SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective...
Transcript of SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWAlib.unnes.ac.id/30199/1/1511412053.pdfSkala subjective...
i
HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DAN
SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MAHASISWA
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi
oleh
Orissa Septiana
1511412053
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERUNTUKAN
Motto
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik
Untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat
Maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri
-QS AL Isra 7 ndash
Kalau anda ingin seseorang tertawa anda harus memberinya alasan untuk
tertawa anda tidak bisa memicu tawa yang asli dengan mendesak orang itu
agar tertawa atau meminta dia mendesak dirinya agar tertawa
-Viktor E Frankl-
Peruntukan
Karya ini penulis persembahkan untuk
Mama Tercinta
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat
dan kebaikanNya yang selalu tercurah Sungguh menjadi karunia yang luar biasa
di mana penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ldquoHubungan
Antara Sense of Humor dan Subjective Well-Being pada Mahasiswardquo Ucapan
syukur yang selalu terucap atas terselesaikannya tugas ini
Penyusunan skripsi ini merupakan hasil karya dari sebuah perjuangan dan
dukugan semangat bantuan serta motivasi yang penulis terima dari pihak-pihak
yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena hal
itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih atas
terselesaikannya skripsi ini kepada
1 Prof Dr Fakhruddin MPd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta
jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
2 Drs Sugeng Hariyadi SPsi MS selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang atas segala kebijakannya
selama menjabat
3 Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi selaku pembimbing dan penguji 2 terima
kasih atas dukungan pengarahan dan masukan yang diberikan selama
mengerjakan skripsi
4 Andromeda SPsi MPsi selaku pembimbing dan penguji 3 yang telah
dengan lapang dada membantu dalam proses pengerjaan skripsi
5 Binta Mursquotiya Rizki SPsi MA selaku penguji 1 pada ujian skripsi yang
telah memberikan pengarahan dan masukan terhadap skripsi penulis
vi
6 Siti Nuzulia SPsi MSi selaku dosen wali yang telah memberikan
bimbingan selama menempuh studi
7 Dosen-dosen Jurusan Psikologi yang telah bersedia memberikan ilmu dan
bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung
8 Mama sebagai orang tua yang luar biasa yang selalu mendukung dalam doa
serta tidak berhenti memberikan semangat melalui nasehat-nasehat yang
meneguhkan
9 Dita Insaroh Nurma Bella Windari Nika Dek Chayun Dek Ayun Dek
Choe Terima kasih atas kebersamaanya
10 Teman-teman angkatan 2012 terutama untuk Rombel 2 Jurusan Psikologi
Universias Negeri Semarang terima kasih atas segala kisah kasih canda
tawadan persahabatan terindah bersama dengan kalian semua
11 Semua subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswai psikologi angkatan
2010 sampai dengan angkatan 2016 yang telah memberikan bantuan dan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna kelancaran
penyusunan skripsi ini
12 Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini
Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca
untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki Terima kasih
Semarang 20 Juni 2017
Penulis
vii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa
Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali
mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa
untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika
mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu
meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih
sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap
humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-
hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor
dengan subjective well-being
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel
penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan
adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil
menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang
dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274
sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective
well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien
validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888
Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang
dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan
koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga
hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being
viii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student
Every individual wants welfare in his life is no exception college students
Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully
The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life
feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often
One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to
experience life complacency and experience enjoyment more often and by not
frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by
being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily
activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This
research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-
being
This research is a quantitative correlational research The samples of this
research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the
sampling technique Research data from sense of humor is taken using
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31
items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability
coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener
that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a
reliability coefficient of 0888
The analysis method used is Product Moment correlation that is processed
using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474
with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship
between a sense of humor and subjective well-being is accepted
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ii
PENGESAHAN iii
MOTO DAN PERUNTUKAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB
1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 10
13 Tujuan Penelitian 11
14 Manfaat Penelitian 11
2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12
21 Subjective Well-Being 12
211 Pengertian Subjective Well-Being 12
212 Komponen Subjective Well-Being 13
213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15
22 Sense of Humor 18
221 Pengertian Sense of Humor 18
x
222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19
223 Aspek-aspek Sense of Humor 24
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27
24 Kerangka Berpikir 29
25 Hipotesis 30
3 METODE PENELITIAN 31
31 Jenis dan Desain Penelitian 31
311 Jenis Penelitian 31
312 Desain Penelitian 31
32 Variabel Penelitian 32
321 Identifikasi Variabel Penelitian 32
322 Definisi Operasional Variabel 32
323 Hubungan Antara Variabel 33
33 Populasi dan Sampel 34
331 Populasi 34
332 Sampel 34
34 Metode dan Pengumpulan Data 35
35 Validitas dan Reliabilitas 37
351 Validitas 38
3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39
3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40
352 Reliabilitas 42
3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42
xi
3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43
36 Metode Analisis Data 43
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
41 Persiapan Penelitian 44
411 Orientasi Kancah Penelitian 44
42 Penyusunan Instrumen 44
43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46
44 Pelaksanaan Penelitian 46
441 Pengumpulan Data 46
442 Pelaksanaan Skoring 47
45 Gambaran Subjek Penelitian 47
451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48
46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48
461 Hasil Uji Validitas 49
4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49
4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49
462 Hasil Uji Reliabilitas 49
4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49
4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50
47 Analisis Deskriptif 50
471 Gambaran Sense of Humor 51
4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51
4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54
xii
47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54
47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56
47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58
47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and
Humorous peopel 60
472 Gambaran Subjective Well-Being 65
4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65
47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Kepuasan Hidup 68
47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Afeksi 70
48 Analisis Data 74
481 Hasil Uji Asumsi 74
4811 Uji Normalitas 74
4812 Uji Linearitas 75
482 Uji Hipotesis 76
49 Pembahasan 77
491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective
Well-Being pada Mahasiswa 77
4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77
4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78
4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being
Pada Mahasiswa 78
5 PENUTUP 80
51 Simpulan 80
52 Saran 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERUNTUKAN
Motto
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik
Untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat
Maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri
-QS AL Isra 7 ndash
Kalau anda ingin seseorang tertawa anda harus memberinya alasan untuk
tertawa anda tidak bisa memicu tawa yang asli dengan mendesak orang itu
agar tertawa atau meminta dia mendesak dirinya agar tertawa
-Viktor E Frankl-
Peruntukan
Karya ini penulis persembahkan untuk
Mama Tercinta
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat
dan kebaikanNya yang selalu tercurah Sungguh menjadi karunia yang luar biasa
di mana penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ldquoHubungan
Antara Sense of Humor dan Subjective Well-Being pada Mahasiswardquo Ucapan
syukur yang selalu terucap atas terselesaikannya tugas ini
Penyusunan skripsi ini merupakan hasil karya dari sebuah perjuangan dan
dukugan semangat bantuan serta motivasi yang penulis terima dari pihak-pihak
yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena hal
itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih atas
terselesaikannya skripsi ini kepada
1 Prof Dr Fakhruddin MPd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta
jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
2 Drs Sugeng Hariyadi SPsi MS selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang atas segala kebijakannya
selama menjabat
3 Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi selaku pembimbing dan penguji 2 terima
kasih atas dukungan pengarahan dan masukan yang diberikan selama
mengerjakan skripsi
4 Andromeda SPsi MPsi selaku pembimbing dan penguji 3 yang telah
dengan lapang dada membantu dalam proses pengerjaan skripsi
5 Binta Mursquotiya Rizki SPsi MA selaku penguji 1 pada ujian skripsi yang
telah memberikan pengarahan dan masukan terhadap skripsi penulis
vi
6 Siti Nuzulia SPsi MSi selaku dosen wali yang telah memberikan
bimbingan selama menempuh studi
7 Dosen-dosen Jurusan Psikologi yang telah bersedia memberikan ilmu dan
bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung
8 Mama sebagai orang tua yang luar biasa yang selalu mendukung dalam doa
serta tidak berhenti memberikan semangat melalui nasehat-nasehat yang
meneguhkan
9 Dita Insaroh Nurma Bella Windari Nika Dek Chayun Dek Ayun Dek
Choe Terima kasih atas kebersamaanya
10 Teman-teman angkatan 2012 terutama untuk Rombel 2 Jurusan Psikologi
Universias Negeri Semarang terima kasih atas segala kisah kasih canda
tawadan persahabatan terindah bersama dengan kalian semua
11 Semua subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswai psikologi angkatan
2010 sampai dengan angkatan 2016 yang telah memberikan bantuan dan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna kelancaran
penyusunan skripsi ini
12 Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini
Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca
untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki Terima kasih
Semarang 20 Juni 2017
Penulis
vii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa
Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali
mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa
untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika
mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu
meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih
sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap
humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-
hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor
dengan subjective well-being
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel
penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan
adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil
menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang
dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274
sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective
well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien
validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888
Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang
dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan
koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga
hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being
viii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student
Every individual wants welfare in his life is no exception college students
Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully
The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life
feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often
One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to
experience life complacency and experience enjoyment more often and by not
frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by
being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily
activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This
research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-
being
This research is a quantitative correlational research The samples of this
research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the
sampling technique Research data from sense of humor is taken using
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31
items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability
coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener
that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a
reliability coefficient of 0888
The analysis method used is Product Moment correlation that is processed
using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474
with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship
between a sense of humor and subjective well-being is accepted
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ii
PENGESAHAN iii
MOTO DAN PERUNTUKAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB
1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 10
13 Tujuan Penelitian 11
14 Manfaat Penelitian 11
2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12
21 Subjective Well-Being 12
211 Pengertian Subjective Well-Being 12
212 Komponen Subjective Well-Being 13
213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15
22 Sense of Humor 18
221 Pengertian Sense of Humor 18
x
222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19
223 Aspek-aspek Sense of Humor 24
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27
24 Kerangka Berpikir 29
25 Hipotesis 30
3 METODE PENELITIAN 31
31 Jenis dan Desain Penelitian 31
311 Jenis Penelitian 31
312 Desain Penelitian 31
32 Variabel Penelitian 32
321 Identifikasi Variabel Penelitian 32
322 Definisi Operasional Variabel 32
323 Hubungan Antara Variabel 33
33 Populasi dan Sampel 34
331 Populasi 34
332 Sampel 34
34 Metode dan Pengumpulan Data 35
35 Validitas dan Reliabilitas 37
351 Validitas 38
3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39
3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40
352 Reliabilitas 42
3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42
xi
3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43
36 Metode Analisis Data 43
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
41 Persiapan Penelitian 44
411 Orientasi Kancah Penelitian 44
42 Penyusunan Instrumen 44
43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46
44 Pelaksanaan Penelitian 46
441 Pengumpulan Data 46
442 Pelaksanaan Skoring 47
45 Gambaran Subjek Penelitian 47
451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48
46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48
461 Hasil Uji Validitas 49
4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49
4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49
462 Hasil Uji Reliabilitas 49
4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49
4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50
47 Analisis Deskriptif 50
471 Gambaran Sense of Humor 51
4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51
4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54
xii
47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54
47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56
47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58
47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and
Humorous peopel 60
472 Gambaran Subjective Well-Being 65
4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65
47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Kepuasan Hidup 68
47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Afeksi 70
48 Analisis Data 74
481 Hasil Uji Asumsi 74
4811 Uji Normalitas 74
4812 Uji Linearitas 75
482 Uji Hipotesis 76
49 Pembahasan 77
491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective
Well-Being pada Mahasiswa 77
4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77
4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78
4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being
Pada Mahasiswa 78
5 PENUTUP 80
51 Simpulan 80
52 Saran 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
iii
iv
MOTTO DAN PERUNTUKAN
Motto
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik
Untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat
Maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri
-QS AL Isra 7 ndash
Kalau anda ingin seseorang tertawa anda harus memberinya alasan untuk
tertawa anda tidak bisa memicu tawa yang asli dengan mendesak orang itu
agar tertawa atau meminta dia mendesak dirinya agar tertawa
-Viktor E Frankl-
Peruntukan
Karya ini penulis persembahkan untuk
Mama Tercinta
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat
dan kebaikanNya yang selalu tercurah Sungguh menjadi karunia yang luar biasa
di mana penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ldquoHubungan
Antara Sense of Humor dan Subjective Well-Being pada Mahasiswardquo Ucapan
syukur yang selalu terucap atas terselesaikannya tugas ini
Penyusunan skripsi ini merupakan hasil karya dari sebuah perjuangan dan
dukugan semangat bantuan serta motivasi yang penulis terima dari pihak-pihak
yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena hal
itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih atas
terselesaikannya skripsi ini kepada
1 Prof Dr Fakhruddin MPd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta
jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
2 Drs Sugeng Hariyadi SPsi MS selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang atas segala kebijakannya
selama menjabat
3 Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi selaku pembimbing dan penguji 2 terima
kasih atas dukungan pengarahan dan masukan yang diberikan selama
mengerjakan skripsi
4 Andromeda SPsi MPsi selaku pembimbing dan penguji 3 yang telah
dengan lapang dada membantu dalam proses pengerjaan skripsi
5 Binta Mursquotiya Rizki SPsi MA selaku penguji 1 pada ujian skripsi yang
telah memberikan pengarahan dan masukan terhadap skripsi penulis
vi
6 Siti Nuzulia SPsi MSi selaku dosen wali yang telah memberikan
bimbingan selama menempuh studi
7 Dosen-dosen Jurusan Psikologi yang telah bersedia memberikan ilmu dan
bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung
8 Mama sebagai orang tua yang luar biasa yang selalu mendukung dalam doa
serta tidak berhenti memberikan semangat melalui nasehat-nasehat yang
meneguhkan
9 Dita Insaroh Nurma Bella Windari Nika Dek Chayun Dek Ayun Dek
Choe Terima kasih atas kebersamaanya
10 Teman-teman angkatan 2012 terutama untuk Rombel 2 Jurusan Psikologi
Universias Negeri Semarang terima kasih atas segala kisah kasih canda
tawadan persahabatan terindah bersama dengan kalian semua
11 Semua subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswai psikologi angkatan
2010 sampai dengan angkatan 2016 yang telah memberikan bantuan dan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna kelancaran
penyusunan skripsi ini
12 Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini
Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca
untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki Terima kasih
Semarang 20 Juni 2017
Penulis
vii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa
Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali
mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa
untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika
mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu
meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih
sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap
humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-
hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor
dengan subjective well-being
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel
penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan
adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil
menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang
dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274
sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective
well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien
validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888
Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang
dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan
koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga
hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being
viii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student
Every individual wants welfare in his life is no exception college students
Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully
The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life
feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often
One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to
experience life complacency and experience enjoyment more often and by not
frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by
being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily
activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This
research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-
being
This research is a quantitative correlational research The samples of this
research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the
sampling technique Research data from sense of humor is taken using
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31
items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability
coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener
that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a
reliability coefficient of 0888
The analysis method used is Product Moment correlation that is processed
using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474
with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship
between a sense of humor and subjective well-being is accepted
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ii
PENGESAHAN iii
MOTO DAN PERUNTUKAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB
1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 10
13 Tujuan Penelitian 11
14 Manfaat Penelitian 11
2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12
21 Subjective Well-Being 12
211 Pengertian Subjective Well-Being 12
212 Komponen Subjective Well-Being 13
213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15
22 Sense of Humor 18
221 Pengertian Sense of Humor 18
x
222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19
223 Aspek-aspek Sense of Humor 24
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27
24 Kerangka Berpikir 29
25 Hipotesis 30
3 METODE PENELITIAN 31
31 Jenis dan Desain Penelitian 31
311 Jenis Penelitian 31
312 Desain Penelitian 31
32 Variabel Penelitian 32
321 Identifikasi Variabel Penelitian 32
322 Definisi Operasional Variabel 32
323 Hubungan Antara Variabel 33
33 Populasi dan Sampel 34
331 Populasi 34
332 Sampel 34
34 Metode dan Pengumpulan Data 35
35 Validitas dan Reliabilitas 37
351 Validitas 38
3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39
3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40
352 Reliabilitas 42
3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42
xi
3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43
36 Metode Analisis Data 43
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
41 Persiapan Penelitian 44
411 Orientasi Kancah Penelitian 44
42 Penyusunan Instrumen 44
43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46
44 Pelaksanaan Penelitian 46
441 Pengumpulan Data 46
442 Pelaksanaan Skoring 47
45 Gambaran Subjek Penelitian 47
451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48
46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48
461 Hasil Uji Validitas 49
4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49
4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49
462 Hasil Uji Reliabilitas 49
4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49
4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50
47 Analisis Deskriptif 50
471 Gambaran Sense of Humor 51
4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51
4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54
xii
47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54
47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56
47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58
47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and
Humorous peopel 60
472 Gambaran Subjective Well-Being 65
4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65
47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Kepuasan Hidup 68
47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Afeksi 70
48 Analisis Data 74
481 Hasil Uji Asumsi 74
4811 Uji Normalitas 74
4812 Uji Linearitas 75
482 Uji Hipotesis 76
49 Pembahasan 77
491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective
Well-Being pada Mahasiswa 77
4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77
4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78
4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being
Pada Mahasiswa 78
5 PENUTUP 80
51 Simpulan 80
52 Saran 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
iv
MOTTO DAN PERUNTUKAN
Motto
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik
Untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat
Maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri
-QS AL Isra 7 ndash
Kalau anda ingin seseorang tertawa anda harus memberinya alasan untuk
tertawa anda tidak bisa memicu tawa yang asli dengan mendesak orang itu
agar tertawa atau meminta dia mendesak dirinya agar tertawa
-Viktor E Frankl-
Peruntukan
Karya ini penulis persembahkan untuk
Mama Tercinta
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat
dan kebaikanNya yang selalu tercurah Sungguh menjadi karunia yang luar biasa
di mana penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ldquoHubungan
Antara Sense of Humor dan Subjective Well-Being pada Mahasiswardquo Ucapan
syukur yang selalu terucap atas terselesaikannya tugas ini
Penyusunan skripsi ini merupakan hasil karya dari sebuah perjuangan dan
dukugan semangat bantuan serta motivasi yang penulis terima dari pihak-pihak
yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena hal
itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih atas
terselesaikannya skripsi ini kepada
1 Prof Dr Fakhruddin MPd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta
jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
2 Drs Sugeng Hariyadi SPsi MS selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang atas segala kebijakannya
selama menjabat
3 Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi selaku pembimbing dan penguji 2 terima
kasih atas dukungan pengarahan dan masukan yang diberikan selama
mengerjakan skripsi
4 Andromeda SPsi MPsi selaku pembimbing dan penguji 3 yang telah
dengan lapang dada membantu dalam proses pengerjaan skripsi
5 Binta Mursquotiya Rizki SPsi MA selaku penguji 1 pada ujian skripsi yang
telah memberikan pengarahan dan masukan terhadap skripsi penulis
vi
6 Siti Nuzulia SPsi MSi selaku dosen wali yang telah memberikan
bimbingan selama menempuh studi
7 Dosen-dosen Jurusan Psikologi yang telah bersedia memberikan ilmu dan
bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung
8 Mama sebagai orang tua yang luar biasa yang selalu mendukung dalam doa
serta tidak berhenti memberikan semangat melalui nasehat-nasehat yang
meneguhkan
9 Dita Insaroh Nurma Bella Windari Nika Dek Chayun Dek Ayun Dek
Choe Terima kasih atas kebersamaanya
10 Teman-teman angkatan 2012 terutama untuk Rombel 2 Jurusan Psikologi
Universias Negeri Semarang terima kasih atas segala kisah kasih canda
tawadan persahabatan terindah bersama dengan kalian semua
11 Semua subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswai psikologi angkatan
2010 sampai dengan angkatan 2016 yang telah memberikan bantuan dan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna kelancaran
penyusunan skripsi ini
12 Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini
Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca
untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki Terima kasih
Semarang 20 Juni 2017
Penulis
vii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa
Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali
mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa
untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika
mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu
meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih
sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap
humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-
hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor
dengan subjective well-being
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel
penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan
adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil
menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang
dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274
sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective
well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien
validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888
Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang
dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan
koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga
hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being
viii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student
Every individual wants welfare in his life is no exception college students
Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully
The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life
feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often
One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to
experience life complacency and experience enjoyment more often and by not
frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by
being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily
activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This
research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-
being
This research is a quantitative correlational research The samples of this
research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the
sampling technique Research data from sense of humor is taken using
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31
items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability
coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener
that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a
reliability coefficient of 0888
The analysis method used is Product Moment correlation that is processed
using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474
with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship
between a sense of humor and subjective well-being is accepted
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ii
PENGESAHAN iii
MOTO DAN PERUNTUKAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB
1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 10
13 Tujuan Penelitian 11
14 Manfaat Penelitian 11
2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12
21 Subjective Well-Being 12
211 Pengertian Subjective Well-Being 12
212 Komponen Subjective Well-Being 13
213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15
22 Sense of Humor 18
221 Pengertian Sense of Humor 18
x
222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19
223 Aspek-aspek Sense of Humor 24
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27
24 Kerangka Berpikir 29
25 Hipotesis 30
3 METODE PENELITIAN 31
31 Jenis dan Desain Penelitian 31
311 Jenis Penelitian 31
312 Desain Penelitian 31
32 Variabel Penelitian 32
321 Identifikasi Variabel Penelitian 32
322 Definisi Operasional Variabel 32
323 Hubungan Antara Variabel 33
33 Populasi dan Sampel 34
331 Populasi 34
332 Sampel 34
34 Metode dan Pengumpulan Data 35
35 Validitas dan Reliabilitas 37
351 Validitas 38
3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39
3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40
352 Reliabilitas 42
3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42
xi
3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43
36 Metode Analisis Data 43
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
41 Persiapan Penelitian 44
411 Orientasi Kancah Penelitian 44
42 Penyusunan Instrumen 44
43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46
44 Pelaksanaan Penelitian 46
441 Pengumpulan Data 46
442 Pelaksanaan Skoring 47
45 Gambaran Subjek Penelitian 47
451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48
46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48
461 Hasil Uji Validitas 49
4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49
4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49
462 Hasil Uji Reliabilitas 49
4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49
4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50
47 Analisis Deskriptif 50
471 Gambaran Sense of Humor 51
4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51
4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54
xii
47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54
47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56
47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58
47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and
Humorous peopel 60
472 Gambaran Subjective Well-Being 65
4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65
47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Kepuasan Hidup 68
47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Afeksi 70
48 Analisis Data 74
481 Hasil Uji Asumsi 74
4811 Uji Normalitas 74
4812 Uji Linearitas 75
482 Uji Hipotesis 76
49 Pembahasan 77
491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective
Well-Being pada Mahasiswa 77
4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77
4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78
4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being
Pada Mahasiswa 78
5 PENUTUP 80
51 Simpulan 80
52 Saran 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat
dan kebaikanNya yang selalu tercurah Sungguh menjadi karunia yang luar biasa
di mana penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul ldquoHubungan
Antara Sense of Humor dan Subjective Well-Being pada Mahasiswardquo Ucapan
syukur yang selalu terucap atas terselesaikannya tugas ini
Penyusunan skripsi ini merupakan hasil karya dari sebuah perjuangan dan
dukugan semangat bantuan serta motivasi yang penulis terima dari pihak-pihak
yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung Oleh karena hal
itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih atas
terselesaikannya skripsi ini kepada
1 Prof Dr Fakhruddin MPd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta
jajaran pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
2 Drs Sugeng Hariyadi SPsi MS selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang atas segala kebijakannya
selama menjabat
3 Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi selaku pembimbing dan penguji 2 terima
kasih atas dukungan pengarahan dan masukan yang diberikan selama
mengerjakan skripsi
4 Andromeda SPsi MPsi selaku pembimbing dan penguji 3 yang telah
dengan lapang dada membantu dalam proses pengerjaan skripsi
5 Binta Mursquotiya Rizki SPsi MA selaku penguji 1 pada ujian skripsi yang
telah memberikan pengarahan dan masukan terhadap skripsi penulis
vi
6 Siti Nuzulia SPsi MSi selaku dosen wali yang telah memberikan
bimbingan selama menempuh studi
7 Dosen-dosen Jurusan Psikologi yang telah bersedia memberikan ilmu dan
bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung
8 Mama sebagai orang tua yang luar biasa yang selalu mendukung dalam doa
serta tidak berhenti memberikan semangat melalui nasehat-nasehat yang
meneguhkan
9 Dita Insaroh Nurma Bella Windari Nika Dek Chayun Dek Ayun Dek
Choe Terima kasih atas kebersamaanya
10 Teman-teman angkatan 2012 terutama untuk Rombel 2 Jurusan Psikologi
Universias Negeri Semarang terima kasih atas segala kisah kasih canda
tawadan persahabatan terindah bersama dengan kalian semua
11 Semua subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswai psikologi angkatan
2010 sampai dengan angkatan 2016 yang telah memberikan bantuan dan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna kelancaran
penyusunan skripsi ini
12 Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini
Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca
untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki Terima kasih
Semarang 20 Juni 2017
Penulis
vii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa
Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali
mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa
untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika
mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu
meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih
sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap
humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-
hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor
dengan subjective well-being
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel
penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan
adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil
menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang
dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274
sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective
well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien
validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888
Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang
dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan
koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga
hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being
viii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student
Every individual wants welfare in his life is no exception college students
Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully
The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life
feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often
One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to
experience life complacency and experience enjoyment more often and by not
frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by
being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily
activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This
research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-
being
This research is a quantitative correlational research The samples of this
research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the
sampling technique Research data from sense of humor is taken using
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31
items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability
coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener
that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a
reliability coefficient of 0888
The analysis method used is Product Moment correlation that is processed
using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474
with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship
between a sense of humor and subjective well-being is accepted
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ii
PENGESAHAN iii
MOTO DAN PERUNTUKAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB
1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 10
13 Tujuan Penelitian 11
14 Manfaat Penelitian 11
2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12
21 Subjective Well-Being 12
211 Pengertian Subjective Well-Being 12
212 Komponen Subjective Well-Being 13
213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15
22 Sense of Humor 18
221 Pengertian Sense of Humor 18
x
222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19
223 Aspek-aspek Sense of Humor 24
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27
24 Kerangka Berpikir 29
25 Hipotesis 30
3 METODE PENELITIAN 31
31 Jenis dan Desain Penelitian 31
311 Jenis Penelitian 31
312 Desain Penelitian 31
32 Variabel Penelitian 32
321 Identifikasi Variabel Penelitian 32
322 Definisi Operasional Variabel 32
323 Hubungan Antara Variabel 33
33 Populasi dan Sampel 34
331 Populasi 34
332 Sampel 34
34 Metode dan Pengumpulan Data 35
35 Validitas dan Reliabilitas 37
351 Validitas 38
3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39
3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40
352 Reliabilitas 42
3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42
xi
3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43
36 Metode Analisis Data 43
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
41 Persiapan Penelitian 44
411 Orientasi Kancah Penelitian 44
42 Penyusunan Instrumen 44
43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46
44 Pelaksanaan Penelitian 46
441 Pengumpulan Data 46
442 Pelaksanaan Skoring 47
45 Gambaran Subjek Penelitian 47
451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48
46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48
461 Hasil Uji Validitas 49
4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49
4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49
462 Hasil Uji Reliabilitas 49
4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49
4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50
47 Analisis Deskriptif 50
471 Gambaran Sense of Humor 51
4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51
4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54
xii
47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54
47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56
47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58
47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and
Humorous peopel 60
472 Gambaran Subjective Well-Being 65
4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65
47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Kepuasan Hidup 68
47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Afeksi 70
48 Analisis Data 74
481 Hasil Uji Asumsi 74
4811 Uji Normalitas 74
4812 Uji Linearitas 75
482 Uji Hipotesis 76
49 Pembahasan 77
491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective
Well-Being pada Mahasiswa 77
4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77
4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78
4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being
Pada Mahasiswa 78
5 PENUTUP 80
51 Simpulan 80
52 Saran 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
vi
6 Siti Nuzulia SPsi MSi selaku dosen wali yang telah memberikan
bimbingan selama menempuh studi
7 Dosen-dosen Jurusan Psikologi yang telah bersedia memberikan ilmu dan
bimbingan selama proses perkuliahan berlangsung
8 Mama sebagai orang tua yang luar biasa yang selalu mendukung dalam doa
serta tidak berhenti memberikan semangat melalui nasehat-nasehat yang
meneguhkan
9 Dita Insaroh Nurma Bella Windari Nika Dek Chayun Dek Ayun Dek
Choe Terima kasih atas kebersamaanya
10 Teman-teman angkatan 2012 terutama untuk Rombel 2 Jurusan Psikologi
Universias Negeri Semarang terima kasih atas segala kisah kasih canda
tawadan persahabatan terindah bersama dengan kalian semua
11 Semua subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswai psikologi angkatan
2010 sampai dengan angkatan 2016 yang telah memberikan bantuan dan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian guna kelancaran
penyusunan skripsi ini
12 Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini
Semoga skripsi ini dapat menambah inspirasi dan motivasi para pembaca
untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki Terima kasih
Semarang 20 Juni 2017
Penulis
vii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa
Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali
mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa
untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika
mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu
meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih
sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap
humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-
hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor
dengan subjective well-being
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel
penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan
adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil
menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang
dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274
sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective
well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien
validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888
Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang
dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan
koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga
hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being
viii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student
Every individual wants welfare in his life is no exception college students
Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully
The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life
feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often
One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to
experience life complacency and experience enjoyment more often and by not
frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by
being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily
activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This
research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-
being
This research is a quantitative correlational research The samples of this
research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the
sampling technique Research data from sense of humor is taken using
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31
items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability
coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener
that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a
reliability coefficient of 0888
The analysis method used is Product Moment correlation that is processed
using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474
with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship
between a sense of humor and subjective well-being is accepted
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ii
PENGESAHAN iii
MOTO DAN PERUNTUKAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB
1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 10
13 Tujuan Penelitian 11
14 Manfaat Penelitian 11
2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12
21 Subjective Well-Being 12
211 Pengertian Subjective Well-Being 12
212 Komponen Subjective Well-Being 13
213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15
22 Sense of Humor 18
221 Pengertian Sense of Humor 18
x
222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19
223 Aspek-aspek Sense of Humor 24
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27
24 Kerangka Berpikir 29
25 Hipotesis 30
3 METODE PENELITIAN 31
31 Jenis dan Desain Penelitian 31
311 Jenis Penelitian 31
312 Desain Penelitian 31
32 Variabel Penelitian 32
321 Identifikasi Variabel Penelitian 32
322 Definisi Operasional Variabel 32
323 Hubungan Antara Variabel 33
33 Populasi dan Sampel 34
331 Populasi 34
332 Sampel 34
34 Metode dan Pengumpulan Data 35
35 Validitas dan Reliabilitas 37
351 Validitas 38
3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39
3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40
352 Reliabilitas 42
3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42
xi
3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43
36 Metode Analisis Data 43
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
41 Persiapan Penelitian 44
411 Orientasi Kancah Penelitian 44
42 Penyusunan Instrumen 44
43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46
44 Pelaksanaan Penelitian 46
441 Pengumpulan Data 46
442 Pelaksanaan Skoring 47
45 Gambaran Subjek Penelitian 47
451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48
46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48
461 Hasil Uji Validitas 49
4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49
4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49
462 Hasil Uji Reliabilitas 49
4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49
4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50
47 Analisis Deskriptif 50
471 Gambaran Sense of Humor 51
4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51
4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54
xii
47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54
47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56
47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58
47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and
Humorous peopel 60
472 Gambaran Subjective Well-Being 65
4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65
47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Kepuasan Hidup 68
47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Afeksi 70
48 Analisis Data 74
481 Hasil Uji Asumsi 74
4811 Uji Normalitas 74
4812 Uji Linearitas 75
482 Uji Hipotesis 76
49 Pembahasan 77
491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective
Well-Being pada Mahasiswa 77
4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77
4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78
4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being
Pada Mahasiswa 78
5 PENUTUP 80
51 Simpulan 80
52 Saran 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
vii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Kata Kunci Sense of humor Subjective well-being Mahasiswa
Setiap individu menginginkan kesejahteraan dalam hidupnya tak terkecuali
mahasiswa Kesejahteran atau kepuasaan hidup merupakan keinginan mahasiswa
untuk dapat hidup secara damai Keinginan tersebut dapat terpenuhi jika
mahasiswa mampu untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya merasa mampu
meraih prestasi akademik yang lebih baik merasakan kebahagiaan yang lebih
sering Kegembiraan lebih sering bisa dilakukan dengan cara peka terhadap
humor Sense of humor adalah humor yang difungsikan dalam kegiatan sehari-
hari Sense of humor terdiri dari humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor dan attitudes toward humor and humorous people
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor
dengan subjective well-being
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional Sampel
penelitian ini berjumlah 492 responden dengan teknik sampling yang digunakan
adalah sampling jenuh atau sensus Data penelitian sense of humor diambil
menggunakan skala Multidimensional sense of humor scale (MSHS) yang
dimodifikasi terdiri dari 31 aitem mempunyai koefisien validitas antara 0274
sampai dengan 0625 dan koefisien realibilitaas sebesar 0890 Skala subjective
well-being merupakanka skala yang terdiri dari 38 aitem mempunyai koefisien
validitas 0187 sampai dengan 0632 dan koefisien reliabilitas sebesar 0888
Metode analisis yang digunakan adalah korelasi Product Moment yang
dikerjakan dengan menggunakan sofware statistik Penelitian ini menghasilkan
koefisien korelasi atau r = 0474 dengan signifikansi atau p =0000 sehingga
hipotesis dierima yaitu bahwa ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being
viii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student
Every individual wants welfare in his life is no exception college students
Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully
The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life
feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often
One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to
experience life complacency and experience enjoyment more often and by not
frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by
being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily
activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This
research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-
being
This research is a quantitative correlational research The samples of this
research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the
sampling technique Research data from sense of humor is taken using
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31
items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability
coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener
that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a
reliability coefficient of 0888
The analysis method used is Product Moment correlation that is processed
using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474
with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship
between a sense of humor and subjective well-being is accepted
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ii
PENGESAHAN iii
MOTO DAN PERUNTUKAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB
1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 10
13 Tujuan Penelitian 11
14 Manfaat Penelitian 11
2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12
21 Subjective Well-Being 12
211 Pengertian Subjective Well-Being 12
212 Komponen Subjective Well-Being 13
213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15
22 Sense of Humor 18
221 Pengertian Sense of Humor 18
x
222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19
223 Aspek-aspek Sense of Humor 24
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27
24 Kerangka Berpikir 29
25 Hipotesis 30
3 METODE PENELITIAN 31
31 Jenis dan Desain Penelitian 31
311 Jenis Penelitian 31
312 Desain Penelitian 31
32 Variabel Penelitian 32
321 Identifikasi Variabel Penelitian 32
322 Definisi Operasional Variabel 32
323 Hubungan Antara Variabel 33
33 Populasi dan Sampel 34
331 Populasi 34
332 Sampel 34
34 Metode dan Pengumpulan Data 35
35 Validitas dan Reliabilitas 37
351 Validitas 38
3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39
3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40
352 Reliabilitas 42
3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42
xi
3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43
36 Metode Analisis Data 43
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
41 Persiapan Penelitian 44
411 Orientasi Kancah Penelitian 44
42 Penyusunan Instrumen 44
43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46
44 Pelaksanaan Penelitian 46
441 Pengumpulan Data 46
442 Pelaksanaan Skoring 47
45 Gambaran Subjek Penelitian 47
451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48
46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48
461 Hasil Uji Validitas 49
4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49
4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49
462 Hasil Uji Reliabilitas 49
4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49
4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50
47 Analisis Deskriptif 50
471 Gambaran Sense of Humor 51
4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51
4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54
xii
47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54
47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56
47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58
47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and
Humorous peopel 60
472 Gambaran Subjective Well-Being 65
4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65
47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Kepuasan Hidup 68
47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Afeksi 70
48 Analisis Data 74
481 Hasil Uji Asumsi 74
4811 Uji Normalitas 74
4812 Uji Linearitas 75
482 Uji Hipotesis 76
49 Pembahasan 77
491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective
Well-Being pada Mahasiswa 77
4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77
4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78
4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being
Pada Mahasiswa 78
5 PENUTUP 80
51 Simpulan 80
52 Saran 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
viii
ABSTRAK
Septiana Orissa 2017 Hubungan Antara Sense of Humor dan Subjective Well-
Being Pada Mahasiswa Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang Pembimbing I Moh Iqbal Mabruri SPsi MSi
Pembimbing II Andromeda SPsi MPsi
Keywords Sense of humor Subjective well-being College Student
Every individual wants welfare in his life is no exception college students
Welfare or satisfaction of life is the desire of students to be able to live peacefully
The desire can be fulfilled if the student is able to feel the satisfaction in his life
feel able to achieve better academic achievement feel the happiness more often
One of the ways to achieve subjective well-being is that college student has to
experience life complacency and experience enjoyment more often and by not
frequently experiencing unpleasant emotion Enjoyment oftentimes can be done by
being keen toward humor Sense of humor is humor that is functioned in daily
activities Sense of humor consist of humor production uses of humor for coping
sosial uses of humor and attitudes toward humor and humorous people This
research aims to know the relation between sense of humor to subjective well-
being
This research is a quantitative correlational research The samples of this
research are 492 respondents using saturated sampling or census used in the
sampling technique Research data from sense of humor is taken using
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) that is modified consisting of 31
items having a validity coefficient between 0274 to 0625 and a reliability
coefficient of 0890 The subjective well-being scale is a scale proposed by Diener
that consist of 38 items having a validity coefficient between 0187 to 0632 and a
reliability coefficient of 0888
The analysis method used is Product Moment correlation that is processed
using statistics sofware This research produce a relation coefficient or r = 0474
with a significance or p = 0000 So the hypothesis that there is a relationship
between a sense of humor and subjective well-being is accepted
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ii
PENGESAHAN iii
MOTO DAN PERUNTUKAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB
1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 10
13 Tujuan Penelitian 11
14 Manfaat Penelitian 11
2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12
21 Subjective Well-Being 12
211 Pengertian Subjective Well-Being 12
212 Komponen Subjective Well-Being 13
213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15
22 Sense of Humor 18
221 Pengertian Sense of Humor 18
x
222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19
223 Aspek-aspek Sense of Humor 24
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27
24 Kerangka Berpikir 29
25 Hipotesis 30
3 METODE PENELITIAN 31
31 Jenis dan Desain Penelitian 31
311 Jenis Penelitian 31
312 Desain Penelitian 31
32 Variabel Penelitian 32
321 Identifikasi Variabel Penelitian 32
322 Definisi Operasional Variabel 32
323 Hubungan Antara Variabel 33
33 Populasi dan Sampel 34
331 Populasi 34
332 Sampel 34
34 Metode dan Pengumpulan Data 35
35 Validitas dan Reliabilitas 37
351 Validitas 38
3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39
3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40
352 Reliabilitas 42
3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42
xi
3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43
36 Metode Analisis Data 43
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
41 Persiapan Penelitian 44
411 Orientasi Kancah Penelitian 44
42 Penyusunan Instrumen 44
43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46
44 Pelaksanaan Penelitian 46
441 Pengumpulan Data 46
442 Pelaksanaan Skoring 47
45 Gambaran Subjek Penelitian 47
451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48
46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48
461 Hasil Uji Validitas 49
4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49
4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49
462 Hasil Uji Reliabilitas 49
4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49
4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50
47 Analisis Deskriptif 50
471 Gambaran Sense of Humor 51
4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51
4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54
xii
47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54
47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56
47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58
47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and
Humorous peopel 60
472 Gambaran Subjective Well-Being 65
4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65
47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Kepuasan Hidup 68
47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Afeksi 70
48 Analisis Data 74
481 Hasil Uji Asumsi 74
4811 Uji Normalitas 74
4812 Uji Linearitas 75
482 Uji Hipotesis 76
49 Pembahasan 77
491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective
Well-Being pada Mahasiswa 77
4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77
4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78
4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being
Pada Mahasiswa 78
5 PENUTUP 80
51 Simpulan 80
52 Saran 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ii
PENGESAHAN iii
MOTO DAN PERUNTUKAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB
1 PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang 1
12 Rumusan Masalah 10
13 Tujuan Penelitian 11
14 Manfaat Penelitian 11
2 LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA 12
21 Subjective Well-Being 12
211 Pengertian Subjective Well-Being 12
212 Komponen Subjective Well-Being 13
213 Faktor-faktor yang mempengeruhi Subjective Well-Being 15
22 Sense of Humor 18
221 Pengertian Sense of Humor 18
x
222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19
223 Aspek-aspek Sense of Humor 24
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27
24 Kerangka Berpikir 29
25 Hipotesis 30
3 METODE PENELITIAN 31
31 Jenis dan Desain Penelitian 31
311 Jenis Penelitian 31
312 Desain Penelitian 31
32 Variabel Penelitian 32
321 Identifikasi Variabel Penelitian 32
322 Definisi Operasional Variabel 32
323 Hubungan Antara Variabel 33
33 Populasi dan Sampel 34
331 Populasi 34
332 Sampel 34
34 Metode dan Pengumpulan Data 35
35 Validitas dan Reliabilitas 37
351 Validitas 38
3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39
3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40
352 Reliabilitas 42
3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42
xi
3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43
36 Metode Analisis Data 43
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
41 Persiapan Penelitian 44
411 Orientasi Kancah Penelitian 44
42 Penyusunan Instrumen 44
43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46
44 Pelaksanaan Penelitian 46
441 Pengumpulan Data 46
442 Pelaksanaan Skoring 47
45 Gambaran Subjek Penelitian 47
451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48
46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48
461 Hasil Uji Validitas 49
4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49
4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49
462 Hasil Uji Reliabilitas 49
4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49
4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50
47 Analisis Deskriptif 50
471 Gambaran Sense of Humor 51
4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51
4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54
xii
47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54
47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56
47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58
47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and
Humorous peopel 60
472 Gambaran Subjective Well-Being 65
4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65
47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Kepuasan Hidup 68
47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Afeksi 70
48 Analisis Data 74
481 Hasil Uji Asumsi 74
4811 Uji Normalitas 74
4812 Uji Linearitas 75
482 Uji Hipotesis 76
49 Pembahasan 77
491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective
Well-Being pada Mahasiswa 77
4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77
4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78
4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being
Pada Mahasiswa 78
5 PENUTUP 80
51 Simpulan 80
52 Saran 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
x
222 Perkembangan Alat Ukur Sense of Humor 19
223 Aspek-aspek Sense of Humor 24
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being 27
24 Kerangka Berpikir 29
25 Hipotesis 30
3 METODE PENELITIAN 31
31 Jenis dan Desain Penelitian 31
311 Jenis Penelitian 31
312 Desain Penelitian 31
32 Variabel Penelitian 32
321 Identifikasi Variabel Penelitian 32
322 Definisi Operasional Variabel 32
323 Hubungan Antara Variabel 33
33 Populasi dan Sampel 34
331 Populasi 34
332 Sampel 34
34 Metode dan Pengumpulan Data 35
35 Validitas dan Reliabilitas 37
351 Validitas 38
3511 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 39
3512 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 40
352 Reliabilitas 42
3521 Hasil Uji Reliabilitas Sense of Humor 42
xi
3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43
36 Metode Analisis Data 43
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
41 Persiapan Penelitian 44
411 Orientasi Kancah Penelitian 44
42 Penyusunan Instrumen 44
43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46
44 Pelaksanaan Penelitian 46
441 Pengumpulan Data 46
442 Pelaksanaan Skoring 47
45 Gambaran Subjek Penelitian 47
451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48
46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48
461 Hasil Uji Validitas 49
4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49
4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49
462 Hasil Uji Reliabilitas 49
4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49
4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50
47 Analisis Deskriptif 50
471 Gambaran Sense of Humor 51
4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51
4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54
xii
47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54
47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56
47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58
47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and
Humorous peopel 60
472 Gambaran Subjective Well-Being 65
4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65
47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Kepuasan Hidup 68
47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Afeksi 70
48 Analisis Data 74
481 Hasil Uji Asumsi 74
4811 Uji Normalitas 74
4812 Uji Linearitas 75
482 Uji Hipotesis 76
49 Pembahasan 77
491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective
Well-Being pada Mahasiswa 77
4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77
4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78
4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being
Pada Mahasiswa 78
5 PENUTUP 80
51 Simpulan 80
52 Saran 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
xi
3522 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Beeing 43
36 Metode Analisis Data 43
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
41 Persiapan Penelitian 44
411 Orientasi Kancah Penelitian 44
42 Penyusunan Instrumen 44
43 Uji Coba Instrumen (Try Out) 46
44 Pelaksanaan Penelitian 46
441 Pengumpulan Data 46
442 Pelaksanaan Skoring 47
45 Gambaran Subjek Penelitian 47
451 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin 48
46 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 48
461 Hasil Uji Validitas 49
4611 Hasil Uji Validitas Skala Sense of Humor 49
4612 Hasil Uji Validitas Skala Subjective Well-Being 49
462 Hasil Uji Reliabilitas 49
4621 Hasil Uji Reliabilitas Skala Sense of Humor 49
4622 Hasil Uji Reliabilitas Skala Subjective Well-Being 50
47 Analisis Deskriptif 50
471 Gambaran Sense of Humor 51
4711 Gambaran Umum Sense of Humor 51
4712 Gambaran Spesifik Sense of Humor 54
xii
47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54
47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56
47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58
47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and
Humorous peopel 60
472 Gambaran Subjective Well-Being 65
4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65
47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Kepuasan Hidup 68
47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Afeksi 70
48 Analisis Data 74
481 Hasil Uji Asumsi 74
4811 Uji Normalitas 74
4812 Uji Linearitas 75
482 Uji Hipotesis 76
49 Pembahasan 77
491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective
Well-Being pada Mahasiswa 77
4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77
4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78
4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being
Pada Mahasiswa 78
5 PENUTUP 80
51 Simpulan 80
52 Saran 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
xii
47121 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Humor Production 54
47122 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Use of Humor Coping 56
47123 Gambaran Spesifik Berdasrkan Aspek Social Use of Humor 58
47124 Gambaran Spesifik Berdasarkan Aspek Attitude Humor and
Humorous peopel 60
472 Gambaran Subjective Well-Being 65
4721 Gambaran Umum Subjective Well-Being 65
47211 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Kepuasan Hidup 68
47212 Gambaran Spesifik Subjective Well-Being berdasrkan Komponen
Afeksi 70
48 Analisis Data 74
481 Hasil Uji Asumsi 74
4811 Uji Normalitas 74
4812 Uji Linearitas 75
482 Uji Hipotesis 76
49 Pembahasan 77
491 Pembahasan Analisis Deskriptif Sense of Humor dengan Subjective
Well-Being pada Mahasiswa 77
4911 Analisis Deskriptif Sense of Humor pada Mahasiswa 77
4912 Analisis Deskriptif Subjective Well-Being pada Mahasiswa 78
4913 Analisis Inferensial Sense of Humor dan Subjective Well-Being
Pada Mahasiswa 78
5 PENUTUP 80
51 Simpulan 80
52 Saran 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
xiii
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
31 Blue Print Skala Sense of Humor 36
32 Blue Print Skala Subjective well-being 37
33 Interpretasi Koefisien Validitas 39
34 Hasil Uji Coba Skala Sense of Humor 39
35 Sebaran Baru Aitem Skala Sense of Humor 40
36 Hasil Uji Coba Skala Subjective well-being 41
37 Sebaran Baru Aitem Skala Subjective well-being 41
38 Interpretasi Reliabilitas 42
41 Gambaran Subjek Bersadarkan Jenis Kelamin 48
42 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik 50
43 Distribusi Frekuensi Sense of Humor 52
44 Hasil Analisis Sense of Humor 53
45 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Humor production 55
46 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Humor Production 56
47 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor
Coping 57
48 Statistik Sense of Humor berdasarkan Aspek Use of humor Coping 58
49 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 59
410 Statistik Sense of Humor berdasarkan
Aspek Social Use of humor 60
411 Distribusi Frekuensi Sense of Humor berdasarkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 61
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
xv
412 Statistik Sense of Humor berdasrkan
Aspek Attitudes humor and humorous people 62
413 Ringkasan Deskriptif Sense of Humor Berdasarkan Tiap Aspek 63
414 Perbandingan Mean Empiris Tiap Aspek Sense of Humor 64
415 Distribusi Frekuensi Subjective well-being 66
416 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Subjective well-being 67
417 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Kepuasan Hidup 69
418 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Komponen Kepuasan Hidup 70
419 Distribusi Frekuensi Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 71
420 Statistik Deskriptif Subjective well-being berdasarkan
Komponen Afeksi 72
421 Perbandingan Mean Empiris Tiap Komponen
Subjective well-being 73
422 Hasil Uji Normalitas 74
423 Hasil Uji Linearitas 75
424 Hasil Uji Hipotesis 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
21 Kerangka Berpikir 29
31 Hubungan Antar Variabel 33
41 Diagram Gambaran Sense of Humor 53
42 Diagram Ringkasan Deskriptif Sense of Humor 63
43 Diagram Perbandingan Mean Empiris Tiap
Aspek Sense of Humor 64
44 Diagram Gambaran Umum Subjective well-being 67
45 Diagram Gambaran Subjective well-being berdasarkan
Aspek Kepuasan Hidup 70
46 Gambaran Perbandingan Mean Empiris Subjective well-being
Tiap Komponen 74
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Setiap individu menginginkan kesejahteraan di dalam hidupnya dan
kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi hidup manusia Setiap
individu juga memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai dalam pemenuhan
kepuasan di dalam kehidupannya Kesejahteraan dan kepuasan hidup merupakan
bagian konsep dari subjective well-being yang mana mencakup aspek afektif dan
kognitif manusia (Rohmad 20142) Subjective well-being didefinisikan sebagai
suatu fenomena yang meliputi evaluasi kognitif dan emosional individu terhadap
kehidupan mereka
Seperti apa yang disebut orang awam sebagai kebahagian ketentraman
berfungsi penuh dan kepuasan hidup (Diener dkk 2003403-425) Secara relatif
kesejahteraan merupakan atribut yang dapat merefleksikan seberapa tinggi
individu mengalami afek positif terhadap kehidupannya yang menyenangkan
Individu dikatakan memiliki kesejahteran subjektif yang tinggi jika dia
mengalami kepuasan hidup dan mengalami kegembiraan lebih sering serta tidak
terlalu sering mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti sedih dan
kemarahan Sebaliknya seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif
yang rendah jika dia tidak puas dengan hidupnya mengalami sedikit afeksi dan
kegembiraan dan sering mengalami emosi negatif seperti kemarahan atau
kecemasan (Utami 2009145) Lebih secara umum kepuasan hidup dibedakan
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
2
dalam bebagai domain kehidupan seperti rekreasi cinta pernikahan dan
persahabatan Komponen kognitif dan afektif kesejahteraan subjektif memiliki
keterkaitan yang tinggi (Diener 1997 24)
Merupakan faktor yang dapat mereduksi keberadaan tekanan mental
kesejahteraan subjektif merupakan salah satu indikator kualitas hidup individu
masyarakat yang baik (Eid amp Diener 2004 245-277) Kesejahteraan subjektif
atau disebut juga dengan konsep kesejahteraan (well-being) mempunyai arti yang
hampir sama dengan konsep kebahagiaan (happiness) Menurut Veenhoven
(1988 333-354) kebahagiaan bagian dari kesejahteraan subjektif dapat
memfasilitasi kontak sosial Lebih lanjut Veenhoven (dalam Utami2009145)
mengutip pendapat Flugel amp Johnson yang menyatakan bahwa afek positif dapat
menimbulkan perasaan aktif dan energik sehingga membuat lebih produktif
Selain itu mereka yang kebahagiaannya tinggi juga memiliki stres yang sedikit
(Veenhoven1998 333-354) Oleh karena itu memahami faktor-faktor yang
mengarah kepada kebahagiaan dan kepuasan hidup akan membantu dalam
mencapai kesehatan mental individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tanggal 26 September
2016 dari 9 mahasiswa mereka lebih merasa kurang bahagia karena berbagai
masalah yang dihadapi Seperti halnya kurang komunikasi dengan teman atau pun
keluarga karena sibuk organisasi setumpuk kegiatan tugas kuliah yang terlalu
banyak dari dosen bingung mengatur pengeluaran karena tak sebanding dengan
pemasukan kurang produktif sehingga merasa bosan Dari masalah-masalah yang
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
3
dialami timbul berbagai macam perasaan juga seperti mahasiswa merasa capek
malas merasa tidak bahagia timbulnya perasaan ingin makan banyak dan
mengalami stres
Penelitian yang membahas tentang (subjective well-being) akan tetapi
belum banyak yang membahas tentang kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang tentunya mempunyai prediktor kesejahteraan subjektif yang berbeda dari
orang dewasa maupun tingkat usia lainnya Seperti halnya penelitian yang
dilakukan oleh Utami menunjukan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler memiliki kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi Hasil yang
senada juga didapat oleh Mangeloja amp Hirvonen (tanpa tahun) hal yang paling
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan hidup mahasiswa adalah hubungan sosial
lingkungan pendidikan pencapaian tujuan personal dan kegiatan ekstrakulikuler
Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 yang di lakukan
kepada beberapa mahasiswa diperoleh bahwa mahasiswa menganggap hidupnya
biasa-biasa saja kurang puas terhadap dirinya memiliki kehidupan yang
membosankan merasa khawatir tentang masa depan merasa jenuh diliputi
perasaan cemas rutinitas yang membuat jenuh merasa sedih kurang puas dengan
kehidupan yang dijalani dan kurang mampu dalam berhubungan dengan
lingkungan sekitar
Perasaan-perasan di atas menunjukan kurangnya kepuasa hidup yang
dimiliki sehingga bisa dikatakan bahwa Individu yang memiliki kesejahteran
subjektif yang tinggi merasa lebih bahagian dan senang bersama dengan teman
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
4
dekat dan keluarga Individu juga kreatif optimis kerja keras tidak mudah putus
asa dan tersenyum lebih banyak dari pada individu yang menyebut dirinya tidak
bahagia Argyle (dalam Nurhidayah ampRini 201212) Individu ini akan lebih
mampu untuk dapat mengontrol emosinya dan menghadapi berbagai peristiwa
dalam hidup dengan baik Sedangkan individu dengan subjective well-being yang
rendah memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang tidak
menyenangkan dan oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kemarahan depresi kecemasan Myers amp Diener (dalam Nisfiannor 200412)
Penelitian yang dilakukan (Rohmad 20143) tentang subjective well-being
yang mana pengambilan data awal sudah dilakukan pada 129 mahasiswa yang
terdiri dari 36 laki-laki dan 93 perempuan yang berusia 19-25 tahun Dengan
menggunakan angket terbuka mengenai subjective well-being diperoleh jawaban
bahwa subjek merasa sejahtera ketika keinginan subjek terpenuhi sebanyak 302
kebutuhan subjek terpenuhi sebanyak 263 hidup damai nyaman tentram
sebanyak 163 dapat mensyukuri dengan yang subjek miliki sebesar 86
hidup mandiri sebesar 62 dekat dengan keluarga sebesar 62 ketika kaya
(punya uang) sebesar 46 dan dapat berguna bagi orang lain atau kebermaknaan
hidup sebesar 16
Kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan keorganisasian merupakan kegiatan
ekstrakulikuler yang dapat menimbulkan perasaan berharga dan berarti karena
dapat membantu orang lain sehingga merasa lebih percaya diri Dan juga
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan profit seperti hal nya bekerja atau
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
5
melakukan pekerjaan sebagai salah satu faktor kesejahteraan subjektif yang
dikemukakan oleh Argyle (Utami 2009147) Kepuasan dalam bekerja memiliiki
korelasi yang kuat dalam kepuasan hidup berbeda dengan mahasiswa yang
pengangguran merasa kurang bahagia karena hanya melakukan kegiatan kuliah
tanpa ada kegiatan sampingan itu menyebabkan mahasiswa merasa jenuh depresi
harga diri rendah serta penyakit fisik yang kesemuannya merupakan aspek dari
rendahnya kepuasan hidup dan kebahagian Gershunny (dalam Madjar amp
Hofstetter 2004) mengemukakan bahwa kebahagiaan yang cukup tinggi
bersumber dari pekerjaan yang dibayar sedangkan kebahagiaan yang paling
tinggi bersumber pada kegiatan yang bersenang-senang menghabiskan waktu
luang kebahagiaan yang paling rendah ketikan mahasiswa mendapatkan
pekerjaan rumah dari dosen misalnya tugas kuliah yang setiap minggunya
Sedangkan penelitian lain yang di lakukan oleh (Prasetiyo 2011 P-22)
tentang hubungan antara kecemasan emosi dengan subjective wel-being pada
mahasiswa tingkat pertama menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi dengan kepuasan hidup
dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin tinggi kepuasan hidup Ada
hubungan yang sangat signifikan dengan arah positif antara kecerdasan emosi
dengan perasaan menyenangkan dimana semakin tinggi kecerdasan emosi
semakin tinggi perasaan menyenangkan dan ada hubungan arah negatif antara
kecerdasan emosi dengan perasaan menyenangkan
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
6
Mahasiswa menurut kamus besar indoneisa (Purwandaminto 1993146)
yaitu maha berarti besar sedangkan siswa berarti pelajar Definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang memiliki tugas dan tanggung
jawab lebih besar dari pada seorang siswa Mahasiswa dituntut untuk lebih
inisiatif aktif dan mandiri dalam dunia pendidikan Dunia perkuliahan
memberikan banyak pengalaman dan kesempatan bagi mereka untuk dapat
mengembangkan potensi diri Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi hambatan
dan menyerah pada keadaan akan merasa tertekan dan mengalami stress yang
mengganggu dan biasanya juga disebut distress Stres merupakan kondisi ketika
individu berada dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa
tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya (Martks dkk dalam Alfiani
20102) Menurut Artkinson (Alfiani 20102) reaksi stres dapat muncul dalam
perubahan psikologis dan fisik
Mahasiswa yang tidak dapat menghadapi stresor yang ada dan merasa
tertekan akan tugas-tugas kuliah mengalami stres yang menggangu dan biasannya
disebut juga dengan distress Stres merupakan kondisi ketika individu berada
dalam situasi yang penuh tertekan atau ketika individu merasa tidak sanggup
mengatasi tuntutan yang dihadapinya Marks dkk (Alfiani 20102) Mahasiswa
yang mengalami hal seperti ini bisa di kategorikan memiliki tingkat sense of
humor yang rendah Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti pada
tanggal 3 Agustus 2016 kepada beberapa mahasiswa yang diperoleh bahwa
membuat orang lain tertawa hanyalah pekerjaan yang sia-sia tidak akan
dihormati tertawa hanyalah buang-bungan waktu merasa malu jika perkataan
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
7
yang dilontarkan dijadikan bahan lelucon penyelesaian masalah yang buruk dan
lelucon menjadikan kondisi kurang kondusif
Padahal humor adalah salah satu peran yang penting dalam kehidupan
mahasiswa karena humor merupakan kekuatan untuk membebaskan diri dari
banyak rintangan dan pembatasan diri dalam kehidupan sehari-hari Humor juga
dapat melepaskan individu dari berbagai tuntutan yang dialami Salah satu cara
yang dipakai untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa adalah
dengan mengembangkan humor Menurut Gomes (dalam Zulkarnain 200949)
dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa dan tertawa merupakan obat
terbaik untuk melawan dampak psikis yang dialami mahasiswa Untuk dapat
mengamati merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan
kepekaan terhadap humor (sense of humor)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia humor adalah keadaan
(cerita dan sebagainya) yang menggelikan di hati kejenakaan lelucon Hasanat
dan Subandi (dalam Nabila 20115) menyatakan untuk dapat mengamati
merasakan atau mengungkapkan humor seseorang memerlukan kepekaan
terhadap humor (sense of humor) Definisi mengenai sense of humor
dikemukakan oleh Martin (dalam Ruch 1998 dalam Nabila 20116) sebagai
kemampuan individu untuk tidak terlalu serius dalam mengungkap suatu hal dan
kemampuan untuk menertawakan kelemahan dan kekurangan diri sendiri akan
tetapi para humoris (Kartono 2005 dalam Nabila 20115) individu yang mampu
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
8
mengungkapkan dan mengeluarkan humor tetap memiliki perasaan yang
mendalam terhadap nilai-nilai etis
Martin (dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor adalah
karakteristik yang merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam
konteks kegembiraan sosial yang ditunjukan melalui persepsi mengenai
kagaanjilan yang lucu dan diekspresikan melalui senyuman dan tawa Drever
(dalam Roeckelein dalam nabila 201138) juga menjelaskan bahwa sense of
humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan
empati (secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang
membangkitkan kegembiraan dan tawa Bahkan Ruch (dalam Raskin 2008)
(dalam nabila 201138) menyatakan bahwa sense of humor merupakan
kontributor yang potenesial yang dimiliki individu dalam mencapai kebahgiaan
hidup (good life) Menurut Nabila (201138) menyimpulkan bahwa sense of
humor adalah karakteristik penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam
mempersepsikan dan merespon hal lucu yang mampu untuk membangkitkan
kegembiraan dan tawa sehingga individu dapat mencapai keutuhan dan
kebahagiaan hidup Selain kebahagian hidup sense of humor juga mengandung
banyak keuntungan Diantarannya Individu dengan sense of humor yang lebih
tinggi lebih termotivasi lebih ceria dapat dipercaya mempunyai self esteem yang
lebih tinggi salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan
terhadap humor (sense of humor) adalah pengaruhnya pada kesehatan Pertama
humor bisa mengantarai hubungan sosial yang mana ini bisa menciptakan health-
enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan) Kedua humor mempunyai efek
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
9
secara tidak langsung pada tingkatan stres Seseorang yang peka tehadap humor
dalam kehidupan pengalaman stressful individu sering diminimalkan Ketiga
proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor Sebagai contoh tertawa bisa
mengurangi ketegangan saraf
Menurut Zulkarnain dkk (200950) Penelitian menemukan bahwa tertawa
dapat meningkatkan sistem kekebalan sampai 40 persen Tertawa merangsang
peredaran darah menstabilkan tekanan darah meningkatkan pemberian oksigen
pada darah mempelancar pencernaan dan dan memijat organ-organ tubuh yang
penting Menurut Bennett bukti ini akan menjadi penting secara klinis
Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif
menurunkan stres dan rasa cemas Sense of humor berhubungan dengan subjective
well-being karena mahasiswa yang dikatakan mempunyai kepekaan terhadap
humor (sense of humor) bisa dikatakan dia mencapai kepuasan hidup (subjective
well-being) Menurut Veenhoven (dalam Eid dan Larsen 2008) ( dalam nabila
201166) subjective well-being adalah istilah yang paling cocok untuk
menggambarkan kebahagaian manusia secara utuh (overall happiness) Menurut
(Sibarani 201512) humor juga dapat membantu individu untuk meningkatkan
well-being lewat tertawa dan atau meningkatkan dukungan dari lingkungan sosial
dengan segera karena humor mendatangkan dukungan sosial dari orang lain
Mahasiswa sendiri memiliki masalah perkembangan dalam hidup mereka
terutama beberapa stresor yang spesifik tentang bagaimana menjalani kehidupan
sehari-hari dan kegiatan belajar diperguruan tinggi Beberapa permasalahn yang
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
10
dihadapi oleh mahasiswa seperti permasalahan akadmeik apakah nilai atau
performa akademik mereka baik atau buru bagaimana sikap orang tua mereka
jika mereka tau nilai akademik mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua
mereka khususnya pada mahasiswa angkatan atas atau senior kecemasan dalam
mencapai kelulusan dan akhirnya prokrastinasi yang mereka lakukan Stresor lain
yang dihadapai mahasiswa dalam kehidupan sosial mereka dan banyaknya
dinamika perubahan yang harus mereka hadapi dimana lingkungan kampus yang
dihadapi mahasiswa tidak akan berlangsung lama semisal mahasiswa mengalami
perubahan pada lingkungan kost teman sekamar kemudian perubahan pada
teman-teman di dalam kelas perubahan pada dosen pengajar bahkan perubahan
kekasih semisal mengalami putus hubungan
Individu yang tertawa lepas dan melalakukan humor bisa dikatakan
mempunyai atau merasa puas akan semua pencapaiannya maka pemaknaan
mengenai hidupnya akan baik pula Sesuai dengan apa yang pernah di teliti oleh
Nabila dalam skripsi yang berjudul Hubungan antara sense of humor dan tipe
kepribadian ekstrovert dengan subjective well-being pada karyawan dewasa
madya di PT Telkom Disel yang menunjukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara sense of humor dengan subjective well-being Letak perbedaan
penelitian ini terdapat pada subjek yang digunakan peneliti lebih tertarik untuk
menggunakan mahasiswa sebagai subjek Karena subjective well-being
mahasiswa jelas berbeda dengan subjective well-being para lansia ataupun orang
ndashorang dewasa Mahasiswa berada tahap perkembangan dewasa awal dimana
masa tersebut merupakan masa dimana mahasiswa dihadapkan banyak
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
11
permasalahan ndash permasalahan dalam hidupnya Oleh sebab itu melihat dari
berbagai kondisi dan penelitian yang telah dilakukan bayak ahli peneliti tertarik
untuk mengetahui adakah hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa jurusan psikologi universitas negeri semarang
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1 Bagaimana gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Bagaimana gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective well-being
pada mahasiswa
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian akan menjawab
rumusan masalah yang menjadi penelitian Tujuan penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui gambaran sense of humor pada mahasiswa
2 Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada mahasiswa
3 Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sense of humor dengan
subjective well-being pada mahasiswa
14 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritik
maupun secara praktis Adapun manfaat penelitian ini adalah
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
12
1 Manfaat teoritis
Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan
sumbangan pengetahuan ide dan saran bagi perkembangan dan wawasan ilmu
psikologi khususnya Psikologi Klinis
2 Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini di harapkan dapat dijadikan lahan
masukan bagi peneliti dan peneliti selanjutnya untuk dijadikan suatu informasi
dan pemahaman kepada mahasiswa dan masyarakat mengenai hubungan antara
sense of humor yang dimiliki dengan subjective well-being
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
13
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
21 Subjective Well-Being
211 Pengertian Subjective well-being
Menurut Diener (200912) definisi subjective well-being dapat dibuat
menjadi tiga kategori Pertama subjective well-being bukanlah sebuah pernyataan
subjektif tetapi merupakan beberapa keinginan berkualitas yang ingin dimiliki
seseorang Kedua subjective well-being merupakan sebuah penilaian secara
menyeluruh dari kehidupan seseorang yang menunjuk pada berbagai macam
kriteria Ketiga subjective well-being jika digunakan dalam percakapan seharindash
hari yaitu dimana perasaan positif lebih besar dari pada perasaan negatif
Veenhoven (dalam Eid amp Larsen 20083) mengatakan bahwa Diener
mendifinisikan subjective well-being sebagai penilaian secara positif dan baik
terhadap kehidupan Seseorang dikatakan memiliki subjective well-being yang
tinggi apabila mengalami kepuasan hidup dan sering bersuka cita serta jarang
mengalami emosi yang tidak menyenangkan seperti kesedihan dan kemarahan
(Diener200925)
Diener amp Suh (dalam Rachel Dodge dkk 2012223) mengatakan bahwa
subjective well-being terdiri dari dua komponen yang saling berhubungan
Kepuasan hidup dan perasaan menyenangkan Perasaan menyenangkan ini
menunjuk pada mood dan emosi sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
14
penilaian kognitif pada kepuasan dalam hidupVenhouven (Diener 200929)
menjelaskan bahwa subjective well-being merupakan tingkat di mana seseorang
menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan merasakan
emosi-emosi yang menyenangkan Berdasarkan dari definisi para ahli
sebelumnya peneliti menyimpulkan bahwa subjective well-being merupakan
evaluasi subyektif seseorang mengenai kehidupannya yang mencakup kepuasan
hidup dan perasaan yang positif terhadap hidup
212 Komponen Subjective well-being
Menurut Diener (dalam Eid amp Larsen 200897) subjective well-being
terbagi dalam dua komponen utama yaitu
a Komponen Kognitif (Kepuasan Hidup)
Komponen kognitif adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup Kepuasan
hidup adalah kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan rasa
senang atau tidak senang sebagai akibat dari adanya dorongan atau kebutuhan
yang ada dari dalam dirinya dan dihubungkan dengan kenyataan yang dirasakan
(Caplin 1999) Seorang individu yang dapat menerima diri dan lingkungan secara
positif akan merasa puas dengan hidupnya (Hurlock 2000) Komponen kognitif
subjective well-being ini juga mencakup area kepuasan domain satisfaction
individu di berbagai bidang kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan
diri sendiri keluarga kelompok teman sebaya kesehatan keuangan pekerjaan
dan waktu luang Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana
kehidupan seseorang itu terbentuk (Ulrich tt3) Andrew dan Withey (dalam
Ulrich tt5) juga menyatakan bahwa domain yang paling dekat dan mendesak
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
15
dalam kehidupan individu merupakan domain yang paling mempengaruhi
subjective well-being individu tersebut
b Komponen Afektif
Komponen dasar dari subjective well-being adalah afek dimana termasuk
mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan Orang bereaksi
dengan emosi yang menyenangkan ketika mereka menganggap sesuatu yang baik
terjadi pada diri mereka dan bereaksi dengan emosi yang tidak menyenangkan ketika
menganggap sesuatu yang buruk terjadi pada mereka karenanya mood dan emosi
bukan hanya menyenangkan dan tidak menyenangkan tetapi juga mengindikasikan
apakah kejadian itu diharapkan atau tidak (Diener 2003406) Afek negatif
merepresentasikan mood dan emosi yang tidak menyenangkan dan merefleksikan
respon negatif yang dialami seseorang sebagai reaksinya terhadap kehidupan
kesehatan keadaan dan peristiwa yang mereka alami (Diener 200569)
Diener amp Lucas (2003405) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal
yang sentral untuk subjective well-beingKomponen afektif memiliki peranan
dalam mengevaluasi well-being karena memberi kontribusi perasaan
menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan Kedua afek berkaitan dengan
evaluasi seseorang karena emosi muncul dari evaluasi yang dibuat oleh orang
tersebut Afek positif meliputi simptom-simptom optimisme kebahagiaan atau
keceriaan dan aktif dalam segala bidang kehidupan Sedangkan afek negatif
merupakan kehadiran simptom yang menyatakan bahwa hidup tidak
menyenangkan ditandai dengan emosi-emosi spesifik seperti sedih susah
kecewa gelisah dan khawatir Komponen afektif ini menekankan pada
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
16
pengalaman emosi menyenangkan baik yang pada saat ini sering dialami oleh
seseorang ataupun hanya berdasarkan penilaiannya Keseimbangan tingkat afek
merujuk kepada banyaknya perasaan positif yang dialami dibandingkan dengan
perasaan negatif
Diener (2000277) kepuasan hidup dan banyaknya afek positif dapat saling
berkaitan hal ini disebabkan oleh penilaian seseorang terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan masalah dan kejadian-kejadian dalam hidupnya Sekalipun kedua
hal ini berkaitan namun keduannya berbeda kepuasan hidup merupakan
penilaian
mengenai hidup seseorang secara menyeluruh sedangkan afek positif terdiri dari
reaksi-reaksi berkelanjutan terhadap kejadian-kejadian yang dialami
213 Faktor-faktor yang mempengaruhi Subjective well ndash being
Menurut Argyle Myers dan Diener (dalam Compton 200048) terdapat
enam variabel yang dihubungkan dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup yaitu
a Harga diri positif
Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol
yang baik terhadap rasa marah mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan
orang lain serta kapasitas produktif dalam pekerjaan Hal ini akan menolong
individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik
dan menciptakan kepribadian yang sehat
b Kontrol diri
Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan mampu
berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu peristiwa Kontrol diri
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
17
ini akan mengaktifkan proses emosi motivasi perilaku dan aktifitas fisik Dengan
kata lain kontrol diri akan melibatkan proses pengambilan keputusan mampu
mengerti memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah
diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut
c Self-compassion
Self-compassion diartikan sebagai sikap belas kasih terhadap diri sendiri
ketika menghadapi kesulitan Self-compassion membuat seseorang lebih
menyikapi segala kesulitan dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan secara
lebih baik tanpa melibatkan reaksi yang berlebihan Neff (20105) menjelaskan
bahwa tingginya selfcompassion pada diri seseorang akan berkorelasi positif
dengan kepuasan hidup kecerdasan emosional interaksi sosial yang baik
kebijaksanaan inisiatif diri keingintahuan kebahagiaan (well-being) optimisme
dan perasaan positif Individu yang memiliki self-compassion cenderung
mengalami lebih banyak kebahagiaan optimisme rasa ingin tahu dan
memberikan pengaruh positif dari pada mereka yang tidak memiliki self-
compassion Dengan meredam emosi negatif seseorang dalam self-compassion
perasaan positif yang dihasilkan tersebut membantu menyeimbangkan perasaan
yang negatif Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana keadaan seharusnya
yang bisa dicapai seseorang untuk mewujudkan subjective well-being
e Ekstraversi
Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-hal yang
terjadi di luar dirinya seperti lingkungan fisik dan sosialnya Penelitian Diener
dkk (1999) mendapatkan bahwa kepribadian ekstavert secara signifikan akan
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
18
memprediksi terjadinya kesejahteraan individual Orang-orang dengan
kepribadian ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih
banyak merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan
positif pada orang lain
f Optimis
Secara umum orang yang optimis mengenai masa depan merasa lebih
bahagia dan puas dengan kehidupannya Individu yang mengevaluasi dirinya
dalam cara yang positif akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya
sehingga memiiki impian dan harapan yang positif tentnag masa depan
Scheneider (dalam Campton 200050) menyatakan bahwa kesejahteraan
psikologis akan tercipta bila sikap optimis yang dimiliki oleh individu bersifat
realistis
g Relasi sosial yang positif
Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial dan
keintiman emosional Hubungan yang didalamnya ada dukungan dan keintiman
akan membuat individu mampu mengembangkan harga diri meminimalkan
masalah-masalah psikologis kemampuan pemecahan masalah yang adaptif dan
membuat individu menjadi sehat secara fisik
h Memiliki arti dan tujuan dalam hidup
Dalam beberapa kajian arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan
konsep religiusitas Penelitian melaporkan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan psikologis yang besar
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
19
22 Sense of Humor
221 Pengertian sense of humor
Sense of humor adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
humor sebagai cara menyelesaikan masalah keterampilan menciptakan humor
kemampuan menghargai atau menanggapi humor (Hartanti 2002110)
Baughman (dalam Komaryantun dan Hannah 200847) mengemukakan bahawa
sense of humor merupakan kualitas manusia yang sangat berharga untuk
membantu dalam memahami ketidaksesuaian Menurut OrsquoConnell (Martin dan
Lefcourt 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang dari negatif menjadi lebih positif
Menurut Hurlock (199322) melalui sense of humor yang dimilik individu
dapat memperoleh persepektif yang lebih baik tentang diri sendiri Individu yang
memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang
dirinya secara realistik Meskipun tidak menyukai apa yang dilihatnya dengan
sense of humor yang dimiliki individu dapat melakukan pengembangan
penerimaan diri dan menambah kematangan psikisnya Sense of humor yang baik
dapat dikatakan hanya dimiliki oleh individu yang berkepribadian matang
(Kartono 1979134) Hal ini dikarenakan individu yng berkepribadian matang
mengerti kapan saat tepat untuk menganggap sesuatu itu lucu atau tidak lucu
perlu untuk ditertawakan atau perlu tidak ditertawakan
Menurut Sarwono (19966) kesan lucu menuntut persyaratan tertentu
yaitu terdapat sense of humor atau kepekaan terhadap humor pada individu yang
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
20
melihat kejadian humor Jika individu tidak cukup peka maka kejadian seperti
apapun tidak akan menimbulkan kesan lucu Sense of humor berbeda pada setiap
orang dan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan latar belakang
sosial budaya sehingga tidak tergantung stimulus luar saja Sense of humor juga
merupakan faktor internal untuk menciptakan atau menghargai suatu humor tanpa
stimulus dari luar Akan tetapi faktor internal ini lebih dipengaruhi oleh faktor
eksternal (Hartanti 2002113)
Maslow beranggapan bahwa humor merupakan salah satu karakteristik
dari individu yang dapat mengaktualisasikan diri Individu ini pada umumnya
tidak terawa pada lelucon yang mengundang permusuhan superioritas seksual
yang dapat menyakiti individu lain Indvidu hanya menertawakan keberuntungan
orang lain
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sense of humor
merupakan rasa kepekaan individu untuk merasakan humor serta kemampuan
untuk mengapresiasikan dan mengekspresikan humor sehingga memudahkan
dalam menghadapi segala bentuk permasalahan dalam hidup
222 Perkembangan Penggunaan Skala Ukur Sense of Humor sehingga
menjadi Multimendisional Sense of Humor Scale (MSHS)
Sejumlah instrumen yang berfungsi mengukur rasa humor telah berkembang sejak
dahulu Svebakrsquos Sense of Humor Qustionnaire adalah alat pengukuran rasa humor
yang pertama kali dibuat (Latifa 2002) Alat ukur ini memiliki 2 sub skala yaitu (1)
mengukur kemampuan responden dalam mempersepsikan humor dan (2) merating
kesukaan subyek pada humor Namun alat ukur ini memiliki tingkat validitas dan
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
21
reliabilitas sangat rendah dimana reliabilitasnnya adalah 0512 berdasarkan hasil
penelitian Thorson dan Powell pada tahun 1991 yang berarti ini juga memiliki
validitas rendah Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak dapat diterjemahkannya
secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson amp Powell 1993)
Kemudian alat ukur lainnya yang juga digunakan yaitu The Coping Humor
Scale oleh Martin dan Lefcourt yang mengukur penggunaan humor pada individu
dalam menghadapi situasi penuh tertekan (stressful life events) serta Situational
Humor Response Questionnarie (SHRQ) yang dibuat oleh Martin dan Lefcourt
pada tahun 1984 yang mengukur reaksi subjek terhadap peristiwa-peristiwa lucu
termasuk juga berkaitan dengan tersenyum dan tertawa (Thorson amp Powell
1993) Skala-skala tersebut ternyata memiliki kelemahan juga yakni memiliki
indikator yang reliabel untuk mengukur rasa humor akan tetapi hanya mengukur
kencenderungan untuk tertawa atau menertawakan suatu hal Menurut Thorson
dan Powell (1993) ketika humor hanya dikaitkan saja dengan ldquotertawardquo saja maka
dengan sendirinya dapat dikatakan sebagai ldquopengukuran rasa humorrdquo yang
persona Sebab tertawa dapat terjadi tanpa adanya rasa humor dan humor tidak
juga selalu diiringi dengan tertawa (Lefcourt amp Martin dalam Thorson amp Powell
1993) Beberapa penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya tidak ada
hubungan yang signifikan antara rasa senang dengan frekuensi tertawa dan
tersenyum (Ricelli dalam Thorson amp Powell 1993) serta tidak ada hubungan
antara tertawa dengan tingginya rasa humor yang dimiliki individu (Chapman amp
Foot 1976) Berdasarkan hal ini maka tidak bisa dikatakan bahwa rasa humor
sebagai sebuah kontruk yang menyeluruh dapat diwakilkan dengan frekuensi atau
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
22
kecenderungan tertawa pada seseorang (Thorson amp Powell 1993) Ada pula alat
tes jenis lsquoPengukuran apresiasi terhadap humorrsquo seperti misalnya menilai cerita
lucu (Adelson dalam Thorson amp Powell 1993) esai-esai humoris (Thorson amp
Powell1993) Kartun (Preost Reidlich et al dalam Thorson amp Powell 1993)
atau meranting tingkat kelucuan film-film komedi (Corgan dalamThorson amp
Powell 1993) Ruch dan Hehl mengkombinasikan cerita-cerita lucu dan gambar
kartun yang disediakan untuk kemudian diranting tinggkat kelucuannya oleh
responden (Latifa 2002)
Lagi-lagi alat ukur jenis lsquoapresiasi terhadap humorrsquo ini dianggap sebagai
alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitasnnya serta menyulitkan dalam hal
pengadministrasiannya (Thorson amp Powell 1993) Dari keterbatasa-keterbatasan
yang ditentukan pada beberapa alat ukur yang sudah ada maka para peneliti
mengemukakan pentingnya pengukuran humor ke dalam multi dimensi Hingga
kemudian hadirlah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang
ditawarkan oleh Thorson amp Powell tahun 1993 (dalam Latifa 2002) Kedua tokoh
ini berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional dan
alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih bersifat unidimensional
Sementara konsep ldquo personal sense of humorrdquo itu sendiri adalah bukan konstruk
yang unidimensioanal namun terdiri dari berbagai elemen (Thorson amp
Powell1993) Menghadapai masalah (coping) dengan menggunakan humor bisa
jadi merupakan salah satu dari elemen tersebut namun nyatannya ada hal lainnya
yang merupakan indikasi dari elemen rasa humor ini seperti misalnya respon
perilaku yang terjadi saat mendengar atau melihat hal lucu dan lain-lain
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
23
Berdasarkan hal itu Thorson amp Powell (1993) menganalisa kembali ketiga alat
ukur rasa humor yang sudah ada yaitu Svebakrsquos Sense of Humor Questionnarie
The Coping Humor Scale dan Stiuational Humor Response Qestionnarie untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja sebenarnya yang lebih personal yang dapat
mewakili sebuah konstruk tentang lsquorasa humorrsquo Mereka menggunakan prinsip-
prinsip komponen lsquofactor analysisrsquo dan lsquovarimax rotationrsquo dalam mengolah
pernyataan-pernyataan yang ada pada ketiga alat ukur tersebut sehingga
dihasilkan 24 pernyataan yang dianggap dapat mewakili sebuah konsep tentang
rasa humor
Sense of Humor itu sifatnya multidimensional sehingga harus terdiri dari
elemen-elemen berikut (Thorson amp Powell 1993)
1) Humor production berupa kemampuan keatif menjadi humoris membuat
lelucon mengidntifikasikann hal yang lucu dalam sebuah situasi serta
menghreasikan dan menghubungkan situasi tersebut dengan cara-cara dapat
menyenangkan orang lain
2) Sense of playfulness yakni kemampuan berada dalam kondisi yang senantiasa
baik menyennagkan in a good mood
3) Kemampuan menggunakan Social Uses of Humor Meredakan situasi sosial
yang tergang atau kaku meningkatkan solidaritas dalam kelompok
4) Personal Recognittion of Humor berupa penggunaan humor dalam
memandang hidup dan melihat diri sendiri sebagai orangg-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
24
5) Appreciation of Humor berupa apresiasi terhadap orang-orang yang humoris
dan situasi yang penuh humor
6) Penggunaan humor sebagai mekanisme dalam beradaptasi yakni kemampuan
lsquomenertawakan sitausirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Multidimensional sense of humor scale (MSHS) terdiri dari 24 item
pernyatan yang harus dijawab oleh responden dalam 4 point Likert Scale
Semakin tinggi nilai total yang di dapat maka semakin tinggi pulalah rasa humor
yang dimiliki Thorson amp Powell (1993) melaporkan reliabilitas alpha
cronbachnya adalah sebesar 092 serta cenderung stabil dan netral secara gender
dan tingkat usia Meskipun alat ini baru dikembangkan namun telah diakui dapat
digunakan secara memuaskan dalam kepentingan publikasi penelitian-penelitian
(Hampse Kohler dan Ruch dalam Thorson amp Powell 1993) Selain itu pula
skala pengukuran rasa humorrsquo multidimensional sense of humor scalersquo (Thorson
amp Powell 1993) mampu menghasilkan penyebaran nilai yang hampir normal
223 Aspek-aspek Sense of Humor
Menurut Martin Sense of humor merupakan multidimensional yang terdiri dari
enam elemen yaitu
1 Humor Production (penciptaan humor) adalah kemampuan kreatif untuk
menjadi humoris membuat lelucon mengidentifikasi hal yang lucu dalam situasi
tertentu serta mengkreasikan dan menghubungkan situasi dengan cara yang bisa
membuat orang lain senang
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
25
2 Humor appreciation (penghargaan terhadap humor) adalah berupa apresiasi
atau merepon orang-orang humoris dengan situasi yang penuh humor Respon
yang diberikan dapat berupa tawa atau tersenyum jika ada orang yang melucu
3 Sense of playfulness adalah kemampuan yang berada dalam kondisi yang
selalu baik senang dan in a good mood
4 Personal recognition of humor aadalah berupa penggunaan humor dalam
memandang diri sendiri sebagai orang yang humoris
5 Penggunaan humor sebagai mekanisme beradaptasi adalah kemampuan
lsquomenertawakan situasirsquo atau mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
6 Kemampuan menggunakan humor dalam hubungan sosial adalah kemampuan
yang bisa meredakan situasi sosial yang tegang atau kaku meningkatkan
solidaritas dalam kelompok
Thorson amp Powell (seperti dikutip Latifa2006)) menggolongkan dimensi yang
ada menjadi 4 (empat) dimensi sebagai berikut
1 Humor production Bagaimana seseorang dapat menghasilkan memproduksi
atau melontarkan humor
2 Social uses of humor ( penggunaan humor untuk tujuan sosial) dan
3 Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap humor dan
orang-orang yang humoris)
4 Uses of humor for coping penggunaan humor dalam menghadapi masalah
(coping) mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor
Jika keempat dimensi tersebut dimiliki oleh individu maka dapat dipastikan
individu tersebut memiliki rasa humor (sense of humor) yang cukup baik dan
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
26
cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan situasi sulit di lingkungan
kehidupannya
23 Hubungan antara Sense of Humor dengan Subjective Well-Being pada
Mahasiswa
Sense of humor merupakan karakter individu yang paling penting yang
dirancang untuk membuat individu tak gentar dalam menjalani kehidupannya
sehingga dapat meraih keutuhan hidup karena sense of humor yang dimiliki
individu merupakan bahan bakar yang dapat mengaktifkan hasrat dalam bermain
sehingga individu mampu untuk menikmati permainan-permainan atau tantangan-
tantangan yang disuguhkan oleh kehidupan Melalui sense of humor pula individu
dapat mengambil makana positif atas pengalaman pahit dan negatif yang
dihadapinnya ( Ruocco dalam Nabila 2011 69)
Sependapat dengan pernyataan Ruocco Ruch (dalam Raskin dalam
Nabila 201169) menyatakan bahwa senseof humor merupakan kontributor yang
sangat pontesnsial yang dimiliki individu dalam mecapai kebahagiaan hidup
(good life) Bagi Veenhoven (dalam Nabila201170) istilah yang cocok untuk
menggambakan kebahagiaan manusia secara utuh (overall happiness) adalah
subjective well-being
Diener (2009) (dalam Nabila 201170) menyatakan bahwa subjective well
ndashbeing akan terpenuhi bila afek positif muncul dengan frekuensi yang lebih tinggi
daripada frekuensi kemunculan afek negatif sehingga keadaan ini dapat
memberikan perasaan nyaman dan riang (joyful) Selain ini subjective well-being
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
27
juga diiringi dengan pemaknaan positif individu akan hidupnya yaitu apabila
individu dapat mencapai tujuannya dan merasa puas maka pemaknaan mengenai
hidupnya akan baik pula sehingga subjective well-being akan terpenuhi
Keadaan puas yang dikemukakan oleh Diener seolah memiliki keterkaitan
dengan karakter dari sense of humor Kartono (dalam Nabila 2011 70)
menjelaskan mengenai pentingnya seseorang untuk memiliki kesadaran akan
humor Keasadaran akan humor merupakan kemampuan untuk mengerti sifat-sifat
yang bertentangan dan menerima keterbatasan dari diri sendiri dan manusia lain
disertai oleh perasaan-perasaan lembut Apabila individu dapat menerima dirinya
sendiri dan lingkungannya beserta kekurangan-kekurangannya dengan tangan
terbuka kepuasan hidup atau bahkan subjective well-being pun sangat mungkin
untuk dicapai
Berdasarkan uraian diatas terlihat pentingnya karakter sense of humor
yang dimiliki individu untuk menghargai tantangan-tantangan dan permasalahn-
permasalahan hidup namun tetap dalam suasana yang menyengakan Selain itu
sense of humor merupakan kempuan yang sangat berguna yang dimiliki oelh
individu untuk dapat menyadarkan dan menerima dengan lapang dada mengenai
kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri individu sendiri atau lingkungannya
Hal tersebut penting untuk mengembangkan kepuasan hidup akan hidupnya dan
menaikan level afek positif melalui kegembiraan yang dihasilkan sehingga
individu dapat meraih keadaan subjective well-being nya
Berdasarkan uraian diatas pada umumnya individu terutama pada
mahasiwa selain meraih kepuasan hidup melalui kesuksesan dalam pencapian
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
28
prestasi akademik nilai yang memuaskan kesuksesannya dalam bersoasialisasi
dengan komunitasnnya Adapun sense of humor yang dapat mendukung dan
memudahkan dalam meraih prestasi akademik pencapaian nilai yang memuaskan
kesuksesan dalam bersoasialisasi dengan komunitasnya atau pun lingkungannya
sehingga memungkinkan mahasiswa dalam meraih kepuasan hidupnya dan
bahkan subjective well-beingnya
24 Kerangka Berpikir
Gambar 21 Kerangka berpikir
Subjective well-being
Aspek komponen
1 Kepuasan hidup
2 Afeksi
Aspek-aspek
1 Humor production
2 Social uses of humor
3 Attitudes towad humor
and humorous people
4 Uses of humor for
coping
1
Sense of humor
a Kebosanan hidup
b Kurang puas
c Marasa Khawatir dengan
masa depan
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
29
25 Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori diatas hipotesis
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sense of humor dengan subjective
well-being Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi subjective well-
being dan semakin rendah sense of humor maka semakin rendah subjective well-
being
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
85
BAB 5
PENUTUP
51 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
1 Gambaran umum Subjective well-being pada mahasiswa Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2016 sampai
dengan angkatan 2010 tergolong dalam kategori sangat tinggi yang artinya
bahwa rata-rata mahasiswa Psikologi UNNES merasa puas dalam hidupnya
seperi halnya puas dalam menjalani proses akademiknya merasa puas dalam
berhubungan sosial dengan orang lain dan merasa puas menjadi mahasiswa
psikologi
2 Gambaran umum Sense of humor pada mahasiswa Jurusan Psikologi UNNES
tergolong dalam kategori tinggi yang artinya bahwa mahasiswa Psikologi
UNNES sense of humor (kepekaan humor) yang baik Terlihat dari mahasiswa
yang cukup trampil dalam membuat lelucon sehingga membuat orang lain
tertawa menjadikan mahasiswa lebih akrab dalam bergaul membuat situasi
lebih bersahabat
3 Ada hubungan positif yang signifikan antara sense of humor dengan subjective
well-being pada mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
86
87
52 Saran
1 Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa penggunaan sense of humor dalam menghadapi masalah
sudah cukup baik akan tetapi sense of humor juga dapat digunakan untuk
meningkatkan kegiatan sosialisasi secara positif dengan lingkungannya
sehingga akan mendukung tercapainya subjective well-being dalam
kehidupannya Hal ini dapat dilakukan secara terbuka dengan humor yang
dicetuskan oleh teman menerima dan mencoba melontarkan humor untuk
mengurangi ketegangan
2 Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa
diharapkan dapat melakukan pengkajian yang lebih mendalam terhadap skala
sense of humor yang kususnya pada dimensi sosial use of humor
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
87
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani V 2010 Pengaruh Humor Terhadap Stres Mahasiswa Tingkat Akhir
Yang
Mengerjakan Skripsi Di Universitas Brawijaya Malang Skripsi UB
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Azwar S 2001 Metode Penelitian Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 2012 Reliabilitas dan Validitas Edisi Keempat Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Arikunto S 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek Jakarta
Rieneka Ciptta
Creswell J W 2010 Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan
Mixed Yogyakarta Pustaka Pelajar
Compton WC (2001) Toward A Tripartite Factor Structure Of Mental Health
Subjective Well‐Being Personal Growth And Religiosity The Journal of
Psychology 135 (5) 486 ndash 500
Diener E Oishi S amp Lucas R E 2003 Personality Culture And Subjective
Well Being Emotional And Cognitive Evaluation Of LifeAnnual Review of
Psychology54 403-425
Diener E 2003Personality Culture And Subjective Well-Being Emotional And
Cognitive Evaluation Of Life Journal Of Pshychology vol 54 403-419
Diener E Suh E amp Oishi S 1997 Recent Findings On Subjective Well-Being
httpwwwpsychuiucedu-edienerhottopicpaper1html diakses 29
Oktober 2016 Pukul 0905 WIB
Diener E 2009 The Science of Well-Being The Collected Works of Ed Diener
USA Springer
Eid M amp Larsen R J (2008) Ed Diener and the Science of Subjective Well
Being Guilford Publication
Grayson P A 2006 Overview Collage Mantal Health Practice New York
Routledge Taylor amp Francis Group
Martin RA (2003) Sense of humor dalam SJLoperz amp CR Snyder Positive
psychological assessment A handbook of models and measures (halaman
313- 326) Washington DCAmerican Psychological Association
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
88
Nurhidayah Samp Rini A 2012 Kebahagiaan Lansia Di Tinjau Dari Dukungan
Sosial Dan Spriritualitas Jurnal soul vol 5 no 2 september 2012
Nasfiannor MR ampTriana P 2004 Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan
Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir Di Universitas Taumanegara
Universitas tarumanegara Jurnal psikologi vol 2 No 1 Juni 2004
Nabila A M 2011 Hubungan Antara Sense Of Humor Dan Tipe Kepribadian
Ekstrovert Dengan Subjective Well-Being Pada Karyawan Dewasa Madya
di PT Telkom Disel Yogyakarta Skripsi UNS
Prasetiyo A amp Andriani I 2011 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan
Subjective Well-Being Pada Mahasiswa Tingkat Pertama Proceeding
PESATUniversitas Gunadarma Vol 4 P22-P26
Purwandanimto WJS 1996 Kamus Besar Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Purwanto E 2013 Metode Penelitian Kuantitatif Semarang Fakultas Ilmu
Pendidikan (UNNES)
Rohmad 2014 Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan
Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhamadiyah
SurakartaSkripsi UMS
Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Bandung
Alfabeta
Supranto J 2008 Statisik Teori Dan Aplikasi Edisi Ketujuh Jakarta Erlangga
Sibarani B F M 2015 Hubungan Antara Gaya Humor Dengan Kesehatan
Mental Skripsi UNNES
Suhail K amp Chaudhry HR (2004) Predictors Of Subjective Well Being In
Aneastern Muslim Culture Journal of Social and Clinical Psychology 23
(3) 359‐376
Thorson JAa amp Powell FC (1993) Sense of humor and dimensions of
personality Journal of Clinical Psychology 49 (6) 799-809
Thorson JA Powell FC Schuller IS amp Hampes WP (1997) Psychologcal
health and sense of humor Journal of Clinical Psychology 53 (6) 605-
619
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara
89
Utami MS 2009 Keterlibatan Daam Kegiatan Dan Kesejahteraan Subjektif
Mahasiswa Jurnal Psikologi Vol 36 No 2 144-163
Wardani IRK 2012 Hubungan Cita Rasa Humor (Sense of humor) dengan
Kebermaknaan hidup pada Remaja Akhir (Mahasiswa Jurnal
Sosiohumaniora Vol3 No 378-87
Zulkarnain amp Ferry Novliadi 2009 Sense Of Humor Dan Kecemasan
Menghadapi Ujian Di Kalangan Mahasiswa Majalah kedokteran nusantara
Vol 42 No 1Universitas Sumatera Utara