TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING...

80
i TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN (ENGINEERING SURFACE MINING AND USING HEAVY EQUIPMENT) NASKAH SEMINAR Diajukan untuk memenuhi persyaratan tingkat sarjana Strata-1 pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Oleh: ANDRIANO DWICHANDRA 09.110.1044 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2012

description

SEMINAR

Transcript of TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING...

Page 1: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

i

TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN

(ENGINEERING SURFACE MINING AND USING HEAVY EQUIPMENT)

NASKAH SEMINAR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan tingkat sarjana Strata-1 pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,

Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Oleh: ANDRIANO DWICHANDRA

09.110.1044

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA

2012

Page 2: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN

(ENGINEERING SURFACE MINING AND USING HEAVY EQUIPMENT)

Diajukan untuk memenuhi persyaratan tingkat sarjana Strata-1 pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,

Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Dosen Pembimbing, Penyusun,

Prof. Ir. Sukandarrumidi, MSc., Ph.D. NIK : 08.0342.647.E NIM : 09.110.1044

Andriano Dwichandra

Mengetahui,

Jurusan Teknik Geologi

NIK: 96.0672.516 Dr. Sri Mulyaningsih., S.T, M.T

Page 3: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

iii

PRAKATA

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah kepada penyusun, sehingga

penyusun dapat menyelesaikan naskah seminar ini dengan tidak ada suatu

halangan apapun.

Seminar berjudul Teknik Tambang Permukaan dan Alat Berat yang

Digunakan (Engineering Surface Mining And Using Heavy Equipment) dibuat

untuk memenuhi salah satu syarat kurikulum tingkat sarjana pada Jurusan Teknik

Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi AKPRIND

Yogyakarta. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-

besarnya kepada:

1. Ketua Jurusan Teknik Geologi Dr. Sri Mulyaningsih., S.T, M.T, sebagai

Dosen Penguji

2. Dekan Fakultas Teknologi Mineral Ir. Dwi Indah Purnamawati., M.Si

3. Prof. Ir. Sukandarrumidi, MSc., Ph.D, sebagai Dosen Pembimbing

4. Kedua orang tua beserta kakak dan adik-adik saya yang selalu mendoakan,

memberikan semangat dan dukungan baik moril maupun moral dalam

penyusunan seminar ini.

5. Teman-teman angkatan 2009 (Annas, Dika, Salman, Aya, Ade, Bang Arie,

Ferdy dan rekan-rekan Geologi “GAIA” Institut Sains & Teknologi

Akprind Yogyakarta.

Penulis menyadari penyusunan naskah seminar ini masih jauh dari

sempurna, maka dengan segala kekurangan yang ada penyusun sangat

mengharapkan kritik dan saran, dan dengan adanya kritik dan saran tersebut dapat

penyusun gunakan sebagai pengalaman berharga di masa yang akan datang.

Yogyakarta, Juli 2012

Penyusun

Page 4: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

iv

INTISARI

Tujuan dalam penulisan seminar ini adalah untuk mengetahui Teknik Tambang Permukaan dan Alat Berat yang Digunakan (Engineering Surface Mining And Using Heavy Equipment), yang dimulai dari pembersihan lahan (land clearing), pengupasan tanah pucuk (top soil), penggalian tanah penutup (over burden) dan penambangan batubara serta alat-alat berat apa saja yang digunakan. Metode penulisan yang dipakai adalah menggunakan studi pustaka dari beberapa literatur, internet, jurnal dan makalah seminar yang membahas tentang teknik tambang permukaan khususnya pada tambang batubara yang kemudian digabungkan untuk mendapatkan suatu resume atau kesimpulan mengenai Teknik Tambang Permukaan dan Alat Berat yang Digunakan (Engineering Surface Mining And Using Heavy Equipment).

Dalam klasifikasinya metode tambang permukaan dan tambang dalam antara lain : Peele (1941), Young (1946), Lewis dan Clark (1964). Dasar dari pembagian metode ini adalah beberapa kombinasi subyektif dari spasial, geologi dan faktor geoteknik. Sedangkan beberapa skema saat ini dikenalkan lebih kuantitatif atau memiliki pendekatan sistem tetapi menggunakan dasar pendekatan yang sama seperti Peele adalah Morrison dan Russel (1973), Boshkov dan Wright (1973), Thomas (1978), Nicholas (1981) dan Hamrin (1982). Secara garis besar, metode tambang dapat digolongkan menjadi 3, yaitu : (1) Tambang permukaan (surface mining), (2) Tambang dalam atau bawah tanah (underground mining), (3) Tambang bawah air (underwater mining atau marine mining). Dimana secara umum, metode tambang permukaan yang harus dilakukan meliputi beberapa tahapan yaitu : (1) Pembersihan lahan (land clearing), (2) Pengupasan tanah pucuk (top soil), (3) Pemompaan air tambang (jika terdapat genangan air di pit), (4) Penggalian tanah penutup (over burden), (5) Penambangan batubara (coal cleaning & coal getting ke ROM). Dalam tahapan diatas selama pengoperasian perlu adanya peran alat berat, karena dengan adanya alat berat memudahkan kita dalam pekerjaan penambangan khususnya tambang permukaan, pemilihan alat berat yang kita gunakan harus sesuai dengan metode, letak dan kemiringan serta banyaknya lapisan batubara dalam satu cadangan. Adapun metode yang digunakan pada tambang permukaan yaitu : Contour mining, Open pit mining dan Stripping mining.

Page 5: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

INTISARI ........................................................................................................ iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

I.1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

I.2. Maksud dan Tujuan .......................................................................... 1

I.3. Metode Penulisan ............................................................................. 2

I.4. Batasan Masalah .............................................................................. 2

BAB II DASAR TEORI ................................................................................. 3

II.1. Tinjauan Umum Tambang Permukaan ........................................... 8

II.1.1. Sistem teknik tambang permukaan ...................................... 9

II.1.2. Klasifikasi tambang permukaan .......................................... 9

II.2. Jenis Alat Berat yang Digunakan ................................................... 11

II.2.1. Alat pendorong, penggerak & dudukan ............................... 12

II.2.2. Alat penggali & penggusur .................................................. 14

II.2.3. Alat pengangkut, pengangkat & pemuat ............................. 29

II.2.4. Alat penunjang pekerjaan dasar (utama) ............................. 32

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 46

III.1. Tata Cara Teknik Tambang Permukaan ........................................ 46

III.2. Beberapa Tipe Tambang Permukaan ............................................ 53

III.3. Kecelakaan yang Mungkin Terjadi ............................................... 60

BAB.IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 62

IV.1. Kesimpulan ................................................................................... 62

Page 6: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

vi

IV.2. Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

63

64

Page 7: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Traktor (a) dengan roda karet (wheeller) dan (b) traktor dengan roda rantai (crawler), (Sri Mulyaningsih, 2006).................... ......... 12

Gambar 2. Bulldozer crawler (a) dan dozer wheeller (b), berfungsi sebagai penggali pada medan sempit dan jangkuan pendek, (Sri Mulyaningsih, 2006)................................................................. 16

Gambar 3. Jenis-jenis pisau Bulldozer, (Sri Mulyaningsih, 2006) .................... 19 Gambar 4. Scraper yang berfungsi sebagai mesin penggali sekaligus

sebagai mesin pengangkut. Material hasil galian langsung dimasukan kedalam truk pengangkut, (Sri Mulyaningsih, 2006).... 20

Gambar 5. Shovel jenis excavator yang diproduksi oleh perusahaan alat berat Volvo (atas). Cara pengoperasian (shovel) dilapangan, dapat pula sebagai alat muat/pengangkat sehingga muatan dapat langsung diangkut oleh truck (bawah), (Sri Mulyaningsih, 2006)........................................................................ 23

Gambar 6. Power shovel untuk pekerjaan mining yang dipasang diatas crawler mounted, berfungsi sebagai mesin penggali sekaligus memasukannya ke dump truck, (Sri Mulyaningsih, 2006) .............. 24

Gambar 7. Dragline; alat keruk yang dilengkapi dengan bucket dragline sepanjang 410 kaki, dapat dioperasikan pada daerah yang luas seperti quarry yang becek seperti rawa, danau dan bendungan, (Sri Mulyaningsih, 2006)................................................................. 26

Gambar 8. Clamshell, alat keruk yang dilengkapi dengan bucket Clamshell (dalam lingkaran), dapat dioperasikan pada daerah genangan yaitu rawa, danau atau bendungan. (Sri Mulyaningsih, 2006)........................................................................ 27

Gambar 9. Backhoe alat gali yang diperuntukkan pada pekerjaan-pekerjaan dalam sekal kecil dan sempit, (Sri Mulyaningsih, 2006) ................................................................................................ 28

Gambar 10. Mesin pengangkut material hasil galian dalam jarak pendek (loader) kiri, crawler dan kanan; wheeller, (Sri Mulyaningsih, 2006) ................................................................................................ 30

Gambar 11. Truck dengan muatan alat berat, (Mulyaningsih, 2006) .................. 31 Gambar 12. Grader dengan roda wheel (karet), (Sri Mulyaningsih, 2006) ........ 33 Gambar 13. Compactor soil dengan roda wheel (karet), (Sri Mulyaningsih,

2006) ................................................................................................ 34 Gambar 14. Compactor-Vibratory Roller-Single Drum, (Sri Mulyaningsih,

2006) ................................................................................................ 36 Gambar 15. Compactor – Landfill, (Sri Mulyaningsih, 2006) ............................. 37 Gambar 16. Pemukul, yang biasa digunakan untuk menancapkan besi beton

pada pondasi tiang pancang, (Sri Mulyaningsih, 2006) .................. 38 Gambar 17. Stone Crusher dan bagian-bagiannya, (Sri Mulyaningsih,

2006) ................................................................................................ 41

Page 8: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

viii

Gambar 18. Tampak depan Oshkosh Discharge Concrete Mixer (molen), (Sri Mulyaningsih, 2006)................................................................. 42

Gambar 19. Dozer yang digunakan sebagai pembersih lahan/land clearing, (Sumber;http://www.amanahgroup.co.id) ....................................... 46

Gambar 20. Excavator yang digunakan sebagai pengupas tanah pucuk (top soil), (Sumber;http://www.amanahgroup.co.id).................... .......... 47

Gambar 21 Pemompaan air tambang, dilakukan jika terdapat adanya genangan air, (Sumber;http://www.amanahgroup.co.id)............ ..... 48

Gambar 22. Kolam penstabilan air tambang, hal ini baik dilakukan agar air tambang dapat dialirkan /dibuang kedaerah pembuangan, (Sumber;http://www.amanahgroup.co.id) ....................................... 49

Gambar 23. Penggalian tanah penutup/over burden menggunakan alat berat Excavator yang selanjutnya dibawa oleh dump truck ke penampungan yang selanjutnya tanah dapat dimanfaatkan, (Sumber;http://www.amanahgroup.co.id) ....................................... 50

Gambar 24. Penimbunan tanah penutup didiposal, yang selanjutnya tanah dapat dimanfaaatkan kembali untuk reklamasi, (Sumber;http://www.amanahgroup.co.id) ....................................... 51

Gambar 25. Penambangan batubara oleh alat berat Excavator, (Sumber;http://www.amanahgroup.co.id) ....................................... 52

Gambar 26. Excavator sedang memuat batubara ke dump truck yang selanjutnya dibawa ke stokpile/penampungan batubara, (Sumber;http://www.amanahgroup.co.id) ....................................... 53

Gambar 27. Tambang permukaan tipe contour mining, (Chioronis, 1987)............ .................................................................................... 56

Gambar 28. Tambang permukaan tipe open pit mining, (Chioronis, 1987) ....... 59 Gambar 29. Tambang permukaan tipe stripping mining, (Chioronis, 1987) ..... 60

Page 9: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sifat-sifat traktor sesuai dengan jenis rodanya ............................ 14 Tabel 2. Perbedaan bulldozer yang dikontrol ............................................. 17 Tabel 3. Produksi clearing oleh bulldozer .................................................. 18

Page 10: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Pada saat batubara mulai ditambang, tumbuhan dan tanah penutup terlebih

dahulu dikupas. Pengupasan tanah penutup dalam jumlah banyak dilakukan

dengan alat-alat berat, antara lain dengan wheel tractor. Hasil kupasan ini

disingkirkan dan diangkut dengan tractor loader dan dump truck dikumpulkan di

suatu tempat. Tanah hasil pengupasan ini dimanfaatkan untuk reklamasi. Apabila

proses pengupasan tanah penutup (over burden) yang dilakukan secara besar-

besaran sudah mencapai lapisan batubara, maka sebagian dari lapisan tanah

tersebut akan bercampur dengan lapisan batubara (ini pasti akan terjadi dan tidak

dapat dihindari). (Sukandarrumidi, 2006).

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan naskah seminar ini adalah sebagai salah satu

prasyarat kelulusan untuk mencapai tingkat sarjana Srata-1 (S-1) pada jurusan

Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut & Sains Teknologi

AKPRIND, Yogyakarta.

Tujuan dalam penulisan seminar ini adalah untuk mengetahui Teknik

Tambang Permukaan dan Alat Berat yang Digunakan (Engineering Surface

Mining And Using Heavy Equipment) yang dimulai dari pembersihan lahan (land

Page 11: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

2

clearing), pengupasan tanah pucuk (top soil), penggalian tanah penutup (over

burden) dan penambangan batubara serta alat-alat berat apa saja yang digunakan.

I.3 Metode Penulisan

Metode penulisan yang dipakai adalah menggunakan studi pustaka dari

beberapa literatur, internet, jurnal dan makalah seminar yang membahas tentang

Teknik Tambang Permukaan dan Alat Berat yang Digunakan (Engineering

Surface Mining And Using Heavy Equipment) khususnya pada tambang batubara

yang kemudian digabungkan untuk mendapatkan suatu resume atau kesimpulan

mengenai teknik tambang permukaan.

I.4 Batasan Masalah

Dalam pembahasan makalah seminar ini penulis hanya akan membahas

tentang Teknik Tambang Permukaan dan Alat Berat yang Digunakan

(Engineering Surface Mining And Using Heavy Equipment) khususnya pada

tambang batubara dan pengenalan alat berat serta kegunaannya.

Page 12: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

3

BAB II

DASAR TEORI

Batubara terbentuk dengan cara yang sangat komplek dan memerlukan

waktu yang lama (puluhan sampai ratusan juta tahun) di bawah pengaruh fisika,

kimia ataupun keadaan geologi. Untuk memahami bagaimana batubara terbentuk

dari tumbuh-tumbuhan perlu diketahui dimana batubara terbentuk dan faktor-

faktor yang akan mempengaruhinya.

1. Tempat Terbentuknya Batubara

Untuk menjelaskan tempat terbentuknya batubara dikenal 2 macam teori:

Teori Insitu

Teori ini mengatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara,

terbentuknya di tempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan

demikian maka setelah tumbuhan tersebut mati, belum mengalami proses

transportasi segera tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses

coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai

penyebaran luas dan merata, kualitasnya lebih baik karena kadar abunya relative

kecil. Batubara yang terbentuk seperti ini di Indonesia didapatkan di lapangan

batubara Muara Enim, Sumatera Selatan.

Teori Drift

Teori ini menyebutkan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara

terjadi ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan

berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati diangkut oleh media air

dan berakumulasi disuatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen dan mengalami

Page 13: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

4

proses coalification. Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai

penyebaran tidak luas, tetapi dijumpai di beberapa tempat, kualitas kurang baik

karena banyak mengandung material pengotor yang terangkut bersama selama

proses dari tempat asal tanaman ketempat sedimentasi. Batubara yang terbentuk

seperti ini di Indonesia didapatkan di lapangan batubara delta Mahakam purba,

Kalimantan Timur.

2. Faktor Yang Berpengaruh

Cara terbentuknya batubara merupakan proses yang sangat kompleks

dalam arti harus di pelajari dari berbagai sudut yang berbeda. Terdapat

serangkaian faktor yang di perlukan dalam pembentukan batubara yaitu:

a. Posisi Geotektonik

Posisi geoteknik adalah suatu tempat yang keberadaannya dipengaruhi

oleh gaya-gaya tektonik lempeng. Dalam pembentukan cekungan batubara, posisi

geoteknik merupakan faktor yang dominan. Posisi ini akan mempengaruhi iklim

lokal dan morfologi pengendapan batubara maupun kecepatan penurunannya.

Pada fase terakhir, posisi geoteknik mempengaruhi proses metamorfosa organik

dan struktur dari lapangan batubara melalui masa setelah pengendapan akhir.

b. Topografi (Morfologi)

Morfologi dari cekungan pada saat pengendapan gambut sangat penting

karena menentukan penyebaran rawa-rawa dimana batubara tersebut terbentuk.

Topografi mungkin mempunyai efek yang terbatas terhadap iklim dan keadaannya

tergantung pada posisi geoteknik.

Page 14: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

5

c. Iklim

Kelembapan memegang peranan penting dalam pembentukan batubara

dan merupakan faktor pengontrol pertumbuhan flora dan kondisi yang sesuai.

Iklim tergantung pada posisi geografi dan lebih luas lagi dipengaruhi oleh posisi

geoteknik. Temperatur yang lembap pada iklim tropis dan sub tropis pada

umumnya sesuai untuk pertumbuhan flora dibandingkan wilayah yang lebih

dingin. Hasil pengkajian menyatakan bahwa hutan rawa tropis mempunyai siklus

pertumbuhan setiap 7-9 tahun dengan ketinggian pohon sekitar 30 m. sedangkan

pada iklim yang lebih dingin ketinggian pohon hanya mencapai 5-6 m dalam

selang waktu yang sama.

d. Penurunan

Penurunan cekungan batubara dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik. Jika

penurunan dan pengendapan gambut seimbang akan dihasilkan endapan batubara

tebal. Pergantian transgresi dan regresi mempengaruhi pertumbuhan flora dan

pengendapannya. Hal tarsebut menyebabkan adanya infiltrasi material dan

mineral yang mempengaruhi mutu dari batubara yang terbentuk.

e. Umur Geologi

Proses geologi menentukan berkembangnya evolusi kehidupan berbagai

macam tumbuhan. Dalam masa perkembangan geologi secara tidak langsung

membahas sejarah pengendapan batubara dan metamorfosa organik. Makin tua

umur batuan makin dalam umur penimbunan yang terjadi, sehingga terbentuk

batubara yang bermutu tinggi. Tetapi pada batubara yang mempunyai umur

geologi yang lebih tua selalu ada resiko mengalami deformasi tektonik yang

Page 15: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

6

membentuk struktur perlipatan atau patahan pada lapisan batubara. Disamping itu

faktor erosi akan merusak semua bagian dari endapan batubara.

f. Tumbuhan

Flora merupakan unsur utama pembentuk batubara. Pertumbuhan dari

flora terakumulasi pada suatu lingkungan dan zona fisiografi dengan iklim dan

topografi tertentu. Flora merupakan faktor penentu terbentuknya berbagai tipe

batubara. Evolusi dari kehidupan menceritakan kondisi ulang berbeda selama

masa sejarah geologi. Mulai dari Paleozoic hingga Devon, flora belum tumbuh

dengan baik. Setelah Devon pertama kali terbentuk lapisan batubara di daerah

lagon yang dangkal. Periode ini merupakan titik awal dari pertumbuhan flora

secara besar-besaran dalam waktu singkat pada setiap kontinen. Hutan tumbuh

dengan subur selama masa Karbon. Pada masa Tersier merupakn perkembangan

yang sangat luas dari berbagai jenis tanaman.

g. Dekomposisi

Dekomposisi flora yang merupakan bagian dari transformasi biokimia dari

organik merupakan titik awal untuk seluruh alterasi. Dalam pertumbuhan gambut,

sisa tumbuhan akan mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawi.

Setelah tumbuhan mati proses degradasi biokimia lebih berperan. Prosses

pembusukan (decay) akan terjadi oleh kerja mikrobiologi (bakteri anaerob).

Bakteri ini terjadi dalam suasana tanpa oksigen menghancurkan bagian yang

lunak dari tumbuhan seperti celulosa, protoplasma, dan pati. Dari proses diatas

terjadi perubahan dari kayu menjadi lignit dan batubara berbitumen. Dalam

suasana kekurangan oksigen terjadi proses biokimia yang berakibat keluarnya air

Page 16: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

7

(H2O) dan sebagian unsur karbon akan hilang dalam bentuk karbon dioksida

(CO2), karbon monoksida (CO) dan metan (CH4). Akibat pelepasan unsur atau

senyawa tersebut jumlah relatif unsur karbon akan bertambah. Kecepatan

pertumbuhan gambut tergantung pada kecepatan perkembangan tumbuhan dan

proses pembusukan. Bila tumbuhan tertutup oleh air dengan cepat, maka akan

terhindar oleh proses pembusukan, tetapi terjadi proses desintegrasi atau

penguraian oleh mikrobiologi. Bila tumbuhan yang telah mati terlalu lama berada

di udara terbuka, maka kecepatan pembentukan gambut akan berkurang, sehingga

hanya bagian keras saja tertinggal yang menyulitkan penguraian oleh

mikrobiologi.

h. Sejarah Sesudah Pengendapan

Sejarah cekungan batubara secara luas bergantung pada posisi geotektonik

yang mempengaruhi perkembangan batubara dan cekungan batubara. Secara

singkat terjadi proses geokimia dan metamorfosa organik setelah pengendapan

gambut. Di samping itu sejarah geologi endapan batubara bertanggung jawab

terhadap terbentuknya struktur cekungan batubara, berupa perlipatan, persesaran,

instrusi magmatik dan sebagainya.

i. Struktur Cekungan Batubara

Terbentuknya batubara pada cekungan batubara pada umumnya

mengalami deformasi oleh gaya tektonik, yang akan menghasilkan lapisan

batubara dengan bentuk-bentuk tertentu. Disamping itu adanya erosi yang intensif

menyebabkan bentuk lapisan batubara tidak menerus.

Page 17: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

8

j. Metamorfosa Organik

Tingkat kedua dalam pembentukan batubara adalah penimbunan atau

penguburan oleh sedimen baru. Pada tingkat ini proses degradasi biokimia tidak

berperan lagi tetapi lebih di dominasi oleh proses dinamotektonik. Proses ini

menyebabkan terjadi perubahan gambut menjadi batubara dalam berbagai mutu.

Selama proses ini terjadi pengurangan air lembab, oksigen dan zat terbang (seperti

CO2, CO, CH4 dan gas lainnya) serta bertambahnya prosentase karbon padat,

belerang dan kandungan abu. Perubahan mutu batubara diakibatkan oleh faktor

tekanan dan waktu. Tekanan dapat disebabkan oleh lapisan sedimen penutup yang

sangat tebal atau karena tektonik. Hal ini menyebabkan bertambahnya tekanan

dan percepatan proses metamorfosa organik. Proses metamorfosa organik akan

dapat merubah gambut menjadi batubara sesuai dengan perubahan sifat kimia,

fisika dan optiknya.

II. 1. Tinjauan Umum Tambang Permukaan (Surface Mining)

Tambang permukaan adalah suatu penggalian yang dilakukan

dipermukaan tanah yang dimaksudkan untuk mengambil bahan-bahan tambang.

Pada dasarnya dari tahun ketahun cara-cara penambangan untuk tambang-

tambang yang ada, khususnya tambang permukaan tersebut diatas tidak ada

perubahan yang berarti, hanya alat-alat yang semakin canggih dan besar

kapasitasnya.

Page 18: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

9

II.1.1. Sistem Teknik Tambang Permukaan

Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk

membebaskan atau mengambil bahan galian yang mempunyai arti ekonomis

untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar

dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang terbaik serta

meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya.

Agar dapat tercapai sistem penambangan di atas, maka cara penambangan

yang diterapkan harus dapat menjamin :

1. Ongkos penambangan yang seminimal mungkin.

2. Perolehan atau mining recovery harus tinggi.

3. Efisiensi kerja harus tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh :

- Jenis alat yang digunakan

- Sinkronisasi kerja yang baik

- Tenaga kerja yang terampil

- Organisasi dan manajemen yang baik.

II.1.2. Klasifikasi Tambang Permukaan

Beberapa ahli tambang telah melakukan klasifikasi metode penambangan

permukaan dan tambang dalam antara lain : Peele (1941), Young (1946), Lewis

dan Clark (1964). Dasar dari pembagian metode ini adalah beberapa kombinasi

subyektif dari spasial, geologi dan faktor geoteknik. Sedangkan beberapa skema

Page 19: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

10

saat ini dikenalkan lebih kuantitatif atau memiliki pendekatan sistem tetapi

menggunakan dasar pendekatan yang sama seperti Peele adalah Morrison dan

Russel (1973), Boshkov dan Wright (1973), Thomas (1978), Nicholas (1981) dan

Hamrin (1982). Secara garis besar, metode penambangan dapat digolongkan

menjadi 3, yaitu :

1. Tambang permukaan (surface mining)

2. Tambang dalam atau bawah tanah (underground mining)

3. Tambang bawah air (underwater mining atau marine mining)

Tambang permukaan adalah metode penambangan yang segala aktivitas

penambangannya dilakukan diatas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan

tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara bebas. Tambang

dalam/bawah tanah adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau

aktivitasnya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak

langsung berhubungan dengan udara luar. Tambang bawah air adalah metode

penambangan yang kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air

atau endapan mineral berharganya terletak dibawah permukaan air. Untuk segala

metode tambang yang ada tentunya diperlukan alat-alat berat, agar pekerjaan

tambang dapat dikerjakan dengan mudah. Penggunaan alat alat berat yang kurang

tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa

kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang

telah ditentukan, atau kerugian biaya perbaikan yang tidak semestinya.

Page 20: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

11

II.2. Jenis Alat Berat Yang Digunakan

Alat berat memiliki banyak macam dengan banyak penggunaan.

Didasarkan atas macam-macam penggunaannya tersebut, alat berat dapat

dikelompokkan ke dalam 4 jenis, yaitu : (1) alat pendorong, penggerak dan

dudukan; (2) alat penggali dan penggusur; (3) alat pengangkut, pengangkat dan

pemuat; dan (4) alat penunjang pekerjaan dasar (utama).

Pada prinsipnya, ada dua jenis penggerak mesin pada alat berat untuk

menghasilkan kecepatan dan ketepatan mekanikanya; yaitu mesin dengan

pendorong tipe hidraulik dan mesin dengan pendorong tipe pneumatik. Alat berat

hidraulik adalah alat berat yang digerakkan oleh mesin dengan pendorong fluida,

yang sering disebut sebagai pelumas hidraulik. Alat berat pneumatik adalah alat

yang digerakkan oleh mesin dengan pendorong gas (uap). Kedua alat berat

tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Alat berat yang

digerakkan dengan pendorong hidraulik memerlukan minyak (pelumas) hidraulik,

sehingga untuk pekerjaan yang berada di pedalaman atau jauh dari pertokoan,

harus memiliki cadangan minyak hidraulik tersebut. Alat berat pneumatik harus

dikontrol tekanan uapnya setiap saat. Dalam penggunaan, perawatan dan

pengoperasian alat berat yang ada tentunya mempunyai Standard Operating

Procedure (SOP) masing-masing, tujuan dari SOP tersebut adalah mengurangi

terjadinya kerusakan alat berat serta yang lebih penting agar dapat

menimalisasikan kecelakaan yang mungkin akan terjadi dalam kegiatan usaha

tambang.

Page 21: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

12

II.2.1. Alat Pendorong, Penggerak & Dudukan

Traktor (Gambar 1) adalah alat yang dapat mengubah tenaga mesin

menjadi tenaga gerak (mekanik). Berfungsi sebagai penarik, pengangkat,

pendorong, dan dudukan alat lain. Berdasarkan jenis rodanya, traktor dapat dibagi

menjadi dua jenis (Tabel 1) yaitu traktor roda crawler (rantai) dan traktor roda

karet (wheel tractor). Masing-masing tipe taktor memiliki kegunaan yang

berbeda.

a. Traktor roda karet

Page 22: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

13

b. Traktor roda rantai sebagai dudukan dozer

Gambar 1. Traktor (a) dengan roda karet (wheeler) dan (b) traktor dengan roda rantai (crawler), (Sri Mulyaningsih, 2006)

Untuk penggunaannya, diperlukan pemilihan alat yang sesuai, tergantung

dari medan atau morfologi lahan :

a) Ukuran traktor yang sesuai dengan kondisi geologi dan geografi proyek

b) Faktor koefisien traksi medan yang tersedia (landai atau miring; berlumpur

atau berbatu; basah atau kering; jalan aspal dan jalan berumput (tanah) atau

bergambut

c) Landai maksimal yang dilalui

d) Panjang jalan angkut dengan kecepatan gerak yang diperlukan

e) Jenis pekerjaan lanjutannya dan jenis usaha pengangkutannya.

Page 23: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

14

Tabel 1. Sifat-sifat traktor sesuai dengan jenis rodanya, (Sri Mulyaningsih, 2006)

Traktor roda rantai Traktor roda karet

1) Spesialis daerah dengan permukaan

tanah jelek

2) Tenaga tarik besar, sehingga

gerakannya menjadi lambat

3) Bidang singgung roda dengan

tanah besar

4) Kemungkinan selip kecil dan

Floating lebih baik

5) Mobilitas rendah sehingga jarak

angkut sangat dekat

6) Biasanya hanya digunakan untuk

dudukan alat-alat penggalian dan

pembersihan

1) Spesialis daerah dengan permukaan

tanah keras dan baik

2) Tenaga tarik kecil sehingga dapat

bergerak lebih cepat; dengan

penambahan gardan pada

pengungkit roda, maka dapat

bergerak dengan lebih leluasa

3) Bidang singgung dengan tanah lebih

kecil, beban muatan bertumpu pada

roda

4) Karena bidang singgung kecil,

maka menjadi lebih mudah selip

5) Mobilitas tinggi, sehingga jarak

angkut jauh

II.2.2. Alat Penggali & Penggusur

Berfungsi untuk membantu dalam pekerjaan-pekerjaan penggalian dan

penggusuran, meliputi: Bulldozer, Shovel (Ekskavator), Dragline, Clamshell,

Backhoe, Scraper, Mobile Crane dan Crane angkat. Ada tiga komponen utama

dalam alat penggali dan penggusur; yaitu:

1. Attachment atau dudukan mesin penggerak; dapat berupa traktor jika

terpisah atau ada juga yang telah termasuk dalam spesifikasi alat

Page 24: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

15

2. Bucket; yaitu alat pengeruk, pemotong atau penggusur (ada yang

dilengkapi pisau, gigi-gigi atau hanya sekop tanpa pisau atau gigi-gigi)

3. Crane (kabel) atau lengan-lengan; yang menghubungkan antara operator

dengan Bucket.

1. Bulldozer

Yaitu alat penggali dan penggusur yang digerakkan dengan menggunakan

traktor baik dengan roda karet maupun rantai (Gambar 2). Dalam menunjang

kapasitas kerjanya, bulldozer dilengkapi dengan attachment atau tempat khusus

yang berfungsi sebagai tempat duduknya bulldozer pada traktor yang menarik /

menggerakkannya. Untuk proses pengerukan, dilakukan dengan pisau dozer

(blade) yang dipasang di depan attachment. Bulldozer banyak macam dan

ukurannya, bulldozer yang berukuran kecil biasanya justru didudukkan pada

prime mover atau grader atau truk-truk berat. Pisau dozer pun juga banyak

macam dan ukurannya.

a. Bulldozer dengan roda crawler

Page 25: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

16

b. Dozer wheeler dengan roda karet

Gambar 2. Bulldozer crawler (a) dan dozer wheeller (b), berfungsi sebagai penggali pada medan sempit dan jangkauan pendek, (Sri Mulyaningsih, 2006)

Ada dua jenis bulldozer berdasarkan kendali pisaunya, yaitu yang

dikontrol dengan kabel (alat yang lebih tua) dan yang dikontrol dengan hidraulik

(lebih modern). Masing-masing bulldozer dengan kedua pengontrol tersebut

memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung dari lokasi dan kapasitas

penggunaannya (Tabel 2).

Page 26: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

17

Tabel 2. Perbedaan bulldozer yang dikontrol oleh kabel dan hidraulik, (Sri Mulyaningsih, 2006)

Bulldozer yang dikontrol oleh kabel Bulldozer yang dikontrol oleh hidraulik

1) Daya kerjanya dikontrol oleh

kemampuannya dalam mengangkat

secara vertikal

2) Untuk dapat bergerak secara lateral

dan menyudut diperlukan kombinasi

gerakannya dengan model hidraulik

3) Sederhana dalam pemasangan dan

pemakaiannya

4) Pemeliharaannya mudah

5) Bahaya kerusakan alat lebih kecil

karena pisaunya dapat naik sendiri

begitu menemui rintangan

6) Spesialisasi untuk tanah lembek dan

lepas-lepas

1) Daya kerjanya dipengaruhi oleh

tekanan piston yang digerakkan oleh

fluida (larutan hidraulik)

2) Dapat bergerak secara leluasa baik

lateral, putaran maupun menyudut

3) Pemasangan dan pemeliharaannya

lebih rumit dan berat

4) Tekanan pisau besar sehingga dapat

digunakan untuk lahan bertanah

padat – kompak

5) Kedudukan pisau dapat diatur-atur

6) Harus selalu menyediakan minyak

hidraulik

Secara umum fungsi bulldozer selain menggali adalah untuk:

1) Clearing: membersihkan pepohonan, rerumputan, puing-puing bekas

bangunan dan sebagainya; besarnya produksi tergantung dari jenis

material yang dibersihkan (Tabel 3)

2) Pembukaan jalan darurat, pembukaan jalur dekat sejauh 100 m, mengupas

bagian permukaan tanah yang jelek

Page 27: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

18

3) Mendorong scraper pada waktu memuat

4) Meratakan permukaan tanah; mengisi timbunan, menghaluskan bidang

agar rata dan bagus

Tabel 3. Produksi clearing oleh bulldozer, (Sri Mulyaningsih, 2006)

Jenis tumbuhan:

Ukuran traktor

< 115 DBHP > 115 DBHP

1. Semak (Ø batang < 6 “)

2. Pepohonan sedang (Ø batang 7-12 “)

3. Pepohonan besar (Ø batang 12-30 “)

836 m2 per jam

3-9 menit per pohon

5-20 menit per pohon

1004 m2 per jam

2-6 menit per pohon

5-20 menit per pohon

Page 28: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

19

Gambar 3. Jenis-jenis pisau Bulldozer, (Sri Mulyaningsih, 2006)

2. Scraper

Scraper (Gambar 4) adalah alat gusur yang juga dapat dioperasikan untuk

mengangkut material hasil galian, untuk itu scraper dilengkapi juga dengan apron

(pembuka atau penutup bowl (sekop). Mesin scraper kadang-kadang telah

termasuk di dalamnya, namun ada juga scraper yang didudukkan pada traktor.

Secara umum keduanya tetap disebut scraper.

Universal Blade (U-blade) Bowldozer Blade (U-blade)

Angling Blade (A-blade)

Page 29: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

20

Gambar 4. Scraper yang berfungsi sebagai mesin penggali dan sekaligus sebagai mesin

pengangkut. Material hasil galian langsung dimasukkan ke dalam truck pengangkut, (Sri Mulyaningsih, 2006)

Didasarkan atas jumlah as-nya, maka ada tipe semi trailer (ber-as ganda)

dan tipe full trailer (ber-as tunggal). Sedangkan menurut pengendali geraknya,

dibagi menjadi scraper dengan pengendali hidraulik dan scraper dengan

pengendali kabel, sebagaimana dengan traktor, keduanya juga memiliki

kekurangan dan kelebihan yang sama. Roda geraknya juga dapat bertumpu pada

roda karet (ban) atau roda rantai (crawler). Untuk scraper berroda ban; ada yang

memiliki mesin ganda yang terletak di depan dan di belakang; dan yang bermesin

tunggal terletak di depan saja. Fungsi mesin yang terletak di depan adalah untuk

menarik scraper, sedangkan mesin yang terletak di belakang berfungsi untuk

mendorongnya.

Prinsip kerja scraper adalah dalam keadaan berjalan, cutting edge

diturunkan hingga menyentuh tanah; apron dinaikkan sehingga tanah atau

material hasil gusuran masuk ke dalam sekop. Setelah sekop penuh, apron ditutup

dan material siap dipindahkan. Biasanya, kecepatan gerak scraper sangat rendah,

Page 30: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

21

untuk itu kadang-kadang memerlukan mesin pendorong lain yaitu pushdozer

(bulldozer pendorong).

Secara umum, fungsi scraper adalah (1) untuk mengupas permukaan

tanah, sebagaimana fungsi bulldozer; (2) meratakan permukaan tanah; (3)

menggali saluran air dan membersihkan saluran yang mampet; dan (4) menggali

dan mengurug, misalnya: badan jalan dan pondasi bangunan. Hanya saja, bedanya

dengan bulldozer, scraper lebih sesuai dioperasikan pada lahan yang lebih sempit.

Jika dioperasikan untuk mengangkut material hasil gusuran, idealnya pada jarak

angkut 100-1000 m.

3. Shovel

Shovel adalah alat berat yang khusus digunakan untuk menggali, dapat

disebut juga sebagai excavator. Shovel dilengkapi dengan attachment yang dapat

diganti-ganti sesuai dengan jenis pekerjaannya. Berdasarkan atas penggeraknya,

shovel dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu shovel dengan crawler mounted

(beroda crawler) yang disebut juga power shovel (Gambar 5); dan shovel yang

digerakkan dengan truck mounted (beroda ban). Power shovel adalah salah satu

shovel yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan alat bantu yang lain.

Material hasil galiannya langsung dapat dimasukkan ke dalam bak truck.

Keduanya juga memiliki spesifikasi untuk dioperasikan pada kondisi medan

tertentu.

Page 31: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

22

Secara umum, bagian-bagian dari shovel adalah:

(1) revolving unit, yaitu lengan yang dapat diputar-putar;

(2) travelling unit; disebut sebagai mesin penggerak atau dapat berupa

traktor);

(3) attachment; yaitu perangkat lain yang dapat diganti-ganti sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan.

Jenis attachment yang sering dijumpai pada shovel atau alat excavator lain

adalah crane, dipper shovel, backhoe, dragline dan clamshell. Backhoe biasa

dioperasikan pada lahan yang lebih sempit dan geografi yang lebih rumit.

Dragline biasanya dioperasikan pada lahan pertambangan dengan area yang luas

dan jangkauan yang luas pula. Clamshell biasanya dioperasikan pada lahan

dengan jangkauan yang jauh, sebagai contoh danau atau rawa-rawa.

Page 32: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

23

Gambar 5. Shovel jenis excavator yang diproduksi oleh perusahaan alat berat Volvo

(atas). Cara pengoperasian shovel (excavator) di lapangan, dapat pula sebagai alat pemuat /pengangkat sehingga muatan dapat langsung diangkut oleh truck (bawah). (Sri Mulyaningsih, 2006)

4. Excavator kabel (Power Shovel)

Excavator kabel (Gambar 6) atau sering disebut sebagai power shovel.

Alat ini spesialisasi dioperasikan untuk penggalian material yang letaknya jauh di

bawah permukaan, seperti bendungan, danau dan rawa, dengan jarak jangkauan

Page 33: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

24

mencapai ~300 m atau 1000 ft, sama halnya dengan Clamshell. Bedanya dengan

Clamshell adalah tingkat produktivitasnya yang lebih tinggi, serta crane dan

bucketnya yang dapat diganti sesuai dengan kebutuhan jangkauan. Stick excavator

dapat diganti-ganti dan di-panjang-pendekkan sesuai dengan kebutuhan. Lintasan

kerja bucket excavator kabel terletak di antara kepala tower (menara) dan angkur

yang letaknya berada pada seberang yang akan digali. Tower dapat menggunakan

crawler crane dengan angkur yang dapat diatur-atur posisinya. Alat ini biasanya

didudukkan di atas mobil crane.

Gambar 6. Power shovel untuk pekerjaan mining yang dipasang di atas crawler

mounted; berfungsi sebagai mesin penggali sekaligus memasukkannya ke dump truck. (Sri Mulyaningsih, 2006)

5. Dragline

Dragline (Gambar 7) mirip dengan power shovel, dengan jangkauan yang

lebih jauh dan lebih dalam, dengan kapasitas muatan yang lebih besar mencapai

lebih dari 2,5 yd3. Alat ini dilengkapi dengan kabel yang fungsinya untuk

mengangkat material dari jangkauan yang jauh. Kabel dragline menghubungkan

Page 34: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

25

bucket dengan roller yang fungsinya untuk mengatur jarak jangkauan pisau

pengeruk.

Power shovel juga dapat diubah menjadi dragline, dengan mengganti

boom shovel-nya dengan boom dan bucket dragline. Dengan menggunakan

dragline, alat tidak perlu masuk ke dalam galian dan muatan dapat langsung

diangkut dengan menggunakan truck pengangkut tanpa harus masuk ke dalam

lokasi penggalian, sehingga lebih efisien. Penggalian lumpur panas di Sidoarjo

hingga kini masih menggunakan dragline, karena truck pengangkut tidak dapat

langsung masuk ke dalam zona penggalian, oleh genangan yang tinggi.

Kelemahan dragline dibandingkan dengan power shovel adalah gerakannya yang

lambat, sehingga tingkat produksinya juga rendah, yaitu 70-80% dibandingkan

dengan produksi power shovel. Untuk jangkauan yang lebih jauh, kabel dragline

dapat diperpanjang dan untuk jangkauan yang dekat, kabelnya dapat diganti

dengan boom shovel.

Page 35: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

26

Gambar 7. Dragline; alat keruk yang dilengkapi dengan bucket dragline sepanjang 410

kaki; dapat dioperasikan pada daerah yang luas seperti quarry dan becek seperti rawa, danau atau bendungan. (Sri Mulyaningsih, 2006)

6. Clamshell

Clamshell yaitu alat gali yang fungsinya mirip dengan dragline. Dengan

mengganti bucket dragline dengan bucket clamshell maka telah berubah menjadi

clamshell (Gambar 8). Ukuran bucket clamshell bermacam-macam, ada yang

berukuran besar, medium dan kecil. Bucket besar dilengkapi dengan gigi-gigi

untuk penggalian material berat dan keras. Bucket yang berukuran sedang

(medium) dan ringan tidak dilengkapi gigi-gigi dan biasanya digunakan untuk

pekerjaan-pekerjaan yang umum dilakukan, seperti menggali dan mengangkat

material lepas kerikil, kerakal dan pasir.

Clamshell biasanya digunakan untuk menggali dan memindahkan material

lepas yang lebih keras, seperti pasir, kerikil, kerakal dan batu belah pada

jangkauan yang lebih jauh dari shovel dan excavator. Bedanya dengan dragline,

alat ini dapat beroperasi di tengah danau atau laut dangkal atau pantai. Gaya

Kabel dragline

Page 36: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

27

angkat clamshell sangat rendah, lebih rendah dari shovel maupun dragline,

sehingga produktivitasnya pun juga rendah, yaitu sekitar 70% dari produktivitas

shovel.

Gambar 8. Clamshell; alat keruk yang dilengkapi dengan bucket Clamshell (dalam

lingkaran), dapat dioperasikan pada daerah genangan, yaitu rawa, danau atau bendungan. (Sri Mulyaningsih, 2006)

Selain berfungsi sebagai penggali, clamshell juga berfungsi sebagai

pengangkat, secara vertikal ke atas, lalu digerakkan oleh swing ke samping,

diturunkan dan langsung dijatuhkan ke dalam bak pengangkut atau lokasi yang

dikehendaki. Kemampuan mengangkatnya ditentukan dari batas-batas gaya

angkat yang dihasilkan oleh crane. Gaya angkat crane yang biasa digunakan

adalah mobile crane, yang dayanya dihasilkan dari kendali kabel.

Clamshell juga biasanya dioperasikan di atas mesin penggerak seperti

kapal dan truck, tergantung dari di mana alat tersebut dioperasikan. Gambar 8

Page 37: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

28

adalah Clamshell yang dioperasikan sebagai mesin keruk di atas kapal, sehingga

sering disebut juga sebagai kapal keruk.

7. Backhoe (Pull Shovel)

Backhoe (Gambar 9) adalah alat shovel yang khusus diperuntukkan pada

penggalian-penggalian material di bawah permukaan tanah pada jangkauan yang

pendek, seperti untuk menggali parit, menggali terowongan yang lebih sempit,

pondasi bangunan dan lubang galian pipa.

Gambar 9. Backhoe, alat gali yang diperuntukkan pada pekerjaan-pekerjaan dalam sekala

kecil dan sempit, (Sri Mulyaningsih, 2006)

Didasarkan atas alat kendali pisaunya, terdiri dari dua jenis yaitu backhoe

yang dikendalikan dengan kabel dan yang dikendalikan dengan hidraulik.

Berdasarkan atas penggeraknya, ada yang digerakkan di atas roda karet (wheel)

dan ada yang digerakkan dengan roda rantai (crawler).

Page 38: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

29

II.2.3. Alat Pengangkut, Pengangkat & Pemuat

Mesin pengangkat dan pengangkut berfungsi untuk memindahkan material

hasil galian ke dalam truck pengangkut atau ke lokasi pembuangan atau

tumpukan. Ada dua jenis alat pengangkut, yaitu (1) alat yang dapat memindahkan

atau memuat material hasil galian atau gusuran alat lain (misalnya bulldozer atau

grader) ke dalam truck; dan (2) alat yang dapat memindahkan material ke lokasi

tujuan dalam jarak yang jauh. Alat pemuat lokal antara lain berupa loader dan alat

pemuat jarak jauh seperti dump truck, truck kecil, trailer dan tronton.

1. Loader

Loader adalah alat pengangkut yang juga dapat berfungsi sebagai alat

clearing ringan. Loader dapat digerakkan dengan traktor roda karet maupun roda

crawler (Gambar 10), sesuai dengan kebutuhannya. Loader memiliki spesifikasi

ukuran, berat, kapasitas kerja, jenis pisau (blade) dan bucket dengan komponen

mesin yang bermacam-macam.

Page 39: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

30

Gambar 10. Mesin pengangkut material hasil galian dalam jarak pendek (loader); kiri:

crawler dan kanan wheeler, (Sri Mulyaningsih, 2006)

Pengoperasian loader berbeda dengan alat-alat berat yang lain. Ada

metode khusus untuk menghitung kestabilan muatan terhadap alat agar loader

tidak mengalami terguling, yaitu static tipping load. Static tipping load adalah

berat minimal beban bucket, sehingga bagian belakang tidak terangkat karena

beban berat bagian depan yang lebih besar. Hal-hal yang dipakai sebagai dasar

penghitungan kesetimbangan beban tersebut adalah: (1) kekerasan medan atau

permukaan tanah; (2) standar operasional unit kerja alat; (3) posisi bucket yang

harus miring ke belakang membentuk sudut > 30-45o dan (4) posisi bucket pada

saat memuat maksimal harus ke depan. Pada alat dijumpai spesifikasi umum alat

yang dikeluarkan oleh pabrik. Namun, dalam pengoperasiannya, hanya 50% saja

dari besaran static tipping load dari pabrik untuk wheel loader dan 35% untuk

crawler loader.

Page 40: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

31

2. Truck

Truck yaitu alat angkut dengan gerakan yang cepat, paling cepat

dibandingkan dengan alat-alat berat yang lain. Truck hanya dijumpai dengan roda

penggerak wheeler (karet); tidak ada truck yang digerakkan dengan roda rantai.

Pada pekerjaan-pekerjaan teknik sipil, alat angkut yang digunakan berupa dump

truck, yaitu truck yang dapat memuntahkan sendiri muatannya. Alat berat dengan

gerakan cepat yang lain adalah truck trailer. Alat ini biasanya digunakan untuk

mengangkut alat lain dari tempat parkirnya ke lokasi proyek. Prinsip kerja trailer

sama dengan truck penumpah, hanya saja dilengkapi dengan conveyor roda ban

yang berfungsi untuk tempat alat yang diangkutnya (Gambar 11). Mesin trailer

menarik conveyor yang membawa alat berat tersebut.

Gambar 11. Truck dengan muatan alat berat, (Sri Mulyaningsih, 2006)

Page 41: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

32

II.2.4. Alat Penunjang Pekerjaan Dasar (Utama)

Yaitu alat berat yang digunakan khusus pada pekerjaan-pekerjaan teknik

sipil, seperti dalam proses pengerasan jalan ( pengaspalan dan sarana transportasi

lain, pembuatan bendungan, pembuatan gedung bertingkat), pembuatan jembatan

dan lain-lain. Sebagai contoh adalah pekerjaan lanjutan pada sarana transportasi

yang telah ada, misalnya yang tinggal dilebarkan atau diaspal saja.

1. Grader

Grader (Gambar 12) adalah alat berat yang berfungsi untuk meratakan

permukaan tanah setelah pemasangan material (pondasi jalan), sebelum proses

pengaspalan dimulai. Sebagaimana namanya yaitu “Grader” yang berasal dari

kata “grade”, alat ini dioperasikan untuk membuat kemiringan permukaan jalan

sesuai dengan yang diinginkan.

Didasarkan atas jenis mesin penggeraknya, grader dapat dibagi menjadi

dua jenis yaitu motor grader , yaitu yang telah dilengkapi dengan mesin

penggerak pada alatnya oleh pabrik; dan towed grader yaitu grader yang

digerakkan oleh tractor. Pada umumnya, roda grader adalah wheel, karena

umumnya dioperasikan pada wilayah dengan morfologi yang telah rata.

Page 42: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

33

Gambar 12. Grader dengan roda Wheel (karet), (Sri Mulyaningsih, 2006)

Secara umum, grader tersusun atas komponen-komponen yang terdiri

atas: (1) pisau grader yang dipasang pada circle; (2) motor pengendali pisau; dan

(3) traktor (mesin penggerak). Pisau grader dapat diatur gerakan dan jaraknya

dengan tanah, tergantung dari kebutuhan. Untuk itu pisau harus dipasang dengan

sudut 0-90o dengan arah horizontal. Untuk mendapatkan kelandaian yang tinggi,

maka sudut pisau terhadap garis horizontal diatur pada sudut 90O. Untuk

mendapatkan suatu permukaan jalan yang miring, maka pisau grader diatur

dengan sudut kurang dari 90o. Makin kecil sudutnya terhadap garis horizontal,

makin besar kemiringan jalan yang didapatkan.

Semua gerakan pisau dikendalikan oleh circle, yang pemasangannya

digantungkan pada drawbar, yaitu frame berbentuk segitiga yang dapat bergerak

ke atas atau bawah. Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan pisau grader adalah:

1. Gerakan menyerong untuk membentuk sisi-sisi cetakan tepi jalan

Page 43: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

34

2. Gerakan ke samping poros kendaraan; agar roda grader tidak

menginjak bagian yang telah diratakan

3. Gerakan menaikkan dan menurunkan circle atau pisau secara vertikal.

2. Compactor (Roller)

Compactor atau sering disebut sebagai roller (Gambar 13) adalah alat

yang digunakan untuk memadatkan lahan-lahan seperti landasan pacu pesawat

terbang, jalan raya, rel kereta api, lahan parkir dan lain-lain, sehingga

permukaannya menjadi rata dan padat, terhindar dari amblesan setelah

pembangunan, serta deformasi lain.

Gambar 13. Compactor soil dengan roda Wheel (karet), (Sri Mulyaningsih, 2006)

Berdasarkan atas cara bergeraknya, ada roller yang bergerak sendiri dan

ada yang digerakkan dengan traktor. Berdasarkan jenis roda penggilasnya, ada

yang menggunakan roda baja dan ada yang menggunakan roda karet (pneumatic).

Permukaan roda ada yang halus (plain), bersegmen, grid, kaki domba dan lain-

Page 44: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

35

lain. Untuk pemadatan tanah, secara khusus menggunakan penggilas getar.

Macam-macam roller sesuai dengan peruntukan dan material yang dipadatkan

adalah:

(1) Penggilas roda tiga (macadam roller): digunakan untuk memadatkan

material berbutir kasar. Material-material lepas yang tersusun sering

meninggalkan rongga (pori-pori antar partikel), untuk memadatkannya

diperlukan alat yang mampu masuk ke dalam rongga tersebut sehingga

partikel yang lain dapat mengisinya. Beban total mencapai 6-12 ton dan

dapat ditingkatkan hingga 35% dengan mengisi material ke dalam

silindernya.

(2) Tandem Roller: jenis roller yang digunakan untuk penggilasan akhir

pada pengaspalan beton. Roller ini umumnya berbentuk silinder yang

permukaannya rata. Beratnya mencapai 8-14 ton, dapat ditingkatkan

hingga 25-60% dengan mengisi air.

(3) Roller getar (Gambar 14): cocok untuk memadatkan tanah pasiran.

Sifatnya yang bergetar menjadikan partikel-partikel akan tersusun

hingga mendapatkan pemampatan. Permukaan roller dilengkapi dengan

gigi-gigi yang digetarkan, sehingga gigi-gigi tersebut menekan partikel

dan memasukkannya ke dalam rongga antar partikel.

Page 45: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

36

Gambar 14. Compactor - Vibratory Roller - Single Drum, (Sri Mulyaningsih, 2006)

(4) Meshgrid Roller: menggunakan roda penggilas dengan permukaan

teranyam sehingga dapat menjangkau bagian dalam tanah. Alat ini cocok

untuk memadatkan material berbutir kasar hingga pasiran.

(5) Roller bersegmen: dapat digunakan untuk tanah-tanah lembek

berlempung. Roller jenis ini tersusun atas lempengan-lempengan baja

berukuran kecil (Gambar 15).

Page 46: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

37

Gambar 15. Compactor – Landfill, (Sri Mulyaningsih, 2006)

(6) Roller kaki domba: cocok untuk tanah berlempung. Menindas dari

bawah. Alat ini terbuat dari drum yang permukaannya dipasangi kaki-

kaki, tekanan roller berpusat pada kepala kaki

(7) Roller pneumatic: terbuat dari ban karet dengan permukaan rata

(8) Portable Roller: beratnya hanya 4-6 ton dilengkapi dengan roda karet

yang dapat dinaik-turunkan. Penggilas khusus untuk parit atau lubang

galian pada saluran-saluran irigasi atau paritan sedalam 16-23”.

3. Pemukul (Hammer)

Hammer (pemukul, Gambar 16) yaitu salah satu alat berat yang biasanya

digunakan untuk menancapkan pondasi tiang pancang pada bangunan-bangunan

teknik sipil. Prinsip kerjanya adalah dengan memberikan pukulan pada pangkal

Page 47: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

38

tiang pancang dengan besaran energi tertentu. Besaran energi tersebut dihitung

dengan rumusan 1,0

21,0

2+

=+

=s

Es

bhL

L = daya dukung tiang dengan angka keamanan 6 (pound)

b = berat pemukul (pound)

h = tinggi jatuhnya pemukul (kaki)

s = masukkan tiang ke dalam tanah (inchi atau pukulan)

E = energi yang dibutuhkan pondasi tiang untuk memancang (kaki pound)

Gambar 16. Pemukul, yang biasa digunakan untuk menancapkan besi beton pada

pondasi tiang pancang, (Sri Mulyaningsih, 2006)

Berdasarkan mekanisme kerja dan penggeraknya, hammer dapat dibagi

dalam 5 tipe, yaitu:

Page 48: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

39

(1) Pemukul yang dijatuhkan (drop hammer); pemukul dengan bentuk

kepala babi; berfungsi untuk memukul tiang agar masuk ke dalam tanah,

agar tiang tidak pecah, maka sebelum dipukulkan ujungnya diberi

peredam.

(2) Pemukul pneumatic (bertekanan uap); dengan silinder yang diberikan

tekanan uap. Jika tekanan diberikan, maka pemukul akan naik, dan jika

tekanan dilepaskan maka pemukul jatuh mengenai pangkal tiang

pancang. Kecepatan pukulan adalah 50-80 pukulan per menit.

(3) Pemukul gabungan hidraulik-hidraulik dengan pukulan dua arah;

pemukul dengan dua arah tekanan, yaitu ke atas untuk menarik pemukul

dan ke bawah untuk menambah tekanan pukulan dari gaya berat

pemukulnya sendiri. Pukulan yang dihasilkan bersifat menerus, sehingga

tingkat kerusakan tiang lebih kecil.

(4) Pemukul dengan tekanan piston; tekanan piston berada di bagian atas

dan bagian bawah yang diperoleh dari hasil perbedaan tekanan kedua

ruang piston. Pemukul jenis ini memiliki frekuensi pukulan yang hampir

sama dengan pemukul tipe (3).

(5) Pemukul dengan tekanan diesel; sumber tenaga pemukul berasal dari

pengentak gaya berat pemukulnya sendiri dan dari pembakaran bahan

bakar bermotor diesel. Kelebihannya adalah posisi pemukulnya dapat

diputar dan diatur-atur arahnya tergantung dari tipe konstruksinya.

Page 49: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

40

4. Alat Pemecah Batu (Stone crusher)

Alat pemecah batu tersusun atas tiga komponen utama, yaitu alat pemecah

batu, penyaring dan penyalur (Gambar 17). Pekerjaan ini dilakukan dalam tiga

tahap, yaitu primary crusher, secondary crusher dan tertiery crusher. Jenis alat

berat yang digunakan untuk ketiga tahap pekerjaan pemecahan batu tersebut

adalah:

(1) Untuk pemecahan awal menggunakan jaw crusher (tipe rahang; Gambar

17), gyratory crusher (tipe giratori) dan tipe pukulan; material yang

dihasilkan masih berukuran kasar.

(2) Untuk pemecahan tahap dua menggunakan tipe conus, tipe silinder dan

tipe pukulan; material yang dihasilkan berukuran lebih halus (split).

(3) Untuk pemecahan tahap lanjutan menggunakan tipe silinder, tipe batang

dan tipe bola. Pada tahap ini diikuti dengan langkah pengayakan

(penyaringan) untuk mendapatkan besaran material campuran sesuai

dengan yang diinginkan.

Page 50: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

41

Gambar 17. Stone crusher dan bagian-bagiannya, (Sri Mulyaningsih, 2006)

5. Alat Pencampur Beton

Alat ini memiliki komponen utama berupa beberapa silinder yang

diposisikan tegak atau miring (Gambar 18). Silinder tersebut dipasang pada as

yang dapat berputar pada poros panjangnya. Di dalam silinder terdapat sudu-sudu

yang berfungsi sebagai pengaduk pada saat silinder berputar.

Page 51: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

42

Gambar 18. Tampak depan Oshkosh Discharge Concrete Mixer(molen),(Sri

Mulyaningsih, 2006)

6. Alat-Alat Perbetonan

Setelah melalui tahap pencampuran, selanjutnya dilakukan penakaran,

pengangkutan dan pemompaan. Alat-alat yang dibutuhkan adalah:

a) Penakar (Batcher); yaitu berupa kontainer yang berfungsi sebagai

penampung dan pengukur material beton sebelum dituangkan ke dalam mesin

pengaduk

b) Pengangkut beton; biasanya digunakan hanya pada pekerjaan-pekerjaan

pengecoran beton bersekala besar yang tidak dapat diselesaikan dengan tangan

manusia, seperti pada pembangunan bendungan, gedung besar bertingkat,

pengaspalan beton dan lain-lain. Didasarkan atas pergerakannya, ada 3 tipe

yaitu roda karet (truck ungkitan, ban berjalan, gerobak dan cikar satu atau dua

roda), rel (gerbong rel tunggal dan lori) dan gantung (bucket dengan elevator).

Page 52: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

43

c) Bucket beton; berbentuk silinder terbuat dari plat baja, berfungsi untuk

menyalurkan beton yang tidak dapat diangkut oleh pengangkut beton ke lokasi

pengerjaan. Ada 3 macam berdasarkan ukurannya, yaitu bucket kecil dengan

kapasitas 1/3-2 yd3, bucket standar dengan kapasitas ½-4 yd3 dan bucket besar

dengan kapasitas 1-12 yd3.

d) Pompa beton; digunakan untuk menyalurkan bahan cor beton ke lokasi

pengecoran; dapat secara tegak, miring atau horizontal. Biasanya digunakan

untuk pengecoran pembuatan terowongan, lantai jembatan dan dinding yang

panjang.

e) Alat untuk pengaspalan; digunakan untuk pengolahan aspal pada pekerjaan

pengerasan jalan. Secara umum, proses pengaspalan dibagi dalam tiga tahap,

yaitu: (1) pengangkutan dan pemasukan agregat ke dalam mesin pengaduk; (2)

pelelehan atau memasak sehingga tidak lagi dijumpai bahan atau agregat

aspal yang berbentuk debu atau padatan lainnya; dan (3) mencampurkan

material dalam perbandingan tertentu. Mesin pengolah aspal sendiri ada 7

macam sesuai dengan peruntukannya, yaitu:

1) Pengumpan agregat dingin: tersusun atas beberapa kubus kecil (bin)

yang menyerupai lori pada batcher beton; diisi agregat dengan

menggunakan loader; berfungsi untuk mengantarkan agregat ke proses

selanjutnya.

2) Pengering agregat; berbentuk silinder panjang dan berongga, kedua alas

terbuka dengan poros yang hampir horizonal. Proses pengeringan ini

Page 53: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

44

dilakukan dengan cara pengisapan, sehingga debu-debu tersaring dan

terbuang, yang kemudian dikumpulkan dalam penangkap debu.

3) Penangkap debu; berfungsi untuk mengumpulkan debu, selain dengan

hisapan, juga dilakukan dengan semprotan dan tiupan, tapi kedua metode

tersebut kini telah ditinggalkan karena menghasilkan banyak polusi

udara.

4) Elevator; berfungsi untuk mengangkat agregat dalam keadaan panas

yang telah kering dan dicampurkan ke dalam batch, yang selanjutnya

dicampur dan disaring.

5) Penyaring; berfungsi sebagai alat pemisah atau penyaring dari elevator.

Setelah melalui tahap penyaringan, agregat selanjutnya dimasukkan ke

dalam bin-bin terpisah untuk selanjutnya dilakukan pencampuran

kembali sesuai dengan keinginan.

6) Penakar; alat pengatur besarnya campuran, dikendalikan dengan suatu

tes (running gradation test) pada bin panas. Perbandingan campuran

biasanya dengan menggunakan bobot beratnya.

7) Mesin pengaduk; berbentuk tabung berukuran besar, yang di dalamnya

terdapat sudu-sudu untuk pengaduk. Dalam mesin pengaduk dilakukan

proses pemanasan sehingga pencampuran dan pengadukannya menjadi

lebih mudah. Pada tahap ini diusahakan secepat mungkin untuk

Page 54: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

45

menghindari proses oksidasi dengan udara. Suhu pencampuran yang

ideal adalah pada 250-175o F untuk aspal dan 175-225o F untuk ter.

7. Peralatan untuk Pengerasan Jalan

1) Alat pengangkut;menggunakan long bottom dump truck agar aspal yang

telah diolah tidak mengeras sebelum dihamparkan. Alat ini mampu

mengangkut aspal dalam volume 20-35 ton dan dapat menjaga suhu aspal

pada temperatur 150-175o F.

2) Pendistribusi aspal; berupa tangki-tangki aspal yang disebut storage tank

yang dipasang pada dump truck dan juga berfungsi untuk menjaga suhu

aspal agar tetap stabil. Penyemprotan dilakukan dengan spray bar yang

dilengkapi dengan nozzle yang terletak dibagian belakang truck. Lebar

penyemprot ini dapat mencapai 4 meter, dan jika tidak digunakan lagi

dapat dilipat sehingga tidak mengganggu lalu lintas jalan.

3) Asphalt finisher; berfungsi untuk penghamparan aspal di atas jalan,

sehingga diperoleh perlapisan material yang sesuai dengan yang

diinginkan dan merata. Debit aspal yang dimuntahkan dapat diatur-atur

sesuai dengan keinginan, sehingga mendapatkan ketebalan apal sesuai

keinginan. Roda alat ini berupa crawler truck dengan penampung

campuran hopper tanpa alas sehingga aspal langsung turun ke jalan dan

digilas dengan mesin penggilas.

Page 55: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

46

BAB III PEMBAHASAN

III.1. Tata Cara Teknik Tambang Permukaan

Dimana secara umum, teknik tambang permukaan PT. Amanah Anugerah

Adi Mulia meliputi tahapan global pekerjaan penambangan :

1. Pembersihan lahan (land clearing).

Gambar 19. Dozer digunakan sebagai pembersih lahan atau land clearing

(Sumber;http://www.amanahgroup.co.id) Pembersihan lahan ini dilaksanakan untuk memisahkan pepohonan dari

tanah tempat pohon tersebut tumbuh, sehingga nantinya tidak tercampur dengan

tanah subsoil-nya. Pepohonan (tidak berbatang kayu keras) yang dipisahkan ini

nantinya dapat dimanfaatkan sebagai humus pada saat pelaksanaan reklamasi.

Kegiatan pembersihan lahan ini baru dilaksanakan pada lahan yang benar-

benar segera akan ditambang. Sedangkan lahan yang belum segera ditambang

wajib tetap dipertahankan pepohonan yang tumbuh di lahan tersebut. Hal ini

Page 56: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

47

sebagai wujud bahwa perusahaan tambang tetap memperhatikan aspek

pengelolaan atau lindungan lingkungan tambang.

2. Pengupasan tanah pucuk (top soil).

Gambar 20. Excavator digunakan sebagai pengupas tanah pucuk atau top soil

(Sumber;http://www.amanahgroup.co.id)

Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan

terpisah terhadap batuan penutup (over burden), agar pada saat pelaksanaan

reklamasi dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai

pada batas lapisan subsoil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan

batuan penutup (tidak mengandung unsur hara).

Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih

berupa rona awal yang asli (belum pernah digali atau ditambang). Sedangkan

untuk lahan yang bekas “peti’’(penambangan tanpa izin) biasanya lapisan top soil

tersebut telah tidak ada, sehingga kegiatan tambang diawali langsung dengan

penggalian batuan penutup.

Page 57: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

48

Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan dikumpulkan

pada lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah top soil bank. Untuk selanjutnya

tanah pucuk yang terkumpul di top soil bank pada saatnya nanti akan

dipergunakan sebagai pelapis teratas pada lahan disposal yang telah berakhir dan

memasuki tahapan program reklamasi.

3. Pemompaan air tambang (jika terdapat genangan air di pit).

Gambar 21. Pemompaan air tambang, dilakukan jika terdapat genangan air pada pit

(Sumber;http://www.amanahgroup.co.id)

Pemompaan air tambang dilakukan dengan menggunakan mesin pompa

Allight dan Caterpillar dengan kapasitas maksimal masing-masing sekitar 200

lt/dt. Pompa ini tidak setiap saat digunakan, penggunaannya hanya apabila kondisi

tambang cukup terganggu dengan adanya genangan air dalam jumlah banyak.

Air hasil kegiatan pemompaan air tambang ini disalurkan ke kolam

penampungan (settling pond) yang terdiri dari 3 compartemen, yaitu :

Page 58: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

49

1. Compartemen pertama, untuk mengendapkan kandungan lumpur yang ikut

larut dalam aliran air tambang yang terpompa.

2. Compartemen kedua, untuk penanganan (treatmen) kualitas pH air

tambang yang dihasilkan, dimana air tambang harus ber-pH standard

sesuai batasan baku mutu air tambang yang diijinkan.

3. Compartemen ketiga, untuk kolam penstabilan air tambang dan titik

penataan kualitas air tambang sebelum air tambang tersebut disalurkan ke

perairan umum atau sungai.

Gambar 22. Kolam penstabilan air tambang, (Sumber;http://www.amanahgroup.co.id)

Mengapa air tambang ini harus disalurkan ke settling pond terlebih dulu,

untuk selanjutnya baru boleh disalurkan ke perairan umum ? hal ini sebagai upaya

pencegahan terjadinya air asam tambang (AAT). AAT adalah air yang berasal dari

areal pertambangan yang bersifat asam (ph<7) sebagai akibat teroksidasinya

mineral sulfide pada batuan pada kondisi lahan yang terbuka dan adanya air. Sifat

AAT adalah asam sehingga cenderung merusak lingkungan, baik terhadap hewan

biota air maupun tumbuhan disekitar perairan tersebut.

Page 59: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

50

4. Penggalian tanah penutup (over burden).

Gambar 23. Penggalian tanah penutup atau over burden menggunakan Excavator yang

selajutnya dibawa oleh dump truck ke penampungan tanah,(Sumber;http://www.amanahgroup.co.id)

Penggalian batuan penutup (over burden, disingkat OB) dilakukan pertama

kali dengan menggunakan alat gali berupa alat berat jenis big bulldozer yang

berfungsi sebagai alat pemecah bebatuan (proses ripping dan dozing). Batuan

penutup yang telah hancur tersebut selanjutnya diangkat oleh alat berat jenis

excavator dan dipindahkan ke alat angkut. Sedangkan alat angkut batuan penutup

ini berupa dump truck dengan kapasitas muat atau angkut maksimal 20 ton. Dump

truck ini beroperasi dari loading point di front tambang menuju ke areal disposal

yang berjarak 4 km (pulang pergi).

Page 60: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

51

Gambar 24. Penimbunan batuan penutup di disposal,

(Sumber;http://www.amanahgroup.co.id)

Penimbunan batuan penutup di disposal ini harus dilakukan secara

bertahap, yaitu dimulai dengan membuat lapisan OB dasar seluas areal disposal

(luas maksimal) yang telah ditentukan. Untuk selanjutnya dilakukan kegiatan

penimbunan OB naik ke atas secara bertahap atau berjenjang dengan luasan

semakin mengecil, hingga membentuk sebuah bukit atau gunung yang ber-

terasering. Jika disposal ini nantinya telah dinyatakan selesai, maka permukaan

terasering disposal akan diberi lapisan top soil (diambil dari top soil bank) setebal

sekitar 50 ~ 100 centimeter dan permukaan akhir dibentuk kontur landai

membentuk bukit atau gunung yang rata (tidak terasering). Sedangkan derajat

kemiringan kontur bukit ini sekitar 14 derajat. Hal ini untuk menghindari

terfokusnya air limpasan disposal sehingga dapat menimbulkan erosi yang besar

(tidak ramah lingkungan).

Page 61: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

52

5. Penambangan batubara (coal cleaning & coal getting ke ROM).

Gambar 25. Penambangan batubara oleh alat berat Excavator,

(Sumber;http://www.amanahgroup.co.id)

Setelah penggalian batuan penutup selesai dan lapisan batubara mulai

terekspose, maka kegiatan penambangan berikutnya adalah proses pembersihan

lapisan batubara dari unsur pengotor (sisa batuan penutup dan atau parting).

Kegiatan ini dikenal dengan istilah coal cleaning. Hasil kegiatan coal cleaning ini

adalah lapisan batubara yang bersih dan berkualitas.

Proses coal cleaning ini dilakukan oleh alat excavator yang telah

dilengkapi dengan cutting blade pada sisi luar kuku bucket. Hal ini menjadikan

ujung bucket bukan berupa kuku tajam, melainkan berupa ujung bucket yang datar

rata. Unsur pengotor yang berada di atas lapisan batubara dapat dihilangkan

hingga sebersih mungkin.

Page 62: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

53

Gambar 26. Excavator memuat batubara ke dump truck, yang selanjutnya akan dibawa

ke stokpile, (Sumber;http://www.amanahgroup.co.id)

Sedangkan proses pemuatan batubara ke alat angkut dilakukan oleh unit

excavator, dimana alat angkut yang digunakan yaitu dump truck dengan kapasitas

muatan 20 ton. Selanjutnya batubara tersebut diangkut menuju ke stockpile mini

tambang (ROM). Hal ini dilakukan agar proses penambangan batubara di front

tambang dapat berlangsung lebih cepat, jika dibandingkan dengan pengangkutan

batubara secara langsung dari front tambang ke stockpile pelabuhan. Hal ini

mengingat jarak antara lokasi front tambang terhadap lokasi stockpile pelabuhan

cukup jauh (sekitar 43 kilometer).

III.2. Beberapa Tipe Tambang Permukaan

Kelebihan tambang permukaan dibandingkan dengan tambang dalam

adalah :

– Relatif lebih aman

– Relatif lebih sederhana

– Mudah pengawasannya

Page 63: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

54

Pada saat ini penambangan batubara sebagian besar dilakukan dengan

metode tambang permukaan, lebih-lebih setelah digunakan alat-alat besar yang

mempunyai kapasitas muat dan angkut yang besar untuk membuang lapisan tanah

penutup batubara. Dengan demikian pekerjaan pembuangan lapisan penutup

batubara menjadi lebih murah dan menekan biaya ekstraksi batubara.

Selain itu prosentase batubara yang diambil jauh lebih besar dibanding

dengan batubara yang dapat diektraksi dengan cara tambang dalam. Penambangan

batubara dengan metode tambang permukaan saat ini diperoleh ± 85% dari total

Mineable reserve, sedangkan dengan metode tambang dalam paling besar hanya ±

50% saja.

Walaupun demikian, penambangan secara tambang permukaan

mempunyai keterbatasan yaitu :

– Dengan peralatan yang ada pada saat sekarang ini keterbatasan kedalaman

lapisan batubara yang dapat ditambang.

– Pertimbangan ekonomi antara biaya pembuangan batuan penutup dengan

biaya pengambilan batubara.

Tipe penambangan batubara dengan metode tambang permukaan

tergantung pada letak dan kemiringan serta banyaknya lapisan batubara dalam

satu cadangan. Di samping itu metode tambang permukaan dapat dibedakan juga

dari cara pemakaian alat dan mesin yang digunakan dalam penambangan.

Selanjutnya akan dijelaskan beberapa tipe penambangan batubara dengan

metode tambang permukaan adalah :

Page 64: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

55

a. Contour Mining

Tipe penambanagan ini pada umumnya dilakukan pada endapan batubara

yang terdapat di pegunungan atau perbukitan. Penambanagan batubara dimulai

pada suatu singkapan lapisan batubara dipermukakan atau crop line dan

selanjutnya mengikuti garis kontur sekeliling bukit atau pegunungan tersebut.

Lapisan batuan penutup batubara dibuang ke arah lereng bukit dan

selanjutnya batuan yang telah tersingkap diambil dan diangkut. Kegiatan

penambangan berikutnya dimulai lagi seperti tersebut di atas pada lapisan

batubara yang lain sampai pada suatu ketebalan lapisan penutup batubara yang

menentukan batas limit ekonominya atau sampai batas maksimum kedalaman di

mana peralatan tambang tersebut dapat bekerja. Batas ekonomis ini ditentukan

oleh beberapa variabel antara lain :

– Ketebalan lapisan batubara

– Kualitas

– Pemasaran

– Sifat dan keadaan lapisan batuan penutup

– Kemampuan peralatan yang digunakan

– Persyaratan reklamasi

Page 65: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

56

Gambar 27. Tambang permukaan tipe contour mining (Chioronis, 1987)

Peralatan yang digunakan untuk cara penambangan ini pada umumnya

memakai peralatan yang mempunyai mobilitas tinggi atau dikenal sebagai mobile

equipment. Alat-alat besar seperti :

– Sebagai alat muat : Wheel loader

Truck loader

Face shovel

Backhoe

– Sebagai alat angkut jarak jauh :

Off highway dump truck

– Sebagai alat angkut jarak dekat :

Scraper

Alat-alat tersebut dipergunakan untuk pekerjaan pembuangan lapisan

penutup batubara, sedangkan untuk pengambilan batubaranya dapat digunakan

dengan alat yang sama atau yang lebih kecil tergantung tingkat produksinya.

Page 66: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

57

Kapasitas alat angkut berupa off highway dump truck antara 18 ton sampai 170

ton. Di Indonesia tipe contour mining diterapkan antara lain di tambang batubara

Ombilin Sawahlunto, Sumatra Barat. Ditempat ini penambangan secara besar-

besaran telah dimulai sejak 1977 dengan menggunakan mobile equipment berupa

alat muat yang terdiri dari front dan loader berkapasitas 5-6 m³ dan face shovel 7

m³, sedangkan untuk alat angkut digunakan off highway dump truck berkapasitas

35 ton dan 50 ton. Selain itu digunakan scraper kapasitas 15 m³.

b. Open Pit Mining

Open pit mining adalah penambangan secara terbuka atau permukaan

dalam pengertian umum. Apabila hal ini diterapkan pada endapan batubara

dilakukan dengan jalan membuang lapisan batubara penutup sehingga lapisan

batubaranya tersingkap dan selanjutnya siap untuk diekstraksi. Peralatan yang

dipakai pada penambangan secara open pit mining dapat bermacam-macam

tergantung pada jenis dan keadaan batuan penutup yang akan dibuang. Dalam

memilih peralatan perlu dipertimbangkan :

– Kemiringan lapisan batuan

Pada lapisan dengan kemiringan cukup tajam, pembuangan lapisan

penutup dapat menggunakan alat muat baik berupa face shovel, front end

loader atau alat muat lainnya.

– Masa operasi tambang

Page 67: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

58

Penambangan tipe open pit biasanya dilakukan pada endapan batubara

yang mempunyai lapisan tebal atau dalam dan dilakukan dengan

menggunakan beberapa bench.

Peralatan yang dilakukan untuk pembuangan lapisan penutup batubara dibedakan

sebagai berikut :

1. Peralatan yang bersifat mobile antara lain truck shovel, front and loader,

bulldozer and scraper.

2. Peralatan yang bekerja secara kontinu membuang lapisan penutup tanpa

dibantu alat angkut antara lain :

a. Dragline baik yang dengan crawler maupun walking dragline.

Alat ini pengeruk dan langsung membuang sendiri. Kapasitasnya

bervariasi mulai dari yang kecil kurang dari 5 m³ sampai dengan yang

kapasitas bucket di atas 40 m³ dan jarak buang lebih dari 75 m.

b. Face shovel ada dua tipe :

1. Stripping shovel mempunyai kapasitas bucket yaang besar dan

jangkauan yang panjang digunakan sebagai alat pembuang lapisan

batuan penutup batubara tanpa perlu bantuan alat angkut yang lain.

Pada umumnya kapasitas bucket berukuran lebih besar dari 20 m³,

dengan jangkauan buang lebih dari 25 m.

2. Loading shovel yang dipergunakan sebagai alat muat pada umumnya

kapasitas isi mangkok dan panjang jangkauan lebih pendek.

c. Bucket wheel excavator adalah alat penggali dan pengangkutnya

sekaligus. Alat ini dapat bekerja sendiri atau dibantu alat lain yang

Page 68: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

59

berupa belt conveyor dan dapat dibantu dengan alat yang dinamakan belt

transfer, dan selanjutnya pada ujung belt conveyor dipasang alat yang

dinamakan belt spreader yang berguna untuk menyebarkan hasil galian

batuan penutup ketempat pembuangan dumping disposal area. Di

Indonesia penambang secara open pit dengan bucket wheel excavator ini

dilaksanakan anatara lain di Tambang Batubara Bukit Asam di Sumatera

Selatan, yang terdapat 5 unit bucket wheel excavator, 5 unit belt transfer

(belt wagon), 2 unit spreader dan belt conveyor dengan panjang kurang 3

km.

Gambar 28. Tambang permukaan tipe open pit mining (Chioronis, 1987)

c. Stripping Mining

Tipe penambangan yang diterapkan pada endapan batubara yang pada

lapisannya datar dekat permukaan tanah. Alat yang digunanakan dapat berupa alat

yang besifat mobile atau alat penggalian yang dapat membuanag sendiri.

Page 69: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

60

Penambangan batubara yang akan dilakukan diwilayah Kontraktor Perusahaan

Umum. Tambang batubara khususnya di Kalimantan akan dimulai dengan cara

tambang permukaan (surface mining) yang memakai alat kerja bersifat mobile.

(Sukandarrumidi, 2006).

Gambar 29. Tambang permukaan tipe stripping mining (Chioronis, 1987)

III.3. Kecelakaan yang Mungkin Terjadi di Tambang

Usaha pertambangan adalah suatu usaha yang penuh dengan bahaya.

Kecelakaan-kecelakaan yang sering terjadi, terutama pada tambang-tambang yang

lokasinya jauh dari tanah. Kecelakaan baik itu jatuh, tertimpa benda-benda,

ledakan-ledakan maupun akibat pencemaran atau keracunan oleh bahan tambang.

Oleh karena itu tindakan – tindakan penyelamatan sangatlah diperlukan, misalnya

memakai pakaian pelindung saat bekerja dalam pertambangan seperti topi

pelindung, boot, baju kerja, dan lain – lain. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja

menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang

Page 70: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

61

diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu

adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber

daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah

satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.

Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan

dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam pemahaman yang umum, K3

adalah segala upaya untuk mengendalikan resiko yang berkaitan dengan kegiatan

kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Sasaran

utama dari K3 ditujukan terhadap pekerja, dengan melakukan segala daya upaya

berupa pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja, agar

terhindar dari resiko buruk di dalam melakukan pekerjaan. Dengan memberikan

perlindungan K3 dalam melakukan pekerjaannya, diharapkan pekerja dapat

bekerja dengan aman, sehat dan produktif. Secara filosofis, K3 merupakan upaya

dan pemikiran guna menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani ataupun

rohaniah manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya serta hasil

karya dan budaya manusia. Secara keilmuan K3, didefinisikan sebagai ilmu dan

penerapan teknologi tentang pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja.

Page 71: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

62

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Dalam klasifikasinya metode penambangan permukaan dan tambang

dalam antara lain : Peele (1941), Young (1946), Lewis dan Clark (1964). Dasar

dari pembagian metode ini adalah beberapa kombinasi subyektif dari spasial,

geologi dan faktor geoteknik. Sedangkan beberapa skema saat ini dikenalkan

lebih kuantitatif atau memiliki pendekatan sistem tetapi menggunakan dasar

pendekatan yang sama seperti Peele adalah Morrison dan Russel (1973), Boshkov

dan Wright (1973), Thomas (1978), Nicholas (1981) dan Hamrin (1982). Secara

garis besar, metode penambangan dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :

(1)Tambang permukaan (surface mining), (2) Tambang dalam atau bawah tanah

(underground mining), (3) Tambang bawah air (underwater mining atau marine

mining).

Dimana secara umum, metode penambangan permukaan yang harus

dilakukan meliputi beberapa tahapan yaitu : (1) Pembersihan lahan (land

clearing), (2) Pengupasan tanah pucuk (top soil), (3) Pemompaan air tambang

(jika terdapat genangan air di pit), (4) Penggalian tanah penutup (over burden), (5)

Penambangan batubara (coal cleaning & coal getting ke ROM). Dalam tahapan

diatas selama pengoperasian perlu adanya peran alat berat, karena dengan adanya

alat berat (heavy equipment) memudahkan kita dalam pekerjaan penambangan

khususnya tambang permukaan, pemilahan alat berat yang kita gunakan harus

Page 72: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

63

sesuai dengan metode, letak dan kemirirngan serta banyaknya lapisan batubara

dalam satu cadangan. Ada 3 metode atau teknik yang ada pada tambang

permukaan yaitu : Contour mining, Open pit mining dan Stripping mining.

IV.2 Saran

Harus adanya penelitian geologi yang lebih lanjut terhadap lokasi

penambangan batubara yang tujuannya untuk mengetahui proses geologi yang

mempengaruhi daerah tersebut, agar perhitungan kualitas dan kuantitas suatu

endapan batubaranya dapat dimasukan dalam perencanaan eksplorasinya sehingga

memberikan hasil yang optimal baik dari segi teknis, ekonomis dan lingkungan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan usaha yang tidak boleh

di lupakan, karena dengan adanya K3 dapat mengendalikan resiko yang berkatian

dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan

produktif.

Page 73: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

64

DAFTAR PUSTAKA

Sukandarrumidi, 1995, Batubara dan Gambut. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Sukandarrumidi, 2006, Batubara dan Pemanfaatannya. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Sukandarrumidi, 1998, Bahan Galian Industri. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Sri Mulyaningsih, 2006, Diktat Kuliah Pengetahuan Alat Berat. IST AKPRIND, Yogyakarta. (Tidak diterbitkan)

---------------,http://www.amanahgroup.co.id. Senin 30 April 2012, 11.35 WIB

---------------,http://www.Chioronis.com 1987. Senin 30 April 2012, 11.48 WIB

---------------,http://www.adipedia.com/2011/05/mengenal-berbagai-jenis-alat-berat.html. Senin, 30 April 2012, 12.00 WIB.

---------------,http://carapedia.com/alat_alat_berat_info2375.html, Senin 30 April 2012, 12.30 WIB.

---------------,http://www.artikelk3.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3 pertambangan.html. Senin, 30 April 2012, 15.30 WIB.

---------------,http://septa-ayatullah.blogspot.com/2009/04/budaya-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html. Jumat, 15 Juni 2012, 00.30 WIB.

---------------,http://iptekduniapertambangan.blogspot.com/2011/12/kecelakaan-kerja-tambang.html. Sabtu, 16 Juni 2012, 11.08 WIB.

Page 74: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

SEMINAR

TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN

(ENGINEERING SURFACE MINING AND USING HEAVY EQUIPMENT)

Hari/ Tanggal : Kamis, 05 Juli 2012

Pembicara : Andriano Dwichandra

NIM : 09.110.1044

Jurusan : Teknik Geologi

Fakultas : Teknologi Mineral

Dosen Pembahas : Arie Noor Rakhman., S.T., M.T.

Mahasiswa Pembahas : 1) Ferdinandus Wunda (09.110.1026)

2) Salman Karta Muda (09.110.1037)

Notulen : Putri Rahmawati (09.110.1027)

Diskusi:

Mahasiswa pembahas

• Pembahas I

1) Jelaskan kelebihan dan kerugian dari tambang permukaan tersebut!

Jawab :

- Kelebihannya dari tambang permukaan :

1) Ongkos penambangan per ton atau per bcm endapan batubara lebih murah karena tidak perlu adanya penyanggaan, ventilasi dan penerangan

2) Kondisi kerjanya baik, karena berhubungan langsung dengan udara luar dan sinar matahari.

3) Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih leluasa, sehingga produksi bisa lebih besar.

4) Pemakaian bahan peledak bisa lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik, karena :

Page 75: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

1. Adanya bidang besar (free face) yang lebih banyak (struktur geologi seperti : kekar, sesar/bidag-bidang lemah).

2. Gas-gas beracun yang ditimbulkan oleh peledakan dapat dihembuskan angin dengan cepat

5) Perolehan tambang (mining recovery) lebih besar, karena batas endapan dapat dilihat dengan jelas.

6) Relatif lebih aman.

7) Pengawasan dan pengamatan endapan batubara lebih mudah.

- Kerugian dari tambang permukaan antara lain :

1) Para pekerja langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana hujan yang lebat atau suhu yang tinggi mengakibatkan efisiensi kerja menurun, sehingga hasil kerja juga menurun.

2) Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam penggalian akan semakin banyak tanah penutup (overburden) yang harus digali.

3) Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah yang jumlahnya cukup banyak.

4) Alat-alat mekanis letaknya menyebar.

5) Pencemaran lingkungan hidup relatif lebih besar.

2). Dampak lingkungan yang terjadi pada tambang permukaan baik saat dan setelah kegiatan tambang?

Jawab :

Dampak utama terhadap lingkungan yang ditimbulkan oleh penambangan permukaan adalah terjadinya perubahan bentang alam di wilayah yang luas, ditambah dengan kemungkinan terjadinya gangguan terhadap pola aliran air di atas dan di bawah permukaan tanah. Selain itu, dapat pula timbul masalah lingkungan yang diakibatkan oleh adanya air asam tambang (AAT) yang dihasilkan dari kegiatan tambang. Timbulnya debu serta pembuangan Overburden dan batuan sisa juga dapat menyebabkan masalah lingkungan. Serta perubahan lingkungan dan pencemaran lingkungan relatif besar.

Page 76: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

3) Judul teknik tambang permukaan apa ada hubungannya dengan Geologi Teknik? Jelaskan!

Jawab :

Ada, dalam menentukan lokasi tambang mengenai infrastruktur kita harus memperhatikan adanya struktur-struktur geologi seperti kekar dan sesar, dimana bangunan harus memperhatikan hal-hal tersebut. Pada faktor terbentuknya batubara faktor yang dominan ialah posisi geotektonik.

4) Judul teknik tambang permukaan berhubungan dengan Geologi Struktur, apa saja pengaruh dalam kegiatan tambang?

Jawab :

Pengaruh dari geologi struktur pada kegiatan tambang merupakan hal yang penting karena adanya struktur geologi ini (patahan (fault) atau lipatan (fold)), akan sangat membantu untuk menentukan metode pembukaan tambang, metode pengambilan batubara (extraction). Karena adanya bidang-bidang lemah ini untuk menentukan posisi peledakan menjadi lebih efisien.

• Pembahas II

1) Peran kita sebagai Geologist dalam kegiatan tambang permukaan :

Jawab :

Peran kita sebagai seorang geologist tentunya sangan penting baik dalam ekssplorasi hingga eksploitasi.

1. Melakukan penyelidikan umum, penyelidikan umum ini yaitu diawali dengan studi pustaka yang menyangkut mengenai keadaan geologi regional, sejarah tektonik dan batasan luas kerja. Selanjutnya melakukan pengecekan dilapangan yaitu mencari singkapan batubara dan batuan.

2. Melakukan penyelidikan pendahuluan, penyelidikan pendahuluan ini bertujuan untuk memetakan daerah penelitian berupa pemetaan topografi, pemetaan foto udara, interpretasi keadaan geologi (struktur geologi) dan dilakukan juga pemboran dangkal untuk mengetahui kedudukan stratigrafi lapisan-lapisan batubara, serta diketahui arah dan bentuk penyebaran lapisan batubara.

Page 77: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

3. Melakukan penyelidikan detail, penyelidikan detail ini dilakukan pemboran secara detail sehingga didapatkan bentuk endapan batubara lebih teliti dan perhitungan cadangan, anomali eologi (sesar, lipatan dan patahan), kualitas batubara (analisa laboratorium dan sifat batubara). Selain itu melakukan data geofisika agar didapatkan stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti, struktur geologi, bentuk endapan batubara dan penentuan metode penambangan baik tambang permukaan atau tambang dalam.

2) Faktor apa saja yang berpengaruh saat pengoperasian alat berat? Sebutkan dan jelaskan!

Jawab :

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi untuk menentukan alat berat antara lain :

1) Sifat-sifat fisik material/tanah

- material utama ada 2 yaitu batuan dan tanah dimana material tersebut mempunyai sifat fisik, misalnya batuan. Setelah dilakukan peledakan akan dihasilkan batuan yang berukuran bongkah-kerikil maka alat berat yang baik digunakan berupa bulldozer, karena daya tarik dari bulldozer cukup besar dan dilengkapi blade yang cukup besar dibagian depannya. Selain itu tanah, misalnya tanah lempung. Tanah lempung mempunyai sifat swelly (mengembang), hal ini akan menghambat pekerjaan alat berat.

2) Jarak angkut

- Untuk mengangkut material juga harus diperhatikan, apabila pengangkutan jarak pendek (100 m) alat berat yang digunakan yaitu scraper dan loader, sedangkan untuk pengangkutan jarak jauh alat berat yang digunakan yaitu dump truck.

3) Keadaan situasi/kondisi lapangan

- Penggunaan alat berat juga harus memperhatikan kondisi lapangan, apabila alat berat digunakan dari tempat landai hingga miring tentunya memerlukan tenaga yang besar, sehingga dibutuhkan bahan bakar yang besar juga.

4) Skala proyek (besar kecilnya proyek)

Page 78: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

- Apabila perusahaan yang relatif lebih besar mampu membeli alat-alat berat tanpa harus menyewa, user terbatas “uang”.

Mahasiswa (audience)

1. Sebastiao Soares (09.110.1023)

Tipe tambang apa yang baik digunakan?

Jawab :

Dari 3 tipe tambang permukaan countur mining, open pit mining dan stripping mining, sebenarnya kita tidak dapat menentukan mana yang terbaik karena penentuan dari 3 tipe tambang permukaan yang ada ditentukan dengan keadaan kondisi morfologi, tetapi ada kalanya pemilihan metode tambang yang baik adalah stripping mining karena tambang ini penambangannya relatif landai dekat permukaan.

2. Rinaldy Mesakh Kase (09.110.1008)

Perbedaan Bulldozer roda karet dan roda rantai serta perbedaan penggunaan pada medan lapanagan?

Jawab :

- Traktor roda karet

1. Spesialis daerah dengan permukaan tanah keras dan baik

2. Tenaga tarik kecil sehingga dapat bergerak lebih cepat; dengan penambahan gardan pada pengungkit roda, maka dapat bergerak dengan lebih leluasa

3. Bidang singgung dengan tanah lebih kecil, beban muatan bertumpu pada roda

4. Karena bidang singgung kecil, maka menjadi lebih mudah selip

5. Mobilitas tinggi, sehingga jarak angkut jauh.

- Traktor roda rantai

1. Spesialis daerah dengan permukaan tanah jelek

2. Tenaga tarik besar, sehingga gerakannya menjadi lambat

3. Bidang singgung roda dengan tanah besar

Page 79: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

4. Kemungkinan selip kecil dan Floating lebih baik

5. Mobilitas rendah sehingga jarak angkut sangat dekat

6. Biasanya hanya digunakan untuk dudukan alat-alat penggalian dan pembersihan.

3. Yoni Setiawan (10.110.1021)

Kenapa Bulldozer roda karet masih dipakai padahal ada yang roda rantai yang lebih kuat?

Jawab :

Pemakaian roda karet masih digunakan karena apabila roda rantai digunakan di daerah tanah yang keras berbatu tentunya akan merusak roda rantai dari bulldozer tesebut, sedangkan roda karet lebih efisien digunakan di permukaan tanah yang keras dan berbatu. Jadi, dalam pemilihan alat harus memeperhatikan medan lapangan.

4. Bayu Harpani (10.110.1017)

• Mengapa memilih judul”Teknik Tambang Permukaan dan Alat Berat yang Digunakan”

Jawab :

Mengapa saya memilih judul tentang teknik tambang permukan dan alat berat yang digunakan, karena pada saat sekarang teknik tambang permukaan metodenya tidak pernah berubah yang berubah hanya penggunaan alat berat yang digunakan, alat berat sudah banyak mengalami modifikasi dari tahun ke tahun. Sehingga membuat saya tertrik tentang pembahas ini.

• Untuk morfologi yang lebih curam lebih baik menggunakan alat yang mana?

Jawab :

Untuk morfologi yang curam sebaiknya digunakan alat berat seperti dragline, karena dragline mempunyai tower yang cukup panjang, jangka buang bucketnya mampu membuang hingga 75 meter, mampu mengangkut material yang berada pada tebing, sehingga alat berat tidak perlu masuk ke tebing, karena apabila itu dilakukan kemungkinan

Page 80: TEKNIK TAMBANG PERMUKAAN DAN ALAT BERAT YANG DIGUNAKAN  (ENGINEERING SURFACE MINING AND OF USING HEAVY EQUIPMENT)

terjadinya tanah longsor pada tebing tersebut. Tetapi kekurangan alat berat ini pergerakan yang lambat, sehingga mengurangi daya produktivitasnya.

• Dosen pembahas

1. Dalam memilih roda karet atau rantai disesuaikan dengan medan

2. Menganai sewa alat

3. Karakter batubara apa ada pengaruh dalam pemilihan alat berat

4. Pada pendahuluan ada tipe batubara, sebaran batubara

5. Saran : K3 ada hubungan pada tambang batubara tersebut.