya Nasi Kobel yang tak kalah nikmatnya, menarik untuk dicoba jika kebetulan anda singgah di Kota Sampang atau sekedar berbagi pengalaman kuliner dengan daerah lain

Sumber : http://kenapajuga.blogspot.com

Celurit dan Harga Diri

Sunday, January 23, 2011 2:11 AM

“Lakona daging bisa ejai’, lokana ate tada’ tmbana kajaba ngero’ dara”

(Daging yang terluka masih bisa dijahit, tapi jika hati yang terluka tidak ada obatnya kecuali minum darah)

Carok selalu diidentikkan dengan harga diri, kekerasan, celurit, pembunuhan, dan laki-laki dewasa. Anggapan orang pada umumnya yang belum mengerti apa hakikat carok yang sebenarnya mungkin

Page 5: OReng Sampang

kurang lebih akan berpandangan seperti itu. Memang, tidak dapat dipungkiri bahwa carok tidak lepas dari semua hal itu. Akan tetapi, apakah carok, apa perbedaan antara kekerasan ini dengan kejahatan lain, kapan orang Madura mengambil keputusan melakukan ini, apa artinya bagi mereka, apa akibatnya bagi pelaku, korban dan sanak keluarganya serta mengapa hal ini ditoleransi bahkan kadang-kadang mendapat dukungan secara sosial budaya. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang sekiranya perlu diselami dan dipahami untuk dapat lebih jauh memahami carok secara keseluruhan.

Smith menyatakan bahwa carok telah ada di Madura sejak abad ke-19. Munculnya tindakan kekerasan ini oleh beberapa peneliti ditengarai dan dipicu oleh berbagai faktor yang dilihat dari beberapa perspektif pengamatan mengenai kondisi-kondisi yang ikut berperan sebagai penyebab carok. De Jonge antara lain mengemukakan bahwa tindakan carok di Madura tidak dapat dilepaskan dari sejarah politik pulau Madura ketika pemerintahan kolonial berkuasa sekitar abad ke-19. Touwen-Bowsma berasumsi erat dengan dua peristiwa, yaitu pemilihan kepala desa dan remo (suatu perkumpulan semacam arisan yang anggota-anggotanya terdiri dari kaum blater dan orang-orang jago). Sedangakan Smith sendiri memahaminya dengan memberi penjelasan dari aspek historis serta kekuatan-kekuatan struktural dan sosial.

Carok adalah institusional kekerasan dalam masyarakat Madura yang memiliki relasi sangat kuat dengan faktor-faktor struktur budaya, struktur sosial, kondisi sosial ekonomi, agama, dan pendidikan. Carok lebih merupakan sebuah situasi yang tercipta dari proses perjalanan waktu yang sangat panjang. Hal ini kemudian turut mengkondisikan orang Madura seakan-akan tidak mampu untuk mencari dan memilih opsi atau alternatif lain dalam upaya mencari solusi ketika mereka sedang mengalami konflik, kecuali melakukan carok yang dianggap lebih memenuhi rasa keadilan mereka. Dengan kata lain, carok juga merupakan kekurang mampuan sebagian masyarakat Madura dalam mengekspresikan budi bahasa.

Sepertinya harga diri menjadi barang berharga dari apapun bagi orang Madura. Ketika harga diri dilecehkan mereka akan merasa malu jika tidak membalasnya atau mengobatinya. Dalam kebudayaan Madura carok cenderung dikaitkan dengan ungkapan “ango’an poteya tolang etembang poteya mata”, (lebih baik mati – putih tulang, daripada menanggung perasaan malu – putih mata). Bahkan ungkapan lebih tegas tambana todus, mate (obatnya malu adalah mati). Oleh karenanya, carok selain dibenarkan secara kultural juga mendapat legitimasi sosial.

Oleh sebagian pelakunya carok dipandang sebagai alat untuk meraih posisi atau status sosial yang lebih tinggi sebagai orang jago dalam lingkungan komunitas mereka atau dalam lingkungan dunia blater yaitu seseorang yang prilakunya selalu cenderung mengarah ke tindakan kriminalitas. Predikat sebagai jago merupakan kebanggaan tersendiri bagi para pemenang carok. Karena konsep kebudayaan antara lain

Page 6: OReng Sampang

mencakup pula sistem komunikasi, dalam arti antara pendukung kebudayaan saling mempertukarkan simbol-simbol budaya yang bermuatan makna.

Salah satu simbol dalam kebudayaan Madura (carok) yaitu celurit. Yang menarik adalah bahwa celurit yang digunakan sebagai alat atau senjata untuk carok ternyata terdiri dari berbagai jenis. Jenis celurit ynag paling populer adalah are’ takabuwan. Celurit yang banyak diminati orang Madura, khusunya di kawasan Madura Barat. Takabuwan diambil dari nama desa tempat dibuatnya, yaitu desa Takabu. Celurit ini merupakan campuran dari baja dan besi berkualitas baik. Badannya berbentuk melengkung mulai dari batas pegangan hingga ujung. Panjangnya mulai dari 35-40 cm dengan pegangan yang dicat hitam atau coklat panjangnya sekitar 7,5-10 cm. Celurit inilah yang selalu di bawa pergi untuk tujuan segala kemungkinan jika sewaktu-waktu terjadi carok.

Selain itu, ada pula yang disebut dang-osok. Celurit ini agak melelngkung, panjangnya sekitar 60 cm dengan panjang pegangan sekitar 40cm. Fungsi dari celurit ini hampir menyerupai are’ takabuwan yaitu untuk pertahanan diri. Senjata ini tidak dibawa berpergian melainkan di simpan di dalam rumah yang sewaktu-waktu dapat diambil dengan cepat jika diperlukan. Jenis lainnya seperti tekos bu-ambu, lancor, bulu ajam, kembang turi, monteng, sekken, lading peangabisan, calobirang atau biris, koner, larkang, dan tombak.

Menurut Hubb De Jonge pakar Antropoligis asal Negeri Kincir Angin menyatakan bahwa buku ini yang merupakan hasil suntingan dari disertasi A. Latief merupakan sebuah studi antropoligis-etnografis pertama dan sangat rinci yang melukiskan secara jelas baik aspek instrumental maupun aspek ekspresif tentang tindakan kekerasan. Lebh jauh lagi esensi dari karya A. Latief ini adalah memahami secara mendalam arti dan makna peristiwa carok dalam suatu lingkungan sosial budaya. Secara cermat A. Latief memperhatikan perspektif emik (deskripsi dari sudut pandang orang yang diteliti) dan perspektif etik (mendeskripsikan kebudayaab berdasarkan konsep-konsep antropologis) sehingga dapat menghindari bias etnosentrisme dan dapat melukiskan suatu kebudayaan dalam bentuk thick description.

Sumber :

Judul : Carok: Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura

Penulis : Dr. A. Latief Wiyata

Tahun terbit : Cetakan II: Januari 2006

Penerbit : LKiS, Yogyakarta

Page 7: OReng Sampang

Jumlah hlm : xx + 288 hlm

http://kancil-city.blogspot.com/

Busana Tradisional Madura

Wednesday, January 19, 2011 1:14 PM

Madura yang kita kenal selama ini mungkin hanya sebatas sate madura dan penjualnya yang memakai baju kaos garis merah putih dan celana longgar bewarna hitam. Selain itu citra negatif yang tergeneralisir tanpa sengaja. Namun, jika kita melihat lebih jauh, Madura memiliki kebudayaan yang unik. Melalui gaya busana tradisionalnya, saya ajak Anda untuk melihat lebih jauh mengenai Kebuadayaan Madura.

Pakaian yang saya sebutkan diatas, biasa disebut baju pesa’an. Sebenarnya baju pesa’an ini baru dapat dikatakan lengkap bila si pemakai juga menggunakan; tutup kepala dan kain sarung. Konon pakaian (kaos bergaris) yang diperuntukan bagi laki-laki kebanyakan (rakyat biasa) ini terpengaruh oleh cara berpakaian pelaut dari Eropa

Bentuk baju yang serba longgar dan pemakaiannya yang terbuka melambangkan sifat kebebasan dan keterbukaan orang Madura. Kesederhanaan bentuk baju ini pun menunjukkan kesederhanaan masyarakatnya, teguh dan keras. Sarung palekat kotak-kotak dengan warna menyolok dan sabuk katemang, ikat pinggang kulit lebar dengan kantong penghimpun uang di depannya adalah perlengkapan lainnya. Terompah atau tropa merupakan alas kaki yang umumnya dipakai.

Sedangkan untuk kaum bangsawan Madura, busana yang digunakan adalah Rasughan totop atau jas tutup polos dengan samper kembeng (kain panjang) di bagian bawah, jika diperhatikan tidak jauh berbeda dengan sebagaimana busana Solo dan Yogya. Perbedaannya adalah pada odheng, tutup kepala yang dikenakan. Arloji rantai acap digunakan. Sebum dhungket atau tongkat, termasuk kelengkapan pakaian yang membedakan penampilan dan kewibawaan seorang bangsawan dengan rakyat biasa.

Page 8: OReng Sampang

Pada saat menghadiri acara resmi, rasughan totop umumnya berwarna hitam digunakan lengkap dengan odheng tongkosan kota, bermotif modang, dulcendul, garik atau jingga. Odheng pada masyarakat Madura memiliki arti simbolis yang cukup kompleks, baik dari ukuran, motif maupun cara pemakaian. Ukuran odheng tongkosan yang lebih kecil dari kepala, sehingga membuat si pemakai harus sedikit mendongak ke atas agar odheng tetap dapat bertengger di atas kepalanya, mengandung makna “betapapun beratnya beban tugas yang harus dipikul hendaknya diterima dengan lapangan dada”.

Bentuk dan cara memakai odheng juga menunjukkan derajat kebangsawanan seseorang. Semakin tegak kelopak odheng tongkosan, semakin tinggi dewajat kebangsawananan. Semakin miring kelopaknya, maka derajat kebangsawanan semakin rendah.

Kaum wanita Madura umumnya mengenakan kebaya sebagai pakaian sehari-hari maupun pada acara resmi. Kebaya tanpa kutu baru atau kebaya rancongan digunakan oleh masyarakat kebanyakan. Ciri khas kebaya Madura adalah penggunaan kutang polos dengan warna-warna menyolok seperti merah, hijau atau biru terang yang kontras dengan warna dan bahan kebaya yang tipis tembus pandang atau menerawang. Kutang ini ukurannya ketat pas badan. Panjang kutang dengan bukaan depan ini ada yang pendek dan ada pula yang sampai perut.

Keindahan lekuk tubuh si pemakai akan tampak jelas dengan bentuk kebaya rancongan dengan kutang pas badan ini. Hal tersebut merupakan salah satu perwujudan nilai budaya yang hidup di kalangan wanita Madura, yang sangat menghargai keindahan tubuh. Ramuan jamu-jamu Madura diberikan semenjak seorang gadis cilik hendak berangkat remaja. Demikian pula berbagai pantangan makanan yang tidak boleh dilanggar, serta pemakaian penggel. Semuanya dimaksudkan untuk membentuk tubuh yang indah dan padat.

Pilihan warna yang kuat dan menyolok pada masyarakat Madura menunjukkan karakter mereka yang tidak pernah ragu-ragu dalam bertindak, pemberani, serta bersifat terbuka dan terus terang. Oleh karena itu mereka tidak mengenal warna-warna lembut. Termasuk dalam memilih warna pakaian maupun aksesoris lainnya.

Sumber: Semua Tentang Madura

Page 9: OReng Sampang

WADUK KLAMPIS SAMPANG

Tuesday, January 04, 2011 1:44 PM

Dahulu pertama kali aku menginjakkan kaki di waduk ini begitu takjub mataku hampir tak lepas memandang bukit dan danaunya, suasana alamnya yang masih natural dan ramai suara kera - kera liar yang bergelantungan di pepohonan. tak kukira kota kecilku yang panas dan tandus memiliki pesona alam yang tak kalah menariknya dengan kota - kota lain di Indonesia,

Satu lagi wisata kota yang kami tawarkan adalah waduk KLAMPIS tempatnya di dusun Kramat Desa Komis Kecamatan Kedungdung tentulah Kabupaten Sampang jika kalian dari arah Surabaya bisa berhenti di pertigaaan SMA 1 Sampang kemudian ikut angkot jurusan ke Desa Komis dan turun di pertigaan dusun Kramat dari situ Bapak - Bapak ojek siap mengantarkan ke tempat tujuan dan jangan lupa siapkan perbekalan anda untuk satu hari yang menyenangkan.

Waduk ini umurnya kurang lebih setengah abad, sama dengan waduk - waduk pada umumnya yang difungsikan sebagai pengairan lahan serta sebagai tempat untuk mandi dan mencuci bagi sebagian penduduk lokal, yang menambah menarik dari tempat ini adalah posisinya yang berada di antara bukit jadi sepanjang mata memandang anda akan melihat tebing dan pepohonan rimbun di kanan kiri dan jika anda turun langsung ke bawah bisa menikmati aliran airnya yang deras bisa juga sekalian mandi, tak cukup hanya disini saja waduk ini juga di fungsikan sebagai tempat memancing dan berkeliling danau menggunakan sampan atau naik menyusuri bukit melihat pemandangan alamnya dari atas, bagi sebagian pengunjung tempat ini sangat cocok sekali untuk tempat berlibur bersama keluarga atau sekedar melepaskan lelah di kepala karena tempatnya yang jauh dari kota dan beragam suguhan - suguhan alam yang tenang memukau

Informasi Infrastruktur

Propinsi :Jawa Timur

Sektor :Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Tahun Mulai :1974

Tahun Selesai :1976

Tipe : Beton Gravity

Tinggi Diatas Dasar Sungai : 20,00 m

Tinggi Diatas Galian : 22,30 m

Panjang Puncak : 44,00 m

Lebar Puncak :1,50 m

Volume Tubuh Bendungan : 90900 m

Page 10: OReng Sampang

Biaya :

Konsultan : MacDonald & Partners

Kontraktor : PT. Waskita Karya

Manfaat : Irigasi 2080 ha

Lokasi : Klampis/Kedungdung, Sampang-Jawa Timur

Sumber Informasi Infrastruktur : PERPUS. KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

Sumber : Kenapajuga

SILSILAH PEMERINTAHAN SAMPANG SEJAK 1478 M

Sunday, January 02, 2011 8:30 AM

Kamituwo di Madegan - Sampang :

Raden Ario Lembu Petteng (1478)

Raden Ario Menger

Raden Ario Pratikel

Raden Ario Pojok

Penguasa Sampang (status sama dengan kerajaan kecil) :

Adipati Pramono ....... - ........

Adipati Bonorogo ..... - 1530

Pangeran Sidhing Gili 1531 - 1592

Adipati Pamedakan 1592 - 1623

Adipati Merto Sari 1623 - 1624

Kerajaan Madura :

Page 11: OReng Sampang

Pangeran Cakraningrat I ( Raden Praseno, 1624 - 1648)

Pangeran Cakraningrat II ( Raden Undakan 1648 - 1680), menjadi Raja Madura bagian barat berkeraton di Tonjung Kabupaten Bangkalan

Pasca Kerajaan Madura (Penguasa Sampang) :

Raden Ario Purbonegoro ( 1680 )

Raden Ario Purwonegoro Ganta'

Raden Ario Purbonegoro ( Raden Demang Panjang Suro )

Raden Tumenggung Purbonegoro / Minggu ( Gung Purbo )

Raden Ario Mloyo Kusumo ( Penguasa terakhir, berdiri sendiri)

Zaman Penjajahan Belanda ( terhitung sejak 1 November 1885 ) :

Bupati Pertama ( Tumenggung Ario Kusumoadiningrat 1884 - ....... )

Bupati Kedua ( Tumenggung Ario Condrokusumo ...... - ...... )

Bupati Ketiga ( Adipati Secoadiningrat ....... - 1913 )

Bupati Keempat ( Tumenggung Ario Suryowinoto 1913 - 1918 )

Bupati Kelima ( Tumenggung Ario Kertoamiprojo 1918 - 1923 )

Bupati Keenam ( Tumenggung Ario Sosrowinoto 1923 - 1931 )

Sampang berstatus kawedanan (1931 - 1942)

Zaman Pendudukan Militer Jepang :

Sampang dalam pendudukan jepang berstatus kawedanan (1942 - 1945)

Wedana Raden Abdul Gafur

Masa Kemerdekaan R.I 17 Agustus 1945 :

Sampang berstatus kawedanan

Wedana Raden Abdul Gafur

Page 12: OReng Sampang

Negara Madura (20 Februari 1948 - 4 Maret 1950)

Sampang berstatus Kabupaten

Bupati Raden Panji Muhammad Saleh Kusumowinoto (1948 - 1950)

Kembali ke Pemerintahan R.I

Madura bergabung dengan Negara Kesatuan R.I tanggal 9 Maret 1950

Sampang Berstatus Kabupaten :

Bupati Pertama (RT. Moh. Iksan 1950 - 1952)

Bupati Kedua ( R. Suharjo 1953 - 1956)

Bupati Ketiga ( K.H. Achmad Zaini 1957 - 1959)

Bupati Keempat (M. Walihadi 1960 - 1965)

Bupati Kelima ( Faudzan Hafidz Suroso, B.A 1966 - 1971)

Bupati Keenam (Jusuf Oenik 1971 - 1978)

Bupati Ketujuh (Mursim 1978 - 1985)

Bupati Kedelapan (Makbul 1985 - 1990)

Bupati Kesembilan(R. Bagus Hinayana 1990 - 1995)

Bupati Kesepuluh (Fadhilah Budiono, periode pertama 1995 - 2000)

(periode kedua 2001 - 2006)

Bupati Kesebelas (Noer Tjahja 2008 - sekarang)

Sumber : Disbudparpora Kab. Sampang

AYAM GORENG BANG MADON

Friday, December 31, 2010 7:31 AM

Page 13: OReng Sampang

huufft,,,, nulis postingan lagi !! tapi tak apalah ini demi kota kecilku tercinta dan sekalian promosi gitu. Tempat yang wajib kalian kunjungi kali ini adalah Ayam Goreng Bang Madon tempatnya gak jauh koq pas di sebelah timur monumen kota Sampang, sebenarnya ni tempat adalah tempat ngumpulnya para PKL khusus mamin yang mulai buka dari jam 5 sore sampe jam 1 malam.

Ada sekitar 50 PKL yang menawarkan berbagai jenis menu makanan dan jangan khawatir masalah harganya terjangku. Nah untuk yang satu ini saya memilih ayam goreng Bang Madon sebagai salah satu tempat nongkrong karena letaknya bersebelahan dengan pintu sebelah timur monumen kota jadi aksesnya lebih mudah kalo kalian bosen disitu bisa langsung masuk dan menikmati suasana malam di tengah kota. Tak hanya ayam goreng disitu juga tersedia berbagai macam minuman dingin plus bisa liatin cewe - cewe asli kota Sampang sambil nongkrong bareng temen - temen gimana keren kan ? lanjut brader ,,,,, Sampang memang kota kecil dan kota yang masih dalam tahap pengembangan tapi pemerintah kota sekarang sudah memanjakan masyarakatnya dengan menambah tempat - tempat rekreasi di dalam kota, salah satunya seperti yang aku tulis diatas. Hohoho jadi lupa sama Bang Madonnya, percaya atau tidak ni orang ga pernah susah brader ketawa mulu biar jualannya rame atau sepi ga peduli pokoknya dilarang susah kalo pas lagi nongkrong bareng ni orang, masakannya ga kalah sama resto cuma beda tempat doang tapi buat kalian yang hobi "jajan" di tempat rame coba mampir klo pas lagi ke Sampang di jamin disuguhi makanan yang mantaaf dan banyolan - banyolan segar ala Bang Madon. Bosen sama ayam goreng ? tenang ja ,,,,,, di Sampang banyak tempat makan yang dapat menggugah selera dan sekali lagi dengan harga yang terjangkau. Terima kasih dan silahkan berkunjung jika kebetulan anda berada di kota Sampang

Sumbernya Disini

Tradisi Komantanan/Manten Sampang Madura

Tuesday, December 21, 2010 7:17 PM

Sampang-Tradisi adat istiadat pulau garam madura terus dijaga kelestariannya. Supaya tidak ada klaim dari pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap seni dan budaya di madura. Untuk itu warga sampang, terus membiasakan untuk menggelar kegiatan seni dan budaya yang melekat turun-temurun bagi warga.

Para tokoh adat, budaya, dan kesenian sampang madura, berkumpul untuk menyeragamkan dan memantenkan tradisi budaya nenek moyang warisan leluhur suku madura.

Salah satu diantaranya, budaya komantanan atau mantenan pernikahan warga madura tempo dulu.

Seiring dengan perkembangan jaman modernisasi, budaya komantatan adat maduta hampir punah. Untuk melestarikan kebudayaan tersebut agar tidak punah, di setiap acara pernikahan di suguhkan adat prosesi mantenan budaya tempo dulu.

Page 14: OReng Sampang

Diantaranya proesi pembacaan pantun atau macopat, seserahan mahar dari manten pria, pembacaan salawat nabi, iring-iringan musik hadrah jidor, serta acara sungkeman manten pria maupun wanita.

Seperti pernikahan yang dilakukan suhartono dengan taubatul wariq, warga sampang, kelurahan rongtengah sampang, kedua mempelai tersebut mengenakan adat tradisi budaya madura.

Pengukuhan komantanan nikah suku adat madura di lakukan bupati sampang, nur cahya, terhadap kedua mempelai untuk dikukuhkan sebagai anak warga madura.

Sebelum dikukuhkan bupati, rombongan manten pria di iringi musik hadrah jidor dan tarian serta membawa seperangkat mahar berupa bantal guling dan tikar.

Bupati sampang, tokoh adat budaya dan kesenian madura, menyetujui untuk tetap melestarikan budaya madura, menjunjung nilai-nilai artistik keaslian dari intervensi negara lain.

Sumber : http://www.madurachannel.com

Judul Asli : Tradisi Manten Adat Madura

KOMUNITAS SEPEDA KUNO SAMPANG "PRASENO"

Tuesday, December 14, 2010 4:11 PM

Persatuan sepeda kuno atau yang biasa disebut Praseno merupakan suatu komunitas yang sengaja di bentuk sebagai wadah aspirasi bagi para penggemar sepeda kuno di Kabupaten Sampang.

Komunitas yabg berdiri pada tanggal 22 Mei 2007 itu, saat ini memiliki jumlah anggota definitif sebanyak 40 orang. Mereka terdiri dari berbagai kalangan dan golongan. Mulai dari birokrat, PNS, wiraswasta, mahasiswa hingga pensiunan.

Biasanya, untuk mempererat jalinan komunikasi antar-anggota, Praseno rutin mengadakan pertemuan mingguan di tugu Monumen Trunojoyo.

“ Kita biasanya aksi putar kota dengan mengayuh sepeda kuno masing-masing,” cerita muhammad mahdi, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Praseno.

Page 15: OReng Sampang

Tak hanya itu, sepanjang aktivitasnya Praseno slalu ikut melibatkan diri dalam even-even pertemuan antar komunitas, baik lokal maupun luar daerah. Seperti yang terjadi baru-baru ini. Praseno ikut menyemarakkan wisata juang Sepeda Tempo Dulu yang diadakan di surabaya pada akhir november tahun lalu.

Kini, seiring maraknya aksi global warning, Praseno berharap ada perhatian dari warga yang lain. Terutama tentang manfaat dan kegunaan sepeda kuno itu sendiri. Dijelaskan oleh Mahdi, sepeda kuno merupakan ikon kendaraan alternatif yang ramah lingkungan. Selain itu, dengan adanya pelestarian ini diharap juga turut menjaga aset budaya dan aset pariwisata untuk Sampang. Hal ini karena sampai sekarang praseno merupakan satu-satunya komunitas resmi yang mendapat mandat langsung dari komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI). Dengan mandat tersebut, Praseno diminta menjadi koordinator bagi seluruh komunitas sepeda kuno yang ada di Madura.

“Merawat sepeda kuno gampang-gampang susah,” aku mahdi. Ini karena onderdil (Suku Cadang) sepeda sudah amat jarang di temukan ditoko sepeda umum. Ada kalanya untuk mencari onderdil sepeda yang dibutuhkan, menghobi biasanya blusukan ke pasar loak ataupun toko barang bekas lainnya.

Namun begitu, mempunyai sepeda kuno itu banyak manfaatnya. Selain bisa difungsikan sebagai alat transportasi, juga memiliki nilai investasi yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari tawaran harga yang disampaikan oleh penggemar sepeda kuno.

Untuk satu unit sepeda kuno, utamanya yang bermerk Gasele seri 11 harganya bisa mencapai Rp 5-7 juta. Dibawah itu, ada pula sepeda kuno yang bermerk Simplex. “Harganya sekitar Rp 4-5 jutaan,” terang mahdi.

Disinilah tantangannya. Tak jarang bagi penghobi berat, mereka tidak akan mudah lepas koleksi miliknya. “Meskipun itu ditawar dengan harga setinggi apapun,” ucap Mahdi. (Silvia ratna dewi dwi putri/ed RS Minggu,11 Mei 2008)

Pawai 1 Muharam Meriah

Wednesday, December 08, 2010 4:36 PM

SAMPANG-Dalam rangka menyambut tahun Baru Islam 1432 Hijriah Selasa kemaren tanggal 7 bulan desember 2010 Takmir masjid al-Jihad Banyuanyar Sampang bekerja sama dengan Disbudparpora Kabupaten Sampang mengadakan kegiatan Grebek Muharram.

Kegiatan tersebut diisi Parade Seribu Obor.Seratus becak berobor, 125 sepeda berobor dan kesenian tradisional Dug-dug yang merupakan Kesenian kebanggaan masyarakat Sampang, salah satunya grup Dug-dug Permata Baru pimpinan H. Nurhasan

Page 16: OReng Sampang

Kegiatan tersebut di mulai pukul 19.00 yang bertolak dari lapangan Wijaya Kusuma sampai finis di Pelabuhan Tanglok , tak ayal di kiri kanan jalan sepanjang rute pawai di padati warga yang penasaran melihat Pawai Obor .

Gerebek Muharram berupa Pawai Obor ini adalah salah satu acara yang di gelar untuk memeriahkan Malam Tahun Baru Islam 1432 Hijriah, Kegiatan ini merupakan tradisi tahunan masyarakat Sampang .

Sumber : Radar Madura

Judul Asli : Seribu Obor di Gerebek Muharam

ASAL MULA NAMA OMBEN

Wednesday, December 08, 2010 12:07 AM

Salah satu daerah yang patut di ketahui bagi masyarakat luar kota Sampang adalah Kecamatan Omben. Daerah yang terletak di utara Kecamatan Kota Sampang tersebut berjarak kurang lebih 13kilometer dan jika di tempuh dengan kendaraan bermotor membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Kecamatan Omben adalah salah satu sentra pertanian di Kabupaten sampang. Di daerah tersebut buah mangga adalah salah satu komoditas unggulan yang mudah di dapat. Bahkan bukan hanya mangga, padi juga merupakan salah satu komoditi yang di hasilkan oleh kecamatan tersebut. Dan jika anda pernah mendengar nama : Mahfud MD ya, dia adalah seorang hakim Mahkamah Konstitusi Negara kita Indonesia. Dan dia di lahirkan di kecamatan Omben Kabupaten Sampang. Konon menurut cerita salah satu tokoh setempat (dalam hal ini Beliau seorang pimpinan Pondok Pesantren ternama di daerah tersebut), Mahfud MD di lahir dari rahim Seorang guru asal kabupaten Pamekasan yang di yg di tugaskan mengajar di Kecamatan Omben. Nama Omben, juga mengandung sebuah pengertian yang, menurut penulis, memiliki arti yang berasal dari sebuah legenda masyarakat setempat. Legenda di tetapkannya nama Omben berasal dari cerita tentang Jokotole yang bersama istrinya pada suatu ketika pulang dari Majapahit ke Sumenep berjalan kaki menelusuri pantai utara madura melewati Socah, Air Mata (keduanya Daerah di Kabupaten Bangkalan) dan seterusnya. Beberapa hari kemudian berbelok ke arah selatan, disitu mereka menemukan sumber mata air yang cukup besar.

Pada kesempatan itu Dewi Ratnadi istri Jokotole mandi dan mencuci pakaian, dicuci pula " amben " yaitu pakaian dalam sejenis pembalut, karena kebetulan sedang datang bulan. Tak disangka amben itu terlepas dari tangannya dan hanyut dibawah arus air. Dengan susah payah dicari kesana kemari mengikuti aliran air, akan tetapi sia - sia belaka amben itu tak ditemukan. Karena merasa jengkel Jokotole bersumpah serapah atau "abasto" (dalam bahasa Madura) sumber itu katanya tidak akan mengalir ke luar desa. Maka dengan kehendak yang Maha Kuasa aliran sumber itu tidak mengalir keluar desa seakan - akan berputar kembali ke muaranya.

Page 17: OReng Sampang

Sejak peristiwa hanyutnya amben milik Dewi Ratnadi itulah maka desa itu disebut Omben, sumber lain mengatakan bahwa dahulu kala desa itu adalah tempat berstirahat Jokotole dan kudanya minum setelah melakukan perjalanan jauh untuk pulang ke keraton sumenep. Omben di ambil dari bahasa Jawa yang berarti minum / tempat minum dan dari situlah nama Omben diperoleh.

Sebelum tahun 1920 pemerintah kota Sampang telah 12 kali mengadakan percobaan untuk mengalirkan sumber itu keluar dari daerah Omben namun sia - sia belaka. Menurut keyakinan masyarakat setempat disebabkan oleh sumpah dari Jokotole. Untuk percobaan yang ke 13 kalinya Camat Omben beserta masyarakat setempat mengadakan ritual yaitu do'a bersama dengan disertai penyembelihan lembu betina berbulu putih. Hal ini dikaitkan ketika Jokotole masih bayi konon katanya menyusu pada lembu betina milik Empu Pekadangan pada saat dihutan। Alhasil do'a masyarakat setempat dikabulkan, air yang semula hanya dapat dimanfaatkan oleh penduduk sekitar Omben akhirnya dapat dialirkan ke kota Sampang dan sekitarnya sampai saat ini menjadi penyuplai kebutuhan air untuk seluruh warga kota Sampang.

KenapaJuga.blogspot.com

Pesona Batik Sampang

Saturday, December 04, 2010 8:53 PM

Tak terasa, sudah 34 tahun Ramli menekuni karir sebagai desainer. Perjalanan panjangnya itu, membuatnya menjadi salah seorang desainer ternama dan memiliki ciri khas Indonesia yakni, bordir dan batik.

Untuk memeringati apa yang sudah diraihnya selama berkarir di dunia fashion itulah, Ramli menggelar fashion show dari karya terbarunya di akhir tahun 2009 ini.

Karya yang ia gelar di Hotel Sahid Jakarta belum lama ini, tak jauh dari bahan dasar berupa bordir dan batik, dengan tema ‘Evolusi Bordir dan Batik Indonesia’

Pagelaran ini, kata Ramli, merupakan buah hasil perjalanannya ke Kudus sebelum ia jatuh sakit beberapa waktu lalu. Perjalanannya itu, memberinya inspirasi untuk mengelola bordir yang bekerjasama dengan pengrajin di sana. Dalam siluet klasik, Ramli menampilkan 68 busana konsep padu padan. Rancangannya itu dibawakan sangat indah oleh 34 model.

Ia, membuatnya dalam wujud elements dress, shirt, pants, dan jackets yang menyerupai pakaian penyanyi The King of Pop Michael Jackson. Ramli mengaku terinspirasi oleh semangat dan style Michael Jackson yang selalu berhasil jadi tren setter para penggemarnya di seluruh dunia.

Ramli juga membuat karya dalam balutan gaun dan blouse ready to wear sampai baju malam yang dipersembahkan bagi pria dan wanita. Batik-batik pulau Madura seperti Sampang dieksplorasi dengan apik, dipadu dengan bordir.

Page 18: OReng Sampang

“Event ini sebagai bentuk tanggung jawab saya sebagai perancang. Saya punya misi mengangkat mode Indonesia sekaligus untuk membuktikan keeksisan saya. Untuk itulah, saya mengangkat kekayaan di negeri ini, yaitu sebuah karya bordir dan batik-batik dari Sampang,” ungkap Ramli.

Berkat kerjasama dengan banyak pihak, perancang yang tengah berjuang melawan penyakit kanker usus ini pun berhasil menggelar pagelaran tunggalnya itu. Kali ini, Ramli bekerjasama dengan ibu-ibu PKK dari Sampang - Madura. Ia, berkenan mengenalkan batik-batik Sampang, karena kebetulan pengelolanya ibu-ibu PKK mau bekerjasama dengannya. “Setiap tahun, saya sengaja mengangkat kain-kain dari daerah lain. Dan, terpenting membuat sesuatu yang bisa cepat laku,” ujarnya.

Pemilihan batik Sampang sebagai daya pikat Ramli untuk pagelaran tunggalnya kali ini bukan tak beralasan. Menurutnya batik Sampang memiliki warna-warna berani yang memikat hati. Ada putih hijau, dengan motif yang beragam.

Di usia karirnya yang ke-34 tahun ini pula, ia bernostalgia bersama para desainer ternama lainnya seperti Enny Soekamto. Maka, Ramli pun membuat acaranya itu dalam beberapa hari, yaitu mulai 28 November 2009 hingga 2 Desember 2009. Karena bernostalgia, dia juga mengandeng beberapa desainer yang dekat dengannya, seperti Itang Yunaz, Ghea, Sabrina, Thomas Siregar, Dandy, dan Burhan. “Dalam 34 tahun berkarya ini, saya ingin berevolusi dengan batik bordir. Saya juga, telah mengembangkan batik daerah,” ucap Ramli.

Lihat Foto Batik Sampang Lainnya :

Sumber: Surabaya Post

Foto by : Kapanlagi.com

AJANG KACONG CEBBING SAMPANG 2010

Thursday, December 02, 2010 12:26 PM

Siap Promosikan Pariwisata Sampang

Gebrakan mempromosikan kota Sampang sebagai tujuan wisata budaya dan seni terus dikibarkan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sampang. Salah satu yang terbilang sukses di gelar yaitu ajang pemilihan Kacong Cebing dan Duta Pariwisata 2010.

Minggu malam,26 September 2010 merupakan hari penting bagi finalis Duta wisata Kacong Cebing Sampang 2010. Sejak malam itu mereka menyandang gelar Kacong Cebing Sampang 2010. Rossi windy Cebing 2009 menyerahkan selempang duta wisatanya kepada Lukluah yang berhasil menyandang

Page 19: OReng Sampang

Cebing 2010 dilanjutkan Yusuf Pambudi menyerahkan selempang duta wisatanya kepada Hendra Rukmana Devis sebagai Kacong Sampang 2010.

Tampak di wajah mereka perasaan haru dan lega sanggup bersaing dengan 20 finalis lainnya, selama mengikuti 4 hari masa karantina, mereka mapu memikat hati dewan juri. Rasa banggapun tampak di wajah mereka tatkala Bupati sampang Noer Tjahja beserta Ibu Win Noer Tjahja secara khusus hadir memberi ucapan selamat dan menyerahkan hadiah secara simbolik beserta uang pembinaan.

Sedangkan 2 pasang finalis lainnya Muhammad Faisal dan Lastri Wahyuni sebagai wakil 1 mendapat ucapan selamat dan menyerahkan hadiah dari Kepala Disbudparpora Kabupaten Sampang, Drs aji Waluyo.MS.i, di ikuti Mohammad Sodiq Haqiqi dan Maria Istiana sebagai wakil 2 yang di serahkan Kepala Bidang Pariwisata, Ach Fudhoili Hafid. Ditegaskan Bupati Sampang Noer Tjahja mengingatkan lewat pemilihan Kacong Cebing dapat lebih mengenal potensi Kabupaten Sampang sebagai tujuan wisata menarik. Bupati juga menegaskan ajang Kacong Cebing dapat meningkatkan wawasan peserta seputar Budaya Kabupaten Sampang. Hal senada di sampaikan Ketua Pembina PKK Sampang, win Noer Tjahja seraya perpesan agar pemenang Kacong Cebing dapat menjadi duta pariwisata mempromosikan Sampang di kancah persaingan detinasi wisata Nasional dan Internasional Insyaallah event ini akan menjadi agenda tahunan Sampang dalam mendukung program pengembangan Pariwisata.

Sumber ; Jelajah.

SAMPANG MADURA

Tuesday, November 30, 2010 2:59 PM

Logo Kabupaten Sampang

Logo Kabupaten Sampang

Letak Geografis

Letak Daerah - Bujur Timur 1130 08’ - 1130 39’ Lintang Selatan 060 05’ - 070 13’ Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Pamekasan di timur, Selat Madura di selatan, serta Kabupaten Bangkalan di barat. Kabupaten Sampang terdiri dari 14 kecamatan (DDA 2005 menggunakan 12 Kecamatan) dimana terdapat 180 Desa dan 6 Kelurahan yang luas wilayahnya mencapai 1233,30 km2.

Page 20: OReng Sampang

Wilayahnya juga mencakup juga Pulau Kambing, yang berada di selatan Pulau Madura. Masakan khas kota ini adalah kaldu. Selain itu makanan khasnya adalah nasi jagung

Jumlah Penduduk :

Jumlah penduduk berdasarkan BPS Kabupaten Sampang pada tahun 2005 sejumlah 794.914 jiwa

Terdiri dari 12 Kecamatan :

Banyuates • Camplong • Jrengik • Kedungdung • Ketapang • Omben • Robatal • Sampang • Sokobanah • Sreseh • Tambelangan • Torjun

Rato Ebuh Sampang

Monday, November 29, 2010 9:21 AM

Memasuki areal situs komplek pemakamam Ratu Ibu yang terletak di Kampung Madegan, Kelurahan Polagan, Kec. Sampang Kota, siapa pun pasti tidak akan pernah menyangka bahwa tempat itu merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Sampang. Pasalnya, kondisi situs itu sangat memprihatinkan. Sejumlah benda peninggalan sejarah sudah banyak yang tidak utuh lagi.

Untuk menuju komplek makam terdapat sebuah bangunan gapura, sebagai pintu masuk kompleks pemakaman para raja, serta makam Ratu Ibu yang sangat dikeramatkan oleh warga setempat. Ironisnya, dinding gapura yang terbuat dari batu itu warnanya terlihat suram dan hampir roboh tergerus zaman.

Page 21: OReng Sampang

Demikian pula nasib cungkup makam Ratu Ibu, serta makam yang lain, tampak sekali tidak mendapat perawatan. Batu nisannya sudah tidak berbentuk lagi, bahkan sebagian telah hilang. Itu sangat menyulitkan bagi siapa pun untuk mengetahui nama-nama jazad yang terdapat dalam batu nisan tersebut.

Namun, sayangnya, selama ini tidak ada upaya dari Pemkab Sampang untuk melestarikan cagar budaya yang masih tersisa itu. Padahal, menurut data arkeologi dan pakar sejarah, pada daun pintu gapura paduraksa yang berada di komplek makam Ratu Ibu itu terdapat relief berupa seekor naga yang terpanah tembus sampai ekornya.

Relief tersebut dinyatakan sebagai sangkala memet yang berbunyi naga kapanah titis ing midi. Itu berarti tahun 1546 caka (1624 masehi). Berdasarkan catatan sejarah, 1624 masehi merupakan peristiwa pengangkatan Raden Praseno sebagai raja Madura dengan gelar pangeran Cakraningrat I yang berkedudukan di kampung Madegan tersebut.

Raden Praseno adalah anak dari Ratu Ibu dengan Pangeran Tengah yang gugur dalam peperangan ketika Praseno masih kecil. Pangeran Tengah adalah anak dari Panembahan Lemah Duwur, seorang raja yang berjasa meletakkan dasar-dasar kepemimpinan Islam di Madura, khususnya di Kabupaten Sampang.

Dialah pendiri Masjid Madegan, satu-satunya bangunan di situs tersebut yang sampai saat ini masih terawat dengan baik. Masjid yang kabarnya tertua di Sampang itu memiliki keunikan, yaitu 4 tiang penyangga bangunan semuanya miring ke kiri. Meski warga setempat sudah bebebapa kali memperbaiki letak pilar penyangga yang terbuat dari kayu jati tersebut, tetapi tetap saja kembali dalam posisi semula.

Page 22: OReng Sampang

“Karena masyarakat mempercayai akan kekeramatan masjid tua itu, sehingga tempat tersebut sering dijadikan sebagai ritual sumpah pocong. Pengunjung yang datang tidak hanya warga setempat, tapi dari luar Sampang bahkan luar Madura sering melakukan sumpah. Jika salah satu pihak yang bersengketa ternyata bersalah, kalau yakin akan meninggal atau bakal menemui musibah,” tutur Muhni, warga setempat.

Kini, di era kepemimpinan Bupati Noer Tjahja, bangunan yang mempunyai nilai sejarah itu, akan dipugar dan diperbaiki. Rencananya, situ situ akan dikembangkan sebagai salah satu ikon yang akan menarik minat wisatawan untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sektor pariwisata. Namun, rencana tersebut tidak bisa terealisasi karena tim panggar legislatif tidak setuju dengan pemugaran situs itu. (Achmad Hairuddin)

Sumber: Surabaya Post

SITUS PABABARAN PANGERAN TRUNOJOYO

Friday, November 26, 2010 1:06 PM

Terletak di Kelurahan Rongtengah Kecamatan Sampang berjarak kurang lebih 200 meter dari pusat Kota Sampang. Merupakan petilasan tempat lahirnya Pahlawan Pangeran Trunojoyo yang di dalamnya terdapat tempat untuk menanamkan Ari-ari Pahlawan Pangeran Trunojoyo. Merupakan salah satu kawasan lindung cagar budaya dari pemerintah Propinsi Jawa Timur.

JALAN-JALAN KE GOA LEBAR

Thursday, November 25, 2010 9:14 AM

Goa Lebar merupakan ikon wisata Kabupaten Sampang Goa dengan kedalaman kurang lebih 100 meter dari permukaan tanah dan panjang kedalaman goa 100 meter dengan karakteristik goa berdiding tebing jenis batu kapur berupa batu bata putih dan merupakan goa bersejarah yang unik karena terdapat petilasan Pangeran Trunojoyo.

Page 23: OReng Sampang

Keunikan Goa Lebar terletak pada tata taman dan konsep hutan di atas baru sehingga suasana yang sejuk dan nyaman. Nikmati keindahan sunset dan view Kota Sampang pada sore hari, dan akan tampak semakin hidup dengan keindahan lampu kota pada malam hari.

Lihat Foto Lainnya

Foto-Foto Kegiatan Samper Batik Kab.Sampang

Monday, November 22, 2010 11:22 PM

Mencoba sesuatu yang beda,tapi kami tidaklah berbeda dengan anda"Sampang Perkusi Bahari Akustik",kami mencoba berkreasi dengan memasukkan berbagai unsur yaitu:musik,puisi dan tari, Kami belajar bersama,hasil bukanlah tujuan utama tapi berproses itulah yang kami lakukan bersama, Salam hangat dalam karya

Lihat Foto Lainnya

Samperbatik.com

PENGAMBILAN VIDEO JTV SURABAYA

Sunday, November 21, 2010 5:49 PM

PERMATA BARU, satu lagi ikon musik kebanggan masyarakat Sampang menyuguhkan kebolehannya di depan Monumen Kota Sampang sore tadi sekitar pukul 15.30 WIB. Selama kurang lebih setengah jam dengan irama musik khas yang rancak dan menggelegar serta lenggak - lenggok genit para penari menggoda siapa saja yang melintas untuk berhenti dan menikmati suguhan menarik ini di tengah kota. Ini adalah sesi pengambilan video oleh kru JTV Jatim bekerjasama dengan DISBUDPAR Kabupaten Sampang untuk mengisi salah satu acara TV, tampak kerumunan masyarakat yang begitu antusias menikmati dan lantunan lagu - lagu Madura yang merdu di telinga menambah semarak suasana sore di tengah kota

Post by : KenapaJuga

Page 24: OReng Sampang

MEMASANG WIDGET I LOVE SAMPANG

Monday, January 03, 2011 2:28 PM

Kalau Teman-teman ingin memasangnya Di Blog, silahkan copy code di bawah ini :

Untuk blogspot, paste kode di atas dengan cara :

Tata letak > tambah gadget > tambahkan HTML/Javascript > Paste kode di atas di konten, tanpa judul.

Untuk wordpress self hosted, paste aja di widgets. Atau kalau tidak bisa, coba di header.php bagian paling bawah. Atau kalau ternyata tidak bisa juga, coba aja paste di sidebar.php paling bawah. Kalau masih tidak bisa, coba di footer.php paling bawah. Otak atik sendiri deh. He3......

<script language="JavaScript" src="http://h1.ripway.com/gunsmayer/widget%20love%20sampang.txt" type="text/javascript"> </script> <script language="JavaScript" type="text/javascript"> cot("http://lh5.ggpht.com/_7yqTlsx3_Bo/TN2kBeF68BI/AAAAAAAAAow/9_3SHBDP47A/right_top_blue%20copy4.png")</script>

<script language="JavaScript" src="http://h1.ripway.com/gunsmayer/widget%20love%20sampang.txt" type="text/javascript"> </script> <script language="JavaScript" type="text/javascript"> cot("http://lh6.ggpht.com/_7yqTlsx3_Bo/TN2kBTqXx8I/AAAAAAAAAos/LXKpkoaRoq8/right_top_blue%20copy2.png")</script>

<script language="JavaScript" src="http://h1.ripway.com/gunsmayer/widget%20love%20sampang.txt" type="text/javascript"> </script> <script language="JavaScript" type="text/javascript"> cot("http://lh4.ggpht.com/_7yqTlsx3_Bo/TN2kBdK1fmI/AAAAAAAAAoo/7TR8sK29lOY/right_top_blue%20copy1.png")</script>

<script language="JavaScript" src="http://h1.ripway.com/gunsmayer/widget%20love%20sampang.txt" type="text/javascript"> </script> <script language="JavaScript" type="text/javascript"> cot("http://lh5.ggpht.com/_7yqTlsx3_Bo/TN2kBEt7OLI/AAAAAAAAAok/aBmzUtCCuCU/right_top_blue%20copy3.png")</script>

Page 25: OReng Sampang

Aku dan kamu adalah putra pulau garam,yang tumbuh dan besar di kota Sampang

kalau kamu mengaku nak-kanak Sampang,nyatoreh ambil source code di atas,

Mator Sakalangkong

PULAU MANDANGIN

Thursday, November 11, 2010 7:40 PM

Berada di antara selat Madura dapat di tempuh dengan menggunakan perahu tradisional melalui pelabuhan Tanglok selama kurang lebih 90 menit . Pulau dengan keindahan pasir putihnya dan terumbu karang yang mengelilingi Pulau serta kehidupan unik masyarakat pulau pengrajin perahu ini , semua bisa anda nikmati di pulau ini.

Lihat Foto Lainnya

WISATA HUTAN KERA NEPA

Wednesday, November 10, 2010 3:24 PM

Objek wisata Hutan Kera Nepa terletak di Desa Nepa pesisir utara pulau madura dan berjarak ±50 km dari pusat Kota Sampang . Merupakan suatu keunikan tersendiri, seluas 1 km2 di kelilingi oleh sungai air tawar yang bermuara langsung ke laut, merupakan gabungan eksotika pemandangan yang luar biasa.

Dengan perahu para nelayan, anda dapat berkeliling menikmati hutan mangroove tepian sungai sebelum menikmati memasuki area hutan. Suatu yang unik berkaitan dengan mitos penduduk setempat adalah perilaku kera pemakan jagung tua mentah yang jinak membagi diri mereka menjadi dua kelompok kera yang menempati dua bagian dari kawasan hutan yaitu sebelah utara dan selatan yang di batasi dengan sebuah kayu dan jalan, hingga saat ini perilaku masing masing kera yang saling tidak mau menyebrangi / melewati daerah perbatasan tersebut kecuali ada kera yang sakit atau membutuhkan pertolongan untuk melahirkan, bisa anda buktikan sendiri.

Lihat Foto Lainnya

MASJID JAMIK MADEGGAN SAMPANG

Page 26: OReng Sampang

Tuesday, November 09, 2010 9:22 PM

MASJID Jamik Madeggan merupakan masjid tertua di Kabupaten Sampang. Konon, usia masjid yang terletak di Kampung Madeggan di Jl Mangkubumi Kelurahan Polagan, Kecamatan Kota Sampang tersebut sudah 6 abad. Informasi ini dibenarkan oleh takmir masjid KH Ahamad Nabrawi Baidawi yang kemarin diwakili Ustadz M. Gufron.

Kepada koran ini, Gufron mengaku tidak tahu pasti sejarah berdirinya tempat peribadatan tersebut. Tapi berdasar cerita rakyat setempat, Masjid Madeggan itu langsung jadi dan sampai sekarang bentuk bangunannya tidak mengalami perubahan. Dulu, imbuhnya, luas masjid sebelum direnovasi 20 x 24 meter. Setelah direhabilitasi, mencapai 30 x 25 meter. "Tapi, sampai sekarang pondasi dan bentuk bangunannya masih alami," ujarnya.

Menurut dia, masjid yang lokasinya persis berada di sebelah selatan situs Makam Ratoh Ebuh tersebut juga dikenal angker. "Kalau ada burung terbang di atas masjid, pasti langsung jatuh dan mati. Saking keramatnya masjid ini, dulu sering dijadikan tempat sumpah pocong. Selain dari tiga kabupaten di Madura, ada juga yang dari Surabaya," ungkapnya.

Sayangnya, lanjut dia, masyarakat kini sudah tidak bisa lagi menyaksikan prosesi pelaksanaan sumpah pocong. Sebab pihak takmir masjid sudah melarang pelaksanaan sumpah untuk mencari siapa yang berkata jujur tersebut. "Itu sudah keputusan takmirnya," ungkapnya.

Kepada koran ini, ia mengaku tidak tahu pasti siapa sosok yang mendirikan Masjid Madeggan. Tapi berdasar cerita masyarakat yang diwariskan leluhurnya secara turun-temurun, usia masjid sudah sekitar 6 abad. "Jadi dari dulu ceritanya memang seperti itu. Artinya, tidak ada sesepuh yang mengetahui pasti kapan masjid ini didirikan," imbuhnya.

Namun demikian, Gufron mengungkapkan bahwa pada tahun 1983 Masjid Madeggan direnovasi. Sebab, pihak takmir masjid kala itu sepakat ingin memperluas bangunan. Sebab kala itu sudah tidak bisa lagi menampung jamaah. "Tapi, renovasi tersebut tidak mengubah struktur bangunan yang lama. Sebab semua bahan-bahannya masih kuat dan tidak ada yang rapuh," katanya.

Sebelum direnovasi dan menggunakan bahan cor dengan rangka baja, di sebelah kanan-kiri halaman luar masjid dulu ada pagar kunonya. Termasuk, lima batang pohon sawo. Tapi karena untuk kepentingan

Page 27: OReng Sampang

jamaah masjid, maka pagar tersebut terpaksa digusur. "Tapi kalau pohon sawonya, kini tinggal satu batang. Berkat renovasi, kini masjid bisa menampung sekitar 1.500 orang," terangnya.

Gufron menambahkan, kalau peringatan hari besar keagamaan, Masjid Madeggan pasti selalu ramai. Salah satunya kala peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra Mikraj. "Itu sudah menjadi agenda rutin yang digelar setiap tahun. Khusus bulan puasa, sering digelar ceramah keagamaan menjelang buka puasa yang dimulai pukul 16.00. Tapi yang ramai, tanggal 21 sampai 27 Ramadan. Kalau siang, banyak jamaah itikaf di masjid," paparnya.

(6 Abad, Bangunan Masjid Masih Alami)

Pria bertubuh subur ini menambahkan, Masjid Madeggan juga dikenal sangat keramt. Konon, doa yang dipanjatkan jamaah biasanya cepat terkabul. "Keunikan masjid ini karena memiliki empat tiang penyanggah. Meskipun konstruksinya miring, tapi keempat pilar tersebut tidak roboh. Meskipun sudah diperbaiki, keempat tiang tersebut bentuknya kembali ke asal alias miring kembali," ungkapnya.

Warga Madeggan ini mengungkapkan, manfaat yang bisa diperoleh kalau berdoa di sekitar tiang-tiang tersebut cukup variatif. Kalau berdoa di tiang pertama misalnya, diyakini bisa menambah ilmu. Lalu tiang kedua, diyakini bisa membuat seseorang bisa cepat memiliki pangkat dalam karir. Selanjutnya tiang ketiga, diyakini bisa memperlancar rezeki. "Kalau berdoa di dekat tiang keempat, diyakini bisa mengabulkan doa keselamatan," rincinya.

Dia menandaskan, sudah cukup banyak musafir yang ingin membuktikan kebenaran kabar tersebut. Bahkan, beberapa warga Jawa Timur, Bogor, dan Jakarta pernah ke Masjid Madeggan. "Dulu, ada cerita bahwa salah seorang musafir asal Bogor yakni Ainun Najib pernah mengatakan bahwa dalam Masjid Madeggan ada jalan tembus menuju makam Wali Songo," pungkasnya tanpa merinci kebenarannya

Sumber: Jawa Pos

MONUMEN KOTA SAMPANG

Wednesday, November 10, 2010 3:24 PM

Page 28: OReng Sampang

3XV4FF5ZCFPMORENG SAMPANG -Monumen Sampang, terletak di pusat kota Sampang sebagai titik 0 (nol) Kabupaten Sampang. Terbuat dari logam berwarna kuning pekat, berdiri megah nan indah, menyapa setiap orang yang lewat berlalu lalang di sekelilingnya.

Disekitar Monumen Sampang terdapat beberapa lokasi yang perlu diketahui bagi orang yang mengunjungi kota Sampang, disebelah timur bagian utara terdapat Kantor Pos dan Kantor Telkom dan Tempat wisata kuliner namun hanya sore sampai malam , bagian selatan terdapat Pegadaian Cabang Sampang dan tempat pemakaman Bapak Kebanggan Masyarakat Sampang ( R.P.H Moh.Noer ) . Sebelah barat terdapat warung kaldu “Setuju” . Sebelah utara terdapat Masjid Jamik Kota Sampang yang indah nan megah.

Disore hari, di sisi barat Monumen Sampang ditempati area bermain untuk anak-anak dan tempat berjualan makanan kecil. Merupakan tempat pilihan bersantai bagi orang tua yang membawa anak-anaknya.

Bagi sobat yang kebetulan berwisata ke madura jangan lupa mampir ke Monumen Ke banggaan Masyarakat Sampang ini.muanthabbbmuanthabbbmuanthabbbmuanthabbb

GARAM TRADISIONAL SAMPANG MADURA

Saturday, November 06, 2010 11:11 PM

Berbicara tentang garam, yang terbersit tentu rasa asin karena kita berpikir dengan rasa. Kalau sudah melibatkan rasa, maka yang paling utama adalah kepekaan lidah. Bahkan lidahpun punya spesifikasi khusus dimana hanya bagian sisi pinggir bagian depan saja yang peka terhadap rasa asinnya garam. Ini kenyataan, meski sebenarnya garam adalah komoditas masyarakat dengan potensi yang besar dan terbentang di depan mata, namun adalah kebetulan jika dihubungkan dengan kepekaan lidah manusia, tetap saja menjadi komoditas pinggiran yang dipandang sebelah mata. Jika rasa manis berada di ujung depan lidah, maka rasa asin cukuplah disisinya. Bahkan sampai-sampai, jika harga gula yang manis meroket, buru-buru pemerintah melakukan operasi pasar untuk menetralisir harga yang melonjak. Tapi kalau garam harganya melonjak bagaimana ? Sepertinya itu masih jadi impian yang harus segera diwujudkan.

Meski garam itu sendiri adalah komoditi yang akan selalu dibutuhkan manusia seperti halnya kebutuhan manusia akan makanan. Peran garam dalam sisi ekonomis masih dikesampingkan. Mungkin karena termasuk “bulk commodity” yang murah harganya sehingga kadang disepelekan leh sebagian kalangan masyarakat. Padahal, fungsi garam untuk konsumsi itu sendiri tidak dapat digantikan bahkan sekaipun oleh gula. Oleh karena itu, sifat garam menjadi sensitif dan layak diposisikan sebagai komoditi strategis.

Page 29: OReng Sampang

Jika kita mau jujur, sebenarnya katagori garam sebagai industri yang strategis tidaklah berlebihan. Sebut saja selain untuk keperluan konsumsi rumah tangga, garam dibutuhkan juga oleh industri tertentu, baik sebagai bahan baku maupun penolong. Industri pengguna garam terbesar adalah industri chlor alkali, yang pada tahun 2009 kebutuhannya mencapai 1.560.000 ton. Selain industri khlor alkali, garam juga digunakan untuk pengasinan ikan, industri-industri makanan, tekstil, penyamakan kulit, garam mandi/spa, perminyakan, farmasi dan perkebunan.Total kebutuhan garam diluar garam konsumsi pada tahun 2009 berjumlah sekitar 2.395.000 ton. Dengan demikian maka total kebutuhan nasional pada tahun tersebut berjumlah 2.888.000 ton. Ini sungguh sangat srategis mengingat bahwa luas perairan kita 2/3nya adalah lautan yang notabene merupakan sumberbahan baku pembuatan garam.

Sayangnya, karena termasuk sebagai komoditas yang murah maka sejulah kebijakan pada akhirnya malah tidak mampu mengangkat harkat dan derajat para petani atau petambak garam. Bahkan harga garam ditingkat produsen tradisional perkilogramnya masih berkutat pada kisaran Rp. 350,- jika lagi panen besar. Namun harga tersebut dapat meroket menjadi Rp. 500,- jika garam sulit didapatkan dari petani/petambak. Ironis memang, dengan lahan 3,5 Ha tambak garam, pertahunnya cuma bisa panen rata-rata 70 karung zak pupuk atau setara dengan 7 ton. Itupun jika cuaca mendukung dengan tingkat panas matahari yang cukup sepanjang musim kemarau. Jadi jangan disamaratakan dengan pola kebutuha petani di sawah yang bercocok tanam di musim penghujan karena petambak garam hanya bisa berproduksi pada musim kemarau.

“Ya begini pak, saya pikir apa yang telah saya lakukan sudah maksimal, jadi tak mungkinlah untuk menaikkan produksi dengan luas lahan yang sama”. Ini adalah ungkapan keterbatasan sosok petani garam di Sampang Madura yang berada dalam keterbatasan dan hanya tergantung pada alam. Apalagi jka dihubungkan dengan cuaca ekstrim sepanjang tahun 2010 ini, beban petambak garam semakin berat karena bisa jadi garam yang akan dipanen tak dapat diambil hasilnya karena tiba-tiba turun hujan, Pupuslah sudah riwayat cita-cita untuk merubah nasib. menunjang dan mendukung seta mendorong mereka para petambak garam tradisional untuk dapat selalau mampu dan mau merubah sikap dan perilaku yang selalu tergantung pada alam dengan sifat keterbatasannya agar lebih berdaya dan justru mampu memanfaatkan alam, ilmu serta teknologi untuk dapat melakukan optimalisasi produksi.

Satu hal lagi yang patut kita pikirkan adalah pola pikir mereka para petambak garam yang merasakan bahwa apa yang mereka lakukan sudah maksimal dan tak mungkin menambah produksi lagi di lahan mereka karena keterbatasan ruang dan sifat dari bahan baku garam itu sendiri. Katakanlah kita ingin mereka lebih banyak memanfaatkan sir laut yang dialirkan kebak penampungan pembuatan garam agar lebih banyak air laut yang dapat diproses untuk menjadi garam, maka yang terjadi adalah justru garam akan sulit terbentuk jika mempercepat alur proses produksi secara tradisional ini. Meskipun demikian, sebenarnya mereka sudah banyak mengembangkan pola alur proses produksi garam. Hal ini bisa dilihat dengan adanya penggunaan kincir angin untuk memasukkan air laut ke bak penampungan dan

Page 30: OReng Sampang

mengalirkannya pada petak-petak proses penuaan air laut dengan tingkat salinitas yang semakin tinggi. Sampai akhirnya mengkristal menjadi butiran garam.

Pada akhirnya, peran pemerintah jelas sangat dibutuhkan untuk mendorong dan memacunya menjadi pelaku usaha petambak garam yang lebih mampu mengembangkan pola dan perilaku untuk melakukan optimalisasi produksi melalui program pengembangan kawasan Minapolitan garam yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Masih banyak cara yang dapat dimanfaatkan dalam mengemban kebijakan strategis ini. Baik melalui pemberdayaan dengan optimalisasi sarana dan prasarana tambak, alih teknologi tepat guna dan bimbingan serta pelatihan yang merupakan struktur inti dalam mengembangkan produktifitas sebagai pokok utama dalam meningkatkan produksi garam. Tidak hanya pemberian bantuan teknis tetapi yang lebih penting adalah mengubah pola dan perilaku untuk dapat menerima perubahan ilmu dan teknologi yang dapat dimanfaatkan secara bijak, mudah dan tepat guna dengan biaya yang relatif murah.

Akankah hal ini dapat tercapai? Tentu saja kita masih memerlukan banyak strategi baru melalui inovasi baik dengan penelitian, perekayasaan dan pengkajian yang lebih mendalam untuk dapat meningkatkan produksi tanpa merusak lingkungan dengan mengedepankan sosio kultur budaya masyarakat setempat. Mengapa demikian? Karena hal paling sulit adalah mengubah sikap petambak garam dan bukan hanya pengetahuan dan keterampilannya. Membawa mereka lebih maju, mendorong mereka untuk lebih mandiri dan memupuk keinginan untuk berpikir secara luas adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah daerah dan pelaku usaha itu sendiri.

Pengembangan kualitas SDM menjadi pemicu bagi pertumbuhan produksi garam. Hal ini disebabkan potensi perairan dan luas lahan yang ada. Meski berdasarkan data yang ada dari seluruh pantai di Indonesia hanya 34.000 ha yang potensial untuk lahan penggaraman. Teryata dengan SdM yang ada pada saat ini baru sekitar 19.000 ha (56%) yang efektif dipakai untuk produksi garam.. Luas tambak garam ini tersebar di Jawa Timur, khususnya Madura seluas 11.867 ha (60,4%), Jawa Tengah seluas 2.748 ha (14%), Jawa Barat seluas 1.716 ha (8,7%), NTB dan Sulawesi Selatan masing-masing sedikit diatas 1.000 ha (masing-masing 0,5%), dan sisanya di NTT dan Sulawesi Tengah.

Masalah terakhir setelah produksi meningkat, perlu dipikirkan sistem pemasaran garam yang lebih transparan, mengedapankan kualitas mutu produk dan optimalisasi harga di tingkat petani dengan standar harga terendah yang disesuaikan dengan pola permintaan pasar terbuka. Kita tidak hanya bertanggungjawab untuk meningkatkan produksi tetapi juga harus mampu menselaraskan program pengembangan kawasan minapolitan garam yang seiring dengan peningkatan permintaan garam di

Page 31: OReng Sampang

pasar bebas dengan segala macam peruntukkanya. Akhirnya apa yang menjadi pola pikir Hasan sang petani tambak garam akan dapat diarahkan dan diakomodir dalam bentuk pemberdayaan dan pengembangan SDM pelaku usaha garam secara efektif dan efisien.

Oleh : Achmad Subijakto, A.Pi., MP

Foto : rotanindonesia.org

Judul asli : GARAM TRADISIONAL DI MATA HASAN SAMPANG MADURA

Sumber : Hasil identifikasi kebutuhan pengembangan SDM garam di Madura, 2010