surat
-
Upload
miracle-reys-blessing -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
description
Transcript of surat
![Page 1: surat](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022072013/55cf99e0550346d0339f9ce0/html5/thumbnails/1.jpg)
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
1
FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA
MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA
TINGGI, DAN KARIER SUKSES
Oleh : Drs. Arrizal, M.Si
Dosen Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang
ABSTRACT
This article explains human resource management philosophy. To
explains this topic, this article uses human resource management motivation
model. Based human resource management motivation model, this article can
know that human resource management philosophy is to make employee of high
motivation. In other phrase, human resource management philosophy is to make
employee of professional, welfare, high performance, and success career.
Human resource management philosophy that helps quide human resource
manager in deciding how to manage and motivate employees.
Keywords : human resource management philosophy
I. PENDAHULUAN
Tulisan ini akan membahas filosofi manajemen sumberdaya manusia.
Untuk membahas topik ini penulis menggunakan model motivasi manajemen
sumberdaya manusia. Berdasarkan analisis model motivasi manajemen
sumberdaya manusia maka dapat diketahui bahwa filosofi manajemen
sumberdaya manusia adalah menciptakan pegawai yang bermotivasi kerja tinggi.
Dengan kalimat lain, filosofi manajemen sumberdaya manusia adalah
menciptakan pegawai yang profesional, sejahtera, prestasi kerja tinggi, dan
karier sukses. Filosofi manajemen sumberdaya manusia memberikan pedoman
bagi manajer sumberdaya manusia dalam mengambil keputusan strategi dan
kebijakan manajemen sumberdaya manusia dalam mengelola (me-management)
sumberdaya manusia untuk menciptakan sumberdaya manusia yang profesional,
sejahtera, prestasi kerja tinggi, dan karier sukses.
![Page 2: surat](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022072013/55cf99e0550346d0339f9ce0/html5/thumbnails/2.jpg)
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
2
II. TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
Teori relativitas Albert Einstein membantu ahli fisika mengelola (me-
management) atom. Teori manajemen sumberdaya manusia membantu manajer
sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya manusia
organisasi. Apakah pengertian manajer sumberdaya manusia ?. Ada dua
pengertian manajer sumberdaya manusia. Pertama, manajer sumberdaya
manusia adalah manajer yang bekerja pada bidang manajemen sumberdaya
manusia. Kedua, manajer sumberdaya manusia adalah manajer yang mengelola
(me-management) sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange
process) (Yukl, 2002 : 241). Proses pertukaran (exchange process) adalah
pertukaran (exchange) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau
pertukaran (exchange) profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi)
(Yukl, 2005 : 241). Manajer sumberdaya manusia memiliki banyak nama
spesifik (nama khas) yaitu kepala kepegawaian, kepala personalia, direktur
sumberdaya manusia, kepala departemen sumberdaya manusia, menteri
pendayagunaan aparatur negara, dan kepala badan kepegawaian daerah.
Apakah pengertian manajemen sumberdaya manusia ?. Ada dua
pengertian manajemen sumberdaya manusia. Pertama, secara sederhana,
manajemen sumberdaya manusia adalah pekerjaan manajer sumberdaya
manusia. Secara sederhana pula, pekerjaan manajer sumberdaya manusia adalah
manajemen sumberdaya manusia. Kedua, manajemen sumberdaya manusia
adalah aktifitas organisasi dalam menerapkan konsep-konsep dan teknik-teknik
analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai,
orientasi pegawai, pelatihan pegawai, pemberian gaji, pemberian insentif
finansial, pemberian tunjangan, pemberian kualitas kehidupan kerja, penilaian
prestasi kerja, dan manajemen karier pegawai untuk mencapai tujuan organisasi
(Dessler, 1986 : 2 – 3).
Apakah pekerjaan manajer sumberdaya manusia ?. Pertama, secara
sederhana, pekerjaan manajer sumberdaya manusia adalah manajemen
sumberdaya manusia. Secara sederhana pula, manajemen sumberdaya manusia
adalah pekerjaan manajer sumberdaya manusia. Kedua, pekerjaan manajer
![Page 3: surat](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022072013/55cf99e0550346d0339f9ce0/html5/thumbnails/3.jpg)
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
3
sumberdaya manusia adalah manajemen sumberdaya manusia, yang terdiri dari
12 pekerjaan yaitu analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai,
seleksi pegawai, orientasi pegawai, pelatihan pegawai, pemberian gaji,
pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, pemberian kualitas
kehidupan kerja, penilaian prestasi kerja, dan manajemen karier pegawai untuk
mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : 2 – 3).
Teori manajemen sumberdaya manusia bersifat netral (Dessler, 1986 : 1 -
25). Dua belas konsep dan teknik manajemen sumberdaya manusia besifat netral
(Dessler, 1986 : 1 - 25). Apakah tujuan menerapkan teori manajemen
sumberdaya manusia bersifat netral itu ?. Itu tergantung filosofi atau visi atau
cita-cita manajer sumberdaya manusia. Filosofi atau visi atau cita-cita manajer
sumberdaya manusia yang akan menentukan tujuan menerapkan teori
manajemen sumberdaya manusia bersifat netral itu (Dessler, 1986 : 1 - 25).
Filosofi atau visi (vision) atau cita-cita menjawab pertanyaan, “kita ingin
menjadi seperti apa ?” (David : 2002 : 83). Filosofi atau visi (vision) atau cita-
cita manajemen sumberdaya manusia menjawab pertanyaan, “Sumberdaya
manusia kita ingin menjadi seperti apa ?”. Filosofi manajemen sumberdaya
manusia memberikan pedoman bagi manajer sumberdaya manusia dalam
mengambil keputusan strategi dan kebijakan manajemen sumberdaya manusia
dalam mengelola (me-management) sumberdaya manusia.
III. MODEL MOTIVASI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
Apakah visi (filosofi) manajemen sumberdaya manusia ?. Visi (filosofi)
manajemen sumberdaya manusia adalah manajer sumberdaya manusia perlu
menciptakan pegawai yang bermotivasi kerja tinggi (Dessler, 1986 : 17 – 22).
Motivasi adalah kesediaan (willingness) melakukan usaha tingkat tinggi (high
levels of effort) guna mencapai tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh
kemampuan usaha tersebut memuaskan (satisfy) kebutuhan (need) sejumlah
individu (Robbins dan Coulter, 2002 : 424 - 425). Dengan kalimat lain, visi
(filosofi) manajemen sumberdaya manusia adalah manajer sumberdaya manusia
perlu menciptakan pegawai yang profesional, sejahtera, prestasi kerja tinggi, dan
karier sukses.
![Page 4: surat](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022072013/55cf99e0550346d0339f9ce0/html5/thumbnails/4.jpg)
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
4
Visi (filosofi) manajemen sumberdaya manusia dapat dijelaskan dengan
menggunakan model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 :
17 – 22). Model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 : 17 –
22) yang dimodifikasi dapat dilihat pada gambar 1. Model motivasi manajemen
sumberdaya manusia yang dimodifikasi pada gambar 1 merupakan modifikasi
yang penulis (Arrizal, 2010) lakukan terhadap model motivasi manajemen
sumberdaya manusia yang dikemukakan Dessler (1986 : 17 – 22). Model
motivasi manajemen sumberdaya manusia pada hakekatnya menerapkan hukum
motivasi (Dessler, 1986 : 20).
Model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 : 20)
dan manajer sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya
manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241) pada
hakekatnya menerapkan hukum motivasi (Dessler, 1986 : 20). Hukum motivasi
berbunyi, “Orang-orang biasanya termotivasi atau terdorong untuk berperilaku
dalam suatu cara tertentu yang dirasakan mengarah kepada perolehan imbalan”
(Vroom, 1964 : 183 ; Dessler, 1986 : 20). Banyak ahli manajemen mendukung
hukum motivasi ini (Pritchard, Deleo, dan Bergen, 1976 ; Ranupandojo dan
Husnan, 1985 : 212 ; Flippo, 1989 : 115 ; Dessler, 1986 : 20 ; Vroom, 1964 :
183). Dengan menerapkan hukum motivasi ini, maka manajer sumberdaya
manusia untuk mengelola (me-management) dan memotivasi kerja pegawai
memerlukan dua syarat mutlak yaitu kemampuan kerja dan kemauan kerja
(Dessler, 1986 : 20 - 22). Pertama, kemampuan kerja. Manajer sumberdaya
manusia berusaha agar pegawai merasakan bahwa pekerjaan yang akan
dikerjakannya akan dapat memperoleh imbalan. Kedua, kemauan kerja. Manajer
sumberdaya manusia berusaha mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang
diinginkan pegawai dan kemudian menggunakan kebutuhan-kebutuhan itu
sebagai imbalan. Contohnya, direktur utama suatu perusahaan meminta
kesediaan seorang pegawai bahwa pegawai itu akan dipromosikan menjadi
manajer pemasaran dengan syarat pendapatan penjualan dapat mencapai satu
miliar rupiah tiap bulan.
![Page 5: surat](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022072013/55cf99e0550346d0339f9ce0/html5/thumbnails/5.jpg)
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
5
Gambar 1: Model Motivasi Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber : Dessler, Gary. 1986. Manajemen Personalia. Edisi Ketiga.
Diterjemahkan Oleh Agus Dharma, SH. Jakarta : Penerbit Erlangga. 17 – 22 ;
dan kemudian penulis Arrizal (2012) memodifikasi model motivasi manajemen
sumberdaya manusia yang dikemukakan Dessler (1986).
Motivasi
Kerja
Kemampuan Kerja
(Profesionalisme)
(Expectancy)
Koreksi Motivasi Kerja
(Koreksi Kemampuan
Kerja dan Kemauan
Kerja)
Kemauan
Kerja
(Imbalan Kerja)
(Valence)
Analisis Jabatan
Perencanaan Pegawai
Perekrutan Pegawai
Seleksi Pegawai
Orientasi Pegawai
Pelatihan Pegawai
Pemberian Gaji
Pemberian Insentif
Finansial
Pemberian Tunjangan
Kualitas Kehidupan Kerja
Penilaian Prestasi Kerja
Manajemen Karier
Pengadaan Pegawai
Pengembangan Pegawai
Kompensasi
![Page 6: surat](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022072013/55cf99e0550346d0339f9ce0/html5/thumbnails/6.jpg)
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
6
Apakah yang terjadi ?. Pegawai itu tidak termotivasi menjadi manajer pemasaran
karena pegawai itu merasakan tidak memiliki kemampuan kerja mencapai pendapatan
penjualan sebesar satu miliar rupiah tiap bulan, meskipun pegawai itu menginginkan
imbalan dan memiliki kemauan kerja menjadi manajer pemasaran. Dengan demikian
manajer sumberdaya manusia untuk mengelola (me-management) dan memotivasi
kerja pegawai memerlukan secara sekaligus kemampuan kerja dan kemauan kerja.
Manajer sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya
manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241) yaitu
melalui proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan
kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme
dengan imbalan kerja (kompensasi) (Dessler, 1986 : 20 - 22). Ciri manajer
sumberdaya manusia yaitu mengelola (me-management) sumberdaya manusia melalui
proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241). Pada hakekatnya
kemampuan kerja, kemauan kerja, dan proses pertukaran (exchange process) antara
kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process)
antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) itulah inti pokok
mengelola (me-management) dan memotivasi kerja pegawai untuk mencapai tujuan
organisasi (Dessler, 1986 : 20 – 22).
Manajer sumberdaya manusia dapat menggunakan teori manajemen
sumberdaya manusia dalam mengelola (me-management) dan memotivasi kerja
sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process). Dengan kalimat
lain, teori manajemen sumberdaya manusia dapat membantu manajer sumberdaya
manusia mengelola (me-management) sumberdaya manusia melalui proses pertukaran
(exchange process). Dengan demikian teori manajemen sumberdaya manusia
berkorelasi kuat dengan manajer sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan
organisasi.
![Page 7: surat](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022072013/55cf99e0550346d0339f9ce0/html5/thumbnails/7.jpg)
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
7
Manajer sumberdaya manusia dapat menggunakan teori manajemen
sumberdaya manusia dalam mengelola (me-management) dan memotivasi kerja
sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process). Pada hakekatnya
kemampuan kerja, kemauan kerja, dan proses pertukaran (exchange process) antara
kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process)
antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) itulah inti pokok
mengelola (me-management) dan memotivasi kerja pegawai untuk mencapai tujuan
organisasi (Dessler, 1986 : 20 – 22). Pertama, kemampuan kerja. Manajer sumberdaya
manusia harus memastikan bahwa pegawai memiliki kemampuan kerja untuk
mengerjakan pekerjaan. Dengan kalimat lain, manajer sumberdaya manusia harus
mengetahui pekerjaan yang dikerjakan pegawai akan memperoleh imbalan. Oleh
karena itu, untuk memperoleh pegawai yang memiliki kemampuan kerja maka
manajer sumberdaya manusia harus mengerjakan konsep-konsep dan teknik-teknik
analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai, orientasi
pegawai, pelatihan pegawai. Kedua, kemauan kerja. Manajer sumberdaya manusia
harus memastikan bahwa pegawai tersebut memiliki kemauan kerja untuk
mengerjakan pekerjaan. Dengan kalimat lain, manajer sumberdaya manusia harus
mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan pegawai dan kemudian
menggunakan kebutuhan-kebutuhan itu sebagai imbalan. Oleh karena itu, untuk
memperoleh pegawai yang memiliki kemauan kerja maka manajer sumberdaya
manusia harus mengerjakan konsep-konsep dan teknik-teknik pemberian gaji,
pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, dan pemberian kualitas kehidupan
kerja. Akhirnya ketiga, memeriksa kemampuan kerja dan kemauan kerja. Manajer
sumberdaya manusia harus memeriksa hasil usaha dalam mengelola (me-
management) dan memotivasi kerja pegawai (memeriksa kemampuan kerja dan
kemauan kerja pegawai) dan berusaha mengambil strategi dan kebijakan yang
diperlukan untuk memperbaiki motivasi kerja pegawai atau memperbaiki kemampuan
![Page 8: surat](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022072013/55cf99e0550346d0339f9ce0/html5/thumbnails/8.jpg)
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
8
kerja dan kemauan kerja pegawai. Oleh karena itu, manajer sumberdaya manusia
harus mengerjakan konsep-konsep dan teknik-teknik penilaian prestasi kerja dan
manajemen karier.
Manajer sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya
manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241) yaitu
melalui proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan
kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme
dengan imbalan kerja (kompensasi) (Dessler, 1986 : 20 - 22). Ciri manajer
sumberdaya manusia yaitu mengelola (me-management) sumberdaya manusia melalui
proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241). Semua konsep-konsep dan
teknik-teknik manajemen sumberdaya manusia memberi kontribusi terhadap
kemampuan kerja dan kemauan kerja serta pertukaran antara kemampuan kerja
dengan kemauan kerja (Dessler, 1986 : 20 - 22). Konsep-konsep dan teknik-teknik
manajemen sumberdaya manusia adalah analisis jabatan, perencanaan pegawai,
perekrutan pegawai, seleksi pegawai, orientasi pegawai, pelatihan pegawai, pemberian
gaji, pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, pemberian kualitas kehidupan
kerja, penilaian prestasi kerja, dan manajemen karier pegawai (Dessler, 1986 : 2 – 3).
Pada hakekatnya kemampuan kerja, kemauan kerja, dan proses pertukaran (exchange
process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran
(exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) itulah
inti pokok mengelola (me-management) dan memotivasi kerja pegawai untuk
mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : 20 – 22).
IV. KESIMPULAN
Apakah visi (filosofi) manajemen sumberdaya manusia ?. Visi (filosofi)
manajemen sumberdaya manusia adalah manajer sumberdaya manusia perlu
menciptakan pegawai yang bermotivasi kerja tinggi. Dengan kalimat lain, visi
![Page 9: surat](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022072013/55cf99e0550346d0339f9ce0/html5/thumbnails/9.jpg)
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
9
(filosofi) manajemen sumberdaya manusia adalah manajer sumberdaya manusia perlu
menciptakan pegawai yang profesional, sejahtera, prestasi kerja tinggi, dan karier
sukses.
Visi (filosofi) manajemen sumberdaya manusia dapat dijelaskan dengan
menggunakan model motivasi manajemen sumberdaya manusia. Model motivasi
manajemen sumberdaya manusia pada hakekatnya menerapkan hukum motivasi.
Hukum motivasi berbunyi, “Orang-orang biasanya termotivasi atau terdorong untuk
berperilaku dalam suatu cara tertentu yang dirasakan mengarah kepada perolehan
imbalan”.
![Page 10: surat](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022072013/55cf99e0550346d0339f9ce0/html5/thumbnails/10.jpg)
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang
10
REFERENSI
David, Fred R. 2002. Manajemen Strategis. Edisi Ketujuh. Versi Bahasa Indonesia.
Jakarta : Penerbit PT Prenhallindo
Dessler, Gary. 1986. Manajemen Personalia. Edisi Ketiga. Diterjemahkan Oleh Agus
Dharma, SH. Jakarta : Penerbit Erlangga
Flippo, Edwin B. 1989. Manajemen Personalia. Edisi Keenam. Jilid 2. Diterjemahkan
Oleh Moh Masud. Jakarta : Penerbit Erlangga
Follett, Mary Parker dalam Stoner, James A. F. 1990. Manajemen. Terjemahan
Alfonsus Sirait. Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga
Pritchard, Robert., Philip Deleo., and Clarence Van Bergen Jr. 1976. A Field
Experiemental Test of Expectancy Valence Incentive Motivation Techniques.
Organizational Behavior and Human Performance. Volume 15 Nomor 12
April 1976
Ranupandojo, Heidjrachman., dan Suad Husnan. 1985. Manajemen Personalia. Edisi
Keenam. Yogyakarta : Penerbit BPFE Yogyakarta
Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 2002. Management. Seventh Edition. Upper
Saddle River, New Jersey : Pearson Education, Inc
Vroom, Victor H. 1964. Work and Motivation. New York : John Wiley & Sons.
Dalam Dessler, Gary. 1986. Manajemen Personalia. Edisi Ketiga.
Diterjemahkan Oleh Agus Dharma, SH. Jakarta : Penerbit Erlangga
Yukl, Gary. 2002. Leadership in Organizations. Fifth Edition. Upper Saddle River,
New Jersey : Prentice-Hall, Inc