Standardisasi Obat Bahan Alam

58
Standardisasi Obat Bahan Alam

description

Standardisasi Obat Bahan Alam. Can herbal extracts and herbal medicinal products be “ essentially similar”?. Standardisasi. Definisi. EU Standardisation all measures which are taken during the manufacturing process and quality control leading to a reproducible quality - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Standardisasi Obat Bahan Alam

Page 1: Standardisasi Obat Bahan Alam

Standardisasi Obat Bahan Alam

Page 2: Standardisasi Obat Bahan Alam

Can herbal extracts and herbal medicinal products be “ essentially similar”?

Page 3: Standardisasi Obat Bahan Alam

Standardisasi

Page 4: Standardisasi Obat Bahan Alam

Definisi

EUStandardisation all measures which are taken

during the manufacturing process and quality control leading to a reproducible quality

Standardisation means the adjusting of the herbal drug preparation to a defined content of a constituent or a group of substances with known therapeutic activity, respectively by adding excipients or by blending herbal drugs or herbal preparations

Page 5: Standardisasi Obat Bahan Alam

STANDARDISASI

Sangat penting, hanya diterapkan untuk ekstrak- Kualitas reprodusibel- Membandingkannya terhadap produk dengan senyawa baku yang dikenal atau menyatakan jumlah minimum senyawa atau beberapa senyawa atau golongan senyawa

Page 6: Standardisasi Obat Bahan Alam

Standardisasi

Bahan baku harus memenuhi kriteria tertentuMenjamin mutu dan khasiat

Kualitas sediaan memiliki nilai tetap dan reprodusibel

Menentukan jumlah minimum dari satu atau beberapa komponen yang terkandung

Rangkaian parameter, prosedur dan cara pengukuran berhubungan dengan mutu kefarmasian

Page 7: Standardisasi Obat Bahan Alam

Mutu

Memenuhi syarat standar (Kimia, biologi, farmasi) termasuk jaminan stabilitas sebagai produk kefarmasian

Produk akhir (obat, ekstrak, atau produk produk ekstrak) mempunyai nilai parameter yang konstan

Page 8: Standardisasi Obat Bahan Alam
Page 9: Standardisasi Obat Bahan Alam
Page 10: Standardisasi Obat Bahan Alam

Parameter mutu ekstrak

1. Parameter standar umum (non spesifik)

2. Parameter standar spesifik

Page 11: Standardisasi Obat Bahan Alam

Parameter non spesifik

Susut pengeringan Kada abu Kadar air Sisa pelarut Residu pestisida Cemaran logam berat Cemaran mikroba

Page 12: Standardisasi Obat Bahan Alam

Rendemen

Jumlah golongan senyawa terekstraksi dengan pelarut yang digunakan

Mengacu pada buku standar yang ada

Tergantung dari metode ekstraksi yang digunakan (sinambung/ tidak) dan pelarut yang digunakan

Page 13: Standardisasi Obat Bahan Alam

Kadar air

Penetapan dengan cara destilasi atau Titrasi Karl-Fischer

Jika sampel tidak mengandung minyak menguap, maka susut pengeringan (Loss on drying) sama dengan kadar air

Susut pengeringan menggunakan pemanasan pada 100-105oC sampai berat konstan

Batas kadar air bervariasi tertinggi 15%

Page 14: Standardisasi Obat Bahan Alam

Kadar Abu

2- 4 g sampel dipijar dalam wadah krusible pada temperatur rendah (450oC)

Jika karbon masih tersisa, karbon dipisahkan dengan melarutkan di air. Selanjutnya residu dipijar kemlai dengan penambahan asam sulfat dan dipijar pada 600oC

Page 15: Standardisasi Obat Bahan Alam

Kontaminasi Bakteria

Produk tidak harus steril, tapi harus bebas dari bakteri. Sebagai indikator bakteri patogen digunakan E. coli

Apatogenik diijinkan dengan batas kurang dari 103 bakteria/g untuk sediaan oral

Pada bahan baku 104 bakteria/ g atau 100 untuk kapang dan khamir

Page 16: Standardisasi Obat Bahan Alam

Batas residu pestisidaPestisida Konsentrasi

(mg/kg)Aldrin dan dieldrin

KlordanDDT

EndrinFonofos

MalathionParathionPermetrinPyrethrin

0.050.051.0

0,050,051,00,51,03,0

Page 17: Standardisasi Obat Bahan Alam

Kontaminasi Bakteria

Produk tidak harus steril, tapi harus bebas dari bakteri. Sebagai indikator bakteri patogen digunakan E. coli

Apatogenik diijinkan dengan batas kurang dari 103 bakteria/g untuk sediaan oral

Pada bahan baku 104 bakteria/ g atau 100 untuk kapang dan khamir

Page 18: Standardisasi Obat Bahan Alam

Batas mikroba (Farmakope eropa 2002)

Maksimum 105 / g atau ml untuk mikroba aerob, neliputi: - maks 103/ g atau ml untuk kapang dan

khamir - Maks 103/ g atau ml untuk

enterobakteriaE. coli tidak terdeteksi per g atau mlSalmonella sp tidak terdeteksi per 10 g

atau ml

Page 19: Standardisasi Obat Bahan Alam

Kontaminasi Zat Asing

Sampel mudah terkontaminasi bahan pasir, batu atau logam, kotoran binatang, serangga dan jamur

100-500 g sampel disebar pada kertas dan dibantu dengan kaca pembesar diambil bahan asing dan dihitung persentasi zat asing

Page 20: Standardisasi Obat Bahan Alam

Parameter spesifik

Identitas ekstrak Organoleptik ekstrak Kadar senyawa terlarut pada pelarut

tertentu

Page 21: Standardisasi Obat Bahan Alam

Identitas ekstrak

Deskripsi tata nama ekstrak, nama latin tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan, senyawa identitas yang menjadi petunjuka spesifik

Page 22: Standardisasi Obat Bahan Alam

Kasus

Ada 5 daun :Daun Saga Daun Asam JawaDaun MeniranDaun Putri MaluDaun Petai Cina

Bagaimana mengidentifikasi atau memastikan validitas daun yang diinginkan ?

Page 23: Standardisasi Obat Bahan Alam
Page 24: Standardisasi Obat Bahan Alam

Uji kandungan kimia ekstrak Pola kromatogram Kadar total kandungan kimia Kadar kandungan kimia tertentu

Page 25: Standardisasi Obat Bahan Alam

Standardisasi

Salah satu pamater kandungan kimia1. Pola kromatogram2. Total golongan kandungan kimia3. Kadar kandungan kimia tertentu

(senyawa identitas)

Page 26: Standardisasi Obat Bahan Alam

Bahan baku

Tanaman Simplisia Ekstrak

Page 27: Standardisasi Obat Bahan Alam

Tipe Ekstrak

Ekstrak Terstandar (Tipe A): ekstrak distandardisasi terhadap senyawa berkhasiatnya

Ekstrak Terkuantifikasi (Tipe B): ekstrak distandardisasi terhadap kandungan yang ikut berperan dalam khasiatnya

Ekstrak Lain (Tipe C): ekstrak yang distandisasi terhadap senyawa penuntun (secara farmakologi tidak diketahui)/ marker

Page 28: Standardisasi Obat Bahan Alam

Esktrak Terstandar

Daun digitalis (Digitalis folium), glikosida digitalis sampai 5%

Ekstrak kering senna: distandardisasi mengandung 5,5- 8,0% glikosida hidroksiantrasene, dihitung sebagai sennosid B

Ekstrak kering daun belladonna (Belladonnae Folium dari Atropa belladona) distandardisasi mengandung 0,95-1,05% alkaloid dihitung sebagai hiosiamin

Page 29: Standardisasi Obat Bahan Alam
Page 30: Standardisasi Obat Bahan Alam
Page 31: Standardisasi Obat Bahan Alam

Ekstrak Terkuantifikasi

Ginkgo biloba L, daun, kandungan: Flavonoid (0,5-1%): flavon dan flavonol glikosia, biflavonoid, glikosida flavonol terasetilasiTerpen lakton (0,03-0,25%)Kandungan yg tidak diinginkan (polifenol, polisakarida, asam ginkgolat) direduksi flavonoid glikosida (16-26%) dan terpen lakton (5-7%)

Hypericum perforatum L, bagian di atas tanah (herba St John`s wort)

Page 32: Standardisasi Obat Bahan Alam

Ekstrak Lain

Senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktifitas tidak diketahui diperlukan marker untuk kualitas

Crataegus, bagian di atas tanah (Crataegi folium cum flore, howthorn)

Passiflora incarnata L, bagian di atas tanah (Passiflorae herba, passion flower):Kualitatif KLT dengan baku rutin atau hiperosidaKuantitatif : spektrofotometri atau KCKT sidik jari

Page 33: Standardisasi Obat Bahan Alam
Page 34: Standardisasi Obat Bahan Alam

Fitoekuivalen

Page 35: Standardisasi Obat Bahan Alam

Ginkgo biloba

Page 36: Standardisasi Obat Bahan Alam
Page 37: Standardisasi Obat Bahan Alam

Marker

Page 38: Standardisasi Obat Bahan Alam

Marker

Marker substances or groups of marker substances are chemically defined constituents of herbal drugs, herbal drug preparations and herbal medicinal products which, according to the state of scientific knowledge, do not contribute to contribute to therapeutical activity. They only serve analytical pruposes

Page 39: Standardisasi Obat Bahan Alam

Two categories of markers

Markers which are caracteristic for respective genus or family of the plant, and are therefore suitable for identification tests and assay (e.g.. batch-to-batch control)

Marker which occur ubiquitously in plants. They can only be utilised for quantification and do not provide further knowledge regarding the quality of the herbal drug or the herbal drug preparations

Page 40: Standardisasi Obat Bahan Alam

General categories of the constituents Category of constituent

Definition Examples Constituent

s

Extracts

1 Therapeutically active

Substances or groups of substances which , in an isolated state, exert the same and similar therapeutic effect as an total extract

SylimarinAescinSennosides

Cardui MarieHippocastaniSennae

2 Active constituents (pharmaceutically relevant constituent

Substances or groups of substances which, in an isolated state, do not exert the same therapeutic effect as the total extract, but which are accepted to contribute to the therapeutic activity of the herbal drug preparation

Hypericin/pseudohypericinProcyanidin/Flavomoids

Hyperici

Cratageus

Page 41: Standardisasi Obat Bahan Alam

Category of constituent

Definition ExamplesConstituent

Extracts

3 Marker Substances or groups of substances which only serve analytical purposes

3.1 Characterictic marker

Characteristic for the respective genus or family of the plant, suitable for identification tests or assay

Valerinic acidEchinacoside

Valerianae officinalis

3.2 Ubiquitous marker

Occur ubiquitously in plants, suitable for assay

RutinChlorogenic acid

Hyperici/SolidaginisHyperici/cynarae

Page 42: Standardisasi Obat Bahan Alam

Markers

Serve analytical control purposes at the following steps of manufacture:

1. Identification and purity tests2. Batch-to-batch control3. Determination of the extraction rate4. Validation of the manufacturing

conditions5. Stability testing6. Evidence of batch-to-batch

conformity

Page 43: Standardisasi Obat Bahan Alam

Markers

Valerinic acid are specific constituents of V. officinalis and thus elligible for distingushing the herbal drugs from Radix V. edulis (Mexicanae) as well as Radix V. walichii

Page 44: Standardisasi Obat Bahan Alam

Marker

Marker substances can be used for stablity testing if therapeutically active or active constituents are not known. To prove batch-to-batch confromity over the whole shlef-life, additional fingerprint chromatogram must be performed in different range of polarity

Page 45: Standardisasi Obat Bahan Alam

Extraction of an unknown sample

Polar mobile phase: chloroform, methanol,water (70:30:4)For saponines and lignanes

Extraction solvent: 1: heptane; 2: toluene; 3: MTBE; 4: DCM; 5: chloroform; 6: acetone; 7: ethanol; 8: methanol; 9: ethanol-water(7:3); 10: methanol-water (8:2); 11: methanol-acetic acid (9:1); 12: methanol-ammonia 25% (8:2).

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Example: Kumis Kuching

Page 46: Standardisasi Obat Bahan Alam

Extraction of an unknown sample

Ethyl acetate, acetic acid, formic acid, water 100:11:11:27For flavonoids

Extraction solvent: 1: heptane; 2: toluene; 3: MTBE; 4: DCM; 5: chloroform; 6: acetone; 7: ethanol; 8: methanol; 9: ethanol-water(7:3); 10: methanol-water (8:2); 11: methanol-acetic acid (9:1); 12: methanol-ammonia 25% (8:2).

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Example: Kumis Kuching

Page 47: Standardisasi Obat Bahan Alam

Extraction of an unknown sample

Non polar mobile phase: toluene, ethyl acetate (95:5)for nonpolar compounds and essential oils

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Extraction solvent: 1: heptane; 2: toluene; 3: MTBE; 4: DCM; 5:

chloroform; 6: acetone; 7: ethanol; 8: methanol; 9: ethanol-water(7:3); 10: methanol-water (8:2); 11: methanol-acetic acid (9:1); 12: methanol-ammonia 25% (8:2).

Example: Kumis Kuching

Page 48: Standardisasi Obat Bahan Alam

Characteristic of medicinal products1. Every herbal extract is a complex mixture of

various substances2. Every extract shows considerable natural

variations in it’s the composition3. In many cases the single therapeutically

active constituents of herbal drug are not known

4. Proof of therapeutical equivalence of such complex mix of constituents is hardly possible

5. Clinical trial is very difficult

Page 49: Standardisasi Obat Bahan Alam

KLT untuk Identifikasidan Penetapan Kadar

Produk Herbal

Page 50: Standardisasi Obat Bahan Alam

Applikasi KLT

KLT untuk identifikasi dan penetapan kadar formula:

Kombinasi Ekstrak Rimpang Kunyit dan Herba Samiloto

Kombinasi Ekstrak Rimpang Kunyit dan Daun jambu

Page 51: Standardisasi Obat Bahan Alam

Kombinasi EsktrakRimpang Kunyit dan Herba Sambiloto

Page 52: Standardisasi Obat Bahan Alam
Page 53: Standardisasi Obat Bahan Alam
Page 54: Standardisasi Obat Bahan Alam

Kombinasi Esktrak Rimpang Kunyit dan Daun Jambu

Page 55: Standardisasi Obat Bahan Alam
Page 56: Standardisasi Obat Bahan Alam
Page 57: Standardisasi Obat Bahan Alam
Page 58: Standardisasi Obat Bahan Alam

Terima Kasih