Struktur Organisasi Tubuh Organisme

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisme tersusun dari berjuta-juta sel penyusun tubuhnya. Sel makhluk hidup akan terus membelah kemudian melakukan diferensiasi dan spesialisasi. Diferensiasi artinya perkembangan sel menjadi bentuk yang khusus sehingga terjadi berbagai macam bentuk sel. Spesialisasi adalah perkembangan sel menuju ke fungsi khusus. Hasil diferensiasi dan spesialisasi adalah jaringan dan organ-organ tubuh. Selanjutnya, organ-organ tersebut membentuk sistem organ dan akhirnya sistem organ akan membentuk tubuh organisme. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana struktur tubuh organisme berdasarkan diferensiasi sel ? 2. Apa saja organ-organ penyusun tubuh organisme ? 3. Apa saja fungsi organ-organ penyusun tubuh organisme ? 4. Apa perbedaan jaringan, organ dan sistem organ pada tumbuhan, hewan dan manusia ? 5. Apa saja kelainan jaringan, organ dan sistem organ pada organisme ? C. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui struktur tubuh organisme berdasarkan diferensiasi sel. b. Untuk mengetahui organ-organ penyusun tubuh organisme. c. Untuk mengetahui fungsi organ-organ penyusun tubuh organisme. d. Untuk mengetahui perbedaan jaringan, organ dan sistem organ (tumbuhan, hewan dan manusia) dalam bentuk matriks. 1

description

Setiap organisme tersusun dari berjuta-juta sel penyusun tubuhnya. Sel makhluk hidup akan terus membelah kemudian melakukan diferensiasi dan spesialisasi. Diferensiasi artinya perkembangan sel menjadi bentuk yang khusus sehingga terjadi berbagai macam bentuk sel. Spesialisasi adalah perkembangan sel menuju ke fungsi khusus. Hasil diferensiasi dan spesialisasi adalah jaringan dan organ-organ tubuh. Selanjutnya, organ-organ tersebut membentuk sistem organ dan akhirnya sistem organ akan membentuk tubuh organisme.

Transcript of Struktur Organisasi Tubuh Organisme

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap organisme tersusun dari berjuta-juta sel penyusun tubuhnya. Sel makhluk hidup akan

terus membelah kemudian melakukan diferensiasi dan spesialisasi. Diferensiasi artinya

perkembangan sel menjadi bentuk yang khusus sehingga terjadi berbagai macam bentuk sel.

Spesialisasi adalah perkembangan sel menuju ke fungsi khusus. Hasil diferensiasi dan

spesialisasi adalah jaringan dan organ-organ tubuh. Selanjutnya, organ-organ tersebut

membentuk sistem organ dan akhirnya sistem organ akan membentuk tubuh organisme.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur tubuh organisme berdasarkan diferensiasi sel ?

2. Apa saja organ-organ penyusun tubuh organisme ?

3. Apa saja fungsi organ-organ penyusun tubuh organisme ?

4. Apa perbedaan jaringan, organ dan sistem organ pada tumbuhan, hewan dan manusia ?

5. Apa saja kelainan jaringan, organ dan sistem organ pada organisme ?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui struktur tubuh organisme berdasarkan diferensiasi sel.

b. Untuk mengetahui organ-organ penyusun tubuh organisme.

c. Untuk mengetahui fungsi organ-organ penyusun tubuh organisme.

d. Untuk mengetahui perbedaan jaringan, organ dan sistem organ (tumbuhan, hewan dan

manusia) dalam bentuk matriks.

e. Untuk mengetahui kelainan jaringan, organ dan sistem organ pada organisme.

D. Manfaat Penulisan

Untuk menambah pengetahuan tentang struktur organisasi tubuh organisme serta fungsi dari

masing-masing bagiannya.

E. Metode Penulisan

Secara sistematika atau kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan dari buku-buku dan internet.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUPAN

1

BAB II

PEMBAHASAN

A. JARINGAN PADA TUMBUHAN DAN HEWANOrganisme bersel banyak terdiri dari berbagai macam sel yang berbeda-beda. Berjuta-juta

dikelompok-kelompokkan sesuai dengan kesamaan dalam bentuk, ukuran, struktur, dan

fungsinya. Sejumlah sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama, disebut jaringan.

Macam jaringan penyusun tubuh tumbuhan berbeda dengan macam jaringan penyusun tubuh

hewan.

1. Jaringan Tumbuhan

Pada dasarnya jaringan pada tumbuhan ada 2 macam, yaitu jaringan meristem

(embrional) dan jaringan permanen (dewasa). Jaringan meristem tersusun oleh sel-sel muda

sehingga selalu terdiferensiasi.

Jaringan permanen sel-selnya sudah tidak membelah, tetapi telah terdiferensiasi

sehingga membentuk berbagai jaringan yang lebih kompleks. Diferensiasi adalah proses

perubahan jaringan meristem anatara lain jaringan epidermis, parenkim, kolenkim,

klorenkim, sklerenkim, xylem, dan floem.

a. Jaringan Meristem

Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya sel-

selnya senantiasa aktif membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel-sel jaringan

meristem biasanya berdinding tipis, vakuola banyak dan ukurannya kecil, mengandung

banyak protoplasma, plastida belum matang, dan inti besar. Bentuk sel penyusun jaringan

meristem umumnya sama ke segala arah.

Berdasarkan letaknya pada batang, jaringan meristem dibedakan menjadi 3 yaitu

sebagai berikut;

1) Aplikal meristem atau meristem ujung, terdapat di ujung batang dan ujung akar.

2) Lateral meristem atau meristem samping, terdapat di cambium dan cambium gabus

(felogen).

3) Intercalary meristem atau meristem antara, terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya

di pangkal ruas batang.

Sementara itu berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem dibedakan menjadi

meristem primer dan meristem sekunder.

1) Meristem Primer

Meristem primer adalah jaringan muda yang berasal dari sel-sel embrional.

Meristem primer merupakan kelanjutan dari kegiatan embrio atau lembaga yang

terdapat pada kuncup ujung batang dan ujung akar.

2) Meristem Sekunder

Meristem sekunder terbentuk dari jaringan dewasa yang telah terhenti

pertumbuhannya, tetapi menjadi embrional kembali. Jaringan cambium yang terletak di

antara xylem dan floem disebut meristem sekunder.

2

b. Jaringan Permanen

Jaringan dewasa merupakan jaringan yang sel-selnya sudah tidak membelah, tetapi

telah mengalami diferensial dan spesialisasi fungsi dari sel-sel hasil pembelahan meristem.

Jaringan dewasa meliputi jaringan pelindung (epidermis dan jaringan bergabus),

jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), dan jaringan

pengangkut (xilem dan floem).

1) Jaringan Pelindung

a) Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang berasal dari

jaringan protoderma dan menutupi seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan epidermis

selain berfungsi sebagai jaringan pelindung juga berfungsi sebagai tempat

pertukaran zat.

b) Jaringan Gabus

Selain epidermis ada sejenis jaringan tertentu yang sifatnya lebih kuat dari

epidermis, jaringan ini dikenal sebagai jaringan gabus (cork tissue). Biasanya

jaringan ini berada di bagian tepi meskipun tidak mutlak dan banyak terdapat pada

tumbuhan yang berumur panjang. Jaringan gabus ini dapat menggantikan fungsi

epidermis. Selain itu juga berfungsi sebagai pembatas antara jaringan-jaringan di

dalam tumbuhan. Jaringan gabus dibedakan menjadi 3 macam yaitu eksodermis,

endodermis, dan kulit gabus (peridermis).

2) Jaringan Parenkim

Jaringan parenkim atau jaringan dasar (ground tissue) merupakan suatu jaringan

yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi yang bervariasi dan masih

melakukan segala kegiatan proses fisiologis. Parenkim terdapat pada akar, batang, dan

daun melingkupi jaringan lainnya, misalnya pada xilem dan floem.

Parenkim mempunyai dinding sel tipis dan jika mengalami penebalan biasanya

terdiri dari selulosa yang masih lentur. Kebanyakannya sel parenkim berbentuk segi

banyak (polihedra).

Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkim juga berfungsi sebagai jaringan

penghasil dan penyimpan cadang makanan. Terdapat berbagai macam jaringan

parenkim antara lain parenkima asimilasi, parenkim makanan, parenkim air, parenkim

udara, dan parenkim pengangkut.

3) Jaringan Penguat

Di dalam tubuh tumbuhan diperlukan adanya jaringan penguat untuk memperkokoh

tubuh. Oleh karena itu, tumbuhan memerlukan jangan penguat atau penunjang yang

disebut juga jaringan mekanik. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan mekanik

dibagi atas kolenkim dan sklerenkim.

a) Jaringan Kolenkim

Jaringan ini menjadi penguat utama organ-organ tumbuhan yang masih aktif

mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Kolenkim merupakan jaringan

homogen yang tersusun atas sel-sel kolenkim. Berdasarkan letak dan bentuk

penebalan, kolenkim dibedakan menjadi 3 macam yaitu kolenkim angular, kolenkim

lamellar, dan kolenkim lacunate.

3

b) Jaringan Sklerenkim

Jaringan ini juga merupakan jaringan penguat, tetapi hanya terdapat pada organ

tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan

sklerenkim terdira dari sel-sel mati.

Sklerenkim berfungsi menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa.

Sklerenkim juga berfungsi untuk melindungi bagian-bagian lunak yang lebih dalam

seperti pada kulit jarak, tempurung kelapa, dan buah kenari.

4) Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut berfungsi untuk mengangkut zat-zat mineral (unsur hara dan

air) yang diserap oleh akar dan tanah. Selain itu, juga sebagai pemgangkut zat-zat

makanan hasil fotosintesis untuk disalurkan ke bagian-bagian lain. Berdasarkan bentuk

dan sifatnya, jaringan ini dibedakan menjadi jaringan floem dan jaringan xilem.

1) Floem

Floem berfungsi mengangkut dan mengedarkan zat-zat makanan hasil

fotosintesus daridaun ke seluruh bagian tumbuhan. Floem tersusun atas sel-sel yang

masih aktif atau hidup dan yang telah mati. Floem adalah suatu jaringan dewasa

yang kompleks. Pelaksanaan fungsi floem didukung oleh sel-sel penyusunnya.

Floem terdir dari beberapa sel atau unsur yaitu unsur-unsur kibral, sel pengantar, sel

albumen, parenkim floem, dan serat-serat floem.

2) Xilem

Jaringan xilem merupakan jaringan dewasa yang kompleks dan tersusun dari

berbagai macam sel. Pada umumnya, sel-sel penyusun xilem telah mati dengan

dinding sel yang tebal dan mengandung lignin. Dengan demikian fungsi xilem

selain sebagai jaringan pengangkut air dan zat-zat mineral (hara) dari akar ke daun,

juga sebagai jaringan penguat. Xilem terdiri dari beberapa unsur atau sel-sel yaitu

unsur trakeal (trakeid dan trakea), serat xilem, dan parenkim xilem.

Pada batang anggota tumbuhan Dicotyledoneae, letak xilem jika dilihat dari arah

luar berada pada bagian dalam sesudah kambium. Sementara itu pada akar, xilem

terletak di bagian tengah dan berbentuk menjari dikelilingi floem. Pada akar

Monocotyledoneae, letak xilem berdampingan dengan floem dan xilem di sebelah luar.

Antara xilem dan floem tidak dibatasi oleh kambium.

2. Jaringan Hewan

a. Jaringan Embrional

Jaringan embrional adalah jaringan muda yang sel-selnya senantiasa membelah.

Ada hewan yang embrionalnya terdiri atas 2 lapis, disebut diploblastik dan ada yang

terdiri atas 3 lapis disebut triploblastik. Lapisan jaringan embrional hewan yang bersifat

triploblastik adalah ektoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah), endoderm

(lapisan dalam). Hewan diploblastik tidak memiliki mesoderm.

b. Jaringan Epitel

Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi permukaan tubuh dan

membatasi rongga tubuh, seperti kulit dan lapisan luar pada alat peredaran darah.

4

Jaringan ini terdiri atas selapis sel atau beberapa sel yang saling berhubungan erat.

Berfungsi untuk melindungi jaringan yang ada disebelah dalamnya, misalnya jaringan

pada dinding alveoli paru-paru dan dinding pembuluh darah. Berikut adalah jenis

jaringan epitel beserta letak dan fungsinya:

1) Epitelium Simpleks

Epitelium simpleks terdiri atas satu lapis sel. Jenis jaringan epitelium simpleks

beserta letak dan fungsinya dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Berbagai macam jaringan epitel simpleks

No. Jaringan Letak Fungsi

1.Epitelum pipih

selapis

Kapsula Bowman, lapisan dalam darah & limfa, alveolus paru-paru,

ruang jantung, selaput bagian dalam telinga, dan sel ekskresi kecil dari

sebagian besar kelenjar.

Pelapis bagian dalam rongga dan saluran, tempat difusi &

infiltrasi zat.

2.Epitelium kubus

selapis

Kelenjar air liur, retina mata, dinding ovarium, & saluran dalam

nefron ginjal.

Proteksi, absorpsi, dan sekresi (penghasil lendir atau

mucus).

3.Epitelum

silindris selapis

Dinding dalam lambung, usus, kantong empedu, rahim, saluran

pernapasan bagian atas, & saluran pencernaan.

Proteksi, sekresi, difusi, dan absorpsi.

4.Epitelium

silindris selapis bersilia

Dinding dalam rongga hidung, trakea, bronkus, & dinding dalam

oviduk.

Penghasil mucus untuk menangkap benda asing yang

masuk. Getaran silianya menghalau benda asing itu.

5.Epitelium

silindris berlapis semu

Rongga hidung dan trakea.Proteksi, sekresi, dan

gerakan gas.

2) Epitelium kompleks

Epitelium kompleks tersusun atas beberapa lapisan sel. Lapisan sel terbawah yang

selalu membelah diri untuk mengganti sel-sel permukaan yang rusak disebut lapisan

germinativa.Jenis-jenis jaringan epitelium kompleks beserta letak dan fungsinya

dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 2. Berbagai macam jaringaqn epitel kmpleks

No. Jaringan Letak Fungsi

1. Epitelum pipih berlapis

Kulit, epidermis, rongga mulut, esofagus, laring, vagina, anus, &

rongga hidung.

Proteksi dan penghasil mucus.

2. Epitelium kubus berlapis

Kelenjar keringat, kelenjar minyak, ovarium, & buah zakar.

Proteksi dan penghasil mucus.

3. Epitelium silindris berlapis

Lapisan konjungtiva, dinding dalam kelopak mata, laring, faring, &

uretra.

Proteksi dan penghasil mucus, gerakan zat melewati permukaan, & saluran sekresi kelenjar ludah serta kelenjar

susu.

4. Epitelium transisional

Kantong kemih, ureter, & pelvis ginjal.

Menahan regangan & tekanan.

5

c. Jaringan Pengikat/Penyokong

Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu

dengan yang lain. Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai tempat untuk melekatkan

suatu jaringan ke jaringan lain, membungkus organ, mengisi rongga diantara organ,

mengangkut zat oksigen dan makanan ke jaringan lain, mengangkut sisa-sisa

metabolisme ke alat pengeluaran dan menghasilkan kekebalan. Jaringan ikat dapat di

kelompokkan menjadi:

1) Jaringan Ikat

Yaitu jaringan yang tersusun atas sel-sel yang tidak begitu rapat, dan di

antaranya terdapat matriks atau zat sela. Bila matriksnya longgar, maka jaringan itu

disebut jaringan ikat longgar. Bila matriksnya rapat dan sedikit mempunyai lubang

yang sempit, maka disebut jaringan ikat padat

2) Jaringan Tulang Keras

Tersusun atas sel-sel tulang atau osteon. Matriksnya banyak mengandung zat

perekat kolaagen dan zat kapur (CaC03) yang menyebabkan tulang menjadi keras.

Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu:

a) Jaringan tulang kompak/keras, apabila matriksnya rapat

b) Jaringan tulang spons, apabila matriksnya berongga

3) Jaringan Tulang Rawan

Terdiri atas sel-sel yang banyak mengeluarkan matriks atau zat serta yang

disebut kondrin. Jaringan tulang rawan pada anak berasal dari jaringan ikat

embrional (mesenkim). Sedangkan tulang rawan pada orang dewasa dibentuk oleh

selaput tulang rawan (perikondrium) yang banyak mengandung sel membentuk

tulang rawan atau kondroblast. Jaringan tulang rawan dapat dibedakan menjadi tiga,

yaitu:

a) kartilago hialin, apabila matriksnya jernih dan transparan. Contohnya antara

lain yang terdapat pada ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada dan

pada tulang rawan trakea.

b) kartilago elastis, apabila matriksnya sedikit keruh kekuning-kuningan serta

banyak mengandung serabut kolagen yang berstruktur jala. Contohnya antara

lain: pada dinding saluran pernafasan dan pada daun telinga luar.

c) kartilago fibrosa, apabila matriksnya keruh dan gelap, serta serabut kolagennya

membentuk satu berkas dan tersusun sejajar. Contohnya antara lain terdapat

pada perlekatan ligamen-ligamen tertentu ke tulang.

4) Jaringan Darah dan Getah Bening

Jaringan darah dan getah bening dianggap sebagai jaringan penguat istimewa,

karena terdiri atas sel-sel darah yang terendam di dalam suatu cairan yang dianggap

sebagai matriksnya. Selain itu, Jaringan darah juga berfungsi mengedarkan oksigen

dan zat makanan.

6

5) Jaringan Lemak

Terdiri atas sel-sel lemak yang berisi tetes-tetes lemak. Umumnya terdapat di

bawah kulit yang berfungsi sebagai bantalan lemak, juga merupakan cadangan

makanan dan berfungsi sebagai pelindung jaringan-jaringan di bawahnya.

d. Jaringan Otot

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang berfungsi untuk melakukan pergerakan

pada berbagai bagian tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi karena di dalamnya

terdapat protein kontraktil yang bentuknya panjang dan mengandung serabut halus,

disebut miofibril. Jaringan otot dapat dibagi menjadi jaringan otot polos, otot lurik, dan

otot jantung.

Tabel 3. Berbagai macam jaringan otot

Ciri-ciri

Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung

Bentuk sel Seperti gelendong, bagian tengah besar, & ujungnya meruncing.

Silindris atau serabut panjang

Silindris atau serabut pendek

Inti sel Satu, di tengah Banyak, di tepi Satu atau dua, di tengah

Aktivitas Di luar kehendak (otot tidak sadar)

Di bawah kehendak (otot sadar)

Di luar kehendak (otot tidak sadar)

Kontraksi Lambat dan lama, tidak mudah lelah

Cepat, tidak teratur, & mudah lelah

Otomatis, teratur, tidak pernah lelah, & bereaksi lambat

Letak Alat-alat tubuh bagian dalam

Melekat pada rangka Jantung

Diskus interkalaris

Tidak ada Tidak ada Ada

e. Jaringan Saraf

Gambar 1. Sel saraf

Jaringan saraf dibentuk oleh sel-sel saraf atau neuron. Satu neuron dibentuk oleh

badan sel, dendrit, dan akson. Dendrit berfungsi menerima rangsang dari neuron lain,

7

dan akson berfungsi meneruskan rangsang tersebut ke neuron berikutnya. Ujung neuron

yang satu dengan ujung neuron lainnya saling berhubungan. Hubungan antara ujung-

ujung neuron ini disebut sinapsis. Pada bagian-bagian tertentu dari akson, selaput

mielin menggenting, disebut nodus Ranvier.

Ada tiga macam jenis neuron:

neuron sensorik, meneruskan rangsang dari reseptor (indera) ke otak

neuron motorik, meneruskan rangsang dari otak ke efektor (otot atau kelenjar),

neuron konektor, meneruskan rangsang antar neuron, umumnya berperan dalam

gerak refleks (neuron ini sering juga disebut neuron ajustor atau interneuron)

B. ORGAN, SISTEM ORGAN DAN FUNGSINYA PADA TUMBUHAN,

HEWAN DAN MANUSIAOrgan merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu. Penyusun

organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dg lainnya.

Kemudian, gabungan beberapa organ yang bekerja bersama untuk melakukan suatu fungsi

tertentu disebut sistem organ.

1. Organ

a. Organ pada Tumbuhan

1) Daun, berfungsi mengambil zat-zat makanan terutama yang berupa gas, tempat

berlangsungnya proses fotosintesis dan transpirasi (penguapan pada siang hari),

stomata (mulut) pada daun berfungsi sebagai organ respirasi (pernafasan),

penyimpan cadangan makanan, dan alat perkembangbiakan vegetatif, seperti pada

tanaman cocor bebek.

Gambar 2. Penampang melintang daun

2) Akar, berfungsi memperkuat berdirinya suatu tumbuhan, menyerap air dan zat

makanan yang terlarut didalam air didalam tanah, mengangkut air dan zat-zat

makanan tadi ke tempat yang membutuhkan, dan sebagai tempat penimbunan

makanan.

Perbedaan akar monokotil dan dikotil: pada akar monokotil akarnya berupa akar

serabut, sedangkan pada dikotil berupa akar tunggang.

3) Batang, berfungsi mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada diatas tanah,

memperluas bidang asimilasi, jalan pengangkutan air dan zat makanan, dan tempat

penimbunan zat-zat makanan cadangan.

Perbedaan batang monokotil dan dikotil:

8

Mokotil Dikotil

Batang tidak bercabang Batang bercabang

Tidak terdapat kambium pembuluh Terdapat kambium pembuluh

Xilem dan floem menyebar Xilem dan floem teratur

Gambar 3. (a) Penampang melintang batang monokotil (b) Penampang melintang batang dikotil

4) Bunga, merupakan alat perkembangbiakan tumbuhan secara generatif. Pada bunga

terdapat putik yang berfungsi sebagai alat kelamin betina dan benang sari yang

menghasilkan serbuk sari yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan.

Gambar 4. Anatomi bunga

b. Organ pada Hewan dan Manusia

1) Mata, adalah organ penglihatan yang berfungsi untuk mendeteksi cahaya yang ada

di sekitarnya . Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya

mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang

lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual dari benda yang

terlihat. Terdiri atas jariang retina, otot dan saraf.

Gambar 5. Bagian-bagian mata

2) Jantung, berfungsi sebagai alat pemompa darah yang memompakan darah

keseluruh tubuh. Terdiri atas jaringan otot, ikat dan saraf.

9

Gambar 6. Anatomi jantung manusia

3) Ginjal, adalah tempatnya membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme

tubuh dan racun yang tidak dibutuhkan dalam berntuk air seni. Terdiri atas

beberapa jaringan, antara lain jaringam korteks dan epitel.

4) Paru-paru, adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan

dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara.

Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah.

Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Tersusun atas beberapa

jaringan, antara lain jaringan epitel dan ikat.

Gambar 7. Paru-paru manusia

5) Telinga, Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang

terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Tersusun atas beberapa

jaringan, antara lain jaringan tulang, otot, epitel dan saraf.

6) Kulit, berperanan melindungi otot dan organ, serta mengatur suhu tubuh. Tersusun

atas beberapa jaringan antara lain jaringan otot, epitel dan saraf.

7) Hati, sebagai penawar racun yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan,

menghasilkan empedu dan sel-sel darah merah. Tersusun atas beberapa jaringan

antara lain jaringan ikat dan dan otot.

8) Lambung, berfungsi sebagai alat pencernaan makanan. Tersusun atas beberapa

jaringan antara lain jaringan ikat, otot dan epitel.

10

2. Sistem Organ

a. Sistem Organ pada Tumbuhan

1) Sistem Pengangkutan, meliputi organ pembuluh kayu dan pembuluh tapis yang

terdapat pada berkas pembuluh yang terletak di akar, batang dan daun.

2) Sistem Pernafasan, meliputi organ stomata (mulut daun) dan pembuluh

pengangkut.

3) Sistem Reproduksi, meliputi organ putik, benang sari, bakal buah dan bakal biji.

b. Sistem Organ pada Hewan dan Manusia

1) Sistem Pernafasan

Sistem ini berfungsi menyediakan oksigen dan mengeluarkan sisa metabolisme

yang berbentuk CO2. Sistem pernapasan tersusun oleh beberapa organ, diantaranya

saluran-saluran pernapasan yang meliputi faring, laring, dan trakea serta paru-paru

yang meliputi sistem bronkus dan alveolus.

Gambar 8. Sistem pernapasan

2) Sistem Transportasi

Sistem ini berfungsi mengangkut dan mendistribusikan oksigen air dan sari

makanan berupa molekul-molekul organik seperti glukosa. Selain itu, berfungsi

juga mengangkut hasil sisa metabolism untuk dikeluarkan dari tubuh. Sistem ini

terdiri atas organ-organ, seperti jantung, arteri, vena, pembuluh limfa, dan kelenjar

limfa.

3) Sistem Ekskresi

Sistem ini berfungsi mengeluarkan sisa-sisa metabolisme selain CO2 atau cairan.

Hal tersebut dilakukan untuk menjaga titik keseimbangan cairan tubuh. Sistem

ekskresi tersusun atas beberapa organ, seperti ginjal, kantung urine, ureter, kelenjar

keringat, dan uretra.

4) Sistem Pencernaan

Sistem ini berfungsi mengolah dan mengubah makanan berupa molekul organik

kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana (sari pati makanan) agar dapat

diserap tubuh. Organ yang terkait dengan fungsi sistem ini, antara lain mulut

(kelenjar ludah, gigi, dan lidah), esophagus, lambung, usus halus, dan usus besar.

5) Sistem Endokrin

Sistem ini mengatur aktivitas tubuh, seperti pertumbuhan dan homeostasis. Sistem

ini tersusun oleh berbagai macam kelenjar, seperti kelenjar hipofisis, epifisis,

kelenjar anak ginjal dan kelejar gondok.

11

6) Sistem Saraf

Sistem saraf berperan dalam menyampaikan rangsang yang diperoleh dari

lingkungan, mempersepsikan rangsang, untuk kemudian merespons rangsang

tersebut.

7) Sistem Rangka

Sistem ini berfungsi menopang dan memberi bentuk pada tubuh. Sistem rangka

berfungsi juga melindungi bagian-bagian tubuhh yang lunak atau rentan, seperti

tengkorak yang berfungsi melindungi otak. Selain itu, sistem ini juga berfungsi

sebagai tempat melekatnya otot rangka yang sangat dibutuhkan dalam gerak aktif.

Jaringan darah juga dibentuk di dalam sumsum tulang.

8) Sistem Otot

Otot merupakan alat gerak aktif. Pada umumnya hewan mempunyai kemampuan

untuk bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerjasama antara otot dan

tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakkan oleh

otot. Otot mampu menggerakkan tulang karena mempunyai kemampuan

berkontraksi.

9) Sistem Reproduksi

Berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Pada wanita terdiri atas organ ovarium

yang menghasilkan ovum (telur), sedangkan pada laki-laki berupa testis sebagai

penghasil sperma. Ovarium dan testis juga menghasilkan hormon-hormon kelamin

seperti progesteron, testosteron dan estrogen.

10) Sistem Kekebalan dan limfatik

Sistem ini berfungsi sebagai pertahanan tubuh melawan penyakit. Sistem ini terdiri

atas sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar limfa, dan pembuluh limfa.

C. KELAINAN JARINGAN, ORGAN DAN SISTEM ORGANJaringan, organ dan sistem organ di dalam tubuh makhluk hidup saling berhubungan dan

bekerja sama membentuk satu organisme seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Apabila salah

satu sistem organ mengalami gangguan atau kelainan maka sistem organ lainnya akan

terpengaruh. Misalnya ginjal sebagai penyaring zat sisa dalam darah mengalami gangguan,

dapat memengaruhi kelancaran sistem transportasi. Hal ini terjadi karena ginjal yang fungsinya

terganggu akan menyebabkan proses penyaringan zat sisa, serta pengaturan air dan garam

dalam tubuh tidak sempurna. Akibatnya, zat sisa menjadi bersifat toksik dan bila beredar

bersama darah menuju jantung dan organ-organ lain menyebabkan kerja jantung memompa

darah menjadi lebih berat. Darah yang beredar keseluruh tubuh akan kekurangan oksigen

karena kemampuan darah mengikat oksigen yang akan berpengaruh dalam proses pernafasan.

Selanjutnya, gangguan pada proses pernafasan berdampak pada proses pembentukan

energi. Demikian seterusnya bila salah satu sistem organ fungsinya terganggu secara berantai

akan memengaruhi sistem organ lainnya.

12

1. Kelainan pada Jaringan

Contoh:

Lupus, penyakit yang menyerang jaringan ikat dan pembuluh darah sehingga berdampak

sangat luas meliputi banyak organ tubuh.

2. Kelainan pada Organ

Contoh :

a. Penyakit katarak, myopi, hipermetropi, astigmatisma, rabun ayam, dll pada organ mata

manusia.

b. Penyakit jantung koroner pada organ jantung manusia.

c. Penyakit uremia, Tumor Wilms , batu ginjal, dll. pada organ ginjal manusia.

d. Penyakit TBC, asma, pneumonia, emfisema, kanker paru-paru,dll. pada organ paru-paru

manusia.

3. Kelainan pada Sistem Organ

Contoh:

a. Penyakit Bronkitis, asma, pneumonia, influenza,dll. Pada sistem pernafasan manusia

b. Penyakit Anemia, hipertensi, kanker darah,dll. Pada sistem pengangkutan dan sirkulasi

(Peredaran darah)

c. Penyakit panu, luka bakar (Kulit), batu ginjal, tumor wims (ginjal), hepatitis, liver

(Hati), kanker paru-paru, asma (paru-paru), dll. Pada sistem ekskresi manusia.

d. Penyakit diare, tipus, sembelit, maag, dll. Pada sistem pencernaan manusia.

e. Sifilis, gonorhea, dll. Pada sistem reproduksi manusia

13

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jaringan dan organ tubuh makhluk hidup mempunyai fungsi masing-masing yang

terbentuk dari diferensiasi sel-sel tubuh. Jaringan dan organ tubuh kemudian membentuk suatu

sistem yang saling melengkapi, yang disebut sistem organ. Gabungan dari sistem organ yang

kemudian membentuk organisme.

Jaringan sel, organ dan sistem organ pada tumbuhan berbeda dengan jaringan sel, organ

dan sistem organ pada hewan dan manusia. Jaringan pada tumbuhan terdiri dari jaringan

meristem dan jaringan dewasa. Organ utama dari tumbuhan yaitu akar, batang, daun, dan

bunga. Sedangkan jaringan pada hewan dan manusia terdiri dari jaringan embrional, jaringan

epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Dan organ-organ pada hewan dan

manusia antara lain, mata, jantung, paru-paru, ginjal, lambung, dan lain-lain.

Jaringan, organ dan sistem organ di dalam tubuh makhluk hidup saling berhubungan

dan bekerja sama. Apabila salah satu sistem organ mengalami gangguan atau kelainan maka

sistem organ lainnya akan terpengaruh.

Demikian yang dapat kami simpulkan adapun kekurangannya kami meminta saran dan

kritik yang bersifat dapat melengkapi atau menyempurnakan makalah ini.

14

DAFTAR PUSTAKA

Amien, Mohammad. 1994. Biologi 2 SMU. Jakarta: Depdikbud – PN Balai Pustaka.

Ferdinand,dkk. 2007. Praktis Belajar Biologi kelas XI semester 2. Jakarta: Visindo

Purnomo,dkk. 2007. Biologi kelas XI untuk SMA dan MA. Klaten : Intan Pariwara

Tim penyusun. 2005. Biologi kelas XI Jilid 2a SMA. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka

http://biologimediacentre.com/jaringan-pada-hewan-dan-manusia/(Diakses tanggal 15 Februari 2013)

http://fandiilha.blogspot.com/2012/10/struktur-dan-fungsi-jaringan-pada-hewan.html(Diakses tanggal 15 Februari 2013)

15