THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY
-
Upload
amalia-senja -
Category
Healthcare
-
view
138 -
download
1
Transcript of THE POWER OF POSITIVE SUGESTION THERAPY
Ns. Amalia Senja.,M.Kep
Sugesti merupakan sebuah ilmu yang lebih dari sekadar hipnotis bagian dari ilmu psikologis
Sugesti merupakan sebuah kata serapan yang berasal dari Bahasa Inggris ’’suggestion’’. Kata ini mengacu pada arti harafiah “memberi saran” kepada orang lain melalui pikiran.
Memiliki mindset ‘fleksibel’ Memahami dan meyakini bahwa sugesti
positif berdampak pada diri sendiri
a. Menggunakan kata “bayangkan” dan “rasakan”
Kata “bayangkan” dan “rasakan” dipercaya sebagai kata-kata yang mampu dengan mudah menembus pikiran bawah sadar seseorang. Dengan kedua kata ini, seorang individu diajak untuk masuk ke dalam semua memori dan perasaannya. Sebagai akibatnya, hati dan pikiran seseorang biasanya lebih terbuka dan lebih mudah untuk ditembus dengan sugesti-sugesti positif.
b. Menghindari kata “jangan” Logika seorang manusia memiliki kecenderungan untuk menolak kata
“jangan”. Artinya, semakin seseorang dilarang dengan kata “jangan”, maka secara naluriah ia justru menjadi penasaran dan lebih berpotensi untuk melanggar larangan tersebut. Karena hal itulah, untuk memberi sugesti positif ke orang lain, ada baiknya kita menghindari kata “jangan”.
c. Dominasi figur Untuk membuat seseorang mau mendengarkan dan
melaksanakan sugesti kita, maka kita harus membuat diri kita menjadi lebih dominan daripada individu tersebut. Dominasi dapat kita lakukan melalui berbagai hal, mulai dari membuat diri lebih pintar dengan banyak membaca, membuat diri lebih fasih berbicara di depan publik, atau bahkan membuat diri lebih dominan melalui penampilan diri kita sehari-hari. Seorang dokter akan tampak dominan ketika ia menggunakan jas putih dibandingkan hanya menggunakan kemeja. Begitupun dengan seorang polisi, akan tampak lebih dominan ketika ia menggunakan seragam polisi dibandingkan saat menggunakan pakaian biasa.
d. Pertegas
Saat kita hendak memberikan sugesti kepada orang lain, maka kita harus tegas dalam memberikan sugesti tersebut. Kita tidak boleh plin-plan dalam memberikan sugesti karena orang yang kita beri sugesti bisa saja merasa bingung. Selain tegas, kita juga harus memberikan sugesti dengan jelas, baik dalam pengucapan maupun dalam makna.
Penulis mengembangkan heterosugesti untuk membantu orang lain dalam menghadapi perpisahan dan kehilangan
Semua prinsip dalam hetero sugesti yang telah dijelaskan sebelumnya digunakan dalam praktik ini
Motivasi orang lain untuk rileks, nafas dalam, dan menutup mata
Bimbing untuk melakukan guide imagery (contoh : Latar pemandangan pesisir pantai )
Bawa dalam beberapa menit orang lain untuk tetap dalam kondisi rileks
Memberi sugesti hadirnya satu orang yang diharapkan Sugesti tambahan untuk mendorong situasi tenang dan
dapat mendorong keduanya ‘berbicara’ dan ‘mengucapkan apa yang terpendam untuk diucapkan atau mengatakan ‘maaf’
Dorong keyakinan bahwa pertemuan tersebut diharapkan oleh keduanya
Biarkan ‘komunikasi’ terjalin Bimbing kembali untuk kembali dari kondisi tersugesti
Efek post sugesti:
Mungkin Sedih (tetapi perasaan lega) Bisa sampai menangis karena hal itu tidak
terduga tetapi diharapkan Menurunkan emosi negatif yang tertahan
Metode ini telah dipraktekkan oleh penulis kepada orang lain dalam jumlah besar
‘’Hal yang mungkin tidak bisa kita lakukan karena kita tak bisa melawan kenyataan tetapi dapat kita
hadirkan dalam sugesti ‘’