stroke

2
Stroke di Yogyakarta Pengantar Stroke adalah penyebab kematian yang utama. Pola penyebab kematian di rumah sakit yang utama dari data Dinas Kesehatan Propinsi DIY (2007) adalah sebagai berikut : (1) stroke tak menyebut perdarahan atau infark 11,29%, (2) cedera intrakranial 6,37%, (3) perdarahan intrakranial 5,58%, (4) kecalakaan angkutan darat 3,72%, dan (5) penyakit jantung lainnya 3,19%. Data diatas konsisten dengan data nasional yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di RS. Hal ini teramati pula di banyak negara. Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker secara global. Stroke merupakan penyebab kecacatan yang utama. Laporan WSO (World Stroke Organization, 2009) memperlihatkan bahwa stroke adalah penyebab utama hilangnya hari kerja dan kualitas hidup yang buruk. Kecacatan akibat stroke tidak hanya berdampak bagi para penyandangnya, namun juga bagi para anggota keluarganya. Beban ekonomi yang ditimbulkan akibat stroke juga sedemikian beratnya. Peningkatan prevalensi Peningkatan prevalensi stroke tidak dapat dipisahkan dari meningkatnya harapan hidup masyarakat. Peningkatan harapan hidup akan membawa dampak semakin besarnya populasi dalam risiko stroke. Laporan Dinas kesehatan propinsi DIY (2007) memperlihatkan bahwa umur harapan hidup penduduk Provinsi DI Yogyakarta dari hasil estimasi dalam jangka waktu lima tahunan terus meningkat, yaitu dari 67,58 tahun pada tahun 1992 meningkat menjadi 68,35 tahun pada tahun 1997, dan terus meningkat menjadi 72,17 tahun pada tahun 2002 (Periode 2000-2005), kemudian untuk tahun 2005 yang bersumber dari BPS yaitu dari Parameter Hasil Proyeksi Penduduk 2000-2025 umur harapan hidup meningkat menjadi 74,0 tahun. Peningkatan harapan hidup akan diiringi pula peningkatan penyakit- penyakit neurodegeneratif dan kardioserebrovaskuler (demensia/ pikun dan stroke), Peningkatan prevalensi stroke di banyak negara berkembang ditengarai pula oleh karena perubahan pola hidup. Kemajuan ekonomi di banyak negara berkembang akan berdampak pada perubahan pola hidup. Pola hidup perkotaan idak akan terlepas dari: (1) inaktivitas fisik, (2) peningkatan prevalensi merokok, (3) perubahan pola konsumsi makanan, dan (4) stress emosional. Urbanisasi dan westernisasi Seseorang menderita stroke karena memiliki faktor risiko stroke. Akumulasi berbagai faktor risiko tersebut akan mengubah struktur pembuluh darah di otak. Pembuluh darah akan menjadi mengeras dan menyempit. Suatu kondisi yang dikneal sebagai atherosklerotik. Atherosklerotik tidak menimbulkan gejala yang berarti. Gejala muncul keika penyempitan sudah sedemikian parahnya. Faktor risiko stroke dibagi menjadi 2, yaitu: faktor risiko yang tidak dapat diubah, dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya. Faktor risiko stroke yang dapat diubah adalah: hipertensi, diabetes, kadara kolesterol darah yang tinggi, kegemukan, merokok, dsb. Kombinasi antara berbagai faktor risiko tersebut akan memberikan perubahan struktur dan fungsi dari pembuluh darah otak. Pada titik kritis akan muncul gangguan peredaran otak. Gangguan peredaran darah otak akan mengganggu fungsi sel-sel saraf, dan muncul gejala stroke. Kajian Hachinski (2009) menunjukkan bahwa peningkatan kejadian stroke di banyak negara berkembang adalah dampak dari urbanisasi dan westernisasi. Urbanisasi adan westernisasi akan berdampak pada (1) peningkatan paparan polusi udara, (2) inaktivitas fisik, (3) stress emosional, (4) pola makan yang tidak sehat, dan (5) kejadian merokok yang relatif lebih tinggi. Penelitian di RRC (2007) memperlihatkan bahwa polutan udara ditengarai merupakan faktor pencetus munculnya inflamasi/ peradangan pembuluh darah yang berakibat stroke. Penelitian menunjukkan pula bahwa stress emosional akan meningkatkan risiko stroke 1,5-2 kali lipat. Inaktivitas fisik dihubungkan dengan peningkatan kegemukan sentral, diabetes mellitus, dan hipertensi. Semuanya merupakan faktor risiko stroke yang independen. Laporan Departemen Kesehatan RI (2007) menunjukkan adanya peningkatan prevalensi hipertensi dan Diabetes (2 faktor risiko stroke yang utama) secara konsisten di Indonesia. Peningkatan kejadian stroke di negara berkembang (terutama China, India, dan Indonesia) dibarengi oleh penurunan angka kejadian stroke di negara maju. Penurunan kejadian stroke di negara maju adalah dampak dari berhasilnya program prevensi stroke. Pengurangan konsumsi garam dan berhenti merokok terbukti menurunkan risiko stroke. Kewaspadaan terhadap konsumsi garam berlebih digagas oleh perhimpunan stroke Kanada (2008). Program ini terbukti menurunkan kejadian hipertensi dn stroke di Kanada. Penelitian Wang, dkk (2007) menunjukkan bahwa kampanye mewaspadai hipetensi, berhenti merokok, dan menurunkan berat badan pada masyarakat terbukti berhasil menurunkan angka kejadian stroke sampai dengan 11,4%. Angka kejadian stroke di berbagai negara menunjukkan penurunan akibat dari berhasilnya program pengurangan konsumsi garam, kampanye berhenti merokok, dan diet kaya buah dan syaur. Bagaimana dengan kondisi di Yogyakarta ? Yogyakarta adalah salah satu kota besar utama di Indonesia. Kemajuan ekonomi dan perdanganan juga banyak dirasakan di Yogyakarta. Hal ini secara konsisten dibarengi oleh perubahan pola konsumsi makan masyarakat. Peningkatan jumlah gerai makanan cepat saji di banyak tempat di Yogyakarta dapat menjawab hipotesis adanya perubahan pola konsumsi makan masyarakat. Bagaimana pengobatan stroke di Yogyakarta ? Sebagai kota besar di Indonesia, pengobatan stroke di Yogyakarta sudah cukup memadai (dibanding banyak kota lain di Indonesia). Hal ini terlihat dengan cukup banyaknya RS yang memiliki dokter spesialis saraf dan fasilitas diagnosis untuk stroke (minimal CT Scan). Seorang pasien stroke seyogyanyalah dirawat di unit stroke yang multidisiplin. Penelitian dan kajian terdahulu secara konsisten menyebutkan bahwa pasien yang dirawat secara multidisiplin memiliki angka kematian yang lebih rendah, angka kecacatan yang lebih rendah, dan status fungsional lebih baik. Hari stroke sedunia Pada setiap tahun, tanggal 29 Oktober diperingati sebagai “hari stroke sedunia”. Hari stroke sedunia digagas oleh World Stroke Organization, sebuah organisasi dunia yang beranggotakan para dokter, petugas medis, dan masyarakat yang peduli tentang pelayanan stroke. Hari stroke sedunia membawa pesan bahwa “stroke dapat dicegah dan stroke dapat diobati”. Tema hari stroke sedunia tahun ini (2009) adalah “apa yang dapat saya lakukan?”. Sebuah pertanyaan kritis yang menantang semua pihak yang peduli tehadap pelayanan stroke. Masyarakat harus lebih peduli tetang faktor risiko stroke. Tanyakan pada diri anda dan orang-orang terdekat anda “apakah sudah tahu tekaanan darahnya minggu ini?” Bila belum ukurlah tekanan darah anda, dan bila tinggi lakukanlah segera Selamat Datang di Bethesda Stroke Center http://www.strokebethesda.com Menggunakan Joomla! Generated: 17 December, 2012, 03:28

description

materi penyuluhan

Transcript of stroke

Page 1: stroke

Stroke di Yogyakarta

Pengantar             Stroke adalah penyebab kematian yang utama. Pola penyebab kematian di rumah sakit yang utama daridata Dinas Kesehatan Propinsi DIY (2007) adalah sebagai berikut : (1) stroke tak menyebut perdarahan atau infark11,29%, (2) cedera intrakranial 6,37%, (3) perdarahan intrakranial 5,58%, (4) kecalakaan angkutan darat 3,72%, dan (5)penyakit jantung lainnya 3,19%. Data diatas konsisten dengan data nasional yang dikeluarkan oleh DepartemenKesehatan Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa stroke  menempati urutan pertama sebagai penyebabkematian di RS. Hal ini teramati pula di banyak negara. Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelahpenyakit jantung dan kanker secara global.             Stroke merupakan penyebab kecacatan yang utama. Laporan WSO(World Stroke Organization, 2009) memperlihatkan bahwa stroke adalah penyebab utama hilangnya hari kerja dankualitas hidup yang buruk. Kecacatan akibat stroke tidak  hanya berdampak bagi para penyandangnya, namun juga bagipara anggota keluarganya. Beban ekonomi yang ditimbulkan akibat stroke juga sedemikian beratnya.  Peningkatanprevalensi             Peningkatan prevalensi stroke tidak dapat dipisahkan dari meningkatnya harapan hidup masyarakat.Peningkatan harapan hidup akan membawa dampak semakin besarnya populasi dalam risiko stroke. Laporan  Dinaskesehatan propinsi DIY (2007) memperlihatkan bahwa umur harapan hidup penduduk Provinsi DI Yogyakarta dari hasilestimasi dalam jangka waktu lima tahunan terus meningkat, yaitu dari 67,58 tahun pada tahun 1992 meningkat menjadi68,35 tahun pada tahun 1997, dan terus meningkat menjadi 72,17 tahun pada tahun 2002 (Periode 2000-2005),kemudian untuk tahun 2005 yang bersumber dari BPS yaitu dari Parameter Hasil Proyeksi Penduduk 2000-2025 umurharapan hidup meningkat menjadi 74,0 tahun.             Peningkatan harapan hidup akan diiringi pula peningkatan penyakit-penyakit neurodegeneratif dan kardioserebrovaskuler (demensia/ pikun dan stroke), Peningkatan prevalensi stroke dibanyak negara berkembang ditengarai pula oleh karena perubahan pola hidup. Kemajuan ekonomi di banyak negaraberkembang akan berdampak pada perubahan pola hidup. Pola hidup perkotaan idak akan terlepas dari: (1) inaktivitasfisik, (2) peningkatan prevalensi merokok, (3) perubahan pola konsumsi makanan, dan (4) stress emosional.  Urbanisasidan westernisasi             Seseorang menderita stroke karena memiliki faktor risiko stroke. Akumulasi berbagai faktor risikotersebut akan mengubah struktur pembuluh darah di otak. Pembuluh darah akan menjadi mengeras dan menyempit.Suatu kondisi yang dikneal sebagai atherosklerotik. Atherosklerotik tidak menimbulkan gejala yang berarti. Gejalamuncul keika penyempitan sudah sedemikian parahnya. Faktor risiko stroke dibagi menjadi 2, yaitu: faktor risiko yang tidak dapat diubah, dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usia, jeniskelamin, ras, riwayat keluarga, dan riwayat stroke sebelumnya. Faktor risiko stroke yang dapat diubah adalah:hipertensi, diabetes, kadara kolesterol darah yang tinggi, kegemukan, merokok, dsb. Kombinasi antara berbagai faktorrisiko tersebut akan memberikan perubahan struktur dan fungsi dari pembuluh darah otak. Pada titik kritis akan munculgangguan peredaran otak. Gangguan peredaran darah otak akan mengganggu fungsi sel-sel saraf, dan muncul gejalastroke.             Kajian Hachinski (2009) menunjukkan bahwa peningkatan kejadian stroke di banyak negara berkembangadalah dampak dari urbanisasi dan westernisasi. Urbanisasi adan westernisasi akan berdampak pada (1) peningkatanpaparan polusi udara, (2) inaktivitas fisik, (3) stress emosional, (4) pola makan yang tidak sehat, dan (5) kejadianmerokok yang relatif lebih tinggi. Penelitian di RRC (2007) memperlihatkan bahwa polutan udara ditengarai merupakanfaktor pencetus munculnya inflamasi/ peradangan pembuluh darah yang berakibat stroke. Penelitian menunjukkan pulabahwa stress emosional akan meningkatkan risiko stroke 1,5-2 kali lipat. Inaktivitas fisik dihubungkan denganpeningkatan kegemukan sentral, diabetes mellitus, dan hipertensi. Semuanya merupakan faktor risiko stroke yangindependen. Laporan Departemen Kesehatan RI (2007) menunjukkan adanya peningkatan prevalensi hipertensi danDiabetes (2 faktor risiko stroke yang utama) secara konsisten di Indonesia. Peningkatan kejadian stroke di negaraberkembang (terutama China, India, dan Indonesia) dibarengi oleh penurunan angka kejadian stroke di negara maju.Penurunan kejadian stroke di negara maju adalah dampak dari berhasilnya program prevensi stroke. Pengurangankonsumsi garam dan berhenti merokok terbukti menurunkan risiko stroke. Kewaspadaan terhadap konsumsi garamberlebih digagas oleh perhimpunan stroke Kanada (2008). Program ini terbukti menurunkan kejadian hipertensi dn strokedi Kanada.  Penelitian Wang, dkk (2007) menunjukkan bahwa kampanye mewaspadai hipetensi, berhenti merokok, danmenurunkan berat badan pada masyarakat terbukti berhasil menurunkan angka kejadian stroke sampai dengan 11,4%.Angka kejadian stroke di berbagai negara menunjukkan penurunan akibat dari berhasilnya program pengurangankonsumsi garam, kampanye berhenti merokok, dan diet kaya buah dan syaur.             Bagaimana dengan kondisi diYogyakarta ? Yogyakarta adalah salah satu kota besar utama di Indonesia. Kemajuan ekonomi dan perdanganan jugabanyak dirasakan di Yogyakarta. Hal ini secara konsisten dibarengi oleh perubahan pola konsumsi makan masyarakat.Peningkatan jumlah gerai makanan cepat saji di banyak tempat di Yogyakarta dapat menjawab hipotesis adanyaperubahan pola konsumsi makan masyarakat.             Bagaimana pengobatan stroke di Yogyakarta ? Sebagai kota besar diIndonesia, pengobatan stroke di Yogyakarta sudah cukup memadai (dibanding banyak kota lain di Indonesia). Hal initerlihat dengan cukup banyaknya RS yang memiliki dokter spesialis saraf dan  fasilitas diagnosis untuk  stroke (minimalCT Scan). Seorang pasien stroke seyogyanyalah dirawat di unit stroke yang multidisiplin. Penelitian dan kajian terdahulusecara konsisten menyebutkan bahwa pasien yang dirawat secara multidisiplin memiliki angka kematian yang lebihrendah, angka kecacatan yang lebih rendah, dan status fungsional lebih baik.  Hari stroke sedunia Pada setiap tahun,tanggal 29 Oktober diperingati sebagai “hari stroke sedunia”. Hari stroke sedunia digagas oleh WorldStroke Organization, sebuah organisasi dunia yang beranggotakan para dokter, petugas medis, dan masyarakat yangpeduli tentang pelayanan stroke. Hari stroke sedunia membawa pesan bahwa “stroke dapat dicegah dan strokedapat diobati”. Tema hari stroke sedunia tahun ini (2009) adalah “apa yang dapat saya lakukan?”.Sebuah pertanyaan kritis yang menantang semua pihak yang peduli tehadap pelayanan  stroke. Masyarakat harus lebihpeduli tetang faktor risiko stroke. Tanyakan pada diri anda dan orang-orang terdekat anda “apakah sudah tahutekaanan darahnya minggu ini?” Bila belum ukurlah tekanan darah anda, dan bila tinggi lakukanlah segera

Selamat Datang di Bethesda Stroke Center

http://www.strokebethesda.com Menggunakan Joomla! Generated: 17 December, 2012, 03:28

Page 2: stroke

intervensi untuk menurunkan tekanan darah tersebut.  Lakukan hal serupa untuk kadar gula darah dan kolesterol.Ingatkan diri anda dan orang-orang terdekat anda untuk berhenti merokok.             Stroke adalah kedaruratan medik. Langkahdiagnosis dan penanganan yang tepat akan memberikan hasil yang optimal. Segera kenali gejala stroke, dan segeralahbawa ke RS dengan fasilitas stroke yang memadai. Petugas medis yang terlibat dalam penatalaksanaan stroke harusmelihat stroke sebagai kedaruratan medik. Penanganan stroke adalah berpacu dengan waktu. Pada kondisi demikianpenanganan yang cepat dan tepat akan sangat diperlukan. Keberhasilan penanganan stroke akan tergantung darikerjasama pasien, keluarga, dan petugas medis. Mari menyambut hari stroke sedunia, dengan sebuah harapan”akan semakin baiknya pelayanan stroke di Yogyakarta dan  Indonesia pada umumnya”.

Selamat Datang di Bethesda Stroke Center

http://www.strokebethesda.com Menggunakan Joomla! Generated: 17 December, 2012, 03:28