Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

23
e PERBEDA'AN BERPIKIR DIKALANGAN PARA PAKAR Sebab-sebab perbeda'an pendapat dikalangan para pakar itu banyak sekali dan kita tidak akan mampu membatasinya. Diantaranya: 1)Objek kajian yang masih gelap Plato berpendapat bahwa manusia tidak menemukan kebenaran atau mengalami kekeliruan dalam wujud keseluruhan yang utuh, tetapi dalam wujud parsialnya. hal itu ibarat beberapa orang buta yang memperoleh kesan tentang se'ekor gajah. Masing-masing meraba satu anggota tubuhnya. Yang meraba kakinya mengatakan bahwa gajah itu tinggi dan bulat seperti pohon, yang meraba bagian atasnya mengatakan bahwa gajah itu seperti bukit yang tinggi, dan yang meraba bagian telinganya mengatakan bahwa 1 ح ي ار ت ة لاي س لا ا ب ه ا مذ ل ا

Transcript of Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

Page 1: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

e

PERBEDA'AN BERPIKIR DIKALANGAN PARA PAKAR

Sebab-sebab perbeda'an pendapat dikalangan para pakar itu banyak sekali dan kita tidak akan mampu membatasinya. Diantaranya:

1)Objek kajian yang masih gelap Plato berpendapat bahwa manusia tidak menemukan kebenaran atau mengalami kekeliruan dalam wujud keseluruhan yang utuh, tetapi dalam wujud parsialnya. hal itu ibarat beberapa orang buta yang memperoleh kesan tentang se'ekor gajah. Masing-masing meraba satu anggota tubuhnya. Yang meraba kakinya mengatakan bahwa gajah itu tinggi dan bulat seperti pohon, yang meraba bagian atasnya mengatakan bahwa gajah itu seperti bukit yang tinggi, dan yang meraba bagian telinganya mengatakan bahwa gajah itu lebar. masing-masing berpendapat sesuai dengan objek yang ditangkapnya, sekaligus mengatakan bahwa yang lain keliru dan tidak mengetahui bentuk gajah sebagaimana yang digambarkannnya. Socrates berkata; "Apabila sebab perbeda'an pendapat itu sudah diketahui dengan jelas, maka perbeda'an itu akan hilang. "Maksudnya adalah banyaknya perbeda'an pendapat yang tidak disebabkan oleh masih gelapnya objek kajian, tetapi oleh pola berpikir yang berbeda-beda.

2)Perbeda'an keinginan, kecenderungan dan keperibadian

1

تاريــــــح المـــــذاهب اإلســـــالية

تاريــــــح المـــــذاهب اإلســـــالية

Page 2: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

Spinosa berkata: "keinginanlah yang membuat kita melihat sesuatu menjadi penting bukan hati nurani". dengan demikian, keinginan menjadi standar nilai baik dan buruk segala sesuatu, termasuk pemikiran.

3)Perbeda'an Orentasi Perbeda'an pendapat disebabkan pula oleh perbeda'an orentasi. Orentasi hidup Seseorang membentuk metode berpikir yang sesuai dengan orentasi itu. Sehingga segala pendapatnya pun berjalan menurut orentasi itu pula. Apabila tolak ukur para ahli itu berbeda-beda sesuai dengan perbeda'an orentasi ilmiah masing-masing, walaupun objek kajian mereka sama, Maka akan tetap terjadi perbeda'an diantara mereka karena masing-masing berpikir dengan metode ilmiah yang berbeda.

4)Bertaklid kepada para pendahulu Sebab lain yang dapat membawa kepada perbedaan pendapat ialah sikap bertaklid buta kepada pendapat para pendahulu tanpa mengakjinya secara rasional. Keburukan taklid telah merasuk dan mengendalikan jiwa mereka tanpa mereka sadari. Sikap taklid itu selanjutnya melahirkan fanatisme karena kesakralan suatu pendapat yang dikuti oleh seseorang yang mendorongnya untuk bersikap fanatik. Semakin tajam fanatisme itu, semakin tajam pula perbeda'an pendapat yang terjadi.

5)Perbeda'an kapasitas intelektual Apabila kapasitas intelektual mereka berbeda, maka pemikiran dan keyakinan mereka akan berbeda. Karena ada orang yang hanya mampu mencapai hakikat objek kajian, ada yang hanya mampu mencapai satu bagiannya saja lalu berhenti, ada yang selalu berangan-angan, dan adapula yang tersesat oleh khayalan dan belantara pemikiran.

6)Cinta kekuasa'an Ini juga merupakan salah satu sebab perbeda'an pendapat, khususnya dalam madzhab-madzhab politik. Pandangan orang-orang yang cinta kekuasa'an akan selalu berhenti pada hal-hal yang berhubungan dengan kekuasa'an. Fanatisme rasial atau etnis terkadang menjadi penyebab perbeda'an pendapat pula. Penyebab ini dapat dikateorikan kedalam cinta kekuasa'an.

PERBEDA'AN PENDAPAT DIKALANGAN UMMAT ISLAM

Ada dua hal yang sangat penting sebelum lebih jauh membicarakan aspek- aspek dalam berbagai madzhab baik aspek Iqtikod, Politik, dan Fiqih. Yaitu:

1)Perbeda'an pendapat ini tidak sampai menyentuh inti agama Islam. Yaitu pada masalah ke'esa'an Allah, kesaksian bahwa Muhammad adalah Rasulullah n, turunnya AL-Qur'an dari sisi Allah l , dll.

2)Perbeda'an mengenai aqidah dan politik jelas merupakan suatu keburukan Perpecahan disekitar masalah Aqidah secara umum tercela, maka perselisihan dalam bidang fiqih yang tidak ada nashnya dalam Al-Qur'an maupun As-Sunnah adalah tidak tercela. Dan bukan termasuk perpecahan melainkan sekedar perbeda'an pandangan. Umar bin Abdul Aziz v sendiri sangat senang dengan adanya perbeda'an pendapat dikalangan sahabat Nabi n tentang masalah furu. Ia berkata: "Saya tidak suka apabila sahabat Nabi n tidak berbeda pendapat. Apabila mereka semua berpendapat sama dalam setiap masalah, sedangkan mereka adalah para pemimpin yang diikuti. Maka kaum Muslimien akan berada dalam kesempitan. Oleh sebab itu, apabila seseorang mengambil pendapat dari salah seorang sahabat Nabi, itu berarti dia mengikuti Sunnah. Perbeda'an itu dari segi mudharat atau tidak, terbagi dua: Pertama, perbeda'an yang tidak menimbulkan perpecahan ummat, tidak pula kesulitan yang hebat. Kedua, perbeda'an yang menghilangkan persatuan, yaitu perbeda'an dalam bidang politik dan pemerintahan. Diantara yang menjadi sebab perbeda'an pendapat

2

Page 3: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

dalam bidang politik dan pemerintahan dikalangan kaum muslimin adalah: (1) fanatisme, (2) perebutan kekhilafahan, (3) Pergaulan kaum Muslimien dengan penganut berbagai agama terdahulu dan masuknya sebagian dari mereka kedalam Islam. (4) Penerjemahan buku-buku filsafat. (5) Melakukan pembahasan masalah-masalah yang rumit. (6)Munculnya pendongeng. (7) Adanya ayat-ayat mutashabihat dalam al-Qur'an. (8) Penggalian hukum syar'i.

KONSEKUENSI PERBEDA'AN PENDAPAT DIKALANGAN UMMAT ISLAM

Perbeda'an pendapat dikalangan Ummat Islam pada hakikatnya tampak dalam dua bentuk: praktis dan teoritis. Yang pertama seperti pembelotan yang terjadi pada masa pemerintahan Utsman bin Affan a , peristiwa yang terjadi pada Ali a dan Golongan Khawarij, perbeda'an antara Ibnu Zubair dan kelompok Umawiyyah dan peristiwa sebelumnya antara khawarij dengan golongan Muawiyyah a disatu sisi dan khawarij dengan golongan Ali a disatu sisi yang lain. Bentuk kedua seperti yang terjadi dalam beberapa masalah aqidah dan furu. Perbeda'an dalam bentuk praktis sesungguhnya tidak mempunyai tempat dalam lapangan teoritis. Dan betapapun besarnya perbeda'an pendapat dalam bentuk teoritis, baik dalam bidang politik, aqidah, maupun fiqih, Namun tidak pernah sampai menyentuh masalah-masalah keislaman yang pokok.

Kesimpulannya Dalam Islam terdapat tiga Madzhab besar dengan Iklim dan Orentasi yang berbeda-beda, antara lain sebagai berikut:

1)Madzhab-madzhab dalam aspek keyakinan. yang pada umumnya sebatas perbeda'an dalam bidang pemikiran.

2)Madzhab-madzhab dalam aspek politik. yang mempunyai perwujudan praktis dan kadang-kadang perbeda'an pendapat didalamnya sangat tajam. Perbeda'an pendapat dalam aspek ini terjadi disekitar masalah pemilihan kekhilafahan.

3)Madzhab-madzhab dalam aspek fiqih. Yang mengandung kebikan dan keburukan.

BAGIAN PERTAMA; ALIRAN-ALIRAN POLITIK1

SYIAHPengertiannya "Syiah adalah Madzhab politik yang lahir dalam Islam. Yang tampil pada akhir pemerintahan Utsman a , kemudian tumbuh berkembang pada pemerintahan Ali a . Inti Madzhab Syiah, sebagaimana yang diuraikan oleh Ibnu Khaldun dalam Muqadimahnya, adalah sebagai berikut: "Sesungguhnya masalah Imamah bukan bagian dari kemaslahatan umum yang dapat diserahkan kepada pendapat ummat untuk menentukan siapa yang akan memegangnya. Imamah merupakan sendi agama dan prinsip Islam. Seorang Nabi tidak boleh melalaikan dan menyerahkannya kepada umat. Tetapi wajib menentukan Imam untuk mereka, sedangkan Imam itu sendiri bersifat Ma'shum (terpelihara) dari dosa-dosa besar maupun kecil."

1.Perlu diingat bahwa perbeda'an politik atau Madzhab-madzhab politik pada awalnya memang bersifat dan bertendensi politis. Akan tetapi, watak politik dalam Islam berhubungan erat dengan agama, bahkan itulah pokok dan intinya. Karena itulah akahirnya perbeda'an ini merembet kepada akar permasalahan agama.

3

Page 4: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

Mereka sepakat bahwa Ali a adalah pilihan Nabi n dan Ia orang yang paling utama diantara para sahabat Nabi. Tampaknya diantara para sahabat sendiri ada orang-orang yang sependapat dengan syiah tentang keutama'an Ali atas sahabat Nabi yang lain. Diantaranya sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abi Al-Hadid (seorang Syiah yang moderat), yaitu: Amar bin Yasir, Al-Miqdad bin Aswad, Abu Dzar Al-Ghifarri, Salman AL-Farisi, Jabir bin Abdillah, Ubay bin Ka'ab, Hudzaifah, Buraidah, Abu Ayyub Al-Anshari, Sahl bin Hanif, Utsman bin Hanif, Abu al-Haitsam ibnu al-Tihan, Abu Thufail Amr bin Wa'ilah, Al-Abbas bin Abdul Muthalib dan anak-anaknya serta seluruh Bani Hasyim, dan juga sebagian bani Ummayyah diantaranya Sa'id bin Al-Ash. Orang-orang Syiah tidak bersikap sama dalam menetapkan posisi Ali a dan keturunannya, sebagian bersikap Ekstrim, dan sebagian lagi bersikap Moderat. Kelompok moderat terbatas hanya pada mengutamakan Ali atas semua sahabat, tidak mengkafirkan seseorang dan tidak mengkultuskan Ali hingga dipandang mengatasi perkara seluruh manusia.

Daerah dan waktu lahirnya Ia muncul pada akhir masa khalifah Utsman a, kemudian tumbuh dan berkembang pada pemerintahan Ali a. Ali sendiri tidak mengembangkannya tapi bakat yang Ia miliki telah mendorong perkembangan itu. Ketika Ali wafat pemikiran kesyiah-syiahan berkembang menjadi madzhab-madzhab. Sebagiannya menyimpang dan sebagian yang lain lurus. Namun kedua-duanya sama fanatik terhadap keluarga Nabi saw. Masa pemerintahan Umawiyyah merupakan masa yang kondusif bagi pengkultusan Ali karena Muawiyyah telah menciptakan tradisi buruk pada masanya dan berlanjut pada anaknya, Yazid dan para penggantinya sampai masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz v. Tradisi buruk itu ialah mengutuk Imam Ali a . Terlebih pada Masa Yazid, Husain bin Ali a dibunuh secara kejam, dan darahnya mengalir secara keji, tanpa mengindahkan kehormatan agama. dan anak-anak perempuan Husain dan Ali ditawan oleh Yazid. Karena itu, mereka terdorong untuk memberikan pengharga'an yang berlebihan terhadap orang-orang yang dianiaya. Madzhab Syiah timbul di Mesir untuk pertama kali pada masa pemerintahan Utsman, karena disana ada propagandis yang menemukan lahan subur, kemudian tersebar luas di Irak yang dalam perkembangan berikutnya menjadi markas dan tempat menetap para pengikutnya. Kalau di Madinah dan Mekkah serta kota-kota lainnya dikawasan Hijas menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya Sunnah dan Hadis, kemudian Syam menjadi buaian orang-orang Umawi, maka Irak menjadi tempat tinggal Syiah. Mengapa Irak menjadi tempat tinggalnya Syiah? Hal ini karena ada beberapa sebab yang saling mendukung, diantaranya:

1)Ali menjadikan Irak sebagai kediamannya pada masa pemerintahannya. Disana Ia bertemu dengan rakyat yang memandangnya memiliki banyak kelebihan yang membuat mereka menghargainya. Sementara itu mereka tidak pernah menunjukan rasa patuh terhadap para penguasa Umawi.

2)Irak merupakan tempat pertemuan peradaban-peradaban kuno. Disana terdapat berbagai pengetahuan Persia dan Kaldan serta sisa-sisa peradaban kedua bangsa itu. Filsafat Yunani dan Hindu pun masuk ke Irak. Berbagai peradaban dan pemikiran itu bercampur di Irak, sehingga Ia menjadi tempat tumbuhnya berbagai golongan dalam Islam, khususnya yang berhubungan dengan filsafat.

3)Irak merupakan tempat tumbuhnya berbagai pengkajian ilmiah serta penduduknya memiliki kecerdasan dan kemampuan menguasai Ilmu pengetahuan.

Pengaruh filsafat kuno terhadap SyiahPemikiran mereka dalam masalah keagama'an tercampuri oleh pemikiran

filosofis yang menurut pendapat para Ulama Irak dan Barat merujuk kepada Madzhab-madzhab kefilsafatan dan keagama'an sebelum Islam serta peradaban Persia yang terhenti dengan kedatangan Islam.

4

Page 5: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

Sebagian sarjana Eropa seperti Prof.Douzy berkesimpulan bahwa madzhab Syiah berasal dari Persia, karena keberagaman orang Arab bersifat merdeka, sedangkan keberagaman orang Persia mengikuti Raja atau dengan cara pewarisan dari istana Raja dan tidak mengenal pemilihan khalifah. Karena Nabi Muhammad n wafat tanpa meninggalkan anak laki-laki, maka yang paling dekat dengan dengannya (menurut jalan pikiran Syiah) adalah anak pamannya Ali bin Abi Thalib. Atas dasar itu orang yang merampas jabatan khalifah, seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman g, berarti merampas jabatan itu dari orang yang berhak menerimanya. Dalam tradisi Persia, Raja dipandang memiliki kesucian. Mereka memandang Ali a dan keturunannya dengan pandangan yang demikian. Mereka berpendapat bahwa mematuhi Imam Adalah wajib, karena mematuhinya berarti mematuhi Allah l . Sarjana Eropa yang lain berkesimpulan bahwa paham Syiah lebih banyak diambil dari bangsa Yahudi ketimbang dari bangsa Persia. Alasannya Abdullah bin Saba orang pertama yang mengembangkan kesucian Ali a adalah orang Yahudi. Mereka juga berkesimpulan bahwa disamping mendapat pengaruh Yahudi, madzhab Syiah juga menyerupai agama orang-orang Asia kuno, seperti agama Budha. Kesimpulannya: "Yang mengatakan bahwa sebagian dasar madzhab Syiah diserap dari bangsa Yahudi, berasal dari pemikiran sarjana Eropa yang merujuk kepada ungkapan As-Sya'bi dan uraian Ibnu Hazm al-Andalusi. Sementara penulis berpendapat bahwa Syiah telah dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran bangsa Persia disekitar masalah keraja'an dan pewarisan. Karena adanya kesama'an antara pemikiran madzhab mereka dengan undang-undang keraja'an Persia. Lebih jelas lagi kebanyakan penduduk Persia sampai sekarang adalah syiah. Dan mayoritas orang-orang Syiah dewasa ini tidak mengakui orang-orang seperti Abdullah bin Saba termasuk golongan mereka, karena mereka bukan Muslim menurut pandangan mereka. Apalagi untuk sampai mengakuinya termasuk golongan Syiah. Penulis sependapat dengan pandangan mereka. Aliran-aliran Syiah Penganut Syiah terdiri dari kelompok yang ekstrim (al-Ghulat, Moderat, dan Liberal). Diantara kelompok yang ekstrim ada yang menempatkan Ali a pada derajat ketuhanan, dan ada yang mengangkatnya pada derajat kenabian, bahkan lebih tinggi dari Nabi Muhammad n. Diantara Aliran-aliran itu adalah sebagai berikut:

1)Saba'iyah Aliran Saba'iyyah adalah pengikut Abdullah bin Saba2. Ia termasuk salah

seorang yang paling keras menentang Utsman dan para pejabatnya. Pemikiran dan kerusakan yang ditimbulkan olehnya berkembang secara

bertahap. Temanya adalah mengenai sahabat Ali bin Abi Thalib a. Tahapan-tahapan pemikiran yang ditebarkan olehnya sebagai berikut:

1."Bahwa sebagaimana dimuat dalam Taurat, setiap nabi mempunyai penerima wasiatnya dan Ali adalah penerima wasiat Muhammad.

2."Bahwa Muhammad akan kembali ke Dunia.3."Bahwa dalam diri Ali ada sifat ketuhanan3. 4.Ketika Ali terbunuh maka Ibnu Sabba berusaha merangsang kecinta'an

rakyat kepada Ali dan perasa'an menderita karena kehilangan Ali dengan cara menyebarkan kebohongan-kebohongan. Salah satunya, Ia menebarkan paham bahwa yang terbunuh adalah setan yang menyerupai Ali, sedangkan Ali sendiri naik kelangit sebagaimana Isa.

5."Bahwa petir adalah suara Ali dan kilat adalah senyumnya. Penganut aliran Sabaiyyah yang mendengar petir harus mengatakan "Al-Salamu alaika ya Amir al-Mukminien"

2 .Seorang Yahudi dari suku al-Hirah yang menyatakan diri masuk Islam. Ibunya seorang budak kulit hitam. Karena itu ia dipanggil dengan Ibnu al-Sauda (anak siwanita kulit hitam).3 .Imam Ali ketika mendengar paham ini Ia bermaksud untuk membunuhnya, tapi Ibnu Abbas mencegahnya dengan mengatakan jika engkau membunuhnya maka pendukungmu akan menentangmu, padahal engkau telah bertekad untuk memerangi penduduk Syam. Lalu Imam Ali pun membuangnya ke Madain.

5

Page 6: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

Sebagian penganut aliran sabaiyyah ada yang berkata: "Sesungguhnya tuhan bersemayam dalam diri Ali dan diri imam sesudah wafatnya."

2)Ghurabiyah Aliran ini tidak sampai mempertuhankan Ali a, tetapi lebih memuliakan

Ali ketimbang Nabi Muhammad n. Mereka beranggapan bahwa risalah kenabian seharusnya jatuh kepada Ali, tetapi jibril salah dan menurunkan wahyu kepada Muhammad.

Mereka disebut Ghurabiyah, karena mereka berpendapat bahwa Ali mirip dengan Nabi Muhammad n, sebagaimana miripnya seekor burung gagak (al-Ghurab) dengan burung gagak lainnya. Pendapat ini banyak dibantah oleh para Ulama. Diantaranya Ibnu Hazm dalam kitab al-Fashl fie al-Milal Wa al-Nihal.

Bagaimana pun keada'annya aliran yang keluar dari Islam ini tidak memiliki wujud nyata dikalangan syiah dewasa ini. Pada masa ini tidak ada penganut Syiah yang mempertuhankan para Imam Secara terbuka, dan juga bahwa jibril salah dalam menurunkan wahyu.

3)Kaisaniyah Aliran ini adalah pengikut Al-Mukhtar Ibn Ubaid al-Tsaqafi4. Nama

Kaisanniyyah berhubungan dengan Nama Kaisan, yang menurut satu kalangan adalah Nama lain dari Mukhtar, sementara kalangan lain berpendapat bahwa Kaisan adalah Nama dari mawla Ali atau nama dari murid cucu Ali, Muhammad Ibn Al-Hanafiyyah.

Aqidah aliran Kaisaniyyah tidak didasarkan atas ketuhanan para Imam dari ahlul bait sebagaimana yang dianut aliran Saba'iyah, tetapi didasarkan atas paham bahwa seorang Imam Adalah pribadi yang suci dan wajib dipatuhi. Jumlah mereka itu banyak ketika itu.

Diantara doktrin-doktrin aliran mereka adalah:1.Paham Reinkarnasi, yaitu keluarnya ruh dari satu jasad dan mengambil

tempat pada jasad yang lain. Paham ini diambil dari filsafat Hindu.2.Doktrin al-Bada, yaitu keyakinan bahwa Allah l mengubah kehendaknya

sejalan dengan perubahan ilmunya, serta dapat memerintahkan suatu perbuatan kemudian memerintahkan sebaliknya.

3.Mengenai kerasulan, Mereka menafikan pengertian kerasulan didalam diri Muhammad Ibn Hanafiyyah.

4.Segala sesuatu memiliki sisi lahir dan batin, segala sesuatu memiliki ruh, semua wahyu ada ta'wilnya, segala sesuatu dialam ini ada hakikatnya, semua hukum dan rahasia yang ada didalam ini terkumpul dari seseorang, dan itu merupakan ilmu yang diwariskan Ali kepada cucunya, Muhammad bin Hanafiyyah. Maka barangsiapa didalam dirinya terkumpul ilmu ini dialah imam yang sebenarnya.

5.Mereka juga berkeyakinan Imam akan kembali. Imam itu menurut pandangan mereka, setelah Ali, Hasan, dan Al-Husain adalah Muhammad Ibn al-Hanafiyyah. Sebagian penganut Kaisaniyyah berpendapat bahwa Muhammad ibn Al-Hanafiyyah telah meninggal dunia tetapi akan kembali lagi dunia. Namun pada umumnya mereka menyakini bahwa Ia tidak wafat, tetapi masih hidup di gunung Radhwa yang dikelilingi oleh madu dan air

Adapun data atau berita mengenai keberada'an pengikut aliran Kaisaniyyah dewasa ini tidak ditemukan.

4)Zaidiyah Zaidiyyah adalah aliran Syiah yang paling dekat kepada Sunni. Dan

paling moderat karena tidak mengangkat para Imam Ke-derajat kenabian, bahkan tidak sampai mendekati derajat itu. Namun mereka memandang para Imam Sebagai manusia paling utama setelah Nabi Muhammad n. Mereka pun tidak mengkafirkan para sahabat, khususnya mereka yang dibaiat Ali dan mengakui kepemimpinan mereka.

4 .Pada awal mulanya Ia berasal dari kalangan Khawarij, kemudian masuk kekelompok Syiah yang mendukung Ali.

6

Page 7: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

Tokoh aliran ini adalah Zaid bin Ali Zainal Arifien. Ia menyatakan perang terhadap Khalifah Hisyam bin Abdul Malik dan akhirnya disalib di Kufah.

Imam Zaid senantiasa ta'at dan tetap berada dalam jama'ah Islam. Dan Ia berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan dan memiliki hubungan baik dengan para Ulama dizamannya. Diantara Ulama yang berhubungan baik dengannya adalah Washil bin Atha, dan Imam Abu Hanifah. Abu Hanifah sendiri pun memihak dan simpati kepadanya.

Pemikiran-pemikiranya:1.Mereka tidak berkeyakinan bahwa seorang Imam yang mewarisi

kepemimpinan Rasulullah n telah ditentukan Nama dan orangnya oleh Rasul, tetapi hanya sifat-sifatnya saja5. Namun sifat-sifat yang disebutkan telah membuat Ali sebagi orang yang pantas menjadi Imam Setelah Rasul n wafat, karena sifat-sifat tersebut tidak dimiliki oleh yang lain. Adapun orang yang menjadi Imam setelah Ali disyaratkan dari keturunan fatimiah. Banyak pendukung dan keluarga Ali yang menentangnya diantaranya Imam Al-Bakir.

2.Imam Boleh saja dari orang yang Mafdhul (bukan yang terbaik).3.Jika ahlu halli wal aqdi telah membaiat seseorang tapi Ia tidak memenuhi

kriteria sebagai Imam , Maka Ia tetap sah menjadi Imam.4.Mereka mengakui kekhilafah Abu Bakar dan Umarhserta tidak mengkafirkan

seorangpun dari para sahabat. 5.Bolehnya membaiat dalam dua Imam dalam dua daerah kekuasa'an yang

yang berbeda selama mereka memiliki sifat-sifat yang disebutkan diatas dan selama keduanya dipilih secara bebas oleh ahlu halli wal-aqdi.

Mereka juga percaya bahwa pelaku dosa besar kekal dineraka, selama mereka belum bertaubat dengan taubat yang sebenarnya6.

Sepeninggalnya Imam Zaid, kedudukannya digantikan oleh Yahya, akan tetapi Ia pun terbunuh pada akhir masa Kekuasa'an Bani Umayyah. Lalu Ia ganti oleh Muhammad al-Imam dan Ibrahim. Keduanya adalah putra Abdullah bin Hasan guru Imam Abu Hanifah.

Pada fase berikutnya, Akibat kelemahan aliran Zaidiyah dan serangan aliran-aliran Syiah lainnya, dasar-dasar pemikiran aliran ini menjadi goyah atau kalah dan mati. Karena itu orang-orang berikutnya yang membawa Nama aliran Zaidiyah tidak membenarkan pengangkatan Imam yang mafdhul dan juga menentang dan menolak kekhilafahan Abu bakar dan Umar dengan begitu hilanglah ciri khas dari aliran Zaidiyah genersi pertama. Berdasarkan kenyata'an diatas maka dapat disimpulkan Aliran Zaidiyah generasi pertama, mereka tidak dipandang Ekstrim dan mengakui keimaman Abu Bakar dan Umar h. Dan Kedua, penganut Zaidiyah generasi belakangan, mereka inilah yang dipandang Ekstrim.

5)Imamiyah Itsna Asyariyyah (Imamiyah dua belas) Pada umumnya aliran-aliran Syiah yang ada sekarang didunia ini,

Mayoritas adalah Syiah Imamiyah. Pemikiran-pemikirannya :1. Para Imam diketahui bukan melalui sifat-sifat mereka, melainkan

penunjukan orangnya secara langsung. Sebagaimana Ali menjadi Imam melalui penunjukan Nabi Muhammad n, kemudian dia menunjuk penggantinya berdasarkan wasiatnya dari Nabi Muhammad n dan mereka dinamakan al-Awshiya (para penerima wasiat).

2. Penunjukan Ali a sebagai Imamah ditetapkan oleh nash, yang mereka yakini kebenarannya, yaitu :

عاداه من عادي واله,و من وال , اللهم مواله فعلي مواله كنت من

5 .Dari kalangan Bani Hasyim, wara, bertakwa, baik dan membaur dengan rakyat untuk mengajak mereka hingga mengakuinya sebagai imam.6 .Dalam hal ini mereke mengikuti paham Mu'tazilah. Karena tokoh Mu'tazilah Washil bin Atha dekat dengan Imam Zaid. Namun hubungan ini pula yang menyebabkan kaum Syiah marah dengan Washil karena ia ragu-ragu ketika ditanya siapa yang bersalah dalam tahkim antara Imam Ali dan Muawiyyah. Karena Imam Washil berpendapat ada salah satunya yang bersalah.

7

Page 8: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

"Barangsiapa aku menjadi pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya. Ya Allah, tolonglah dan lindungilah orang yang menolong dan melindunginya dan musuhilah orang yang memusuhinya. Hujjah mereka yang lain adalah: kenyata'annya Rasul tidak pernah mengangkat seorangpun diantara sahabat untuk menjadi panglima dalam peperangan dimana Ali berada dibawah komandonya. Dan juga ketika Surat Al-Bara'ah (at-Taubah) turun, Nabi memerintahkannya untuk membacakannya kepada kaum Muslimien yang sedang melaksanakan Ibadah Haji dan tidak menyerahkan kepada Abu Bakar padahal Ia ketika itu bertindak sebagai Amir Hajj.

3. Aliran Imamiyah, mereka sepakat al-Awshiya setelah Ali a adalah keturunan Fathimiah, yaitu al-Hasan dan kemudian al-Husain, akan tetapi mereka berbeda pendapat tentang orang-orang yang menjadi al-awshiya setelah keduanya. Ada yang berpendapat bahwa mereka terpecah lebih dari 70 kelompok dan yang terbesar diantaranya adalah Itsna Asy-ariyyah7 dan Ismailiyah.

Kedudukan Imam Dikalangan Imamiyah Imamiyah menetapkan bahwa seorang Imam Memiliki kekuasa'an penuh dalam membentuk undang-undang, segala ucapannya adalah syariat dan tidak mungkin yang berasal dari Imam Akan bertentangan dengan syariat. Dan para Imam ma'shum dari kesalahan, kelupa'an dan kemaksiatan. Mereka juga sepakat bahwa para Imam Kedudukannya setara dengan Nabi n, dan perbeda'annya antara Imam dan Nabi hanya satu, yaitu Imam tidak diberikan wahyu. Ada 3 kesimpulan yang berkaitan dengan pembuat undang-undang menurut mereka:

1. Nabi Muhammad n meninggalkan rahasia-rahasia syariat untuk dititipkan kepada para Imam Yang merupakan penerima wasiatnya.

2. Ucapan Imam Adalah syariat Islam, karena ucapan Imam setara dengan sabda nabi Muhammad n karena merupakan titipan Nabi kepada mereka.

3. Para Imam memiliki hak untuk melakukan takhsish terhadap nash-nash yang bersifat Umum dan melakukan taqyid terhadap nash-nash yang bersifat mutlak

6)Ismailliyyah Ismailiyah adalah satu bagian dari Imamiyah Dalam sejarah Islam mereka tercatat pernah berjaya dengan suatu

kekuasa'an yang besar, yaitu: Dinasti Fathimiah di Messir dan Syam. Demikian pula dengan Qaramithah yang pernah berkuasa diberbagai kawasan Islam.

Nama aliran ini dinisbatkan kepada Ja'far al-Shadiq. Ia adalah Imam ke'enam dalam aliran Imamiyah dua belas. Imamah berikutnya adalah Musa Al-Kazim sebagai Imam Ketujuh. Namun aliran ini menetapkan bahwa Imam ketujuh adalah anaknya Ismail berdasarkan nash dari bapaknya. Tetapi Ismail wafat mendahului bapaknya. Walaupun Ismail telah wafat mereka tetap mengamalkan nash yang mereka yakini. Hak keimamahan melalui Ismail berpindah kepada anaknya Muhammad al-Maktum. Sejak Muhammad mulailah ada doktrin bahwa para Imam Tersembunyi atau tertutup, karena mereka menetapkan bahwa seorang Imam dapat saja tersembunyi dan tetap wajib dipatuhi. Tersembunyinya seorang Imam Tidak menghalangi untuk menjadi Imam. Setelah Muhammad al-Maktum yang menjadi Imam berturut-turut ialah Muhammad al-Habib ibn Muhammad dan Anak AL-Habib (abdullah al-Mahdi), yang kemudian menampakan diri di Afrika Utara dan keraja'an Maghrib. Daulah Fatimiah muncul setelah Abdullah al-Mahdi muncul.

Aliran ini muncul di Irak. Mereka juga berhubungan dengan ajaran-ajaran Brahma Hindu, Filsafat Iluminisme, Budha, serta sisa-sisa kepercaya'an dan pemikiran khaldan dan persia tentang masalah-masalah seperti Ruh, bintang dan planet.

Aliran ini juga dinamai dengan al-Bathiniyah atau al-Bathiniyun. Dinamakan demikian karena sebab beberapa hal, diantaranya: (1)Mereka mempunyai

7 .Itsna Asyariyyah berpendapat bahwa kekhilafahan setelah al-Husain menjadi hak Ali Zainal Abidien, kemudian secara berurutan: Muhammad Al-Baqir, Abdullah Ja'afar Al-Shidiq ibnu Muhammad Al-Bakir, Musa Al-Kazim, Ali Al-Ridha, Muhammad Al-Jawwad, Ali al-Hadi, Hasan Al-Askari, dan anaknya, muhammad, sebagai Imam yang kedua belas.

8

Page 9: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

kecenderungan untuk menyembunyikan diri dan pahamnya dari orang lain.(2)Mereka selalu mengatakan bahwa Imam mereka tersembunyi dan selalu tersembunyi sampai munculnya keraja'an mereka di Maghrib yang kemudian pindah ke Mesir.(3)Mereka mengatakan bahwa syariat itu ada yang lahir dan ada yang bathin. Dan Umat Islam hanya mengetahui yang lahir, sedangkan yang bathin yang mengetahui hanya Imam.

Pendapat-pendapat yang dianut oleh kalangan Ismailiyyah yang moderat didasarkan atas 3 teori yang sebagian besar dianut juga oleh aliran Imamiyah dua belas, yaitu:

1. Limpahan cahaya Ilahi (al-Fidh al-Ilahi) dalam bentuk pengetahuan yang dilimpahkan Allah l kepada para Imam. Teori ini mereka jadikan landasan untuk menyatakan bahwa seorang Imam memiliki derajat Ilmu yang melampaui apa yang dicapai Manusia lainnya. Yang ilmu itu tidak dimiliki Manusia lainnya.

2. Seorang Imam tidak mesti menampakkan diri dan dikenal, tetapi dapat tersembunyi dan meskipun begitu Ia wajib dipatuhi. Ia adalah Al-Mahdi.

3. Seorang Imam tidak bertanggung jawab kepada siapapun dan siapapun tidak boleh mempersalahkannya ketika Ia melakukan suatu perbuatan. Sebaliknya Ia harus mengakui bahwa semua perbuatannya mengandung kebaikan, bukan kejahatan, karena ia memiliki pengetahuan yang tidak dimengerti siapapun.

7)Hakimiah dan Druz Tokoh aliran ini adalah al-Hakim bin Amrillah al-Fathimi, dia mengatakan

bahwa Allah bersemayam dalam dirinya dan dia mengajak orang lain untuk menyembahnya. Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa orang yang telah menghembuskan pemikiran kepada al-Hakim untuk menyatakan pendapatnya yang ekstrim adalah seorang Pria Persia bernama: Hamzah al-Darazi. Adapun Druz penganut paham ini banyak berdiam di Syam serta mempunyai hubungan erat dengan Hakimiah. Besar kemungkinan aliaran Druz ini dinisbatkan kepada Nama Al-Darazi.

8)Nashiriyyah Penganut aliran ini sebagaimana halnya dengan aliran Hakimiah, pada

mulanya mendiami daerah Syam. Mereka memiliki beberapa persama'an dengan aliran Hakimiah dan Itsna Asyariyyah. Mereka percaya bahwa keluarga Ali diberi Allah l Ilmu pengetahuan yang sempurna. Mereka juga percaya bahwa Ali tidak mati dan Ali adalah tuhan atau mendekati tuhan sebagaimana Aliran Saba'iayah. Paham mereka juga sama dengan aliran Bathiniyah tentang lahir dan bathin. Secara Umum dapat dikatakan bahwa pendapat-pendapat aliran ini bercampur dengan pendapat-pendapat Ekstrim yang terdapat dalam aliran-aliran yang dikelompokan kedalam Madzhab Syiah, tetapi sebagian besar Orang-orang Syiah melepaskan hubungan dengan mereka.

Jumlah pengikut aliran ini banyak menetap di Syam. Mereka menjadikan daerah gunung al-Salman, yang sekarang dinamakan gunung Al-Nashiriah, sebagai Markas. Sebagai pemimpin aliran ini meninabobokan para murid mereka dengan menghisap Candu. Karena itulah mereka dinamai dengan al-Hasyasyin (penghisap candu). Ketika tentara kafir dari pasukan salib dan Tartar menyerang kaum Muslimien mereka malah membantunya. Adapun jika pasukan Islam semisal pasukan Salahuddien datang ke Syam mereka malah bersembunyi.

KHAWARIJ Latarbelakang kemunculannya

Madzhab Khawarij muncul bersama'an dengan madzhab Syiah. Masing-masing muncul sebagai sebuah madzhab pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan puncaknya pada peristiwa Tahkim8. Pada awalnya, pengikut kedua Madzhab ini

8 . Upaya tahkim yang terjadi antara pasukan Ali yang diwakili oleh Abu Musa dan pasukan Muawiyyah yang diwakili oleh Amr bin Ash. Yang berakhir dengan menurunkan Ali dari jabatan khalifah dan mengukuhkan Muawiyyah menjadi penggantinya. Hasil tahkim lebih menguntungkan para pendukung pemberontak yang dipimpin oleh Muawiyyah. Anehnya kelompok yang semula memaksa Ali untuk

9

Page 10: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

adalah para pendukung Ali meskipun pemikiran madzhab khawarij lebih dahulu muncul daripada madshab Syiah.

kelompok ini bercirikan (1) kuatnya berpegang pada makna lahir lafadz-lafadz nash,(2) kegemaran menebus tawanan perang(3) Cinta mati dan siap menghadapi resiko bahaya hanya karena hal-hal tidak

prinsipal. Dan sikap mental mereka mirip dengan sikap mental orang-orang Nashrani yang berada dibawah pemerintahan Arab di Andalusia

(4) Mereka kebanyakan terdiri dari orang Arab pegunungan yang ceroboh dan pemikiran dangkal

(5) Mereka memiliki sifat-sifat yang kontroversial diantaranya: Sifat-sifat takwa, Ikhlas, penyelewengan, ceroboh, ketat dalam memberikan penilaian, keras, garang, giat mengajak orang untuk mengikuti pendapat mereka yang menyimpang, berpikiran sempit, kasar dan dingin tanpa belas kasihan, tidak luwes dalam beragama, dan tidak memiliki sifat kasih sayang.

Beberapa prinsip yang disepakati Aliran-aliran Khawarij, yaitu :(1) Pengangkatan khilafah akan sah hanya jika berdasarkan pemilihan yang benar-

benar bebas dan dilakukan oleh semua Ummat Islam tanpa diskriminasi. Seorang khalifah tetap pada jabatan selama Ia masih menegakkan keadilan dan menerapkan syariat.

(2) Jabatan khilafah bukan hak khusus keluarga Arab tertentu, dan bukan monopoli suku Quraisy dan bukan pula khusus untuk orang Arab dengan menafikan bangsa lain. Khawarij bahkan mengutamakan Non-Quraisy untuk memegang jabatan Khalifah9.

(3) Yang berasal dari aliran Najdah, pengangkatan khalifah tidak diperlukan jika masyarakat dapat menyelesaikan masalah-masalah mereka. Jadi pengangkatan seorang Imam menurut mereka bukanlah suatu kewajiban berdasarkan syara, tetapi hanya bersifat kebolehan. Kalaupun pengangkatan itu menjadi wajib, Maka kewajiban itu berdasarkan kemaslahatan dan kebutuhan.

(4) Orang berdosa besar adalah kafir.

Pertentangan dikalangan Khawarij Prinsip-prinsip diatas disepakati kaum Khawarij, sedangkan pada prinsip yang lain mereka banyak berpeda pendapat. Perbeda'an itu dapat muncul diantara mereka hanya karena masalah yang sepele. Barangkali inilah rahasia yang menimbulkan banyak kekacauan diantara mereka, disamping mereka memang gemar berperang. Sebagaimana al-Mihlab Ibn abi Shafrah (seorang panglima pasukan Muawiyyah) dalam menghadapi pasukan Khawarij Ia selalu memanfa'atkan perbeda'an pendapat itu untuk memporakporandakan kesatuan mereka. Apabila mereka sedang bersatu, Al-Mihlab mengembangkan isu yang dapat menciptakan perpecahan diantara mereka.

Cir-ciri perdebatan Khawarij(1) Fasih dan lancar berbicara, serta mengusai metode penyajian. Mereka adalah

orang-orang yang tegar, tidak gentar menghadapi lawan dan tidak terhalang oleh pikiran yang sempit.

(2) Kelompok ini berusaha mempelajari Al-Qur'an dan As-Sunnah, serta memahami hadis dan tradisi Arab dengan tekun, penjelasan yang terang dan semangat tinggi. jadi sebenarnya mereka menguasai pengetahuan tentang Al-Qur'an dan Sunnah dengan teliti. Namun karena perhatian mereka hanya dipusatkan kepada satu arah, mereka tidak dapat memanfa'atkan Ilmu itu secara maksimal dan baik.

menerima tahkim dan menunjuk orang yang menjadi hakim atas pilihan mereka itu, belakangan memandang perbuatan tahkim sebagai kejahatan besar. Yang mereka dikenal dengan Khawarij.9 . Dengan alasan jika Ia melakukan penyelewengan, Maka dengan mudah ia dijatuhkan karena tidak ada fanastisne yang akan mempertahankannya.

10

Page 11: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

(3) Mereka menyenangi perdebatan dan diskusi tentang syair dan ungkapan-ungkapan Arab. Dan mereka suka berdiskusi dengan lawan walaupun sedang dalam masa perang.

(4) Perdebatan mereka diliputi fanatisme. Penganut paham khawarij tidak akan menerima dan mengakui lawan debat mereka walaupun pendapat itu dekat kepada kebenaran atau kebenaran yang terkandung didalamnya sangat jelas.

(5) Mereka senantiasa berpegang pada makna lahir Al-Qur'an tanpa mau mengkaji maksud, tujuan, dan konteks Nash.

Aliran-aliran Khawarij 1)Azariqah

Aliran ini dipimpin oleh Nafi Ibnu Al-Azraq10 yang berasal dari Bani Hanifah. Mereka merupakan pendukung terkuat madzhab Khawarij yang paling banyak anggotanya dan paling terkemuka diantara semua aliran madzhab ini. Merekalah yang pertama kali melakukan serangan terhadap pasukan Ibnu Zubair dan pasukan Umawi. Dan dibawah komandonya mereka berperang melawan keduanya selama sembilan belas tahun.

Prinsip-prinsip yang membedakan aliran Azariqah dan aliran Khawarij lainnya ialah:

(1) Mereka memandang orang yang berbeda pendapat dengan mereka tidak hanya bukan Mukmin, tetapi juga Musyrik, kekal di Neraka serta halal diperangi dan dibunuh.

(2) Wilayah tempat orang yang berbeda dengan aliran Azariqah adalah wilayah perang (Darul Harb).

(3) Anak-anak dari orang yang berbeda paham dengan Azariqah adalah kekal di Neraka.

(4) Dalam bidang fiqih mereka tidak mengakui adanya hukum rajam. (5) Hukuman dera bagi penuduh zina (Had Qadzf) hanya diberlakukan pada orang

yang menuduh bahwa wanita Muhsan telah berzina. Jadi orang yang menuduh laki-laki muhsan tidak dikenakan hukuman itu.

(6) Para Nabi bisa saja melakukan dosa besar dan kecil.

2)Najdah Pimpinan aliran ini adalah Najdah bin Uwaimir yang berasal dari bani

Hudzaifah. Aliran ini tidak sependapat dengan aliran Azariqah tentang kafirnya orang Khawarij yang tidak mau turut berperang dan bolehnya membunuh anak-anak, sebagaimana mereka juga tidak sependapat tentang tentang status ahlu dzimah11.

Pemikiran-pemikiran mereka:(1) Bahwa mengangkat Imam bukan wajib karena syariat telah

menggariskannya.tetapi karena kemaslahatan.(2) Prinsip Taqiyah

Aliran Najdah terpecah menjadi 3 kelompok: (1) Pergi ke Sijistan dibawah pimpinan Athiyah Ibn Al-Aswad yang berasal dari Bani

Hanifah. Mereka memiliki prinsip yang diyakini juga oleh aliran Najdah sebelumnya.

(2) Tetap dalam barisan Najdah yang setelah terbunuh digantikan oleh Abu Fudaik.(3) Pengikut Najdah yang masih tersisa tetapi tidak berani menisbahkan

kelompoknya kepada Najdah. Sebab perpecahan mereka:

(1) Najdah mengirim anaknya menjadi tentara. Tentara lainnya melakukan pelecehan terhadap wanita dan memakan harta rampasan perang sebelum dibagi-bagi. Lalu anaknya mengajukan protes terhadap tindakan mereka.

10 . Ia terbunuh dalam pertempuran, kemudian kedudukannya digantikan secara urut oleh Nafi bin Abdullah dan Qathri Ibn Al-Fuja'ah. 11 . Aliran Azariqah berpendapat bahwa mereka tidak boleh diperangi karena menghormati perjanjian dengan mereka. Sementara aliran Najdah mengatakan bahwa mereka halal diperangi sebagaimana halalnya orang yang melindungi mereka, yaitu kaum Muslimien.

11

Page 12: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

(2) Najdah menyatakan pembela'an terhadap anak buahnya yang dijatuhi hukuman hudud.

(3) Najdah mengirim angkatan laut dan angkatan darat, tetapi kepada angkatan darat diberikan imbalan gaji yang lebih besar.

3)Shafriyah Tokohnya adalah Ziyad Ibn Al-Ashfar. Pandangan mereka lebih lunak

daripada pandangan aliran Azariqah, tetapi lebih ekstrim dibanding dengan aliran khawarij lainnya.

Pemikiran-pemikiran mereka:(1) Mengenai pelaku dosa besar, mereka tidak sependapat dengan aliran Azariqah

yang memandang pelakunya itu menjadi Musrik dan kekal di dalam Neraka.(2) Sebagian mereka; "Bahwa dosa-dosa yang dapat dikenakan hukuman had

terhadap pelakunya tidak sampai melampaui sebutan yang diberikan Allah l kepada mereka, yaitu pezina, pencuri, ataupun penuduh zina. Sedangkan pelaku dosa besar yang tidak ada hadnya adalah kafir.

(3) Sebagian mereka lagi; "Bahwa pelaku dosa besar dapat tidak dapat dipandang kafir sebelum adanya keputusan hakim untuk menjatuhkan hukuman had.

4)Ajaridah Aliran ini dipimpin oleh Abdul Karim Ibn Ajrad 12, Pemikiran mereka, diantaranya: "Boleh mengangkat seorang menjadi

pemimpin jika diketahui bahwa orang tersebut adalah penganut Khawarij yang bertakwa. Walaupun Ia tidak turut berperang.

Aliran ini terpecah kedalam kelompok yang lebih kecil karena perbeda'an pendapat disekitar mereka hanya menyangkut masalah-masalah kecil dan seringkali tidak ada kaitannya dengan masalah-masalah politik, tetapi dapat melahirkan sub-sub kelompok atau kelompok baru yang berdiri sendiri.

5)Ibadhiyah Aliran ini dipimpin oleh Abdullah Ibn Ibadh. Mereka merupakan penganut

khawarij yang paling moderat dan paling luwes serta paling dekat dengan paham sunnni. oleh sebab itu aliran ini masih tetap bertahan sampai sekarang. Mereka memiliki ulama yang baik dan cerdas. Beberapa kelompok dari aliran ini berdiam didaerah Sahara barat yang subur, sedangkan lainnya menetap di Zanzibar.

Beberapa pemikiran mereka yang menonjol, diantaranya:(1) Orang Islam yang berbeda paham dengan mereka bukan orang Musrik, tetapi

juga bukan orang Mu'min. Mereka menamakannya dengan orang kafir, yaitu kafir akan nikmat, bukan kafir dalam keyakinan karena orang tersebut tidak mengingkari adanya Allah l, tetapi hanya lengah untuk mendekatkan diri kepada Allah l.

(2) Haram memerangi aliran yang tidak sepaham dengan aliran Ibadhiyah dan wilayah mereka adalah wilayah tauhid dan islam. Kecuali wilayah pasukan tentara pemerintah

(3) Harta rampasan perang dari kaum Muslimien yang menjadi lawan mereka haram diambil, kecuali kuda, senjata, dan perlengkapan perang lainnya.

(4) Orang yang berbeda dengan Ibadhiyah dapat menjadi saksi dalam suatu perkara, boleh menikahi mereka. Serta saling waris-mewarisi antar mereka.

6)Aliran-aliran yang dipandang keluar dari islam, yaitu : a.Yazidiyah

Aliran ini semula adalah pengikut Aliran Ibadhiyah, tetapi kemudian berpendapat bahwa Allah l akan mengutus seorang Rasul dari kalangan luar arab yang akan diberi kitab yang akan menggantikan syariat islam.

b.Maimuniyah

12 . Ia adalah salah seorang pengikut Athiyah ibn Al-Aswad al-Hanafi yang keluar dari aliran Najdah bersama pengikutnya dan pergi ke Sijistan.

12

Page 13: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

Aliran ini dipimpin oleh Maimun al-AjradiPemikiran mereka diantaranya: (1)" Mereka memperbolehkan seseorang

menikahi cucu-cucu perempuan dari anak laki-laki dan anak-anak perempuan dari saudara laki-laki dan saudara perempuan. Dengan alasan: bahwa Al-Qur'an tidak menyebut wanita-wanita itu dalam kelompok yang haram dinikahi. (2) Mereka mengingkari keberada'an Surat Yusuf, karena menurut mereka surat tersebut berisi porno. sehingga tidak pantas dinisbatkan kepada Allah l. Jumhur Ulama Dan Persoalan Khilafah

Pendukung Ali a memandang kekhalifahan merupakan warisan kenabian dan wasiat dari Nabi kepada orang sesudahnya. Sementara kaum Khawarij memandang kekhalifahan sebagai hak semua orang tanpa persyaratan apapun. Adapun pendapat Jumhur Ulama berada ditengah-tengah kedua kubu tersebut. Mereka berpendapat kekhalifahan harus berasal dari suku Quraisy berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Nabi n :

قريش من األئمة"Bahwa para Imam Itu dari Quraisy".

Persyaratan seorang Imam Jumhur Ulama telah bersepakat menetapkan empat syarat bagi seseorang yang dinobatkab sebagai seorang Imam, yaitu;

1)Suku Quraisy Sebagaimana sabda Rasulullah n yang diriwayatkan oleh Muawiyyah a:

الدين أقاموا ,ما وجهه على الله كبه إال أحد يعاديهم قريش, ال في األمر هذا إن"Sesungguhnya urusan kekuasa'an Ummat ini berada di tangan Quraisy, tiada seorang pun yang memusuhi mereka. Kecuali pasti Allah Akan membuatnya jatuh tersungkur, selama mereka masih menegakan agama ini (HR.Bukhori), Dari Abu Hurairoh a berkata, Rasulullah n bersabda:

لكافرهم تبع وكافرهم لمسمهم تبع مسلمهم الشأن هذا في القريش تبع الناس"Ummat manusia akan mengikuti Quraisy dalam perkara ini (Khilafah). Muslimnya Akan mengikuti yang Muslim dan yang kafirnya Akan mengikuti yang kafir dari Quraisy (HR.Bukhori dan Muslim) dan hadis-hadis lainnya yang senada dengannya. Akan tetapi, Apakah dalil-dalil diatas menunjukan dengan tegas bahwa jabatan khalifah harus dipegang oleh mereka, dan tidak boleh pihak lain dan itu menjadi syarat sahnya kekhalifahan?

Kenyata'annya hal tersebut tidak bisa dibantah. Didalam pertemuan di Tsaqifah Bani Sa'idah, Kaum Muslimien generasi pertama terarah untuk memilih sesorang khilafah dari kalangan Muhajirien yang berasal dari Quraisy. Hal itu terjadi setelah Abu Bakar a mengucapkan pidatonya. Padahal anjuran untuk memilih khalifah dari suku Quraisy pada waktu itu tidak didasarkan atas Nash hadis, tetapi atas dua pertimbangan, yaitu:

(1) keutama'an kalangan Muhajirien dibandingkan dengan kalangan Anshar. (2) Pada periode sebelum Islam dan waktu Islam lahir, suku Quraisy mempunyai

kedudukan terhormat ditanah Arab. Itulah sebabnya Abu Bakar a berkata pada akhir pidatonya: "Sesungguhnya bangsa Arab tidak akan beragama jika tidak karena kehadiran suku Quraisy".

Ada lafads hadis yang menjelaskan "Selama mereka menegakkan agama Islam " Jadi jika mereka tidak melaksanakannya, tentu jabatan khalifah akan terlepas dari mereka dan berpindah kepada orang yang menegakan Islam. Dengan pernyata'an diatas dapat disimpulkan bahwa hadis-hadis yang diatas tidak secara tegas menunjukan pengertian bahwa jabatan itu mesti dari suku Quraisy, tidak pula menegaskan bahwa kekhilafahan yang berada dipihak lain bukan kekhilafahan yang Islami. kalaupun hadis-hadis tersebut merupakan petunjuk Nabi n agar jabatan tersebut berada ditangan Quraisy. Maka petunjukan itu bukan suatu kewajiban, melainkan bisa saja bersifat penjelasan tentang keutama'an mereka. Sebagaimana sabda Rasulullah n:

بيبة ز رأسه كأن حبشي عبد عليكم استعمل وإن وأطيعوا إسمعوا

13

Page 14: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

"Dengarkanlah dan Ta'atilah meskipun yang memimpinmu adalah seorang hamba Habasy (Negro) yang kepalanya seperti anggur kering (keriting) (HR.Bukhori) Adapun ungkapan Abu Bakar a dan beberapa sahabat yang lain, dan dapat disimpulkan bahwa jabatan itu berada ditangan Quraisy dengan syarat mereka bertakwa dan mempunyai kekuatan. Jika kedua syarat ini ada pada orang yang tidak berasal dari Quraiy, maka berdasarkan logika yang benar dan sesuai dengan pendapat para sahabat, jabatan tersebut berpindah ketangan orang tersebut.

2)Adanya Baiat Syarat yang kedua adalah adanya pembaiatan yang dilakukan oleh ahlu Halli wal Aqdi". Tradisi bait pada masa sahabat dilakukan dengan pendapat yang merdeka dan kepatuhan diberikan dengan sukarela. Berbeda dengan pada masa Umayyah, bait dilakukan karena perintah penguasa dan kepatuhan timbul karena paksa'an. Beitupula dengan pemerintahan Abasiyah perdananya.

3)Musyawarah Syarat selanjutnya, yaitu: "Proses pemilihan seorang khilafah haruslah dengan jalan Musyawarah. Landasannya adalah firman Allah l :

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka.(Qs. Asy-Syura: 38). T indakan yang sangat riskan adalah pengalihan pemerintahan Islam dari jalan Musyawarah kepada jalan pewarisan yang dilakukan oleh Muawiyyah a . Walaupun Ia membalutnya dengan tradisi baiat, Tetapi sesungguhnya Ia telah menghapuskan makna baiat itu sendiri, karena ia telah menghilangkan inti dan sasaran dari baiat itu . Tentang keharusan melakukan Musyawarah untuk membaiat seorang calon khalifah, Umar bin khatab a berkata: "Barangsiapa membaiat seorang tanpa dasar musyawarah, maka janganlah dilakukan pembaiatan terhadap dirinya dan terhadap orang yang dibaiatnya.

Pertanya'an yang muncul adalah (1) Bagaimana melakukan pembaitan dan permusyawaratan, (2) serta siapa yang berhak melakukan baiat dan Musyawarah?

Jawabannya: Al-Qur'an memerintahkan untuk bermusyawarah, dan Nabi senantiasa menerapkannya, tetapi tidak menerangkan cara bermusyawarah, dan menentukan orang-orang yang berhak untuk itu secara baku, serta membiarkan kaum Muslimien untuk mengatur dan mengetahui caranya. Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa pengaturan cara-cara bermusyawarah selalu berbeda karena berbedanya ruang dan waktu.

Kaum Muslimien juga memiliki 3 cara bermusyawarah dalam memilih seorang khalifah: (1) Pemilihan secara bebas melalui Musyawarah tanpa pencalonan terlebih dahulu oleh seseorang. Hal ini terjadi dalam pemilihan Abu Bakar a. (2) Khalifah mempersiapkan putra mahkota yang akan menggantikannya jika antar keduanya tidak ada hubungan keluarga. Sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar a kepada Umar a . (3) Mempersiapkan salah seorang dari 3 orang atau lebih anggota Masyarakat yang dipandang terbaik didalam Masyarakat.

Ibnu Hazm v berpendapat: "Bahwa cara pemilihan khalifah terbatas pada 3 cara diatas dan tidak boleh diciptakan cara yang lain karena hal itu berarti keluar dari Ijma para sahabat.

Jadi ada tiga model musyawarah ituah yang dilakukan oleh para sahabat dalam memilih khalifah. Akan tetapi ada pertanya'an yang muncul: (1) Siapa saja yang berhak melakukan musyawarah pada masa sahabat itu.(2) jika ada seorang Imam yang memegang jabatan tanpa melalui Musyawarah, apakah Ummat wajib mematuhinya.

Jawabannya: (1) Mereka yang memilih Abu Bakar adalah penduduk Madinah yang terdiri dari kalangan Muhajirien dan Anshar. Demikian juga yang membaiat

14

Page 15: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

Umar, Utsman dan Ali g. Karena Madinah ketika itu merupakan pusat Islam dan penduduknya adalah pendukung dakwah Islam, sedangkan daerah-daerah Arab lainnya belum mantap. Hal ini terbukti dengan gerakan Murtad" yang muncul dihampir seluruh Jazirah Arabia" kecuali Mekkah dan Madinah. (2)Jumhur Fuqaha telah menetapkan jika seseorang dapat memaksakan kehendaknya menjadi penguasa dikalangan Ummat Islam, sedangkan mereka sedang tidak memiliki seorang Imam, dan orang tersebut memenuhi syarat untuk menjadi Imam serta menegakkan keadilan ditengah-tengah masyarakat. Sehingga Ummat Islam merestui dan membaitnya, Maka Ia menjadi Imam yang sah.

Disamping persyaratan itu mesti pula diperhatikan dua syarat lain yang menjadi fokus perhatian para Imam Madzhab ketika mereka mengakui keabsahan khalifah yang memangku jabatan dengan cara kekerasan jika Ia telah mendapat restu: (1) Pada waktu Ia menjadi Khalifah tidak ada khalifah yang memangku jabatan tersebut.(2) Tidak ada kesempatan untuk melakukan pemilihan.

4)Keadilan Keadilan yang dituntut dari seorang Imam Adalah semua yang mencakup bentuk keadilan. Sebagaimana firman Allah l :

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia[361] Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (Qs.An-Nissa: 135).

Dan keadilan seorang Imam Menuntut adanya orang-orang yang pantas memegang jabatan tertentu, yaitu orang yang adil dan berwibawa. Sebagaimana sabda Rasulullah n:" Barangsiapa yang mengangkat seseorang menjadi pejabat atas dasar Ikatan primordial, sedangkan orang lain yang lebih diridhoi oleh Allah masih ada, berarti dia menghianati Allah, Rasulnya, dan orang-orang yang beriman.

Khalifah yang tidak memenuhi persyaratan Jika seorang khalifah tidak memenuhi persyararatan sebagaimana yang diuraikan diatas, Maka jumhr Ulama berpendapat; "Bahwa kekhalifahannya tidak bersifat kenabian (agamis), tetapi sekuler. Sebagaimana penilaian para Ulama terhadap kekuasa'an Yazid bin Muawiyyah yang merupakan kekuasa'an keraja'an bukan kekuasa'an kekhilfahan. Apakah seorang khalifah wajib dita'ati atau tidak? Jika seorang Imam telah memenuhi persyaratan, dan rakyat mendukungnya serta membaiatnya secara bebas tanpa tekanan, maka Ia wajib dita'ati. Dan orang yang ingin menumbangkannya maka Ia dipandang pemberontak yang wajib diperangi. Jika hanya orang tersebut yang ada, sedangkan khalifah yang adil lainnya tidak ditemukan atau pembaiatan orang tersebut tidak sempurna, baik secara sukarela atau tekanan, Maka mematuhinya pun tetap wajib. Sebagaimana Hasan Al-Bashri v memfatwakan wajibnya ta'at kepada Dinasti Ummayyah. Sebagaian Mu'tazilah dan khawarij berpendapat bahwa Imam yang curang dan zalim boleh ditentang. Adaapun Ahlus Sunnah berpendapat bahwa yang dipilih menjadi Khalifah adalah orang yang memiliki keutama'an, Adil dan Ihsan. Jika orang seperti itu tidak ada, maka mematuhinya dengan sabar lebih baik daripada menentangnya. Hal ini dilihat dari sisi Mudharatnya yang ditimbulkannya. Mengenai Imam yang tidak dipilih secara bebas dan dibaiat, Ibnu Taimiyah v menyebutkan 3 pendapat Ulama:

15

Page 16: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

1. Semua perintah Imam itu ditolak dan tidak boleh dipatuhi, baik perintah tersebut bersifat keta'atan kepada Allah lmaupun suatu pendurhaka'an. Karena kekuasa'annya bersifat zalim.

2. Pendapat yang terkuat adalah: "Mereka wajib dipatuhi kecuali dalam perkara kemaksiatan.

3. Jika penguasa yang memegang jabatan tanpa proses pemilihan itu adalah kepala Negara, maka dalam hal keta'atan kepada Allah l Ia dipatuhi, tetapi dalam perkara kemaksiatan Ia tidak wajib dipatuhi.

Ibnu Taimiyah v sendiri memilih pendapat yang moderat, yaitu mematuhi penguasa jika berlaku adil, dan membantahnya jika Ia berlaku zalim.

Kesimpulannya: kekhalifahan yang bersifat kenabian wajib dipatuhi secara mutlak. jika Ia

berubah menjadi fasiq, Maka nilai kekhalifahannya berubah menjadi pemerintahan yang yang bersifat sekuler, sama halnya dengan Imam yang diberkuasa tanpa melalui proses pemilihan. Sehubungan dengan penguasa model ini ada 3 kesepakatan Ulama, yaitu:

1. Tidak boleh memeranginya. Dengan begitu tidak timbul kekacauan yang dapat mengakibatkan terbengkalainya kebenaran dan berkuasanya keserakahan dan hawa nafsu.

2. Perintah yang berkaitan dengan Maksiat mutlak tidak boleh dipatuhi.3. Kebenaran wajib disampaikan kepada penguasa yang zalim, sebagaiamana

sabda Rasulullah n: Jihad yang terbaik ialah menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang zalim.

Catatan Tulisan yang berbentuk miring dan digaris bawahi adalah sebuah persoalan yang menjadi bahan pertanya'an. Prof.Dr.Abu Zahroh pada permasalahan Aqidahnya beraliran Asya'riyah , Ahlul Kalam, dan Filsafat.

16

Page 17: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

Bagian keduaAqidah

Generasi pertama kaum Muslimien, yaitu golongan Muhajirien dan Anshar serta

para pengikut mereka, menyerap aqidah dari al-Qur'an. Mereka mengenal baik-baik sifat-sifat yang layak dan yang tidak layak bagi Allah l melalui ayat-ayat al-Qur'an. Itulah sebabnya tidak terjadi perdebatan diantara mereka mengenai masalah Aqidah.

Tidak ada riwayat baik yang shahih maupun yang dhaif yang

17

Page 18: Tarikh Madzahib Al-Islamiyah

Daftar IsiPerbeda'an Berpikir Dikalangan Para Pakar……………………………………………. 1 Perbeda'an Pendapat Dikalangan Ummat Islam……………………………………… 2Konsekuensi Perbeda'an Pendapat Dikalangan Ummat Islam………………….…… 3Pertama ;Politik Syiah……………………………………………………………………………….. 3 Khawarij ………………………………………………………………………….. 10 Jumhur Ulama Dan Persoalan Khilafah………………………………………… 14Kedua; aqidah Murjiah ………………………………………………………………………………

Mu'tazilah…………………………………………………………………………… Asy'ariyah……………………………………………………………………………

Maturidiah………………………………………………………………………………..Salafiyah …………………………………………………………………………………..Wahhabiyah………………………………………………………………………………… Bahaiyyah………………………………………………………………………………….Qadhaniyyah………………………………………………………………………………

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………

18