Tetap Hijau Dimusim Kemarau Oleh : Endang Dwi...
Transcript of Tetap Hijau Dimusim Kemarau Oleh : Endang Dwi...
1
KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) RIMBA MAS
Tetap Hijau Dimusim Kemarau
Oleh : Endang Dwi Hastuti
Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimba Mas berada di Desa Gerbo Kecamatan Purwodadi
Kabupaten Pasuruan. Untuk mencapai lokasi Desa Gerbo ditempuh dengan melintasi 5
(lima) wilayah kecamatan yang berjarak ± 44 km dari ibukota pasuruan. KTH Rimba Mas
dibentuk karena beberapa hal yaitu banyaknya lahan kosong dan gundul, pengolahan
lahan tanpa teras, terjadinya tanah longsor dan kesedihan warga Desa Gerbo terhadap
penebangan ilegal kawasan hutan milik Perhutani.
Pada awal pembentukan KTH Rimba Mas Tahun 2005 beranggotakan 24 orang dengan
kegiatan pembibitan coklat bantuan dari Dinas Perkebunan, namun kelompok ini sempat
vakum hingga Tahun 2007 dikarenakan meninggalnya ketua KTH Rimba Mas sehingga
anggota kehilangan figur pemimpin.
Kebangkitan KTH Rimba Mas dimulai pada Tahun 2010 dibawah kepemimpin bapak
Mulyadi yang berprofesi sebagai “Moden” yang bertugas menikahkan pasangan
pengantin. Kegiatan KTH Rimba Mas mulai menggeliat dengan program Kebun Bibit
Rakyat (KBR) yang digulirkan di Desa Gerbo pada tahun 2011. Bibit yang dipilih adalah
jenis sengon dan gemelina yang mempunyai daur pendek dan pangsa pasar yang baik.
Hasil KBR sebanyak 50 ribu batang dibagikan kepada 2 (dua) desa untuk ditanam. Saat
ini anggota kelompok telah dapat menikmati hasil pohon yang ditanam dengan tebang
pilih untuk kayu-kayu yang sudah layak di jual.
2
Pengembangan Kegiatan Pembangunan Kehutanan
KTH Rimba Mas giat mengembangkan kegiatan pembangunan kehutanan. Selain KBR
kelompok juga mengembangkan hutan rakyat dengan tanaman sengon, mahoni dan suren
seluas 377,352 Ha, serta agroforestry dengan tanaman kopi, durian, kakao, gaharu.
Kegiatan rehabilitasi dilakukan melalui penanaman sengon, jati, mindi, gaharu, durian,
sukun, jahe, dan penanaman kanan kiri sungai. Kelompok juga giat melaksanakan
kegiatan perlindungan dan pengamanan hutanyang dilakukan melalui koordinasi dan
pembinaan masyarakat di sekitar hutan, menginisiasi penerbitan peraturan desa tentang
pengamanan hutan, pemasangan papan himbauan dan larangan, pemasangan poster-
poster, gerakan menanam 5 pohon, gerakan penghijauan kembali pada lahan kering,
gerakan penanaman kanan kiri jalan dan kanan kiri sungai. Kelompok juga melakukan
kegiatan konservasi sumber daya hutan melalui penanaman pohon pada kawasan sumber
mata air dan pemasangan poster ajakan melindungi flora dan fauna.
Kegiatan agroforestry
Usaha Produktif Kelompok
Dalam rangka pengembangan usaha kelompok telah dikembangkan kegiatan usaha
produkti berupa pembibitan tanaman kehutanan yaitu sengon, mahoni, mindi, durian,
nangka dan cemara serta aneka usaha kehutanan yaitu pembuatan meubel, beglog dan
jamur tiram. Selain tanaman kehutanan KTH Rimba Mas juga mempunyai usaha dibidang
pertanian yaitu jagung, padi, kopi, terong, kol, cabe, singkong, jamur tiram dan keripik
singkong, keripik pisang, beras nasi gerit, dan jenis lainnya. Di bidang perternakan KTH
Rimba Mas juga mempunyai usaha berupa sapi susu perah dan sapi muda jantan untuk
sapi potong.
3
Berkaitan dengan pengembangan usaha, KTH Rimba Mas juga melakukan alih teknologi
dari pengolahan tanah secara tradisional ke cara modern dengan menggunakan traktor.
Traktor tersebut disamping digunakan oleh anggota KTH Rimba Mas juga disewakan
dengan tarif 1,2 juta per ha yang dapat memberikan masukan rutin bagi kas kelompok.
Disamping kegiatan-kegiatan tersebut KTH Rimba Mas juga mengendalikan pupuk
bersubsidi dari distributor ke kios dan ke kelompok dengan keuntungan Rp. 500,- per zak.
Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik penanaman dan usaha lainnya membuat
kelompok tani rimba mas dapat memberikan solusi keuangan bagi para anggotanya.
Usaha Produktif Kelompok
Dampak Kegiatan
Kegiatan KTH Rimba Mas telah memberikan dampak positif bagi anggota, masyarakat
umum maupun Desa Gerbo. Kelembagaan KTH Rimba Mas telah berkembang dengan
terbentuknya kelompok –kelompok tani baru dan kelompok masyarakat peduli
kehutanan. Secara ekologi kegiatan KTH telah berdampak pada penurunan tingkat erosi
dan longsor dengan adanya pembangunan hutan rakyat strata I,II,III, pengembangan
agroforestry, dan pengaturan pola tanam serta penerapan bercocok tanam sesuai
peruntukannya pada lahan yang kemiringannya 25-40%. Selain itu juga telah terjadi
pemulihan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Hasil keikutsertaan anggota dalam pelatihan-pelatihan dan penyuluhan telah membawa
perubahan pengetahuan, keterampilan dan pola pikir anggota dan masyarakat dalam
peningkatan kegiatan bidang kehutanan. Berkembangnya pemahaman masyarakat
terhadap topografi lahan, fungsi dan jenis-jenis tanaman yang bisa ditanam pada lahan
dengan kondisi kemiringan tertentu. Selanjutnya dengan keberhasilan kelompok tani
Rimba Mas telah terjadi perubahan pola tanam mulai dari hulu hingga ke proses pasca
panen, sehingga hasilnya semakin meningkat.
Dari aspek sosial budaya masyarakat beraneka ragamnya kegiatan kelompok Rimba Mas
telah membawa dampak positif bagi kelestarian sosial budaya masyarakat. Kegiatan
4
gotong royong masyarakat berkaitan dengan kegiatan kepribadian seseorang seperti
pembangunan/perbaikan rumah, pembuatan kandang ternak, dan lainnya tetap lestari.
Kegiatan kerja bakti lingkungan seperti pembersihan jalan, perbaikan selokan, serta
kegiatan bersih dusun berlangsung secara lestari. Selanjutnya telah terjadi peningkatan
kualitas sumber daya manusia bagi anggota dan masyarakat berupa perubahan kondisi
perumahan anggota dan masyarakat, pemilikan kendaraan bermotor, kondisi lingkungan
sekitar tempat tinggal yang semakin baik serta jenjang pendidikan anak-anak sampai
perguruan tinggi. Kegiatan KTH Rimba Mas Juga telah mendorong lahirnya berbagai
peraturan desa yang mendukung pembangunan kehutanan , berkembangngnya PKSM dan
kelompok-kelompok masyarakat peduli pembangunan kehutanan. Kini KTH Rimba Mas
menjadi tempat studi banding bagi mahasiswa, anak sekolah, dan masyarakat umum.
Prestasi Yang Tak Mudah Dicapai
Memasuki Desa Gerbo sebagai base camp KTH Rimba Mas terasa amat berbeda,
meskipun musim kemarau udara tetap terasa sejuk. Disana sini terdapat tanaman hijau
berbagai strata dari tanaman pertanian yang merupakan penghasilan penduduk sehari-hari
maupun tanaman semusim dan tanaman kayu-kayuan.
Dengan penduduk berjumlah 9.696 jiwa dengan luas wilayah 734,349 ha, ekonomi
masyarakat sudah sangat baik dan dapat memenuhi kebutuhan dari lahan pangan yang
tersedia di desa mereka sendiri. Kondisi tersebut bukan sesuatu yang mudah diperoleh tapi
diperlukan perjuangan yang tidak mudah dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Diperlukan komitmen , kerja keras dan kebersamaan kelompok untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang ada. Hasilnya pada saat ini KTH Rimba Mas telah mempunyai
anggota sebanyak 57 orang, 20 orang diantaranya adalah wanita. Dari kelompok tani
tersebut, telah dihasilkan produk-produk antara lain : keripik keladi, kerupu singkong,
opak, kerajinan tas rajut dan minumam jahe instan. Disamping itu banyak kelompok-
kelompok yang terbentuk karena terinspirasi dari kesuksessan Kelompok Tani Rimba Mas
yang telah meningkatkan taraf hidup masyarakat secara ekonomi dan lingkungan secara
ekologi.
Hal yang paling membanggakan bagi KTH Rimba Mas adalah kebersamaan anggota
dalam berkegiatan maupun menghadapi masalah yang ada. Tantangan dan hambatan yang
sangat banyak dapat dilalui dengan keuletan para anggotanya dan perjuangan itu tidak sia-
5
sia ketika Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan penghargaan
tertinggi yaitu juara pertama tingkat nasional Lomba Wana Lestari tahun 2015 untuk
kategori Kelompok Tani. Dengan gelar tersebut KTH Rimba Mas semakin mendapat
kepercayaan dalam melaksanakan CSR beberapa perusahaan yaitu Indofood, Mayora,
Nestle dan Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB). Selain itu KTH Rimba Mas juga
dijadikan tempat KKN bagi mahasiswa dan narasumber dari beberapa pelatihan yang
diselenggarakan oleh instansi-instansi pertanian, perikanan dan kehutanan.
Sebagai wujud kepercayaan saat ini KTH Rimba Mas sedang melakukan uji terap
penanaman jagung tanpa olah tanah (TOT) dari Dinas Ketahanan Pangan seluas 1 ha dan
secara swadaya seluas 0,25 ha. Dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, KTH Rimba
Mas memang “layak menjadi juara”.