Stroke

3
Brian Bagus Bijaksana (1102010053) STROKE Stroke didefinisikian sebagai suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi neurologis (defisit neurologik fokal atau global) yang terjadi secara mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian, yang semata- mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak karena berkurangnya suplai darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah secara spontan (stroke perdarahan). Proses ini dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli (stroke Iskemik), pecahnya dinding pembuluh darah otak , perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah (Stroke Hemorragik) dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri. Perubahan dinding pembuluh darah otak serta komponen lainnya dapat bersifat primer karena kelainan kongenital maupun degeneratif, atau sekunder akibat proses lain, seperti peradangan, arteriosklerosis, hipertensi dan diabetes melitus. Karena itu penyebab stroke sangat kompleks. Proses primer yang terjadi mungkin tidak menimbulkan gejala (silent) dan akan muncul secara klinis jika aliran darah ke otak (CBF=cerebral blood flow) turun sampai ke tingkat melampaui batas toleransi jaringan otak, yang disebut ambang aktivitas fungsi otak (threshold of brain functional activity). Dalam bahasa Inggris disebut sebagai cerebro-vascular accident. Secara epidemiologi stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan keganasan.Stroke diderita oleh ± 200 orang per 100.000 penduduk per tahunnya.Stroke merupakan penyebab utama cacat menahun. Pengklasifikasiannya adalah 65-85% merupakan stroke non hemoragik (± 53% adalah stroke trombotik, dan 31% adalah stroke embolik) dengan angka kematian stroke trombotik ± 37%, dan stroke embolik ± 60%. Presentase stroke non hemoragik hanya sebanyk 15-35%.± 10- 20% disebabkan oleh perdarahan atau hematom intraserebral, dan ± 5-15% perdarahan subarachnoid.Angka kematian stroke

description

syaraf

Transcript of Stroke

Brian Bagus Bijaksana (1102010053)

STROKE

Stroke didefinisikian sebagai suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi neurologis (defisit neurologik fokal atau global) yang terjadi secara mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak karena berkurangnya suplai darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah secara spontan (stroke perdarahan). Proses ini dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli (stroke Iskemik), pecahnya dinding pembuluh darah otak , perubahan permeabilitas dinding pembuluh darah (Stroke Hemorragik) dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri. Perubahan dinding pembuluh darah otak serta komponen lainnya dapat bersifat primer karena kelainan kongenital maupun degeneratif, atau sekunder akibat proses lain, seperti peradangan, arteriosklerosis, hipertensi dan diabetes melitus. Karena itu penyebab stroke sangat kompleks. Proses primer yang terjadi mungkin tidak menimbulkan gejala (silent) dan akan muncul secara klinis jika aliran darah ke otak (CBF=cerebral blood flow) turun sampai ke tingkat melampaui batas toleransi jaringan otak, yang disebut ambang aktivitas fungsi otak (threshold of brain functional activity). Dalam bahasa Inggris disebut sebagai cerebro-vascular accident. Secara epidemiologi stroke merupakan penyebabkematianyang ketiga setelah penyakit jantung dan keganasan.Stroke diderita oleh 200 orang per 100.000penduduk per tahunnya.Stroke merupakan penyebab utama cacat menahun. Pengklasifikasiannya adalah 65-85% merupakan stroke non hemoragik ( 53% adalah stroke trombotik, dan 31% adalah stroke embolik) dengan angka kematian stroke trombotik 37%, dan stroke embolik 60%. Presentase stroke non hemoragik hanya sebanyk15-35%. 10-20% disebabkan oleh perdarahan atau hematom intraserebral, dan 5-15% perdarahan subarachnoid.Angka kematian stroke hemoragik pada jaman sebelum ditemukannya CT scan mencapai 70-95%, setelah ditemukannya CT scan mencapai 20-30%.Tanda dan gejala stroke dapat meliputi Hemidefisit motorik,Hemidefisit sensorik,Penurunan kesadaran,Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan hipoglosus(XII) yang bersifat sentral,Gangguan fungsi luhur seperti kesulitan berbahasa(afasia) dan gangguan fungsi intelektual(demensia),Buta separuh lapangan pandang (hemianopsia), dan atau defisit batang otak.Penatalaksanaan/ terapi terhadap stroke secara umum ditujukan terhadap fungsi vital seperti pada paru-paru, jantung, ginjal, keseimbangan elektrolit dan cairan,gizi, serta higiene.Pencegahan dan pengobatan dilakukan dengan segera agar tidak terjadi komplikasi.Penatalaksanaan Khusus pada Stroke Iskemik / infark diberikan : Anti agregasi platelet( Aspirin, tiklopidin, klopidogrel, dipiridamol, cilostazol), Trombolitik (rt-PA (harus memenuhi kriteria inklusi)),Antikoagulan (heparin, LMWH, heparinoid (untuk stroke emboli), Neuroprotektan. Pada Perdarahan subarakhnoid diberikan : Antivasospasme (Nimodipin), dan Neuroprotektan. Pada Perdarahan intraserebral tatalaksana dibagi menjadi tiga, yakni 1. Konservatif: Memperbaiki faal hemostasis (bila ada gangguan faal hemostasis), Mencegah / mengatasi vasospasme otak akibat perdarahan (Nimodipine), Neuroprotektan. 2. Operatif : Dilakukan pada kasus yang indikatif/memungkinkan, seperti volume perdarahan lebih dari 30 cc atau diameter > 3 cm pada fossa posterior; Letak lobar dan kortikal dengan tanda-tanda peninggian TIK akut dan ancaman herniasi otak; Perdarahan serebellum, Hidrosefalus akibat perdarahan intraventrikel atau serebellum, GCS > 7.Terapi Komplikasi : Antiedema (larutan Manitol 20%), Antibiotika, Antidepresan, Antikonvulsan (atas indikasi), Anti trombosis vena dalam dan emboli paru.Terapi Nonfarmaka menyangkut terapi Operatif, Phlebotomi, Neurorestorasi (dalam fase akut) dan Rehabilitasi medik.Edukasi atau pengenalan tanda dan gejala dini stroke diberikan kepada keluarga agar upaya rujukan ke rumah sakit harus segera dilakukan karena keberhasilan terapi stroke sangat ditentukan oleh kecepatan tindakan pada stadium akut; makin lama upaya rujukan ke rumah sakit atau makin panjang saat antara serangan dengan pemberian terapi, makin buruk prognosisnya. Karena pada dasarnya pengobatan bertujan untuk (1) meminimalkan jumlah sel yang rusak melalui perbaikan jaringan penumbra dan mencegah perdarahan lebih lanjut pada perdarahan intraserebral, (2) mencegah secara dini komplikasi neurologik maupun medik, dan (3) mempercepat perbaikan fungsi neurologis secara keseluruhan. Jika secara keseluruhan dapat berhasil baik, prognosis pasien diharapkan akan lebih baik. Perlu dipahami pula oleh keluarga bahwa pasien yang memiliki riwayat stroke dapat sembuh namun meninggalkan sisa defisit pada fungsi neurologisnya, sehingga keluarga pasien harus bersabar dan terus memberikan dukungan kepada pasien dalam terapi dan motivasi dalam menjalani kehidupan selanjutnya.