TERAPI INHALASIkonkerpdpi2019.com/download/materi_ws/workshop_1/day_1/5... · Prinsip Dasar Terapi...
Transcript of TERAPI INHALASIkonkerpdpi2019.com/download/materi_ws/workshop_1/day_1/5... · Prinsip Dasar Terapi...
TERAPI INHALASI ADRIANISON
Dep. Pulmonologi dan Respirasi FKUR/RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru
TERAPI INHALASI CARA PEMBERIAN OBAT DALAM BENTUK AEROSOL → LANGSUNG KE TARGET ORGAN DI SALURAN NAPAS
Cara kerja obat inhalasi
• IMPAKSI • Karena pergerakan dan benturan pd permukaan saluran napas Partikel
akan menempel di mukosa bronkus
• SEDIMENTASI • Partikel terdeposit pada mukosa bronkus karena efek gravitasi
• DIFUSI • Paertikel yg sangat kecil DI AVEOLI
A
B
C
Mechanisms of deposition within the respiratory tract. A, Impaction. B, Sedimentation. C, Diffusion
Everard ML, et al. Pediatr Respir Med 1999; 286
Prinsip Dasar Terapi Inhalasi
● Prinsip:
Pemberian obat secara langsung ke dalam
saluran nafas melalui penghisapan
● Onset cepat, dosis kecil, langsung ke target
organ, efek samping minimal
INDIKASI
Mencegah atau mengobati bronkospasme atau inflamasi saluran napas
Meningkatkan bersihan sekret
Induksi sputum
Deposisi dan respons klinis
Ukuran Partikel
(μm)
Daerah deposisi
Efikasi Keamanan
>5
Mulut /
esofagus
Efek klinis (-) absorbsi di sal.pencernaan
jika tertelan
2-5 Jalan napas
atas/sentral
Efek klinis (+)
absorbsi di paru
<2 Jalan napas
perifer/alveoli
Efek klinis
lokal rendah
absorbsi
sistemik tinggi
Pengaruh Ukuran Partikel dalam Terapi Inhalasi
TERLALU KECIL
(<2 micron)
- Keluar saat expirasi
- Berpotensi akan terdeteksi sebagai benda asing dan dapat difagositosis
- Terabsorbsi lewat alveolus dan masuk ke sirkulasi darah
- Mempunyai efek klinis lokal yang kecil dalam pengobatan asma
TERLALU BESAR:
(>5 microns)
- Terdeposisi di orofaring dan tertelan
- Meningkatkan efek samping seperti kandidiasis di orofaring(3)
- Meningkatkan absorpsi sistemik melalui usus
- Tidak ada efek klinis
OPTIMUM RANGE
(2-5 microns)(2)
Mencapai saluran napas kecil
dan besar
Aksi bronkodilatasi melalui
reseptor β2 otot polos bronkus
Efek anti inflamasi lokal melalui
reseptor kortikosteroid
Memberikan efek klinis
1. Scheuch Advanced Drug Delivery Reviews 2006; 58: 996–1008; ; 2 Scichilone et al. Journal of Asthma and Allergy 2013:6 11–21; 3. Gentile. Curr Opin Pharmacol. 2010;10:260–265
Keuntungan Terapi Inhalasi versus Oral
Inhalasi Oral
Dosis Kecil Besar
Efek samping Sedikit Banyak
Mula kerja obat Cepat Lambat
Tempat kerja obat Langsung Tidak
Lama kerja obat Sama Sama
Mencegah EIA Baik Tidak
Cara Pakai (koordinasi) Perlu Tidak perlu
*) EIA : Exercise Induced Asthma
OBAT-OBATAN
1. Inhalasi ß2 agonist Bronkodilator
Short-acting (3~6 jam) → Salbutamol Sulphate (Ventolin®)
Long-acting (>12 jam) → Salmeterol
2. Inhalasi anti-kolinergik--Ipratropium
3. Inhalasi kortikosteroid Fluticason,Budesonide
4. Inhalasi kortikosteroid + Long – acting ß2 agonist (Seretide discus)
OBAT-OBATAN
4. Mukolitik
N-Acetylcysteine
Bromhexine HCl
5. Antibiotik
Tobramycin
Pentamidine
Ribavirin
Amphotericin
EFEK SAMPING
ß-2 Agonist: palpitasi,tremor, takikardi
Kortikosteroid: kandidiasis. Iritasi
Antikolinergik: urine retension
Mukolitik : bronkospasme
Infeksi paru dan jalan napas
Jenis-jenis Devices dalam Terapi Inhalasi
Inhaler Dosis Terukur
(IDT / MDI)
Inhaler Bubuk Kering
(DPI)
Nebuliser
Ultrasound nebuliser
Jet nebuliser
Spacer
Inhaler Dosis Terukur (IDT)
Metered Dose Inhalers (MDI)
(Jumlah Dosis yang dilepaskan untuk setiap semprotan adalah Terukur)
Metered Dose Inhaler (MDI)
Banyak digunakan
Relatif mudah diproduksi, harga relatif murah
Ada yang mengandung chlorofluorocarbons (CFC) dan mungkin freon/archon
Mengandung campuran lainnya untuk menjadi aerosol
Tidak ramah lingkungan bila menggunakan CFC
Kecepatan aerosol rata-rata 30 m/detik atau 100 km/jam
Metered Dose Inhaler (MDI)
Dosis obat lebih kecil
Efek samping hampir tidak ada
Kerja cepat
Tidak tergantung absorpsi
Tidak mengiritasi lambung
Relatif murah
Teknik harus benar
Perlu koordinasi cermat
Tidak ramah lingkungan (CFC)
Iritasi faring Freon
Latihan berulang-ulang
Jenis Metered dose inhaler (MDI)
Lepaskan penutup Kocok inhaler Ekspirasi maksimal
Inspirasi secara perlahan dan dalam sambil Tahan napas selama menekan kanister 10 detik
(Ulangi langkah diatas untuk dosis selanjutnya setelah 1/2-1 menit)
Cara Pakai MDI
• Kurang koordinasi
• Terlalu cepat inspirasi
• Tidak berhenti sesaat
• Tidak mengocok kanister sebelum memakai
• Tidak cuci mulut (kumur)
• Terbalik pemakaiannya
Kesalahan yang Sering pada Pemakaian MDI
MDI dengan SPACER
• Pengendapan di orofaring berkurang
• Obat yang masuk ke paru menungkat 20%, baik pada : Anak-anak
Orang dewasa
• Macam-macam spacer : Volumatic
Babyhaler
Nebuhaler
Aerochamber
Kenapa membutuhkan spacer ?
• Kecepatan aerosol berkurang
• Terdapat katup pengaman
• Tidak membutuhkan Koordinasi
• Efek samping minimal
• Deposisi di orofaring menurun 80.9% => 16.5% (p<0.001)
• Deposisi di paru meningkat 8.7% => 20.9%
• Sisa obat dalam spacer 56%
Newman SP, et al. Thorax 1984; 39: 935-941. Hassanally D, Ganderton D. J Pharm Pharmacol 1987; 39 (Suppl.): 75P
Strategi memilih Jenis Alat Inhalasi dan Spacer untuk Anak < 5 tahun
GINA 2014
Umur Preferred device Alternate device
0–3 tahun MDI + spacer dengan masker Nebulizer dengan masker
4–5 tahun
MDI + spacer dengan mouthpiece
MDI + spacer dengan masker atau
nebulizer dengan mouthpiece atau
masker
Dry Powder Inhaler(DPI)
• Menggunakan serbuk kering
• Tidak memerlukan propelan (kurang iritatif)
• Sulit pada anak kecil
• Perlu penghisapan yang kuat
• Deposisi di paru lebih besar
• Tidak perlu spacer
• Mudah dan praktis untuk dibawa
DPI (dry powder inhaler)
Chrystyn H. Int J Clin Pract, June 2007
DPI type Device name Company Examples
Single-unit dose
AerolizerTM Novartis
CyclohalerTM Pharmachemie
RotahalerTM GSK
SpinhalerTM Aventis
InhalatorTM B-Ingelheim
HandihalerTM B-Ingelheim
Multi-dose reservoir
ClickhalerTM Innovata Biomed
EasyhalerTM Orion Pharma
PulvinalTM Chiesi
TurbuhalerTM Astra Zeneca
Twisthaler Schering-Plough
Novolizer Asta Medica
Multi-unit dose
Aerohaler B-Ingelheim
Diskhaler GSK
Diskus/Accuhaler GSK
Twisthaler™ Turbuhaler®
Accuhaler®/Diskus®
Rotahaler® Spinhaler®
Diskhaler®
Turbuhaler®
Spinhaler® Diskhaler® Rotahaler®
TWISTHALER™ Accuhaler® / Diskus®
Rotadisk®
Dry powder inhalers (DPIs) / Inhalasi Bubuk Kering
Dry powder inhalers
Desain variasi
Ramah lingkungan
Obat murni tidak banyak campuran
Lebih mudah digunakan
Tidak membutuhkan latihan berulang-ulang
Relatif mahal
Harus digunakan dengan inspiratory flow, bergantung desain respirasi alat
Diskhaler®
CARA PEMAKAIAN TURBOHALER
CARA PEMAKAIAN HANDIHALER
Cara pemakaian Rotahaler:
3 langkah mudah pemakaian
1. Masuk 2.Putar 3. Hirup
Nebuliser
Alat medis yang membawa cairan obat dalam bentuk kabut (aerosol) ke dalam saluran pernapasan
http://www.aanma.org/childcare/cc_usingnebulizer.htm
Nebuliser
• Aerosol keluar terus menerus
• Ukuran partikel 1 – 5
• Pengendapan di paru > 10% dosis
• Efek samping minimal
Tipe Nebuliser (cara kerja)
http://www.aanma.org/childcare/cc_usingnebulizer.htm
Jet Nebuliser
Ultrasound Nebuliser
Prinsip Bernoulli : Udara dikompres
pipa sempit tekanan tinggi menarik
cairan obat dari reservoar melalui tabung
pecah partikel kecil dalam aliran gas
Jet Nebuliser
Ref : Asthma - Chapman & Hall Medical, Third Edition
Prinsip Piezoelektrik : Signal ultrasonik
frekuensi tinggi (1 - 3 MHz) Energi
membentuk partikel aerosol ditumbuk
pada baffle partikel yang lebih kecil
Ultrasonik Nebuliser
Ref : Asthma - Chapman & Hall Medical, Third Edition
Perbedaan Jenis Nebuliser
Jet Ultrasound
Perawatan Mudah Lebih Rumit
Mudah Media Air ?
Bidang Datar ?
Harga Murah Mahal
Suara Kasar Suara halus
Partikel Lebih Kasar Lebih Halus
B2-agonis + +
Kortikosteroid + -
Penggunaan
Keuntungan & Kekurangan - Nebulizer
1. Udara dalam ruangan harus segar, mempunyai ventilasi yang baik
2. Pasien duduk /tegak dan relaks, atau tidur miring setengah duduk
3. Bernapas biasa (volume tidal). Sesekali menarik napas dalam.
4. Pergunakan mouth piece atau masker
(Anak-anak usia < 6 thn harus memakai masker)
5. Waktu yang digunakan berkisar 5-15 menit. Jika diperlukan dapat dilakukan beberapa kali dalam sehari.
Cara menggunakan nebuliser
6. Jika ada bronkokonstriksi, berikan pertama-tama bronkodilator terlebih dahulu
7. Jangan memberikan mukolitik pada saat pasien masih sesak, terutama pada serangan akut berat
8. Sekret yang dikeluarkan jangan sampai tertelan oleh pasien, pergunakan tempat tissue atau sputum
9. Perhatikan tanda-tanda yang tidak biasa pada pasien seperti cyanosis, sesak yang makin parah, dll
10. Sebaiknya pergunakan alat-alat yang disposable dan pisahkan terhadap pasien-pasien tertentu
11. Jika terapi selesai, bersihkan peralatan yang dipakai.
Cara menggunakan nebuliser
Nebuliser
Kasus paru yg sering menggunakan nebulizer 1. Asma Eksaserbasi 2. PPOK Eksaserbasi 3. Bronkiektasis
Teknik penggunaan & pemilihan alat inhalasi yang tepat & benar akan mempengaruhi hasil pengobatan
Usia Alat Inhalasi
Bayi
Nebulizer
Anak
< 4 tahun Nebulizer
4-7 tahun DPI/MDI/Spacer
>7 tahun DPI/MDI
Dewasa MDI/DPI
Episode akut Nebulizer
Kriteria Pemilihan Alat Inhalasi
Kesimpulan
1. Teknik penggunaan obat inhalasi yang benar akan memperbaiki hasil pengobatan pada pasien asma & PPOK sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien
2. Terapi inhalasi sangat dianjurkan pada pasien asma & PPOK karena :
• Lebih efektif
• Langsung ke target sasaran dan efek sistemik minimal
3. Bentuk Obat Inhalasi :
1.MDI = Metered Dose Inhaler
2.DPI = Dry Powder Inhaler
Turbuhaler®, Handihaler, Diskus ,Swinghaler, Breezhaler
3. Cairan/solution (digunakan dengan nebuliser)
Solusio & Suspensi
4. Obat yang di berikan dalam nebulisasi
●Inhalasi ß-2 agonist (bronkodilator) Short-acting (3~6 jam) → Ventolin nebule
Long-acting (>12 jam) ●Inhalasi anti-kolinergik ●Inhalasi kortikosteroid