Tonsilitis Ayu
Transcript of Tonsilitis Ayu
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
1/33
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada
tonsil atau amandel ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan
bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan
kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu : tonsil
faringeal ( adenoid ), tonsil palatina ( tosil faucial), tonsil lingual ( tosil
pangkal lidah ), tonsil tuba Eustachius ( lateral band dinding faring /
Gerlachs tonsil ) ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk, 2007 ).
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman
streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan
streptococcus pyogenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer,
2000).
Kesimpulan penulis berdasarakan beberapa pengertian diatas,
tonsilitis merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan
karena bakteri atau virus,prosesnya bisa akut atau kronis.
Tonsilektomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan
mengambil atau mengangkat tonsil untuk mencegah infeksi selanjutnya
( Shelov, 2004 ).
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
2/33
8
Macam-macam tonsillitis menurut (Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk,2007 )
yaitu :
1. Tonsilitis Akut
a. Tonsilis viral
Tonsilitis dimana gejalanya lebih menyerupai commond cold
yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab yang paling sering
adalah virus Epstein Barr. Hemofilus influenzae merupakan
penyebab tonsilitis akut supuratif. Jika terjadi infeksi virus
coxschakie, maka pada pemeriksaan rongga mulut akan tampak
luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri
dirasakan pasien.
b. Tonsilitis bakterial
Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A
Streptokokus, hemolitikus yang dikenal sebagai strep throat,
pneumokokus, Streptokokus viridan, Streptokokus piogenes.
Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan
menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukosit
polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus. Bentuk tonsilitis
akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Bila
bercak-bercak detritus ini menjadi satu, membentuk alur-alur
maka akan terjadi tonsilitis lakunaris.
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
3/33
9
2. Tonsilitis Membranosa
a. Tonsilitis difteri
Tonsilitis diferi merupakan tonsilitis yang disebabkan kuman
Coryne bacterium diphteriae. Tonsilitis difteri sering ditemukan
pada anak-anak berusia kurang dari 10 tahunan frekuensi
tertinggi pada usia 2-5 tahun.
b. Tonsilitis septik
Tonsilitis yang disebabkan karena Streptokokus hemolitikus
yang terdapat dalam susu sapi.
c. Angina Plaut Vincent ( stomatitis ulsero membranosa )
Tonsilitis yang disebabkan karena bakteri spirochaeta atau
triponema yang didapatkan pada penderita dengan higiene mulut
yang kurang dan defisiensi vitamin C.
d. Penyakit kelainan darah
Tidak jarang tanda leukemia akut, angina agranulositosis dan
infeksi mononukleosis timbul di faring atau tonsil yang tertutup
membran semu. Gejala pertama sering berupa epistaksis,
perdarahan di mukosa mulut, gusi dan di bawah kulit sehingga
kulit tampak bercak kebiruan.
3. Tonsilis Kronik
Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari
rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk,
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
4/33
10
pengaruh cuaca, kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut
yang tidak adekuat.
B. Anatomi Fisiologi
Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang
banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi. Tonsil terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung
lipatan belakang mulut. Ia juga bagian dari struktur yang disebut Ring
of Waldeyer ( cincin waldeyer ). Kedua tonsil terdiri juga atas jaringan
limfe, letaknya di antara lengkung langit-langit dan mendapat
persediaan limfosit yang melimpah di dalam cairan yang ada pada
permukaan dalam sel-sel tonsil.
Gambar 1
Anatomi Tonsil
(Pearce,2006 )
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
5/33
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
6/33
12
C. Etiologi
Penyebab tonsilitis menurut (Firman S, 2006) dan (Soepardi,
Effiaty Arsyad,dkk, 2007) adalah infeksi kuman Streptococcus beta
hemolyticus, Streptococcus viridans, dan Streptococcus pyogenes. Dapat
juga disebabkan oleh infeksi virus.
D. Patofisiologi
Bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut.
Amandel atau tonsil berperan sebagai filter, menyelimuti organisme
yang berbahaya tersebut. Hal ini akan memicu tubuh untuk membentuk
antibody terhadap infeksi yang akan datang akan tetapi kadang-kadang
amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau virus.
Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka
jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear.
Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak
kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit,
bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus
disebut tonsillitis falikularis, bila bercak detritus berdekatan menjadi
satu maka terjadi tonsillitis lakunaris. Tonsilitis dimulai dengan gejala
sakit tenggorokan ringan hingga menjadi parah. Pasien hanya mengeluh
merasa sakit tenggorokannya sehingga berhenti makan. Tonsilitis dapat
menyebabkan kesukaran menelan, panas, bengkak, dan kelenjar getah
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
7/33
13
bening melemah didalam daerah sub mandibuler, sakit pada sendi dan
otot, kedinginan, seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit
pada telinga. Sekresi yang berlebih membuat pasien mengeluh sukar
menelan, belakang tenggorokan akan terasa mengental. Hal-hal yang
tidak menyenangkan tersebut biasanya berakhir setelah 72 jam.
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran
semu (Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena
proses radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid
terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan, jaringan limfoid diganti
jaringan parut. Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara
kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini
meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengketan
dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai
dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.
(Reeves, Roux, Lockhart, 2001 )
E. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala Tonsilitis menurut ( Smeltzer & Bare, 2000) ialah
sakit tenggorokan, demam, ngorok, dan kesulitan menelan. Sedangkan
menurut Effiaty Arsyad Soepardi,dkk ( 2007 ) tanda dan gejala yang
timbul yaitu nyeri tenggorok, tidak nafsu makan, nyeri menelan,
kadang-kadang disertai otalgia, demam tinggi, serta pembesaran
kelenjar submandibuler dan nyeri tekan.
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
8/33
14
F. Komplikasi
Komplikasi tonsilitis akut dan kronik yaitu :
1. Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole,
abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya
disebabkan oleh streptococcus group A ( Soepardi, Effiaty
Arsyad,dkk. 2007 ).
2. Otitis media akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius
(eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat
mengarah pada ruptur spontan gendang telinga ( Soepardi, Effiaty
Arsyad,dkk. 2007 ).
3. Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke
dalam sel-sel mastoid ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).
4. Laringitis
Merupakn proses peradangan dari membran mukosa yang
membentuk larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang
disebabkan bisa karena virus, bakter, lingkungan, maupunmkarena
alergi ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
5. Sinusitis
Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau
lebih dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
9/33
15
ruangan berisi udara dari dinding yang terdiri dari membran mukosa
( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
6. Rhinitis
Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal
dan nasopharynx ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).
G. Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang anak menurut (Sujono & Sukarmin, 2009) yaitu :
1. Tumbuh kembang Infant / bayi , umur 0 12 bulan
a. Umur 1 bulan :
Fisik : Berat badan akan meningkat 150 200 gram/minggu,
tinggi badan meningkat 2,5 cm / bulan, lingkar
kepala meningkat 1,5 cm/bulan. Besarnya kenaikan
seperti ini akan berlangsung sampai bayi umur 6
bulan.
Motorik : Bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat kepala
dengan dibantu oleh orang tua, tubuh
ditengkurapkan, kepala menoleh ke kiri ataupun ke
kanan, reflek menghisap, menelan, menggenggem
mulai positif.
Sensoris : Mata mengikuti sinar ke tengah
Sosialisasi : Bayi sudah mulai tersenyum pada orang yang ada di
sekitarnya
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
10/33
16
b. Umur 2 3 bulan :
Fisik : Fontanel posterior sudah menutup
Motorik : Mengangkat kepala, dada dan berusaha untuk
menahannnyasendiri dengan tangan,
memasukkan tangan ke mulut, mulai berusaha
untuk meraih benda-benda yang menarik yang
ada di sekitarnya, bisa didudukkan dengan posisi
punggung disokong, mulai asyik bermain-main
sendiri,dengan tangan dan jari-jarinya.
Sensoris : Sudah bisa mengikuti arah sinar ke tepi,
koordinasi ke atas dan ke bawah, mulai
mendengarkan suara yang didengarnya
Sosialisasi : Mulai tertawa padea seseorang, senang jika
tertawa keras, menangis sudah mulai berkurang.
c. Umur 4 5 bulan :
Fisik : Berat badan menjadi dua kali berat badan lahir,
ngeces karena tidak adanya koordinasi menelan
saliva
Motorik : Jika di dudukkan kepala sudah bisa seimbang
dan punggung sudah mulai kuat, bila
ditengkurapkan sudah bisa mulai miring dan
kepala sudah bisa tegak lurus, berusaha meraih
benda di sekitar tangannya.
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
11/33
17
Sensoris : Sudah bisa mengenal orang-orang yang sering
berada di dekatnya, akomodasi mata positif
Sosialisasi : Senang jika berinteraksi dengan orang lain
walaupun belum prnah dilihat atau dikenalnya,
sudah bisa mengeluarkan suara petanda tidak
senang bila mainan atau benda miliknya diambil
oleh orang lain.
d. Usia 6 7 bulan :
Fisik : Berat badan meningkat 90-150 gram/minggu,
tinggi badan meningkat 1,25 cm/bulan, lingkar
kepala meningkat 0,5 cm/bulan, besarnya
kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai
bayi berusia 12 bulan, gigi sudah mulai tumbuh.
Motorik : Bayi sudah bisa membalikkan badan sendiri,
memindahkan anggota badan dari tangan yang
satu ke tangan yang lainnya, mengmbil mainan
dengan tangannya, senang memasukkan kaki ke
mulut, sudah bisa memasukkan makanan ke
mulut sendiri.
Sensoris : Sudah dapat membedakan orang yang
dikenalnya dengan yang tidak dikenalnya, jika
bersama dengan orang yang tidak dikenalnya bayi
akan merasa cemas, sudah dapat menyebut atau
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
12/33
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
13/33
19
Motorik : Sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan
lama, belajar berjalan dengan bantuan, sudah bisa
berdiri dan duduk sendiri, mulai belajar makan
dengan menggunakan sendok, akan tetapi lebih
senang menggunakan tangan, sudah bisa bermain
ci...luk...ba.., mulai senang mencorat-coret kertas.
Sensoris : Sudah dapat membedakan bentuk
Sosialisasi : Emosi positif, cemburu, marah, lebih senang
pada lingkungan yang sudah diketahuinya,
merasa takut pada situasi yang asing, mulai
mengerti akan perintah yang sederhana, sudah
mngerti namanya sendiri, sudah bisa menyebut
abi,umi.
2. Tumbuh kembang Toddler, umur 1 3 tahun
a. Umur 15 bulan :
Motorik kasar : Sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang
lain.
Motorik halus : Sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari
ke lubang, membuka kotak , melempar benda.
b. Umur 18 bulan :
Motorik kasar : Mulai berlari tetapi masih sering jatuh, menarik-
narik mainan, mulai senang naik tangga tetapi
masih dengan bantuan.
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
14/33
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
15/33
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
16/33
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
17/33
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
18/33
24
The American Academy of Otolaryngology Head and
Neck Surgery Clinical Indikators Compendium tahun 1995
menetapkan indikasi dilakukannya tonsilektomi yaitu:
1) Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali per tahun walaupun
telah mendapatkan terapi yang adekuat
2) Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan orofasial
3) Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan
sumbatan jalan nafas, sleep apnea, gangguan menelan, dan
gangguan bicara.
4) Rinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses
peritonsil, yang tidak berhasil hilang dengan pengobatan.
5) Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan
6) Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A
Sterptococcus hemoliticus
7) Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan
8) Otitis media efusa / otitis media supurataif
( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 )
Tonsilektomi menurut ( Nettina, 2006 ) yaitu:
1) Perawatan pra Operasi :
a) Lakukan pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorok
secara seksama dan dapatkan kultur yang diperlukan
untuk menentukan ada tidak dan sumber infeksi.
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
19/33
25
b) Ambil spesimen darah untuk pemeriksaan praoperasi
untuk menentukan adanya resiko perdarahan : waktu
pembekuan, pulasan trombosit, masa protrombin, masa
tromboplastin parsial.
c) Lakukan pengkajian praoperasi :
Perdarahan pada anak atau keluarga, kaji status hidrasi,
siapkan anak secara khusus untuk menghadapi apa yang
diharapkan pada masa pascaoperasi, gunakan teknik-
teknik yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak (
buku, boneka, gambar ), bicaralah pada anak tentang hal-
hal baru yang akan dilihat di kamar operasi, dan jelaskan
jika terdapat konsep-konsep yang salah, bantu orang tua
menyiapkan anak mereka dengan membicarakan istilah
yang umum terlebih dahulu mengenai pembedahan dan
berkembang ke informasi yang lebih spesifik, yakinkan
orang tua bahwa tingkat komplikasi rendah dan masa
pemulihan biasanya cepat, anjurkan orang tua untuk
tetap bersama anak dan membantu memberikan
perawatan.
2) Perawatan pascaoperasi :
a) Kaji nyeri dengan sering dan berikan analgesik sesuai
indikasi.
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
20/33
26
b) Kaji dengan sering adanya tanda-tanda perdarahan
pascaoperasi
c) Siapkan alat pengisap dan alat-alat nasal packing untuk
berjaga-jaga seandainya terjadi kedaruratan.
d) Pada saat anak masih berada dalam pengaruh anestesi,
beri posisi telungkup atau semi telungkup pada anak
dengan kepala dimiringkan kesamping untuk mencegah
aspirasi
e) Biarkan anak memperoleh posisi yang nyaman sendiri
setelah ia sadar ( orangtua boleh menggendong anak )
f) Pada awalnya anak dapat mengalami muntah darah
lama. Jika diperlukan pengisapan, hindari trauma pada
orofaring.
g) Ingatkan anak untuk tidak batuk atau membersihkan
tenggorok kecuali jika perlu.
h) Berikan asupan cairan yang adekuat; beri es batu 1
sampai 2 jam setelah sadar dari anestesi. Saat muntah
susah berhenti, berikan air jernih dengan hati-hati.
i) Tawarkan jus jeruk dingin disaring karena cairan itulah
yang paling baik ditoleransi pada saat ini, kemudian
berikan es loli dan air dingin selama 12 sampai 24 jam
pertama.
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
21/33
27
j) Ada beberapa kontroversi yang berkaitan dengan
pmberian susu dan es krim pada malam pembedahan :
dapat menenangkan dan mengurangi pembengkakan,
tetapi dapat meningkatkan produksi mukus yang
menyebabkan anak lebih sering membersihkan
tenggorokanya, meningkatkan resiko perdarahan.
k) Berikan collar es pada leher, jika didinginkan. ( lepas
collar es tersebut, jika anak menjadi gelisah ).
l) Bilas mulut pasien dengan air dingin atau larutan
alkalin.
m) Jaga agar anak dan lingkungan sekitar bebas dari
drainase bernoda darah untuk membantu menurunkan
kecemasan.
n) Anjurkan orang tua agar tetap bersama anak ketika
anak sadar.
I. Pengkajian Fokus dan Pemeriksaan Penunjang
1. Fokus pengkajian menurut (Firman S, 2006), yaitu :
a. Wawancara
1) Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsillitis)
2) Apakah pengobatan adekuat
3) Kapan gejala itu muncul
4) Bagaimana pola makannya
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
22/33
28
5) Apakah rutin / rajin membersihkan mulut
b. Pemeriksaan fisik
Data dasar pengkajian menurut ( Doengoes, 2000), yaitu :
a) Intergritas Ego
Gejala : Perasaan takut, khawatir
Tanda : ansietas, depresi, menolak.
b) Makanan / Cairan
Gejala : Kesulitan menelan
Tanda : Kesulitan menelan, mudah terdesak, inflamasi
c) Hygiene
Tanda : kebersihan gigi dan mulut buruk
d) Nyeri / Keamanan
Tanda : Gelisah, perilaku berhati-bati
Gejala : Sakit tenggorokan kronis, penyebaran nyeri ke
telinga
e) Pernapasan
Gejala : Riwayat menghisap asap rokok ( mungkin ada
anggota keluarga yang merokok ), tinggal di tempat yang
berdebu.
2. Pemeriksaan penunjang
a. Tes Laboratorium
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri
yang ada dalam tubuh pasien dengan tonsilitis merupakan bakteri
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
23/33
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
24/33
30
J. Pathways Keperawatan
Kuman ( Streptococcus beta hemolyticus,Streptococcus viridans, dan Streptococcus pyogenes ),
Virus
Reaksi antigen dan antibody dalam tubuh
tidak dapat melawan antigen kuman
Virus dan bakteri menginfeksi tonsil
Epitel terkikis
Inflamasi tonsil
Pembengkakan tonsil
Sumbatan jalan nafas
Tonsilektomi
Pre operasi Post Operasi
Nyeri saat Respon Kurang Efek anestesi Terputusnya
menelan inflamasi pengetahuan jaringan
Anoreksia Kerja Terputusnya Luka
syaraf pembuluh
Intake tidak menurun darah
adekuat
Rangsangan Reflek batuk Perdarahan
Termoregulasi dan menelan menurun Pemajananhipotalamus mikroorganisme
suhu tubuh Penumpukan
meningkat sekret
( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 )
CemasNyeri
Resikoperubahan
nutrisi : kurang
dari kebutuhan
tubuh
Hipertermi Resiko bersihan
jalan nafas
tidak efektif
Resiko
kekurangan
cairan
Nyeri
Resiko infeksi
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
25/33
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
26/33
32
Kriteria hasil : kebutuhan nutrisi pasien adekuat, tidak ada tanda
malnutrisi, mampu menghabiskan makanan sesuai porsi yang
diberikan
Intervensi :
1) Awasi masukan dan berat badan sesuai indikasi
Rasional : Memberikan informasi sehubungan dengan
kebutuhan nutrisi dan keefektifan terapi
2) Auskultasi bunyi usus
Rasional : Makanan hanya dimulai setelah bunyi usus
membaik
3) Mulai dengan makanan kecil dan tingkatkan sesuai toleransi
Rasional : Kandungan makanan dapat mengakibatkan
ketidaktoleransian, memerlukan perubahan pada kecepatan
4) Berikan diet nutrisi seimbang ( makanan cair atau halus ) atau
makanan selang sesuai indikasi
Rasional : mempertahankan nutrisi yang seimbang
( Doengoes, 2000 )
b. Dx 2 : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon
inflamasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
suhu tubuh normal
Kriteria hasil : suhu tubuh normal ( 36C-37C ) tubuh tidak
terasa panas,pasien tidak gelisah.
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
27/33
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
28/33
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
29/33
35
Rasional : memahami apa yang akan terjadi setelah prosedur,
dapat mengurangi rasa cemas
( Doengoes, 2000 )
2. Post Operasi
a. Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah,
diskontinuitas jaringan.
Tujuan : tidak ada masalah tentang nyeri , nyeri dapat hilang atau
berkurang
Kriteria hasil :
1) Melaporkan nyeri berkurang
2) Ekspresi wajah tampak rileks
Intervensi :
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi.
Rasional : sebagai dasar penentuan intervensi berikutnya
2) Ajarkan teknik non farmakologi dengan distraksi / latihan
nafas dalam.
Rasional : teknik distraksi/latihan nafas dalam dapat
mengurangi nyeri
3) Tingkatkan istirahat pasien
Rasional : istirahat dapat melupakan dari rasa nyeri
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
30/33
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
31/33
37
Rasional : bunyi nafas krekles dan ronkhi terdengar pada
inspirasi dan atau ekspirasi pada respon terhadap
pegumpulan sekret
3) Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misalnya
peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran
tempat tidur
Rasional : peninggian kepala tempat tidur mempermudah
fungsi pernafasan
4) Dorong pasien untuk mengeluarkan lendir secara perlahan
Rasional : membersihkan jalan nafas dan membantu
mencegah komplikasi pernafasan
( Doengoes, 2000 )
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
perdarahan yang berlebihan
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil : setelah dilakukan tindaka keperawatan resiko
kekurangan volume cairan dapat teratasi ditandai dengan tanda
vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik, kapiler
refill cepat
Intervensi :
1) Kaji / ukur dan catat jumlah perdarahan
Rasional : potensi kekurangan cairan, khususnya jika tidak
ada tambahan cairan
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
32/33
38
2) Awasi tanda-tanda vital
Rasional : perubahan tekanan darah, nadi dapat digunakan
untuk perkiraan kehilangan darah
3) Cata respon fisiologis individual pasien terhadap perdarahan,
misalnya perubahan mental, kelemahan, gelisah, ansietas,
pucat, berkeringat, peningkatan suhu
Rasional : simtomatologi dapat berguna dalam mengukur
berat badan atau lamanya episode perdarahan
4) Awasi batuk dan bicara karena akan mengiritasi luka dan
menambah perdarahan
Rasional : aktifitas batuk dan bicara meningkatkan tekana
intra abdomen dan dapat mencetuskan perdarahan langit-
langit.
( Doengoes, 2000 )
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan mikroorganisme.
Tujuan : menyatakan pemahaman penyebab atau fakto resiko
individu
Kriteria hasil : mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau
menurunkan resiko infeksi, tidak ada tanda-tanda
infeksi, tanda-tanda vital normal.
-
7/31/2019 Tonsilitis Ayu
33/33
Intervensi :
1) Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : Jika ada peningkatan suhu tubuh kemungkinan
infeksi
2) Lakukan perawatan luka aseptik dan lakukan pencucian
tangan yang baik.
Rasional : Mencegah risiko infeksi
3) Lakukan perawatan terhadap prosedur invasive.
Rasional : Mengurangi infeksi nosokomial
4) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
Rasional : Mencegah perkembangan mikroorganisme
patogen.
( Doengoes, 2000 )