Terapi komplementer pada pasien bronchitis

11
PENGOBATAN KOMPLEMENTER PADA PASIEN BRONCHITIS Dosen pengampu : Ahmad Subandi, M.kep., Sp.Kep.An Disusun oleh 1. Aprilianto (10811400 ) 2. Ahmad Faqih (1081140 ) 3. Khasbulloh (1081140 ) 4. Irma Susrini (108114023) 5. Safitri Dewi (108114029) 6. Eka Mailina (108114030) 7. Rahmawati N (1081140 ) 8. Aryanti (1081140 ) 9. Luciana R (1081140 ) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

Transcript of Terapi komplementer pada pasien bronchitis

Page 1: Terapi komplementer pada pasien bronchitis

PENGOBATAN KOMPLEMENTER PADA PASIEN BRONCHITIS

Dosen pengampu : Ahmad Subandi, M.kep., Sp.Kep.An

Disusun oleh

1. Aprilianto (10811400 )

2. Ahmad Faqih (1081140 )

3. Khasbulloh (1081140 )

4. Irma Susrini (108114023)

5. Safitri Dewi (108114029)

6. Eka Mailina (108114030)

7. Rahmawati N (1081140 )

8. Aryanti (1081140 )

9. Luciana R (1081140 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Page 2: Terapi komplementer pada pasien bronchitis

A. TERAPI KOMPLEMENTER

1. Pengertian Terapi Komplementer

Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah

pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan.

Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer

tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud

adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara

turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa

dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.

Terapi komplementer (complementary therapies) adalah semua terapi yang

digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan oleh

penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry, Potter, 2009).

Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan

sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan

pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional.

2. Tujuan Terapi Komplementer

Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem -sistem

tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat

menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh mempunyai

kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri dengan asupan nutrisi yang baik

lengkap serta perawatan yang tepat.

3. Jenis-Jenis Terapi Komplementer

a. Nutrisi (Nutritional Therapy)

b. Terapi herbal (Herbal Therapy)

c. Terapi psiko – somatik (Mind – Body Therapy)

d. Terapi spiritual berbasis doa (Spiritual Therapy Based On Prayer)

Page 3: Terapi komplementer pada pasien bronchitis

4. Terapi komplementer pada bronchitis

a. Terapi hiperbarik

Terapi hiperbarik atau yang lebih dikenal dengan HiperBarik Oksigen Teraphy

(HBOT) adalah terapi dengan menggunakan oksigen. Tapi oksigen yang dihirup

pada saat terapi ini tekanannya lebih besar dari oksigen yang kita biasa hirup di

keadaan normal, yaitu sebesar 2,4 atmosfer (keadaan normal adalah sebesar 1

atmosfer). Dari namanya yaitu hiperbarik bisa diprediksi maksud sebenarnya,

yaitu hiper yang artinya lebih dan barik yang berasal dari kata bar yang artinya

tekanan.

Pada tekanan udara normal biasanya tubuh hanya bisa menangkap oksigen

sebesar 40-50 mm/100 gr air. Tetapi ketika tubuh pasien dimasukkan ke dalam

bejana, oksigen yang Anda hirup berkisar antara 100-1000 mm/100 gr air.

Oksigen berlimpah inilah yang kemudian dikonsumsi oleh seluruh sel

tubuh. Hiperbarik merupakan terapi komplementer yang dilakukan bersama

dengan pengobatan medis konvensional. Beberapa catata keberhasilan hiperbarik

misalnya, perbaikan fungsi ereksi pada penderita diabetes, penurunan kadar

kolesterol dalam darah,mempercepat penyambungan tulang patah dan

mempercepat pemulihan pasien yang dirawat menggunakan pengobatan

konvensional.

setelah diteliti lebih lanjut, ternyata efek menghirup oksigen tekanan tinggi

tersebut bukan hanya bisa mengobati dekompresi, tapi juga bisa menjadi salah

satu alternatif pengobatan untuk meregenerasi sel-sel tubuh yang rusak. Karena

ternyata oksigen yang berperan aktif dalam perbaruan sel-sel tubuh selain juga

memperlancar aliran darah. Sehingga belakangan, efek pengobatan juga bisa

dimanfaatkan untuk berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit bronchitis

2. Tai chi.

Terapi alternatif yang menghubungkan pernafasan, pergerakan dan meditasi untuk

membersihkan, memperkuat dan sirkulasi energy dan darah kehidupan yang

penting.

Page 4: Terapi komplementer pada pasien bronchitis

Latihan yang diperlukan dalam tai chi meningkatkan kapasitas paru-paru,

memperkuat sistem pernafasan, stretch pada diafragma dan otot abdominal, dan

mengaktifkan parasympathetic sistem saraf, yang melepaskan ketegangan dan

kekhawatiran. Melalui peningkatan aktivitas otot yang diafrakma ditingkatkan dan

sirkulasi darah, tai chi memberikan internal pijat ke perut, hati, limpa, ginjal, dan

intestines, memperbaiki fungsi mereka (Novey 2000).

3. Akupuntur

Terapi acupressure merupakan terapi tradisional cina yang dipercaya

mampu membantu proses penyembuhan penyakit. Pijatan-pijatan pada titik

tertentu dalam terapi acupressure dapat merangsang gelombang saraf sehingga

mampu membantu melancarkan aliran darah, mengurangi nyeri dan memberikan

rasa nyaman.

Akupresur adalah salah satu terapi komplementer yang secara legal

tercantum dalam permenkes RI nomer 1109/Menkes/Per/2007 (Zahrawani, 2010).

Akupresur merupakan salah satu bentuk lain dari akupuntur. Dimana akupuntur

menggunakan jarum yang ditusukkan pada titik meridian tubuh, sedangkan

Page 5: Terapi komplementer pada pasien bronchitis

akupresur hanya menggunakan tekanan dengan alat ataupun jari tangan. Terapi ini

sudah cukup lama berkembang di Indonesia sejak 60 tahun yang lalu. Pada tahun

1975 mulai muncul asosiasi akupunturis Indonesia. Tenaga kesehatan yang

diperlukan dalam terapi akupuntur dapat berupa tenaga medis maupun paramedis

yang telah mendapat sertifikasi (Saputra, 2012).

Indikasi akupunktur antara lain :

a. Berbagai keadaan nyeri seperti nyeri kepala, migren, nyeri bahu, nyeri

lambung, nyeri haid, nyeri sendi dan lain-lain.

b. Kelainan fungsional seperti asma, bronchitis, alergi, insomnia, mual pada

kehamilan

c. Beberapa kelainan saraf seperti hemiparesis, kesemutan, kelumpuhan muka.

d. Berbagai keadaan lain seperti mengurangi nafsu makan, menurunkan kadar

gula darah, meningkatkan stamina, efek analgesi pada operasi dan lain-lain.

Akupresur dibagi menjadi empat tipe yaitu Shiatsu, Jin Shin, Do-in, dan Tui-na.

Obat bahan alami yang digunakan dalam terapi herbal pada penderita bronkitis.

1. Kulit buah manggis

Khasiat Kulit manggis untuk penyakit infeksi saluran pernapasan, kulit buah

manggis mengandung zat antioksidan yang paling tinggi di antara buah-buahan

mana pun yang mengandung zat antioksidan. Zat antioksidan yang terkandung

dalam kulit buah manggis di kenal dengan nama zat XANTHONE. Zat

XANTHONE bersifat senyawa polyhenolic, dimana sangat bermanfaat untuk

membasmi berbagai macam sel-sel kanker, dan sel-sel penyakit lainnya yang ada

dalam tubuh.  Zat XANTHONE dalam kulit buah manggis juga dikatakan sebagai

anti bakteri karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri Mycobacterium

tubercolosis dan Staphylococcus aureus (bakteri penyebab infeksi saluran

pernapasan dan gangguan pencernaan).

Page 6: Terapi komplementer pada pasien bronchitis

2. Daun sirsak

Khasiat daun sirsak untuk penyakit infeksi saluran pernapasan. Daun sirsak

ternyata mengandung banyak manfaat untuk bahan pengobatan herbal, dan untuk

menjaga kondisi tubuh. Dibalik manfaatnya tersebut ternyata tak lepas dari

kandungannya yang banyak mengandung acetogenins, annocatacin, annocatalin,

annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid,

gigantetronin, linoleic acid, muricapentocin. Kandungan senyawa ini merupakan

senyawa yang banyak sekali manfaatnya bagi tubuh, bisa sebagai obat penyakit atau

untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Daun sirsak juga berfungsi sebagai

antibakteri, antijamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing yang

menjadi penyebab terjadinya infeksi saluran pernapasan.

3. Rimpang Jahe (Zingebris Rhizoma)

Jahe dan sediaannya telah lama digunakan untuk pengobatan gejala flu. Efek

tersebut dihubungkan dengan aktivitasnya sebagai imunomodulator. Selain itu

beberapa senyawa yang terkandung di dalam Jahe dapat bermanfaat meningkatkan

suhu tubuh. Uji klinis pada Jahe lebih banyak digunakan sebagai anti mual dan

muntah.

4. Daun mint (Menthae Folia)

Efek anti batuk: Sebagai ekspektoran. Minyak atsiri menstimulasi mukosa saluran

pernafasan; meningkatkan atau mengencerkan sekresi lendir; memberikan rasa

dingin; serta menurunkan tegangan permukaan paru-paru sehingga memperbaiki

aliran udara yang masuk. Efek lain dari Daun Mint: Sebagai anti mikroba.

5. Rimpang Kencur (Kaemferaie Rhizoma

Manfaat utama adalah mengatasi gangguan saluran pernafasan. Data efektifitas

untuk gangguan pernafasan umumnya masih pada hewan coba. Penggunaan pada

aromaterapi: untuk relaksasi, karminatif dan sedative. Penggunaan lain: Kosmetik di

kulit. Aktifitas: Etil sinamat, asorelaksasi

6. Buah Jeruk Nipis

Penggunaan Jeruk Nipis untuk batuk lebih banyak dilakukan secara empiris.

Manfaat kandungan Minyak atsiri: Sebagai aroma terapi pada saluran pernafasan.

Page 7: Terapi komplementer pada pasien bronchitis

Manfaat kandungan Vitamin C : Dapat dihubungkan dengan aktivitasi

munomodulator. Penelitian klinis saat ini untuk ekstrak terstandar (Sineprin) lebih

banyak digunakan untuk mengontrol berat badan.

Page 8: Terapi komplementer pada pasien bronchitis

DAFTAR PUSTAKA

Perry, Potter. 2009. Fundamentals of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.

http://terapiasma.com/terapi-komplementer-asma-untuk-meredakan-gejala-asma/