Teori belajar humanistik bu nur asyiah
-
Upload
nurasiyahnabil -
Category
Documents
-
view
93 -
download
1
Transcript of Teori belajar humanistik bu nur asyiah
MAKALAH
TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN PENERAPANYA DALAM PEMBELAJARAN PAI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Mata Kuliah
Strategi dan Metodologi Pembelajaran PAI Semester Genap
Tahun Akademik 2014/2015
Dosen : Dr. Agus Pahrudin, M.Pd.
DISUSUN OLEH :
NUR ASYIAH 1422010094
FAKULTAS TARBIYAH
KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG 2015
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa. Hanya
berkat rahmat, taufiq dan hidayah-NYA, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar,
baik dan tepat waktu. Sholawat serta salam senantiasa tersanjungkan kepangkuan Rasululloh Saw.
beserta keluarga, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang telah membawa kita dari jalan
yang gelap gulita ke jalan yang terang benderang ke jalan agama islam.
Penulisan makalah ini guna melengkapi / memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Strategi
dan Metodologi Pembelajaran PAI” Dengan terselesaikannya makalah yang berjudul “ Teori
belajar Humanistik dan pembelajarannya dalam Pembelajaran PAI”. penulis dengan ikhlas
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantunya baik langsung maupun
tidak langsung khususnya kepada dosen pengampu Mata Kuliah “Strategi dan Metodologi
Pembelajaran PAI”, bapak. Dr. Agus Pahrudin, M.Pd.
Sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kekhilafan, demi perbaikan makalah ini selalu di
harapkan kritik dan saran dari semua pihak. Semoga makalah ini bermafaat bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya.
Akhirul kalam semoga segala usaha kita dalam peningkatan mutu pendidikan mendapat
ridho dari Allah SWT amin.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar Humanistik .................................................. 2
B. Tujuan Pembelajaran munurut pandangan teori belajar Humanistik ... 2
C. Pandangan Tokoh-tokoh Teori Belajar Humanistik ...................... 3
a. Bloom dan Krathwohl ....................................................................... 3
b. Kolbm Honey .................................................................................... 4
c. Honey dan Mumford ......................................................................... 4
d. Habermas ........................................................................................... 5
D. Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran PAI.............. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai
hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan
pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya
reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi belajar adalah suatu proses yang aktif, proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses
yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar,
secara umum teori belajar di kelompokan dalam empat kelompok atau aliran meliputi: (1)
Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitifistik (3) Teori Belajar
Konstruktifistik (4) Teori Belajar Humanistik.
Untuk memahami lebih lanjut maka dalam makalah ini akan membahas
mengenai Teori Belajar Humanistik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud teori belajar humanistik?
2. Apakah Tujuan pembelajaran humanistik?
3. Siapakah tokoh-tokoh teori belajar humanistik?
4. Bagaimanakah aplikasi dari penerapan teori belajar humanistik dalam pembelajaran?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian teori belajar humanistik.
2. Apakah Tujuan pembelajaran humanistic.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh teori belajar humanistik.
4. Untuk mengetahui aplikasi dari penerapan teori belajar humanistik dalam pembelajaran.
BAB II
4
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik yang di pelopori oleh Abraham Maslow mencoba untuk
mengkritisi teori Freud dan behaveoristik. Menurut Abraham hal yang terpenting dalam
melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi
perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidak normalan” atau
“sakit” seperti yang dilihat oleh teori Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah
“sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan
hal – hal positif. Kemampuan positif ini disebut potensi yang ada dalam manusia dan
pendidik yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan pada hal – hal positif ini.
Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang
terdapat dalam domain efektif. Misalnya kemampuan dalam ketrampilan membangun dan
menjaga relasi yang hangat dengan orang lain, kepercayaan, penerimaan, kesadaran,
memahami perasaan orang lain, kejujuran interpersonal dan pengetahuan interpersonal
lainnya. Jadi intinya adalah meningkatkan kualitas keterampilan interpersonal dalam
kehidupan sehari – hari. Selain menitikberatkan pada interpersonal, para pendidik juga
membuat pembelajaran yang membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan
dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan dan
berfantasi. Pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan.
Freudian melihat emosi sebagai sebagai hal yang mengganggu perkembangan, sementara
humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi. Jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah
karakteristik yang sangat kuat dan nampak dari para pendidik beraliran humanistik. Karena
berfikir dan merasakan saling beriringan, mengabaikan pendidikan emosi sama dengan
mengabaikan salah satu potensi terbesar manusia.1
B. Tujuan Pembelajaran munurut pandangan teori belajar Humanistik
Tujuan pembelajarah menurut Humanistik adalah :
1) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar
yang relevan.
1 Dr. Iskandar,M.Pd . Psikologi pendidikan .,(Cipayung : Gaung persada (GP) Press,2009) hlm.114 - 118
5
2) Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan ingin
menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
3) Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah
dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4) Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran
yang
C. Pandangan Tokoh-tokoh Teori Belajar Humanistik
Adapun tokoh – tokoh yang mempelopori psikologi humanistik yang digunakan
sebagai teori belajar humanisme sebagai berikut :
a) Bloom dan Krathwohl
Dalam hal ini, Bloom dan Krathwohl menunjukkan apa yang mungkin dikuasai
( dipelajari ) oleh siswa, yang tercakup dalam tiga kawasan berikut.
1. Kognitif
Kognitif terdiri dari tiga tingkatan:
1) Pengetahuan ( mengingat, menghafal );
2) Pemahaman ( menginterpretasikan );
3) Aplikasi ( menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah );
4) Analisis ( menjabarkan suatu konsep );
5) Sintesis ( menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh);
6) Evaluasi ( membandingkan ide, nilai, metode, dsb ).
2. Psikomotor
Psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu:
1) Peniruan ( menirukan gerak );
2) Penggunaan ( menggunakan konsep untuk melakukan gerak );
3) Ketepatan ( melakukan gerak dengan benar );
4) Perangkaian ( melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar );
5) Naturalisasi ( melakukan gerak secara wajar ).
3. Afektif
Afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu:
1) Pengenalan ( ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu );
6
2) Merespon ( aktif berpartisipasi );
3) Penghargaan ( menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu);
4) Pengorganisasian ( menghubung - hubungkan nilai-nilai yang dipercayai );
5) Pengalaman ( menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup ).2
b) Kolbm Honey
Sementara itu, Kolb membagi tahapan belajar menjadi empat tahap, yaitu:
1. Pengalaman konkret;
Pada tahap ini seorang siswa hanya mampu sekedar ikut mengalami suatu kejadian. Dia
belum mempunyai kesadaran tentang hakikat kejadian tersebut. Dia pun belum mengerti
bagaimana dan mengapa suatu kejadian harus terjadi seperti itu.
2. Pengalaman aktif dan reflektif;
Siswa lambat laun mampu mengadakan observasi aktif terhadap kejadian itu, serta mulai
berusaha memikirkan dan memahaminya.
3. Konseptualisasi;
Siswa mulai belajar untuk membuat abstraksi atau “teori” tentang sesuatu hal yang pernah
diamatinya. Pada tahap ini siswa diharapkan sudah mampu untuk membuat aturan-aturan
umum ( generalisasi ) dari berbagai contoh kejadian yang meskipun tampak berbeda-beda,
tetapi mempunyai landasan aturan yang sama.
4. Eksperimentasi aktif
Siswa sudah mampu mengaplikasikan suatu aturan umum ke situasi yang baru. Dalam
dunia matematika misalnya, siswa tidak hanya memahami “ asal-usul” sebuah rumus,
tetapi ia juga mampu memakai rumus tersebut untuk memecahkan suatu masalah yang
belum pernah ia temui sebelumnya.3
c) Honey dan Mumford
Berdasarkan teori Kolb ini, Honey dan Mumford menggolongkan siswa menjadi
empat tipe, yakni:
1. Aktivis
2 Dr. Hamzah B. Uno, M. Pd. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. ( Jakarta: Bumi Aksara ) hal. 143 Drs. Abdul Hadis, M. Pd. Psikologi dalam Pendidikan. (bandung: Alfabeta, 2006) hlm. 72
7
Ciri dari siswa ini adalah suka melibatkan diri pada pengalaman-pengalaman baru dan
cenderung berpikiran terbuka serta mudah diajak berdialog. Namun, siswa seperti ini
biasanya kurang skeptis terhadap sesuatu. Dalam belajar mereka menyukai metode yang
mampu mendorong seseorang menemukan hal-hal baru, seperti brainstorming atau
problem solving. Akan tetapi mereka cepat merasa bosan dengan hal-hal yang perlu waktu
lama dalam implementasi.
2. Reflektor
Siswa tipe ini cenderung sangat berhati-hati mengambil langkah sehingga dalam
mengambil keputusan mereka lebih suka menimbang-nimbang secara cermat baik
buruknya.
3. Teoris
Siswa tipe ini biasanya sangat kritis, senang menganalisis, dan tidak menyukai pendapat
atau penilaian yang sifatnya subjektif. Berpikir rasional adalah sangat penting. Dan mereka
cenderung sangat skeptis dan tidak suka hal-hal yang spekulatif.
4. Pragmatis
Siswa pada tipe ini menaruh perhatian besar pada aspek-aspek praktis dari segala hal. Bagi
mereka teori memang penting, tapi tidak akan berguna jika tidak dipraktikkan.
d) Habermas
Menurutnya belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik dari lingkungan
maupun dengan sesama manusia. Dengan asumsi ini Habermas membagi belajar menjadi
tiga bagian, yaitu:
1. Belajar teknis ( technical learning )
Dalam belajar teknis siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan alam sekelilingnya.
Mereka berusaha menguasai dan mengelola alam dengan cara mempelajari ketrampilan
dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk itu.
2. Belajar praktis ( practical learning )
Pada belajar ini siswa juga belajar berinteraksi, tetapi yang lebih dipentingkan adalah
interaksi dia dengan orang-orang di sekelilingnya.
3. Belajar emansipatoris ( emancipatory learning)
Pada belajar ini siswa berusaha mencapai pemahaman dan kesadaran yang sebaik mungkin
tentang perubahan ( transformasi ) kultural dari suatu lingkungan. Inilah tujuan pendidikan
yang paling tinggi.4
4 Drs. M. Dimyati Mahmud., Psikologi Pendidikan.,(Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta, 1990) hlm 231
8
Psikologi humanistik dan pengajaran di dalam bagian ini berisi tentang bagaimana
para psikolog humanistik berupaya menggabungkan keterampilan dan informasi kognitif
dengan segi efektif , nilai – nilai, dan perilaku antar pribadi. Sehubungan dengan itu akan
di bicarakan tiga macam program :
a. Confluent education
Adalah proses pendidikan yang memadukan atau mempertemukan pengalaman –
pengalaman efektif dengan belajar kognitif di dalam kelas.5[10] Sebagai contoh guru
bahasa indonesia memberikan tugas pada para siswa untuk membaca sebuah novel,
katakanlah misalnya tentang “keberanian” sebuah novel perang. Melalui tugas itu siswa
diharapkan memahami isi bacaan tersebut dengan sebaik – sebaiknya tetapi juga
memperoleh kesadaran antar pribadi yang lebih baik dengan jalan membahas pengertian
mereka sendiri mengenai keberanian dan perasaan takut. Untuk keperluan itu tugas
tersebut di lengkapi dengan tugas – tugas yang berkaitan, antara lain :
1) Mewawancarai orang – orang yang tahu tentang perang.
2) Mendengarkan musik perang, menuliskan pikiran – pikiran dan perasaan yang timbul
secara bebas, kemudian menghayatinya dalam kelompok – kelompok kecil.
3) Memperdebatkan apakah perang itu dapat dihindari ataukah tidak.
4) Membandingkan perang saudara dengan sajak – sajak perang.
b. Open Education
Adalah proses pendidikan terbuka, Menurut Walberg dan Thomas (1972), open education
itu memiliki delapan kriteria :
1) Kemudahan belajar tersedia, artinya berbagai macam bahan yang di perlukan untuk
belajar tersedia
2) Penuh kasih sayang, hormat, terbuka dan hangat artinya menggunakan bahan buatan
siswa : guru menangani masalah – masalah tingkah laku dengan jalan berkomunikasi
secara pribadi dengan siswa yang bersangkutan saja.
3) Mendiagnosis peristiwa – peristiwa belajar , artinya siswa – siswa memeriksa pekerjaan
mereka sendiri.
4) Pengajaran, artinya pengajaran individual ; tidak ada tes ataupun buku kerja.
5) Penilaian, artinya guru membuat penilaian secara individual : hanya sedikit sekali di
adakan test formal.
5
9
6) Mencari kesempatan untuk pertumbuhan profesional, artinya guru menggunakan
bantuan orang lain, guru bekerja dengan teman – teman sekerjanya.
7) Persepsi guru sendiri, artinya guru berusaha mengamati semua siswa untuk memantau
kegiatan mereka.
8) Asumsi tentang para siswa dan proses belajar, artinya suasana kelas hangat dan ramah,
sehingga para siswa asyik melakukan sesuatu.6
Meskipun pendidikan terbuka itu memberikan kesempatan pada para siswa untuk
bergerak secara bebas di sekitar ruangan dan memilih aktifitas belajar mereka sendiri,
namun bimbingan guru tetap di perlukan. Kira-kira perlu di catat bahwa open education ini
lebih efektif dari pada pendidikan tradisional dalam hal meningkatkan hal belajar yang
bersifat efektif, kerja sama, kreatifitas, dll.
c. Cooperative learning
Belajar cooperative merupakan fondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan
berprestasi siswa. Menurut Slavin (1980) cooperative memiliki tiga karakterisik sebagai
berikut :
1) Siswa belajar dalam tim – tim yang kecil (4-6 orang anggota) komposisi ini tetap
selama berminggu – minggu.
2) Siswa di dorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat
akademik atau dalam melakukan tugas kelompok.
3) Siswa diberi imbalan atau hadiah bagi yang berprestasi.
Adapun teknik dalam belajar cooperative learning itu ada empat macam :
a) Team game tournament (TGT); dalam teknik ini siswa –siswa yang kemampuan dan
jenis kelaminnya berbeda di satukan dalam team (4 orang). Setelah itu guru menyajikan
soal dan team lalu mengerjakan, saling mengajukan pertanyaan dan belajar bersama se
team untuk menghadapi tournament yang biasanya di selenggarakan seminggu sekali.
b) Teams – achievement divisions; teknik ini juga menggunakan team (4 orang) tetapi
kegiatan tournament di ganti dengan bertanya selama lima belas menit. Skor – skor
pertanyaan menjadi skor team.
c) Jigsaw, dalam teknik ini siswa di masukan dalam tim –tim kecil yang bersifat
heterogen. Bahan pelajaran di bagikan kepada anggota anggota team. Kemudian siswa
tersebut mempelajari bahan pelajaran yang sama dengan team lain kemudian mereka
6 Zainal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.2011 ), hal : 220
10
kembali ke kelompoknya masing – masing dan menjelaskan apa yang telah dipelajari dari
kelompok lain tersebut kepada kelompoknya.7
d) Group investigation adalah teknik di mana para siswa bekerja di dalam kelompok –
kelompok kecil yang menangani berbagai macam proyek kelas. Setiap kelompok membagi
tugas tersebut menjadi sub topik – sub topik, kemudian setiap anggota kelompok
melakukan penelitian yang di perlukan untuk mencapai tujuan kelompok, setelah itu
kelompok mengajukan hasil penelitiannya kepada kelas. Dalam metode ini hadiah atau
point tidak di berikan.
Menurut cooperative learning itu pada umumnya mempunyai efek yang positif
terhadap prestasi akademik. Keberhasilan cooperative learning ini juga tergantung dengan
kemampuan siswa berinteraksi di dalam kelompok.8
D. Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran PAI
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran PAI humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru
memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru
memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk
memperoleh tujuan pembelajaran.9
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri ,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang
bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran PAI lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.
Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas.
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur
dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas
inisiatif sendiri.
7 Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta.Rineka Cipta : 1997), Hal :1878 Zainal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.2011 ), Hal : 2209 Pupuh Fatkhurrohman & M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: Refika Kurniawan, 2007), Hal: 91
11
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis dan jujur memaknai proses pembelajaran
secara mandiri.
5. Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri,
melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak
menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas segala
resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya.
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-
materi pembelajaran PAI yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah
siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir,
perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas,
berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma,
disiplin atau etika yang berlaku.10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya. Adapun tokoh dalam teori ini adalah Abraham Maslow,
C. Roger dan Arthur Comb, dll.
10 UzerUsman,Menjadi guru professional,(Bandung,PT Remaja Rosdakarya,2002)hal.84
12
Kemudian aplikasi dalam teori ini, siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas,
berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma ,
disiplin atau etika yang berlaku. Serta guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
1. Merespon perasaan siswa
2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
4. Menghargai siswa
5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa ( penjelasan untuk memantapkan
kebutuhan segera dari siswa )
7. Tersenyum pada siswa
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Hamzah B. Uno, M. Pd. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. ( Jakarta:
Bumi Aksara )
Dr. Iskandar,M.Pd . Psikologi pendidikan .,(Cipayung : Gaung persada (GP) Press,2009)
Drs. Abdul Hadis, M. Pd. Psikologi dalam Pendidikan. (bandung: Alfabeta, 2006)
13
Drs. M. Dimyati Mahmud., Psikologi Pendidikan.,(Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta,
1990)
Pupuh Fatkhurrohman & M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum &
Konsep Islami, (Bandung: Refika Kurniawan, 2007)
Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta.Rineka Cipta : 1997),
UzerUsman,Menjadi guru professional,(Bandung,PT Remaja Rosdakarya,2002)
Zainal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan
Press.2011 )
Zainal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan
Press.2011 )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SD/MI : SDN 1 WAY TUBA
14
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : IV / 2
Standar Kompetensi : 7. Mengenal malaikat dan tugasnya
Kompetensi Dasar : 7.3 Menyebutkan tugas-tugas malaikat
Alokasi Waktu : 3 35 menit (1 pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mengetahui tugas-tugas malaikat
2. Siswa dapat menghafal tugas-tugas 10 malaikat
Karakter siswa yang diharapkan :
Religius. Jujur. Toleransi. Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Demokratif , Rasa Ingin tahu. Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab
Materi Pembelajaran : Tugas-tugas malaikat
Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih menyebutkan tugas-tugas malaikat
2. Siswa menghafal tugas-tugas 10 malaikat
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
Mengkorelasikan materi-materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
Memberikan pertanyaan kepada beberapa siswa tentang pemahaman mereka tentang materi mengenai malaikat yang telah dipelajari
Memberikan pengantar yang menarik tentang bahan ajar yang disampaikan melalui fitur mutiara islam)
2. Kegiatan Inti.
EksplorasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang bahan ajar yang disampaikan
Elaborasi
15
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Siswa menyebutkan tugas-tugas malaikat secara klasikal, kelompok dan individu Siswa menghafal tugas-tugas 10 malaikat dan menampilkan hafalannya di depan
kelas Siswa diminta menulis 10 nama-nama malaikat dan tugas-tugasnya di buku tugas
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan3.Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Siswa melakukan aktivitas Islami yang ada di halaman Siswa diminta memahami bacaan intisari (halaman) Siswa diminta mengerjakan latihan yang ada di halaman dan menulisnya di buku
tugas
Alat / Sumber Belajar:
1. Tulisan nama-nama malaikat dan tugas-tugasnya di karton
2. Buku Pendidikan Agama Islam
3. Buku-buku lain yang relevan
4. Alquran (Juz Amma)
5. Kaset/CD tentang malaikat dan tugasnya
6. Pengalaman guru
7. Lingkungan sekitar
Penilaian:
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
Religius. Jujur. Toleransi. Disiplin. Kerja keras Kreatif Demokratif Rasa Ingin
Mengetahui tugastugas Malaikat Allah
Tes tulis Pilihan ganda
Hafalkan 10 nama-nama malaikat!Yang bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi/Rasul adalah malaikat . . .?
a. Jibrilb. Mikailc. Israfild. izrail
16
tahu Gemar
membaca Peduli
lingkungan: Peduli social Tanggung
jawab.
Menghafal tugas- tugas Malaikat Allah
Tes tulis Hafalan Hafalkan tugas-tugas 10 malaikat!
Format Kriteria Penilaian
1.PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
2.PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama
* aktif berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
4
2
1
3. Lembar Penilaian
No Nama SiswaPerforman
ProdukJumlah
SkorNilai
Kerjasama Partisipasi
17
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka diadakan Remedial.
Mengetahui,
Kepala SDN 1 WAY TUBA
( HARTINI S.Pd )
NIP : 19650912198412001
Way Tuba April 2015
Guru Pendidikan Agama Islam
( NUR ASIYAH ,S.Pd.I )
NIP : 197710132000032001
18