Insects Associated with Stevia rebaudiana Bertoni (Bertoni ...
Stevia rebaudiana) sebagai Pemanis Alami
Transcript of Stevia rebaudiana) sebagai Pemanis Alami
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
100
Analisis Teh Herbal Rambut Jagung (Zea mays L) dengan Penambahan Daun Stevia
(Stevia rebaudiana) sebagai Pemanis Alami
Herbal Tea Analysis of Corn Hair (Zea mays L) with Addition of Stevia Leaf (Stevia
rebaudiana) As A Natural Sweeter
Astrid Ahmad, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik,Universitas
Negeri Makassar, email: [email protected]
Muhammad Rais, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Makassar, email: [email protected]
Ratnawaty Fadillah, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Makassar, email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teh herbal rambut jagung dengan
penambahan daun stevia terhadap kandungan flavonoid, polifenol, kadar air, kadar abu,serat
kasar, serta mengetahui formulasi terbaik teh herbal rambut jagung degan penambahan daun
stevia. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri 4 perlakuan yaitu, A = 87,5% + 12,5%, B = 75%+ 25%, C = 62,5% + 37,5%, dan
Kontrol (K =100%). Tahap pertama adalah rambut jagung disortasi kemudian dicuci hingga
bersih kemudian ditiriskan. Tahapan kedua rambut jagung digunting. Tahap ketiga rambut
jagung dikeringkan di cabinet dryer dengan suhu 60oC selama 5 jam. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sidik ragam yang selanjutnya diolah
menggunakan SPSS versi 22. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah analisis kimia
meliputi polifenol, flavonoid, serat kasar, kadar abu, kadar air, dan uji organoleptik meliputi,
rasa, warna dan aroma. Penambahan daun stevia berpengaruh terhadap kandungan flavonoid,
polifenol, kadar air, kadar abu, dan serat kasar, terhadap teh herbal rambut jagung dengan
penambahan daun stevia, perlakuan yang terbaik pada pengujian organoleptik yaitu pada
perlakuan B = 75% (rambut jagung) + 25% (daun stevia).
Kata Kunci: teh herbal, rambut jagung, daun stevia, flavonoid, polifenol.
Abstract
This study aims to determine the effect of the addition of stevia leaves to the phytochemical
content of corn hair herbal tea, and to determine the best formulation of corn hair herbal tea
with the addition of stevia leaves. The experimental design used was a Completely Randomized
Design (CRD) consisting of 4 treatments namely, A = 87.5% + 12.5%, B = 75% + 25%, C =
62.5% + 37.5%, and Control (K = 100%). The first step is to sort out the corn hair then washed
and then dried. The second stage is cutting corn hair. The third step is to dry the corn hair in a
dryer at 60oC for 5 hours. The data analysis technique used in this study was analysis of
variance which was further processed using SPSS version 22. The parameters observed in this
study were chemical analysis including polyphenols, flavonoids, crude fiber, ash content, water
content, water content, and organoleptic tests including taste, color and aroma. The addition of
stevia leaves affects the content of flavonoids, polyphenols, water content, ash content, and
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
101
crude fiber, in herbal tea corn hair with the addition of stevia leaves, the best treatment in
organoleptic testing is at treatment B = 75% (corn hair) + 25% (leaves stevia).
Keywords: herbal tea, corn hair, stevia leaves, flavonoids, polyphenols.
Latar Belakang
Sulawesi Selatan merupakan salah
satu daerah sentra produksi jagung di
Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Tengah
dan Lampung. Luas panen dan produksi
jagung di Sulawesi Selatan pada tahun 2010
masing-masing mencapai 303.375 ha dan
1.343.043 ton dengan produktivitas 4,42
t/ha, areal tersebut tersebar pada beberapa
kabupaten, seperti Bone, Sinjai,
Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, Takalar,
dan Gowa (Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi
Selatan, 2011).
Bagian jagung yang banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat adalah buah
dan tongkol. Sementara rambut jagung
belum dimanfaatkan masyarakat. Rambut
jagung dalam kehidupan sehari-hari lebih
dikenal dikalangan masyarakat sebagai
limbah industri pangan maupun rumah
tangga yang kurang dimanfaatkan, padahal
rambut jagung bisa dimanfaatkan sebagai
teh herbal. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan nilai ekonomis rambut
jagung maka dapat diolah sebagai teh herbal
rambut jagung
Kandungan bioaktif pada rambut
jagung tergolong cukup tinggi, seperti
antioksidan, saponin, flavonoid, dan
betakaroten, serta kandungan metabolit
sekunder lainnya. Kandungan bioaktif ini
menjadikan rambut jagung berpeluang
untuk diolah menjadi teh herbal dengan
campuran bahan alami. Menurut Ali (2016),
prinsip pengolahan teh yaitu mengeringkan
bagian lembaran dari tanaman berupa daun
maupun kulit untuk mengurangi kadar air
pada bagian tersebut. kebanyakan teh
berasal dari tanaman daun teh, tetapi ada
juga daun yang diolah menjadi teh berasal
dari tanaman lain. Salah satu jenis tanaman
yang dapat dimanfaatkan untuk teh herbal
adalah rambut jagung.
Pengolahan rambut jagung hingga
saat ini masih kurang dimanfaatkan oleh
masyarakat, padahal jika dilihat dari segi
khasiatnya manfaat rambut jagung
sangatlah besar, sehingga diperlukan
pengolahan dan pengembangan pada
rambut jagung untuk menghasilkan produk
Rasa dari teh herbal rambut jagung
memiliki rasa sepat karena adanya zat pahit,
sehingga konsumen tidak menyukai rasa teh
herbal rambut jagung, untuk meningkatkan
hasrat konsumen maka teh herbal rambut
jagung perlu dimodifikasi dengan
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
102
penambahan daun stevia sebagai pemanis
alami.
Stevia merupakan pemanis alami
yang berasal dari tanaman Stevia rebudiana
bertoni dan telah digunakan oleh beberapa
negara sebagai pengganti gula. Tumbuhan
ini merupakan tumbuhan perdu asli dari
Paraguay. Stevia adalah tidak mengandung
kalori dan dapat digunakan langsung untuk
berbagai kebutuhan serta stabil bila
dipanaskan hingga 200ºC.
Stevia memberikan jalan keluar bagi
konsumen yang tidak ingin mengkonsumsi
gula pasir atau gula tebu, misalnya
mempunyai riwayat penyakit diabetes,
stevia lebih aman dibandingkan pemanis
buatan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut,
maka perlu dilakukan penelitian mengenai
pembuatan teh herbal berbahan dasar
rambut jagung dengan penambahan daun
stevia untuk mengurangi rasa sepat pada
rasa teh herbal rambut jagung.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh teh herbal
rambut jagung dengan penambahan
daun stevia terhadap kandungan
flavonoid, polifenol, kadar air, kadar
abu, dan serat kasar.
2. Untuk mengetahui formulasi terbaik teh
herbal rambut jagung dengan
penambahan daun stevia.
Bahan dan Metode
Penelitian ini termasuk penelitian
eksperimen kuantitatif dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL), dengan 4 perlakuan yaitu, A =
Rambut Jagung 87,5% + Daun Stevia 2,5%,
B = Rambut jagung 75% + Daun stevia
25%, C = Rambut jagung 62,5% + Daun
stevia 37,5%, dan Kontrol (K = Rambut
jagung 100%). Kemudian dianalisis
flavonoid, polifenol, kadar air, kadar abu,
serat kasar, dan uji organoleptic, seperti
warna, aroma, dan rasa.
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Agustus-April 2019.
Tempat
Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Program Studi Pendidikan
Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Makassar untuk
pembuatan produk dan Laboratorium Kimia
Makanan Ternak, Jurusan Nutrisi dan
Makanan Sehat, Fakultas Peternakan,
Universitas Hasanuddin untuk pengujian
kandungan kimia.
Alat dan bahan
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
103
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitumesin cabinet dryer,
nampan, pisau, timbangan analitik, wadah,
tabung gas, panci, sendok, gelas, saringan
80 mesh, dan kompor.
Bahan utama yag digunakan dalam
penelitian ini adalah rambut jagung, air, dan
daun stevia.
Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan
meliputi persiapan seluruh alat dan bahan
yang akan digunakan pada pembuatan teh
herbal rambut jagung. Persiapan bahan
yaitu pemilihan bahan yang berkulaitas dan
penimbangan seluruh bahan yang akan
digunakan pada penelitian ini.
2. Pelaksanaan Penelitian
Proses pengolaan teh rambut jagung
terdiri dari beberapa tahapan proses yaitu
sebagai berikut:
Rambut jagung yang sudah disortasi
diambil dari bagian dalam kulit jagung
kemudian rambut jagung dicuci dalam
baskom yang berisi air bersih sebanyak
tiga kali pencucian agar kotoran yang
terdapat pada rambut jagung hilang.
Pencucian berfungsi untuk membersihkan
kotoran yang terdapat pada rambut jagung,
setelah dicuci lalu tiriskan, kemudian
rambut jagung disimpan di nampan yang
telah dilapisi alminium foil. Selanjutnya
dikeringkan dalam cabinet dryer dengan
suhu 60oC selama 5 jam. Pengeringan
dapat dilakukan untuk mengawetkan
rambut jagung yang mudah rusak dan
busuk saat penyimpanan, sehingga secara
tidak langsung pengeringan dapat
memperpanjang umur simpan rambut
jagung. Hal ini dikarenakan terjadinya
pengurangan berat dan volume produk
akibat dari pengurangan kandungan air.
Selanjutnya campurkan rambut
jagung kering dan daun stevia dengan
berbagai konsentrasi yang ditentukan ke
dalam cangkir, kemudian seduh dengan air
panas sebanyak 1.600 ml selama 15 detik,
aduk sampai rata, kemudian saring dengan
menggunakan saringan.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu dengan metode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
faktorial dengan tiga kali ulangan dengan
menggunakan analisis sidik ragam ANOVA
yang diolah dengan program IBM SPSS
statistic (versi 22).
Hasil dan pembahasan
Data dalam penelitian ini diperoleh
dari hasil uji organoleptik dan pengujian
kimia. Pengujian kimia meliputi pengujian
flavonoid, polifenol, kadar air, kadar abu,
serat kasar. Adapun pengujian organoleptik
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
104
dilakukan dengan menggunakan metode uji
hedonik (kesukaan). Uji hedonik ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat
kesukaan panelis terhadap teh herbal
rambut jagung dengan penambahan daun
stevia. Kriteria yang diuji pada uji hedonik
ini adalah rasa, warna, dan aroma.
Analisis Kimia
Flavonoid
Flavonoid merupakan kelompok
senyawa fenol yang terbesar ditemukan di
senyawa-senyawa yang berwarna merah,
ungu, dan biru, dan sebagian zat warna
kuning yang ditemukan dalam tumbuh-
tumbuhan. Flavonoid salah satu kelompok
senyawa metabolit sekunder yang paling
banyak ditemukan di dalam jaringan
tanaman (Rajalakshmi & S. Narasimhan,
2015). Flavonoid berperan sebagai
antioksidan dengan cara mendonasikan
atom hidrogennya atau melalui
kemampuannya mengkelat logam, berada
dalam bentuk glukosida (mengandung
rantai samping glukosa) atau dalam bentuk
bebas yang disebut aglikon (Cuppett et
al.,2014). Adapum hasil analisis kimia
terhadap kandungan flavonoid pada teh
herbal rambut jagung dengan penambahan
daun stevia dapat dilihat pada grafik di
bawah ini :
Gambar 1. Hasil Uji Analisis Kimia Terhadap Kandungan Flavonoid Pada Teh Herbal Rambur
Jagung dengan Penambahan Daun Stevia
Hasil analisis kandungan flavonoid
yang disajikan pada gambar 1 menunjukkan
kadar flavonoid pada teh herbal rambut
jagung dengan penambahan daun stevia
mengalami kenaikan, kadar flavonoid pada
teh herbal rambut jagung berkisar antara
0.046% sampai 0.103%.
Nilai kadar flavonoid yag tertinggi
yaitu pada perlakuan C dengan nilai 0.103%,
sedangkan pada nilai yang terendah yaitu
pada kontrol tanpa penambahan daun stevia
dengan nilai 0.046%. Terjadinya peningkatan
kadar flavonoid seiring dengan
meningkatnya penambahan daun stevia yang
diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa
0.000
0.100
0.200
0.046 0.056 0.075
0.103
Nil
ai
Rata
-
rata
Kad
ar
Fla
von
oid
(%
)
Perbandingan Rambut Jagung : Daun Stevia
Keterangan K= 100% (Rj)A=87.5% (Rj) : 12.5% (Ds)B= 75% (Rj) : 25% (Ds)C = 62.5% (Rj) : 37.5% (Ds)
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
105
peningkatan kadar flavonoid sangat
dipengaruhi oleh konsentrasi penambahan
daun stevia. Semakin tinggi penambahan
daun stevia yang diberikan maka semakin
tinggi juga kandungan flavonoidnya. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa daun stevia
memiliki kandungan flavonoid. Sejalan
dengan penelitian Madan et al., (2010)
menunjukkan terdapat kandungan flavonoid
dalam daun stevia. Ada enam flavonoid
glikosida yang ditemukan yaitu apigenin
glucoside, luteolin glucoside, kaempferol,
quercetin glucoside, quercetin arabinoside,
trimetoxy flavon (centauredin) pada daunnya.
Polifenol
Komponen senyawa fenol secara
luas terdistribusi dalam tanaman dan
ditemukan baik pada tanaman yang dapat
dimakan maupun yang tidak dapat
dimakan. Menurut Oktaviani (2010),
meskipun kompenen fenol belum
diketahui fungsi zat gizi nya, tetapi
senyawa ini berperan penting pada
kesehatan manusia karena potensi
antioksidannya. Senyawa fenol
merupakan metabolit sekunder tanaman
yang terlibat dalam berbagai fungsi
fisiologis khusus. Fenol mempunyai peran
penting bagi mekanisme pertumbuhan,
perkembangan dan pertahanan tanaman.
Gambar 2. Analisis Kandungan Polifenol Pada Teh Herbel Rambut Jagung
dengan Penambahan Daun Stevi
Hasil analisis kandungan polifenol
yang disajikan pada gambar 2 menunjukkan
bahwa kadar polifenol pada teh herbal
rambut jagung dengan penambahan daun
stevia mengalami kenaikan seiring
bertambahnya daun stevia, kadar polifenol
pada teh herbal rambut jagung berkisar
antara 0.125% sampai 0.191%.
Nilai kadar polifenol yang tertinggi
yaitu pada perlakuan C dengan nilai
0.191%, sedangkan pada nilai yang
terendah yaitu pada kontrol tanpa
penambahan daun stevia dengan nilai
0.125%. Kadar polifenol pada perlakuan A-
K tidak memenuhi syarat mutu standar SNI
karena tidak mencapai nilai syarat yang
ditetapkan kadar polifenol minimal 5.2%.
Pada pembuatan teh herbal rambut jagung
dengan penambahan daun stevia
menunjukkan terjadinya peningkatan kadar
polifenol yang semakin meningkat seiring
0.000
0.100
0.2000.125
0.147 0.184 0.191
Nil
ai
Rata
-
Rata
Kad
ar
Poli
fen
ol
(%)
Perbandingan Rambut Jagung : Daun Stevia
Ketrerangan
K= 100% (Rj)
A=87.5% (Rj) : 12.5% (Ds)
B= 75% (Rj) : 25% (Ds)
C = 62.5% (Rj) : 37.5% (Ds)
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
106
dengan meningkatnya jumlah daun stevia
yang diberikan.
Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan kadar total fenol sangat
dipengaruhi oleh konsentrasi penambahan
daun stevia karena daun stevia memiliki
kandungan senyawa fenol yaitu 1174
mg/100g. Ada enam flavonoid glikosida
yang ditemukan yaitu apigenin, glucoside,
letuolien glucoside, kaempferol, quercetin
glucoside, trimetoxy flavon (centauredin)
quercetin arabinoside (Sekihashi et al,
2010), semakin tinggi penambahan daun
stevia yang diberikan maka kandungan
polifenolnya juga semakin tinggi.
Menurut pulpi & widyaningsih,
(2016) yang menyatakan bahwa
kandungan tanin dalam daun stevia
merupakan komponen dalam polifenol
daun stevia, sehingga semakin tinggi
penambahan daun stevia semakin tinggi
kandungan polifenolnya.
Kadar Air
Analisis kadar air perlu dilakukan
untuk mengetahui kadar air yang dimiliki
oleh minuman seduh karena kandungan air
dalam bahan makanan ikut menentukan
kesegaran, dan daya tahan bahan itu sendiri.
Pada penelitian ini dilakukan analisis kadar
air pada teh herbal rambut jagung dengan
penambahan daun stevia. Terjadinya
peningkatan kadar air dapat pada dilihat
pada gambar 3.
Gambar 3. Analisis Kandungan kadar Air Pada Teh Herbel Rambut Jagung
Dengan Penambahan Daun Stevia
Hasil analisis menunjukkan bahwa
pada penambahan daun stevia disetiap
perlakuan berbeda nyata terhadap kadar air
teh herbal rambut jagung dengan
penambahan daun stevia. Kadar air pada teh
herbal rambut jagung dengan penambahan
daun stevia berkisaran antara 6,26% sampai
7.47%.
Nilai kadar air yang tertinggi yaitu
pada perlakuan C dengan nilai 7.47%,
sedangkan pada nilai yang terendah yaitu
pada perlakuan kontrol tanpa penambahan
daun stevia dengan nilai 6.26%, Kadar air
teh herbal rambut jagung dengan
penambahan daun stevia memenuhi syarat
standar mutu SNI nilai syarat yang
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50
6.26
7.27 7.33 7.47
Nil
ai
Rata
-rata
Kad
ar
Air
(%
)
Perbandingan Rambut Jagung : Daun Stevia
Keterangan K= 100% (Rj)
A=87.5% (Rj) : 12.5% (Ds)
B= 75% (Rj) : 25% (Ds)
C = 62.5% (Rj) : 37.5% (Ds)
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
107
ditetapkan yaitu kadar air maksimal 8%.
Kadar air teh herbal rambut jagung dengan
penambahan daun stevia mengalami
kenaikan.
Penambahan daun stevia
mempengaruhi persentase analisa kadar air
teh herbal rambut jagung seiring
bertambahnya daun stevia yang diberikan.
Hal ini sesuai dengan D.Chattopadhya,
(2007) bahwa dalam daun stevia kering 100
gram memiliki kandungan air 7%. Kenaikan
kadar air pada rambut jagung juga
dipengaruhi oleh perbedaan tekanan uap air
pada bahan dengan uap air di udara.
Tekanan uap air bahan pada umumnya lebih
besar daripada tekanan uap udara sehingga
terjadi perpindahan massa air dari bahan ke
udara.
Kadar Abu
Kadar abu merupakan zat anorganik
sisa hasil pembakaran suatu bahan pangan.
Kadar abu merupakan parameter untuk
menunjukkan nilai kandungan bahan
anorganik (mineral) yang ada di dalam
suatu bahan atau produk. Semakin tinggi
nilai kadar abu maka semakin banyak
kandungan bahan anorganik di dalam
produk tersebut. Komponen bahan
anorganik di dalam suatu bahan sangat
bervariasi baik jenis maupun jumlahnya
(Roni, 2008). Hasil uji kadar abu dapat
diketahui pada lama pengeringan terhadap
kadar abu teh herbal rambut jagung dengan
penambahan daun stevia dapat dilihat pada
Gambar 4.
Gambar 4. Analisis kadar Abu Pada Teh Herbal Rambut Jagung dengan Penambahan Daun
Stevia
Menunjukkan bahwa pada
penambahan daun stevia di setiap
perlakuan berbeda nyata terhadap kadar
abu teh herbal rambut jagung dengan
penambahan daun stevia. Kadar abu pada
teh herbal rambut jagung dengan
penambahan daun stevia berkisaran antara
4.09% sampai 5.42%.
Nilai kadar air yang tertinggi yaitu
pada perlakuan kontrol dengan nilai
5.42%, sedangkan pada nilai yang terendah
yaitu pada perlakuan C dengan nilai
0.00
2.00
4.00
6.005.42 5.31
4.13 4.09
Nil
ai
Rata
- R
ata
kad
ar
Ab
u (
%)
Perbandingan Rambut Jagung : Daun Stevia
Keterangan
K= 100% (Rj)
A=87.5% (Rj) : 12.5% (Ds)
B= 75% (Rj) : 25% (Ds)
C = 62.5% (Rj) : 37.5% (Ds)
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
108
4.09%, Kadar abu pada perlakuan K - C
memenuhi syarat standar mutu SNI karena
mencapai nilai syarat yang ditetapkan yaitu
serat abu minimal 3.0%.
Kadar abu teh herbal rambut jagung
mengalami penurunan seiring penambahan
daun stevia. Rambut jagung mengandung
komponen mineral seperti chromium, besi,
potassium, manganium, dan magnesium.
Pada proses pemanasan awal sampai pada
proses pengabuan telah terjadi penguapan
air dan zat-zat yang terdapat pada rambut
jagung. Semakin tinggi kadar abunya maka
kandungan mineralnya semakin banyak.
Paparan tersebut sesuai dengan
pernyataan Garnida et al,. (2014), yang
menyatakan bahwa semakin tinggi
kandungan kadar air maka kandungan
bahan keringnya menurun dan komponen
lemak dan protein sebagai bahan kering
meningkat sehingga presentase kadar
abunya menurun.
Serat Kasar
Serat kasar merupakan serat tumbuhan
yang tidak larut dalam air. Serat kasar
sangat penting dalam penilaian kualitas
bahan makanan, Kandungan serat kasar
dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu
proses pengolahan, misalnya proses
penggilingan atau proses pemisahan antara
kulit dan kotiledon, dengan demikian
pesentase serat dapat dipakai untuk
menentukan kemurnian bahan atau efisien
suatu proses (sudarmaji et al., 2016). Hasil
uji serat kasar diketahui pada konsentrasi
penambahan teh herbal rambut jagung
dengan penambahan daun stevia terhadap
serat kasar dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Analisis kadar Serat Kasar Pada Teh Herbal Rambut Jagung Dengan Penambahan
Daun Stevia
Hasil penelitian menunjukkan
serat kasar pada teh herbal rambut jagung
dengan penambahan daun stevia
berkisaran antara 13.82% sampai 14.55
Nilai serat kasar yang tertinggi
yaitu pada perlakuan C dengan nilai
14.55%, sedangkan pada nilai yang
terendah yaitu pada perlakuan K dengan
nilai 13.82%, Serat kasar pada setiap
13.00
13.50
14.00
14.50
15.00
13.82
14.25 14.43 14.55
Nil
ai
Rata
-Rata
Serat
Kasa
r
(%)
Perbandingan Rambut Jagung : Daun Stevia
Keterangan
K= 100% (Rj)
A=87.5% (Rj) : 12.5% (Ds)
B= 75% (Rj) : 25% (Ds)
C = 62.5% (Rj) : 37.5% (Ds)
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
109
perlakuan memenuhi syarat standar mutu
SNI karena mencapai nilai syarat yang
ditetapkan yaitu serat kasar maksimal
16.5%. konsentrasi penambahan pada setiap
perlakuan berbeda nyata terhadap kadar serat
kasar teh herbal rambut jagung dengan
penambahan daun stevia, hal ini disebabkan
semakin banyak penambahan daun stevia
yang diberikan maka semakin tinggi serat
kasarnya pada teh herbal rambut jagung
dengan penambahan daun stevia. Hal ini
dikarenakan daun stevia memiliki serat
seperti selulosa dan hemiselulosa yang tinggi
sehingga bila semakin tinggi jumlah
campuran stevianya maka semakin menurun
pula kadar serat kasar yang dihasilkan
(Wiryosoendjoyo et all., 2011).
Organoleptik
Rasa
Rasa merupakan salah satu sifat
makanan, minuman dan bumbu yang dapat
didefinisikan sebagai kumpulan hasil
presepsi dari stimulasi indera yang
digabungkan dengan stimulasi pencernaan
berupa kesan yang diterima melalui
rangsangan kimia dari suatu produk dimulut
(Belitz & Grosch, 2009). Rasa merupakan
tanggapan atas adanya rangsangan kimiawi
yang sampai di indera pengecap lidah,
khususnya jenis rasa yaitu manis, asin, pahit
dan asam (Meilgaard et al, 2000). Tingkat
kesukaan berdasarkan hasil uji organoleptik
terhadap rasa teh herbal rambut jagung
dengan penambahan daun stevia yang
dihasilkan dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Rasa Teh herbal Rambut Jagung dengan
Penambahan Daun Stevia
Hasil analisis penilaian tingkat
kesukaan panelis terhadap rasa teh herbal
rambut jagung dengan penambahan daun
stevia diperoleh nilai 2.01% - 3.33%.
Perlakuan tertinggi yaitu perlakuan B
dengan nilai 3.33%, karena perlakuan ini
menghasilkan rasa teh yang pas. Pada
perlakuan yang tidak ditambahkan daun
stevia menghasilkan rasa yang hambar,
sedangkan pada perlakuan yang
ditambahkan daun stevia dengan
konsentrasi tinggi maka menghasilkan rasa
yang pahit. Semakin tinggi penambahan
daun stevia yang diberikan, maka tingkat
0
2
4
2.01
3 3.33
2.85
An
ali
sis
Rasa
Perbandingan rambut jagung : Daun stevia
Keterangan
K= 100% (Rj)
A=87.5% (Rj) : 12.5% (Ds)
B= 75% (Rj) : 25% (Ds)
C = 62.5% (Rj) : 37.5% (Ds)
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
110
kesukaan pada panelis terhadap rasa akan
semakin menurun, rasa teh herbal rambut
jagung mengalami penurunan seiring
dengan bertambahnya daun stevia yang
diberikan.
Warna
Warna merupakan komponen yang sangat
penting dalam menentukan kualitas atau derajat
penerimaan dari sesuatu bahan pangan. Warna
merupakan tampilan awal yang dapat dianalisis
oleh panelis dan menjadi kesan awal penilaian
terhadap produk serta menjadi parameter utama
bagi kenampakan suatu produk secara
keseluruhan (Winarno, 2004). Tingkat kesukaan
panelis terhadap warna teh herbal rambut jagung
dengan penambahan daun stevia dapat dilihat
pada gambar 7 berikut:
Gambar 7. Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Warna Teh herbal Rambut Jagung dengan
Penambahan Daun Stevia
Penilaian tingkat kesukaan panelis
terhadap warna teh herbal rambut jagung
dengan penambahan daun stevia diperoleh
nilai 2.08% sampai 3,15%. Perlakuan yang
tertinggi yaitu pada perlakuan B dengan nilai
3.15%, perlakuan yang disukai panelis yaitu
pada perlakuan B dengan nilai 3.15%, hal ini
dikarenakan pada perlakuan B dihasilkan
dengan kuning cerah, sedangkan perlakuan
yang terendah yaitu perlakuan kontrol tanpa
penambahan daun stevia (100% rambut
jagung) dengan warna yang dihasilkan yaitu
warna kuning pudar. Hal ini disebabkan
karena pada perlakuan K tidak dicampurkan
oleh daun stevia. Pada perlakuan yang
ditambahkan daun stevia yang semakin tinggi
maka warna teh yang dihasilkan berwarna
kuning kecoklatan.
Aroma
Aroma merupakan sifat mutu yang
sangat cepat memberikan kesan bagi
konsumen, karena aroma merupakan
faktor yang sangat berpengaruh pada
daya terima konsumen terhadap suatu
produk (Meilgaard et al., 2000). Aroma
merupakan suatu zat atau komponen
tertentu yang mempunyai beberapa
fungsi dalam makanan, diantaranya dapat
bersifat memperbaiki, membuat lebih
bernilai atau dapat diterima sehingga
peranan aroma mampu menarik kesukaan
konsumen terhadap produk tersebut.
Tingkat kesukaan panelis terhadap aroma
0
2
4
2.08 2.81
3.15 2.61
An
ali
sis
Warn
a
Perbandingan rambut jagung : Daun stevia
Keterangan
K= 100% (Rj)
A=87.5% (Rj) : 12.5% (Ds)
B= 75% (Rj) : 25% (Ds)
C = 62.5% (Rj) : 37.5% (Ds)
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
111
teh herbal rambut jagung dengan
penambahan daun stevia dapat dilihat
pada gambar 8.
Gambar 8. Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Aroma Teh herbal Rambut Jagung dengan
Penambahan Daun Stevia
Analisis tingkat kesukaan panelis
terhadap aroma teh herbal rambut jagung
dengan penambahan daun stevia diperoleh
nilai 2.35% sampai 2.97%. Perlakuan yang
tertinggi yaitu pada perlakuan B dengan nilai
yaitu 2.97%, sedangkan pada perlakuan yang
terendah yaitu pada perlakuan kontrol tanpa
penambahan daun stevia, Panelis lebih
menyukai perlakuan B disebabkan karena
aroma teh yang dihasilkan tidak terlalu
menyegat dari aroma bahan yang digunakan.
Simpulan
Berdasarkan data hasil penelitian, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penambahan daun stevia memberikan
pengaruh sangat nyata terhadap kandungan
flavonoid, polifenol, kadar abu, kadar air, dan
serat kasar pada teh herbal rambut jagung.
2. Perlakuan yang terbaik pada teh
herbal rambut jagung dengan penambahan
daun stevia terhadap kandungan fitokimia
dan organoleptik yaitu pada perlakuan B =
75% (rambut jagung) + 25% (daun stevia).
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanto, A. Ali, dan Rahmayuni. 2016.
Pengaruh penambahan keraginan terhadap
mutu permen jelly dari buah pedada
(Sonneratia caseolaris). Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Pertanian. 3(2): 1-9.
Cuppett, S., M. Schrepf and C. Hall III. (2014).
Natural Antioxidant – Are They Reality.
Dalam Foreidoon Shahidi: Natural
Antioxidants, Chemistry, Health Effect
and Applications, AOCS Press,
Champaign, Illinois: 12-24
Chattopadhya, D. 2007. Stevia: Prospect As
An Emerging Natural Sweetener. Veena
Sharma International Food
Division.India.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan.
2011. Perkembangan tanam, panen,
produksi dan produktivitas tanaman
pangan di Prov. Sulawesi Selatan.
Distan Hort Sulawesi Selatan. 192 hal.
Garnida, Y., Suliasih, N., &Ismaya, P. L.
Pengaruh Suhu Pengeringan Dan Jenis
0
1
2
3 2.35
2.95 2.97 2.88
An
ali
sis
Aro
ma
Perbandingan rambut jagung : Daun stevia
Keterangan
K= 100% (Rj)
A=87.5% (Rj) : 12.5% (Ds)
B= 75% (Rj) : 25% (Ds)
C = 62.5% (Rj) : 37.5% (Ds)
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian P-ISSN:2476-8995 Volume 5 Nomor 2(2019): September Suplemen: 100-112 E-ISSN:2614-7858
112
Jagung Terhadap Karakteristik Teh
Herbal Rambut Jagung (Corn Silk Tea).
Harun, N, dkk. 2011. Karakteristik Teh Herbal
Rambut Jagung (Zea Mays) Dengan
Perlakuan Lama Pelayuan dan Lama
Pengeringan. Jurnal Teknologi Hasil
Pertanian. Vol 10 No. 2
Madan S, Ahmad S, Singh GN, et al. 2010.
Stevia rebaudiana (Bert.) Bertoni - A
Review. Indian J Nat Prod Resour. Vol
1.267–286.
Meilgaard, M., Civille G.V., Carr B.T. 2000.
Sensory Evaluation Techniques. Boca
Raton, Florida: CRC Press
Oktaviana, Prima Riska. 2010. “Kajian
Kurkumoid, Total Fenol, dan Aktivitas
Antioksi dan Ekstrak Temulawak pada
Berbagai Teknik Pengeringan dan
Proporsi Pelarut”. Skripsi.
FakultasPertanian UNS.
Palupi, M. R., danWidyaningsih, T. D. 2016.
Pembuatan Minuman Fungsional Liang
The Daun Salam (Eugenia Polyantha)
dengan Penambahan Filtrat Jahe dan
Filtrat KayuSecang.JurnalPangandan
Agroindustri. 3(4): 1458-1464.
Rajalakshmi, D dan S. Narasimhan. (2015).
Food Antioxidants: Sources and Methods
of Evaluation dalam D.L. Madhavi: Food
Antioxidant, Technological, Toxilogical
and Health Perspectives. Marcel Dekker
Inc., Hongkong: 76-77
Roni, M. A. 2008. Formulasi minuman herbal
instan antioksidan dari campuran teh
hijau Camellia sinensis, Pegagan Centella
asiatica, dan daun jeruk purut
Sudarmadji, S., dkk, 1984. Prosedur Analisa
untuk makanan dan pertanian. Liberti,
Yogyakarta.
Winarno, 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.