Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau...

47
1 PENDAHULUAN Kecenderungan kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai negara, termasuk di Timor-Leste. Kecurangan secara umum meliputi bermacam-macam arti bahwa dengan kepandaian manusia seseorang dapat merencanakan untuk memperoleh keuntungan melalui gambaran yang salah (Albrecth et all, 2006:7). Kecurangan mencakup tindakan ilegal yang sengaja dilakukan, lalu disembunyikan dan memperoleh manfaat dengan melakukan pengubahan bentuk menjadi uang kas atau barang berharga lainnya (Coderre, 2004:21). Korupsi merupakan tindakan yang lazim untuk dilakukan di antaranya adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen dan mark-up yang merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara ekonomi maraknya rent seeking dan korupsi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: adanya hambatan perdagangan internasional, pengawasan harga oleh pemerintah, diberlakukannya multiple exchange rate, dan rendahnya gaji pegawai negeri (Mauro 1997, Ginting 1999). Kecenderungan kecurangan akuntansi dapat dikatakan sebagai tendensi korupsi dalam definisi dan terminologi karena keterlibatan beberapa unsur yang terdiri dari fakta-fakta menyesatkan, pelanggaran aturan atau penyalahgunaan kepercayaan dan omisi fakta kritis (Soepardi 2007). Wilopo (2006) dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas pengendalian internal dan ketaatan aturan akuntansi berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Adapun perilaku tidak etis berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Natalino dos Santos, Anggota Parlemen dari fraksi Partai Congreso Nacional Reconstrucao de Timor-Leste (CNRT)

Transcript of Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau...

Page 1: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

1

PENDAHULUAN

Kecenderungan kecurangan akuntansi telah berkembang di

berbagai negara, termasuk di Timor-Leste. Kecurangan secara umum

meliputi bermacam-macam arti bahwa dengan kepandaian manusia

seseorang dapat merencanakan untuk memperoleh keuntungan melalui

gambaran yang salah (Albrecth et all, 2006:7). Kecurangan mencakup

tindakan ilegal yang sengaja dilakukan, lalu disembunyikan dan

memperoleh manfaat dengan melakukan pengubahan bentuk menjadi

uang kas atau barang berharga lainnya (Coderre, 2004:21). Korupsi

merupakan tindakan yang lazim untuk dilakukan di antaranya adalah

memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen dan mark-up yang

merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006).

Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara ekonomi

maraknya rent seeking dan korupsi disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain: adanya hambatan perdagangan internasional, pengawasan

harga oleh pemerintah, diberlakukannya multiple exchange rate, dan

rendahnya gaji pegawai negeri (Mauro 1997, Ginting 1999).

Kecenderungan kecurangan akuntansi dapat dikatakan sebagai tendensi

korupsi dalam definisi dan terminologi karena keterlibatan beberapa

unsur yang terdiri dari fakta-fakta menyesatkan, pelanggaran aturan

atau penyalahgunaan kepercayaan dan omisi fakta kritis (Soepardi

2007). Wilopo (2006) dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa

efektifitas pengendalian internal dan ketaatan aturan akuntansi

berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi. Adapun perilaku tidak etis berpengaruh signifikan positif

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

Natalino dos Santos, Anggota Parlemen dari fraksi Partai

Congreso Nacional Reconstrucao de Timor-Leste (CNRT)

Page 2: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

2

mendeklarasikan kepada publik dan kepada pihak yang berwewenang

dengan hukum yang berlaku di Timor-Leste untuk menginvestigasi

indikasi kasus korupsi kementrian Estatal (Kementrian Dalam Negeri)

dan Kementrian Perencanaan dan Keuangan menggunakan uang rakyat

tidak mengikuti prosedur atau undang-undang tentang pengadaan

sentralisasi. Kecurangan akuntansi oleh pimpinan dapat dilakukan

dengan memanfaatkan berbagai sumber penipuan baik berupa

pemalsuan atau penyembunyian bukti-bukti transaksi, penyajian

informasi dan laporan keuangan yang tidak benar, ataupun salah saji

akibat perlakuan yang tidak semestinya terhadap aset (Lin et al., 2003).

Sehubungan dengan laporan keuangan kecenderungan kecurangan

umumnya terjadi karena pengaruh lingkungan intern dan lingkungan

ekstern (Armand, 2007:98).

Fenomena kecurangan ditujukkan juga bahwa mantan Menteri

Kehakiman Timor-Leste Lucia Brandao Lobato telah dijatuhi hukuman

lima tahun penjara karena terbukti menyalahgunakan kekuasaan dan

memalsukan dokumen. Terpidana juga dikenai denda $400 ribu dan

biaya pengadilan $300. Sidang keputusan pengadilan distrik Dili

dipimpin oleh hakim Edite Palmira, didampingi Jose Maria de Araujo,

jaksa penuntut umum Paulo Texeira (Internasional), Jose Ximenes,

Felismino Cardozo, serta Angelina Saldanha. Lobato didampingi

pengacaranya Sergio Hornai. Pengadilan menjatuhkan hukuman

berdasarkan keterangan 20 saksi, termasuk wartawan senior bernama

Jose Belo. Petinggi Partai Sosial Demokrat (PSD) ini didakwa terlibat

dalam pemalsuan dokumen proyek pengadaan seragam dan sepatu para

petugas lembaga pemasyarakatan di Becora dan distrik Ermera pada

tahun 2008. Lobato yang pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman

Aliansi Mayoritas Parlemen (AMP), memberi proyek pengadaan ini

Page 3: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

3

kepada perusahaan lain, yakni Wesupa Lda, tanpa melalui tender atau

pengadaan (www. tempo semanal.com Sab, 9 Juni 2012). Tindakan

korupsi akan mempengaruh lemahnya modal kapital dan modal

manusia yang disebabkan oleh kurangnya akses ke lembaga keuangan

dituding sebagai penyebab utama kemiskinan di negara sedang

berkembang (Deininger, 2000 dan Waluyo, 2004). Model ekonomi

(economic model) memberikan petunjuk bahwa korupsi akan

berdampak langsung terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi. Sedangkan model pemerintahan (government

model) mengindikasikan bahwa keberadaan korupsi akan mengurangi

anggaran negara, sehingga penyediaan barang publik menjadi

berkurang pula. Melemahnya anggaran Negara akan berdampak

terhadap berkurangnya kemampuan negara untuk mereduksi korupsi

(Chetwind at all., 2003).

Fenomena kecurangan lainnya ditunjukkan juga pada mantan

Bupati (Eks Adiministrator Distrik) Dili, Joa Ruben de Carbalho Braz,

Rabu tanggal (13/2/2014) dijatuhi hukuman penjara dari pengadilan

Distrik Dili dalam kurung waktu tiga tahun enam bulan karena terbukti

melakukan korupsi terhadap uang negara senilai $21.800, dari kasus

tindakan korupsi yang di lakukan oleh mantan bupati distrik Dili

tersebut telah melakukan kecurangan dan menyalahgunakan kekuasaan

atau abuse of power untuk kepentingan diri sendiri (www. timorpost.

com, 14 Februari 2014). Dari fenomena-fenomena kecurangan yang

terjadi merupakan kecenderungan kecurangan dalam bentuk penipuan

yang sengaja dilakukan sehingga dapat menimbulkan kerugian tanpa

disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan

keuntungan bagi pelaku kecurangan (Alison 2006).

Page 4: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

4

Kecurangan secara umum meliputi bermacam-macam arti

bahwa dengan kepandaian manusia seseorang dapat merencanakan

untuk memperoleh keuntungan melalui gambaran yang salah (Albrecth

et al., 2006:7). Kecurangan mencakup tindakan illegal yang sengaja

dilakukan, lalu disembunyikan dan memperoleh manfaat dengan

melakukan pengubahan bentuk menjadi uang kas atau barang berharga

lainnya (Coderre 2004: 21). Kecurangan dilakukan di organisasi, oleh

organisasi atau untuk organisasi. Tindakan ini dilakukan baik secara

internal maupun eksternal, secara sengaja dan disembunyikan (Vona

2008:6).

Pradnyani (2014) pengaruh keefektifan pengendalian internal,

ketaatan aturan akuntansi dan asimetri informasi pada akuntabilitas

organisasi dengan kecenderungan kecurangan akuntansi sebagai

variabel intervening studi empiris pada perguruan tinggi negeri di

provinsi Bali dengan hasil penelitiannya keefektifan pengendalian

internal berpengaruh pada akuntabilitas organisasi melalui

kecenderungan kecurangan akuntansi, ketaatan aturan akuntansi

berpengaruh pada akuntabilitas organisasi melalui kecenderungan

kecurangan akuntansi, asimetri informasi berpengaruh pada

akuntabilitas organisasi melalui kecenderungan kecurangan akuntansi.

Fauwzi (2011) analisis pengaruh keefektifan pengendalian

internal, persepsi kesesuaian kompensasi, moralitas manajemen

terhadap perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan akuntansi

studi pada biro keuangan provinsi Jawa Tengah dengan hasil

penelitiannya keefektifan pengendalian internal berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap perilaku tidak etis, kesesuaian kompensasi

tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku tidak etis,

moralitas manajemen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Page 5: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

5

perilaku tidak estis, keefektifan pengendalian internal berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi,

kesesuaian kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi, moralitas manajemen

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi.

Adelin (2009) pengaruh pengendalian internal, ketaatan aturan

akuntansi dan perilaku tidak etis terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi studi empiris pada BUMN di kota Padang dengan hasil

penelitiannya efektivitas pengendalian internal berpengaruh signifikan

negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, ketaatan aturan

akuntansi berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi dan perilaku tidak etis berpengaruh signifikan

dan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

Davis et al., (2006) mengembangkan model DeZoort dan Lord

(1997) empat karakteristik individual sebagai variabel moderating yaitu

komitmen professional (professional commitment), impression

management, kekuatan tekanan persepsian (perceived pressure

strength), kesulitan keputusan persepsian (perceived decision

difficulty). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan ketaatan

mempengaruhi rekomendasi keputusan anggaran. Pengalihan tanggung

jawab dianggap keputusan anteseden untuk mematuhi dan berperilaku

tidak etis. Davis et al., (2006) mengevaluasi kerentanan terhadap

tekanan ketaatan bagi akuntan manajemen untuk menciptakan

budgetary slack dengan melanggar kebijakan perusahaan. Hasil

penelitian mengindikasikan bahwa partisipan yang menambah slack

pada rekomendasi anggaran awal menemukan kurangnya tanggung

jawab untuk sebuah keputusan anggaran yang telah dibuat

Page 6: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

6

dibandingkan partisipan yang menolak menambah slack. Ada empat

karakteristik individual sebagai variabel moderating yaitu komitmen

profesional, impression management, kekuatan tekanan persepsian dan

kesulitan keputusan persepsian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tekanan ketaatan mempengaruhi rekomendasi keputusan anggaran.

Pengalihan tanggung jawab dianggap keputusan anteseden untuk

mematuhi dan berperilaku tidak etis. Kekuatan tekanan persepsian

menurut Davis et al., (2006) mengindikasikan seberapa banyak tekanan

yang mereka rasakan untuk mengikuti perintah atasan. Dengan

demikian, dalam situasi tekanan yang sangat kuat membuat bawahan

melakukan sesuatu yang dianggap salah. Pengaruh tekanan dari atasan

membuat bawahan merasa sulit untuk membuat rekomendasi anggaran

yang benar.

Kompleksitas tugas disini diartikan sebagai persepsi individu

tentang suatu tugas yang disebabkan terbatasnya kapabilitas dan daya

ingat, serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki

pembuat keputusan (Jamilah et al., 2007). Libby dan Lipe (1992)

menunjukkan bahwa kompleksitas tugas digunakan sebagai alat

motivasi untuk meningkatkan kualitas kerja seorang auditor. Dalam

kondisi pekerjaan yang kompleks, auditor tidak hanya harus bekerja

lebih keras, namun auditor juga memperoleh pengetahuan dan

pengalaman dalam menyelesaikan penugasan audit yang diberikan. Di

sisi lain, hasil yang bertolak belakang diperlihatkan Tan et al., (2002)

yang meneliti interaksi variabel akuntabilitas dan pengetahuan pada

hubungan kompleksitas kerja dan kinerja auditor. Penelitian tersebut

menemukan bahwa kompleksitas tugas menyebabkan penurunan

kinerja apabila auditor memiliki pengetahuan yang rendah, namun tidak

mempengaruhi kinerja auditor yang memiliki pengetahuan yang tinggi.

Page 7: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

7

Jamilah et al., (2007) mengenai pengaruh gender, tekanan ketaatan dan

kompleksitas tugas pada kinerja auditor senior dan junior di Jawa

Timur menunjukkan bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh pada

kinerja auditor dalam pengambilan keputusan. Hal ini menegaskan

bahwa auditor telah mengetahui tugasnya dengan jelas sehingga tidak

mengalami kesulitan dalam melaksanakan penugasan yang diberikan.

Scully (2006) menemukan ada pengaruh yang terbalik antara

kompleksitas tugas dan kualits audit pada tingkat tertentu. Semakin

tinggi kompleksitas tugas akan menghasilkan kualitas audit yang

rendah dan sebaliknya. Prasita dan Adi (2007) menemukan bahwa

kompleksitas audit yang muncul karena semakin tingginya variabilitas

dan ambiguity tugas pengauditan, menjadi indikasi penyebab turunnya

kualitas audit. Dalam situasi seperti itu, auditor cenderung berperilaku

disfungsional dan lebih mengutamakan kepentingan klien daripada

objektifitas hasil pengauditan itu sendiri. Namun penelitan Jamilah

(2007) menemukan hasil yang berbeda bahwa kompleksitas tugas tidak

berpengaruh terhadap judgment yang dibuat auditor dalam menentukan

opini auditnya. Hasil beberapa penelitan tersebut menunjukkan belum

konsistennya kompleksitas tugas sebagai faktor yang mempengaruhi

kualitas audit dan oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan

untuk mengetahui peran kompleksitas tugas terhadap kualitas audit.

Anggraiata (2013) pengaruh moderasi strategi perusahaan

terhadap hubungan antara mekanisme monitoring dan kinerja

perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewan komisaris dan

kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja

perusahaan, sementara tingkat utang secara positif berhubungan dengan

kinerja perusahaan. Perusahaan mengkombinasikan berbagai

mekanisme corporate governance baik mekanisme governance internal

Page 8: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

8

dan eksternal untuk mengurangi agency cost dan menyamakan tujuan

agen dan prinsipal (Rediker dan Seth, 1995). Selain menggunakan

mekanisme corporate governance, perusahaan dapat menggunakan

mekanisme kontrak hutang untuk membatasi prilaku oportunis manajer

dengan mengurangi kas yang tersedia untuk pengeluaran diskresioner

manajer (Simerly dan Li, 2000). Begitu juga dengan penelitian

mengenai peranan hutang sebagai mekanisme monitoring untuk

mengurangi prilaku oportunis manajer. Penelitian-penelitian tersebut

ada yang menemukan hubungan positif antara tingkat hutang dan

kinerja (Spence, 1985 dan Ghosh et al., 2000) namun ada pula yang

menemukan hubungan yang negatif (Gleason et al., 2000). Ang (2000)

menyatakan bahwa external monitoring yang dilakukan oleh pihak

bank dapat mengurangi agency cost pada perusahaan-perusahaan kecil.

Temuan ini cukup menarik, mengingat pada perusahaan kecil masalah

yang sering dihadapi adalah hambatan likuiditas, tetapi setelah

hambatan likuiditas, teratasi dengan adanya pendanaan modal kerja dari

bank ternyata tidak mempengaruhi performance efisiensi.

Tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, monitoring dan

kecenderungan kecurangan akuntansi banyak di teliti dalam konteks

anggaran. Dalam konteks staf keuangan diduga juga fakta bahwa

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas juga menjelaskan fenomena

penugasan dalam staf keuangan. Fakta lain dapat mempengaruhi

kecenderungan kecurangan akuntansi dalam pelaksanaan tugas oleh

staf keuangan diduga adalah monitoring. Riset-riset di bidang keuangan

menunjukkan bahwa fungsi staf keuangan memiliki kecenderungan

melakukan kecurangan akuntansi maupun tetap berintegritas tinggi

dengan salah melakukan kecenderungan kecurangan akutansi.

Page 9: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

9

Korupsi merupakan tindakan yang lazim dilakukan di antaranya

adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen dan mark-up

yang merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo,

2006). Partisipan merasa sulit membuat rekomendasi anggaran awal

dalam situasi tertekan (Davis et al., 2006). Kompleksitas audit yang

muncul karena semakin tingginya variabilitas dan ambiguity tugas

pengauditan, menjadi indikasi penyebab turunnya kualitas audit (Prasita

dan Adi 2007). Dewan komisaris dan kepemilikan manajerial

berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan, sementara tingkat

utang secara positif berhubungan dengan kinerja perusahaan

(Anggraiata V, 2013). Tujuan penelitian ini untuk memberikan bukti

empiris mengenai tekanan ketaatan, komplesitas tugas dan monitoring

pengaruhanya terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada staf

Kementrian Keuangan Republik Demokratik Timor-Leste.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat untuk

berbagai pihak sebagai berikut. Manfaat praktisi bagi instansi

Kementrian Keuangan Republik Demokratik Timor-Leste, hasil

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan

pemahaman tentang kecenderungan kecurangan akuntansi dalam

instansi pemerintahan untuk menurungkan tingkat kecurangan. Manfaat

teoritis bagi peneliti yaitu memberikan kontribusi ilmu pengetahuan

terutama yang berkaitan dengan akuntansi audit dan pemahaman dalam

menguji pengaruh tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan monitoring

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi

Page 10: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

10

TELAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

SAS (Statement on Auditing Standards) No. 99 membedakan

antara dua jenis salah saji: kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).

Kedua jenis salah saji ini dapat material maupun tidak material. Suatu

kekeliruan (error) adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak

disengaja, sementara kecurangan (fraud) adalah salah saji yang

disengaja. Dua contoh kekeliruan antara lain kesalahan perhitungan

harga dikalikan dengan kuantitas pada faktur penjualan dan salah

melihat bahan baku yang lama dalam menentukan nilai persediaan

dengan yang rendah antara harga perolehan atau harga pasar (Arrens et

al., 2008:186).

Ikatan Akuntansi Indonesia (2001) menjelaskan kecurangan

akuntansi sebagai: (1) salah saji yang timbul dari kecurangan dalam

pelaporan keuangan, yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja

jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi

pemakai laporan keuangan, (2) salah saji yang timbul dari perlakuan

tidak semestinya terhadap aktiva (sering disebut dengan

penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva

entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Perlakuan tidak

semestinya terhadap aktiva entitas dapat dilakukan dengan berbagai

cara, termasuk penggelapan tanda terima barang atau uang, pencurian

aktiva, atau tindakan yang menyebabkan entitas membayar barang atau

jasa yang tidak diterima oleh entitas. Perlakuan tidak semestinya

terhadap aktiva dapat disertai dengan catatan atau dokumen palsu atau

yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih individu di

Page 11: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

11

antara manajemen, karyawan atau pihak ketiga. IAI tidak secara

eksplisit menyatakan bahwa kecurangan akuntansi merupakan

kejahatan, namun Sutherland (1940) sebagai pakar hukum menganggap

kecurangan akuntansi sebagai kejahatan.

Harrison et al., (2012: 229) kecurangan (fraud) merupakan

misrepresentasi yang disengaja atas fakta-fakta, yang dilakukan untuk

tujuan membujuk pihak lain agar bertindak dengan cara yang

merugikan pihak bersangkutan. Karyono (2013: 2) mengatakan,

berbagai definisi fraud tersebut secara prinsip tidak berbeda. Defnisi

fraud menurutnya lebih ditekankan pada konsekuensi hukum seperti

penggelapan, pencurian dengan tipu muslihat penyalahgunaan

wewenang, kecurangan laporan keuangan dan bentuk kecurangan lain

yang dapat merugikan orang lain dan menguntungkan pelakunya.

Fraud dapat juga di definisikan sebagai kecurangan yang mengandung

makna suatu penyimpangan dan perbuatan melanggar hukum (illegal

act), yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu misalnya

menipu atau memberikan gambaran keliru (mislead) kepada pihak-

pihak lain yang dilakukan oleh perseorangan maupun kelompok baik

dari dalam maupun dari luar oraganisasi. Kecurangan dirancang untuk

mendapatkan keuntungan baik pribadi maupun kelompok yang

memanfaatkan peluang-peluang secara tidak jujur, yang secara lansung

maupun tidak lansung merugikan pihak lain. Dengan demikian unsur-

unsur fraud adalah: (1) adanya perbuatan melanggar hukum, (2)

dilakukan oleh orang dalam dan dari luar organisasi, (3) untuk

mendapatkan keuntungan baik pribadi maupun kelompok, (4) langsung

dan atau tidak langsung merugikan pihak lain.

Oleh karena itu SAS (Statement on Auditing Standards) No. 99

bertujuan untuk meningkatkan kefektifan auditor dalam mendeteksi

Page 12: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

12

kecurangan. Secara garis besar komponen dari SAS No. 99 adalah: (1)

deskripsi dan karakteristik-karakteristik dari fraud, (2) kecurigaan

secara profesional (professional sceptism), (3) diskusi diantara tim

audit yang ditugaskan, (4) mendapatkan informasi dari bukti audit, (5)

mengindentifikasi risiko-risiko, (6) penilaian risiko-risiko yang telah

diidentifikasikan, (7) tanggapan terhadap penilaian risiko, (8)

mengevaluasi bukti dan informasi audit, (9) mengkomunikasikan fraud

yang mungking terjadi, (10) mendokumentasikan hal-hal yang

berkaitan dengan fraud.

Konsep fraud triangle atau segitiga kecurangan pertama kali

diperkenalkan oleh Cressey (1953, dalam Tjahjono dkk 2013: 28).

Melalui serangkaian wawancara dengan 113 orang yang telah dihukum

karena melakukan penggelapan uang perusahaan yang di sebut trust

violators atau pelanggaran kepercayaan.

Gambar 1. Fraud Triangle

Tekanan/Preasure

Kesempatan/Opportunity Rasionalisasi/Rasionalization

Sumber: Arrens et al., (2008: 433)

Fraud Triangle terdiri dari tiga kondisi yang umumnya hadir

pada saat fraud terjadi yaitu: (1) tekanan/preasure adalah dorongan

orang yang melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua

hal termasuk gaya hidup, tuntunan ekonomi dan lain-lain, termasuk hal

keuangan dan nonkeuangan, (2) peluang/opportunity adalah keadaan

yang memungkinkan terjadinnya fraud, para pelaku fraud percaya

Page 13: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

13

bahwa aktivitas mereka tidak akan terdeteksi. Peluang dapat terjadi

karena pengendalian internal yang lemah, manajamen pengawasan

yang kurang baik dan atau melalui penggunaan posisi, (3)

rasionalisasi/rationalization, menjadi elemen penting dalam terjadinya

fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas perbuatannya, bagi

mereka yang umumnya tidak jujur, mungkin lebih mudah untuk

merasionalisasi penipuan.

Tekanan Ketaatan

Teori Ketaatan menyatakan bahwa individu yang memiliki

kekuasaan merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku

orang dengan perintah yang diberikannya. Hal ini disebabkan oleh

keberadaan kekuasaan atau otoritas sebagai bentuk legitimate power

atau kemampuan atasan untuk mempengaruhi bawahan karena ada

posisi khusus dalam struktur hierarki organisasi (Hartanto dan Indra.,

2001).

DeZoort dan Lord (1994) melihat adanya pengaruh tekanan

atasan pada konsekuensi yang memerlukan biaya, seperti halnya

tuntutan hukum, hilangnya profesionalisme dan hilangnya kepercayaan

publik dan kredibilitas sosial. Hal tersebut mengindikasikan adanya

pengaruh dari tekanan atasan pada judgment yang diambil auditor.

Ashton (1990), telah mencoba untuk melihat pengaruh tekanan dari

atasan pada kinerja auditor dalam hal budget waktu, tenggat waktu,

akuntabilitas dan justifikasi. Teori ketaatan menyatakan bahwa individu

yang memiliki kekuasaan merupakan suatu sumber yang dapat

mempengaruhi perilaku orang lain dengan perintah yang diberikannya.

Milgram (1963, 1974) dalam Rahmawati (2004) menyatakan

bahwa individu yang memiliki kekuasaan merupakan suatu sumber

Page 14: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

14

yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain dengan perintah yang

diberikannya, sehingga bawahan akan mematuhi instruksi atasan

bagaimanapun arahan professional. Hal ini disebabkan oleh keberadaan

kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power.

Paradigma ketaatan pada kekuasaan ini dikembangkan oleh Milgram

dalam Hartanto (2001), yang dalam teorinya dikatakan bahwa bawahan

yang mengalami tekanan ketaatan dari atasan akan mengalami

perubahan psikologis dari seseorang yang berperilaku otonomis

menjadi perilaku agen. Perubahan perilaku ini terjadi karena bawahan

tersebut merasa menjadi agen dari sumber kekuasaan dan dirinya

terlepas dari tanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Norma sosial membolehkan pihak yang memiliki otoritas untuk

mengajukan permintaan dan memaksa agar bawahan mematuhinya.

Kepatuhan didasarkan pada keyakinan bahwa otoritas memiliki hak

untuk meminta (Taylor et al., 2009). Milgram (1965) dalam Hartanto

dan Indra (2001) menemukan bukti yang menunjukkan bahwa orang

normal dapat melakukan tindakan destruktif jika menghadapi tekanan

besar dari otoritas yang sah. Orang yang dalam kehidupan sehari-

harinya bertanggung jawab dan terhormat bisa jadi tertekan oleh

otoritas dan mau saja melakukan tindakan kejam dalam situasi tertekan.

Kompleksitas Tugas

Kompleksitas tugas merupakan persepsi individu tentang

kesulitan suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapasitas dan

daya ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang

dimiliki oleh seorang pembuat keputusan. Keterbukaan pikiran

mensyaratkan adanya kompleksitas pikiran yang tinggi (Amanda, 2009,

dalam Irwanti, 2011). Kompleksitas pikiran adalah kemampuan untuk

Page 15: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

15

memandang suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan

menyelesaikannya dengan melibatkan berbagai sudut pandang. Dengan

kompleksitas pikiran yang tinggi, manusia mampu melakukan

diferensiasi dan integrasi dalam menanggapi berbagai hal yang

dihadapinya.

Auditor selalu dihadapkan dengan tugas dan saling terkait satu

dengan yang lainnya. Beberapa tugas audit dipertimbangkan sebagai

tugas dengan kompleksitas tinggi dan sulit. Persepsi ini menimbulkan

kemungkinan bahwa suatu tugas audit sulit bagi seseorang, namun

mungkin juga mudah bagi orang lain. Restuningdiah dan Indriantoro

(2000, dalam Irwanti, 2011), selanjutnya menyatakan bahwa

kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik

dalam tugas-tugas utama maupun tugas-tugas lain. Pada tugas-tugas

yang membingungkan (ambigous) dan tidak terstruktur, alternatif yang

ada tidak dapat diidentifikasi, ini membuat data tidak dapat diperoleh

dan outputnya tidak dapat diprediksi.

Tingkat kesulitan tugas dan struktur tugas merupakan dua aspek

penyusun dari kompleksitas tugas. Tingkat kesulitan tugas selalu

dikaitkan dengan banyaknya informasi mengenai tugas tersebut,

sementara struktur dikaitkan dengan kejelasan informasi. Chung dan

Monroe (2001, dalam Nadhiroh, 2010) mengemukakan bahwa

kompleksitas tugas dalam pengauditan dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu: (1) banyaknya informasi yang tidak relevan dalam arti

informasi tersebut tidak konsisten dengan kejadian yang akan

diprediksikan, (2) adanya ambiguitas yang tinggi, yaitu beragamnya

hasil dari kegiatan pengauditan.

Bawahan selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang banyak,

berbeda-beda dan saling terkait satu dengan yang lainnya.

Page 16: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

16

Kompleksitas tugas dapat didefinisikan sebagai tugas itu sendiri

(Wood, 1986). Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak

berstruktur, membingungkan dan sulit (Sanusi dan Iskandar, 2007).

Widiastuti (2006) mengemukakan bahwa kompleksitas tugas

merupakan tugas yang tidak terstruktur, membingungkan dan sulit.

Individu dengan tugas kompleks cenderung akan menciptakan

senjangan anggaran agar target anggaran perusahaan dapat dicapai.

Kompleksitas tugas yang muncul karena semakin tingginya

variabilitas dan ambiguitas dalam tugas penganggaran menjadi indikasi

penyebab turunnya kualitas penganggaran. Dalam situasi yang seperti

itu, manajer cenderung berperilaku disfungsional dan lebih

mengutamakan kepentingan klien daripada obyektivitas hasil

penganggaran itu sendiri. Hasil ini mendukung argumen Restu dan

Indriantoro (2000) yang mengemukakan bahwa peningkatan

kompleksitas dalam suatu tugas atau sistem, akan menurunkan tingkat

keberhasilan tugas itu. Kompleksitas tugas dengan kualitas anggaran

menjadi positif apabila melewati titik ini (non monotonic). Hal ini

menunjukkan bahwa pemahaman terhadap sistem informasi

mempunyai pengaruh yang sangat kuat sehingga mampu mengubah

hubungan antara kompleksitas tugas dengan kualitas manajer menjadi

positif. Kompleksitas tugas seringkali dihadapi manajer dalam

pelaksanaan tugasnya, tetapi adanya pemahaman manajer terhadap

sistem informasi bisa membantu manajer dalam melakukan

pemeriksaan.

Page 17: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

17

Monitoring

Monitoring menurut Webster’s New Collegiate Dictionary

(1981) adalah a device for observing or giving admonition or warning.

Sementara itu menurut Webstern’s New World Dictionary pengertian

monitoring adalah something that reminds or warns or any of various

devices for checking or regular the performance. (halaman: 9).

Menurut pengertian yang diberikan oleh kedua kamus international

tersebut, maka semakin jelaslah apa yang dimaksudkan dengan

monitoring yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengecek penampilan

dari aktivitas yang sedang dikerjakan. Monitoring adalah bagian dari

kegiatan pengawasan, dalam pengawasan ada aktivitas memantau

(monitoring). Pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu,

untuk memeriksa apakah program yang telah berjalan itu sesuai dengan

sasaran atau sesuai dengan tujuan dari program. Monitoring merupakan penilaian secara terus menerus terhadap

fungsi kegiatan-kegiatan dan program-program di dalam hal jadwal

penggunaan input atau masukan data oleh kelompok sasaran berkaitan

dengan harapan-harapan yang telah direncanakan. Cassely dan Kumar

(1987) monitoring merupakan program yang terintegrasi, bagian

penting dipraktek manajemen yang baik dan karena itu merupakan

bagian integral di manajemen sehari-hari. Calyton dan Petry (1983)

monitoring sebagai suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan,

memproses dan mengkomunikasikan informasi untuk membantu

pengambilan keputusan manajemen program atau proyek. Oxfam

(1995) monitoring merupakan mekanisme yang sudah menyatu untuk

memeriksa yang sudah untuk memeriksan bahwa semua berjalan untuk

direncanakan dan memberi kesempatan agar penyesuaian dapat

dilakukan secara metodologis.

Page 18: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

18

Self monitoring merupakan konsep yang berhubungan dengan

konsep pengaturan kesan (impression management) atau konsep

pengaturan diri (Snyder dan Gangestad, 1986). Teori tersebut

menitikberatkan perhatian pada kontrol diri individu untuk memanipulasi

citra dan kesan orang lain tentang dirinya dalam melakukan interaksi

sosial (Shaw dan Constanzo, 1982). Individu baik secara sadar maupun

tidak sadar memang selalu berusaha untuk menampilkan kesan tertentu

mengenai dirinya terhadap orang lain pada saat berinteraksi dengan

lingkungan sosialnya.

Snyder (Watson et al., 1984), menyatakan bahwa self

monitoring merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk

menampilkan dirinya dihadapan orang lain dengan menggunakan

petunjuk-petunjuk yang ada pada dirinya atau petunjuk-petunjuk yang

ada di sekitarnya. Berdasarkan konsep ini Mark Snyder mengajukan

konsep self monitoring, yang menjelaskan mengenai proses yang

dialami setiap individu dalam menampilkan impression management

dihadapan orang lain. Snyder dan Cantor (Fiske dan Taylor, 1991)

mendefinisikan self monitoring sebagai cara individu dalam membuat

perencanaan, bertindak dan mengatur keputusan dalam berperilaku

terhadap situasi sosial. Hal ini diperkuat dengan pendapat Robbins

(1996) yang menyatakan bahwa self monitoring merupakan suatu ciri

kepribadian yang mengukur kemampuan individu untuk menyesuaikan

perilakunya pada faktor-faktor situasional luar.

Baron dan Byrne (2004) menyatakan bahwa self monitoring

merupakan tingkatan individu dalam mengatur perilakunya berdasarkan

situasi eksternal dan reaksi orang lain (self monitoring tinggi) atau atas

dasar faktor internal seperti keyakinan, sikap (self monitoring rendah).

Sewaktu individu menyesuaikan diri dengan situasi tertentu, secara

Page 19: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

19

umum menggunakan banyak petunjuk yang ada pada dirinya (self

monitoring rendah) ataupun di sekitarnya (self monitoring tinggi)

sebagai informasi. Individu dengan self monitoring tinggi selalu ingin

menampilkan citra diri yang positif dihadapan orang lain. Snyder dan

Monson (Raven dan Rubin, 1983). Seorang individu yang memiliki self

monitoring tinggi cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh lingkungan

sosialnya dan berusaha untuk berperilaku sesuai situasi saat itu dengan

menggunakan informasi yang diterimanya. Hal ini mencerminkan bahwa

individu yang mempunyai self monitoring tinggi biasanya sangat

memperhatikan penyesuaian tingkah pada situasi sosial dan hubungan

interpersonal yang dihadapinya. Snyder (Baron dan Byrne, 1997: 169)

menambahkan bahwa individu dengan self monitoring tinggi mampu

untuk rnenyesuaikan diri pada situasi dan mempunyai banyak teman

serta berusaha untuk menerima evaluasi positif dari orang lain.

Singkatnya, individu dengan self monitoring tinggi cenderung fleksibel,

penyesuaian dirinya baik dan cerdas sehingga cenderung lebih cepat

mempelajari apa yang menjadi tuntutan di lingkungannya pada situasi

tertentu (Wrightsman dan Deaux, 1981).

Pengembangan Hipotesis

Tekanan Ketaatan terhadap Kecenderungan Kecurangan

Akuntansi

Grediani dan Sugiri (2010) pengaruh tekanan ketaatan dan

tanggung jawab persepsian pada penciptaan budgetary slack dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas peserta dengan tekanan

ketaatan kepada kebijakan perusahaan melanggar menciptakan

senjangan anggaran, peserta yang menciptakan senjangan anggaran

menahan diri kurang bertanggung jawab atas keputusan mereka

Page 20: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

20

daripada mereka yang tidak menciptakan senjangan anggaran, sebagian

besar peserta yang membuat budgetary slack menyatakan bahwa

menciptaan slack anggaran mereka hanya karena ketaatan mereka

kepada atasan mereka.

Hartanto dan Indra (2001) menemukan bukti yang menunjukkan

bahwa orang normal dapat melakukan tindakan destruktif jika

menghadapi tekanan besar dari otoritas yang sah. Orang yang dalam

kehidupan sehari-harinya bertanggung jawab dan terhormat bisa jadi

tertekan oleh otoritas dan mau saja melakukan tindakan kejam dalam

situasi tertekan.

Young (1985) menemukan bahwa mahasiswa MBA di bawah

tekanan sosial mengurangi budgetary slack dibandingkan mahasiswa

yang tidak di bawah tekanan. Frederickson dan Cloyd (1998) terkait

tentang pengetahuan dari harapan atasan, menguji pada mahasiswa S1

dalam menciptakan slack meskipun mereka tidak menemukan

hubungan positif yang diperkirakan antara tekanan pengaruh sosial dan

perubahan dalam menciptakan slack. Stevens (2002) penciptaan slack

dikaitkan dengan kepedulian reputasi dan etika, menemukan hubungan

terbalik antara reputasi dan perhatian terhadap etika dan penciptaan

slack. Davis et al., (2006) melakukan eksperimen pada 77 akuntan

manajemen dengan hasil bahwa meskipun dengan persepsi etis hampir

setengah dari partisipan melanggar kebijakan dan menciptakan slack

ketika dihadapkan dengan tekanan ketaatan dari atasan langsung.

Dalam konteks sektor pemerintahan pimpinan instansi yang

memerintah staf keuangannya untuk melakukan tindakan yang kurang

sesuai dengan aturan atau tekanan ketaatan dari atasan untuk

melaksanakan tugas maka penyimpangan yang terjadi membuat staf

keuangan tidak bekerja maksimal yang akan berdampak pada

Page 21: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

21

kedudukan dan hilangnya pekerjaan sebagai seorang staf. Berdasarkan

uraian hasil penelitian terdahulu maka dapat merumuskan hipotesisnya

adalah:

H1: Tekanan ketaatan berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi.

Kompleksitas Tugas terhadap Kecenderungan Kecurangan

Akuntansi

Yulianti (2014) pengaruh partisipasi penganggaran, komitmen

organisasi, kompleksitas tugas terhadap senjangan anggaran. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran

bepengaruh signifikan positif terhadap senjangan anggaran, sedangkan

komitmen organisasi dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh

signifikan positif terhadap senjangan anggaran.

Rustiarini (2013) pengaruh kompleksitas tugas, tekanan waktu,

dan sifat kepribadian pada kinerja. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa variabel kompleksitas tugas dan tekanan waktu tidak

berpengaruh pada kinerja auditor. Selain itu, hanya tiga dari lima

variabel sifat kepribadian yaitu conscientiousness, extraversion, dan

neuroticism yang berpengaruh pada kinerja.

Libby dan Lipe (1992) menunjukkan bahwa kompleksitas tugas

digunakan sebagai alat motivasi untuk meningkatkan kualitas kerja

seorang auditor. Dalam kondisi pekerjaan yang kompleks, auditor tidak

hanya harus bekerja lebih keras, namun auditor juga memperoleh

pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan penugasan audit

yang diberikan. Di sisi lain, hasil yang bertolak belakang diperlihatkan

Tan et al., (2002) yang meneliti interaksi variabel akuntabilitas dan

pengetahuan pada hubungan kompleksitas kerja dan kinerja auditor.

Penelitian tersebut menemukan bahwa Kompleksitas tugas

Page 22: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

22

menyebabkan penurunan kinerja apabila auditor memiliki pengetahuan

yang rendah, namun tidak mempengaruhi kinerja auditor yang memiliki

pengetahuan yang tinggi. Sanusi dan Iskandar (2007) menunjukkan

bahwa ketika auditor memiliki tugas yang kompleks atau tidak

terstruktur dengan baik, setinggi apapun usaha auditor akan sulit untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan baik sehingga justru menurunkan

kinerja auditor tersebut.

Kompleksitas tugas yang muncul karena semakin tingginya

variabilitas dan ambiguitas dalam tugas penganggaran menjadi indikasi

penyebab turunnya kualitas penganggaran. Dalam situasi yang seperti

itu, manajer cenderung berperilaku disfungsional dan lebih

mengutamakan kepentingan klien daripada obyektivitas hasil

penganggaran itu sendiri. Setinggi apapun usaha staf akan sulit

menyelesaikan pekerjaan dengan baik sehingga justru menurungkan

kinerja staf keuangan tersebut. Untuk melakukan tindakan yang kurang

sesuai dengan kompleksitas tugas maka penyimpangan yang terjadi

membuat staf keuangan tidak bekerja maksimal yang akan berdampak

pada kedudukan dan hilangnya pekerjaan sebagai seorang staf.

Berdasarkan uraian hasil penelitian terdahulu maka dapat merumuskan

hipotesisnya adalah:

H2: Kompleksitas tugas berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi.

Hubungan Monitoring terhadap Kecenderungan Kecurangan

Akuntansi

Anggraita (2013) menguji apakah ada perbedaan pengaruh

mekanisme monitoring terhadap kinerja perusahaan antara perusahaan

dengan diferensiasi produk dan strategi biaya rendah. Variabel

monitoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah komposisi

Page 23: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

23

dewan direksi, kepemilikan manajerial dan tingkat utang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dewan komisaris dan kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan, sementara

tingkat utang secara positif berhubungan dengan kinerja perusahaan.

Molida (2011) pengaruh financial stability, personal financial

need dan ineffective monitoring pada financial statement fraud dalam

perspektif fraud triangle hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

stabilitas keuangan (ACHANGE) dan kebutuhan keuangan pribadi

(OSHIP) mempengaruhi penipuan laporan keuangan. sementara itu,

monitoring tidak efektif (AUDCSIZE) tidak memiliki dampak

signifikan terhadap pernyataan penipuan keuangan.

Salah satu tugas dewan direksi adalah memonitor dan mengatasi

masalah benturan kepentingan pada tingkat manajamen, anggota dewan

direksi dan anggota dewan komisaris, termasuk penyalahgunaan aset

perusahaan dan manipulasi transaksi perusahaan. Sesuai dengan

tugasnya maka kehadiran dewan komisaris diharapkan mampu

mengurangi biaya keagenan. Hasil penelitian menunjukkan hubungan

dewan komisaris dengan biaya keagenan tidak konsisten. Gull (2012)

mengungkapkan bahwa independence director berpengaruh terhadap

biaya keagenan.

Dalam konteks sektor pemerintahan tugas utama dewan direksi,

lembaga kepegawaian (funsaun publica) dan inspektorat jenderal

adalah monitoring dan mengatasi masalah benturan kepentingan pada

tingkat manajamen dan staf keuangan yang melaksakan tugasnya

sehingga manajamen dan stafnya masing-masing terhindar dari

penyalahgunaan aset instansi pemerintahan dan tidak memanipulasi

transaksi keuangan. Namun, jika tidak ada pemantauan atau monitoring

dari dewan komisaris, lembaga kepegawaian (funsaun publica) dan

Page 24: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

24

inspektorat jenderal maka manajamen dan staf keuangan cenderung

melakukan kecurangan akuntansi pada instansi pemerintahan tersebut.

Berdasarkan uraian hasil penelitian terdahulu maka dapat merumuskan

hipotesisnya adalah:

H3: Monitoring berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi.

H1

H2

H3

Gambar 2. Bagan Rerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

Y : Kecenderungan kecurangan akuntansi

X1 : Tekanan ketaatan

X2 : Kompleksitas tugas

X3 : Monitoring

METODA PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah staf Kementrian Keuangan

Republik Demokratik Timor-Leste. Teknik penarikan sampel secara

sengaja menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel

sebanyak 120 staf atau responden yang bekerja pada direktorat jenderal

pajak, direktorat jenderal bea dan cukai dan direktorat jenderal finance

state.

X1

X2

X3

Y

Page 25: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

25

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer. Data primer dalam penelitian ini berupa: (1) karakteristik

responden yaitu: usia, jenis kelamin, jabatan, level, pendidikan terkahir

dan masa kerja, (2) opini atau pendapat responden mengenai tekanan

ketaatan, kompleksitas tugas, monitoring dan kecenderungan

kecurangan akuntansi. Sumber data adalah staf yang bekerja pada

direktorat jenderal pajak, direktorat jenderal bea dan cukai direktorat

jenderal finance state.

Metoda Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket atau

kuesioner dengan cara disampaikan langsung kepada staf Kementrian

Keuangan Republik Demokratik Timor-Leste. Kuesioner tersebut berisi

pertanyaan untuk mendapatkan informasi tentang tekanan ketaatan,

kompleksitas tugas, monitoring dan kecenderungan kecurangan

akuntansi.

Definisi Operasional Variabel

Tekanan ketaatan merupakan suatu kondisi ketegangan yang

menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang

mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seorang karyawan

dalam hal ini tekanan tersebut disebabkan oleh lingkungan pekerjaan

tempatnya bekerja (Mangkunegara., 2005: 29). Tekanan ketaatan

merupakan variabel independen yang diukur dengan skala Likert lima

poin yaitu (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju,

dan (5) sangat setuju. Indikator yang digunakan yaitu: tidak ingin

mendapatkan masalah dengan klien, khawatir, menentang keinginan,

menuruti keinginan, mendapatkan masalah dengan atasan, menaati

perintah atasan, beban moral, menentang perintah dan profesionelisme.

Page 26: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

26

Kompleksitas tugas merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja seorang auditor. Kompleksitas tugas diartikan

sebagai persepsi individu atas suatu tugas yang disebabkan terbatasnya

kapabilitas dan daya ingat, serta kemampuan untuk mengintegrasikan

masalah (Jamilah et al., 2007). Kompleksitas tugas merupakan variabel

independen yang diukur dengan skala Likert lima poin yaitu: (1) sangat

tidak setuju, (2) tidak setuju (3) netral, (4) setuju dan (5) sangat setuju.

Indikator yang digunakan yaitu: selalu jelas, bermacam-macam tugas

yang ada, mengetahui, membingungkan, tugas khusus dan mengerjakan

setiap jenis tugas.

Monitoring sebagai suatu proses mengukur, mencatat,

mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi untuk

membantu pengambilan keputusan manajemen program atau proyek

(Calyton dan Petry., 1983). Monitoring merupakan variabel independen

yang diukur dengan skala Likert lima poin yaitu: (1) sangat tidak

setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.

Indikator yang digunakan yaitu: masuk kerja tepat pada waktunya,

tidak masuk kerja dengan izin, masuk kerja dengan alasan yang tidak

direkayasa, melakukan pengawasan, di beri sanksi bila terlambat masuk

kerja, mempergunakan waktu istrihat, berada di tempat kerja,

menyelesaikan pekerjaan, kerja sesuai dengan waktu yang ditetapkan,

instansi memperhatikan tingkat absensi.

Kecurangan akuntansi oleh pimpinan dapat dilakukan dengan

memanfaatkan berbagai sumber penipuan baik berupa pemalsuan atau

penyembunyian bukti-bukti transaksi, penyajian informasi dan laporan

keuangan yang tidak benar, ataupun salah saji akibat perlakuan yang

tidak semestinya terhadap aset (Lin et al., 2003). Kecenderungan

kecurangan akuntansi merupakan variabel dependen yang diukur

Page 27: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

27

dengan skala Likert lima poin yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak

setuju, (3) netral, (4) setuju dan (5) sangat setuju. Indikator yang

digunakan yaitu kecenderungan untuk melakukan manipulasi,

pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi. Kecenderungan untuk

melakukan penyajian yang salah atau penghilangan peristiwa transaksi,

atau informasi yang signifikan dari laporan keuangan. Kecenderugnan

untuk melakukan salah menerapkan prinsip akuntansi secara sengaja.

Kecenderungan untuk melakukan penyajian laporan keuangan yang

salah akibat pencurian terhadap aktiva yang membuat entitas membayar

barang atau jasa yang tidak diterima. Kecenderungan untuk menyajikan

laporan keuangan yang salah akibat pelakuan yang tidak semestinya

pada aktiva disertai dokumen palsu.

Teknik Analisis Data.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan alat uji

yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda (multiple

regression). Pengujian ini berguna untuk mengetahui variabel tekanan

ketaatan, kompelsitas tugas, monitoring dan kecenderungan kecurangan

akutansi.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria pengujian sebagai

berikut: jika t hitung > t tabel atau tingkat signifikan < α = 0,05 atau

tingkat signifikansi > α = 0,05 dan koefisien regresi (β) positif maka

hipotesis diterima. Namun jika t hitung < t tabel atau tingkat signifikan

> α = 0,05 dan keofisien regresi (β) negatif maka hipotesis ditolak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Responden

Responden penelitian ini adalah staf Kementrian Keuangan

Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL) dengan kriteria peneliti

Page 28: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

28

memilih tiga Direktorat Jenderal dan sembilan Direksi yaitu Direktorat

Jenderal Pajak memiliki dua Direksi yaitu National Directorate for

Petroleum and Mineral Revenues dan National Directorate for

Domestic Revenue, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki tiga

Direksi yaitu National Directorate for Operations, National

Directorate for Compliance dan National Directorate for

Administration dan Direktorat Jenderal for Finance State memiliki

empat Direksi yaitu National Directorate for Economic Policies,

National Directorate for Budget, National Directorate for Whole of

Government dan National Directorate for Supply and Asset

Management.

Kuesioner dibagikan kepada seluruh staf yang bekerja di tiga

Direktorat Jenderal dan sembilan Direksi termasuk chefe departemento

(section head) dan direktur nasional sebagai responden penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Desember 2014 sampai

dengan tanggal 27 Januari 2015. Hasil pengumpulan angket atau

kuesioner yang kembali dan memenuhi syarat dapat dilihat pada tabel 1

sebagai berikut.

Tabel 1 Tingkat Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah

Kuesioner

Kuesioner yang di bagi 150

Kuesioner yang tidak dikembalikan 15

Kuesioner yang di kembalikan dan tidak di isi 10

Kuesioner yang tidak memenuhi syarat 5

Kuesioner yang memenuhi syarat 120

Persentase pengembalian kuesioner (120/150 X 100%) 80%

Sumber : Data diolah 2015

Page 29: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

29

Deskripsi Responden Penelitian

Berikut ini merupakan data demografi responden yang terdiri

dari data mengenai umur, jenis kelamin, jabatan, level, masa kerja dan

pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel 2 adalah sebagai berikut.

Tabel 2 Demografi Responden Penelitian

No Uraian Frekuensi Persentase (%)

1 Jenis Kelamin Responden

a. Laki-Laki 73 60,83

b. Perempuan 47 39,17

2 Umur Responden

a. < 30 tahun 26 21,67

b. 31-40 tahun 61 50,83

c. 41-50 tahun 24 20

d. > 51 tahun 9 7,5

3 Jabatan Responden

a. Direktur Nasional 4 3,33

b. Kepala Bagian 12 10

c. Staf biasa 104 86,67

4 Level Responden

a. II 31 25,83

b. III 37 30,83

c. IV 42 35

d. V 10 8,33

5 Pendidikan Terakhir Responden

a. SMA 44 36,67

b. D3 18 15

c. S1 51 42,5

d. S2 7 5,83

6 Masa Kerja Responden

a. < 1 Tahun 5 4,17

b. 1-3 Tahun 36 30

c. 3-10 Tahun 35 29,17

d. > 10 Tahun 44 36,67

Total Demografi Responden 120 100%

Sumber : Data Primer diolah, 2015

Demografi responden yang ada dalam tabel 2

menunjukkan bahwa responden penelitian laki-laki sebesar 73 orang

Page 30: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

30

atau 60,83 persen dan responden perempuan sebesar 47 orang atau

39,17 persen artinya responden laki-laki lebih banyak dari responden

perempuan. Umur responden < 30 tahun sebesar 26 orang atau 21,67

persen, umur responden 31-40 tahun sebesar 61 orang atau 50,83

persen, umur responden 41-50 tahun sebesar 24 orang atau 20 persen

dan umur responden > 51 tahun sebesar 9 orang atau 7,5 persen artinya

umur responden paling banyak adalah 31-40 tahun. Responden dengan

jabatan direktur nasional sebesar 4 orang atau 3,33 persen, responden

dengan jabatan kepala bagian sebesar 12 orang atau 10 persen dan

responden dengan jabatan staf biasa sebesar 104 orang atau 86,67

persen artinya responden paling banyak adalah staf biasa sebesar 104

orang. Responden dengan level II sebesar 31 orang atau 25,83 persen,

responden dengan level III sebesar 37 orang atau 30,83 persen,

responden dengan level IV sebesar 42 orang atau 35 persen dan

responden dengan level V sebesar 10 orang atau 8,33 persen artinya

jumlah level responden paling banyak adalah level IV. Responden

dengan pendidikan terakhir SMA sebesar 44 orang atau 36,67 persen,

responden dengan pendidikan terakhir D3 sebesar 18 orang atau 15

persen, responden dengan pendidikan terakhir S1 sebesar 51 orang atau

42,5 persen dan responden dengan pendidikan terakhir S2 sebesar 7

orang atau 5,83 persen artinya responden dengan pendidikan terakhir

paling banyak adalah S1. Responden dengan masa kerja < 1 tahun

sebesar 5 orang atau 4,17 persen, responden dengan masa kerja 1-3

tahun sebesar 36 orang atau 30 persen, responden dengan masa kerja 3-

10 tahun sebesar 35 orang atau 29,17 persen dan responden dengan

masa kerja > 10 tahun sebesar 44 orang atau 36,67 orang artinya jumlah

responden masa kerja paling banyak adalah > 10 tahun.

Page 31: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

31

Analisis Data Statistik Variabel

Analisis data dilakukan terhadap 120 jawaban responden yang

memenuhi kriteria untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Data

diolah merupakan hasil rata-rata jawaban responden dari tekanan

ketaatan, kompleksitas tugas dan monitoring sebagai variabel

independen terhadap kecenderungan kecurangan akutansi sebagai

variabel dependen dalam penelitian ini maka dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Statistik Deskriptif Penelitian

Model N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation

KKA 120 10 44 21,96 9,365

TK 120 22 44 34,41 5,572

KT 120 8 28 19,92 3,930

M 120 25 47 37,24 5,303

Sumber: Data Primer diolah 2015

Dari hasil pemrosesan data pada tabel 3 tersebut dapat dilihat

bahwa responden (n) adalah 120, variabel independen tekanan ketaatan

mempunyai nilai minimum sebesar 22 dan nilai maksimum sebesar 44

dengan nilai rata-rata jawaban responden sebesar 34,41 dan standar

deviasi sebesar 5,572. Kompleksitas tugas mempunyai nilai minimum

sebesar 8 dan nilai maksimum sebesar 28 dengan nilai rata-rata

jawaban responden sebesar 19,92 dan standar deviasi sebesar 3,93.

Monitoring mempunyai nilai minimum sebesar 25 dan nilai maksimum

sebesar 47 dengan nilai rata-rata jawaban responden sebesar 37,24 dan

standar deviasi sebesar 3,303. Variabel dependen kecenderungan

kecurangan akuntansi mempunyai nilai minimum sebesar 10 dan nilai

maksimum sebesar 44 dengan nilai rata-rata jawaban responden sebesar

21,96 dan standar deviasi sebesar 9,365.

Page 32: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

32

Pengujian Kualitas Data

Uji Validitas Data

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode product

moment person (person correlation) yang menunjukkan bahwa rhitung

dari masing-masing pernyataan lebih besar dari rtabel. Hasil uji validitas

data dapat dilihat pada tabel 4 yang menunjukkan bahwa semua item

dalam variabel-variabel penelitian adalah valid.

Uji Reliabilitas Data

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode

uji statistik cronbach alpha. Menurut Ghozali (2006), variabel

dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60.

Semakin nilai alpha mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya

semakin terpercaya untuk masing-masing variabel. Hasil uji reliabilitas

data dapat dilihat pada tabel 5 yang menunjukkan bahwa cronbach

alpha tiap variabel lebih besar dari 0,60, maka dapat disimpulkan

bahwa semua variabel penelitian ini adalah reliabel.

Analisis Regresi Linear Berganda

Penggunaan analisis regresi penelitian ini bertujuan untuk

menguji interaksi antara tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan

monitoring berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi. Hasil pengolahan data selanjutnya diringkas dapat dilihat

pada tabel 6 sebagai berikut.

Koefisien regresi pada varibel bebas diperoleh tanda koefisien

negatif pada variabel tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan

monitoring, hal ini menunjukkan akan menurungkan kecenderungan

kecurangan akuntansi. Namun demikian kemaknaan pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen sebagaimana pada model

tersebut selanjutnya dibuktikan dengan pengujian hipotesis.

Page 33: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

33

Tabel 6 Analisis Regresi Berganda

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std.

Error Beta

T tabel T statistik Sig Keterangan

(Konstan) 45,561 8,06

1,979

5,653 0

H1 = TK - KKA -0,194 0,152 -0,116 -1,283 0,202

Tidak

terdukung

H2 = KT - KKA -0,112 0,216 -0,047 -0,518 0,605 Tidak

terdukung

H3 = M - KKA -0,394 0,16 -0,223 -2,461 0,015 Didukung

Sumber : Data Primer diolah 2015

Uji F

Untuk menguji model pengaruh variabel independen secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen dapat diuji

dengan menggunakan uji F. Hasil pemrosesan data dapat dilihat pada

tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7 Uji F

Model

Sum of

Squares df

Ftabel Fhitung Sig.

1 Regression 786,31 3 2,68 3,151 0,028a

Residual 9,650,482 116

Total 10,436,792 119

a. Predictors : (Constant), TK, KT, M

b. Dependent Variabel: KKA

Sumber : Data Primer diolah 2015

Berdasarkan hasil pemrosesan data yang terdapat pada tabel 7

merupakan pengujian pengaruh variabel independen secara bersama-

sama (simultan) terhadap variabel dependen dapat dilakukan dengan uji

F. Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai Fhitung = 3,151 > Ftabel =

2,68 dengan signifikansi sebesar 0,028 < α 0,05. Hal ini berarti bahwa

secara bersama-sama (simultan) variabel independen tekanan ketaatan,

Page 34: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

34

kompleksitas tugas dan monitoring berpengaruh terhadap variabel

dependen kecenderungan kecurangan akuntansi.

Koefisien Determinan

Koefisien determinasi (Ajusted R2) untuk mengukur seberapa

besar kemampuan variabel independen tekanan ketaatan, kompleksitas

tugas dan monitoring dalam menerangkan variabel dependen

kecenderungan kecurangan akuntansi.

Tabel 8 Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 0,274a 0,075 0,051 9,121

a. Predictors : (Constant), TK, KT, M

b. Dependent Variabel: KKA

Sumber: Data Primer diolah 2015

Hasil pemrosesan data terdapat pada tabel 7 diketahui bahwa

nilai R sebesar 0,274 atau 27,4% dan nilai R2 sebesar 0,075 atau 07,5%.

Nilai koefisien determinasi (adjusted R Square) adalah 0,051 atau

05,1% dapat disimpulkan bahwa kecenderungan kecurangan akuntansi

dapat dipengaruhi oleh tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan

monitoring sedangkan 94,9% dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Pembahasan

Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan tidak pengaruh

tekanan ketaatan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di

peroleh nilai thitung 1,283 < ttabel 1,9799 dengan signifikansi 0,202 >

0,05. Dengan signifikansi yang lebih besar dari 0,05 dan arah nilai β

negatif, maka diperoleh hipotesis pertama ditolak. Hasil ini

kemungkinan disebabkan karena kurangnya pemahaman responden

Page 35: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

35

dalam pengujian ini tentang pernyataan-pernyataan yang diberikan

mengenai tekanan ketaatan terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi sehingga responden tidak mengetahui atau menguasai

pernyataan-pernyataan tersebut. Hal ini berarti bahwa tekanan ketaatan

tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada

Kementrian Keuangan Republik Demokratik Timor-Leste.

Penelitian ini meskipun tidak menunjukkan adanya pengaruh

yang signifikan antara tekanan ketaatan terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi. Menurut Hartanto dan Indra (2001), Ketaatan

menyatakan bahwa individu yang memiliki kekuasaan merupakan suatu

sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang dengan perintah yang

diberikannya, hal ini disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau

otoritas yang merupakan bentuk legitimate power atau kemampuan

atasan untuk mempengaruhi bawahan karena ada posisi khusus dalam

struktur hierarki organisasi.

Hasil penelitian ini tidak mendukung oleh penelitian

sebelumnya Davis et al (2006) mengindikasikan seberapa banyak

tekanan yang mereka rasakan untuk mengikuti perintah atasan. Dengan

demikian, dalam situasi tekanan yang sangat kuat membuat bawahan

melakukan sesuatu yang dianggap salah. Pengaruh Tekanan dari atasan

membuat bawahan merasa sulit untuk membuat rekomendasi anggaran.

Davis et al., (2006) memperlihatkan pertisipan merasa sulit membuat

rekomendasi anggaran awal dalam situasi tertekan. Grediani dan Sugiri

(2010 dan 2013) partisipan yang melanggar kebijakan perusahaan

dengan mentaati perintah atasan mereka kurang bertanggung jawab

terhadap hasil keputusan mereka.

Di samping temuan seperti yang dikemukakan tersebut, hasil

observasi di lapangan oleh peneliti ditemukan indikator lain dari

Page 36: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

36

variabel tekanan ketaatan terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi. Indikator tersebut adalah lingkungan pengendalian. Adanya

kelemahan dalam sistem pengendalian internal, maka staf mempunyai

kuasa atau kemampuan untuk memanfaatkan peluang (opportunity) dari

kelemehan sistem pengendalian internal yang ada, maka staf cenderung

melakukan kecurangan.

Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan tidak pengaruh

kompleksitas tugas terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di

peroleh nilai thitung 0,518 < ttabel 1,9799 dengan signifikansi 0,605 >

0,05. Dengan signifikansi yang lebih besar dari 0,05 dan arah nilai β

negatif, maka diperoleh hipotesis kedua ditolak. Hasil ini kemungkinan

disebabkan karena kurangnya pemahaman responden dalam pengujian

ini tentang pernyataan-pernyataan yang diberikan mengenai

kompleksitas tugas terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi

sehingga responden tidak mengetahui atau menguasai pernyataan-

pernyataan tersebut. Hal ini berarti bahwa kompleksitas tugas tidak

berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada

Kementrian Keuangan Republik Demokratik Timor-Leste.

Penelitian ini meskipun tidak menunjukkan adanya pengaruh

yang signifikan antara kompleksitas tugas terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi namun dapat dijelaskan bahwa kompleksitas

tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur, membingungkan dan

sulit (Sanusi dalam Cecilia, 2007). Akuntan selalu dihadapkan dengan

tugas-tugas yang kompleks, berbeda-beda dan saling terkait satu

dengan yang lainnya. Beberapa tugas audit dipertimbangkan sebagai

tugas dengan kompleksitas yang tinggi dan sulit, sementara yang lain

mempersepsikannya sebagai tugas yang mudah.

Page 37: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

37

Hasil penelitian ini mendukung dengan penelitian sebelumnya,

Yulianti (2014) Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi

penganggaran bepengaruh signifikan positif terhadap senjangan

anggaran, sedangkan komitmen Organisasi dan kompleksitas tugas

tidak berpengaruh signifikan positif terhadap senjangan anggaran.

Thoyibatun (2009), Fitriany et al. (2011), Astriningrum (2012) dan

Rustiarini (2013) menyatakan bahwa kompleksitas tugas tidak

berpengaruh negatif pada kecenderungan kecurangan akuntansi dan

bertolak belakang dengan hasil penelitian Widiastuti (2006)

mengemukakan bahwa kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak

terstruktur, membingungkan, dan sulit. Individu dengan tugas

kompleks cenderung akan menciptakan senjangan anggaran agar target

anggaran perusahaan dapat dicapai.

Di samping temuan seperti yang dikemukakan tersebut, hasil

observasi di lapangan oleh peneliti ditemukan indikator lain dari

variabel kompleksitas tugas terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi. Indikator tersebut adalah job description. Tidak adanya job

description yang pasti dan tidak terstruktur dalam tugas masing-masing

staf akan mempengaruhi kinerja staf dan akan memepengaruhi pula

efektifitas dan efisiensi kerja staf dalam instansi tersbut.

Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan pengaruh

monitoring terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di peroleh

nilai thitung 2.461 > ttabel 1,9799 dengan signifikansi 0.015 < 0,05.

Dengan signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 dan arah nilai β negatif,

maka diperoleh hipotesis ketiga diterima. Hal ini berarti bahwa

monitoring berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi dalam arti bahwa dewan komisari, inspektorat

Page 38: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

38

jenderal dan lembaga kepegawaian (funsaun publica) melakukan

monitoring terhadap staf yang bekerja di direktorat jenderal pajak,

direktorat jenderal bea dan cukai dan direktorat jenderal finance state

akan mengurangi kecenderungan kecurangan akutansi.

Penelitian ini mendukung oleh penelitian sebelumnya Byard

(2010) perusahaan dengan tingkat utang rendah akan menanggung

biaya keagenan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan

dengan tingkat utang yang lebih tinggi, sehingga ada hubungan yang

terbalik antara utang dan biaya keagenan. Gull (2012) mengungkapkan

bahwa dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap

biaya keagenan. Khan et al (2012) kebijakan utang merupakan

mekanisme untuk mengurangi biaya keagenan karena utang

memerangkan peranan penting dalam mengontrol manajer. Dalam

konteks itu, manajer bisa bertindak tidak menguntungkan perusahaan

secara keseluruhan dan dalam jangka panjang bisa merugikan

kepentingan perusahaan. Bahkan untuk mencapai kepentingannya

sendiri, manajer bisa bertindak menggunakan akuntansi sebagai alat

untuk melakukan rekayasa, oleh karena itu masalah keagenan muncul

ketiga terjadi perbedaan kepentingan antara pemilik saham perusahaan

dengan manajer sebagai agen. Pemegang saham sebagai penyedia dana

dan fasilitas, memiliki kepentingan mengamankan dana dan fasilitas

tersebut atas operasi perusahaan karena pemegang saham

berkepentingan atas keamanan dana yang telah diinvestasikan dalam

perusahaan. Manajer serndiri sebagai pengelola perusahaan

mendapatkan gaji dari perusahaan, sehingga keputusan-keputusan yang

diambil manajer diharapkan dapat memakmurkan pemegang saham dan

dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Page 39: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

39

Di samping temuan seperti yang dikemukan tersebut, hasil

survei juga memberikan temuan berkaitan dengan indikator lain dari

variabel monitoring terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

Indikator tersebut adalah gaji dan kompensasi lain mengambarkan

usaha yang dilakukan oleh staf untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas kerja dalam instansi tersebut. Secara keseluruhan dapat

dilihat bahwa monitoring dari dewan komisaris, inspektorat jenderal

dan lembaga kepegawaian (funsaun publica) akan mendorong staf yang

bekerja pada instansi tersebut masuk kerja tepat pada waktunya dan

berperilaku sikap jujur sehingga staf lebih berefisien dalam waktu

bekerja dan cenderung tidak memanfaatkan waktu kosong dalam jam

bekerja.

KESIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pengujian hipotesis

yang telah diajukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan tekanan

ketaatan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi, namun terdapat indikator lain dari

variabel tekanan ketaatan terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi. Indikator tersebut adalah lingkungan pengendalian.

Adanya kelemahan dalam sistem pengendalian internal, maka

staf mempunyai kuasa atau kemampuan untuk memanfaatkan

peluang (opportunity) dari kelemahan sistem pengendalian

internal yang ada, untuk melakukan kecurangan.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan kompleksitas

tugas tidak berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan

Page 40: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

40

kecurangan akuntansi, namun terdapat indikator lain dari

variabel kompleksitas tugas terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi. Indikator tersebut adalah job description.

Tidak adanya job description dan tugas yang tidak terstruktur

oleh masing-masing staf akan mempengaruhi kinerja staf dan

akan mempengaruhi pula efektifitas dan efisiensi kerja staf

dalam instansi tersebut.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan monitoring

berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi,

indikator tersebut adalah gaji dan kompensasi lain

mengambarkan usaha yang dilakukan oleh staf untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam instansi

tersebut. Dalam konteks sektor pemerintahan tugas utama

dewan direksi, lembaga kepegawaian (funsaun publica) dan

inspektorat jenderal adalah monitoring yang bisa mengatasi

masalah benturan kepentingan pada tingkat manajemen dan staf

keuangan yang melaksakan tugasnya sehingga manajemen dan

stafnya masing-masing terhindar dari penyalahgunaan aset

instansi pemerintahan dan tidak memanipulasi transaksi

keuangan.

Keterbatasan

Keterbatasan penelitian ini diantaranya yaitu (1) keterbatasan

waktu oleh peneliti untuk bertatap muka atau mewawancara secara

langsung dengan responden, (2) peneliti menitipkan kuesioner kepada

section head untuk membagikan kuesioner kepada stafnya karena

keterbatasan waktu oleh masing-masing responden maka informasi

yang diperoleh dari responden kurang lengkap untuk memperkuat tesis

ini.

Page 41: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

41

Implikasi Teoritis dan Terapan

Implikasi teoritis melalui penelitian ini, kecenderungan

kecurangan akuntansi dapat dikatakan sebagai tendensi korupsi karena

keterlibatan beberapa unsur yang terdiri dari fakta-fakta menyesatkan,

pelanggaran aturan atau penyalahgunaan kepercayaan dan omisi fakta

kritis. Penelitian ini menunjukkan pengetahuan tentang pengaruh

tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan monitoring terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi. Dalam penelitian ini ada tiga

kondisi yang menyebabkan kecurangan itu terjadi yaitu: tekanan

(presure), kesempatan (opportunity) dan rasionalisasi (rationalization)

yang sering diesbut fraud triangle atau segitiga kecurangan pertama

kali diperkenalkan oleh Cressey (1953).

Sedangkan implikasi terapan dalam penelitian ini ditujukan

kepada Kementrian Keuangan Republik Demokratik Timor-Leste.

Atasan atau dewan komisaris dan lembaga kepegawaian (funsaun

publica) menekan staf untuk menjalankan tugas sesuai dengan regulasi

atau undang-undang kementrian keuangan RDTL dan undang-undang

kepegawaian Republik Demokratik Timor-Leste dan lebih menekankan

lagi pada sistem pengendalian internal, akan mengontrol staf untuk

tidak memanfaatkan peluang (opportunity) dari kelemahan sistem

pengendalian internal yang ada. Sedangkan kompleksitas tugas yang

pasti atau adanya job description yang pasti dan terstruktur dalam tugas

dari masing-masing staf akan meningkatkan kinerjanya dan akan

meningkatkan pula efisiensi dan efektifitas kerja dalam instansi yang

ada. Di samping itu monitoring dari dewan komisaris, inspektorat

jenderal dan lembaga kepegawaian (funsaun publica) akan mendorong

staf yang bekerja pada instansi tersebut masuk kerja tepat pada

waktunya dan berperilaku sikap jujur sehingga staf lebih berefisien

Page 42: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

42

dalam waktu bekerja dan cenderung tidak memanfaatkan waktu kosong

dalam jam bekerja.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan serta implikasi

yang ada, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya

mengganti metode pengumpulan data, misalkan dengan metode

observasi dan wawancara mendalam satu per satu terhadap responden

sehingga data yang diperoleh lebih menyeluruh.

Page 43: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

43

DAFTAR PUSTAKA

Adelin V., 2013. Pengaruh Pengendalian Internal, Ketaatan Aturan

Akuntansi dan Perilaku Tidak Etis Terhadap Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi (Estudi Empiris Pada BMUN di Kota

Padang), Skripsi Programa Studi Akuntansi, fakulatas Ekonomi,

Universitas Negeri Padang. Periode September.

Albrecht S. W., dan C. Albrecht., 2004. Fraud Examination and

Prevention. Australia: Thomson, South-Western.

Albrecht S. W., C. Albrecht, O. Chad, Albrecht, F. Mark dan

Zimbelman., 2009. Fraud Examination. Edisi 3. Mason ohio:

South-Western Cengage Learning.

Alcock J., F. Finn, dan K.J.K. Tan., 2011. Debt Covenants, Agency

Cost and Debt Maturity. A&F Research Forum, University of

Queensland Business School.

Anggraita V., 2013. Pengaruh Moderasi Strategi Perusahaan terhadap

Hubungan Antara Mekanisme Monitoring dan Kinerja

Perusahaan. SESI V/4, Simposium Nasional Akuntansi XVI.

Manado, 25-28 September.

Arens, Auditing, An Integrated Approach, A. Alvin dan K. L. James.,

1991. 5th

Edition, Prentice Hall International, Englewood Cliffs,

New Yersey.

Baron R. A., dan D. Byrne., 1994. Sosial psychology: Understanding

human interaction. 7th

ed. New York: Allyn and Bacon.

Bonner S.E., dan P.L. Walker., 1994. The effects of Instruction and

Experience on the Acquisition of Auditing Knowledge. The

Accounting Review, 69, 1, 157-178

Coderre, David., 2009. Computer-Aided Fraud Prevention and

Detection. Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.

Chung J., dan G. S. Monroe., 2001. A Research Note on the Effects of

Gender and Task Complexity on an Audit Judgment.

Behavioral Research in Accounting, 13: 111-125.

Page 44: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

44

Davis S., F. T, DeZoort dan L. S. Kopp., 2006. The Effect of

Obedience Pressure and Perceived Responsibility on

Management Accountants Creation of Budgetary Slack.

Behavioral Research In Accounting. Vol 18: 19-35.

DeZoort F.T., dan A.T. Lord., 1997. A review and synthesis of pressure

effects research in accounting. Journal of Accounting

Literature, 16, 28-85.

Fama, F. Eugene dan M.C. Jensen., 1983. Agency Problems and

Residual Claims. Journal of Law and Economics, Vol. XXVI.

Fujianti L., 2013. Kekuatan Monitoring Internal dan Eksternal, Biaya

Keagenan Serta Dampaknya terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal

Liquidity, Vol. 2, No.2 hlm. 117-126, Juli-Desember.

Ghozali I., 2006. Aplikasi Anlsis Multivarite dengan metode SPSS,

Oktober Cetakan IV.

2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

19, Maret Edisi ke 5.

Grediani E dan S. Sugiri., 2010. (Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta) Pengaruh Tekanan Ketaatan dan Tanggung Jawab

Persepsian Pada Penciptaan Budgetary Slack. Simposium

Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, Universitas Jenderal

Soedirman Purwokerto.

2013. Pengaruh Tekanan Ketaatan dan Tanggung jawab

Persepsian Pada Penciptaan Budgetary Slack. Jurnal Akuntansi

& Manajemen, Vol. 24, No. 3, Hal. 143-153.

Hartanto, H. Yuli dan I. W. Kusuma., 2001. Analisis Pengaruh

Tekanan Ketaatan Terhadap Judgment Auditor. Jurnal

Akuntansi Manajemen. Edisi Desember. STIE YKPN.

Jamilah S (Universitas Brawijaya Malang), Z. Fanani (Universitas

Airlangga Surabaya), G. Chandrarin, (Universitas Merdeka

Malang) 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan dan

Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment. Simposium

Nasional Akuntansi X, Unhas Maksar.

Page 45: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

45

Jensen M.C., dan H. M. William., 1976., Theory of Firm: Managerial

Behavior, Agency Cost and Ownership Structure, Journal of

Financial Economi. No. 3.

Jensen M., 1985. Agency Cost of Free Cashflow, Corporate Finance

and Takeovers, Am. Econ. Rev. Pap. Proc. 3.

Libby R., dan M. Lipe., 1992. Incentive Effects and The Cognitive

Processes Involved in Accounting Judgements, Journal of

Accounting Research 30: 249-273.

Milgram S., 1974. Obedience to Authority. Harper and Row. New

York.

Putri A. A. P. A., 2014. Alumni Program Studi Akuntansi Universitas

Negeri Yogyakarta, Pengaruh Keefektifan Pengendalian

Internal dan Kepuasan Kerja Terhadap Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Nominal /

Volume III Nomor 1.

Putri A. P., dan H. Laksito., 2013. Pengaruh Lingkungan Etika,

Pengalaman Auditor dan Tekanan Ketaatan Terhadap Kualitas

Audit Judgment. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 2,

Halaman 1-11, ISSN: 2337-3806.

Restuningdiah, Nurika dan N. Indriantoro., 2000. Pengaruh Partisipasi

terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem

Informasi dengan Tugas, Kompleksitas Sistem, dan Pengaruh

Pemakai sebagai Moderating Variabel. Jurnal Riset Akuntansi

Indonesia, Vol. 3, No. 2 : 119-133.

Rustiarni N. W., 2013. Pengaruh Kompelksitas Tugas, Tekanan Waktu,

dan Sifat Kepribadian pada Kinerja. Makara Seri Sosial

Humaniora. Fakultas Ekonomi, Universitas Mahasaraswati

Denpasar, Bali 80233, Indonesia.

Riduwan., 2013. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Pengantar

Buchari Alma. Cetakan ke Sembilan.

Page 46: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

46

Sanusi Z. M., T. M. Iskandar dan J. M. L. Poon., 2007. Effect of Goal

Orientation and Task Complexity on Audit Judgment

Performance. Malaysian Accounting Review. pp. 123-139.

Simerly R., dan M. Li., 2000. Environmental dynamism, capital

structure and performance: a theoretical integration and an

empirical test. Strategic Management Journal, 21.

Snyder M., dan S. Gangestad., 1986. “On the nature of self-monitoring:

Matters of assessment, matters of validity”. Journal of

personality and social psychology, 51 (1), 125-139.

Suprajadi L., 2009. Teori kecurangan, Fraud awareness, dan

Metodologi untuk mendeteksi kecurangan Pelaporan keuangan.

Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan. Bina

Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Unpar Volume 13,

Nomor 2.

Sugiyono., 2013. Statistika untuk Penelitian. Cetakan ke-23.

Taylor, M., 1999. Organizational-Professional Conflict and the Job

Satisfaction and Turnover Intention in Internal Auditors.

Auditing: A Journal of Practice and Theory. Spring: 109-121.

Thoyibatun S., 2009. Universitas Negeri Malang, Faktor-Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap Perilaku Tidak Etis dan Kecenderungan

Kecurangan Akuntansi Serta Akibatnya Terhadap Kinerja

Organisasi, Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan, ISSN

1411-0393. Akreditasi No.110/DIKTI/Kep.

Tuanakotta T. M., 2007. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif,

Edisi Ke 2, Penerbit Salemba Empat.

Wood R., 1998. Task Complexity: definition of the construct.

Organizational Behaviour and Human Decision Processes 37,

February: 60-83.

Widjaya U., Maret 2012. Aspek Feminimitas, Tekanan Ketaatan, dan

Kompleksitas Tugas Dalam Pertimbangan Audit. Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Akuntansi – VOL. 1, NO. 2.

Wilopo., 2006. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi Pada Perusahaan

Page 47: Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas dan Monitoring ... · merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Wilopo, 2006). Tindakan ini merupakan bentuk kecurangan akuntansi. Secara

47

Publik dan Badan Usaha Milik Negara di Indonesia. Simposium

Nasional Akuntansi 9, K-AKPM 19.

Wrightsman L.S., dan K. Deaux., 1993. Sosiopsychology in the 9th

ed.

California: Brooks/Cole Publishing Company.