Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

22
STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH DI BEBERAPA WILAYAH KABUPATEN JEMBER Oleh: BERNET AGUNG SAPUTRA (051510101046)

description

STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH DI BEBERAPA WILAYAH KABUPATEN JEMBEROleh: BERNET AGUNG SAPUTRA (051510101046)JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2007PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah merupakan suatu sistem yang sangat kompleks yang dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu fisik, kimiawi dan biologis. Tanah yang dengan istilah lain disebut pedosfera yang berada di atas permukaan bumi ini merupakan hasil perpaduan dari beberapa bagian penyusun kerak bumi, yaitu litosf

Transcript of Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

Page 1: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH DI BEBERAPA WILAYAH KABUPATEN JEMBER

Oleh:BERNET AGUNG SAPUTRA

(051510101046)

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER

2007

Page 2: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanah merupakan suatu sistem yang sangat kompleks yang dapat ditinjau

dari beberapa segi, yaitu fisik, kimiawi dan biologis. Tanah yang dengan istilah

lain disebut pedosfera yang berada di atas permukaan bumi ini merupakan hasil

perpaduan dari beberapa bagian penyusun kerak bumi, yaitu litosfera, biosfera,

hidrosfera dan atmosfera. Apabila diperhatikan lebih seksama, tanah bukanlah

terdiri dari benda padat yang pejal melainkan ternyata tersusun dari empat bagian

penyusun tanah, yaitu bahan mineral (anorganik), bahan-bahan organik atau sisa

tanaman dan hewan, air tanah dan udara tanah. Keempat bagian penyusun tanah

tersebut bergabung satu sama lain membentuk suatu sistem yang kompleks, yaitu

tanah, yang merupakan media yang baik bagi perakaran tanaman, sebagai gudang

unsur hara dan sanggup menyediakan air serta udara bagi keperluan tanaman.

Jumlah dan macam bahan penyusun tanah tersebut dapat bervariasi dari satu

tempat ketempat lain di permukaan bumi ini sehingga dapat dibedakan satu jenis

tanah dengan jenis tanah lainnya. Hal inilah yang merupakan dasar dari klasifikasi

tanah.

Membedakan sifat tanah yang berbeda-beda, misalnya ada yang berwarna

merah, hitam, kelabu, ada yang bertekstur pasir, debu, liat dan sebagainya

merupakan cara yang sangat sederhana untuk melakukan klasifikasi tanah.

Dengan cara ini maka tanah-tanah dengan sifat yang sama dimasukkan ke dalam

satu kelas yang sama. Pengklasifikasian tanah secara sederhana pun dapat

dilakukan dengan memilah-milah tanah subur, dan tanah kurang subur (tanah

marginal). Tanah yang subur, umumnya adalah tanah-tanah yang berasal dari

gunung berapi atau bahan alluvial baru sedangkan tanah marginal adalah tanah-

tanah yang kurang baik dan belum diusahakan.

Tanaman pada umumnya mempunyai batas-batas toleransi terhadap

masalah-masalah kesuburan tanah secara spesifik. Hal ini dikarenakan

ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi suatu tanaman. Macam dan

Page 3: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

jumlah unsur hara yang tersedia di dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman pada

dasarnya harus berada dalam keadaan yang cukup dan seimbang agar tingkat

produksi yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian maka

pengertian kesuburan tanah disini adalah suatu keadaan tanah di mana tata air,

udara dan unsur hara dalam keadaan cukup, seimbang dan tersedia sesuai dengan

tuntutan tanaman. Pengolahan tanah yang baik dan teratur dapat meningkatkan

kesuburan fisik tanah tersebut sedangkan pemupukan yang sesuai dengan unsur

hara tanah dapat meningkatkan kesuburan kimiawi tanah sehingga sesuai dengan

kebutuhan tanaman.

Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal),

tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal

tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang

diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi

tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan

pertumbuhan tanaman akan merana. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita

mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro

diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar, sedangkan unsur hara

mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil.

Page 4: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, tanah adalah suatu benda fisis

yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan

bagian paling atas dari kulit bumi. Tanah mempunyai beberapa pengertian. Dalam

pengertian tradisional tanah adalah medium alami untuk pertumbuhan tanaman

daratan. Pengertian ini masih merupakan arti yang paling umum dari kata

tersebut. Tanah memiliki suatu ketebalan yang ditentukan oleh kedalaman akar

tanaman (Abidin, 1984).

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena

terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang

terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi

tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2-0,05 mm,

debu dengan ukuran 0,05-0.002 mm dan liat dengan ukuran <0.002 mm

(penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh

terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas

tanah, porositas dan lain-lain.

Tekstur dapat didefinisikan sebagai perbandinga relatif jumlah fraks pasir,

debu dan liat dalam masa tanah. Dalam tanah terdapat perbandingan ketiga fraksi

tersebut dikenal 12 macam tekstur dari kasar sampai halus yaitu: pasir,

berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat

berpasir, lempung berliat, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu dan liat.

Tekstur merupakan salah satu sifat morfologi tanah yang penting, karena variasi

tekstur dapat digunakan untuk menduga sejarah geogenesis dan pedogenesis

(Foth, 1991).

Tanah yang mempunyai tekstur halus mempunyai luas permukaan besar

dibanding dengan tanah yang bertekstur kasar. Oleh karena itu, tanah yang

demkian ini cepat melapuk. Beberapa sifat tanah yang lain, seperti kandungan

bahan organik, unsur hara, aerasi dan lain-lain, seperti kandungan bahan organik

Page 5: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

mempunyai hubungan yang erat dengan tekstur tanah. Penentuan tekstur tanah di

laboratorium dilakukan dengan cara analisis mekanis. Partikel-partikel tanah

diaduk dalam air dan diberi bahan-bahan yang menghilangkan perekat-perekat

dalam tanah. Partikel liat yang mempunyai luas permukaan relatif besar dalam

satu-satuan volume tertentu akan mengendap dalam waktu yang lama, sedangkan

partikel-partikel pasir lebih cepat mengendap karena luas permukaannya relatif

kecil (Buckman dan Brady, 1982).

Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan

untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung

terhadap tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya

terhadap temperatur dan kelembapan tanah. Warna tanah dapat meliputi putih,

merah, coklat, kelabu, kuning dan hitam, kadangkala dapat pula kebiruan atau

kehijauan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni, tetapi

campuran kelabu, coklat dan bercak, kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk

spot-spot, disebut karatan (Tan Kim, 1995).

Efek komponen-komponen terhadap warna campuran secara langsung

proporsional terhadap permukaan tanah yang setara dengan luas permukaan

spesifik dikali proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah, yang bermakna

materi kolodial mempunyai dampak terbesar terhadap warna tanah, misalnya

humus dan besi-hidroksida secara jelas menentukan wana tanah. Besi-oksida

berwarna merah, coklat-karatan atau kuning tergantung derajat jidrasinya, besi-

tereduksi berwarna biru-hijau, kuarsa umumnya berwarna putih. Batu kapur

berwarna putih, kelabu, atau kadang kala olive-hijau, dan feldspar mempunyai

banyak warna tetapi dominan merah. Liat berwarna kelabu, putih atau merah.

Tanah basah atau lembab terlihat lebih gelap daripada tanah kering, karena terkait

dengan perbedaan nyata dari sifat refraktif (aksi pembiasan cahaya) komponen

padatan tanah dan udara, sehingga warna tanah kering akan banyak direfleksikan

(Notohadiprawiro, 2000).

Warna merupakan indikator kondisi iklim tempat tanah berkembang atau

asal bahan induknya, tetapi pada kondisi tertentu warna sering pula digunakan

sebagai indikator kesuburan atau kapasitas produksi lahan, secara umum

Page 6: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

dikatakan bahwa makin gelap tanah berarti makin tinggi produktivitasnya. Yang

merupakan resultante dari hal-hal berikut: kadar bahan organik uang berwarna

gelap, makin tinggi makin gelap, intensitas plindian unsur-unsur hara pada tanah

tersebut, makin intensif makin terang, dan warna terang mencerminkan dominan

kuarsa, yaitu mineral yang tanpa nilai nutrisional sama sekali, sehingga makin

dominan makin terang dan makin miskin. Pada tanah-tanah muda, warna

merupakan indikator jenis bahan induknya, sedangkan pada tanah-tanah tua

merupakan indikator iklim tempat perkembangannya, baik iklim makro maupun

iklim tanah. Warna juga memepengaruhi kondisi tanah lainnya melalui efeknya

terhadap energi radiant (Hillel, 1998).

Page 7: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

METODOLOGI

Tempat dan Waktu

Kegiatan dilaksanakan di Desa Bintoro Kec. Patrang, Desa Krasak Kec.

Ajung dan Desa Sabrang Kec. Ambulu Kabupaten Jember-Jawa Timur.

Alat dan Bahan

- Alat tulis

- Cetok

- Plastik

- Kamera

- Contoh tanah

Cara Kerja

1. Mengambil sampel tanah yang berbentuk bongkahan dengan cetok.

2. Melihat sampel tanah, apakah kasar dan berpasir.

3. Menggosokkan jari pada sampel, apakah meninggalkan bekas atau tidak.

4. Membentuk sampel tanah menjadi bola, apakah sukar atau tidak.

5. Meremas sampel tanah, apakah terasa lembut seperti sutra.

6. Membentuk tanah menjadi pasta, apakah mudah putus atau tidak.

Page 8: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

PEMBAHASAN

Fisika Tanah berhubungan dengan kondisi dan pergerakan benda dan

dengan aliran dan transportasi energi dalam tanah. Kajian fisika tanah bertujuan

mencapai pengertian dasar tentang mekanisme pengatur kelakuan tanah dan

peranan tanah pada biosfer, termasuk proses-proses yang saling berkaitan seperti

pertukaran energi bumi dan siklus air dan transportasi bahan-bahan di lapangan.

Pada sisi lain, penerapan fisika tanah bertujuan untuk pengelolaan yang tepat pada

tanah dengan cara irigasi, drainase, konservasi tanah dan air, pengolahan tanah,

aerasi, dan pengaturan suhu tanah serta kegunaan bahan tanah.

Fisika tanah dipandang sebagai ilmu dasar dan ilmu terapan dengan cakupan

yang sangat luas. Sebagian besar berkaitan juga dengan cabang lain ilmu tanah

dan juga saling berkaitan dengan ilmu ekologi bumi, hidrologi, mikriklimatologi,

geologi, sedimentologi, botani dan agronomi. Kemampuan untuk menyangga

pertumbuhan tanaman, kapasitas drainase dan penyimpanan air, plastisitas,

kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan retensi hara, semuanya

berkaitan erat dengan kondisi fisik tanah.

Tekstur tanah mungkin merupakan sifat tanah yang lebih permanen dan

terpenting. Tekstur dan ukuran butir tanah tekstur tanah menunjukkan kasar atau

halusnya suatu tanah. Istilah tekstur menjelaskan hal yang kualitatif dan

kuantitatif. Secara kualitatif, tekstur menyatakan rasa dari bahan tanah, apakah

kasar dan terasa berpasir atau halus dan lembut. Seorang ahli fisika tanah yang

berpengalaman bisa menjelaskan tekstur dengan menekan atau menggosok tanah

yang lembab diantara jari-jari tangannya, apakah suatu tanah bertekstur kasar atau

halus, juga mampu secara semi kuantitatif menentukan kelas-kelas tekstur sedang

suatu tanah.

Sedangkan dalam arti yang lebih kuantitatif, istilah tekstur tanah

menyatakan distribusi ukuran partikel yang terdapat pada suatu tanah. Metode

tradisional pencirian ukuran partikel tanah adalah membagi susunan ukuran

partikel menjadi tiga kisaran bahan tunggal yaitu pasir, debu dan liat. Pemisahan

Page 9: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

tanah biasanya dikelompokkan menjadi partikel-partikel mineral dengan ukuran

yang lebih kecil.

Untuk mengetahui perbedaan fraksi penyusun tanah secara langsung di

lapang, telah dilakukan tinjauan lapang secara langsung pada tiga tempat yang

berbeda di Kabupaten Jember, yaitu Desa Bintoro Kecamatan Patrang (Jember

Utara), Desa Krasak Kecamatan Ajung (Jember Tengah), dan Desa Sabrang

Kecamatan Ambulu (Jember Selatan). Dari tiga tempat yang berbeda tersebut

dapat diketahui jenis tanah yang berbeda dari masing-masing lokasi.

Lokasi Topografi Jenis Tanah Vegetasi

Desa BintoroBerbukit/dataran tinggi

Sandy Loam

Ketela pohon, Pisang Kelapa Sengon

Desa Krasak Dataran rendah Sandy Silt LoamKedelai Kacang tanahPisang

Desa Sabrang Dataran rendah Silty LoamCabaiJagung Kacang panjang

Dalam menentukan jenis tanah dimasing-masing lokasi dilakukan secara

langsung di lapang dengan merasakan setiap fraksi penyusun tanah dengan

telapak tangan dan jari dengan metode dan langkah sebagai berikut:

Page 10: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

Metode Lapang Penentuan Jenis Tanah

Apakah kasar dan berpasir?

Apakah meninggalkan bekas di jari?

Apakah sukar dibentuk bola &

halus seperti sutra?

Apakah sukar dibentuk bola?

Sand

Apakah lembut seperti sutra?

Loamy Sand

Sandy Loam Sandy Silt Loam

Silt Loam Apakah bola kuat, licin dan

mengkilap?

Apakah sangat elastis?

Clay Sandy Clay Silty Clay

Clay Loam Sandy Clay Silty Clay Loam

Page 11: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan pada setiap lokasi, seperti Desa

Bintoro Kec. Patrang memiliki warna tanah yang berwarna merah agak

kecoklatan, agak lengket, mudah di bentuk bola, dan bila di bentuk pasta tidak

mudah putus yang mana menandakan bahwa tanah di daerah dataran tinggi

tersebut memiliki elastisitas yang tinggi dan tanah di daerah tersebut di duga

mengandung tanah liat yang bercampur dengan pasir yang mana di golongkan

dalam tekstur tanah Sandy Loam.

Vegetasi tanaman yang hidup di daerah tersebut pada umumnya merupakan

tanaman tahunan atau tanaman keras seperti kelapa, sengon, pisang, dan tanaman

semusim yang terdapat di daerah tersebut adalah tanaman ketela pohon. Namun di

lihat dari keadaan tanamannya tanah tersebut kurang subur hal ini dapat kita lihat

dari tanaman ketala pohon yang tumbuh disana yang mana tanamannya kurus dan

kerdil. Sedangkan tanaman rumput-rumputan yang tumbuh disana di dominasi

oleh rumput gajah dan alang-alang, sedangkan rumput-rumput kecil lainnya

sedikit sekali.

Tanah di dataran rendah atau sedang seperti di Desa Krasak Kec. Ajung

memiliki tekstur tanah yang bertipe Sandy Silt Loam, hal ini dikarenakan tanah

ini bila di remas dan di rasakan akan terasa lembut seperti sutra, apabila di bentuk

bola akan mudah sekali rusak, di bentuk pasta juga mudah sekali putus, dan

tanahnya juga remah. Warna tanah di daerah ini berwarna hitam agak kelabu yang

manandakan bahwa tanah di daerah ini subur dan banyak mengandung bahan

organik.

Page 12: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

Vegetasi tanaman yang banyak di budidayakan di daerah ini umumnya

tanaman semusim yang di dominasi dengan tanaman jenis legum seperti kacang

tanah dan kedelai, sedangkan untuk tanaman tahunan yang banyak di budidayakan

disini pada umumnya pisang. Rumput-rumput pun yang tumbuh di daerah ini juga

banyak dan di dominasi oleh rumput-rumputan pendek yang cukup tebal dan

tumbuh dengan baik. Hal ini menandakan bahwa tanah di daerah tersebut sangat

baik dan subur utamanya untuk melakukan budidaya tanaman semusim jenis

palawija. Dan tanah di daerah ini di nilai memiliki kesuburan yang lebih baik di

bandingkan dengan di Desa Bintoro yang nota bene merupakan dataran tinggi.

Tanah di dataran yang lebih rendah seperti di Desa Sabrang Kec. Ambulu

memiliki warna tanah yang lebih gelap, lebih remah, lebih subur, dan lebih

banyak mengandung bahan organik di bandingkan dengan daerah lainnya. Hal ini

dapat di buktikan dari keadaan fisik tanah yang mana apabila di remas akan terasa

halus seperti sutra dan bila di bentuk bola akan mudah sekali rusak. Hal ini di

karenakan tanah di daerah ini mengandung debu, sehingga apabila diraba terasa

lembut.

Page 13: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

Vegetasi tanaman yang banyak di budidayakan di daerah ini pada umumnya

tanaman palawija semusim seperti jagung, kacang panjang, dan cabai yang mana

tanaman disini tumbuh dengan baik dan subur dengan hasil produksi yang cukup

tinggi. Sedangkan elastisitas tanah di daerah ini sangat rendah sehingga tanah

banyak memiliki pori-pori yang cukup besar yang dapat mendukung perakaran

tanaman untuk menyebar ke daerah-daerah risosfer dengan bebas. Rumput-rumput

di daerah ini pun tumbuh dengan subur dan cukup tebal, hal ini menandakan

bahwa tanah tanah di daerah ini cukup subur.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa tanah di daerah

dataran tinggi sedikit mangandung bahan organik dan memiliki tanah yang kurang

subur bila di bandingkan dengan tanah-tanah di daerah dataran rendah. Sedangkan

pada tanah dataran rendah sangatlah subur di karenakan banyak mengandung

bahan organik dan tekstur tanah di dataran rendah lebih remah bila di bandingkan

dengan tanah-tanah yang terdapat di dataran tinggi. Dan tanaman yang di

budidayakan di taran tinggi dan dataran rendah juga memiliki perbedaan yang

sangat mencolok yang mana tanaman yang terdapat di daerah dataran rendah

tumbuh lebih baik dan lebih subur bila di bandingkan dengan tanaman yang

terdapat di daerah dataran tinggi.

Page 14: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Fisika Tanah berhubungan dengan kondisi dan pergerakan benda dan dengan

aliran dan transportasi energi dalam tanah.

2. Kemampuan untuk menyangga pertumbuhan tanaman, kapasitas drainase dan

penyimpanan air, plastisitas, kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan

kemampuan retensi hara, semuanya berkaitan erat dengan kondisi fisik tanah.

3. Tekstur menyatakan rasa dari bahan tanah, apakah kasar dan terasa berpasir

atau halus dan lembut.

4. Tinjauan lapang tiga tempat yang berbeda di Kabupaten Jember, yaitu Desa

Bintoro Kecamatan Patrang (Jember Utara), Desa Krasak Kecamatan Ajung

(Jember Tengah), dan Desa Sabrang Kecamatan Ambulu (Jember Selatan).

5. Desa Bintoro Kec. Patrang memiliki warna tanah yang berwarna merah agak

kecoklatan, agak lengket, mudah di bentuk bola, dan bila di bentuk pasta tidak

mudah putus.

6. Desa Krasak Kec. Ajung memiliki tekstur tanah yang bertipe Sandy Silt Loam,

bila di remas dan di rasakan akan terasa lembut seperti sutra, apabila di bentuk

bola akan mudah sekali rusak, di bentuk pasta juga mudah sekali putus, dan

tanahnya juga remah.

7. Desa Sabrang Kec. Ambulu memiliki warna tanah yang lebih gelap, lebih

remah, lebih subur, dan lebih banyak mengandung bahan organik di

bandingkan dengan daerah lainnya.

8. Tanah dataran tinggi kurang subur bila di bandingkan dengan tanah-tanah di

daerah dataran rendah. Sedangkan pada tanah dataran rendah sangatlah subur

di karenakan banyak mengandung bahan organik dan tekstur tanah di dataran

rendah lebih remah bila di bandingkan dengan tanah-tanah yang terdapat di

dataran tinggi.

Page 15: Struktur dan Tekstur Tanah Dibeberapa Wilayah Kabupaten Jember

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 1984. Dasar Pengetahuan Ilmu tanaman. PT. Angkasa. Bandung.

Buckman, H.O. dan N.C Brady. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan oleh Soegiman. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Foth, H.D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan oleh Endang D.W. dkk. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Hillel, D. 1998. Pengantar Fisika Tanah. Terjemahan oleh Robiyanti H.S. dan Rahmad H.P. Mitra Gama Widya. Yogyakarta.

Notohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan Lingkungan. Pusat Studi Sumber Daya Lahan UGM. Yogyakarta.

Tan, Kim H. 1995. Dasar-dasar Kimia Tanah. Gajahmada University Press.