Tari Saman gayo Luwes

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tari Saman atau lebih dikenal dengan tarian seribu tangan merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang sudah turun temurun menjadi kebanggaan bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Aceh dan lebih khusus lagi masyarakat Gayo. Bercerita tentang Tari Saman terlebih dahulu mengetahui seluk beluk dan asal usulnya. Tari Saman merupakan warisan budaya Aceh yang sangat dibanggakan sampai saat ini, tidak hanya menjadi kebanggaan Aceh saja tetapi salah satu jenis tarian ini sudah menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia pada umumnya. Namun sangat ironisnya ketika masyarakat di luar Aceh hanya mengetahui bahwa Saman itu berasal dari Aceh secara umum. Mereka tidak mengerti secara spesifik dari mana Saman itu berasal, padahal Aceh sendiri terdiri berbagai macam suku serta berbeda adat istiadat satu sama lain. Seperti Aceh, Gayo, Alas, Tamiang, Singkil, dan yang lainnya di mana masih banyak kemajemukan dan perbedaan budaya adat dan bahasa. Pada dasarnya Saman berasal dari Gayo, khususnya dari dataran tinggi seribu bukit di Kabupaten Gayo Lues. Namun kenapa Tarian Saman Gayo ini menjadi brand Pemerintah Provinsi Aceh tanpa ada keterlibatan masyarakat Gayo sendiri? Masalah ini perlu dikaji dan ditelaah bagaimana fenomena tersebut sampai terjadi. Lebih tragisnya lagi apabila dianalisa masalah di atas merupakan salah satu masalah eksternal apabila dilihat dengan kacamata masyarakat Gayo. Universitas Sumatera Utara

description

Sejarah tari saman yang ada di gayo luwes Nanggroe Aceh Darussalam,

Transcript of Tari Saman gayo Luwes

Page 1: Tari Saman gayo Luwes

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tari Saman atau lebih dikenal dengan tarian seribu tangan merupakan

salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang sudah turun temurun menjadi

kebanggaan bangsa Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Aceh

dan lebih khusus lagi masyarakat Gayo. Bercerita tentang Tari Saman terlebih

dahulu mengetahui seluk beluk dan asal usulnya.

Tari Saman merupakan warisan budaya Aceh yang sangat dibanggakan

sampai saat ini, tidak hanya menjadi kebanggaan Aceh saja tetapi salah satu jenis

tarian ini sudah menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Namun sangat ironisnya ketika masyarakat di luar Aceh hanya mengetahui bahwa

Saman itu berasal dari Aceh secara umum. Mereka tidak mengerti secara spesifik

dari mana Saman itu berasal, padahal Aceh sendiri terdiri berbagai macam suku

serta berbeda adat istiadat satu sama lain. Seperti Aceh, Gayo, Alas, Tamiang,

Singkil, dan yang lainnya di mana masih banyak kemajemukan dan perbedaan

budaya adat dan bahasa.

Pada dasarnya Saman berasal dari Gayo, khususnya dari dataran tinggi

seribu bukit di Kabupaten Gayo Lues. Namun kenapa Tarian Saman Gayo ini

menjadi brand Pemerintah Provinsi Aceh tanpa ada keterlibatan masyarakat Gayo

sendiri? Masalah ini perlu dikaji dan ditelaah bagaimana fenomena tersebut

sampai terjadi. Lebih tragisnya lagi apabila dianalisa masalah di atas merupakan

salah satu masalah eksternal apabila dilihat dengan kacamata masyarakat Gayo.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Tari Saman gayo Luwes

Untuk lebih jelasnya peneliti akan memaparkan keberadaan suku Gayo di

wilayah Republik Indonesia. Tanah Gayo dibagi ke dalam empat kelompok besar.

Daerah ini satu sama lainnya dibatasi oleh sungai-sungai yang sudah merupakan

batas alam, sehingga menyebabkan hubungan antar penduduk begitu sulit, akan

tetapi harus diakui bahwa keseluruhan Tanah Gayo itu secara etnografis adalah

satu (Hurgronje , 1996).

Daerah yang merupakan wilayah tempat tinggal orang Gayo pada

umumnya, terletak di tengah-tengah wilayah administratif yang kini disebut

dengan Provinsi Aceh. Wilayah tempat tinggal suku bangsa Gayo ini dikenal juga

dengan nama Dataran Tinggi Gayo. Dataran tinggi ini merupakan bagian dari

rangkaian Bukit Barisan yang melintasi Pulau Sumatera. Lingkungan alam yang

berbukit-bukit ini, rupanya telah menyebabkan orang-orang Gayo terbagi menjadi

kelompok-kelompok itu sejak waktu yang relatif lama hampir tidak ada kontak

satu dengan yang lain, karena tiadanya prasarana perhubungan yang baik

(Melalatoa , 1982).

Di tengah lingkungan alam yang sedemikian itu, orang Gayo yang

menghuni dataran tinggi Gayo telah terbagi ke dalam lima Kabupaten yaitu :

Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah,

Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang (Ibrahim, 2007). Dari

kelima Kabupaten tersebut hampir seluruh penduduknya merupakan suku bangsa

Gayo kecuali di Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang, di sini

terdapat dua kelompok orang Gayo yang jumlahnya sangat minoritas yaitu orang

Gayo Serbajadi berlokasi di Kecamatan Lokop Serbajadi Kabupaten Aceh Timur

serta orang Gayo Kalul berlokasi di Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Aceh

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Tari Saman gayo Luwes

Tamiang. Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah berdiam suku bangsa Gayo

yang meliputi kelompok orang Gayo Lut dan orang Gayo Deret, sedangkan

Kabupaten Gayo Lues meliputi suku bangsa orang Gayo Lues. Dalam penelitian

ini akan dikhususkan membahas Tari Saman di Kabupaten Gayo Lues yang sering

disebut dengan Daerah Seribu Bukit, walaupun ada tautannya dengan kelompok-

kelompok orang Gayo lainnya. Sesuai dengan kesepakatan para tokoh adat Gayo

bahwa asal Tari Saman adalah dari Kabupaten Gayo Lues yang dijuluki Daerah

Seribu Bukit.

Selain itu masih ada masalah lainnya baik dipandang dari sudut internal

maupun eksternalnya. Secara umum masalah internal ada dua, pertama semakin

terkikisnya budaya lokal Tari Saman sendiri, baik dilihat dari antusias masyarakat,

nilai-nilai yang terkandung maupun hilangnya simbol-simbol fisik penunjang

eksistensi kebudayaan Saman. Kedua Pemerintah Kabupaten Gayo Lues sendiri

masih belum menemukan kejelasan asal usul keaslian Tari Saman ini berdasarkan

fakta sejarah.

Sedangkan masalah eksternal sendiri apabila ditinjau secara umum bisa

dibagi menjadi dua permasalahan. Pertama terjadinya dominansi Pemerintah

Provinsi terhadap kebudayaan asli Gayo yaitu Saman. Selama ini orang di luar

Aceh hanya melihat Aceh sebagai entitas tunggal, bukan entitas jamak. Padahal,

di Aceh tidak sebatas dihuni suku Aceh, tetapi ada suku Gayo, Singkil, Tamiang,

Kluet, Aneuk Jameuk, Simelue, dan lain-lain dengan identitas dan simbol etnik-

historis-kultural yang berbeda satu sama lain. Meski secara tidak langsung,

Pemerintah Provinsi jangan lagi melakukan klaim dan pembenaran historis-

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Tari Saman gayo Luwes

kultural, terlebih terhadap suku Gayo. Kalau ini tetap terjadi, kemungkinan

konflik sosial, horizontal, dan komunal akan terjadi di Aceh.

Kedua akibat dari diskriminasi serta pencaplokan budaya di atas,

Pemerintah Kabupaten Gayo Lues semakin sulit untuk membangun kembali nama

baik budaya Saman baik di tingkat nasional maupun internasional. Apalagi seni

Tari Saman (bukan Saman asli Gayo Lues) telah masuk ke dalam Museum Rekor

Indonesia (MURI) sebagai penyelenggaran terbesar dengan 3000 orang penari di

Banda Aceh tahun 2010 silam. Namun ironisnya, dari segi gerak, metode, penari

dan pelaksaaan teknis lainnya sangat jauh dari keaslian Tari Saman yang asli.

Hal ini tentunya akan menimbulkan konflik antar masyarakat Aceh

sendiri. Mungkin di satu pihak kita sedikit bangga dengan mencuatnya nama

Saman kembali sebagai entitas Aceh. Namun klaimisasi budaya oleh Pemerintah

Provinsi di atas telah menyalahi semangat otonomi daerah sebagai salah satu

keunggulan dalam kearifan budaya lokal masyarakat Gayo.

Kemudian dari tinjauan politis juga, kita tidak tahu dengan perkembangan

dalam pemekaran daerah nantinya. Contoh kasus dapat kita lihat Kabupaten Gayo

Lues beserta enam Kabupaten/ Kotamadya telah berupaya memisahkan diri dari

naungan Provinsi Aceh dengan membentuk Provinsi ALA (Aceh Louser Antara)

terdiri dari Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Tenggara,

Singkil dan Kotamadya Subulussalam. Walaupun gagal, untuk sementara keenam

Kabupaten/ Kotamadya tersebut terus berjuang agar kesetaraan pembangunan

serta marjinalisasi ekonomi dapat terhapuskan. Timbul sebuah pertanyaan di masa

yang akan datang, kejelasan entitas Saman yang sangat dibanggakan ini menjadi

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Tari Saman gayo Luwes

hak dan milik siapa? Oleh karena itu perlu kejelasan kepemilikan dari saat ini

sehingga akan mempermudah menjawab permasalahan di masa yang akan datang.

Melihat masalah-masalah di atas, Pemerintah dan masyarakat Kabupaten

Gayo Lues semakin gelisah dan takut akan kehilangan simbol kesenian yang dari

dulu dibanggakan ini. Tari Saman adalah salah satu cagar budaya merupakan

kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan

pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sehingga perlu

dilindungi dan dilestarikan demi pemupukan kesadaran jatidiri bangsa dan

kepentingan Nasional. Oleh karena itu beberapa tahun ini Pemerintah Kabupaten

Gayo Lues terus berupaya membangun kembali kejayaan kesenian ini dengan

meningkatkan kekuatan internal dan mengekspose ke kancah Internasional serta

berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait.

Hasilnya pada mulai tahun 2010 usaha tersebut telah mendapat antusias

dari organisasi dunia bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Tari Saman yang berasal dari Provinsi

Aceh telah diakui dan dikukuhkan oleh organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan

dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), sebagai warisan

budaya dunia tidak benda (intangible heritage) pada 24 November 2011 yang lalu

di Bali. Untuk mendapatkan pengakuan ini perlu proses verifikasi yang panjang,

dan ke masa depan kita targetkan warisan dunia milik Indonesia yang diakui

UNESCO akan semakin banyak.

Indonesia memiliki beragam budaya dan tempat wisata yang menyebar

keseluruh nusantara dari Sabang sampai Merauke. Beragam budaya tersebut

merupakan salah satu kekayaan alam yang menjadikan Indonesia menjadi salah

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Tari Saman gayo Luwes

satu negara kaya di dunia. Karena parawisata adalah salah satu bidang yang dapat

menyumbangkan devisa untuk negara. Berkaitan dengan hal tersebut dilihat Tari

Saman yang telah diakui dan dikukuhkan oleh organisasi Pendidikan, Ilmu

Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), sebagai

warisan budaya dunia tidak benda (Intangible Heritage) dapat dijadikan sebagai

ikon budaya Kabupaten Gayo Lues.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan berbagai permasalahan dalam latar belakang di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana eksistensi Tari Saman

sebagai ikon budaya Kabupaten Gayo Lues dikaitkan dengan pembangunan

pariwisata di Kabupaten Gayo Lues? Untuk membantu mempermudah

pembahasan rumusan masalah yang telah diungkap di atas, maka akan

diejawantahkan rumusan tersebut ke dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Kebijakan dan program apa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues

dalam melakukan pelestarian Tari Saman ?

2. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam upaya menjadikan Tari Saman

sebagai ikon budaya di Kabupaten Gayo Lues?

3. Bagaimana potensi Tari Saman dalam mendukung pembangunan daerah

terutama di bidang pariwisata?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Tari Saman gayo Luwes

1. Untuk menjelaskan dalam bentuk deskriptif tentang kebijakan dan program

Pemerintah Kabupaten Gayo Lues dalam mengembangkan pembangunan

pariwisata.

2. Untuk menjelaskan keterlibatan masyarakat dalam upaya menjadikan Tari

Saman sebagai ikon budaya di Kabupaten Gayo Lues?

3. Untuk menjelaskan potensi Tari Saman dalam mendukung pembangunan

daerah terutama di bidang pariwisata.

1.4. Manfaat Penelitian

Sementara itu, manfaat yang diharapkan dari Penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini secara teoritis berguna untuk mengembangkan konsep

pengembangan budaya khususnya dalam memahami pelestarian warisan

budaya tak benda (Intangible Heritage) terkait dengan upaya

pembangunan pariwisata daerah.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada teori

pembangunan sosial budaya yang mungkin bisa dirujuk untuk kajian-

kajian ilmiah selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi

Pemerintah Kabupaten Gayo Lues dalam membangun pelestarian Tari

Saman sebagai warisan asli budaya bangsa Indonesia pada umumnya dan

masyarakat Gayo Lues pada khususnya agar lebih mencintai budaya

bangsa sendiri dari pada budaya bangsa lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Tari Saman gayo Luwes

b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi rujukan oleh Pemerintah

Daerah lain dalam mengembangkan kebudayaan daerahnya terutama

kesenian berupa tarian untuk memperoleh pengakuan dunia Internasional

sebagai bagian dari proses pembangunan pariwisata daerah.

c. Hasil penelitian tentang Tari Saman ini dapat dimanfaatkan untuk sarana

memajukan kebudayaan nasional bangsa Indonesia serta mempertinggi

derajat kemanusian bangsa Indonesia di mata dunia Internasional.

Universitas Sumatera Utara