STRATEGI REVITALISASI KAWASAN SUNGAI KALIMAS DI …repository.its.ac.id/44751/2/3613100033_Inggar...
Transcript of STRATEGI REVITALISASI KAWASAN SUNGAI KALIMAS DI …repository.its.ac.id/44751/2/3613100033_Inggar...
TUGAS AKHIR – RP 141501
STRATEGI REVITALISASI KAWASAN SUNGAI KALIMAS DI SURABAYA UTARA INGGAR RAYI ARBANI NRP 3613 100 033 Dosen Pembimbing HERTIARI IDAJATI, ST., M.Sc JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017
20 mm
i
TUGAS AKHIR – RP141501
STRATEGI REVITALISASI KAWASAN SUNGAI
KALIMAS DI SURABAYA UTARA
INGGAR RAYI ARBANI
3613 100 033
Dosen Pembimbing
Hertiari Idajati, ST., M.Sc
DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2017
ii
HALAMAN JUDUL
FINAL PROJECT – RP 141501
THE REVITALIZATION OF KALIMAS RIVER AREA IN NORTH
SURABAYA
INGGAR RAYI ARBANI NRP 3613 100 033 Supervisor : HertiariIdajati, S.T.,M.Sc. DEPARTMENT OF URBAN AND REGIONAL PLANNING Faculty of Civil Engineering and Planning SepuluhNopember Institute of Technology Surabaya 2017
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
v
STRATEGI REVITALISASI KAWASAN SUNGAI
KALIMAS DI SURABAYA UTARA
Nama Mahasiswa : Inggar Rayi Arbani
NRP : 3613100033
Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota
FTSP - ITS
Dosen Pembimbing : Hertiari Idajati, ST, M.Sc
ABSTRAK
Kawasan Sungai Kalimas yang berada di bagian
utara merupakan kawasan inti sejarah Kota Surabaya.
Namun seiringnya perkembangan kota yang semakin pesat,
kawasan ini mulai menunjukkan penurunan kondisi
produktivitas. Sehingga, pemerintah Kota Surabaya
membuat rencana revitalisasi Sungai Kalimas pada tahun
2006. Namun, hingga kini, revitalisasi tersebut belum
menunjukkan perubahan lingkungan yang signifikan.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi
revitalisasi kawasan Sungai Kalimas. Khususnya Surabaya
bagian Utara yang terdapat 3 titik revitalisasi, yaitu
Kawasan Pelabuhan Kalimas, Kawasan Jembatan Petekan,
dan Kawasan Jembatan Merah. Untuk mencapai tujuan
penelitian ini memiliki 3 tahap analisa. Tahap pertama
yaitu mengidentifikasi potensi dan masalah kawasan yang
dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata dengan
menggunakan Content Analysis. Tahap kedua yaitu
menganalisis efektivitas pelaksanaan program revitalisasi
yang telah dilaksanakan dengan menggunakan Content
Analysis. Kemudian, tahap ketiga yang merupakan tahap
terakhir menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang
vi
digunakan untuk merumuskan strategi revitalisasi kawasan
yang sesuai dengan potensi dan masalah kawasan.
Hasil penelitian ini berupa strategi revitalisasi
kawasan Sungai Kalimas pada masing-masing titik
revitalisasi. Dari proses analisa yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa potensi pada ketiga titik tersebut yaitu
potensi untuk wisata sejarah karena banyak bangunan
cagar budaya yang memiliki nilai historis. Permsalahan
yang telah teridentifikasi yaitu adanya ketidaksesuaian
pendapat antara pemerintah daerah dan pemerintah kota,
serta antara pemerintah dan masyarakat terkait penetapan
status cagar budaya sehingga menghambat proses
revitalisasi. Dilihat dari pelaksanaannya revitalisasi masih
pun kurang efektif. Hal ini terlihat dari relevansi, efisiensi
serta strategi yang digunakan dalam pelaksanaan
revitalisasi. Sehingga strategi yang dihasilkan yaitu pada
kawasan Pelabuhan Kalimas berupa pemberian fungsi baru
pada kawasan pelabuhan selain kegiatan pergudangan
untuk mendukung konsep Riverfront. Kemudian, pada
kawasan Jembatan Petekan berupa peningkatan kualitas
Jembatan Petekan sebagai aset bersejarah. Dan yang
terakhir pada kawasan Jembatan Merah berupa
pemanfaatan bangunan cagar budaya sebagai pusat
kesenian di Kawasan Jembatan Merah
Kata kunci: Revitalisasi, Kawasan Sungai, Kawasan Cagar
Budaya.
vii
ABSTRACT
THE REVITALIZATION OF KALIMAS RIVER
AREA IN NORTH SURABAYA
Student Name : InggarRayiArbani
Student Registration Number: 3613100033
Major/Department: Urban & Regional Planning
FTSP - ITS
Supervising Lecturer: HertiariIdajati, ST, M.Sc
ABSTRACT
Kalimas River Areain northern part of Surabaya
City represents the core historical area of Surabaya
City.However, the city’srapid development has prevented
the its productivity to reach its maximum potential.Due to
these conditions, the municipal administration of Surabaya
City has established the plan on KalimasRiver revitalization
in 2006. However, until today, the plan has yet to create any
significant environmental improvements.
This research aims at formulating a revitalization
strategy forKalimas River Area,particularly in the northern
part of Surabaya where 3 revitalization sites are located, i.e.
Kalimas Harbor Area, JembatanPetekan Area, and
Jembatan Merah Area.In order to achieve the objectives of
the research, 3 analysis stageswere conducted.The first is
identification of area’s potentials and issues that can be
further developed as the tourism area using Content
Analysis. The second stage is the analysis of the
effectiveness of the revitalization implementation through
Content Analysis. Finally, the third is the descriptive
qualitative analysis to formulate an area revitalization
strategy that in line with the area’s potentials and issues.
viii
The research has produced a KalimasRiver Area
revitalization strategy in each revitalization site. From the
analysis performed, it can be concluded that the three sites
have the potential to become historical tourism area as it
has historical heritage buildings. The research also
identified some issues on the absence of consistency in the
regional and municipal administrationsin regard to the
decision on the heritage buildings that hindered the
revitalization process. The execution of revitalizations also
ineffective as evidenced in the relevancy, efficiency and
deployment of strategy in the revitalization activities. This
can be seen in output where the strategy has added a new
function to the Harbor Area on top of the warehousing
activities in order to support the Riverfront program. In
Jembatan Petekan Area, the improvement of Jembatan
Petekan Area as historical assets. And finally, in Jembatan
Merah Area, the utilization of cultural heritage as the center
of art in the area
Keywords: Revitalization, River Area, Cultural Heritage.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karuni-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir
dengan judul “Strategi Revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas
di Surabaya Utara”. Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Strata-1 di Jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terim
kasih kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu dalam
menyelesaikan tugas akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu:
1. Mama, Papa, Mas Ghanda, Mas Ganes, dan Hangka yang
selalu memberikan doa, motivasi, restu, serta dukungan
dalam bentuk materiil maupun non materiil. 2. Ibu Hertiari Idajati, ST., M.Sc. sebagai dosen
pembimbing Metodologi Penelitian hingga Tugas Akhir
yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi dalam penyusunan tugas akhir ini.
3. Ibu Ema Umilia, ST., MT, Bapak Arwi Yudhi Koswara,
ST., MT dan Bapak Dr. Ir. Nanang Setiawan, SE., MS.
selaku dosen penguji tugas akhir yang telah memberikan saran dan komentar yang membangun untuk perbaikan
tugas akhir ini.
4. Seluruh narasumber yang terlibat dalam penelitian ini, Ibu Myrna Augusta, Bapak Michael, Bapak Heru, Bapak
Malik, Bapak Totok, serta Ibu Yayas yang telah bersedia
memberikan waktu dan ilmunya dalam penyusunan tugas akhir ini.
5. Sahabat baik Inas Yaumi, Auliyaa Syara, Lidya Yohana,
Kartika Dwi, Dea Nusa, Mega Suryaningsih, Hardianti
Fitri, dan Khairunnisa yang telah bersedia menjadi tempat
x
berkeluh kesah, penyemangat, penghilang suntuk dalam
pengerjaan tugas akhir ini.
6. Ridanti Vinita, Farah Karlina, Agnessya Balques, teman
satu atap sejak maba hingga tahun terakhir yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
7. St Ananda Yukarina, yang selalu mengingatkan dan
memberikan semangat kepada penulis. 8. Della Safira, teman se-wilayah penelitian di kawasan
Sungai Kalimas serta Anoraga Jatayu yang telah
membantu penulis dalam pembuatan peta, terimakasih atas waktu dan bantuannya.
9. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota atas seluruh bantuan dan dukungan
yang diberikan dalam penyusunan tugas akhir ini. 10. Teman se-angkatan dan se-perjuangan, OSTEON, terima
kasih atas cerita, pengalaman, dan kenangan selama masa
perkuliahan 11. Kota Surabaya, terimakasih kenangan, cerita, dan cuaca
panasnya
12. Serta pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu masukan, kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Juli 2017
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................ vii
KATA PENGANTAR .............................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................... 5
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian .................................... 5
1.4 Ruang Lingkup ........................................................... 6
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ............................................. 6 1.4.2 Ruang Lingkup Pembahasan ....................................... 6 1.4.3 Lingkup Substansi ....................................................... 6 1.5 Manfaat Penelitian ...................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................11
2.1 Revitalisasi ................................................................11
2.1.1 Revitalisasi Kawasan .................................................11 2.1.2 Masalah dan Kendala dalam Revitalisasi Kawasan .....17 2.2 Perencanaan yang Efektif ..........................................24
2.3 Sintesa Pustaka ..........................................................27
BAB III METODE PENELITIAN ............................................30
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................30
xii
3.2 Jenis Penelitian ..........................................................30
3.3 Variabel Penelitian ....................................................31
3.4 Populasi dan Sampel ..................................................35
3.5. Metode Pengumpulan Data ........................................38
3.5.1 Data Primer ................................................................38 3.5.2 Data Sekunder ............................................................38 3.6. Metode Analisis Data ................................................39
3.6.1 Mengidentifikasi potensi dan masalah/kendala
revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas yang dilakukan pemerintah di Surabaya Utara.....................................40
3.6.2 Menganalisa efektivitas program revitalisasi Kawasan
Sungai Kalimas di Surabaya Utara .............................41 3.6.3 Merumuskan strategi yang dibutuhkan untuk rencana
revitalisasi Sungai Kalimas di Surabaya Utara ............42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................45
4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi ...............................45
4.1.1 Wilayah Administratif ................................................45 4.1.2 Sejarah Kalimas .........................................................45 4.1.3 Sejarah Perkembangan Kawasan ................................48 4.1.4 Pola Penggunaan Lahan .............................................50 4.1.5 Pola Pergerakan .........................................................63 4.1.6 Kondisi Sosial Budaya ...............................................64 4.1.7 Kependudukan ...........................................................67 4.1.8 Kondisi Eksisting Bangunan di sekitar Kawasan ........75 4.2 Analisa dan Pembahasan............................................83
4.2.1 Identifikasi Potensi dan Masalah Revitalisasi Kawasan
Sungai yang Dilakukan Pemerintah di Surabaya Utara83 4.2.2 Menganalisa Efektivitas Revitalisasi Kawasan Sungai
Kalimas di Surabaya Utara ....................................... 113 4.2.3 Merumuskan Strategi yang Dibutuhkan Untuk Rencana
Revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara ................................................................................ 137
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................... 151
5.1 Kesimpulan ............................................................. 151
5.2 Rekomendasi ................................................................... 152
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 155
LAMPIRAN 1 ........................................................................ 159
LAMPIRAN 2 ........................................................................ 165
LAMPIRAN 3 ........................................................................ 167
LAMPIRAN 4 ........................................................................ 173
LAMPIRAN 5 ........................................................................ 191
LAMPIRAN 6 ........................................................................ 209
LAMPIRAN 7 ........................................................................ 225
LAMPIRAN 8 ........................................................................ 231
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kajian Pustaka Tentang Definisi Revitalisasi ............12
Tabel 2. 2 Kajian Pustaka Tentang Potensi Kawasan Revitalisasi
.................................................................................................15
Tabel 2. 3 Kajian Pustaka Tentang Masalah/Kendala Kawasan..21
Tabel 2. 4 Sintesa Pustaka Tentang Potensi dan Masalah/Kendala
Kawasan ...................................................................................22
Tabel 2. 5 Sintesa Pustaka Tentang Potensi dan Masalah/Kendala
Kawasan ...................................................................................26
Tabel 2. 6 Sintesa Pustaka Mengenai Kriteria Efektifitas ...........26
Tabel 2. 7 Sintesa Pustaka .........................................................28
Tabel 3. 1 Variabel Penelitian ..................................................32
Tabel 3. 2 Pemetaan Stakeholder ...............................................36
Tabel 3. 3 Jenis Data Sekunder Yang Dibutuhkan .....................39
Tabel 4. 1 Persebaran Sarana Persampahan tahun 2009 .............61
Tabel 4. 2 Data Kelas Jalan dan Fungsi Jalan ............................63
Tabel 4. 3 Jadwal Event Kebudayaan dan Pariwisata di Wilayah
Penelitian ..................................................................................65
Tabel 4. 4 Jumlah Penduduk Kecamatan Krembangan...............67
Tabel 4. 5 Jumlah Penduduk Kecamatan Pabean Cantian ..........67
Tabel 4. 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin pada
Kecamatan Krembangan Tahun 2014 ........................................69
Tabel 4. 7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin pada
Kecamatan Pabean Cantian Tahun 2014 ....................................69
Tabel 4. 8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur pada
Kecamatan Krembangan Tahun 2015 ........................................69
Tabel 4. 9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur pada
Kecamatan Pabean Cantian Tahun 2015 ....................................70
Tabel 4. 10 Jumlah Penduduk Kecamatan Pabean Cantian
Menurut Mata Pencaharian .......................................................72
xv
Tabel 4. 11 Jumlah Penduduk Kecamatan Krembangan Menurut
Mata Pencaharian .....................................................................73
Tabel 4. 12 Kepadatan Penduduk Kecamatan Krembangan Tahun
2015 .........................................................................................74
Tabel 4. 13 Kepadatan Penduduk Kecamatan Pabean Cantian
Tahun 2015 ...............................................................................74
Tabel 4. 14 Sebaran Cagar Budaya ............................................75
Tabel 4. 15 Pemahaman Data dalam Variabel Penggunaan Lahan
.................................................................................................85
Tabel 4. 16. Pemahaman Data dalam Variabel Letak Strategis ...87
Tabel 4. 17 Pemahaman Data dalam Variabel Aktivitas Sosial ..89
Tabel 4. 18 Pemahaman Data dalam Variabel Peninggalan
Bersejarah .................................................................................91
Tabel 4. 19 Pemahaman Data dalam Variabel Aktivitas Ekonomi
.................................................................................................95
Tabel 4. 20 Pemahaman Data dalam Variabel Ketidakserasian
Pendapat (+) .............................................................................97
Tabel 4. 21 Pemahaman Data dalam Variabel Penyusunan
Rencana .................................................................................. 115
Tabel 4. 22 Pemahaman Data dalam Variabel Relevansi ......... 119
Tabel 4. 23 Pemahaman Data dalam Variabel Pencapaian Tujuan
............................................................................................... 123
Tabel 4. 24 Pemahaman Data dalam Variabel Efisiensi ........... 125
Tabel 4. 25 Pemahaman Data dalam Variabel Strategi ............. 129
Tabel 4. 26 Hasil Analisis Sasaran 2 ....................................... 133
Tabel 4. 27 Strategi Revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas ...... 139
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Kawasan Sungai Kalimas tahun 1820 ....................46
Gambar 4. 2 Kawasan Jembatan Petekan ...................................47
Gambar 4. 3 Kawasan Sungai Kalimas saat ini ..........................47
Gambar 4. 4 Kawasan Pelabuhan Kalimas ................................48
Gambar 4. 5 Jembatan Petekan..................................................49
Gambar 4. 6 Kawasan Jembatan Merah .....................................50
Gambar 4. 7 Lokasi Fasilitas Perdagangan pada Kawasan Sungai
Kalimas ....................................................................................52
Gambar 4. 8 Pertokoan pada Kawasan Jembatan Petekan di Jl.
Kalimas Baru ............................................................................53
Gambar 4. 9 Pertokoan pada Kawasan Pelabuhan Kalimas di Jl.
Perak Timur ..............................................................................54
Gambar 4. 10 Lokasi fasilitas kegiatan pariwisata di kawasan
Sungai Kalimas .........................................................................55
Gambar 4. 11 Pergudangan tertutup pada Kawasan Pelabuhan
Kalimas ....................................................................................56
Gambar 4. 12 Pergudangan terbuka pada di Jalan Kalimas Baru 56
Gambar 4. 13 Pergudangan tipe terbuka pada Jalan Pati Unus ...57
Gambar 4. 14 Salah satu fasilitas pendukung yaitu Hotel Ibis ....58
Gambar 4. 15 Pusat Perbelanjaan yaitu Jembatan Merah Plaza ..58
Gambar 4. 16 Ketersediaan Utilitas Jaringan Listrik ..................59
Gambar 4. 17 Ketersediaan Utilitas Jaringan Telekomunikasi....60
Gambar 4. 18 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis
Kelamin ....................................................................................68
Gambar 4. 19 Bangunan Cagar Budaya yang Ada Di Kawasan
Jembatan Merah ........................................................................77
Gambar 4. 20 Peta Potensi Kawasan ....................................... 109
Gambar 4. 21 Peta Masalah Kawasan ...................................... 111
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Revitalisasi merupakan upaya untuk mengembalikan vitalitas suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah
vital, namun mengalami penurunan vitalitas baik secara fisik,
ekonomi, sosial dan budaya. Dalam proses pendekatannya, revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi
lingkungan fisik maupun non-fisik yaitu sejarah, makna, keunikan
lokasi, dan citra tempat. Maka, revitalisasi tidak hanya berorientasi pada keindahan fisik tetapi juga harus mampu
meningkatkan stabilitas lingkungan, pertumbuhan perekonomian
masyarakat, pelestarian, dan pengenalan budaya suatu kawasan
(Ichwan, 2004). Gejala penurunan kualitas fisik ruang kota dapat dengan
mudah diamati pada suatu kawasan, terutama pada kawasan kota
bersejarah/tua. Kawasan bersejarah merupakan bagian dari perjalanan sejarah yang menjadi pusat kegiatan perekonomian,
sosial, dan budaya. Kawasan tersebut umumnya berada dalam
tekanan/pengaruh pembangunan. Pembangunan dapat
menghilangkan vitalitas suatu kawasan historis diakibatkan oleh kurang terkendalinya perkembangan dan pembangunan kawasan,
sehingga menyebabkan terjadinya kehancuran kawasan, baik
secara self destruction maupun creative destruction (Wongso, 2006)
Dalam dokumen Rencana Penataan dan Revitalisasi
Sungai Kalimas tahun 2005, menurut sejarahnya, perkembangan Kota Surabaya berawal dari bagian utara kota karena bagian utara
merupakan bagian hulu sungai sehingga bagian utara ini akan
dikenang sebagai inti sejarah kota. Perkembangan Kota Surabaya
dimulai sekitar abad 18 pada masa pemerintahan kolonial Belanda, kawasan Sungai Kalimas berperan penting dalam
memacu perkembangan Kota Surabaya. Keberadaan Sungai
Kalimas sangat penting bagi Kota Surabaya karena pada saat itu
2
transportasi kota masih mengandalkan tranportasi air sehingga
Sungai Kalimas sangat berperan pembangunan kota dimana
pertumbuhan kota dan pusat kegiatan terkonsentrasi di sekitar
Kawasan Sungai Kalimas. Namun, seiring perkembangan Kota Surabaya yang
semakin pesat, kawasan sekitar Sungai Kalimas mulai
menunjukkan kondisi produktivitas yang menurun karena diakibatkan oleh menurunnya nilai properti, kondisi fasilitas dan
infrastruktur yang kurang memadai, dan juga kondisi wilayah
serta sosial dan ekonomi yang tidak terintegrasi dengan kawasan lainnya. Maka, Pemerintah Kota Surabaya berencana untuk
melakukan revitalisasi dengan tujuan untuk meningkatkan
kembali vitalitas pada kawasan sekitar Sungai Kalimas.
Pemerintah Surabaya membuat rencana revitalisasi Sungai Kalimas yang sudah di mulai sejak tahun 2006 untuk
mengembalikan peran dan fungsi Sungai Kalimas. Menurut
dokumen Rencana Penataan dan Revitalisasi Sungai Kalimas, secara umum, Sungai Kalimas direncanakan untuk menjadi
kawasan wisata yang berorientasi pada terciptanya interaksi yang
saling menguntungkan antara program pembangunan pariwisata dengan lingkungan dan masyarakat sekitar kawasan sungai.
Pemerintah memanfaatkan peluang yang dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan kawasan Sungai Kalimas diantaranya
adalah Kota Surabaya memiliki pusat perbelanjaan yang terletak di sekitar kawasan Sungai Kalimas selain itu, Kota Surabaya
memiliki kawasan bersejarah yang terletak disekitar Sungai
Kalimas. Dalam dokumen Rencana Penataan dan Revitalisasi
Sungai Kalimas pun disebutkan strategi-strategi yang
direncanakan dengan memanfaatkan peluang-peluang tersebut.
Pemerintah telah membuat beberapa strategi yang tujuannya untuk memudahkan dan mengefektifkan pengembangan kawasan
Sungai Kalimas, beberapa diantaranya yaitu menciptakan koneksi
antara Sungai Kalimas dengan kawasan bersejarah Kota Surabaya, membuka koneksi antara Sungai Kalimas dengan
3
kegiatan utama kota seperti perdagangan, mengembangkan sistem
transportasi kota (baik di darat maupun di sungai), serta
menciptakan ruang terbuka hijau baru disepanjang kawasan
Sungai Kalimas. Sehingga, mengingat lokasinya yang berada di kawasan perkotaan yang pola ruangnya sudah mapan, sempadan
Sungai Kalimas akan dimanfaatkan untuk RTH berupa taman
aktif dan jalan inspeksi serta lampu penerangan agar kondisi Sungai Kalimas tetap baik dan dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
Hal ini diperkuat dalam dokumen RTRW Kota Surabaya Tahun 2013 bahwa pemerintah mengarahkan pada kawasan stren
kali yang sudah ditertibkan tidak lagi ditempati bangunan-
bangunan liar, maka ada baiknya jika kawasan tersebut diubah
dan dibangun berbagai fasilitas publik, seperti taman kota, tempat bermain untuk anak-anak, lapangan olah raga, dan sejenisnya
yang dapat dimanfaatkan warga kota.
Dalam rencananya, dokumen Rencana Penataan dan Revitalisasi Sungai Kalimas tahun 2005, Pemerintah Kota
Surabaya membagi menjadi 9 titik revitalisasi di sepanjang
kawasan Sungai Kalimas. Kesembilan titik tersebut yaitu dari utara, adalah Jembatan Petekan, Jembatan Merah, Jembatan
Jagalan, Pasar Peneleh, Monkasel, Pasar Bunga Kayoon,
Permukiman Dinoyo-Darmokali, Jembatan BAT, dan Pintu Air
Jagir. Namun, dari ke-9 titik itu baru 3 titik yang sudah diimplementasikan sedangkan sisanya masih dalam kondisi yang
sama. Program-program revitalisasi yang telah dilakukan selama
hampir 10 tahun diantaranya yaitu pembangunan taman ekspresi berupa arena BMX yang terletak di Ketabang dan Arena Prestasi
yang terletak di belakang Grahadi, Taman Keputran, serta Taman
Jayengrono yang berada di sekitar kawasan Jembatan Merah
(suarasurabaya.net, 2014) Sejak tahun 2010, pemerintah kota mengarahkan
revitalisasi Kalimas ke Utara. Rencana revitalisasi Kalimas yang
terletak di Surabaya Utara terdapat 3 titik yaitu di Kawasan Pelabuhan Kalimas, Kawasan Jembatan Petekan, dan Kawasan
4
Jembatan Merah. Kawasan Jembatan Merah akan digarap menjadi
titik wisata sejarah. Berdasarkan pernyataan Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, terdapat upaya yang
dilakukan untuk mendukung revitalisasi di Surabaya Utara menjadi lebih baik, yaitu pembangunan Memorial Park di
Jembatan Merah serta pembenahan bangunan pun akan dilakukan
khususnya untuk bangunan berupa gudang lama yang akan dijadikan kawasan wisata air (pressreader, 2015)
Berdasarkan dokumen Rencana Penataan dan Revitalisasi
Sungai Kalimas, telah disusun rencana program untuk kawasan Pelabuhan Kalimas yaitu dengan menonjolkan kawasan
pelabuhan sebagai gerbang laut ke Surabaya dengan
menggunakan dermaga dan penumpang kapal feri sebagai daerah
tujuan wisata ditambahkan dengan panorama alam ke pelabuhan untuk memperkenalkan daerah makanan-minuman dengan
restoran yang romantis serta kafe-kafe trendi. Namun, proses
revitalisasi pada kawasan Pelabuhan Kalimas merupakan proses yang tidak mudah karena Pelabuhan Kalimas merupakan
pelabuhan rakyat yang masyarakatnya terdiri dari berbagai
macam suku serta berbagai jenis pekerjaan yang sudah membudaya sejak dahulu. Selain itu, kondisi Pelabuhan Kalimas
yang saat ini memiliki keterbatasan jam operasional akibat
kondisi Sungai Kalimas yang kurang mendukung.
(surabaya.bisnis.com dan surabaya.tribunnews.com) Sedangkan program untuk kawasan Jembatan Petekan
yaitu mengembangkan atau membangun perumahan berkepadatan
tinggi (kelas menengah) yang menghadap sungai, area pejalan kaki dan hiburan di sepanjang depan sungai yang memanfaatkan
kedekatan dengan area CBD serta program untuk membangun
kembali atau merekonstruksi Jembatan Petekan. Hal ini
dibuktikan dengan kondisi Jembatan Petekan yang masih usang dan tidak terawat sehingga terkesan kumuh.
Berdasarkan program-program pembangunan untuk
mendukung rencana revitalisasi yang telah dilakukan oleh pemerintah kota, sejak tahun 2006 hingga sekarang, namun
5
hingga sekarang baru terimplementasi sebanyak 3 titik dari ke-9
titik yang direncanakan sedangkan 6 titik sisanya masih belum
terevitalisasi (Narendro & Suryawan, 2016), sehingga
menyebabkan program revitalisasi tersebut dapat dinilai kurang efektif. Maka, perlu adanya kajian lebih lanjut terkait potensi dan
masalah pelaksanaan revitalisasi agar dapat dirumuskan strategi
yang lebih sesuai.
1.2 Rumusan Masalah
Pemerintah kota membuat rencana revitalisasi Kalimas sejak tahun 2006. Rencana Revitalisasi Kalimas terbagi menjadi 9
titik yang tersebar di sepanjang Sungai Kalimas. Di bagian
Surabaya Utara terdapat 3 titik revitalisasi yaitu Kawasan
Jembatan Merah, Kawasan Jembatan Petekan, dan Kawasan Pelabuhan Kalimas. Proses revitalisasi baru diimplementasikan di
Kawasan Jembatan Merah dengan bentuk pembangunan
Memorial Park. Namun, untuk di 2 titik lainnya belum ada perubahan yang signifikan dengan kedua titik revitalisasi tersebut.
Dari rencana yang dibuat sejak tahun 2006 dengan kondisi
eksisting masih belum terwujudnya program-program yang telah direncanakan sehingga diperlukan usaha untuk melihat efektivitas
program revitalisasi yang dilakukan di Surabaya Utara. Maka,
strategi revitalisasi yang seperti apakah yang dapat digunakan di
Kawasan Surabaya Utara?
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi dan pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Penelitian ini
bertujuan untuk merumuskan strategi yang sesuai untuk rencana
revitalisasi kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara. Untuk mencapai tujuan penelitian dibutuhkan sasaran penelitian. Sasaran
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi potensi dan masalah/kendala revitalisasi
kawasan sungai yang dilakukan pemerintah di Surabaya Utara
6
2. Menganalisa efektifitas revitalisasi kawasan Sungai
Kalimas di Surabaya Utara
3. Merumuskan strategi yang dibutuhkan untuk rencana
revitalisasi kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian yaitu ruang lingkup wilayah, ruang lingkup
pembahasan dan ruang lingkup substansi.
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup dalam penelitian ini merupakan titik-titik
revitalisasi yang terletak di Surabaya Utara yang memiliki batas wilayah sebagai berikut:
Utara : Selat Madura
Selatan : Surabaya Timur, Surabaya Pusat, Surabaya Selatan yang meliputi Kecamatan Bubutan,
Genteng, Simokerto, tambaksari, dan Mulyorejo.
Timur : Selat Madura
Barat :Surabaya Barat meliputi Kecamatan Asemrowo. Ketiga titik revitalisasi yang terletak di Kawasan Sungai
Kalimas di Surabaya Utara yaitu Kawasan Jembatan Merah,
Kawasan Jembatan Petekan, dan Kawasan Pelabuhan Kalimas.
1.4.2 Ruang Lingkup Pembahasan
Pembahasan yang diangkat dalam penelitian ini adalah perumusan strategi revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas di
Surabaya Utara. Revitalisasi yang dimaksud dibatasi pada tingkat
keefektifan dari revitalisasi kawasan yang sudah
diimplementasikan sebagian oleh pemerintah kota, serta mengetahui permasalahan dilakukan dengan mengidentifikasi
potensi dan kendala dalam pelaksanaan revitalisasi.
1.4.3 Lingkup Substansi
Batas lingkup substansi pada penelitian ini adalah teori-
teori terkait perencanaan yang efektif, revitalisasi kawasan, proses
7
revitalisasi, potensi dan masalah/kendala dalam proses
revitalisasi, efektivitas dalam hal waktu dan pelaku pelaksana.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi studi terkait strategi revitalisasi kawasan pada kasus
yang sama. Manfaat praktis penelitian ini adalah agar dapat menjadi rekomendasi bagi Pemerintah Kota Surabaya terkait
strategi yang dapat digunakan dalam revitalisasi kawasan Sungai
Kalimas serta menjadi masukan kebijakan rencana revitalisasi di kawasan Surabaya Utara.
8
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
9
PET
10
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Revitalisasi
2.1.1 Revitalisasi Kawasan Revitalisasi kawasan memiliki definisi yang luas, penting
untuk mendapatkan makna yang memiliki kesamaan pandangan.
Dalam pedoman revitalisasi kawasan, revitalisasi adalah upaya untuk meningkatkan nilai lahan/kawasan melalui pembangunan
kembali dalam suatu kawasan yang dapat meningkatkan fungsi
kawasan sebelumnya. Revitalisasi dilakukan agar vitalitas sebuah kawasan tidak terus merosot atau revitalisasi juga dilakukan agar
dapat mengembalikan vitalitas sebuah kawasan. Revitalisasi
membutuhkan keterlibatan dari berbagai stakeholder seperti
pemerintah, peran serta masyarakat dan swasta dari segi keruangan kawasan sehingga kawasan tersebut akan lebih
terintegrasi dengan sistem kota yang akan berdampak pada
peningkatan kualitas hidup masyarakat. Secara konseptual, revitalisasi merupakan usaha
meningkatkan vitalitas kawasan kota melalui peningkatan dan
pembaharuan kualitas lingkungan, dengan mempertimbangkan
aspek sosial budaya dan karakteristik kawasan. (Martokusumo, 2008).
Dalam pertemuan koordinasi dan sosialisasi Direktorat
Kota-Desa Wilayah-Timur di Jakarta tahun 2004 (Mansur, 2006) disepakati bahwa penataan dan revitalisasi kawasan adalah
serangkaian upaya untuk menata kawasan yang tidak teratur,
meningkatkan kawasan yang memiliki potensi dan nilai strategis serta mengembalikan vitalitas kawasan yang telah atau
mengalami penurunan agar kawasan-kawasan tersebut bisa
mendapatkan nilai tambah yang optimal terhadap produktivitas
ekonomi, sosial dan budaya kawasan perkotaan. Lain halnya dengan Shidarta dan Budiharjo (Mansur,
2006), mengungkapkan bahwa revitalisasi adalah merubah tempat
agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai. Sedangkan
12
makna sesuai fungsinya adalah kegunaan yang tidak menuntut
perubahan drastis, atau yang hanya memerlukan sedikit dampak
minimal.
Tabel 2. 1 Kajian Pustaka Tentang Definisi Revitalisasi
No. Sumber Teori Definisi
1. Pedoman
Revitalisasi
Kawasan
Upaya untuk meningkatkan nilai lahan /
kawasan melalui pembangunan kembali
dalam suatu kawasan yang dapat
meningkatkan fungsi kawasan
sebelumnya
2. Martokusumo
(2008)
Revitalisasi merupakan usaha
meningkatkan vitalitas kawasan kota
melalui peningkatan dan pembaharuan
kualitas lingkungan, dengan
mempertimbangkan aspek sosial
budaya dan karakteristik kawasan
3. Direktorat Kota-
Desa Wilayah-Timur
Revitalisasi kawasan adalah
serangkaian upaya untuk menata kawasan yang tidak teratur,
meningkatkan kawasan yang memiliki
potensi dan nilai strategis serta
mengembalikan vitalitas kawasan yang
telah atau mengalami penurunan agar
kawasan-kawasan tersebut bisa
mendapatkan nilai tambah yang optimal
terhadap produktivitas ekonomi, sosial
dan budaya kawasan perkotaan
4. Shidarta dan
Budiharjo
Revitalisasi adalah merubah tempat
agar dapat digunakan untuk fungsi yang
lebih sesuai.
Sumber: hasil kajian pustaka, 2016
Dari penjelasan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa revitalisasi merupakan kegiatan untuk mengembalikan
vitalitas kawasan melalui peningkatan kualitas lingkungan,
ekonomi, sosial, dan budaya. Untuk menetapkan sebuah kawasan
13
untuk direvitalisasi membutuhkan kriteria-kritria kawasan
tertentu, khususnya terkait potensi yang dapat dikembangkan.
Menurut (Martokusumo, 2008), kriteria penetapan kawasan yang
direvitalisasi dapat dirinci lebih lanjut berdasarkan gejala sebagai berikut:
a. Lahan memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut,
karena letak yang sangat strategis bagi pengembangan tata kota, dan tingkat percepatan pembangunan yang
tinggi.
b. Memiliki asset lingkungan yang menonjol, seperti peninggalan bersejarah (bangunan dan lingkungan) yang
tak tergantikan, misalnya tradisi penduduk yang khas
terhadap pemanfaatan lanskap/ruang hidupnya (cultural
landscape), unsur alami yang menarik, sumber tenaga kerja, infrastruktur dasar yang relatif memadai.
Sedangkan dalam Pedoman Revitalisasi Kawasan,
prasyarat untuk melakukan revitalisasi kawasan yaitu dengan mengidentifikasi potensi dan masalah kawasan dari segi fungsi
strategis, vitalitas ekonomi kawasan, kondisi sosial budaya,
kejelasan kepemilikan dan nilai lahan, akses transportasi dari pusat kota, keterkaitan kawasan dengan sistem kota secara
spasial, jaringan sarana prasarana dan kegiatan, kepadatan fisik
dan kependudukan, kualitas lingkungan, fasilitas kenyamanan,
pelayanan prasarana serta kelembagaan. Menurut Laretna dalam Mansur (Mansur, 2006),
revitalisasi terbagi menjadi 3 bagian pokok yaitu:
a. Konsep Menghidupkan kembali suatu tempat yang memiliki
potensi berupa pusaka alam dan budaya, sebagai salah
satu upaya pelestarian
b. Tujuan Mewujudkan kembali vitalitas kawasan dalam kegiatan
sosial-budaya, ekonomi maupun infrastruktur, dukungan
utilitas, pemugaran ataupun pengembangan lainnya hingga tercapai tujuan pelestarian
14
c. Obyek
Bentuk kegiatan dan pihak-pihak terkait sebenarnya tidak
ada bedanya dengan upaya pelestarian.
Pusaka alam yang tercantum dalam pustaka oleh Laretna yaitu berupa peninggalan-peninggalan masa lalu yang memiliki
nilai sejarah, mengandung kualitas pemikiran dan cerita fase
perkembangan budaya. Kawasan wisata kota lama dianalisis dalam dua aspek,
yaitu kondisi fisik dan kondisi non-fisik. Kondisi fisik meliputi
pola tata letak bangunan dan lingkungan, serta ruang terbuka. Pola tata letak bangunan yang dimaksud yaitu bangunan lebih
kepada pendekatan penyesuaian lahan. Kondisi non-fisik yaitu
kondisi sosial yang meliputi kondisi ekonomi dan kondisi budaya.
(Mandasari & Latief, 2013)
15
Tabel 2. 2 Kajian Pustaka Tentang Potensi Kawasan Revitalisasi
Sumber Teori
Pedoman Revitalisasi Martokusumo (2008) Laretna dalam
Mansur (2006)
Mandasari & Latief
(2013)
Fungsi Strategis Letak strategis Pusaka alam Tata letak bangunan dan
lingkungan
Vitalitas ekonomi
kawasan
Harga lahan memadai - Kondisi ekonomi
Kondisi sosial budaya Peninggalan bersejarah
(bangunan dan lingkungan)
Budaya Kondisi sosial
Kondisi budaya
Kejelasan kepemilikan
dan nilai lahan
Proses pembebasan lahan
memungkinkan
- -
Akses transportasi dari
pusat kota
- - -
Keterkaitan kawasan
dengan sistem kota secara
spasial
- - -
Jaringan sarana prasarana
dan kegiatan
- - -
Kepadatan fisik dan
kependudukan
- - -
Kualitas lingkungan Lahan - -
16
Fasilitas kenyamanan - - Ruang terbuka
Pelayanan prasarana - - -
Kelembagaan - - -
Sumber: Hasil kajian pustaka, 2016
Dari kajian pustaka terkait potensi kawasan revitalisasi diatas, maka diperoleh variabel yang
sesuai pada kawasan Sungai Kalimas yaitu letak strategis, kondisi sosial budaya yang lebih membahas
kepada tradisi yang ada pada kawasan, peninggalan bersejarah, kondisi ekonomi yang lebih membahas
kepada aktivitas ekonomi, kependudukan, dan infrastruktur terkait ketersediaan yang ada pada kawasan.
Variabel-variabel tersebut diperoleh dengan cara mempertimbangkan relevansi terhadap kondisi eksisting
wilayah penelitian dan keperluan analisis data.
17
2.1.2 Masalah dan Kendala dalam Revitalisasi Kawasan
Dalam pedoman revitalisasi kawasan, Revitalisasi
kawasan perlu dilakukan karena adanya isu dan permasalahan
sebagai berikut: a. Kemerosotan vitalitas/produktivitas kawasan
terbangun perkotaan.
b. Pentingnya peningkatan ekonomi lokal dalam pembangunan kota dan pembangunan nasional.
c. Pemberdayaan pasar dan masyarakat (market
& community enablement). d. Degradasi kualitas lingkungan kawasan.
e. Pentingnya kebhinnekaan budaya terbangun bagi
persatuan dan kesatuan bangsa.
f. Meningkatnya peran pemangku kepentingan. g. Pergeseran peran dan tanggung jawab pusat ke daerah.
Adapun permasalahan pembangunan kawasan terbangun
yaitu sebagai berikut: a. Penurunan vitalitas ekonomi kawasan terbangun,
disebabkan oleh sedikitnya lapangan kerja, kurangnya
jumlah usaha, sedikitnya variasi usaha, tidak stabilnya kegiatan ekonomi, penurunan laju pertumbuhan ekonomi,
penurunan produktivitas ekonomi, dis-ekonomi kawasan
(dis-economic of a neighbourhood), nilai properti
kawasan rendah dibandingkan kawasan sekitarnya. b. Kantong kumuh yang terisolir (enclave), disebabkan oleh
kawasan semakin tidak tertembus secara spasial,
prasarana sarana tidak terhubungkan dengan sistem kota, kegiatan ekonomi, sosial dan budaya cenderung tidak
terkait dengan lingkungan sekitarnya.
c. Prasarana sarana kurang memadai.
d. Degradasi kualitas lingkungan (environmental quality) dari beberapa aspek, yaitu kerusakan ekologi perkotaan,
kerusakan fasilitas kenyamanan kawasan.
e. Bentuk dan ruang kota dan tradisi lokal rusak oleh ”Perusakan diri-sendiri” (self-destruction), ”Perusakan
18
akibat kreasi baru” (creative-destruction). Self-
destruction merupakan bangunan pembentuk kawasan
yang hancur sendiri akibat usia bangunan yang sudah
terlalu tua serta tidak adanya usaha perawatan bangunan. Sedangkan, creative destruction merupakan kerusakan
akibat adanya kreatifitas baru yang mendorong
modernisasi di kawasan lama tersebut sehingga mengakibatkan perubahan bentuk kawasan yang
menyebabkan nilai historis dari kawasan terebut
cenderung hilang. f. Tradisi sosial dan budaya setempat dan kesadaran publik
pudar.
g. Manajemen kawasan yang terabaikan.
h. Kurangnya kompetensi dan komitmen pemda dalam mengembangkan kawasan perkotaan.
Menurut Ridwan Kamil dalam Purwantiasning (2015),
menuliskan tentang bagaimana kawasan dapat direvitalisasi, yaitu sebagai berikut:
a. Matinya aktivitas ekonomi
Salah satu permasalahan umum dalam kawasan yang perlu direvitalisasi adalah adanya kondisi kawasan yang
aktivitas ekonominya tidak mampu berkembang atau
cenderung memburuk. Hal ini pada umumnya terjadi
karena hilangnya daya kompetitif ekonomi yang tersaingi oleh kawasan lain yang lebih baik dan kompetitif. Di
Amerika Serikat banyak pusat bisnis (downtown) dengan
konsep fungsi tunggal (mono-use) di kota-kota besarnya di tahun 80-an ditinggalkan para pelaku ekonomi yang
pindah ke kawasan sub-urban. Mereka mendirikan zona-
zona komersial yang lebih dekat dengan kawasan hunian
dan juga lebih murah dan atraktif secara investasi. b. Menurunnya kualitas spasial dan fisik bangunan
Banyaknya bangunan-bangunan tua yang tidak
dipergunakan atau area-area yang dibiarkan terlantar menyebabkan matinya aktivitas ekonomi kawasan.
19
Permasalahan ini umumnya terjadi di kawasan yang
memiliki sejarah panjang sebagai sentra ekonomi di masa
lampau yang kemudian ditinggalkan karena tidak mampu
beradaptasi dengan kemajuan ekonomi modern seriring dengan kemajuan jaman.
c. Buruknya citra kawasan
Sebuah kawasan yang memiliki citra buruk seringkali ditinggalkan dan tidak diminati oleh para pelaku
ekonomi. Citra yang buruk sebuah kawasan terjadi karena
oleh aktivitas sosial yang ekstrim seperti tingginya kriminalitas, dominannya sektor informal atau kuatnya
ketidakteraturan sistem kota. Contohnya seperti di
kawasan Senen di Jakarta. Kawasan tersebut terdominasi
oleh sektor informal yang tidak terkontrol dan premanisme yang menjamur sehingga hal ini
menyebabkan banyak pelaku ekonomi yang mundur
teratur dan pindah ke kawasan lain di Jakarta yang lebih baik.
d. Tidak memadainya/memburuknya infrastruktur kawasan
Tidak memadainya sistem infrastruktur kota merupakan salah satu permasalahan lain dalam konteks ini. Sarana
transportasi dan jaringan utilitas seperti air bersih, listrik,
dan telekomunikasi yang memiliki kualitas buruk akan
menghambat aktivitas ekonomi yang terjadi sehingga menyebabkan terjadinya efek high-cost economy. Hal
tersebut menurunkan minat para pelaku ekonomi untuk
beraktivitas di kawasan tersebut. Menurut (Martokusumo, 2008), penetapan kawasan yang
direvitalisasi dapat dirinci lebih lanjut berdasarkan gejala sebagai
berikut
a. Kondisi lingkungan yang buruk, artinya ditinjau dari segi infrastruktur fisik dan sosial tidak layak lagi untuk dihuni.
Kondisi buruk tersebut mempercepat proses degradasi
lingkungan yang dipastikan justru kontra produktif terhadap proses kehidupan sosial budaya yang sehat
20
b. Tingkat kepadatan bangunan dan manusia melampaui
batas daya dukung lahan dan kemampuan infrastruktur
(prasarana dan sarana) yang ada.
c. Efektifitas pemanfaatan lahan sangat rendah, akibat terjadinya penurunan aktfitas/kegiatan atau dengan kata
lain under utilized. Hal ini dapat pula diakibatkan oleh
alokasi fungsi yang tidak tepat, termasuk lahan-lahan yang tidak memiliki fungsi yang jelas.
Sedangkan menurut Widayati (2000), dalam pelaksanaan
revitalisasi, permasalahan sering terjadi dan harus dihadapi. Permasalahannya yang sering terjadi yaitu:
a. Ketidakserasian pendapat antara pihak pemerintah dan
pihak pemilik bangunan pada kawasan yang
direvitalisasi. Hal tersebut terjadi karena pihak pemilik bangunan sering tidak mempunyai dana untuk membiayai
pemeliharaan bangunannya sementara pihak pemerintah
pun belum mampu untuk mensubsidi para pemilik bangunan tersebut.
b. Masyarakat tradisional biasanya tidak mempunyai
pendidikan yang tinggi sehingga kurangnya kesadaran untuk bersatu.
c. Munculnya para investor pada suatu kawasan tradisional
sering sekali pembangunan yang ada tidak melihat
keinginan dari masyarakat setempat. Sehingga dalam suatu kawasan tiba-tiba muncul bangunan mall (bangunan
modern) yang begitu indah dan peletakannya terpaksa
menggusur bangunan tradisional yang dahulunya dipakai oleh masyarakat setempat untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Akibatnya masyarakat setempat menjadi
asing dalam menghadapi bangunan modern tersebut.
d. Adanya inovasi budaya dari luar terhadap suatu kawasan tersebut. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum
siap menghadapinya. Selain itu juga karena masyarakat
tidak dilibatkan dalam merencanakan kawasannya sendiri. (Widayati, 2000)
21
Tabel 2. 3 Kajian Pustaka Tentang Masalah/Kendala Kawasan
Pedoman Revitalisasi Ridwan Kamil dalam
Purwantiasning (2015) Martokusumo (2008) Widayati (2000)
Penurunan vitalitas
ekonomi kawasan
terbangun
Matinya aktivitas ekonomi
- -
Kantong kumuh yang
terisolir
- - -
Prasarana sarana kurang
memadai.
Tidak
memadainya/memburuknya
infrastruktur kawasan
Kemampuan
infrastruktur (prasarana
dan sarana) yang ada
-
Degradasi kualitas
lingkungan
- Kondisi lingkungan yang
buruk
Efektifitas pemanfaatan
lahan sangat rendah
Bentuk dan ruang kota
dan tradisi lokal rusak
Menurunnya kualitas spasial
dan fisik bangunan
- -
Tradisi sosial dan
budaya setempat dan
kesadaran publik pudar
Buruknya citra kawasan
- Kurangnya kesadaran
untuk bersatu oleh
masyarakat
Adanya inovasi budaya
22
dari luar terhadap suatu kawasan tersebut
Manajemen kawasan yang terabaikan
- - -
Kurangnya kompetensi dan komitmen pemda
- - Ketidakserasian pendapat antara pihak
pemerintah dan pihak
pemilik bangunan
Munculnya para investor
pada suatu kawasan
tradisional
Sumber: Hasil kajian pustaka, 2016
Dari kajian pustaka terkait masalah/kendala kawasan revitalisasi diatas, maka diperoleh variabel
yang sesuai pada kawasan Sungai Kalimas yaitu infrastruktur yang meliputi sarana dan prasarana yang
kurang memadai pada kawasan. Variabel-variabel tersebut diperoleh dengan cara mempertimbangkan
relevansi terhadap kondisi eksisting wilayah penelitian dan keperluan analisis data.
Tabel 2. 4 Sintesa Pustaka Tentang Potensi dan Masalah/Kendala Kawasan
No. Sumber Teori Aspek Variabel Sub Variabel
23
1. Mandasari & Latief (2013) / Martokusumo
(2008) / Laretna dalam
Mansur (2006) /
Pedoman Revitalisasi /
Ridwan Kamil dalam
Purwantiasning (2015) /
Martokusumo (2008) /
Widayati (2000)
Lingkungan Penggunaan Lahan
Lahan liar/tidak terawat
Konversi lahan
Letak strategis Dekat dengan pusat kegiatan
Sosial
Budaya
Aktivitas Bentuk kegiatan
Peninggalan bersejarah Bangunan
Tradisi kebudayaan
Kependudukan Jumlah penduduk
Kepadatan penduduk
Ekonomi Aktivitas Ekonomi Variasi aktivitas ekonomi
Infrastruktur Kondisi jaringan air Ketersediaan
Kondisi jaringan listrik Ketersediaan
Kondisi jaringan
persampahan Ketersediaan
Sumber: Hasil kajian pustaka, 2016
24
Berdasarkan tabel kajian pustaka diatas tentang potensi
dan masalah/kendala kawasan telah di dapatkan beberapa variabel
yang sesuai dengan wilayah penelitian, variabel-variabel yang di
dapatkan pada masing-masing aspek yaitu terkait letak lokasi yang strategis dilihat dari lokasi titik revitalisasi yang dekat pusat
kegiatan di sekitar kawasan sungai. Kondisi sosial budaya
terutama mengenai aktivitas dan peninggalan bersejarah seperti bangunan bersejarah dan tradisi khusus di sekitar kawasan, serta
komunitas yang ada pada kawasan. Kemudian, kondisi ekonomi
terkait aktivitas kawasan yang dominan, serta kondisi infrastruktur dilihat dari ketersediaannya.
2.2 Perencanaan yang Efektif
Suatu keadaan yang menunjukkan keberhasilan kerja yang ditetapkan adalah sebuah efektivitas. Efektifitas lebih
menekankan pada hasil yang akan dicapai. Suatu program atau
organisasi yang dikatakan efektif adalah ketika program/organisasi tersebut dapat merealisasikan tujuannya.
Menurut, Hadayaningrat dalam (Yulianti, 2012),
efektivitas merupakan sebuah pengukuran suatu target kegiatan yang telah tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan
sebelumnya. Pendapat lain mengungkapkan bahwa efektivitas
dari suatu kegiatan yaitu untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan sarana dan prasarana serta sumberdaya yang tersedia. Maka, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat
menyeimbangkan sumberdaya yang digunakan dengan hasil dan
manfaat yang dihasilkan sehingga sasaran yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. (Qoroni, 2005)
Dalam sisi perencanaan, perencanaan yang efektif dapat
dillihat dari beberapa kriteria yaitu sebagai berikut (UNICEF
dalam Idajati dan Pamungkas, 2014): a. Relevansi
Program atau rencana yang dibentuk sesuai dengan
kebutuhan dan prioritas suatu kelompok, serta harus sesuai dengan program nasional pemerintah.
25
b. Pencapaian Tujuan
Program atau rencana telah sesuai dengan hasil/tujuan
yang diharapkan
c. Perencanaan yang berkelanjutan Rencana yang dihasilkan harus berkelanjutan
d. Keuntungan yang terus menerus
Implementasi program yang telah selesai harus dapat memberikan keuntungan atau keberhasilan yang terus
berlanjut.
e. Efisien Efisiensi program atau rencana dilihat dari penggunaan
dana dan implemetasi yang berjalan sesuai dengan waktu
perencanaan atau tepat waktu.
Selain itu, S.P Siagian (1978) (dalam Idajati & Pamungkas, 2014) mengemukakan mengenai kriteria pencapaian tujuan efektif
atau tidak, diantaranya sebagai berikut:
a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai artinya kesesuaian antara rencana yang dibuat dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
b. Kejelasan strategi pencapaian tujuan dimana strategi merupakan segala hal yang akan dilakukan untuk dapat
mencapai suatu tujuan. Maka, dalam hal ini, tingkat
efektifitas suatu perencanaan dapat dilihat berdasarkan
tahapan strategi yang telah disusun. c. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap,
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi
yang telah ditetapkan. Hal ini berarti kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengn usaha-usaha
pelaksanaan kegiatan operasional.
d. Perencanaan yang matang, yang berarti memutuskan
sekarang apa yang dikerjakan untuk rencana di masa depan.
e. Penyusunan program yang tepat untuk suatu rencana
yang baik masih perlu dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat. Apabila tidak
26
dijabarkan dalam program pelaksanaan yan tepat, para
pelaksana akan kurang memiliki pedoman dalam
bertindak dan bekerja.
Tabel 2. 5 Sintesa Pustaka Tentang Potensi dan
Masalah/Kendala Kawasan
UNICEF dalam Idajati dan
Pamungkas, 2014
S.P Siagian (1978) dalam Idajati
dan Pamungkas (2014)
Relevansi Penyusunan program yang tepat
Pencapaian tujuan Kejelasan tujuan yang ingin
dicapai
Perencanaan yang berkelanjutan Kejelasan strategi pencapaian
tujuan
Keuntungan terus menerus Proses analisis dan perumusan
kebijakan
Efisien Perencanaan yang matang
Sumber: Hasil kajian pustaka, 2016
Tabel 2. 6 Sintesa Pustaka Mengenai Kriteria Efektifitas
No. Sumber Teori Aspek Variabel
1. UNICEF/S.P Siagian dalam
Idajati dan
Pamungkas
(2014)
Perencanaan Penyusunan rencana
Pelaksanaan
Relevansi
Pencapaian tujuan
Efisien
Strategi
Sumber: Hasil kajian pustaka, 2016
Dari hasil kajian pustaka yang telah dilakukan mengenai efektivitas dibagi menjadi 2 aspek, yaitu aspek perencanaan yang
dilihat dari proses penyusunan rencana dalam menyusun jadwal
rencana program dan anggaran biaya yang disediakan. Kemudian, aspek pelaksanaan yang dilihat dari 4 poin yaitu relevansi yang
melihat dari sisi rencana dengan kondisi eksisting. Selain itu,
27
pencapaian tujuan, pencapaian tujuan ini dilihat dari perubahan
lingkungan yang telah terjadi dari sebelum dan sesudah
pelaksanaan program. Efisien, efisien yang melihat dari waktu
pelaksanaan program dan pelaku-pelaku yang terlibat dalam pelaksanaan program. Dan yang terakhir adalah strategi yang
melihat dari tahap-tahap pelaksanaannya untuk mencapai tujuan
revitalisasi.
2.3 Sintesa Pustaka
Dari hasil kajian pustaka yang telah dilakukan, maka
dapat dirumuskan sintesa pustaka berupa variable-variabel dan
sub variabel yang telah teridentifikasi pada masing-masing aspek yang akan digunakan untuk merumuskan strategi revitalisasi
Kawasan Sungai Kalimas yang sesuai untuk rencana revitalisasi
di Surabaya Utara. Berdasarkan hasil tinjauan teori telah didapatkan
beberapa variabel dan sub variabel. Berikut merupakan variabel
dan sub variabel yang telah teridentifikasi dari masing-masing topic pembahasan untuk menjawab penelitian. Penggunaan
variabel dan sub variabel tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Variabel dan sub variabel yang di dapatkan dari kajian
teori revitalisasi kawasan yang menjelaskan tentang definisi serta upaya-upaya menghidupkan vitalitas
kawasan berdasarkan peningkatan kualitas lingkungan,
sosial , dan ekonomi. Variabel dan sub variabel ini akan digunakan untuk menjawab sasaran pertama yaitu
identifikasi potensi dan masalah/kendala revitalisasi
kawasan sungai Kalimas di Surabaya Utara.
2. Variabel dan sub variabel yang di dapatkan dari kajian teori perencanaan yang efektif berisi variabel-variabel
yang menjelaskan efektivitas dari suatu kegiatan
revitalisasi kawasan Sungai Kalimas. Variabel dan sub variabel ini akan digunakan untuk menjawab sasaran
kedua yaitu menganalisis efektivitas pelaksanaan
revitalisasi kawasan Sungai Kalimas.
28
Tabel 2. 7 Sintesa Pustaka
No. Bahasan Aspek Variabel Sub variabel
1. Potensi dan
masalah/kendala
revitalisasi kawasan
sungai
Lingkungan Penggunaan Lahan
Lahan liar/tidak terawatt
Konversi lahan
Letak strategis Dekat dengan pusat kegiatan
Sosial
Budaya Aktivitas Bentuk kegiatan
Peninggalan bersejarah Bangunan
Tradisi kebudayaan
Kependudukan Jumlah penduduk
Kepadatan penduduk
Ekonomi Aktivitas Ekonomi Variasi aktivitas ekonomi
Infrastruktur Kondisi jaringan air Ketersediaan
Kondisi jaringan listrik Ketersediaan
Kondisi jaringan persampahan Ketersediaan
2. Efektifitas
revitalisasi kawasan
Perencanaan Koordinasi penyusunan
rencana
Peran stakeholder
Keterlibatan stakeholder
Pelaksanaan Relevansi
Kesesuaian rencana dengan
eksisting
Pencapaian tujuan Perubahan lingkungan
Efisien Waktu pelaksanaan
29
Pelaku yang terlibat
Strategi Tahapan pelaksanaan
Pelibatan masyarakat
Sumber: Hasil kajian pustaka, 2016
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan rasionalistik. Pendekatan rasionalistik merupakan
pendekatan yang menggunakan fakta empiri untuk membangun
kebenaran teori. Menurut Muhajir (1998), pendekatan rasionalistik adalah proses berpikir yang bertolak dari filsafat
rasionalisme, pemaknaan empiri dalam arti sensual, logic,
maupun etik dengan menggunakan argumentasi yang didasarkan dari hasil kajian pustaka pada suatu topic penelitian.
Penelitan ini termasuk ke dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan rasionalistik karena penelitian ini
menggunakan fakta empiri yang ada untuk membangun kebenaran teori. Tahap awal penelitian ini adalah merumuskan
indikator dan variabel berdasarkan teori-teori yang berkaitan
dengan revitalisasi kawasan sungai. Kemudian objek penelitian dilihat dalam konteksnya yang tercakup dalam teori tetapi tetap
dapat dieksplorasi sesuai kebutuhan. Tahap terakhir merupakan
tahap penarikan kesimpulan beradasrakan hasil analisis dan
didukung dengan landasan teori yang digunakan.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang artinya dari proses pengumpulan data hingga proses analisis data
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini termasuk ke
dalam penelitian kualitatif karena jika dilihat dari tujuan penelitian yaitu merumuskan strategi revitalisasi yang sesuai
untuk rencana revitalisai Kawasan Sungai Kalimas di Surabaya
sehingga dibutuhkan pendeskripsian atau pengeksplorasian lebih
mendalam mengenai nilai, makna, persepsi, dan preferensi seseorang yang berkaitan dengan rencana revitalisasi Kawasan
Sungai Kalimas, khususnya di Surabaya Utara. Selain itu, dalam
proses pengumpulan data, penelitian ini tidak berfokus pada
31
angka-angka/numerik tetapi lebih kepada informasi dalam bentuk
opini, deskripsi dan sebagainya.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam sebuah penelitian harus
mampu diukur dan didefinisikan agar dapat diujikan dengan baik.
Menurut Sugiyono dalam Heliani (2012) mengatakan bahwa variable penelitian adalah suatu kumpulan atribut atau sifat atau
nilai dari suatu obyek atau kegiatan yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dideskripsikan dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian diperoleh berdasarkan kajian pustaka dan
kemudian dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan kebutuhan
penelitian. Variabel yang akan diujikan dalam penelitian ini yaitu
seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini.
32
Tabel 3. 1 Variabel Penelitian
No. Sasaran Aspek Variabel Sub variabel Definisi Operasional
1. Mengidentifikasi
potensi dan
masalah/kendala
revitalisasi
kawasan sungai yang dilakukan
pemerintah di
Surabaya Utara
Lingkungan Penggunaan
Lahan
Lahan liar/tidak
terawatt
Adanya lahan liar/tidak
terawat
Letak strategis Dekat dengan pusat kegiatan
Lokasi dekat dengan pusat kegiatan
Sosial Budaya Aktivitas Bentuk kegiatan Adanya kegiatan yang menjadi ciri khas kawasan
Peninggalan bersejarah
Bangunan Terdapat bangunan yang memiliki nilai sejarah
Tradisi kebudayaan Adanya tradisi yang masih bertahan
Kependudukan Jumlah penduduk Jumlah penduduk di
wilayah Surabaya Utara
Kepadatan penduduk Tingkat kepadatan
penduduk
Ekonomi Aktivitas
Ekonomi
Variasi aktivitas
ekonomi
Terdapat aktivitas ekonomi
yang menjadi ciri khas
Infrastruktur Kondisi jaringan
air
Ketersediaan Adanya jaringan air
33
Kondisi jaringan listrik
Ketersediaan Adanya jaringan listrik
Kondisi jaringan persampahan
Ketersediaan Adanya jaringan persampahan
2. Menganalisa efektifitas
revitalisasi
kawasan Sungai
Kalimas di
Surabaya Utara
Perencanaan Koordinasi Penyusunan
rencana
Keterlibatan stakeholder
Adanya keterlibatan stakeholder
Peran stakeholder Adanya peran stakeholder
Pelaksanaan Relevansi Kesesuaian rencana
dengan eksisting
Ada/tidaknya relevansi
dengan eksisting
Pencapaian
tujuan
Perubahan lingkungan Adanya perubahan
lingkungan yang lebih baik
Efisien Waktu pelaksanaan Kesesuaian dengan jadwal
rencana
Pelaku yang terlibat Adanya keterlibatan dari
masing-masing stakheolder
Strategi Tahapan pelaksanaan Adanya tahapan dalam
pelaksanaan
Pelibatan masyarakat Adanya pelibatan
masyarakat
3. Merumuskan
strategi yang Hasil sasaran 1 dan sasaran 2
34
dibutuhkan untuk rencana revitalisasi
kawasan Sungai
Kalimas di
Surabaya Utara
Sumber: Hasil kajian pustaka, 2016
Perolehan data yang dibutuhkan berdasarkan variabel dan sub variabel diatas terdapat 2 cara,
yaitu survey primer dengan wawancara dan survey sekunder melalui dokumen-dokumen rencana terkait
wilayah penelitian. Untuk variabel dan sub variabel yang sifatnya kualitatif, proses pengumpulan data
dilakukan melalui survey primer dalam bentuk indepth interview, sedangkan untuk variabel dan sub
variabel yang sifatnya kuantitatif seperti kependudukan dan infrastruktur, proses pengumpulan data
dilakukan melalui survey sekunder melalui sumber data dalam bentuk dokumen-dokumen yang relevan
atau studi literature terkait yang kemudian akan dijelaskan secara rinci pada gambaran umum wilayah
yang terdapat pada Bab IV.
35
3.4 Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi revitalisasi
yang sesuai melalui identifikasi potensi serta masalah serta analisa tingkat keefektifan dari proses revitalisasi yang telah
diimplementasikan pada beberapa titik rencana revitalisasi. Maka,
populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah stakeholder-stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan implementasi
revitalisasi di Kawasan Sungai Kalimas, khususnya yang berada
di Surabaya Utara. Untuk menentukan stakeholder mana saja yang berhak menjadi sampel, maka dilakukan analisis
stakeholder. Analisis stakeholder digunakan untuk menjelaskan
stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan program revitalisasi
Kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara, melihat dari kepentingan dan pengaruh setiap stakeholder.
Sebelum dilakukan analisis pengaruh dan kepentingan,
dilakukan langkah identifikasi stakeholder yang memiliki kepentingan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Kelompok Pemerintahan
- Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya,
- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya
2. Kelompok Akademisi dan Praktisi:
- Ahli cagar budaya dalam sebuah organisasi ataupun konsultan
3. Kelompok Swasta
- PT Pelindo - Travel Agent
Berikut ini adalah tabel pemetaan stakeholder yang
dilakukan untuk mendapatkan narasumber.
36
Tabel 3. 2 Pemetaan Stakeholder
Tingkat
Kepentingan Stakeholders
Pengaruh Aktivitas Stakeholders
0 1 2 3 4 5
0
1
2
3 Travel Agent
Komunitas
4
1) IAP Jawa
Timur
2) Tokoh
Masyarakat
Akademisi bidang
cagar budaya
5
PT Pelindo III 1) Bappeko
2) Disbudpar
Sumber: Hasil anaisis stakeholder, 2016
Keterangan: : Stakeholders terpilih
37
Dari hasil analisis stakeholder, dapat diketahui bahwa
yang menjadi stakeholder kunci dalam penelitian ini adalah
Badan Perencanaan dan Pengembangan Kota Surabaya dan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata karena mereka berperan penting dalam pembangunan tersebut. Adapun kriteria yang akan
ditetapkan dalam pemilihan narasumber, yaitu sebagai berikut:
a. Kriteria Responden Kelompok A (Pemerintah)
1. Merupakan pihak yang tergabung dalam bidang
penataan ruang dan atau kebudayaan dan pariwisata, minimal 5 tahun.
2. Pernah tergabung dalam tim penyusunan rencana
revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas Kota Surabaya.
3. Pernah melakukan sosialisasi mengenai program revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas
4. Mengetahui dan memahami wilayah penelitian yaitu
kawasan Sungai Kalimas, khususnya Surabaya Utara
b. Kriteria Responden Kelompok B (Pihak Swasta)
1. Merupakan perwakilan PT Pelindo III yang
mengetahui tentang rencana revitalisasi kawasan Sungai Kalimas
2. Pernah tergabung dalam tim penyusunan rencana
revitalisasi
3. Memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan di bidangnya
c. Kriteria Responden Kelompok C (Akademisi dan
Praktisi)
1. Merupakan pihak yang memiliki
keahlian/minat/ketertarikan tentang revitalisasi dan perencanaan yang efektif
2. Pernah melakukan penelitian tentang revitalisasi
ataupun perencanaan yang efektif.
38
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data diperlukan untuk memilih
metode yang relevan dalam tahap pengumpulan data serta teknik
yang tepat. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu pengumpulan data primer dan
sekunder. Untuk lebih jelasnya terdapat dalam uraian dibawah ini.
3.5.1 Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan survey
lapangan dan in-depth interview kepada stakeholder yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian. Metode ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi lingkungan.
Survey lapangan akan dilakukan dalam beberapa kali, sedangkan
wawancara dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan terlebih dahulu yang disesuaikan dengan data yang dibutuhkan.
3.5.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data dalam bentuk
dokumen yang relevan atau studi literature terkait dengan fokus
dalam penelitian ini. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini melalui 2 cara yaitu:
a. Survey instansional
Survey ini dilakukan kepada instansi yang terkait dengan
rencana revitalisasi di Kawasan Sungai Kalimas yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya dan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya.
b. Studi literatur Studi literatur ini dilakukan dengan meninjau isi pada
dokumen-dokumen, hasil penelitian, jurnal, atau buku
yang sesuai dengan tema penelitian. Studi literatur berfungsi gambaran permasalahan serta gambaran kondisi
wilayah penelitian. Adapun data-data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
39
Tabel 3. 3 Jenis Data Sekunder Yang Dibutuhkan
No. Data Sumber Dinas
1. - Kondisi sarana
prasarana
- Alokasi fungsi
lahan yang tidak
tepat
- Kebijakan atau
rencana yang
dibuat terkait revitalisasi
- RTRW Kota
Surabaya
Tahun 2015-
2035
- Master Plan
Kota Surabaya
Badan
Perencanaan
dan
Pembangunan
Kota Surabaya
2. - Aktivitas ekonomi kawasan
- Jenis bangunan
- Bangunan-
bangunan tua
yang tidak
dipergunakan
- Kebijakan atau
rencana yang
dibuat terkait
revitalisasi
- RIPDA Kota Surabaya
- Dokumen
Inventaris
Bangunan Cagar
Budaya
Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata
Sumber: Hasil analisa, 2016
3.6. Metode Analisis Data Analisis data merupakan suatu proses runtut untuk
mengatur data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori
dan satuan uraian dasar. (Moleong, 2004). Penelitian bertujuan merumuskan strategi yang sesuai untuk revitalisasi Kawasan
Sungai Kalimas, jika dilihat dari jenis datanya, analisis yang
digunakan adalah analisis kualitatif. Untuk mendapatkan tiga sasaran yang ingin dicapai, penelitian ini meliputi tiga tahapan
analisis.
40
3.6.1 Mengidentifikasi potensi dan masalah/kendala
revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas yang dilakukan
pemerintah di Surabaya Utara
Teknik analisis yang digunakan dalam sasaran 1 yaitu untuk mengidentifikasi potensi dan masalah/kendala program
revitalisasi kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara adalah
metode Content Analysis. Content Analysis adalah metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk menentukan konsep-
konsep yang terdapat di dalam teks hasil perekaman data. Metode
analisis ini memiliki 4 prinsip, yaitu sistematis, obyektif, kuantitatif, dan isi yang nyata. (Kriyantono, 2012)
Dalam penelitian ini, metode Content Analysis digunakan
untuk mengidentifikasi potensi dan masalah di Kawasan Sungai
Kalimas khususnya di Surabaya Utara yang menjadi spot-spot program revitalisasi. Berikut ini merupakan tahapan penggunaan
Content Analysis dalam penelitian:
a. Pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara terbuka kepada stakeholder terkait kemudian hasil
wawancara di terjemahkan ke dalam transkrip
wawancara. Hal ini dilakukan karena teks atau kata-kata merupakan data awal yang dibutuhkan dalam analisis
konten untuk memulai analisis.
b. Dalam proses analisis, untuk memverifikasi teori yang
ada, terdapat proses pengkodean yang harus bersumber dari data, studi sebelumnya, dan teori. Pengkodean ini
dilakukan terhadap istilah-istilah atau penggunaan kata
dan kalimat yang relevan, atau yang paling banyak muncul dalam media komunikasi.
c. Setelah terbentuk pola pengkodean akan dilakukan
pengujian terhadap pola pengkodean dengan cara
membaca ulang semua hasil pengkodean dan kemudian ditentukan apakah hasil dari pengkodean tersebut sudah
mencapai kesepakatan antar kode untuk dijadikan dalam
satu kategori. Pengkategorian ini dilakukan dengan tujuan
41
untuk melihat sejauh mana satuan makna yang
berhubungan dengan tujuan penelitian.
d. Setelah itu, dilakukan penarikan kesimpulan dengan
menarasikan hasil dari pengkodean dan memperjelas mengenai eksplorasi data, penentuan kategori, hubungan
kategori, dan pengujian terhadap kategori dalam
menjelaskan keseluruhan data. Tahapan melakukan contenct analysis dalam menjawab
sasaran penelitian ini yaitu merumuskan variabel dan sub variabel
yang diperoleh dari kajian pustaka. Kemudian dari sub variabel tersebut ditanyakan kepada masing-masing stakeholder untuk
memperoleh potensi dan masalah di wilayah penelitian. Setelah
melakukan In depth interview, hasil wawancara di tuliskan dalam
bentuk transkrip yang kemudian akan di berikan pengkodean yang telah dibuat hingga diperoleh kesimpulan mengenai potensi
dan masalah kawasan yang akan digunakan sebagai input pada
sasaran III. Dari hasil content analysis, selanjutnya divisualisasikan ke dalam peta potensi dan masalah kawasan
Sungai Kalimas.
3.6.2 Menganalisa efektivitas program revitalisasi Kawasan
Sungai Kalimas di Surabaya Utara
Teknik analisis yang digunakan dalam sasaran 2 untuk
menganalisis efektivitas program revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara adalah metode Content Analysis.
Dalam penelitian ini, tahapan yang digunakan dalam sasaran 2
masih sama dengan sasaran 1 yaitu: a. Pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara
terbuka kepada stakeholder terkait kemudian hasil
wawancara di terjemahkan ke dalam transkrip
wawancara. Hal ini dilakukan karena teks atau kata-kata merupakan data awal yang dibutuhkan dalam analisis
konten untuk memulai analisis.
b. Dalam proses analisis, untuk memverifikasi teori yang ada, terdapat proses pengkodean yang harus bersumber
42
dari data, studi sebelumnya, dan teori. Pengkodean ini
dilakukan terhadap istilah-istilah atau penggunaan kata
dan kalimat yang relevan, atau yang paling banyak
muncul dalam media komunikasi. c. Setelah terbentuk pola pengkodean akan dilakukan
pengujian terhadap pola pengkodean dengan cara
membaca ulang semua hasil pengkodean dan kemudian ditentukan apakah hasil dari pengkodean tersebut sudah
mencapai kesepakatan antar kode untuk dijadikan dalam
satu kategori. Pengkategorian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana satuan makna yang
berhubungan dengan tujuan penelitian.
d. Setelah itu, dilakukan penarikan kesimpulan dengan
menarasikan hasil dari pengkodean dan memperjelas mengenai eksplorasi data, penentuan kategori, hubungan
kategori, dan pengujian terhadap kategori dalam
menjelaskan keseluruhan data. Tahapan melakukan contenct analysis dalam menjawab
sasaran penelitian ini yaitu merumuskan variabel dan sub variabel
yang diperoleh dari kajian pustaka. Kemudian dari sub variabel tersebut ditanyakan kepada masing-masing stakeholder untuk
memperoleh kondisi pelaksanaan program revitalisasi yang telah
dilakukan di wilayah penelitian. Setelah melakukan In depth
interview, hasil wawancara di tuliskan dalam bentuk transkrip yang kemudian akan di berikan pengkodean yang telah dibuat
hingga diperoleh kesimpulan mengenai variabel dan sub variabel
mana yang efektif atau tidak efektif dalam pelaksanaan program revitalisasi kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara yang akan
dijadikan sebagai input pada sasaran III. Sehingga dapat diberikan
strategi untuk variabel atau sub variabel yang belum efektif.
3.6.3 Merumuskan strategi yang dibutuhkan untuk rencana
revitalisasi Sungai Kalimas di Surabaya Utara
Dalam tahap ini yaitu tahap perumusan strategi revitalisasi, dibutuhkan hasil content analysis dari sasaran 1 dan
43
sasaran 2. Untuk menghasilkan strategi yang dapat digunakan
dalam revitalisasi kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara,
akan digunakan analisis deskriptif kualitatif. Dari variabel yang
tidak efektif kemudian disandingkan dengan kondisi eksisting serta potensi masalah yang ada di setiap lokasi. Untuk lebih
implementatif, ditambahkan best practice yang sesuai dengan
topic penelitian sehingga terumuskan strategi yang sesuai dengan kondisi kawasan Sungai Kalimas.
44
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi
4.1.1 Wilayah Administratif Wilayah studi yang terletak di Surabaya Utara merupakan
kawasan yang memiliki banyak bangunan cagar budaya
peninggalan Bangsa Belanda karena kawasan tersebut merupakan awal dari perkembangan Kota Surabaya. Dalam perwilayahan tata
ruang Kota Surabaya, Sungai Kalimas berada pada wilayah Unit
Pengembangan (UP) Tanjung Perak, UP. Tunjungan, UP. Darmahusada dan UP. Wonokromo. Secara administratif wilayah
studi memiliki batas wilayah yaitu sebagai berikut:
Sebelah Utara : Selat Madura
Sebelah Selatan : Surabaya Timur, Surabaya Pusat, Surabaya Selatan yang meliputi
Kecamatan Bubutan, Genteng,
Simokerto, tambaksari, dan Mulyorejo.
Sebelah Timur : Selat Madura
Sebelah Barat : Surabaya Barat meliputi
Kecamatan Asemrowo Ketiga titik tersebut yaitu Kawasan Jembatan Merah,
Kawasan Jembatan Petekan, dan Kawasan Pelabuhan Kalimas.
4.1.2 Sejarah Kalimas
4.1.2.1 Masa Lalu Kalimas
Sungai Kalimas merupakan pecahan sungai Brantas yang mengalir ke arah timur laut membelah kota Surabaya hingga
akhirnya bermuara di Selat Madura. Dalam sejarahnya, Surabaya
adalah sebuah desa di tepi sungai yang berfungsi sebagai tempat
penyeberangan. Sungai Kalimas yang posisinya cukup strategis menjadi salah satu gerbang lalu lintas sungai pada abad ke-14.
Hal ini membuktikan bahwa Sungai Kalimas sudah menjadi
pelabuhan dagang sejak ratusan tahun silam.
46
4.1.2.2 Kalimas abad 19-20
Pada zaman kolonial Belanda, Sungai Kalimas menjadi
sarana transportasi air yang begitu ramai. Aktivitas hilir mudik perdagangan sangat terasa di kawasan tersebut. Mulai dari sekitar
kawasan laut hingga menjulur jauh ke kawasan tengah kota
seperti daerah Jembatan Merah sampai Kayun. Oleh karena itu, perkembangan dan pertumbuhan kota Surabaya pada masa itu
seolah-olah mengikuti kawasan sepanjang Sungai Kalimas.
Permukiman dan perdagangan tumbuh pesat di tepi sungai sehingga pemerintah kolonial menjadikan Kalimas sebagai daya
pikat pertumbuhan kota. Pemekaran dan perluasan Kota Surabaya
terus terjadi hingga membentuk kawasan Denstad (Kota Bawah)
atau Oude Stad (Kota Tua). Kawasan perekonomian pada masa itu dibangun di wilayah utara Kalimas.
Gambar 4. 1 Kawasan Sungai Kalimas tahun 1820
Sumber: djawatempoedoeloe.multiply.com
47
Gambar 4. 2 Kawasan Jembatan Petekan
Sumber: djawatempoedoeloe.multiply.com
4.1.2.3 Kalimas Saat Ini
Pada masa pemerintahan Republik Indonesia, seiring
dengan berlangsungnya pembangunan-pembangunan yang terus dilaksanakan, pertumbuhan perekonomian Kota Surabaya tidak
lagi berpusat di Kalimas. Hal tersebut disebabkan perkembangan
infrastruktur dan permukiman yang tersebar di penjuru kota sehingga sebagian kawasan Kalimas mulai tak tersentuh
pembangunan.
Gambar 4. 3 Kawasan Sungai Kalimas saat ini
Sumber: Survey Primer, 2017
48
4.1.3 Sejarah Perkembangan Kawasan
4.1.3.1 Kawasan Pelabuhan Kalimas/Pelayaran Rakyat
Pelabuhan Kalimas merupakan pelabuhan tradisional Kota Surabaya yang sampai saat ini masih digunakan sebagai
tempat untuk melakukan bongkar muat barang. Kapal-kapal yang
berada pada Pelabuhan Kalimas ini adalah kapal kayu. Pada zaman dulu, Pelabuhan Tanjung Perak belum ada.
Sementara itu pelabuhan lautnya yang berada di muara Sungai
Kalimas terbagi menjadi 2 yaitu Westerkade Kalimas dan Osterkade Kalimas. Daerah timur kalimas merupakan daerah
perdagangan, mulai dari Kembang Jepun, Cantikan, Kapasan
sedangkan yang termasuk daerah barat kalimas antara lain jalan
Gresik, Kalisosok dan sekitar Tanjung Perak. Hingga saat ini Pelabuhan Kalimas masih menarik untuk
dikunjungi karena masih ada kapal-kapal tradisional yang
menjadi sarana transportasi perdagangan.
Gambar 4. 4 Kawasan Pelabuhan Kalimas
Sumber: Samuel Hartono, 2007
4.1.3.2 Kawasan Jembatan Petekan
Jembatan Petekan merupakan jembatan tua dan
merupakan salah satu warisan bersejarah dari zaman Belanda.
49
Pada zaman dulu, jembatan ini dipakai sebagai sarana
penyebrangan antara Sungai Kalimas dan Selat Madura. Nama
Petekan berasal dari bahasa Jawa, Petek, yang artinya di pencet
atau di tekan karena jembatan ini akan terbuka bila ditekan agar kapal dapat memberi ruang bagi kapal yang akan melintas.
Jembatan ini yang dahulunya bernama Ophaalbrug,
memang di desain sebagai jembatan gantung yang menjadi jalur transportassi utama perahu dan kapal tradisional yang membawa
barang menuju kawasan perdagangan di Kembang Jepun.
Namun, seiring perkembangan waktu, pada kawasan Jembatan Petekan terjadi pendangkalan yang sangat signifikan
sehingga mengakibatkan sungai tak dapat dijadikan sarana
transportasi bagi kapal-kapal tersebut. Maka, hal ini yang
menyebabkan Jembatan Petekan tidak dapat difungsikan lagi.
Gambar 4. 5 Jembatan Petekan Sumber: Ririn Dina Mutfianti, 2012
4.1.3.2 Kawasan Jembatan Merah Pada masa pemerintahan Belanda, kawasan Jembatan
Merah menjadi pusat kota di masa itu karena Kalimas yang
50
menjadi jalur perdagangan dan lalu lintas ekonomi pada masa
silam sehingga kawasan tersebut menjadi hidup dengan adanya
aktivitas perekonomian. Pusat perdagangan di Kawasan Jembatan
Merah terletak di Jalan Rajawali, hal ini terlihat dari adanya beberapa bangunan-bangunan penting yang mendukung aktivitas
perdagangan, seperti Gedung Perusahaan Perdagangan Inggris
yang terkenal dengan sebutan Gedung Cerutu, Gedung Dunlop yang merupakan gedung perusahaan dagang, dan Gedung
Sindikat Gula NIVAS (sekarang Kantor PTPN Korwil II/VII-
XIII). Selain itu, kawasan Jembatan Merah menjadi kawasan
permukiman yang padat karena sebagian besar masyarakat
bertempat tinggal di bibir Kalimas.
Gambar 4. 6 Kawasan Jembatan Merah
Sumber: Ririn Dina Mutfianti, 2012
4.1.4 Pola Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan pada kawasan Sungai Kalimas
yaitu perumahan penduduk yang terdiri dari perumahan dan permukiman, perdagangan dan jasa, fasilitas umum, dan
pergudangan. Pada kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara di
dominasi oleh pergudangan, perdagangan dan jasa. Berikut ini
51
merupakan penjelasan mengenai pola penggunaan lahan pada
wilayah penelitian.
4.1.4.1 Permukiman
a. Kawasan Jembatan Merah
Berdasarkan RDTRK Kota Lama Jembatan Merah,
penggunaan lahan sebagai permukiman di kawasan Jembatan Merah merupakan penggunaan lahan yang dominan namun
terletak pada bagian dalam dari setiap koridor jalan. Kondisi
bangunan permukiman pada kawasan ini yaitu rumah kecil namun tertata secara baik. selain itu, terdapat pula bangunan
perumhan dengan bentuk fasad yang menggambarkan kota lama
yaitu bangunan rumah dengan model kolonial Belanda.
b. Kawasan Jembatan Petekan dan Kawasan Pelabuhan
Kalimas
Lokasi penelitian yang berada pada Kecamatan Pabean
Cantian, berdasarkan RTRW Surabaya tahun 2013 merupakan kawasan pelabuhan sehingga kawasan ini cukup potensial bagi
pengembangan perdagangan dan pergudangan. Selain itu,
kawasan ini dekat dengan Surabaya bagian barat yang sebagaian besar lahannya digunakan untuk industri. Pengembangan
perumahan dan permukiman bagi kawasan dengan kepadatan
tinggi yang sesuai adalah secara vertikal dan horizontal bagi zona
dengan kepadatan rendah.
4.1.4.2 Perdagangan dan Jasa
a. Kawasan Jembatan Merah Berdasarkan dokumen Rencana Penataan dan Revitalisasi
Sungai Kalimas, kegiatan perdagangan yang berada di kawasan
sekitar Sungai Kalimas memiliki cakupan skala pelayanan
kawasan hingga kota. Jenis fasilitas perdagangannya dapat dikelompokkan menjadi perdagangan modern dan tradisional.
Kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara memiliki
fasilitas perdagangan modern dengan skala pelayanan regional yaitu Jembatan Merah Plaza (JMP) yang terletak di Kecamatan
52
Krembangan. Selain dalam bentuk plasa, juga terdapat fasilitas
perdagangan yang berupa pertokoan (ruko) serta pasar tradisional
yaitu Pasar Ikan Pegirian. Untuk lebih memperjelas lokasi
fasilitas perdagangan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4. 7 Lokasi Fasilitas Perdagangan pada Kawasan Sungai Kalimas
Sumber: Dokumen Rencana Penataan dan Revitalisasi Kalimas
b. Kawasan Jembatan Petekan
Berdasarkan RDTRK UP Tanjung Perak, perdagangan dan jasa di kawasan Jembatan Petekan menurut fungsi serta skala
pelayanannya terdiri dari pertokoan yang melayani lokal dan
regional dan PKL yang melayani lokal dan lingkungan. Jenis perdagangannya di dominasi oleh kegiatan perdagangan yang
mendukung kegiatan pelabuhan seperti pelayanan
perjalanan/travel, penginapan/hotel, penjualan tiket, restoran/rumah makan.
Jembatan Merah Plaza
(JMP)
Pasar Ikan Pegirian
Keterangan:
53
Gambar 4. 8 Pertokoan pada Kawasan Jembatan Petekan di Jl. Kalimas
Baru Sumber: Survey Primer, 2017
c. Kawasan Pelabuhan Kalimas
Berdasarkan RDTRK UP Tanjung Perak, perdagangan
dan jasa di kawasan Pelabuhan Kalimas menurut fungsi serta
skala pelayanannya terdiri dari pertokoan yang melayani lokal dan regional. Jenis perdagangannya didominasi oleh kegiatan
perdagangan dan jasa yang mendukung kegiatan pelabuhan
seperti pelayanan perjalanan/travel, penginapan/hotel, penjualan tiket, restoran/rumah makan, swalayan. Lokasi perdagangan dan
jasa pada kawasan ini terletak pada Jl. Perak Barat dan Jl. Perak
Timur.
54
Gambar 4. 9 Pertokoan pada Kawasan Pelabuhan Kalimas di Jl. Perak
Timur Sumber: Survey Primer, 2017
4.1.4.3 Fasilitas Kegiatan Pariwisata Berdasarkan dokumen Rencana Penataan dan Revitalisasi
Sungai Kalimas, fasilitas kegiatan Pariwisata disekitar Sungai
Kalimas merupakan sarana rekreasi yang cukup diminati oleh
warga Kota Surabaya maupun warga dari luar Kota Surabaya. Beberapa fasilitas dan kegiatan pariwisata yang ada pada wilayah
penelitian yaitu:
a. Kawasan Pelabuhan Kalimas dan Jembatan Petekan Monumen Jalesveva Jayamahe (Poin 1 dalam gambar
4.8) yang berada di kawasan Pangkalan Angkatan Laut
Armada Timur. Letaknya relatif berdekatan dengan
muara Sungai Kalimas di bagian utara. Kawasan Pelabuhan Kalimas dan Kawasan Jembatan Petekan
berdekatan dengan lokasi monumen Jalesveva Jayamahe.
b. Kawasan Jembatan Merah - Masjid Ampel (Poin 2 dalam Gambar 4.8) yang berada di
Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir. Masjid ini
merupakan kawasan wisata religi yang banyak dikunjungi
55
oleh umat Islam dari berbagai daerah. Kawasan Jembatan
Merah berdekatan dengan lokasi Masjid Ampel.
- Pusat makanan Kya-Kya (Poin 3 dalam Gambar 4.8)
yang berada di kawasan Kembang Jepun. Kawasan ini bercirikan kawasan Pecinan. Kawasan Jembatan Merah
berdekatan dengan pusat makanan Kya-Kya.
Lokasi fasilitas kegiatan pariwisata di sekitar kawasan Sungai Kalimas dapat dilihat pada Gambar 4.8 yang digambarkan
dalam bentuk poin-poin.
Gambar 4. 10 Lokasi fasilitas kegiatan pariwisata di kawasan Sungai
Kalimas Sumber: Dokumen Rencana Penataan dan Revitalisasi Kalimas
4.1.4.4 Pergudangan dan Industri
a. Kawasan Pelabuhan Kalimas
Kegiatan pergudangan dan industri di wilayah penelitian
berada di kawasan Jalan Kalimas, baik Kalimas Timur maupun
Kalimas Barat. Pada kawasan tersebut banyak terdapat bangunan pergudangan yang dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan
perdagangan dan ekspedisi yang berada di Pelabuhan Tanjung
Perak dan Pelabuhan Tradisional Kalimas. Pergudangan pada
56
kawasan ini merupakan gudang dengan tipe tertutup dan tipe
terbuka.
Gambar 4. 11 Pergudangan tertutup pada Kawasan Pelabuhan Kalimas
Sumber: Survey primer, 2017
Gambar 4. 12 Pergudangan terbuka pada di Jalan Kalimas Baru
Sumber: Survey Primer, 2017
b. Kawasan Jembatan Petekan Berdasarkan dokumen RDTRK UP Tanjung Perak,
kegiatan industri dan pergudangan yang berkembang umumnya
adalah kegiatan yang mendukung kegiatan pelabuhan yang terletak pada koridor jalan utama menuju Utara, seperti Jalan
Kalimas Barat, Jalan Pati Unus, Jalan Kalimas Baru. Pergudangan
pada kawasan ini merupakan gudang dengan tipe terbuka.
57
Gambar 4. 13 Pergudangan tipe terbuka pada Jalan Pati Unus
Sumber: Survey Primer, 2017
c. Kawasan Jembatan Merah
Berdasarkan dokumen RDTRK Kawasan Kota Lama
Jembatan Merah, industri dan pergudangan pada kawasan ini merupakan penggunaan lahan yang tidak dominan atau hanya
sebagian kecil dalam persentasenya. Pergudangan pada kawasan
ini merupakan gudang dengan tipe tertutup.
4.1.4.5 Fasilitas
a. Kawasan Jembatan Merah
Fasilitas yang dibahas dalam penelitian ini merupakan fasilitas yang mendukung kegiatan pariwisata, sosial dan budaya
di wilayah studi. Fasilitas pendukung kegiatan pariwisata, sosial
dan budaya tersebut meliputi perhotelan/penginapan, rumah
makan, pusat perbelanjaan, dan peribadatan. Berdasarkan RIPDA Kota Surabaya, dari jenis fasilitas
dan pola perdagangannya fasilitas perdagangan yang terdapat
pada kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara ini dikategorikan modern dan memiliki layanan skala kota, salah
satunya adalah Jembatan Merah Plaza (JMP). Selain dalam
bentuk plasa terdapat juga fasilitas perniagaan yang berupa pertokoan (Ruko).
Pada wilayah studi terdapat fasilitas
perhotelan/penginapan yaitu salah satunya Hotel Ibis. Fasilitas
sosial dan budaya yang ada diantaranya adalah Masjid Ampel yang berada di kawasan Kelurahan Ampel serta bangunan ibadah
58
milik masyarakat lainnya. Kemudian terdapat pusat makanan
Kya-Kya yang letaknya relative berdekatan dengan Kawasan
Jembatan Merah.
Gambar 4. 14 Salah satu fasilitas pendukung yaitu Hotel Ibis
Sumber: Survey primer, 2017
Gambar 4. 15 Pusat Perbelanjaan yaitu Jembatan Merah Plaza
Sumber: Survey primer, 2017
b. Kawasan Jembatan Petekan dan Kawasan Pelabuhan
Kalimas
Fasilitas yang didominan dalam kawasan ini merupakan
fasilitas yang mendukung kegiatan pelabuhan. Fasilitas
pendukung kegiatan pelabuhan tersebut meliputi perhotelan/penginapan, rumah makan, swalayan, pergudangan.
59
4.1.4.6. Utilitas
Utilitas yang akan dibahas pada ketiga lokasi meliputi
jaringan listrik, air bersih, drainase, persampahan, dan jaringan
telekomunikasi. Berikut penjelasan mengenai utilitas di wilayah penelitian yang meliputi Kecamatan Pabean Cantian dan
Kecamatan Krembangan.
a. Jaringan listrik Berdasarkan dokumen RTRKS Kota lama Surabaya dan
UP Tanjung Perak, distribusi jaringan listrik yang ada
pada kawasan saat ini sudah memenuhi kebutuhan skala rumah tangga, industri, kebutuhan sosial dan penerangan
jalan umum. Jenis jaringan listrik SUTM 20 kV yang
terdistribusi mengikuti jalan arteri primer yang melalui
Kecamatan Krembangan, Kecamatan Pabean Cantikan, dan Kecamatan Semampir. Jaringan SUTR 220V-380V
yang terdistribusi mengikuti jalan lingkungan yang
melayani kebutuhan listrik rumah tangga. Kemudian, jaringan air bersih di wilayah penelitian dilalui jaringan
pipa PDAM yang berdiameter Ǿ200- Ǿ800 dan memiliki
sistem penyediaan dan distribusi secara merata.
Gambar 4. 16 Ketersediaan Utilitas Jaringan Listrik
Sumber: Survey primer, 2017
60
b. Jaringan drainase
Kawasan Surabaya Utara, selain dilewati Sungai Kalimas
sebagai saluran drainase primer, juga dilewati saluran
sekunder yaitu saluran Sidotopo, serta beberapa saluran tersier yang jenisnya tertutup.
c. Jaringan telekomunikasi Jaringan telekomunikasi di kawasan Surabaya Utara telah
terebar secara merata di masing-masing kelurahan, serta
adanya telepon seluler yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Gambar 4. 17 Ketersediaan Utilitas Jaringan Telekomunikasi
Sumber: Survey primer, 2017
d. Jaringan air bersih
Berdasarkan RDTRK UP Tanjung Perak, distribusi
jaringan pipa air bersih di wilayah penelitian dikelola oleh PDAM setempat. Jumlah kebutuhan air bersih dalam skala rumah tangga
saat ini sebesar 35.688.150 liter/hari. Kebutuhan air bersih skala
perkantoran 3.568.815 liter/hari, industri dan perdagangan sebesar 24.981.705 liter/hari.
Hampir seluruh wilayah Kecamatan Pabean Cantian dan
Kecamatan Krembangan sudah dilalui jaringan pipa PDAM
61
berdiameter Ǿ200- Ǿ800 dan memiliki sistem penyediaan dan
distribusi secara merata hingga saluran rumah.
e. Jaringan persampahan Berdasarkan RDTRK UP Tanjung Perak, sistem
pembuangan sampah pada wilayah penelitian secara keseluruhan
sudah terakomodasi pada masing-masing kecamatan, hal ini dapat dilihat dari keberadaan sarana LPS dan Depo yang tersebar di
seluruh kelurahan.
Tabel 4. 1 Persebaran Sarana Persampahan tahun 2009
No Kecamatan/Kelurahan Jumlah (Unit)
LPS Depo Sampah
Pabean Cantian
1 Bongkaran 4 -
2 Nyamplungan 1 -
3 Krembangan Utara 2 -
4 Perak Timur 2 -
5 Perak Utara 4 -
Krembangan
1 Dupak 1 1
2 Kemayoran - 1
3 Krembangan Selatan 2 -
4 Morokrembangan - -
5 Perak Barat 1 1
Sumber: RDTRK UP Tanjung Perak, 2009
Sistem pengelolaan sampah pada wilayah penelitian
dilakukan dengan sistem kolektif pada kawasan permukiman.
Sampah rumah tangga yang dihasilkan akan dikolektifkan dan kemudian dibuang pada LPS atau depo terdekat. Pengelolaan
sampah pada kawasan industri/pergudangan dipilah berdasarkan
tingkat pengelolaanya seperti sampah sisa plastic, kaleng, dan karet. Sedangkan, untuk kawasan perdagangan seperti pada
62
komplek pertokoan Pecinan, sarana persampahan berupa bak
sampah sudah terakomodasi.
4.1.4.7 Jaringan Transportasi Sungai Kalimas yang melintas di tengah Kota Surabaya,
disekitar sungai Kalimas terdapat jaringan jalan kota.
Berdasarkan dokumen Rencana Penataan dan Revitalisasi Kalimas, jaringan jalan utama kota yang berada di sekitar Sungai
Kalimas berupa jalan yang berada di tepi. Jalan yang berada di
tepi sungai adalah Jalan Kalimas, Jalan Jembatan Merah, Jalan Kembang Jepun, Jalan Karet. Jenis perkerasan pada ruas-ruas
jalan di wilayah penelitian berupa perkerasan aspal.
Di wilayah penelitian hanya terdapat 1 unit terinal
angkutan umum yang bersifat sementara yang terletak di sekitar kawasan perdagangan Jembatan Merah Plaza (JMP) yang
berdekatan dengan Taman Jayengrono.
Wilayah penelitian dilewati oleh beberapa jalur lyn yang memiliki rute di dalam maupun di luar wilayah perencanaan yaitu
lyn K, M, N, Q, R, Z, DP, BJ, LMJ, WL, DA, dan DP. Dari 12
lyn yang ada pada wilayah penelitian, terdapat 11 rute lyn yang melewati wilayah penelitian dalam rute keberangkatan maupun
kembali, kecuali untuk lyn DA yang hanya melewati wilayah
penelitian dalam rute keberangkatan.
Selain dilewati oleh lyn, kawasan ini memiliki rute bus kota yaitu F, P1, P3, P4, P5, dan PAC1 yang semuanya melewati
wilayah penelitian dalam rute keberangkatan maupun kembali.
4.1.4.8 Jaringan Jalan
Dalam UU No. 38/2004 disebutkan bahwa jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bagian pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan
tanah, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. berikut
ini merupakan nama jalan beserta kelas jalan dan fungsi jalan yang berada di wilayah penelitian.
63
Tabel 4. 2 Data Kelas Jalan dan Fungsi Jalan
No. Nama Jalan Kelas Jalan Fungsi Jalan
1 Jl. Kalimas Barat - Lokal
2 Jl. Kalimas Baru II Kolektor sekunder
3 Jl. Bibis IIIB Lokal
4 Jl. Karet IIIB Kolektor sekunder
5 Jl. Kembang Jepun IIIB Arteri sekunder
6 Jl. Kalimas Timur - Kolektor sekunder
7 Jl. Indrapura IIIB Arteri sekunder
8 Jl. Rajawali IIIB Arteri sekunder
9 Jl. Benteng IIIC Kolektor sekunder
10 Jl. Pati Unus IIIC Lokal
11 Jl. Jembatan Merah IIIB Arteri sekunder
Sumber: Kompilasi data, 2017
4.1.5 Pola Pergerakan
Secara spasial, pola pergerakan di wilayah penelitian
terbagi menjadi pola pergerakan orang dan barang. Pola
pergerakan orang yang terbentuk dari aktivitas-aktivitas dari tempat asal ke tempat tujuan. Pada wilayah penelitian yang
berperan sebagai pembangkit pergerakan adalah permukiman.
Sedangkan, yang berperan sebagai penarik pergerakan di wilayah
penelitian adalah kawasan religi Sunan Ampel, kawasan perdagangan dan jasa, serta kawasan pergudangan. Intensitas
pergerakan terlihat meningkat pada jam-jam sibuk pada pagi,
siang, dan sore hari sehingga ketika malam hari kawasan ini akan menjadi sepi.
Sedangkan pola pergerakan barang dipengaruhi oleh
produksi dan konsumsi. Pola pergerakan barang di wilayah penelitian terjadi di beberapa ruas jalan pada kawasan
perdagangan dan jasa yaitu di Jalan Kembang Jepun, kawasan
pergudangan di Jalan Kalimas Barat. Jalan Kalimas Timur, Jalan
Panggung, dan Jalan Karet. Pola pergerakan barang ini menjadi penyebab titik lokasi rawan macet di beberapa ruas jalan terutama
64
pada pagi hari hingga sore hari. Moda angkutan barang yang
digunakan berupa mobil box, truk kecil, mobil niaga, hingga truk-
truk besar dan container peti kemas yang melintas di Jalan
Indrapura menuju Pelabuhan Tanjung Perak dan Gresik untuk melayani kegiatan industri.
4.1.6 Kondisi Sosial Budaya
a. Kawasan Jembatan Merah Kota Surabaya bagian Utara yang menjadi awal
perkembangan Kota Surabaya memiliki ciri khas structural yang menjadi salah satu bukti bahwa di kawasan tersebut terjadi
dinamika sosial dan kebudayaan masyarakat yang menyatu dalam
proses akulturasi dan inkulturasi budaya. Berdasarkan sejarahnya,
ketika Surabaya berada di bawah pimpinan Belanda, terjadi pembagian wilayah menjadi 3 komunitas yaitu etnis Tionghoa,
etnis Arab, dan etnis Eropa. Upaya pemisahan tersebut
menimbulkan dinamika sosial dan kebudayaan yang berbeda. Hingga sampai saat ini etnis yang masih bertahan adalah etnis
Tionghoa dan etnis Arab.
Dalam proses integrasinya dengan penduduk pribumi, keberadaan etnis Arab di Indonesia tidak ada masalah. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal yaitu (1) secara ekonomi umumnya
mereka (etnis Arab) tidak jauh berbeda dengan penduduk
pribumi di sekitarnya, tetapi mereka biasanya melakukan kegiatan ekonomi yang khas, sebagai pedagang; (2) dari segi budaya juga
terdapat perbedaan yang cukup menonjol serta kekhasan yang
berbeda dengan perkampungan lain, seperti yng terlihat di Kampung Ampel, Surabaya. Kekhasan ini ditandai oleh
manifestasi Agama Islam dalam kehidupan kesehariannya.
Misalnya, dalam melakukan kegiatan perdagangan, mereka
umumnya lebih berorientasi pada peralatan ibadah Agama Islam. Selain itu, dalam berkomunikasi antar mereka masih ada beberapa
yang menggunakan bahasa Arab, serta dalam hal kesenian pun
masih bercirikan Islam. Etnis Arab cenderung bergaul dengan etnis Jawa dibanding etnis lain. Berbeda dengan integrasi etnis
65
Tionghoa yang hingga kini masih cukup rawan karena masih
rentan terjadi konflik dan permasalahan.
Etnis Cina di Surabaya sudah berada di Surabaya
sebelum bangsa Eropa datang ke Surabaya. Orang-orang Cina datang kesini dengan berbagai profesi, yaitu mulai dari pedagang,
tukang kayu, tukang logam, pengelola penggilingan beras,
pengelola tanah pertanian, dan lain-lain. Adapun tradisi yang dilakukan oleh masyarakat etnis
Cina seperti Imlek. Tradisi masyarakat etnis Cina dalam perayaan
Imlek memiliki keunikan tersendiri. Bagi mereka perayaan Imlek tidak hanya sekedar momen pergantian tahun, tetapi juga
memiliki makna permohonan dalam kehidupan sehingga mereka
akan melakukan sembahyang ke klenteng, penghormatan kepada
para leluhur di rumah-rumah keluarga dan saling berkunjung ke sanak keluarga dan bersantap bersama. Keseluruhan tradisi
perayaan tersebut dilakukan di beberapa klenteng yang berada di
kawasan Surabaya Utara tepatnya di kawsan Pecinan yaitu Kembang Jepun.
Dalam perkembangannya, muncul event-event di wilayah
penelitian yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Jadwal Event Kebudayaan dan Pariwisata di Wilayah
Penelitian
Jadwal Acara Waktu Lokasi
January Pameran Fotografi
Imlek
13 Jan-16 Peb House of
Sampoerna
Tur Tematik Pertengahan
Januari
House of
Sampoerna
February - - -
Maret Tur Tematik SHT:
“Temple Track”
1-31 Maret House of
Sampoerna
Pameran Lukisan
“Widdy & Friends”
9 Maret-8 April House of
Sampoerna
April Oshie 13 April-6 Mei House of
66
Sampoerna
Mei Tur Tematik SHT
:”Tour de Museum”
1-31 Mei House of
Sampoerna
Festival Rujak Uleg 20 Mei Sepanjang
Jl. Kembang Jepun
Juni Tur tematik SHT: “Holiday Season
Track”
1-30 Juni House of Sampoerna
BBQ Promotion 1-31 Juni Café House
of
Sampoerna
Juli Tur Tematik SHT:
“Ngabuburit Track”
1-31 Agustus House of
Sampoerna
Agustus - - -
September - - -
Oktober Pawai Budaya Jatim Oktober Tugu Pahwalawan
– Grahadi
November Tur Tematik SHT: “
Heroik Track”
1-30 Nopember House of
Sampoerna
Parade Surabay Juang Nopember Tugu
Pahlawan
Desember Tur Tematik SHT:
“Year End Track
Factory Visit”
Desember House of
Sampoerna
Sumber: Dinas kebudayaan dan Pariisata Kota Surabaya tahun 2012
b. Kawasan Jembatan Petekan
Berdasarkan RDTRK UP Tanjung Perak, keberadaan sektor informal pada Kecamatan Pabean Cantian berupa PKL
muncul bersamaan dengan adanya pusat keramaian baru akibat
dibukanya perdagangan dan jas, tempat banyak orang berkumpul atau jalan yang banyak dilalui orang. Kecamatan Pabean Cantian
memiliki 126 pedagang. Eksistensi PKL tidak mungkin
dihilangkan karena masyarakat masih memerlukan PKL dalam
67
banyak hal. PKL yang berada di kawasan Jembatan Petekan
terletak di Jl. Bibis.
4.1.7 Kependudukan
4.1.7.1 Jumlah Penduduk
Berdasarkan data kecamatan dalam angka, pada tahun
terbaru, yaitu tahun 2015, Kecamatan Pabean Cantian memiliki jumlah penduduk 90.934 sedangkan Kecamatan Krembangan
memiliki jumlah penduduk 135.009 ribu jiwa. Jumlah penduduk
di kecamatan tersebut tidak merata. Kelurahan yang memiliki jumlah penduduk tertinggi pada Kecamatan Krembangan yaitu
Morokrembangan, sedangkan yang terendah berada di Kelurahan
Krembangan Selatan. Kemudian, pada Kecamatan Pabean
Cantian yang memiliki jumlah penduduk tertinggi yaitu Kelurahan Perak Utara, sedangkan jumlah penduduk terendah
berada di Kelurahan Nyamplungan. Jumlah penduduk pada
masing-masing kecamatan terdapat pada Tabel IV.4 dan Tabel
IV.5 berikut.
Tabel 4. 4 Jumlah Penduduk Kecamatan Krembangan
No Kelurahan 2013 2014 2015
1 Dupak 27.356 27.356 27.156
2 Morokrembangan 47.260 47.260 47.260
3 Perak barat 23.325 23.325 23.325
4 Kemayoran 20.254 20.254 20.254
5 Krembangan
selatan 16.814 16.814 16.814
Jumlah 135.009 135.009 135.009
Sumber: Kecamatan Krembangan dalam Angka
Tabel 4. 5 Jumlah Penduduk Kecamatan Pabean Cantian
No Kelurahan 2013 2014 2015
68
1 Bongkaran 12.916 12.992 11.148
2 Nyamplungan 12.177 12.171 8.947
3 Krembangan utara 18.353 18.528 18.713
4 Perak timur 17.465 17.708 15.676
5 Perak utara 29.211 29.535 29.381
Jumlah 90.122 90.934 83.865
Sumber: Kecamatan Pabean Cantian dalam Angka
4.1.7.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data kecamatan dalam angka tahun 2015,
jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin pada Kecamatan Krembangan di dominasi oleh penduduk perempuan, dan pada
Kecamatan Pabean Cantian di dominasi oleh penduduk
perempuan. Hal ini akan di perjelas pada Gambar 4.18
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
Krembangan Pabean Cantian
Laki-laki
Perempuan
Gambar 4. 18 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Informasi lebih jelas mengenai jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin pada masing-masing kelurahan pada wilayah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7
berikut ini.
69
Tabel 4. 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin pada
Kecamatan Krembangan Tahun 2014
No. Kelurahan Laki-laki Perempuan
1 Dupak 13.816 27.356
2 Morokrembangan 23.946 47.260
3 Perak barat 11.551 23.325
4 Kemayoran 10.036 20.254
5 Krembangan selatan 8.443 16.814
Jumlah 67.792 135.009
Sumber: Kecamatan Krembangan dalam Angka
Tabel 4. 7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin pada
Kecamatan Pabean Cantian Tahun 2014
No. Kelurahan Laki-laki Perempuan
1 Bongkaran 6.453 6.539
2 Nyamplungan 5.910 6.261
3 Krembangan utara 9.301 9.227
4 Perak timur 8.975 8.733
5 Perak utara 14.878 14.657
Jumlah 45.517 45.417
Sumber: Kecamatan Pabean Cantian dalam Angka
4.1.7.3 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur
Berdasarkan data kecamatan dalam angka tahun 2016, jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur pada wilayah
penelitian yaitu sebagai berikut.
Tabel 4. 8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur pada Kecamatan
Krembangan Tahun 2015
No Umur Dupak
Morok
remba
ngan
Perak
barat
Kem
ayora
n
Krmb.
Selatan
Jum
lah
70
1 0-5 1656 8057 4087 1995 882 16677
2 6-9 1576 8034 1750 2767 875 15042
3 10-16 2703 7253 2083 2885 1737 16660
4 17 496 7249 1229 1254 324 10543
5 18-25 3117 6719 2970 3027 1948 17781
6 26-40 8004 5951 3028 3786 4559 25328
7 41-59 6562 3310 6913 3010 4422 24217
8 60+ 3121 567 1226 480 1970 7364
Sumber: Kecamatan Krembangan dalam Angka
Dari Tabel 4.8, jumlah penduduk tertinggi berdasarkan
kelompok umur pada Kecamatan Krembangan pada tahun 2015 yaitu penduduk usia 26-40 tahun, sedangkan jumlah penduduk
terendah berdasarkan kelompok umur yaitu penduduk usia 60
tahun keatas.
Tabel 4. 9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur pada
Kecamatan Pabean Cantian Tahun 2015
No Umur
Bongk
aran
Nyamp
lungan
Kremba
ngan
Utara
Perak
Timur
Perak
Utara
Jum
lah
1 0-4 596 508 1.092 947 1.525 4.668
2 5-9 758 612 1.400 1.101 2.214 6.085
3 10-14 812 695 1.391 1.158 2.221 6.277
4 15-19 760 649 1.336 1.176 2.182 6.103
5 20-24 783 679 1.448 1.249 2.146 6.305
6 25-29 758 648 1.272 1.178 1.916 5.772
7 30-34 980 702 1.524 1.352 2.559 7.117
8 35-39 926 751 1.561 1.331 2.747 7.316
9 40-44 889 648 1.636 1.266 2.594 7.033
10 45-49 808 633 1.501 1.183 2.374 6.499
11 50-54 676 605 1.168 993 1.898 5.340
12 55-59 681 504 1.088 928 1.565 4.766
13 60-64 630 468 853 644 1.201 3.796
14 65-69 377 381 504 351 783 2.396
71
15 70-74 287 201 349 256 593 1.686
16 >74 427 263 590 563 863 2.706
Sumber: Kecamatan Pabean Cantian dalam Angka
Berdasarkan Tabel 4.9, jumlah penduduk tertinggi berdasarkan kelompok umur tahun 2015 pada Kecamatan Pabean
Cantian yaitu penduduk usia 35-39 tahun, sedangkan jumlah
penduduk terendah berdasarkan kelompok umur yaitu penduduk usia 70-74 tahun.
4.1.7.4 Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian Berdasarkan RDTRK UP Tanjung Perak, jumlah
penduduk menurut mata pencaharian penduduk pada wilayah
penelitian di dominasi oleh penduduk yang belum/tidak bekerja yang kemudian diikuti oleh mengurus rumah tangga. Selanjutnya
jumlah penduduk menurut mata pencaharian di wilayah
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.10 dan tabel 4.11
72
Tabel 4. 10 Jumlah Penduduk Kecamatan Pabean Cantian Menurut Mata Pencaharian
No. Kelurahan
Belum
bekerja/
Tidak
PNS Swasta Peda
gang
Wira-
swasta
TNI/
Polri
Guru/
Dosen Buruh
1. Bongkaran 3.218 78 2.424 138 1.352 11 49 44
2. Krembangan
Utara 5.729 202 3.877 69 2.125 58 94 129
3. Nyamplungan 3.297 75 2.147 0 1.172 9 53 0
4. Perak Timur 4.434 152 3.639 46 1.723 59 91 78
5. Perak Utara 8.113 727 6.675 160 2.463 317 189 203
Jumlah 24.791 1.234 18.762 413 8.835 454 476 454
No.
s Kelurahan Dokter
Rmh
Tangga sopir
Pensiu
nan pelajar BUMN Honorer Lainnya
1. Bongkaran 14 2.374 14 46 1.637 2 2 57
2. Krembangan
Utara 16 3.787 17 108 2.720 6 21 40
3. Nyamplungan 28 2.309 0 19 1.509 0 0 0
4. Perak Timur 29 3.517 8 84 2.644 5 5 22
5. Perak Utara 58 6.313 25 425 4.554 60 29 123
Jumlah 145 18.300 64 682 13.064 73 57 242
Sumber RDTRK UP Tanjung Perak, 2009.
73
Tabel 4. 11 Jumlah Penduduk Kecamatan Krembangan Menurut Mata Pencaharian
No. Kelurahan
Belum
bekerja/
Tidak
PNS Swasta Peda
gang
Wira-
swasta
TNI/
Polri
Guru/
Dosen Buruh
1. Dupak 8.515 339 6.911 4 1.184 164 154 0
2. Kemayoran 5.894 280 4.657 0 532 86 114 0
3. Krembangan 5.243 282 4.010 2 1.172 218 108 10
4. Morokrembangan 11.932 371 9.552 3 2.093 504 181 1
5. Perak Barat 6.033 645 4.568 0 607 595 159 0
Jumlah 37.617 1.917 29.698 9 5.588 1.567 716 11
No. Kelurahan Dokter Rmh
Tangga sopir
Pensiu
nan pelajar BUMN Honorer Lainnya
1. Dupak 14 4.532 2 174 2.779 0 0 3
2. Kemayoran 27 3.521 0 128 3.291 1 0 2
3. Krembangan 22 2.961 0 97 2.357 0 0 6
4. Morokrembangan 35 7.647 0 216 6.221 1 0 1
5. Perak Barat 52 3.476 0 380 3.522 1 1 3
Jumlah 150 22.137 2 995 18.170 3 1 15
Sumber: RDTRK UP tanjung Perak, 2009
74
4.1.7.5 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk menurut SNI 03-1733-2004 tentang
Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan yang
diklasifikasikan menjadi 4 kategori antara lain rendah (<150 jiwa/Ha), sedang (150-200 jiwa/Ha), tinggi (200-400 jiwa/Ha),
dan sangat padat (>400 jiwa/Ha). Berikut ini merupakan
klasifikasi kepadatan penduduk pada masing-masing kecamatan di wilayah penelitian.
Tabel 4. 12 Kepadatan Penduduk Kecamatan Krembangan Tahun
2015
No Kelurahan
Luas
area
(Ha)
Kepadatan
(Jiwa/Ha) Klasifikasi
1 Dupak 48 566 Sangat padat
2 Morokrembangan 317 149 Rendah
3 Perak barat 161 145 Sedang
4 Kemayoran 51 397 Tinggi
5 Krembangan selatan 84 200 Sedang
Sumber: Kecamatan Krembangan dalam Angka
Tabel 4. 13 Kepadatan Penduduk Kecamatan Pabean Cantian
Tahun 2015
No Kelurahan
Luas
area
(Ha)
Kepadatan
(Jiwa/Ha) Klasifikasi
1 Bongkaran 90 138 Rendah
2 Nyamplungan 55 296 Tinggi
3 Krembangan utara
68 405 Sangat padat
4 Perak timur 40 980 Sangat padat
5 Perak utara 179 92 Rendah
Sumber: Kecamatan Pabean Cantian dalam Angka
75
Kondisi penyebaran penduduk yang tidak merata
dikarenakan adanya kecenderungan untuk bermukim di sekitar
pusat pelayanan atau daerah yang memiliki tingkat aksesibilitas
tinggi sehingga akan mempermudah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
4.1.8 Kondisi Eksisting Bangunan di sekitar Kawasan
a. Kawasan Jembatan Merah
Pada wilayah penelitian, terdapat bangunan-bangunan
yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Wilayah yang paling banyak memiliki bangunan cagar budaya adalah
kawasan di sekitar Jembatan Merah yang termasuk ke dalam
Kecamatan Krembangan. Bangunan-bangunan tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 4. 14 Sebaran Cagar Budaya
No. Bangunan Cagar Budaya Alamat
1 Kantor Polwiltabes Jl. Taman Sikatan 1
2 Kantor Telkom Jl. Garuda 8
3 Kantor Pos Besar Jl. Kebonrojo 10
4 Masjid Kemayoran Jl. Indrapura
5 Penjara kalisosok Jl. Kalisosok
6 Bank Mandiri Jl.Jembatan Merah 25 –
27
7 Kantor dan Gudang Frans Bakery Jl. Rajawali 15
8 Pt. Arina Multikarya Jl. Rajawali 18
9 Gedung Percetakan Jl. Veteran 10
10 PT. AA Energy Jl. Veteran 19-21
11 PT. Dharma Niaga Ltd Jl. Veteran 40
12 Kantor Notaris di Jl. Jembatan Merah 10
13 Gedung Bank Bumi Daya (BBD) Jl. Rajawali 5
14 Asuransi Jiwasraya Jl. Sikatan 1
15 Gedung BNI 1946 Jl. Rajawalli 10
16 Gereja Katholik Kelahiran Santa Jl. Kepanjen No. 5
76
Perawan Maria
17 Bank Mandiri Jl. Veteran No.42-44
18 Kantor BNI 1946 Jl. Rajawali 16
19 PT. Kerta Niaga Ltd Jl. Veteran 23-25
20 Kantor PT. Pantja Niaga Jl. Rajawali No. 26
21 Kantor PTP XXIII Jl. Rajawali No. 44
22 Perusahaan Perkebunan Negara
(1925)
Jl. Rajawali No. 29
23 Kantor Tjiwi Kimia Jl. Rajawali 31-33
24 PT. Surya Mitra Migas Jl. Jembatan Merah 2
25 CV. Rahayu Jl. Kepanjen 30
26 Kantor Telkom Jl. Veteran 1
27 Kantor Telkom Jl. Veteran 3
28 Aperdi Djawa Maluku (PT) “De
Algemene” (Hulwit Berlage)
Jl. Jembatan Merah 19-23
29 Nederlandsche Levensverzekering
en Lijfrente Maatschappij, FA.
Froses Eaton & Co/Bank Prima
(1911) di
Jl. Jembatan Merah 15-17
30 Kantor PTP X Jl. Jembatan Merah 3-5
31 Gedung Bank Jatim Jl. Garuda 1 – 3
32 Bank International Indonesia (BII)
(F.J Pinedo)
Jl. Jembatan Merah 3
33 Pusat Perkantoran Jl. Rajawali 14
34 Rumah Tinggal dan Toko Jl. Rajawali 19
35 Bank Niaga, Jl. Niaga
36 Ruko Tiara Jl. Rajawali 64
37 Gudang, Rumah Tangga Jl. Rajawali 35
38 Gedung Internatio Jl. Taman Jayengrono
(d/h Willems Plein)
39 Hotel Ibis Jl. Rajawali
40 Koridor (banggunan kuno/colonial) Jl. Niaga Samping
41 Kawasan Jalan Niaga (lingkungan
cagar budaya)
Jl. Niaga Samping
Surabaya.
42 PT.Bima Alfa Jl. Karet 79
43 Toko Aneka Jl. Kembangjepun 151
77
44 Gudang Pabrik Cap Lemkra Jl. Karet 46
45 Rumah Tangga Jl. Karet 68
46 KADIN (kamar Dagang dan
Industri)
Jl. Kembang Jepun 27
47 Gereja Kristus Tuhan Jl. Samudra 51
48 Jawa Pos (Kantor) Jl. Kembang Jepun 167 –
169
49 Kantor Suara Indonesia Jl. Kembang Jepun 165
Sumber: Kompilasi Data, 2017
Bangunan cagar budaya di wilayah penelitian sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa, gudang,
dan perkantoran. Kondisi bangunan masih tergolong baik karena
masih dalam kondisi yang terawat dan belum direnovasi. Namun, ada beberapa yang mengalami perubahan fisik bangunan.
Gambar 4. 19 Bangunan Cagar Budaya yang Ada Di Kawasan Jembatan
Merah Sumber: Survey primer, 2017
78
b. Kawasan Jembatan Petekan
Berdasarkan RDTRK UP Tanjung Perak, menurut
Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan SK
Walikota Surabaya, Jembatan Petekan ditetapkan sebagai cagar budaya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melestarikan
bangunan atau situs yang dianggap penting sebagai bagian dari
sejarah Kota Surabaya.
c. Kawasan Pelabuhan Kalimas
Berdasarkan RDTRK UP Tanjung Perak, pada kawasan Pelabuhan Kalimas terdapat bangunan cagar budaya yaitu
Gedung Kasyahbandaran Tanjung Perak Surabaya atau yang
sekarang menjadi Kantor Administratur Pelabuhan (ADPEL)
yang berlokasi di Jl. Kalimas Baru No. 194. Bangunan tersebut masih terawat dan belum pernah direnovasi. Bangunan tersebut
termasuk ke dalam kawasan pelabuhan sehingga aktivitas
masyarakat sekitar 24 jam. Kawasan tersebut berpotensi menjadi atraksi wisata karena dikelilingi oleh pemandangan laut yang
indah.
3.1.8 Rencana Revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas di
Surabaya Utara
Rencana penataan dan revitalisasi Sungai Kalimas
Surabaya (bagian utara) berdasarkan pemerintah kota secara umum kawasan Sungai Kalimas akan dikembangkan untuk wisata
terutama wisata alam yang tidak hanya berdasar pada
pemanfaatan sumber daya alam melainkan pemanfaatan sumber daya alam secara lebih mendalam dan lebih dinamis yang terkait
dengan lingkungan sekitar dan masyarakat sekitar. Kemudian
dalam rencananya kalimas di bagi menjadi 10 titik lokasi
potensial yang dapat dibangun secara potensial. Namum dalam penelitian ini hanya 3 titik lokasi yang dibahas, berikut akan
dijelaskan mengenai indikasi program pada titik tersebut yaitu
sebagai berikut:
a. Kawasan Pelabuhan Kalimas
79
- Mengembangkan / membangun fasilitas Dermaga dengan
akuarium, Kompleks perbelanjaan, tempat acara
indoor/outdoor, perumahan tepi air, lahan perkantoran
dan niaga, dan terminal Feri
- Menciptakan daerah hiburan di tepi air dengan elemen-
elemen budaya dan niaga termasuk ruang terbuka tepi air
untuk acara perayaan / peringatan kota.
- Menonjolkan kawasan pelabuhan sebagai gerbang laut ke
surabaya, dengan menggunakan dermaga dan penumpang
kapal feri sebagai daerah tujuan wisata.
- Memasukkan panorama alam ke pelabuhan untuk
memperkenalkan daerah makanan – minuman dengan
restoran-restoran yang romantis dan kafe-kafe yang
trendi.
- Menggabungkan kompleks perkantoran dan apartemen
kelas atas.
b. Kawasan Jembatan Petekan
- Mengembangkan / membangun perumahan berkepadatan
tinggi (kelas menengah) yang menghadap sungai ; area
pejalan kaki dan hiburan di sepanjang depan sungai.
- Membangun area hidup / bekerja berdensitas tinggi
dengan perumahan trendi dan daerah makanan / minuman
untuk profesional muda.
- Memanfaatkan kedekatan dengan area CBD yang
memiliki perumahan dan hiburan yang menarik
- Membangun kembali / rekonstruksi Jembatan Petekan
c. Kawasan Jembatan Merah
- Pembaruan bangunan-bangunan bersejarah; membuat
ruang pertunjukan; mengenalkan kembali jembatan
80
kepahlawanan; membangun tempat museum, galeri seni
dan wisata bersejarah.
- Menciptakan distrik bersejarah dan budaya yang
mengenalkan kembali sejarah Surabaya.
- Mengembangkan ruang pertunjukkan yang menyajikan
acara musik dan seni yang akan menarik para pengusaha
dan pengunjung asing.
- Membenahi bangunan bersejarah yang menarik dan
membangun identitas klasik dari distrik yang bersejarah.
- Mengembangkan peringatan sejarah monumental dari
Jembatan Merah dengan melakukan pembaruan,
termasuk program khusus seperti skema pencahayaan,
rute bersejarah, perbaikan fasad bangunan dan
pengembangan acuan desain.
Kemudian, PT. Pelindo memiliki rencana revitalisasi terhadap kawasan Sungai Kalimas, khususnya di kawasan Pelabuhan
Kalimas dan sekitarnya, yaitu sebagai berikut:
Secara umum rencana revitalisasi kawasan sungai kalimas ini
yang dibuat PT Pelindo yaitu merevitalisasi pelabuhan yang digandeng dengan unsur pariwisata. Maka, PT Pelindo membagi
kawasan Pelabuhan Kalimas dengan panjang 2.5 kilometer yang
direncanakan untuk di revitalisasi menjadi 3 zona dengan rincian sebagai berikut:
1. Zona 1 yang memiliki panjang 560 meter itu akan
direncanakan pengembangan parkir, rencana
pengembangan bisnis perdagangan serta penghijauan berupa taman yang dibuat dengan tujuan agar masyarakat
dapat memanfaatkan kawasan pelabuhan tersebut.
2. Zona 2 yang memiliki panjang 1 kilometer dengan rencana pengembangan bisnis perdagangan, wisata
heritage, serta pergudangan dan perkantoran.
81
3. Zona 3 yang memiliki panjang 940 meter dengan rencana
pengembangan RS. PHC, bisnis dan maritime,
perkantoran serta operasional pelabuhan.
82
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
83
4.2 Analisa dan Pembahasan
4.2.1 Identifikasi Potensi dan Masalah Revitalisasi
Kawasan Sungai yang Dilakukan Pemerintah di
Surabaya Utara Dalam mengidentifikasi potensi kawasan dan masalah
dalam revitalisasi kawasan sungai, variabel yang muncul dari
hasil kajian pustaka akan diverifikasi dengan content analysis. Analisis akan dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan yang
harus dipenuhi dalam pelaksanaan content analysis, tahap
pertama yaitu pemilihan stakeholder yang dilakukan dengan stakeholder analysis. Berdasarkan hasil stakeholder analysis,
terdapat 4 narasumber yang menjadi sasaran dalam in-depth
interview. Narasumber tersebut terdiri dari 2 narasumber dari
pihak pemerintahan, 1 narasumber dari kelompok swasta, dan 1 narasumber dari kelompok akademisi.
84
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
85
Sasaran 1: Identifikasi Potensi dan Masalah Revitalisasi Kawasan Sungai yang Dilakukan Pemerintah di Surabaya Utara
Tabel 4. 15 Pemahaman Data dalam Variabel Penggunaan Lahan
Variabel Penggunaan Lahan
Stake
Holders
Pemahaman Data Transkrip Hasil
Transkrip Kode Analisis
G1
Pergudangan disini sudah mulai
beralih fungsi. M1.1
Berdasarkan pendapat stakeholder, di
kawasan Jembatan Merah, pergudangan di kawasan ini sudah mulai beralih fungsi
menjadi rumah tinggal
Berdasarkan pendapat stakeholder, pergudangan di
kawasan Jembatan Merah dan Pelabuhan Kalimas sudah banyak yang mulai mengalami peralihan dari
fungsi awal, yaitu dari pergudangan beralih fungsi
menjadi rumah tinggal seperti yang terjadi di kawasan
Pelabuhan Kalimas sehingga ini menjadi masalah dalam pelaksanaan revitalisasi Pelabuhan Kalimas
karena penghuni rumah tidak mau di usir dari tempat
tinggalnnya. Kemudian, di kawasan Jembatan Merah, khususnya di
Jalan Karet, bangunan-bangunan ditinggalkan oleh
pemiliknya sehingga menciptakan kesan kumuh karena bangunan yang tidak terawat tersebut.
Namun, adapun potensi pada wilayah penelitian yaitu:
- Pelabuhan kalimas memiliki potensi sebagai
area bisnis dan perdagangan. - Pelabuhan Kalimas memiliki potensi sebagai
kawasan komersil yang sifatnya rekreatif.
Sekarang kondisinya yang disini juga
sudah banyak yang jadi rumah
tinggal.
M1.2
Bekas gudang itu dipake jadi rumah
tinggal. M1.3
G2
Ada sih mbak disitu, banyak (lahan
liar). Kayak di jalan karet itu. Banyak
penghuninya yang gak ada, terus kumuh kan.
M1.1
Berdasarkan pendapat stakeholder, di
kawasan Jembatan Merah banyak
terdapat lahan liar serta bangunan-bangunan yang sudah ditinggal oleh
penghuninya.
P1
Terus juga Pelabuhan Kalimas ini juga
kan sebagai area bisnis dan
perdagangan M1.1
Berdasarkan pendapat stakeholder,
Pelabuhan Kalimas memiliki potensi karena sebagai area bisnis dan
perdagangan
Karena kita merasa bahwa kalimas ini kok rasanya tidak tersentuh padahal
kawasan ini bisa difungsikan sebagai
kawasan komersil yang sifatnya rekreatif.
Kan di konsepnya juga mau di begitukan dengan konsep waterfront eh atau
riverfront
M1.2
Berdasarkan pendapat stakeholder, Pelabuhan Kalimas ini memiliki potensi
sebagai kawasan komersil yang sifatnya
rekreatif.
Kontrak sama kita dulu malah sebatas
usaha, akhirnya malah jadi rumah. M1.3
Berdasarkan pendapat stakeholder, bangunan pergudangan pada kawasan
Pelabuhan Kalimas di zona 1 beralih
fungsi menjadi rumah tinggal.
C1 Tidak berpendapat - - -
86
Kesimpulan:
Potensi pada Kawasan Pelabuhan Kalimas:
- Memiliki potensi sebagai area bisnis dan perdagangan
- Memiliki potensi sebagai kawasan komersil yang sifatnya rekreatif. Potensi pada Kawasan Jembatan Petekan: -
Potensi pada Kawasan Jembatan Merah: -
Masalah pada Kawasan Pelabuhan Kalimas:
- Pergudangan di kawasan ini sudah mulai beralih menjadi rumah tinggal sehingga sulit untuk melaksanakan revitalisasi karena pemilik rumah tidak
bersedia untuk meninggalkan tempat tinggal.
Masalah pada Kawasan Jembatan Petekan: - Masalah pada Kawasan Jembatan Merah:
- Banyak terdapat lahan liar dan bangunan yang sudah ditinggal penghuninya sehingga menciptakan kesan kumuh terutama di Jalan Karet. Sumber: Hasil Analisis, 2017
87
Tabel 4. 16. Pemahaman Data dalam Variabel Letak Strategis
Variabel Letak Strategis
Stake
Holders
Pemahaman Data Transkrip Hasil
Transkrip Kode Analisis
G1
Salah satu titik pemberhentiannya itu di
Jembatan Merah. M2.1
Berdasarkan pendapat stakeholder jika
dilihat dari letaknya jembatan merah
memiliki potensi karena menjadi salah satu titik transit angkutan massal berupa Trem
yang masih direncanakan.
Berdasarkan pendapat stakeholder, jika dilihat
dari variabel letak strategi masing-masing lokasi
penelitian memiliki potensi sebagai berikut: - Jembatan merah memiliki potensi
karena menjadi salah satu titik transit
angkutan massal dari rencana pengembangan TOD di Surabaya.
- Dan juga dekat dengan kawasan grosir
yaitu Jembatan Merah Plaza yang dapat
meningkatkan aktivitas kawasan. - Jembatan Merah dekat dengan kawasan
pelabuhan di utara yang memiliki nilai
historis serta kawasan Wisata Religi Ampel.
- Jembatan Petekan dekat dengan
kawasan Pelabuhan Kalimas yang memiliki niilai historis
- Kawasan Pelabuhan Kalimas dekat
dengan Jembatan Petekan yang
memiliki nilai historis - Kawasan Pelabuhan Kalimas memiliki
lokasi yang dekat dengan obyek wisata
lain di Utara seperti Kawasan Syah Bandar.
Nah jembatan merah ini potensial karena itu adalah titik transit, salah satu titik
transit menuju koridor tremnya salah
satu titik terakhirnya disitu di tahap
pertama
M2.2
Karena memang potensinya dia itu dekat
dengan pelabuhan di utara dan dekat
dengan kawasan grosir
M2.3
Berdasarakan pendapat stakeholder,
Jembatan Merah juga dekat dengan
pelabuhan di utara yang memiliki nilai historis serta dekat dengan kawasan grosir
yang melayani tingkat regional seperti JMP.
Selain adanya pusat grosir, Jembatan Merah
memiliki lokasi yang dekat dengan kawasan Wisata Religi Ampel.
Ada JMP kemudian ada pasar Ampel,
ada PGS juga M2.4
G2 Tidak berpendapat - -
P1
Terus juga itu, kan deket sama
Jembatan Petekan, itu juga kan punya nilai historis ya jadi ya, kan mendukung
tuh.
M2.1
Berdasarkan pendapat stakeholder, kawasan
Pelabuhan Kalimas yang memiliki nilai historis dekat dengan obyek wisata lain,
seperti Jembatan Petekan yang memiliki
nilai historis juga sehingga mendukung konsep penataan Pelabuhan Kalimas yang
disusun. Selain itu, juga ada Kawasan Syah
Bandar.
Bukan, bukan. Apa sih, Syah Bandar.
Nah itu. M2.2
C1 Tidak berpendapat - -
Kesimpulan:
Potensi pada Kawasan Pelabuhan Kalimas:
- Dekat dengan Jembatan Petekan yang memiliki nilai historis - Dekat dengan lokasi obyek wisata lain, yaitu Kawasan Syah Bandar
Potensi pada Kawasan Jembatan Petekan:
88
- Dekat dengan kawsan Pelabuhan Kalimas yang memiliki nilai historis.
Potensi pada Kawasan Jembatan Merah:
- Menjadi salah satu titik transit angkutan massal dalam pengembangan TOD di Surabaya
- Dekat dengan pusat grosir yang melayani tingkat regional yaitu Jembatan Merah Plaza (JMP) - Dekat dengan kawasan pelabuhan di Utara yang memiliki nilai historis
- Dekat dengan kawasan Wisata Religi Ampel Sumber: Hasil Analisis, 2017
89
Tabel 4. 17 Pemahaman Data dalam Variabel Aktivitas Sosial
Variabel Aktivitas Sosial
Stake
Holders
Pemahaman Data Transkrip Hasil
Transkrip Kode Analisis
G1
Nah kita bikin kan event, dulu ada kya-
kya tapi gak bertahan lama. M3.1
Berdasarkan pendapat stakeholder, pada
kawasan Jembatan Merah pernah dibuatkan
acara-acara yang bisa meningkatkan aktivitas disana. Namun event tersebut tidak
bertahan lama.
Kawasan Ampel yang ramai karena adanya kegiatan perdagangan dan jasa. Namun,
kurang tertata.
Berdasarkan pendapat stakeholder, untuk
potensi pada wilayah penelitian adalah sebagai
berikut: 1. Perkampungan etnis Cina yang biasa
disebut Pecinan yang hingga saat ini
masih memiliki komunitas berdasarkan asal daerahnya di Tionghoa.
2. Komunias Pecinan tersebut masih
mengadakan acara rutin. Acara-acara
yang diadakan oleh mereka yaitu lebih kepada acara pemakaman dan
pernikahan.
3. Kawasan Ampel yang ramai karena adanya kegiatan perdagangan dan jasa.
Kemudian, untuk masalah kawasan berdasarkan pendapat stakeholder yaitu sebagai berikut:
1. Para pemilik kapal kecil di Pelabuhan
Kalimas yang merasa terganggu dan
kurang setuju terhadap adanya rencana penataan/revitalisasi Pelabuhan
Kalimas.
2. Tidak diketahuinya pemilik kapal-kapal kecil yang ada di pelabuhan yang telah
bersandar bertahun-tahun.
3. Event Kya-Kya yang tidak bertahan
lama
Ampel itu kan juga tiap taun gitu ada
event-event tertentu. M3.2
kawasan ampel juga ramai ada perdagangan jasa disana walaupun
kurang tertata ya karena saking padatnya.
M3.3
G2 Tidak berpendapat - -
P1
Terutama ya mengatur si yang punya kapal itu ya, karna kan disana relatif
pelabuhan rakyat ya, kapalnya kecil kecil,
jadi kenyamana mereka selama bertahun
tahun itu pasti kita usik. Dan itu mereka pasti resistant.
M3.1
Berdasarkan pendapat stakeholder, masalah dalam pelaksanaan revitalisasi khususnya di
kawasan Pelabuhan Kalimas yaitu untuk
mengatur pemilik kapal-kapal kecil yang
ada di pelabuhan, banyak kapal kecil yang parkir bertahun-tahun tanpa diketahui siapa
pemiliknya. Karena di kalimas itu kapal lama, kapal
nya yang punya siapa gak tau, parkir
disitu bertahun tahun, dan itu kita gak
pernah tau siapa yang punya. Itu ada.
M3.2
Kalo non teknisnya aku gaktau persis ya,
maksudnya ada pasti, cuma yang aku tau ya tentang mereka tidak mau ditata dan
tidak mau ditarikin tarif.
M3.3
Selain itu, stakeholder berpendapat bahwa
para pemilik kapal kecil tersebut merasa terganggu atas adanya rencana revitalisasi
pelabuhan karena pihak Pelindo akan
melakukan penataan pelabuhan dengan pengalihan fungsi lahan dan bangunan
pergudangan. Mereka sepertinya resistan disitu M3.4
C1
Kalo yang cina mereka ada
perkumpulan M3.1
Berdasarkan pendapat stakeholder, Pecinan
masih memiliki komunitas/perkumpulan yang masih rutin mengadakan acara
terutama acara-acara seperti pemakaman dan Yang perkumpulan perkumpulan itu
memang rutin mengadakan acara M3.2
90
pernikahan. Komunitas di Pecinan terbagi
atas asal daerah mereka di Tionghoa
sehingga acara pemakaman dan pernikahan
akan menyesuaikan masing-masing komunitas.
Kesimpulan:
Potensi pada Kawasan Pelabuhan Kalimas: -
Potensi pada Kawasan Jembatan Petekan: - Potensi pada Kawasan Jembatan Merah:
- Masih ada perkampungan etnis Cina yang biasa disebut Pecinan
- Adanya komunitas Pecinan yang masih mengadakan acara, seperti acarapernikahan dan pemakaman berdasarkan asal daerah mereka masing-masing. - Adanya kawasan Wisata Religi Ampel dengan kegiatan perdagangan dan jasa
Masalah pada Kawasan Pelabuhan Kalimas:
- Tidak diketahui pemilik kapal kecil yang telah bersandar di Pelabuhan Kalimas selama bertahun-tahun - Para pemilik kapal yang merasa terganggu dengana adanya rencana penataan Pelabuhan Kalimas
Masalah pada Kawasan Jembatan Petekan: -
Masalah pada Kawasan Jembatan Merah: - Sumber: Hasil Analisis, 2017
91
Tabel 4. 18 Pemahaman Data dalam Variabel Peninggalan Bersejarah
Variabel Peninggalan Bersejarah
Stake
Holders
Pemahaman Data Transkrip Hasil
Transkrip Kode Analisis
G1
Ya pecinan itu tapi gak banyak M4.1 Berdasarkan pendapat stakeholder, di
kawasan Jembatan Merah masih ada
perkampungan etnis Cina yang masih memiliki komunitas. Namun, komunitasnya
kurang berkembang.
Dari hasil pemahaman transkrip, stakeholder
berpendapat terkait peninggalan bersejarah
yaitu: 1. Masih terdapat perkampung berdasarkan
etnis yang masih bertahan sampai
sekarang, yaitu perkampungan Arab dan perkampungan Cina yang letaknya di
sebelah timur Sungai Kalimas.
2. Pecinan masih memiliki komunitas
etnisnya. Namun, komunitas tersebut kurang berkembang terutama dari sisi
kebudayaan Pecinan sendiri.
3. Kawasan Jembatan Merah banyak terdapat bangunan-bangunan lama peninggalan
Belanda yang masih bertahan.
4. Perkampungan Pecinan masih memiliki tradisi khusus yang bertahan sampai saat
ini, diantaranya yaitu Cap Go Meh yang
merupakan perayaan Imlek, kemudian
adanya pertunjukan kesenian yang disebut Wayang Poteh yang dilakukan ketika
tahun baru Cina ataupun tahun baru di
klenteng. 5. Kawasan Pelabuhan Kalimas dan
Jembatan Petekan berpotensi menjadi
kawasan wisata karena masing-masing
spot memikili nilai historis.
Mereka itu sebenarnya komunitasnya
(pecinan) masih ada disitu cuman tidak, kurang berkembang
M4.2
Belanda pun kan ini ada kan yang kolonial
itu juga sudah gak ada, adanya cuma
peninggalan bangunannya aja disana M4.3
Berdasarkan pendapat stakeholder, dulu ada
komplek perumahan untuk orang Belanda hanya saja sekarang sudah tidak ada.
Namun, Belanda meninggalkan bangunan-
bangunan kolonial dan menjadi bangunan cagar budaya.
Pecinan ini sebenarnya masih ada cuma
dari sisi budaya nya itu kurang banyak
dikembangkan
M4.4
Berdasarkan pendapat stakeholder, Pecinan
memiliki sisi budaya yang kurang
dikembangkan.
G2
Dan bangunan bangunan lama yang
masih bertahan disitu ya emang ada,
kira kira sebagian besar masih utuh
M4.1
Berdasarkan pendapat stakeholder, kawasan
Jembatan Merah masih banyak terdapat
bangunan-bangunan lama yang masih bertahan hingga saat ini dengan kondisi
yang masih baik karena ada perawatan
secara berkala berupa pengecatan bangunan
Disitu masih yang cagar budaya, kayak
itu bank mandiri tau ya, terus
sebelahnya lagi, yang ada patung
singanya itu, terus ke arah selatan lagi
PTPN x, bank prima, terus BII,
Polrestabes terus ke selatan
M4.2
Kalo yang disebelah timur itu kan
pecinan, sebelah utaranya itu kawasan kampung arab. Terus ada kampung arab
sama pecinan berbaur juga. Ada yang
budaya melayu tapi kecil. Kemudian, sebelah timur sungai itu kawasan kulit
putih orang orang eropa.
M4.3
Berdasarkan pendapat stakeholder, kawasan
Jembatan Merah pada jaman dulu dikelilingi oleh 4 perkampungan yang dibagi
berdasarkan etnis yaitu, Arab, Cina, Melayu,
dan Eropa. Sungai Kalimas menjadi batas dari 4 perkampungan tersebut. Namun, dari
ke empat perkampungan itu yang masih
92
Batasnya ya sungai itu. Sungai itu ke
timur, itu pecinan terus ke sebelah utara
sungai itu arab sama melayu. Kalo
sebelah baratnya sungai itu kawasan
orang orang putih, eropa
M4.4
bertahan di kawasan Jembatan Merah
hingga saat ini yaitu perkampungan Arab
dan perkampungan Cina yang biasa disebut
dengan Pecinan.
Kalo yang masih bertahan menurut
saya pecinan sama arab. M4.5
Dulu kan memang apa itu istilahnya,
viewnya kan di sungai itu M4.6
Berdasarkan pendapat stakeholder, pada zaman dulu sungai menjadi objek
pemandangan yang menarik.
Khususnya saya kurang paham, tapi yang
masih bertahan mungkin ada di
kampung arab sama pecinan
M4.8 Berdasarkan pendapat stakeholder, untuk tradisi khusus masih ada di perkampungan
arab dan pecinan. Tradisi khusus berupa
perayaan Cap Go Meh di Pecinan. Kayak kalo hari raya pecinan apa
namanya kayak cap go meh, itu masih
ada di pecinan
M4.9
P1
Tapi kita mempertahankan ciri khas
bangunan belandanya itu ada. M4.1
Berdasarkan pendapat stakeholder, kawasan
Pelabuhan Kalimas dan Jembatan Petekan,
mempunyai potensi karena masing-masing mempunyai nilai historis sehingga
berpotensi sebagai kawasan wisata.
Kan lokasinya dekat dengan Jembatan
Petekan juga M4.2
Jembatan Petekan kan masuk cagar
budaya ya jadi ada nilai historisnya. M4.3
C1
Setau ibu ini, setelah 98 itu kan baru
boleh Imlek lagi. M4.1 Berdasarkan pendapat stakeholder, adanya perayaan Imlek yang baru diizinkan setalah
tahun 98 hingga sekarang.
Terus yang wayang poteh di klenteng M4.2 Berdasarkan pendapat stakeholder, Pecinan
memiliki kesenian berupa pewayangan yang disebut Wayang Poteh yang mengambil
cerita-cerita lokal dan biasanya diadakan di
klenteng dalam perayaan tahun baru juga tahun baru cina.
Wayang poteh itu wayangnya kayak
wayang orang gitu tokoh tokohnya gitu M4.3
Dan biasanya ngambil cerita cerita
lokal M4.4
Itu kan budayanya budaya cina M4.5
Kesimpulan:
Potensi pada Kawasan Pelabuhan Kalimas:
93
- Pelabuhan Kalimas memiliki nilai historis
Potensi pada Kawasan Jembatan Petekan:
- Jembatan Petekan memiliki nilai historis
Potensi pada Kawasan Jembatan Merah: - Masih ada perkampungan etnis yang bertahan sampai sekarang yaitu perkampungan Cina (Pecinan) dan perkampungan Arab
- Adanya komunitas etnis Pecinan
- Banyaknya bangunan lama peninggalan Belanda yang masih bertahan - Perayaan Imlek/Cap Go Meh yang masih dilaksanakan sampai saat ini
- Adanya kesenian Wayang Poteh kebudayaan Cina yang diselenggarakan setiap tahun baru
Masalah pada Kawasan Pelabuhan Kalimas: - Masalah pada Kawasan Jembatan Petekan: -
Masalah pada Kawasan Jembatan Merah:
- Komunitas Pecinan yang kurang dikembangkan dari sisi kebudayaannya. Sumber: Hasil Analisis, 2017
94
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
95
Tabel 4. 19 Pemahaman Data dalam Variabel Aktivitas Ekonomi
Variabel Aktivitas Ekonomi
Stake
Holders
Pemahaman Data Transkrip Hasil
Transkrip Kode Analisis
G1
Nah ini akan jadi, kan sudah ada grosir
ya jembatan merah itu juga salah satu
triggernya. Ketika nanti ada angkutan massal, diharapkan nanti daerah sini nanti
berkembang.
M6.1
Berdasarkan pendapat stakeholder, kawasan
jembatan merah yang dekat dengan pusat
grosir diharapkan mampu menjadi trigger kawasan tersebut sehingga kawasan tersebut
bisa berkembang.
Berdasarkan pendapat stakeholder, untuk
potensi pada wilayah penelitian yaitu adanya
pusat perbelanjaan skala regional yaitu Jembatan Merah Plaza.
Kemudian, untuk masalah yang terdapat pada
wilayah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas ekonomi di wilayah penelitian
di dominasi oleh pergudangan yang
difungsikan sebagai penyimpanan
barang untuk kegiatan jasa pengiriman. 2. Pada wilayah penelitian yaitu dari
kawasan Jembatan Merah ke utara
merupakan kawasan untuk usaha dengan rentang waktu dari pagi hingga
sore saja. Maka, ketika malam hari,
kawasan tersebut menjadi sepi. 3. Adanya aktivitas selain pergudangan di
Kawasan Pelabuhan Kalimas berupa
bisnis dan perdagangan.
4. Orang-orang yang bekerja di kawasan tersebut tidak tinggal di daerah itu,
melainkan tinggal di tempat lain di luar
kawasan tersebut.
Soalnya itu kawasan yang sudah lama
ditinggal, jadi mereka itu modelnya
kalau kawasan JMP ke utara itu
modelnya untuk usaha aja, usaha yang
pagi sampai sore
M6.2
Berdasarkan pendapat stakeholder, aktivitas
ekonomi kawasan jembatan merah hanya aktif pada waktu pagi hingga sore saja.
Selain itu, mayoritas orang-orangnya
memiliki aktivitas ekonomi di kawasan tersebut tidak tinggal di daerah tersebut
sehingga pada malam hari kawasan tersebut
akan sepi.
Orangnya gak tinggal disitu, itu dia
punya rumah di tempat lain M6.3
Kebanyakan memang jasa yang ada
disana itu jasa pengangkutan M6.4 Berdasarkan pendapat stakeholder, aktivitas ekonomi di kawasan jembatan merah adalah
di dominasi oleh perdagangan dan jasa.
G2
Kalo mayoritas sih kayak perkantoran, kalo yang disebelah timur sungai itu
kebanyakan kayak apa ya, pergudangan
M6.1 Berdasarkan pendapat stakeholder, aktivitas ekonomi di kawasan Jembatan Merah yaitu
perkantoran, seperti perbankan serta
pergudangan yang dimanfaatkan sebagai
fasilitas pendukung aktivitas jasa dalam bentuk pengiriman barang seperti Tiki, JNE,
dan sebagainya.
Iyaa, pengiriman gitu, dijalan karet ya
banyak gudang untuk jasa itu (jasa
pengiriman barang) M6.2
Kalo kalimas itu ya, ya masih ada yang beberapa persenlah, dulu kan ada seperti
kayak apa tadi ya pergudangan gitu kan M6.3
Berdasarkan pendapat stakeholder, aktivitas ekonomi di sekitar Pelabuhan Kalimas yaitu
pergudangan dan masih bertahan sampai
sekarang.
P1
Nggak, gak juga. Ratarata mereka berbisnis disini. Jadi lucu gitu kan
M6.1 Berdasarkan pendapat stakeholder, adanya aktivitas ekonomi selain pergudangan di
kawasan Pelabuhan Kalimas berupa bisnis Itungannya jadi lucu, BPK temuannya M6.2
96
lucu. Lo mereka berbisnis lo disitu,
mereka dapat duit lo.
dan perdagangan.
C1 Tidak berpendapat - -
Kesimpulan:
Potensi pada Kawasan Pelabuhan Kalimas:
- Adanya aktivitas ekonomi selain pergudangan, yaitu berupa bisnis dan perdagangan.
Masalah pada Kawasan Pelabuhan Kalimas:
- Aktivitas ekonomi pada kawasan ini hanya terjadi pada rentang waktu dari pagi hari hingga sore hari saja sehingga pada malam hari kawasan Pelabuhan
Kalimas menjadi sepi. - Orang-orang yang bekerja di kawasan tersebut tinggal di luar kawasan Pelabuhan Kalimas
Masalah pada Kawasan Jembatan Petekan:
- Aktivitas ekonomi pada kawasan ini hanya terjadi pada rentang waktu dari pagi hari hingga sore hari saja sehingga pada malam hari kawasan Jembatan
Petekan menjadi sepi. Masalah pada Kawasan Jembatan Merah:
- Aktivitas ekonomi pada kawasan ini hanya terjadi pada rentang waktu dari pagi hari hingga sore hari saja sehingga pada malam hari kawasan Jembatan
Merah menjadi sepi. - Orang-orang yang bekerja di kawasan tersebut tinggal di luar kawasan Jembatan Merah
- Pergudangan di kawasan ini difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang untuk kegiatan jasa pengiriman Sumber: Hasil Analisis, 2017
97
Tabel 4. 20 Pemahaman Data dalam Variabel Ketidakserasian Pendapat (+)
Varibel Ketidakserasian Pendapat (+)
Stake
Holders
Pemahaman Data Transkrip Hasil
Transkrip Kode Analisis
G1 Tidak berpendapat - - Berdasarkan pendapat stakeholder,
ketidaksesuaian pendapat yang terjadi di
wilayah penelitian yaitu: 1. Adanya ketidaksesuaian pendapat
antara pemerintah provinsi dan
pemerintah kota terkait pemeliharaan Jembatan Petekan. Hal ini
mempengaruhi intervensi pemerintah
kota dalam hal pemeliharaan Jembatan
Petekan. 2. Adanya ketidaksesuaian pendapat
antara pemerintah dengan pemilik
bangunan yang bangunannya terdaftar dalam SK Walikota sebagai bangunan
cagar budaya.
G2
Kalo itu kan istilahnya bukan apaya
bukan milik kita M7.1
Berdasarkan pendapat stakeholder, terdapat
ketidaksesuaian pendapat antara pemerintah provinsi dan pemerintah kota terkait
pemeliharaan Jembatan Petekan.
Kepemilikan Jembatan Petekan menjadi
milik provinsi, sehingga walaupun letak jembatan berada di wilayah Kota Surabaya,
pemerintah kota kurang memiliki hak untuk
melakukan intervensi terhadap pemeliharaan Jembatan Petekan.
Itu kan punyanya provinsi sebenernya,
provinsi tapi saling apa ya saling
lempar
M7.2
Kalo kita kan hanya pas dia berada di Surabaya saja, tapi kalo untuk
kepemilikannya sebenarnya provinsi di
bawah pengawasan dari BPJB Trowulan
M7.3
Tapi untuk kepemilikannya itu bukan
punya kita M7.4
Kita untuk pendataan, untuk istilahnya
pemutakhiran data lah, itu kita sulitnya
minta ampun.
M7.5
Berdasarkan pendapat stakeholder, terdapat
ketidaksesuaian pendapat antara pemerintah
kota dan masyarakat terkait status bangunan milik masyarakat yang ditetapkan sebagai
cagar budaya oleh pemerintah. Katanya dia "ini bukan cagar budaya"
padahal jelas jelas sudah masuk SK
Walikota
M7.6
P1 Tidak berpendapat - -
C1
Dan SK yang dulu kan dibuat cuma
sepihak aja M7.1
Berdasarkan pendapat stakeholder,
ketidaksesuaian pendapat terjadi antara
masyarakat pemilik bangunan yang bangunan nya menjadi cagar budaya dengan
pemerintah.
Masyarakat cenderung enggan mengakui bangunannya yang terdaftar sebagai cagar
budaya pada SK Walikota karena merasa
dirugikan bila bangunannya terdaftar
sebagai cagar budaya.
Dan orang selama ini takut
bangunannya jadi cagar budaya karena
terus gak boleh diapapain kan
M7.2
Jadi kayaknya merugikan pemilik bangunan, makanya banyak yang gak
mau jadi cagar budaya
M7.3
Jadi kalo dibilang masyarakatnya gak bisa
di ajak kooperatif, harusnya ditanyakan
dulu dan dicari tau kenapa mereka gak
M7.4
98
mau diajak kerja sama
Kesimpulan:
Masalah pada Kawasan Jembatan Petekan:
- Adanya ketidakserasian pendapat antara pemerintah provinsi dan pemerintah kota terkait pemeliharaan Jembatan Petekan
Masalah pada Kawasan Jembatan Merah:
- Adanya ketidaksesuaian pendapat antara pemerintah kota dengan pemilik bangunan yang bangunannya terdaftar dalam SK Walikota sebagai bangunan
cagar budaya. Sumber: Hasil Analisis, 2017
99
Dari hasil pemahaman transkrip untuk mengidentifikasi
potensi dan masalah revitalisasi kawasan sungai yang dilakukan
pemerintah di Surabaya Utara akan dijabarkan berdasarkan
masing-masing variabel yaitu sebagai berikut:
1. Potensi Kawasan Jembatan Merah
Potensi yang ada pada kawasan Jembatan Merah yang terletak pada Kecamatan Krembangan dapat dilihat dari:
a. Penggunaan lahan
Penggunaan lahan yang dominan pada kawasan ini adalah permukiman yang terletak pada bagian dalam dari setiap koridor
jalan. Kondisi bangunan permukiman pada kawasan ini yaitu
rumah kecil namun tertata secara baik. selain itu, terdapat pula
bangunan perumahan dengan bentuk fasad yang menggambarkan kota lama yaitu bangunan rumah dengan model kolonial Belanda
sehingga menambah daya tarik kawasan ini.
b. Letak strategis Potensi kawasan Jembatan Merah berdasarkan letaknya
yaitu kawasan ini menjadi salah satu titik transit angkutan massal
dari rencana pengembangan TOD di Surabaya. Selain itu, kawasan ini dekat dengan pusat grosir yang melayani skala
regional yaitu Jembatan Merah Plaza yang dapat meningkatkan
aktivitas kawasan. Kawasan Jembatan Merah pun dekat dengan
Masjid Ampel, yang berada di Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir. Masjid ini merupakan kawasan wisata religi yang
banyak dikunjungi oleh umat Islam dari berbagai daerah serta
Pusat makanan Kya-Kya yang berada di kawasan Kembang Jepun. Kawasan ini bercirikan kawasan Pecinan.
c. Peninggalan bersejarah
Potensi kawasan Jembatan Merah berdasarakan variabel dapat dilihat dari bangunan yang menjadi cagar budaya serta
tradisi khusus yang ada di kawasan. Pada kawasan Jembatan
Merah yang merupakan kawasan kota lama memiliki potensi pada
perkampungan etnis yang masih bertahan hinnga sekarang yaitu perkampungan Cina yang biasa disebut Pecinan dan
perkampungan Arab yang berada di kawasan Ampel.
100
Dalam hal ini, Pecinan masih memiliki tradisi khusus yaitu
perayaan Imlek atau yang biasa disebut Cap Go Meh yang
biasanya diadakan di klenteng. Peringatan Imlek tersebut juga
disertai dengan pertunjukan seni berupa Wayang Poteh dimana Wayang Poteh merupakan pertunjukan wayang yang biasanya
mengambil cerita-cerita lokal.
Selain itu, pada kawasan Jembatan Merah banyak terdapat bangunan-bangunan lama yang masih bertahan sejak zaman
Belanda dengan kondisi yang tergolong baik karena selama ini
Dinas Pariwisata masih melakukan perawatan dan pemeliharaan bangunan dengan cara pengecatan secara berkala.
d. Aktivitas sosial
Jika dilihat dari variabel aktivitas sosial kawasan Jembatan
Merah memiliki potensi terkait keberadaan komunitas yang ada pada perkampungan Pecinan. Sampai saat ini, warga Pecinan
masih memiliki komunitas yang masih mengadakan acara rutin.
Komunitas tersebut merupakan komunitas perkumpulan atau paguyuban warga Cina yang berasal dari wilayah yang sama.
Bentuk kegiatan komunitas ini yaitu berupa acara pemakaman
dan pernikahan yang menyesuaikan komunitas tersebut.
e. Kependudukan
Potensi kependudukan pada Kawasan Jembatan Merah
yang terletak pada Kecamatan Krembangan yaitu jumlah
penduduk tertinggi berdasarkan kelompok umur pada Kecamatan Krembangan pada tahun 2015 yaitu penduduk usia 26-40 tahun.
Selain itu, jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin pada
Kecamatan Krembangan di dominasi oleh penduduk perempuan dimana dalam hal ini penduduk perempuan bisa diberdayakan
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan
Sungai Kalimas.
f. Aktivitas ekonomi Kawasan Jembatan Merah yang terletak di Kecamatan
Krembangan memiliki fasilitas perdagangan modern dengan skala
pelayanan regional yaitu Jembatan Merah Plaza (JMP). Selain
101
dalam bentuk plasa, juga terdapat fasilitas perdagangan yang
berupa pertokoan (ruko).
g. Infrastruktur
- Jaringan listrik pada Kawasan Jembatan Merah sudah terdistribusi secara merata
- Jaringan air bersih pada ini sudah terdistribusi secara
merata dengan skala pemenuhan kebutuhan rumah tangga, perkantoran, hingga industri.
- Jaringan persampahan pada kawasan ini sudah
terakomodasi dengan baik dan dengan sistem pengolahan sampah yang sudah
- Kawasan ini sudah dilewati dengan angkutan umum, baik
lyn ataupun bus dengan rute keberangkatan dan rute
kembali. - Kawasan ini sudah didukung dengan jalan kolektor
sekunder seperti Jl.
Jika dilihat dari variabel infrastruktur, kawasan Jembatan Merah sudah memiliki infrastruktur yang memenuhi kebutuhan
kawasan serta dukungan utilitas untuk mewujudkan kembali
vitalitas kawasan dalam kegiatan sosial-budaya, ekonomi hingga tercapai tujuan pelestarian.
2. Potensi Kawasan Jembatan Petekan
Potensi yang ada pada kawasan Jembatan Petekan yang terletak pada Kecamatan Pabean Cantian dapat dilihat dari:
a. Penggunaan lahan
Kawasan Jembatan Petekan yang terletak di Kecamatan Pabean Cantian merupakan kawasan pelabuhan sehingga kawasan
ini cukup potensial bagi pengembangan perdagangan dan
pergudangan. Selain itu, Surabaya bagian utara ini dekat dengan
Surabaya bagian barat yang sebagian besar lahannya digunakan untuk industri.
b. Letak strategis
Kawasan Jembatan Petekan memiliki lokasi yang dekat dengan Kawasan Pelabuhan Kalimas yang juga memiliki nilai
102
historis dan Monumen Jalesveva Jayamahe yang berada di
kawasan Pangkalan Angkatan Laut Armada Timur. Letaknya
relatif berdekatan dengan muara Sungai Kalimas di bagian utara.
c. Aktivitas sosial budaya Keberadaan PKL di kawasan Jembatan Petekan yang masih
dibutuhkan oleh masyarakat sekitar dalam banyak hal sehingga
eksistensi PKL pada kawasan ini tidak mungkin dihilangkan.
d. Peninggalan bersejarah
Jembatan Petekan memiliki nilai historis sehingga
berpotensi untuk dijadikan salah satu destinasi wisata heritage di Surabaya. Selain itu, Jembatan Petekan di tetapkan sebagai salah
satu cagar budaya.
e. Kependudukan
Potensi kependudukan pada Kawasan Jembatan Petekan yang terletak pada Kecamatan Pabean Cantian yaitu jumlah
penduduk tertinggi berdasarkan kelompok umur tahun 2015 pada
Kecamatan Pabean Cantian yaitu penduduk usia 35-39 tahun dimana hal ini menunjukkan bahwa kawasan Jembatan Petekan di
dominasi oleh penduduk usia produktif.
f. Aktivitas ekonomi Aktivitas ekonomi yang terdapat pada Kawasan Jembatan
Petekan di dominasi oleh kegiatan industri dan pergudangan.
Kegiatan industri dan pergudangan yang berkembang umumnya
adalah kegiatan pergudangan yang mendukung kegiatan pelabuhan yang terletak pada koridor jalan utama menuju Utara.
g. Infrastruktur - Jaringan listrik pada Kawasan Jembatan Petekan sudah
terdistribusi secara merata
- Jaringan air bersih pada ini sudah terdistribusi secara
merata dengan skala pemenuhan kebutuhan rumah tangga, perkantoran, hingga industri.
- Jaringan persampahan pada kawasan ini sudah
terakomodasi dengan baik dan dengan sistem pengolahan sampah yang sudah
103
- Kawasan ini sudah dilewati dengan angkutan umum, baik
lyn ataupun bus dengan rute keberangkatan dan rute
kembali.
Jika dilihat dari variabel infrastruktur, kawasan Jembatan Petekan sudah memiliki infrastruktur yang memenuhi kebutuhan
kawasan serta dukungan utilitas untuk mewujudkan kembali
vitalitas kawasan dalam kegiatan sosial-budaya, ekonomi hingga tercapai tujuan pelestarian.
3. Potensi Kawasan Pelabuhan Kalimas Potensi yang ada pada kawasan Pelabuhan Kalimas yang
terletak pada Kecamatan Pabean Cantian dapat dilihat dari:
a. Penggunaan lahan
Kawasan Pelabuhan Kalimas yang termasuk ke dalam Kecamatan Pabean Cantian merupakan kawasan cukup potensial
bagi pengembangan perdagangan dan pergudangan. Selain itu,
Surabaya bagian utara ini dekat dengan Surabaya bagian barat yang sebagaian besar lahannya digunakan untuk industri.
b. Letak stategis
Jika dilihat dari potensi kawasan, Pelabuhan Kalimas terletak dekat Jembatan Petekan yang memiliki nilai historis
sehingga berpotensi untuk menjadi kawasan wisata heritage.
Selain itu, kawasan ini dekat dengan obyek wisata pendukung
lainnya seperti Kawasan Syah Bandar dan Monumen Jalesveva Jayamahe yang berada di kawasan Pangkalan Angkatan Laut
Armada Timur. Letaknya relatif berdekatan dengan muara Sungai
Kalimas di bagian utara.
c. Peninggalan bersejarah
Kawasan Pelabuhan Kalimas memiliki nilai historis
sehingga berpotensi untuk dijadikan salah satu destinasi wisata
heritage di Surabaya. Selain itu, pada kawasan Pelabuhan Kalimas terdapat bangunan cagar budaya yaitu Gedung
Kasyahbandaran Tanjung Perak Surabaya atau yang sekarang
menjadi Kantor Administratur Pelabuhan (ADPEL) yang berlokasi di Jl. Kalimas Baru No. 194. Bangunan tersebut masih
104
terawat dan belum pernah direnovasi. Bangunan tersebut
termasuk ke dalam kawasan pelabuhan sehingga aktivitas
masyarakat sekitar 24 jam. Kawasan tersebut berpotensi menjadi
atraksi wisata karena dikelilingi oleh pemandangan laut yang indah.
d. Kependudukan
Potensi kependudukan pada Kawasan Pelabuhan Kalimas yang terletak pada Kecamatan Pabean Cantian yaitu jumlah
penduduk tertinggi berdasarkan kelompok umur tahun 2015 pada
Kecamatan Pabean Cantian yaitu penduduk usia 35-39 tahun, maka kependudukan pada kawasan Pelabuhan Kalimas di
dominasi oleh usia produktif.
e. Aktivitas ekonomi
Pada kawasan Pelabuhan Kalimas banyak terdapat bangunan pergudangan yang dimanfaatkan untuk mendukung
kegiatan perdagangan dan ekspedisi yang berada di Pelabuhan
Tanjung Perak dan Pelabuhan Tradisional Kalimas. Selain itu, pada kawasan Pelabuhan Kalimas, adanya aktivitas ekonomi
selain pergudangan yaitu berupa bisnis dan perdagangan,
sehingga kawasan ini berpotensi sebagai area komersil.
f. Infrastruktur
- Jaringan listrik pada Kawasan Pelabuhan Kalimas sudah
terdistribusi secara merata.
- Jaringan air bersih pada ini sudah terdistribusi secara merata dengan skala pemenuhan kebutuhan rumah tangga,
perkantoran, hingga industri.
- Jaringan persampahan pada kawasan ini sudah terakomodasi dengan baik dan dengan sistem pengolahan
sampah yang sudah
- Kawasan ini sudah dilewati dengan angkutan umum, baik
lyn ataupun bus dengan rute keberangkatan dan rute kembali.
Jika dilihat dari variabel infrastruktur, kawasan Pelabuhan
Kalimas sudah memiliki infrastruktur yang memenuhi kebutuhan kawasan serta dukungan utilitas untuk mewujudkan kembali
105
vitalitas kawasan dalam kegiatan sosial-budaya, ekonomi hingga
tercapai tujuan pelestarian.
4. Masalah Kawasan Jembatan Merah
a. Kependudukan
Permasalah kependudukan muncul dari jumlah penduduk
berdasarkan jenis mata pencaharian. Pada kawasan ini yang termasuk ke dalam Kecamatan Krembangan memiliki jumlah
penduduk belum bekerja/tidak bekerja yang tinggi merupakan
masalah kawasan dimana masih banyak penduduk yang tidak memiliki pekerjaan.
b. Penggunaan lahan
Pada kawasan Jembatan Merah, permasalahan yang muncul
yaitu dari perkampungan Pecinan yang terletak di Jalan Karet. Bangunan-bangunan yang terdapat pada Jalan Karet sudah
ditinggalkan oleh pemiliknya yang lama tanpa mendapatkan
perawatan bangunan dari pemiliknya sehingga menciptakan kesan kumuh pada kawasan tersebut.
c. Aktivitas Ekonomi
Dari aktivitas ekonomi, masalah yang muncul pada kawasan Jembatan Merah yaitu aktivitas ekonomi di kawasan
Jembatan Merah berdasarkan RDTR UP Tanjung Perak dan hasil
wawancara di dominasi oleh pergudangan dan jasa. Bangunan-
bangunan difungsikan sebagai gudang penyimpanan barang untuk kegiatan jasa pengiriman.
Aktivitas ekonomi kawasan yang di dominasi berupa usaha
pergudangan dan jasa yang hanya aktif ketika waktu pagi hingga sore hari serta orang-orang yang bekerja di kawasan tersebut tidak
tinggal disana. Maka, menyebabkan kawasan tersebut menjadi
sepi pada malam hari.
d. Variabel tambahan terkait rencana Rencana penataan dan revitalisasi Kawasan Sungai
Kalimas belum memiliki rencana yang berkekuatan hukum
sehingga dalam pelaksanaannya masih bergantung pada rencana-rencana lain seperti RPJMD. Selain itu, dalam pelaksanaannya
106
dana yang digunakan bukan dari APBD melainkan melalui kerja
sama dengan pihak-pihak swasta yang memiliki program CSR.
5. Masalah Kawasan Jembatan Petekan
a. Kependudukan
Masalah kependudukan di kawasan Jembatan Petekan yaitu
jumlah penduduk di dominasi oleh penduduk yang belum bekerja/tidak bekerja dilihat dari jumlah penduduk menurut mata
pencaharian di Kecamatan Pabean Cantian merupakan masalah
kawasan dimana masih banyak penduduk yang tidak memiliki pekerjaan..
Selain itu, kondisi penyebaran penduduk yang tidak merata
dikarenakan adanya kecenderungan untuk bermukim di sekitar pusat pelayanan atau daerah yang memiliki tingkat aksesibilitas
tinggi.
b. Ketidakserasian Pendapat (+)
Adanya ketidakserasian pendapat antara pemerintah
provinsi dan pemerintah kota. Para masyarakat sekitar kawasan
yang berkerja di Pelabuhan Kalimas tidak setuju dengan adanya
rencana revitalisasi. Pelabuhan Kalimas yang kurang tertata dan terkesan kumuh.
e. Variabel tambahan terkait rencana
Rencana penataan dan revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas belum memiliki rencana yang berkekuatan hukum
sehingga dalam pelaksanaannya masih bergantung pada rencana-
rencana lain seperti RPJMD. Selain itu, dalam pelaksanaannya
dana yang digunakan bukan dari APBD melainkan melalui kerja sama dengan pihak-pihak swasta yang memiliki program CSR.
6. Masalah Kawasan Pelabuhan Kalimas
a. Kependudukan
Permasalah kependudukan muncul dari jumlah penduduk
berdasarkan jenis mata pencaharian. Pada kawasan ini yang termasuk ke dalam Kecamatan Pabean Cantian memiliki jumlah
penduduk yang belum bekerja/tidak bekerja yang tinggi sehingga
107
ini merupakan masalah kawasan dimana masih banyak penduduk
yang tidak memiliki pekerjaan.
b. Penggunaan Lahan
Pelabuhan Kalimas merupakan area pergudangan dan dan depo peti kemas yang sudah habis masa kontraknya. Namun,
masih ada penghuninya dan dialihfungsikan menjadi tempat
tinggal.
c. Aktivitas Sosial
Masalah yang terdapat pada kawasan Pelabuhan Kalimas
dan Jembatan Petekan yaitu terkait dengan aktivitas sosial di kawasan tersebut. Para pekerja dan penyewa lahan yang tinggal
disana merasa tidak setuju dengan adanya rencana
penataan/revitalisasi pelabuhan. Para penyewa lahan tersebut
merasa terganggu dengan penataan pelabuhan yang harus dilakukan oleh PT Pelindo.
Kemudian, adanya kapal-kapal kecil yang sudah bersandar
di Pelabuhan Kalimas selama bertahun-tahun tanpa diketahui siapa pemiliknya, sehingga hal ini merupakan salah satu
penghambat dalam pelaksanaan revitalisasi.
108
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
109
Gambar 4. 20 Peta Potensi Kawasan
110
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
111
PETA MASALAH
Gambar 4. 21 Peta Masalah Kawasan
112
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
113
4.2.2 Menganalisa Efektivitas Revitalisasi Kawasan Sungai
Kalimas di Surabaya Utara
Dalam menganalisa efektivitas revitalisasi kawasan
Sungai Kalimas di Surabaya Utara, peneliti menggunakan metode analisis yang sama dengan sasaran yang sebelumnya. Variabel
yang muncul dari kajian pustaka akan diverifikasi kepada
narasumber yang telah ditentukan melalui stakeholder analysis.
114
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
115
Sasaran 2: Menganalisa Efektivitas Revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara
Tabel 4. 21 Pemahaman Data dalam Variabel Penyusunan Rencana
Penyusunan Rencana Terkait Koordinasi Penyusunan Rencana
Stake
holders
Pemahaman Data Transkrip Hasil
Transkrip Kode Analisis
P1
Ini pun sudah kita komunikasikan
dengan pihak pemkot terkait dengan
penataan kota.
E1.1 Pihak Pelindo yang memiliki kepentingan di wilayah studi mengungkapkan bahwa
penting adanya koordinasi terkait dengan
penyusunan rencana revitalisasi yang akan
dilaksanakan. Selain dalam proses administrasi dan perijinan, penting adanya
kesesuaian rencana revitalisasi yang akan
diimplementasikan dengan penataan ruang kota.
Berdasarkan pendapat dari kedua stakeholder, yaitu dari Dinas Kebudayaan dan PT Pelindo,
dalam penyusunan rencana revitalisasi kalimas
masing-masing stakeholder memiliki peran
sebagai:
- Pemberi masukan terkait bangunan cagar
budaya dan delineasi kawasan cagar budaya - Penyesuaian konsep penataan pelabuhan
kalimas/pelabuhan rakyat dengan penataan
kota. Dalam variabel penyusunan rencana, dimana
dari variabel itu di tentukan sub variabelnya
yaitu adanya peran dan bentuk keterlibatan
stakeholder.
Jika dilihat dari pendapat 2 stakeholder yang
menyatakan sudah melaksanakan koordinasi antara masing-masing stakeholder dimana
koordinasi yang dilakukan berupa penawaran
konsep penyusunan dan penataan dari pihak Pelindo terhadap Pemerintah Kota serta
penyesuaian konsep dengan rencana tata ruang
kota. Selain itu, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata dilibatkan dalam menentukan delineasi wilayah cagar budaya yang menjadi
kawasan revitalisasi, bangunan-bangunan yang
Sudah, sudah kita komunikasikan
dengan pemkot. Cuma ya itu tadi,
kendalanya di anggaran jadi tetep kita
pelaksanaannya secara bertahap gak bisa secara frontal kita lakukan perbaikan
sebanyak 2.5 km. Karena membutuhkan
cost biaya yang cukup tinggi,
E1.2
Yang pasti dengan pemerintah kota, disisi
administrasi, mulai dari IMB ataupun
keterkaitan dengan rencana tata kota kita,
tetap kita komunikasikan dengan
pihak pemkot selama ini.
E1.3
Setelah ada beberapa komunikasi, kita
tawarkan konsepnya seperti ini ke
pemerintah kota, bahwasanya pelabuhan
ini bisa di kelola. Dijadikan sumber daya dari sisi wisatanya, karena kita tau juga
pelabuhan ini punya histori kan ya.
E1.4
G1 Kalau dulu pernah mereka paparan ke kita konsep penatan besarnya mau
dijadikan apa di petekan utara itu apa,
E1.1 Berdasarkan pendapat stakeholder, koordinasi yang dilakukan hanya sebatas
penyampaian konsep penataan besarnya
116
mereka pernah paparan saja. Namun, terkait progress pelaksanaan
pihak pemerintah tidak mengetahui capaian
pelaksanaan program revitalisasi yang
dilaksanakan oleh pihak Pelindo.
termasuk cagar budaya yang berada di kawasan
rencana revitalisasi.
Tapi apakah akan sudah di laksanakan
atau akan dilaksanakan kapan
progressnya gimana, itu gak tau E1.2
Hmm gak semua, karena itu tadi kita
belum punya (dokumen rdtrk) E1.3
Berdasarkan pendapat stakeholder, jika
melihat kesesuaian terkait rencana tata
ruang umum untuk hal perijinannya masih
sesuai namun jika dilihat dari keseluruhan rencana revitalisasi tidak semua karena
dokumen RDTRK masih dalam proses
pembuatan sehingga belum bisa di perdakan.
penyesuaian dengan tata ruang umum, rencana tata ruang buat perijinan ya
sesuai aja karena mereka yang
mengajukan izin disana
E1.4
kalau terkait peruntukan kemungkinan
besar ya masih sesuai E1.5
G2
Ya dalam perencanaannya masih
dilibatkan E1.1
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
menyatakan ada pelibatan dalam
penyusunan rencana revitalisasi yang akan dilaksanakan. Pelibatan-pelibatan itu berupa
pemberian masukan mengenai keterangan
bangunan yang menjadi cagar budaya serta
deliniasi yang menjadi kawasan cagar budaya.
Iyaa seperti itu, jadi kalo juga bappeko
mau membangun itu dia cagar budaya
kan dia gaktau, yang tau kan kita, kita
dimintain masukan. E1.2
Pembahasan: - Dari hasil pemahaman data yang telah dilakukan dalam variabel penyusunan rencana, pemerintah kota dan pihak swasta telah melakukan koordinasi dalam
proses perencanaan rencana revitalisasi kawasan Sungai Kalimas. Koordinasi yang dilakukan berupa penyesuaian konsep revitalisasi, terutama pada
Kawasan Pelabuhan Kalimas dimana kawasan tersebut merupakan kawasan pelabuhan yang otoritasnya di bawah PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak.
Penyesuaian konsep penataan Pelabuhan Kalimas disesuaikan dengan RTRW Surabaya yang mengarah pada kota yang berwawasan BUDIPAMARINDA sehingga salah satu kebijakannya adalah menitikberatkan pada peningkatan kualitas objek wisata.
- Selain itu, koordinasi antar instansi pemerintah yang terkait dengan rencana penataan dan revitalisasi kawasan Sungai Kalimas pun telah dilakukan.
Koordinasi antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya dengan Bappeko Surabaya berupa pemberian masukan terkait delineasi kawasan cagar budaya dan bangunan-bangunan yang menjadi cagar budaya di kawasan revitalisasi.
117
Kesimpulan:
Pada variabel penyusunan rencana masing-masing stakeholder sudah adanya keterlibatan dari stakeholder. Berikut ini merupakan peran dari masing-masing
stakeholder yaitu
(1) Pemerintah: Pemberi masukan terkait bangunan cagar budaya dan delineasi kawasan cagar budaya dan penyesuaian konsep penataan pelabuhan kalimas/pelabuhan rakyat dengan penataan kota.
(2) Swasta: Berupa penawaran konsep penyusunan dan penataan dari pihak Pelindo terhadap Pemerintah Kota serta penyesuaian konsep dengan rencana tata
ruang kota. Maka, jika dilihat dari koordinasi dalam penyusunan rencana yang telah dilaksanakan pada ketiga titik revitalisasi, efektivitas dalam pelaksanaan revitalisasi
sudah tercapai. Sumber: Hasil Analisis, 2017
118
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
119
Tabel 4. 22 Pemahaman Data dalam Variabel Relevansi
Relevansi Antara Rencana dengan Pelaksanaan
Stake
holders
Pemahaman Data Transkrip Hasil
Transkrip Kode Analisis
P1
Jadi tiap tahun dari total 2.5 kilo itu ada
beberapa pembagian zona, zona pertama
yang sudah jadi itu dari sisi jembatan
petekan ya, kurang lebih ada 90-100
meter itu sudah bentuk taman
E2.1
Terkait relevansi, Pelindo menyatakan
bahwa yang sudah dilaksanakan
berdasarkan perencanaan revitalisasi kawasan Sungai Kalimas yaitu adanya
realisasi pembuatan taman pada zona 1
yang terletak di sebelah utara Jembatan Petekan.
Berdasarkan pendapat stakeholder yaitu
Pelindo dan Bappeko terkait relevansi
pelaksanaan revitalisasi kawasan Sungai Kalimas, sampai saat ini upaya yang sudah
dilakukan yaitu berupa penghijauan dalam
bentuk taman. Taman yang terletak di sebelah utara jembatan petekan dan Taman Jayengrono
yang terletak di dekat jembatan merah.
Sedangkan menurut Dinas Kebudayan dan
Pariwisata, upaya yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan revitalisasi kawasan
Sungai Kalimas, selama ini terus dilakukan
perawatan bangunan cagar budaya dalam bentuk pengecatan berkala sehingga fisik
bangunan-bangunan yang menjadi cagar
budaya tetap terawat. Kemudian, di kawasan Pelabuhan Kalimas,
rencana yang sudah terealisasi berupa
pembuatan taman pada zona 1 yang terletak di
sebelah utara Jembatan Petekan.
Ya yang tadi itu, sudah ada taman, disisi
utara pas jembatan petekan terus taun ini kita lagi program pembuatan riverside
yang panjangnya 90/100m.
E2.2
Taman sudah selesai E2.3
Yang terakhir ya itu tadi, setelah ada
realisasi untuk taman kita ada program
untuk realisasi yang riverside.
E2.4
G1
Itu sebenarnya, petekan, itu kita sudah
udah pernah dibangunkan taman
disitu yang fungsinya untuk
merevitalisasi jembatannya
E2.1
Bappeko menyatakan bahwa sudah dilakukan penghijauan pada beberapa titik
di kawasan kalimas bagian utara.
Penghijauan tersebut berupa pengadaan
taman di dekat jembatan petekan dan taman di dekat jembatan merah, yaitu Taman
Jayengrono.
Terus apalagi ya, ya cuma itu
penghijauan yang dijembatan merah
itu kan ada taman itu. Itu juga sudah
kita realisasikan
E2.2
G2
Selama ini ya yang saya sampaikan tadi, kalo untuk semua selain konsep
penggodokan itu Bappeko, kalo ke kita
itu minta ya batasan batasan nya itu apa seperti itu, kalo untuk semuanya di
bappeko
E2.2
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyatakan bahwa hal-hal yang dilakukan
untuk mendukung revitalisasi adalah
dengan mengkonservasi bangunan cagar budaya, salah satunya adalah dengan
melakukan pengecatan bangunan cagar
budaya secara berkala.
Pembahasan:
a. Kawasan Pelabuhan Kalimas
120
Berdasarkan rencana Penataan dan Pengembangan Pelabuhan Kalimas oleh PT Pelindo III, Pelabuhan Kalimas di bagi menjadi 3 zona. Pada masing-
masing zona memiliki rencana penataan yaitu sebagai berikut:
Rencana Keterangan
Zona 1
Pengembangan parkir Belum ada implementasi
Pengembangan bisnis perdagangan Belum ada implementasi
Penghijauan berupa taman Sudah ada implementasi
Zona 2
Penataan pelabuhan rakyat Belum ada implementasi
Wisata heritage Belum ada implementasi
RTH Belum ada implementasi
Pergudangan dan perkantora Belum ada implementasi
Zona 3
Kawasan operasional pelabuhan Belum ada implementasi
Logistic dan instansi pemerintah Belum ada implementasi
Dari pemahaman data dalam variabel relevansi, terutama relevansi antara rencana dan pelaksanaan, rencana yang sudah terimplementasi pada kawasan
Pelabuhan Kalimas yaitu penghijauan berupa taman yang terletak pada zona 1. Taman yang terletak tepat di sebelah utara Jembatan Petekan. Sedangkan, untuk 2 rencana lainnya yang terletak pada zona 1 belum ada implementasi. Begitu pula dengan rencana pada zona 2 dan zona 3.
b. Kawasan Jembatan Petekan
Berdasarkan Rencana Penataan dan Revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas, kawasan Jembatan Petekan akan dikembangkan sebagai gerbang kalimas menuju laut. Adapun rencana yang dibuat untuk kawasan ini yaitu:
Rencana Keterangan
Mengembangkan/membangun perumahan berkepadatan tinggi (kelas menengah) yang menghadap sungai; Belum ada implementasi
Area pejalan kaki dan hiburan di sepanjang depan sungai. Belum ada implementasi
Membangun area hidup / bekerja berdensitas tinggi dengan perumahan trendi dan daerah makanan / minuman untuk profesional muda.
Belum ada implementasi
Memanfaatkan kedekatan dengan area CBD yang memiliki perumahan dan hiburan yang menarik Belum ada implementasi
Membangun kembali / rekonstruksi Jembatan Petekan Belum ada implementasi
Dari pemahaman data dalam variabel relevansi, terutama relevansi antara rencana dan pelaksanaan, rencana yang dibuat untuk kawasan Jembatan Petekan belum ada yang terimplementasi namun, stakeholder berpendapat bahwa pada kawasan Jembatan Petekan telah dilakukan pengadaan taman
yang fungsinya untuk merevitalisasi jembatan.
c. Kawasan Jembatan Merah
Berdasarakan Rencana Penataan dan Revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas, kawasan Jembatan Merah akan dikembangkan sebagai distrik bersejarah dan
121
kawasan kota lama. Adapun rencana yang dibuat untuk kawasan ini yaitu:
Rencana Keterangan
Pembaruan bangunan-bangunan bersejarah; membuat ruang pertunjukan;
mengenalkan kembali jembatan kepahlawanan; membangun tempat museum, galeri seni dan wisata bersejarah.
Sudah ada implementasi berupa pelestarian fasade bangunan cagar budaya
dalam bentuk pengecatan berkala bangunan-bangunan bersejarah hingga pemberian kompensasi kepada pemilik bangunan cagar budaya yang merawat
bangunannya.
Menciptakan distrik bersejarah dan budaya yang mengenalkan kembali sejarah
Surabaya. Belum ada implementasi
Mengembangkan ruang pertunjukkan yang menyajikan acara musik dan seni
yang akan menarik para pengusaha dan pengunjung asing. Belum ada implementasi
Membenahi bangunan bersejarah yang menarik dan membangun identitas klasik
dari distrik yang bersejarah. Belum ada implementasi
Mengembangkan peringatan sejarah monumental dari Jembatan Merah dengan
melakukan pembaruan, termasuk program khusus seperti skema pencahayaan,
rute bersejarah, perbaikan fasad bangunan dan pengembangan acuan desain.
Sudah ada implementasi berupa pembangunan taman yaitu Taman Jayengrono
yang terletak di dekat Jembatan Merah Plaza.
Dari pemahaman data dalam variabel relevansi, terutama relevansi antara rencana dan pelaksanaan, dari rencana yang dibuat untuk kawasan Jembatan
Merah ada 2 yang sudah terimplementasi dan relevan dengan rencana yaitu pembaruan bangunan bersejarah yang dilakukan dalam bentuk pelestarian
fasade berupa pengecatan/pembaruan cat bangunan-bangunan bersejarah pada kawasan Jembatan Merah. Selanjutnya, sudah terimplementasi pembangunan taman yaitu Taman Jayengrono yang terletak di dekat Jembatan Merah Plaza.
Kesimpulan:
Relevansi antara rencana dengan pelaksanaan yang sudah dilakukan pada lokasi-lokasi revitalisasi yaitu: a. Kawasan Pelabuhan Kalimas
Rencana yang sudah terimplementasi pada kawasan Pelabuhan Kalimas yaitu penghijauan berupa taman yang terletak pada zona 1.
b. Kawasan Jembatan Petekan Rencana yang dibuat untuk kawasan Jembatan Petekan belum ada yang terimplementasi.
c. Kawasan Jembatan Merah
Sejauh ini berupa penghijauan dalam bentuk taman serta pelestarian bangunan cagar budaya dalam bentuk pengecatan hingga pemberian kompensasi
pada pemilik bangunan cagar budaya yang merawat bangunannya. Pelestarian tersebut sudah dilakukan pada bangunan cagar budaya di kawasan Jembatan Merah. Dari pembahasan yang telah dilakukan, relevansi program revitalisasi pada wilayah penelitian belum tercapai seluruhnya.
Sumber: Hasil Analisis, 2017
122
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
123
Tabel 4. 23 Pemahaman Data dalam Variabel Pencapaian Tujuan
Pencapaian Tujuan Dilihat Dari Perubahan Lingkungan Yang Lebih Baik
Stake
holders
Pemahaman Data Transkrip Hasil
Transkrip Kode Analisis
P1
Terkait kondisi perubahan lingkungan
tapi bukan di alamnya ya tapi dari
fungsi ruangannya
E3.1
Pelindo III menyatakan bahwa ada
perubahan terkait kondisi lingkungan yang terjadi setelah adanya pelaksanaan program
revitalisasi pelabuhan kalimas pada zona 1.
Dimana pada zona 1 sudah di bangun Taman Petekan yang bisa di akses oleh
masyarakat sekitar.
Menurut pendapat stakeholder, dalam
pencapaian tujuan yang dilihat dari perubahan
lingkungan yang lebih baik, program revitalisasi kawasan Sungai Kalimas sudah
terlihat adanya perubahan lingkungan.
Perubahan yang dimaksud adalah bukan perubahan alam, melainkan perubahan dari
aktivitas masyarakat sekitar yang mengunjungi
taman-taman tersebut.
Selain itu, adanya perubahan kesan pada kawasan tersebut. Kawasan yang dahulunya
gelap dan banyak tindak kriminalitas sekarang
sudah jauh lebih baik karena adanya peningkatan kualitas fasilitas kenyamanan
lingkungan seperti PJO, pedestrian.
Perubahan lingkungan ini pun di dukung dengan adanya upaya pelestarian bangunan-
bangunan cagar budaya pada kawasan yang
dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata yang bekerja sama dengan Dinas Pendapatan dalam pemberian kompensasi pada
pemilik bangunan cagar budaya yang mrawat
bangunannya. Pelestarian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk tetap menjaga fasade
bangunan cagar budaya.
G1
Sekarang itu PJOnya sudah di bagusin, pedestriannya sudah di lebarin sudah jauh
lebih baik daripada dulu. Dulu itu kan
gelap, banyak kriminalitas, dan
sebagainya
E3.1
Perubahan lingkungan yang terjadi menurut Bappeko adalah sudah tersedianya
pedestrian yang lebih lebar, peningkatan
kualitas PJO, sehingga ada perubahan lingkungan kawasan.
G2
Menghimbau supaya mungkin ada
bangunan cagar budaya, pemiliknya
yang istilahnya apa ya, warna catnya
sudah kusam itu kita infokan untuk
mengecat kembali
E3.1 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
menyatakan bahwa perubahan lingkungan
yang lebih baik juga dilihat dari pelestarian
bangunan-bangunan cagar budaya pada kawasan revitalisasi. Salah satu cara yang
dilakukan adalah dengan penerapan
kompensasi PBB bagi pemilik bangunan cagar budaya yang merawat bangunannya.
Upaya penerapan kompensasi ini dilakukan
untuk tetap menjaga fasade bangunan cagar budaya dan juga untuk meningkatkan
kontribusi masyarakat terhadap pelestarian
cagar budaya di kawasan tersebut.
Karena kita istilahnya apa ya
membantunya itu di ada semacam
kompensasi di PBB
E3.2
Kalo dia bangunan cagar budaya,
bangunan itu dirawat, itu ada
potongan 50%
E3.3
kita kasih masukan ke dinas pendapatan
nah terus bangunan ini dipertimbangkan
untuk diberikan kompensasi
E3.4
Kalau memang tidak terawat ya tidak
kita berikan rekom itu E3.5
124
Soalnya kan kalo dari titik revitalisasi
nya kalimas kan sekarang mungkin
ada taman ya, ada kayak tempat
tempat bermain. Itu kan masyarakat
sekarang kan biasanya kan ke taman-
taman itu kan. Kayak taman prestasi, itu
kan juga rame kalo sore gitu
E3.6
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
menyatakan bahwa dengan adanya taman-
taman yang sudah di buat di sekitar
kawasan Sungai Kalimas sudah ada perubahan aktivitas dari masyarakat. Ini
dilihat dari kegiatan masyarakatnya yang
mengunjungi taman-taman yang ada.
Kesimpulan:
1. Kawasan Pelabuhan Kalimas
Adanya perubahan lingkungan menjadi lebih baik pada wilayah penelitian dalam bentuk aktivitas masyarakat untuk mengunjungi taman serta kesan kawasan
yang sudah jauh lebih baik. Maka, dapat disimpulkan bahwa pencapaian tujuan pada pelaksanaan revitalisasi pada kawasan Jembatan Merah tercapai.
2. Kawasan Jembatan Petekan
Belum ada perubahan lingkungan.
3. Kawasan Jembatan Merah Adanya perubahan lingkungan menjadi lebih baik pada wilayah penelitian dalam bentuk aktivitas masyarakat untuk mengunjungi taman serta kesan kawasan
yang sudah jauh lebih baik. Dan juga adanya upaya pelestarian aset warisan budaya perkotaan dalam bentuk bangunan cagar budaya yang dilakukan oleh Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan. Maka, dapat disimpulkan bahwa pencapaian tujuan pada pelaksanaan revitalisasi pada kawasan Jembatan Merah tercapai. Sumber: Hasil Analisis, 2017
125
Tabel 4. 24 Pemahaman Data dalam Variabel Efisiensi
Efisiensi Dilihat dari Waktu dan Pihak yang Terlibat Dalam Revitalisasi
Stake
holders
Pemahaman Data Transkrip Hasil
Transkrip Kode Analisis
P1
Untuk pelaksanannya itu memang
bertahap karena untuk pemakaian
anggaran kan dari kasnya pelindo, itu pun nanti melalui proses persetujuan dari
direksi dulu.
E4.1
Pihak Pelindo III menyatakan bahwa dalam
pelaksanaan program revitalisasi
dilaksanakan secara bertahap karena melihat anggaran program yang seluruhnya
menggunakan kas Pelindo III.
Dalam hal efisiensi, jika dilihat dari waktu
pelaksanaan, untuk kawasan Pelabuhan
Kalimas, masih terlaksana sesuai dengan jadwal yang direncanakan dan dibuat dalam
bentuk tahapan pelaksanaan.
Sedangkan, untuk kawasan Jembatan Petekan dan Jembatan Merah, pihak pemerintah
berpendapat bahwa selama ini dalam
pelaksanaan revitalisasi kawasan Sungai
Kalimas belum ada target waktu penyelesaian karena belum ada program revitalisasi kawasan
sungai Kalimas secara spesifik. Selama ini
target pelaksanaannya masih bergantung pada kebutuhan kawasan.
Kemudian, jika melihat dari pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan revitalisasi, pihak yang terlibat meliputi pemerintah, LSM, masyarakat
serta bantuan program CSR dari pihak swasta.
Masing-masing kelompok setakeholder telah
terlibat dalam pelaksanaan revitalisasi dengan menjalankan perannya masing-masing.
Untuk ketercapaian masih sesuai
dengan jadwal kita tadi, pertahun kita ada program untuk merealisasikan dari
rencana grand masternya.
Dalam efisiensi pelaksanaan program
revitalisasi jika dilihat dari waktu pelaksanaan, pihak Pelindo III menyatakan
pelaksanaan program revitalisasi dilakukan
secara bertahap dan masih sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
G1
Ya itu tadi karena belum ada program
spesifik untuk revitalisasi di utara. Ya
programnnya taunan yang kita melihat
kebutuhan masyarakat
E4.1
Dalam hal efisiensi waktu, pihak Bappeko
berpendapat bahwa dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan sungai kalimas belum
ada target waktu penyelesaian karena belum
ada program revitalisasi kawasan utara secara spesifik. Sehingga, pelaksanaannya
masih bergantung pada kebutuhan kawasan.
Ya kita ngikut itu aja programnya
karena gak ada program yang spesifik untuk program revitalisasi disana
E4.2
Jadi kita tahunan programnya, kalau
memang ada kebutuhan disitu, PJU nya
rusak atau PJU nya belum ada ya dibangunkan disitu, pedestrian di
kembangkan. Ya gitu saja
E4.3
Ya pelindo, kalo yang lainnya
tergantung kita mau apa, kayak CSR itu ada banyak tapi aku gak hafal
E4.4
CSR itu adanya di kerjasama sama di
SKPD yang menangani E4.5
G2 Memang sih tugas pelestarian kan bukan
hanya pemerintah saja, tapi ada E4.1
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyatakan dalam pelaksanaannya sudah
126
masyarakat, LSM, kita itu punya tim
cagar budaya.
melibatkan stakeholder yang terkait selain
pemerintah. Seperti pelibatan komunitas-
komunitas mural dan anak-anak arsitektur.
Dari pemerintah anggotanya juga ada
dari cipta karya sama bappeko. Ada bagian hukum juga, mungkin kalo ada
masalah hukum, kan suka ada.
E4.2
Terus muralnya itu melibatkan
masyarakat, sama komunitas-komunitas apa ya kayak sejarah, terus
anak anak arsitek.
E4.3
Pembahasan:
a. Kawasan Pelabuhan Kalimas
- Efisiensi dilihat dari waktu pelaksanaan revitalisasi pada kawasan Pelabuhan Kalimas
Dari pemahaman data dalam variabel efisiensi yang dilihat dari waktu pelaksanaan revitalisasi pada kawasan Pelabuhan Kalimas yang dilakukan oleh
pihak Pelindo III masih berjalan sesuai jadwal yang direncanakan. Ketercapaian ini diwujudkan dalam pembuatan target waktu penyelesaian setiap tahun untuk mencapai rencana dari grand design.
- Efisiensi dilihat dari pihak yang terlibat dalam pelaksanaan revitalisasi pada kawasan Pelabuhan Kalimas
Dari pemahaman data berdasarkan variabel efisiensi dilihat dari pihak yang terlibat dalam pelaksanaan revitalisasi pada kawasan Pelabuhan Kalimas yaitu pihak pemerintah dan Pelindo III sendiri. Pihak pemerintah yang terlibat pada revitalisasi kawasan Pelabuhan Kalimas adalah Bappeko Surabaya.
Dalam pelaksanaannya, Pelindo III belum melibatkan masyarakat karena dalam tahap pelaksanaan pada zona 1 baru mencapai tahap pengalihan fungsi
lahan pergudangan yang sudah habis masa sewanya.
b. Kawasan Jembatan Petekan dan Kawasan Jembatan Merah
- Efisiensi dilihat dari waktu pelaksanaan revitalisasi pada kawasan Jembatan Petekan dan Jembatan Merah
Berdasarkan dokumen Rencana Penataan dan Revitalisasi Kalimas, waktu pelaksanaan program revitalisasi Kalimas dimulai tahun 2006 hingga tahun 2010. Program yang dibagi menjadi 2 program umum yaitu Program Umum Kawasan dan Program Pengembangan Spot/Titik Potensial.
Dari pemahaman data dalam variabel efisiensi yang dilihat dari waktu pelaksanaan revitalisasi, dalam pelaksanaan rencana penataan dan revitalisasi
kawasan Sungai Kalimas belum ada target waktu penyelesaian. Pelaksanaan revitalisasi selama ini masih berdasarkan kebutuhan kawasan karena belum ada rencana spesifik untuk revitalisasi kawasan sungai, khususnya yang di bagian utara.
- Efisiensi dilihat dari pihak yang terlibat dalam pelaksanaan revitalisasi pada kawasan Jembatan Petekan dan Jembatan Merah
Dari pemahaman data dalam variabel efisiensi yang dilihat dari pihak yang terlibat dalam pelaksanaan revitalisasi yaitu pada kawasan Jembatan Petekan
dan Jembatan Merah pihak yang terlibat meliputi pemerintah, swasta, dan masyarakat. Pihak pemerintah yang terlibat yaitu Bappeko Surabaya dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, selain itu pihak swasta berupa program CSR pada tiap SKPD yang terkait, serta pihak masyarakat, LSM, dan komunitas-
komunitas mural dan mahasiswa arsitektur.
Kesimpulan:
127
Berdasarkan hasil analisis, jika dilihat dari kesesuaian waktu pelaksanaan dengan jadwal rencana pada masing-masing kawasan yaitu sebagai berikut:
a. Kawasan Pelabuhan Kalimas
Pada kawasan ini efisiensi yang dilihat dari waktu pelaksanaan sudah tercapai karena pihak Pelindo III memiliki target waktu penyelesaian penataan
dan revitalisasi kawasan Pelabuhan Kalimas yang terbagi per tahun. Sedangkan, efisiensi yang dilihat dari pihak yang terlibat dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan Pelabuhan Kalimas yaitu Pelindo III hanya melibatkan pemerintah. Dalam hal ini terlihat bahwa PT Pelindo III belum ada
pelibatan pihak swasta dan masyarakat. Maka, efisiensi pelaksanaan revitalisasi pada kawasan Pelabuhan Kalimas yang dilihat dari waktu pelaksanaan telah tercapai. Namun, belum tercapai
pada sub variabel pihak yang terlibat.
b. Kawasan Jembatan Petekan dan Kawasan Jembatan Merah
Pada kawasan ini efisiensi yang dilihat dari waktu pelaksanaan belum tercapai karena belum ada rencana spesifik untuk merevitalisasi kawasan sungai bagian utara. Sehingga belum jelas target penyelesaian pelaksanaan revitalisasi kawasan ini. Sedangkan, efisiensi yang dilihat dari pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan Jembatan Petekan dan kawasan Jembatan Merah sudah melibatkan seluruh stakeholder yaitu pemerintah, swasta,
dan masyarakat. Maka, efisiensi yang dilihat dari pihak yang terlibat dalam pelaksanaan revitalisasi pada kawasan Jembatan Petekan dan Jembatan Merah telah
tercapai. Namun, dilihat dari waktu pelaksanaan belum tercapai. Sumber: Hasil Analisis, 2017
128
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
129
Tabel 4. 25 Pemahaman Data dalam Variabel Strategi
Strategi yang Digunakan untuk Merevitalisasi
Stake
holders
Pemahaman Data Transkrip Hasil
Transkrip Kode Analisis
P1
Dulunya mungkin disitu banyak gudang-
gudang ataupun banyak adanya kegiatan-
kegiatan bongkar muat peti kemas, nah
itu nanti mungkin akan di alih
fungsikan menjadi sesuai dengan
perencanaan yang sudah ada.
E5.1
Pihak Pelindo III mengatakan bahwa strategi yang digunakan untuk
melaksanakan program revitalisasi yaitu
pertama pihak Pelindo III akan melakukan pembebasan lahan terkait gudang-gudang
yang sudah habis masa sewanya.
Berdasarkan pendapat stakeholder, Pelindo
menyatakan bahwa strategi utama yang
digunakan untuk merevitalisasi kawasan sungai kalimas, khususnya yang berlokasi di
pelabuhan rakyat adalah dengan
mengalihfungsikan lahan yang sebelumnya berupa pergudangan. Kemudian baru
dilaksanakan proses pembangunan selanjutnya
agar tetap berjalan sesuai dengan grand design.
Namun, belum ada pelibatan masyarakat dalam pelaksanaannya.
Sedangkan, menurut Bappeko, strategi yang
digunakan untuk merevitalisasi yaitu karena rencana belum memiliki kekuatan hukum
sehingga pemerintah kota hanya dapat
memberikan arahan melalui peruntukan ruang sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan revitalisasi pihak pemerintah
belum memiliki tahapan-tahapan untuk
mendukung pelaksanaan. Namun, pemerintah telah melibatkan masyarakat dalam
pelaksanaannya.
Terkait keterlibatan masyarakat ini, untuk
strateginya yang pasti kita terkait
dengan, pertama
pembebasan/pengalihan lahan.
E5.2
Jadi dulu disitu mungkin ada bangunan
bangunan eksisting yang lama, gudang
ataupun area lapangan penumpukan peti
kemas yang dulunya memang disitu merupakan kegiatan jasa kepelabuhanan,
nah itu prosesnya kita butuh proses
pengalihan fungsi lahan, setelah itu selesai baru kita proses untuk pelaksanaan
pembangunannya.
E5.3
Nah untuk awalnya, gudang gudang ini
kita alih fungsikan dulu E5.4
Kalo yang dijakarta kan dibuatin
rusun, kalo dikita gak ada kayak gitu E5.5
Berdasarkan pendapat stakeholder, tidak
strategi untuk merelokasi masyarakat yang
tinggal di kawasan Pelabuhan Kalimas
G1
jadi kita itu, pemerintah itu kan hanya
memberikan arahan, yang mbangun kan
juga bukan kita semua
E5.1 Bappeko berpendapat bahwa pihak pemerintah hanya dapat memberikan arahan
karena dikarenakan dokumen rencana yang
ada belum punya kekuatan hukum, sehingga pemerintah memberikan arahan melalui
rencana peruntukan ruang.
pemerintah kota itu hanya boleh
membangun fasilitas apapun itu di
asetnya kita
E5.2
130
makanya kita mengarahkan melalui
rencana peruntukan ruang E5.3
Kemudian, untuk strategi yang dilakukan
yaitu kota Surabaya merupakan kota yang
pasti melibatkan masyarakatnya karena
masyarakat yang tahu mengenai kebutuhannya, mereka yang tinggal disana
sehingga inisiasinya adalah dengan
memberikan pelatihan dan memfasilitasi masyarakat.
kita cuma bisa mengarahkan ndak bisa
mbangun E5.4
yang bisa kita bangun cuma
infrastruktur dan utilitas utamanya,
memperbaiki pedestrian, penerangan
jalan umum, penghijauan di
tingkatkan, revitalisasi sungai nya
E5.5
Pasti. ( ada pelibatan masyarakat) E5.6
Mereka (masyarakat) yang tau
kebutuhannya, mereka yang punya bangunannya, kan gitu ya, mereka yang
tinggal disana
E5.7
Jadi inisiasinya kita hanya mentrigger,
memberikan pelatihan, memfasilitasi
mereka yang mengembangkan
E5.8
G2 Tidak berpendapat - -
Pembahasan:
a. Kawasan Pelabuhan Kalimas
Dari pemahaman data pada variabel strategi yang dilihat dari strategi yang digunakan dalam revitalisasi. Strategi yang digunakan pada kawasan
Pelabuhan Kalimas yaitu pengalihan fungsi lahan terhadap gudang-gudang yang sudah tidak terpakai atau yang sudah habis masa sewanya, khususnya
pergudangan yangterletak pada zona 1. Kemudian, setelah dilakukan pengalihan fungsi lahan, dilakukan pembangunan selanjutnya pada zona 2 dan seterusnya. Dapat dilihat bahwa dalam hal ini PT Pelindo III memiliki tahapan-tahapan untuk melakukan revitalisasi Pelabuhan Kalimas
Namun, selama proses pelaksanaan revitalisasi yang telah dilakukan pada kawasan Pelabuhan Kalimas, belum ada pelibatan masyarakat karena strategi
utama yang dilakukan masih berupa pengalihan fungsi lahan pergudangan yang sudah tidal terpakai atau yang telah habis masa sewanya.
b. Kawasan Jembatan Petekan dan Kawasan Jembatan Merah
Dari pemahaman data pada variabel strategi yang dilihat dari strategi yang digunakan dalam revitalisasi. Strategi yang digunakan pada kawasan Jembatan Petekan dan Jembatan Merah adalah berupa pemberian arahan melalui peruntukkan ruang. Hal ini dikarenakan dokumen rencana yang ada belum
memiliki kekuatan hukum. Sehingga, dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan Sungai Kalimas bagian utara belum memiliki tahapan-tahapan pelaksanaan
revitalisasi. Namun, dalam pelaksanaan revitalisasi ini pemerintah telah melibatkan masyarakat. Pelibatan masyarakat ini melalui masyarakat setempat
yang menjadi pemilik bangunan cagar budaya, LSM, serta komunitas-komunitas mural hingga mahasiswa arsitek.Selain itu juga pihak pemerintah membentuk tim cagar budaya yang anggotanya terdiri dari para akademisi yang ahli di bidang cagar budaya.
Kesimpulan:
131
Berdasarkan hasil analisis, strategi yang dilakukan oleh masing-masing stakeholder yaitu:
a. Kawasan Pelabuhan Kalimas
Jika berdasarkan variabel strategi yang dilihat dari adanya tahapan-tahapan pelaksanaan revitalisasi, dalam hal ini PT Pelindo sudah membuat strategi
dalam bentuk tahapan-tahapan pelaksanaan revitalisasi Pelabuhan Kalimas agar tetap sesuai dengan jadwal rencana yang telah di buat serta tetap sesuai dengan grand design. Namun, jika berdasarkan strategi yang dilihat dari adanya pelibatan masyarakat, pada kawasan Pelabuhan Kalimas ini belum ada
pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan revitalisasi.
Maka, dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan dalam pelaksanaan revitalisasi pada kawasan ini, jika dilihat dari adanya tahapan-tahapan
pelaksanaan revitalisasi yaitu sudah tercapai. Namun, jika dilihat dari adanya pelibatan masyarakat pada kawasan ini belum ada, sehingga
strategi yang digunakan pada kawasan ini belum tercapai.
b. Kawasan Jembatan Petekan dan Jembatan Merah Jika berdasarkan variabel strategi yang dilihat dari adanya tahapan-tahapan pelaksanaan revitalisasi, pihak pemerintah belum memiliki strategi dalam
bentuk tahapan-tahapan pelaksanaan. Tetapi, jika berdasarkan variabel strategi yang dilihat dari adanya pelibatan masyarakat, variabel strategi pada
kawasan ini telah mencapai efektivitas karena pemerintah telah melibatkan masyarakat dalam pelaksanannya. Maka, jika dilihat dari kesimpulan diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi yang diterapkan pada kawasan Jembatan Petekan dan Jembatan
Merah belum tercapai. Sumber: Hasil Analisis, 2017
132
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
133
Maka, jika dilihat dari pemahaman data, dapat disimpulkan
bahwa strategi yang diterapkan belum mencapai efektifitas.
Berikut ini merupakan hasil analisis sasaran 2 berupa rencana-
rencana yang belum terimplementasi pada kawasan Sungai Kalimas berdasarkan masing-masing kawasan spot/titik
revitalisasi.
Tabel 4. 26 Hasil Analisis Sasaran 2
No. Variabel
Efektivitas
Hasil
Sasaran 2 Keterangan
Kawasan Pelabuhan Kalimas
1 Koordinasi
penyusunan
rencana
Sudah
tercapai
Koordinasi dalam
penyusunan rencana yang
telah dilaksanakan antara
pihak Pelindo dan
pemerintah.
2 Relevansi Belum
tercapai
Rencana pada zona 1 belum
selesai dan rencana pada
zona 2 dan 3 belum
terimplementasi
3 Pencapaian
tujuan
Sudah
tercapai
Adanya taman bisa
menghidupkan kawasan
serta adanya perubahan kesan kawasan menjadi
lebih baik.
4 Efisien Belum
tercapai
Dari segi pihak yang terlibat
yang terlibat. Belum
melibatkan masyarakat.
5 Strategi Belum
tercapai
Belum adanya pelibatan
masyarakat sekitar dalam
pelaksanaan revitalisasi
Kawasan Pelabuhan
Kalimas
Kawasan Jembatan Petekan
1 Koordinasi
penyusunan
Sudah
tercapai
Koordinasi dalam
penyusunan rencana yang
134
rencana telah dilaksanakan antar instansi pemerintah.
2 Relevansi Belum tercapai
Rencana penataan dan revitalisasi belum
terimplementasi
3 Pencapaian
tujuan
Sudah
tercapai
Adanya taman bisa
menghidupkan kawasan
serta adanya perubahan
kesan kawasan menjadi
lebih baik.
4 Efisien Belum
tercapai
Belum ada target waktu
penyelesaian revitalisasi
5 Strategi Belum
tercapai
Belum adanya tahapan
pelaksanaan yang jelas dari
pemerintah
Kawasan Jembatan Merah
1 Koordinasi
penyusunan
rencana
Sudah
tercapai
Koordinasi dalam
penyusunan rencana yang
telah dilaksanakan antar
instansi pemerintah.
2 Relevansi Belum
tercapai
Rencana belum
terimplementasi seluruhnya
3 Pencapaian
tujuan
Sudah
tercapai
Adanya taman bisa
menghidupkan kawasan
serta adanya perubahan
kesan kawasan menjadi
lebih baik serta adanya
upaya pelestarian bangunan cagar budaya oleh
pemerintah yang melibatkan
masyarakat.
4 Efisien Belum
tercapai
Belum ada target waktu
penyelesaian revitalisasi
5 Strategi Belum
tercapai
Belum adanya tahapan
pelaksanaan yang jelas dari
pemerintah
Sumber: Hasil Analisis, 2017
135
Dari tabel 4.26 tentang hasil sasaran 2, untuk baris tabel
yang berwarna kuning menunjukkan rencana yang belum
tercapai. Pada kawasan Pelabuhan Kalimas rencana yang belum
selesai terdapat pada zona 1, sedangkan untuk zona 2 dan 3 rencana belum terimplementasi seluruhnya. Kemudian, pada
kawasan Jembatan Petekan, belum ada rencana yang
terimplementasi. Untuk selanjutnya yaitu kawasan Jembatan Merah terdapat 3 rencana yang belum terimplementasi.
136
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
137
4.2.3 Merumuskan Strategi yang Dibutuhkan Untuk
Rencana Revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas di
Surabaya Utara
Dalam menentukan strategi yang dibutuhkan untuk rencana revitalisasi kawasan Sungai Kalimas di Surabaya Utara,
digunakan analisis deskriptif kualitatif dengan cara
membandingkan antara efektivitas pelaksanaan program terhadap potensi dan masalah kawasan dengan best practice yang ada.
138
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
139
Tabel 4. 27 Strategi Revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas
Hasil Sasaran 2 Gambaran Umum,
Potensi & Masalah Rencana Best Practice Strategi Revitalisasi
Kawasan Pelabuhan Kalimas
Relevansi:
Rencana pada
zona 1 belum
selesai
Potensi:
Kawasan Pelabuhan Kalimas merupakan
kawasan cukup
potensial bagi pengembangan
perdagangan dan
pergudangan.
Merupakan kawasan
bisnis dan
perdagangan serta peti
kemas
Masalah:
Para masyarakat
sekitar kawasan yang
berkerja di Pelabuhan Kalimas tidak setuju
dengan adanya
rencana revitalisasi
1. Zona 1 yang memiliki
panjang 560 meter itu akan direncanakan pengembangan
parkir, rencana
pengembangan bisnis perdagangan serta
penghijauan berupa taman
yang dibuat dengan tujuan agar masyarakat dapat
memanfaatkan kawasan
pelabuhan tersebut.
Pemerintah Kota Edenton
bekerjasama dengan sebuah organisasi non profit yang
bergerak dibidang pelestarian
aset bersejarah untuk mengubah pabrik kapas yang sudah tidak
layan menjadi aset ekonomi yang
baru bagi masyarakat. PPP yang telah dijalankan dapat
memberikan hasil berupa
upgrade infrastruktur, investasi
real-estate, nilai property meningkat dan pelestarian aset-
aset bersejarah Edenton. Strategi
yang digunakan yaitu: - Menggunakan pelestarian
bersejarah sebagai strategi
pengembangan ekonomi dengan cara menstimulasi
investasi swasta yang dapat
meningkatkan pengeluaran
wisata dan nilai property lokal.
- Investasi lokal dalam
pelestarian bersejarah menciptakan lapangan kerja
lokal.
Dengan public-private
partnership, sebuah kewajiban pengembangan ekonomi dapat
1. Pengadaan pendekatan intensif
kepada masyarakat Pelabuhan
Kalimas, khususnya pada Zona 1
Tujuan: agar dapat lebih memahami
keinginan masyarakat pada Pelabuhan Kalimas, khususya pada
zona 1.
Program: - Mengadakan sosialisasi yang
diadakan oleh PT Pelindo III kepada
masyarakat yang tinggal di kawasan
pelabuhan terkait revitalisasi dengan konsep Riverfront
- Melakukan dialog antara PT Pelindo
III, pemerintah, dan tokoh masyarakat yang ada pada zona 1
terkait penyebab ketidaksetujuan.
140
berubah menjadi aset pengembangan ekonomi
Relevansi:
Rencana pada
zona 2 dan 3
belum
terimplementasi
Potensi:
Kawasan Pelabuhan Kalimas merupakan
kawasan cukup
potensial bagi pengembangan
perdagangan dan
pergudangan.
Merupakan kawasan
bisnis dan
perdagangan serta
peti kemas
Pelabuhan Kalimas
terletak dekat Jembatan Petekan
yang memiliki nilai
historis sehingga berpotensi untuk
menjadi kawasan
wisata heritage
Kawasan ini dekat dengan obyek
wisata pendukung
lainnya seperti Kawasan Syah
Bandar dan
Monumen Jalesveva Jayamahe yang
berada di kawasan
Pangkalan Angkatan
Laut Armada Timur. Terdapat bangunan
Zona 2 yang memiliki panjang 1
kilometer dengan rencana pengembangan bisnis
perdagangan, wisata heritage,
serta pergudangan dan perkantoran.
Zona 3 yang memiliki panjang 940 meter dengan rencana
pengembangan RS. PHC, bisnis
dan maritime, perkantoran serta
operasional pelabuhan.
Pemerintah Kota Edenton
bekerjasama dengan sebuah organisasi non profit yang
bergerak dibidang pelestarian
aset bersejarah untuk mengubah pabrik kapas yang sudah tidak
layan menjadi aset ekonomi yang
baru bagi masyarakat. PPP yang telah dijalankan dapat
memberikan hasil berupa
upgrade infrastruktur, investasi
real-estate, nilai property meningkat dan pelestarian aset-
aset bersejarah Edenton. Strategi
yang digunakan yaitu: - Menggunakan pelestarian
bersejarah sebagai strategi
pengembangan ekonomi
dengan cara menstimulasi investasi swasta yang dapat
meningkatkan pengeluaran
wisata dan nilai property lokal.
- Investasi lokal dalam
pelestarian bersejarah menciptakan lapangan kerja
lokal.
Dengan public-private
partnership, sebuah kewajiban pengembangan ekonomi dapat
berubah menjadi aset
pengembangan ekonomi
1. Penataan kawasan Pelabuhan
Kalimas dengan konsep Riverfront Tujuan: agar kawasan Pelabuhan
Kalimas lebih tertata dan dapat
mendukung revitalisasi dengan konsep Riverfront
Program:
- Menghancurkan atau menggusur bangunan-bangunan pergudangan
yang sudah tidak terpakai oleh PT
Pelindo III, khususnya di zona 2
- PT Pelindo III tidak melakukan perpanjangan masa sewa terhadap
gudang-gudang yang sudah habis
masa kontraknya. - Pengalihan fungsi lahan yang
bangunan pergudangan menjadi
perdagangan dilakukan oleh PT
Pelindo III
2. Pengintegrasian kawasan
Pelabuhan Kalimas dengan
obyek wisata yang ada di sekitar
Tujuan: untuk mewujudkan
kawasan Pelabuhan Kalimas menjadi kawasan wisata heritage.
Program:
- Mengadakan kerjasama terkait
integrasi wisata pada kawasan Pelabuhan antara PT Pelindo dengan
pihak pengelola kawasan Syah
Bandar.
141
cagar budaya yaitu Gedung
Kasyahbandaran
Tanjung Perak Surabaya atau yang
sekarang menjadi
Kantor
Administratur Pelabuhan
(ADPEL).
Bangunan tersebut masih terawat dan
belum pernah
direnovasi
Masalah:
Pelabuhan Kalimas
yang kurang tertata dan terkesan kumuh
Gambaran Umum: - Pergerakan
penduduk ke tempat
kerja terjadi pada
pagi hari dan sore hari. Pola
pergerakan ini
terjadi menyebar di seluruh wilayah
perencanaan baik
pada kawasan
perdagangan, kawasan industri
perak, kawasan
- Menyusun konsep kegiatan wisata yang bernuansa kesejarahan yang
ada di Kalimas oleh PT Pelindo
- Menyiapkan rute wisata serta jadwal pelaksanaan wisata heritage di
sekitar Pelabuhan Kalimas yang
dilakukan oleh PT Pelindo
- Mengadakan kerjasama dalam bidang pariwisata antara PT Pelindo
dengan pihak lain seperti Travel
Agent, penginapan dan perhotelan, serta fotografi.
3. Pemberian fungsi baru pada
kawasan pelabuhan selain
kegiatan pergudangan untuk
mendukung konsep Riverfront
Tujuan: untuk menghidupkan kawasan saat jam-jam aktivitas
pergudangan berakhir
Program: - Mengalihfungsikan bangunan
pergudangan di Zona 1 menjadi
fungsi perdagangan dan bisnis yang dilakukan oleh PT Pelindo
- Melakukan renovasi pada gudang-
gudang yang tidak terpakai pada
zona 1oleh PT Pelindo dengan gaya arsitektur kolonial untuk
mendukung konsep wisata heritage
- Membuat area wisata heritage yang didukung dengan adanya wisata
kuliner seperti café-café dengan
gaya kolonial, yang terletak di Zona
1 untuk mendukung konsep
142
Pelindo, kawasan militer, kawasan
jasa di sekitar JMP.
Riverfront yang akan dilaksanakan di Zona 2.
4. Pengadaan aktivitas rekreasi air
pada zona 2 untuk mendukung
konsep Riverfront
Tujuan: untuk meningkatkan
aktivitas yang ada di Sungai Kalimas
Program:
- Melakukan pengerukan sedimentasi secara berkala yang akan dilakukan
oleh PT Pelindo III
- Membuat dermaga kecil pada zona 2 untuk mendukung rekreasi air
yang akan dilakukan oleh PT
Pelindo
Efisiensi dan
Strategi:
Dari segi pihak
yang terlibat
belum adanya
pelibatan
masyarakat.
Potensi: - Jumlah penduduk
tertinggi
berdasarkan
kelompok umur tahun 2015 pada
Kecamatan Pabean
Cantian yaitu penduduk usia 35-39
tahun, maka
kependudukan pada kawasan Pelabuhan
Kalimas di dominasi
oleh usia produktif.
Masalah:
Kecamatan Pabean
Cantian memiliki
1. Pelibatan masyarakat dalam
pelaksanaan revitalisasi
Tujuan: melibatkan masyarakat
dalam pengambilan keputusan
Program: - Melakukan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai konsep
revitalisasi kawasan Pelabuhan yang dilakukan oleh PT Pelindo III
- Melaksanakan dialog antara PT
Pelindo dan masyarakat yang tidak setuju dengan adanya rencana
revitalisasi Pelabuhan Kalimas.
- Melakukan pembentukan kelompok
wirausaha yang mendukung aktivitas Pelabuhan Kalimas atau
aktivitas pariwisata yang dilakukan
oleh Dinas Pariwisata dan
143
jumlah penduduk yang belum
bekerja/tidak bekerja
yang tinggi sehingga ini merupakan
masalah kawasan
dimana masih banyak
penduduk yang tidak memiliki pekerjaan.
Para masyarakat
sekitar kawasan yang
berkerja di Pelabuhan Kalimas tidak setuju
dengan adanya
rencana revitalisasi
Pelabuhan Kalimas
yang kurang tertata
dan terkesan kumuh
Kebudayaan dan Pelindo III.
Kawasan Jembatan Petekan
Relevansi:
Rencana
penataan dan
revitalisasi
belum
terimplementasi
Potensi: - Jembatan Petekan
memiliki nilai historis
sehingga berpotensi untuk dijadikan salah
satu destinasi wisata
heritage di Surabaya
- Lokasi yang dekat dengan Kawasan
Pelabuhan Kalimas
yang juga memiliki nilai historis dan
Monumen Jalesveva
Jayamahe yang berada di kawasan
Mengembangkan / membangun perumahan berkepadatan tinggi (kelas
menengah) yang menghadap
sungai; area pejalan kaki dan
hiburan di sepanjang depan sungai.
Membangun area hidup / bekerja berdensitas tinggi
dengan perumahan trendi dan
daerah makanan / minuman untuk profesional muda.
Memanfaatkan kedekatan dengan area CBD yang
Pemerintah Kota Edenton bekerjasama dengan sebuah
organisasi non profit yang
bergerak dibidang pelestarian aset bersejarah untuk mengubah
pabrik kapas yang sudah tidak
layak menjadi aset ekonomi yang
baru bagi masyarakat. PPP yang telah dijalankan dapat
memberikan hasil berupa
upgrade infrastruktur, investasi real-estate, nilai property
meningkat dan pelestarian aset-
aset bersejarah Edenton. Strategi yang digunakan yaitu:
1. Peningkatan kualitas Jembatan
Petekan sebagai aset bersejarah.
Tujuan: untuk mempertahankan
keberadaan Jembatan Petekan sebagai salah satu destinasi wisata
heritage di Surabaya.
Program:
- Mengadakan kerjasama antara pemerintah kota dengan organisasi
non-profit yang bergerak dalam
bidang pelestarian aset bersejarah. - Mengadakan hubungan kerjasama
antara pemerintah kota dengan
pihak swasta terkait pendanaan untuk pelestarian/rekonstruksi
144
Pangkalan Angkatan
Laut Armada Timur. - Dekat dengan
kawasan Pelabuhan
Kalimas
- Keberadaan PKL di
kawasan Jembatan Petekan yang masih
dibutuhkan oleh
masyarakat sekitar dalam banyak hal
sehingga eksistensi
PKL pada kawasan ini
tidak mungkin dihilangkan.
Masalah: - Kawasan Jembatan
Petekan terjadi
pendangkalan yang sangat signifikan
sehingga
mengakibatkan sungai
tak dapat dijadikan sarana transportasi
memiliki perumahan dan hiburan yang menarik
Membangun kembali / rekonstruksi Jembatan
Petekan
Menggunakan pelestarian
bersejarah sebagai strategi pengembangan ekonomi
dengan cara menstimulasi
investasi swasta yang dapat meningkatkan pengeluaran
wisata dan nilai property
lokal.
Investasi lokal dalam pelestarian bersejarah
menciptakan lapangan kerja
lokal.
Dengan public-private
partnership, sebuah kewajiban pengembangan
ekonomi dapat berubah
menjadi aset pengembangan ekonomi
Jembatan Petekan.
2. Perubahan lingkungan sekitar
kawasan Jembatan Petekan Tujuan: untuk meningkatkan
kualitas lingkungan pada kawasan
Jembatan Petekan.
Program: - Melakukan pengerukan di sekitar
Jembatan Petekan akibat dari
pendangkalan sungai dengan cara membangun kerjasama antara
pemerintah kota, pemerintah
provinsi dan PT Pelindo III
Efisien:
Belum ada
target waktu
penyelesaian
revitalisasi
Masalah
- Pelaksanaan
revitalisasi masih mengikuti kebutuhan
kawasan
- Pelaksanaan tidak menggunakan
APBD, namun
melalui kerjasama program CSR
1. Penyusunan rencana revitalisasi
terbaru dengan timeline yang
jelas dan target yang ingin
dicapai
Tujuan: agar rencana revitalisasi
Kawasan Sungai Kalimas dapat terimplementasi sesuai dengan
kondisi wilayahnya saat ini
- Melakukan penyusunan master plan revitalisasi kawasan Sungai
145
Kalimas terbaru yang sesuai dengan kondisi eksisting kawasan
- Menyusun timeline pelaksanaan
revitalisasi secara detail untuk mencapai efisiensi waktu
pelaksanaan
- Menyusun program pelaksanaan
revitalisasi yang disusun tahunan sehingga ada kejelasan target
pencapaian
Strategi:
Belum ada
tahapan
pelaksanaan
yang jelas dari
pemerintah
Gambaran Umum: - Adanya dokumen
Rencana Penataan dan
Revitalisasi
- Adanya rencana PT Pelindo III yang
melakukan penataan
dan revitalisasi pada Pelabuhan Kalimas.
Masalah:
- Adanya ketidakserasian
pendapat antara
pemerintah provinsi dan pemerintah kota
1. Perencanaan pemeliharaan
kawasan Jembatan Petekan
Tujuan: merencanakan sistematika
pemeliharaan berdasarkan tupoksi
instansi yang berwenang terkait pemeliharaan kawasan Jembatan
Petekan.
Program: - Menyusun rencana kegiatan yang
terintegrasi untuk pemeliharaan
dalam rangka mencapai tujuan
revitalisasi berupa rencana kerja tahunan
2. Peningkatan koordinasi yang
sinergi antar instansi yang
berwenang
Tujuan: Meningkatkan kualitas
koordinasi dan peran masing-masing instansi yang berwenang.
Program:
- Meningkatkan koordinasi dengan
cara menyusun keterpaduan program dari masing-masing
instansi yang berwenang
(Pemerintah provinsi seperti badan
146
perlindungan cagar budaya provinsi Jawa Timur, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, Bappeko, serta PT
Pelindo III) - Penguatan instrument perencanaan
yang terkait kawasan Sungai
Kalimas dan kawasan Cagar
Budaya.
Kawasan Jembatan Merah
Relevansi:
Rencana belum
terimplementasi
seluruhnya
Potensi:
Terdapat bangunan-
bangunan lama yang
masih bertahan sejak zaman Belanda
dengan kondisi yang
tergolong baik Terdapat pula
bangunan perumahan
dengan bentuk fasad
yang menggambarkan kota lama yaitu
bangunan rumah
dengan model kolonial Belanda
sehingga menambah
daya tarik kawasan
ini.
Potensi kawasan
Jembatan Merah
berdasarkan letaknya
yaitu kawasan ini menjadi salah satu
titik transit angkutan
massal dari rencana pengembangan TOD
Pembaruan
bangunan-bangunan
bersejarah; membuat
ruang pertunjukan; mengenalkan
kembali jembatan
kepahlawanan; membangun tempat
museum, galeri seni
dan wisata
bersejarah.
Menciptakan distrik
bersejarah dan
budaya yang
mengenalkan kembali sejarah
Surabaya.
Mengembangkan
ruang pertunjukkan yang menyajikan
acara musik dan seni
yang akan menarik
para pengusaha dan pengunjung asing.
Membenahi
bangunan bersejarah
Black Mountain, California Utara,
merupakan kota kecil yang
mengkombinasikan kesenian lokal dengan pengembangan ekonomi. Strategi
yang digunakan adalah memperkuat
kesenian budaya lokal untuk menarik turis dan investor ke dalam komunitas
dan untuk mengkatalis pengembangan
ekonomi kecil dengan cara:
Investasi pada komunitas seni dapat
menjadi penggerak dalam mengembangkan ekonomi di
masyarakat. Investasi tersebut dapat
meningkatkan pariwisata, pengembangan bisnis kesenian dan
ketertarikan dari pendatang yang
ingin berasosiasi dengan Black
Mountain Center for the Arts.
PPP dapat dikembangkan untuk
mendukung pengembangan
kepentingan masyarakat. Kota ini
menyediakan tempat serta modal untuk kelompok seniman lokal. Cara
ini mengarah pada penciptaan pusat
seni dan mengangkat peranan kelompok seni di masyarakat. Itu
1. Pemanfaatan bangunan cagar
budaya sebagai pusat kesenian di
Kawasan Jembatan Merah Tujuan: Untuk mengoptimalkan
fungsi bangunan cagar budaya yang
sudah tidak terpakai Program:
- Menentukan bangunan cagar budaya
yang dimiliki pemerintah yang akan
digunakan sebagai pusat kesenian. Penentuan ini akan dilakukan oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
- Membangun kerjasama antara pemerintah kota, khususnya Dinas
Kebudayaan dan pariwisata dengan
para seniman lokal terkait dengan
pengadaan pusat kesenian di Kawasan Jembatan Merah
- Mengadakan pertunjukan kesenian
baik lokal, nasional, dalam hal musik, tari, teater dan kelas kursus
yang akan dilakukan oleh seniman
lokal.
2. Peningkatan pemeliharaan
bangunan cagar budaya
147
di Surabaya.
Selain itu, kawasan
ini dekat dengan
pusat grosir yang
melayani skala regional yaitu
Jembatan Merah
Plaza yang dapat
meningkatkan aktivitas kawasan.
Sampai saat ini,
warga Pecinan masih
memiliki komunitas yang masih
mengadakan acara
rutin.
Bentuk kegiatan
komunitas ini yaitu
berupa acara
pemakaman dan
pernikahan yang menyesuaikan
komunitas tersebut.
Berdasarkan pendapat stakeholder, Pecinan
memiliki kesenian
berupa pewayangan yang disebut Wayang
Poteh yang
mengambil cerita-
cerita lokal dan biasanya diadakan di
klenteng dalam
perayaan tahun baru juga tahun baru cina
yang menarik dan membangun identitas
klasik dari distrik
yang bersejarah.
Mengembangkan
peringatan sejarah
monumental dari
Jembatan Merah
dengan melakukan pembaruan, termasuk
program khusus
seperti skema pencahayaan, rute
bersejarah, perbaikan
fasad bangunan dan pengembangan acuan
desain.
membuktikan bahwa kelompok seni
Tujuan: untuk mempertahankan nilai historis dari bangunan
tersebut..
Program: - Menambahkan signage terkait
keterangan bangunan cagar budaya
oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata - Menambahkan information board
pada setiap bangunan cagar budaya
oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
3. Peningkatan identitas kawasan
melalui tradisi kesenian Pecinan
Tujuan: untuk menarik minat turis
dan investor terhadap komunitas
yang ada pada perkampungan etnis Program:
- Mengembangkan kesenian budaya
lokal, khususnya Pecinan, dengan cara menyediakan tempat dan
jadwal pelaksanaan perayaan
kesenian lokal yang biasanya dilaksanakan pada hari tertentu oleh
stakeholder. (Komunitas Pecinan
dan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata)
4. Pengadaan kegiatan edukasi
terkait sejarah kawasan serta
kebudayaan.
Tujuan: meningkatkan aktivitas
kawasan melalui kegiatan edukasi
Program:
148
Masalah:
- Adanya
ketidaksesuaian pendapat antara
pemilik bangunan
dengan pihak
pemerintah - Aktivitas ekonomi
yang hanya aktif
ketika waktu pagi hingga sore hari
menyebabkan
kawasan tersebut menjadi sepi pada
malam hari.
Gambaran Umum: - Intensitas
pergerakan terlihat
meningkat pada jam-jam sibuk pada
pagi, siang, dan sore
hari sehingga ketika malam hari kawasan
ini akan menjadi
sepi.
- Adanya bangunan yang ditinggalkan
begitu saja oleh
pemiliknya tanpa ada tindakan
pemeliharaan
bangunan cagar
budaya dari pemilik
- Membuat papan informasi pada setiap bangunan cagar budaya yang
telah ditetapkan pada SK Walikota.
- Membuat jadwal wisata edukasi kawasan yang berisi jam
pelaksanaan, rute, tema harian
wisata.
- Menyediakan tour guide yang berasal dari masyarakat setempat.
- Adanya kegiatan yang mempelajari
budaya khas yang ada pada perkampungan etnis tertentu,
contohnya seperti kegiatan belajar
memasak masakan Cina atau Arab.
149
Efisiensi:
Belum ada
target waktu
penyelesaian
revitalisasi
Gambaran Umum:
- Adanya dokumen
Rencana Penataan
dan Revitalisasi
Masalah:
- Pelaksanaan revitalisasi masih
mengikuti kebutuhan
kawasan - Pelaksanaan tidak
menggunakan
APBD, namun
melalui kerjasama program CSR
1. Penyusunan rencana revitalisasi
terbaru dengan timeline yang
jelas dan target yang ingin
dicapai Tujuan: agar rencana revitalisasi
Kawasan Sungai Kalimas dapat
terimplementasi sesuai dengan kondisi wilayahnya saat ini
- Melakukan penyusunan master plan
revitalisasi kawasan Sungai Kalimas terbaru yang sesuai dengan
kondisi eksisting kawasan
- Menyusun timeline pelaksanaan
revitalisasi secara detail untuk mencapai efisiensi waktu
pelaksanaan
- Menyusun program pelaksanaan revitalisasi yang disusun tahunan
sehingga ada kejelasan target
pencapaian
Strategi:
Belum adanya
tahapan
pelaksanaan
yang jelas dari
pemerintah
Gambaran Umum: - Adanya dokumen
Rencana Penataan dan
Revitalisasi
Masalah:
- Adanya
ketidaksesuaian pendapat antara
pemilik bangunan
dengan pihak pemerintah
1. Peningkatan pelibatan
masyarakat dalam pelaksanaan
revitalisasi di Kawasan Jembatan
Merah
Tujuan: untuk melibatkan masyarakat dalam pengambilan
keputusan dan kegiatan lapangan
Program: - Mengadakan kegiatan kerelawanan
(volunteerism) terkait pelestarian
bangunan cagar budaya dengan melibatkan anak muda, komunitas
pelestarian cagar budaya.
- Pemerintah kota memberikan
150
insentif pada pemilik bangunan yang telah merawat bangunannya.
- Menyesuaikan pendapat terkait
status bangunan cagar budaya antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dengan pemilik bangunan.
Sumber: Hasil analisis, 2017
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dengan hasil dari sasaran 1 berupa potensi dan masalah masing-masing kawasan serta gambaran umum, kemudian hasil sasaran 2 berupa hal-hal yang belum tercapai, maka disusun strategi revitalisasi berdasarkan best practice yang telah ada, yaitu sebagai berikut:
a. Kawasan Pelabuhan Kalimas
Strategi yang dihasilkan untuk kawasan Pelabuhan Kalimas terbagi berdasarkan kebutuhan zona masing-masing. Pada kawasan ini strategi yang dihasilkan mengacu
pada pelibatan masyarakat yang masih kurang, terutama pada zona 1, sehingga strategi revitalisasi untuk kawasan pada Pelabuhan Kalimas di zona 1 yaitu pendekatan
intensif kepada masyarakat Pelabuhan Kalimas, khususnya pada zona 1. Kemudian, untuk zona 2 dan 3, strategi yang dihasilkan berupa penataan Pelabuhan Kalimas
untuk mendukung konsep Riverfront.
b. Kawasan Jembatan Petakan
Strategi yang dihasilkan untuk kawasan Jembatan Petekan yaitu penyusunan rencana revitalisasi terbaru dengan timeline yang jelas dan target yang ingin dicapai dalam
proses revitalisasi. Kemudian, strategi selanjutnya yaitu adanya peningkatan koordinasi yang singergi antar instansi yang berwenang, terutama antara pemerintah
Provinsi Jawa Timur dan pemerintah Kota Surabaya terkait penetapan status kepemilikan Jembatan Petekan. Selain itu, peningkatan kualitas Jembatan Petekan sebagai
aset bersejarah karena Jembatan Petekan memiliki nilai historis yang tinggi.
c. Kawasan Jembatan Merah
Strategi yang dihasilkan untuk kawasan Jembatan Merah yaitu peningkatan pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan revitalisasi di kawasan Jembatan Merah, dimulai
dari proses penyusunan rencana revitalisasi hingga proses pelaksanaan rencana. Terutama terkait penetapan status cagar budaya pada bangunan-bangunan yang dianggap
sebagai cagar budaya oleh pemerintah kota. Sehingga hal ini menghindari terjadi ketidaksesuaian pendapat antara pemerintah kota dan masyarakat yang sebagai pemilik
bangunan. Selain itu, pemanfaatan bangunan cagar budaya sebagai pusat kesenian di Kawasan Jembatan Merah karena pada kawasan ini banyak bangunan-bangunan cagar budaya yang memiliki nilai historis tinggi.
151
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Strategi revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas di Surabaya
Utara ditujukan untuk meningkatkan vitalitas kawasan tersebut,
baik melalui kegiatan sosial budaya maupun kegiatan ekonomi.
Strategi revitalisasi kawasan Sungai Kalimas didukung dengan
adanya potensi kawasan yang di dominasi oleh cagar budaya di
kawasan tersebut karena kawasan Surabaya Utara merupakan
kawasan yang bersejarah dengan nilai historis yang masih
bertahan hingga saat ini.
Setelah mengetahui potensi dan masalah dari masing-
masing titik revitalisasi pada kawasan tersebut, dari proses analisa
efektifitas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses
pelaksanaan revitalisasi kawasan Sungai Kalimas belum tercapai
efektifitasnya sehingga dirumuskan strategi revitalisasi
berdasarkan hasil analisis. Adapun strategi revitalisasi kawasan
dibagi berdasarkan potensi dan masalah masing-masing titik
revitalisasi yang ada di Surabaya Utara.
Strategi revitalisasi yang dihasilkan disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing titik revitalisasi, yaitu:
a. Kawasan Pelabuhan Kalimas
Pada kawasan ini relevansi rencana dengan pelaksanaan,
efektifitas waktu pelaksanaan, dan strategi masih belum
efektif karena belum ada pelibatan masyarakat sehingga
strategi yang tersusun untuk kawasan ini difokuskan pada
pelibatan masyarakat. Pelibatan masyarakat akan difokuskan
pada zona 1, sedangkan zona 2 dan zona 3 akan difokuskan
pada penambahan fungsi baru selain pergudangan.
152
b. Kawasan Jembatan Petekan
Pada kawasan ini relevansi rencana dengan pelaksanaan,
efektifitas waktu pelaksanaan, dan strategi masih belum
efektif karena belum ada waktu pelaksanaan yang jelas serta
tahapan yang jelas pada strategi sehingga strategi yang
dihasilkan yaitu penyusunan rencana revitalisasi secara jelas
dengan pelaksanaan program tahunan.
c. Kawasan Jembatan Merah
Pada kawasan ini, strategi yang dilakukan berupa: 1)
Pemanfaatan bangunan cagar budaya sebagai pusat kesenian
di Kawasan Jembatan Merah; 2) Peningkatan pemeliharaan
bangunan cagar budaya; 3) Peningkatan identitas kawasan
melalui tradisi kesenian Pecinan; 4) Pengadaan kegiatan
edukasi terkait sejarah kawasan serta kebudayaan; 5)
Peningkatan pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan
revitalisasi di Kawasan Jembatan Merah
5.2 Rekomendasi Rekomendasi yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut dari
hasil penelitian ini yaitu:
a. Perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai pelaksanaan
program revitalisasi yang terintegrasi dengan bagian
Sungai Kalimas lainnya. Dengan adanya integrasi
pelaksanaan revitalisasi tersebut diharapkan revitalisasi
dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap
Kawasan Sungai Kalimas.
b. Perlu dilakukan peneltian lebih lanjut terkait revitalisasi
kawasan Sungai Kalimas tentang desain perancangan
kawasan tiap titik revitalisasi.
153
c. Perlu dilakukan penelitian lebih dalam tentang partisipasi
masyarakat dalam revitalisasi sungai
154
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
155
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya. 2006.
Rencana Penataan dan Revitalisasi Sungai Kalimas.
Surabaya: Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota
Surabaya.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya. 2013.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya.
Surabaya: Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota
Surabaya.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya. 2012.
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kota Lama Surabaya. Surabaya: Badan Perencanaan
dan Pembangunan Kota Surabaya.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya. 2007.
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kota
Surabaya. Surabaya: Badan Perencanaan dan
Pembangunan Kota Surabaya.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota. 2010. Rencana
Detail Tata Ruang Kota Unit Pengembangan Tanjung
Perak. Surabaya: Badan Perencanaan dan Pembagunan
Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2014. Kecamatan
Krembangan Dalam Angka 2014. Surabaya: Badan
Pusat Statistik Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2015. Kecamatan
Krembangan Dalam Angka 2015. Surabaya: Badan
Pusat Statistik Kota Surabaya.
156
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2016. Kecamatan
Krembangan Dalam Angka 2016. Surabaya: Badan
Pusat Statistik Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2014. Kecamatan Pabean
Cantian Dalam Angka 2014. Surabaya: Badan Pusat
Statistik Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2015. Kecamatan Pabean
Cantian Dalam Angka 2015. Surabaya: Badan Pusat
Statistik Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2016. Kecamatan Pabean
Cantian Dalam Angka 2016. Surabaya: Badan Pusat
Statistik Kota Surabaya.
Ichwan, R. M. (2004, 5 30). PENATAAN DAN REVITALISASI
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA
DUKUNG KAWASAN PERKOTAAN.
Kriyantono, R. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi.
Mansur, F. (2006, May). Konservasi dan Revitalisasi Bangunan
Lama di Lingkungan Kota Donggala. Mektek , pp. 100-
107.
Martokusumo, W. (2008). Revitalisasi, Sebuah Pendekatan
Dalam Peremajaan Kawasan. Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota , 57-73.
Moleong, L. (2004). Metode Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakary.
Widayati, N. (2000). PENYERTAAN PERAN SERTA
MASYARAKAT DALAM PROGRAM
REVITALISASI KAWASAN LAWEYAN DI
SURAKARTA. DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR , 88-
97.
157
Wongso, J. (2006). Retrieved 11 7, 2016, from academia.edu:
https://www.academia.edu/3409783/Strategi_Revitalisa
si_Kawasan_Pusat_Kota_Bukittinggi
Idajati, H. (2014). Cultural and Tourism Planning as Tool for City
Revitalization The Case Study of Kalimas River,
Surabaya-indonesia. Procedia, 136-141.
Idajati, H., & Pamungkas, A. (2014). Monitoring Efektivitas
Participatory Planning Berbasis Online di Kecamatan
Kenjeran. Surabaya: Prodi Perencanaan Wilayah dan
Kota FTSP-ITS.
Idajati, H., & Pamungkas, A. (2013). Identifikasi Perspektif
Stakeholders Dalam Pengembangan Pariwisata
Kawasan Sepanjang Sungai Kalimas Berbasis GIS.
Surabaya: Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP-
ITS.
Inertia Indi Hapsari, Petrus N. Indrajati. (n.d.). Strategi
Revitalisasi Kawasan Jembatan Merah Surabaya. Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota A SAPPK V4N2 , 225-
236.
Ririn Dina Mutfianti, F. Priyo Suprobo. (2016) Desain Spasial
Kawasan Sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual
Tepi Sungai Kalimas Surabaya. Temu Ilmiah IPLBI, E
011-E 016.
Mandasari, J., & Latief, I. (2013). Revitalisasi Kawasan Kota
Lama sebagai Kawasan Wisata di Kota Makassar. Temu
Ilmiah IPLBI , 31-34.
Mansur, F. (2006). Konservasi dan Revitalisasi Bangunan Lama
di Lingkungan Kota Donggala. Mektek , 100-107.
Muhammad Danisworo, Widjaja Martokusumo. (2000).
Revitalisasi Kawasan Kota Sebuah Catatan dalam
Pengembangan dan Pemanfaatan Kawasan Kota.
158
Narendro, C., & Suryawan, W. A. (2016). Wisata Air Kota Lama
Surabaya. Sains dan Seni ITS , 215-218.
pressreader. (2015, Desember 6). Retrieved Oktober 18, 2016,
from www.pressreader.com:
http://www.pressreader.com/indonesia/jawa-
pos/20151206
Qoroni, A. U. (2005, Desember 19). Efektivitas Musrenbangdes
Dalam Perencanaan Pembangunan Infraastruktur
Pedesaan Berdasarkan Kondisi dan Potensi Wilayah di
Kabupaten Tegal. Retrieved Desember 19, 2016, from
eprints.undip.ac.id:
http://eprints.undip.ac.id/16331/1/AKHMAD_UWES_
QORONI.pdf
Steven Tiesdell, Taner Oc, Tim Heath. (1996). Revitalizing
Historic Urban Quarters. London: Architectural Press.
suarasurabaya.net. (2014, Desember 11). Retrieved Oktober 17,
2016, from http://kelanakota.suarasurabaya.net/:
http://kelanakota.suarasurabaya.net/news/2014/144591-
Kalimas-Riwayatmu-Kini
Yulianti, D. (2012). Efektivitas Program PTPN 7 Peduli di PTPN
VII (PERSERO) Lampung. Jurnal Ilmiah Administrasi
Publik dan Pembangunan , 408-420.
159
LAMPIRAN 1
Tabel Identifikasi Stakeholder menurut kepentingan dan pengaruh
Kelompok
Stakeholders
Kepentingan
Stakeholder
Pengaruh
Stakeholders
Dampak
program
terhadap
kepentinga
n
(+) 0 (-)
Kepentinga
n
Stakeholder
s terhadap
program
(1-5)
Pengaruh
Stakeholde
rs
terhadap
program
(1-5)
PEMERINTAH
Badan Perencanaan
dan Pembangunan Kota Surabaya
Menata kawasan sesuai dengan
Rencana Tata Ruang
Kota Surabaya
Kebijakan tentang
penataan
kawasan
+ 5 5 Mengkoordinasikan penanganan terhadap
benda dan kawasan
bersejarah
Kebijakan
terhadap
bangunan dan
kawasan bersejarah
Melakukan Kebijakan
160
pengendalian dan
evaluasi terhadap
pelaksanaan program
revitalisasi
terhadap
pelaksanaan
revitalisasi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Perumusan kebijakan
teknis di bidang
kebudayaan dan pariwisata
Pengambilan
keputusan
terhadap
pengembangan di bidang
pariwisata
+ 5 5 Pembinaan dan pelaksanaan tugas di
bidang kebudayaan
dan pariwisata
Terlibat dalam
kegiatan
pengembangan
dan pengelolaan
pariwisata
Pengawasan dan pengendalian di
bidang kebudayaan
dan pariwisata
SWASTA
PT Pelindo Pihak yang
membantu
Berpengaruh
dalam + 5 4
161
pemerintah dalam
implementasi
rencana revitalisasi
Kawasan Sungai Kalimas melalui
program revitalisasi
Pelabuhan Kalimas
pemenuhan
fasilitas
Pelabuhan
Kalimas
Memberikan pandangan
terhadap
revitalisasi Kawasan
Sungai
Kalimas dari sisi swasta
Travel Agent
Pihak organisasi
yang terdampak oleh
adanya kegiatan revitalisasi karena
dengan adanya
revitalisasi maka ada
+ 3 0
162
peluang peningkatan
bisnis di bidang
wisata
AKADEMISI DAN PRAKTISI
Akademisi
Pihak yang mampu
mengkaji dan meneliti tentang
cagar budaya
pelaksanaan revitalisasi dari sisi
akademik
Memberikan
pandangan
terkait cagar
budaya serta revitalisasi
yang efektif
dari sisi akademik
0 4 4
MASYARAKAT
Tokoh masyarakat
Pihak yang
terdampak dari adanya kegiatan
revitalisasi karena
dengan adanya
kegiatan revitalisasi ada
perubahan/penambah
Memberikan
pandangan terkait
aktivitas
kawasan
bersejarah sebelum/sesud
ah adanya
+ 4 3
163
an aktivitas revitalisasi
Komunitas/Organis
asi
Pihak yang mampu
mengkaji aktivitas
khas kawasan bersejarah
Memberikan
pandangan
terkait aktivitas
+ 3 3
Sumber: Hasil Analisis, 2016
Keterangan:
1= little/no importance (+) Berdampak positif
2= some importance (0) Tidak berdampak
3= moderate importance (-) Berdampak negatif
4= very importance
5= critical player
164
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
165
LAMPIRAN 2
Lembar Kode
LEMBAR KODE/LIST OF CODE
Lembar kode merupakan kumpulan kode yang digunakan
untuk menunjukkan suatu unit baik unit analisis ataupun
unit data yang berfungsi untuk mempermudah memperoleh
intisari dan penginterpretasian hasil wawancara.
Kode Stakeholders
Kode stakeholders menunjukkan stakeholders
Huruf Angka Warna Stakeholders
G 1 Bappeko Surabaya
G 2 Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
P 1 PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak
C 1 Masyarakat
Maka, Bappeko Surabaya dapat dikodekan G.1
Kode Variabel Identifikasi Potensi dan Masalah
Kode untuk menunjukkan variabel identifikasi potensi
masalah Angka Warna Variabel Identifikasi Potensi dan
Masalah (Kode: M)
1 Penggunaan lahan
2 Letak strategis
3 Aktivitas Sosial
4 Peninggalan bersejarah
5 Kependudukan
6 Aktivitas Ekonomi
166
= berindikasi masalah
= berindikasi potensi
Contoh:
= berindikasikan masalah yang disebabkan
oleh variabel potensi dan masalah dengan
urutan ke n
Kode Variabel Kriteria Efektivitas
Kode untuk menunjukkan variabel kriteria efektivitas.
Angka Warna Variabel Kriteria Efektivitas
(Kode: E)
1 Penyusunan Rencana
2 Relevansi
3 Pencapaian Tujuan
4 Efisien
5 Strategi
Contoh:
= Menunjukkan penjelasan efektivitas
pada program revitalisasi yang telah
dilaksanakan
M1.n
E4.n
167
LAMPIRAN 3
Desain Wawancara
Dengan Hormat,
Kuisioner ini untuk mengidentifikasi potensi dan
masalah/kendala Revitalisasi Kawasan Sungai Kalimas yang
dilakukan pemerintah di Surabaya Utara serta untuk
menganalisa efektivitas Program Revitalisasi Kawasan
Sungai Kalimas di Surabaya Utara. Jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan akan menjadi bahan
pertimbangan dalam penyusunan strategi yang merupakan
hasil dari penelitian yang sedang saya lakukan. Pada proses
sebelumnya telah dikaji beberapa referensi yang terkait
identifikasi potensi dan masalah/kendala, serta tingkat
efektivitas program kegiatan. Hasil dari kajian pustaka yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Aspek Variabel Pertanyaan
Variabel identifikasi potensi dan masalah/kendala
revitalisasi
Lingkungan
Penggunaan lahan
1. Bagaimanakah penggunaan lahan di
kawasan ini?
2. Apakah terdapat lahan liar/tidak terawat?
3. Apakah terdapat
perubahan
peruntukkan lahan?
Letak strategis
1. Berapa lama untuk
mencapai pusat kota
dari kawasan ini/pusat
168
kegiatan?
2. Apakah kawasan ini
mudah untuk
mengakses angkutan umum? Jenis apa
saja?
Sosial
Budaya
Aktivitas Budaya
1. Bagaimana aktivitas
budaya di kawasan saat ini?
2. Apa saja kegiatan
budaya di kawasan ini yang masih ada/yang
sudah ditinggalkan?
3. Siapa saja yang
terlibat dalam kegiatan budaya ini?
Aktivitas Masyarakat
1. Bagaimana bentuk
aktivitas masyarakat
di kawasan ini?
Peninggalan
bersejarah
1. Bagaimana sejarah
kawasan ini?
2. Apakah terdapat
tradisi khusus yang dilaksanakan di
kawasan ini?
3. Bagaimana kondisi bangunan bersejarah
tersebut?
Ekonomi Aktivitasekonomi
1. Bagaimana aktivitas
ekonomi di kawasan ini yang dulu dan
yang sekarang?
2. Aktivitas ekonomi apa
saja yang terdapat di kawasan ini?
169
3. Kegiatan apa yang
menjadi dominasi
aktivitas ekonomi di
kawasan ini?
Variabel Efektivitas Program Revitalisasi Kawasan
Sungai Kalimas
Perencanaan Penyusunan
rencana
1. Bagaimana rencana
Revitalisasi Pelabuhan Kalimas ini secara
keseluruhan?
2. Bagaimana (sejauh mana) keterlibatan
Pelindo dalam
kegiatan revitalisasi
kalimas di Surabaya Utara?
3. Apakah rencana
Pelindo ini
sejalan/sesuai dengan rencana yang di
Pemerintah Kota?
4. Bagaimana kesesuaian rencana Pelindo
dengan rencana
pemerintah kota?
5. Apakah ada koordinasi dalam
rencana?
6. Sejak tahun berapa program ini
direncanakan?
Pelaksanaan Relevansi
1. Apakah pelaksanaan
program ini sesuai dengan rencana?
2. Tidak, Mengapa?
170
3. Kendala dimana?
4. Bagaimana program
yang sudah
dilaksanakan pada kawasan?
5. Apa saja yang sudah
dilaksanakan pada
kawasan berdasarkan rencana?
Pencapaian
tujuan
1. Bagaimana perubahan
lingkungan yang terjadi di kawasan?
2. Sejauh ini, adakah
perubahan yang
terjadi di kawasan? Apa saja?
3. Ada/Tidak, Mengapa?
Efisiensi
1. Bagaimana waktu
pelaksanaan programnya?
2. Apakah sesuai dengan
rencana?
3. Kalau tidak, mengapa?
4. Sudah berapa lama
dilaksanakan?
5. Apakah ada target penyelesaian?
6. Pihak mana saja yang
terlibat dalam
pelaksanaan program?
Strategi
1. Bagaimana strategi
revitalisasi yang
digunakan untuk merevitalisasi
171
kawasan?
2. Bagaimana cara agar
terealisasi sesuai
dengan yang direncanakan?
3. Apakah ada pelibatan
masyarakat/komunitas
?
Dengan ini saya mengharap kesediaan Bapak/Ibu untuk
menjawab daftar pertanyaan ini sesuai dengan pengalaman
Bapak/Ibu. Terimakasih atas kesedian Bapak/Ibu.
Hormat Saya,
Inggar Rayi Arbani
Hp. 085269055768
172
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
173
LAMPIRAN 4
KODE G1 (GOVERNANCE 1)
P: (PENELITI)
A. Identitas Responden
Nama : Ibu Myrna Augusta A.D Jabatan : Kasub. Bidang Fisik dan Prasarana
Wilayah
Instansi : Bappeko Surabaya
Bidang Keahlian : Bidang Fisik dan Prasarana Wilayah No. Telp : 081331676696
Tempat : Ruang Kantor Bappeko Surabaya
Waktu Interview : Rabu, 5 April 2017 Durasi Wawancara : 00:45:23
P Kalo misalkan untuk yang surabaya utara itu kan
ada 3 titik, jembatan merah, Jembatan petekan,
sama pelabuhan kalimas yang pelabuhan rakyat itu kan bukan wewenang nya bappeko. Itu benar
atau tidak? Jadi itu untuk yang menjadi
wewenangnya bappeko itu daerah mana, terus
saya ingin tau tentang potensi dan masalah serta kendala revitalisasinya. kemudian apa saja yang
udah di rencanain disana.
G1 Pertama, itu bukan masalah kewenangannya bappeko atau bukan, itukan kewenangan
pengelolaannya tergantung sama kepemilikan
lahannya.
jadi pemerintah kota itu bisa menata kawasan kawasan di dalam kota yang kalo misalnya dia
kepemilikannya bukan kepemilikannya
pemerintah kota harus dikoordinasikan sama provinsi ataupun instansi lain, BUMN, atau apa
TRANSKRIP
174
yang ada di Surabaya.
Kalo di sempadan sungai Kalimas itu, sebagian sempadannya itu memang punya pemerintah
kota,
Petekan ke utara itu memang kewenangannya Pelindo. Dan mereka sudah punya perencanaan
disana.
Cuma ketika mereka mau mengaplikasikan
perencanannya itu, dia harus tetap izin ke pemrintah kota.
Jadi, penataan yang ada di mereka itu tetap harus di floorkan ke kami. Kami itu pemerintah kota
P Sejauh ini koordinasinya Bappeko ke Pelindo atau sebaliknya itu seperti apa bu
G1 Ya mereka kalau misalkan rencananya jadi mau
membangun disitu, ya dia akan mengajukan perijinan ke pemerintah kota.
Saya tidak ngerti sekarang posisinya sudah
mengajukan perizinan atau belum ke cipta karya karena ini ke ranahnya cipta karya
Kalau dulu pernah mereka paparan ke kita
konsep penatan besarnya mau dijadikan apa
di petekan utara itu apa, mereka pernah
paparan
Tapi apakah akan sudah di laksanakan atau
akan dilaksanakan kapan progressnya
gimana, itu gak tau
P Oh kalau itu sih saya sudah tanya tanya ke pihak
Pelindo itu udah, baru 10% kalau gak salah sih bu. Tapi memang baru sedikit banget. Terus
saya mau tanya.
bagaimana sih rencana revitalisasi Kalimas dari
pihak bappeko yang di Surabaya Utara itu seperti apa?
E1.1
E1.2
175
G1 Utara itu batasnya sampe mana?
P Jembatan Merah, Jembatan Merah ke Utara G1 Kemarin sudah dapat yang dari Mbak Ratih kan?
P Iya G1 9 spot kalimas itu?
Itu kan sudah ada titik-titiknya. Secara garis
besar kita tuh melakukan penataan di kalimas. Memang untuk spotnya hanya spot-spot tertentu
yang kita anggap strategis yang merupakan titik-
titik pusat yang bisa dikembangkan karena gak semua sepanjang itu bisa ada aktivitas yang bisa
dikembangkan.
Yang pasti sempadan sungai itu pasti fungsinya
adalah untuk pengamanan sungai baik itu bentuknya ruang terbuka hijau ataupun jalur
hijau. Ataupun tempat untuk kantong-kantong
untuk pengelolaan sungai Jadi kalau pengerukan lumpur, lumpurnya nanti
ditaro di kantong-kantong khusus gitu di titik-
titik tertentu yang memang dibuat untuk pemeliharaan normalisasi sungai.
P Itukan sempadannya kalau yang kawasannya
seperti apa bu?
rencananya bagaimana?
G1 Kawasan itu sejauh apa?
P Sekelilingnya jembatan merah itu kan ada kampung ampel, ada CBD juga. Nah terus kalo
yang di Petekan itu kn ada kayak dekat
pelabuhan dan ada pusat ekonomi juga sedikit disitu. Itu seperti apa kalo kawasannya?
G1 Jadi kita itu kan ada penataan namanya TOD ya
Transit Oriented Development. Jadi jalur
sepanjang wonokromo sampai keutara itu kita akan lewati angkutan massal. Trem.
176
Salah satu titik pemberhentiannya itu di
Jembatan Merah.
Jembatan Merah itu kan sebenernya kampung
kota lama, perkembangan kota lamanya itu kita punya namanya kawasan strategis kota lama
yang disusun tahun 2012.
Kita yang jelas mau merevitalisasi kawasan sana.
Kawasan jembatan merah itu
Jadi kalau misal pengembangannya titik-titik transit itu kan sebenarnya adalah titik dimana itu
akan menjadi pusat kegiatan yang dilalui oleh
angkutan massal. Dimana itu akan menumbuhkan titik bangkitan baru yang akan
ada fasilitas-fasilitas umum, komersial yang
mendukung disitu
Dia akan berkembang menjadi pusat kegiatan.
Nah jembatan merah ini potensial karena itu
adalah titik transit, salah satu titik transit
menuju koridor tremnya salah satu titik
terakhirnya disitu di tahap pertma
Disitu ada kalimas karena utaranya ini, ada
kampung arab, ada belanda juga di daerah sini. Itu nanti ada di rencana kawasan strategis. Itu
ada pembagian zonanya.
Penataan besarnya ya memang kita mau mengkoneksikan antara yang disitu dan disini.
Gak Cuma melalui jembatan merah sebenernya.
Nah koneksi itu dibikin ada bridge bridge untuk
penyeberangan orang yang menghubungkan antara kawasan yang jembatan merah itu dengan
utaranya yang sekarang gudang-gudang, bekas
gudang itu yakan.
M2.1
M2.2
177
Dulu pun di ada penataan sebenernya kita ingin
mengembangkan sempadan itu jadi area yang
kayak waterfront city, dengan model konsep
restaurant, kapal terapung dan sebagainya. Jadi ada kita mengembangkan itu secara fisik,
visual disini di perbagus. Tapi gimana supaya
mentrigger aktivitas nya kalau malam kan pasti gelap jadi kayak kota mati.
Kalau sudah menjelang malam dia gak ada
aktivitas apapa disana. Nah kita bikin kan event, dulu ada kya-kya tapi
gak bertahan lama. Nah maunya itu event-event yang dia taunan. Ada yang kayak ampel itu.
Ampel itu kan juga tiap taun gitu ada event-
event tertentu. kawasan ampel juga ramai ada perdagangan
jasa disana walaupun kurang tertata ya karena
saking padatnya.
Itu juga kita sedang revitalisasi di kawasan itu.
Ini harapannya akan ada aktivitas-aktivitas baru
yang bisa kita kembangkan, salah satunya adalah
perdagangan dan centra kuliner. Nah ini akan jadi, kan sudah ada grosir ya
jembatan merah itu juga salah satu
triggernya. Ketika nanti ada angkutan massal, diharapkan nanti daerah sini nanti berkembang.
Nanti akan berubah fungsi ke komersial yang dia
lebih menjual. Jadi bukan untuk gudang lagi.
Dulu konsepnya kalimas ini, sepanjang ini dulu
untuk angkutan sungai.
M3.1
M3.2
M3.3
M6.1
178
Dari pelabuhan rakyat ke sini, itu loading dock
dari kapal itu ke gudang, langsung masuk gudang
terus nanti berangkat lagi ke pelabuhan.
Sekarang udah gak bisa lagi yang kayak gitu, sudah gak banyak, dan sudah gak bisa
berkembang. Dan berkembangnya itu udah ke
tanjung perak yang utara sampai ke pergudangan argomulyo sana.
Sudah ada pelabuhan baru untuk barang, terminal
teluk lamong itu sehingga sudah bergeser ke arah sana.
Pergudangan disini sudah mulai beralih
fungsi.
Sekarang kondisinya yang disini juga sudah
banyak yang jadi rumah tinggal.
Bekas gudang itu dipake jadi rumah tinggal.
Disini juga sebagian banyak yang bekerja bukan disini, ditempat lain. Di tanjung perak. Gitu.
P Kalau kepemilikan gudang nya itu milik siapa?
G1 Milik swasta
P Oh swasta
Ada gak sih bu lahan tidak terawat atau lahan liar disekitar situ
G1 Lahan liar?
Belum ada identifikasi sih, tapi kemungkinan besar ada
Soalnya itu kawasan yang sudah lama ditinggal,
jadi mereka itu modelnya kalau kawasan
JMP ke utara itu modelnya untuk usaha aja,
usaha yang pagi sampai sore Orangnya gak tinggal disitu, itu dia punya
rumah di tempat lain Di citraland dimana, tapi disitu sebagai gudang
dia
M1.1
M1.2
M1.3
M6.2
M6.3
179
Gudang untuk loading barang terus nanti dikirim
kemana
Kebanyakan memang jasa yang ada disana
itu jasa pengangkutan Karena memang potensinya dia itu dekat
dengan pelabuhan di utara dan dekat dengan
kawasan grosir Ada JMP kemudian ada pasar Ampel, ada
PGS juga
Kalo penataan kita kan memang penghijauannya juga gak banyak disana jadi kita mencoba untuk
membuat sebenarnya jalur hijau apa yang bisa
kita kembangkan disana, jalur hijaunya
sempadan kalimas itu ada Terus kemaren di gambarya mbak ratih itu juga
kan ada kayak dermaga kecil itu, tetep nanti
wisata perahu, perahu wisata itu nanti tetep dikembangkan disana tapi yang jelas bukan
untuk angkutan barang tapi untuk wisata, iya tapi
diperbagus dulu sepanjang koridornya P Nah terus saya ingin nanya tentang aktivitas
budaya, kalo misalkan aktivitas budaya yang
masih ada dan yang sudah ditinggalkan saat ini
tuh apa ya bu? Dulu tuh ada apa disekitar situ yang mungkin
bisa jadi potensi untuk dikembangkan G1 Yang mau ditinggalkan?
P Yang sudah ditinggalkan ataupun yang masih
bertahan sampai saat ini G1 Oh kalau untuk yang bertahan sampai saat ini
apa ya
Ya pecinan itu tapi gak banyak
Mereka itu sebenarnya komunitasnya masih
ada disitu cuman tidak, kurang berkembang
M2.4
M6.4
M2.3
M4.1
M4.2
180
Nah yang masih ada itu komunitas arab itu yang
diampel itu
Belanda pun kan ini ada kan yang kolonial itu
juga sudah gak ada, adanya Cuma
peninggalan bangunannya aja disana pecinan ini sebenarnya masih ada Cuma dari
sisi budaya nya itu kurang banyak
dikembangkan
kalau untuk pengembangannya yang ini ya untuk
mempertahankan karakteristiknya disana supaya tetep ada nilai sejarahnya
disitu kan juga banyak bangunan heritage kan
P kalau selama ini apakah pelaksanaan
rencanannya itu apakah sesuai dengan rencana?
G1 Hmm gak semua
Karena itu tadi kita belum punya
Kan gini, ini kan ada kawasan strategis yang tadi aku cerita itu yang ada dokumennya di mbak
ratih
Kawasan strategis itu seharusnya bentuknya adalah perda tapi kita belum bisa memperda kan
karena rdtrknya belum jadi di kita
Jadi kalo dalam undang-undang itu kan rtrw terus
jadi rencana umum yang dijabarkan ke rencana rinci, rencana rincinya rdtrk dan rencana
kawasan strategis
Pola ruang di rencana rinci itu, kalo kita mengacunya ke rdtrk sehingga rencana kawasan
strategis itu lebih ke pengelolaan,
pengembangan, strategi pengambangan dan
pengelolaannya tapi pengelolaannya mengacu ke rdtrk
karena rdtrknya belum jadi kita gak bisa
memperdakan
E1.3
M4.3
M4.4
181
jadi nanti harus di review, lagi dalam proses
rdtrknya sekarang
P gak sesuainya karena terkendala tadi itu bu? G1 mau disesuaikan dengan apa dulu?
penyesuaian dengan tata ruang umum,
rencana tata ruang buat perijinan ya sesuai
aja karena mereka yang mengajukan izin
disana
kan sesuai dengan yang diajukan kalau memang gak cocok peruntukannya gak akan keluar
IMBnya
P ada rencana khusus kalimas gak sih bu? G1 ya ada yang itu tadi tapi kan tidak punya
kekuatan hukum
jadi kita itu, pemerintah itu kan hanya
memberikan arahan, yang mbangun kan juga
bukan kita semua
kita bisa membangun itu hanya di asetnya kita pemerintah kota itu hanya boleh membangun
fasilitas apapun itu di asetnya kita
kalo bukan di asetnya kita, kita gak bisa bangun,
menyalahi aturan
makanya kita mengarahkan melalui rencana
peruntukan ruang
nah peruntukan ruangnya itu di rtrw, kemudian di terjemahkan di perwali 4 2016
peta rincian rtrw, itu bisa kamu download di jdih.surabaya.go.id atau ckktrmap
itu nanti kelihatan peruntukan apa, orang kalo
mengajukan izin sesuai peruntukan ya dia harus mengajukan surat keterangan rencana kota
kalau memang dia disetujui secara zoningnya
sudah memenuhi, dia bisa mengajukan lanjut
E1.4
E5.1
E5.2
E5.3
182
perizinan ke dokumen lingkungan ataupun k imb
dokumen lalin dan sebagainya, rekomendasi ke drainase terus sampe ke imb, baru bisa bangun
kalau terkait peruntukan kemungkinan besar ya masih sesuai walaupun saya gak tau, saya
gak terlalu hafal apakah di rencana rinci nya itu
sudah berubah, pergudangan itu jadi komersial kalau memang berubah artinya rencana apa
namanya, kondisi eksisting yang mau di arahkan
untuk berubah itu biasanya kan akan dikasih
jangka waktu tertentu dikasih toleransi gitu karena namanya orang kita
gak tau dia punya duit apa nggak untuk beralih
fungsi gak bisa ini kita sudah arahkan untuk ekonomi
apa, perdagangan jasa misalnya kamu tuh gudang gak bisa berubah fungsi, itu
kan gak bisa semerta merta kita meminta orang
berubah fungsi tapi kita sesuaikan dulu dengan
kemampuannya dia tadi tapi mereka sudah tau dulu, bapak kalau mau
mengembangkan gudang sudah tidak bisa lagi
pak, kalau mau izin lagi bapak harus merubah izinnya jadi apa gitu
misalkan
Tapi kalau penataan, itu kan beda. Kalo
peruntukan itu kan ruang yang dimanfaatkan
penataan itu ada yang kita, penatan itu tidak
memiliki keuatan hukum di kita
adanya itu kekuatan hukum ke dalam, jadi ke kita
sendiri. Ke pemerintah kota sendiri
E1.5
183
aku mau bisa membangunkan fasilitas PJU yang
artistik gitu misalnya, pedestrian yang agak lebar
supaya pejalan kaki disana aksesnya bisa lebih
mudah untuk dapat berjalan lebih nyaman dan lebih rindang
nah itu ke kita sendiri, kita yang
membangunkannya. Tapi persil-persil di sekitarnya yang bukan asetnya kita ya kita gak
bisa ngapa ngapain
kita cuma bisa mengarahkan ndak bisa
mbangun
yang bisa kita bangun cuma infrastruktur dan
utilitas utamanya, memperbaiki pedestrian,
penerangan jalan umum, penghijauan di
tingkatkan, revitalisasi sungai nya
sungai dikeruk di normalisasi, kanan kiriya di
tanami dan sebagainya Cuma bisa seperti itu
kita mau merubah fungsinya si gudang jadi lain
nya ya gak bisa P Dari program yang sudah direncanakan itu apa
aja yang sudah dilaksanakan bu? khususnya yang dikawasan utara itu
G1 Itu sebenarnya, petekan, itu kita sudah udah
pernah dibangunkan taman disitu yang
fungsinya untuk merevitalisasi jembatannya
Terus kita juga punya rencana sama pelindonya
mau bikin fly over supaya persimpangan kereta api sama yang deket jembatan petekan itu gak
banyak macet disitu, kita mau bikin flyover atas
itu terus tembus nya itu ke bumimoro kalo gak salah
Arahnya bunderan pelabuhan tanjung perak itu
E2.1
E5.4
E5.5
184
Cuma itu masih wacana, katanya itu nanti mau
dibantu pelindo tapi aku gak tau
perkembangannya gimana sekarang
Terus apalagi ya, ya cuma itu penghijauan
yang dijembatan merah itu kan ada taman itu
Itu juga sudah kita realisasikan
Dan heritagenya itu kan dinas pariwisata, dinas
itu gak bisa juga intervensi terhadap bangunan heritagenya
Paling pol kita bisa meminta bantuan csr untuk
ngecat
Kecuali bangunannya itu sudah kita beli dan
punya nya kita baru kita bisa revitalisasi
Ngecat pun itu harus atas izin pemiliknya, iya agak susah juga, dilema.
Mau kita revitalisasi, bangunannya bukan
punyanya kita (pemerintah) orangnya gakmau mengalihfungsikan
wes emboh aku senengnya mau tak pake buat ini
kok, gudang kok Padahal udah gak cocok untuk dijadikan gudang
Ini maunya di kelola untuk jadi wisata heritage
misalnya tapi kita gak bisa intervensi banyak, orang nya gak mau
Ya bisanya, pak tak cat kan ya sepanjang jalan
itu misalnya kayak pantai kenjeran itu, tau kan yang kampung nelayan
Itu kan kita cat kan itu juga sebenarnya itu, kita
minta tolong CSR dan kerja bakti. Dan itu juga
atas izin masyarakat Mau merevitalisasi ni, ini kan kepunyaanmu ni,
tak buat kayak gini, mau apa ndak Kita sosialisasi dulu
E2.2
E2.3
185
Oiya mau, yasudah kita cat warna warni, biar
keren, soalnya kita juga kan ada jembatan baru P Sejauh ini apakah ada, kan sudah ada beberapa
yang terealisasi, ada perubahan lingkungan yang
terjadi di kawasan
Mungkin seperti, kawasan itu yang tadinya tidak ada aktivitas ekonomi, terus dengan ada nya
aktivitas ekonomi jadi banyak yang datang ke
kawasan itu G1 Ya lumayan sih daripada dulu
P Emang dulu seperti apa bu? G1 Skarang itu pjonya sudah di bagusin,
pedestriannya sudah di lebarin sudah jauh
lebih baik daripada dulu Dulu itu kan gelap, banyak kriminalitas, dan
sebagainya
P Itu yang di daerah mana? G1 Ya jembatan merah
P Ohh, berarti yang petekan belum terlalu disentuh
ya bu? G1 Tapi kayaknya petekan ke utara itu pelindo yang
nyentuh
Pelindo itu punya konsep dia
Dia gak mau mempertahankan pergudangan, dia mau ada perdagangan dan jasa disitu
Terus dia mau bikin olahraga air
Terus juga fasilitas untuk jetski gitu, kalo gak salah dia dulu
Cuma gak tau dia sudah sampai mana, itu kan lahannya dia yang mau di sewakan ke orang lain
P Nah terus saya ingin tanya mengenai waktu
pelaksanaan program, itu seperti apa bu? Apakah itu masih sesuai dengan rencana atau nggak?
E3.1
186
G1 Ya itu tadi karena belum ada program
spesifik untuk revitalisasi di utara
Ya programnnya taunan yang kita melihat
kebutuhan masyarakat Dari musrenbang, kota, dari program kita itu kan
ada program terkait pedestrian, program
revitalisasi jalan dan jembatan, ada program untuk pengembangan perumahan dan
permukiman, salah satunya PJO. Kemudian jalan
lingkungan di paving supaya tidak kumuh dan sebagainya
Ya kita ngikut itu aja programnya karena gak
ada program yang spesifik untuk program
revitalisasi disana Istilah program itu tidak merujuk kawasan ta ya,
jadi program itu merujuk aktivitas yang
dilakukan masing-masing skpd Jadi kalau mau, misalnya ada program
pembangunan PJU itu sudah spesifik merujuk ke
kegiatan yang dilakukan sama skpd Bedanya ya kalo di kita itu program masuk di
rpjmd kan, istilah program di rpjmd itu adalah
program kegiatan yang dia mengarah ke
kegiatan. Kalo di tata ruang mungkin dibilang indikasi
program, itu beda lagi
Program itu lebih mengarah ke kegiatan, apa yang mu di tingkatkan di satu kawasan, arahnya
ke ruang
Jadi kita tahunan programnya, kalau
memang ada kebutuhan disitu, PJU nya rusak
atau PJU nya belum ada ya dibangunkan
disitu, pedestrian di kembangkan. Ya gitu
saja P Berarti tidak ada target? Target penyelesaian
E4.1
E4.2
E4.3
187
G1 Targetnya ya target RPJMD
P Berarti tidak ada target penyelesaian seperti, taun sekian selesai yang tahap ini dan seterusnya gitu
G1 Nggak, gak ada P Kalo pihak yang terlibat itu siapa saja bu?
G1 Semua skpd Tergantung kalau kita mau penghijauan ya ke
dkrth
Mau pembangunan pedestrian ya PU Bina Marga Mau PJU ya DKP, DKRTH
normalisasi sungai, pengerukan ya PU Bina
Marga P Untuk pihak-pihak lain yang terlibat siapa saja
bu? Untuk yang revitalisasi ini G1 Ya pelindo, kalo yang lainnya tergantung kita
mau apa, kayak CSR itu ada banyak tapi aku
gak hafal CSR itu adanya di kerjasama sama di SKPD
yang menangani
Kalo misalkan kita mau bangun taman, dimana, ya dimintakan CSR gitu bukan dari APBD ya
bisa
Bank Jatim bisa masuk, Telkomsel, macem
macem Ngecat bangunan mau pake dullax atau apa, ya
bisa kita mintakan CSR
Nanti kalo misalkan revitalisasi kawasannya cba
tanyakan ke dinas pariwisatanya aja
Mungkin lebih tau kalo yang heritagenya ya
Kan ranahnya di mereka
E4.4
E4.5
188
P Terus saya mau nanya lagi tentang strategi, cara
agar revitalisasi itu terealisasi sesuai dengan
yang direncanakan itu seperti apa bu kalau dari
bappeko sendiri? G1 Kita harus punya konsep master plan
penataannya
Master plan besarnya ini mau dikembangkan seperti apa sih kawasan ini
Itu di rangkum dimana kemudian di bikin indikasi programnya dan timelinenya
Sehingga nanti semua kegiatan taunan yang
dilakukan skpd baik itu yang mendukung program yang di rpjmd itu harusnya ya ngikut
timeline itu karena belom ada
P Tapi apakah berpikiran untuk melibatkan
masyarakat ? G1 Pasti.
Makanya komunitas disana kan di dekati sama dinas pariwisata
Ada komunitas tiong hoa, komunitas arab macem
macem disitu kan
Nah itu mereka itu yang malah harusnya lebih kita libatkan secara aktif
Mereka yang tau kebutuhannya, mereka yang
punya bangunannya, kan gitu ya, mereka
yang tinggal disana
Kita surabaya itu, kota yang selalu melibatkan
masyarakat
Revitalisasi kampung, mulai dari penghijauan, pembenahan kampungnya, sampai ke
peningkatan ekonomi, sosial, itu semua
melibatkan masyarakat.
E5.6
E5.7
189
Jadi kita turun itu punya kader lingkungan,
punya fasilitator lingkungan, punya pahlawan
ekonomi, untuk kampung unggulan, dan
sebagainya itu semua melibatkan masyarakat. Jadi inisiasinya kita hanya mentrigger,
memberikan pelatihan, memfasilitasi mereka
yang mengembangkan jadi bukan kita kasih uang kita bangunkan
kemudian kita tinggal
jadi mereka ikut memelihara, ikut paham, ikut merasa memiliki
P untuk yang TOD jembatan merah itu mau ditaroh
dimana? Lokasinya?
G1 haltenya ya di jayengrono itu
jadi TOD itu harus ada haltenya, harus ada
fasilitas pendukung Tremnya P kalo taman yang dekat petekan itu, yang sebelah
utara petekan itu, yang bekas pasar buah itu ya
bu? Yang direncanakan?
G1 tamannya ya di petekan itu, di bawah jembatannya itu
apalagi?? P
mau nanya bu terkait aktivitas ekonomi, yang
dulu sama yang sekarang seperti apa? Apakah masih tetap sama atau berubah atau bagaimana?
G1 gimana? P aktiviitas ekonominya yang diwilayah jembatan
merah dan petekan, yang dulu seperti apa yang
sekarang seperti apa?
G1 yang dulu?
ekonomi kalau sampe sekarang itu belum banyak berubah dari yang dulu ya
kita lagi upayakan
E5.8
190
masih sama, belum ada perubahan
belum terjadi soalnya pembangunan fisiknya P berarti kalo aktivitas masyarakatnya?
G1 ya tetap coba tanyakan ke dinas pariwisatanya, soalnya
kan yang pendekatan ke masyarakatnya mereka P saya mau tanya terkait kendala sih bu, selama
pelaksanaan program revitalisasi itu, kendalanya
seperti apa?
G1 kendalanya ya itu tadi
lahannya bukan milik kita, sehingga intervensi pemerintah kota itu terbatas
yang bisa kita lakukan hanya memberikan
arahan, kemudian sosialisasi, setelah mereka mau. Mendorong mereka.
nah sekarang duitnya mereka gak punya untuk
membangun supaya agak bagus dikit dan
atapnya dibenerin misalnya kita juga ga punya cawe-cawe disana
kita bisanya bantu yang diuar itu pun atas izinnya mereka
P sosialisasi siapa yang melakukan bu? Bappeko
atau disbudpar
G1 tergantung sosialisasinya apa dulu
biasanya oleh camat lurah, perangkat nya yang
langsung ke masyarakat P baik bu saya cukup nanyanya, terima kasih
191
LAMPIRAN 5
KODE G2 (GOVERNANCE 2)
P: (PENELITI)
B. Identitas Responden
Nama : Bapak Widji Totok Jabatan : Staff Bidang Kebudayaan
Instansi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Surabaya
Bidang Keahlian : Bidang Kebudayaan dan Cagar Budaya No. Telp : 081217171872
Tempat : Ruang Kantor Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Surabaya Jalan Tunjungan No. 1-3 (Eks. Gedung
Siola Lantai 2)
Waktu Interview : Senin, 17 April 2017
Durasi Wawancara : 00:35:02
G2 Mbak Inggar? Iya? P Iya pak
G2 Saya gaktau lo kalau ditanya tentang revitalisasi. P Penelitian saya memang tentang revitalisasi, tapi saya
juga ingin mengetahui potensi di kawasan termasuk
tentang cagar budaya yang ada disana
G2 Kalo cagar budaya iya di kita
Tapi kalo keseluruhan rencana di bappeko
Gak apa yang saya bisa saya jawab saja ya
Bidangnya bappeko gak enak
P Iya, gakpapa pak, saya juga Cuma mau tanya dampaknya ke pariwisata setelah adanya revitalisasi
yang sudah dilakukan sama bappeko itu seperti apa
G2 Apa sudah di revitalisasi?
TRANSKRIP
192
P Yang sudah dilakukan itu seperti apa, kan kalo yang
di sebelah selatan itu sudah ada skatepark, terus yang
di jembatan merah itu sudah ada taman.
Pembangunan taman jayengrono itu G2 Ini berarti obyek sebenarnya
P Obyek pak? Iya G2 Iya, kalo bidang kita itu hanya ke cagar budaya
Dinas pariwisata itu ada beberapa bidang salah satunya obyek
Sebenarnya ini dampaknya ke obyek, iyakan?
P Iya pak bisa ke obyek juga. Sama saya jugainginnanya tentang sejarah kawasan. Apakah
betul saya kalo nanya ke bidang kebudayaan?
G2 Sejarah kawasan? Maksudnya sejarah kawasan yang kayak gimana?
P Kan saya meneliti itu di 3 titik pak
Pelabuhan kalimas, jembatan petekan, sama jembatan merah. Saya pengen tau sejarah kawasannya itu apa,
bentuk aktivitas masyarakatnya dari segi budaya, dan
bangunannya mana aja yang masih bertahan, dan mana yang sudah tidak ada gitu.
G2 Kalo sejarah kawasannya itu, kawasan sekitar
kalimas itu sebagai apa ya sebagai kota lama
surabaya. Itukan awal perkembangan kota kan dari utara
kemudian berkembang ke arah selatan ke perumahan
darmo itu. Dan bangunan bangunan lama yang masih bertahan
disitu ya emang ada, kira kira sebagian besar masih
utuh
P Utuh itu semuanya pak?
G2 Ya hampir, yaa berapa ya. Ya 90%
M4.1
193
Disitu masih yang cagar budaya, kayak itu bank
mandiri tau ya, terus sebelahnya lagi, yang ada
patung singanya itu, terus ke arah selatan lagi PTPN
x, bank prima, terus BII, Polrestabes terus ke selatan Terus depannya itu ada bank mandiri juga, terus ada
kantor notaris itu. Terus ada pt ** kunci pratama itu
yang sekarang sebagai perkantoran itu terus ada sampingnya bank mandiri itu
Itu kan cagar budaya cuma sudah apa istilahnya kan
di revitalisasi jadi hanya menyisakan fasade depannya aja.
Karena kan cagar budaya itu intinya kan hanya fasade
depan. Terus ke arah selatan lagi yang timur jalan
gedung pertamina terus sampai ke ** itu bank mandiri itu kan masih bangunan utuh semua.
Terus yang sisi sebelah timur sungai itu ada apa
namanya, yang ada kubahnya itu, tapi itu masih cagar budaya.
P Cerutu pak?
G2 Bukan, cerutu kan masih di sebelah barat, itu disebelah timur sungai. Cerutu kan sebelah barat
sungai. Timurnya
Terus mengenai budaya nya, itukan perpaduan ya.
Kalo yang disebelah timur itu kan pecinan, sebelah
utaranya itu kawasan kampung arab. Terus ada
kampung arab sama pecinan berbaur juga. Ada yang budaya melayu tapi kecil. Kemudian, sebelah timur
sungai itu kawasan kulit putih orang orang eropa.
P Itu pada jaman dulu ya pak? G2 Iya pada jaman dulu
Batasnya ya sungai itu. Sungai itu ke timur, itu pecinan terus ke sebelah utara sungai itu arab sama
melayu. Kalo sebelah baratnya sungai itu kawasan
orang orang putih, eropa
M4.3
M4.2
M4.4
194
P Kalo sekarang tuh mana yang masih bertahan pak
kawasan kawasan itu?
G2 Kalo yang masih bertahan menurut saya pecinan
sama arab. P Pecinan sama arab saja pak ya berarti?
G2 Kalo yang sebelah barat sungai kan sudah dijadikan komplek bangunan
P Terus pak itu kan yang cara revitalisasi bangunan itu
tadi Cuma fasadenya aja kan pak? Nah dari fungsinya apakah masih tetap di
pertahankan dan tetap seperti dulu atau sekarang
seperti apa? G2 Kalo cagar budaya itu gak melihat fungsi, dibuat
apapun gak masalah yang penting bangunan itu tetap
di pertahanakan. Secara fungsi gak masalah dibuat apa
P Mayoritas sekarang dibuat apa pak? G2 Kalo mayoritas sih kayak perkantoran, kalo yang
disebelah timur sungai itu kebanyakan kayak apa
P Gudang?
G2 Nah iya gudang Kayak model tiki gitu lo
P Pengiriman barang gitu?
G2 Iyaa, pengiriman gitu, dijalan karet ya banyak gudang
untuk jasa itu
Ya memang dulunya kan bangunan pada jaman
belanda itu kan menghadapnya ke sungai, karena sungai itu kan sebagai sarana transportasi yang
penting pada waktu itu
Jadi bangunan dari arah kalimas sampe jalan karet itu kan semuanya menghadap ke sungai
P Iya ya pak, sungai jadi kayak transportasi utama pada waktu itu, tapi sekarang sungai kayaknya udah gak
M4.5
M6.1
M6.2
195
jadi sarana transportasi ya pak
G2 Iya, dan dulu grahadi itu menghadap ke sungai
P Oh dulu menghadap ke sungai ya pak? Dan sekarang berubah?
G2 Iya berubah Dengan jalur perdagangan kan ke arah jalan darat kan
Dulu kan memang apa itu istilahnya, viewnya kan di
sungai itu Terus yang di dekat apa ya, deket kalimas itu kan ada
PT wisma bunga indra, pabrik alat alat berat.
Ada crane ya, tau ya? Crane itu kan arahnya ke sungai, jadi dari pabrik itu
bisa dianter lewat kapal itu menuju kalimas ke laut itu
P Itu pada zaman dulu atau gimana pak? G2 Kalo sekarang beda ya, kalo jaman belanda ya itu
Jembatan petekan juga dulu itu kan bisa dibuka tutup
kan, kalo mungkin ada kapal masuk yang besar bisa di buka
P Sekarang udah gak bisa ya pak G2 Iya, sudah gak bisa
P Kalo petekan itu masuk cagar budaya atau tidak pak?
G2 Masuk, masuk cagar budaya
P Kalo preservasi atau revitalisasi nya itu dari dinas
pariwisata sendiri itu seperti apa pak?
G2 Kalo itu kan istilahnya bukan apaya bukan milik kita
Itu kan punyanya provinsi sebenernya, provinsi tapi
saling apa ya saling lempar
Kalo kita kan hanya pas dia berada di surabaya saja,
tapi kalo untuk kepemilikannya sebenarnya provinsi di bawah pengawasan dari BPJB Trowulan
Jadi disitu itu ada penjaganya dari balai pelestarian
M4.6
M4.7
M7.1
M7.2
M7.3
196
cagar budaya trowulan
Cuma kita hanya ketempatan karena dia berada di
surabaya saja Tapi untuk kepemilikannya itu bukan punya kita
P Oh jadi dinas pariwisata ini kurang bisa apa ya hmm G2 Iya kurang bisa masuk untuk intervensi apa
pemeliharaan
P Kalo tradisi itu gimana pak, maksudnya tradisi khusus yang masih ada di sekitar kawasan kalimas itu
apa ya pak?
Dulu itu seperti apa dan sekarang itu seperti apa? G2 Khususnya saya kurang paham, tapi yang masih
bertahan mungkin ada di kampung arab sama pecinan
Tradisi kayak apa ya Kayak kalo hari raya pecinan apa namanya kayak cap
go meh, itu masih ada di pecinan
P Oh masih ya pak, kalo yang arab itu yang seperti apa pak?
G2 Ada kok, tapi namanya apa saya kurang paham
Kalo mbaknya lebih itu coba ke apa namanya itu ada ketua komunitas orang arab itu namanya pak batati,
abdullah batati
Saya ada nomor telponnya gak ya Dulu ada sih Cuma hape saya itu hilang, coba nanti
saya carikan mbak
Terus apalagi P Hmm kalo misalkan kawasan ekonomi, kegiatan
ekonomi disana bagaimana pak?
Dulu dan sekarang itu perbedaan nya apa, sudah
berubah kah atau tetap seperti dulu? G2 Yang dimananya?
P Yang dikawasan kalimasnya itu pak
M4.8
M3.1
M7.4
197
G2 Kalo kalimas itu ya, sekarang kan ya sudah berubah
tapi ya masih ada yang beberapa persenlah, dulu kan
ada seperti kayak apa tadi?
P Pergudangan?
G2 Pergudangan itu kan masih ada ya
P Kalo yang di jembatan merah?
G2 Kalo yang di jembatan merah kurang lebih sih sama
Jalan karet itu kan masih jembatan merah sih ya, antara jalan karet sama kalimas itu lah ya, kalimas
barat itu kan pergudangan semua, jasa pengiriman
barang Sama mbak
P Kalo perubahan permukimannya berarti yang
disebelah barat itu saja ya pak? G2 Perubahan secara apa? Secara fungsi mungkin?
Kalo perubahan, permukiman disitu kan gak ada Permukimannya disitu kan seolah olah ke geser
Kan bangunan bangunan perkantoran semua di sebelah barat itu
Kalo yang dikawasan arab, iya arab masih, daerah
pecinan juga masih tapi kan sekarang dipake ruko
ruko gitu kan perkantoran juga, perkampungannya kan gak ada disitu
Kalo yang masih ada itu yang di arab itu P Kalo terkait lahan liar dan tidak terawat gitu ada tidak
pak disana?
G2 Maksudnya lahan liar seperti apa? P Hmm ya lahan yang tidak dikelola, tidak dirawat,
atau pun terlantar
G2 Ada sih mbak disitu, banyak. Kayak di jalan karet itu.
Banyak penghuninya yang gak ada, terus kumuh kan P Itu wewenangnya siapa sih pak?
G2 Bukan wewenang kita sih, kita gak sampai mencapuri
M6.4
M6.3
M6.5
M6.6
M1.1
198
seperti itu
P Kalo kondisi bangunan bersejarah disana seperti apa
pak? G2 Kalo menurut saya sih ya masih bagus disana
Ya mungkin ada 1 atau 2 yang gak terawat P Selama ini bagaimana pak cara perawatan bangunan
bersejarah itu
G2 Perawatannya dalam arti yang bagaimana? P Dari dinas pariwisatanya atau masyarakat sekitar
Apakah masyarakat sekitar juga ikut andil dan terlibat dalam perawatan bangunan cagar budaya tersebut
G2 Kalau dari pemerintah ya kita hanya menghimbau
saja
Menghimbau supaya mungkin ada bangunan cagar budaya, pemiliknya yang istilahnya apa ya, warna
catnya sudah kusam itu kita infokan untuk mengecat
kembali
Karena kan kita pemerintah itu gak bisa apa ya
membantu dalam hal apa kayak pengecatan kita kalo
bukan aset kita, milik pemerintah daerah itu gk bisa Karena kita istilahnya apa ya membantunya itu di ada
semacam kompensasi di PBB
Kalo dia bangunan cagar budaya, bangunan itu
dirawat, itu ada potongan 50% Kalo dia gak di rawat ya gak kita kasih
Karena kompensasi pengurangan PBB 50% kan, apa istilahnya asumsinya kan 50% itu buaten untuk
merawat bangunan, kalo dia gak terawat terus minta
kan ya kontribusinya apa buat pemerintah? Gak ada
P Terus selama ini, itu sudah dilaksanakan sejak kapan pak?
G2 Yang apanya ini?
P Yang kompensasi?
G2 Oh ya tiap tahun
M4.9
E3.1
E3.2
E3.3
199
Yakan itu prosedurnya pengajuan, jadi pemilik cagar
budaya itu mengajukan ke dinas pendapatan karena
kan untuk pengurangan biaya kan di dinas
pendapatan Kemudian dinas pendapatan ngasih surat tembusan
ke kita jadi kita lihat ke lapangan, nanti kalo bener
bener di rawat kita kasih masukan ke dinas pendapatan nah terus bangunan ini dipertimbangkan
untuk diberikan kompensasi
Kalau memang tidak terawat ya tidak kita berikan rekom itu
P Berarti kalo selama ini seperti itu, bangunan cagar
budaya itu milik siapa pak?
G2 Jadi bangunan cagar budaya itu kan macem macem, ada yang milik pemerintah, swasta, dan ada yang
milik perorangan ya 3 itu
Tapi kebanyakan milik perorangan sama swasta
Jadi milik pemerintah itu hanya sedikit
P Jadi itu menjadi sebuah kendala untuk merevitalisasi kawasan tersebut ya pak?
G2 Iya, kalo milik pemerintah kan enak
Kalo swasta dan perorangan ini ribet.
P Memang respon mereka seperti apa pak kalo diajak
merevitalisasi gitu? Maksudnya ribet yang bagaimana?
G2 Contohnya seperti ini ya, ada bangunan cagar budaya
di daerah KH. Mas Mansyur yang miliknya
perorangan Kita untuk pendataan, untuk istilahnya pemutakhiran
data lah, itu kita sulitnya minta ampun.
Katanya dia "ini bukan cagar budaya" padahal jelas jelas sudah masuk SK Walikota
P Mereka kurang kooperatif ya pak?
G2 Iyaa, kadang kita sampai di usir. Ya seperti itu
M7.5
M7.6
E3.4
E3.5
200
Apalagi kalo di swasta, kalau kita masuk itu
perijinannya itu sangat ribet sekali, harus nemuin ini
nemuin itu
P Hmm, kemudian nih pak, dampaknya dari revitalisasi itu kalo misalkan ke obyek, kan tadi bapak bilang
harus ke obyek bukan ke kebudayaan
G2 Kalo obyek tu kamu nemuin bu nur ya
Mungkin saya jawab aja ya dari pada mbaknya bolak
balik
Kalo dari revitalisasi dampaknya ya cukup signifikan ya
Kita itu tiap tahun itu sekarang kedatangan kapal
pesiar itu kebanyakan dari orang-orang asing. Dari belanda, paling banyak dari belanda.
Itu turis turis itu inginnya melihat di kawasan utara.
Memang kan istilahnya cbd nya kota surabaya itu kan diarah utara.
Ya itu, melihat lihat disitu. Kebanyakan disana,
melihat bangunan banguan tua itu Dan dia pernah di wawancara sama kepala dinas
pariwisata, katanya sih pembangunannya cukup
bagus P Itu yang bilang?
G2 Ya turisnya P Dia wawancara ini penelitian kah atau seperti apa
pak?
PT Nggak Kan ditanya sama kepala dinas waktu wisata gitu,
apaya istilahnya kan ikut paket gitu kan. Paket
wisata. Berapa bis. Terus kedaerah mana
Pas waktu ke joko dolog ditanya, blablabla, terus
jawabnya oiya bagus perkembangannya
Kan meninjau beberapa obyek kan ya, bah terakhir di joko dolog
M4.10
201
Sama pimpinan ditanya, gimana? Tanggapannya sih
bagus ya gitu
P Kalo misalkan dari jumlah wisatawan yang datang itu
tiap tahun meningkat atau seperti apa pak?
G2 Meningkat P Itu wisatawan asing meningkat?
Rata rata hanya datang ke surabaya utara itu atau
hanya terbatas wisatawan asing atau lokal juga pak?
G2 Kalau lokal dalam artian apa? Ya kebanyakan asing Kalo yang lokal kan kita gak bisa melihat, ya kita
melihatnya dari hunian hotel
P Nah terus apakah revitalisasi itu memberikan dampak positif pak? Selain dari kedatangan turis asing yang
meningkt?
G2 Ya positif Bukan hanya turis mancanegara saja kan ya
masyarakat juga, masyarakat setempatnya juga kan
gitu P Ada gak sih pak terkait kegiatan revitlisasi itu
membawa perubahan terkait kegiatan pariwisatanya?
G2 Yaah kalo itu jawabannya di obyek itu Kalo sayakan hanya cagar budaya
Kalo secara umum sih ada. Pasti ada perubahan P Apakah ada penambahan obyek atau kegiatan
pariwisata atau seperti apa pak?
Kalo jumlah wisata, kalo dari obyek wisata nya sih ndak sih ya
Soalnya kan kalo dari titik revitalisasi nya kalimas
kan sekarang mungkin ada taman ya, ada kayak
tempat tempat bermain. Itu kan masyarakat sekarang kan biasanya kan ke taman-taman itu kan. Kayak
taman prestasi, itu kan juga rame kalo sore gitu
E3.1
202
Kalo yang di taman prestasi itu juga kan sungai nya
itu apa dipake untuk sarana olahraga dayung, apa ya
istilahnya, menambah juga.
P Untuk aktivitas masyarakat yang di sekitar jembatan merah, petekan, dan pelabuhan kalimas itu seperti
apa?
G2 Maksudnya aktivitas seperti apa?
P Aktivitas masyarakat, kegiatan masyarakat disana kayak dari segi sosial, seperti apa, budayanya?
G2 Sehari harinya?
P Iya misalkan nih, ka disitu banyak pergudangan pak, disana itu daerah masyarakat lokal itu saja apa
gimana?
G2 Kalo itu kan bukan masyarakat lokal, itu tuh istilahnya aktivitas kantor atau pergudangan itu kan
aktivitasnya hanya siang hari jadi kalau sore atau
malam itu kan sudah sepi. Sudah tutup semua.
Mungkin saya kira itu bukan masyarakat setempat
Jadi dia hanya apa ya kayak pendatang rumahnya
dimana cuma kawasan situ dipakai cuma untuk aktivitas kantor saja
Kebanyakan seperti itu di daerah kembang jepun,
sama karet, terus di daerah kalimas itu kan di daerah
itu kalo malam kan sepi Jadi kan bukan masyarakat setempat kebanyakan
Ya disana sih kalo tadi ya mengenai obyek tadi lo dampaknya apa ya itu juga banyak masyarakat juga
disitu.
Kalo di daerah kampung arab kan banyak bangunan
bangunan tua disitu. Kayak di jalan panggung, tau ya? Disitu masih asli
itu. Apa istilahnya kayak apa ya. Ada pasar ikan
sudah di apa ya namanya? P Di relokasi?
M6.7
M6.8
203
G2 Nggak, ada untuk apa belanja parfum disini, belanja
baju disini, apa apanya kan kayak sudah tertata.
Kebanyakan orang lokalnya itu ke parfum sama ke
pasar ikan. Kan itu kan menarik juga disitu
P Oiya saya mau nanya lagi pak Kalo gak salah di jembatan petekan itu ada pasar
buah ya pak?
G2 Pasar buah?
P Iya
G2 Oh iyaa
P Itu sekarang seperti apa pak?
G2 Waduh hehe bukan wewenang kita kalo disitu di pasar buah itu
Kalo pasar buahnya itu kan mungkin lebih ke pihak
kecamatan P Sebenernya di deket pelabuhan kalimas itu ada rel
kereta yang gak dipakai, itu rel kereta dari mana ke
mana pak?
G2 Dulu itu kan jaman belanda, itu kan ujungnya ke pelabuhan kan itu terus itu ke arah selatan itu
mungkin, ya itu ke sidotopo itu juga kan
Sidotopo kan ada stasiunnya
Ya mungkin itu dulu untuk sarananya bongkar muat
ya, mungkin dari pelabuhan terus di distribusikan ke
arah ya itu apa sepanjang sungai itu kan ada pabrik pabrik, atau mungkin dari pabrik pabrik diangkut ke
pelabuhan.
Tapi sekarang ya sudah gak bisa
Turis turis itu juga disana kebanyakan melihat
aktivitas di pelabuhan kalimas.
Itukan disana ada kuli panggul itu, tau?
P Iya
M6.9
204
G2 Ya itu menarik juga.
Orang orang asing itu yang takjub lah istilahnya
melihat itu P Masih ada gitu ya pak sampai sekarang
G2 He eh P Padahal udah ada crane pelabuhan itu ya pak
Pak saya penasaran pak, kira kira kalau misalkan
kalimas dibuat seperti dulu yang kayak transportasi air gitu mungkin gak ya pak ya?
G2 Ya mungkin saja, cuma kan mungin ada titik titik
yang perlu dibenahi. Kalo jembatan itu juga kan, antara letak sungai sama
bawah jembatannya itu kan kependekan kan. Kalau
seperti itu digunakan untuk sarana transportasi kan gak bisa.
Kayak dimana itu daerah genteng kali.
Dulu kita itu ada festival perahu hias, tapi sudah beberapa tahun ini sudah gak ada
P Wah kenapa pak?
G2 Ya kurang tau, itu bagiannya obyek
Ya gitu kalo lewat jembatan mesti layarnya itu
diturunkan dulu Mungkin ya di revitalisasi sungainya seperti yang di
luar negeri itu juga jadi bagus kan, viewnya di
kalimas itu kan masih bangunan bangunan tua itu kan
masih ada tapi ya itu terlihat masih kumuh kan ya P Sebenernya saya kalo misalkan ke surabaya gitu, saya
kan bukan orang asli surabaya pak, ketika saya ke
jembatan merah itu kayak, bneran nih ini di surabaya ini kayak gitu. Beda aja gitu pak kalo disana ciri khas
bangunannya beda jadi kayak potensi yang bisa
dikembangkan
G2 Iya jadi di titik titik taman taman itu kan sebenarnya sudah dibuat kayak apa ya, kayak pelabuhan kayak
M4.11
M3.2
205
dermaga gitu
Tinggal nanti mungkin itu kan secara bertahap lah
Ndak tau bappeko yang rencanakan
Jadi kayak di monkasel itu kan sudah ada dermaganya taman prestasi, terus taman yang di dekat
genteng kali itu
P Oh iya saya mau nanya lagi deh pak
Dari selama rencana revitalisasi ini, dinas pariwisata dilibatkan sama bappeko atau tidak
G2 Ya dalam perencanaannya masih dilibatkan
P Sejauh apa pak
G2 Ya bappeko kan istilahnya masukannya mesti dari
dinas dinas kayak menetapkan kawasan itu. Mana
kawasan apa istilahnya batasan kampung pecinan, kawasan pecinan, kawasan arab, atau kawasan kota
lama, orang eropa itu dimana
Kita memberi apa istilahnya kayak P Deliniasi?
G2 Iyaa seperti itu, jadi kalo juga bappeko mau membangun itu dia cagar budaya kan dia gaktau,
yang tau kan kita, kita dimintain masukan.
P Sejauh ini dari dinas pariwisata itu apa pak untuk
membantu bappeko mewujudkan revitalisasi itu?
G2 Selama ini ya yang saya sampaikan tadi, kalo untuk
semua selain konsep penggodokan itu bappeko, kalo kekita itu minta ya batasan batasan nya itu apa seperti
itu, kalo untuk semuanya di bappeko
P Kalau pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
perlindungan cagar budaya ini siapa saja pak?
G2 Maksudnya gimana?
P Kan dinas pariwisata ini, yang kayak tadi bapak
bilang konservasi fasade apaya, iya itu siapa saja pak
yang terlibat?
E1.1
E1.2
E2.2
206
G2 Oh yang terlibat
Kitakan punya tim cagar budaya, cuma dinas itu kan
hanya memfasilitasi Memang sih tugas pelestarian kan bukan hanya
pemerintah saja, tapi ada masyarakat, LSM, kita itu
punya tim cagar budaya. Itu tiap hari kamis itu kita ada asistensi, tim itu ada 6
orang. Dari bpcb, terus dari petra, its, untag, unair,
sama unesa.
Jadi itu kita ambil satu pakar pakarnya, jadi kita asistensi yang punya pemilik, atau pengelola cagar
budaya itu, yang bangunannya mau diapakan berubah
fungsi atau apa, mau renovasi atau apa, itu harus koordinasi dengan tim cagar budaya.
Dari pemerintah anggotanya juga ada dari cipta karya
sama bappeko Ada bagian hukum juga, mungkin kalo ada masalah
hukum, kan suka ada.
P Nah kalo untuk strategi yang digunakan untuk
mengkonservasi bangunan cagar budya untuk mendukung rencana pemerintah itu seperti apa pak?
Apakah melibatkan masyarakat langsung ataupun
komunitas-komunitas yang ada di sekitar itu atau seperti apa pak?
G2 Ya semuanya
P Semuanya dilibatkan
Itu dilibatkan dalam hal yang seperti apa pak?
Bagaimana?
G2 Kalau mungkin, apa ya istilahnya kayak renovasinya itu hanya tim saja, mungkin kalau ada dari apaya,
seperti di tunjungan itu, fasade di tutupi seng seng
gitu ada semacam CSR ya Itu dari Nippon Paint. Dia itu bisa memfasilitasi cat.
Dan untuk pengecatannya itu ada dari cipta karya
sama satpol PP
E4.1
E4.2
207
Terus muralnya itu melibatkan masyarakat, sama
komunitas-komunitas apa ya kayak sejarah, terus
anak anak arsitek.
P Oh yang mural mural itu dari komunitas?
G2 Itu iya dari komunitas
P Jadi kayak memberi wadah juga ya pak untuk komunitas mural itu
G2 Iya Dari pada gada tempatnya sekarang repot mbak kita
sudah cat lagi, masih ada yang coret coret Padahal udah kita tempeli kayak semacam peringatan
kalo coret coret gitu mesti kena denda 50 juta tapi
tetep aja
Masalahnya itu dia mencoret coretnya itu mencari sela
Jadi ya kira kira itu, jam 3 sampai jam 4 an Dulu ada yang coret coret di depannya ini, dulu rabo
bank, itu kan ada cctvnya sempat terekam jadi itu ya
apa ya
3 orang yang satu jaga jaga di kendaraan, pokoknya siap stand by, yang nyoretnya ya cepet juga mbak,
langsung lari.
Ini yaa sulit
Lagian kalo umpama ada penjaganya sih ya kayaknya
juga takut karena ada kadang 10 orang, ada 5 orang,
gak berani juga. P Berarti sejauh ini revitalisasi itu memberikan dampak
positif terhadap obyek wisata ya pak G2 Iya positif sekali
Gimana? P Sudah itu saja pak
G2 Sudah itu saja ya? P Iya Pak, sudah itu saja. Terima kasih atas waktunya
E4.3
208
ya, Pak.
G2 Iya, sama-sama
209
LAMPIRAN 6
KODE P1 (PRIVATE SECTOR)
P: (PENELITI)
C. Identitas Responden
Nama : Bapak Michael
Jabatan : Asisten Manager Sub-Divisi Pemeliharaan Fasilitas dan Bangunan
Instansi : PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak
Bidang Keahlian : Divisi Teknik
No. Telp : - Tempat : Ruang Kantor PT Pelindo III Cab.
Tanjung Perak Lantai 3
Jalan Perak Timur No. 620 Waktu Interview : Kamis, 30 Maret 2017
Durasi Wawancara : 00:46:18
P Saya izin rekam ya pak
P1 Ada 4
GM nya kebetulan teknik sipil ITS juga, S35
P Kalo yang seangkatan kami sekarang S56
P1 Kalo saya S43
Manajer kami S27 P Banyak sipil ITS ya pak
P1 GM membawahi manajer, manajer itu kan divisi
ya, manajer punya bawahan asmen. Asmen nya ada 4 di teknik. Ada asmen
administrasi perencanaan itu pak heru di sebelah
ini ruangannya. Kalo asmen fasilitas dan bangunan saya,
michael.
Kalo asmen ini pak taufik ini juga dari ITS tadi, dari komputer control. Pak Taufik asmen
TRANSKRIP
210
perawatan dan instalasi
Yang sana juga anak ITS juga, Pak Faris tapi D3.
Itu asmen pertamanan, PPL itu apa ya, pokoknya
pertamanan apa dan lingkungan. Jadi lebih ke teknik lingkungan dia, ngurusin
limbah B3, ngurusin taman taman itu dia.
Nah kalo pak heru ini sistemnya, sifatnya
investasi, jadi pekerjaan pekerjaan yang perencanaan, desain, desain yang besar-besar
yang sifatnya investasi itu dibawahnya pak heru
Kalo saya kebetulan. Pak heru selesai mbangun ada masa pemeliharaan, kalo masa
pemeliharaannya masih masa kontrak itu masa
pemeliharaannya masih dipelihara sama kontraktor, kontraktor selesai serah terima ke
pelindo, yang melihara saya. Jadi saya sifatnya di
pemeliharaan fasilitas.
Jadi mereka yang mbangun saya yang melihara. Gitu jadi heru mbangun saya yang melihara.
Heru mengadakan alat, yang mekihara pak taufik
gitu, dan seterusnya seperti itu, siklusnya seperti itu.
Nah, kalo tentang revitalisasi kalimas itu kalo
gak salah di bawahnya Pak Heru.
Tapi aku juga tau sedikitlah. Kalo memang diperlukan wawancara sama pak heru lebih
dalam, bisa ke pak heru. Tapi kalo saya tau tapi
sedikit sih. Dulu pernah ikut rapatnya juga Kalo misalnya ada yang bisa dibantu dari saya
gakpapa.
Apa ada pertanyaan apa? P Iya saya mau tanya, untuk rencana revitalisasi
dari pelindo terhadap pelabuhan kalimas itu
seperti apa sih pak?
P1 Nah yang aku tau ya, kalo gak salah mulai dari
E1.1
211
petekan itu sampai ke delta sungai kalimas yang
pertemuan laut itu kita mau revitalisasi. Itu kalo
gak salah dibagi 3 zona kalo gak salah.
Zona pertama mulai dari sisi laut ya, itu 1, ke arah jembatan petekan itu 3.
Mudah mudahan saya gak salah ya Jadi perzonanya itu kalo gak salah kita
membaginya berdasarkan kepentingannya juga.
Jadi kalo gak salah zona 1 itu terkait dengan
aktivitas bongkar muat dan niaga gitu Kalo zona 3 itu terkait, kalo gaksalah disana itu
nanti ada ini ni, ada bangunan, terus taman, terus
ada tempat bermain anak, jadi yang terkait dengan fasilitas masyarakat.
Jadi ada yang waterfront city. Apa ya fasilitas
yag terkait waterront. Nanti kita mau niru yang dibuat pemkot di depanya grandcity.
P Ohh iya yang ada skatepark gitu pak?
P1 He eh iya yang kayak gitu lah kurang lebih.
Di zona 2 nya itu nanti, zona 2 atau zona 3 itu
nanti ada cafenya di pinggir pinggir sungai. Kalo
gak salah ya. Seingetku desainnya seperti itu. Dan kalo ga salah beberapa gudang yang lama
lama, yang tidak perpanjang kontraknya itu akan
kita bongkar dan kita desain sesuai dengan perencanaannya si konsultan. Nah seperti itu.
Kalo lebih detailnya mungkin ke pak heru yang
lebih persis tau banget kalo aku kayaknya masih
kulit kulit luarnya aja. Terus apa lagi apa lagi?
P Sejauh mana keterlibatan pelindo dalam
revitalisasi kalimas? Tapi sebelum itu saya mau tanya pertanyaan lain
pak, ada gak sih pak kesesuaian rencana pelindo
sama rencana pemerintah kota? E1.2
212
P1 Ada. Ada banget.
I Di bagian apa nya pak?
P1 Bu Risma kan semangatnya kalo gak salah ingin, menata kawasan yang kumuh-kumuh gitu kan
kalo gak salah ya.
Jadi kan pelindo menyambutnya itu menyikapinya dengan kita salah satunya
revitalisasi kalimas. Terus juga Pelabuhan
Kalimas ini juga kan sebagai area bisnis dan
perdagangan Karena kita merasa bahwa kalimas ini kok
rasanya tidak tersentuh padahal kawasan ini bisa
difungsikan sebagai kawasan komersil yang sifatnya rekreatif. Kan di konsepnya juga mau di
begitukan dengan konsep waterfront eh atau
riverfront. Ya itulah pokoknya. Dan disitu pendangkalannya luar biasa. Cepet
sekali disitu. Kadang kalo ke kalimas main,
kenapa kok kapal tuh sandarnya di daerah sisi
laut tok? Sisi sebelah utara kok gak sampe selatan?
Karena disitu dangkal. Gak bisa. Dan kapal kapal
sana kalo sandar seenaknya sendiri. Beda sama kapal yang gede-gede gitu. Mereka sandarnya
sirip sirip ikan gitulah.
Nah itu nanti kita mau tata, kita mau perbaiki
dindingnya. Karena itu kan dermaga sistem belanda lama banget.
Kita mau perbaiki dindingnya pake turam, kita
rapiin mirip mirip kayak proyeknya bu risma depan grandcity itu.
Kita mau keruk. Pengerukan sudah dilakukan.
Cuma nanti kita langsung bikin turamnya. Kita tata semua. Sampai 3 zona itu.
P Pengerukannya itu sudah dari kapan ya pak?
M1.1
M1.2
213
P1 Pengerukannya itu tahun 2015/2016 gitu.
P Berarti baru kemarin kemarin ini ya pak? P1 Iya.
P Rencana itu tuh sebenernya sudah dari kapan sih
pak? P1 Rencana itu?
P Iya P1 Kalo pelindo itu, kalo pengerukan itu anu, kita
punya jadwalnya. Karena kan kita terkait sama
duitnya pelindo kan dari bongkar muat. Kalo bongkar muatnya tergantung dari kapal,
kalo kapal gak bisa sandar kita gak bisa dapat
duit.
Makanya kita pasti rutin ngeruk itu.
He eh , kita punya jadwalnya. Dan itu dibawah
kendali kantor pusat. Terus terus apalagi? P Bagaimana koordinasi dalam rencana ini,
koordinasi dari pelindo dengan pihak lain terkait
rencana ini?
P1 Pihak lain itu seperti apa?
P Pemerintah kota misalnya pak atau masyarakat?
P1 Kalo itu, mungkin bisa ditanyakan ke komersial atau property ya, tempatnya pak malik. Karena
gini, teknik itu sifatnya kalo lahan itu memang
sudah oke, kita disuruh desain, kita desainkan, jadi kalo kita misalkan lahan belum oke kita gak
akan pernah ada instruksi untuk mendesain itu
menata itu. Yaudah itu di tata, GM misalkan oke. Jadi
sebelum ke desain itu ada tahap sebelumnya.
Dan itu mungkin dilakukan properti atau
terminal kalimasnya. Divisi terminal kalimas. Kalo teknik dari awal, nganu gak pas. Bukan
porsinya teknik
E1.3
E1.4
214
P Kalo misalkan penyusunan rencana gitu
dibagian?
P1 Penyusunan rencana kayaknya dibagian ini deh
kalo terkait gitu itu di perencanaan itu di kantor pusat bisa.
Tapi gak tau ya coba tanya ke pak heru ya, aku
takut nya jawabnya gak pas. Coba tanya pak heru. Terus apalagi?
P Kan ni udah ada tahap pelaksanaan, nah setelah
pelaksanaan itu kesesuaian sama rencana yang sudah dibuat seperti apa?
P1 Maksudnya gimana?
P Misalkan, direncana mau dibuat taman, dermaga, nah sampai saat ini itu apa yang sudah dibangun
dan apa yang tidak dilaksanakan dari rencana?
P1 Oiya, kita sudah membangun taman petekan, yang mulai ujung paling selatan. Kita sudah
mulai. Dan itu memang sesuai rencana awal
memang dulu itu dibuat taman.
Terus sekarang kita sudah mulai membongkar bongkar beberapa gudang, mungkin bisa
ditanyakan ke pak malik.
Gudang gudang yang bukan miliknya pelindo. Maksudnya, gudang gudang yang kontraknya
sudah habis, gudang yang tidak dikelola oleh
pelindo. Itu tidak kita perpanjang. Kita mau
bongkar. Kita mau tata ulang lapangan dan bangun gudang yang lebih modern. Nah tapi
tetap dipertahankan heritagenya dari kalimas itu
permintaan dari pak gm bahwa itu tetap pertahankan ciri kalimas sebagai heritage.
Jadi artinya yang klasiknya itu harus ada. Jadi
kemarin kalo gak salah desainnya juga semi semi klasik gitu.
E2.1
215
P Itu yang tetap dipertahankan itu sebelah mana
pak heritagenya? Apakah yang disekitar petekan
doang?
P1 Sekitar petekan. Zona 3 kalo ga salah itu.
P Berarti zona yang kearah utara itu akan tetap
dipertahankan sesuai fungsinya dan operasional pelabuhan?
P1 Jadi, kalo gak salah rapat terakhir itu, nanti disitu
akan jadi pusat niaga juga, ada gudang, ada ruko
tapi ruko dan gudang ini di bentuk tidak seperti, ala pelabuhan jaman dulu ya, yang kumuh gitu ,
nggak. Nanti konsepnya seperti paris van java.
Jadi terbuka gitu. Jadi sebelah sininya sungai, sininya pusat niaga.
Jadi pusat niaganya itu semi semi kayak paris
van java lah. Kayak gitu. Yang saya tau desainnya waktu itu ya pernah
ikut rapat itu gitu.
Tapi kita mempertahankan ciri khas bangunan
belandanya itu ada. Jadi dari bentuk jendelanya agak gede dan
sebagainya
P Jadi dari desain bangunan nya juga akan disesuaikan?
P1 Iya, karena bagus disitu. Kita mau kayak sunda
kelapa.
Terus juga itu, kan deket sama Jembatan Petekan, itu juga kan punya nilai historis ya jadi
ya, kan mendukung tuh.
Sekitar sini juga kan ada wisata lain itu lo mbak, yang diujung itu apa sih namanya
P Jalesveva Jayamahe itu pak?
P1 Bukan, bukan. Apa sih, Syah Bandar. Nah itu.
P Selama pelaksanaan itu ada kendala gak pak?
M4.1
M2.1
M2.2
216
P1 Banyak
P Dimana? P1 Kalo kendala pasti banyak, kendalanya pasti
nonteknis. Kalo kendala teknis itu bisa diatasi.
Nonteknis yang banyak.
Terutama ya mengatur si yang punya kapal itu ya, karna kan disana relatif pelabuhan rakyat ya,
kapalnya kecil kecil, jadi kenyamana mereka
selama bertahun tahun itu pasti kita usik. Dan itu mereka pasti resistant.
Nah itu pasti ada muncul dialog dialog
komunikasi dari pimpinan kami, pasti ada. Karena di kalimas itu kapal lama, kapal nya yang
punya siapa gak tau, parkir disitu bertahun tahun,
dan itu kita gak pernah tau siapa yang punya. Itu
ada. Jadi mau kita tertibkan karena biar gak kumuh.
Kalo teknisnya nggak sih, kalo nonteknisnya ini biasanya banyak.
Kalo non teknisnya aku gaktau persis ya,
maksudnya ada pasti, cuma yang aku tau ya
tentang mereka tidak mau ditata dan tidak mau ditarikin tarif.
P Mereka gak bersedia ditarikin tarif pak? P1 Tarifnya ya maunya sih, tarif seperti dulu.
Padahal kan kita invest disini. Harapannya kan
kembali. Makanya ada penyesuaian tarif.
Mereka sepertinya resistan disitu
P Terus selama ini upaya dari pelindo sendiri seperti apa pak untuk menghadapi hal itu?
P1 Kalo hal itu aku gaktau persis, coba tanya ke
heru. Tapi yang pernah saya tau, memang pernah
dilakukan beberapa dialog sama pemilik barang, pelayaran yang gitu gitu. Ya mungkin ada
M3.1
M3.2
M3.3
M3.4
217
penyesuaian atau gimana
Nah tanyakan juga ke divisi pemasaran dan
pengembangan usaha, PPU.
Arbani ini saya pikir sodaranya ivan arbani, bukan ya?
P Haha bukan pak
P1 Orang mana? Asli lampung ya?
P Ah nggak sih pak, saya bukan asli lampung, orang tua saya jawa tapi tinggalnya di lampung.
P1 Jawanya mana?
P Bapak jogja, ibu jawa tengah, purworejo.
P1 Loh, ibu mu purworejo mana?
P Mana ya, aduh lupa saya pak
P1 Tapi pernah ke purworejo?
P Pernah
P1 Taunan gitu?
P Nggak, lupa saya pak dimana, blablabla kidul gitu nama daerahnya
P1 Ibuku lo orang purworejo, bapakku ninggal
kemarin dimakamin di purworejo. Enak sih kota pensiunan, sepi.
P Ah iya bener pak, sepi banget. P1 PAD nya Cuma dari pasar tok
Lucu kotanya itu, sepiiii banget. Yaya apalagi apalagi?
Ini yang bisa aku jawab tak jawab, kalo kurang
jelas bisa ke pak heru ya P Oh iya pak
Nah pak dari setelah adanya program
pelaksanaan itu pasti ada kan pak perubahan lingkungannya, bagaimana pak perubahan
lingkungan di kawasan?
218
P1 Oh kalo perubahannya pasti ada Cuma kalomau
lebih dalam coba ke pak heru ya aku gak berani
jawab.
Takut salah aku, kan ini buat TA
P Baiklah pak, saya mau tanya tentang bagaimana
waktu pelaksanaan programnya, apakah sesuai dengan rencana atau tidak
P1 Oh, masih masih sesuai, masih on schedule.
P Program ini tuh udah berjalan berapa lama ya pak?
P1 Sekarang itu sudah masuk tahap, eh desain sudah, terus kalo gak salah ini mau di lelangkan,
Jadikan kita kalo **** ada studi kelayakan, studi
kelayakannya layak, baru kita bangun, eh baru kita desain, studi kelayakan proses DED,
kontsruksi, habis konstruksi baru ke proses
maintenance. Maintenance bangunan sudah habis
umurnya baru proses pengpusan. Siklus nya gitu Nah kalo revitalisasi ini kalo ga salah masih
tahap DED, tahap desain, detail engineering
design. P Ada target penyelesaian gitu gak sih pak?
P1 Ada pasti. Kalo targetnya persisnya kapan saya gak ngerti,
tanya ke pak heru aja coba.
Ini emang porsinya pak heru sih kalo revitalisasi kalimas
P Pihak yang terlibat dalam program revitalisasi
ini, sejauh ini siapa aja pak?
P1 Banyak, konsultan ada, konsultan perencana, konsultan DED, terus dari pelindo, pelindo
cabang tanjung perak sebagai pemilik, terus
divisi terminal kalimas sebagai usernya nanti, sama divisi properti ya sebagai yang punya
219
lahan.
Terus apa lagi?
P Bagaimana pak, tentang strategi nya agar
tercapai sesuai dengan tujuan itu seperti apa dari pelindo sendiri?
P1 Strateginya untuk revitalisasi ini? P Iya pak agar sesuai dengan yang direncanakan
P1 Wah kalo strategi saya gak tau persis sih ya jadi
tanyakan ke pak heru saja P Selama ini apa ada pelibatan masyarakat gitu ya
pak? Khususnya yang disekitar petekan dan
pelabuhan kalimas P1 Yang saya tau kayaknya belum ya, belum ada.
Yang aku tau yaa, tapi coba tanyakan ke pak
heru
Yang saya tau sih cuma keterlibatan konsultan saja
P Oh berarti baru konsultan dan pelindo saja ya
pak? P1 Tapi konsultan sama masyarakat melakukan
survey atau apa mungkin bisa ditanyakan ke
yang bersangkutan
P Pak berarti tidak ada pelibatan pemerintah? Koordinasi sama pemerintah gak ada pak? Atau
hanya sebatas penyesuaian rencana gitu aja?
P1 Kalo keterlibatan pemerintah pasti ada, kita gak mungkin ya kalo kita mengusulkan sebuah
program itu kita tidak inline dengan pemerintah
itu tidak mungkin, gak bisa. Toh karena persetujuan semua kitakan nanti,
minta persetujuan, kalo kita ke mentri pasti sama
mentri, penataan tata kota, penataan tentang
grand design nya nanti desainnya pelabuhan itu tahun dua ribu sekian akan seperti ini taun ini
akan melakukan apalagi, itu pasti persetujuan
E5.1
220
mentri.
Kalo persetujuan mentri pasti pemkot juga akan
ngerti, dapat tembusan juga
Nah mungkin kita kalo desain itu pasti ada, apa lagi pake ITS kalo gak salah pake konsultannya,
LPM ya?
P Oh LPPM? P1 Kalo ga salah ya kalo ga salah. Entah its atau itb
Kita 2 tok itu LPPM, eh LPPM sekarang dibawah siapa?
Bu anggraeni? P Kurang tau saya pak
Dosen pembimbing saya sih orang LPPM pak, P1 Siapa?
P Bu ema sama bu ida P1 Masih muda ya dosennya?
P Iya masih muda pak P1 Ohh S2 tapi ya?
P Iya pak P1 Oh berarti bawah saya itu
Pinter pinter yo Berarti dosen kalian itu lulus langsung S2 gitu
ya, kalian juga mau gitu?
P Saya nikah dulu pak haha P1 Udah punya pacar berarti
P Aduh ya itu pak, anak sipil pak tapi begitu sih P1 Iyata? Anak sipil kenapa?
P Yaa gitu lah pak P1 Hahaha, apalagi apalagi
P Kalo tentang sejarah kawasan dan aktivitas masyarakat disitu gimana pak?
221
P1 Wah kalo saya kurang paham yaa, coba tanya ke
pak heru deh, pak heru itu ITS juga. Banyak ITS disini. GM nya juga ITS
P Wah boleh lah pak haha P1 Loh kita 3 taunan rekrut kok, 2008, 2011, 2014,
2017
P Ini sekarang ya pak P1 He eh, kalo kuotanya memenuhi, kan kemaren
juga banyak tuh ada beberapa yang pensiun. Kalo memenuhi 2017 kalo gak 2018. Rutin kok
kita.
P Itu terima semua jurusan pak? P1 Semua jurusan. Termasuk mas yang tadi masuk
ke sini itu, si afif, itu angktan 2014
P Ha? 2014 pak?
P1 Maksudnya 2014 itu masuk pelindonya
P Ooohh
P1 Haha iya masuk pelindonya 2014, kita nyebutnya
angkatan 2014. Masih baru
Biasanya yang mau sekolah sekolah lagi itu yang baru baru
Dia kan itungannya masih staff Kalo kayak saya ini kadang males juga sekolah
lagi, tapi akhirnya ditawarin dan dipaksa untuk
sekolah lagi
Karena kan kalo mau dapat promosi syaratnya harus S2
Oiya ada lagi yang bisa dibantu? P Ada rencana untuk penambahan ruang terbuka
hijau itu seperti apa?
P1 Ada Tapi tidak sepanjang kalimas kayaknya
222
Di zona 3 kalo gak salah
P Zona 3 itu yang deket petekan itu ya pak? P1 Ah iya deket petekan
P Itu kira kira bentuknya seperti apa yapak? P1 Aduh kalo bentuknya coba ke pak heru
Pak heru punya grand designnya P Ada campur tangan pemerintah gak pak di
peningkatan RTH tadi? Dalam bentuk apa?
Hanya sekedar pengawasan kah atau seperti apa?
P1 Kalo itu aku gak tau persis ya tapi dulu pernah sih kita rapat sma pemerintah kota itu tentang
penataan kalimas juga
Yang pada prinsipnya bu risma mendukung sekali, karena kan pada prinsipnya inline sama
programnya bu risma, akhirnya kalo gak salah
akibat kita mau menata kalimas, akhirnya bu risma menata kalimas yang sisi petekan sana itu
Iya sampai ke arah jembatan merah sana
Kalo gak salah lo ya, entah itu karena bu risma kita jadi ngikutin bu risma atau karena kita terus
bu risma ikutin kita atau gimana gak tau juga
Tapi pernah ada rapat di pemkot jugga pernah tentang revitalisasi
P Kalo kerjasamanya pelindo selain sama konsultan, itu ada kerja sama lain gak sih pak?
P1 Yang aku tau ya dengan pemerintah sama
konsultan aja
P Masalah dana itu dari pelindo semua?
P1 Oh iya, kalo dana pelindo
P Gada bantuan dari pihak lain berarti pak?
P1 Nggak
Justru pemerintah minta bantuan kita
E1.1
223
P Sama saya mau nanya lagi pak, kan ada yang
bermukim itu pak dan itu juga liar, dan slama ini
juga mau menghilangkan mereka juga susah.
Akhirnya dari pelindo sendiri itu mau diapakan sih pak?apa memang tetep berusaha imana
caranya mereka untuk pindah atau malah mau
diberdayakan? P1 Nah, kalo kita liat pak ahok tuh bagus tuh,
dibersihin tapi dbikinin rusun. Nah setauku kalo
pelindo sih, karena kitakan bisnis, kita pengusaha taunya pengusaha kan cari untung tapi memang
kita tetep punya tanggung jawab sosial tentang
pemberdayaan masyarakat juga
Jadi kalo di pelindo Cuma gini tok kontraknya. Kamu kontraknya udah habis. Yaudah kamu kan
toh tidak pernah bayar sewa ke pelabuhan jadi
gak usah tak perpanjang. Jadi kamu pergio dari sini. Udah gitu aja
Toh mereka juga gak pernah membayar sewa ke
kita kan Jadi itu sebenernya bangunan liar. Jadi ujug ujug
bangun gitu aja
Kontrak sama kita dulu malah sebatas usaha,
akhirnya malah jadi rumah. Garasi mobil disitu, terus ditingkat sama dia jadi
tempat tinggal. Ya gitu gitu
P Nah iya sampe ada masjid segala disana sekarang.
P1 Nah iyaa, itu kalo gak salah liar. Jadi kita pun
masih berbaik hati tidak menarik pungutan ke
mereka Dan itu salah satu temuan BPK kenapa tidak
ditarik biaya sewa
Listriknya ambil dari pelindo loh listriknya
Itu bangunan sewa dikita harusnya mbayar loh
M1.3
224
itu
Tapikan mereka pada gak mbayar Nah kebetulan kita mau menata ini ya mau gak
mau mereka harus pergi
Kalo yang dijakarta kan dibuatin rusun, kalo
dikita gak ada kayak gitu Toh mereka juga pada gak bayar, mereka pake
lahan kita gak pake izin juga
Tapi kita sosialisasi dulu ke mereka, eh kamu tak anu ya ini mau tak buat ini lloh ya, mau tak
benerin ini, kamu pergio
P Udah sih pak sebenernya P1 Tapi kalo kalian pernah denger tentang pelindo
melakukan penggusuran dan sebagainya gada
solusi atau apa ya nggak juga Karena mereka sudah kita kasih tau
pemberitahuan
Mereka rata rata orang madura P Tapi mereka bukannya rata rata bekerja disitu ya
pak ya? Kayak kulli angkut gitu segla macam
P1 Nggak, gak juga. Ratarata mereka berbisnis
disini. Jadi lucu gitu kan
Itungannya jadi lucu, BPK temuannya lucu. Lo
mereka berbisnis lo disitu, mereka dapat duit lo
Harusnya kamu tarik mereka
Yaudaah, jadi akhirnya daripada ributribut
pusing pusing jangan ada yang tinggal situ toh
juga gada yang izinkan. Menyalahi aturan juga
Memang tidak dipruntukkan tempat tinggal juga
E5.5
M6.1
M6.2
225
LAMPIRAN 7
KODE P1 (PRIVATE SECTOR 1)
P: (PENELITI)
D. Identitas Responden
Nama : Bapak Heru Subekti
Jabatan :Asistant Manager Sub-Divisi Administrasi Perencanaan
Instansi : PT Pelindo III Cabang Tanjung Perak
Bidang Keahlian : Divisi Teknik
No. Telp : 0812-3453-5611 Tempat :Ruang Kantor PT Pelindo III Cab.
Tanjung Perak
Waktu Interview : Senin, 3 April 2017 Durasi Wawancara : 00:20:51
P Secara umum, konsep revitalisasinya itu seperti
apa sih pak?
P1 Terkait dengan konsep penataannya, zoning
zoning areanya. Nanti kalo perlu data ke pak ginting ya.
Modelnya kayak apa, terus maketnya seperti apa.
Maketnya sudah pernah liat di lantai 3 ini. Di depan itu ada lho. Dari ruangan yang sebelum
sdm itu
P Belum pak, iya nanti dilihat. Di depan ruang
kreatif itu pak? P1 Iya, kan di depan ruangannya ada maket kalimas
ya, sebelah sisi kanan. Itu sudah ada.
Kemudian, apa lagi yang saya jawab ini. Perubahan lingkungan? Perubahan lingkungan di
tempatnya pak faris nanti
TRANSKRIP TRANSKRIP
226
P Oh bukan gitu pak maksudnya itu seperti apa
yang pelindo rencanakan itu apa terus apa yang
sudah dilaksanakan dan perubahannya
kelingkungan saat ini seperti apa. P1 Kalo lingkungannya mungkin ini ya, terkait
kondisi perubahan lingkungan tapi bukan di
alamnya ya, tapi dari fungsi ruangannya.
Dulunya mungkin disitu banyak gudang-
gudang ataupun banyak adanya kegiatan-
kegiatan bongkar muat peti kemas, nah itu
nanti mungkin akan di alih fungsikan menjadi
sesuai dengan perencanaan yang sudah ada. Ada beberapa zoning area, ada yang untuk
riverside. Riverside itu nanti di dalamnya ada tempat untuk jualan PKL, sentra PKL. Terus
untuk semi semi tempat wisata. Itu sudah ada di
grand design kita. P Kalo dari pelaksanaannya bagaimana pak?
P1 Untuk pelaksanannya itu memang bertahap
karena untuk pemakaian anggaran kan dari kasnya pelindo, itu pun nanti melalui proses
persetujuan dari direksi dulu.
P Ada target penyelesaian kah pak?
P1 Target penyelesaian, tentu ada. Jadi tiap tahun
dari total 2.5 kilo itu ada beberapa pembagian
zona, zona pertama yang sudah jadi itu dari sisi jembatan petekan ya, kurang lebih ada 90-100
meter itu sudah bentuk taman, nah setelah itu ada
zoning lagi riverside itu ada bangunan semi semi, kita rancangnya kayak bikin marina yang di
dalamnya ada bangunan terus di dalamnya ada
sentra PKL yang fungsinya untuk kita share ke
masyarakat. Untuk pembentukan sisi pelabuhan dan sisi wisata kota. Di konsep ada semua mbak,
di grand design. Kita mau jadikan apasih 2.5 km E1.1
E3.1
E5.1
E4.1
E2.1
227
ini dan ini pun sudah kita komunikasikan dengan
pihak pemkot terkait dengan penataan kota.
Jadi konsep kita, kita mau memperbaiki dari isi
pelabuhan yang digandeng dengan unsur pariwisata
Sudah, sudah kita komunikasikan dengan
pemkot. Cuma ya itu tadi, kendalanya di anggaran jadi tetep kita pelaksanaannya secara
bertahap gak bisa secara frontal kita lakukan
perbaikan sebanyak 2.5 km. Karena membutuhkan cost biaya yang cukup tinggi, Jadi
nanti bertahap ya terbangunnya, tahap awal tadi
itu terus lanjut lagi, lanjut lagi.
P Sepanjang 2.5 km itu sampai saat ini sudah ada apa aja pak?
P1 Ya yang tadi itu, sudah ada taman, disisi utara
pas jembatan petekan terus taun ini kita lagi program pembuatan riverside yang panjangnya
90/100m.
P Baru sampai riverside itu saja ya pak ya P1 Iya baru sampai situ
P Dari keseluruhan rencana ada berapa tahap pak P1 Sebentar saya agak lupa lupa juga, ada di pak
ginting ya
P Untuk strategi dalam pelaksanaan seperti apa pak?
P1 Terkait keterlibatan masyarakat ini, untuk
strateginya yang pasti kita terkait dengan,
pertama pembebasan/pengalihan lahan. Jadi dulu disitu mungkin ada bangunan bangunan eksisting
yang lama, gudang ataupun area lapangan
penumpukan peti kemas yang dulunya memang disitu merupakan kegiatan jasa kepelabuhanan,
nah itu prosesnya kita butuh proses pengalihan
fungsi lahan, setelah itu selesai baru kita proses
E1.2
E5.2
E5.3
E2.2
228
untuk pelaksanaan pembangunannya.
Nah ini grand designnya, ini mulai dari jembatan petekan sampai ujung
Nah untuk awalnya, gudang gudang ini kita alih
fungsikan dulu. Zona 1 kita adapa aja, nah ini ada taman, terus
kedua ada riverside, setelahnya taman tadi.
Taman sudah selesai
Tetep ada area jasa kepelabuhanan
Sesuai dengan fungsi RIP nya, gudang gudang
nya itu nanti kita bikin gudang modern. Di zona 3 juga ada gudang juga
Kita bikin tahapan tahapan untuk mewujudkan
dari konsep grand design tadi. P Kalo dari persentasenya sudah berapa persen itu
pak
P1 Kalo dari persennya saya belum bisa ngitung ya P Tapi kalo dilhat dari keseluruhan proses yang
udah dilaksanakan, bagaimana ketercapaian
tujuannya? P1 Untuk ketercapaian masih sesuai dengan jadwal
kita tadi, pertahun kita ada program untuk
merealisasikan dari rencana grand masternya. P Jadi pihak yang terlibat dalam program ini siapa
saja pak?
P1 Yang pasti dengan pemerintah kota, disisi
administrasi, mulai dari IMB ataupun keterkaitan dengan rencana tata kota kita, tetap kita
komunikasikan dengan pihak pemkot selama ini.
Ini sudah lama ini, sejak tahun berapa ya, saya kurang tau juga
Yang terakhir ya itu tadi, setelah ada realisasi
untuk taman kita ada program untuk realisasi yang riverside.
E5.4
E1.3
E4.2
E2.3
E2.4
229
P Terus pak, yang permukiman kan ada tuh pak
yang sebelah utara jembatan petekan.
P1 Permukiman? Wah saya kurang tau ya P Iya pak, soalnya saya melihat disitu ada masjid,
rumah-rumah dan jemuran juga ada
P1 Coba dikomunikasikan dengan pihak humas ya, soalnya disitu divisi non teknis kita
Kalo ada penyewa siapa, kalo penduduk saya
yakin diwilayah pelabuhan bukan untuk
permukiman kan ya, katakanlah ada penyewa lahan, penyewa lahannya mungkin difungsikan
untuk tempat tinggal ya.
P Zona yang untuk RTH berarti di zona yang sebelah utara jembatan petekan itu aja ya pak ya?
P1 Secara global untuk umum yang pasti, ada tetep
yang digunakan untuk pelabuhan ada gudang ada open storage
Zona 1 yang kita share untuk masyarakat, zona 1
dari jembatan petekan, zona 1 itu 560m.
Dulu malah ada pasar buah, pasar buahnya pindah karena kita koordinasi dengan pemkot.
Zona 1 ada RTH, rekreasi, bisnis perdagangan,
apartemen Zona 2 ini ada pelabuhan rakyat, wisata heritage,
KRTH, pergudangan, perkantoran juga
Zona 3 ada pelabuhan, logistic dan instansi
pemerintah seperti pelindo, dan karantina Kita baru melangkah di zona 1, yang baru
terealisasi RTH dan taman itu
Untuk zona 1 560 meter
Zona 2 1 kilo
Zona 3 940
Zona 4 sisanya tadi
P Bagaimana peran pemkot terhadap rencana
pelindo
230
P1 Yang pasti terkait dengan konsep kita sesuaikan
dengan konsep penataan kotanya seperti apa,
terus kita inland kan dengan penataan kota. Jadi
konsep awalnya kan kita ingin menta konsep awal pelabuhannya yang kemarin kalo pas
musrenbang kalo gak salah kita kan jadi tujuan
wisata kedua setelah bali terutama untuk wisata yang kita jual antara lain heritage ya, terus ada
museum seperti monkasel, house of sampoerna,
nah itu jadi tujuan kita untuk merealisasikan itu. Kemaren juga kalo gak salah bu risma punya
target, kota kita untuk menjadi kota wisata, nah
untuk mewujudkan itu kita ya ikut andil untuk
mewujudkan visi nya bu risma. Setelah ada beberapa komunikasi, kita tawarkan konsepnya
seperti ini ke pemerintah kota, bahwasanya
pelabuhan ini bisa di kelola. Dijadikan sumber daya dari sisi wisatanya, karena kita tau juga
pelabuhan ini punya histori kan ya.
E1.4
M3.1
231
LAMPIRAN 8
KODE C1 (Masyarakat 1)
P: (PENELITI)
Nama : Bu Yayas
Jabatan : Lab. Perumahan dan Permukiman Arsitektur ITS
Instansi : Jurusan Arsitektur ITS
Bidang Keahlian : Perumahan dan Permukiman
No. Telp : 081217171872 Tempat : Ruang Lab. Perumahan dan
Permukiman Arsitekur ITS
Waktu Interview : Kamis, 4 Mei 2017 Durasi Wawancara : 00:33:02
P Selamat pagi bu
C Iya selamat pagi P Jadi gini bu, saya inggar, sedang melakukan
penelitian terkait revitalisasi kawasan sungai
kalimas, nah saya ingin mengetahui terkait potensi di kawasan itu khususnya terkait sosial
budayanya
C ohh gitu iyaiya, tapi saya ini lebih tau terkait ke
perkampungan di sekitar sananya sih
P Iya sebenarnya kalo misalkan yang disekitar
jembatan merah itu ada permukiman apa aja sih bu?
C oh sebenarnya itu dulu kan kawasan kota lama
surabaya jadi disitu orang banyak salah persepsinya itu pas
jaman belanda dipisah pisah
TRANSKRIP
232
Cuma ketika ibu kemarin riset tentang Pecinan
sebenarnya itu udah ada jauh dari sebelum jaman
belanda
jadi kerajaan-kerajaan kita dulu itu memang ada kelompok kelompok pemukiman berdasarkan
etnis
jadi walaupun dia orang pribumi istilahnya orang nusantara gitu tapi dia orang kalimantan atau
kerajaan yang jawa pun tapi tetep dia setelah
matahari terbenam harus keluar dari kawasan lokal
jadi sebenarnya sungai itu jadi pembatas
ibu gak secara detail meneliti tentang itu Cuma bayangannya kalo itu sungai bisa jadi itu sebagai
salah satu apa ya namanya, perumpamaan kalo
itu laut jadi batasku sini dan karena kamu orang luar,
kamu nyebrang. Jadi walaupun dia pribumi tapi
dia bukan orang jawa suroboyoan gitu dia keluar
dari kawasan Surabaya itu kan kawasan keraton surabaya juga kan dulu
jadi diluar itu ada kawasan arab, kawasan melayu, kawasan pecinan
Cuma kan orang mikirnya itu jaman belanda
kalau itu kita rentet lagi, culture jawa itu kan bukan culture tulis kan?
dia custom gitu, omongan, makanya peraturan itu ada tertulisnya pas jaman belanda
jadi walaupun kita belum dijajah belanda itu
sudah terjadi permukiman yang terbagi
berdasarkan etnis P Berarti kalo dulu itu banyak ya bu macemnya
selain pecinan sama arab ya C he eh, kalo sekarang kan lebih itunya pecinan
233
sama arab
padahal diantara pecinan sama arab itu ada melayu, kalo di peta lama belanda seperti itu
P yang bertahan sampai saat ini berarti C ya tinggal pecinan sama arab itu, karena
melayunya udah gak ada sekarang P kalo sosial budaya nya gimana bu?
C kalo budayanya kalo liat budaya arab itu masih
kuat bisa kita pahami karena memang culture arab itu
kan memang tertutup dia gak terbuka
yang cina kalo dari penelitian ibu sekarang sudah
mulai berubah pertama karena kasus 65 itu
P kasus 65? C kan yang G30SPKI itu, jadi kebanyakan dari situ
permukiman cina lama itu memang di sekitar
jalan karet itu karena dulu kan transportasi kan sungai jadi jelas
yang punya rumah atau properti yang di
sepanjang stren itu jelas orang yang saudagar-saudagarnya
dan orang saudagar-saudagar yang dulu itu, yang
cina kan mereka itu datang bukan dengan
perempuan jadi gak berpasangan nah terus pasangannya itu biasanya dia ngambil
yang pribumi tapi yang keraton keraton jadi ada 3 keluarga pecinan yang terkemuka yaitu
Han Te sama Chou
234
itu yang Han yang silsilahnya masih runtut itu
dia 2 anak laki-lakinya menikah sama putrinya keraton-keraton surabaya dan dapet gelar keraton
jadi kan waktu itu ibu penelitiannya bandingkan cina surabaya, semarang, sama batavia
memang cina surabaya itu yang ada pengaruh dari budaya lokal bisa jawa bisa belanda
jadi waktu itu juga meneliti rumah sembahyang,
rumah ibadah rumah ibadah itu kan mestinya kan sesuatu yang
cina banget tapi itu pun mereka pakai ragam hias
jawa, belanda, itu beda banget kayak yang ditemukan di batavia sama yang semarang
kalo yang melayunya mungkin udah gak kentara
lagi ya
P terus kalo sekarang mereka itu seperti apa ya bu ya?
maksud saya kayak ada gak sih bu komunitas di
dalam perkampungan itu sendiri yang melestarikan budaya mereka gitu
C kalao yang arab gak tau ya
M3.1 kalo yang cina mereka ada perkumpulan
M3.2 yang perkumpulan perkumpulan itu memang
rutin mengadakan acara jadi ada rumah, apa ya
kan orang cina itu asalnya dari, pokoknya belum tentu sama daerah, gitu kan
jadi kalo kita itu ada kayak perkumpulan orang jawa timur, orang manaa, nah itu ada disitu
jadi yang kalo untuk pemakaman atau kalo ada
acara pernikahan gitu gitu itu masih ada, Cuma memang ketika tahun 65 selesai kan waktu itu
mereka harus pakai nama Indonesia terus harus
235
memeluk agama
konghucu kan waktu itu gak boleh nah dari situ itu baru pecah pecah yang konghucu
itu biasanya jadi katholik atau protestan nah di agama katholik dan protestan itu kan gak
ada juga yang sembahyang untuk leluhur dan
sebagainya
nah makanya itu jadi gak di praktikkan lagi
hanya orang-orang tertentu aja
sebenarnya konghucu tapi karena gak itu terus dia ngakunya budha
P kalau yang arab bu? C kalau yang arab ibu gak tau ya
P sebenarnya masih ada gak sih bu mereka itu
kegiatan kayak apa gitu semacam tradisi khusus yang mereka lakukan selain kayak pemakaman,
perayaan-perayaan apa
C setau ibu ini, setelah 98 itu kan baru boleh
Imlek lagi. M4.1
M4.2 terus yang wayang poteh di klenteng
M4.3 wayang poteh itu wayangnya kayak wayang
orang gitu tokoh tokohnya gitu
M4.4 dan biasanya ngambil cerita cerita lokal
dia anunya itu kayak rumah-rumahan kayak
unyil gitu lo
M4.5 itu kan budayanya budaya cina
dulu gak boleh tapi sekarang udah boleh, biasanya di klenteng klenteng gitu
Cuma biasanya ya itu, perayaan perayaan taun
baru, taun baru cina
236
terus kalo klenteng itu kan dia punya satu dewa
yang khusus
jadi klenteng yang di jalan coklat ya, itu kan
klenteng pertama, itu dewa utamanya dewi mak chou
nah itu kalo dia ulang tahun, ya ada perayaan
besarnya disitu jadi perayaannya ya tergantung klenteng-
klenteng gitu
P kalo yang kampung arab gimana bu C kalo yang arab ibu kurang tau ya
soalnya memang jarang banget ada tulisan
tulisan mengenai kampung arab
Cuma mungkin karena waktu itu kampung arab tertutup atau gimana
bisa jadi juga karena kalau jaman sebelum belanda kalimas itu boleh dipakai oleh semua
tapi pas jaman belanda surabaya hanya boleh
dimasuki kapalkapal voc
jadi itu hanya boleh untuk pedagang itu makanya itu terus di sekitar surabaya itu kan banyak
pelabuhan kecil yang berkembang kayak gresik
nah jadi pedagang pedagang yang melayu, arab,
cina mereka pakai pelabuhan kecil itu
dan karena voc waktu itu counter partnya orang cina, jelas yangberkembang permukiman cina,
yang bagian arab mungkin ada pedagang tapi
pakai pelabuhan yang lain makanya mungkin itu sebab nya orang gak
banyak yang nulis itu karena yang brkmbang kan
yang cina itu
P lokasi yang kampung cina itu sebelah mana aja ya bu?
237
C ada jalan karet, ada jalan coklat, awalnya kan
gitu jadi dulu itu ceritanya yang kawasan deket
sungai itu adalah orang istilahnya cina cabang
atas yang deket karet itu, pokoknya yang pinggir jalur
utama nya itu
nah yang dibelakangnya itu yang cabang bawah
yang cabang bawah itu orang yang datang setelah
pedagang besar
jadi yang belakang itu yang dulu makam sekarang kan jadi pasar
lupa saya pasar apa yang isinya kain kain sebenarnya ada beberapa toko yang ada
makamnya, masih keliatan
katanya itu punya si keluarga Te itu jadi memang jaman dulu kan tuan tanah gitukan
terus dia yang buat itu terus disewakan gitu jadi ya memang keluarga kaya dan memang
disewakan
dan kapasan itu untuk para cina pekerja P kalo tentang bangunan heritage disana itu seperti
apa ya bu? Mereka berarti sebagai pemilik atau
bagaimana C yang heritagenya itu yang mana?
kalo bangunan heritage itu kan dia ada secara
sejarahnya, signifikan, dia secara fisik juga signifikan
nah kalo dia bersejarahnya mungkin bagi secara
fisiknya dia unik dari sisi sejarahnya mungkin dia kalo
klentengnya iya ya, bagi perkembangan pecinan jadi kalo struktur pemukiman cina itu, klenteng
itu pasti deket sungai apalagi klentengnya dewi
mak chou itu dewinya orang nelayan
238
jadi nelayan itu pasti bawa patungnya dewi ini
diperahunya ditaro di tengah, untuk mimpin si
kapal
jadi klentengnya itu jadi ruas utamanya
P oh gitu bu, nah apakah orang orang disitu bisa
kooperatif ya bu untuk diajak dalam revitalisasi ini, soalnya kan mereka sebagai pemilik
bangunan kan disitu. Soalnya kan bangunan
cagar budaya itu kan udah terdaftar di SK
Walikota C Sk Walikotanya yg tahun dulu kan ya?
M7.1 dan SK yg dulu kan dibuat Cuma sepihak aja M7.2 maksud ibu, orang pemkot kan, bukan pemkot
saja tapi apa ada penelitian sebelumnya kalo
menyatakan itu layak cagar budaya karena UU kita yang lama itu Cuma bilang kalo umurnya 50
tahun udah bisa jadi cagar budaya
tapi kan yang sekarang nggak, kan ada UU baru yang menyatakan kalo itu gak hanya masalah
umur
tapi harus ada historisnya gimana, ke khasannya
apa gitu gitu M7.3 dan orang selama ini takut bangunannya jadi
cagar budaya karena terus gak boleh diapapa in
kan kan izinnya mau direnovasi susah gitu
M7.4 jadi kayaknya merugikan pemilik bangunan,
makanya banyak yang gak mau jadi cagar budaya
P tapi kan kalau misalkan untuk yang renovasi itu bukannya ada tipe tipenya gitu ya bu?
C Iya Cuma kan kalo yang ibu denger, ini kan pak silas jadi tim cagar budaya yang baru
239
beliau bilang sekarang gampang, jadi kalau itu
udah bisa langsung turum izinnya Cuma kalo dulu kalo ibu bicara sama orang-
orang yang pemilik bangunan gitu, itu bisa lama
di proses
sebenernya gak hanya ini, di kampung-kampung gitu juga banyak, di darmo misalnya, itu kan
kawasan cagar budaya tapi banyak itu kan rumah
rumah yang udah dinyatakan cagar budaya Cuma plat gak mereka pasang
terus mereka rombak sendiri
M7.5 jadi kalo dibilang masyarakatnya gak bisa di ajak
kooperatif, harusnya ditanyakan dulu dan dicari tau kenapa mereka gak mau diajak kerja sama
dan bangunan-bangunan kosong
waktu ibu meneliti gitu kan ibu juga cari tau ya
ini bangunan punya siapa
dan ternyata memang banyak bangunan-bangunan kosong, banyak yang di gembok,
gemboknya aja gembok model lama
termasuk di arsip Cuma ketemu 2 gedung yang ada gambarnya
jadi mestinya kan, kalo jaman dulu itu kalo
kawasan ini kan pas zaman belanda ada izin bangunan gitu gitu, Cuma ketemu 2 itu aja
Cuma bisa jadi karena itu zaman belanda, banyak
bangunan disitu yang dibangunnya bukan pas
zaman belanda atau memang itu udah di kawasan mereka sendiri
kan itu makanya aturannya pake aturan mereka
sendiri Cuma kalo kita tanya ke mereka, jaman dulu
mereka takut nyimpen arsip-arsip gitu
240
karena kan itu tulisan cina, bisa jadi dikira PKI
gitu gitu kan
jadi mereka bakar sendiri arsip-arsipnya, buku
buku mereka itu mereka bakar sendiri
P saya mau nanya lagi bu, berarti orang-orang di
kampung pecinan itu mereka tinggal disitu, kerja disitu ya bu?
C kayaknya nggak kayaknya sekarang malam itu jadi gini termasuk
untuk revitalisasi itu sebenarnya kita kan ngeliat
waktu aktivitas kan mestinya sedapat mungkin
dia 24 jam nah ini sekarang bisa diitung deh yang tinggal
disitu yang toko terus ada orangnya kebanyakan udah gak disitu, jadi orang-orang ini
kebanyakan sekarang udah gak disitu kebanyakan mereka udah pindah ke daerah deket
delta itu loh, di jalan kayon kalo gak salah jadi kebanyakan disitu udah jadi tempat
perdagangan saja
dan banyak gedung-gedung kosong, gudang-gudang juga gitu kan
241
BIODATA PENULIS
Penulis lahir di Bandar Lampung,
20 Juni 1994, merupakan anak
ketiga dari 4 bersaudara. Penulis
telah menempuh pendidikan formal
di SD Kartika II-5 Bandar
Lampung, SMP Negeri 1 Bandar
Lampung, SMA Negeri 9 Bandar
Lampung, dan terdaftar sebagai
mahasiswa Perencanaan Wilayah
dan Kota dengan NRP
3613100033. Selama perkuliahan,
penulis aktif dalam beberapa
organisasi mahasiswa, antara lain Himpunan Mahasiswa
Planologi (HMPL) sebagai staf magang Departemen Hubungan
Luar 13/14, Bendahara 2 HMPL 14/15, dan Bendahara 1 HMPL
15/16. Serta aktif dalam organisasi forum daerah mahasiswa
Lampung di Surabaya. Selain itu, penulis juga aktif dalam
kepanitiaan kampus, baik jurusan dan institute. Serta aktif dalam
beberapa kegiatan softskill seperti pelatihan LKMM, Workshop
Magang Ormawa, serta OPM. Penulis dapat dihubungi melalui
alamat email [email protected].