Topik_3_Lo_3

7
JENIS PENYAKIT AKIBAT EFEK RADIASI 1. Karies Radiasi Efek radiasi tidak langsung terjadi setelah pembentukan gigi dan erups gigi normal berada dalam rongga mulut, kemudian terkena radiasi ionisasi, maka akan terlihat kelainan gigi tersebut misalnya adanya karies radiasi. Biasanya karies radiasi terjadi pada beberapa gigi bahkan seluruh regio yang terkena pancaran radiasi, keadaan ini disebut rampan karies radiasi, yang terjadi setelah mengabsorbsi dosis radiasi sebesar 5.000 Rad. Del Regato (1939) dan Masella dkk. (1972) menyatakan bahwa pada tingkat perubahan jaringan gigi setelah menderita radiasi, mula-mula timbul sensasi rasa seakan-akan gigi kepanjangan, kemudian terjadi hiperemi pulpa, kadang- kadang bersama dengan resesi gingiva sehingga peka terhadap rangsang dingin dan panas. Kemudian terjadi karies servikalis bersamaan dengan terjadinya xerostomia, yang menunjang proses serta mempercepat proses karies radiasi. Dapat juga terjadi karies semental, dentinal, dan email yang akan menimbulkan rampan karies radiasi. Serta akhirnya terjadi fraktur patologi jaringan gigi. 2. Xerostomia Radiasi ionisasi yang terjadi pada kelenjar air liur dengan dosis radiasi sekitar 3.000 Rad akan menimbulkan gangguan sekresi air liur. Hal ini menyebabkan rongga

description

to

Transcript of Topik_3_Lo_3

Page 1: Topik_3_Lo_3

JENIS PENYAKIT AKIBAT EFEK RADIASI

1. Karies Radiasi

Efek radiasi tidak langsung terjadi setelah pembentukan gigi dan erups gigi normal berada dalam rongga mulut, kemudian terkena radiasi ionisasi, maka akan terlihat kelainan gigi tersebut misalnya adanya karies radiasi. Biasanya karies radiasi terjadi pada beberapa gigi bahkan seluruh regio yang terkena pancaran radiasi, keadaan ini disebut rampan karies radiasi, yang terjadi setelah mengabsorbsi dosis radiasi sebesar 5.000 Rad. Del Regato (1939) dan Masella dkk. (1972) menyatakan bahwa pada tingkat perubahan jaringan gigi setelah menderita radiasi, mula-mula timbul sensasi rasa seakan-akan gigi kepanjangan, kemudian terjadi hiperemi pulpa, kadang-kadang bersama dengan resesi gingiva sehingga peka terhadap rangsang dingin dan panas. Kemudian terjadi karies servikalis bersamaan dengan terjadinya xerostomia, yang menunjang proses serta mempercepat proses karies radiasi. Dapat juga terjadi karies semental, dentinal, dan email yang akan menimbulkan rampan karies radiasi. Serta akhirnya terjadi fraktur patologi jaringan gigi.

2. Xerostomia

Radiasi ionisasi yang terjadi pada kelenjar air liur dengan dosis radiasi sekitar 3.000 Rad akan menimbulkan gangguan sekresi air liur. Hal ini menyebabkan rongga mulut terasa kering, disebut xerostomia atau dry mouth. Tingkat perubahan kelenjar air liur setelah radiasi terjadi dalam beberapa hari ditandai dengan adanya radang kelenjar air liur. Setelah satu minggu terjadi penyusutan parensim sehingga terjadi pengecilan kelenjar liur, disertai penyumbatan, terjadi penurunan sekresi air liur dan viskositasnya menjadi lebih kental, warna air liur berubah menjadi kekuningan dan coklat, dan pH nya menurun atau menjadi lebih asam.

Page 2: Topik_3_Lo_3

3. Kanker Mulut

Setiap sel jaringan ikat yang berada di dalam rongga mulut apabila terkena radiasi ionisasi akan mengalami perubahan antara lain pecahnya kromosom, pecahnya vakuola di dalam inti sel, dan pecahnya sitoplasma. Perubahan tersebut terjadi terus menerus dimana proses mitosis sel juga terjadi terus menerus. Perubahan tersebut mengakibatkan sel mitosis menjadi tidak normal dan terjadi pembentukan sel-sel besar atau sel raksasa. Radiasi lebih lanjut akan mengakibatkan terjadinya kematian jaringan yang disebut nekrotik. Pada beberapa literatur, radiasi dinyatakan dapat menyembuhkan kanker, tetapi dapat pula menyebabkan kanker. Kanker mulut contohnya. Kanker mulut kadang-kadang terjadi sebagai akibat dari pengobatan dengan radiasi (radioterapi), dengan dosis radiasi sekitar 5.000-7.000 Rad.

4. Kanker Tiroid

Bila daerah leher terkena radiasi, maka organ yang mengabsorbsi radiasi ionisasi adalah kelenjar tiroid. Apabila besarnya dosis radiasi yang terserap kelenjar tiroid lebih kecil dari 6,5 Rad maka tidak akan mengakibatkan kelainan, tetapi apabila besarnya dosis radiasi yang terserap jauh lebih tinggi, maka akan mengakibatkan stimulasi sel kelenjar tiroid serta kanker tiroid.

5. Katarak

Apablia daerah sekitar rongga mata terkena radiasi akan mengalami kelainan lensa mata yang dapat berakibat kebutaan atau katarak.

Page 3: Topik_3_Lo_3

6. Kemandulan

Bila daerah gonad terkena radiasi maka akan menimbulkan resiko kemandulan. Bila dosis radiasi sangat ringan, maka akan menimbulkan kemandulan sementara. Bila dosis radiasi cukup tinggi maka akan menimbulkan kemandulan menetap atau permanen. Bila dosis radiasi sangatlah kecil, kemungkinan menimbulkan mutasi sel-sel gonad, hal ini sangat ditakuti karena sukar untuk diketahui sebelumnya dan akan diketahui setelah terjadi pada keturunan atau generasi berikutnya, bahkan dua atau tiga generasi yang akan datang. Hal tersebut ditandai dengan adanya perubahan sifat pada generasi berikutnya yaitu lebih agresif atau lebih lamban dari kakek neneknya.

7. Kelainan Pada Wanita Hamil

Bila wanita hamil terkena radiasi sebesar 5 Rad, akan mengakibatkan kelainan dalam 10 hari kehamilan yaitu keguguran. Apabila dalam kehamilan 3-4 minggu sampai 12 minggu akan mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan. Hal ini terlihat berupa perubahan bentuk atau kelainan pertumbuhan bayi, bila dilahirkan akan mempunyai cacat bawaan. Bila dosis radiasi sangat besar, maka akan mengakibatkan kematian pada foetus atau janin yang sedang dikandungnya.

8. Alopecia

Bila radiasi ionisasi diserap oleh kulit maka akan menimbulkan kelianan-kelainan pada jaringan kulit. Pada kulit yang ditumbuhi bulu atau rambut, bila terkena radiasi dengan dosis lebih dari 100 Rad maka akan menyebabkan rusaknya folikel rambut atau lepasnya rambut tersebut. Kelainan ini disebut Alopecia.

Page 4: Topik_3_Lo_3

9. Kanker Kulit

Kanker kulit juga merupakan kelainan yang terjadi pada jaringan kulit karena efek radiasi. Bila jaringan kulit terkena dosis radiasi kumulatif atau disebut juga radiasi ionisasi kronis, akan timbul eritema kemudian dermatitis kronis sinar rontgen, ulserasi jaringan kulit, dan akhirnya akan terjadi neoplastik jaringan kulit yang disebut kanker kulit. Dosis radiasi ini besarnya diatas 5.000 Rad. Kanker kulit yang terjadi di daerah mulut disebut kanker mulut.

10. Osteoradionekrosis

Bila jaringan tulang terkena radiasi sebesar lebih dari 7.000 Rad, maka kemungkinan akan menimbulkan kehancuran serta hilangnya osteosit, dan kemudian terjadinya osteoradionekrosis.

11. Penyakit Radiasi

Bila ditinjau dari seluruh permukaan tubuh yang terkena radiasi ionisasi, maka dengan dosis yang ringan, yaitu dosis dibawah dosis nonstokastik atau di bawah ambang efek nonstokastik, akan menyebabkan timbulnya penyakit yang disebut penyakit radiasi dengan gejala lemas, mual, atau enek. Dengan dosis radiasi setara dengan dosis stokastik yaitu dosis ambang rangsang jaringan yang terkena radiasi, akan menimbulkan efek nonstokastik yang ditandai dengan timbulnya dermatitis di seluruh permukaan kulit tubuh yang terkena radiasi. Bila seluruh permukaan tubuh

Page 5: Topik_3_Lo_3

terkena radiasi dengan dosis radiasi stokastik, maka akan timbul efek stokastik yang ditandai dengan timbulnya kanker, efek genetik seketika, dan efek fatal lainnya.

12. Sindrom Prodromal Sementara

Sindrom Prodormal Sementara ditandai dengan adanya gangguan saluran pencernaan yang bersifat sementara, dapat normal kembali bila penyinaran dihentikan. Gejala atau keluhan klinis akibat efek radiasi ionisasi yang terjadi pada didtem saluran pencernaan adalah mual, rasa mau muntah dan buang air, aroneksia, konstipasi (sulit buang air besar). Dosis radiasi yang menimbulkan gejala-gejala tersebut adalah 200-800 Rad, dosis ini disebut dosis letal. Dosis letal yang akan diterima untuk atau selama beberapa hari akan menimbulkan gejala tersebut.

13. Sindrom Prodromal Laten

Pada sindrom prodromal laten, gejala saluran pencernaan yang terjadi bersifat menetap biar pun penyinaran dihentikan. Gejala berupa kurang sehat, mudah lelah, cepat mengantuk, dan rasa rendah diri. Dosis radiasi yang dapat menimbulkan gejala tersebut adalah diatas 800 Rad, dosis ini disebut sebagai dosis supraletal. Dosis supraletal yang diterima selama beberapa minggu saja, sudah dapat menimbulkan gejala laten prodormal dari sitem saluran pencernaan.

14. Sindrom Haemopetik

Sindrom haemopotik terjadi sebagai akibat terganggunya sistem kerja sel darah, karena efek radiasi ionisasi pada sel darah muda. Sebagai efek lanjut dari sindrom haemopoetik, akan timbul gejala dari organ atau sistem persyarafan, juga dari fungsi organ maupun jaringan otak. Bila dosis radiasi sebesar 200 Rad dan kurang dari 1.000 Rad, selama 10 hari-30 hari penyinaran, maka akan timbul gejala limpopenia, granulositopenia, trombositopenia, eritrositopenia, dan anemia karena Hb sangat turun. Bila dosis radiasi di atas 1.000 Rad, maka akan mengganggu sistem hemopilik pada organ tubuh lain. Pada dosis ini, kemungkinan akan terjadi kelainan darah yang disebut leukimia.

15. Sindrom Syaraf pusat

Page 6: Topik_3_Lo_3

Bila dosis radiasi lebih besar dari 10.000 Rad, dan lama penyinaran satu atau dua hari, maka seseorang yang terkena radiasi tersebut kemungkinan akan meninggal dunia. Bila dosis radiasi lebih kecil dari 10.000 Rad, dan terkenanya radiasi ionisasi cukup lama, akan menimbulkan gejala intermitten stupor, tidak ada koordinasi, tidak dapat berorientasi, dan kejang-kejang. Dalam kelainan ini, radiasi ionisasi dapat menimbulkan perubahan yaitu, tekanan interkranial meninggi, dan elektrolit cairan di otak menurun.