prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

30
PRINSIP TERAPI OKSIGEN Donni Indra Kusuma ABSTRACT Oxygen therapy is to insert additional oxygen from outside into the lungs through the respiratory system by using the tool as needed. The assumption that oxygen is the element most needed for human life seems true. Not eating or drinking may still be long enough to give tolerance to up to a fatal condition, but the moment people do not get the oxygen it will be immediately fatal. Not just for breathing and sustaining life, oxygen is also needed to metaboloisme body. Oxygen then it could be a means to overcome various kinds penyakit. Key words: oxygen, hypoxia, respirator y ABSTRAK Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. Anggapan bahwa oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia agaknya memang benar. Tidak makan atau tidak minum mungkin masih akan memberikan toleransi yang cukup panjang hingga sampai kepada keadaan fatal, tetapi sebentar saja manusia tak mendapat oksigen maka akan 1

description

terapi oksigen

Transcript of prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

Page 1: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

PRINSIP TERAPI OKSIGEN Donni Indra Kusuma

ABSTRACT

Oxygen therapy is to insert additional oxygen from outside into the lungs

through the respiratory system by using the tool as needed. The assumption that

oxygen is the element most needed for human life seems true. Not eating or drinking

may still be long enough to give tolerance to up to a fatal condition, but the moment

people do not get the oxygen it will be immediately fatal. Not just for breathing and

sustaining life, oxygen is also needed to metaboloisme body. Oxygen then it could be

a means to overcome various kinds penyakit.

Key words: oxygen, hypoxia, respiratory

ABSTRAK

Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru

melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. Anggapan

bahwa oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia

agaknya memang benar. Tidak makan atau tidak minum mungkin masih akan

memberikan toleransi yang cukup panjang hingga sampai kepada keadaan fatal, tetapi

sebentar saja manusia tak mendapat oksigen maka akan langsung fatal akibatnya. Tak

hanya untuk bernafas dan memepertahankan kehidupan, oksigen juga sangat

dibutuhkan untuk metaboloisme tubuh. Oksigen maka bisa menjadi sarana untuk

mengatasi berbagai macam penyakit.

Kata kunci : oksigen, hipoksia, gagal nafas

Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Universitas Islam Sultan Agung

Semarang

1

Page 2: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

PENDAHULUAN

A. Pengertian

Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru

melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan.2

Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih dari 20 % pada tekanan 1

atmosphir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah. Terapi oksigen

adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan

dalam atmosfir lingkungan. Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen dalam

ruangan adalah 21 %.3

Sejalan dengan hal tersebut diatas menurut Titin, 2007, Terapi oksigen adalah

suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang

dapat dilakukan dengan cara :

1. Meningkatkan kadar oksigen inspirasi / FiO2 ( Orthobarik )

2. Meningkatkan tekanan oksigen ( Hiperbarik )

B. Organ-organ yang terlibat dalam terapi oksigen

Bila kita membicarakan organ tubuh yang terlibat dalam terapi oksigen, maka

kita harus membahas tentang organ sistem pernafasan, termasuk didalamnya anatomi

dan fisiologi sistem pernafasan, peredaran darah paru yang merupakan bagian sistem

kardiovaskuler dan mekanisme kontrol pernafasan secara kimiawi maupun

pengaturan oleh sistem saraf.

Anggapan bahwa oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi

kehidupan manusia agaknya memang benar. Tidak makan atau tidak minum mungkin

masih akan memberikan toleransi yang cukup panjang hingga sampai kepada keadaan

fatal, tetapi sebentar saja manusia tak mendapat oksigen maka akan langsung fatal

akibatnya. Tak hanya untuk bernafas dan memepertahankan kehidupan, oksigen juga

2

Page 3: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

sangat dibutuhkan untuk metaboloisme tubuh. Oksigen maka bisa menjadi sarana

untuk mengatasi berbagai macam penyakit.

Oksigen pertama kali ditemukan oleh Yoseph Prietsley di Bristol Inggris

tahun 1775 dan dipakai dalam bidang kedokteran oleh Thomas Beddoes sejak awal

tahun 1800. alvan Barach tahun 1920 mengenalkan terapi oksigen pasien hipoksemia

dan terapi oksigen jangka panjang pasien penyakit paru obstruktif kronik. Chemiack

tahun 1967 melaporkan pemberian oksigen melalui kanula hidung dengan aliran

lambat pasien hiperkapnia dan memberikan hasil yang baik tanpa retensi CO2.4

Komposisi udara kering ialah 20,98% O2, 0,04% CO2, 78,6% N2 dan 0,92%

unsur inert lainnya, seperti argon dan helium. Tekanan barometer (PB) di permukaan

laut ialah 760 mmHg (satu atmosfer). Dengan demikian, tekanan parsial (dinyatakan

dengan lambang P). O2 udara kering di permukaan laut adalah 0,21 x 760, atau 160

mmHg. Tekanan parsial N2 dan gas inert lainnya 0,79 x 760, atau 600 mmHg; dan

PCO2 ialah 0,0004 x 760 atau 0,3 mmHg. Terdapatnya uap air dalam udara pada

berbagai iklim umumnya akan menurunkan persen volume masing masing gas,

sehingga juga sedikit mengurangi tekanan parsial gas gas-tersebut. Udara yang

seimbang dengan air jenuh dengan uap air, dan udara inspirasi akan jenuh dengan uap

air saat udara tersebut mencapai paru-paru.5

A. Transpor oksigen

Pengangkutan oksigen ke jaringan

Sistem pengangkut O2 di dalam tubuh terdiri atas paru-paru dan sistem

kardiovaskuler. Pengangkutan O2 menuju jaringan tertentu tergantung pada jumlah O2

yang masuk kedalam paru-paru, adanya pertukaran gas dalam paru yang adekuat,

aliran darah menuju jaringan, serta kapasitas darah untuk mengangkut O2. aliran

darah bergantung pada derajat konstriksi jaringan vaskuler didalam jaringan serta

3

Page 4: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

curah jantung. Jumlah O2 didalam darah ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, jumlah

hemoglobin dalam darah serta afinitas hemoglobin terhadap O2.5

Oksigen berdifusi dari bagian konduksi paru kebagian respirasi paru sampai

ke alveoli, membrana basalis dan endotel kapiler, dalam darah sebagian besar O2

bergabung dengan hemoglobin (97%) dan sisanya larut dalam plasma (3%). Dewasa

muda pria, jumlah darahnya ± 75 ml/kg, wanita ± 65 ml/kg. Satu ml darah pria

mengandung kira-kira 280 juta molekul Hb. Satu molekul Hb sanggup mengikat 4

Molekul O2 membentuk HbO2, oksi hemoglobin.6

Konsumsi oksigen ke otak

Konsumsi O2 oleh otak manusia (tingkat metabolik serebrum untuk O2,

CMRO2) rata-rata sekitar 3,5 ml/100 gr otak/menit (49 ml/menit untuk otak

keseluruhan) pada seorang dewasa. Angka ini mencerminkan sekitar 20 % dari

konsumsi O2 total dalam keadaan istirahat. Otak sangat peka terhadap hipoksia, dan

sumbatan terhadap pembuluh darah walaupun hanya selama 10 detik dapat

menyebabkan pingsan. Struktur-struktur vegetatif di batang otak lebih resisten

terhadap hipoksia dari pada korteks serebrum dan pasien dapat pulih dari kecelakaan

misalnya henti jantung (dan kelainan lain yang menyebabkan hipoksia yang cukup

berkepanjangan) dengan fungsi vegetatif normal tetapi mengalami defisiensi

intelektual berat yang menetap : Ganglion basal menggunakan O2 dengan tingkat

yang sangat tinggi dan hipoksia kronik dapat menimbulkan gejala-gejala penyakit

parkinson serta defisit intelektual. Thalamus dan kolikulus inferior juga sangat rentan

terhadap[ kerusakan terhadap hipoksia.5

B. Tekanan parsial

Berbeda dengan zat cair, gas akan mengembang untuk mengisi ruang yang

tersedia baginya, dan volume yang ditempati oleh sejumlah molekul gas tertentu,

4

Page 5: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

pada suhu dan tekanan tertentu(idealnya) akan tetap sama, bagaimanapun komposisi

campuran gas tersebut.5

(diturunkan dari persamaan state of ideal gas)

Dengan: P = tekanan

n = jumlah molekul

R = konstanta gas

T = suhu absolut

V= volume

Perbedaan tekanan partial untuk O2 dan CO2 menekankan bahwa hal tersebut

merupakan kunci bagi terjadinya pergerakan gas dan bahwa O2 “mengalir dari udara

liar melalui alveoli dan darah kedalam jaringan, sedangkan CO2 “mengalir turun” dari

jaringan kedalam alveoli. Walaupun demikian, jumlah kedua gas yang diangkut ke

dan dari jaringan akan sangat tidak adekuat bila sekitar 99% O2 yang larut didalam

darah tidak terikat pada protein pembawa O2 hemoglobin dan bila sekitar 94,5% CO2

yang larut dalam darah tidak mengalami serangkaian reaksi kimia reversibel yang

mengubah CO2 menjadi senyawa lain.5

C. Reaksi Hemoglobin dan Oksigen

Dinamika reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin menjadikannya sebagai

pembawaO2 yang sangat serasi. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari 4

subunit, masing-masing mengandung gugus heme yang melekat pada sebuah rantai

polipeptida. Heme adalah kompleks yang dibentuk dari suatu porfirin dan 1 atom besi

fero. Masing-masing dari ke-4 atom besi dapat mengikat satu molekul O2 secara

5

Page 6: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

reversibel. Atom besi tetap berada dalam bentuk fero, sehingga reaksi pengikatan O2

merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi. Reaksi pengikatan

hemoglobin dengan O2 lazim ditulis sebagai Hb + O2 ↔ HbO2.5

TIPE KEKURANGAN OKSIGEN DALAM TUBUH

A. Hipoksemia

Hipoksemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi

oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) dibawah nilai normal

(nilai normal PaO285-100 mmHg), SaO2 95%. Hipoksemia dibedakan menjadi ringan

sedang dan berat berdasarkan nilai PaO2 dan SaO2. Hipoksemia ringan dinyatakan

pada keadaan PaO2 60-79 mmHg dan SaO2 90-94%, hipoksemia sedang PaO2 40-60

mmHg, SaO2 75%-89% dan hipoksemia berat bila PaO2 kurang dari 40 mmHg dan

SaO2kurang dari 75%. Umur juga mempengaruhi nilai PaO2 dimana setiap

penambahan umur satu tahun usia diatas 60 tahun dan PaO2 80 mmHg maka terjadi

penurunan PaO2 sebesar 1 mmHg. Hipoksemia dapat disebabkan oleh gangguan

ventilasi, perfusi, hipoventilasi, pirau, gangguan difusi dan berada ditempat yang

tinggi.4

Keadaan hipoksemia menyebabkan beberapa perubahan fisiologi yang

bertujuan untuk mempertahankan supaya oksigenasi ke jaringan memadai. Bila

tekanan oksigen arteriol (PaO2) dibawah 55 mmHg.kendali nafas akan meningkat,

sehingga tekanan oksigen arteriol (PaO2) yang meningkat dan sebaliknyatekanan

karbondioksida arteri (PaCO2) menurun.jaringan Vaskuler yang mensuplai darah di

jaringan hipoksia mengalami vasodilatasi, juga terjadi takikardi kompensasi yang

akan meningkatkan volume sekuncup jantung sehingga oksigenasi jaringan dapat

diperbaiki. Hipoksia alveolar menyebabkan kontraksi pembuluh pulmoner sebagai

respon untuk memperbaiki rasio ventilasi perfusi di area paru terganggu, kemudian

akan terjadi peningkatan sekresi eritropoitin ginjal sehingga mengakibatkan

6

Page 7: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

eritrositosis dan terjadi peningkatan sekresi eritropoitin ginjal sehingga

mengakibatkan eritrositosis danterjadi peningkatan kapasiti transfer oksigen.

Kontraksi pembuluh darah pulmoner, eritrositosis dan peningkatan volume sekuncup

jantung akan menyebabkan hipertensi pulmoner. Gagal jantung kanan bahkan dapat

menyebabkan kematian.4

B. Hipoksia3

Hipoksia adalah kekurangan O2 ditingkat jaringan. Istilah ini lebih tepat

dibandingkan anoksia, sebabjarang dijumpai bahwa benar-benar tidak ada O2

tertinggal dalam jaringan, secara tradisional, hipoksia dibagi dalam 4 jenis. Berbagai

klassifikasi lain telah digunakan namun sidtim 4 jenis ini tetap sangat bergunaapabila

masing-masing definisi istilah tetap diingat. Keempat kategori hipoksia adalah

sebagai berikut :

1. Hipoksia hipoksik (anoksia anoksik) yaitu apabila PO2 darah arteri

berkurang.

2. Hipoksia anemik yaitu apabila O2 darah arteri normal tetapi mengalami

denervasi maupun pada ginjal yang diangkat (diisolasi) dan diperfusi.

3. Hipoksia stagnan; akibat sirkulasi yang lambat merupakan masalah bagi

organ seperti ginjal dan jantung saat terjadi syok.

4. Hipoksia histotoksik; hipoksia yang disebabkan oleh hambatan proses

oksidasi jaringan paling sering diakibatkan oleh keracunan sianida.

Hipoksia Hipoksik 5

Hipoksia hipoksik merupakan masalah pada individu normal pada daerah

ketinggian serta merupakan penyulit pada pneumonia dan berbagai penyakit sistim

pernafasan lainnya.

7

Page 8: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

Gejala dan tanda hipoksia hipoksik5

1. Pengaruh penurunan tekanan barometer

Penurunan PCO2 darah arteri yang terjadi akan menimbulkan alkalosis

respiratorik

2. Gejala hipoksia saat bernafas oksigen

Di ketinggian 19.200 m, tekanan barometer adalah 47 mmHg, dan pada atau

lebih rendah dari tekanan ini cairan tubuh akan mendidih pada suhu tubuh. Setiap

orang yang terpajan pada tekanan yang rendah akan lebih dahulu meninggal saat

hipoksia, sebelum gelembung uap air panas dari dalam tubuh menimbulkan kematian

3. Gejala hipoksia saat bernafas udara biasa

Gejala mental seperti irritabilitas, muncul pada ketinggian sekitar 3700 m.

Pada ketinggian 5500 m, gejala hipoksia berat, dan diatas 6100 m, umumnya

seseorang hilang kesadaran.

4. Efek lambat akibat ketinggian

Keadaan ini ditandai dengan sakit kepala, iritabilias, insomnia, sesak nafas,

serta mual dan muntah.

5. Aklimatisasi

Respon awal pernafasan terhadap ketinggian relatif ringan, karena alkalosis

cenderung melawanefek perangsangan oleh hipoksia. Timbulnya asidosis laktat

dalam otak akan menyebabkan penurunan pH LCSdan meningkatkan respon terhadap

hipoksia.

8

Page 9: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

Penyakit yang menyebabkan Hipoksia Hipoksik5

Penyakit penyebabnya secara kasar dibagi atas penyakit dengan kegagalan

organ pertukaran gas, penyakit seperti kelainan jantung kongenital dengan sebagian

besar darah dipindah dari sirkulasi vena kesisi arterial, serta penyakit dengan

kegagalan pompa pernafasan. Kegagalan paru terjadi bila keadaan seperti fibrosis

pulmonal menyebabkan blok alveoli – kapiler atau terjadi ketidakseimbangan

ventilasi – perfusi. Kegagalan pompa dapat disebabkan oleh kelelahan otot-otot

pernafasan pada keadaan dengan peningkatan beban kerja pernafasan atau oleh

berbagai gangguan mekanik seperti pneumothoraks atau obstruksi bronkhial yang

membatasi ventilasi. Kegagalan dapat pula disebabkan oleh abnormalitas pada

mekanisme persarafan yang mengendalikan ventilasi, seperti depresi neuron respirasi

di medula oblongata oleh morfin dan obat-obat lain.

Hipoksia Anemik5

Sewaktu istirahat,hipoksia akibat anemia tidaklah berat, karena terdapat

peningkatan kadar 2,3-DPG didalam sel darah merah,kecuali apabila defisiensi

hemoglobin sangat besar. Meskipun demikian, penderita anemia mungkin mengalami

kesulitan cukup besar sewaktu melakukan latihan fisik karena adanya keterbatasan

kemampuan meningkatkan pengangkutan O2 kejaringan aktif.

Hipoksia Stagnan5

Hipoksia akibat sirkulasi lambat merupakan masalah bagi organ seperti ginjal

dan jantung saat terjadi syok. Hati dan mungkin jaringan otak mengalami kerusakan

akibat hipoksia stagnan pada gagal jantung kongestif. Pada keadaan normal, aliran

darah ke paru-paru sangat besar, dan dibutuhkan hipotensi jangka waktu lama untuk

menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun, syok paru dapat terjadi pada kolaps

9

Page 10: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

sirkulasi berkepanjangan,terutama didaerah paru yang letaknya lebih tinggi dari

jantung.

Hipoksia Histotoksik

Hipoksia yang disebabkan oleh hambatan proses oksidasi jaringan paling

sering diakibatkan oleh keracunan sianida. Sianida menghambat sitokrom oksidasi

serta mungkin beberapa enzim lainnya. Biru metilen atau nitrit digunakan untuk

mengobati keracunan sianida. Zat-zat tersebut bekerja dengan sianida, menghasilkan

sianmethemoglobin, suatu senyawa non toksik. Kemampuan pengobatan

menggunakansenyawa ini tentu saja terbatas pada jumlah methemoglobin yang dapat

dibentuk dengan aman. Pemberian terapi oksigen hiperbarik mungkin juga

bermanfaat.

C. Gagal Nafas4

Gagal nafas merupakan suatu keadaan kritis yang memerlukan perawatan di

instansi perawatan intensif (IP). Diagnosis gagal nafas ditegakkan bila pasien

kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat atau tidak mampu mencukupi

kebutuhan oksigen darah dan sistem organ. Gagal nafas terjadi karena disfungsi

sistem respirasi yang dimulai dengan peningkatan karbondioklsida dan penurunan

jumlah oksigen yang diangkut kedalam jaringan. Gagal nafas akut sebagai diagnosis

tidak dibatasi oleh usia dan dapat terjadi karena berbagai proses penyakit. Gagal nafas

hampir selalu dihubungkan dengan kelainan diparu,tetapi keterlibatan organ lain

dalam proses respirasi tidak boleh diabaikan.

Gagal Nafas Tipe I 4

Pada tipe ini terjadi perubahan pertukaran gas yang diakibatkan kegagalan

oksigenasi. PaO2 ≤50 mmHg merupakan ciri khusus tipe ini, sedangkan PaCO2 ≤40

10

Page 11: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

mmHg, meskipun ini bisa juga disebabkan gagal nafas hiperkapnia. Ada 6 kondisi

yang menyebabkan gagal nafas tipe I yaitu:

1. Ketidaknormalan tekanan partial oksigen inspirasi (low PIO2).

2. Kegagalan difusi oksigen.

3. Ketidak seimbangan ventilasi / perfusi [V/Q mismatch].

4. Pirau kanan ke kiri.

5. Hipoventilasi alveolar.

6. Konsumsi oksigen jaringan yang tinggi

Gagal Nafas Tipe II 4

Tipe ini dihubungkandengan peningkatan karbondioksida karena kegagalan

ventilasi dengan oksigen yang relatif cukup. Beberapa kelainan utama yang

dihubungkan dengan gagal nafas tipe ini adalah kelainan sistem saraf sentral,

kelemahan neuromuskuler dam deformiti dinding dada. Penyebab gagal nafas tipe II:

1. Kerusakan pengaturan sentral.

2. Kelemahan neuromuskuler.

3. Trauma spina servikal.

4. Keracunan obat.

5. Infeksi.

6. Penyakit neuromuskuler.

7. Kelelahan otot respirasi.

8. Kelumpuhan saraf frenikus.

9. Gangguan metabolisme.

10. Deformitas dada.

11. Distensi abdomen massif.

12. Obstruksi jalan nafas

11

Page 12: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

TUJUAN TERAPI OKSIGEN

Tujuan umum terapi oksigen adalah untuk mencegah dan memperbaiki

hipoksia jaringan, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan PaO2 lebih

dari 90 mmHg atau SaO2 lebih dari 90%.

Pemberian campuran gas yang kaya akan oksigen mempunyai arti yang sangat

terbatas pada hipoksia stagnan. Anemik dan histotoksik, karena yang dapat dicapai

melalui cara ini hanyalah peningkatan dalam jumlah O2 yang larut di dalam darah

arteri. Hal ini juiga berlaku bagi hipoksia hipoksik yang disebabkan oleh pirau darah

vena yang tidak teroksigenasi melewati paru-paru. Pada bentuk hipoksia hipoksik

lainnya, pemberian O2 sangat bermanfaat. Namun perlu diingat, bahwa pada

penderita gagal paru berat dengan hiperkapnia, kadar CO2 dapat sedemikian tingginya

sampai menekan dan bukan merangsang pernafasan.5

Walau tergolong jenis terapi dan teknologi kesehatan mutakhir, tetapi dengan

menggunakan oksigen murni yang mulai marak sekarang, sebenarnya sudah

ditemukan sejak hampir 400 tahun yang lalu, namun berbgai benturan yang dihadapi

membuat dunia kesehatan terkesan kurang mengakui teknik ini. Di Indonesia sendiri

terapi oksigen murni dengan mempergunakan ruang hiperbarik mulai dikenal sejak

tahun enam puluhan. Namun penggunaannya masih terbatas bagi kalangan penyelam

AL yang mengalami penyakit dekompensasi yang terjadi akibat penurunan tekanan

yang terlampau cepat dari bawah keatas permukaan air. Gejala-gejalanya antara lain

adalah nyeri diseluruh tubuh, pusing dan kehilangan orientasi.

INDIKASI TERAPI OKSIGEN

Berdasarkan tujuan terapi pemberian O2 yang telah disebutkan, maka adapun

indikasi utama pemberian O2 ini adalah sebagai berikut :

12

Page 13: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

(1) Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil analisa gas darah

(2) Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan

hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja

otot-otot tambahan pernafasan

(3) Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk

mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.

Berdasarkan indikasi utama diatas maka terapi pemberian O2 dindikasikan kepada

klien dengan gejala :

(1) sianosis

(2) hipovolemi

(3) perdarahan

(4) anemia berat

(5) keracunan CO

(6) asidosis

(7) selama dan sesudah pembedahan

(8) klien dengan keadaan tidak sadar.

Beberapa kondisi yang harus dipenuhi sebelum melakukan terapi oksigen

yaitu diagnosis yang tepat, pengobatan optimal dan indikasi terapi oksigen ini akan

dapat memperbaiki keadaan hipoksemia dan perbaikan klinik. Kriteria pemberian

terapi oksigen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara dibawah ini.

1. Pemberian oksigen secara berkesinambungan (terus menerus)

Diberikan apabila hasil analisis gas darah pada saat istirahat, didapat nilai:

PaO2 kurang dari 55 mmHg atau saturasi kurang dari 88%.

13

Page 14: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% disertai kor pulmonale,

polisitemia (hematokrit >56%)

2. Pemberian secara berselang

Diberikan apabila hasil analisis gas darah saat latihan didapat nilai:

Pada saat latihan PaO2 55 mmHg atau saturasi 88%..

Pada saat tidur PaO255 mmHg atau saturasi 88% disertai komplikasi

seperti hipertensi pulmoner.somnolen dan aritmia.

Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapat terapi oksigen perlu

dievaluasi gas darah (AGD) serta terapi untuk menentukan perlu tidaknya terapi

oksigen jangka panjang.

KONTRA INDIKASI TERAPI OKSIGEN

Kasus-kasus yang tak diperkenankan menggunakan terapi ini antara lain

adalah orang dengan kelainan paru-paru karena bisa mengakibatkan pecahnya paru-

paru dalam ruangan bertekanan tinggi, orang dengan riwayat operasi paru, infeksi

saluran nafas atas, cedera paru, tumor ganas, orang yang mengidap penyakit-penyakit

menular lain dan mengidap gaustrophobia (rasa takut berada dalam ruangan tertutup).

Karena itu, biasanya pasien diminta menyediakan data pemeriksaan darah lengkap

dan hasil foto rontgen paru minimal 6 bulan berselang sebelum memulai terapi

oksigen hiperbarik ini. Jadi bila ingin mencoba terapi oksigen mutakhir dengan cara

menghirup oksigen murni dalam ruangan hiperbarik ini tentu saja tak ada salahnya,

tetapi jangan lupa untuk memenuhi persyaratan dan prosedurnya serta satu hal yang

paling penting yaitu harus terlebih dahulu dimulai dengan berkonsultasi pada ahlinya

untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

14

Page 15: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

TEKNIK DAN CARA PEMBERIAN OKSIGEN

1. Nasal kanula

Biasanya tidak memerlukan humidifikasi pada gas 02 yang dialirkan, sebab

humidifikasi dari nasopharing masih cukup baik (tidak terganggu). Kejelekannya

adalah apabila aliran gas lebih dari 3 L/mnt akan mengakibatkan iritasi selaput lendir

daerah hidung.

2. Nasal kateter

Yaitu dengan menggunakan kateter hidung yang dipasang sampai daerah

pharing. Biasanya digunakan untuk penderita yang gelisah sehingga tidak bisa

dipasang nasal kanula atau masker.

Perlu disertai dengan humidifikasi dan juga sering menyebabkan iritasi selaput lendir

pharing.

3. Masker sederhana

Konsentrasi 02 yang terhirup tergantung dengan pola pernafasan dan aliran

gas 02

4. Masker dengan kantong simpan

Seperti masker sederhana hanya ditambahkan kantong yang bisa menampung

aliran gas baik dari sumber gas atau yang dari udara kamar dan udara nafas.

Ada dua macam yaitu :

a. Yang tanpa disertai katup ekspirasi, sehingga terjadi “rebreathing”

b. Yang disertai katup ekspirasi sehingga tidak terjadi “rebreathing”

5. Masker venturi

15

Page 16: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

Dengan alat ini maka konsentrasi gas 02 yang dihirup dapat diatur sesuai

dengan kehendak kita dan sesuai dengan kebutuhan penderita.

6. Tenda oksigen

Semacam tenda kecil yang melingkup bagian wajah penderita sehingga

penderita dapat bernafas dari udara yang berada dalam tenda tersebut.

7. Alat bantu nafas

Selain memberikan 02, dengan alat ini sekaligus mengatasi persoalan yang

mengganggu ventilasi paru. Apapun teknik dan cara yang kita gunakan yang mutlak

harus diperhatikan adalah kita harus mengetahui dan mengerti berapa persen

konsentrasi 02 yang terhirup pasien dengan cara tersebut (Fi02). Jadi bukan secara

otomatis biasanya begitu. Oleh karena itu untuk menentukan berapa Fi02 yang harus

diberikan adalah dengan memantau apakah target/sasaran terapi 02 tercapai atau

belum yaitu dengan oksimeter (Sa02) atau dengan menganalisa gas darah secara terus

menerus. Teknik pemberian oksigen dapat dilihat pada Tabel no.1.

Cara Aliran 02 (L/mnt) Konsentrasi

(Fi02)%

Nasal kateter 1 – 2

3 – 4

5 – 6

24 – 28

30 – 35

38 – 44

Masker sederhana 5 – 6

6 – 7

7 – 8

40

50

60

Masker dengan

kantong simpan

6

7

8

60

70

80

16

Page 17: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

9 – 10 90 – 99

Masker venturi Aliran tetap 24 – 35

Tenda oksigen 8 – 10 40

Alat bantu nafas

(ventilator)

Sesuai dengan

aturan alat

0 – 100

Tabel 1. Teknik pemberian oksigen. (dikutip dari daftar pustaka no.4)

BAHAYA DAN EFEK SAMPING TERAPI OKSIGEN

1. Kebakaran

Walaupun 02 sendiri tidak terbakar tetapi dengan adanya 02 yang berlebihan

dalam udara kamar akan mempercepat proses kebakaran bila ada sumber api.

2. Hipoksia

Hal ini dapat terjadi bila pemberian 02 secara mendadak dengan tekanan yang

tinggi. Dapat dihindari dengan jalan memberikan secara bertahap.

3. Hipoventilasi

Hal ini sering terjadi pada penderita dengan kelainan paru yaitu penyakit paru

obstruksi menahun (PPOM). Pada penderita demikian pengendalian pusat nafas

disebabkan oleh kadar 02 dalam darah yang rendah (hipoksemia). Sehingga apabila

keadaan hipoksemia dihilangkan maka pusat nafas tidak ada yang merangsang yang

akan berakibat hipoventilasi bahkan sampai henti nafas (apneu). Oleh karena itu

pemberian 02 pada penderita demikian harus hati-hati yaitu dengan memberikan

secara bertahap. Mulai dari konsentrasi rendah yang dinaikkan secara pelan dan

bertahap sambil memantau keadaan penderita dengan pegangan bahwa keadaan

umum penderita membaik tetapi masih tetap bernafas seperti biasanya.

17

Page 18: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

4. Atelektasis paru

Hal ini terjadi apabila konsentrasi 02 yang diberikan sangat tinggi (hampir

100%) dalam jangka waktu yang lama. Akibatnya gas N2 akan terusir dari alveoli

sehingga dinding alveoli tidak dapat teregang lagi dan akhirnya kolap.

Pencegahannya ialah jangan memberikan 02 dengan konsentrasi 100% lebih dari 24

jam.

5. Keracunan oksigen

Ada dua macam yaitu :

a. Keracunan yang menyeluruh

Yaitu disebabkan karena Pa02 yang lebih dari 100 torr dalam jangka waktu

yang lama (bervariasi untuk tiap individu). Pada yang akut bisa terjadi kejang-kejang.

Pada yang kronis gejalanya berupa nyeri dibelakang tulang dada, nyeri sendi,

kesemutan, mual muntah, nafsu makan menurun. Pada bayi prematur dapat terjadi

kebutaan yang disebut retrolental fibroplasia, yaitu terjadi penyempitan pembuluh

darah di retina mata sehingga retina mengalami fibrosis.

b. Keracunan setempat

Sel epitel kapiler paru akan mengalami kerusakan yang mengakibatkan gangguan

difusi gas.

PENCEGAHAN

1. Jangan memberikan 02 dengan konsentrasi > 50% lebih dari 48 jam.

2. Setiap pemberian 02 dengan konsentrasi tinggi harus disertai pemantauan Pa02.

KESIMPULAN

18

Page 19: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

Oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia,

sebentar saja manusia tak mendapat oksigen maka akan langsung fatal akibatnya. Tak

hanya untuk bernafas dan mempertahankan kehidupan., oksigen juga sangat

dibutuhkan untuk metabolisme tubuh.

Tujuan umum terapi oksigen adalah untuk mencegah dan memperbaiki hipoksia

jaringan, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan PaO2 lebih dari 90

mmHg atau SaO2 lebih dari 90%.

Beberapa kondisi yang harus dipenuhi sebelum melakukan terapi oksigen yaitu

diagnosis yang tepat, pengobatan optimal dan indikasi terapi oksigen ini akan dapat

memperbaiki keadaan hipoksemia dan perbaikan klinik.

Namun terapi oksigen juga mempunyai bahaya dan efek samping, seperti :

kebakaran, hipoksia, hipoventilasi, atelektasis paru, dan keracunan oksigen itu

sendiri. Oleh karena itu pemberian oksigen harus disertai pencegahan dengan cara

tidak memberikan O2 konsentrasi > 50% lebih dari 48 jam dan melakukan

pemantauan PaO2.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous. Meditasi Dzikir. Stress and Health Solution. Available at http://

MedDzik.org /stress-and-health-solution , diunduh tanggal 29 Oktober 2012

2. Potter, Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik

Volume 2, Edisi 4. Jakarta: EGC; 2002; 21-7

3. Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,

Edisi 8. Jakarta: EGC; 2001; 343-9

4. Astowo. Pudjo. Terapi oksigen: Ilmu Penyakit Paru. Bagian Pulmonologi dan

Kedokteran Respirasi. Jakarta: FKUI; 2005; 53-7

19

Page 20: prinsipp Prinsip Terapi Oksigen

5. Ganong, F. William. Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC; 2003; 241-9

6. Latief, A. Said. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi

Intesif. Jakarta; Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2002;

39-43

7. Anonymous. Hiperbari Terapi Oksigen Murni Tekanan Tinggi. Available at

http://pikiranrakyat.com/hiperbarik-terapi-oksigen-murni-tekanan-tinggi , diunduh

tanggal 30 Oktober 2012

8. Anonymous. Sehat dan Bugar dengan Terapi Oksigen. Available at http://

fajar.co.id /sehat-dan-bugar-dengan-terapi-oksigen , diunduh tanggal 30 Oktober

2012.

9. Anonymous. Terapi Oksigen. Available at http://razimaulana.wordpress.com

/terapi-oksigen , diunduh tanggal 29 Oktober 2012

20