SOP Limbah Tajam

11
TUGAS STANDART OPERATING PROCEDURE (SOP) PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS TAJAM DAN STANDART OPERATING PROCEDURE (SOP) PENANGANAN TERTUSUK JARUM Disusun oleh : Calista Giovani G99122027 Dewi Okta Anggraini G99122032 Rizka Fajri Anggraeni G99131071

description

SOP Limbah Tajam

Transcript of SOP Limbah Tajam

Page 1: SOP Limbah Tajam

TUGAS

STANDART OPERATING PROCEDURE (SOP) PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS

TAJAM DAN STANDART OPERATING PROCEDURE (SOP) PENANGANAN

TERTUSUK JARUM

Disusun oleh :

Calista Giovani G99122027

Dewi Okta Anggraini G99122032

Rizka Fajri Anggraeni G99131071

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI

RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

2014

Page 2: SOP Limbah Tajam

Standart Operating Procedure (SOP)/Prosedur tetap

pengelolaan limbah padat B3 (medis)

A. Macam limbah padat B3 (medis) yang diolah adalah :

1. Limbah padat yang sudah diketahui infeksius atau mengandung bakteri yang

2. berbahaya.

3. Limbah padat atau benda yang telah kontak dengan cairan tubuh pasien atau

4. pengobatan pasien.

5. Jaringan tubuh dan specimen laboratorium.

6. Limbah padat B3 yang bersifat toksik.

B. Tujuan pengelolaan.

Mengelola limbah padat B sesuai dengan ketentuan Departemen Kesehatan

sehingga tidak mencemari lingkungan yang dapat menjadi sumber penularan penyakit

bagi petugas dan pasien serta dapat meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.

C. Peraturan.

1. Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang peningkatan pelayanan mutu

Rumah Sakit.

2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 tentang tata

cara pemberian simbol dan label bahan berbahaya dan beracun.

3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009 tentang tata

cara perizinan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun.

4. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 01 Tahun 1995 tentang tata-cara dan

persyaratan teknis penyimpanan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B3.

5. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 03 Tahun 1995 tentang persyaratan teknis

pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun.

6. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 04 Tahun 1995 tentang tata cara persyaratan

teknis penimbunan hasil pengolahan, persyaratan lokasi bekas pengolahan, dan

lokasi bekas penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun.

7. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 05 Tahun 1995 tentang tata cara pemberian

label dan simbol limbah B3.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 228 Tahun 2002 tentang

Page 3: SOP Limbah Tajam

pedoman penyusunan standar pelayanan minimal Rumah Sakit yang wajib

dilaksanakan daerah.

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1204 Tahun 2004

tentang persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit

D. Definisi pengelolaan limbah padat B3 (medis)

Adalah penanganan limbah padat B3 (medis) yang dimulai sejak dari pewadahan

dan pengumpulan hingga pengolahan dan penimbunan/pemusnahan.

E. Standart.

Mengacu pada standar yang berlaku yaitu :

1. Untuk limbah padat B3 (medis) infeksius dan potensial mejadi berbahaya

dimasukkan kontainer anti bocor, anti tusuk dengan lapisan kantong plastik warna

kuning dan diikat dengan tali.

2. Untuk limbah padat B3 (medis) logam tajam, benda tajam dimasukkan dalam

kontainer khusus (safety box) dan dilapisi plastik warna merah.

3. Wadah yang digunakan diberi simbol, label dan lapisan kantong plastik di dalam

wadah sesuai dengan tabel berikut ini:

No Kategori Kategori Warna

Kontainer/Kantong

Plastik

Keterangan

1 Limbah infeksius

jenis benda tajam

dan limbah

infeksius jenis

logam tajam.

kuning

Kuning Wadah plastik

kuat, anti bocor,

atau safety box

2 Limbah infeksius

bukan benda tajam

Kuning wadah plastik

kuat dan anti

bocor atau

kontainer

3 Limbah farmasi

bersifat toksik

Merah Wadah plastik

atau kontainer

Page 4: SOP Limbah Tajam

4. Trolly pengangkutan memakai trolly khusus yang telah terdapat wadah limbah

yang sesuai komposisi limbah padat dan tertutup.

5. Limbah padat B3 yang berupa sisa produk farmasi yang meliputi obat-obatan

kadaluarsa bila memungkinkan dikirim kembali ke agen penyedia.

F. Penanggung jawab pengelolaan limbah padat B3 (medis)

1. Penanggung jawab pengelolaan limbah padat B3 (medis) adalah Kepala Instalasi

Olah Limbah.

2. Petugas operasional pengelola limbah padat B3 (medis) adalah petugas yang sudah

ditentukan oleh Kepala Instalasi Olah Limbah.

3. Pembagian tugas dan tanggung jawab Petugas operasional pengelola limbah padat

B3 (medis) ditentukan oleh Kepala Instalasi Olah Limbah.

G. Alur pengelolaan limbah padat B3 (medis).

1. wadah yang ada di masing-masing ruangan diambil tiap hari atau 2/3 penuh

dikumpulkan dalam dua shift, shift 1 dilakukan pada pukul 06.00-09.00 dan shift 2

dilakukan pada pukul 12.00-15.00 oleh petugas.

2. Pengumpulan yang dilakukan mengikuti rute yang sudah ditentukan.

3. Trolly yang digunakan adalah trolly khusus untuk limbah padat B3 (medis).

4. Kontainer yang kotor langsung dicuci kemudian diganti dengan plastik yang baru.

5. Trolly yang berisi limbah padat B3 (medis) langsung menuju tempat penyimpanan

sementara untuk bisa dikirim ke pihak rekanan dalam mengelola limbah.

6. Gudang penyimpanan limbah padat B3 (medis) yang telah terisi limbah padat B3

(medis) sebelum dikirim ke pihak rekanan ditutup rapat dan dikunci oleh petugas

yang berwenang.

H. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan.

1. Petugas wajib menggunakan alat pelindung diri seperti : sarung tangan, masker, helm

dan sepatu kerja setiap akan memulai melakukan tugas.

2. Pengambilan limbah padat B3 (medis) dilakukan tiap hari.

3. Pembersihan kontainer dilakukan tiap hari beserta trollynya. petugas yang tidak

mengenakan alat pelindung diri harus mendapat peringatan atau sangsi yang tegas

4. Pengawasan pelaksana harian meliputi :

Page 5: SOP Limbah Tajam

Pengawasan pengambilan limbah padat B3 (medis).

Pengawasan pembersihan alat.

Pengawasan gudang penyimpanan limbah padat B3 (medis).

Pengawasan pemakaian alat pelindung diri.

I. Evaluasi.

Evaluasi dilakukan rutin berkala.

1. Harian, dengan melihat laporan harian pengawasan kerja dari supervisi di lapangan

dengan parameter ada tidaknya sampah yang diangkut, kecukupan kontainer,

keamanan gudang penyimpan limbah padat B3 (medis), kepatuhan petugas yang

menggunakan alat pelindung diri.

2. Tiga bulan, melalui rapat rutin Kepala Instalasi limbah dengan supervisi dan petugas

lapangan.

J. Pelaporan.

Pada setiap tiga bulan sekali dilaporkan pada :

1. Kepala rumah Sakit.

2. Sekertaris Rumah Sakit

3. Kepala instalasi non perawatan.

Protap Pelaporan Insiden Dan Kecelakaan Kerja

Page 6: SOP Limbah Tajam

Penanganan Kejadian Atau Kecelakaan Kerja Karena Tertusuk Banda Tajam

Infeksius

A. Pencegahan

1. Gunakan tempat khusus untuk menyimpan jarum jahit

2. Saat membuang jarum, jangan gunakan tangan langsung, untuk mencegah

tertusuk

3. Gunakan needle holder untuk memasang dan melepas pisau

4. Gunakan bengkok untuk menaruh pisau

5. Gunakan sarung tangan double, untuk mengurangi resiko luka saat tertusuk

6. Arahkan ujung jarum ke bawah saat menaruh jarum pada needle holder

7. Selalu monitor penggunaan benda tajam saat operasi

8. Gunakan cara yang benar saat menerima atau memberikan benda tajam kepada

operator

9. Kehati-hatian dan konsentrasi sangat diperlukan dalam bekerja, sehingga resiko

cedera dapat dicegah.

B. Penanganan

1. Setiap petugas yang mengalami inseden atau kecelakaan kerja karena tertusuk

jarum setelah tindakan pada pasien atau tertusuk jarum bekas, jarum infuse, pisau

bedah dan benda tajam lainnya yang berhubungan dengan pasien segera di bawa

ke unit gawat darurat untuk diberi pertolongan pertama.

2. Pertolongan pertama:

a. Segera cuci tangan dengan alkohol 70% serta betadin

b. Guyur luka di bawah air yang mengalir selama 3 menit

c. Biarkan darah keluar bersama air yang mengalir

d. Tenang, jangan panik

e. Jika tertusuk jarum suntik bekas pasien hepatitis B maka segera lakukan

imunisasi pasif (suntikkan imunoglobulin hepatitis B) maks 7 hari setelah

tertusuk jarum suntik. Sedangkan untuk HIV positif, risiko pajanan darah

0,3%

3. Setelah mendapat pertolongan dari UGD, petugas UGD memilah apakah korban

perlu dirujuk ke poli teratai atau tidak :

Page 7: SOP Limbah Tajam

a. Bila korban tertusuk jarum pasien pederita HIV-AIDS maka korban perlu

dirujuk ke poli teratai

b. Bila korban tertusuk jarum dengan pasien hepatitis atau penyakit infeksi lain,

maka petugas yang mengalami kecelakaan kerja cukup diberi pertolongan di

UGD untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan lanjutan di poli pegawai.

4. Setelah mendapatkan pertolongan, petugas atau rekan korban melaporkan

kejadian kecelakaan kerja tetapi langsung pada atasan.

5. Atasan korban segera membuat laporan insiden atau kecelakaan kerja dengan

formulir laporan insiden pada jam kerja ditanda tangani pelapor dan diketahui

oleh atasan langsung.

6. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan investigasi sederhana

penyebab terjadinya kecelakaan.

7. Setelah selesai melakukan investigasi, laporan hasil investigasi dan laopran

insiden dilaporkan ke ketua komite mutu K3RS dalam waktu 2x24 jam setelah

terjadinya insiden tau kecelakaan kerja.

8. Komite mutu K3RS akan menganalisa kembali hasil investigasi dan laporan

insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan.

9. Hasil investigasi lanjutan, rekomnedasi dan rencana kerja dilaporkan ke direksi.

10. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan blik kepada

unit kerja terkait.

11. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian insiden atau kecelakaan kerja di

unit kerjanya masing-masing setiap 1 bulan 1 kali.

Page 8: SOP Limbah Tajam