Teratoma

27
Tinjauan Pustaka TERATOMA Oleh: Rezki Maulana D Lisa Ramadhani Ade Agustina Siahaan

Transcript of Teratoma

Page 1: Teratoma

Tinjauan Pustaka

TERATOMA

Oleh:

Rezki Maulana D

Lisa Ramadhani

Ade Agustina Siahaan

Page 2: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

DAFTAR ISI

Daftar isi.................................................................................................................................. ..1

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Gambaran Umum ............................................................................................................2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. TERATOMA ................................................................................................................5

II.1.1 Definisi....................................................................................................................5

II.1.2 Etiologi....................................................................................................................5

II.1.3Patofisiologi ............................................................................................................6

II.1.4 Epidemiolodi ..........................................................................................................6

II.1.5 Diagnosis ..............................................................................................................10

II.1.6 Stadium ................................................................................................................14

II.1.7 Penatalaksanaan ...................................................................................................15

BAB III. KESIMPULAN ........................................................................................................18

DAFAR PUSTAKA ................................................................................................................19

1

Page 3: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 GAMBARAN UMUM

Teratoma adalah tumor sel germinal yang umumnya terdiri atas beberapa jenis sel yang

berasal dari satu atau lebih 3 lapisan germinal endoderm, mesoderm dan ektoderm.

Nomenklatur yang inkonsisten sering membingungkan mengenai berbagai subtipe dari

teratoma. Teratoma berasal dari bahasa yunani dari teras yang berarti monster, yang pertama

kali disebutkan oleh Virchow pada edisi pertama bukunya yang diterbitkan pada tahun 1863.

Teratoma dibagi dalam tiga kategori yaitu teratoma matur (jinak), teratoma imatur dan

teratoma monodermal dengan diferensiasi khusus tergantung dari kuantitas derajat jaringan

imatur menunjukan potensi timbulnya keganasan. Umumnya teratoma kistik adalah jinak dan

yang padat adalah ganas. Teratoma bervariasi dari bentuk yang jinak yaitu lesi kistik well

differentiated (mature) sampai bentuk yang solid dan maligna (immature). Teratoma imatur

merupakan keganasan tumor sel germinal ke tiga tersering setelah disgerminoma dan tumor

sinus endodermal. Selain itu, ada juga yang memiliki komponen tertentu (umumnya

squamous) yang mengalami transformasi maligna, namun jarang ditemukan.

Pada tahun 1831, Leblanc menciptakan istilah kista dermoid pada literatur kedokteran

hewan ketika dia berhasil mengeluarkan lesi menyerupai kulit pada dasar tengkorak kuda.

Baik teratoma dan dermoid, merupakan istilah yang masih digunakan dan sering kali dipakai

bergantian. Implikasi awal behawa elemen tersebut menyerupai kulit dengan pelengkapnya

yang tersusun atas dermoid, sementara teratoma tidak memiliki batas seperti itu. Dermoid

sekarang dikenal sebagai trigeminal dan mengandung berbagai jenis jaringan.

2

Page 4: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

Pada kelompok yang membedakan diantara keduanya, dermoid adalah tumor dengan

susunan yang lebih rapi, yaitu dengan ektodermal yang well differentiated dan jaringan

mesodermal yang mengelilingi komponen endodermal. Teratoma, khususnya solid teratoma,

tidak tersusun dengan baik. Dengan demikian, derajat susunan, derajat diferensiasi selular,

struktur kistik membedakan antara dermoid dengan teratoma.

kistik teratoma dari ovarium yang memperlihatkan beberapa jenis jaringan

Kistik teratoma matur dari ovarium dengan rambut, materil sebasea, dan jaringan tiroid.

3

Page 5: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

Pada pembelahan tumor berwarna abu-abu agak kemerahan dengan bagian perdarahan

dan nekrosis. Adanya rambut dapat ditemukan pada 2/5 kasus, gigi jarang ditemukan tetapi

tulang, tulang rawan dan kalsifikasi sering ditemukan. Walaupun komponen utama adalah

tumor padat tetapi adanya bagian yang kistik selalu ditemukan.

4

Page 6: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 TERATOMA

II. 1.1 DEFINISI

Teratoma adalah tumor sel germinal yang umumnya terdiri dari beberapa jenis sel yang

berasal dari satu atau lebih dari 3 lapisan germinal endoderm, mesoderm, dan ekktoderm.

Teratoma berasal dari bahasa yunani yaitu teras yang berarti monster. Teratoma dibagi dalam

tiga kategori yaitu teratoma matur (jinak), teratoma imatur, dan teratoma monodermal dengan

diferensiasi khusus. Teratoma bervariasi dari bentuk yang jinak yaitu lesi kistik well

differentiated (mature) sampai bentuk yang solid dan maligna (immature). Umumnya

teratoma kistik adalah jinak dan yang padat adalah ganas.

Teratoma imatur merupakan keganasan tumor sel germinal ke tiga tersering setelah

disgerminoma dan tumor sinus endodermal. Selain itu, ada juga yang memiliki komponen

tertentu (umumnya squamous) yang mengalami transformasi maligna, namun jarang

ditemukan.

II.1.2 ETIOLOGI

Keberadaan teratoma telah diakui selama berabad-abad, selama itu pula asal

penyebabnya masih berupa spekulasi dan perdebatan. Dahulu masyarakat mempercayai

penyebabnya adalah karena menelan gigi dan rambut, kutukan dari penyihir, mimpi buruk,

atau berhubungan dengan setan. Teori yang paling banyak dipakai saat ini adalah

parthenogenik yang mengatakan teratoma berasal dari sel germinal primordial. Teori ini

didukung oleh distribusi anatomi dari tumor yaitu sepanjang jalur migrasi sel germinal

primordial dari kantung yolk pada gonad primitif. Linder dan rekan melakukan penelitian

dari teratoma kistik matur dari ovarium . Mereka menggunakan teknik sitogenetik canggih

untuk menunjukkan bahwa tumor ini berasal dari sel germinal dan timbul dari sel germinal

tunggal setelah pembelahan meiosis pertama.

5

Page 7: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

II. 1. 3 PATOFISIOLOGI

Teratoma tersusun atas berbagai jenis sel parenkimal yang berasal lebih dari satu

lapisan germinal dan sering berasal dari ketiga lapisan. Tumor ini berasal dari sel-sel

totipoten, umumnya pada garis tengah atau paraxial. Lokasi yang paling sering adalah

sacrococcygeal (57%). Karena berasal dari sel totipoten, sehingga sering ditemukan di

kelenjar gonad (29%). Sejauh ini, lokasi gonad yang paling sering terjadi adalah pada

ovarium, disusul pada testis. Kista teratoma kadang muncul pada sequestered midline

embryonic cell rests dan bisa pada mediastinum (7%), retroperitonial (4%), cervical (3%) dan

intrakranial (3%) . Sel-sel berdiferensiasi sesuai lapisan germinal, yang terdiri dari berbagai

jaringan pada tubuh, seperti rambut, gigi, lemak, kulit, otot, dan jaringan endokrin.

II.1.4 EPIDEMIOLOGI

Frekuensi

Freksuensi 25% dari tumor sel germinal pada wanita usia dibawah 15 tahun dengan

usia median 19 tahun.

Teratoma sakrokoksigeal adalah tumor tersering pada bayi baru lahir, terjadi pada 1

kelahiran diantara 20.000-40.000 kelahiran.

Kista Teratoma matur terjadi pada 10-20% keganasan ovarium. Tumor ini merupakan

tumor sel germinal ovarium dan juga keganasan tumor tersering pada pasien dibawah 20

tahun. Sementara, kasus tumor bilateral terjadi pada 8-14% dari seluruh kasus.

Insiden tumor testikular pada pria adalah sebesar 2,1-2,5 kasus per 100.000 populasi.

Tumor sel germinal terjadi pada 95% tumor testikular setelah pubertas, tetapi teratoma jinak

testis jarang terjadi, hanya sebesar 3-5% dari jumlah kasus tumor sel germinal. Insiden tumor

testis pada anak prepubertal adalah 0,5-2 kasus per 100.000, dengan prosentase teratoma

matur sebesar 14-27%. Tumor ini merupajan tumor sel germinal kedua tersering pada

populasi in. Teratoma jinak dari mediastinum jarang, yaitu 8% dari seluruh kasusu tumor

pada daerah ini.

Teratoma sakrokoksigeal

Teratoma sakrokoksigeal sering terdiagnosis pada periode prenatal, dan komplikasinya

dapat muncul selama sebelum dan setelah kelahiran. Outcome setelah diagnosis antenatal

6

Page 8: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

lebih buruk bila dibandingkan yang didiagnosis post natal dan dilakukan pembedahan serial,

dengan tingkat survival bervariasi dari 54-77%

Potensi komplikasi pada uterus meliputi polihidramnion dan perdarahan tumor, yang

menyebabkan anemia dan nonimmune hydrops fetalis. Bila terdapat .atrioventricular

shunting terjadi dalam tumor, hydrops dapat disebabkan high output cardiac failure.

Perkembangan hidrops adalah tanda yang buruk. Jika berkembang setelah gestasi 30

minggu, tingkat mortalitasnya adalah sebesar 25%. Bila telah ditemukan ada hidrops, proses

persalinan direkommendasikan sesegera mungkin setelah maturitas paru terjadi.

Perkembangan hidrops sebelum gestasi 30 minggu memiliki prognosis yang lebih buruk,

dengan tingkat mortalitas 93%. Makin dkk. melaporkan bahwa intervensi pengobatan pada

masa antenatal dari hidrop fetalis tidak meningkatkan outcome dengan tingkat kematian 6

dari 7 kasus (86%). Hidrop dan prematuritas merupakan dua faktor yang menyebabkan

kematian dan prematuritas.

Morbiditas pospartum teratoma sakrokoksigeal adalah terkait dengan anomali

kongenital, masa dari tumor, kekambuhan yang terjadi, dan komplikasi intra dan pasca

operasi. Sepuluh sampai dua puluh empat persen teratoma sakrokoksigeal dihubungkan

dengan anomali kongenital lainnya, terutama defek pada daerah hindgut dan kloaka, yang

melebihi estimasi 2,5% pada populasi umum [14,15,3].

Pada salah satu studi serial yang meneliti 57 kasus teratoma jinak selama peride 40

tahun dari sebuah lembaga, 5 kasus kekambuhan dilaporkan. Pada kasus tersebut, hanya satu

kasus kekambuhan yang tidak memerlukan koksigektomi, dan terdapat satu kasus yang

semula dianggap tumor jinak dengan komponen immature ditemukan adanya karsinoma

embrional setelah eksisi ketiga. Pada penelitian ini juga, 3 pasien didapatkan mengalami

infeksi luka pasca operasi dan satu pasien mengalami pneumonia pasca operasi. Tingkat

survival keseluruhan adalah sebesar 95% dan tingkat morbiditas atau mortalitas konsisten

selama periode 40 tahun penelitian .

Pada penelitian yang lebih baru, 26 pasien didiagnosisi dengan teratoma jinak. Tujuh

dari 20 pasien dengan follow up jangka panjang mengalami perkembangan neuropati bladder

dan gangguan usus [15]. Sebuah penelitian longitudinal cross-sectional menemukan gejala

sisa pada masa anak-anak, membaik seiring berjalannya waktu, sementara gejala fungsional

yang dilaporkan pada masa dewasa adalah sama dengan populasi umum dan tidak meningkat

melebihi kelompok kontrol [16].

7

Page 9: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

Teratoma ovarium

Komplikasi dari teratoma ovarium meliputi torsi, ruptur, infeksi, anemia hemolitik, dan

degenerasi maligna

Torsi adalah penyebab morbiditas utama, terjadi pada 3-11% kasus. Beberapa

penelitian menunjukkan bawa peningkatan ukuran tumor berhubungan dengan peningkatan

risiko torsi [2,17].

Ruptur dari teratoma kistik memang jarang dan mungkin spontan atau terjadi karena

torsi. Banyak laporan penelitian menyebutkan bahwa tingkat kejadian ruptur kurang dari 1%

[2,1], meskipun penelian oleh Ahan dkk. melaporkan bahwa terjadi pada 2,5% dari 501

pasien yang diteliti [18]. Ruptur dapat terjadi tiba-tiba, menyebabkan shock atau perdarahan

dengan chemical peritonitis acute. Kasus yang kronis bisa juga terjadi, yang akan

mneyebabkan peritonitis granulomatosa. Prognosisi setelah kejadian ruptur biasanya baik,

tetapi ruptur sering kali menyebabkan adanya perlekatan tebal.

Infeksi jarang terjadi dan terjadi kurang dari 1-2% kasus. Bakteri coliform merupakan

organisme yang sering terlibat [18, 17].

Anemia hemolitik autoimmune telah dihubungkan dengan kasus teratoma kistik matur.

Pada kasus ini, pengeluaran tumor menyebabkan kesembuhan dari gejala ini. Teori yang

membelakangi mekanisme patogenesis dari kejadian ini adalah (1) zat dari tumor yang

merupakan antigen bagi host, sehingga menyebabkan pembentukan antibodi yang bereaksi

silang dengan sel darah merah host, (2) adanya produksi antibodi dari tumor yang secara

langsung melawan sel darah merah host, (3) terlapisnya sel darah merah oleh substansi tumor

sehingga menyebabkan perubahan antigenisitas sel darah merah. Dalam lingkup ini, imejing

radiologis dari pelvis diperlukan pada kasus anemia hemolitik refrakter [19,20].

Pada bentuk yang asli, teratoma kistik matur ovarium umumnya selalu jinak, namun

sekitar 0,2-2% kasus mengalami transformasi maligna pada salah satu komponennya, yang

seringkali adalah sel skuamos. Prognosis pasien dengan degenerasi maligna umumnya buruk

namun tergantung dari stadium dan jenis sel yang mengalami degenerasi [2,21].

Teratoma testis

8

Page 10: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

Teratoma testis terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi insiden dan perjalanan

penyakitnya sangat berbeda. Teratoma murni tersusun atas 38% tumor sel germinal pada bayi

dan ank-anak, tetapi hanya 2% saja setelah pubertas. Pada anak-anak, biasanya bersifat jinak,

sementara pada remaja dan dewasa sering kali mengalami metastase [22,23]. Oleh karena,

tidak adanya metastase pada kasus prepubertas, maka morbiditas terbatas pada komplikasi

pembedahan dan pascaoperasi.

Selama dan setelah pubertas, semua teratoma dianggap ganas karena meskipun

teratoma matur (yang secara histologis komponennya matur) dapat mengalami metastasis ke

kelenjar getah bening retroperitonial atau pada tempat lain. Tingkat metastasis bervariasi dari

29-76%. Morbiditas dihubungkan dengan pertumbuhan dari tumor, yang dapat menginvasi

atau mengobstruksi struktur lokal, sehingga menjadi tidak dapat direseksi. Sekitar 20%

pasien mengalami kekambuhan selama periode pengawasan [22].

Teratoma mediastinum

Teratoma matur mediastinum, merupakan tumor sel germinal mediastinum, adalah lesi

yang jinak. Tumor ini tidak memiliki potensi ganas seperti yang diamati pada teratoma testis

dan dapat disembuhkan dengan reseksi surgikal saja. Oleh karena letak dari lesi ini, maka

sumber morbiditas seringkali terkait dengan komplikasi intraoperasi dan pascaoperasi [24].

Jenis Kelamin

Teratoma sakrokoksigeal sering terjadi pada wanita daripada pria, dengan rasio wanita

dibandingkan pria 3-4:1. Sebagian besar laporan menyebutkan tidak ada predileksi seksual

pada teratoma medastinal. Kecuali, teratoma testikular, 75-80% teratoma terjadi pada

wanita .

Umur

Lokasi dari teratoma berhubungan dengan usia.

Pada bayi dan awal anak, lokasi paling sering adalah ekstragonadal, sedangkan teratoma

setelah anak-anak umumnya terjadi pada gonad.

Teratoma kistik ovarium dapat terjadi pada usia berapapun, meskipun seringkali pada

masa reproduksi. Insiden tersering pada usia 20-40 tahun.

9

Page 11: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

Teratoma testikular dapat muncul pada usia berapapun tetapi lebih sering terjadi pada

masa bayi dan anak-anak. Pada dewasa, teratoma tetikular murni jarang terjadi, hanya 2-

3% dari tumor sel germinal.

Teratoma mediastinum dapat muncul pada usia berapapun tetapi seringkali pada usia

20-40 tahun.

II.1. 5 DIAGNOSIS

Anamnesa

Teratoma Sacrococcygeal

Teratoma Sacrococcygeal dapat didiagnosis antenatal selama pemeriksaan USG rutin

atau saat ibu muncul dengan gejala klinis seperti ukuran kehamilan lebih besar daripada usia

kehamilan atau polihidramnion.

Mereka yang tidak terdiagnosis pada masa antenatal menunjukkan 2 pola.. Pola yang

paling umum adalah pada masa neonatus, yang hadir dengan tumor berukuran besar

umumnya jinak menonjol di daerah sakral yang terlihat setelah lahir. Pola yang lebih jarang,

pada bayi baru lahir mungkin hanya menunjukkan bokong yang asimetris atau muncul ketika

berusia 1 bulan sampai 4 tahun dengan tumor presakral yang dapat mencapai panggul.  Gejala

kandung kemih atau disfungsi usus mungkin muncul. Kelompok yang kedua berada pada

risiko lebih tinggi untuk keganasan.

Epignathus teratomatous besar didiagnosis dengan USG.

Teratoma ovarium:

10

Page 12: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

Teratoma kistik Matur pada ovarium sering ditemukan secara tidak sengaja pada

pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan radiografi, atau selama operasi abdomen. Teratoma

kistik dewasa dari ovarium seringkali asimptomatik. Gejala-gejala yang mungkin

muncul:

Nyeri perut biasanya konstan dan berkisar dari ringan sampai sedang. Torsi dan

ruptur akut biasanya akan menyebabkan nyeri yang hebat.

Teraba adanya massa atau pembengkakan

Perdarahan uterus abnormal. Diduga karena gangguan produksi hormon, namun

belum ada bukti histologis yang mendukung.

Gejala pada kandung kemih, gangguan pencernaan, dan sakit punggung

mungkin namun jarang terjadi

Sebuah teratoma 12-cm kistik ovarium matur sebelum eksisi.

Teratoma Testis

Seringkali uncul sebagai massa di skrotum yang tidak menimbulkan rasa sakit,

kecuali pada teratoma yang mengalami torsi. Dalam kebanyakan kasus, massa tegas atau

keras, tidak ada nyeri tekan, dan tidak bertransiluminasi. . Hidrokel sering dikaitkan

dengan teratoma di masa kecil. Pada pemeriksaan, testis mengalami pembesaran yang

difus, bukan nodular.

11

Page 13: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

Sebuah karsinoma testis  terdapat campuran tulang rawan kebiruan dengan warna

merah dan jaringan tumor putih. Secara mikroskopis terdiri dari teratoma, tetapi terdapat pula

daerah karsinoma embrional

Teratoma mediastinum

Sering tanpa gejala. Gejala yang muncul, berhubungan dengan efek mekanik

termasuk nyeri dada, batuk, dyspnea, atau gejala yang berkaitan dengan pneumonitis

berulang. Banyak pasien datang dengan temuan pernapasan, dan ditemukannya

trichoptysis yang patognomonik, atau batuk produktif yang mengeluarkan materil rambut

atau sebacea dapat terjadi jika massa dan trakeobronkial berhubungan. Gejala serius

lainnya adalah sindrom vena kava superior atau pneumonia lipoid. Teratoma

mediastinum kadang-kadang ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan foto thorak.

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

Peningkatan serum alpha-fetoprotein (AFP) dan beta-human chorionic gonadotropin

(HCG) tingkat mungkin menunjukkan keganasan.

Radiologi

Pemeriksaan penunjang untuk teratoma sebagian besar radiografi, dan gambarannya

hampir sama meskipun pada lokasi yang bervariasi.

Jika teratoma ditemuan di dalam uterus, harus dilakukan pemeriksaan USG serial pada

janin untuk mengawasi kemngkinan terjadinya hidropfetaliss. Dalam kasus teratoma

sacrococcygeal, pemeriksaan USG dapat menunjukkan komponen kistik dan perluasan tumor

ke dalam pelvis atau abdomen, seperti yang digambarkan pada gambar di bawah. USG

12

Page 14: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

menggambarkan pergeseran vesica urinaria dan rektum, dengan kompresi ureter yang

mengakibatkan hidronefrosis atau hydroureter

Epignathus teratoma

CT scan dari abdomen dan pelvis sebelum eksplorasi bedah lebih lanjut dapat

menggambarkan tumor sacrococcygeal.

Serupa dengan ultrasonografi, ajuvan CT scan berguna dalam mendiagnosa teratoma

ovarium dan dapat mendeteksi keterlibatan hepar dan kelenlar lymph dalam kasus maligna. 

Dalam sebuah studi ultrasonografi transvaginal memiliki tinggi untuk membedakan teratoma

dari massa ovarium lainnya.

MRI dapat membedakan kepadatan lipid dengan cairan lain dan darah dan mungkin

sebagai pemeriksaan tambahan yang berguna untuk diagnosis teratoma ovarium, dengan

akurasi 99%.

Dalam kasus yang dicurgai teratoma mediastinum foto thorak anterior-posterior dan

lateral dpat memberikan informasi penting tentang ukuran dan lokasi massa. CT scan dan /

atau MRI lebih lanjut dapat memperjelas diagnosis dan juga sangat berguna dalam

menggambarkan batas-batas massa mediastinum, keterlibatan pembuluh darah yang

potensial, dan kehormatan.

Echocardiography dapat digunakan untuk menggambarkan efek fisiologis dari massa

mediastinum, seperti tamponade atau stenosis pulmonal, dan dapat digunakan untuk

memandu needle biopy. Fine needle biopsy dapat digunakan untuk membedakan massa

mediastinum jinak dan ganas pada 90% kasus.

13

Page 15: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

Histologi

Dalam teratoma, bagian luar dari dinding tumor biasanya dilapisi dengan jaringan

aslinya. Rongga kista sering dilapisi dengan epitel skuamosa keratin dan biasanya berisi

banyak sebasea dan kelenjar keringat. Rambut dan kulit pelengkap lainnya biasanya

muncul. Kadang-kadang, dinding kista dilapisi oleh epitel bronkial atau

gastrointestinal. Reaksi Giant-cell dapat dilihat di berbagai tumor dan mungkin, dalam kasus

teratoma intraperitoneal, menyebabkan pembentukan adhesi yang luas jika isi tumor

pecah. Jaringan ectodermal ditemui mungkin termasuk otak, glia, jaringan saraf, retina,

choroids, dan ganglia. Mesodermal jaringan diwakili oleh tulang, tulang rawan, otot polos,

dan jaringan berserat.

II.1.6 STADIUM

Secara mikroskopis dipakai sistem diferensiasi dari Norris yang dimodifikasi oleh

Robboy dan Scully:

Derajat 0 : Jaringan seluruh tumor

Derajat 1 : Sebagian besar jaringan imatur, terutama ganglia. Mitosis dapat ditemukan,

tetapi epitel neural tidak ditemukan atau terbatas pada 1 lapangan pandang

per slaid

Derajat 2 : Sebagian besar imatur dengan epitel neural 1-3 per slaid

Derajat 3: Jaringan imatur berat dengan epitel neural > 4 per slaid dan sering

menyerupai koriokarsinoma.

Departemen Bedah dari American Academy of Pediatrics, Altman dan rekan

melaporkan sistem penggolongan tipe teratoma Sacrococcygeal sebagai berikut:

Tipe I : Sebagian besar adalah tumor eksternal, melekat pada tulang ekor, dan

mungkin memiliki komponen presacral kecil (45,8%).Tidak ada metastasis

dikaitkan dengan kelompok ini.

Tipe II : Tumor memiliki massa baik eksternal dan ekstensi panggul signifikan

presacral (34%) dan memiliki tingkat metastasis 6%.

Tipe III: tumor terlihat dari luar, tetapi massa yang dominan adalah panggul dan

intraabdominal (8,6%). Tingkat 20% dari metastase ditemukan dalam kelompok ini.

14

Page 16: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

Tipe IV: lesi tidak terlihat dari luar tetapi sepenuhnya presacral (9,6%) dan memiliki

tingkat metastasis 8%.

II.1.7 PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan dari teratoma sebagian besar terapi bedah.

Teratoma Sacrococcygeal

Teratoma Sacrococcygeal yang didiagnosis sebelum lahir harus dipantau ketat.

Pada janin dengan tumor yang lebih besar, operasi Sectio caesarea harus dipertimbangkan

untuk mencegah distosia atau pecahnya tumor. Karena prognosisnya yang buruk

berhubungan dengan perkembangan hidropfetalis sebelum usia kehamilan 30 minggu,

menguntungkan bagi janin apabila dilakukan operasi uterus. Dalam kebanyakan kasus,

teratoma sacrococcygeal harus dilakukan reseksi electif pada minggu pertama kehidupan,

karena semakin lama dituda dapat meningkatkan tingkat keganasan.

Teratoma Ovarium

Teratoma kistik matur dari ovarium dapat dihilangkan dengan kistektomi sederhana

daripada salpingo-ooforektomi.

Meskipun degenerasi ganas sangat langka, kista harus dihilangkan secara keseluruhan,

dan jika elemen-elemen imatur ditemukan, pasien harus menjalani prosedur penggolongan

stadium standar.

Teratoma testis

Teratoma testis diobati dengan orchiectomy sederhana atau radikal. Baru-baru ini,

eksisi konservatif dengan enukleasi juga telah direkomendasikan pada masa prepubertas pada

testis. Resiko keganasan meningkat seiring pematangan testis.

Teratoma mediastinum

Teratoma matur dari mediastinum harus direseksi. Tumor mungkin melekat dengan

struktur sekitarnya, yang memerlukan reseksi dari perikardium, pleura, atau paru-paru. Bila

reseksi lengkap dapat menurunkan resiko kekambuhan. 

15

Page 17: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

BAB III

KESIMPULAN

Teratoma adalah tumor sel germinal yang umumnya terdiri dari beberapa jenis sel yang

berasal dari satu atau lebih dari 3 lapisan germinal endoderm, mesoderm dan ektoderm.

Pada teratoma Sacrococcygeal dapat didiagnosis antenatal selama pemeriksaan USG

rutin atau saat ibu muncul dengan gejala klinis seperti ukuran kehamilan lebih besar daripada

usia kehamilan atau polihidramnion. Pada teratoma ovarium dan testis sering asimptomatik

kecuali apabila tumor tertorsi atau ruptur dapat menimbulkan nyeri. Sedangkan pada teratoma

mediastinum gejala yang muncul, berhubungan dengan efek mekanik termasuk nyeri dada,

batuk, dyspnea, atau gejala yang berkaitan dengan pneumonitis berulang. 

Penatalaksanaan dari teratoma sebagian besar terapi bedah. Pengangkatan tumor yang

lengkap dan baik dapat menurunkan resiko kekambuhan. 

16

Page 18: Teratoma

Teratoma & Kista Dermoid 2012

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat R., Wim de Jong. Buku ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC, 2004.

2. Mitchell R, Kumar Vinay. Et.al. Buku saku Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7. Jkarta

3. Chad A Hamilton, MD. Cystic teratoma. Januari 2012.

http://emedicine.medscape.com/article/281850-overview

4.  Robert A Schwartz, MD, MPH. Dermoid Cyst. Febuari 2012.

http://emedicine.medscape.com/article/1112963-overview

5. Adkins E Stanton, MD. Pediatric Teratomas and Other Germ Cell Tumors Follow-up.

Desember 2011. http://emedicine.medscape.com/article/939938-followup

6. Dr. Herry Setya Yudha Utama, Sp.B MHKes FinaCS. Case Report and Literature

Review: Fetus in Fetu Laki-laki Hamil Selama 4 tahun. November 2011.

http://www.herryyudha.com/2011/11/case-report-and-literatur-review-fetus.html

7.

17