The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed … · 2020. 4. 26. · invaginasi ke...

9
J. Ked. Hewan Vol. 2 No. 2 September 2008 176 DISTRIBUSI GLIKOGEN PADA LAMBUNG MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) SELAMA PERIODE SEBELUM DAN SETELAH LAHIR The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed Macaque (Macaca fascicularis) during Pre and Postnatal Period Erdiansyah Rahmi Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi gambaran distribusi glikogen sel-sel kelenjar lambung dari berbagai tingkatan umur pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis = Mf) mulai dari masa sebelum lahir dan setelah lahir. Penelitian ini menggunakan hewan model berupa delapan ekor Mf yang terdiri atas enam ekor fetus yang berumur (55, 70, 85, 100, 120, dan 150 hari) dan dua ekor anak umur (10 dan 105 hari). Spesimen lambung yang telah dilakukan proses mikroteknik dan diwarnai dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (H&E) dan pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) untuk deteksi distribusi glikogen pada lambung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan lapisan mukosa meningkat sejalan dengan peningkatan umur fetus dan anak. Pewarnaan histokimia PAS dimaksudkan untuk mendeteksi sebaran glikogen pada kelenjar lambung Mf, sekaligus sebagai penanda untuk aktivitas sel-sel kelenjar lambung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa glikogen dapat dideteksi terdistribusi sebagian besar pada sel epitelium dan kelenjar lambung. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelenjar lambung mulai dapat dideteksi dan menunjukkan aktivitasnya dengan terdeteksinya glikogen pada fetus umur 55 hari pada permukaan epitelium. Kata kunci : glikogen, sel kelenjar lambung ABSTRACT The study was done to investigate the glycogen distribution in the stomach of long tailed macaques (Macaca fascicularis). The study used eight individuals of long tailed macaques consist of 6 fetuses (55, 70, 85, 100, 120, and 150 days pregnancy) and 2 infants (10 and 105 days). The gastrict tract were histologically stained using Hematoxyllin-Eosin (H&E), and histochemically stained using Periodic Acid Schiff (PAS), to detect glycogen. The results revealed that the histogenesis pattern of stomach glandullar cells are developed in line with the age of the fetuses and infant. We also found that glycogen existance are increase in line with the age in the glandullar stomach. From the present study we concluded that the glycogen distribution in gastrict glandular cells were influenced by the age in the fetal period, while in the infant was under influence of the digestion activities, and the activities of the gastrict glandular cells was already seen at 55 days gestation. Keywords: glycogen, stomach glands cells

Transcript of The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed … · 2020. 4. 26. · invaginasi ke...

Page 1: The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed … · 2020. 4. 26. · invaginasi ke arah submukosa membentuk ceruk lambung (gastric pits). Sel kelenjar lambung ditemukan

J. Ked. Hewan Vol. 2 No. 2 September 2008

176

DISTRIBUSI GLIKOGEN PADA LAMBUNG MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) SELAMA PERIODE SEBELUM DAN SETELAH LAHIR

The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed Macaque (Macaca fascicularis)

during Pre and Postnatal Period

Erdiansyah Rahmi

Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi gambaran distribusi glikogen sel-sel kelenjar lambung dari berbagai tingkatan umur pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis = Mf) mulai dari masa sebelum lahir dan setelah lahir. Penelitian ini menggunakan hewan model berupa delapan ekor Mf yang terdiri atas enam ekor fetus yang berumur (55, 70, 85, 100, 120, dan 150 hari) dan dua ekor anak umur (10 dan 105 hari). Spesimen lambung yang telah dilakukan proses mikroteknik dan diwarnai dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (H&E) dan pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS) untuk deteksi distribusi glikogen pada lambung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan lapisan mukosa meningkat sejalan dengan peningkatan umur fetus dan anak. Pewarnaan histokimia PAS dimaksudkan untuk mendeteksi sebaran glikogen pada kelenjar lambung Mf, sekaligus sebagai penanda untuk aktivitas sel-sel kelenjar lambung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa glikogen dapat dideteksi terdistribusi sebagian besar pada sel epitelium dan kelenjar lambung. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelenjar lambung mulai dapat dideteksi dan menunjukkan aktivitasnya dengan terdeteksinya glikogen pada fetus umur 55 hari pada permukaan epitelium. Kata kunci : glikogen, sel kelenjar lambung

ABSTRACT

The study was done to investigate the glycogen distribution in the stomach of long tailed macaques (Macaca fascicularis). The study used eight individuals of long tailed macaques consist of 6 fetuses (55, 70, 85, 100, 120, and 150 days pregnancy) and 2 infants (10 and 105 days). The gastrict tract were histologically stained using Hematoxyllin-Eosin (H&E), and histochemically stained using Periodic Acid Schiff (PAS), to detect glycogen. The results revealed that the histogenesis pattern of stomach glandullar cells are developed in line with the age of the fetuses and infant. We also found that glycogen existance are increase in line with the age in the glandullar stomach. From the present study we concluded that the glycogen distribution in gastrict glandular cells were influenced by the age in the fetal period, while in the infant was under influence of the digestion activities, and the activities of the gastrict glandular cells was already seen at 55 days gestation.

Keywords: glycogen, stomach glands cells

Page 2: The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed … · 2020. 4. 26. · invaginasi ke arah submukosa membentuk ceruk lambung (gastric pits). Sel kelenjar lambung ditemukan

Erdiansyah Rahmi

177

PENDAHULUAN

Lambung merupakan salah satu

organ tubuh yang berperan penting dalam

proses awal pencernaan. Secara umum,

saluran pencernaan memiliki banyak

keragaman struktur dan morfologi baik

secara makroskopis maupun mikroskopis

antar berbagai spesies makhluk hidup.

Menurut Berk (1985), Yamada (1995) dan

Jenny et al. (2002), lambung manusia mulai

berkembang pada bulan ke-2 kehamilan

dan berasal dari lempeng epitel endodermal

yang selanjutnya menjadi usus primitif.

Perkembangan salah satu bagian usus

primitif atau dikenal usus depan meng-

alami perluasan secara fusiformis dibagian

proksimal pada akhir minggu ke-4

kehamilan, yang selanjutnya akan turun ke

dalam rongga abdomen pada minggu ke-7.

Morfologi lambung dipengaruhi

oleh perilaku makan dan jenis pakan yang

berkaitan dengan proses pencernaan, selain

juga dipengaruhi oleh faktor habitat. Satwa

primata merupakan salah satu jenis hewan

model laboratorium yang memiliki ke-

lebihan dibandingkan dengan hewan model

lainnya seperti mencit, tikus, hamster, dan

kelinci untuk penelitian biomedis, oleh

karena memiliki banyak persamaan dengan

manusia baik fisiologi, anatomi maupun

perilakunya (Sajuthi et al. 1997).

Stevens dan Hume (1995) melapor-

kan bahwa sekresi enzim-enzim, mukus,

dan hormon pencernaan dihasilkan oleh

sel-sel pada lapisan mukosa saluran pen-

cernaan yang berperan dalam proses

pergerakan (motilitas), pencernaan,

penyerapan makanan, dan berperan dalam

menjaga kondisi saluran pencernaan.

Glikogen merupakan suatu senyawa

yang tersebar di dalam jaringan tubuh.

Distribusi glikogen pada area tertentu dari

jaringan dapat memberi dugaan yang

berkaitan dengan kemungkinan fungsinya

di lokasi tersebut.

Keberadaan glikogen pada lambung

dapat dideteksi dengan beberapa teknik

pewarnaan histokimia, imunohistokimia,

dan mikroskop elektron. Pendeteksiannya

dapat dilakukan dengan mengetahui

keberadaan glikogen yang dihasilkannya.

Karbohidrat merupakan bentuk

kompleks dan substansi polisakarida yang

terdapat pada jaringan tubuh hewan.

Senyawa ini terutama ditemukan pada

permukaan sel, dalam sitoplasma, dan

matriks ekstra sel. Substansi mukus

merupakan komponen makromolekul

karbohidrat yang ditemukan dalam bentuk

polisakarida, glikoprotein, proteoglikan,

dan glikolipid (Sheehan dan Hrapchak,

1980; Kiernan, 1990).

Karbohidrat merupakan suatu

senyawa yang tersebar di dalam jaringan

tubuh. Senyawa ini terutama ditemukan

dipermukaan sel, di dalam sitoplasma, dan

di matriks ekstra sel. Sebagian karbohidrat

sel berbentuk glikokonjugat, berikatan

dengan protein (dalam bentuk proteoglikan

dan glikoprotein) dan dengan lemak

(glikolipid) (Falk et al., 1994; Agungpriyono,

2002).

Distribusi karbohidrat pada area

tertentu dari sel dapat memberi dugaan

yang berkaitan dengan kemungkinan

fungsinya di lokasi tersebut, misalnya

proteoglikan di sitoplasma pada sel utama

(chief cell) lambung manusia dan tikus. Ini

menandakan kemungkinan penggabungan

glikoprotein bersama pepsin, atau mem-

pengaruhi kerja pepsin baik sebelum

maupun sesudah disekresikan ke lumen

lambung (Agungpriyono, 2002).

Penelitian eksploratif ini bertujuan

mendapatkan informasi gambaran distri-

Page 3: The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed … · 2020. 4. 26. · invaginasi ke arah submukosa membentuk ceruk lambung (gastric pits). Sel kelenjar lambung ditemukan

J. Ked. Hewan Vol. 2 No. 2 September 2008

178

busi glikogen dan aktivitas sel-sel kelenjar

lambung pada berbagai tingkatan umur

pada Mf mulai dari pre dan postnatal.

Observasi penelitian dilakukan melalui

pendekatan anatomi mikroskopis pada

periode pre dan postnatal.

Hasil penelitian diharapkan akan

memberikan suatu informasi dan gambaran

pola distribusi glikogen pada lambung

yang dapat melengkapi informasi

perkembangan anatomi dan fisiologi serta

patologi dari Mf.

MATERI DAN METODE

Proses Mikroteknik

1. Proses parafinisasi jaringan (embedding)

Masing-masing spesimen lambung akan

dipotong secara membujur sepanjang

kurvatura mayor yang membagi dua

bagian lambung sehingga potongan

pada lambung dapat mengenai daerah

kardia, fundus, dan pilorus, untuk

selanjutnya dilakukan penipisan

(trimming). Irisan penampang lambung

dimasukkan ke dalam tissue casset,

selanjutnya dilakukan proses pem-

buatan preparat histologi.

2. Pemotongan (Sectioning)

Jaringan blok parafin disayat secara

longitudinal setebal 5 µm dengan

menggunakan rotary microtome. Sayatan

spesimen lambung dari berbagai tingkat

umur diambil 2 sayatan serial. Sayatan

pertama diwarnai dengan pewarnaan

H&E dan sayatan ke-2 diwarnai dengan

pewarnaan PAS.

3. Pewarnaan (Staining)

Sayatan yang telah menempel pada

gelas sediaan dengan baik dan telah

diberi label disusun dalam rak sediaan

kemudian dilakukan pewarnaan H&E

dan PAS (Kiernan, 1990).

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Jaringan spesimen lambung dengan

berbagai tingkatan umur diwarnai dengan

pewarnaan H&E untuk pengamatan

morfologi sel dan kelenjar yang meliputi:

struktur dan bentuk sel. Pewarnaan PAS

untuk mendeteksi glikogen, reaksi positif

ditunjukkan dengan adanya warna

magenta. Hasil distribusi dan frekuensi

relatif terhadap reaksi pewarnaan PAS dari

peubah yang diamati pada daerah lambung

pada tiap-tiap tingkat umur akan di skor

secara subjektif ke dalam empat kategori: (-)

tidak ada/negatif, (+) rendah, (++) sedang,

(+++) tinggi. Pengamatan secara mikros-

kopis dilakukan dengan menggunakan

mikroskop cahaya. Semua hasil yang

diperoleh pada pengamatan mikroskopis

didokumentasikan dengan menggunakan

mikroskop cahaya yang dilengkapi

peralatan mikrofotografi merek Nikon AFX-

DX dengan kamera Nikon FX-35DX yang

terdapat di Laboratorium Histologi dan

Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Syiah Kuala.

Analisis Hasil

Hasil pengamatan mikroskopis

sampel lambung Mf dari berbagai tingkatan

umur yang didapat disajikan dalam bentuk

rerata dan simpangan baku berdasarkan

peubah yang diamati. Data kuantitatif

disusun dan ditabulasi untuk selanjutnya

dianalisis secara deskriptif. Data semi

kuantitatif yang didapat berdasarkan

peubah yang diamati disajikan berdasarkan

skor subjektif sesuai dengan kategori di atas

berdasarkan kuat-lemahnya intensitas

reaksi dari pewarnaan tersebut pada satu

lapang pandang dengan 40X pembesaran.

Page 4: The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed … · 2020. 4. 26. · invaginasi ke arah submukosa membentuk ceruk lambung (gastric pits). Sel kelenjar lambung ditemukan

Erdiansyah Rahmi

179

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Struktur Histologi

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa struktur histologi lambung Mf dari

berbagai tingkat umur mengalami per-

ubahan dan pertumbuhan sesuai dengan

pertambahan umur. Fetus berumur 55 hari,

pada ketiga daerah kelenjar lambung sel

epitel terdiri dari dua lapisan, sel basal

berbentuk kuboid dengan inti bulat terletak

pada dasar sel dan sel superfisial berbentuk

kolumnar. Kelenjar belum ditemukan,

tunika mukosa pada lamina epitelial hanya

ditemukan sel penghasil mukus yang

menutupi seluruh permukaan mukosa.

Pada daerah kardia dan pilorus lapisan

mukosa mulai mengadakan evaginasi ke

arah epitel sebagai tanda permulaan

pembentukan papillae. Lapisan dinding

lambung belum mempunyai batas yang

jelas tetapi lapisan ini relatif tebal.

Fetus berumur 70 hari, sel-sel epitel

semakin jelas terlihat, meskipun tidak

berbeda jauh dari fetus umur 55 hari. Bakal

pembentukan kelenjar sudah mulai terlihat

dan sel-sel epitel di dasar dekat membrana

basalis pada bagian-bagian tertentu

terdapat sel-sel yang diduga cenderung

sebagai sel-sel utama dan sel parietal.

Lapisan propria-submukosa menjadi agak

tipis, lapisan mukosa di ketiga daerah

kelenjar terlihat lebih jelas mengadakan

evaginasi ke arah epitel untuk pembentuk-

an papillae. Muskularis eksterna sedikit

bertambah tebal, tetapi pemisahan antara

otot sirkuler dengan longitudinal belum

kelihatan.

Fetus berumur 85 hari, perubahan

morfologi dari histologis yang nyata

terutama terjadi pada lapisan mukosa,

struktur sel menjadi epitel pseudokolumnar

pada ketiga daerah kelenjar, lipatan-lipatan

mukosa (papillae) telah mulai berkembang

dengan jelas dan muskularis mukosa mulai

mengadakan evaginasi ke arah epitel dan

invaginasi ke arah submukosa membentuk

ceruk lambung (gastric pits). Sel kelenjar

lambung ditemukan pada tiap daerah

kelenjar lambung. Sel utama dan sel parietal

tersebar dari basal sampai di bagian leher

kelenjar, ketebalan daerah kelenjar makin

berkembang. Perubahan lainnya ialah

sudah ditemukan terjadinya pemisahan

yang jelas antara propria dan submukosa,

lamina propria lebih tipis dibandingkan

dengan submukosa. Muskularis eksterna

bertambah tebal secara nyata terutama di

daerah batas kardia–oesophagus dan

piloru-duodenal.

Tabel 1. Rerata ketebalan daerah kelenjar (µm) pada tiap daerah kelenjar

Regio Kelenjar Lambung No Umur (hari)

Kardia Fundus Pilorus

Prenatal (fetus) 1. 55 0* 0* 0* 2. 70 0* 0* 0* 3. 85 80,3 ±1,7 (n=3) 81,0±1,3(n=3) 110,0±2,6(n=3) 4. 100 100,0±2,6 (n=3) 91,0±0,6(n=3) 119,3±3,1(n=3) 5. 120 129,3±1,5 (n=3) 121,6±2,2(n=3) 150,0±2,6(n=3) 6. 150 150,0±2,6 (n=3) 122,3±3,1(n=3) 178,6±2,4(n=3) Postnatal (anak) 7. 10 151,3±2,8 (n=3) 132,6±3,7(n=3) 183,0±1,3(n=3) 8. 105 229,3±2,4(n=3) 200,3±2,2(n=3) 277,3±2,2(n=3)

* Kelenjar belum ditemukan

Page 5: The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed … · 2020. 4. 26. · invaginasi ke arah submukosa membentuk ceruk lambung (gastric pits). Sel kelenjar lambung ditemukan

J. Ked. Hewan Vol. 2 No. 2 September 2008

180

Fetus berumur 100 hari, perubahan

lapisan mukosa berkembang secara nyata,

struktur sel permukaan berbentuk kolum-

nar simpleks, kelenjar lambung semakin

bertambah, demikian juga dengan

ketebalan daerah kelenjar yang semakin

meningkat. Muskularis mukosa semakin

jelas terlihat dan pada lapisan submukosa

sudah ditemukan buluh-buluh darah dan

limfe. Muskularis eksterna semakin

berkembang dan sudah mulai dapat

dibedakan antara lapisan muskularis

sirkuler dan longitudinalnya.

Perkembangan spesimen lambung

pada umur yang lebih tinggi memperlihat-

kan penambahan kuantitas sejalan dengan

penambahan umur. Perkembangan ke-

tebalan daerah kelenjar lambung tiap

spesimen pada ketiga daerah kelenjar

disajikan pada Tabel 1.

Gambar 1 memperlihatkan per-

tumbuhan pada ketiga daerah lambung

berjalan secara paralel pada semua umur

spesimen. Pada spesimen lambung anak

berumur 105 hari memperlihatkan

peningkatan perkembangan yang sangat

meningkat, hal ini kemungkinan sudah

dimulainya proses dan ditunjang oleh opti-

malisasi fungsi lambung. Perkembangan

dan pertumbuhan kelenjar lambung sangat

cepat terjadi setelah kelahiran, dan

percepatan pertumbuhan tersebut ter-

gantung dari jenis pakan dan perilaku

makan (Cunningham, 1997).

Pada penelitian ini sel-sel kelenjar

mulai dapat dideteksi dan mulai ber-

kembang pada fetus umur 85 hari. Hal ini

mirip dengan perkembangan pada fetus

manusia seperti pendapat yang dikemuka-

kan oleh Carlson (1981) dan Johson dan

Everitt (1998) bahwa saluran pencernaan

mulai berkembang pada minggu ke-4 dan

ke-5 dengan ditemukan adanya hasil

sekresi sel-sel epitel pada bagian mukosa

saluran intestinal yang terbentuk dalam

jumlah kecil. Jenny et al. (2002) menyatakan

bahwa mukosa lambung pada kebanyakan

hewan dan manusia mampu mensekresikan

beberapa sekret sebelum kelahiran. Pada

studi histokimia terlihat adanya sekresi sel-

sel epitel pada bagian mukosa saluran

intestinal dalam jumlah kecil selama

periode kehamilan, tetapi pengeluaran

dalam saluran intestinal terjadi kemudian

dan hanya dalam jumlah kecil sampai fetus

tersebut lahir. Hal ini menunjukkan adanya

aktivitas sel-sel epitel pada saluran

intestinal (Carlson, 1981). Pada penelitian

ini perkembangan sel utama dan sel parietal

mulai teramati pada fetus berumur 70 hari.

Sel kelenjar yang berkembang paling awal

adalah mukus sel neck yang diikuti oleh sel

utama dan sel parietal (Tsukada et al., 1994).

Gambar 1. Pola peningkatan perkembangan luas daerah kelenjar lambung (µm) pada tiap spesimen di ketiga daerah kelenjar

Rerata Ketebalan Daerah Kelenjar (um)*

0

50

100

150

200

250

300

F55D F70D F85D F100D F120D F150D I10D I105D

Kelompok Umur (hari)

Kete

bala

n (um

)

Kardia

Fundus

Pilorus

Page 6: The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed … · 2020. 4. 26. · invaginasi ke arah submukosa membentuk ceruk lambung (gastric pits). Sel kelenjar lambung ditemukan

Erdiansyah Rahmi

181

Morfologi lambung pada anak Mf

dipengaruhi oleh perilaku makan dan jenis

pakan yang berpengaruh pada proses

pencernaan yang terjadi. Di samping itu,

morfologi ini juga dipengaruhi oleh sekresi

enzim-enzim, mukus, dan hormon

pencernaan yang dihasilkan oleh sel-sel

pada lapisan mukosa saluran pencernaan.

Sekret yang dihasilkan berfungsi dalam

proses pergerakan (motiliti), pencernaan,

penyerapan makanan di dalam saluran

pencernaan serta menjaga kondisi saluran

pencernaan yang fungsinya dikontrol oleh

sistim saraf dan endokrin (Stevens dan

Hume, 1995; Cunningham, 1997).

Pertumbuhan papillae/rugal folds

(lipatan-lipatan mukosa) terjadi melalui

proses evaginasi ke arah epitel oleh jaringan

ikat, diikuti oleh proses invaginasi pada

permukaan terluar lapisan epitel dalam

rangka pemisahan antar papillae untuk

membentuk ceruk lambung. Mekanisme

pembentukan papillae pada masa prenatal

belum diketahui dengan jelas, sehingga

masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Pada penelitian ini pertumbuhan papillae

yang jelas mulai teramati pada fetus umur

70 hari.

Distribusi dan Konsentrasi Glikogen

Hasil pewarnaan PAS yang di-

maksudkan untuk mendeteksi kandungan

glikogen pada kelenjar lambung Mf

memperlihatkan bahwa aktivitas sel

kelenjar lambung sudah dimulai pada fetus

umur 55 hari hal ini dibuktikan dengan

sudah ditemukan adanya glikogen pada

umur yang dimaksud. Pada fetus umur 85

hari, ketiga daerah kelenjar sudah terlihat

dan glikogen terdeteksi pada ketiga area

kelenjar lambung dengan konsentrasi lebih

tinggi pada tiap bagian (Gambar 2).

Dari hasil sajian Tabel 2 menunjuk-

kan bahwa glikogen merupakan komponen

utama dari mukopolisakarida kelenjar

lambung Mf berdasarkan pewarnaan PAS.

Fetus umur 55 hari dan 70 hari pada bagian

kelenjar dan lumennya belum terbentuk.

B

E F G H

A C D

Gambar 2. Distribusi dan konsentrasi glikogen yang diperlihatkan dengan reaksi positif dari pewarnaan PAS yang memperlihatkan warna merah magenta pada fetus umur 55 hari (A), fetus umur 70 hari (B), fetus umur 85 hari (C), fetus umur 100 hari (D), fetus umur 120 hari (E), fetus umur 150 hari (F), anak umur 10 hari (G), dan 105 hari. Bar 20 µm

Page 7: The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed … · 2020. 4. 26. · invaginasi ke arah submukosa membentuk ceruk lambung (gastric pits). Sel kelenjar lambung ditemukan

J. Ked. Hewan Vol. 2 No. 2 September 2008

182

Glikogen yang terkandung di dalam

kelenjar diduga berperan penting dalam

pertahanan terhadap pathogen luar dan

melindungi saluran pencernaan serta

memfasilitasi pepsin dan HCl dari kelenjar

lambung (Schauer, 1982 yang disitasi

Suprasert et al., 1999). Glikogen merupakan

sumber energi utama pada pertumbuhan

fetus dan pertumbuhan sel-sel epitel

(Lange, 2002). Hal ini memberikan indikasi

yang kuat bahwa terdapat korelasi antara

distribusi dan konsentrasi glikogen dengan

pertumbuhan histologis.

Glikogen merupakan suatu senyawa

karbohidrat yang tersebar di dalam jaringan

tubuh. Senyawa ini terutama ditemukan di

permukaan sel, di dalam sitoplasma dan di

matriks ekstra sel. Sebagian karbohirat sel

berbentuk glikokonjugat, berikatan dengan

protein (dalam bentuk proteoglikan dan

glikoprotein) dan dengan lemak (glikolipid)

(Falk et al., 1994; Agungpriyono, 2002).

Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa glikokonjugat berperan penting

dalam struktur sel dan jaringan serta proses

biologis yang terjadi didalamnya. Menurut

Spicer dan Schulte (1992) serta Blackmore

dan Eisoldt (1999) glikokonjugat yang

mengandung residu gula glukosa dan

manosa berperan dalam transpor ion.

Glikokonjugat dengan residu gula N-asetil-

D-glukosamin berperan dalam pengaturan

interaksi dan permeabilitas membran

(Blackmore dan Eisoldt, 1999; Töpfer-

Peterson 1999) sedangkan yang mengan-

dung residu gula N-asetil-D-galaktosamin

berperan dalam transpor cairan dan ion

(Spicer dan Schulte, 1992). Adapun

glikokonjugat dengan residu gula galaktosa

terlibat dalam perlekatan antar sel (Spicer

dan Schulte 1992; Töpfer-Peterson 1999) dan

penanda dalam diferensiasi sel (Spicer dan

Schulte, 1992).

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian terlihat bahwa

pola perkembangan kelenjar lambung

meningkat sejalan dengan pertambahan

umur yang ditandai dengan peningkatan

jumlah kelenjar dan luas daerah kelenjar.

Pada masa fetus perkembangan histologi

yang terjadi terutama dipengaruhi oleh

Tabel 2. Distribusi dan intensitas reaksi sel-sel kelenjar lambung terhadap pewarnaan PAS

Regio Kelenjar Lambung

Kardia Fundus Pilorus Umur Sampel

EP G LG EP G LG EP G LG

Prenatal (fetus) 55 ++ - - ++ - - ++ - - 70 ++ - - +++ - - +++ - - 85 +++ ++ +++ +++ ++ +++ +++ ++ +++ 100 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ 120 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ 150 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++

Postnatal (anak) 10 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ 105 +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++

Keterangan: EP: epitel permukaan, G: kelenjar, LG: lumen kelenjar, (-) tidak ada/negatif, (+) rendah, (++) sedang, (+++) tinggi, berdasarkan kuat-lemahnya intensitas reaksi dari pewarna pada jaringan dalam satu lapang pandang dengan 40X pembesaran

Page 8: The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed … · 2020. 4. 26. · invaginasi ke arah submukosa membentuk ceruk lambung (gastric pits). Sel kelenjar lambung ditemukan

Erdiansyah Rahmi

183

faktor umur fetus, sedangkan per-

kembangan histologi postnatal terjadi

sangat cepat, hal ini kemungkinan karena

sudah dimulainya aktivitas mencerna dan

ditunjang oleh optimalisasi fungsi lambung.

Aktivitas sel kelenjar lambung sudah

dimulai minimal sejak usia 55 hari

kebuntingan, hal ini ditandai dengan sudah

dapat terdeteksinya glikogen (karbohidrat).

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih dan penghargaan

kepada Lembaga Penelitian Universitas

Syiah Kuala yang telah membiayai

penelitian ini melalui sumber Bantuan Dana

DASK Dinas Pendidikan Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam Tahun

Anggaran 2006 Sesuai Keputusan Ketua

Lembaga Penelitian Universitas Syiah

Kuala Nomor: 158 Tahun 2006 Tanggal 11

Juli 2006.

DAFTAR PUSTAKA

Agungpriyono, S. 2002. Glikobiologi dan

Lektin. Dalam Modul Pemanfaatan Teknik Kultur Jaringan dalam Penelitian dan Terapan Bidang Biologi dan Biomedis. Bogor. DIKTI dan Bagian Anatomi FKH IPB.

Berk, J.E. 1985. Embriology and Anomalies of the Intestine In Bockus Gastroenterology. Vol. 3. 4th ed. Philadelphia. W.B. Sounders Company.

Blackmore, P.F. and S. Eisoldt. 1999. The neoglycoprotein mannose-bovine serum albumin, but not progesterone, activates T-type calcium channels in human spermatozoa. Mol. Hum. Repro. 5:498-506.

Carlson, B.M. 1981. Pattern’s Fondations of Embriology. 4th ed. McGraw-Hill Book Company.

Cunningham, J.G. 1997. Textbook of Veterinary Physiology. 2nd ed. Philadelphia. W.B. Sounders Company.

Falk, P., K.A. Roth, and J.L. Gordon. 1994. Lectin are sensitive tools for defining the differetiation programs of mouse gut epithelial cell lineages. Am. J. Physiol. 266 (Gastrointest Liver physiol 29):987-1003.

Jenny, M.R., C. Uhl, I. Duluc, V. Guillermin, F. Guillemot, J. Jensen, M. Kedinger, and G. Gradwohl. 2002. Neurogenin 3 is differentially requiredfor endocrine cell fate specification in the intestinal and gastric epithelium. The Embo. J. 21:6338-6347.

Johnson, M.H. and B.J. Everitt. 1998. Essential Reproduction. 4th ed. Blackwell Science. U.K.

Kiernan, J.A. 1990. Histological & Histochemical Methods: Theory and Practice. 2nd ed. Oxford. Pergamon Press.

Lange, K. 2002. Role of microvillar cell surfaces in the regulation of glucose uptake and organization of energy metabolism. Am. J. Physiol. Cell. Physiol. 282:1-26.

Sajuthi, D., T.L. Yusuf, I. Mansjoer, A.R.P. Lelana, dan I.H. Suparto. 1997. Kursus Singkat Penanganan Satwa Primata sebagai Hewan Laboratorium. Makalah. PSSP Lembaga Penelitian IPB. Bogor.

Sheehan, D.C. and B.B. Hrapchak. 1980. Theory and Practice of Histo-technology. 2nd ed. USA. Batelle Memorial Institute.

Page 9: The Distributions of Glycogen in the Stomach on Long Tailed … · 2020. 4. 26. · invaginasi ke arah submukosa membentuk ceruk lambung (gastric pits). Sel kelenjar lambung ditemukan

J. Ked. Hewan Vol. 2 No. 2 September 2008

184

Spicer, S.S. and B.A. Schulte. 1992. Diversity of cell glycoconjugates shown histochemically: a perspective. J. Histochem. Cytochem. 40:1-38.

Suprasert, A., U. Pongchairerk, P. Pongket, and T. Nishida. 1999. Lectin histochemical characterization of glycoconjugates presents in abomasal epithelium of the goat. Kasetsart J. (Nat. Sci.). 33:234-242.

Stevens, C.E. and I.D. Hume. 1995. Comparative Physiology of the Vertebrate Digestive System. 2nd ed. Sidney. Cambridge University Press.

Töpfer-Peterson, E. 1999. Carbohidrate-based interactions on the route of a spermatozoon to fertilization. Human Reprod. Update. 5:314-329.

Tsukada, S., M. Ichinose, and N. Tatematsu. 1994. Glucocorticoids inhibit the proliferation of mucosal cells and enhance the ekspression of a gane for pepsinogen and other markers of differentiation in the stomach mucosa. Biochem. Biophys. Res. Commun. 1:9-15.

Yamada, T. 1995. Growth and Develop-ment of the Gastrointestinal Tract In Gastroenterology. Vol. 1. 2nd ed. J.B. Philadelphia. Lippincott Company.