SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective...

50
i HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Orissa Septiana 1511412053 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective...

Page 1: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

i

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DAN

SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWA

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Orissa Septiana

1511412053

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

ii

iii

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik

Untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat

Maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri

-QS AL Isra 7 ndash

Kalau anda ingin seseorang tertawa anda harus memberinya alasan untuk

tertawa anda tidak bisa memicu tawa yang asli dengan mendesak orang itu

agar tertawa atau meminta dia mendesak dirinya agar tertawa

-Viktor E Frankl-

Peruntukan

Karya ini penulis persembahkan untuk

Mama Tercinta

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat

dan kebaikanNya yang selalu tercurah Sungguh menjadi karunia yang luar biasa

di mana penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ldquoHubungan

Antara Sense of Humor dan Subjective Well-Being pada Mahasiswardquo Ucapan

syukur yang selalu terucap atas terselesaikannya tugas ini

Penyusunan skripsi ini merupakan hasil karya dari sebuah perjuangan dan

dukugan semangat bantuan serta motivasi yang penulis terima dari pihak-pihak

yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena hal

itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih atas

terselesaikannya skripsi ini kepada

1 Prof Dr Fakhruddin MPd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta

jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

2 Drs Sugeng Hariyadi SPsi MS selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang atas segala kebijakannya

selama menjabat

3 Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi selaku pembimbing dan penguji 2 terima

kasih atas dukungan pengarahan dan masukan yang diberikan selama

mengerjakan skripsi

4 Andromeda SPsi MPsi selaku pembimbing dan penguji 3 yang telah

dengan lapang dada membantu dalam proses pengerjaan skripsi

5 Binta Mursquotiya Rizki SPsi MA selaku penguji 1 pada ujian skripsi yang

telah memberikan pengarahan dan masukan terhadap skripsi penulis

vi

6 Siti Nuzulia SPsi MSi selaku dosen wali yang telah memberikan

bimbingan selama menempuh studi

7 Dosen-dosen Jurusan Psikologi yang telah bersedia memberikan ilmu dan

bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung

8 Mama sebagai orang tua yang luar biasa yang selalu mendukung dalam doa

serta tidak berhenti memberikan semangat melalui nasehat-nasehat yang

meneguhkan

9 Dita Insaroh Nurma Bella Windari Nika Dek Chayun Dek Ayun Dek

Choe Terima kasih atas kebersamaanya

10 Teman-teman angkatan 2012 terutama untuk Rombel 2 Jurusan Psikologi

Universias Negeri Semarang terima kasih atas segala kisah kasih canda

tawadan persahabatan terindah bersama dengan kalian semua

11 Semua subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswai psikologi angkatan

2010 sampai dengan angkatan 2016 yang telah memberikan bantuan dan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna kelancaran

penyusunan skripsi ini

12 Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini

Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca

untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki Terima kasih

Semarang 20 Juni 2017

Penulis

vii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa

Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali

mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa

untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika

mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu

meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih

sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap

humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-

hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor

dengan subjective well-being

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel

penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan

adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil

menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang

dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274

sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective

well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien

validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888

Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang

dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan

koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga

hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being

viii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student

Every individual wants welfare in his life is no exception college students

Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully

The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life

feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often

One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to

experience life complacency and experience enjoyment more often and by not

frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by

being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily

activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This

research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-

being

This research is a quantitative correlational research The samples of this

research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the

sampling technique Research data from sense of humor is taken using

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31

items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability

coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener

that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a

reliability coefficient of 0888

The analysis method used is Product Moment correlation that is processed

using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474

with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship

between a sense of humor and subjective well-being is accepted

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN ii

PENGESAHAN iii

MOTO DAN PERUNTUKAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 10

13 Tujuan Penelitian 11

14 Manfaat Penelitian 11

2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12

21 Subjective Well-Being 12

211 Pengertian Subjective Well-Being 12

212 Komponen Subjective Well-Being 13

213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15

22 Sense of Humor 18

221 Pengertian Sense of Humor 18

x

222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19

223 Aspek-aspek Sense of Humor 24

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27

24 Kerangka Berpikir 29

25 Hipotesis 30

3 METODE PENELITIAN 31

31 Jenis dan Desain Penelitian 31

311 Jenis Penelitian 31

312 Desain Penelitian 31

32 Variabel Penelitian 32

321 Identifikasi Variabel Penelitian 32

322 Definisi Operasional Variabel 32

323 Hubungan Antara Variabel 33

33 Populasi dan Sampel 34

331 Populasi 34

332 Sampel 34

34 Metode dan Pengumpulan Data 35

35 Validitas dan Reliabilitas 37

351 Validitas 38

3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39

3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40

352 Reliabilitas 42

3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42

xi

3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43

36 Metode Analisis Data 43

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

41 Persiapan Penelitian 44

411 Orientasi Kancah Penelitian 44

42 Penyusunan Instrumen 44

43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46

44 Pelaksanaan Penelitian 46

441 Pengumpulan Data 46

442 Pelaksanaan Skoring 47

45 Gambaran Subjek Penelitian 47

451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48

46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48

461 Hasil Uji Validitas 49

4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49

4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49

462 Hasil Uji Reliabilitas 49

4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49

4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50

47 Analisis Deskriptif 50

471 Gambaran Sense of Humor 51

4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51

4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54

xii

47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54

47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56

47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58

47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and

Humorous peopel 60

472 Gambaran Subjective Well-Being 65

4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65

47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Kepuasan Hidup 68

47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Afeksi 70

48 Analisis Data 74

481 Hasil Uji Asumsi 74

4811 Uji Normalitas 74

4812 Uji Linearitas 75

482 Uji Hipotesis 76

49 Pembahasan 77

491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective

Well-Being pada Mahasiswa 77

4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77

4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78

4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being

Pada Mahasiswa 78

5 PENUTUP 80

51 Simpulan 80

52 Saran 81

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 2: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

ii

iii

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik

Untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat

Maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri

-QS AL Isra 7 ndash

Kalau anda ingin seseorang tertawa anda harus memberinya alasan untuk

tertawa anda tidak bisa memicu tawa yang asli dengan mendesak orang itu

agar tertawa atau meminta dia mendesak dirinya agar tertawa

-Viktor E Frankl-

Peruntukan

Karya ini penulis persembahkan untuk

Mama Tercinta

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat

dan kebaikanNya yang selalu tercurah Sungguh menjadi karunia yang luar biasa

di mana penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ldquoHubungan

Antara Sense of Humor dan Subjective Well-Being pada Mahasiswardquo Ucapan

syukur yang selalu terucap atas terselesaikannya tugas ini

Penyusunan skripsi ini merupakan hasil karya dari sebuah perjuangan dan

dukugan semangat bantuan serta motivasi yang penulis terima dari pihak-pihak

yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena hal

itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih atas

terselesaikannya skripsi ini kepada

1 Prof Dr Fakhruddin MPd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta

jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

2 Drs Sugeng Hariyadi SPsi MS selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang atas segala kebijakannya

selama menjabat

3 Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi selaku pembimbing dan penguji 2 terima

kasih atas dukungan pengarahan dan masukan yang diberikan selama

mengerjakan skripsi

4 Andromeda SPsi MPsi selaku pembimbing dan penguji 3 yang telah

dengan lapang dada membantu dalam proses pengerjaan skripsi

5 Binta Mursquotiya Rizki SPsi MA selaku penguji 1 pada ujian skripsi yang

telah memberikan pengarahan dan masukan terhadap skripsi penulis

vi

6 Siti Nuzulia SPsi MSi selaku dosen wali yang telah memberikan

bimbingan selama menempuh studi

7 Dosen-dosen Jurusan Psikologi yang telah bersedia memberikan ilmu dan

bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung

8 Mama sebagai orang tua yang luar biasa yang selalu mendukung dalam doa

serta tidak berhenti memberikan semangat melalui nasehat-nasehat yang

meneguhkan

9 Dita Insaroh Nurma Bella Windari Nika Dek Chayun Dek Ayun Dek

Choe Terima kasih atas kebersamaanya

10 Teman-teman angkatan 2012 terutama untuk Rombel 2 Jurusan Psikologi

Universias Negeri Semarang terima kasih atas segala kisah kasih canda

tawadan persahabatan terindah bersama dengan kalian semua

11 Semua subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswai psikologi angkatan

2010 sampai dengan angkatan 2016 yang telah memberikan bantuan dan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna kelancaran

penyusunan skripsi ini

12 Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini

Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca

untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki Terima kasih

Semarang 20 Juni 2017

Penulis

vii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa

Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali

mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa

untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika

mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu

meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih

sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap

humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-

hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor

dengan subjective well-being

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel

penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan

adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil

menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang

dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274

sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective

well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien

validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888

Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang

dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan

koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga

hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being

viii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student

Every individual wants welfare in his life is no exception college students

Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully

The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life

feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often

One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to

experience life complacency and experience enjoyment more often and by not

frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by

being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily

activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This

research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-

being

This research is a quantitative correlational research The samples of this

research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the

sampling technique Research data from sense of humor is taken using

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31

items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability

coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener

that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a

reliability coefficient of 0888

The analysis method used is Product Moment correlation that is processed

using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474

with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship

between a sense of humor and subjective well-being is accepted

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN ii

PENGESAHAN iii

MOTO DAN PERUNTUKAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 10

13 Tujuan Penelitian 11

14 Manfaat Penelitian 11

2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12

21 Subjective Well-Being 12

211 Pengertian Subjective Well-Being 12

212 Komponen Subjective Well-Being 13

213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15

22 Sense of Humor 18

221 Pengertian Sense of Humor 18

x

222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19

223 Aspek-aspek Sense of Humor 24

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27

24 Kerangka Berpikir 29

25 Hipotesis 30

3 METODE PENELITIAN 31

31 Jenis dan Desain Penelitian 31

311 Jenis Penelitian 31

312 Desain Penelitian 31

32 Variabel Penelitian 32

321 Identifikasi Variabel Penelitian 32

322 Definisi Operasional Variabel 32

323 Hubungan Antara Variabel 33

33 Populasi dan Sampel 34

331 Populasi 34

332 Sampel 34

34 Metode dan Pengumpulan Data 35

35 Validitas dan Reliabilitas 37

351 Validitas 38

3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39

3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40

352 Reliabilitas 42

3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42

xi

3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43

36 Metode Analisis Data 43

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

41 Persiapan Penelitian 44

411 Orientasi Kancah Penelitian 44

42 Penyusunan Instrumen 44

43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46

44 Pelaksanaan Penelitian 46

441 Pengumpulan Data 46

442 Pelaksanaan Skoring 47

45 Gambaran Subjek Penelitian 47

451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48

46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48

461 Hasil Uji Validitas 49

4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49

4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49

462 Hasil Uji Reliabilitas 49

4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49

4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50

47 Analisis Deskriptif 50

471 Gambaran Sense of Humor 51

4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51

4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54

xii

47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54

47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56

47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58

47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and

Humorous peopel 60

472 Gambaran Subjective Well-Being 65

4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65

47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Kepuasan Hidup 68

47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Afeksi 70

48 Analisis Data 74

481 Hasil Uji Asumsi 74

4811 Uji Normalitas 74

4812 Uji Linearitas 75

482 Uji Hipotesis 76

49 Pembahasan 77

491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective

Well-Being pada Mahasiswa 77

4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77

4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78

4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being

Pada Mahasiswa 78

5 PENUTUP 80

51 Simpulan 80

52 Saran 81

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 3: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

iii

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik

Untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat

Maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri

-QS AL Isra 7 ndash

Kalau anda ingin seseorang tertawa anda harus memberinya alasan untuk

tertawa anda tidak bisa memicu tawa yang asli dengan mendesak orang itu

agar tertawa atau meminta dia mendesak dirinya agar tertawa

-Viktor E Frankl-

Peruntukan

Karya ini penulis persembahkan untuk

Mama Tercinta

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat

dan kebaikanNya yang selalu tercurah Sungguh menjadi karunia yang luar biasa

di mana penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ldquoHubungan

Antara Sense of Humor dan Subjective Well-Being pada Mahasiswardquo Ucapan

syukur yang selalu terucap atas terselesaikannya tugas ini

Penyusunan skripsi ini merupakan hasil karya dari sebuah perjuangan dan

dukugan semangat bantuan serta motivasi yang penulis terima dari pihak-pihak

yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena hal

itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih atas

terselesaikannya skripsi ini kepada

1 Prof Dr Fakhruddin MPd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta

jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

2 Drs Sugeng Hariyadi SPsi MS selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang atas segala kebijakannya

selama menjabat

3 Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi selaku pembimbing dan penguji 2 terima

kasih atas dukungan pengarahan dan masukan yang diberikan selama

mengerjakan skripsi

4 Andromeda SPsi MPsi selaku pembimbing dan penguji 3 yang telah

dengan lapang dada membantu dalam proses pengerjaan skripsi

5 Binta Mursquotiya Rizki SPsi MA selaku penguji 1 pada ujian skripsi yang

telah memberikan pengarahan dan masukan terhadap skripsi penulis

vi

6 Siti Nuzulia SPsi MSi selaku dosen wali yang telah memberikan

bimbingan selama menempuh studi

7 Dosen-dosen Jurusan Psikologi yang telah bersedia memberikan ilmu dan

bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung

8 Mama sebagai orang tua yang luar biasa yang selalu mendukung dalam doa

serta tidak berhenti memberikan semangat melalui nasehat-nasehat yang

meneguhkan

9 Dita Insaroh Nurma Bella Windari Nika Dek Chayun Dek Ayun Dek

Choe Terima kasih atas kebersamaanya

10 Teman-teman angkatan 2012 terutama untuk Rombel 2 Jurusan Psikologi

Universias Negeri Semarang terima kasih atas segala kisah kasih canda

tawadan persahabatan terindah bersama dengan kalian semua

11 Semua subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswai psikologi angkatan

2010 sampai dengan angkatan 2016 yang telah memberikan bantuan dan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna kelancaran

penyusunan skripsi ini

12 Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini

Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca

untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki Terima kasih

Semarang 20 Juni 2017

Penulis

vii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa

Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali

mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa

untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika

mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu

meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih

sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap

humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-

hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor

dengan subjective well-being

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel

penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan

adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil

menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang

dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274

sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective

well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien

validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888

Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang

dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan

koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga

hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being

viii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student

Every individual wants welfare in his life is no exception college students

Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully

The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life

feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often

One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to

experience life complacency and experience enjoyment more often and by not

frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by

being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily

activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This

research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-

being

This research is a quantitative correlational research The samples of this

research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the

sampling technique Research data from sense of humor is taken using

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31

items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability

coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener

that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a

reliability coefficient of 0888

The analysis method used is Product Moment correlation that is processed

using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474

with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship

between a sense of humor and subjective well-being is accepted

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN ii

PENGESAHAN iii

MOTO DAN PERUNTUKAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 10

13 Tujuan Penelitian 11

14 Manfaat Penelitian 11

2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12

21 Subjective Well-Being 12

211 Pengertian Subjective Well-Being 12

212 Komponen Subjective Well-Being 13

213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15

22 Sense of Humor 18

221 Pengertian Sense of Humor 18

x

222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19

223 Aspek-aspek Sense of Humor 24

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27

24 Kerangka Berpikir 29

25 Hipotesis 30

3 METODE PENELITIAN 31

31 Jenis dan Desain Penelitian 31

311 Jenis Penelitian 31

312 Desain Penelitian 31

32 Variabel Penelitian 32

321 Identifikasi Variabel Penelitian 32

322 Definisi Operasional Variabel 32

323 Hubungan Antara Variabel 33

33 Populasi dan Sampel 34

331 Populasi 34

332 Sampel 34

34 Metode dan Pengumpulan Data 35

35 Validitas dan Reliabilitas 37

351 Validitas 38

3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39

3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40

352 Reliabilitas 42

3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42

xi

3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43

36 Metode Analisis Data 43

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

41 Persiapan Penelitian 44

411 Orientasi Kancah Penelitian 44

42 Penyusunan Instrumen 44

43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46

44 Pelaksanaan Penelitian 46

441 Pengumpulan Data 46

442 Pelaksanaan Skoring 47

45 Gambaran Subjek Penelitian 47

451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48

46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48

461 Hasil Uji Validitas 49

4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49

4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49

462 Hasil Uji Reliabilitas 49

4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49

4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50

47 Analisis Deskriptif 50

471 Gambaran Sense of Humor 51

4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51

4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54

xii

47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54

47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56

47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58

47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and

Humorous peopel 60

472 Gambaran Subjective Well-Being 65

4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65

47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Kepuasan Hidup 68

47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Afeksi 70

48 Analisis Data 74

481 Hasil Uji Asumsi 74

4811 Uji Normalitas 74

4812 Uji Linearitas 75

482 Uji Hipotesis 76

49 Pembahasan 77

491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective

Well-Being pada Mahasiswa 77

4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77

4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78

4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being

Pada Mahasiswa 78

5 PENUTUP 80

51 Simpulan 80

52 Saran 81

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 4: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik

Untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat

Maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri

-QS AL Isra 7 ndash

Kalau anda ingin seseorang tertawa anda harus memberinya alasan untuk

tertawa anda tidak bisa memicu tawa yang asli dengan mendesak orang itu

agar tertawa atau meminta dia mendesak dirinya agar tertawa

-Viktor E Frankl-

Peruntukan

Karya ini penulis persembahkan untuk

Mama Tercinta

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat

dan kebaikanNya yang selalu tercurah Sungguh menjadi karunia yang luar biasa

di mana penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ldquoHubungan

Antara Sense of Humor dan Subjective Well-Being pada Mahasiswardquo Ucapan

syukur yang selalu terucap atas terselesaikannya tugas ini

Penyusunan skripsi ini merupakan hasil karya dari sebuah perjuangan dan

dukugan semangat bantuan serta motivasi yang penulis terima dari pihak-pihak

yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena hal

itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih atas

terselesaikannya skripsi ini kepada

1 Prof Dr Fakhruddin MPd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta

jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

2 Drs Sugeng Hariyadi SPsi MS selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang atas segala kebijakannya

selama menjabat

3 Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi selaku pembimbing dan penguji 2 terima

kasih atas dukungan pengarahan dan masukan yang diberikan selama

mengerjakan skripsi

4 Andromeda SPsi MPsi selaku pembimbing dan penguji 3 yang telah

dengan lapang dada membantu dalam proses pengerjaan skripsi

5 Binta Mursquotiya Rizki SPsi MA selaku penguji 1 pada ujian skripsi yang

telah memberikan pengarahan dan masukan terhadap skripsi penulis

vi

6 Siti Nuzulia SPsi MSi selaku dosen wali yang telah memberikan

bimbingan selama menempuh studi

7 Dosen-dosen Jurusan Psikologi yang telah bersedia memberikan ilmu dan

bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung

8 Mama sebagai orang tua yang luar biasa yang selalu mendukung dalam doa

serta tidak berhenti memberikan semangat melalui nasehat-nasehat yang

meneguhkan

9 Dita Insaroh Nurma Bella Windari Nika Dek Chayun Dek Ayun Dek

Choe Terima kasih atas kebersamaanya

10 Teman-teman angkatan 2012 terutama untuk Rombel 2 Jurusan Psikologi

Universias Negeri Semarang terima kasih atas segala kisah kasih canda

tawadan persahabatan terindah bersama dengan kalian semua

11 Semua subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswai psikologi angkatan

2010 sampai dengan angkatan 2016 yang telah memberikan bantuan dan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna kelancaran

penyusunan skripsi ini

12 Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini

Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca

untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki Terima kasih

Semarang 20 Juni 2017

Penulis

vii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa

Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali

mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa

untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika

mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu

meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih

sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap

humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-

hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor

dengan subjective well-being

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel

penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan

adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil

menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang

dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274

sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective

well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien

validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888

Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang

dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan

koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga

hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being

viii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student

Every individual wants welfare in his life is no exception college students

Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully

The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life

feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often

One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to

experience life complacency and experience enjoyment more often and by not

frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by

being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily

activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This

research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-

being

This research is a quantitative correlational research The samples of this

research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the

sampling technique Research data from sense of humor is taken using

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31

items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability

coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener

that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a

reliability coefficient of 0888

The analysis method used is Product Moment correlation that is processed

using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474

with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship

between a sense of humor and subjective well-being is accepted

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN ii

PENGESAHAN iii

MOTO DAN PERUNTUKAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 10

13 Tujuan Penelitian 11

14 Manfaat Penelitian 11

2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12

21 Subjective Well-Being 12

211 Pengertian Subjective Well-Being 12

212 Komponen Subjective Well-Being 13

213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15

22 Sense of Humor 18

221 Pengertian Sense of Humor 18

x

222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19

223 Aspek-aspek Sense of Humor 24

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27

24 Kerangka Berpikir 29

25 Hipotesis 30

3 METODE PENELITIAN 31

31 Jenis dan Desain Penelitian 31

311 Jenis Penelitian 31

312 Desain Penelitian 31

32 Variabel Penelitian 32

321 Identifikasi Variabel Penelitian 32

322 Definisi Operasional Variabel 32

323 Hubungan Antara Variabel 33

33 Populasi dan Sampel 34

331 Populasi 34

332 Sampel 34

34 Metode dan Pengumpulan Data 35

35 Validitas dan Reliabilitas 37

351 Validitas 38

3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39

3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40

352 Reliabilitas 42

3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42

xi

3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43

36 Metode Analisis Data 43

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

41 Persiapan Penelitian 44

411 Orientasi Kancah Penelitian 44

42 Penyusunan Instrumen 44

43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46

44 Pelaksanaan Penelitian 46

441 Pengumpulan Data 46

442 Pelaksanaan Skoring 47

45 Gambaran Subjek Penelitian 47

451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48

46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48

461 Hasil Uji Validitas 49

4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49

4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49

462 Hasil Uji Reliabilitas 49

4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49

4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50

47 Analisis Deskriptif 50

471 Gambaran Sense of Humor 51

4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51

4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54

xii

47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54

47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56

47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58

47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and

Humorous peopel 60

472 Gambaran Subjective Well-Being 65

4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65

47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Kepuasan Hidup 68

47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Afeksi 70

48 Analisis Data 74

481 Hasil Uji Asumsi 74

4811 Uji Normalitas 74

4812 Uji Linearitas 75

482 Uji Hipotesis 76

49 Pembahasan 77

491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective

Well-Being pada Mahasiswa 77

4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77

4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78

4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being

Pada Mahasiswa 78

5 PENUTUP 80

51 Simpulan 80

52 Saran 81

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 5: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat

dan kebaikanNya yang selalu tercurah Sungguh menjadi karunia yang luar biasa

di mana penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ldquoHubungan

Antara Sense of Humor dan Subjective Well-Being pada Mahasiswardquo Ucapan

syukur yang selalu terucap atas terselesaikannya tugas ini

Penyusunan skripsi ini merupakan hasil karya dari sebuah perjuangan dan

dukugan semangat bantuan serta motivasi yang penulis terima dari pihak-pihak

yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena hal

itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih atas

terselesaikannya skripsi ini kepada

1 Prof Dr Fakhruddin MPd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta

jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

2 Drs Sugeng Hariyadi SPsi MS selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang atas segala kebijakannya

selama menjabat

3 Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi selaku pembimbing dan penguji 2 terima

kasih atas dukungan pengarahan dan masukan yang diberikan selama

mengerjakan skripsi

4 Andromeda SPsi MPsi selaku pembimbing dan penguji 3 yang telah

dengan lapang dada membantu dalam proses pengerjaan skripsi

5 Binta Mursquotiya Rizki SPsi MA selaku penguji 1 pada ujian skripsi yang

telah memberikan pengarahan dan masukan terhadap skripsi penulis

vi

6 Siti Nuzulia SPsi MSi selaku dosen wali yang telah memberikan

bimbingan selama menempuh studi

7 Dosen-dosen Jurusan Psikologi yang telah bersedia memberikan ilmu dan

bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung

8 Mama sebagai orang tua yang luar biasa yang selalu mendukung dalam doa

serta tidak berhenti memberikan semangat melalui nasehat-nasehat yang

meneguhkan

9 Dita Insaroh Nurma Bella Windari Nika Dek Chayun Dek Ayun Dek

Choe Terima kasih atas kebersamaanya

10 Teman-teman angkatan 2012 terutama untuk Rombel 2 Jurusan Psikologi

Universias Negeri Semarang terima kasih atas segala kisah kasih canda

tawadan persahabatan terindah bersama dengan kalian semua

11 Semua subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswai psikologi angkatan

2010 sampai dengan angkatan 2016 yang telah memberikan bantuan dan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna kelancaran

penyusunan skripsi ini

12 Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini

Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca

untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki Terima kasih

Semarang 20 Juni 2017

Penulis

vii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa

Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali

mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa

untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika

mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu

meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih

sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap

humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-

hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor

dengan subjective well-being

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel

penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan

adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil

menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang

dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274

sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective

well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien

validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888

Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang

dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan

koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga

hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being

viii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student

Every individual wants welfare in his life is no exception college students

Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully

The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life

feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often

One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to

experience life complacency and experience enjoyment more often and by not

frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by

being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily

activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This

research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-

being

This research is a quantitative correlational research The samples of this

research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the

sampling technique Research data from sense of humor is taken using

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31

items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability

coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener

that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a

reliability coefficient of 0888

The analysis method used is Product Moment correlation that is processed

using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474

with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship

between a sense of humor and subjective well-being is accepted

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN ii

PENGESAHAN iii

MOTO DAN PERUNTUKAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 10

13 Tujuan Penelitian 11

14 Manfaat Penelitian 11

2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12

21 Subjective Well-Being 12

211 Pengertian Subjective Well-Being 12

212 Komponen Subjective Well-Being 13

213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15

22 Sense of Humor 18

221 Pengertian Sense of Humor 18

x

222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19

223 Aspek-aspek Sense of Humor 24

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27

24 Kerangka Berpikir 29

25 Hipotesis 30

3 METODE PENELITIAN 31

31 Jenis dan Desain Penelitian 31

311 Jenis Penelitian 31

312 Desain Penelitian 31

32 Variabel Penelitian 32

321 Identifikasi Variabel Penelitian 32

322 Definisi Operasional Variabel 32

323 Hubungan Antara Variabel 33

33 Populasi dan Sampel 34

331 Populasi 34

332 Sampel 34

34 Metode dan Pengumpulan Data 35

35 Validitas dan Reliabilitas 37

351 Validitas 38

3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39

3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40

352 Reliabilitas 42

3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42

xi

3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43

36 Metode Analisis Data 43

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

41 Persiapan Penelitian 44

411 Orientasi Kancah Penelitian 44

42 Penyusunan Instrumen 44

43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46

44 Pelaksanaan Penelitian 46

441 Pengumpulan Data 46

442 Pelaksanaan Skoring 47

45 Gambaran Subjek Penelitian 47

451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48

46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48

461 Hasil Uji Validitas 49

4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49

4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49

462 Hasil Uji Reliabilitas 49

4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49

4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50

47 Analisis Deskriptif 50

471 Gambaran Sense of Humor 51

4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51

4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54

xii

47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54

47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56

47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58

47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and

Humorous peopel 60

472 Gambaran Subjective Well-Being 65

4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65

47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Kepuasan Hidup 68

47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Afeksi 70

48 Analisis Data 74

481 Hasil Uji Asumsi 74

4811 Uji Normalitas 74

4812 Uji Linearitas 75

482 Uji Hipotesis 76

49 Pembahasan 77

491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective

Well-Being pada Mahasiswa 77

4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77

4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78

4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being

Pada Mahasiswa 78

5 PENUTUP 80

51 Simpulan 80

52 Saran 81

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 6: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

vi

6 Siti Nuzulia SPsi MSi selaku dosen wali yang telah memberikan

bimbingan selama menempuh studi

7 Dosen-dosen Jurusan Psikologi yang telah bersedia memberikan ilmu dan

bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung

8 Mama sebagai orang tua yang luar biasa yang selalu mendukung dalam doa

serta tidak berhenti memberikan semangat melalui nasehat-nasehat yang

meneguhkan

9 Dita Insaroh Nurma Bella Windari Nika Dek Chayun Dek Ayun Dek

Choe Terima kasih atas kebersamaanya

10 Teman-teman angkatan 2012 terutama untuk Rombel 2 Jurusan Psikologi

Universias Negeri Semarang terima kasih atas segala kisah kasih canda

tawadan persahabatan terindah bersama dengan kalian semua

11 Semua subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswai psikologi angkatan

2010 sampai dengan angkatan 2016 yang telah memberikan bantuan dan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna kelancaran

penyusunan skripsi ini

12 Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini

Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca

untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki Terima kasih

Semarang 20 Juni 2017

Penulis

vii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa

Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali

mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa

untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika

mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu

meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih

sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap

humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-

hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor

dengan subjective well-being

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel

penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan

adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil

menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang

dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274

sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective

well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien

validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888

Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang

dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan

koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga

hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being

viii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student

Every individual wants welfare in his life is no exception college students

Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully

The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life

feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often

One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to

experience life complacency and experience enjoyment more often and by not

frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by

being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily

activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This

research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-

being

This research is a quantitative correlational research The samples of this

research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the

sampling technique Research data from sense of humor is taken using

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31

items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability

coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener

that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a

reliability coefficient of 0888

The analysis method used is Product Moment correlation that is processed

using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474

with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship

between a sense of humor and subjective well-being is accepted

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN ii

PENGESAHAN iii

MOTO DAN PERUNTUKAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 10

13 Tujuan Penelitian 11

14 Manfaat Penelitian 11

2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12

21 Subjective Well-Being 12

211 Pengertian Subjective Well-Being 12

212 Komponen Subjective Well-Being 13

213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15

22 Sense of Humor 18

221 Pengertian Sense of Humor 18

x

222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19

223 Aspek-aspek Sense of Humor 24

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27

24 Kerangka Berpikir 29

25 Hipotesis 30

3 METODE PENELITIAN 31

31 Jenis dan Desain Penelitian 31

311 Jenis Penelitian 31

312 Desain Penelitian 31

32 Variabel Penelitian 32

321 Identifikasi Variabel Penelitian 32

322 Definisi Operasional Variabel 32

323 Hubungan Antara Variabel 33

33 Populasi dan Sampel 34

331 Populasi 34

332 Sampel 34

34 Metode dan Pengumpulan Data 35

35 Validitas dan Reliabilitas 37

351 Validitas 38

3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39

3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40

352 Reliabilitas 42

3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42

xi

3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43

36 Metode Analisis Data 43

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

41 Persiapan Penelitian 44

411 Orientasi Kancah Penelitian 44

42 Penyusunan Instrumen 44

43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46

44 Pelaksanaan Penelitian 46

441 Pengumpulan Data 46

442 Pelaksanaan Skoring 47

45 Gambaran Subjek Penelitian 47

451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48

46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48

461 Hasil Uji Validitas 49

4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49

4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49

462 Hasil Uji Reliabilitas 49

4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49

4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50

47 Analisis Deskriptif 50

471 Gambaran Sense of Humor 51

4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51

4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54

xii

47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54

47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56

47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58

47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and

Humorous peopel 60

472 Gambaran Subjective Well-Being 65

4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65

47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Kepuasan Hidup 68

47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Afeksi 70

48 Analisis Data 74

481 Hasil Uji Asumsi 74

4811 Uji Normalitas 74

4812 Uji Linearitas 75

482 Uji Hipotesis 76

49 Pembahasan 77

491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective

Well-Being pada Mahasiswa 77

4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77

4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78

4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being

Pada Mahasiswa 78

5 PENUTUP 80

51 Simpulan 80

52 Saran 81

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 7: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

vii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa

Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali

mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa

untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika

mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu

meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih

sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap

humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-

hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor

dengan subjective well-being

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel

penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan

adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil

menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang

dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274

sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective

well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien

validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888

Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang

dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan

koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga

hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being

viii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student

Every individual wants welfare in his life is no exception college students

Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully

The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life

feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often

One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to

experience life complacency and experience enjoyment more often and by not

frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by

being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily

activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This

research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-

being

This research is a quantitative correlational research The samples of this

research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the

sampling technique Research data from sense of humor is taken using

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31

items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability

coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener

that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a

reliability coefficient of 0888

The analysis method used is Product Moment correlation that is processed

using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474

with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship

between a sense of humor and subjective well-being is accepted

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN ii

PENGESAHAN iii

MOTO DAN PERUNTUKAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 10

13 Tujuan Penelitian 11

14 Manfaat Penelitian 11

2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12

21 Subjective Well-Being 12

211 Pengertian Subjective Well-Being 12

212 Komponen Subjective Well-Being 13

213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15

22 Sense of Humor 18

221 Pengertian Sense of Humor 18

x

222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19

223 Aspek-aspek Sense of Humor 24

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27

24 Kerangka Berpikir 29

25 Hipotesis 30

3 METODE PENELITIAN 31

31 Jenis dan Desain Penelitian 31

311 Jenis Penelitian 31

312 Desain Penelitian 31

32 Variabel Penelitian 32

321 Identifikasi Variabel Penelitian 32

322 Definisi Operasional Variabel 32

323 Hubungan Antara Variabel 33

33 Populasi dan Sampel 34

331 Populasi 34

332 Sampel 34

34 Metode dan Pengumpulan Data 35

35 Validitas dan Reliabilitas 37

351 Validitas 38

3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39

3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40

352 Reliabilitas 42

3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42

xi

3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43

36 Metode Analisis Data 43

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

41 Persiapan Penelitian 44

411 Orientasi Kancah Penelitian 44

42 Penyusunan Instrumen 44

43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46

44 Pelaksanaan Penelitian 46

441 Pengumpulan Data 46

442 Pelaksanaan Skoring 47

45 Gambaran Subjek Penelitian 47

451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48

46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48

461 Hasil Uji Validitas 49

4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49

4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49

462 Hasil Uji Reliabilitas 49

4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49

4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50

47 Analisis Deskriptif 50

471 Gambaran Sense of Humor 51

4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51

4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54

xii

47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54

47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56

47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58

47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and

Humorous peopel 60

472 Gambaran Subjective Well-Being 65

4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65

47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Kepuasan Hidup 68

47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Afeksi 70

48 Analisis Data 74

481 Hasil Uji Asumsi 74

4811 Uji Normalitas 74

4812 Uji Linearitas 75

482 Uji Hipotesis 76

49 Pembahasan 77

491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective

Well-Being pada Mahasiswa 77

4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77

4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78

4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being

Pada Mahasiswa 78

5 PENUTUP 80

51 Simpulan 80

52 Saran 81

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 8: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

viii

ABSTRAK

Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-

Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi

Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi

Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student

Every individual wants welfare in his life is no exception college students

Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully

The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life

feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often

One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to

experience life complacency and experience enjoyment more often and by not

frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by

being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily

activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping

sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This

research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-

being

This research is a quantitative correlational research The samples of this

research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the

sampling technique Research data from sense of humor is taken using

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31

items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability

coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener

that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a

reliability coefficient of 0888

The analysis method used is Product Moment correlation that is processed

using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474

with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship

between a sense of humor and subjective well-being is accepted

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN ii

PENGESAHAN iii

MOTO DAN PERUNTUKAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 10

13 Tujuan Penelitian 11

14 Manfaat Penelitian 11

2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12

21 Subjective Well-Being 12

211 Pengertian Subjective Well-Being 12

212 Komponen Subjective Well-Being 13

213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15

22 Sense of Humor 18

221 Pengertian Sense of Humor 18

x

222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19

223 Aspek-aspek Sense of Humor 24

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27

24 Kerangka Berpikir 29

25 Hipotesis 30

3 METODE PENELITIAN 31

31 Jenis dan Desain Penelitian 31

311 Jenis Penelitian 31

312 Desain Penelitian 31

32 Variabel Penelitian 32

321 Identifikasi Variabel Penelitian 32

322 Definisi Operasional Variabel 32

323 Hubungan Antara Variabel 33

33 Populasi dan Sampel 34

331 Populasi 34

332 Sampel 34

34 Metode dan Pengumpulan Data 35

35 Validitas dan Reliabilitas 37

351 Validitas 38

3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39

3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40

352 Reliabilitas 42

3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42

xi

3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43

36 Metode Analisis Data 43

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

41 Persiapan Penelitian 44

411 Orientasi Kancah Penelitian 44

42 Penyusunan Instrumen 44

43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46

44 Pelaksanaan Penelitian 46

441 Pengumpulan Data 46

442 Pelaksanaan Skoring 47

45 Gambaran Subjek Penelitian 47

451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48

46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48

461 Hasil Uji Validitas 49

4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49

4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49

462 Hasil Uji Reliabilitas 49

4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49

4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50

47 Analisis Deskriptif 50

471 Gambaran Sense of Humor 51

4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51

4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54

xii

47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54

47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56

47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58

47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and

Humorous peopel 60

472 Gambaran Subjective Well-Being 65

4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65

47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Kepuasan Hidup 68

47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Afeksi 70

48 Analisis Data 74

481 Hasil Uji Asumsi 74

4811 Uji Normalitas 74

4812 Uji Linearitas 75

482 Uji Hipotesis 76

49 Pembahasan 77

491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective

Well-Being pada Mahasiswa 77

4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77

4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78

4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being

Pada Mahasiswa 78

5 PENUTUP 80

51 Simpulan 80

52 Saran 81

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 9: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN ii

PENGESAHAN iii

MOTO DAN PERUNTUKAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB

1 PENDAHULUAN 1

11 Latar Belakang 1

12 Rumusan Masalah 10

13 Tujuan Penelitian 11

14 Manfaat Penelitian 11

2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12

21 Subjective Well-Being 12

211 Pengertian Subjective Well-Being 12

212 Komponen Subjective Well-Being 13

213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15

22 Sense of Humor 18

221 Pengertian Sense of Humor 18

x

222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19

223 Aspek-aspek Sense of Humor 24

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27

24 Kerangka Berpikir 29

25 Hipotesis 30

3 METODE PENELITIAN 31

31 Jenis dan Desain Penelitian 31

311 Jenis Penelitian 31

312 Desain Penelitian 31

32 Variabel Penelitian 32

321 Identifikasi Variabel Penelitian 32

322 Definisi Operasional Variabel 32

323 Hubungan Antara Variabel 33

33 Populasi dan Sampel 34

331 Populasi 34

332 Sampel 34

34 Metode dan Pengumpulan Data 35

35 Validitas dan Reliabilitas 37

351 Validitas 38

3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39

3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40

352 Reliabilitas 42

3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42

xi

3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43

36 Metode Analisis Data 43

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

41 Persiapan Penelitian 44

411 Orientasi Kancah Penelitian 44

42 Penyusunan Instrumen 44

43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46

44 Pelaksanaan Penelitian 46

441 Pengumpulan Data 46

442 Pelaksanaan Skoring 47

45 Gambaran Subjek Penelitian 47

451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48

46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48

461 Hasil Uji Validitas 49

4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49

4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49

462 Hasil Uji Reliabilitas 49

4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49

4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50

47 Analisis Deskriptif 50

471 Gambaran Sense of Humor 51

4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51

4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54

xii

47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54

47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56

47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58

47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and

Humorous peopel 60

472 Gambaran Subjective Well-Being 65

4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65

47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Kepuasan Hidup 68

47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Afeksi 70

48 Analisis Data 74

481 Hasil Uji Asumsi 74

4811 Uji Normalitas 74

4812 Uji Linearitas 75

482 Uji Hipotesis 76

49 Pembahasan 77

491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective

Well-Being pada Mahasiswa 77

4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77

4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78

4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being

Pada Mahasiswa 78

5 PENUTUP 80

51 Simpulan 80

52 Saran 81

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 10: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

x

222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19

223 Aspek-aspek Sense of Humor 24

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27

24 Kerangka Berpikir 29

25 Hipotesis 30

3 METODE PENELITIAN 31

31 Jenis dan Desain Penelitian 31

311 Jenis Penelitian 31

312 Desain Penelitian 31

32 Variabel Penelitian 32

321 Identifikasi Variabel Penelitian 32

322 Definisi Operasional Variabel 32

323 Hubungan Antara Variabel 33

33 Populasi dan Sampel 34

331 Populasi 34

332 Sampel 34

34 Metode dan Pengumpulan Data 35

35 Validitas dan Reliabilitas 37

351 Validitas 38

3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39

3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40

352 Reliabilitas 42

3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42

xi

3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43

36 Metode Analisis Data 43

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

41 Persiapan Penelitian 44

411 Orientasi Kancah Penelitian 44

42 Penyusunan Instrumen 44

43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46

44 Pelaksanaan Penelitian 46

441 Pengumpulan Data 46

442 Pelaksanaan Skoring 47

45 Gambaran Subjek Penelitian 47

451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48

46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48

461 Hasil Uji Validitas 49

4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49

4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49

462 Hasil Uji Reliabilitas 49

4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49

4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50

47 Analisis Deskriptif 50

471 Gambaran Sense of Humor 51

4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51

4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54

xii

47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54

47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56

47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58

47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and

Humorous peopel 60

472 Gambaran Subjective Well-Being 65

4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65

47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Kepuasan Hidup 68

47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Afeksi 70

48 Analisis Data 74

481 Hasil Uji Asumsi 74

4811 Uji Normalitas 74

4812 Uji Linearitas 75

482 Uji Hipotesis 76

49 Pembahasan 77

491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective

Well-Being pada Mahasiswa 77

4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77

4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78

4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being

Pada Mahasiswa 78

5 PENUTUP 80

51 Simpulan 80

52 Saran 81

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 11: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

xi

3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43

36 Metode Analisis Data 43

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44

41 Persiapan Penelitian 44

411 Orientasi Kancah Penelitian 44

42 Penyusunan Instrumen 44

43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46

44 Pelaksanaan Penelitian 46

441 Pengumpulan Data 46

442 Pelaksanaan Skoring 47

45 Gambaran Subjek Penelitian 47

451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48

46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48

461 Hasil Uji Validitas 49

4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49

4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49

462 Hasil Uji Reliabilitas 49

4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49

4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50

47 Analisis Deskriptif 50

471 Gambaran Sense of Humor 51

4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51

4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54

xii

47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54

47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56

47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58

47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and

Humorous peopel 60

472 Gambaran Subjective Well-Being 65

4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65

47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Kepuasan Hidup 68

47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Afeksi 70

48 Analisis Data 74

481 Hasil Uji Asumsi 74

4811 Uji Normalitas 74

4812 Uji Linearitas 75

482 Uji Hipotesis 76

49 Pembahasan 77

491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective

Well-Being pada Mahasiswa 77

4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77

4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78

4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being

Pada Mahasiswa 78

5 PENUTUP 80

51 Simpulan 80

52 Saran 81

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 12: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

xii

47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54

47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56

47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58

47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and

Humorous peopel 60

472 Gambaran Subjective Well-Being 65

4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65

47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Kepuasan Hidup 68

47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen

Afeksi 70

48 Analisis Data 74

481 Hasil Uji Asumsi 74

4811 Uji Normalitas 74

4812 Uji Linearitas 75

482 Uji Hipotesis 76

49 Pembahasan 77

491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective

Well-Being pada Mahasiswa 77

4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77

4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78

4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being

Pada Mahasiswa 78

5 PENUTUP 80

51 Simpulan 80

52 Saran 81

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 13: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

xiii

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN 84

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 14: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

31 Blue Print Skala Sense of Humor 36

32 Blue Print Skala Subjective well-being 37

33 Interpretasi Koefisien Validitas 39

34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39

35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40

36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41

37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41

38 Interpretasi Reliabilitas 42

41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48

42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50

43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52

44 Hasil Analisis Sense of Humor 53

45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Humor production 55

46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56

47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor

Coping 57

48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58

49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 59

410 Statistik Sense of Humor berdasarkan

Aspek Social Use of humor 60

411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 61

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 15: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

xv

412 Statistik Sense of Humor berdasrkan

Aspek Attitudes humor and humorous people 62

413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63

414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64

415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66

416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67

417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Kepuasan Hidup 69

418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70

419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 71

420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan

Komponen Afeksi 72

421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen

Subjective well-being 73

422 Hasil Uji Normalitas 74

423 Hasil Uji Linearitas 75

424 Hasil Uji Hipotesis 76

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 16: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

21 Kerangka Berpikir 29

31 Hubungan Antar Variabel 33

41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53

42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63

43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap

Aspek Sense of Humor 64

44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67

45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan

Aspek Kepuasan Hidup 70

46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being

Tiap Komponen 74

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 17: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

1

BAB 1

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan

kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap

individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan

kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan

bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan

kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai

suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap

kehidupan mereka

Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman

berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif

kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi

individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan

Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia

mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak

terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan

kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif

yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan

kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau

kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 18: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

2

dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan

persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki

keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)

Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental

kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu

masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif

atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang

hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven

(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat

memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)

mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat

menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif

Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit

(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang

mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam

mencapai kesehatan mental individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September

2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai

masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun

keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu

banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan

pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 19: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

3

dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek

malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan

mengalami stres

Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi

belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa

yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari

orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang

senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial

lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan

kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya

biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang

membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi

perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan

kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan

lingkungan sekitar

Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang

dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran

subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 20: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

4

dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus

asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak

bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih

mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang

rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak

menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti

kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)

Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being

yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang

terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan

menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban

bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302

kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram

sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86

hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya

(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan

hidup sebesar 16

Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan

ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena

dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 21: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

5

melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang

dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki

korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang

pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah

tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi

harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari

rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp

Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi

bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling

tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu

luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan

pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya

Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)

tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada

mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup

dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada

hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi

dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi

semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara

kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 22: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

6

Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)

yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung

jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih

inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan

memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat

mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan

dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang

mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika

individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa

tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani

20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam

perubahan psikologis dan fisik

Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa

tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya

disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada

dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup

mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa

yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of

humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada

tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa

membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan

dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 23: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

7

yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan

lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif

Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan

mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari

banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga

dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara

yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah

dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)

dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat

terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat

mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan

kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan

(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat

dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati

merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan

terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor

dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai

kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan

kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan

tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 24: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

8

mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang

mendalam terhadap nilai-nilai etis

Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah

karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam

konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai

kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever

(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of

humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan

empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)

(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan

kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan

hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of

humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam

mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan

kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan

kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung

banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih

tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang

lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan

terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama

humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-

enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 25: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

9

secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor

dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga

proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa

mengurangi ketegangan saraf

Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa

dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang

peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen

pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang

penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis

Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif

menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective

well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap

humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective

well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila

201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk

menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut

(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan

well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial

dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain

Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka

terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan

sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 26: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

10

dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau

performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka

jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua

mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam

mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain

yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya

dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang

dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami

perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada

teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan

kekasih semisal mengalami putus hubungan

Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan

mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan

mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh

Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe

kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa

madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang

signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan

penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk

menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being

mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang

ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana

masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 27: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

11

permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari

berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik

untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being

pada mahasiswa

13 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab

rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa

2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa

3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan

subjective well-being pada mahasiswa

14 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik

maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 28: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

12

1 Manfaat teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan

sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu

psikologi khususnya Psikologi Klinis

2 Manfaat praktis

Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan

masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi

dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara

sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 29: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

13

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

21 Subjective Well-Being

211 Pengertian Subjective well-being

Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat

menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan

subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki

seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara

menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam

kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash

hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif

Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener

mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik

terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang

tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang

mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan

(Diener200925)

Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa

subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan

Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini

menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 30: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

14

penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)

menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan

emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli

sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan

evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan

hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup

212 Komponen Subjective well-being

Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being

terbagi dalam dua komponen utama yaitu

a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)

Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan

hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa

senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan

yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan

(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara

positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif

subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction

individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan

diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan

dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam

Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 31: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

15

dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi

subjective well-being individu tersebut

b Komponen Afektif

Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk

mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi

dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik

terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika

menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi

bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan

apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif

merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan

respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan

kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)

Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal

yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan

dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan

menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan

evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang

tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau

keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif

merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak

menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah

kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 32: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

16

pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh

seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek

merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan

perasaan negatif

Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling

berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan

yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua

hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan

penilaian

mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari

reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami

213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being

Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat

enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu

a Harga diri positif

Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol

yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan

orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong

individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik

dan menciptakan kepribadian yang sehat

b Kontrol diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu

berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 33: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

17

ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan

kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu

mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut

c Self-compassion

Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri

ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih

menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara

lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan

bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif

dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik

kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme

dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung

mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan

memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-

compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion

perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan

yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya

yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being

e Ekstraversi

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang

terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener

dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 34: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

18

memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan

kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan

positif pada orang lain

f Optimis

Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih

bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya

dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya

sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan

Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan

psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat

realistis

g Relasi sosial yang positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan

keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman

akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan

masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan

membuat individu menjadi sehat secara fisik

h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki

kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 35: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

19

22 Sense of Humor

221 Pengertian sense of humor

Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor

kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)

Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa

sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk

membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan

Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual

kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah

sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif

Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu

dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang

memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang

dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan

sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan

penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik

dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang

(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang

mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu

perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan

Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu

yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 36: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

20

melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti

apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap

orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang

sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga

merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa

stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor

eksternal (Hartanti 2002113)

Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik

dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya

tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual

yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan

orang lain

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor

merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan

untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan

dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup

222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga

menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)

Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak

dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor

yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)

mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating

kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 37: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

21

reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil

penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki

validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya

secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)

Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor

Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu

dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational

Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt

pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu

termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell

1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki

indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur

kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson

dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka

dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang

persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak

juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell

1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada

hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan

tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan

antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp

Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor

sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 38: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

22

kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat

tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita

lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp

Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)

atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp

Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar

kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh

responden (Latifa 2002)

Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai

alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal

pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan

yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti

mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga

kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh

ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan

alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional

Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk

yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp

Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa

jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya

yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon

perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 39: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

23

Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat

ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie

The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat

mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-

prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah

pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga

dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang

rasa humor

Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari

elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)

1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat

lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta

menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat

menyenangkan orang lain

2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa

baik menyennagkan in a good mood

3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial

yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok

4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam

memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 40: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

24

5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris

dan situasi yang penuh humor

6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan

lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item

pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale

Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor

yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha

cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender

dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat

digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian

(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula

skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson

amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal

223 Aspek-aspek Sense of Humor

Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari

enam elemen yaitu

1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk

menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi

tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa

membuat orang lain senang

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 41: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

25

2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi

atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon

yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu

3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang

selalu baik senang dan in a good mood

4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam

memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris

5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan

lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan

yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan

solidaritas dalam kelompok

Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut

1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi

atau melontarkan humor

2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan

3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan

orang-orang yang humoris)

4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor

Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan

individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 42: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

26

cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan

kehidupannya

23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada

Mahasiswa

Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang

dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya

sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki

individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain

sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-

tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu

dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang

dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)

Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam

Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang

sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup

(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk

menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah

subjective well-being

Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well

ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi

daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat

memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 43: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

27

juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila

individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai

hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi

Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan

dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)

menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan

humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat

yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain

disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya

sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan

terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin

untuk dicapai

Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor

yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-

permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu

sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh

individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai

kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya

Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan

menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga

individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya

Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada

mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 44: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

28

prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi

dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan

memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan

kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya

sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan

bahkan subjective well-beingnya

24 Kerangka Berpikir

Gambar 21 Kerangka berpikir

Subjective well-being

Aspek komponen

1 Kepuasan hidup

2 Afeksi

Aspek-aspek

1 Humor production

2 Social uses of humor

3 Attitudes towad humor

and humorous people

4 Uses of humor for

coping

1

Sense of humor

a Kebosanan hidup

b Kurang puas

c Marasa Khawatir dengan

masa depan

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 45: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

29

25 Hipotesis

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective

well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-

being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-

being

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 46: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

85

BAB 5

PENUTUP

51 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai

dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya

seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam

berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa

psikologi

2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES

tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi

UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa

yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain

tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi

lebih bersahabat

3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective

well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 47: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

86

87

52 Saran

1 Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah

sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk

meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya

sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam

kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang

dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk

mengurangi ketegangan

2 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa

diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala

sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 48: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

87

DAFTAR PUSTAKA

Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir

Yang

Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar

Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta

Rieneka Ciptta

Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan

Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar

Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health

Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of

Psychology 135 (5) 486 ndash 500

Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective

Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of

Psychology54 403-425

Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And

Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419

Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being

httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29

Oktober 2016 Pukul 0905 WIB

Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener

USA Springer

Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well

Being Guilford Publication

Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York

Routledge Taylor amp Francis Group

Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive

psychological assessment A handbook of models and measures (halaman

313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 49: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

88

Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan

Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012

Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan

Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara

Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004

Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian

Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya

di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS

Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan

Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding

PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26

Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu

Pendidikan (UNNES)

Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan

Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah

SurakartaSkripsi UMS

Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung

Alfabeta

Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga

Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan

Mental Skripsi UNNES

Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In

Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23

(3) 359‐376

Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of

personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809

Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal

health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-

619

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara

Page 50: SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem, mempunyai koefisien validitas 0,187

89

Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif

Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163

Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan

Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal

Sosiohumaniora Vol3 No 378-87

Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan

Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara

Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara