TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/408/4/BAB II.pdf · Pada saat...
Transcript of TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/408/4/BAB II.pdf · Pada saat...
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 atau 7 hari) kehamilan dibagi tiga
bagin, yaitu : kehamilan trimester 1 sebelum 14 minggu, kehamilan trimester 2
antara 14-28 minggu, kehamilan trimester antara 28-36 minggu atau sesudah 36
minggu (Mengkuji, 2012 : 27).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi dan implantasi. Pada masa ini terjadi
perubahan produksi dan pengaruh hormonal serta perubahan anatomi dan
fisiologis. Pada pertama kalinya ibu tidak akan mengenali bahwa ia sedang hamil.
Akan tetapi, sesungguhnya tubuh secara aktif bekerja untuk menyesuaikan proses
kehamilan. Proses penyesuaian tersebut dapat menimbulkan perubahan fisiologis
baik secara fisik maupun psikologis (Husin, 2014: 55).
2. Klasifikasi Masa Kehamilan
Kehamilan diklasifikasikan dalam 3 trimester, yaitu:
a. Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu).
b. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).
c. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu)
(Saifuddin, 2014: 213)
9
3. Fisiologi Kehamilan
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang mempengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35
tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi
ovulasi (Manuaba, 2010: 75)
Konsepsi merupakan pertemuan antara sperma dan sel telur yang
menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang
meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur),
penggabungan gamet dan implantasi dan embrio di dalam uterus. Terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sel mani dan sel telur disebut penghamilan
(fertilisasi). Fertilisasi terjadi di ampula tuba dan syarat dari setiap kehamilan
adalah harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi
hasil konsepsi.
Pada saat ovulasi, ovum dilkeluarkan dari folikel de graf dari ovarium,
folikel yang ruptur akan mengalami perubahan sehingga terbentuk korpus luteum
menstruasi, secara progresif akan mengalami degenerasi dan regresi menyeluruh
pada menstruasi berikutnya. Apabila ovum dibuahi maka korpus luteum akan
dipertahankan oleh produksi gonadotropin kronik (HCG) yang dihasilkan oleh
sinsitofoblas disekeliling blatokis dan menjadi korpus luteum kehamilan (Varney,
2007: 492)
10
4. Perubahan Fisiologi Kehamilan
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasentaamnion) sampai persalinan. Uterus
mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dan cepat selama
kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu
setelah persalinan (Saifuddin, 2014: 175).
2) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya
edema pada seluruh serviks, berbeda kontras dengan korpus, seviks hanya
memiliki 10 – 15% otot polos.
Serviks manusia merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang
mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan. Bersifat
seperti katup yang bertanggung jawab menjaga janin didalam uterus sampai akhir
kehamilan dan selama persalinan (Saifuddin, 2014: 177).
3) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mendukung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak dapat lepas dari
kemampuan vili korealis yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang
mirip dengan hormon lutiotropik hipofisis anterior (Manuaba, 2010: 92).
11
4) Vagina dan Perineum
Selama hamil peningkatan vaskularisasi dan hiperemi terlihat jelas pada
kulit dan otot–otot diperineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat
berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini meliputi
penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel–sel
otot polos.
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan
untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatkan
ketebalan mikosa, mengendornya jaringan ikat dan hipertrofi otot polos
(Saifuddin, 2014: 178).
5) Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam dan kadang – kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama strie gravidarum. Pada multipara selain strie
kemerahan ini sering kali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang
merupakan sikatrik dan strie sebelumnya (Saifuddin, 2014: 179).
6) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu ekstrogen, progesteron,
dan somatomamotrofin (Manuaba, 2010: 92).
b. Perubahan Metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari
ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5
12
kg. Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan
menambah berat badan perminggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan
dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan perminggu
masing–masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg (Saifuddin, 2014: 180).
c. Sistem Kardiovaskuler/ Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalm kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh- pembuluh darah yang
membesar pula, mamae dan alat lain yang yang berfungsi berlebihan dalam
kehamilan. Volume maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu usia
kehamilan dan terus-menerus meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia
mencapai titik maksimum (Saifuddin, 2014: 182).
d. Traktus Digestivus/ Pencernaan
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambug dan usus akan tergeser,
demikian juga dengan yang lainnya seperti apendiks yang akan bergeser kearah
atas dan lateral (Saifuddin, 2014: 185).
e. Traktus Urinarius
Pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan
ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus dengan rongga
panggul. Pada akhir kehamilan jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas
panggul, keluhan itu akan timbul kembali (Saifuddin, 2014: 185).
f. Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135%.
Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan.
13
Pada perubahan yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan
lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat kehamilan aterm.
Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal ini
juga ditemukan pada ibu–ibu yang menyusui (Saifuddin, 2014: 186).
g. Sistem Muskuluskeletal
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada muskuluskeletal.
Akibat peningkatan kadar hormon ekstrogen dan progesteron, terjadi relaksasi dan
jaringan ikat, kartilago, dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial.
Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas
persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama hamil biasanya normal apabila
asupan nutrisinya khususnya produk susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya
tidak berubah pada kehamilan yang normal (Saifuddin, 2014: 175 – 186).
5. Diagnosa Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya
dioagnosa kehamilan tidak dapat diabaikan. Dalam kehidupan wanita, hanya
sedikit diagnosis yang lebih penting dari pada diagnosis kehamilan.
Diagnosis kehamilan biasanya sangat mudah ditegakkan tapi sayangnya,
hal ini tidak selalu terjadi. Proses farmakologis atau patofisiologis kadang–kadang
memicu perubahan endokrin atau anatomis yang menyerupai kehamilan. Dengan
demikian kadang- kadang diagnosis kehamilan tidak mudah ditegagkan tetapi
kehamilan jarang tidak terdiagnosis apabila telah dilakukan pemeriksaan klinis
dan laboratorium dengan benar (Cunningham, 2005: 22).
Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu triwulan pertama (0 sampai
12 minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), triwulan ketiga (29 sampai
14
42 minggu). Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan
penilaian terhadap tanda dan gejala kehamilan (Manuaba, 2010: 107).
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-
komponen sebagai berikut :
a. Melakukan pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4.
Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia
kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36
minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas
36 minggu.
1) K1 ini mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan anak
yaitu sebagai indikator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui
jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam
menggerakkan masyarakat
2) Tujuan dari K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pada trimester II (usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan
mendapatkan pelayanan 7T atau 10T setelah melewati K1.
3) K3 dan K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
pada trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali
kunjungan, dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1 dan K2.
b. Mengupayakan kehamilan yang sehat.
c. Melakukan deteksi dini komplikasi,melakukan penatalaksanaan awal serta
rujukan bila diperlukan.
d. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
15
e. Mempersiapkan pemberian ASI
f. Menggolongkan kehamilan resiko rendah, menengah dan tinggi
1) Resiko rendah: primi tanpa komplikasi kepala masuk PAP minggu ke-36
2) Resiko menengah: primi dengan kepala tinggi anak besar, serotinus,
infertilitas, primipara tinggi badan <150 cm
3) Resiko tinggi: riwayat obstetrik buruk, preeklamsi/ eklamsi, perdarahan
antepartum.
g. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini melakukan rujukan, jika terjadi
komplikasi (Manuaba, 2010: 115).
B. Anemia
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel-sel darah merah
(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsi nya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto,
2007: 30).
2. Jenis – Jenis Anemia
Secara umum, ada tiga jenis utama anemia, diklasifikasikan menurut sel
ukuran darah merah :
a. Jika sel darah merah lebih kecil dari biasanya ini disebut mikrositik, penyebab
utama dari jenis ini defisiensi besi (anemia) dan thalasemia (kelainan bawaan
hemoglobin).
b. Jika ukuran sel darah merah normal dalam ukuran (tetapi rendah dalam
jumlah) ini disebut anemia normositik, seperti anemia yang berhubungan
dengan penyakit ginjal.
16
c. Jika sel darah merah lebih besar dari normal, maka disebut anemia makrositik,
seperti anemia yang berhubungan dengan alkoholisme (Proverawati, 2011: 6).
3. Penyebab Umum Anemia
Beberapa penyebab anemia yaitu :
a. Pendarahan, pada wanita kekurangan zat besi mungkin karena mentruasi,
tetapi pada orang tua dan pria pendarahan biasanya dari penyakit usus
seperti bisul dan kanker.
b. Kurangnya asupan makanan dan zat besi terjadi karena tidak atau
kurangnya zat besi. Pada anak-anak dan wanita hamil, tubuh
membutuhkan lebih banyak zat besi. Perempuan hamil dan menyusui
sering terjadi kekurangan ini karena bayi memelukan sejumlah besar besi
untuk perempuan.
c. Gangguan penyerapan mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan
pada saluran gastrotinal (GI) dan dari waktu ke waktu dapat
mengakibatkan anemia (Proverawati, 2011: 53).
C. Anemia Pada Kehamilan
1. Definisi Anemia Pada Kehamilan
Anemia pada ibu hamil didefinisikan bila kadar Hb dibawah 11 gr/dl
(Manuaba, 2010 : 239). Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel
darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin pada
umumnya pada perempuan 12gr / dl (Proverawati, 2011 : 1). Anemia adalah
sebagai sesuatu keadaan ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal (Ani, 2013 : 44).
17
2. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan
Pembagian anemia adalah sebagai berikut : (Manuaba, 2010: 239)
a. Hb 11 gr/dl : Normal / tidak anemia
b. Hb 9 – 10 gr/dl : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr/dl : Anemia sedang
d. Hb < 7 gr/dl : Anemia berat
3. Etiologi Anemia Dalam Kehamilan
a. Perdarahan Aktif
Kehilangan darah bisa terjadi karena perdarahan, menstruasi berat, atau
luka sehingga dapat menyebabkan anemia (Proverawati, 2011: 14). Jika
perdarahan berlebihan atau terjadi selama periode waktu tertentu (kronis), tubuh
tidak akan mencukupi kebutuhan zat besi atau cukup disimpan untuk
menghasilkan hemoglobin yang cukup atau sel darah merah untuk menggantikan
apa yang hilang (Proverawati, 2011: 54).
b. Kurangnya Asupan Makanan
Kurangnya zat besi mungkin terjadi karena tidak atau kurang
mengkonsumsi zat besi. Wanita hamil tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi.
Perempuan hamil dan menyusui sering terjadi kekurangan ini karena bayi
memerlukan sejumlah besar besi untuk pertumbuhan. (Proverawati, 2011: 54).
c. Gangguan Penyerapan
Kondisi tertentu mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan pada
saluran gastrointestinal (GI) dan dari waktu kewaktu dapat mengakibatkan anemia
(Proverawati, 2011: 55).
18
d. Penyakit Kronis
Setiap kondisi medis jangka panjang dapat menyebabkan anemia.
Mekanisme yang tepat dalam proses ini tidak diketahui tetapi setiap berlangsung
lama dan kondisi medis yang berkelanjutan seperti infeksi kronis atau kanker
dapat menyebabkan anemia (Proverawati, 2011: 16).
e. Penyakit Ginjal Kronis
Pada orang dengan penyakit ginjal kronis (jangka panjang) produksi
hormon ini berkurang dan ini pada gilirannya mengurangi produksi sel darah
merah yang menyebabkan anemia (Proverawati, 2011: 16).
f. Gizi Buruk
Kekurangan dalam gizi buruk dapat menyebabkan anemia karena
kekurangan produksi sel darah merah. Asupan makanan yang buruk merupakan
penyebab penting rendahnya kadar asam folat dan vitamin B12 (Proverawati,
2011: 16)
4. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan
payudara. Volume plasma meningkat 45% - 65% dimulai pada trimester II
kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatkan sekitar 1000
ml, menurut sedikit manajemen aterm serta kembali normal 3 bulan setelah
partus.
Selama kehamilan kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat sekitar 800-
1000 mg untuk mencukupi kebutuhan seperti terjadi peningkatan sel darah merah
membutuhkan 300-400 mg zat besi dan mencapai puncak pada usia kehamilan 32
19
minggu, janin membutuhkan zat besi sekitar 100-200 mg dan sekitar 190 mg
terbuang selama melahirkan. Dengan demikian jika cadangan zat besi sebelum
kehamilan berkurang maka pada saat hamil pasien dengan mudah mengalami
kekurangan zat besi (Rukiyah A. Y. 2010: 115).
5. Tanda dan Gejala
a. Anemia Ringan
Biasanya anemia ringan tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun, jika
anemia secara perlahan terus menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi dan
mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak ada gejala apapun sampai
anemia menjadi berat (Proverawati, 2011: 21).
b. Anemia Sedang
Karena jumlah sel darah merah yang rendah menyebabkan berkurangnya
pengiriman oksigen kesetiap jaringan dalam tubuh, anemia dapat menyebabkan
berbagai tanda dan gejala.
Gejala anemia termasuk : kelelahan, penurunan energi, kelemahan, sesak
nafas, ringan, tampak pucat (Proverawati, 2011: 21).
c. Anemia Berat
Beberapa tanda dan gejala yang mungkin menujukan anemia berat pada
seseorang, seperti: perubahan warna tinja, denyut jantung cepat, tekanan darah
rendah, frekuensi nafas cepat, pucat atau kulit dingin, pusing, sakit kepala, dan
nyeri dada. Gejalanya seperti: sembelit, daya konsentrasinya rendah, rambut
rontok, dan memburuknya masalah jantung (Proverawati, 2011: 22).
20
6. Faktor Resiko Anemia Dalam Kehamilan
Tubuh berada pada resiko tinggi untuk menjadi anemia selama kehamilan
jika :
a. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
b. Hamil dengan lebih dari satu anak
c. Sering mual dan muntah karena sakit pagi hari
d. Tidak mengonsumsi cukup zat besi
e. Mengalami mentruasi berat sebelum kehamilan
f. Hamil saat remaja
g. Kehilangan banyak darah karena cidera atau selama operasi(Proverawati
2011: 134).
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
Alat Mekanik (Alat Hb digital) . Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai
berikut:
a. Hb 11 gr/dl : Normal / Tidak Anemia
b. Hb 9 – 10 gr/dl : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr/dl : Anemia sedang
d. Hb < 7 gr/dl : Anemia berat
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu
pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu
hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90
tablet selama kehamilan (Manuaba, 2010 : 239).
21
8. Diagnosis Anemia
Menurut kemenkes (2013 :160) diagnosis anemia dapat ditegakkan bila
kadar Hb, 11g/dl pada trimester I dan III, atau <10,5g/dl pada trimester II.
Penegakan diagnosa pada kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa, pada
anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing-pusing, mata
berkunang-kunang, dan muntah lebih sering dan hebat pada kehamilan muda
(Manuaba 2010: 239).
9. Dampak Anemia
Dampak anemia terhadap ibu maupun bayi antara lain : dapat terjadi
abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6gr/dl), mola
hidatidosa, hiperemesis gravidarum, pendarahan antepartum, ketuban pecah dini
(KPD), terjadinya kematian intrauterin, berat bayi lahir rendah (BBLR), dapat
terjadinya cacat bawaan pada bayi, bayi mudah mengalami infeksi sampai
kematian perinatal, intelegensia lemah (Mengkuji, 2012: 48).
10. Penanganan Anemia
Penanganan anemia defesiensi besi adalah memalui pemberian preparat
besi oral dan perenatal. Pemberian 300 kalori/hari dan suplemen besi 60/hari
kiranya cukup untuk mencegah anemia.
Di indonesia, pemerintah melalui dapertemen kesehatan telah melakukan
berbagai upaya penanggulangan anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil
a. Pemberia tablet besi pada ibu hamil secara rutin selama jangka waktu tertentu
untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara tepat. Teblet besi untuk ibu
22
hamil sesudah bersedia dan telah didistribusikan keseluruh provinsi dan
pemberiannya diatur melalui puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu dan
bidan desa.
b. Buku pedoman pemberian zat besi bagi petugas tahun 1995 dan pemasangan
poster-poster mengenai tablet besi.
c. Buku pedoman operasional penanggulangan anemia zat besi petugas tahun
1996.
d. Sejak tahun 1993 sampai sekarang, kemasan Fe yang tadinya menimbulkan
bau kurang sedap sekarang telah diperbarui dalam bentuk tablet salut yang
dikemas sebanyak 30 tablet per bungkus alumunium dengan komposisi yang
sama (Mengkuji, 2012: 50).
D. Bayam
1. Pengertian Bayam
Bayam adalah tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya
sebagai sayuran hijau. Tumbuhan yang berasal dari amerika tropik namun
sekarang sudah tersebar keseluruh dunia ini relatif tahan terhadap pencayaan
langsung karena merupakan tumbuhan yang memiliki proses fotosintesis C4, yang
mampu mengikat gas CO2 secara efesien. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran
sumber ber zat besi (Abdul Qolik, 2014: 9).
Amaranthus tricolor, yaitu jenis bayam yang dapat ditanam sebagai bayam
cabut dan juga bayam petik. Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar,
berwarna hijau keabu-abuan dan dapat dipanen secara cabutan pada umur 3
minggu (Abdul Qolik, 2014: 6).
23
Tanaman bayam pada mulanya hanya digunakan sebagai tanaman hias,
namun dalam masa perkembangan selanjutnya tanaman bayam dipromosikan
sebagai bahan pangan sumber protein. Bayam adalah salah satu sayuran yang
paling begizi. Kandungan yang ada di dalam sayuran bayam berwarna hijau ini
begitu banyak, kandungan yang banyak inilah yang menyebabkan daun bayam
menjadi daun yang berkhasiat bagi kesehatan (Elshabrina, 2018: 115).
2. Jenis-Jenis Bayam
Jenis bayam budidaya dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Bayam Hijau
Bayam hijau adalah jenis bayam yang biasa dikonsumsi masyarakat.
Bentuk daunnya yang kecil dan lembut sangat digemari oleh masyarakat, bayam
ini juga disebut bayam cabut (Amaranthus tricolor). Juga ada bayam berdaun
lebar, tebal dan agak liat yang disebut bayam tahunan (Amaranthus Hybridus.L)
(Abdul Qolik, 2014 : 5).
b. Bayam Merah
Bayam jenis ini sangat berbeda dengan bayam yang lain karena bayam ini
memiliki warna merah pada daun hingga batang.Memiliki tinggi batang sekitar
0.4-1 mtr dan bercabang, batang lemah dan berair, daun bertangkai, berbentuk
bulat telur serta pangkal runcing berwarna merah. Jenis bayam ini juga banyak
dikonsumsi oleh masyarakat. Dapat dibuat lalaban, sayuran berkuah hingga salad.
Bayam ini juga memiliki sejumlah manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.
Selain mengkonsumsi bayam hijau dan bayam putih, msayarakat juga perlu
mengkonsumsi bayam yang berwarna merah. Selain itu bayam jenis ini juga bisa
dicampurkan sebagai pewarna makanan alami (Abdul Qolik, 2014 : 6).
24
c. Bayam Putih
Bayam putih adalah bayam yang daunnya berwarna hijau keputih-
putihan, daunnya bulat, berdaging tebal dan lunak. bayam ini juga sering
ditemukan di pasar-pasar tradisional maupun pasar modern. Bayam ini juga biasa
dimasak dengan cara disayur (Abdul Qolik, 2014 : 5).
3. Kandungan Bayam
a. Kandungan Vitamin
Vitamin merupakan senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh.
Tanpa vitamin, manusia tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit
pada tubuh kita. Menurut Almatsier (2010 : 151) “vitamin adalah zat-zat organik
kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan padaumumnya tidak
dapat dibentuk oleh tubuh”.
Seperti halnya vitamin dalam sayur bayam sangat berpengaruh bagi
metabolisme dalam proses dan pengaturan kegiatan tubuh. Lingga (2010) “Bayam
mengandung vitamin yang lengkap”. Kandungan vitamin pada bayam sangatlah
banyak diantara kandungan vitamin pada bayam adalah vitamin A, B2, B6, B12,
C, K, mangan, magnesium, zat besi, kalsium, kalium, dan fosfor. Berikut adalah
manfaat dari masing-masing manfaat vitamin tersebut:
1) Vitamin A berfungsi untuk: menjaga penglihatan, mencegah hingga
memulihkan penyakit rabun, ini juga bagus untuk kesehatan mata agar
semakin bagus.
25
2) Vitamin B2 berfungsi untuk pembentukan sel darah merah, penghasilan
antibodi, pernafasan sel, terutama yang menghasilkan energi dan metabolisme
asam amino.
3) Vitamin B6 befungsi sebagai metabolisme tubuh serta meningkatkan
kekebalan tubuh. Ini baik untuk tumbuh kembang anak agar anak menjadi
sehat dan kuat.
4) Vitamin C berfungsi sebagai pembentuk dan pengekal kolagen, mempercepat
proses penyembuhan luka, memperkuat tulang dan gigi, mempercepat proses
metabolisme, serta menjadi antioksidan yang sangat baik untuk menangkal
radikal bebas.
5) Vitamin K sangat berperan dalam pembekuan darah dan juga berperan penting
dalam proses pembentukan tulang.
6) Kandungan magnesium adalah salah satu mineral makro yang banyak
mempunyai manfaat bagi kesehatan kita yang berperan penting dalam sistem
enzim dalam tubuh. Magnesium berfungsi sebagai mencegah pembekuan
darah, kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium gigi didalam email gigi
7) Kandungan zat besi pada bayam berfungsi untuk pembentukan sel darah
merah dalam tubuh sehingga mengurangi resiko kurang darah. Zat besi juga
berperan dalam produksi hemoglobin dan menyokong sistem kekebalan tubuh.
8) Kandungan mineralnya seperti kalsium dan fosfor sangat bagus untuk
kesehatan tulang tubuh dan gigi agar tetap sehat dan kuat. Mineral ini juga
baik untuk menghindari msalah osteoporosis dan tulang keropos.
26
b. Kandungan Gizi
Di dalam daun tanaman bayam terdapat cukup banyak kandungan protein,
mineral, kalsium, zat besi dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pada
tabel di bawah ini diuraikan mengenai komposisi gizi yang terkandung tiap 100g
pada daun tanaman bayam, yaitu :
Tabel 1
Zat Gizi Bayam Hijau
No Zat gizi Bayam hijau
1 Kalori (kal) 36 kal
2 Karbohidrat 6,5 gram
3 Lemak (g) 0,5 gram
4 Protein (g) 3,5gram
5 Kalsium (mg) 267 mg
6 Posfor (mg) 6,7 mg
7 Besi (mg) 3,9 mg
8 Vitamin A (SI) 6090 SI
9 Vitamin B 1 (mg) 0,08 mg
10 Vitamin C (mg) 80 mg
11 Air (g) 86,9 gram
(Abdul Qolik, 2014 : 18)
Asupan gizi sangat dibutuhkan terutama untuk proses tumbuh kembang
anak sehingga pemberian kebutuhan gizi secara akurat turut menentukan kualitas
tumbuh kembang sebagai sumber daya manusia dimasa yang akan datang.
Dalam tubuh kita memerlukan zat gizi untuk manjaga kesehatan tubuh, diantara
zat gizi yang diperlukan dalam tubuh adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Jadi makanan yang dikonsumsi sehari-hari dalam kehidupan
perlu diperhatikan guna menjaga kestabilan tubuh seperti halnya mengkonsumsi
sayuran yang merupakan bagian dari nutrisi tersebut. Kandungan gizi yang kaya
akan nutrisi pada bayam juga dapat menurunkan kolesterol, gula darah,
menurunkan tekanan darah, dan melancaran peredaran darah serta dapat
mencegah kanker usus, diabetes, dan gagal ginjal (Abdul Qolik, 2014 : 18)
27
4. Manfaat Bayam
Beberapa manfaat bayam bagi tubuh manusia diantaranya yaitu:
a. Merangsang Pertumbuhan Anak
Bayam sangat bagus untuk dikonsumsi, terutama bagi anak- anak, karena
zat besi dalam bayam berguna untuk menstimulasi pertumbuhan anak remaja atau
balita. Zat besi dan mineral yang terkandung dalam bayam sangat baik untuk
pertumbuhan anak anak dan remaja. Selain itu, byam juga baik untuk wanita yang
sedang menstruasi. Dibandingkan dengan daging merah, bayam mengandung
lebih banyak kalori seperti rendah lemak dan bebas kolesterol.
b. Menjaga Pencernaan
Sayuran bayam mengandung vitamin C dan beta karote yang sangat bagus
untuk menjaga sel-sel tubuh dari efek buruk radikal bebas. Selain itu, bayam juga
mengandung kandungan serat tinggi sangat efektif untuk menyehatkan organ pada
pencemaran dalam tubuh.
c. Menyehatkan Otak dan Meningkatkan Memori
Seiring dengan bertambahnya usia, maka kemampuan untuk mengingat
suatu apapun akan berkurang. Demi menjaga kesehatan otak dan meningkatkan
daya ingat, mengonsumsi sayuran bayam secara rutin dapat menjadi salah satu
solusi karena kandungan vitamin K dalam bayam menjadi penjaga bagi sistem
saraf otak dan sintesis sphingolipids.
d. Menjaga Kesehatan Kulit
Kandungan vitamin A dalam bayam akan memainkan peran ini. Hal ini
mengandung vitamin A yang tinggi yang dapat membuat kulit menjadi lebih sehat
dan memungkinkan retensi kelembapan yang tepat pada epidermis yang pada
akhirnya dapat memerangi proriasis, jerawat, keratinisasi, bahkan keriput.
28
e. Menjaga Kesehatan Tulang dan Sendi
Kandungan kalsium yang terdapat dalam bayam mampu menguatkan
tulang pada tubuh sehingga bisa meminimalisir terjadinya pengeroposan pada
tulang atau osteoporosis sedini mungkin dengan rutin mengonsumsi bayam.
Dalam satu cangkir bayam mengandung 1000% AKG vitamin K yang berguna
untuk mencegah kerusakan sel-sel tulang.
f. Menyehatkan Mata
Bayam merupakan vitamin A yang sangat baik dalam nutrisi organ
penglihatan mata. Bayam mengandung bagian sejumlah anti-oksidan yang sangat
bagus dalam melindungi mata dari efek buruk sinar untraviolet. Selain itu, bayam
juga mengadung luten dan karotenoid yang dipercaya sebagai penawar dari
masalah katarak yang terjadi gara-gara usia bertambah.
g. Menurunkan Tekanan Tinggi
Dalam bayam terkandung zat angiotensin dan peptida yang bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Dan juga meiliki mineral yang tinggi dan
bermanfaat bagi penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Folat yang
terkandung dalam bayam juga membantu menurunkan tekanan darah tinggi dan
melemaskan pembuluh darah yang ada akhirnya dapat mempertahankan
kelancaran sistem aliran darah.
h. Manfaat Bayam Untuk Diet
Bagi yang sedang menjalankan program diet, bayam juga baik untuk diet.
Bayam bisa sangat bagus bagi pencernaan. Satu gelas bayam mengandung 20%
dari RDA serat makanan yang bermanfaat untuk melancarkan pencernaan,
mencegah terjadinya sembelit, memgontrol gula darah tetap rendah.
29
i. Mencegah dan Melawan Sel Kanker
Manfaat bayam dapat melawan kanker. Hal ini karena vitamin A dan C,
serat, asam folat, serta 13 flavonoid yang terdapat dalam kandungan baym
bermanfaat untuk mengurangi sel kanker. Sebuah penelitian menunjukan bahwa
kandungan pada bayam tersebut dapat menurunkan resiko terserang kanker
sebesar 34% terutama terserang kanker rahim, kanker payudara, kanker kulit,
kanker prostat agresif, dan kanker perut. Kelimpahan flavonoid yang ada dalam
bayam mejadi sebuah phytonutrisi yang dapat melambatkan pembelahan sel pada
perut dan sel kanker.
j. Mencegah Anemia
Bayam merupakan sumber zat besi yang baik. Zat besi diperlukan untuk
mencegah anemia atau kekurangan sel darah merah. Zat besi bermanfaat untuk
memperbanyak (meregenerasi) sel darah yang membawa oksigen keseluruh tubuh
sehingga dapat mencegah terkena anemia (Abdul Qolik. 2014 :23)
5. Keberadaan Besi di Dalam Tanaman Bayam
Zat besi yang terdapat pada daun bayam sangat tinggi dibandingkan
sayuran daun lain. Fungsi utamanya adalah mentranformasikan ketika
mendistribusikan oksigen keseluruh tubuh. Adapun manfaat zat besi ini adalah
sebagai penyusun sitrokom, dan protein yang terlibat dalam proses fotosintesis
dengan begitu berguna untuk penderita anemia. Selain itu, bayam juga
mengandung antioksidan esensial dan fitokimia yang membantu melindungi tubuh
tehadap berbagai penyakit (Elshabrina, 2018: 115).
30
6. Bahaya Mengkonsumsi Sayuran Bayam
Bayam tidak boleh dikonsumsi dalam jangka waktu lama setelah dimasak.
Sayur bayam juga tidak boleh di makan apabila sudah di panaskan berulang-
ulang. Sayur bayam akan menimbulkan efek yang berbahaya bagi tubuh. Bahaya
sayur bayam akan terjadi karena peristiwa oksidasi yang terjadi antara udara dan
bayam (Mansoor, 2015).
Salah satu penyakit yang berbahaya disebabkan konsumsi bayam yang
tidak benar adalah penyakit sianosis, yaitu ketidak mampuan hemoglobin untuk
mengikat oksigen, sehingga seluruh jaringan tubuh akan terasa lemas karena
kekurangan oksigen (Mansoor, 2015).
7. Cara Mengonsumsi Sayuran Bayam
Berikut cara memilih dan mengonsumsi sayuran bayam :
a. Peneliti mengajarkan cara mengolah dan memilih sayuran bayam yang
baik dan benar. Memilih sayuran yang masih segar.
b. Mencuci terlebih dahulu sebelum dipotong-potong, hal ini dapat
mengurangi zat gizi terutama vitamin yang larut dalam air (vitamin C
dan B).
c. Tidak menyimpan sayur bayam lebih dari ± 4 jam
d. Hindari memasak terlalu lama baik direbus maupun ditumis karena zat
bermanfaat yang dikandungnya akan hilang karena panas. Dan ada
baiknya tidak menggunakan suhu api yang terlalu besar sehingga
merusak kandungan gizi dari sayuran tersebut.
e. Segera mengkonsumsi sayur bayam sebaiknya masih dalam keadaan
masih hangat, karena jika dikonsumsi dalam keadaan yang sudah
31
didiamkan lebih dari beberapa jam dapat menyebabkan keracunan
pada tubuh. Selain itu bayam yang sudah dimasak tidak boleh
dipanaskan dalam hal ini dihangatkan kembali untuk dikonsumsi,
karena bayam hanya bisa untuk satu kali konsumsi.
E. Pengaruh Konsumsi Daun Bayam Terhadap Peningkatan Hemoglobin
Pada Ibu Hamil Dengan Anemia
Bayam adalah tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya
sebagai sayuran hijau. Tumbuhan yang berasal dari amerika tropik namun
sekarang sudah tersebar ke seluruh dunia ini relatif tahan terhadap pencayaan
langsung karena merupakan tumbuhan yang memiliki proses fotosintesis C4, yang
mampu mengikat gas CO2 secara efesien. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran
sumber ber zat besi. Indonesia merupakan salah satu tropis yang tanahnya lembap
dan mudah untuk menanam sayur bayam. Sayur bayam juga mudah diperoleh di
pasar-pasar dengan harga yang relative murah. (Abdul Qolik,2014: 9).
Bayam merupakan sumber zat besi yang baik. Zat besi diperlukan untuk
mencegah anemia atau kekurangan sel darah merah. Zat besi bermanfaat untuk
memperbanyak (meregenerasi) sel darah yang membawa oksigen keseluruh tubuh
sehingga dapat mencegah terkena anemia (Abdul Qolik. 2014 :23).
Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber ber zat besi. Ibu hamil
dengan anemia membutuhkan asam folat dan zat besi. Ibu hamil masih
mengonsumsi Fe dan sayuran bayam selama 14 hari dapat meningkatkan kadar
hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia berdasarkan penelitian Dheny
Rohmatika (2017).
32
Mengonsumsi Sayuran bayam pada ibu hamil dengan anemia sebanyak
±200 gram yang diberikan 2 kali setiap hari selama 2 minggu. Pada sayuran
bayam memiliki kandungan zat besi 8,3mg/ 100gram sehingga dapat
meningkatkan kadar hemoglobin. Kandungan zat besi pada bayam berperan untuk
pembentukan hemoglobin
F. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan diteliti agar peneliti mempunyai pengetahuan yang luas sebagai dasar
untuk mengembangkan atau mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2018: 82). Maka dapat digambarkan kerangka teori sebagai
berikut:
Sumber : Fairus, 2010: 96
Gambar 1
Kerangka Teori
G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep
dengan konsep-konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang
akan dilakukan (Notoatmodjo, 2018: 100). Kerangka konsep dalam penelitian ini
Makanan yang mengandung
zat besi tinggi :
a. Daging
b. Ikan
c. Telur
d. Sereal
e. Hati sapi
f. Kacang-kacangan
g. Kedelai
h. Daun bayam
Peningkatan Hemoglobin
Pada Ibu Hamil Dengan
Anemia
33
terdiri dari variabel-variabel serta hubungan yang satu dengan yang lain, yang
digambarkan sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2
Kerangka Konsep
H. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2017: 38). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah pemberian sayur daun bayam, sedangkan
variabel dependennya yaitu Peningkatan Hemoglobin Pada Ibu Hamil Dengan
Anemia.
I. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian adalah jawaban sementara penelitian, patokan
duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian
tersebut (Notoatmodjo, 2018: 84). Hipotesis berfungsi untuk menentukan karah
pembuktian, artinya merupakan pernyataan yang harus dibuktikan hipotesis dalam
penelitian ini yaitu “Adanya Pengaruh pemberian daun bayam terhadap
peningkatan hemoglobin pada ibu dengan anemia di BPM Dwi Sri Isnawati,
Peningkatan Hemoglobin
Pada Ibu Hamil Dengan
Anemia
Pemberian Sayur Daun
Bayam
34
A.Md. Keb Mojopahit Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2019.
1. Variabel Dependen (Variabel Tergantung)
Variabel dependen merupakan variabel yang berubah atau muncul ketika
penelitian mengintroduksi, mengubah atau mengganti variabel bebas. Variabel
dependen dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel terpengaruh. Variabel
dependen dari penelitian ini adalah peningkatan hemoglobin pada ibu hamil
dengan anemia (Notoatmodjo, 2018: 104).
2. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel ini merupakan variabel yang dimanipulasi dalam rangka untuk
merancang hubungannya dengan fenomena yang diobervasi. Variabel ini
mempengaruhi variabel lain atau variabel pengaruh. Variabel independent pada
penelitian ini adalah pengaruh pemberian daun bayam (Notoatmodjo 2018: 104).
J. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah petunjuk yang membantu peneliti tentang
bagaimana cara mengukur variabel (Notoatmodjo, 2018: 85). Adapun definisi
operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
35
Tabel 2
Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional
Cara
Ukur
Alat
Ukur Hasil Ukur Skala
1 Pemberian
sayur bayam
Konsumsi sayur
bayam pada ibu
hamil dengan
anemia sebanyak
± 200 gram yang
diberikan 2 kali
sehari setiap hari
selama 2 minggu.
Observasi Cheklist Konsumsi
sayuran bayam
sesuai ± 200
gram
Ordinal
2 Anemia pada
kehamilan
Kadar
Hemoglobin
responden yang
didapatkan dari
hasil pemeriksaan
laboratorium: ≤
11 gr/dl.
Observasi Alat cek
Hb
digital
(GCU)
1 : Rata-rata
kadar Hb
≤11gr/dl
2 : Rata-rata
kadar Hb
≥12gr/dl
Nominal