Tb Paru + Efusi Argie

25
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.A (510824) Umur : 42 tahun 3 bulan TTL : Magelang, 31 Januari 1970 Jenis Kelamin : Pria Status Perkawinan : Menikah Pekerjaan : Pegawai Dinkes Agama : Islam Alamat : Kp. Jati Rt.01/08 Desa Jatimulya, Kecamatan Tambun selatan ANAMNESIS Diambil dari : Autoanamnesa Tanggal : 13 April 2012 Keluhan Utama : Sesak memberat sejak 1 hari SMRS Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke RSUD kabupaten Bekasi dengan keluhan sesak nafas yang semakin memberat sejak 1 hari SMRS disertai dengan lemas. Sesak sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu disertai dengan sering berkeringat pada saat tidur malam. Sesak dirasakan sepanjang hari, tidak pernah terbangun secara tiba-tiba karena sesak, sesak tidak dirasakan semakin memberat apabila beraktivitas, tidak ada perubahan berat sesak saat pasien

Transcript of Tb Paru + Efusi Argie

Page 1: Tb Paru + Efusi Argie

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.A (510824)

Umur : 42 tahun 3 bulan

TTL : Magelang, 31 Januari 1970

Jenis Kelamin : Pria

Status Perkawinan : Menikah

Pekerjaan : Pegawai Dinkes

Agama : Islam

Alamat : Kp. Jati Rt.01/08 Desa Jatimulya, Kecamatan Tambun selatan

ANAMNESIS

Diambil dari : Autoanamnesa

Tanggal : 13 April 2012

Keluhan Utama :

Sesak memberat sejak 1 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke RSUD kabupaten Bekasi dengan keluhan sesak nafas yang semakin

memberat sejak 1 hari SMRS disertai dengan lemas. Sesak sudah dirasakan sejak 1 bulan yang

lalu disertai dengan sering berkeringat pada saat tidur malam. Sesak dirasakan sepanjang hari,

tidak pernah terbangun secara tiba-tiba karena sesak, sesak tidak dirasakan semakin memberat

apabila beraktivitas, tidak ada perubahan berat sesak saat pasien berdiri, duduk, maupun

berbaring. Sehari-harinya pasien tidur dengan menggunakan satu bantal.

Pasien juga mengeluhkan adanya batuk yang hilang timbul sejak lebih dari satu bulan

yang lalu. Pasien merasakan seperti ada dahak / riak namun susah untuk dikeluarkan. Pasien

tidak pernah batuk darah sebelumnya. Apabila sedang batuk, pasien sering mengeluhkan nyeri

yang terasa seperti tertarik pada regio hipokondrium kanan. Pasien tidak mengeluhkan adanya

mual dan muntah. Buang air besar lancar + 2 hari sekali berwarna kuning kecoklatan tanpa

disertai lendir dan darah. Buang air kecil juga dirasakan lancar setiap hari berwarna kuning

Page 2: Tb Paru + Efusi Argie

jernih tanpa disertai darah dan nyeri saat berkemih. Pasien tidak pernah merokok selama

hidupnya.

Dua minggu yang lalu pasien berobat ke RS Al-Multazam dengan keluhan demam tinggi

sejak 1 minggu sebelumnya. Di RS tersebut pasien dirawat selama 3 hari dengan diagnosis

demam tifoid disertai dengan efusi pleura dan tb paru. Setelah itu pasien diterapi dengan Rimstar

dan melanjutkan pengobatan seminggu kemudian ke puskesmas dekat rumahnya. Oleh dokter

puskesmas rimstar diganti dengan 4macam obat (Rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol).

Pasien mengaku sudah 3x diperiksa dahak di puskesmas dan hasilnya 3x negatif.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Pasien baru pertama kali menderita sakit seperti ini

- Riwayat penyakit maag disangkal

- Riwayat penyakit hipertensi disangkal

- Riwayat penyakit jantung disangkal

- Riwayat penyakit paru (tuberkulosis) diakui + 15 tahun yang lalu dengan lama

pengobatan 6 bulan dan dinyatakan sembuh oleh dokter puskesmas

- Riwayat penyakit batu pada saluran kemih disangkal

- Riwayat DM disangkal

- Riwayat asma disangkal

- Riwayat asam urat disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Riwayat keluhan yang sama pada anggota keluarga disangkal

- Riwayat penyakit paru disangkal

- Riwayat hipertensi disangkal

- Riwayat DM disangkal

- Riwayat asma disangkal

Riwayat Alergi :

- Riwayat alergi obat dan makanan di sangkal pasien

Page 3: Tb Paru + Efusi Argie

PEMERIKSAAN KLINIS

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis, GCS 15 (E4 M6 V5)

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 92 x/menit

Suhu : 37,3 oC

Pernafasan : 32 x/menit

Tinggi badan : 157 cm

Berat badan : 40 kg

IMT : 16,2 kg/cm2 (berat badan kurang)

STATUS INTERNA

Kepala : Normocephal, tidak ada tanda trauma atau benjolan.

Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+.

Pupil bulat isokor, kelopak mata tidak cekung

Hidung : Bentuk normal, septum nasi ditengah, tidak ada deviasa, mukosa tidak

hiperemis, tidak ada edema konka. Tidak terdapat sekret pada kedua

lubang hidung.

Telinga : Bentuk aurikula normal, tidak ada sekret, cairan, luka maupun

perdarahan. Fungsi pendengaran masih baik

Mulut dan gigi : Bibir tampak normal, tidak sianosis. Tidak ditemukan deviasi pada lidah,

Tidak terdapat lidah kotor, gigi geligi normal dan tidak ada karies.

Kulit : Akral hangat, Sianosis(-), ikterik(-), turgor baik

LEHER

Trakea : Tidak deviasi

Tekanan vena jugularis (JVP) : 5 – 2 cmH2O

KGB : Tidak teeraba pembesaran KGB

Auskultasi : Bruit (-)

Page 4: Tb Paru + Efusi Argie

THORAKS

Inspeksi:

- Bentuk dan pergerakan hemithoraks kanan dan kiri simetris dalam keadaan statis dan

dinamis

- Ictus cordis terlihat

- Terlihat ada massa pada dada kiri, warna sama dengan kulit sekitar

Palpasi:

- Teraba adanya massa pada costae III linea sternalis sinistra berukuran + 2x2 cm,

immobile

- Fremitus taktil dan fremitus vokal kanan dan kiri simetris

- Ictus cordis teraba ICS IV linea midclavicula sinistra

Perkusi :

- Redup pada thoraks belakang dextra bagian basal

- Batas paru-hepar pada ICS VII linea midklavikula dextra, peranjakan paru (+)

- Batas kanan jantung di ICS VI linea midklavikula dextra.

- Batas paru-lambung pada ICS VI linea axillaris anterior sinistra

- Batas kiri jantung di ICS V linea sternalis sinistra

- Batas atas jantung (pinggang jantung) di ICS IV linea parasternalis sinistra

Auskultasi :

- Vesikuler +/+ melemah pada bagian basal paru dextra

- Wheezing -/-, rhonki +/+

- BJ I-II normal regular. Murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN

Inspeksi : Perut cekung, simetris

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Perkusi : Tes shifting dullness (-)

Palpasi : Tidak teraba pembesaran hepar dan lien

Tes undulasi (-), nyeri tekan (-)

Page 5: Tb Paru + Efusi Argie

EKSTREMITAS ATAS

Kanan Kiri

Purpura + +

Edema - -

Tonus Normal Normal

Massa - -

Sendi Normal Normal

Gerakan Bebas Bebas

Kekuatan 5 5

Refleks fisiologis (BPR/TPR) + +

Refleks patologis (H/T) - -

.

EKSTREMITAS BAWAH

Kanan Kiri

Purpura + +

Edema - -

Tonus Normal Normal

Massa - -

Sendi Normal Normal

Gerakan Bebas Bebas

Kekuatan 5 5

Refleks fisiologis (KPR/APR) + +

Refleks patologis

(Babinsky/chaddok)- -

Page 6: Tb Paru + Efusi Argie

PEMERIKSAAN PENUNJANG

05-04-2012 09-04-2012 Nilai normal

Hemoglobin 10,1 7,9 12-16 g/dl

Leukosit 7.100 5.100 3.500-10.000 /mm

LED 150 <20 mm/jam

Basofil - 0 0-0 %

Eosinofil - 1 0-3 %

Batang - 1 2-6 %

Segmen - 70 43-76 %

Limfosit - 23 17-48 %

Monosit - 5 2-8 %

Eritrosit - 3,3 3,8-5,8 Jl/mm3

Hematokrit 31,2 26,4 35-50

Trombosit 423.000 800.000 150-390 rb/mm3

Ureum 27 - 15-45 mg/dl

Creatinin 1,1 - 0,5-0,9 mg/dl

SGOT 21 -

SGPT 10 -

GDS 118 -

Elektrolit

05-04-2012 13-04-2012 Nilai normal

Natrium 135,69 144 135-145 mmol/L

Kalium 2,87 3,1 3,5-5 mmol/L

Clorida 99,95 109 94-111 mmol/L

Page 7: Tb Paru + Efusi Argie

AGD

05-04-2012 Nilai normal

PH 7,45 7,35-7,45

PCO2 32 35-48 mmHg

PO2 161 80-108 mmHg

HCO3 22 22-26 mmol/L

TCO2 52 22-29 mmol/L

ABE -1 -2,50-2,50 mmol/L

SBE -1 -1,50-3,00 mmol/L

SBC 24 22-26

SO2 99 96-97 %

BTA I : -

Rontgen thorax tanggal 5 April 2012

Page 8: Tb Paru + Efusi Argie

RESUME

Pasien datang ke RSUD kabupaten Bekasi dengan keluhan sesak nafas yang semakin

memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak sejak 1 bln y.l, berkeringat saat tidur malam(+). Sesak

sepanjang hari, terbangun tiba-tiba karena sesak(-), sesak memberat saat aktivitas(-), perubahan

berat sesak saat berdiri, duduk, berbaring (-). Sehari-harinya pasien tidur dengan menggunakan

satu bantal. Lemas (+)

Batuk hilang timbul > 1 bln y.l. dahak terasa namun susah untuk dikeluarkan. rw batuk

darah (-). Nyeri (+) terasa seperti tertarik pada regio hipokondrium kanan, apabila sedang batuk.

Mual (-), muntah (-), BAB normal, BAK normal. Rw merokok (-)

Rw. Rawat inap di RS Al Multazam selama 3 hari dan pemberian OAT 1minggu

dilanjutkan di puskesmas. Cek BTA di puskesmas 3x hasil -/-/- Rw OAT selama 6 bulan pada +

15 tahun y.l dan telah dinyatakan sembuh

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan :

- Tanda-tanda vital dalam batas normal

- IMT : 16,2 kg/m2

- Massa pada costae III linea sternalis sinistra berukuran + 2x2 cm, immobile

- Redup pada thoraks belakang dextra bagian basal

- Vesikuler +/+ melemah pada bagian basal paru dextra

- Wheezing -/-, rhonki +/+

- Pada hasil pemeriksaan lab tanggal 05-04-2012 didapatkan Hb menurun (10,1), LED

meningkat (150), creatinin menurun (1,1), kalium menurun (2,87). Tanggal 09-04-2012

didapatkan hasil hb semakin menurun (7,9). Tanggal 13-04-2012 kalium perbaikan (3,1).

- Pada hasil AGD 05-04-2012 didapatkan hasil PCO2 menurun (32), PO2 meningkat 161,

TCO2 meningkat (52)

- Pada hasil ro thorax : didapatkan infiltrat pada kedua lapang paru dengan bagian terbanyak

pada bagian apex paru dextra, efusi pleura pada paru dextra.

Page 9: Tb Paru + Efusi Argie

DIAGNOSIS KLINIS

Efusi Pleura dextra ec TB paru

Tb paru BTA (-) relaps

Susp tumor dinding dada

Anemia ec susp defisiensi fe dd perdarahan

Thrombositosis

Gizi kurang tingkat sedang

Hipokalemi ringan

Alkalosis respiratori

DIAGNOSIS BANDING

-

PEMERIKSAAN YANG DIANJURKAN

• Pungsi pleura

• Rontgen thorax lateral kiri

• Rontgen thorax lateral dekubitus kanan

• Kultur dan test resistensi sputum bta

• Apus darah tepi

• Pemeriksaan cek albumin

• CT-scan thorax

• Biopsi tumor

• Biopsi sumsum tulang

• Cari rontgen lama

• Benzidine test

• Test anti HIV

Page 10: Tb Paru + Efusi Argie

RENCANA PENATALAKSANAAN

Medika mentosa :

OAT

• Rifampisin 300mg 1x1

• Isoniazid 300mg 1x1

• Pirazinamid 750mg 1x1

• Etambutol 750mg 1x1

• Streptomisin 500mg 1x1 IM

Non OAT

• IVFD RL/ 8jam/ kolf

• Vitamin B6 1x1

• Ambroksol 3x1

• KSR 3x1

• Tramadol 2x1

• Tab Fe 1x1

• 02 dengan masker rebreathing

• Diet tktp 2000kal

• Prednison (menunggu diagnosis efusi)

PERENCANAAN SELANJUTNYA

• Penentuan pengawas minum obat

• Evaluasi akhir bulan ke-2 (BTA 3x ulang & foto rontgen ulang)

• Evaluasi akhir bulan ke-6 (BTA 3x ulang & foto rontgen ulang)

• Evaluasi akhir bulan ke-9 (BTA 3x ulang & foto rontgen ulang)

• Ambil hasil kultur bta – untuk penyesuaian pengobatan

• Regimen 2RHZES/1RHZE/6RHE

PROGNOSIS

- Quo ad vitam : Dubia ad bonam

- Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam

- Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

Page 11: Tb Paru + Efusi Argie

ANALISIS MASALAH

Tinjauan Kasus

A. Pasien ini terdiagnosis sebagai TB paru BTA (+) relaps karena :

1. Gejala klinis pasien sesuai dengan gejala klinis pasien TB, yaitu :

Gejala respiratori yaitu:

1) Batuk / Batuk Darah

Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau

lebih. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk

membuang produk-produk radang keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-

produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan

sputum). Keadaan lanjut adalah batuk darah (hemoptisis).

Kavitas dapat menjadi sumber hemoptisis mayor. Menetapnya arteri pulmonalis

terminal didalam kavitas dapat menjadi sumber perdarahan yang hebat (aneurisma

Rasmussen). Penyebab perdarahan lainnya adalah aspergiloma pada kavitas tuberkulosis

kronik.

Page 12: Tb Paru + Efusi Argie

2) Sesak Napas

Sesak napas akan dirasakan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya

sudah meliputi setengah bagian paru-paru.

3) Nyeri dada

Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga

menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik /

melepaskan nafasnya.

Gejala sistemik yaitu:

1) Demam

Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadand panas

badan dapat mencapai 40-41°C. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi

kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya, sehingga pasien tidak pernah

merasa terbebas dari serangan demam influenza.

2) Malaise

Gejala malaise yang sering ditemukan berupa anoreksia tidak nafsu makan, badan

makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dan

lain-lain. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan hilang timbul secara tidak

teratur.

2. Pasien juga termasuk dalam kategori TB paru BTA (+), karena dalam 3x pemeriksaan

BTA didapatkan hasil ++/++/++, sesuai dengan :

1) TB paru BTA (+), adalah :

a) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA

positif,

b) Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan

kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.

c) Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan

biakan positif.

3. Pasien termasuk dalam kategori TB relaps karena sesuai dengan definisinya, yaitu :

Kasus kambuh (relaps) : pasien yang sebelumnya pernah mendapatkan pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif.

Page 13: Tb Paru + Efusi Argie

4. Pasien ini mempunyai gambaran foto rontgen sinus costofrenicus yang tumpul, sehingga dicurigai itu adalah sebuah efusi pleura. Perlu pemeriksaan penunjang rontgen thoraks posisi right lateral decubitus untuk mengetahui apakah ini benar efusi atau schwarte.

5. Lesi tuberkulosis pasien ini adalah aktif, karena sesuai dengan gambaran rontgennya :lesi tuberkulosis aktif adalah :

1) Pada segmen apikal dan posterior lobus atas paru serta segmen superior

lobus bawah paru ditemukan berupa bercak-bercak seperti awan / nodular.

2) Pada kavitas bayangannya berupa cincin yang mula-mula berdinding tipis.

Lama-lama dinding jadi sklerotik dan terlihat menebal,

3) Bayangan bercak milier, berupa bercak-bercak halus yang umumnya

tersebar merata pada seluruh lapangan paru.

4) Efusi pleura unilateral atau bilateral.

Gambaran radiologis yang dicurigai lesi tuberkulosis inaktif adalah:

1) Fibrotik, terlihat bayangan yang bergaris-garis,

2) Kalsifikasi, terlihat seperti bercak-bercak padat dengan densitas tinggi,

Schwarte atau penebalan pleura.

B. Pengobatan

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian,

mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya

resistensi kuman terhadap OAT.

1. Karena pasien ini termasuk dalam kategori kasus kambuh maka diberikan pengobatan :

Pasien TB paru kasus kambuh.

Sebelum ada hasil uji resistensi dapat diberikan 2RHZES/1RHZE. Fase lanjutan

sesuai dengan hasil uji resistensi. Bila tidak terdapat hasil uji resistensi dapat

diberikan RHE selama 5 bulan.

2. Sesuai dengan kategori 2 :

Kategori -2 (2RHZES/ RHZE/5R3H3E3)

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati

sebelumnya:

Page 14: Tb Paru + Efusi Argie

a) Pasien kambuh

b) Pasien gagal

c) Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)

3. Karena terdapat efusi maka :

Pasien Efusi Pleura TB

Paduan obat yang diberikan adalah sesuai dengan kategorinya. Evakuasi cairan

dilakukan seoptimal mungkin, sesuai keadaan pasien dan dapat diberikan

kortikosteroid. Hati-hati pemberian kortikosteroid pada TB dengan lesi luas dan DM.

Evakuasi cairan dapat diulang jika diperlukan.

C. Evaluasi Pengobatan

1) Evaluasi klinis

Pasien dievaluasi setiap 2 minggu pada 1 bulan pertama pengobatan selanjutnya

setiap 1 bulan. Evaluasi respon pengobatan dan ada tidaknya efek samping obat serta ada

tidaknya komplikasi penyakit. Evaluasi klinis meliputi keluhan, berat badan,

pemeriksaan fisis.

2) Evaluasi bakteriologi

Evaluasi bakteriologi (0-2-6/9 bulan pengobatan). Tujuan untuk mendeteksi ada

tidaknya konversi dahak. Pemeriksaan dan evaluasi pemeriksaan mikroskopis sebelum

pengobatan dimulai, setelah 2 bulan pengobatan (setelah fase intensif) dan pada akhir

pengobatan. Bila ada fasiliti biakan, dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

3) Evaluasi radiologis

Evaluasi radiologis (0-2-6/9 bulan pengobatan). Pemeriksaan dan evaluasi foto

toraks dilakukan pada saat sebelum pengobatan, setelah 2 bulan pengobatan (kecuali

pada kasus yang juga dipikirkan kemungkinan keganasan dapat dilakukan 1 bulan

pengobatan) dan pada akhir pengobatan.

4) Evaluasi efek samping secara klinis.

a) Bila mungkin sebaiknya dari awal diperiksa fungsi hati, fungsi ginjal, dan

darah lengkap.

b) Fungsi hati : SGOT, SGPT, bilirubin. Fungsi ginjal : ureum, kreatinin, dan

gula darah, serta asam urat untuk data dasar penyakit peyerta atau efek

samping pengobatan.

Page 15: Tb Paru + Efusi Argie

c) Asam urat diperiksa bila menggunakan pirazinamid.

d) Pemeriksaan visus dan uji buta warna bila menggunakan etambutol (bila

ada keluhan)

e) Pasien yang mendapat streptomisin harus diuji keseimbangan dan

audiometric (bila ada keluhan)

f) Pada anak dan dewasa muda umumnya tidak diperlukan pemeriksaan

awal tersebut. Yang paling penting adalah evaluasi klinis kemungkinan

terjadi efek samping obat. Bila pada evaluasi klinis dicurigai terdapat efek

samping, maka dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk

memastikannya dan penangan efek samping obat sesuai pedoman.

D. Pasien dapat dikatakan sembuh apabila sudah memenuhi kriteria berikut :

a) BTA mikroskopis negatif dua kali (pada akhir fase itensif dan akhir

pengobatan) dan telah mendapatkan pengobatan yang adekuat.

b) Pada foto toraks, gambaran radiologi serial tetap sama/perbaikan.

c) Bila ada fasilitas biakan, maka criteria ditambah biakan negatif.

E. Evaluasi pasien sembuh :

Pasien TB yang telah dinyatakan sembuh sebaiknya tetap dievaluasi minimal dalam 2 tahun pertama setelah sembuh, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kekambuhan. Hal yang dievaluasi adalah mikroskopis BTA dahak dan foto toraks. Mikroskopis BTA dahak 3, 6, 12, dan 24 bulan (sesuai indikasi/bila ada gejala) setelah dinyatakan sembuh. Evaluasi foto toraks 6, 12, 24 bulan setelah dinyatakan sembuh (bila ada kecurigaan TB kambuh).

Page 16: Tb Paru + Efusi Argie

Pasien termasuk kategori anemia karena sesuai dengan definisinya :

Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.

Pasien juga termasuk kategori trombositosis karena sesuai dengan definisinya :

Trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit di atas 400.000/mm3.

Pasien juga termasuk kategori kurang berat badan tingkat sedang karena :

Classification BMI(kg/m2)

Principal cut-off points Additional cut-off points

Underweight <18.50 <18.50

Severe thinness <16.00 <16.00

Moderate thinness 16.00 - 16.99 16.00 - 16.99

Mild thinness 17.00 - 18.49 17.00 - 18.49

Normal range 18.50 - 24.9918.50 - 22.99

23.00 - 24.99

Overweight ≥25.00 ≥25.00

Pre-obese 25.00 - 29.9925.00 - 27.49

27.50 - 29.99

Obese ≥30.00 ≥30.00

Obese class I 30.00 - 34.9930.00 - 32.49

32.50 - 34.99

Obese class II 35.00 - 39.99 35.00 - 37.49

37.50 - 39.99

Obese class III ≥40.00 ≥40.00

Sedangkan IMT pasien adalah : 16,2 kg/m2

Page 17: Tb Paru + Efusi Argie

Pasien termasuk hipokalemia karena kalium dibawah normal (3,1) :

Kalium normal = 3,5-5,1 mmol/l

Koreksi kalium apabila kurang dari 3,5 mmol/l

Defisit ringan (3-3,5 mmol/l) diberikan kcl oral (aspar k/ ksr 1tab/8jam)

Karena pasien termasuk kategori gizi sedang, maka diberikan diet TKTP, dengan perhitungan :

1. Kebutuhan Basal:

a. Laki-laki : BB idaman (kg) x 30 kalori

b. Wanita : BB idaman (kg) x 25 kalori

Sehingga rumus menjadi:

(TBcm - 100) – 10% x 30kal (untuk Laki-laki)

(TBcm – 100) – 10% x 25kal (untuk wanita)

2. Koreksi atau penyesuaian

a. Umur diatas 40 tahun : - 5%

b. Aktivitas ringan : + 10%

c. Aktivitas sedang : + 20%

d. Aktivitas berat : + 30%

e. Berat Badan Gemuk : - 20%

f. Berat Badan Lebih : - 10%

g. Berat Badan kurus : + 20%

3. Stress Metabolik (infeksi, operasi, stroke, dll) : + 10 -30%

4. Kehamilan trimester I dan II : + 300 kalori

5. Kehamilan trimester III dan menyusui : + 500 kalori

Makanan tersebut dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), makan siang (30%),

makan malam (25%) serta 2 – 3 porsi ringan (10 – 15%).

Page 18: Tb Paru + Efusi Argie

Karena pasien ini mempunyai tinggi badan 157cm, maka berat badan idealnya adalah (157-100) - 10% = 51,3kg.

Kebutuhan kalori idealnya adalah :51,3 x 30 = 1539 kal

Usia >40 tahun : 1539 x 5% = 76,95 kalAktivitas sedang : 1539 x 20% = 307,8 kalBB kurus : 1539 x 20% = 307,8 kalPenyakit infeksi : 1539 x 20% = 307,8 kal

Sehingga kebutuhan perhari = 1539 – 76,95 + 307,8 + 307,8 +307,8 = 2385,45 kal/ hariUntuk memudahkan pemberian sehingga dibulatkan menjadi : 2400 kal/hari

Cara pemberian : Makan pagi (20%) = 480 kal Snack (12,5%) = 300 kal

Makan siang (30%) = 720 kal Snack (12,5%) = 300 kal

Makan malam (25%)= 600 kal

Page 19: Tb Paru + Efusi Argie

DAFTAR PUSTAKA

1. Amin Z dan Asril B. Tuberkulosis Paru dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II.

Edisi IV. Hal 988-992. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam

FKUI, 2006.

2. Mansjoer A, et all. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid I. Hal 472-476. Jakarta:

Media Aesculapius, 2001.

3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis. Pedoman Diagnosis dan

Pentalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Indah Offset Citra Grafika, 2006.

4. http://www.emedicine.medscape.com

5. http://www.medicastore.com

6. http://www.wikipedia.com