STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

18
Strategi Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ... | Sugiarto | 209 STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DALAM PROGRAM DERADIKALISASI DI INDONESIA COMMUNICATION STRATEGY OF THE NATIONAL COUNTER TERRORISM AGENCY IN THE DERADICALIZATION PROGRAM IN INDONESIA Sugiarto 1 Universitas Paramadina Jakarta ([email protected]) Abstrak – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut hingga akhir 2018 tingkat keberhasilan program deradikalisasi mencapai seratus persen. Program deradikalisasi ini sudah diikuti 800 orang; 325 mantan napi terorisme dan sisanya keluarga napi teroris. Tidak ada satupun dari 325 mantan napi teroris yang mengikuti program deradikalisasi kembali melakukan aksi teror. Salah satu aspek yang mendukung keberhasilan program deradikalisasi adalah aspek komunikasi. Tujuan penelitian ini untuk mengelaborasi aspek komunikasi terutama strategi komunikasi BNPT dalam program deradikalisasi. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini. Kesimpulan penelitian menunjukkan BNPT memanfaatkan strategi komunikasi sebagai salah satu penunjang keberhasilan program deradikalisasi meskipun strategi komunikasi yang digunakan BNPT tidak tertulis dan detail. Kata Kunci : deradikalisasi, komunikasi, narapidana teroris, strategi, terorisme Abstract – The National Counter Terrorism Agency (BNPT) said that until the end of 2018 the success rate of the deradicalization program reached one hundred percent. The deradicalization program has already been attended by 800 people; 325 former terrorism inmates and the rest of the families of terrorist prisoners. None of the 325 ex-terrorist inmates who participated in the deradicalization program resumed acts of terror. One aspect that supports the success of the deradicalization program in Indonesia is the communication aspect. The purpose of this study is to elaborate aspects of communication, especially BNPT communication strategies in the deradicalization program. The author uses qualitative research methods in this study. The conclusion of the research shows that BNPT utilizes the communication strategy as one of the successes of the success of the deradicalization program even though the communication strategy used by the BNPT is not written and detailed. Keywords: communication, a former terrorist convict, strategy, deradicalization, terrorism 1 Magister Komunikasi Universitas Paramadina.

Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

Page 1: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

Strategi Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ... | Sugiarto | 209

STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DALAM PROGRAM DERADIKALISASI DI INDONESIA

COMMUNICATION STRATEGY OF THE NATIONAL COUNTER TERRORISM AGENCY IN THE DERADICALIZATION PROGRAM

IN INDONESIA

Sugiarto1

Universitas Paramadina Jakarta([email protected])

Abstrak – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut hingga akhir 2018 tingkat keberhasilan program deradikalisasi mencapai seratus persen. Program deradikalisasi ini sudah diikuti 800 orang; 325 mantan napi terorisme dan sisanya keluarga napi teroris. Tidak ada satupun dari 325 mantan napi teroris yang mengikuti program deradikalisasi kembali melakukan aksi teror. Salah satu aspek yang mendukung keberhasilan program deradikalisasi adalah aspek komunikasi. Tujuan penelitian ini untuk mengelaborasi aspek komunikasi terutama strategi komunikasi BNPT dalam program deradikalisasi. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini. Kesimpulan penelitian menunjukkan BNPT memanfaatkan strategi komunikasi sebagai salah satu penunjang keberhasilan program deradikalisasi meskipun strategi komunikasi yang digunakan BNPT tidak tertulis dan detail.

Kata Kunci : deradikalisasi, komunikasi, narapidana teroris, strategi, terorisme

Abstract – The National Counter Terrorism Agency (BNPT) said that until the end of 2018 the success rate of the deradicalization program reached one hundred percent. The deradicalization program has already been attended by 800 people; 325 former terrorism inmates and the rest of the families of terrorist prisoners. None of the 325 ex-terrorist inmates who participated in the deradicalization program resumed acts of terror. One aspect that supports the success of the deradicalization program in Indonesia is the communication aspect. The purpose of this study is to elaborate aspects of communication, especially BNPT communication strategies in the deradicalization program. The author uses qualitative research methods in this study. The conclusion of the research shows that BNPT utilizes the communication strategy as one of the successes of the success of the deradicalization program even though the communication strategy used by the BNPT is not written and detailed.

Keywords: communication, a former terrorist convict, strategy, deradicalization, terrorism

1 Magister Komunikasi Universitas Paramadina.

Page 2: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

210 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2020, Volume 10 Nomor 2

Pendahuluan1

Polri dalam publikasi akhir tahun melaporkan sepanjang 2018 telah terjadi 17 aksi teror, di antaranya

aksi teror di sel tahanan Mako Brimob (8/5), bom di tiga gereja Surabaya dan Rusunawa Wonocolo Sidoarjo (13/5), Bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya (14/5), dan penyerangan Mapolda Riau (16/5).2

Polri pada 2018 menangkap 396 terduga teroris atau naik 113 persen dari 2017 (176 orang). Personel polri yang menjadi korban aksi teror pada 2018 pun naik 72 persen dibandingkan 2017 (18 orang). Sebanyak 141 orang diajukan ke pengadilan, 204 orang disidik, dan 25 orang meninggal karena penegakan hukum. Selain itu tercata 13 meninggal karena bunuh diri, dan 12 orang divonis. 3

Sebelumnya Polri juga mencatat aksi Bom Mapolres Poso pada 2013, Bom Sarinah 2016, dan Bom Kampung Melayu pada 2017. Tahun 2016 tercatat menjadi tahun paling banyak disorot karena terjadi 170 kasus terorisme. Jumlah tersebut naik dibandingkan 2015 yang hanya 82 kasus terorisme.

BNPT mencatat sejak program deradikalisasi dijalankan pada 2012 hingga akhir 2018, tidak ada satupun eks 1

2 Dini Nur Asih, “Infografis: Aksi Teror Sepanjang 2018”, dalam https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181218192041-15-354686/infografis-aksi-teror-sepanjang-2018, 27 Desember 2018, diakses pada 3 Februari 2019.3 Hari Widowati, “Kapolri: Aksi Terorisme Meningkat Selama 2018”, dalam https://katadata.co.id/berita/2018/12/27/kapolri-aksi-terorisme-meningkat-selama-2018, 27 Desember 2018, diakses 3 Februari 2019.

Napiter yang pernah mengikuti program deradikalisasi mengulangi aksi teror. Program deradikalisasi sejak 2012 hingga akhir 2018 sudah diikuti 800 orang; 325 mantan napi terorisme dan sisanya keluarga napi teroris. Saat menjabat Kepala BNPT, Suhardi Alius menyebut program deradikalisasi yang telah dilakukan BNPT berhasil 100 persen.4

Program deradikalisasi menjadi salah satu program andalan BNPT untuk menekan radikalisme dan terorisme di Indonesia. Program deradikalisasi berupaya merehabilitasi ideologi radikal yang diyakini para napi dan mantan napi terorisme. Mantan Kepala BNPT Tito Karnavian bahkan menyebut program deradikalisasi merupakan core bussiness BNPT. 5

BNPT sudah menerapkan program deradikalisasi sejak 2012. Program deradikalisasi memiliki dua klasifikasi. Pertama, program deradikalisasi di dalam lapas, meliputi tahapan identifikasi, rehabilitasi, reedukasi, resosiliasi, serta pengamatan dan evaluasi. Program ini menyasar narapidana terorisme yang sedang menjalani masa tahanan.

Kedua, program deradikalisasi di luar lapas, mencakup tahapan identifikasi, pembinaan kontra radikalisme, pengamatan, dan evaluasi. Program ini 4 Fabian J Kuwado, “BNPT Klaim Program Deradikalisasi Berhasil 100 Persen”, dalam https://nasional.kompas.com/read/2018/05/22/21010631/bnpt-klaim-program-deradikalisasi-berhasil-100-persen, 22 Mei 2018, diakses pada 18 Januari 2019.5 Irfan Idris, Membumikan Deradikalisasi, Soft Approach Model Pembinaan Terorisme dari Hulu ke hilir Secara Berkesinambungan, (Jakarta: Daulat Press Jakarta, 2017), hlm. 238.

Page 3: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

Strategi Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ... | Sugiarto | 211

menyasar mantan narapidana terorisme dan kelompok masyarakat yang rentan terhadap pengaruh ideologi radikal.6

Muh. Khamdan menemukan beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan program deradikalisasi, di antaranya aspek komunikasi aparat, kejelasan standar operasional program, koordinasi kewenangan yang baik dan ketersediaan sumber daya.7 Meski demikian sejumlah pihak juga menilai bahwa program deradikalisasi belum dijalankan efektif.8

Direktur Program Deradikalisasi BNPT Irfan Idris mengakui aspek komunikasi menjadi salah satu penunjang keberhasilan program deradikalisasi selain aspek-aspek lainnya, khususnya dalam penguatan pemahaman keagamaan yang moderat dan anti-terorisme. 9

Inti permasalahan penelitian ini adalah berdasarkan penelitian penulis saat mengkaji aspek komunikasi dalam program deradikalisasi, ternyata BNPT tidak memiliki strategi komunikasi yang tertulis dan detail. Padahal strategi perencanaan komunikasi adalah pernyataan tertulis mengenai serangkaian tindakan tentang bagaimana suatu kegiatan komunikasi akan atau harus dilakukan agar mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang 6 BNPT, Blueprint Deradikalisasi, (Jakarta: BNPT, 2013), hlm. 38. 7 Muh. Khamdan, Deradikalisasi Tindak Pidana Terorisme di Indonesia, (Jakarta: Tesis UIN Syarif Hidayatullah, 2015), hlm. vi.8 Jerry Indrawan dan M. Prakoso Aji, “Efektivitas Program Deradikalisasi BNPT Terhadap Narapidana Terorisme di Indonesia”, Jurnal Pertahanan & Bela Negara, Vol. 9, No. 2, 2019, hlm. 18.9 Wawancara dengan dengan Direktur Program Deradikalisasi BNPT Irfan Idris.

kita inginkan.10

Sebuah tujuan harus memiliki arah yang jelas. Arah yang jelas membutuhkan rencana yang terarah. Tanpa rencana yang terarah, maka tujuan bisa melenceng dan tidak sesuai harapan. Demikian pula dengan komunikasi. Komunikasi, sebagai sebuah tindakan yang memiliki tujuan harus direncanakan dengan baik. Jika tidak, tujuan komunikasi tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.11

Strategi dalam komunikasi adalah cara mengatur pelaksanaan operasi komunikasi agar berhasil. Strategi komunikasi pada hakikatnya perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan. Strategi tidak hanya berfungsi sebagai peta jalan penunjuk arah, tetapi juga menunjukkan taktik operasionalnya. 12

Strategi komunikasi pada hakikatnya perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan. Strategi komunikasi adalah tahapan konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi pengimplemintasian tujuan komunikasi, adapun teknik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya. 13

Hallahan dkk mendefinisikan strategi komunikasi sebagai cara 10 Kenmada Widjajanto dkk, Perencanaan Komunikasi, Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Ultimus, 2013), hlm. v.11 Ibid, hlm. 2.12 Yusuf Zainal Abidin, Manajemen Komunikasi; Filosofi, Konsep, dan Aplikasi, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), hlm. 21.13 Onong U Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 10.

Page 4: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

212 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2020, Volume 10 Nomor 2

berkomunikasi yang dibuat atau disengaja untuk mencapai misi (organisasi).14

Holtzhausen dan Zerfass (2013) mendefinisikan strategi komunikasi adalah praktik komunikasi yang disengaja dan dibuat oleh agen komunikasi dalam ruang publik atas nama entitas komunikatif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 15Tujuan penelitian ini untuk mengelaborasi aspek komunikasi terutama strategi perencanaan komunikasi BNPT dalam program deradikalisasi di Indonesia.

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh satu orang ke orang lain untuk menginformasikan, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) maupun tidak langsung (melalui media). Tujuan komunikasi secara umum untuk mencapai sejumlah perubahan, seperti: 14 Hallahan, et. al, “Defining strategic communication”, International Journal of Strategic Communication, 2007, Vol. 1, No.1, hlm. 4.15 Derina Holtzhausen dan Ansgar Zerfass, The Routledge Handbook Strategic Communication, (New York: Taylor&Francis, 2015), hlm. 4-5.

perubahan pengetahuan (knowledge change), perubahan sikap (attitude change), perubahan perilaku (behavior change), dan perubahan masyarakat (social change).16

Pakar perencanaan komunikasi Middleton menyebut strategi komunikasi adalah kombinasi terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran, penerima, sampai efek yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi.17

Wayne Pace dkk menyatakan tiga tujuan sentral strategi komunikasi; memastikan komunikan mengerti dengan pesan yang diterima, ketika komunikan telah mengerti dan menerima; penerima pesan itu harus dibina; pada akhirnya kegiatan komunikasi dimotivasikan.18

16 Soemanagara, Strategic Marketing Communi-cation, Konsep Strategis dan Terapan, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 63.17 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2017), hlm. 16.18 Hadiono Afdjani, Ilmu Komunikasi: Proses dan

Komunikasi

Perencanaan dan Manajemen Komunikasi

Strategi Komunikasi

Teori Laswell

Tipe Perencanaan Komunikasi: Strategis dan Operasional

Prinsip Penyusunan Perencanaan Komunikasi: merumuskan tujuan, target, mendesain pesan, metode, pelaksanaan; mengulang pesan, mengubah pemikiran.

Model Perencanaan Komunikasi

Bentuk isi pesan: informatif, persuasif.

Komunikasi Persuasif Aristoteles. Teknik Persuasi Lerbinger Otto.

Teori Strategi Produksi Pesan (Teori Bergers). Teori Pemenuhan Komunikasi Marwell – Schmitt. Skema perolehan pemenuhan Wheelss dkk.

Tujuan Sentral Strategi Komunikasi: To secure understanding: establish acceptance: motivate action

Bagan 1. Kerangka Teoritik

Sumber : Diolah oleh Penulis

Page 5: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

Strategi Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ... | Sugiarto | 213

Perencanaan Komunikasi. Perencanaan komunikasi adalah usaha sitematis dan kontinyu dalam mengorganisasi aktivitas manusia terhadap upaya penggunaan sumber daya komunikasi secara efisien untuk merealisasikan kebijakan komunikasi.19

Model Perencanaan Komunikasi. Ada banyak model yang digunakan dalam studi perencanaan komunikasi, mulai dari model yang sederhana sampai yang rumit. Penggunaan tahapan-tahapan dalam model perencanaan komunikasi tergantung pada sifat atau jenis pekerjaan yang akan dilakukan.20

Komunikasi Persuasi. Persuasi bermakna, membujuk, mengajak atau merayu. Persuasi dapat dilakukan secara rasional dan emosional. Komunikasi persuasi bertujuan mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal. Kajian komunikasi persuasi meliputi sumber, pesan, media, penerima, efek, umpan balik, dan konteks situasional.21

Strategi Persuasi. Salah satu strategi persuasi adalah berusaha mencari tahu sesuatu yang telah diyakini dan dapat membujuk komunikan sekaligus mempengaruhi opini agar sesuai dengan kenginan dan tujuan komunikasi.22

Strategi (Tangerang: Indigo Media, 2014), hlm. 193.19 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2017), hlm. 20-21.20 Ibid, hlm. 71.21 Soleh Soemirat, Komunikasi Persuasif, (Universitas Terbuka, 2000), hlm. 19.22 Ibid, hlm. 187

Model Komunikasi Persuasi Aristoteles Komponen strategi komunikasi juga berhubungan dengan Model Komunikasi Persuasi Aristoteles yang mencakup ethos, logos, dan phatos.23 Selain itu berhubungan juga dengan Model Komunikasi Persuasif Lerbinger Otto.24

Penelitian ini juga menggunakan teori Harold Dwight Laswell.25 Selain itu digunakan teori Perencanaan Bergers, Teori Strategi Perolehan Pemenuhan Marwell dan Schmitt, dan Skema Perolehan Pemenuhan Wheelss dkk.26

Deradikalisasi. Deradikalisasi adalah upaya mereduksi kegiatan-kegiatan radikal dan menetralisir paham radikal bagi mereka yang terlibat teroris dan simpatisannya serta anggota masyarakat yang telah terekpose paham radikal teroris.27 Istilah deradikalisasi muncul karena tumbuh suburnya paham radikal yang mengatasnamakan agama kemudian naik kelas menjadi teroris dan menghancurkan hidup dan kehidupan serta memporakporandakan tatanan kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara. Jadi deradikalisasi adalah upaya menurunkan paham dari radikal salafi jihadi menjadi faham radikal yang kritis akomodatif, akulturatif. 28

23 Ibid, hlm. 188-18924 Yusuf Zainal Abidin, op.cit, hlm. 186.25 Edi Suryadi, Strategi Komunikasi Sebuah Analisis Teori dan Praktis di Era Global, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018), hlm. 25.26 Stephen W. Littlejohn, Teori Komunikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2018), hlm. 82.27 Agus Surya Bakti, Deradikalisasi Nusantara, Perang Semesta Berbasis Kearifan Lokal Melawan Radikalisasi dan Terorisme, (Daulat Press: Jakarta, 2016), hlm. 142.28 Irfan Idris, Membumikan Deradikalisasi, Soft Approach Model Pembinaan Terorisme dari Hulu

Page 6: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

214 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2020, Volume 10 Nomor 2

Bertram menjelaskan deradikalisasi dipandang sebagai dua bentuk cara. Pertama, deradikalisasi sebagai cara mereduksi radikalisasi mengacu pada tindakan proaktif inisiatif yang ditargetkan untuk masyarakat serta mengurangi potensi resiko radikalisasi. Kedua, intervensi terhadap individu tertentu yang telah radikal dengan upaya mengembalikan individu tersebut dari ideologi radikal. 29

Berdasarkan peraturan presiden nomor 46 tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, istilah operasional deradikalisasi adalah pembinaan kepada mantan teroris, mantan napi teroris, keluarga, dan jaringannya yang berada dalam masyarakat dan telah menjalani proses hukum.

Metode

Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif karena riset ini bertujuan menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data lengkap. Kriyantoro menyebut riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau sampling-nya sangat terbatas. Penelitian kualitatif yang ditekankan persoalan kedalaman kualitas data, bukan kuantitas data. 30 Dalam pengumpulan

ke Hilir Secara Berkesinambungan, (Jakarta: Daulat Press Jakarta, 2017), hlm. 45-46. 29 Luke Bertram, “How Could a Terrorist be Deradicalised?”, Journal For Deradicalization, 2015, No. 5. Winter 15/16.30 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 56.

data, penulis melakukan wawancara mendalam dengan Kepala BNPT, Direktur Program Deradikalisasi BNPT, Staf Pelaksana Program Deradikalisasi dan napi terorisme.

Peneliti juga melakukan studi literatur dengan menggali data dari buku-buku dan literatur-literatur penelitian tentang deradikasilasi. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan dipelajari serta membuat kesimpulan.31

Pembahasan

BNPT dalam menjalankan program deradikalisasi mengacu pada Cetak Biru Deradikalisasi tahun 2013. Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa BNPT tidak memiliki strategi perencanaan komunikasi yang tertulis dan detail. Padahal berdasarkan pokok pikiran perencanaan komunikasi, strategi perencanaan komunikasi mensyaratkan dibuat dalam dokumen tertulis. 32

Meski demikian, dari hasil wawancara mendalam yang mengacu pada model perencanaan komunikasi, BNPT sebenarnya sudah menerapkan strategi perencanaan komunikasi dalam program deradikalisasi. Berdasarkan analisis penulis, BNPT menggunakan gabungan dari model-model perencanaan komunikasi dalam program deradikalisasi.

31 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Alfabeta: Bandung, 2013), hlm. 88.32 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2017), hlm. 21.

Page 7: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

Strategi Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ... | Sugiarto | 215

Diantaranya gabungan dari model perencanaan komunikasi Assifi and French, ACADA, Difusi Inovasi Everret M. Rogers, John Middleton, dan Philip Lesly. Model strategi perencanaan komunikasi program deradikalisasi meliputi :

1. Tujuan Program Deradikalisasi danKebutuhan Peserta Deradikalisasi

Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan pelaksanaan deradikalisasi memiliki dua klasifikasi; di dalam lapas dan luar lapas. Deradikalisasi di dalam lapas meliputi tahap identifikasi, rehabilitasi, reedukasi, dan resosialisasi. Deradikalisasi di luar lapas mencakup tahap identifikasi, pembinaan keagamaan, pembinaan wawasan kebangsaan, dan pembinaan kemandirian atau kewirausahaan. Sasaran program deradikalisasi di luar lapas adalah eks Napiter, keluarga, dan jaringan atau yang terhubung dengan teroris.33

Berdasarkan Cetak Biru Deradikalisasi BNPT tujuan program deradikalisasi; a) Membina narapidana terorisme agar meninggalkan pandangan, pemikiran, sikap, dan tindakan radikal terorisme melalui pendekatan agama, sosial, budaya, dan ekonomi; b) Memberikan pencerahan pemikiran kepada narapidana terorisme dengan pengetahuan agama yang damai dan toleran serta wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI; c) Membina kemandirian kepada narapidana terorisme berupa pembekalan keterampilan, keahlian, 33 Suhardi Alius, Catatan Suhardi Alius, Memimpin dengan Hati, Pengalaman sebagai Kepala BNPT, (Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 2019), hlm. 56-57.

dan pembinaan kepribadian; d) Mempersiapkan narapidana terorisme sebelum kembali dan hidup berdampingan dengan masyarakat; e) Membina dan memberdayakan keluarga narapidana terorisme dan masyarakat agar dapat menerima kembali mantan narapidana teroris untuk dapat bersosialisasi di tengah masyarakat; f) Memberdayakan mantan narapidana terorisme, keluarga, dan masyarakat dengan pendekatan agama, sosial, pendidikan, budaya, dan ekonomi; g) Memberdayakan masyarakat dalam rangka meninggalkan paham dan sikap radikal terorisme yang berkembang di tengah masyarakat.34

Analisis Kebutuhan Peserta Deradikalisasi

BNPT bekerja sama dengan Densus 88 Polri dan Lembaga Psikologi Universitas Indonesia akan mengevaluasi dengan sejumlah tes apakah Napiter berhasil mengikuti program deradikalisasi tahap identifikasi dan rehabilitasi. Bila dinilai berhasil, Napiter akan mengikuti program deradikalisasi tahap berikutnya, yakni reedukasi, resosialisasi, monitoring dan evaluasi di Lapas kelas II B BNPT Sentul, Bogor, Jawa Barat. BNPT kemudian menyiapkan kebutuhan para Napiter yang akan mengikuti program deradikalisasi dengan mempersiapkan sarana dan prasarana.

34 BNPT, Blueprint Deradikalisasi (Jakarta: BNPT, 2013), hlm. 33.

Page 8: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

216 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2020, Volume 10 Nomor 2

3. Pembagian Tim Kerja ProgramDeradikalisasi

BNPT membagi tim kerja program deradikalisasi ke dalam dua bagian. Pertama, pelaksana program deradikalisasi di 98 Lapas dan dua rutan (Lapas Ditjen Masyarakat dan Lapas di BNPT). Kedua, pelaksana program deradikalisasi di lingkungan masyarakat.

Di dalam Lapas ada pelaksana program deradikalisasi dari BNPT yang menjadi koordinator. Pelaksana BNPT ini tersebar di 98 Lapas dan dua rutan yang ada Napiter (per 19 Februari 2020).

Koordinator ini bekerja sama dengan Ditjen Pemasyarakatan dalam memasok inti materi untuk Pamong yang mengawal Napiter di sel. Koordinator menerima laporan dari Pamong soal perkembangan ideologi, sikap, dan psikologi Napiter.

Saat eks Napiter kembali ke masyarakat, pelaksana (nara-hubung) dari BNPT berkoordinasi dengan sejumlah stake holder di antaranya Polri dan BIN (Satgas Keris), 38 Kementerian/Lembaga (Satgas Sentul), Pemda, tokoh masyarakat dan adat serta Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme

2. Memilih Komunikator Program Deradikalisasi

Komunikator Program Deradikalisasi

(Komunikasi Persuasif Aristoteles: Etos, Phatos, Logos) Model Persuasif Lerbinger Otto: Kognitif, motivasi, personalitas

Tokoh Agama

Akademisi

Praktisi

Penggiat LSM

Kriteria Komunikator Program Deradikalisasi

Tokoh Agama: Berkarakter baik, pakar di bidangnya, moderat, tidak kontroversial (bukan tokoh yag memiliki resistensi tinggi), komunikatif (mampu menyampaikan materi dengan baik, memikat, dan menyentuh hati), menarik secara fisik, mampu melakukan pendekatan personal yang baik.

Akademisi: Berkarakter baik, pakar di bidangnya, moderat, komunikatif (mampu menyampaikan materi dengan baik. Memikat, dan menyentuh hati), menarik secara fisik, mampu melakukan pendekatan personal yang baik.

Praktisi: Berkarakter baik, pakar di bidangnya, moderat, komunikatif (mampu menyampaikan materi dengan baik. Memikat, dan menyentuh hati), menarik secara fisik, mampu melakukan pendekatan personal yang baik.

Penggiat LSM: Berkarakter baik, pakar di bidangnya, moderat, komunikatif (mampu menyampaikan materi dengan baik. Memikat, dan menyentuh hati), menarik secara fisik, mampu melakukan pendekatan personal yang baik.

Bagan 2. Komunikator Program DeradikalisasiSumber : Diolah oleh Penulis

Page 9: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

Strategi Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ... | Sugiarto | 217

(FKPT) di 33 provinsi. BNPT bahkan menyusun Pendamping/Kelompok Kerja Pendamping Sasaran Deradikalisasi. Kelompok ini melibatkan penghulu KUA Kemenag, Peksos Kemensos, Kesbang, Babinsa, dan Kamtibnas TNI-Polri. BNPT juga bekerja sama dengan 38 kementerian dan lembaga dalam penanggulangan terorisme (Tim Sinergitas Kementerian/Lembaga).

Kelompok Kerja Pendamping ini sudah tahu apa yang harus dikerjakan jika ada eks Napiter pulang atau kembali ke masyarakat. Mereka membentuk Kelompok Kerja (Pokja). Mereka mempersiapkan langkah-langkah untuk memonitor dan berinteraksi dengan eks Napiter di masyarakat. Di sini semua stake holder berperan membantu pelaksanaan dan memonitor deradikalisasi di masyarakat. Deradikalisasi akan berhasil bila melibatkan banyak pihak dan bukan hanya dilakukan oleh institusi tertentu saja.

4. Data Napiter dan Keluarga

BNPT menerima data-data para Napiter dari Densus 88 dan Ditjen Pemasyarakatan melalui Pamong BNPT. Data-data mencangkup segala hal tentang Napiter. Mulai dari identitas diri, anggota keluarga, alamat, nomor telepon keluarga Napiter yang bisa dihubungi hingga hasil identifikasi dan rehabilitasi Napiter di Lapas Ditjen Pemasyarakatan.

Semua data Napiter dikumpulkan untuk kepentingan media komunikasi

BNPT dengan keluarga Napiter. Karena BNPT juga turut mendatangkan keluarga Napiter ke Lapas untuk mendekatkan dan mengeratkan hubungan keluarga agar Napiter tak tercerabut dari keluarga dan merasa diperhatikan keluarganya.

BNPT juga menyediakan hotline dan nomor – nomor telepon Pamong bagi eks Napiter. Nomor kontak ini sebagai sarana komunikasi bila ada eks Napiter yang menghadapi kendala di masyarakat dan sarana menanyakan berbagai hal tentang isu-isu kekinian yang terjadi di Indonesia, termasuk isu-isu kebijakan pemerintah.

Dalam program deradikalisasi di masyarakat, BNPT membagi cakupan ke dalam 20 Provinsi. Tiap provinsi ada koordinatornya. Koordinator ini siap dihubungi 24 jam oleh para eks Napiter. Pernah ada eks Napiter meminta tolong untuk membuat SKCK unuk daftar seleksi CPNS. BNPT memfasilitasi dan menghubungkan ke Polres setempat untuk mempermudah pembuatan SKCK. Pada sisi lain BNPT juga mendorong dan meyakinkan lembaga/perusahaan untuk menerima eks Napiter bekerja di perusahaan dan meyakinkan bahwa eks Napiter ini sudah berubah dan siap bekerja.

Para pamong BNPT juga memiliki data-data para eks Napiter dan keluarganya. Data-data tersebut terus diperbarui. Tujuannya agar mudah memantau dan mencegah para eks Napiter kembali ke jaringan teroris dan tak kembali melakukan aksi teror.

Page 10: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

218 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2020, Volume 10 Nomor 2

5. Menyusun Pesan Deradikalisasi

Teknik menyusun pesan

BNPT

Materi/Kurikulum: Keagamaan Kebangsaan

Kewirausahaan Psikologi

Teknik Persuasi Lerbinger Otto: kognitif,

motivasi, dan personalitas (dialog

kritis). Model pemenuhan Marwell –

Schmitt, skema kekuasaan Wheelss,

mengayomi dan merangkul

Napiter dan Eks Napiter

Materi Psikologi

Konsep diri, berpikir kritis dan reflektif, relasi kelompok, komunikasi dan empati, pendidikan anak, relasi dalam keluarga.

Materi Keagamaan

Meluruskan makna; tauhid, syariah, hijrah, jihad, takfiri, thagut, daarul harbi, Al-Wala wal Barra, jizyah, fa’i, ghanimah, salab, khilafah, daulah, murtad, mujahid, mujtahid, murabbi, syuro dan demokrasi, hukum islam di Indonesia, dan Masa depan Islam Indonesia, syahid, aksi bom bunuh diri pandangan Islam, taassub.

Materi aqidah, pewahyuan Alquran, Ilmu Hadis, Tafsir, Dien Islam, Fiqih, Perbandingan Mazhab, Takfir-Thagut-jihad, qital, Nubuwwah, Keluarga Rasulullah, Tahkim, Amar Ma'ruf Nahy Munkar, Amaliah Istisyhadiyah, Uzur bil Jahil, Risalah dan Pembatal Iman.

Akhlak mulia, akhlak antar-sesama umat manusia, cinta kasih, perdamaian, persahabatan, empati, simpati, menghargai kehidupan dan nyawa orang lain, hidup berdampingan dengan damai, toleransi dan menghargai perbedaan dalam prespektif Islam.

Materi Kebangsaaan

Indonesia sebagai negara bangsa, hubungan agama dan negara, sumbangan peran komunitas agama dalam mendirikan bangsa, Pancasila dan konstitusi, realitas kebhinekaan sebagai modal kebangsaan, mengenal dan mengembangkan toleransi, praktik baik toleransi. Sejarah hukum Islam, HAM, identitas kebangsaan, materi tematik hari besar nasional, tokoh nasional, organisasi keagamaan, dan perkembangan hukum di Indonesia dan sebagainya.

Materi Kewirausahaan

Motivasi usaha dan sikap mental wirausahawan, menyusun rencana usaha, keterampilan wirausaha, pemasaran, materi keterampilan tematik bidang hortikultura, kuliner, dan industri kreatif, kaligrafi kontemporer di plat baja, kaca, kain, dan kayu. Budidaya tanaman hias, budidaya tanaman obat, budidaya tanaman buah, hidroponik, budidaya kroto, ulat, dan jangkrik. Disamping itu membuat aneka kuliner, kerajinan tangan, fotografi, dan sebagainya.

Bagan 3. Teknik Menyusun Pesan dan Kurikulum DeradikalisasiSumber : Diolah oleh Penulis

Page 11: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

Strategi Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ... | Sugiarto | 219

BNPT dalam memproduksi pesan anti-radikalisme melingkupi kontra-radikalisme, perlindungan, sekaligus deradikalisasi. Kontra-radikalisme dan perlindungan fokus pada orang yang belum terpapar radikalisme, penguatan, kontra-ideologi, narasi kontra propaganda radikalisme. Sedangkan pesan deradikalisasi fokus pada orang yang sudah terpapar radikalisme dan radikalisme terorisme.

BNPT memanfaatkan teknik komunikasi persuasif, strategi perolehan pemenuhan Marwell dan Schmitt kepada para Napiter. Selain itu, Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan pihaknya juga mengggunakan pendekatan mengayomi dan merangkul kepada para Napiter dan eks Napiter agar tetap diterima, dilindungi, dan diperhatikan sebagai anak bangsa.

Sejumlah eks Napiter menilai pimpinan BNPT juga mengembangkan sikap memimpin dengan hati, responsif, dan cenderung melihat ke depan dan memikirkan agar para eks Napiter hidup menjadi lebih baik.35 Pimpinan BNPT juga dinilai mengembangkan sikap empati dan simpati pada para eks Napiter dan keluarganya serta mau berinteraksi cair. Selain itu pimpinan BNPT juga mau mendengar masukan dari para eks Napiter dan berdialog terbuka, serta menerapkan nilai-nilai humanis dalam memperlakukan Napiter dan eks Napiter.36

BNPT sudah menyiapkan kurikulum baku bagi para Napiter yang mengikuti 35 Suhardi Alius, op.cit, hlm. 210.36 Ibid, hlm. 224-226.

program deradikalisasi (Bagan 3). Namun kurikulum baku untuk para mantan napiter yang sudah bebas dan kembali ke masyarakat masih belum ada. 37

6. Produksi Media, Media danSaluran Komunikasi

BNPT membangun Pusat Media Damai untuk menyebarkan pesan anti-radikalisme melingkupi kontra-radikalisme, perlin-dungan, dan deradikalisasi. Kontra-radikalisme dan perlindungan fokus pada orang yang belum terpapar radikalisme, penguatan, kontra-ideologi, narasi kontra-propaganda radikalisme. Sedangkan pesan deradikalisasi fokus pada orang yang sudah terpapar radikalisme dan radikalisme terorisme.

Pusat Media Damai BNPT memproduksi pesan-pesan deradikalisasi dalam media non-visual dan visual. Media non-visual berupa buletin, booklet, banner, dan buku. Sedangkan materi visual berupa video, tulisan dan video, foto, dan infografis. Materi-materi dalam media non-visual dan visual diberikan kepada para Napiter yang mengikuti program deradikalisasi baik di dalam sel maupun di luar sel. BNPT juga mempublikasikan materi deradikalisasi non-visual dan visual tersebut ke dalam website dan media sosial BNPT.

6.1 Saluran Komunikasi

Selain pemberian materi deradikalisasi melalu kegiatan pertemuan dan dialog di

37 Jerry Indrawan dan M. Prakoso Aji, op.cit, hlm. 19.

Page 12: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

220 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2020, Volume 10 Nomor 2

kelas Lapas, BNPT juga mengembangkan saluran komunikasi silaturahmi dalam program deradikalisasi. BNPT memanfaatkan saluran komunikasi silaturahmi untuk membangun dan memperkuat program deradikalisasi. Silaturahmi berupa kunjungan ke Napiter, pesantren pusat deradikalisasi anak-anak eks teroris, dan LSM yang memberdayakan Eks Napiter.

Kepala BNPT Suhardi Alius menyebut sentuhan yang terus menerus menjadi salah satu poin penting dalam melakukan deradikalisasi. Silaturahmi adalah poin penting dalam program deradikalisasi. Banyak silaturahmi dan sosialisasi bisa menjadi cara yang baik dalam mencegah timbulnya kembali bibit-bibit terorisme di masyarakat. 38

Silaturahmi yang sering dilakukan BNPT adalah silaturahmi ke Napiter di Lapas Ditjen PAS di sejumlah daerah, ke Pesantren Anak Napiter yang dibangun oleh eks Napiter Khairul Ghazali di Deli Serdang, Sumut. Silaturahmi ke pesantren-pesantren yang terindikasi alumnusnya jadi teroris serta pesantren yang terindikasi “garis keras”. BNPT juga kerap bersilaturahmi ke sejumlah yayasan yang memberdayakan para eks Napiter.

BNPT pernah menggelar kegiatan “Silaturahmi Kebangsaan NKRI 2018”. Kegiatan ini merupakan silaturahmi kebangsaan yang mempertemukan 124

38 Fernan Rahadi, “Silaturahmi Jadi Poin Penting Silaturahmi”, dalam https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/05/27/p9djpa291-silaturahmi-jadi-poin-penting-deradikalisasi, 26 Mei 2018, diakses pada 5 Maret 2019.

mantan eks Napiter dengan 51 korban teroris. Acara silaturahmi ini digelar di Hotel Burobudur Jakarta pada 26-28 Februari 2018. Program ini bisa disebut program pertama di dunia yang mempertemukan para eks Napiter dengan korban teroris dalam jumlah yang banyak.

Sebelumnya ada juga program silaturahmi Gerakan Masyarakat Anti-radikalisme Negara Kesatuan Republik Indoneisa (Gemar NKRI) di Masjid Istiqlal pada 2017. Acara ini melibatkan 102 eks Napiter. BNPT juga menggelar program Gemar NKRI ini dalam bentuk kegiatan di alam terbuka di Puncak Bogor. Acara khusus untuk eks Napiter dan diikuti 87 mantan Napiter. Pelaksanaanya digelar seminggu. Didalamnya ada kegiatan out bound, pemberian materi kegamaan, kebangsaan, dan kewirausahaan, dan sebagainya.

BNPT memanfaatkan acara seminar-seminar dan workshop sebagai saluran komunikasi (silaturahmi) melaksanakan program deradikalisasi. BNPT bekerja sama dengan kementerian dan lembaga, kampus, pemda, dan pihak swasta menggelar seminar deradikalisasi. Para eks Napiter sering dilibatkan dalam acara ini. Tujuannya untuk memperkuat program deradikalisasi bagi mantan Napiter itu sendiri dan memberdayakan para eks Napiter dalam kegiatan BNPT. Suhardi mengatakan dengan melibatkan para eks Napiter di seminar-seminar dan workshop, masyarakat akan lebih percaya dengan apa yang disampaikan eks Napiter soal terorisme.

Page 13: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

Strategi Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ... | Sugiarto | 221

BNPT menggelar acara buka puasa bersama dengan para Eks Napiter dan napi binaan. Acara buka puasa bersama ini digagas sejak 2015 hingga kini.

7. Uji Awal Materi Deradikalisasi

BNPT mempersiapkan materi deradikalisasi dan memilih media yang tepat untuk menyampaikan materi-materi deradikalisasi untuk Napiter dan eks Napiter. Materi-materi tersebut diproduksi dalam bentuk visual dan non-visual. BNPT kemudian mengecek hasil produksi visual dan non-visual tersebut apakah materinya mudah dipahami, komunikatif, mengandung unsur pencerahan, dialektika, serta persuasif. BNPT menguji materi awal deradikalisasi untuk para Napiter. BNPT mengadakan pre-test dan post test bagi para Napiter. BNPT kemudian menganalisis hasil pre-test dan post-test untuk mengetahui materi mana yang efektif dan dengan media apa Napiter bisa dengan mudah menerima materi deradikalisasi.

8. Jadwal atau Waktu PesanDisampaikan

BNPT menyebut Lapas Deradikalisai di Sentul Bogor seperti sekolah atau pesantren. Para Napiter peserta program deradikalisasi mengikuti semua kegiatan dari pagi sampai sore hari. Setiap nara sumber dihadirkan sesuai dengan kurikulum yang telah disiapkan. Kelas dilaksanakan delapan jam pada hari Senin sampai Jumat. Tim dari BNPT dalam sehari

bisa mengisi materi enam sampai delapan jam. Disamping materi lain yang disajikan oleh tokoh agama, akademisi dan praktisi di luar BNPT.

Agenda pelajaran didalam kelas sebagai berikut; hari Senin, Napiter mengikuti pelajaran wawasan kebangsaan, Selasa, materi wawasan keagamaan. Hari Rabu wawasan kewirausahaan (kerajinan, pertanian, perkebunan, otomotif, dan lain-lain). Pada hari Kamis Napiter mendapat materi tentang psikologi, dan hari Jumat melakukan olahraga. Napiter juga mengikuti pembinaan keterampilan yang dilaksanakan di Balai Latihan Kerja di Pusat Deradikalisasi Sentul. Dan pada hari tertentu para Napiter juga dipertemukan dengan keluargnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BNPT juga menggandeng sejumlah kementerian dan lembaga, kampus, pihak swasta dan pemda untuk menggelar acara-acara kontra-radikalisme dengan melibatkan para Napiter. Para Napiter dilibatkan dalam acara-acara kontra-radikalisme sebagai penguatan program deradikaliasi.

Monitoring dan Deradikalisasi di Luar Sel

Kepala BNPT Suhardi Alius menyebut deradikalisasi adalah sebuah proses. Seseorang yang mengikuti program deradikalisasi bisa saja sekarang berubah, tapi bisa juga ketika keluar sel ia malah bertambah radikal. Untuk mengatasi hal tersebut BNPT melibatkan 38 kementerian/lembaga bekerja sama

Page 14: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

222 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2020, Volume 10 Nomor 2

dalam bidang deradikalisasi di luar sel.

Contoh kerja sama lainnya adalah saat mantan Napiter kembali ke masyarakat, di bawah koordinasi BNPT, pihak seperti Polri, TNI, Bais, BIN, Kemensos, Kemenkumham, dan Kemenag ikut memonitor pemahaman eks Napiter di masyarakat.

9. Memobilisasi KelompokBerpengaruh

BNPT melibatkan sejumlah tokoh berpengaruh dalam program deradikalisasi. Didalam sel BNPT melibatkan pakar agama (nasional dan lokal), pakar kebangsaan, praktisi kewirausahaan atau pengusaha, serta psikolog. Sedangkan di luar sel, BNPT melibatkan pakar agama, pakar kebangsaan, Praktisi Kewirausahaan, Kementerian/Lembaga, Pemda, Ormas Islam, Ulama lokal dan tokoh masyarakat, Budayawan dan musisi, FKPT, Organisasi kedaerahan, Pemuda/pemudi duta damai, Kampus, Lembaga swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, Eks Napiter.

10. Menganalisis Efek PesanKomunikasi

Dalam mengukur efek pesan yang disampaikan BNPT terhadap Napiter, dibutuhkan waktu dan proses. Bisa jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, efek pesan bisa dilihat dengan pelaksanaan pre-test dan post-test yang diberikan pada Napiter. Setiap materi deradikalisasi yang diikuti napiter ada pre-

test dan post-test-nya. Ditanyakan pula apakah setiap materi yang disajikan BNPT menarik atau tidak. Materi yang diberikan baik materi kebangsaan, keagamaan, maupun kewirausahaan.

Sedangkan untuk mengukur efek pesan dalam jangka panjang BNPT melakukan pre-test di awal tahun dan post-test di akhir tahun. Dari sini BNPT bisa melihat efek pesan yang disampaikannya berhasil apa tidak. Berhasil atau tidaknya sebuah pesan sampai akan menjadi evaluasi BNPT.

11. Evaluasi dan Alat Ukur

BNPT setiap tahun melaksanakan evaluasi program deradikalisasi. Termasuk pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam program deradikalisasi. Berapa orang yang sukses dideradikalisasi? Apakah strategi deradikalisasinya efektif? Materi deradikalisasinya efektif? Pematerinya komunikatif tidak? Semua didiskusikan dan dilihat secara menyeluruh. Semua masalah diurai dan dipecahkan bersama. Hasil post-test dari para napiter juga menjadi pertimbangan sebagai masukan untuk evaluasi program.

BNPT memiliki alat ukur untuk mengecek keberhasilan Napiter mengikuti program deradikalisasi. Alat ini disebut dengan nama Alat Ukur Deradikalisasi (Akurat). Alat ini masih terus diperbaiki agar bisa digunakan di lapas yang terdapat Napiter.

BNPT menyebut ukuran keberhasilan program deradikalisasi

Page 15: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

Strategi Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ... | Sugiarto | 223

disebut sebagai Indeks Deradikalisasi. Indek Deradikalisasi adalah orang yang ikut program deradikalisasi per orang yang berhasil dideradikalisasi. Peserta yang ikut program deradikalisasi dibagi orang yang berhasil dideradikalisai, sama dengan Indeks Deradikalisasi. Contoh: yang ikut program/ terpapar radikal 100 orang dan yang berahasil dideradikalisasi 80, jadi 100/80 = 0,8.

Alat ukur atau evaluasi “Akurat” mengandung unsur: emosi, tingkah laku, opini, dan motivasi kecenderungan seseorang untuk berbuat radikal teroris. Hasilnya ada 4 kuadran yang menentukan: 1. Radikal paham dan perilaku: 2. Radikalperilaku, bukan paham; 3. Radikal pahamdan tidak radikal perilaku; 4. Tidak radikalpaham dan tidak radikal perilaku

BNPT juga menggunakan alat ukur pendekatan behaviour checklist, bukan pertanyaan tetapi pernyataan. BNPT menyiapkan 30 pernyataan yang harus direspon Napiter. Alat ini masih prototipe dan terus diperbaiki karena harus menjangkau Lapas-Lapas yang terdapat Napiter. BNPT mengklaim tingkat kecocokan dan akurasi alat ukur ini mencapai 80 persen. BNPT juga mengevaluasi program-program komunikasi dalam program deradikalisasi, mulai dari pemateri, pesan, media, dan efek komunikasi.

12. Reward BNPT

BNPT memberikan reward bagi para Napiter yang berhasil mengikuti program

deradikalisasi. Kriteria reward adalah Napiter yang kooperatif dan benar-benar berjanji di atas kertas akan setia kepada NKRI. Reward BNPT kepada Napiter tersebut adalah pembebasan bersyarat atau remisi.

BNPT juga menyuarakan keberhasilan Napiter yang ikut deradikalisasi ke kementerian dan lembaga. Contoh ke unit di Kemensos yang membantu eks Napiter. Eks Napiter dibantu pendampingan, pelatihan, untuk menyiapkan assesment dan mewawancarai eks napiter sebelum diterima bekerja di perusahaan.

wirausaha. Orientasinya diarahkan untuk kemandirian. Napiter yang keluar sel dan tak memilik apa-apa akan dibantu untuk berwirausaha. Contoh, Napiter dibelikan gerobak dan isinya. Napiter tidak diberikan uang cash. Ia diarahkan sesuai penugasan dan minat usaha.

BNPT juga mempromosikan para eks Napiter untuk diberdayakan di perusahaan-perusahaan swasta. BNPT menggandeng para pengusaha agar memberi peluang pekerjaan bagi para eks Napiter.

13. Penetapan Rencana Anggaran

BNPT membuat Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) dan diajukan ke Komisi III DPR. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKA-K/L, RKAK/L sebagai dokumen rencana keuangan tahunan Kementerian/

Page 16: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

224 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2020, Volume 10 Nomor 2

Lembaga tersebut disusun berdasarkan Rencana Kerja (Renja) K/L, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) hasil kesepakatan antara Pemerintah dan DPR dalam Pembicaraan Pendahuluan RAPBN, Pagu Anggaran K/L, dan standar biaya. RKA-K/L Kementerian/Lembaga tersebut dibahas oleh Komisi III di DPR, selanjutnya disampaikan kepada Dirjen Anggaran Kemenkeu dan Bappenas untuk ditelaah.

Kesimpulan

Aspek komunikasi, khususnya strategi komunikasi, merupakan salah satu aspek yang menunjang keberhasilan program deradikalisasi BNPT selain aspek-aspek yang lain.

BNPT melibatkan pemateri-pemateri ahli, kredibel, dan komunikatif dalam menyampaikan pesan-pesan anti-radikalisme dalam program deradikalisasi. Mereka adalah para pakar agama (ulama level nasional dan lokal), akademisi, praktisi, dan kalangan LSM.

BNPT melibatkan tokoh berpengaruh sebagai narasumber dalam program deradikalisasi. Di luar lapas BNPT melibatkan kiai-kiai level nasional dan lokal, para pimpinan ormas Islam, pimpinan Dewan Keluarga Masjid di tiap daerah, para tokoh majelis taklim, pimpinan ormas kedaerahan, tokoh masyarakat, para mantan Napiter, budayawan, dan musisi.

BNPT juga menyiapkan strategi produksi pesan dalam perencanaan komunikasi untuk mencapai tujuan namun

tidak tertulis. BNPT membuat kurikulum berisi pesan-pesan anti-radikalisme dalam program deradikalisasi. Kurikulum yang disiapkan adalah kurikulum keagamaan, kebangsaan, kewirausahaan, dan psikologi. Namun BNPT belum membuat kurikulum baku untuk mantan napiter selama berada di masyarakat.

Dalam program deradikalisasi, BNPT memanfaatkan sejumlah teori komunikasi dalam menyampaikan pesan-pesan anti-radikalisme. Di antaranya model komunikasi persuasi Aristoteles dan Lerbinger Otto, teori perencanaan Berger, teori Skema Perolehan Pemenuhan Wheelss dkk, teori strategi pesan Marwell dan Schmitt.

Dalam memanfatkan saluran komunikasi, BNPT menggunakan pertemuan di dalam kelas untuk menyampaikan pesan anti-radikalisme. Para Napiter mengikuti materi-materi anti-radikalisme di kelas selama delapan jam dalam sehari dari Senin hingga Jumat.

Saluran komunikasi lain yang dilakukan BNPT adalah dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan dalam program deradikalisasi. BNPT mendatangkan keluarga Napiter ke lapas. BNPT mendorong Napiter lebih akrab lagi dengan keluarga inti dan keluarga besarnya. Kepala BNPT menyebut keluarga yang tak terpapar radikalisme bisa membantu proses deradikalisasi Napiter.

BNPT memanfaatkan saluran komunikasi silaturahmi dalam program deradikalisasi di dalam dan luar sel.

Page 17: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

Strategi Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ... | Sugiarto | 225

Kepala BNPT Suhardi Alius menyebut sentuhan yang terus menerus menjadi salah satu poin penting dalam melakukan deradikalisasi.

BNPT juga mengevaluasi program-program komunikasi dalam program deradikalisasi di dalam dan di luar sel, mulai dari pemateri, pesan, media, dan efek komunikasi.

Rekomendasi

1. Aspek komunikasi yang terpentingdalam program deradikalisasi adalah komunikator, pesan, media, dansaluran komunikasi. BNPT dimintatidak hanya melibatkan banyakpakar sebagai komunikator dalamprogram deradikalisasi. BNPT jugadiharapkan lebih banyak melibatkanpara mantan napi teroris dalamprogram deradikalisasi. Salah satukomunikator yang paling efektifdalam program deradikalisasi adalah para pelaku yang pernah melakukanaksi teror.

2. Pesan anti-terorisme yang dikemasmudah dipahami, menarik, kritis,dialogis, menyentuh hati, dan terusmenerus akan mempermudah danmemperkuat pesan sampai padaNapiter dan eks Napiter.

3. Penyampaian pesan anti-radikalisme melalui media yang beragam dandidukung konten kreatif akanmembuat Napiter dan eks Napiterterus tertarik pada materi-materideradikalisasi. Konten-konten

anti-radikalisme harus terus dikembangkan sesuai isu-isu terkini.

4. Saluran komunikasi yang efektifdalam program deradikalisasi adalah saluran silaturahmi. Silaturahmiantara aparat (Negara) dan Napiterserta para Napiter yang tak terputus. Bagi para eks Napiter, silaturahmidalam bentuk pertemuan apapunakan memberi kesan positif bahwaNegara hadir memperhatikan danmengayomi para eks Napiter.

5. Strategi komunikasi deradikalisasiidealnya tertulis dan detail. Strategikomunikasi yang tertulis danlengkap dapat menjadi salah satupendukung keberhasilan programderadikalisasi.

Page 18: STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN ...

226 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2020, Volume 10 Nomor 2

Daftar Pustaka

Buku Abidin, Yusuf Zainal. Manajemen Komunikasi.

2015. Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.

Afdjani, Hadiono. 2014. Ilmu Komunikasi: Proses dan Strategi. Tangerang: Indigo Media.

Alius, Suhardi. 2019. Catatan Suhardi Alius, Memimpin dengan Hati, Pengalaman sebagai Kepala BNPT. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Bakti, Agus Surya Bakti. 2016. Deradikalisasi Nusantara, Perang Semesta Berbasis Kearifan Lokal Melawan Radikalisasi dan Terorisme. Jakarta: Daulat Press.

BNPT. 2013. Blueprint Deradikalisasi. Jakarta: BNPT.

Cangara , Hafied. 2017. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong U. 2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Holtzhausen, Derina dan Zerfass, Ansgar. 2015. The Routledge Handbook Strategic Communication. New York: Taylor&Francis.

Idris, Irfan. 2017. Membumikan Deradikalisasi, Soft Approach Model Pembinaan Terorisme dari Hulu ke hilir Secara Berkesinambungan. Jakarta: Daulat Press Jakarta.

Kriyantono, Rachmat. 2016. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Littlejohn, Stephen W. Teori Komunikasi. 2018. Jakarta: Salemba Humanika.

Shimp, Terrence A. 2003. Periklanan, Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga.

Soemanagara. 2006. Strategic Marketing Communication, Konsep Strategis dan Terapan. Bandung: Alfabeta.

Soemirat, Soleh. 2000. Komunikasi Persuasif. Universitas Terbuka.

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung.

Suryadi, Edi. 2018. Strategi Komunikasi Sebuah Analisis Teori dan Praktis di Era Global.

Bandung: Remaja Rosdakarya.Widjajanto, Kenmada dkk. 2013. Perencanaan

Komunikasi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Ultimus.

JurnalBertram, Luke. 2015. “How Could a Terrorist

be Deradicalised?”. Journal For Deradicalization. No. 5. Winter 15/16.

Hallahan, et al. 2007. “Defining Strategic Communication”. International Journal of Strategic Communication. Vol. 1. No.1.

Indrawan, Jerry dan Prakoso, M. 2019. “Efektivitas Program Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Terhadap Narapidana Terorisme di Indonesia”. Jurnal Pertahanan & Bela Negara. Vol. 9 No. 2.

TesisKhamdan, Muh. 2015. Deradikalisasi Tindak

Pidana Terorisme di Indonesia. Jakarta: Tesis UIN Syarif Hidayatullah.

WebsiteKuwado, Fabian J, “BNPT Klaim Program

Deradikalisasi Berhasil 100 Persen”, dalam https://nasional.kompas.com/read/2018/05/22/21010631/bnpt-klaim-program-deradikalisasi-berhasil-100-persen, diakses pada 18 Januari 2019.

Nur Asih, Dini, “Infografis: Aksi Teror Sepanjang 2018”, dalam https://w w w . c n n i n d o n e s i a . c o m /nasional/20181218192041-15-354686/infografis-aksi-teror-sepanjang-2018, diakses pada 3 Februari 2019.

Rahadi, Fernan,“Silaturahmi Jadi Poin Penting Silaturahmi”, dalam https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/05/27/p9djpa291-silaturahmi-jadi -poin-pent ing-deradikal isas i , diakses pada 5 Maret 2019.

Widowati, Hari, “Kapolri: Aksi Terorisme Meningkat Selama 2018”, dalam https://katadata.co. id/berita/2018/12/27/kapolri-aksi-terorisme-meningkat-selama-2018, diakses pada 3 Februari 2019.